bab 1 pendahuluan

14
Rencana Tin dak Revitalisasi Kawasan Kota Metro PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu kota yang baik harus merupakan satu kesatuan sistem organisasi yang mampu mengakomodasi kegiatan – kegiatan sosial, ekonomi, budaya, memiliki citra fisik maupun non fisik yang kuat, keindahan visual serta terencana dan terancang secara terpadu. Kota merupakan pusat konsentrasi penduduk yang cukup besar dengan segala aktifitasnya. Selain sebagai tempat pemusatan penduduk, kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan dan administrasi, kota juga berfungsi sebagai pusat industri, jasa perdagangan dan pemerintahan serta fungsi sosial. Kota akan terus berkembang sesuai dengan dinamika unsur – unsur yang terkandung didalamnya. Seiring dengan bertambahnya usia suatu wilayah atau kawasan, maka potensi untuk menjadi semakin intensif dan padat dalam pemanfaatannya akan semakin tinggi. Hal ini tentunya akan memacu pertumbuhan kawasan yang jika tidak Bab 1 - 1 Laporan Pendahuluan BAB

Upload: budiirawanoku

Post on 05-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

rtbl

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Pendahuluan

R e n c a n a T i n d a k R e v i t a l i s a s i K a w a s a n K o t a M e t r o

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Suatu kota yang baik harus merupakan satu kesatuan sistem organisasi yang mampu

mengakomodasi kegiatan – kegiatan sosial, ekonomi, budaya, memiliki citra fisik

maupun non fisik yang kuat, keindahan visual serta terencana dan terancang secara

terpadu. Kota merupakan pusat konsentrasi penduduk yang cukup besar dengan

segala aktifitasnya. Selain sebagai tempat pemusatan penduduk, kegiatan sosial,

ekonomi, kebudayaan dan administrasi, kota juga berfungsi sebagai pusat industri, jasa

perdagangan dan pemerintahan serta fungsi sosial. Kota akan terus berkembang

sesuai dengan dinamika unsur – unsur yang terkandung didalamnya.

Seiring dengan bertambahnya usia suatu wilayah atau kawasan, maka potensi untuk

menjadi semakin intensif dan padat dalam pemanfaatannya akan semakin tinggi. Hal

ini tentunya akan memacu pertumbuhan kawasan yang jika tidak diakukan penataan

maka akan mengarah pada kondisi yang tidak teratur. Kondisi ini tentunya dapat

diatasi dengan merencanakan, memanfaatkan serta mengendalikan pertumbuhan

suatu kawasan melalui kaidah – kaidah sesuai dengan kondisi dan standar penataan

yang ada.

Hal tersebut diatas juga berlaku untuk kawasan – kawasan yang pertumbuhannya

sudah tidak teratur, produktivitas yang menurun, lingkungan yang terdegradasi akibat

sarana dan prasarana yang kurang, atau rusaknya warisan budaya yang terbangun baik

di perkotaan maupun di pedesaan. Selain itu akibat pertumbuhan kawasan, muncul

Bab 1 - 1Laporan PendahuluanLaporan Pendahuluan

BAB

Page 2: Bab 1 Pendahuluan

R e n c a n a T i n d a k R e v i t a l i s a s i K a w a s a n K o t a M e t r o

pula kawasan – kawasan yang kepemilikan lahannya tidak jelas seperti bantaran sungai

dan kawasan lindung atau lahan – lahan terbengkalai yang diokupansi. Keadaan inilah

yang mendorong suatu kawasan akan menjadi menurun kualitasnya, sehingga bukan

tidak mungkin suatu kawasan yang dulunya amat sangat vital bagi kehidupan

masyarakatnya, kini menjadi kawasan yang cenderung ditinggalkan dan beralih ke

kawasan lain yang lebih sesuai.

Inilah yang menjadi alasan perlunya kegiatan revitalisasi kawasan sehingga kawasan

yang telah berkembang tersebut dapat vital kembali dan tetap menjadi sumber

kegiatan baik ekonomi, sosial maupun budaya masyarakat. Kegiatan revitalisasi ini

tentunya harus melibatkan intervensi pemerintah, peran serta masyarakat dan swasta

dari segi keruangan (setting) kawasan sehingga kawasan tersebut akan lebih

terintegrasi dalam satu kesatuan yang utuh dengan sistem kota.

