bab 1 pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/1377/2/bab i_agus...
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni dapat diartikan sebagai hasil karya manusia yang mengandung keindahan dan
dapat diekspresikan melalui suara, gerak ataupun ekspresi lainnya. Cara mengekspresikan
seni bisa menggunakan berbagai media seperti pendapat dari Koentjaraningrat (1990 : 45)
“Kesenian memiliki banyak jenis dilihat dari cara/media antara lain seni suara (vokal), lukis,
tari, drama dan patung”. Dilihat dari cara penyampaiannya, seni dapat dilihat, didengar,
diraba dan dirasakan. Banyaknya media yang bisa digunakan dalam pengungkapan seni
sehingga seni bisa dinikmati dan dipahami dalam berbagai bentuk.
Hal ini dikarenakan seni merupakan simbol dari perasaan yang ada pada diri manusia,
apapun bentuknya. Melihat seni bisa diibaratkan dengan seseorang yang sedang
berkomunikasi, dalam artian seorang seniman akan menuangkan apa yang ia ingin sampaikan
melalui media karya seninya, sedangkan orang yang melihat karya seni (media) tersebut
menerima informasi yang disampaikan oleh seniman. Seniman akan menuangkan apa yang
ingin ia sampaikan dalam bentuk rupa, secara audio-visual, baik itu dua dimensi maupun tiga
dimensi. Seni rupa berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua kelompok yaitu seni murni
(fine art) dan seni terapan (appllied art). Perbedaan antara seni murni dengan seni terapan
ialah dari fungsinya. Seni murni berfungsi sebagai ungkapan ekspresi seniman tanpa adanya
faktor materil, sedangkan seni terapan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
secara materil masyarakat dari bentuk produksi.
Seni merupakan suatu karya yang dibuat atau diciptakan dengan kecakapan yang luar
biasa sehingga merupakan sesuatu yang elok atau indah. Kebutuhan akan seni budaya
merupakan kebutuhan manusia yang lebih tinggi diantara urutan kebutuhan lainnya. Seni
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
budaya berkaitan langsung dengan kesejahteraan, keindahan, kebijaksanaan, ketentraman,
dan pada puncaknya merupakan proses evolusi manusia untuk makin dekat kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Oleh karena itu, seni budaya akan berkembang apabila masyarakat makmur
dan sejahtera.
Seni memiliki fungsi yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung
bagi manusia. Fungsi yang secara langsung dapat dirasakan adalah sebagai media untuk
berekspresi diri, berkomunikasi, bermain, dan menyalurkan bakat yang dimiliki Secara tidak
langsung, manusia dapat memperoleh manfaat pendidikan melalui pengembangan berbagai
kemampuan dasarnya untuk belajar. Selain itu, melalui pendidikan seni manusia dapat
memperoleh kehalusan budi pekerti, karena seni mengolah kepekaan manusia terhadap alam
dan lingkungan sekitar serta hal-hal vana berkaitan dengan keindahan.
Kemampuan dasar manusia yang dapat dikembangkan melalui seni meliputi
Perkembangan fisik yang berkaitan dengan kegiatan seni adalah kemampuan gerak.
Gerak/motorik dapat dibedakan menjadi motorik kasar dan motorik halus. Seni banyak terkait
dengan motorik halus. Menggambar, membentuk, mematong, serta menggerakkan jari
sewaktu menari dan memainkan alat musik merupakan gerak motorik halus. Gerak kepala,
tangan, kaki, dan tubuh saat menari dan memainkan peran adalah contoh motorik kasar.
Melalui seni, kemampuan motorik manusia bisa berkembang.
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang
sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Melukis
adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi
untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas,
kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat
yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu
kepada media yang digunakan.
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
Seorang Pelukis selalu identik dengan seseorang tersendiri yang berusia menengah
hingga tua. Hal tersebut dikarenakan pelukis biasanya memerlukan keahlian dan bakat. Kita
sudah tahu pelukis-pelukis terkenal Indonesia seperti Affandi, Agus Djaya, Bagong
Kussudiardja, Barli Sasmitawinata, Basuki Abdullah dan lain-lain. Adalah pelukis yang memang
sudah sangat di kenal bahkan sebagian besar orang Indonesia mengerti.
Eris Munandar merupakan pelukis asli Purbalingga yang cukup dikenal, prestasi
beliau yang membuat beliau dihargai oleh para pelukis-pelukis di daerah purbalingga. Beliau
juga salah satu pendiri perkumpulan Seniman di Purbalingga. Penulis tertarik menulis
kehidupan Eris Munandar karena kehidupan yang cukup menarik, mampu membagi waktu
antara menjadi guru dan menjadi seorang seniman. Berdasarkan penelitian diatas peneliti
menulis penelitian untuk mengkaji tentang riwayat kehidupan tokoh tersebut menyangkut
latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan dan kehidupan sosial, serta memaparkan
bagaimana kiprah dan prestasi dari pelukis Eris Munandar.
