bab 1 pendahuluan 1.latar belakang konflik antara

22
BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Konflik antara Palestina dan Israel hingga saat ini masih merupakan masalah terbesar bagi negara-negara di kawasan timur tengah bahkan di tangan internasional. Penduduk Palestina sudah puluhan tahun hidup dalam perjungan untuk membela kedaulatannya, dan membela keadilan serta hak asasinya. Serangan dari Israel yang mendapat dukungan dari Amerika tidaklah membuat mereka mundur, buram dan takluk, bahkan justru dapat melahirkan semangat juang untuk membela Negara dan keadilan. Hal ini dapat di lihat ketika terjadi konflik dengan Israel, pejuang Palestina selalu menunjukkan semangatnya untuk melawan musuh dengan senjata yang tidak sebanding dengan senjata musuh. Namun meskipun keterbatasan senjata tidaklah membuat mereka berhati kecil, putus asa dan mudah menyerah, karena mereka tahu bahwa hal ini merupkan persoalan hak penduduk Palestina yang harus di pertahankan dan di bela. Israel tidaklah berhak merebut tanah palestina dan menginjak-ngenjak bangsa palestina Konflik yang berkepanjangan ini tidaklah mudah di selasaikan, sebab hal ini persoalan yang harus di tangani dan di selesaikan secara internasional. Namun anehnya, konflik ini pada kenyataannya tidak pernah selesai bagaikan film serial yang terus 1

Upload: linda-diyah-islami

Post on 18-Jun-2015

4.674 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Konflik Antara

BAB 1

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Konflik antara Palestina dan Israel hingga saat ini masih merupakan masalah terbesar

bagi negara-negara di kawasan timur tengah bahkan di tangan internasional. Penduduk Palestina

sudah puluhan tahun hidup dalam perjungan untuk membela kedaulatannya, dan membela

keadilan serta hak asasinya. Serangan dari Israel yang mendapat dukungan dari Amerika tidaklah

membuat mereka mundur, buram dan takluk, bahkan justru dapat melahirkan semangat juang

untuk membela Negara dan keadilan.

Hal ini dapat di lihat ketika terjadi konflik dengan Israel, pejuang Palestina selalu

menunjukkan semangatnya untuk melawan musuh dengan senjata yang tidak sebanding dengan

senjata musuh. Namun meskipun keterbatasan senjata tidaklah membuat mereka berhati kecil,

putus asa dan mudah menyerah, karena mereka tahu bahwa hal ini merupkan persoalan hak

penduduk Palestina yang harus di pertahankan dan di bela. Israel tidaklah berhak merebut tanah

palestina dan menginjak-ngenjak bangsa palestina

Konflik yang berkepanjangan ini tidaklah mudah di selasaikan, sebab hal ini persoalan

yang harus di tangani dan di selesaikan secara internasional. Namun anehnya, konflik ini pada

kenyataannya tidak pernah selesai bagaikan film serial yang terus bersambung; serial pertama

selasai muncul serial kedua dan begitu seterusnya. Memang kadang terjadi perdamaian selang

beberapa bulan atau beberapa tahun, namun kemudian meletus lagi.

Sekarang terjadi lagi konflik yang cukup panas antara pejuang Palestina dan Israel. Sejak

konflik beberapa hari hingga sekarang, serangan Israel ke Gaza telah merengut nyawa sekitar

700 (tujuh ratus korban), yang mayoritas masyarakat sipil dan anak-anak di bawah usia. Udara di

Gaza di selimuti dengan asap letusan bom-bom Israel, tumpahahan darahpun terus mengalir

bagaikan mata air yang mengalir, sementara dunia hanya menjadi saksi. Alangkah kejamnya

manusia yang selalu punya rasa dendam dan merebut hak orang lain, sungguh sangat biadabnya

tindakan Israel itu dengan membabi buta. Anehnya, konflik ini seakan-akan hanya menjadi

1

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Konflik Antara

tayangan PBB yang hendak di saksikan di layar TV tanpa ada yang protes. Padahal persoalan ini

dapat di selesaikan hanya melalui PBB. Jika tidak maka konflik ini tidak akan pernah selasai.

