bab 1 - pendahuluan
DESCRIPTION
wawTRANSCRIPT
Bab 1 - Halaman 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan prasarana dan sarana air minum yang ingin dicapai, dan tertuang dalam
Millenium Development Goals (MDGs) 2015 antara lain, adalah jumlah penduduk yang memiliki akses
terhadap air minum dapat mencapai 60% dan mendorong tiap kabupaten/kota untuk menetapkan
sasaran MDG 2015.
Untuk menuju Millenium Development Goals tersebut di atas maka, pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Sumedang sudah menjadi isu sentral baik di perkotaan
maupun di perdesaan. Dalam beberapa tahun terakhir cukup besar dana yang dialokasikan untuk
membangun prasarana dan sarana air minum baik dari pemerintah kabupaten/kota, Pemerintah
Provinsi maupun Pemerintah Pusat.
Kabupaten Sumedang adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Barat yang harus didorong untuk
mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum mengingat wilayah ini merupakan kabupaten yang
membutuhkan perhatian untuk pemenuhan prasarana dan sarana air minum. Salah satu upaya yang
harus dilakukan adalah menyusun Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM
Tirta Medal Kabupaten Sumedang sebagai landasan berpijak dalam membangun dan
mengembangkan sistem penyediaan air minum di wilayah ini.
Air minum merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Untuk itu, sejalan dengan
pentingnya peranan dan fungsi dari air minum perlu direncanakan suatu sistem penyediaan air
minum sebagai salah satu pemanfaatan sumber daya air dan pengolahan sanitasi sebagai salah satu
bentuk perlindungan dan pelestarian sumber daya air, perlu dilaksanakan oleh Pemerintah dan atau
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Bab 1 - Halaman 2
Pemerintah Daerah seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005
tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air minum untuk pemenuhan kebutuhan air minum
masyarakat.
Sejak tahun 2005 penyelenggaraan pembangunan bidang kecipta-karyaan dilaksanakan tidak lagi
hanya oleh Direktorat Jendral Cipta Karya DPU, namun juga akan dilaksanakan oleh Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah, disebutkan bahwa hubungan antara Pemerintah Pusat dalam hal ini Direktorat
Jendral Cipta Karya dengan Pemerintah Daerah di bidang pelayanan umum adalah sebagai berikut :
Mempunyai kewenangan, tanggung jawab dan penentuan standar pelayanan minimal.
Pengalokasian pendanaan pelayanan umum yang menjadi kewenangan daerah.
Fasilitasi pelaksanaan kerja sama antar pemerintah daerah dalam penyelenggaraan umum.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tersebut diatas, maka terjadi
pergeseran dalam lingkup tugas Pemerintah Pusat dari pelaksana pembangunan menjadi
pengaturan, pembinaan, fasilitasi pembangunan dan pengawasan kegitan pembangunan. Setelah
memperhatikan pesatnya laju pertumbuhan ekonomi di ketiga daerah sasaran diatas, dan mengingat
Renstra Daerah Kabupaten Sumedang di bidang peningkatan air minum serta dengan
mempertimbangkan pula sasaran kebijakan strategi nasional pengembangan system air minum
(KSNP-SPAM) Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) maka upaya peningkatan dan
pengembangan kapasitas suplai air minum di Kecamatan Sumedang Utara dan Kecamatan
Sumedang Selatan dianggap sebagai salah satu kebutuhan mendesak yang perlu diprioritaskan.
