bab 1 pendahuluan

13
I - 1 S TUDI I DENTIFIKASI K AWASAN K UMUH DI P ROVINSI B ANTE N Bab 1 Pendahuluan 1 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan yang berjalan selama ini selain menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan ternyata juga menciptakan berbagai masalah kesenjangan sosial dan ekonomi di berbagai daerah, kawasan dan wilayah. Berbagai upaya pembangunan baik sektoral maupun regional yang dilaksanakan ternyata masih belum sepenuhnya mampu mewujudkan keseimbangan antar daerah. Hal ini ditunjukan dengan masih banyaknya kawasan yang selanjutnya disebut Kawasan Kumuh dan tertinggal yang kondisi sosial ekonominya serta tingkat perkembangan relatif rendah dibandingkan kawasan lain. Pelaksanaan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten merupakan Program Strategis Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten dengan pendekatan pedoman teknis pengamanan dan pelestarian alam disertai dengan upaya peningkatan ekonomi lokal dan derajat kesehatan masy arak at. Sasaran Pelaksanaan Studi Identifikasi kawasan Kumuh di Provinsi Banten adalah seluruh kawasan kumuh di Provinsi Banten diarahkan kepada terwujudnya Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Provinsi Banten. dalam Tahun 2012 Kegiatan Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Perumahan Masyarakat Kurang Mampu memprogramkan Pelaksanaan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten. Pelaksanaan Studi Identifikasi kawasan Kumuh di Provinsi Banten ini harus ditindaklanjuti dengan survei dan pemetaan wilayah untuk mencegah terulangnya kesalahan pada pelaksanaan serta untuk menjaga agar pelaksanaan fisik tepat sasaran sesuai dengan hasil perencanaan baik dari segi mutu, waktu, biaya, dan pemanfaatannya serta untuk mencegah atau memperkecil kesalahan program. Dengan demikian sasaran dari Pelaksanaan Studi Identifikasi kawasan Kumuh di Provinsi Banten adalah dapat mendeteksi kawasan kawasan kumuh yang ada di Provinsi Banten 1.2 LATAR BELAKANG 1.2.1 Maksud dan Tujuan Maksud dan Tujuan Pelaksanaan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten adalah sebagai berikut :

Upload: rizal-sabans

Post on 03-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

BAB 1

TRANSCRIPT

  • B a b 1 [ P e n d a h u l u a n ]

    I - 1S T U DI I D EN T I F I K A S I K A WA S AN K U M U H D I P R O VI N S I B AN T E N

    Bab 1Pendahuluan

    1

    1.1 LATAR BELAKANG

    Pembangunan yang berjalan selama ini selain menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan ternyatajuga menciptakan berbagai masalah kesenjangan sosial dan ekonomi di berbagai daerah, kawasandan wilayah. Berbagai upaya pembangunan baik sektoral maupun regional yang dilaksanakanternyata masih belum sepenuhnya mampu mewujudkan keseimbangan antar daerah. Hal iniditunjukan dengan masih banyaknya kawasan yang selanjutnya disebut Kawasan Kumuh dantertinggal yang kondisi sosial ekonominya serta tingkat perkembangan relatif rendah dibandingkankawasan lain.

    Pelaksanaan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten merupakan Program Strategis DinasSumber Daya Air dan Pemukiman Provinsi Banten dengan pendekatan pedoman teknis pengamanandan pelestarian alam disertai dengan upaya peningkatan ekonomi lokal dan derajat kesehatanmasyarakat.

    Sasaran Pelaksanaan Studi Identifikasi kawasan Kumuh di Provinsi Banten adalah seluruh kawasankumuh di Provinsi Banten diarahkan kepada terwujudnya Peningkatan Kualitas LingkunganPermukiman Provinsi Banten. dalam Tahun 2012 Kegiatan Fasilitasi dan Stimulasi PembangunanPerumahan Masyarakat Kurang Mampu memprogramkan Pelaksanaan Studi Identifikasi KawasanKumuh di Provinsi Banten.

    Pelaksanaan Studi Identifikasi kawasan Kumuh di Provinsi Banten ini harus ditindaklanjuti dengansurvei dan pemetaan wilayah untuk mencegah terulangnya kesalahan pada pelaksanaan serta untukmenjaga agar pelaksanaan fisik tepat sasaran sesuai dengan hasil perencanaan baik dari segi mutu,waktu, biaya, dan pemanfaatannya serta untuk mencegah atau memperkecil kesalahan program.