Kota Metro sebagai kota yang sedang berkembang dan giat dalam melakukan

penataan kotanya, perlu memperhatikan kawasan – kawasan sekitarnya yang

mengalami penurunan peran sehingga kontribusi terhadap kegiatan kotanya menjadi

berkurang. Kota Metro dengan sejarah dan karakternya sebagai salah satu dari dua

kota di provinsi Lampung (selain Gedong Tataan / Pringsewu) yang pada masa Kolonial

sebagai kawasan kolonisasi dengan tujuan sebagai kawasan pertanian tentunya

memiliki signifikansi yang potensial untuk dikembangkan. Sejalan dengan itu, dengan

visi kota Metro sebagai “ kota pendidikan “ saat ini setidaknya dapat menjadi landasan

dalam melakukan kegiatan revitalisasi kawasan sebagai bagian dari visi tersebut.

Beberapa isu yang dapat menjadi landasan kegiatan revitalisasi di kota Metro antara

lain yaitu adanya kemerosotan produktivitas suatu kawasan yang telah terbangun yang

sangat penting bagi peningkatan ekonomi lokal. Selain itu masalah pemberdayaan

pasar dan masyarakat serta degradasi kualitas lingkungan kawasan juga menjadi isu

penting pelaksanaan kegiatan revitalisasi di kota Metro. Permasalahan yang menjadi

pokok kegiatan revitalisasi ini dapat berupa :

a. Penurunan vitalitas ekonomi kawasan terbangun yang disebabkan oleh

sedikitnya lapangan kerja, kurangnya jumlah usaha dan variasi usaha, tidak

stabilnya kegiatan ekonomi dan turunnya laju pertumbuhan ekonomi kawasan

Bab 1 - 2Laporan PendahuluanLaporan Pendahuluan

Page 3: Bab 1 Pendahuluan

R e n c a n a T i n d a k R e v i t a l i s a s i K a w a s a n K o t a M e t r o

yang berujung pada semakin rendahnya nilai properti kawasan dibanding

kawasan sekitarnya.

b. Adanya kantong-kantong kumuh yang terisolir akibat kawasan yang tidak

terakses secara spasia, terputusnya prasarana dan sarana perkotaan

c. Penurunan kualitas lingkungan seperti kerusakan ekologi perkotaan dan

kurangnya fasilitas kenyamanan kawasan.

Selain pada kondisi lokal yang ada, kegiatan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan ini

didasarkan dengan dasar hukum yang ada terkait dengan kegiatan revitalisasi ini yaitu :

a. Undang-Undang RI No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

b. Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang

c. Undang-undang RI. No.11 Tahun 2010 Tentang Benda Cagar Budaya

d. Peraturan Pemerintah RI. No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional

e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman

Teknis Fasilitas dan Aksebilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan

f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/2007 Tentang Pedoman

Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2010 Tentang Pedoman

Revitalisasi Kawasan

h. RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Propinsi Lampung 2009 – 2029

i. RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kota Metro 2011 – 2031

j. RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota) / RBWK (Rencana Bagian Wilayah

Kota) kawasan terkait di Kota Metro

k. RTRK (Rencana Teknik Ruang Kota)/ RTK (Rencana Terinci Kota)/ RTBL (Rencana

Tata Bangunan dan Lingkungan) di Kota Metro

l. Peraturan Daerah No. 10 Tahun 2010 tentang Bangunan Gedung

Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka melalui kegiatan Rencana Tindak

Revitalisasi Kawasan Kota Metro ini akan dilakukan penataan dan revitalisasi terhadap

kawasan tersebut. Upaya ini bertujuan untuk mencapai kualitas lingkungan dan

meningkatkan vitalitas kawasan melalui intervensi yang lebih baik dan mampu

Bab 1 - 3Laporan PendahuluanLaporan Pendahuluan

Page 4: Bab 1 Pendahuluan

R e n c a n a T i n d a k R e v i t a l i s a s i K a w a s a n K o t a M e t r o

menciptakan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi lokal, terintegrasi dengan sistem

kota yang layak huni, berkeadilan sosial serta berwawasan lingkungan, sekaligus dapat

memberikan arahan terhadap pemanfaatan lahan sesuai tata ruang yang berlaku.

Proses kegiatan ini, terkait dengan elemen baru yang telah direncanakan dan didesain

sesuai dengan ketentuan maupun perbaikan terhadap elemen eksisting yang memiliki

peranan penting dalam mempercepat proses sebuah kawasan menjadi vital kembali

tanpa menyebabkan perubahan yang sangat mencolok. Elemen yang memiliki fungsi

sebagai katalis, akan merangsang kehidupan kawasan kota yang baru dan selanjutnya

mempengaruhi bentuk, karakter dan kualitas elemen urban. Katalis urban berfungsi

sebagai generator pembangunan yang ditanamkan pada kawasan kota yang dapat

berpengaruh secara positif (ditekankan pada nilai penting ekonomi dan budaya lokal)

yang mampu mengarah pada pembangunan kawasan berikutnya.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 Maksud

