bab 1 pendahuluan

9
 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional yang ditata dalam Sistem Kesehatan Nasional diarahkan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dan produktif sebagai perwujudtan dari kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam pembukaan undang- undang dasar 1945 dan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap  penduduk, pelayanan kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu dalam pelayanan kesehatan perorangan, pelayanan kesehatan keluaraga maupun pelayanan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2006). Usaha peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah mudah seperti membalikkan telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah kompleks, dimana penyakit yang terbanyak diderita oleh masyarakat terutama  pada yang paling rawan yaitu ibu dan anak, ibu hamil dan ibu meneteki serta anak bawah lima tahun (Rasmaliah, 2008). Sebagai upaya mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010, pemerintah telah menyusun berbagai program pembangunan dalam bidang kesehatan antara lain kegiatan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) baik yang  bersifat promotif preventi f, kuratif dan rehabilatif di s emua as pek lin gkungan kegiatan pelayanan kesehatan (WHO, 2003).

Upload: 51120421

Post on 31-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB 1 PENDAHULUAN

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 Pendahuluan

7/16/2019 Bab 1 Pendahuluan

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-pendahuluan-5634f937ae18f 1/9

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan dibidang kesehatan sebagai bagian dari pembangunan

nasional yang ditata dalam Sistem Kesehatan Nasional diarahkan untuk 

mencapai derajat kesehatan yang optimal dan produktif sebagai perwujudtan

dari kesejahteraan umum seperti yang dimaksud dalam pembukaan undang-

undang dasar 1945 dan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang

kesehatan. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap

 penduduk, pelayanan kesehatan harus dilaksanakan secara menyeluruh dan

terpadu dalam pelayanan kesehatan perorangan, pelayanan kesehatan

keluaraga maupun pelayanan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2006).

Usaha peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah

mudah seperti membalikkan telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah

kompleks, dimana penyakit yang terbanyak diderita oleh masyarakat terutama

 pada yang paling rawan yaitu ibu dan anak, ibu hamil dan ibu meneteki serta

anak bawah lima tahun (Rasmaliah, 2008).

Sebagai upaya mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010, pemerintah

telah menyusun berbagai program pembangunan dalam bidang kesehatan

antara lain kegiatan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) baik yang

 bersifat promotif preventif, kuratif dan rehabilatif di semua aspek lingkungan

kegiatan pelayanan kesehatan (WHO, 2003).

Page 2: Bab 1 Pendahuluan

7/16/2019 Bab 1 Pendahuluan

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-pendahuluan-5634f937ae18f 2/9

2

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu

 penyebab kematian yang paling banyak terjadi pada anak di negara sedang

 berkembang. Infeksi Saluran Pernapasan Akut ini menyebabkan 4 dari 15 juta

 perkiraan kematian pada anak berusia di bawah 5 tahun pada setiap tahunnya

sebanyak dua pertiga kematian tersebut adalah bayi (WHO, 2003).

Penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula

memberi kecacatan sampai pada masa dewasa. dimana ditemukan adanya

hubungan dengan terjadinya Chronic obstructive pulmonary disease (WHO,

2003). Infeksi saluran Pernapasan Atas (ISPA) dapat menyebapkan demam,

 batuk, pilek dan sakit tenggorokan (Bidulh, 2002).

Salah satu penyakit yang diderita oleh masyarakat terutama adalah

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yaitu meliputi infeksi akut saluran

 pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan bagian bawah.

ISPA adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik 

dinegara berkembang maupun dinegara maju (WHO, 2003 ).

Di Indonesia terjadi lima kasus diantara 1000 bayi atau Balita, ISPA

mengakibatkan 150.000 bayi atau Balita meninggal tiap tahun atau 12.500

korban perbulan atau 416 kasus perhari, atau 17 anak perjam atau seorang

 bayi tiap lima menit (Siswono, 2007).