    Dengan demikian sasaran dari Pelaksanaan Studi Identifikasi kawasan Kumuh di Provinsi Bantenadalah dapat mendeteksi kawasan kawasan kumuh yang ada di Provinsi Banten

    1.2 LATAR BELAKANG

    1.2.1 Maksud dan Tujuan

    Maksud dan Tujuan Pelaksanaan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Bantenadalah sebagai berikut :

  • B a b 1 [ P e n d a h u l u a n ]

    I - 2S T U DI I D EN T I F I K A S I K A WA S AN K U M U H D I P R O VI N S I B AN T E N

    Melakukan identifikasi terhadap daerah-daerah yang dikatagorikan sebagai kawasan kumuh diProvinsi Banten, dimana dari identifikasi ini diharapkan dapat dirumuskan mengenai penangananpermasalahan permasalahan yang ada di kawasan kumuh di Provinsi Banten.

    1.2.2 Sasaran

    Sasaran dari Pelaksanaan Studi Identifikasi kawasan Kumuh di Provinsi Banten adalah sebagaiberikut :

    1. Sasaran Lokasi

    Seluruh kawasan kumuh di kabupaten/kota Provinsi Banten.

    2. Sasaran Substansi

    Adanya pemetaan dan rencana penanganan pada lokasi kawasan kumuh di kabupaten/kotaProvinsi Banten.

    1.3 DASAR HUKUM

    Dasar hukum yang dimaksud adalah peraturan perundangan yang dapat dijadikan sebagai bahanacuan dan pertimbangan dalam pelaksanaan kegiatan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di ProvinsiBanten, yaitu antara lain adalah:

    1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23 dan Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3469).

    2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka PanjangNasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33 danTambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700).

    3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 68 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4725).

    4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka MenengahNasional Tahun 2010-2014.

    5. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2007-2012.

    1.4 RUANG LINGKUP

    Ruang lingkup penyusunan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten terdiri atas lingkupwilayah dan lingkup kegiatan. Lingkup wilayah yang dimaksud adalah wilayah studi yang dijadikansebagai obyek kajian, sedangkan lingkup kegiatan adalah kegiatan-kegiatan yang harus dilakukandalam penyusunan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten.

    1.4.1 Lingkup Wilayah

    Wilayah studi dalam penyusunan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten meliputiwilayah administrasi Provinsi Banten yang terdiri dari 4 kota dan 4kabupaten.

    14.2 Lingkup Kegiatan

    Penyusunan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten meliputi beberapa tahapan kegiatansebagai berikut:

  • B a b 1 [ P e n d a h u l u a n ]

    I - 3S T U DI I D EN T I F I K A S I K A WA S AN K U M U H D I P R O VI N S I B AN T E N

    1. Persiapan:

    a. Penajaman metodologi dan penyusunan program kerja.b. Pengumpulan data sekunder.c. Kajian literatur.d. Penyusunan kriteria kawasan permukiman kumuh.e. Penyusunan metode dan rencana pengumpulan data primer.

    2. Pengumpulan Data Primer dan Analisis:

    a. Pengumpulan data primer:

    Pengumpulan data primer. Verifikasi data. Kompilasi data.

    b. Analisis data:

    Identifikasi lokasi sebaran kawasan permukiman kumuh. Pembobotan kriteria kawasan permukiman kumuh. Penilaian kriteria kawasan permukiman kumuh. Penentuan tipologi kawasan permukiman kumuh.

    1.5 METODOLOGI

    Metodologi yang digunakan dalam penyusunan RStudi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Bantenmeliputi: kerangka studi, metode pengumpulan data, metode analisis, serta tahapan pengerjaan.

    1.5.1 Kerangka Studi

    Kerangka studi yang menggambarkan secara skematis antar tahapan kajian dalam Studi IdentifikasiKawasan Kumuh di Provinsi Banten ditunjukkan pada Gambar 1-1 berikut ini.

    1.5.2 Metodologi Pengumpulan Data

    Dalam rangka mengumpulkan fakta empiris yang sesuai dengan kebutuhan kajian Studi IdentifikasiKawasan Kumuh di Provinsi Banten dilakukan pengumpulan data. Berdasarkan tahapan pelaksanaandan jenis datanya, pengumpulan data yang dilakukan meliputi: pengumpulan data sekunder danpengumpulan data primer.

    1. Pengumpulan Data Sekunder

    Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi sekunderdari berbagai instansi terkait yang diidentifikasi memilik i data dan informasi yang diperlukan.

