bab 1 pendahuluan

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 (Azwar Azrul, 1996). Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2009, disebutkan pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud (Depkes RI, 2009). Menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) 2005-2025, pembangunan kesehatan diselenggarakan guna menjamin tersedianya upaya kesehatan, baik upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan yang bermutu, 1

Upload: rezky-aulia-titidj

Post on 24-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

manajemen logistik obat

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang

mencerminkan upaya bangsa Indonesia untuk meningkatkan

kemampuan mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai

perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar 1945 (Azwar Azrul, 1996). Dalam Sistem

Kesehatan Nasional (SKN) 2009, disebutkan pembangunan

kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud

(Depkes RI, 2009).

Menurut Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang

Kesehatan (RPJP-K) 2005-2025, pembangunan kesehatan

diselenggarakan guna menjamin tersedianya upaya kesehatan, baik

upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan

yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat. Upaya

kesehatan diselenggarakan dengan pengutamaan pada upaya

pencegahan (preventif), dan peningkatan kesehatan (promotif) bagi

segenap warga negara Indonesia, tanpa mengabaikan upaya

penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan

(rehabilitatif) (Depkes RI, 2009).

1

Page 2: Bab 1 Pendahuluan

2

Aspek penting yang mendukung terselenggaranya upaya

penyembuhan penyakit (kuratif) adalah obat-obatan. Tidak

tersedianya obat-obatan mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan

yang diberikan. Oleh karena itu, kondisi maupun jumlah dari obat-

obatan tersebut tersebut harus dalam keadaan baik dan dapat

mendukung pelayanan kesehatan. Untuk mencapai hal tersebut,

diperlukan koordinasi yang baik dan terpadu antara instansi terkait

mulai dari perencanaan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan

dan pendistribusian, pencatatan, pemeliharaan, dan penghapusan

(Depkes RI, 2009).

Salah satu instansi pelayanan kesehatan yang utama adalah

Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggung jawab terhadap

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Berperan

menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar

memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, pada

pasal 98 dan 104 menyebutkan bahwa pengelolaan logistik farmasi/

obat harus aman, berkhasiat/bermanfaat, bermutu, dan terjangkau

bagi masyarakat serta pengamanan sediaan farmasi dan alat

kesehatan diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya

yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi yang tidak

Page 3: Bab 1 Pendahuluan

3

memenuhi persyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau

khasiat/kemanfaatan (Depkes RI, 2009).

Pengelolaan logistik obat merupakan kegiatan yang menyangkut

aspek perencanaan, penganggaran, pengadaan, penyimpanan,

pendistribusian dan penghapusan obat yang dikelola secara optimal

untuk menjamin tercapainya ketepatan jumlah dan jenis perbekalan

farmasi dan alat kesehatan, dengan memanfaatkan sumber-sumber

yang tersedia seperti tenaga, dana, sarana dan perangkat lunak

(metoda dan tata laksana) dalam upaya mencapai tujuan yang

ditetapkan diberbagai tingkat unit kerja. Tujuan manajemen obat

adalah tersedianya obat setiap saat dibutuhkan baik mengenai jenis,

jumlah maupun kualitas secara efesien, dengan demikian manajemen

obat dapat dipakai sebagai sebagai proses penggerakan dan

pemberdayaan semua sumber daya yang dimiliki/potensial yang untuk

dimanfaatkan dalam rangka mewujudkan ketersediaan obat setiap

saat dibutuhkan untuk operasional efektif dan efesien (Syair, 2008).

Di negara berkembang anggaran logistik obat merupakan

anggaran kedua yang terbesar setelah gaji, yaitu sebesar 40% dari

segala annggaran unit pelayanan kesehatan. Menurut Depkes, secara

nasional biaya untuk obat sekitar 40-50% dari seluruh biaya

operasional kesehatan, sehingga ketidakefisien dalam pengelolaan

obat berdampak negatif baik secara medis maupun secara ekonomis.

Dengan berlakunya UU No. 22 Tahun 1999, yang mengatur

Page 4: Bab 1 Pendahuluan

4

Kewenangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta UU No 25

Tahun 2002 yang mengatur tentang pertimbangan keuangan

pemerintah pusat dan daerahnya, maka keputusan-keputusan untuk

menentukan suatu kebijakan obat di daerah, tergantung pada daerah

itu sendiri (Sunarsih IM, 2007).

Sukses atau gagalnya manajemen logistik ditentukan oleh

kegiatan di dalam perencanaan, misalnya dalam menentukan barang

yang pengadaannya melebihi kebutuhan, maka akan mengacaukan

suatu siklus manajemen logistik secara keseluruhan, akibatnya akan

menimbulkan pemborosan dalam penganggaran, membengkaknya

biaya pengadaan dan penyimpanan, tidak tersalurkannya obat/barang

tersebut sehingga bisa rusak atau kadaluwarsa meskipun baik

pemeliharaannya digudang (Seto et al, 2004).