Lebih lanjut langkah tersebut didasarkan pula pada Kebijakan Pemerintah dalam menunjang rencana
percepatan (akselerasi) pencapaian salah satu target MDGs (Millenium Development Goals), terkait
dengan pemenuhan kebutuhan pelayanan air minum bagi seluruh masyarakat dunia. Hal tersbut
telah pula ditunjang oleh ketentuan yang terdapat dalam PP No.16 Tahun 2005 tentang tata laksana
Pengembangan Sistem Penyedia Air Minum yang mengamanatkan bahwa Pemerintah khususnya
Pemerintah Kabupaten/Kota bertanggung jawab memenuhi kebutuhan air minum masyarakat di
wilayahnya sesuai dengan standar pelayanan minum yang ditetapkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan 2 hal yaitu sampai dengan tahun 2015 mendatang sementara
ini prioritas program Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam bidang pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) di 2 (dua) wilayah studi ini sampai dengan awal tahun 2009 masih
berada pada tingkat pelayanan pemenuhan “air minum”, Kecamatan Sumedang Utara dan
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Bab 1 - Halaman 3
Kecamatan Sumedang Selatan. Dan belum dapat ditetapkan secara pasti upaya pengembangan
langkah mana yang selayaknya perlu lebih diprioritaskan pelaksanaannya, antara rencana
peningkatan kuantitas suplai atau kualitas hasil produksi dari ketiga SPAB tersebut.
Dalam rangka untuk memperoleh kepastian tersebut serta sejalan pula dengan kebijakan
pengembangan SPAM berdasarkan Renstra Daerah yang berlaku, direncanakan DED WTP Mata Air
Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang tersebut pada tahun anggaran 2011 ini, dengan
ketentuan bahwa perencanaan teknis harus mendasar sepenuhnya pada hasil survey social-ekonomi.
Output dari kegiatan utama ini sangat dibutuhkan pada akhir tahun proyeksi. Hasil perencanaan
suatu outline SPAM pada dasarnya harus sudah mencakup seluruh unit penunjang system utama
dengan tingkat akurasi yang diharapkan disini (terutama dari sisi biaya/RAB) adalah minimal 90%.
Dan sasaran tersebut tentunya tidak mungkin diperoleh tanpa ketersediaan data tersebut diatas.
Selain itu suatu outline plan SPAM baru akan berhasil guna bila memang didesain sesuai dengan
kapasitas pengelolaan dari pihak pengelolaanya.
Sekarang ini banyak pengelola (PDAM dan BPABD) yang tingkat kinerjanya ternyata masih jauh dari
yang diharapkan. Dan berdasar Inpres No.5/2008 tentang fokus kegiatan Ekonomi dan Peraturan
Pemerintah terkait :
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
Peraturan Menteri Keuangan No. 120 Tahun 2008 tentang Penyelesaian Piutang Negara Yang
Bersumber dari Pinjaman Luar Negeri, rekening Dana Investasi dan Rekening Pembangunan
Daerah Pada Perusahaan Daerah Air Minum.
Amanat dan arahan Presiden dan Wakil Presiden tentang Pengembangan Air Minum.
Instruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
Pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat dapat terlaksana melalui tahapan
penyelenggaraannya yaitu perencanaan pembangunan, pelaksanaan pembangunan dan
pengelolaan/pemanfaatan hasil pembangunan prasarana dan sarana sistem penyediaan air minum.
Adapun kedudukan tahap perencanaan pembangunan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan
pembangunan dan pemanfaatan hasil pembangunannya. Pemerintah daerah/PDAM Kabupaten
Sumedang dipandang perlu memiliki perencanaan jangka panjang dalam rangka pemenuhan
kebutuhan air minum kepada penduduk di wilayah Kabupaten Sumedang, khususnya Kecamatan
Sumedang Utara dan Sumedang Selatan berdasarkan pertimbangan berikut :
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Bab 1 - Halaman 4
Cakupan pelayanan air minum dari PDAM Kabupaten Sumedang terhadap kedua wilayah
perencanaan masih rendah.
Potensi air baku dan potensi calon langganan PDAM belum teridentifikasi secara lengkap dan
akurat.
Terdapatnya peningkatan orientasi pelayanan air minum menjadi air siap minum sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005.
Tersedianya perencanaan jangka panjang juga merupakan panduan pelaksanaan program secara
berkelanjutan dan memiliki peran strategis dalam mendukung upaya tercapainya target pelayanan
air minum antara lain :
Secara terstruktur dapat mendukung pencapaian target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
pada tingkat lokal, regional dan nasional.
