bab 1 pendahuluan

9
Laporan Bulanan Ke. 1 Laporan Bulanan Ke. 1 Pekerjaan Feasibility Study Daerah Irigasi Rengrang Di Kabupaten Sumedang 1.1 Latar Belakang Jaringan Irigasi merupakan salah satu sarana yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan masyarakat, terutama bagi masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dibidang pertanian. Guna menjaga kelestarian dan kelangsungan fungsinya diperlukan pengamanan dan penanganan jaringan irigasi tersebut sehingga dapat berfungsi secara optimal. Untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan masyarakat terutama dibidang pengairan, maka Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumedang Bidang Sumber Daya Air pada Tahun 2007 melakukan kegiatan perencanaan pembangunan jaringan irigasi di Daerah Irigasi Rengrang, dimana hasil dari perencanaan ini akan ditindak lanjuti dengan pekerjaan konstruksi. 1 BAB

Upload: oji-fumetsuno

Post on 15-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pendahuluan

TRANSCRIPT

BAB

Laporan Bulanan Ke. 1

Pekerjaan Feasibility Study Daerah Irigasi Rengrang Di Kabupaten Sumedang

1.1 Latar BelakangJaringan Irigasi merupakan salah satu sarana yang mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan masyarakat, terutama bagi masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dibidang pertanian. Guna menjaga kelestarian dan kelangsungan fungsinya diperlukan pengamanan dan penanganan jaringan irigasi tersebut sehingga dapat berfungsi secara optimal.

Untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan masyarakat terutama dibidang pengairan, maka Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sumedang Bidang Sumber Daya Air pada Tahun 2007 melakukan kegiatan perencanaan pembangunan jaringan irigasi di Daerah Irigasi Rengrang, dimana hasil dari perencanaan ini akan ditindak lanjuti dengan pekerjaan konstruksi.

Daerah Irigasi Rengrang merupakan salah satu daerah di Kabupaten Sumedang yang mempunyai potensi besar untuk memenuhi kebutuhan air baku baik untuk pertaniaan maupun rumah tangga. Pemanfaatan curah hujan yang cukup tinggi di Kabupaten Sumedang merupakan potensi besar untuk pemenuhan kebutuhan air baku baik untuk pertanian maupun rumah tangga. Namun tanpa manajemen air yang memadai, Tingginya curah hujan selain menjadi potensi dapat juga menjadi ancaman bagi kehidupan. Di musim penghujan selain akjbat adanya perubahan tata guna lahan (konversi lahan), penyebab bencana alam sepertj banjir dan longsor juga diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi. Di musim kemarau dibeberapa kawasan tidak jarang terjadi kekeringan yang ditandai oleh mendangkalnya sungai-sungai besar bahkan mengeringnya sungai-sungai kecil serta hilangnya mata air.

Salah satu sumber daya penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan adalah ketersediaan air dengan pemanfaatan wilayah sungai, baik untuk kebutuhan rumah tangga, perkotaan, industri, maupun untuk pertanian. Di sisi lain air juga memiliki potensi merusak yang mengakibatkan terganggunya pembangunan dan keseimbangan sosial, seperti terjadinya banjir di pusatpusat penduduk, industri dan pertanian serta pemukiman masyarakat lainnya. Untuk itu upaya pengelolaan sumber daya air perlu hati-hati dan keterpaduan dengan mempertimbangkan aspek kebutuhan, daya dukung, potensi serta kelestariannya.

Daerah Kabupaten Sumedang tercatat merupakan salah satu daerah lumbung padi Jawa Barat. Untuk mempertahankan predikat tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang berusaha meningkatkan produksi pertanian khususnya tanaman pangan adalah dengan memperluas dan membangun serta memelihara jaringan irigasi. Untuk itu daerah-daerah yang mempunyai sumber alam yang potensial untuk irigasi selalu dievaluasi dan dibangun sebagai salah satu upaya untuk mendukung penyediaan akan kebutuhan air, salah satunya adalah dengan cara pembangunan jaringan irigasi di Daerah Rengrang.

