bab iii deskripsi wilayah a. profil provinsi jawa timur 1
TRANSCRIPT
54
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
A. Profil Provinsi Jawa Timur
1. Sekilas Provinsi Jawa Timur
Di Provinsi Jawa Timur secara geografis memiliki luas wilayah 47.964 Km2
yang dimana provinsi jawa timur ini memiliki 2 wilayah yaitu wilayah jawa timurr
dan keplauan madura. Dengan melihat luas wilayah daratan jawa timur jumlah
penduduknya hampir 42.030.635 Jiwa pada tahun 2017. Sementara luas wilayah
daratan yang ada di kepulauan madura 5.423 Km2 dengan jumlah penduduk hampir
4 juta jiwa pada tahun 2016.31
Secara administratif Jawa Timur terbagi menjadi 29 kaabupaten dan 9 koota,
dengan Kota Surabaya sebagai ibukota provinsi. Ini menjadikan Jawa Timur
sebagai daerah provinsi yang memiliki jumlah kabupaten/kota tertiggi yang ada di
Indonesia. Jawa Timur terbagi dalam 4 Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil),
sebagai berikut Bakorwil I mencakup daerah Madiun meliputi Kota Madiun, Kab.
Madiun, Kab. Magetan, Kab. Ponorogo, Kab. Ngawi, Kab. Trenggalek, Kab.
Tulungagung, , dan Kab. Nganjuk. Bakorwil II Bojonegoro meliputi Kab.
Bojonegoro, Kab. Tuban, Kota Mojokerto, Kota Kediri, kab. Kediri, Kab. Jombang,
dan Kab. Lamongan. Bakorwil III Malang, meliputi Kota Malang, Kab. Malang,
Kota Batu, Kota Pasuruan, Kab. Pasuruan, Kota Blitar, Kkab. Blitar. Bakorwil IV
Pamekasan meliputi, Kota Surabaya, Kab. Sidoarajo, kab. Gresik, kab. Bangkalan,
Kab. Sampang, Kab. Pamekasan, dan kab Sumenep. Kota Probolinggo, kab.
31 Database Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur Tahun 2017
55
Probolinggo, kab. Lumajang, kab. Jember, Kab. Bondowoso, Kab. Situbondo dan
Kab. Banyuwangi
Jawa Timur memiliki ciri khas yang melekat sebagai ikon yang terkenal,
Reog dan Ludruk adalah salah satu kesenian Jawa Timur yang paling terkenal.
Selain keseniannya yang sudah menjarah ke dunia internasioanl, kebesaran Jawa
Timur juga terlihat dari berbagai gambaran budayanya. Masyarakat Jawa Timur
memiliki komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai kebajikan. Hal ini terekspresikan
pada pepatah “ JER BASUKI MAWA BEYA” , yang berarti untuk mencapai suatu
kebahagiaan diperlukan pengorbanan.32
2. Kondisi Geografis
Keberadaan Provinsi Jawa Timur merupakan proses sejarah panjang dari
adanya wilayah dan pemerintahan yang memiliki struktur dan sistem sesuai
perkembangan pada zamannya. Pembentukan Provinsi Jawa Timur berdasarkan
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1950, yang telah
diubah dengan Undang–Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan atas
Undang–Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa
Timur. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2007, tanggal 7
Agustus 2007, tentang Hari Jadi Provinsi Jawa Timur, menetapkan tanggal 12
Oktober 1945 sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa Timur.
32 Database Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur Tahun 2017
56
Gambar 3.1 Peta Provinsi Jawa Timur
Sumber: Diolah oleh peneliti
Panjang bentangan barat-timur sekitar 400 kilometer. Lebar bentangan
utara-selatan di bagian barat sekitar 200 kilometer, sedangkan di bagian timur
lebih sempit, hanya sekitar 60 kilometer. Madura adalah pulau terbesar di Jawa
Timur, dipisahkan dengan daratan Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada
sekitar 150 kilometer sebelah utara Jawa. Di sebelah timur Madura terdapat
gugusan pulau, paling timur adalah Kepulauan Kangean, dan paling utara adalah
Kepulauan Masalembu. Di bagian selatan terdapat dua pulau kecil, Nusa Barung
dan Pulau Sempu.33 Batas wiayah Provinsi Jawa Timur meliputi sebelah utara
berbatasan dengan pulau kalimantan atau tepatnya dengan provinsi kalimantan
selatan; sebelah timur berbatasan dengan pulau bali; sebelah selatan berbatasan
denan perairan terbuka, yaitu samudra hindia; dan sebelah barat berbatasan dengan
provinsi jawa tengah.
