bab 1 profil

10
Propil DInas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANYUASIN 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Letak suatu wilayah yang strategis akan memberikan kontribusi pengaruh terhadap perkembangan wilayah tersebut. Selain letak wilayah, luas wilayah pun demikian. Semakin luas suatu wilayah akan berpotensi mempunyai kekayaan sumber daya alam yang cukup melimpah guna mendukung pembangunan wilayah bersangkutan. Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan selain secara geografis mempunyai letak yang strategis yaitu terletak dijalur lalu lintas antar provinsi juga mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Kabupaten Banyuasin mempunyai wilayah seluas 11.832,99 Km2 dan terbagi menjadi 17 kecamatan. Kecamatan terluas yaitu Kecamatan Banyuasin II dengan wilayah seluas 2.681,28Km2 atau sekitar 22,66% dari luas wilayahKabupaten Banyuasin. Kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Sembawa dengan wilayah seluas 223,10 Km2 atau sekitar 1,89 % dari luas wilayah Kabupaten Banyuasin. Kabupaten Banyuasin terletak antara 1,3 0 – 4 0 Lintang Selatan dan 104 0 40’ – 105 0 15’ Bujur Timur. Jumlah desa terbanyak

Upload: hutbunbanyuasin

Post on 06-Aug-2015

50 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Profil

Propil DInas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANYUASIN 1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Letak suatu wilayah yang strategis akan memberikan

kontribusi pengaruh terhadap perkembangan wilayah tersebut.

Selain letak wilayah, luas wilayah pun demikian. Semakin luas suatu

wilayah akan berpotensi mempunyai kekayaan sumber daya alam

yang cukup melimpah guna mendukung pembangunan wilayah

bersangkutan.

Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan selain secara

geografis mempunyai letak yang strategis yaitu terletak dijalur lalu

lintas antar provinsi juga mempunyai sumber daya alam yang

melimpah. Kabupaten Banyuasin

mempunyai wilayah seluas 11.832,99

Km2 dan terbagi menjadi 17

kecamatan. Kecamatan terluas yaitu

Kecamatan Banyuasin II dengan

wilayah seluas 2.681,28Km2 atau

sekitar 22,66% dari luas wilayahKabupaten Banyuasin. Kecamatan

dengan luas terkecil adalah Kecamatan Sembawa dengan wilayah

seluas 223,10 Km2 atau sekitar 1,89 % dari luas wilayah Kabupaten

Banyuasin. Kabupaten Banyuasin terletak antara 1,30 – 40 Lintang

Selatan dan 1040 40’ – 1050 15’ Bujur Timur. Jumlah desa terbanyak

Page 2: Bab 1 Profil

Propil DInas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANYUASIN 2

dimiliki oleh Kecamatan Banyuasin III yaitu berjumlah 32 desa dan 5

kelurahan. Kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Air

Salek dengan wilayah seluas 380,35 Km2 atau sekitar 3,21 % dari luas

wilayah Kabupaten Banyuasin.

Secara administrasi Kabupaten Banyuasin berbatasan

langsung dengan :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Muara Jambi Propinsi Jambi dan Selat Bangka

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan

Sebelah Barat : Berbatasan Kabupaten Musi Banyuasin

Propinsi Sumatera Selatan Sebelah Selatan : Berbatasan dengan kabupaten Ogan

Komering Ilir; Kota Palembang dan Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan.

Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu Kabupaten di

Propinsi Sumatera Selatan yang memiliki kawasan hutan yang luas.

Luas Kabupaten Banyuasin ± 11.832 Km2, dari luasan tersebut,

hampir 40% diantaranya merupakan kawasan hutan. Berdasarkan

kondisi ini, maka keberadaan hutan sangat berpengaruh bagi

sebagian masyarakat Kabupaten Banyuasin.

Berdasarkan data dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

(BPDAS) Musi luas hutan dan lahan kritis di Kabupaten Banyuasin

Page 3: Bab 1 Profil

Propil DInas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANYUASIN 3

Pada Tahun 2009 mencapai ± 353.579,9 Ha. Hal ini tentu harus

segera diatasi melalui kegiatan rehabilitasi agar hutan dan lahan

dapat memberikan manfaat yang optimal bagi kesejahteraan

masyarakat di Kabupaten Banyuasin sekaligus memperbaiki kondisi

lingkungan Kabupaten Banyuasin sehingga dapat terhindar dari

bahaya banjir, kekeringan, tanah longsor atau bencana lain yang

disebabkan karena kekeliruan dalam memanfaatkan hutan dan

lahan.

Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Banyuasin perkebunan ditinjau dari sisi pelaku usaha,

terbagi menjadi dua yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan besar.