PBB hanya menjadi saksi bisu tanpa mengeluarkan sepatah katapun menengahi penyelesaian dan

perdamaian.

Maklum PBB hanya di peralat oleh Amerika yang mendukung penuh terhadap Israel dan

menjadi sebatas simbol ketika di hadapkan pada konflik Palestina-Israel. Penyelesaian lewat dua

belak pihak” palestina-Israel” tidaklah akan menjamin secara penuh atas perdmaian di palestina.

Oleh karena itu, sekarang PBB harus bertindak dengan cepat untuk menangani perdamaian itu

dan harus tegas tanpa di tunda-tunda lagi.

2

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Konflik Antara

BAB II

Pembahasan

1. Latar Belakang Munculnya Konflik Palestina-Israel

a. Gerakan Zionisme Internasional

Zionisme merupakan salah satu kelompok dalam agama yahudi. Istilah Yahudi

berasal dari akar kata Zion atau Sion, yang pada masa awal sejarah Yahudi

merupakan Sinonim dari kata Jerusalem. Lahirnya Zionisme tidak dapat lepas dari

harapan kaum Yahudi untuk kembali ke tanah yang dijanjikan (promised land).

Zionisme berangkat dari rumusan sederhana terhadap kondisi riil fonomena anti-

semit atau lebih tepat dikenal dengan anti-jews di Eropa.

Sebagai sebuah ideology, Zionisme disusun dengan sebuah target jelas, yaitu untuk

membentuk sebuah Negara Yahudi. Latar belakang utama lahirnya gerakan Zionisme

disebabkan oleh hak social,politik, ekonomi, budaya, dan agama mereka yang

ditindas ketika mereka terpaksa hidup berdiaspora di beberapa Negara. Dari sinilah

timbul kesadaran dalam diri orang-orang Yahudi untuk mengakhiri penderitaan

mereka yang berkepanjangan dengan cara kembali ke negeri leluhur mereka di tanah

yang dijanjiakan.

Tranformasi Zionisme menjadi sebuah gerakan resmi terjadi pada sekitar tahun 1897.

Perubahan tersebut tidak dapat dilepaskan dari nama Theodore Herzl. Herzl berhasil

merumuskan idologi kebangsaan dan gagasan tentang sebuah Negara merdeka bagi

yahudi (Abu Bakar; 2008). Setahun kemudian, meskipun banyak tantangan, dia

menyelenggarakan kongres zionis pertama di Bassel, Swiss. Di samping itu, Herzl

mulai melobi para pemimpin dunia dan tokoh politik.

Selain menjadi tonggak bagi berdirinya gerakan Zionisme secara global, kongres

pertama tersebut merekomendasikan sebuah Negara khusus bagi kaum Yahudi yang

tercerai berai di seluruh dunia. Namun, kongres tersebut belum menentukan secara

tegas wilayah mana yag akan dijadikan tempat bagi berdirinya Negara tersebut. Baru

pada kongres kedua yang diselenggarakan pada 1906, gerakan Zionisme

merekomendasikan secara tegas untuk mendirikan sebuah Negara bagi Yahudi di

tanah Palestina.

3

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Konflik Antara

Terdapat dua peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah bagi berdirinya Negara

Yahudi di tanah Palestina. Pertama, perjanjian Sykes-Picot tahun 1916 antara Inggris

dan Perancis yang membagi peninggalan wilayah Turki Utsmani di wilayah Arab.

Kedua, Deklarasi Balfour tahun 1917 yang menjanjikan Negara Yahudi di tanah

Palestina pada gerakan Zionisme (). Perlu diketahui, sejak awal didirikannya sampai

saat ini, gerakan Zionisme bukanlah murni gerakan keagamaan. Zionisme merupakan

sebuah gerakan bermotif duniawi yang menginginkan agar kaum Yahudi memiliki

tanah air sendiri. Untuk mendapatkan legitimasi dan dukungan yang luas, gerakan

Zionisme menggunakan doktrin-doktrin keagamaan yang seringkali dipaksakan, agar

sesuai dengan keinginan mereka. Oleh karena itu, tak mengherankan jika eksistensi

gerakan ini juga mengundang pro dan kontra dikalangan internal Yahudi.