B. Rumusan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan
diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana riwayat kehidupan Eris Munandar sebagai pelukis?
2. Bagaimana kiprah Eris Munandar sebagai Pelukis?
3. Apa saja Prestasi Eris Munandar di dunia Seni Lukis?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut,
1. Untuk mengetahui riwayat kehidupan Eris Munandar sebagai tokoh Seni Lukis
2. Untuk menjelaskan kiprah Eris Munandar.
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
3. Untuk mengetahui prestasi apa saja yang pernah diraih oleh Eris Munandar dalam dunia
seni lukis.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini sebagai Dasar pengambilan judul untuk dijadikan penyusunan
Tugas Akhir Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas FKIP Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kekhasan kesejahteraan lokal
sebagai bagian dari penulisan sejarah nasional.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai salah satu referensi dalam
menganalisis biografi seorang tokoh dan perannya dalam masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap kesenian
tradisional salah satunya yaitu seni lukis.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masyarakat mengetahui betapa
pentingnya seni lukis.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah gairah munculnya seniman-seniman
lukis muda yang berprestasi.
E. Kajian Pustaka dan Penelitian yang Relevan
1. Biografi
Biografi tidak ditulis sendiri oleh tokoh yang bersangkutan melainkan oleh orang lain
yang berdasarkan data-data yang ada, diantaranya wawancara. Akan tetapi otobiografi juga
mempunyai kekuatan dan kelemahan dalam penulisanya. Kekuataan otobiografi terletak
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
dalam keterpaduan yang utuh (coherency) sehingga pembaca tahu bagaimana penulis
memahami diri, lingkungan sosial-budaya, dan keadaan pada zamanya. Otobiografi
merupakan refleksi yang otentik dari pengalaman seseorang karena otobiografi dapat ditulis
sebagai usaha pembelaan diri. Adapun kelemahan otobiografi adalah pandangan yang partial
pada zamanya, subjektif, dan proses sejarah yang belum final. Sama halnya dengan
otobiografi, memorie ditulis sendiri namun biasanya hanya mengenai satu peristiwa namun
biasanya hanya mengenai satu peristiwa saja. Sedangkan prosography atau biografi kolektif
merupakan penelitian tentang sekelompok orang yang mempunyai karakteristik latar
belakang yang sama dengan mempelajari kehidupan mereka (Kuntowijoyo, 2003: 205-212).
Menurut Kuntowijoyo(2003: 206), Biografi harus memuat empat hal atau empat unsur
yaitu yang pertama kepribadian tokoh. Masyarakat penganut Hero in History percaya bahwa
sejarah adalah kumpulan biografi. Mereka lebih menonjolkan kepribadian tokoh menurut
mereka, individu merupakan pendorong transformasi sejarah. Unsur yang kedua, kekuatan
sosial yang mendukung. Kekuatan sosial memiliki pengaruh yang lebih besar dari pada
individu. Pengaruhnya dapat berupa kepercayaan atau kekaguman terhadap seorang tokoh
masyarakat. Seperti tokoh pada penelitian kali ini yaitu H. Abdul Kahar Anshori, ia
merupakan seorang tokoh Persyarikatan Muhammadiyah yang berpengaruh. Kepemimpinan
dan kewibawannya yang membuat orang kagum dan menghormatinya dapat dijadikan
sebagai kekuatan sosial yang mendukungnya dalam kepemimpinanya
2. Seni
Pengertian seni yang paling universal adalah identifikasi dari sebuah keindahan.
Banyak yang mengatakan kalau keindahan adalah bagian dari fitrah manusia. Herber Read
menyebutkan bahwa seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang
menyenangkan (Herbert Read, The Meaning of Art, (New York: Pinguin Book, 1959)).
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
Bentuk yang menyenangkan disini diartikan sebagai sebagai bentuk yang dapat
membingkai perasaan keindahan. pengertian seni merupakan bentuk simbolis dari perasaan
manusia, bentuk-bentuk simbolis yang mengalami tranformasi yang merupakan universalisasi
dari sebuah pengalaman atau bukan sekedar terjemahan dari sebuah pengalaman tertentu.
Dalam proses mentransformasikan pengalaman atau perasaan emotifnya dalam karya seni,
seorang seniman memilih atau menggunakan material untuk diolah menjadi sebuah medium.
Medium tersebut kemudian diolah lagi menjadi wujud-wujud tertentu sesuai isi gagasan yang
dimiliki.