Perkebunan rakyat seperti karet, kelapa sawit dan kelapa merupakan

komoditi perkebunan yang banyak diusahakan oleh rakyat dis

banding dengan komoditi kopi dan kakao. Karet dan kelapa sawit

merupakan komoditas ekspor yang harganya relatif stabil tinggi

sehingga kehidupan petani pekebun karet dan kelapa sawit lebih

sejahtera dibanding dengan kehidupan petani lainnya. Harga yang

relative stabil tinggi untuk karet dan kelapa sawit jatuh turun sejak

terjadi krisis ekonomi global yang melanda perekonomian dunia

sekitar bulan September 2008 dan baru stabil lagi pada pertengahan

tahun 2009. Selama tahun 2011, karet, kelapa sawit, dan kelapa

merupakan komoditas yang berproduksi secara signifikan

Page 4: Bab 1 Profil

Propil DInas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANYUASIN 4

dibandingkan komditas perkebunan lainnya. Produksi komoditas

karet mencapai 95.230 ton, kelapa sawit 39.012 ton, dan kelapa 47.675

ton. Pada hakekatnya komoditi perkebunan besar tidak jauh berbeda

dari komoditi perkebunan rakyat, ini menunjukan bahwa untuk

komoditi perkebunan yang cocok di daerah ini adalah karet, kelapa

dan kelapa sawit. Berdasarkan data pertengahan tahun 2009 luas

areal perkebunan karet rakyat 88.875 hektar. Perkebunan Negara

7.401 hektar dan perkebunan swasta 5.378 hektar (total 101.664

hektar). Luas areal perkebunan kelapa sawit milik rakyat 12.848

hektar, perkebunan Negara 12.174 hektar dan perkebunan swasta

52.900 hektar (total 77.992 hektar). Luas areal perkebunan kelapa

milik rakyat 45.932 hektar dan perkebunan swasta 2.945 hektar (total

48.877 hektar). Luas areal perkebunan kopi rakyat seluas 590 hektar,

dan perkebunan Kakao 175 hektar.

1.2.. Topografi, Hidrologi, Klimatologi, danJenis Tanah

Kabupaten Banyuasin memiliki topografi 80 persen perairan

terdiri dari wilayah datar berupa lahan rawa pasang surut dan rawa

lebak (perairan) , sedangkan yang 20 persen lagi berombak sampai

bergelombang berupa lahan kering dengan sebaran ketinggian 0-40

meter diatas permukaan laut. Lahan rawa pasang surut terletak di

sepanjang Pantai Timur sampai ke pedalaman melipu tiwilayah

Kecamatan Muara Padang, Makarti Jaya, Muara Telang, Banyuasin

II, Pulau Rimau, Air Saleh, Muara Sugihan, sebagian

Page 5: Bab 1 Profil

Propil DInas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANYUASIN 5

KecamatanTalang Kelapa, Betung dan Tungkal Ilir. Lahan rawa

lebak terdapat di Kecamatan Rantau Bayur, sebagian Kecamatan

Rambutan, sebagiankecil Kecamatan Banyuasin I. Sedangkan

lahankering dengan topografi agak bergelombangter dapat di

sebagian besar Kecamatan Betung, Banyuasin III, Talang Kelapa dan

sebagian kecil Kecamatan Rambutan. Dari sisi hidrologi berdasarkan

sifat tata air, wilayah Kabupaten Banyuasin dapat dibedakan

menjadi daerah dataran kering dan daerah dataran basah yang

sangat dipengaruhi oleh pola aliran sungai. Aliran sungai di daerah

dataran basah pola alirannya rectangular dan di daerah dataran

kering pola alirannya dan dritik. Beberapa sungai besar seperti Sungai

Musi, Sungai Banyuasin, Sungai Calik, Sungai Telang, Sungai Upang

dan yang lainnya berperan sebagai sarana transportasi air di

sepanjang garis pantai lebih dari 150 Km. Pola aliran di wilayah ini,

terutama di daerah rawa-rawa dan pasang surut umumnya

rectangular. Sedangkan untuk daerah yang dipengaruhi oleh pasang

surut aliran sungainya adalah sub parali, dimana daerah bagian

tengah disetiap daerah sering dijumpai genangan air yang cukup

luas. Wilayah Kabupaten Banyuasin memiliki tipe iklim B1 menurut

Klasifikasi Oldemand dengan suhu rata-rata 26,100 – 27,400 Celcius

dankelembaban rata-rata dan kelembaban relative 69,4 % - 85,5 %

dengan rata-rata curah hujan2.723 mm/tahun. Sedangkan jenis tanah

di Kabupaten Banyuasin terdiri dari 4 jenis, yaitu: a) Organosol :

terdapat di dataranrendah/rawa-rawa. b) Klei Humus : terdapat di

Page 6: Bab 1 Profil

Propil DInas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANYUASIN 6

dataran rendah/rawa-rawa. c) Alluvial : terdapat di sepanjang sungai

dan d) Polzoik : terdapat di daerah berbukit-bukit.

Sumberdaya hutan dan perkebunan di Kabupaten Banyuasin

merupakan salah satu sektor penyumbang PAD dan

menyumbangkan manfaat sebagai salah satu modal utama

pembangunan ekonomi, antara lain dalam bentuk pertumbuhan

ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan pengembangan wilayah.