b. Berdirinya Negara Israel

Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa banyak terjadi penindasan terhadap

bangsa Yahudi di Eropa yang menyebabkan terjadinya eksodus kaum Yahudi ke

Palestina. Peristiwa ini terjadi sejak 1881 sebelum gerakan Zionisme dideklarasikan

secara resmi oleh Herzl 1897. Ide tentang eksodus secara besar-besaran

sesungguhnya telah sejak awal diilhami oleh pemikiran-pemikiran kaum Zionis.

Gelombang perpindahan kedua terjadi dalam rentang waktu 1904-1914. Kemudian,

pasca berakhirnya perang dunia I terjadi gelombang perpindahan yang ketiga pada

rentang tahun 1919-1923 dan dilanjutkan pada tahun 1924-1929 yang ketika itu ,

Palestina dibawah mandate Inggris yang menjadi penyokong utama bagi kehadiran

bangsa Yahudi di Palestina.

Gelombang keempat perpindahan kaum Yahudi terjadi ketika Jerman dibawah

kepemimpinan Adolf Hitler melakukan penyingkiran kaum Yahudi sekitar tahun

1933.

Oleh karena itu, sejak awal muncul protes dari bangsa Arab terhadap eksodus bangsa

Yahudi ke Palestina , maka peristiwa inilah yang menyebabkan Inggris untuk

memperketat eksodus kaum Yahudi dari berbagai belahan dunia. Pada 17 Mei 1939,

Inggris memberlakukan kebijakan naskah putih yang berisi prinsip-prinsip baru

tentang Palestina.

4

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Konflik Antara

Ketika perang dunia berdiri (PD) II meletus, konflik arab dan yahudi di palestina agak

mereda karena pihak sekutu tengah berkonsentrasi menghadapi blok Jerman-Italia-

Jepang. Namun, genjatan senjata tersebut ternyata hanya berlangsung sampai tahun

1943 karena di nodai oleh pemberontakan yang dilakukan orang-orang yahudi

terhadap pemerintah penguasa mandat Inggris.

Ada dua faktor utama yang menyebabkan munculnya gerakan pemberontakan

tersebut . pertama, adanya peningkatan luar biasa imigrasi yahudi illegal dari

bebarbagai wilayah Eropa yang diduduki Nazi. Para korban penyiksaan Nazi datang

berbondong-bondong ke tanah Palestina. Padahal, berdasarkan Naskah Putih,

pemerintah mandat Inggris melarang mereka masuk ke palestina. Mereka yang datang

akhirnya diungsikan ke kamp-kamp penampungan di Siprus dan wilayah-wilayah

lainnya di seberang Palestina. Kedua, meningkatnya tekanan dari kelompok Zionis di

Amerika. Pada 11 Mei 1942, organisasi Zionis Amerika Serikat bersidang di New

York dan menghasilkan program Biltmore yang diajukan oleh David Ben Gurion,

Ketua Komisi Eksekutif Agen Yahudi. Adapun isi dari program Beltmore ialah (1)

pendirian Negara yahudi yang mencakup seluruh wilayah Palestina; (2) pembentukan

milter yahudi; (30 penolakan Naskah Putih tahun 1939 dan diteruskannya imigrasi tak

terbatas ke palestina yang tidak hanya diawasi oleh Inggris , tapi juga oleh agen

yahudi.

Kebenaran kaum yahudi juga ditunjang oleh keberhasilan Zionis Amerika Serikat

dalam melobi kongres agar mendukung usaha-usaha untuk membatalkan Naskah

Putih, agen eksodus mereka ke Palestina tidak dibatasi. Pada awal 1944, kongres

mengeluarkan sebuah resolusi yang berisi permintaan dibukanya kembali Palestina

sebagai suatu persemakmuran yahudi. Resolusi ini juga mengharapkan adanya

campur tangan secara resmi dari campur tangan Amerika Serikat. Berkat lobi-lobi

politik yang dilakukan oleh para agen zionis kepada elite pemerintahan Amerika

Serikat, niat kaum yahudi itu secara resmi mendapat dukungan penuh dari Presiden

Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt.

