(bab 1) pendahuluan

13

Click here to load reader

Upload: conception-design

Post on 29-Jun-2015

444 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (BAB 1) Pendahuluan

Pendahul Inception Report

Bab - 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Dasar Hukum Rencana Tindak Penanganan

Lingkungan Permukiman

Tradisional/Bersejarah

Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007, tentang penataan Ruang

Undang-undang RI. No.5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya

Undang-undang RI. No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Peraturan Pemerintah RI. No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional

Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan

Pelaksanaan UU No. 28/2002

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 Tentang

Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksebilitas pada Bangunan Gedung

dan Lingkungan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/2007 Tentang

Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota)/ RIK (Rencana Induk Kota)

RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kota)/ RBWK (Rencana Bagian

Wilayah Kota)

RTRK (Rencana Teknik Ruang Kota)/ RTK (Rencana Terinci Kota)/

RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)

Produk pengaturan ruang kota lainnya yang mengikat pada kawasn

yang bersangkutan.

1 | B a b - 1Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen

Page 2: (BAB 1) Pendahuluan

Pendahul Inception Report

1.1.2 Gambaran Umum

Keberadaan suatu bangunan kuno bersejarah mencerminkan kisah sejarah,

tata cara hidup, budaya dan peradaban masyarakatnya. Menurut

Budihardjo, 1989 dikatakan bahwa terdapat beberapa arti penting dari

keberadaan suatu bangunan kuno bersejarah antara lain secara ekonomis,

bangunan kuno bersejarah akan merupakan salah satu daya tarik wisata,

dari aspek sosial budaya terpeliharanya bangunan kuno akan

menumbuhkan ikatan yang erat antara masa kini dan masa lampau dan

menciptakan kebanggaan serta harga diri sebagai bangsa, dan menurut

aspek fisik bahwa keberadaan bangunan kuno bersejarah akan

memperkaya wajah lingkungan dan menciptakan identitas kota yang khas,

unik dan berkarakter.

Kawasan bersejarah (Cagar Budaya) yang tidak tertata dengan baik

dikhawatirkan nantinya akan semakin buruk kondisinya apabila tidak

dilakukan penangangan yang serius. Kondisi yang demikian juga

merupakan ancaman serius bagi kota secara tidak langsung karena dapat

mempercepat penurunan kualitas fungsional, visual, maupun lingkungan.

Dengan ”hilangnya” lingkungan permukiman bersejarah berarti lenyap pula

bagian dari sejarah suatu tempat yang sebenarnya telah menciptakan

suatu aset penting bagi daerah yang bersangkutan berupa ”jati diri

lingkungan binaan” yang memberikan identitas tersendiri bagi

keanekaragaman budaya di Nusantara. Sangat di khawatirkan, suatu saat

nanti generasi mendatang tidak akan lagi dapat melihat dan mengetahui

sejarah dan budaya suatu daerah yang tercermin dalam lingkungan

binaanya.

Pada umumnya, nilai kesejarahan dari suatu tempat/daerah berkaitan erat

dengan aspek tradisional yang sudah eksis dan berkembang di daerah

tersebut. Setiap upaya pelestarian terhadap ”nilai kesejarahan serta

eksistensi tradisional” pada suatu lingkungan binaan bukan berarti dapat

menghambat pembangunan ekonomi melainkan justeru harus dapat

2 | B a b - 1Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen

Page 3: (BAB 1) Pendahuluan

Pendahul Inception Report

bersinergi serta menciptakan suatu ikatan yang kuat dalam pembangunan.

Maka aspek pelestarian merupakan hal yang sangat relevan untuk

dilestarikan dalam pengembangan suatu lingkungan binaan.

Lebih lanjut undang-undang RI. Nomor 28 Tahun 2002 tentang bangunan

gedung pasal 38 mengamanatkan bahwa bangunan gedung dan

lingkungannya yang ditetapkan sebagai Cagar Budaya sesuai dengan

peraturan dan perundang-undangan harus dilindungi dan dilestarikan.