Faktor-faktor yang bisa menjadi penyebab penyakit ISPA yaitu antara

lain: Umur, Jenis Kelamin, Keadaan Gizi, Kekebalan, Lingkungan, Imunisasi

Yang Tidak Lengkap dan Pemberian Asi Ekslusif yang tidak sesuai (Depkes,

2002).

Page 3: Bab 1 Pendahuluan

7/16/2019 Bab 1 Pendahuluan

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-pendahuluan-5634f937ae18f 3/9

3

Kurangnya pengetahuan ibu tentang Imunisasi pertusis menyebapkan

 banyaknya balita terkena ISPA, Imunisasi pertusis yakni imunisasi yang

diberikan agar balita tidak rentan terkena Infeksi Saluran

Pernapasan. Diperkirakan kasus pertusis sejumlah 51 juta dengan kematian

lebih dari 600.000 orang, namun hanya 1,1 juta penderita dilaporkan dari 163

negara dalam tahun 1983. Hampir 80 % anak- anak yang tidak di imunisasi

menderita sakit pertusis sebelum umur 5 tahun. Kematian karena pertusis, 50

% terjadi pada bayi (umur < 1 tahun).

Anak berumur di bawah 2 tahun mempunyai risiko terserang Infeksi

Saluran Pernafasan Akut lebih besar dari pada anak di atas 2 tahun sampai 5

tahun, keadaan ini karena pada anak di bawah umur 2 tahun imunitasnya

 belum sempurna dan lumen saluran nafasnya relatif sempit (Daulay, 2008).

Di sumatera Selatan Khususnya Di Kota Palembang jumlah penderita

ISPA di seluruh puskesmas kota palembang mencapai 8.999 penderita.

Masyarakat yang terkena penyakit ISPA banyak terjadi pada balita dan

anak2.(Noerdin, 2006)

Begitu juga dengan kasus ISPA di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota

Banjarmasin dari sepuluh penyakit terbesar di Kota Banjarmasin, penyakit

ISPA selalu menduduki peringkat teratas setiap tahunnya.

Page 4: Bab 1 Pendahuluan

7/16/2019 Bab 1 Pendahuluan

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-pendahuluan-5634f937ae18f 4/9

4

Tabel 1.1 

Distribusi Frekuensi Jumlah Penderita Berdasarkan Penyakit 

di Puskesmas Kota Banjarmasin Tahun 2008 dan 2009 

 No  Penyakit 

Tahun 2008  Tahun 2009 

Jumlah penderita 

%  JumlahPenderita 

1  Infeksi Saluran pernapasan atas  16.187  30,09  15.245  27,41 

2  Hipertensi  6.504  12,09  8.292  14,91 

3  Sistem Otot&jaringan Pengikat  5.936  11,03  6.873  12,35 

4  Diare( Termasuk Tersangka

Kolera) 5.541  10,30  5.232  9,41 

5  Tonsilitis  4.199  7,81  4.673  8,40 

6  Penyakit Kulit alergi  3.568  6,63  3.591  6,45 

7  Infeksi Penyakit Usus Lainnya  3.183  5,92  4.384  7,88 

8  Peny. Pulpa& Jaringan

Periapikal 

3.079  5,72  1.796  3,22 

9  Ginggivitis& Penyakit Prodental  2.831  5,26  2.690  4,83 

10  Malaria Tanpa pemeriksaan Lab  2.770  5,15  2.833  5,09 

Total  53.798  100,00  55.603  100,00 

Sumber : Laporan Dinkes Kota Banjarmasin

Tabel di atas menunjukan bahwa penyakit terbanyak yang

diderita oleh penduduk di kota Banjarmasin tahun 2008 dan 2009 di

dominasi oleh Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dengan

persentase 30,09 % pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 yakni

27,41 % .