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa yang cara pengungkapannya
diwujudkan melalui karya dua dimensional dimana unsur-unsur pokok dalam karya adalah
garis dan warna Soedarso Sp (1990:11) . Seni menurut Leo Tolstoy (Sumardjo, 2000:62)
adalah ungkapan perasaan pencipta yanng disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat
merasakan apa yang dirasakan pelukis. Seni menurut Sukaryono (1988:7) adalah ungkapan
isi hati dan perasaan yang disebut sebagai bahasa seniman yang dikomunikasikan.
Seni menurut Thomas Munro (Mikke Susanto, 2002:101) adalah alat buatan manusia
untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Seni menurut
Soedarso SP ( Mike Susanto, 2002:101) adalah karya manusia yang mengkomunikasikan
pengalaman-pengalaman batinnya; pengalaman batin tersebut disajikan secara indah sehingga
merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang menghayatinya.
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Dalam bahasa Sanskerta, kata
seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa
berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah.Peninggalan-
peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang
manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-
bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu
teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan
menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau
batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding
gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini.
Eris Munandar merupakan seorang pelukis yang lebih cenderung ke aliran Realisme
dan Naturlisme, itu terlihat dari karya-karyanya yang ada disekitar rumah. Ia menunjukan
bahwa aliran realisme mampu menghadirkan kesan tersendiri yang membuat orang yang
melihatnya bertanya tentang arti dari karya-karya yang dibuatnya, aliran realisme ditunjukan
lewat karya-karya yang berupa lukisan, patung dan topeng. Aliran naturalisme yang
terlihatpun menunjukan bahwa kita sebagai manusia harus berkesinambung dengan alam agar
nantinya manusia menghargai alam dan melestarikan alam.
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
3. Penelitian yang Relevan
Penulisan tentang biografi seorang tokoh masyarakat memang sudah sering dilakukan
oleh para peneliti. Pada dasarnya penulisan biografi tokoh yang terkenal maupun tokoh yang
berjasa dalam suatu lingkup masyarakat, mempunyai alur pemikiran yang terfokus pada alur
kehidupan tokoh dan prestasi yang diraihnya tersebut maupun pemikiran-pemikirannya yang
bermanfaat bagi masyarakat.
Nur Maulidatus Sholihah dengan skripsi yang berjudul “Biografi Krishna Mustajab 1967-
1987”. Skripsi ini membahas tentang biografi seniman Surabaya yang bernama Krishna
Mustajab serta peranannya sebagai seniman dalam mengembangkan kesenian yang ada di
Surabaya. Permasalahan yang diangkat adalah perjalanan hidup dalam meniti karier sebagai
seniman dan aktivitas dalam mendirikan lembaga maupun perkumpulan seni.
Kemudian menurut Maskanatu Ni‟amah (2013) dengan judul penelitianya yaitu
mengenai Biografi syaikh Mahfudh Al-Hasani Somalungu Kebumen (1901M-1950M),
menyimpulkan bahwa seorang tokoh keagaman yaitu Syaikh Mahfudh Al-Hasani sangatlah
berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat pada saat itu. Latar belakang keluarga dan
pendidikan yang baik membuat masyarakat memilihnya menjadi seorang tokoh panutan.
Kemampuan cara pandanganya tentang berbagai masalah yang dialami pada saat itu dan cara
untuk memecahkan masalah tersebut membuat kagum masyarakat. Banyak keterkaitan
masyarakat terhadap syaikh Mahfudh Al-Hasani yang sangat di hormati.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Endah Puji Lestari (2005) dalam
skripsinya yang berjudul Biografi Karsinah (Mantan Lengger) di Desa Kalisabuk,
Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, menyimpulkan bahwa Karsinah sudah menjadi
lengger di umur belasan tahun. Kesenian lengger merupakan bakatnya dan untuk
menyalurkan bakatnya itu ia mempelajari lengger dari salah satu seniornya, kemudian ia juga
tidak segan untuk berbagi ilmu kepada anak-anak atau orang yang ingin mempelajari lengger
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
seperti dirinya. Saat sudah menikah ia kemudian menghentikan kegiatannya sebagai seorang
legger demi mengurusi keluarga, suami dan anak-anaknya. Padahal pada saat itu usianya
yang masih produktif untuk berkarya. Saat menjadi lengger Karsinah pernah tampil di depan
tamu Negara dan para turis mancanegara.
Penelitian terdahulu tersebut menjadi refrensi bagi peneliti untuk melakukan
tindakan. Beberapa penelitian terdahulu tersebut memanglah berbeda dari segi objek dan
penelitiannya, namun pada dasarnya penelitian biografi suatu tokoh mempunyai tujuan yang
sama yaitu untuk memaparkan kehidupan suati tokoh masyarakat yang mempunyai pengaruh.