    2. Pengumpulan Data Primer

    Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara: penyebaran kuesioner kepada masing-masingkabupaten/kota, wawancara dengan masyarakat di lokasi kawasan kumuh, dan observasilapangan. Data primer yang dikumpulkan terutama yang terkait dengan variabel kriteriapenentuan kawasan permukiman kumuh.

    a. Penyebaran Kuesioner Kecamatan

    Penyebaran kuesioner kepada masing-masing kecamatan dilakukan dengan tujuan:

    Memperoleh informasi mengenai lokasi sebaran kawasan kumuh di wilayah kecamatanyang bersangkutan yang dirinci per kelurahan/RW/RT.

    Memperoleh informasi mengenai karakteristik penduduk kawasan kumuh di wilayahkecamatan yang bersangkutan.

    Memperoleh informasi mengenai kondisi prasarana sarana lingkungan kawasan kumuh diwilayah kecamatan yang bersangkutan.

  • B a b 1 [ P e n d a h u l u a n ]

    I - 4S T U DI I D EN T I F I K A S I K A WA S AN K U M U H D I P R O VI N S I B AN T E N

    Gambar 1-1Kerangka Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten

    StudiTerdahuluIsu

    Permasalahan

    Review TerhadapStudi Terdahulu

    Kajian Literaturdan Kebi jakan

    PenajamanMetodo logi

    Desain Surve i

    PengumpulanData Sekunder

    Penyusunan Kri teria KawasanPermukiman Kumuh

    Penyusunan Rencana RinciPengumpulan DataPrimer

    ProsesAdministrasiPekerjaan

    MobilisasiTim

    Literatur ,Teori,

    Keb ijakan

    PengumpulanDataPrimer

    WawancarakepadaMasyarakat

    Observa si LapanganPenyeba ran KuesionerKecamatan

    Verifika siHasi l SurveiKompi lasi Data

    Tipo logi KawasanPermukiman Kumuh

    Identifikasi Lokasi SebaranKawasan Pe rmukiman Kumuh

    Kriter iaKawasan

    PermukimanKumuh

    Pembobotan Kri teriaKawasan Pe rmukiman Kumuh

    Penilaian Kri teria KawasanPe rmukiman Kumuh (Tahap 1)

    Penentuan Tipo logiKawasan Pe rmukiman Kumuh

    Program danKegiatan

    Penyepakatan

    Peni laian Kriter ia KawasanPermukiman Kumuh (Tahap 2)

    Anal isis Sebab Akibat

    Perumusan Rekomendasi Rencana PenangananKawasan Pe rmukiman Kumuh

    Pendeka tanPenanganan

    KawasanPermukiman

    Kumuh

    PembiayaanKe lembagaan

    Anal isis Kelembagaan

    Stakeholder Analysis

    Diskusi danPembahasan

    Strateg iPenanganan

    PenyusunanProgram Kerja

    Perangkat Survei

    Jadual Kegi atan SurveiDaftar Kebutuhan DataForm Observasi LapanganForm WawancaraPeta

    PendekatanTridaya

    PemberdayaanSosial

    PemberdayaanLingkungan

    PemberdayaanEkonomi

    Identi fikasiKarakteristik Masyarakat

    Rencana Penataan Kampung KumuhProgram dan KegiatanPembiayaanKelembagaan

  • B a b 1 [ P e n d a h u l u a n ]

    I - 5S T U DI I D EN T I F I K A S I K A WA S AN K U M U H D I P R O VI N S I B AN T E N

    Memperoleh informasi mengenai upaya penanganan kawasan kumuh di wilayahkecamatan yang bersangkutan.

    Responden dari penyebaran kuesioner kecamatan adalah pejabat atau pegawai kecamatanyang membidangi sektor perumahan dan permukiman atau yang terkait dengan perumahandan permukiman penduduk. Kuesioner kecamatan ini disebar di 8 (delapan) kabupaten/kotadi Provinsi Banten.

    b. Wawancara dengan Masyarakat

    Wawancara dilakukan untuk menggali informasi secara mendalam mengenai karakteristiklingkungan fisik kawasan kumuh, karakteristik penduduk kawasan kumuh, serta rencana danpelaksanaan program penanganan kawasan kumuh di Provinsi Banten. Wawancara dilakukanpada masyarakat yang tinggal di lokasi yang diindikasikan sebagai kawasan kumuh.Wawancara tidak dilakukan kepada seluruh masyarakat kawasan kumuh, tetapi dilakukankepada masyarakat yang sudah dipilih sebelumnya dengan menggunakan metode samplingserta berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kecamatan dan hasil pengolahan datasekunder yang ada.

    c. Observasi Lapangan

    Observasi lapangan dilakukan dengan tujuan:

    Memahami kesesuaian guna lahan dengan rencana tata ruang di wilayah pengamatan. Memahami kondisi fisik bangunan di wilayah pengamatan. Memahami intensitas pemanfaatan ruang di wilayah pengamatan. Memahami kondisi prasarana dan sarana permukiman di wilayah pengamatan. Memahami letak strategis kawasan di wilayah pengamatan. Memahami fungsi kawasan sekitar di wilayah pengamatan. Memahami kondisi sosial kependudukan di wilayah pengamatan.