Pelaksanaan perbaikan, pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan atas

bangunan gedung dan lingkungnnya hanya dapat dilakukan sepanjang

tidak mengubah nilai dan/atau karakter Cagar Budaya yang dikandungnya

dan dilaksanakan secara tertib administratif, menjamin kelaikan fungsi

bangunan gedung dan lingkungannya sesuai dengan peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku. Perlindungan dan pelestarian meliputi

kegiatan penetapan dan pemanfaatan termasuk perawatan dan

pemugaran, serta kegiatan pengawasannya yang dilakukan dengan

mengikuti kaidah pelestarian serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Persoalan yang sering muncul dalam pengembangan suatu kawasan,

dalam hal ini kawasan bersejarah (Cagar Budaya) ada 3 (tiga) unsur (3

Elemen Penggerak dalam Pembangunan Kota) yaitu :

1. masyarakat (people) yang menempati kawasan tersebut dalam

beberapa periode tertentu dengan latar belakang tertentu.

2. Unsur kedua adalah pihak pemerintah (power) yang mempunyai

kewenangan dalam penentuan jenis pemanfaatan kawasan, dan

3. Unsur ketiga adalah pihak swasta (profit) yang turut berperan dalam

pembangunan kota.

Unsur masyarakat dan sejarah sering diabaikan sehingga terjadi

ketidakseimbangan tuntutan dan kebutuhan, oleh karena itu agar upaya

pelestarian kawasan Cagar Budaya dapat berhasil yang utama harus

dilakukan adalah mendekati, mengimbau dan menyadarkan para penentu

3 | B a b - 1Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen

Page 4: (BAB 1) Pendahuluan

Pendahul Inception Report

kebijakan dan pihak swasta tentang pentingnya pelestarian kawasan

sebagai salah satu cara melindungi warisan budaya (Budihardjo,1993).

Lebih jauh lagi dampak negatif akibat diabaikannya nilai-nilai yang lebih

esensial pada pembangunan dapat mengakibatkan menurunnya jumlah

bangunan dan kawasan bersejarah di sebagian besar kota-kota di Indonesia

dari tahun ke tahun. Akibatnya, kegiatan pembangunan yang cenderung

berorientasi pada pertumbuhan ekonomi secara bertahap dapat

menghilangkan jejak sejarah yang antara lain berwujud suatu lingkungan

binaan.

Kawasan historis (bersejarah) adalah kawasan dengan kekayaan sejarah

dan budaya serta merupakan salah satu jejak peninggalan masa lalu dari

sebuah kota atau kawasan. Salah satu usaha untuk memelihara, menjaga

dan mempertahankan kawasan bersejarah adalah dengan melaksanakan

kegiatan Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Kawasan

yang memiliki nilai historis (bersejarah) yang merupakan salah satu

kegiatan dalam pelestarian.

Adapun beberapa kriteria dasar lokasi kegiatan Rencana Tindak

Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah, yaitu :

Lingkungan permukiman yang memiliki/terdiri dari bangunan-

bangunan tradisional (kedaerahan), bersjarah, perdagangan,

kelompok industri rumah tangga yang mempunyai ciri khas tertentu.

Secara sosial budaya perlu untu di revive (pernah ”hidup dan

dikenal”).

Secara ekonomi, pernah dan punya potensi untuk dikembangkan.

Lingkungan permukiman dan bangunan yang bercirikan heritage

(pusaka)

Kegiatan Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional

diwilayah studi tidak terlepas dari langkah-langkah pendekatan yang

dilakukan, yang merupakan faktor penting dalam keberhasilan

dilaksanakannya kegiatan ini, pendekatan yang akan dilakukan adalah :

4 | B a b - 1Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen

Page 5: (BAB 1) Pendahuluan

Pendahul Inception Report

Koordinasi dan sinkronasi dengan Pemerintah Daerah;

Pendekatan TRIDAYA sebagai upaya pemberdayaan terhadap aspek

manusia, lingkungan dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat;

Azas ”BERKELANJUTAN” sebagai salah satu pertimbangan penting

untuk menjamin kelangsungan kegiatan;

Rembug warga dalam upaya menggali sebanyak mungkin aspirasi

masyarakat, selain itu juga melakukan pelatihan keterampilan teknis

dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

Disisi lain salah satu kunci keberhasilan dalam Rencana Tindak

Penanganan Lingkungan dan Permukiman Tradisional/Bersejarah ini adalah

adanya peranserta dari tiap-tiap stakeholder.

Pengertian stakeholder adalah mereka yang terpengaruh oleh suatu

tindakan atau sehingga dianggap mempunyai hak untuk dikonsultasi,

menyatakan pendapatnya, dan secara umum supaya kepeduliannya

diperlakukan secara sungguh-sungguh yang dalam prosesnya, mereka

yang berkepentingan atas suatu tindakan akan terseleksi secara alamiah.