Setelah itu, pemerintah Amerika Serikat mulai secara intensif menekan Inggris

agar mencabut kembali kebijakan Naskah Putih. Namun, pihak Inggris tetap ingin

mempertahankan diplomasi tradisional mereka untuk tidak bermusuhan dengan

5

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Konflik Antara

bangsa Arab. Oleh karenanya, Inggris bersikeras untuk tetap mempertahankan

Naskah Putih yang mengatur pembatasan bagi para imigran yahudi. Akhirnya, pada 2

pril 1947 Inggris membawa masalah tersebut ke PBB.

Dalam forum PBB inilah, kaum yahudi semakin mendapat angin segar untuk

mewujudkan ambisinya karena mayoritas dukungan di tingkat Majelis Umum berasal

dari Amerika Serikat. PBB kemudian membentuk sebuah komite khusus untuk

mencari penyelesaian masalah palestina . komite khusus tersebut lalu

merekomendasikan dua hal. Pertama, membagi dua tanah Palestina masing-masing

untuk pihak yahudi dan Arab. Kedua, membentuk Negara Federal Yahudi dan Arab.

Tetapi, PBB, atas desakan Amerika Serikat, menolak dua rekomendasi tersebut untuk

kemudian melemparkan masalah palestina ini ke forum sidang majelis umum PBB

pada 29 novemper 1947. Pada saat itu pula , majelis umum PBB mengadakan voting

dan keluarlah Resolusi PBB No. 181 yang menegaskan membagi dua tanah Palestina

untuk Israel dan Arab. Pembagian tersebut sebanyak 56 persen untuk Israel dan

sisanya 44 persen untuk Arab.

Kaum Yahudi berhasil mendatpatkan 2/3 wilayah Palestina yang meliputi Jaffa,

Galilea Timur sampai lembah Esdraelon, daerah pantai dari Haifa hingga ke bagian

selatan Jaffa, dan sebagian besar Nageb. Sisanya, yakni bagian tengah dan timur

Palestina, diserahkan kepada bangsa Arab. Adapun Jerussalem dan Bethlehem berada

di bawah pengawasan pemerintahan yang bertanggung jawab langsung kepada

Dewan Perwalian PBB.

Pada 14 Mei 1948, David Ben Gurion mengumumkan secara resmi berdirinya

Negara Israel dengan berpijak pada Resolusi PBB No. 181 sebagai

legitimasinya.beberapa saat setelah pengumuman tersebut, pemerintah Amerika

Serikat menyatakan pengakuannya terhadap Israel dan disusul kemudian oleh Uni

Soviet. Israel pun dengan mudah diterima menjadi anggota penuh PBB. Dengan

deklarasi tersebut, cita-cita kaum Yahudi yang tersebar di berbagai belahan dunia

untuk mendirikan Negara tersendiri tercapai.

Negara Israel merupakan sebuah anomaly di Timur Tengah. Secara geografis,

letaknnya berbeda dengan Negara-negara lain kawasan tersebut. Israel adalah Negara

Yahudi yang dikelilingi oleh Negara-negara lain dengan mayoritas penduduk Muslim.

6

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Konflik Antara

Di samping itu, secara demografis Israel juga berbeda dengan Negara-negara di

sekitarnya. Orang-orang Israel memiliki kebudayaan yang cenderung bergaya hidup

Barat, tetapi hidup di tengah masyarakat dengan kebudayaan timur. Israel terdiri dari

masyarakat imigran atau keturuna imigran, sementara Negara-negara tetangganya

adalah penghuni turun-temurun yang telah mendiami desa atau kampung selama

ribuan tahun. Dalam system politik pun, Israel memiliki perbedaan tajam dengan

Negara-negara tetangganya. Israel telah menjalankan system politik modern sejak

lama, seperti membentuk partai politik. Negara-negara disekitarnya banyak yang

masih hidup dalam komunitas-komunitas tradisional, seperti suku dan klan.