33 Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia 2004
57
Tabel 3.1
Jumlah Kecamatan dan Desa Kabupaten/ Kota Se Jawa Timur
Sumber: Permendagri 56/2015 Tentang Kode dan Wilayah Administrasi Pemerintahan
Kabupaten/Kota Kecamatan Kelurahan / Desa
Kelurahan Desa Jumlah
Kabupaten:
Kab. Pacitan 12 5 166 171
Kab. Ponorogo 21 26 281 307
Kab. Trenggalek 14 5 152 157
Kab. Tulungagung 19 14 257 271
Kab. Blitar 22 28 220 248
Kab. Kediri 26 1 343 344
Kab. Malang 33 12 378 390
Kab. Lumajang 21 7 198 205
Kab. Jember 31 22 226 248
Kab. Banyuwangi 24 28 189 217
Kab. Bondowoso 23 10 209 219
Kab. Situbondo 17 4 132 136
Kab. Probolinggo 24 5 325 330
Kab. Pasuruan 24 24 341 365
Kab. Sidoarjo 18 31 322 353
Kab. Mojokerto 18 5 299 304
Kab. Jombang 21 4 302 306
Kab. Nganjuk 20 20 264 284
Kab. Madiun 15 8 198 206
Kab. Magetan 18 28 207 235
Kab. Ngawi 19 4 213 217
Kab. Bojonegoro 28 11 419 430
Kab. Tuban 20 17 311 328
Kab. Lamongan 27 12 462 474
Kab. Gresik 18 26 330 356
Kab. Bangkalan 18 8 273 281
Kab. Sampang 14 6 180 186
Kab. Pamekasan 13 11 178 189
Kab. Sumenep 27 4 330 334
Kota
Kota Kediri 3 46 0 46
Kota Blitar 3 21 0 21
Kota Malang 5 57 0 57
Kota Probolinggo 5 29 0 29
Kota Pasuruan 4 34 0 34
Kota Mojokerto 2 18 0 18
Kota Madiun 3 27 0 27
Kota Surabaya 31 154 0 154
Kota Batu 3 5 19 24
Jawa Timur 664 777 7.724 8.501
58
Provinsi Jawa Timur dapat dibedakan menjadi tiga wilayah dataran, yakni
dataran tinggi, sedang, dan rendah. Dataran tinggi merupakan daerah dengan
ketinggian rata-rata di atas 100 meter dari permukaan laut (Magetan, Trenggalek,
Blitar, Malang, Batu, Bondowoso). Dataran sedang mempunyai ketinggian 45-100
meter di atas permukaan laut (Ponorogo, Tulungagung, Kediri, Lumajang, Jember,
Nganjuk, Madiun, Ngawi). Kabupaten/kota (20) sisanya berada di daerah dataran
rendah, yakni dengan ketinggian di bawah 45 meter dari permukaan laut.34
Dua sungai terpenting di Jawa Timur adalah Sungai Brantas (290 km), dan
Bengawan Solo. Sungai Brantas memiiki mata air di daerah Malang. Sesampai di
Mojokerto, Sungai Brantas pecah menjadi dua: Kali Mas dan Kali Porong.
Keduanya bermuara di Selat Madura. Bengawan Solo berasal dari Jawa Tengah,
akhirnya bermuara di Gresik. Di lereng Gunung Lawu di dekat perbatasan dengan
Jawa Tengah terdapat Telaga Sarangan, sebuah danau alami. Bendungan utama di
Jawa Timur antara lain Bendungan Sutami dan Bendungan Selorejo, yang
digunakan untuk irigasi, pemeliharaan ikan, dan pariwisata.
Jawa Timur memiliki iklim tropis basah. Dibandingkan wilayah Pulau Jawa
bagian barat, Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan lebih sedikit.
Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama 100 hari.
Suhu rata-rata berkisar 21-34°C. Suhu di daerah pegunungan lebih rendah, bahkan
di daerah Ranu Pane (lereng Gunung Semeru), suhu bisa mencapai minus 4°C,
yang menyebabkan turunnya salju lembut.