    Observasi lapangan tidak dilakukan pada seluruh wilayah studi, tetapi dilakukan denganmengambil titik-titik lokasi yang diindikasikan sebagai kawasan kumuh berdasarkan hasilpenyebaran kuesioner kecamatan dan hasil pengolahan data sekunder yang ada.

    1.5.3 Metode Analisis

    Analisis dalam kegiatan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten dilakukan pada tahappembobotan dan penilaian kriteria kawasan permukiman kumuh. Pembobotan pada masing-masingkriteria kawasan permukiman kumuh dimaksudkan bahwa setiap kriteria memilik i bobot pengaruhyang berbeda-beda. Penentuan bobot kriteria bersifat relatif dan bergantung pada preferensi indiv iduatau kelompok masyarakat dalam melihat pengaruh masing-masing kriteria. Metode analisis yangdapat digunakan untuk penentuan bobot kriteria ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP).Penilaian kriteria dilakukan untuk mengidentifikasi tipologi kawasan permukiman kumuh. Penilaiankriteria yang dimaksud merupakan akumulasi dari hasil perhitungan terhadap kriteria-kriteria kawasanpermukiman kumuh tersebut. Dari penjumlahan berbagai peubah akan diperoleh total nilaimaksimum dan minimum setiap kriteria. Proses penilaian menggunakan batas ambang yangdikategorikan ke dalam: tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mengklasifikasikan hasil penilaianberdasarkan kategori tersebut maka dilakukan perhitungan terhadap akumulasi bobot yang telahdilakukan dengan menggunakan formula Sturgess.

    1. Analytical Hierarchy Process

    Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahlimatematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif ataspersoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilankeputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagianatau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, member nilai numerik pada pertimbangan subyektiftentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkanvariabel yang mana yang memilik i prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasilpada situasi tersebut. Metode AHP ini membantu memecahkan persoalan yang kompleks denganmenstrukturkan suatu hirark i kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengan menarik

  • B a b 1 [ P e n d a h u l u a n ]

    I - 6S T U DI I D EN T I F I K A S I K A WA S AN K U M U H D I P R O VI N S I B AN T E N

    berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode ini jugamenggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang bersangkutan pada berbagai persoalan,lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok denganperkiraan kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang telahdibuat. (Saaty, 1993). Menurut Saaty, ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan denganAHP, yaitu prinsip menyusun hirarki (Decomposition), prinsip menentukan prioritas (ComparativeJudgement), dan prinsip konsistensi logis (Logical Consistency). Hirark i yang dimaksud adalahhirark i dari permasalahan yang akan dipecahkan untuk mempertimbangkan kriteria-kriteria ataukomponen-komponen yang mendukung pencapaian tujuan. Dalam proses menentukan tujuandan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-kriteria yangbersangkutan tepat untuk persoalan yang dihadapi. Dalam memilih kriteria-kriteria pada setiapmasalah pengambilan keputusan perlu memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: (1)Lengkap: kriteria harus lengkap sehingga mencakup semua aspek yang penting, yang digunakandalam mengambil keputusan untuk pencapaian tujuan; (2) Operasional: operasional dalam artianbahwa setiap kriteria ini harus mempunyai arti bagi pengambil keputusan, sehingga benar-benardapat menghayati terhadap alternatif yang ada, disamping terhadap sarana untuk membantupenjelasan alat untuk berkomunikasi; (3) Tidak berlebihan: menghindari adanya kriteria yangpada dasarnya mengandung pengertian yang sama; dan (4) Minimum: diusahakan agar jumlahkriteria seminimal mungkin untuk mempermudah pemahaman terhadap persoalan, sertamenyederhanakan persoalan dalam analisis.