Tak pelak lagi, deklarasi secara resmi Negara Israel makin membangkitkan

kemarahan bangsa Arab. Segera setelah itu, tentara-tentara Arab dari Suriah,

Lebanon, Yordania, Iran dan Mesir memasuki Palestina. Kekuatan militer antara

tentara Israel dan tentara lintas Negara-negara Arab tidak seimbang. Meskipun dari

segi jumlah mereka jauh lebih modern karena mendapat dukungan penuh dari

Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Israel di Eropa Barat. Inilah yang kemudian

memicu konflik antara Israel dan Negara-negara Arab, khususnya Palestina.

2. Dampak konflik Palestina-Israel

a. Perang Arab vs Israel

Secara de facto, konflik Arab-Israel sesungguhnya telah berlangsung sejak

terjadinya eksodusi kaum Yahudi ke Palestina pasca-deklarasi Balfour gtahun 1917.

Namun, konflik antara keduanya berubah menjadi perang terbuka setelah David Ben

Gurion mendeklarasikan secara resmi berdirinya Negara Israel pada 14 Mei 1948

bersamaan dengan dilepaskannya mandate Inggris atas Palestina. Secara garis besar,

konflik arab-Israel dapat dipetakan menjadi dua bagian , yaitu konflik sebelum 1947

dan konflik setelah 1947.

Konflik-komflik yang terjadi setelah tahun 1947, terutama pasca berdirinya Israel,

lebih banyak diwarnai oleh perang terbuka militer gabungan sejumlah Negara Arab

melawan militer Israel. Perang-perang tersebut tejadi pada kurun waktu 1948 sampai

1982.

Perang Arab vs Israel 1948

7

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Konflik Antara

Perang dalam memperebutkan Terusan Suez 1956

Perang Arab melawan Israel tahun 1967

Perang Enam Hari

Perang Yom Kippur

Perang Arab-Israel tahun 1968-1970 (perang Atrison)

Perang antara Israel dan Suriah dalam memperebutkan Daratan Tinggi Golan

Perang antara Israel dan PLO tahun 1978

Perang antara Israel dan Lebanon tahun 1982

Israel akhirnya memenangkan peperangan ini dan malah berhasil merebut kurang

lebih 70% dari total wilayah daerah mandat PBB Britania Raya, Palestina. Perang ini

mengakibatkan banyak kaum Palestina mengungsi dari daerah Palestina(Akhmad

Iqbal; 155: 2010).

b. Munculnya Organisasi-organisasi Pembebasan tanah Palestina dari Israel

Sebagaimana telah dipaparkan, pasca-berdirinya Negara Israel pada 1948 dan

semakin merajalelanya pembantaian yang dilakukan oleh militer Israel terhadap

warga sipil Palestina, konflik Arab-Israel pun semakin sengit. Hal itu juga telah

mendorong lahirnya faksi-faksi sipil yang membentuk kelompok-kelompok

perlawanan anti-Israel.

Beragamnya gerakan-gerakan perlawanan rakyat Palestina tersebut

dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan ideology atau pemahaman setiap kelompok

terhadap perjuangan menuju Palestina merdeka. Ada faksi yang cenderung kooperatif

dan ada pula faksi yang nonkooperatif. Faksi yang kooperatif lebih memilih jalan

damai perundingan dengan Israel serta semua pihak yang berkepentingan untuk

menyelesaikan masalah Palestina –Israel.

Bagi kelompok yang nonkooperatif, hengkangnya Israel dari seluruh tanah

Palestina merupakan sebuah harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Perjuangan fisik pun akhirnya menjadi jalan hidup yang mereka tempuh. Berikut

adalah peta gerakan perlawanan Israel yang secara umum terbagi kedalam dua

8

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Konflik Antara

kelompok, yaitu faksi-faksi yang tergabung dalam PLO dan faksi-faksi yang memilih

untuk bergerak dibawah tanah.