Selain peran ekonomi, sumberdaya hutan juga mempunyai fungsi

yang lebih luas yaitu sebagai salah satu komponen sistem

penyangga kehidupan (the life support system). Untuk itu,

sumberdaya hutan harus dikelola secara berkelanjutan agar

mampu memberikan manfaat yang optimal dan berjangka panjang.

Demikian juga Prospek sektor perkebunan masih akan tetap

menjanjikan dari berbagai hal termasuk bisnis. Dari sisi makro

sektor perkebunan masih menjadi parameter penyerapan tenaga

kerja, investasi pembangunan, nilai ekspor komoditi, surplus

neraca di Kabupaten Banyuasin. Agar pembangunan kehutanan

dan perkebunan dapat berjalan dengan baik, maka perlu dukungan

dari berbagai pihak demikian juga hasil pembangunan perlu

diinformasikan dan dipublikasikan agar pihak-pihak yang terkait

dapat mengakses. Salah satu media yang cukup efektif dan efisien

publikasi tersebut dapat di lakukan dengan melalui buku profil

Penyusunan buku Profil Kehutanan dan Perkebuanan

Kabupaten Banyuasin adalah sebagai media informasi yang efektif,

Page 7: Bab 1 Profil

Propil DInas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANYUASIN 7

proporsional dan akuntabel serta dapat digunakan sebagai bahan

untuk penyusunan program kegiatan yang berdasarkan pada

pendekatan perencanaan strategis, manajemen strategis dan evaluasi

strategis dalam pengelolaan seluruh potensi sumber daya dan

peluang. Selai itu juga penyusunan profil ini untuk memenuhi

kebutuhan data tentang sumberdaya hutan dan perkebunan sertan

hasil-hasil pembangunan kehutanan dan perkebunan yang dapat

digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan, penyusunan

rencana serta evaluasi kegiatan pembangunan kehutanan dan

perkebunan . Selain itu data dan informasi yang disajikan dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan data/informasi bagi

masyarakat luas serta dapat menjadi acuan bersama bagi semua

pihak yang berkepentingan.

1.3. Maksud dan Tujuan Kegiatan Maksud dari penyusunan buku profil Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Banyuasin ini adalah sebagai bahan evaluasi

dan memberikan gambaran secara komprehensif kondisi

kehutanan dan perkebunan Kabupaten Banyuasin serta wujud

pertanggungjawaban pelaksanaan program – program

pembangunan kehutanan dan perkebunan di Kabupaten Banyuasin.

Tujuan dari disusunnya buku profil Dinas Kehutanan dan

Perkebunan adalah untuk memberikan gambaran dan

Page 8: Bab 1 Profil

Propil DInas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANYUASIN 8

menyebarkan informasi tentang kondisi kehutanan dan

perkebunan khususnya di Kabupaten Banyuasin

1.4. Manfaat kegiatan

Manfaat dari penyusunan profil kehutanan dan perkebunan

adalah sebagai berikut :

a. Sebagai bahan evaluasi pemerintah daerah terhadap

kebijakan-kebijakan di bidang kehutanan dan perkebunan

yang telah dibuat

b. Sebagai bahan perencanaan untuk merumuskan kebijakan-

kebijakan bidang kehutanan dan perkebunan ke depan

c. Tersedianya data dan informasi bagi keperluan

perencanaan Pembangunan Daerah

d. Tersedianya data hasil-hasil pembangunan yang dapat

digunakan sebagai bahan perencanaan, pengendalian dan

evaluasi pembangunan dibidang kehutanan dan

perkebunan

e. Tersedianya data yang valid yang dapat diakses oleh

investor

Page 9: Bab 1 Profil

Propil DInas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANYUASIN 9

1.5. Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup pekerjaan dalam penyusunan profil kehutanan

dan perkebunan adalah sebagai berikut

a. Perencanaan dan persiapan kegiatan lapangan

b. Pengumpulan data primer dan sekunder

c. Pengolahan data

d. Analisis data

e. Penyusunan Buku Laporan Pendahuluan

f. Penulisan dan Pemantapan Hasil Penyusunan Laporan

Akhir

g. Pembuatan dan Penggandaan buku profil dan buku saku

tentang kehutanan dan perkebunan

OUT LINE

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I.PENDAHULUAN 1.1.. Latar Belakang a. Luas dab batas wiklayah b.Tofografi, Hidrologi, klimatologi dan jenis tanah 1.2. Maksud dan tujuan 1.3. Manfaat Kegiatan 1.4. Lingkup Kegiatan

Page 10: Bab 1 Profil

Propil DInas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Banyuasin

DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BANYUASIN 10

BAB II. KELEMBAGAAN 2.1. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi 2.3. Susunan Organisasi 2.4. Visi dan Misi Organisasi 2.5.Potensi, Strategi dan Program Kegiatan 2.6. Arah Kebijakan 2.7. Kewenangan BAB III. KONTRIBUSI PAD DAN PELAYANAN PUBLIK 3.1. Kontribusi PAD 3.2. Pelayanan Publik BAB IV. PROGRAM DAN KEGIATAN BAB V. DATA SPASIAL KAB. BANYUASIN BAB VI. PLANTARIUM