Dari beberapa contoh peneliti diatas yang merupakan sebuah penelitian budaya atau seni
pertunjukan maka peneliti biografi kali ini merupakan jenis biografi budaya atau seni
pertunjukan. Penelitian ini memaparkan kehidupan dari tokoh masyarakat yang tergolong
mampu menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi remaja. Kemampuannya dalam
bidang pewayangan menginspirasi agar kita sebagai penduduk asli Indonesia menjunjung
tinggi kebudayaan kebudayaan Indonesia dengan cara menjaga kelstariannya dan ikut
berperan dalam mengembangkan kebudayaan asli Indonesia.
F. Kerangka Teoritis dan Pendekatan Penelitian
1. Kerangka Teoretis
Biografi atau catatan tentang seseorang itu, meskipun sangat mikro menjadi bagian
dalam mosaik sejarah yang lebih besar. Malah ada pendapat bahwa sejarah adalah
penjumlahan dari beberapa biografi. Dengan adanya biografi dapat dipahami para pelaku
sejarah, zaman yang menjadi latar belakang biografi dan lingkungan sosial politiknya. Akan
tetapi sebenarnya sebuah biografi tidak perlu menulis tentang hero yang menentukan jalan
sejarah, cukup partisipan, bahkan the unknown. Namun tidak memiliki tokoh itu tentu
mempunyai resiko tersendiri (Kuntowijoyo, 2003:203-204).
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
Ada dua macam biografi yaitu portrayal (portait) dan sctientific (ilmiah), yang masin-
masing mempunyai metodelogi sendiri. Biografi disebut portrayal bia hanya mencoba
memahami. Biografi yang termasuk kategori ini adalah biografi politik, bisnis, olahraga, dan
sebagainya serta prosopography yaitu biografi kolektif. Dalam biografi yang scientific orang
berusaha menerangkan tokohnya berdasarkan analisis ilmiah. Dalam hal ini penggunaan
konsep dan teori dari psychohistory (sejarah kejiwaan) (Kuntowijoyo, 2003: 208)
Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang.
Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri
yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya.
Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak
terkenal, namun demikian, biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu
atau lebih tempat atau masa tertentu. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh
sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis
secara kronologis. Beberapa periode waktu tersebut dapat dikelompokkan berdasar tema-
tema utama tertentu (misalnya, masa-masa awal yang susah atau ambisi dan pencapaian).
Selain biografi, pengetahuan tentang otobiografi (biografi yang ditulis sendiri oleh
tokoh), memorie (peristiwa masa lampau) dan prosopography diperlukan dalam penelitian ini
agara peneliti biografi pada tokoh ini menghasilkan kualitas yang baik.bedanya dengan auto
biografi ,sebuah biografi tidak ditulis sendiri oleh tokoh yang bersangkutan melainkan orang
lain. Penelitian biografi juga sama dengan penelitian lainnya yang dimiliki kelebihan dan
kelemahan yang masih menjadi perdebatan pemikira tentang kelebihan dan kelemahan.
Menurut pemikiran Sartono Kartodirdjo biografi dipandang memiliki kelemahan pada teknik
penulisan. Teknik penulisab biografi membutuhkan kemahiran dalam pemakaian bahasa dan
retorik tertentu, pendeknya seni menulis. Disamping itu biografi juga mempunyai fungsi
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
penting dalam pendidikan apa bila biografi yang ditulis dengan baik sangat mampu
membangkitkan inspirasi kepas pembaca (Kartodirdjo, 1992: 76-77).
Beberapa penjelasan mengenai biografi sudah dipaparkan diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa penulisan biografi sangat mudah dibedakan dengan penulisan penelitian
lainnya. Penulisan biografi mempunyai kekhasan penulisan tersendiri dilihat dari ciri-ciri teks
biografinya. Setiap penulisan biografi mempunyai ciri-ciri khas yang pertama dengan struktur
teks meliputi orientasi, peristiwa atau masalah, dan reorientasi. Teks orientasi merupakan
bagian dari pengenalan tokoh yang berisi gambaran awal tentang tokoh atau pelaku didalam
teks biografi. Bagian teks peristiwa atau masalah yang dialami tokoh berisi penjelasan
peristiwa yang terjadi atau dialami tokoh. Teks reriontasi merupakan bagian penutup yang
berisi pandangan penulis terhadap tokoh yang diceritakan.