PLO (Palestine Liberation Organization)

Organisasi ini adalah organisasi gabungan dari beberapa faksi perjuangan

rakyat palestina. Organisasi ini didirikan tahun 1964 melalui muktamar umum

rakyat Palestina pada 28 Mei sampai 2 juni 1964 di kota Al-Quds. Ahkmad

Syuqairi sebagai ketua PLO pertama. Kemudian PLO memutuskan

membentuk pasukan pembebasan Plestina serta melakukan berbagai upaya

mobilisasi dan informasi. Secara umum, bangsa Palestina menyambut baik

berdirinya PLO karena mengangapnya representasi dari identitas palestina dan

identitas nasional yang tidak kelihatan pada masa lalu.

Dalam piagam pendiriannya, PLOmenghendaki bangsa Palestina untuk

menentukan nasibnya sendiri. Inilah tujuan utama berdirinya PLO. Sejak

berdirinya sampai tahun PLO di bawah pimpinan Ahkmad Suqairi yang

kemudian digantikan oleh Yahya Hamuda sampai tahun 1969. dan kemudian

Yasser Arafat menggantikanya sampai Arafat meninggal 2004.

Islamic Jihad of Palestine

Jihad Islam didirikan pada tahun 1980 oleh anak-anak muda Palestina

yang menimba ilmu di berbagai universitas di Mesir. Anak-anak muda ini

kemudian dipimpin oleh Fathi Asy-Syaqaqi. Dalam perjalannya, jihad Islam

pecah menjadi tiga kelompok, yaitu: jihad Islam pimpinan Fathi Asy-Syaqaqi,

jihad Islam Baitul Maqdis pimpinan Syaikh As’ad, dan jihad Islam batalion

pimpinan Ibrahim Syibril.

Hamas (Haraqah Muqawwamah )

Didirikan pada tahun 1987 tidak lama setelah Intifadah I meletus.

Pendirian Hamas kemudian segera disusul dengan ditetapkannya piagam

Hamas sebagai anggaran dasar gerakan ini. Melalui Hamas, gerakan politik

dan militer menampakkan didirinya. Hamas dengan tegas menolak bergabung

dengan PLO. Hamas lebih memilih berjuang secara gerliya di bawah tanah.

Selain itu, gerakan ini memiliki sayap militer yang bernama Brigade Izzudin

Al-qosam.

9

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Konflik Antara

Dalam salah satu piagam Hamas disebutkan bahwa Hamas merupakan

salah satu sayap dari gerakan Ikhwanul Muslimin yang secara terbuka

mencantumkan azas islam sebagai azas utama perjuangan mereka(). Inilah

yang secara tegas membedakan Hamas dengan PLO, yang sepenuhnya

memandang perjuangan pembebasan Palestina dari dimensi nasionalisme

semata.

Intifadah

Adalah sebuah nama untuk perjuangan yang dilakukan oleh sekelompok

orang Palestina yang bersenjatakan batu melawan tentara Israel yang memiliki

perlengkapan militer mutakhir. Kemunculan Intifadah pertama kali dipicu

oleh pembunuhan enam orang anak secara biadab oleh tentara Israel().

Ada beberapa faktor yang membuat gerakan perlawanan tersebut menjadi

begitu fenomenal. Diantaranya adalah

a. Keberanian orang sipil palestina menentang pasukan Israel yang

dilengkapi senjata mutakhir dengan menggunakan senjata batu

b. Israel banyak menghadapi kecaman dari pembela HAM dari berbagai

penjuru dunia atas sikapnya yang terus-menerus membantai rakyat

Palestina.

c. Pada umumnya Intifadah dilancarkan oleh para remaja Palestina yang

berusia antara 15-20 tahun

d. Intifadah telah terbukti memberikan sumbangan terbesar bagi perjalanan

sejarah bangsa Palestina terutama karena keberhasilannya membuka mata

dunia Internasional tentang penderitaan bangsa Palestina dibawah

pendudukan dan kebiadaban bangsa Israel.

3. Peran Amerika Serikat dalam Proses Perdamaian Konflik Palestina-Israel

Sejak berakhirnya perang dingin, Amerika Serikat otomatis menjadi satu-satunya

Negara super power. Sebagai Negara super power yang memiliki kekuatan sangat kuat,

Amerika menganggap dirinya sebagai polisi dunia. Amerika Serikat yang memiliki hak

veto di DK PBB mampu mendominasi Negara-negara dunia dengan hak vetonya tersebut.