    2. Metode Sturgess

    Metode Sturgess digunakan dalam penilaian kriteria untuk mengidentifikasi tipologi kawasanpermukiman kumuh. Penilaian kriteria yang dimaksud merupakan akumulasi dari hasilperhitungan terhadap kriteria-kriteria kawasan permukiman kumuh. Dari penjumlahan berbagaipeubah akan diperoleh total nilai maksimum dan minimum setiap kriteria. Proses penilaianmenggunakan batas ambang yang dikategorikan ke dalam: tinggi, sedang, dan rendah. Untukmengklasifikasikan hasil penilaian berdasarkan kategori tersebut maka dilakukan perhitunganterhadap akumulasi bobot yang telah dilakukan dengan menggunakan formula sederhanaSturgess, yaitu:

    a. Dihitung koefisien ambang interval (rentang) dengan cara mengurangkan Nilai Tertinggi(hasil penilaian tertinggi) dari hasil pembobotan dengan Nilai Terendah (hasil penilaianterendah) dari jumlah penilaian dibagi 3 (tiga).

    () = ( )3b. Koefisien ambang rentang sebagai pengurang dari Nilai Tertinggi akan menghasilkan batas

    nilai paling bawah dari tertinggi.

    c. Untuk kategori selanjutnya dilakukan pengurangan 1 angka terhadap batas terendah dariakan menghasilkan batas tertinggi untuk Kategori Sedang, dan seterusnya.

    1.5.4 Tahap Pekerjaan

    Tahapan pengerjaan yang dimaksud adalah langkah-langkah pengerjaan untuk melaksanakan danmenyelesaikan kegiatan Identifikasi Kawasan Kumuh Provinsi Banten. Tahapan pengerjaan inidisusun berdasarkan lingkup kegiatan dan metodologi yang digunakan.

    Untuk menyelaraskan dengan sistem pelaporan dan pembahasan laporan, maka tahapan pengerjaanpenyusunan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh Provinsi Banten dibagi menjadi tiga kelompokkegiatan, yaitu:

    1. Tahap Persiapan, meliputi langkah-langkah pengerjaan: Proses administrasi pekerjaan. Mobilisasi tim.

  • B a b 1 [ P e n d a h u l u a n ]

    I - 7S T U DI I D EN T I F I K A S I K A WA S AN K U M U H D I P R O VI N S I B AN T E N

    Penajaman metodologi. Penyusunan program kerja. Pengumpulan data sekunder. Kajian literatur. Penyusunan kriteria kawasan permukiman kumuh. Penyusunan metode dan rencana rinci pengumpulan data primer.

    2. Tahap Pengumpulan Data Primer dan Analisis, meliputi langkah-langkah pengerjaan:a. Pengumpulan Data Primer, meliputi kegiatan:

    Pengumpulan data primer. Verifikasi data. Kompilasi data.

    b. Analisis Data, meliputi kegiatan: Identifikasi lokasi sebaran kawasan permukiman kumuh. Pembobotan kriteria kawasan permukiman kumuh. Penilaian kriteria kawasan permukiman kumuh. Penentuan tipologi kawasan permukiman kumuh.

    Secara konseptual, bagan yang menggambarkan alur dan keterkaitan setiap langkah pengerjaantersebut serta keterkaitannya dengan setiap tahapan pelaporan dan pembahasan laporan ditunjukkanpada Gambar 1-2 di bawah ini.

    Gambar 1-2Tahapan Pengerjaan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh Provinsi Banten

  • B a b 1 [ P e n d a h u l u a n ]

    I - 8S T U DI I D EN T I F I K A S I K A WA S AN K U M U H D I P R O VI N S I B AN T E N

    A. Tahap Persiapan

    Persiapan merupakan tahap awal pelaksanaan kegiatan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh diProvinsi Banten. Keterkaitan antar kegiatan, pendekatan, key target, keluaran (output) dalamtahap persiapan ini ditunjukkan pada Gambar 1-3 berikut:

    Gambar 1-3Skema Proses Tahapan Persiapan

    1. Proses Administrasi Pekerjaan

    Proses administrasi pekerjaan yang dimaksud adalah proses penyelesaian administrasipekerjaan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten yang antara lain berupapenyelesaian Surat Perjanjian Kerja (Dokumen Kontrak), Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK),dan sebagainya.

    2. Mobilisasi Tim

    Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dikoordinasikan oleh Team Leader untukmelaksanakan kegiatan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten.

    3. Penajaman Metodologi

    Hasil penajaman metodologi ini, setelah disepakati oleh Pengguna Jasa, akan digunakandalam pelaksanaan kegiatan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten.