Hal yang menarik bagi peneliti sehingga melakukan penelitian biografi yaitu karena
mengungkapkan sesuatu yang nyata (tidak fikfif) dan mengandung pelajaran berharga
sekalipun peneliti sama sekali belum mengenal tokoh yang diceritakan serta tidak tahu
banyak yang mengenai bidang yang ditekuni tokoh tersebut. Sebuah biografi menceritakan
proses mulai dari kanak-kanak tokoh tersebut termasuk latar belakang lingkungan dan
keluarga, timbulnya cita-cita dalam benak sang tokoh untuk terjun dalam bidang yang
disukainya, awal karir sang tokoh berikut berbagai masalah yang muncul, sampai saat ia
berhasil mewujudkannya.
2. Pendekatan
Selain teori yang digunakan dalam sebuah penelitian. Suatu penelitian hendaknya
memiliki sebuah pendekatan yang relevan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan
penelitianya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan Sosiologo dan
Antropologi
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
Menurut Kartodirjo (1992: 4) pendekatan sosiologi merupakan pendekatan yang
meneropong segi-segi sosial peristiwa yang dikaji, umpamanya golongan atau komunitas
sosial mana yang berperan, serta nilai-nilainya, hubungannya dengan kelompok lain, konflik
berdasarkan kepentingan, ideologi dan sebagainya. Pendekatan sosial digunakan peneliti
untuk memudahkan peneliti dalam melihat kehidupan seorang tokoh.
Koentjaraningrat (1990) berpendirian, pada dasarnya wujud kebudayaan dari masing-
masing kelompok etnik dapat berupa sistem ide, sistem sosial, serta benda-benda karya
manusia.Dalam hal ini, seni termasuk ke dalam wujud kebudayaan sebagai hasil karya
manusia yang paling konkret meliputi hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan
difoto.Selanjutnya, berkaitan dengan peran budaya dalam karya seni, menurut Melalatoa
(Sempulur, 1997) menerangkan, bahwa kesenian masyarakat yang bersangkutan bermaksud
menjawab dan menginterpretasikan permasalahan kehidupan sosialnya, mengisi kebutuhan,
mencapai tujuan bersama seperti kemakmuran, persatuan, kemuliaan, kebahagiaan dan rasa
aman ketika berkoneksi dengan yang gaib (supernatural). Kesenian sebagai hasil ekspresi
keindahan mengandung pesan-pesan budaya dalam bermacam-macam bentuk, seperti seni
lukis, seni rias,seni patung, seni sastra, seni tari, seni vokal dan lain sebagainya.
Kaplan dan Manners (2002) kemudian turut mengemukakan pemikirannya mengenai
apa yang bisa disebut kebudayaan. Keduanya mengatakan kebudayaan atau kultur sebagai
suatu golongan fenomen yang diberikan muatan makna tertentu oleh antropologi dalam
rangka menghadapi segala persoalan untuk dipecahkan. Fenomena yang disebutkan dalam
hal ini, salahsatunya adalah perilaku manusia yang tradisional dan terlembagakan. Seorang
antropolog secaraleluasa dapat meneliti sistem budaya atau adat dari suatu kebudayaan
tertentu. Dalam usahanya tersebut mencoba untuk mengaitkan perhatian terhadap nilai-nilai
budaya, norma dan hukum, pengetahuan dan keyakinan dari manusia yang menjadi warga
masyarakat. Termasuk dengan meneliti pada tindakan, aktivitas-aktivitas dan hasil karya
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
manusia itu sendiri yang melingkupi benda peralatan dan khususnya benda-benda kesenian
Pendekatan antropologi budaya memiliki hubungan erat dengan seni. Pada umumnya
orang awam mengartikan antropologi secara sempit yaitu sebagai pengertian dari kebudayaan
itu sendiri. Pengertian itu seperti kebudayaan adalah hasil seni, keindahan dan tari-tarian.
Sebaliknya banyak pula antropologi yang memberikan arti dalam cangkup yang luas terhadap
kebudayaan. Sedangkan pengertian antropologi budaya itu sendiri Menurut Koentjaraningrat
Antropologi merupakan studi tentang umat manusia pada umumnya dengan mempelajari
berbagai warna, bentuk fisik masyarakat dan budaya yang dihasilkan. Menurut antropologi,
arti kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar
(Koentjaraningrat, 1990: 193).
Manusia dan seni adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Seni dimiliki oleh
seluruhmanusia, tidak terkecuali. Kedekatan manusia dan seni inilah yang memunculkan
adanya bidang yang secara khusus mengkaji seni itu sendiri. Yaitu, sosiologi seni, psikologi
seni, sejarah seni, dan tidak terkecuali antropologi seni. Antropologi seni adalah kajian
ilmuan tropologi yang mempelajari manusia dan segala perilaku berkeseniannya. Kajian
antropologi seni ini muncul mengingat adanya kedekatan antara manusia dan seni, selain
karena seni juga merupakan salah satu dari unsur budaya yang mana manusia dan budaya
adalah obyek utama disiplin ilmu antropologi. Dalam kaitannya dengan antropologi seni ini,
Rahim (2009) mengatakan bahwa “pintu yang menjadi celah bagian antropologi untuk
mengkaji seni adalah bahwa seni dianggap sebagai produk sosial”.