Sehingga membuat Amerika menganggap dirinya sebagai penjaga perdamaian dunia.

bahkan Negara-negara yang tidak tunduk terhadap keinginan Amerika dianggap sebagai

10

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Konflik Antara

musuh teroris. Konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel, bahkan konflik-konflik di

kawasan Timur Tengah tidak luput dari campur tangan Amerika Serikat. Dari mulai awal

mula munculnya konflik hingga proses perdamaian yang terjadi di sana. Karena Amerika

Serikat sendiri memiliki kepentingan di kawasan tersebut dalam hal perekonomian,

khususnya suplay minyak yang memang dalam hal ini Amerika Serikat sangat

bergantung kepada Negara-negara di wilayah Timur Tengah.

Sejak berdirinya Negara Israel di wilayah Palestina konflik berkepanjangan terus

terjadi di kawasan Timur-Tengah hingga perang terbuka pun tak terelakkkan. Namun

kekuatan koalisi Arab tidak mampu memendung kekuatan milter Israel. Karena hal ini

tidak dapat dapat dilepaskan oleh berkat peran Amerika sebagai penyuplay senjata utama.

Sehingga Israel dapat memenangkan peperangan bahkan mampu memperluas

wilayahnya. Hal ini menyebabkan Israel semakin mengokohkan eksistensinya di kawasan

timur-Tengah sebagai salah satu Negara super power di wilayah tersebut. Dan akibatnya

banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran hak manusia yang terjadi di wilayah yang

dikuasai oleh Israel seperti halnya orang-orang arab khususnya Palestina tersingkir dari

tanah airnya sendiri terbuang ke kamp-kamp pengungsian.

Atas tindakan-tindakan Israel tersebut banyak kecaman-kecaman yang ditujukan

pada Israel. Khususnya dari para “pendekar” pembela HAM. Banyak aksi-aksi

solidaritas yang ditujukan pada penderitaan bangsa Palestina akibat ulah tindakan Israel

menyerang rakyat Palestina dan mengusir mereka. Amerika Serikat yang seakan menutup

mata akan penderitaan Palestina tidak mampu menekan Israel menghentikan aksi

brutalnya. Karena sejak awal Amerika Serikat mendukung penuh atas berdirinya Negara

Israel.

Namun, Amerika Serikat sebagai Negara adikuasa sekaligus polisi dan penjaga

perdamaian dunia tidak mampu menahan diri atas kecaman-kecaman yang ditujukan

kepada Israel dan kepadanya atas tindakan brutal yang dilakukan oleh Israel. Dan tidak

bisa berdiam diri karena di satu sisi Amerika Serikat dituntut untuk melakukan usaha

perdamaian di kawasan tersebut. Karena memang Amerika Serikat juga salah satu negara

“pendekar” pembela HAM di dunia.

Amerika Serikat melakukan usaha-usaha meredam ketegangan dan konflik di

kawasan tersebut, kerena ketidaksenangan terhadap kehadiran Israel. Namun, Negara-

11

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Konflik Antara

negara Arab tidak begitu senang dengan ikut campur tangan Amerika Seriakt dalam

proses penyelesaian konflik di wilayah mereka. Karena memang sejak awal mereka telah

tahu bahwa Amerika Serikat merupakan sekutu dekat Israel. Namun, demi menjaga citra

politiknya di kancah internasional, Amerika serikat mencoba menekan Israel dan

mencoba bersikap adil terhadap permasalahan di wilayah timur tengah khususnya

masalah Palestina-Israel.