    Penyusunan Kriteria KawasanKumuh

  • B a b 1 [ P e n d a h u l u a n ]

    I - 9S T U DI I D EN T I F I K A S I K A WA S AN K U M U H D I P R O VI N S I B AN T E N

    4. Penyusunan Program Kerja

    Penyusunan program kerja yang dimaksud merupakan proses menerjemahkan hasilpenajaman metodologi ke dalam bentuk rencana kerja rinci, yaitu berupa: alur kegiatan danjadwal penyelesaian pekerjaan, yang setelah disepakati oleh Pengguna Jasa, akan menjadiacuan bersama dalam pelaksanaan Identifikasi Kawasan Kumuh.

    5. Pengumpulan Data Sekunder

    Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasisekunder dari berbagai instansi terkait yang diidentifikasi memilik i data dan informasi yangdiperlukan.

    6. Kajian Literatur

    Kajian literatur diperlukan untuk mengidentifikasi dan merumuskan kriteria-kriteria kawasanpermukiman kumuh di perkotaan. Literatur yang dikaji terutama yang terkait denganIdentifikasi Kawasan Kumuh, baik berupa peraturan perundangan yang masih berlaku,pedoman dan panduan teknis seperti yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umumdan Kementrian Negara Perumahan Rakyat, dokumen-dokumen perencanaan sepertiRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), maupunstudi-studi terdahulu.

    7. Terhadap Studi Identifikasi Kawasan Kumuh yang Pernah Dilaksanakan PemerintahKabupaten/Kota di Provinsi Banten

    Studi Identifikasi Kawasan Kumuh yang pernah dilaksanakan oleh PemerintahKabupaten/Kota di Provinsi Banten dilakukan untuk mempelajari dan mearah kebijakan,strategi, dan program-program penataan kawasan permukiman kumuh yang ada dan sudahdilaksanakan. Hasil dari terhadap Studi Identifikasi Kawasan Kumuh yang pernahdilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Banten dilakukan akan digunakansebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam tahap perumusan rekomendasi rencanapenanganan kawasan permukiman kumuh di Provinsi Banten.

    8. Penyusunan Kriteria Kawasan Permukiman Kumuh

    Untuk melakukan identifikasi kawasan permukiman kumuh digunakan kriteria. Penentuankriteria kawasan permukiman kumuh dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspekatau dimensi seperti kesesuaian peruntukan lokasi dengan rencana tata ruang, status(kepemilikan) tanah, letak/kedudukan lokasi, tingkat kepadatan penduduk, tingkat kepadatanbangunan, kondisi fisik, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat lokal. Selain itu digunakankriteria sebagai kawasan penyangga kota metropolitan seperti kawasan permukiman kumuhteridentifikasi yang berdekatan atau berbatasan langsung dengan kawasan yang menjadibagian dari kota metropolitan. Dengan demikian, untuk menetapkan lokasi kawasanpermukiman kumuh digunakan kriteria-kriteria yang dikelompokkan ke dalam kriteria:

    a. Vitalitas non ekonomi.

    b. Vitalitas ekonomi kawasan.

    c. Status kepemilikan lahan.

    d. Keadaan prasarana dan sarana.

    e. Komitmen Pemerintah Daerah.

    9. Penyusunan Metode dan Rencana Pengumpulan Data Primer

    Pada tahap ini dilakukan penyiapan perangkat survei yang antara lain mencakup:penyusunan jadwal rinci kegiatan survei dan pengumpulan data, penyusunan daftarkebutuhan data, penyusunan panduan survei, penyusunan form observasi lapangan,penyusunan form wawancara, dan sebagainya. Metode dan rencana pengumpulan dataprimer ini juga disusun berdasarkan masukan dari hasil pengumpulan data sekunder.

  • B a b 1 [ P e n d a h u l u a n ]

    I - 10S T U DI I D EN T I F I K A S I K A WA S AN K U M U H D I P R O VI N S I B AN T E N

    B. Penyusunan Laporan Pendahuluan

    Laporan pendahuluan merupakan output dari tahap persiapan. Dengan demikian, dokumenlaporan pendahuluan ini akan berisi tentang hasil penajaman metodologi, program kerja rinci,hasil pengumpulan data sekunder, hasil kajian literatur, hasil atau kajian terhadap StudiIdentifikasi Kawasan Kumuh yang pernah dilaksanakan Pemerintah Provinsi Banten, hasilpenyusunan kriteria kawasan kumuh, serta metode dan rencana rinci pengumpulan data primer.Proses penyusunan laporan pendahuluan meliputi:

    1. Penyusunan draft laporan pendahuluan.2. Penyerahan draft laporan pendahuluan.3. Pembahasan dan diskusi draft laporan pendahuluan.4. Perbaikan dan penyempurnaan draft laporan pendahuluan.5. Penyerahan dokumen laporan pendahuluan yang merupakan hasil perbaikan dan

    penyempurnaan draft laporan pendahuluan.