34 RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031
59
Suhu tertinggi terjadi pada Oktober dan November (35,3°C), dan terendah
di bulan Agustus (19,3°C) de ngan kelembaban 39%-97%. Tekanan udara tertinggi
di bulan Agustus sebesar 1.012,0 Milibar. Jumlah curah hujan terbanyak terjadi di
bulan Februari. Rata-rata penyinaran matahari terlama di bulan Agustus,
sedangkan terendah di bulan April. Kecepatan angin tertinggi terjadi di bulan
Oktober, dan terendah di bulan April.35
3. Kondisi Demografis
a) Jumlah Penduduk
Konsep penduduk menurut Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu semua orang
yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih
dan mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan dengan tujuan menetap.36
Penduduk selain sebagai obyek dan subyek pembangunan sekaligus dapat
menjadi modal dasar dalam pembangunan, namun demikian juga dapat menjadi
hambatan atau kendala dalam mencapai tujuan pembangunan. hal ini akan terjadi
apabila pertumbuhan penduduk tidak terkendali dan tidak diimbangi dengan
memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan kebutuhan akan pendidikan serta
kesehatan. Kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah terkait masalah
kependudukan baik didalam kuantitas maupun kualitas penduduk harus terus
dilaksanakan agar dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat sehingga
kesejahteraan dapat ditingkatkan.
35 Stasiun Meteorologi Klas I Juanda Surabaya Tahun 2013 36 Badan Pusat Statistik, 2014, kondisi demografi, hlm. 102
60
Tabel 3.2
Indikator Kepadatan Kependudukan Provinsi Jawa Timur
No Uraian Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
1 Jumlah Penduduk (Jiwa) 38.363 38.610 38.847 39.075 39.293
2 Pertumbuhan Penduduk
(%)
0,67 0,64 0,61 0,59 0,56
3 Kepadatan Penduduk
(Jiwa/Km²)
800 805 810 815 819
4 Sex Ratio (L/P) (%) 97,43 97,40 97,44 97,48 97,50
5 Jumlah Rumah Tanggal
(000 ruta)
10,775 10,676 10,801 -
6 Rata-rata ART (Jiwa/ruta) 3,6 3,62 3,62 -
Menurut Kelompok Umur
7 0-14 tahun (%) 23,75 23,47 23,19 22,91 22,64
8 15-64 tahun (%) 69,04 69,20 69,34 69,46 69,54
9 Di atas 65 tahun (%) 7,21 7,33 7,47 7,63 7,82 Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2018
Berdasarkan indikator kepadatan kependudukan provinsi jawa timur selama
kurun waktu lima tahun terakhir (2013-2017) jumlah penduduk Jawa Timur selalu
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Didalam data Badan Pusat Statistik, pada
tahun 2017 distribusi penduduk Jawa Timur pada kelompok usia muda tercatat
sebesar 22,64 persen, usia produktif sebesar 69,54 persen dan usia tua sebesar 7,82
persen.
b) Pendidikan
Pembangunan pendidikan di Provinsi Jawa Timur selama periode 2012-2016,
telah berhasil meningkatkan akses dan kesempaan masyarakat untuk memperoleh
pendidikan. Wujud pemerataan dan perluasan akses pendidikan Jawa Timur
dilakukan dengan cara memperluas daya tampung satuan pendidikan, memberikan
kesempatan yang sama semua peserta didik dari berbagai golongan mastarakat yang
berbeda secara sosial,ekonomi, gender, geografis wilayah, dan tingkat kemampuan
fisik serta intelektual. Meningkatnya Angka Rata-rata Lama Sekolah, Melek Huruf,
61
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan
suatu indikator keberhasilan pembangungan pendidikan.
Tabel 3.3
Angka Melek Huruf Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016
Wilayah Angka Melek Huruf (Persen)
2012 2013 2014 2015 2016
Jawa Timur 89,28 90,49 92,23 92,30 91,59 Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur,2017
Tabel 3.4
Angka Rata-rata Lama Sekolah
Wilayah Rata-rata lama sekolah (Tahun)
2012 2015 2016
Jawa Timur 7.45 7.71 7.23 Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur,2017
Tabel 3.5
Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar Menurut
Jenjang Pendidikan di Provinsi Jawa Timur, 2015-2016
Jenjang Pendidikan APM APK
2015 2016 2015 2016
SD/MI 97,38 97,49 108,67 108,17
SMP/MTs 81,16 81,35 91,42 92,54
SMA/SMK/MA 60,31 60,72 116,20 81,23 Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur,2017
c) Kondisi Pemerintahan
Dalam rangkaian kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,
serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota;
dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah, maka telah dilakukan penataan kembali organisasi dinas daerah Provinsi
Jawa Timur.