G. Metode Penelitian
Dalam Metode Penelitian penulis berusaha menulis riwayat hidup atau sejarah
perjalanan hidup seorang tokoh. Guna membantu membantu proses penelitian ini, peneliti
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
membutuhkan suatu metode penelitian. Metode yang digunakan adalah metode penelitian
historis atau metode penelitian sejarah. Metode historis atau metode penelitian sejarah adalah
suatu cara seorang sejarawan mendekati objek penelitian dengan langkah-langkah yang
terstruktur sehingga akan mempermudah dalam memperoleh data sejarah (Priyadi, 2013 :
111).
Menurut Gottschalk metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara
kritis terhadap rekaman atau peninggalan masa lampau. Kemudian data-data yang teruji dan
dianalisis disusun kembali menjadi sebuah kisah sejarah. Pencapaian metode historis ini
meliputi empat tahapan, yaitu:
1. Heuristik (Pengumpulan Sumber)
Pengumpulan sumber atau heuristik merupakan langkah untuk memperoleh dan
mengumpulkan data. Upaya peneliti untuk mendapatkan data yang akurat yaitu melalui
dokumen dan wawancara atau sumber tertulis. Dalam memasuki tahap pengumpulan sumber
(heuristik), seorang peneliti sejarah memasuki lapangan (medan) penelitian. Kerja penelitian
secara aktual dimulai. Sumber sejarah dibedakan menjadi tiga yaitu : sumber sejarah yang
bersifat umum dan khusus, sumber sejarah yang bersifat tertulis dan tidak tertulis, serta
sumber sejarah primer dan sumber sejarah sekunder (Daliman, 2012: 51).
Penulis pada penelitian ini menggunakan wawancara untuk mendapatkan sumber lisan
yang asli atau otentik, wawancara dilakukan secara intensif kepada Eris Munandar dan
keluarganya untuk memperoleh data yang diperlukan. Kemudian diuji kebenarannya agar
mendapat data yang valid. Penulis mewawancarai hal-hal yang terkait dengan biografi Eris
Munandar serta keluarga dari Eris Munandar, baik itu ayah, ibu, dan sanak saudaranya.
Wawancara yang dilakukan peneliti terhadap narasumber tentu harus berkali-kali.
Wawancara pertama merupakan upaya penjajakan peneliti dan perkenalan narasumber.
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
Pelaku atau narasumber dalam hal ini masih ragu-ragu dalam memberikan keterangan atau
penjelasan, serta kisah sejarah kepada peneliti. Pertama-tama ada kemungkinan, pelaku atau
narasumber itu tidak berterus terang meskipun tidak berbohong. Pelaku masih belum
memahami maksud wawancara itu. Pelaku bisa berpikir bahwa jangan-jangan wawancara itu
dimaksudkan untuk membuka rahasia atau kedok kejahatan, kesalahan, kebodohan, dan
berbagai perilaku lain yang menyebabkan peristiwa yang buruk itu terjadi. Sejarawan atau
peneliti ketika menemui keragaman sikap para pelaku harus selalu menjelaskan tujuan
wawancara untuk menutupi kekurangan sumber dokumen dan manfaat sumber sejarah lisan
dalam merekonstruksi sebuah sejarah atau peristiwa yang tidak ada sumbernya (Priyadi,
2014: 91).
Seorang sejarawan atau peneliti tentu harus fokus dalam mewawancarai seorang
narasumber, tetapi dalam mengendapkan jawabannya, ia bisa melakukan wawancara dengan
pelaku-pelaku lain atau narusmber-narasumber lain. Jawaban narasumber tersebut akan
menambah wawasan dan pengetahuan terhadap penelitian tersebut. Latar belakang budaya
para narasumber atau pelaku juga harus menjadi landasan bagi sejarawan dalam melakukan
wawancara agar hasil atau jawaban atas wawancara itu memuaskan.
Masalah budaya itu terutama persoalan yang terkait dengan latar pendidikan.
Pendidikan seseorang pelaku akan mencerminkan perilaku tertentu. Pelaku yang
pendidikannya, misalnya, sekolah dasar akan merasa rendah diri ketika akan diwawancarai.