(P3WK ITB dalam Nazla Ulfah, 2003). Hubungan sinergis antara pemerintah,

pihak pengelolah/pengurus, masyarakat maupun pihak swasta menjadi

bagian penting dalam pelaksanaan upaya kegiatan ini.

Usaha rencana tindak penanganan lingkungan permukiman tradisional

kawasan bersejarah dalam hal ini kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen

merupakan suatu usaha yang memerlukan kerjasama antara stakeholder

baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Tidak masalah siapa yang

memiliki inisiatif untuk melakukannya, yang paling penting adalah

bagaimana para stakeholder ini dilibatkan dalam usaha Rencana Tindak

Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan Awe Geutah

Kabupaten Bireuen ini karena dengan peran serta para stakeholder

tersebut dapat membawa kesuksesan dalam melakukan usaha-usaha

untuk melindungi, dan melestarikasn Cagar Budaya.

5 | B a b - 1Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen

Page 6: (BAB 1) Pendahuluan

Pendahul Inception Report

1.2 Alasan Kegiatan Dilaksanakan

Alasan kegiatan penyusunan Rencana Tindak Penanganan Lingkungan

Permukiman Tradisional di Indonesia ini adalah agar setiap pelestarian

(konservasi) sangat selaras dengan maksud dan tujuan yang tersurat dan

tersirat dalam Undang-undang RI. Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda

Cagar Budaya. Konservasi merupakan istilah yang menjadi payung dari

semua kegiatan pelestarian (The Burra Charter For The Conservation Of

PlaceCultural Significant, 1981, Hal 2).

Konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat agar makna

kultural yang dikandungnya dilindungi dan terpelihara dengan baik.

Konservasi dapat meliputi seluruh kegiatan perlindungan dan

pemeliharaan, pengelolaan, pemanfaatan, dan pengawasan berdasarkan

suatu peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan konservasi dapat

mencakup preservasi, restorasi, rekonstruksi, pemugaran dan revitalisasi.

1.3 Maksud, Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Maksud Kegiatan

Maksud dari kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan Pemerintah

Daerah dalam menyelenggarakan penataan lingkungan permukiman

tradisional dan pemberdayaan komunitas perumahan terutama dalam

penataan lingkungan permukiman tradisional.

1.3.2 Tujuan Kegiatan

Tujuan disusunnya Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman

Tradisional di Kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen adalah terwujudnya

penataan bangunan dan lingkungan di kawasan tersebut dengan baik.

1.3.3 Sasaran Kegiatan

6 | B a b - 1Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen

Page 7: (BAB 1) Pendahuluan

Pendahul Inception Report

Sasaran yang akan dicapai dalam Rencana Tindak Penanganan Lingkungan

Permukiman Tradisional di Kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen adalah

terciptanya permukiman Tradisional yang dapat meningkatkan pariwisata

guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Selain sasaran yang telah diuraikan diatas, sasaran lain yang ingin dicapai

dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :

Tersusunnya masukan rencana dan program pembangunan fisik bagi

Pemerintahan Kabupaten Bireuen dalam penanganan tata bangunan

dan lingkungan kawasan permukiman tradisional.

Tersusunya masukan teknis bagi Pemerintah Kabupaten Bireuen

dalam bentuk rincian pengendalian perwujudan bangunan dan

lingkungan kawasan permukiman tradisional

Tersusunnya master plan pembangunan permukiman tradisional

Kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen

Teridentifikasinya bangunan-bangunan serta arsitektur tradisional

sebagai kekayaan Cagar Budaya.

Tersusunya Detailed Engineering Desaign (DED) lokasi fisik

percontohan pada kawasan permukiman tradisional Kawasan Awe

Geutah Kabupaten Bireuen

Tersusunnya rencana investasi selama lima tahun ke depan bagi

Pemerintah Kabupaten Bireuen dalam mengarahkan peran serta

seluruh pelaku pembangunan (pemerintah, swasta, masyarakat

lokal, investor) dalam mewujudkan lingkungan yang dikehendaki.