62
Jumlah dinas di Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebanyak 20 (Dua Puluh),
terdiri Dinas Kesehatan; Dinas Sosial, Dinas Pendidikan; Dinas Perhubungan dan
Lalu Lintas Angkutan Jalan; Dinas Komunikasi dan Informatika; Dinas Tenaga
Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; Dinas
Koperasi dan Usaha, Mikro, Kecil, Menengah (UMKM); Dinas Kepemudaan dan
Keolahragaan; Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga; Dinas Pekerjaan Umum
Pengairan; Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang; Dinas Pertanian;
Dinas Perkebunan; Dinas Peternakan; Dinas Perikanan dan Kelautan; Dinas
Kehutanan; Dinas Perindustrian dan Perdagangan; Dinas Energi dan Sumberdaya
Mineral; dan Dinas Pendapatan.
Sedangkan Sekretariat Daerah terdiri Asisten Pemerintahan membawahi 11
(sebelas) Biro, terdiri Biro Administrasi Pemerintahan Umum, Biro Administrasi
Kerjasama, dan Biro Hukum; Asisten Perekonomian dan Pembangunan
membawahi Biro Administrasi Perekonomian, Biro Administrasi Pembangunan,
Biro Administrasi Sumber Daya Alam; Asisten Kesejahteraan Masyarakat
membawahi Biro Administrasi Kesejahteraan Rakyat, Biro Administrasi
Kemasyarakatan; dan Asisten Administrasi Umum membawahi Biro Organisasi,
Biro Humas Protokol dan Biro Umum.
Sementara itu, badan yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa
Timur, terdiri dari Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda), Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), Badan Penelitan
dan Pengembangan (Balitbang), Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas),
Badan Pendidikan dan Pelatihan, Badan Lingkungan Hidup, Badan Penanaman
Modal, Badan Ketahanan Pangan, Badan Perpustakaan dan Kearsipan, Badan
63
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Badan Kepegawaian Daerah,
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Kantor Perwakilan, RSU Dr Soetomo
Surabaya, RS Jiwa Menur Surabaya, RSU Haji Surabaya, RSU Dr Saiful Anwar
Malang, RSU Dr. Soedono Madiun,Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan
Pembangunan Jatim Wilayah I-IV, Satuan Polisi Pamong Praja, Badan
Penanggulangan Bencana Daerah, Sekretariat Dewan Provinsi Korpri, serta
Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah.
Jumlah pegawai negeri sipil di Jawa Timur sampai 2017 mencapai 20.809
orang, terdiri 12.850 laki-laki (61,75%), dan 7.959 perempuan (38,25%). Jika
dilihat dari golongan /kepangkatan, jumlah terbanyak ditempati oleh pegawai
negeri sipil golongan I, 572 orang (2,74%); disusul golongan II, 6.899orang
(33,10%); golongan III sebanyak 10.901 orang (52,38%); dan golongan IV, 2.437
orang (11,71%).
B. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa
Timur
1. Kedudukan dan Tugas Pokok
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga
Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur serta Peraturan Gubernur Nomor 100 Tahun
2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Sub Bidang
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur, maka kedudukan,
tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Bappeda Provinsi Jawa Timur.
64
Kedudukan yanga ada di dalam Bappeda Provinsi Jawa Timur merupakan
unsur perencanaan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur
yang dimana tugas pokok yang harus di jalankan Bappeda Provinsi Jawa Timur
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di
bidang perencanaan pembangunan daerah. Dalam pelaksanaan tugas pokok juga
didukung dengan adanya fungsi kinerjanya yang dimana fungsi dalam
melaksanakan tugas, Bappeda Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan fungsi
perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan,
mengkoordinasikan penyusunan perencanaan pembangunan, pembinaan dan
pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah, serta pelaksanaan
tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai tugas dan fungsinya.