    C. Tahapan Pengumpulan Data Primer dan Analisis

    Pengumpulan data primer dan analisis merupakan tahap kedua pelaksanaan kegiatan StudiIdentifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten. Keterkaitan antar kegiatan, pendekatan, keytarget, keluaran (output) dalam tahap ini ditunjukkan pada Error! Reference source notfound. berikut.

    1. Pengumpulan Data PrimerMerupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi yang relevan dengan substansikegiatan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten. Secara rinci tahappengumpulan data primer ini meliputi kegiatan sebagai berikut:

    a. Pengumpulan data primer.Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara: penyebaran kuesioner kepada masing-masing kecamatan, wawancara dengan masyarakat di lokasi Kawasan Kumuh, danobservasi lapangan. Data primer yang dikumpulkan terutama yang terkait denganvariabel kriteria penentuan kawasan kumuh.

    b. Verifikasi data.Verifikasi data hasil survei dilakukan oleh PPTK dan Tim Teknis dari pihak pengguna jasauntuk akhirnya disepakati setiap item data yang akan digunakan dalam analisis.

    c. Kompilasi data.Kompilasi data merupakan proses untuk menstrukturkan data dan informasi yangdiperoleh hasil survei ke dalam bentuk informasi yang siap untuk dianalisis. Informasihasil kompilasi data dapat berupa tabel, bagan, gambar, ataupun peta. Penyusunaninformasi dalam kompilasi data ini dilakukan berdasarkan kebutuhan analisis yang akandilakukan dalam kegiatan Studi Identifikasi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten.

    2. Analisis data:

    a. Identifikasi lokasi sebaran kawasan kumuh.Berdasarkan kriteria-kriteria kawasan kumuh untuk Provinsi Banten yang telah disusunsebelumnya serta hasil pengumpulan data dan kompilasi data, maka dilakukan identifikasilokasi dan pola sebaran kawasan permukiman di Provinsi Banten. Hasil proses identifikasilokasi dan pola sebaran kawasan kumuh tersebut dituangkan ke dalam peta lokasi dansebaran kawasan kumuh di Provinsi Banten. Peta dan lokasi sebaran kawasan kumuh inijuga dilengkapi dengan rincian karakteristik kekumuhan untuk masing-masing lokasi.

    b. Pembobotan kriteria kawasan kumuh.Pembobotan pada masing-masing kriteria kawasan kumuh dimaksudkan bahwa setiapkriteria memilik i bobot pengaruh yang berbeda-beda. Penentuan bobot kriteria bersifatrelatif dan bergantung pada preferensi indiv idu atau kelompok masyarakat dalam melihat

  • B a b 1 [ P e n d a h u l u a n ]

    I - 11S T U DI I D EN T I F I K A S I K A WA S AN K U M U H D I P R O VI N S I B AN T E N

    pengaruh masing-masing kriteria. Metode analisis yang digunakan untuk penentuanbobot kriteria ini adalah Analytical Hierarchy Process (AHP).

    Gambar 1-4Skema Proses Tahap Pengumpulan Data Primer dan Analisis

    c. Penilaian kriteria kawasan kumuh.

    Penilaian kriteria dilakukan untuk mengidentifikasi tipologi kawasan kumuh. Penilaiankriteria yang dimaksud merupakan akumulasi dari hasil perhitungan terhadap kriteria-kriteria kawasan kumuh tersebut. Dari penjumlahan berbagai peubah akan diperoleh totalnilai maksimum dan minimum setiap kriteria. Proses penilaian menggunakan batasambang yang dikategorikan ke dalam: tinggi, sedang, dan rendah. Untukmengklasifikasikan hasil penilaian berdasarkan kategori tersebut maka dilakukanperhitungan terhadap akumulasi bobot yang telah dilakukan dengan menggunakanformula sederhana Sturgess.

    d. Penentuan tipologi kawasan kumuh.

  • B a b 1 [ P e n d a h u l u a n ]

    I - 12S T U DI I D EN T I F I K A S I K A WA S AN K U M U H D I P R O VI N S I B AN T E N

    Berdasarkan hasil kegiatan penilaian kawasan kumuh, disusun tipologi kawasan kumuh diProvinsi Banten yang dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu: Tipologi kumuh berat. Tipologi kumuh sedang. Tipologi kumuh ringan.Hasil identifikasi tipologi kawasan kumuh tersebut di-plot-kan ke dalam peta lokasi dansebaran kawasan kumuh di Provinsi Banten.