Maksud dari kegiatan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan Kota Metro adalah sebagai

berikut :

a. Sebagai upaya untuk menemukan konsep revitalisasi dari potensi-potensi yang

dimiliki kawasan perencanaan baik dari segi sosio-kultural, sosio-ekonomi, segi fisik

dan lingkungan untuk melindungi dan melestarikan kawasan tersebut. Upaya

tersebut diharapkan dapat menghasilkan konsep perencanaan revitalisasi kawasan

yang dapat digunakan sebagai panduan dan acuan bagi aparat, masyarakat dan

swasta dalam menyusun program, merencanakan dan mengembangkan, merawat

serta membangun suatu kawasan revitalisasi, sehingga kawasan akan lebih

terintegrasi dengan sistem kota.

b. Terberdayakan pertumbuhan ruang ekonomi kawasan yang pada gilirannya akan

dapat meningkatkan aktifitas dan kenyamanan lingkungan kota yang akan

berdampak pada peningkatan kualitas hidup penghuni bahkan pertumbuhan dan

stabilitas ekonomi lokalnya.

1.2.2 Tujuan

Bab 1 - 4Laporan PendahuluanLaporan Pendahuluan

Page 5: Bab 1 Pendahuluan

R e n c a n a T i n d a k R e v i t a l i s a s i K a w a s a n K o t a M e t r o

Adapun tujuan dari kegiatan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan Kota Metro ini

adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan vitalitas kawasan melalui intervensi yang mampu menciptakan

pertumbuhan dan stabilitas ekonomi lokal, terintegrasi dengan sistem kota yang

layak huni, berkeadilan sosial serta berwawasan budaya dan lingkungan,

b. Menyusun rencana penataan dan revitalisasi kawasan yang sekurang-kurangnya

mencakup skenario penataan dan revitalisasi kawasan, program pembangunan

prasarana dan sarana, rencana pembiayaan, program investasi dan arahan

pengendalian pelaksanaan penataan dan revitalisasi kawasan serta pra DED tahun

pertama.

1.3 LINGKUP KEGIATAN

1.3.1 Batasan Kawasan

Kegiatan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan Kota Metro adalah pada satu kawasan

tertentu di Kota Metro, berdasarkan kriteria yang ditetapkan dan hasil konsultasi

dengan Pemerintah Daerah Kabupaten dan tim teknis.

1.3.2 Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan Kota Metro, terdiri atas:

1) Persiapan

a. Membuat program kerja ( pola pikir + jadwal) kegiatan

b. Menentukan sasaran

c. Menetapkan metode survey

d. Menggali sumber data yang terkait

e. Melakukan studi literatur

f. Menyusun format pendataan

g. Menyusun questioner

h. Menyiapkan peralatan survey

2) Pengumpulan Data.

Bab 1 - 5Laporan PendahuluanLaporan Pendahuluan

Page 6: Bab 1 Pendahuluan

R e n c a n a T i n d a k R e v i t a l i s a s i K a w a s a n K o t a M e t r o

a. Data Primer

Melakukan survey, mengumpulkan data lapangan terkait dengan tata guna

lahan, struktur jaringan jalan, sarana dan prasarana serta pendataan bangunan

bernilai budaya atau sejarah tinggi.

b. Data Sekunder

Melakukan survey ke instansi terkait serta kelembagaan formal maupun non

formal.

c. Studi literatur.

Studi literatur terkait dengan teori dan standar, kebijakan penataan ruang

wilayah setempat maupun studi-studi terkait dengan revitalisasi kawasan

3) Kompilasi dan Pemrosesan Data.

Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dari sumber data primer maupun

sekunder sebagai bahan analisis.

4) Analisis.

Melakukan analisis data baik dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif yang dapat

dipakai sebagai bahan untuk merumuskan masalah sebagai dasar penyusunan

konsep perencanaan Penataan dan Revitalisasi Kawasan.

5) Perumusan Potensi dan Masalah.