Usaha-usaha yang dilakukan Amerika ternyata tidak lebih dari sekedar tipu

muslihat demi lancarnya tujuan Israel di timur tengah dan eksistensi Israel sendiri. Hal ini

dapat dilihat ketika perjanjian-perjanjian yang dimediatori oleh Amerika Serikat. Di

kesepakatan Oslo I, di situ dapat dilihat bahwa Amerika yang pada saat itu dibawah

presiden Bill Clinton tidak bersikap adil, bahkan terkesan menolong Israel. Dalam

kesepakatan tersebutlah akhirnya PLO yang masih dibawah pimpinan Yasser Arafat

sebagai perwakilan dari pihak Palestina mengakui secara sah kedaulatan Israel di wilayah

timur tengah. Dan Nampak sekali bahwa dalam kesepakatan Oslo I, PLO lemah sekali

akibat tekanan yang luar biasa akibat penetrasi politik yang dilancarkan Israel bersama

Amerika Serikat. Hal ini tidak dapat lepas dari peristiwa-peristiwa yang terjadi

sebelumya, yaitu adanya kesepakatan-kesepatan damai yang dilakukan oleh Negara-

negara Arab yang bertikai dengan Israel berkat penetrasi politik Amerika Serikat di

kawasan tersebut (Sihbudi; 203: 2007).

Meskipun PLO sebagai perwakilan dari perjuangan rakyat Palestina telah

mengakui Negara Israel, tidak lantas ketegangan langsung reda. Bahkan sebaliknya,

banyak pihak yang tidak setuju dengan kesepakatan Oslo I. apalagi pihak yang

melakukan perjuangan secara nonkooperatif, seperti Hamas. Bahkan gerakan perlawanan

terhadap Israel semakin gencar. Hal ini juga disebabkan tidak adanya I’tikad baik yang

dilakukan oleh Israel, meskipun telah melakukan kesepatan-kesepakatan, Israel tetap saja

melakukan aksi brutalnya terhadap penduduk Palestina dengan berdalih membela diri

dari serangan yang dilakukan kelompok separatis atau militan Hamas.

12

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Konflik Antara

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Gerakan Zionisme merupakan gerakan merupakan salah satu kelompok dalam agama

yahudi. Istilah Yahudi berasal dari akar kata Zion atau Sion, yang pada masa awal sejarah

Yahudi merupakan Sinonim dari kata Jerusalem. Lahirnya Zionisme tidak dapat lepas

dari harapan kaum Yahudi untuk kembali ke tanah yang dijanjikan (promised land).

Keberhasilan lobi-lobi terhadap pemimpin dunia dan para politisi dunia yang dilakukan

oleh para Zionis mampu mengantarkan kaum Yahudi mendirikan Negara yang diakui

oleh Dunia.

Berdirinya Negara Israel tidak lepas dari intrik dan penghianatan serta tipu muslihat yang

dilakukan oleh gerakan Zionisme Internasional.

Kemenangan Israel dalam perang Arab-Israel banyak dibantu oleh Amerika Serikat yang

memang mendukung penuh terhadap Negara Israel. Serta penyokong utama dari

persenjataan militer Israel.

Peristiwa Intifadah merupakan fenomena yang terjadi di tengah penderitaan rakyat

Palestina. Berkat peristiwa tersebut membuka mata masyarakat dunia tentang kekejaman

yang dilakukan oleh Israel.

Perjuangan rakyat Palestina tebagi menjadi dua faksi, yaitu faksi yang melakukan

perjuangan secara kooperatif dan faksi yang melakukan perjuangan secara non

kooperatif.

Sampai kapanpun Amerika Serikat tidak akan mampu meredam konflik di Palestina.

Karena Israel merupakan kepanjangan tangan kepentingan Amerika Serikat di timur

tengah.

B. Saran

Bagi pembaca semoga makalah ini dapat membantu serta menambah wawasan

pengetahuan pembaca tentang peranan Amerika Serikat dalam mewujudkan perdamaian

di Timur Tengah, yaitu konflik Israel dengan Palestina.

13

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN 1.Latar Belakang Konflik Antara

Daftar rujukan

Bakar, Abu.2008. Berebut tanah suci Palestina. Yogyakarta: Rustala Insan Madani

Iqbal, akhmad. 210. “Perang-Perang Paling Berpengaruh Di Dunia”. PT Jogja Bangkit

Publisher: Yogyakarta

Sihbudi, Riza. 2007.” Menyandera Timur Tengah”. PT Mizan Publika: Jakarta

14