Yuliningsih (2001) dalam penelitiannya mengenai sistem

pengelolaan perbekalan logistik obat persediaan ruangan di Rumah

Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita menyebutkan bahwa

ketidaktersediaan obat persediaan ruangan tergantung pada sistem

pengelolaan yang sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur manajemen

yaitu kebijakan pelayanan, organisasi, SDM, sarana/prasarana,

metode dan sistem informasi, serta aspek logistik yang meliputi

proses perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian dan pengendalian. Penelitian serupa juga dilakukan

oleh Kalterina (2002) yang menyebutkan bahwa perencanaan obat

Page 5: Bab 1 Pendahuluan

5

kebutuhan dasar tidak akurat disebabkan adanya hambatan yang

terjadi pada SDM, organisasi, kebijakan, prosedur, laporan pemakaian

obat, penentuan perencanaan jumlah obat. Penelitian-penelitian di

atas menunjukkan bahwa permasalahan manajemen logistik

khususnya obat merupakan masalah yang komplek dan saling terkait

antar fungsi-fungsinya. Perencanaan dan pengelolaan yang baik

diperlukan untuk menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan

yang baik dan bermutu pada masyarakat.

UPTD Pengelolaan Obat Dinas Kesehatan Kota Makassar di

bawah tanggung jawab Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi selatan,

bertanggung jawab atas manajemen perbekalan obat. UPTD

Pengelolaan Obat Dinas Kesehatan Kota Makassar ini

bertanggungjawab atas 42 Puskesmas yang tersebar di wilayah kota

Makassar dalam penyedian perbekalan obat.

Keberadaan UPTD Pengelolaan Obat Dinkes Kota Makassar ini

mempuyai peranan penting dalam pelayanan obat di Puskesmas,

Oleh sebab itu proses Manajemen UPTD Pengeloaan Obat Dinas

Kesehatan Kota Makassar sangat berpengaruh terhadap pelayanan

obat di Puskesmas, sampai sekarang ini ada Puskesmas yang

merasakan sistem menajemen yang ada di UPTD Pengelolaan Obat

Dinas Kesehatan Kota Makassar belum berjalan dengan baik, karena

masih terjadi keterlambatan dan jumlah obat yang tidak sesuai

dengan jumlah kunjungan pasien yang datang di puskesmas.

Page 6: Bab 1 Pendahuluan

6

Hasil wawancara langsung yang peneliti lakukan pada survei awal

diperoleh pada tahun 2014 di UPTD Pengelolaan Obat Dinas

Kesehatan Kota Makassar mengalami kekurangan dan kelebihan obat

yang mencapai 25 item (5000 obat) dan 32 item (10.800 obat) yang

mengalami Expired Date.

Melihat pentingnya pelaksanaan manajemen logistik obat yang

baik untuk menunjang pelayanan kesehatan pada masyarakat dan

berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Gambaran Manajemen Logistik Di Gudang Obat

Dinas Kesehatan Kota Makassar Tahun 2015”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perencanaan obat di Gudang Obat Dinas Kesehatan

Kota Makassar tahun 2015 ?

2. Bagaimana pengadaan obat di Gudang Obat Dinas Kesehatan

Kota Makassar tahun 2015 ?

3. Bagaimana penganggaran obat di Gudang Obat Dinas Kesehatan

Kota Makassar tahun 2015 ?

4. Bagaimana penyimpanan obat di Gudang Obat Dinas Kesehatan

Kota Makassar tahun 2015 ?

5. Bagaimana pendistribusian obat di Gudang Obat Dinas Kesehatan

Kota Makassar tahun 2015 ?

6. Bagaimana penghapusan obat di Gudang Obat Dinas Kesehatan

Kota Makassar tahun 2015 ?

Page 7: Bab 1 Pendahuluan

7

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai manajemen logistik di

Gudang Obat Dinas Kesehatan Kota Makassar Tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Memperoleh informasi yang mendalam mengenai

perencanaan obat yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota

Makassar Tahun 2015.

b. Memperoleh informasi yang mendalam mengenai pengadaan

obat yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Makassar Tahun

2015.

Page 8: Bab 1 Pendahuluan

8

c. Memperoleh informasi yang mendalam mengenai

penganggaran obat yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota

Makassar Tahun 2015.

d. Memperoleh informasi yang mendalam mengenai

penyimpanan obat yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota

Makassar Tahun 2015.

e. Memperoleh informasi yang mendalam mengenai

pendistribusian obat yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota

Makassar Tahun 2015.

f. Memperoleh informasi yang mendalam mengenai

penghapusan obat yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota

Makassar Tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian analisis

manajemen logistik di Gudang Obat Dinas Kesehatan Kota

Makassar Tahun 2015 yaitu :

1.Bagi Dinas Kesehatan Kota Makassar

Dinas kesehatan kota Makassar dapat mengetahui

kemampuannya dalam manajemen logistik obat. Yang dapat

dijadikan sebagai bahan eveluasi /masukan dalam penentuan

arah kebijakan manajemen logistik obat.

2.Bagi Peneliti

Page 9: Bab 1 Pendahuluan

9

Peneliti memperoleh pengalaman yang sangat berharga

dalam rangka memperluas wawasan keilmuan, serta dapat

menerapkan ilmu pengetahuan yan telah diperoleh selama

mengikuti program pendidikan.

3. Bagi Teoritis

Menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama

berkaitan dengan pelaksanaan fungsi manajemen logistik

obat.