bab 1 pendahuluan

5
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar (UUD) 1945 melalui Pembangunan Nasional berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar (UUD) 1945. 1 Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh dan informasi epidemologi yang valid. 1 Penyakit menular merupakan salah satu masalah yang sering muncul. Imunisasi dapat mencegah penyakit menular tertentu. Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer yang efektif untuk mencegah terjangkitnya penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi. 2 Program Pengembangan Imunisasi (PPI) telah dicanangkan oleh World Health Organization (WHO) sejak tahun 1974 dengan tujuh penyakit target yaitu difteri, tetanus, pertusis, polio, campak, tuberkulosis, dan hepatitis B. Indonesia telah melaksanakan PPI sejak tahun 1977. 3 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan program ini

Upload: dista-yuristia-p

Post on 18-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pendahuluan

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan

sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang

Undang Dasar (UUD) 1945 melalui Pembangunan Nasional berkesinambungan

berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar (UUD) 1945.1 Keberhasilan

pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya

manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program

kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh dan informasi

epidemologi yang valid.1 Penyakit menular merupakan salah satu masalah yang

sering muncul. Imunisasi dapat mencegah penyakit menular tertentu.

Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer yang efektif untuk

mencegah terjangkitnya penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi.2

Program Pengembangan Imunisasi (PPI) telah dicanangkan oleh World Health

Organization (WHO) sejak tahun 1974 dengan tujuh penyakit target yaitu difteri,

tetanus, pertusis, polio, campak, tuberkulosis, dan hepatitis B. Indonesia telah

melaksanakan PPI sejak tahun 1977.3 World Health Organization (WHO) telah

mencanangkan program ini dengan organisasi pemerintah di seluruh dunia, salah

satunya UNICEF.WHO menyatakan imunisasi dapat mencegah 2 juta kematian

per tahun didunia dan komunitas ilmiah pun setuju tentang hal tersebut.4

Departemen kesehatan Republik Indonesia melaksanakan program

pengembangan imunisasi (PPI) pada anak dalam upaya menurunkan kejadian

penyakit pada anak. Program imunisasi untuk penyakit-penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada anak yang dicakup dalam PPI adalah satu

kali imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG), tiga kali imunisasi Difteri

Pertusis Tetanus (DPT), empat kali imunisasi polio, satu kali imunisasi campak

dan tiga kali imunisasi Hepatitis B (HB).2

Page 2: Bab 1 Pendahuluan

Berdasarkan rikerdas 2010 cakupan imunisasi di Indonesia menurut

jenisnya yang tertinggi sampai terendah adalah cakupan imunisasi yang terendah

untuk BCG (77,9%), campak (74,4%), polio4 (66,7%), dan terendah DPT-HB3

(61,9%). Provinsi DI Yogyakarta mempunyai cakupan imunisasi tertinggi untuk

semua jenis imunisasi dasar yang meliputi BCG (100,0%), campak (96,4%),

polio4 (96,4%), dan DPT-HB3 (96,4%).5

Gambaran dari kegiatan pelayanan imunisasi rutin pada bayi dibawah

umur 1tahun memperlihatkan bahwa cakupan beberapa provinsi telah bagus.

Namun demikian masih ada provinsi-provinsi yang cakupannya masih rendah

sehingga memerlukana upaya khusus . Hal ini juga dapat dilihat melalui laporan

rutin 2009, cakupan imunisasi dasar lengkap di tingkat nasional belum mencapai

target yaitu baru 69,2%.4

Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor

482/MENKES/SK/2010 tentang gerakan akselerasi imunisasi nasional universal

child immunization 2010-2014 (GAIN UCI 2012) menimbang, mengingat dan

menetapkan diantaranya yaitu upaya percepatan pencapaian universal child

immunization (UCI) diseluruh desa, kelurahan, pada tahun 2014 melalui suatu

gerakan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama seluruh masyarakat dan

berbagai pihak terkait secara terpadu di semua tingkat administrasi. Keputusan ini

mulai berlaku pada tanggal ditetapkan yaitu 9 April 2010. Prinsip dilaksanakan

imunisasi tetap sama hanya pada keputusan menteri kesehatan, namun lebih

diupayakan percepatan imunisasi nasional beserta jaminan oleh pemerintah.

Berbagai penjelasan yang telah diuraikan mengindikasikan bahwa

penelitian mengenai kelengkapan imunisasi perlu dilakukan. Hal ini untuk menilai

keberhasilan program menteri kesehatan Republik Indonesia dalam hal

kelengkapan dan cakupan imunisasi dasar serta faktor-faktor yang berhubungan

dengan kelengkapan imunisasi dasar.

Faktor- faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar

secara menyeluruh dapat berasal dari anak, orang tua, dan orang yang

memberikan imunisasi.6 Penelitian yang dilakukan oleh beberapa orang di

departemen ilmu kesehatan anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Page 3: Bab 1 Pendahuluan

menyimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan orangtua

mengenai imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar anak balita.2 Penelitian

di Malaysia juga menyebutkan sikap ketidakpedulian orang tua terhadap

pencegahan penyakit sebagai penghalang dilakukan imunisasi.7 Riset kesehatan

dasar mengemukakan bahwa adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat

pendidikan dan status ekonomi, semakin tinggi cakupan tiap jenis imunisasi.5

Penelitian sebelumnya memiliki hasil yang berbeda-beda, maka penulis

ingin mengetahui status kelengkapan imunisasi serta faktor-faktor yang

berhubungan dengan kelengkapan imunisasi lebih terlokalisasi. Penulis

melakukan penelitian di Puskesmas Cilandak, Jakarta selatan. Hal ini

dipertimbangkan karena Jakarta adalah ibu kota Negara Kestuan Republik

Indonesia, namun pencapaian kelengkapan imunisasi masih didominasi oleh

Yogyakarta. Penulis juga ingin mengetahui faktor- faktor yang berhubungan

dengan kelengkapan imunisasi dasar pada anak usia 12-23 bulan.

Banyak faktor- faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi ,

tetapi penulis ingin memfokuskan empat faktor yaitu pengetahuan, sikap,

pendidikan dan pendapatan. Hal ini karena empat faktor tersebut sering diuraikan

dan diteliti dan hasilnya tidak sama di berbagai tempat.

Kelompok anak usia 12-23 bulan sudah dapat dilihat kelengkapan

imunisasi dasarnya, yaitu : Imunisasi BCG diberikan pada bayi umur dua sampai

tiga bulan, imunisasi polio pada bayi baru lahir, dan tiga dosis berikutnya pada

umur dua, empat, dan delpan belas sampai dua puluh empat bulan. imunisasi

DPT-HB pada bayi umur dua, tiga, empat bulan dengan interval minimal empat

minggu, dan imunisasi campak paling dini umur sembilan bulan.5 Kelompok usia

anak tersebut menurut Riskesdas dipilih karena imunisasi kelompok ini dapat

mendekati perkiraan valid immunization, survei-survei lain juga menggunakan

umur 12-23 bulan untuk menilai cakupan imunisasi sehingga dapat dibandingkan

dengan penelitian lain.5