Mendukung pencapaian target pelayanan air minum pada tingkat global sesuai komitmen
Millenium Development Goals ( MDGs ) tahun 2015.
Oleh karena itu untuk memenuhi berbagai kepentingan dalam rangka pengembangan pelayanan air
minum di wilayah Kabupaten Sumedang pada tahun anggaran 2010 akan dilaksanakan jasa
konsultansi pekerjaan Penyusunan DED WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten
Sumedang.
1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran
Maksud dari kegiatan ini adalah menunjang rencana strategis Pemerintah Daerah untuk
meningkatkan pelayanan air minum bagi masyarakat kurang mampu serta menunjang peningkatan
cakupan pelayanan air minum eksisting tingkat nasional secara bertahap.
Sedangkan tujuan penyusunan DED WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten
Sumedang ini adalah terencananya sistem air minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau
dan tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa pelayanan serta
tercapainya peningkatan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.
Sasaran yang hendak dicapai dalam kegiatan penyusunan DED WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta
Medal Kabupaten Sumedang ini adalah :
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Bab 1 - Halaman 5
Terdapatnya perencanaan sistem penyediaan air minum di dua kecamatan, yaitu Sumedang
Utara dan Sumedang Selatan.
Terwujudnya suatu rencana rinci seluruh sarana dan prasarana air minum, dimulai dari sarana
prasarana air baku hingga ke sarana prasara produksi, sehingga dengannya diperoleh
perencanaan yang dapat memenuhi salah satu harapan dari rencana strategis Kabupaten
Sumedang.
Tersusunnya rencana anggaran biaya pembangunan (Engineering Estimate).
1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan
1.3.1 Lingkup Wilayah
Adapun lingkup wilayah dalam penyunan DED WTP Mata Air Ciguling PDAM Kabupaten Sumedang
ini dilakukan pada Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang.
1.3.2 Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan DED Air Minum Di Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan ini adalah :
1. Rencana Umum, meliputi evaluasi kondisi kota/kawasan dan evaluasi kondisi existing SPAM yang
dilakukan dengan menginventarisasi sistem penyediaan air minum.
2. Rencana sistem, meliputi system pengolahan yang akan direncanakan.
3. Sistem perletakan pada lahan yang akan dibangun.
Sedangkan hal-hal yang perlu dikaji lebih lanjut oleh konsultan minimal meliputi :
Rasio pelayanan air minum (air minum) eksisting.
Sumber-sumber air baku yang tersedia.
Pencemaran sumber-sumber air.
Sistem pengelolaan air minum yang ada.
Pelayanan distribusi air minum dan rencana pengembangan dan pentahapannya.
Regulasi manajemen pengelolaan air minum.
Demografi dan kondisi sosial ekonomi di wilayah perencanaan.
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Bab 1 - Halaman 6
1.3.3 Istilah dan Definisi Berdasarkan PP 18 Tahun 2007 Tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
Dalam penyusunan Sistem Penyediaan Air Minum terdapat beberapa istilah dan definisi diantaranya
adalah :
1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang
dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang
memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku air minum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
3. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih dan produktif.
4. Sistem penyediaan air minum yang selanjutnya diebut SPAM merupakan satu kesatuan
sistem fisik (teknik) dan non-fisik dari prasarana dan sarana air minum.
5. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau
meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran
masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untk melaksanakan penyediaan air minum
kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
6. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan
konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem
fisik (teknik) dan non-fisik penyediaan air minum.
7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah
badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, dan/atau
kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan SPAM.
8. Pelanggan adalah orang perseorangan, kelompok masyarakat, atau instansi yang mendapatkan
layanan air minum dari Penyelenggara.
9. Masyarakat adalah kumpulan orang yang mempunyai kepentingan yang sama yang tinggal di
daerah dengan yuridikasi yang sama.