Di samping merasa enggan menjawab, juga akan enggan pula memberi jawaban wawancara
secara tertulis. Peneliti disini juga harus bersabar jika menghadapi persoalan-persoalan
seperti ini. Artinya, wawancara dapat dilakukan secara perlahan-lahan tetapi sering sehingga
sumber sejarah lisannya bisa diungkap. Atau, peneliti bisa melibatkan orang tua, anak atau
istrinya untuk membantu peneliti dalam wawancara.
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
Dalam wawancara, penulis menggunakan alat bantu berupa alat tulis, buku catatan,
dan alat rekam agar mempermudah penulis dalam mengolah hasil wawancara tersebut.
Informan yang peneliti wawancarai adalah istri dari tokoh yang bernama “” dan kedua anak
tokoh yang bernama. Data tertulis dan lisan yang telah diperoleh dan dikumpulkan. Data
tersebut kemudian dipisahkan sesuai dengan pembahasan antar bab berikutnya. Hal ini
dilakukan peneliti untuk mempermudah melakukan langkah-langkah selanjutnya. Data yang
telah dikumpulkan dan dikelompokkan sesuai pembahasan bertujuan untuk memfokuskan
peneliti agar masing-masing bab mempunyai pembahasan yang terarah.
2. Kritik (Verifikasi)
Kritik peneliti harus benar-benar memilah-milah data yang benar atau sesuai dengan
fakta yang ada sehingga nanti akan diperoleh data yang otentik. Selain itu juga baik berupa
sumber tertulis maupun sumber lisan yang didapatkan dari narasumber, yaitu Eris Munandar
beserta keluarga maupun sanak saudara. Nantinya akan dikritik secara ekstern maupun intern
yang menilai apakah sumber itu kreadibilitas (kebiasaan untuk dipercaya) atau tidak.
Peneliti disini harus bisa membaca dan mendeteksi setiap perbedaan itu. Perbedaan
versi dapat dimanfaatkan untuk mewawancara saling-silang. Wawancara model tersebut
adalah wawancara simultan. Suatu wawancara yang diumpamakan seperti permainan catur
simultan antara seorang grandmaster (sangat ahli) melawan master-master yang jumlahnya
puluhan atau ratusan. Grandmaster dalam permainan itu tidak selalu menang secara
keseluruhan. Bisa saja, ia dipecundangi oleh seorang master. Artinya, peneliti bisa juga gagal
dalam mewawancara salah seorang atau beberapa pelaku. Peneliti menerima banyak
informasi dari para narasumber yang berversi-versi berdasarkan wawancara individual.
Wawancara simultan memungkinkan sejarawan untuk berkomunikasi langsung dengan
banyak pelaku. Disitu, peneliti bisa menanyakan langsung jawaban seorang narasumber,
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
misalnya, dalam penelitian ini tentang Eris Munandar. Informasi yang telah disampaikan oleh
Eris Munandar kemudian ditanyakan lagi kepada orang tuanya maupun sanak saudaranya
sehingga ada cek dan cek ulang (Priyadi, 2014: 96).
Wawancara simultan bisa dimanfaatkan sekaligus selain untuk memperoleh sumber
sejarah lisan, juga untuk melakukan kritik sumber, baik kritik ekstern maupun kritik intern.
Kritik ekstern yang menuntut terhadap sumber sejarah lisan dalam hal keautentikan sumber,
maka sejarawan dapat meminta kesaksian pelaku lain. Selain dimanfaatkan sebagai kritik
ekstern wawancara simultan juga dimanfaatkan untuk melakukan kritik intern.
Wawancara saling-silang adalah perbandingan sumber sejarah lisan secara langsung.
Kritik intern ditempuh dengan membandingkan antarsumber, atau antarsumber sejarah lisan.
Sumber sejarah lisan yang berversi-versi itu dibandingkan satu sama lain sehingga akan
diketahui versi yang kuat dan versi yang lemah. Versi yang kuat biasanya didukung oleh
banyak narasumber atau pelaku sejarah. Versi yang lemah tidak mendapat dukungan.
Perbandingan versi akan menyimpulkan bahwa versi tertentu itu mengada-ada atau dibuat-
buat oleh pelaku atau narasumber tertentu. Sesuatu yang apa adanya adalah fakta sejarah
yang lolos dari kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ektern bermain pada tataran
keautentikan atau keaslian sumber, sedangkan kritik intern bekerja pada kawasan kredibilitas
atau tingkat bisa dipercaya (Priyadi, 2014: 97-98).