Berdasarkan analisa dilapangan perlu dirumuskan potensi dan masalah yang

pemecahannya dapat didekati dengan penyusunan konsep Perencanaan Penataan

dan Revitalisasi Kawasan antara lain :

a. Rumusan Potensi dan Masalah yang mencakup aspek yang mempengaruhi

vitalitas (vitalitas ekonomi & non ekonomi)

b. Rumusan integrasi yang berpengaruh antara variabel-variabel vitalitas

c. Merumuskan justifikasi kebutuhan Perencanaan Penataan Revitalisasi Kawasan

berdasarkan :

Kebutuhan stakeholder (community need)

Kebutuhan pokok yang harus dipenuhi (basic need)

Bab 1 - 6Laporan PendahuluanLaporan Pendahuluan

Page 7: Bab 1 Pendahuluan

R e n c a n a T i n d a k R e v i t a l i s a s i K a w a s a n K o t a M e t r o

6) Skenario Perencanaan Penataan Revitalisasi Kawasan

a. Skenario Rincian Revitalisasi Kawasan (Indikasi Rencana Revitalisasi Kawasan)

b. Skenario Rencana Konservasi kawasan/Indikasi rencana Konservasi (apabila

ada)

c. Skenario RTBL

d. Skenario Penataan Kawasan/Indikasi Penataan Kawasan

e. Skenario Penanganan/Indikasi Penanganan

7) Rancangan Tapak

Rancangan tapak kegiatan perancangan di kawasan revitalisasi dengan lingkup

kegiatan yang setidaknya meliputi:

a. Perancangan tapak yang mendetail

b. Draft DED (Detail Engineering Design) yang diprioritaskan (tahap I)

c. Pemrograman dan pendanaan

8) Penyusunan DED

Penyusunan DED merupakan kegiatan yang setidaknya meliputi pengukuran, detail

teknis rancangan, spesifikasi teknis dan RAB (Rencana Anggaran Biaya).

1.4 INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN

1.4.1 Indikator Keluaran (Kualitatif)

Sesuai dengan ruang lingkup, maka indikator keluaran kegiatan penyusunan Rencana

Tindak Revitalisasi Kawasan Kota Metro antara lain :

Teridentifikasikannya data dan peta sebaran titik / spot lingkungan yang

mengalami degradasi.

Tersusunnya masterplan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan.

Tersusunnya indikasi program Rencana Tindak Revitaiisasi Kawasan.

Tersusunnya DED dan gambar 3D untuk lokasi prioritas percontohan fisik

Rencana Tindak Revitaiisasi Kawasan.

Bab 1 - 7Laporan PendahuluanLaporan Pendahuluan

Page 8: Bab 1 Pendahuluan

R e n c a n a T i n d a k R e v i t a l i s a s i K a w a s a n K o t a M e t r o

1.4.2 Keluaran (Kuantitatif)

Sesuai dengan ruang lingkup dalam KAK, keluaran laporan yang diharapkan dari

kegiatan penyusunan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan Kota Metro adalah:

A. Laporan Pendahuluan yang minimal memuat :

1. Pemahaman dan tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja.

2. Rencana pencapaian sasaran, mencakup jadwal kerja, target / sasaran,

alokasi tenaga ahli, dan sebagainya.

3. Metodologi dan pendekatan pelaksanaan, termasuk pembuatan

kuesioner, metode pengumpulan, pengolahan dan analisis data, termasuk

kajian kepustakaan dan kajian teoritis serta studi kasus sejenis, analisis

pemecahan masalah, penyiapan konsep pengembangan.

4. Gambaran umum daerah perencanaan.

B. Laporan Antara, yang memuat antara lain:

1. Tinjauan kebijakan program pembangunan yang terdapat pada kawasan

perencanaan, seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan sebagainya.

2. Analisis terhadap seluruh kajian yang dilakukan dan pemetaan dari

Iokasi – lokasi kawasan yang mengalami degradasi, selanjutnya ditetapkan

Iokasi prioritas berdasarkan scoring.

3. Konsep dan skenario perencanaan.

4. Konsep Detailed Engineering Design (DED).

C. Laporan Akhir, antara lain mencakup:

1. Analisis terhadap seluruh kajian yang dilakukan;

2. Program Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Revitalisasi

3. Rencana Umum dan Panduan Rancangan, terdiri atas:

Rencana Umum (design plan)

Rencana Detail (design-guidelines)

Bab 1 - 8Laporan PendahuluanLaporan Pendahuluan

Page 9: Bab 1 Pendahuluan

R e n c a n a T i n d a k R e v i t a l i s a s i K a w a s a n K o t a M e t r o

Administrasi Pengendaiian Program dan Rencana (administration

guidelines)

4. Ketentuan dan Pedoman Pengendaiian Rencana (development guidelines)

5. Dokumen Master Plan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan.

6. Dokumen Program Investasi Jangka Menengah (5 Tahun);

7. DED yang utuh (komprehensif, menyeluruh secara konsep perencanaan dalam

kawasan prioritas tersebut).

8. Gambar perspektif (3D) dan bird eye view kawasan prioritas dan detail desain

perencanaannya.

Bab 1 - 9Laporan PendahuluanLaporan Pendahuluan

Page 10: Bab 1 Pendahuluan

I - 10