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi yang ada di dalam Bappeda provinsi Jawa timur sesuai
dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja, Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Timur, Struktur Organisasi Bappeda
Provinsi Jawa Timur dipimpin oleh seorang Kepala Badan, yang membawahi :
Sekretariat, di dalam skretariat yang terdiri atas sub-sub bagian yang di bagi
menjadi sub bagian tata usaha; sub bagian penyusunan program; serta sub bagian
keuangan. Bidang ekonomi dibagi menjadi beberapa bagian sub yang dimana sub
bidang pertanian mengelolaa di dalam pembangunan yang menyangkut dibidang
pertanian yang ada di Jawa Timur; sub bidang industri di dalam bagian indistri ini
mengelolaa perindustrian dan perdagangan yang ada di jawa timur; serta sub
bidang koperasi dan UKM yang dimana untuk pemberdayaan perekonomian yang
65
ada masyrakat jawa timur. Bidang prasarana wilayah, yang terdiri atas: sub bidang
prasarana perhubungan; sub bidang keciptakaryaan; serta sub bidang prasarana
sumber daya air. Bidang pengembangan regional, yang terdiri atas: sub bidang
perencanaan tata ruang; serta sub bidang pengembangan wilayah sumberdaya alam
dan lingkungan hidup.
Bidang Pemerintahan dan Kemasyarakatan, yang terdiri atas: Sub Bidang
Pemerintahan dan Aparatur; Sub Bidang Kesejahteraan Rakyat; serta Sub Bidang
Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata dan Kemasyarakatan. Bidang Pembiayaan
Pembangunan, yaitu terdiri atas: Sub Bidang Perencanaan Alokasi Pembiayaan
Pembangunan; serta Sub Bidang Perencanaan Pengembangan Pembiayaan
Pembangunan. Bidang Statistik dan Pelaporan, yang terdiri dari atas : Sub Bidang
Pengendalian dan Evaluasi; Sub Bidang Pelporan; serta Sub Bidang Pengolahan
Data dan Informasi. Kelompok Pejabat Fungsional.
66
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Bappeda Provinsi Jawa Timur
Sumber: Buku Dinamis Bappeda Provinsi Jawa Timur tahun 2016
67
3. UPT Pelayanan Data Perencanaan dan Pendanaan Pembangunan
UPT Pelayanan Data Perencanaan dan Pendanaan Pembangunan mempunyai
tugas melaksanakan sebagian tugas Badan di bidang pelayanan data perencanaan
dan pendanaan pembangunan Non APBD dan APBN. Yang dimana kinerjanya
telah diatur dengan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 117
Tahun 2016, Tentang Nomenklatur, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi
Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Provinsi Jawa Timur. Yang dimana UPT Pelayanan Data Perencanaan dan
Pendanaan Pembangunan mempunyai fungsi penyelenggaraan sebagian tugas
teknis operasional Badan, sesuai dengan urusan pemerintahan Daerah Provinsi di
bidang informasi data dan analisis pendanaan pembangunan; yang dimana memiliki
tugas penyelenggaraan pengkajian informasi data dan analisa pendanaan
pembangunan; mempersiapkan bahan informasi data dan analisa pendanaan
pembangunan; sebagai pelaksana monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi UPT; dan pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Badan.
Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas yang dimana melakukan
pengelolaan surat menyurat, urusan rumah tangga, kehumasan dan kearsipan;
melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian; melaksanakan pengelolaan
administrasi keuangan; melaksanakan pengelolaan perlengkapan dan peralatan
kantor; melaksanakan penatausahaan dan pelayanan masyarakat; dan
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala UPT.
68
Seksi Pelayanan Data Perencanaan Pembangunan, mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan data perencanaan pembangunan kepada pengambil
kebijakan berupa penyampaian bahan rekomendasi kebijakan pembangunan daerah
berdasarkan hasil analisis pembangunan; melaksanakan pelayanan data
perencanaan pembangunan kepada stakeholder dan publik secara langsung dan
tidak langsung melalui Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) serta sistem
informasi perencanaan pembangunan lainnya; melaksanakan pengelolaan website
dan sarana sistem informasi serta insfrastruktur jaringan informatika Badan;
melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait; melaksanakan monitoring,
evaluasi dan pelaporan pelayanan data perencanaan pembangunan; dan
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepala UPT.