    D. Penyusunan Laporan Antara

    Laporan antara merupakan laporan pendahuluan yang ditambahkan output dari tahappengumpulan data primer, tahap identifikasi lokasi dan sebaran kawasan kumuh, tahappembobotan kriteria kawasan kumuh, tahap penilaian kriteria kawasan kumuh, dan tahapidentifikasi tipologi kawasan kumuh di Provinsi Banten. Dengan demikian dokumen laporan antaraini akan berisi tentang substansi laporan pendahuluan, fakta empiris dan analisis fakta empiris,lokasi dan sebaran kawasan kumuh, pembobotan dan penilaian kriteria kawasan kumuh, dantipologi kawasan kumuh di Provinsi Banten. Proses penyusunan laporan antara meliputi:

    1. Penyusunan draft laporan antara.2. Penyerahan draft laporan antara.3. Pembahasan dan diskusi draft laporan antara.4. Perbaikan dan penyempurnaan draft laporan antara.5. Penyerahan dokumen laporan antara yang merupakan hasil perbaikan dan penyempurnaan

    draft laporan antara.

    E. Penyusunan Laporan Akhir

    Laporan akhir merupakan laporan antara yang ditambahkan output dari tahap perumusanrekomendasi rencana penanganan kawasan kumuh. Dengan demikian, dokumen laporan akhir iniakan berisi tentang substansi laporan antara, rumusan rekomendasi rencana penanganankawasan kumuh di Provinsi Banten, berupa: Identifikasi Kawasan Kumuh, program dan kegiatanpenataan kawasan kumuh, dan bentuk kelembagaan yang dapat mengelola program dankegiatan penataan Kawasan Kumuh. Proses penyusunan laporan akhir meliputi:

    1. Penyusunan draft laporan akhir.2. Penyerahan draft laporan akhir.3. Pembahasan dan diskusi draft laporan akhir.4. Perbaikan dan penyempurnaan draft laporan akhir.5. Penyerahan dokumen laporan akhir yang merupakan hasil perbaikan dan penyempurnaan

    draft laporan akhir.

    1.6 SISTEMATIKA

    Laporan ini penyusunan Identifikasi Kawasan Kumuh Provinsi Banten ini disusun dengan sistematikasebagai berikut:

    Bab 1 Pendahuluan

    Berisi uraian mengenai latar belakang, dasar hukum, maksud dan tujuan, ruang lingkup,metodologi, serta sistematika laporan akhir.

    Bab 2 Tinjauan Teoritis

    Berisi uraian mengenai tinjauan teori yang berkaitan dengan penataan Kawasan Kumuh diProvinsi Banten.

    Bab 3 Tinjauan Kebijakan

    Berisi uraian mengenai tinjauan kebijakan yang berkaitan dengan penataan Kawasan Kumuhdi Provinsi Banten.

  • B a b 1 [ P e n d a h u l u a n ]

    I - 13S T U DI I D EN T I F I K A S I K A WA S AN K U M U H D I P R O VI N S I B AN T E N

    Bab 4 Gambaran Umum Provinsi Banten

    Berisi uraian mengenai gambaran kondisi fisik, kondisi ekonomi, dan kondisi sosialkependudukan Provinsi Banten

    Bab 5 Lokasi Sebaran dan Potret Kawasan Kumuh Provinsi Banten

    Berisi uraian mengenai identifikasi lokasi sebaran Kawasan Kumuh dan potret KawasanKumuh untuk masing-masing lokasi di Provinsi Banten.

    Bab 6 Tipologi Kawasan Kumuh Provinsi Banten

    Berisi uraian mengenai kriteria tingkat kekumuhan, pembobotan dan penilaian kriteria tingkatkekumuhan, serta penentuan tipologi Kawasan Kumuh di Provinsi Banten.

    Bab 7 Konsep dan Strategi Penanganan Kawasan kumuh Provinsi Banten

    Berisi uraian mengenai pendekatan penanganan, tujuan penanganan, prinsip penanganan,dan konsep dasar penanganan kawasan kumuh di Provinsi Banten. Sedangkan Strategi berisiuraian mengenai permasalahan kawasan kumuh berdasarkan klasifikasi kesesuaian denganrencana tata ruang dan tipologi tingkat kekumuhan, serta uraian mengenai strategi dankebijakan penanganan kawasan kumuh Provinsi Banten.

    Bab 8 Pelaksanaan Penanganan Kawasan kumuh Provinsi Banten

    Berisi uraian mengenai prioritas penanganan, indikasi program penanganan, dankelembagaan penanganan kawasan kumuh Provinsi Banten.