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
3. Interpretasi (Penafsiran)
Interpretasi dalam metode sejarah menimbulkan subjektivitas sejarah, yang sangat
sukar dihindari, karena ditafsirkan oleh sejarawan (si subjek), sedangkan yang objektif adalah
faktanya. Penafsiran model sejarah tersebut dapat diterapkan dalam ilmu antrophologi, seni
pertunjukan, studi agama, filologi, arkeologi, dan ilmu sastra. Penafsiran sejarah juga disebut
juga dengan analisis sejarah. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti fakta-fakta yang terdapat
pada sumber sejarah yang telah terkumpul dan sudah mengalami tahap verifikasi kemudian
peneliti menafsirkan data tersebut. Penafsiran dilakukan sesuai dengan teori dan pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini, seperti yang tercantum dalam landasan teori (Priyadi,
2011: 88-89).
Pada tahap analisis, nantinya penulis menguraikan secara detail tiga fakta, yaitu
manifact, sociofact, dan artifact dari berbagai sumber atau data baik itu tertulis maupun lisan
yang didapat dari narasumber Eris Munandar beserta keluarganya sehingga unsur-unsur
terkecil dalam fakta tersebut akan menampakkan kohesinya (Priyadi, 2011: 92).
4. Historiografi (Penulisan Sejarah)
Penulisan sejarah atau historiografi merupakan penyusunan sejarah yang didahului
oleh penelitian terhadap peristiwa-peristiwa masa lalu (Badri Yatim, 1995: 5). Historiografi
disini merupakan cara penulisan, pemaparan atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang
telah dilakukan (Abdurahman, 2011: 107).
Dalam penulisan karya ilmiah ini, peneliti lebih memperhatikan aspek-aspek
kronologis peristiwa. Aspek ini sangat penting karena arah penelitian peneliti adalah
penelitian sejarah sehingga proses peristiwa dijabarkan secara detail. Data atau fakta tersebut
selanjutnta ditulis dan disajikan dalam beberapa bab berikutnya yang terkait satu sama lain
agar mudah dipahami oleh pembaca.
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
Pada penulisan sejarah tentang biografi Eris Munandar ini penulis menyajikan laporan
hasil penelitian dari awal hingga akhir, yang meliputi masalah-masalah yang harus dijawab.
Tujuan penelitian adalah menjawab masalah-masalah yang belum diajukan.
H. Sistematika Penyajian
Untuk sistematika penyajian pada penelitian ini nantinya akan dideskripsikan dalam
beberapa bagian sebagaimana berikut.
Bagian pertama, berisi pendahuluan yang menjelaskan alasan-lasan mengapa peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian ini. Kemudian batasan masalah atau batasan yang peneliti
tentukan sendiri akan kemana arah dan fokus penelitian ini sehingga tidak didapati kesan
yang „ngambang‟ atau bias dan menjelaskan hal-hal yang akan diungkap dalam penelitian ini.
Selanjutnya beberapa persoalan atau pertanyaan yang akan dicari jawabannya, peneliti
cantumkan secara jelas dalam rumusan masalah. Berikutnya adalah tujuan penelitian yang
ingin menegaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan pada rumusan masalah. Kemudian akan ditulis
pula apa harapan dari penelitian ini, kemanfaatan apa yang ingin peneliti berikan setelah
penelitian ini selesai. Selanjutnya ada kajian pustaka dimana di dalamnya menjelaskan
tentang variabel penelitian dan beberapa penelitian terdahulu yang penulis temukan ada
dimasukkan kedalam sub bab ini. Selanjutnya terdapat kerangka teoritis dan pendekatan
dimana di dalamnya peneliti memilih teori ilmu sosial yang sesuai sebagai model penjelasan
dan memilih serta menggunakan salah satu disiplin ilmu sosial sebagai alat bantu penjelasan.
Berikutnya Dicantumkan pula metode penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini baik
dalam pengumpulan data ataupu analisis data serta sistematika penyajian.
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017
Bagian kedua, pada bagian ini merupakan penjelasan dari jawaban pertanyaan
pertama tentang riwayat kehidupan Eris Munandar yang sebelumnya telah ditentukan pada
rumusan masalah.
Bagian ketiga, berikutnya menjelaskan tentang kiprah Eris Munandar sebagai pelukis.
Bagian ke empat, selanjutnya menjelaskan prestasi yang telah diraih oleh Eris
Munandar dalam dunia Seni yang mana sebelumnya telah ditentukan pertanyaanya pada
rumusan masalah.
Bagian keenam, Kesimpulan yang merupakan jawaban dari beberapa pertanyaan yang
sebelumnya telah ditentukan pada rumusan masalah. Rekomendasi juga dimungkinkan
peneliti haturkan di bagian ini, karena peneliti yakin akan keterbatasan diri sebagai manusia,
sementara obyek penelitian ini teramat penting dan kompleks. Pada bab ini juga berisi
tentang saran yang ditujukan untuk dalang muda dan para pembaca laporan penelitian ini.
Biografi Eris Munandar…, Agus Susanto, FKIP UMP, 2017