Seksi Pendanaan Pembangunan, mempunyai tugas melaksanakan
inventarisasi permasalahan pendanaan dan pengembangan alternatif sumber
pendanaan pembangunan untuk penyusunan rencana program pendanaan
pembangunan; melaksanakan penyusunan rencana program pendanaan dan
pengembangan alternatif sumber pendanaan pembangunan serta sistem informasi
pengembangan pendanaan pembangunan; mengoordinasikan pelaksanaan
pendanaan pembangunan yang bersumber dari pendanaan alternatif; melaksanakan
monitoring, evaluasi dan pelaporan pendanaan dan pengembangan alternatif
sumber pendanaan pembangunan; dan melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh Kepala UPT.
69
C. Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan
(Bakorwil) III Malang
1. Profil
Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan disebut
Bakorwil adalah Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Timur Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Badan Koordinasi
Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jawa Timur. Bakorwil III yang
berkedudukan di Kota Malang merupakan salah satu dari 5 (lima) lima Bakorwil
yang ada di Jawa Timur.
Wilayah Kerja Bakorwil III Malang meliputi 9 (sembilan) Kabupaten/Kota ;
Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Blitar,
Kota Blitar, Kota Malang, Kota Batu, Kota Pasuruan dan Kota Surabaya.
Sedangkan untuk penjabaran kedudukan ditetapkan dengan Peraturan Gubernur
Jawa Timur Nomor 134 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Koordinasi Wilayah
Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jawa Timur.
Bakorwil merupakan unsur yang membantu Gubernur dalam
menyelenggarakan fungsi koordinasi penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah di wilayah kerjanya. Dalam tugas melaksanakan
mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan di Jawa Timur, Bakorwil Malang
telah mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan di wilayah kerjanya dan telah
diimplementasikan kedalam program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan sesuai dengan karakteristik wilayah kerja Bakorwil Malang.
70
Keberadaan Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Jawa
Timur mempunyai potensi dan posisi yang strategis dimasing-masing wilayah
untuk membantu tugas- tugas Gubernur yang belum atau tidak terjangkau oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Timur, maka dalam rangka mendekatkan pelayanan dan
percepatan pelayanan maka Bakorwil Jawa Timur sangat diperlukan.
Perlu kita ketahui bahwa luas wilayah Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari
38 Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk kurang lebih 38.687.622 jiwa luas
wilayah darat 47.157,71 KM2 luas laut 110.000 KM2, 229 pulau besar dan kecil
serta sosial budaya yang beraneka ragam sehingga diperlukan span of control yang
memadai. Dalam rangka meningkatkan dan mendekatkan pelayanan oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada masyarakat di Kabupaten/Kota sebagai
wujud penyelenggaraan otonomi daerah. Peningkatan hasil koordinasi dan
kerjasama menjadi kebutuhan pemerintah provinsi yang dalam hal ini pelaksanaan
tugas-tugas koordinasi telah dilaksanakan oleh Bakorwil Jawa Timur.
2. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 16 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan
Provinsi Jawa Timur dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 134 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan
Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Jawa Timur adalah sebagai
berikut.
71
Kedudukan Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Jawa
Timur merupakan unsur yang membantu Gubernur dalam menyelenggarakan fungsi
koordinasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di wilayah
kerjanya. Tugas yang ada di dalam Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan
Pembangunan Jawa Timur mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melakukan
koordinasi pembinaan, pengawasan, supervisi, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan tugas pembantuan serta optimalisasi pengembangan
potensi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Fungsi Bakorwil III Malang ini sesuai dengan Perda Provinsi Jawa Timur
Nomor 16 Tahun 2016 yang memiliki fungsi sebagai Dalam melaksanakan tugas
tersebut, Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Jawa Timur
menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan koordinasi sesuai dengan lingkup
tugasnya; pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan; pelaksanaan monitoring, evaluasi dan supervisi atas penyelenggaraan
pemerintahan Kabupaten/Kota yang ada di wilayah kerjanya; penyelarasan
perencanaan pembangunan antar daerah Kabupaten/Kota dan antara pemerintah
Provinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota yang ada di wilayah kerjanya; pemberian
rekomendasi kepada Gubernur atas usulan Dana Alokasi Khusus (DAK)
pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya; pelaksanaan monitoring dan
evaluasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan; pelaksanaan dukungan
teknis, pengembangan potensi, dan/atau dukungan pengendalian dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di ingkungan Pemerintah
Provinsi; dan pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.