1.4 Identitas Pemrakarsa dan

Penyusun

1.4.1 Pemrakarsa Kegiatan

Nama Instansi : KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

SNVT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

PROVINSI ACEH

7 | B a b - 1Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen

Page 8: (BAB 1) Pendahuluan

Pendahul Inception Report

Alamat : Jln. Pemancar No. 5 Simpang Tiga Banda Aceh

Telepon : (0651) 44221

Faximile : (0651) 49494

Penanggung Jawab : Cut Lusiana, ST

Jabatan : PPK Penataan Lingkungan Permukiman

SNVT Penataan Bangunan dan Lingkungan

1.4.2 Penyusun Kegiatan

Nama Perusahaan : PT. KARYA CIPTA MARGA CONSULTANT

Alamat : Jln. Batee Timoh No. 25 Gp. Jeulingke Banda Aceh

Penanggung Jawab : Khairul Syahmega, ST

Jabatan : Direktur

I.5 Jangka Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan Penyusunan Rencana Tindak Penanganan

Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan Awe Geutah Kabupaten

Bireuen adalah 4 (empat) bulan sejak diterimanya Surat Perintah Mulai

Kerja (SPMK)

I.6 Pendanaan

Kegiatan Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional

Kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen didanai dari APBN Tahun

Anggaran (TA) 2010.

I.7 Sistematika Penulisan

8 | B a b - 1Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen

Page 9: (BAB 1) Pendahuluan

Pendahul Inception Report

Sistematika penyajian Laporan Pendahuluan pelaksanaan kegiatan

Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan

Awe Geutah Kabupaten Bireuen adalah sebagai berikut :

Bab 1 : Pendahuluan, Menguraikan mengenai latar belakang, Dasar

Hukum Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional/

Bersejarah, Gambaran Umum, Alasan Kegiatan Dilaksanakan, Maksud,

Tujuan dan Sasaran, Identitas Pemrakarsa dan Penyusun, Jangka Waktu

Pelaksanaan, Pendanaan, dan Sistematika Penulisan Laporan Pendahuluan.

Bab 2 : Pemahaman dan Tanggapan Terhadap Kerangka

Acuan Kerja (KAK), Menguraikan pemahaman dan tanggapan

Konsultan terhadap materi yang diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja

(KAK)

Bab 3 : Apresiasi dan Inovasi, Menguraikan mengenai apresiasi dan

inovasi konsultan perencana terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) dalam

pelaksanaan kegiatan Rencana Tindak Penanganan Lingkungan

Permukiman Kawasan Tradisional/Bersejarah yang dilaksanakan di wilayah

studi dalam kegiatan ini adalah kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen-

Provinsi Aceh.

Bab 4 : Pendekatan dan Metodologi Pelaksanaan Kegiatan, Menguraikan mengenai konsep pendekatan dalam penyusunan laporan

pendahuluan dan metodologi yang akan diterapkan oleh konsultan

perencana dalam pelaksanaan kegiatan Rencana Tindak Penanganan

Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan Awe Geutah Kabupaten

Bireuen-Provinsi Aceh.

Bab 5 : Rencana Kerja, Uraian mengenai tahapan pelaksanaan

pekerjaan yang berkesinambungan mulai dari tahapan persiapan, tahapan

pelingkupan, survey dan pengumpulan data, pra rencana, tahapan

penyiapan konsep laporan akhir, tahapan presentasi konsep laporan akhir

9 | B a b - 1Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen

Page 10: (BAB 1) Pendahuluan

Pendahul Inception Report

dan tahapan penyempurnaan konsep laporan akhir, jadwal penugasan

personil, Form Survey.

Bab 6 : Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan, Bentuk

dan struktur organisasi tim dalam pelaksanaan kegiatan serta personil

yang ditugaskan untuk menangani pekerjaan Rencana Tindak Penanganan

Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan Awe Geutah Kabupaten

Bireuen dan uraian tugas setiap tenaga ahli dan tenaga pendukung yang

terlibat dalam pelaksanaan kegiatan Rencana Tindak Penanganan

Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan Awe Geutah Kabupaten

Bireuen ini.

Bab 7 : Gambaran Umum Wilayah, Berisikan mengenai Lokasi

Geografis, Kondisi dan Karakteristik Fisik Dasar, Penggunaan Lahan, Kondisi

dan karakteristik Sosial Kependudukan, Kondisi dan Karakteristik Sosial

Ekonomi, Kondisi dan Ketersediaan Fasilitas Pelayanan, Kondisi dan

Jaringan Prasarana Lingkungan, data visual kondisi eksisting wilayah studi.

10 | B a b - 1Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Permukiman Tradisional Kawasan Awe Geutah Kabupaten Bireuen