10. Unit air baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan/atau penyedia air baku, meliputi
bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/penyadapan, alat pengukuran, dan
peralatan pemantauan, sistem pemompaan, dan/atau bangunan sarana pembawa serta
perlengkapannya.
11. Unit produksi adalah sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah air baku
menjadi air minum melalui proses fisik, kimia dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Bab 1 - Halaman 7
dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukuran dan peralatan pemantauan,
serta bangunan penampungan air minum.
12. Unit distribusi adalah sarana untuk mengalirkan air minum dari pipa transmisi air minum
sampai unit pelayanan.
13. Unit pelayanan adalah sarana untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat yag
terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran kebakaran.
14. Pengguna barang/jasa adalah kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/pengguna
anggaran daerah/pejabat yang disamakan sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab
atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa dalam lingkungan unit kerja/proyek tertentu.
15. Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang kegiatan usahanya
menyediakan barang/layanan jasa.
16. Air tak berekening (ATR) adalah selisih antara air yang masuk unit distribusi dengan air yang
berekening dalam jangka waktu satu tahun.
17. Wilayah administrasi adalah kesatuan wilayah yang sudah jelas batas-batas wilayahnya
berdasarkan undang-undang yang berlaku.
18. Batas wilayah administratif adalah batas satuan wilayah pemerintah yang merupakan wilayah
kerja perangkat pemerintah dalam menyelenggarakan tugas pemerintah umum.
19. Wilayah pelayanan adalah wilayah yang layak mendapatkan suply air minum dengan sistem
perpipaan maupun non perpipaan, dan masuk dalam cakupan pelayanan sesuai dengan
periode perencanaan.
20. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial dan kefiatan ekonomi.
21. Air tanah bebas adalah air tanah yang tidak dibatasi oleh dua lapisan kedap air atau semi
kedap air.
22. Air tanah dangkal adalah air tanah bebas yang terdapat dalam tanah dengan kedalaman muka
air kurang atau sama dengan dua puluh meter.
23. Air tanah dalam adalah air tanah yang terdapat di dalam tanah yang kedalaman muka airnya
lebih besar dari dua puluh meter atau air tanah yang terdapat di dalam akifer tertekan dimana
akifer ini berada dalam kedalaman lebih dari dua puluh meter.
24. Air permukaan adalah air baku yang berasal dari sungai sauran irigasi, waduk kolam atau
danau.
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Bab 1 - Halaman 8
25. Debit minimum adalah debit terkecil yang dapat memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat
pedesaan.
26. Geoklimatologi adalah ilmu mengenai iklim dan cuaca yang berhubungan dengan bentuk
permukaan bumi.
27. Topografi adalah ilmu mengenai seluk beluk bentuk atau kontur permukaan bumi.
28. Penduduk adalah orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota
masyarakat, warga negaram, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat
dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.
29. Kependudukan atau demografi adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama,
pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk.
30. Kegiatan domestik adalah kegiatan yang dilakukan di dalam rumah tangga.
31. Kegiatan non domestik adalah merupakan kegiatan penunjang kota, yang terdiri dari kegiatan
komersial yang berupa industri, perkantoran dan lain-lain, maupun kegiatan sosial seperti
sekolah, rumah sakit dan tempat ibadah.
32. Tingkat pelayanan adalah persentasi jumlah penduduk yang dilayani dari total jumlah
penduduk daerah pelayanan, dimana besarnya tingkat pelayanan diambil berdasarkan survei
yang dilakukan oleh PDAM terhadap jumlah permintaan air minum oleh masyarakat atau dapat
juga dilihat berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh PAM untuk menyediakan air minum.
33. Bangunan penyadap (intake) adalah bangunan penangkap air atau tempat air masuk sungai,
danau, situ atau sumber air lainnya.
34. Jaringan pipa transmisi air baku adalah ruas pipa pembawa air dari sumber air sampai unit
produksi.