Hingga saat ini luas area irigasi di Kabupaten Sumedang adalah 59.672 Ha dengan rincian :

a. Irigasi Teknis

: 3.072 Ha

b. Irigasi Semi Teknis

: 2.697 Ha

c. Irigasi Sederhana

: 2.045 Ha

d. Irigasi Desa

: 45.622Ha

e. Irigasi Tadah Hujan

: 6.236 Ha

Kabupaten Sumedang yang memiliki kawasan lahan pertanian seluas 78.505 ha (data Tahun 2003), terdiri dari padi sawah 71.484 ha dan padi ladang 7021 ha, dengan produksi padi sawah sebesar 365.613 ton dan padi lading sebesar 17.302 ton. Produksi tanaman padi hampir terdapat di semua kecamatan namun luas panen dan hasil produsi terbesar dihasilkan Kecamatan Buahdua, dengan luas panen padi sawah 7.030 ha dengan jumlah produksi 41.508 ton dan padi ladang luas panen 909 ha dengan hasil produsi 2.554 ton.

Dengan data produksi sebagaimana tersebut di atas, Kabupaten Sumedang diharapkan menjadi salah satu lumbung padi Provinsi Jawa Barat bahkan nasional, memerlukan daya dukung penyediaan air bakunya. Di sisi lain, seiring perkembangan kabupaten yang juga akibat pengaruh kawasan metropolitan Bandung (terutama mengantisipasi perkembangan dengan adanya akses jalan tol) desakan terhadap terjadinya konversi lahan semakin kuat untuk pemanfaatan industri dan permukiman.

Kondisi tersebut menjadi suatu tantangan (bila tidak dikatakan sebagai hambatan) yang menyebabkan di beberapa kawasan Kabupaten Sumedang menjadi rawan air dalam pengertian berlebihan pada saat hujan dan kekurangan saat kemarau. Ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan dalam perspektif spasial (ruang) dan temporal (waktu) perlu adanya manajemen air sebagai sumber kehidupan supaya minimal mendekati titik berimbang (balancing water supply-demand) salah satunya dengan membangun bendung atau bendungan atau bangunan penampung, yang nantinya didistribusikan melalui jaringan irigasi.

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam rangka pemanfaatan potensi sumber daya air melalui pembangunan bendung dan jaringan irigasi adalah :

a. Pengendalian sumberdaya air agar tidak menimbulkan kerusakan/ kemerosotan lingkungan di sekitarnya

b. Pemanfaatan sumber air digunakan untuk memenuhi keperluan air irigasi

c. Pelestarian sumber air agar kuantitas dan kualitas (sumber) airnya tidak merosot (erosi/sedimentasi, pencemaran dan sebagainya).

d. Pembangunan pengairan mendukung terhadap pengembangan wilayah menjadi daerah produktif sebagai lahan pertanian dan perkebunan

e. Memperkecil potensi banjir yang mungkin terjadi akibat adanya limpasan air.

Merencanakan bendung untuk menampung air dan saluran distribusinya berupa jeringan irigasi, perlu dilakukan upaya-upaya pemanfaatan data sekunder dan primer yang berkaitan langsung dan tercakup dalam wilayah perencanaan. Mengingat pembangunan bendung akan berpengaruh terhadap kondisi sosial, ekonomi dan ekologi secara spasial maupun temporal, maka perlu dilakukan kajian kelayakan (feasibility study) sehingga pembangunan irigasi pada saatnya nanti akan memberikan manfaat secara optimal dari berbagai aspek.

Kajian yang berkaitan dengan Feasibilty Study Daerah Irigasi Rengrang ini menyangkut :

(1) persiapan.

(2) potensi sumber daya air.

(3) analisa daya dukung tanah dan trase untuk jaringan.