Page 5: Bab 1 Pendahuluan

7/16/2019 Bab 1 Pendahuluan

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-pendahuluan-5634f937ae18f 5/9

5

Tabel 1.2 

Distribusi Frekuensi Jumlah Balita dan Penderita ISPA 

Berdasarkan Puskesmas Kota Banjarmasin tahun 2008 dan 2009 

Puskesmas 

Tahun 2008  Tahun 2009 

JumlahBalita 

JumlahPenderita 

% JumlahBalita 

JumlahPenderita 

Kuin Raya 2950  2286  30  2173  1427  23,89 

Alalak Tengah 3536  1500  19,66  2547  1491  24,96 

Alalak Selatan  4051  1078  14,14  2900  1125  18,83 

Kayu Tangi 4323  1342  17,61  3435  1104  18,48 

Banjarmasin

Indah

2408  713  9,35  1898  365  6,11 

Teluk Tiram 3920  325  4,26  2547  430  7,19 

Kelayan Dalam 1864  52  0,68  1494  26  0,43 

S.Parman 1866  24  0,31  1163  5  0,08 

JUMLAH  24918  7620  100  18157  5973  100 

Sumber : Dinkes Kota Banjarmasin 2009.

Tabel 1.3 

Distribusi Frekuensi Balita dan ISPA Berdasarkan Kelurahan 

Diwilayah Kerja Puskesmas Alalak Selatan Kota Banjarmasin 

Januari-Maret Tahun 2010 

 N

oJalan

Kunjungan Balita

Januari Februari Maret

Berkunj

ung 

ISP

%  Berkunj

ung 

ISP

%  Berkunj

ung 

ISP

1  Alalak Selatan  23  19  19.38 

33  20  20.20 

25  22  20.75 

2  Alalak Tengah  2  1  1.02 

3  2  2.02 

1  0  0 

3  Alalak Utara  25  16  16.32 

29  19  19.19 

30  20  18.86 

4  Belitung  44  34  34.69 

34  23  23.23 

30  17  16.03 

5  Alalak Timur   7  19  19.

38 15  26  26.

26 27  24  22.

64 6  Komp.Amd

Permai 67  34  34.

69 70  29  29.

29 52  35  33.

01 7  Komp.HKSN  7  4  4.0

8 5  5  5.0

5 6  6  5,6

6 8  Komp.Perdag

angan 4  1  1.0

2 2  3  3.0

3 2  1  0,9

4 9  Pangeran 5  4  4.0

8 2  1  1.0

1 4  2  1,8

Jumlah 184

 98

 100

 193

 99

 100

 177

 106

 100

 

Page 6: Bab 1 Pendahuluan

7/16/2019 Bab 1 Pendahuluan

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-pendahuluan-5634f937ae18f 6/9

6

Dari tabel 1.3 dapat dilihat tingginya pengunjung balita yang

menderita ISPA di puskesmas Alalak Selatan ini, banyak hal yang telah

dilakukan untuk mungurangi jumlah penderita ISPA, baik dari penyuluhan

ISPA, ASI ekslusif dan Pemberian Imunisasi, namun hal tersebut belum juga

membuahkan hasil terbukti masih tinginya penderita ISPA dari januari - maret

2010 pada Balita yakni 54,69 % (Dinkes Kota Banjarmasin, 2010).

Salah satu upaya peningkatan kesehatan yang bersifat promotif dan

 preventif adalah program Imunisasi yang terdekat dengan masyarakat.

Walaupun pada saat ini fasilitas pelayanan imunisasi telah tersedia

dimasyarakat, tetapi tidak semua balita dibawah untuk mendapatkan imunisasi

(Ikhsan, 2006).

Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian

tentang “ Hubungan Umur Dan Satatus Imunisasi Terhadap Kejadian ISPA

Pada Balita 0-5 Tahun Di Puskesmas Alalak Selatan Kota Banjarmasin

Tahun 2010” 

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas di dapatkan bahwa ISPA pada balita di Pukesmas

Alalak Selatan mengalami kenaikan dari 19,66% menjadi 24,96% sehingga

 peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Adakah Hubungan Umur Dan

Status Imunisasi dengan Kejadian ISPA pada balita usia 0-5 tahun di

Puskesmas Alalak Selatan Kota Banjarmasin Tahun 2010”. 