35. Jaringan pipa transmisi air minum adalah ruas pipa pembawa air minum dari unit
produksi/bangunan penangkap air sampai reservoir atau batas distribusi.
36. Jaringan pipa distribusi adalah ruas pipa pembawa air dari bak penampung reservoir sampai
jaringan pelayanan.
37. Reservoir adalah tempat penyimpanan air untuk sementara sebelum didistribusikan kepada
pelanggan atau konsumen.
38. Sambungan rumah adalah jenis sambungan pelanggan yang mensuplai airnya langsung ke
rumah-rumah biasanya berupa sambungan pipa-pipa distribusi air melalui meter air dan
instalasi pipanya di dalam rumah.
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Bab 1 - Halaman 9
39. Hidran umum adalah jenis pelayanan pelanggan sistem air minum perpipaan dan non
perpipaan dengan sambungan perkelompok pelanggan dan tingkat pelayanan hanya untuk
memenuhi kebutuhan air minum, dengan cara pengambilan oleh masing-masing pelanggan ke
pusat penampungan.
1.4 Dasar Hukum
Dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan DED WTP Mata Air Ciguling PDAM Kabupaten
Sumedang, produk pengaturan yang harus dijadikan acuan oleh konsultan antara lain :
Undang - Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
Undang - Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Undang – Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstuksi.
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan pengendalian
Pencemaran Air.
Undang - Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Undang - Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Peraturan Pemerintah No.47 th 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan pengendalian
Pencemaran Air.
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota.
Peraturan Mentri Dalam Negri No. 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara
Pengaturan Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
Komitment Millenium Development Goals (MDGs) Tahun 2015.
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Bab 1 - Halaman 10
1.5 Sistematika Pelaporan
Sistematika pelaporan yang disajikan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan pekerjaan ini serta ruang
lingkup yang meliputi lingkup wilayah perencanaan, lingkup kegiatan, istilah dan definisi,
serta dasar hukum penyusunan kegiatan ini.
Bab 2 Review Kebijakan Sektor Pengelolaan Air Minum
Bab ini merupakan review mengenai beberapa kebijakan pemerintah mengenai sistem
penyediaan air minum yang sedang berjalan.
Bab 3 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan
Bab ini merupakan gambaran umum mengenai wilayah studi yang meliputi wilayah
administratif, kondisi fisik wilayah perencanaan, kondisi hidrologi wilayah perencanaan,
aspek sosial ekonomi wilayah perencanaan serta data-data lainnya yang menunjang
perencanaan.
Bab 4 Pendekatan dan Metodologi Pekerjaan
Bab ini merupakan metodologi yang digunakan dalam penyusunan DED WTP Mata Air
Ciguling PDAM Tirta MEdal Kabupaten Sumedang berdasarkan pelaksanaan pekerjaan dan
pendekatan terhadap kegiatan.
Bab 5 Kriteria Sistem IPA
Bab ini merupakan uraian mengenai kriteria sistem IPA secara teoritis yang digunakan
sebagai landasan dari perencanaan
Bab 6 Inventarisasi Data Hasil Survey
Bab ini merupakan hasil dari rekapitulasi data-data yang diperoleh baik secara primer
maupun sekunder
Detail Engineering Design (DED) WTP Mata Air Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang Laporan Akhir
Bab 1 - Halaman 11
Bab 7 Analisa Kebutuhan Air Minum
Dala bab ini akan dianalisa kebutuhan air minum di Kecamatan Sumedang Utara dan
Kecamatan Sumedang Selatan selama 20 tahun berdasarkan proyeksi pertumbuhan
penduduk di kedua kecamatan ini.
Bab 8 Rancang Bangun IPA
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai beberapa desain yang digunakan dalam pekerjaan
ini.
Bab 9 Engineering Estimate
Bab ini adalah kalkulasi estimasi biaya yang dikeluarkan dalam pekerjaan DED WTP Mata Air
Ciguling PDAM Tirta Medal Kabupaten Sumedang ini.