(4) pemilihan lokasi, jalur dan tipe bangunan.

(5) analisa sosial, ekonomi dan ekologi.

(6) analisa potensi pengembangan (diversifikasi).

(7) pelaporan.

Keseluruhan hasil penelitian, penyelidikan dan kajian/analisa dirumuskan secara logis yang menunjukkan kelayakan teknis dan non-teknis rencana bendung yang direkomendasikan dan memberikan manfaat optimal terhadap aspek sosial, ekonomi dan ekologi.1.2 Maksud dan TujuanKegiatan ini dimaksudkan untuk mengkaji kelayakan teknis dan berbagai aspek, baik aspek sosial, ekonomi dan ekologi tentang lokasi rencana pembangunan bendung dan jaringan irigasi Rengrang di Kabupaten Sumedang termasuk kajian potensi ketersedian dan kebutuhan air baku serta daya dukung tanahnya.

Adapun tujuannya adalah untuk menyiapkan kerangka dasar untuk perencanaan teknis detail (DED), pembangunan, pengendalian, pemanfaatan dan penyediaan air baku untuk keperluan irigasi pertanian di Kabupaten Sumedang.1.3 Skope PekerjaanJanis pekerjaan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja No. : 602.3/56/PSA/VIII/2007 tanggal 02 Agustus 2007, meliputi kegiatan pokok yang dapat dijabarkan sebagai berikut:Bersumber dari Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) maka kegiatan yang perludilaksanakan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut dapat diringkassebagai berikut :I.KEGIATAN A.

(PERSIAPAN DAN PENGUMPULAN DATA)

1Persiapan Administrasi, Personil dan Peralatan

2Peninjauan Lapangan

3Pengumpulan Data

4Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK)

5Penyusunan Konsep Laporan Pendahuluan

6Diskusi Konsep Laporan Pendahuluan

7Penyusunan Laporan Pendahuluan

II.KEGIATAN B.

(SURVEY TOPOGRAFI & GEOLOGI TEKNIK)

1Pengukuran Situasi

2Pembuatan Peta Situasi/Peta dasar Skala 1 : 5.000

3Pembuatan Peta Ikhtisar

4Pembuatan Peta Pra Lay Out

5Pengukuran Situasi Trase Saluran dan Bangunan

6Penggambaran Hasil Pengukuran Saluran dan Bangunan Skala 1 : 2.000

7Buku Data Ukur

8Buku Deskripsi BM/CP

9Laporan Akhir Pengukuran

10PenyelidikanGeolistrik

11Penyelidikan Bor Tangan

12Penyelidikan Sondir

13Penyelidikan Test Pit

14Penelitian Laboratorium Mektan

15Pengambilan Sample Tanah Pertanian

16Pengambilan Sample Air

17Pengambilan Sample Sedimen

18Penelitian Laboratorium Sample Air, Sedimen & Tanah Pertanian

III.KEGIATAN C.

(PEMBUATAN SYSTEM PLANNING)

1Analisis Hidrologi dan Hidraulika

2Pembuatan Skema Jaringan Irigasi

3Penyusunan Laporan Draft System Planning

4Diskusi Draft System Planning

5Penyusunan Final System Planning

6Penyusunan Laporan Interim

IV.KEGIATAN D.

(DETAIL DESAIN)

1Konsep Nota Desain

2Laporan Nota Desain

3Volume Pekerjaan (BOQ)

4Rencana Anggaran Biaya (RAB)

5Buku Petunjuk O & P

6Buku Data DI

7Spesifikasi Teknik dan Dokumen Tender

8Konsep Laporan Akhir

9Diskusi Laporan Akhir

10Laporan Akhir

11Laporan Bulanan

12Ringkasan Laporan Akhir

13Laporan dan Gambar dalam Bentuk CD dan Flas Drive/Flas Disk

14Gambar-gambar :

- Kalkir A1

- Blueprint A1

- Gambar A3

BAB

1