Page 7: Bab 1 Pendahuluan

7/16/2019 Bab 1 Pendahuluan

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-pendahuluan-5634f937ae18f 7/9

7

C. Pertanyan Peneliti

1. Bagaimanakah distribusi frekuensi ISPA pada balita di Puskesmas Alalak 

Selatan Kota Banjarmasin Tahun 2010 ?

2. Bagaimanakah distribusi frekuensi umur pada balita di Puskesmas Alalak 

Selatan Kota Banjarmasin Tahun 2010 ?

3. Bagaimanakah distribusi frekuensi satus imunisasi pada balita di Puskesmas

Alalak Selatan Kota Banjarmasin Tahun 2010 ?

4. Adakah Hubungan Umur Terhadap Kejadian ISPA pada Balita di

Puskesmas Alalak Selatan Tahun 2010 ?

5. Adakah Hubungan Status Imunisasi Terhadap Kejadian ISPA pada Balita

di Puskesmas Alalak Selatan Kota Banjarmasin Tahun 2010 ?

D. Tujuan Penelitian 

1. Tujuan Umum 

Untuk Mengetahui Hubungan Umur Dan Sataus Imunisasi Terhadap

Kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Alalak Selatan Kota Banjarmasin

Tahun 2010.

2. Tujuan Khusus 

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ISPA pada balita di Puskesmas

Alalak Selatan Kota Banjarmasin Tahun 2010.

 b. Untuk mengetahui distribusi umur pada balita di Puskesmas Alalak 

Selatan Kota Banjarmasin Tahun 2010.

Page 8: Bab 1 Pendahuluan

7/16/2019 Bab 1 Pendahuluan

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-pendahuluan-5634f937ae18f 8/9

8

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi satatus imunisasi pada balita di

Puskesmas Alalak Selatan Kota Banjarmasin Tahun 2010.

d. Untuk mengetahui hubungan umur pada balita terhadap kejadian ISPA di

Puskesmas Alalak Selatan Kota Banjarmasin Tahun 2010.

e. Untuk mengetahui hubungan status imunisasi terhadap kejadian ISPA di

Puskesmas Alalak Selatan Kota Banjarmasin Tahun 2010.

E. Manfaat Penelitian.

1. Bagi Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin 

Sebagai acuan dalam merencanakan, mengevaluasi dan menentukan

kebijakan program Pemberantasan Penyakit Menular sebagai pembanding

untuk penelitian yang akan datang.

2. Bagi Pimpinan Puskesmas Alalak Selatan 

Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sabagai bahan pertimbangan

dalam rangka meningkatkan program kesehatan terutama yang

 berhubungan dengan penyakit ISPA yang ada di puskesmas Alalak Selatan.

3. Bagi Ketua Jurusan Keperawatan STIKES MB

Memberikan sumbangan pemikiran bagi STIKES MUHAMMADIYAH

BANJARMASIN Program Studi D-3 Keperawatan.

F. Ruang Lingkup Penelitian 

Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analitik dengan

 pendekatan Cross Sectional . Data primer didapatkan dengan melakukan

Page 9: Bab 1 Pendahuluan

7/16/2019 Bab 1 Pendahuluan

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-pendahuluan-5634f937ae18f 9/9

9

wawancara pada responden yang merupakan ibu-ibu yang memiliki balita usia

0-5 tahun, yang datang berkunjung kepuskesmas, data sekunder didapatkan

dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dan Puskesmas Alalak Selatan.

Penelitian ini untuk mengetahui hubungan umur dan status imunisasi

terhadap kejadian ISPA pada balita usia 0-5 tahun di Puskesmas Alalak 

Selatan Kota Banjarmasin Tahun 2010, dan akan dilakukan pada bulan Mei

sampai dengan Juni 2010.