bab 1 pendahuluan 1.1 latar belakang - umm
TRANSCRIPT
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang berkembang. Selayaknya negara
berkembang pada umumnya, Indonesia juga melakukan pembangunan khususnya
dibidang-bidang penting seperti pembangunan sosial dan ekonomi.
Menurut Schumpeter (dalam Suryana, 2000:5), pembangunan bukan merupakan
proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan
tidak terputus-putus. Pembangunan ekonomi yang digalakkan wajib berlangsung
secara continue serta terorganisir.
Pembangunan di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu pembangunan fisik dan
non fisik. Pembangunan fisik merupakan pembangunan dalam bentuk fisik seperti
bangunan rumah, gedung bertingkat, jalan raya dan lain-lain. Sedangkan
pembangunan non fisik merupakan pembangunan yang tidak dapat dilihat secara
kasat mata karena tidak dalam bentuk fisik. Pembangunan ini lebih menitik
beratkan pada perubahan sosial masyarakat. Perubahan sosial adalah segala
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-
nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat
(Soekanto, 2005: 379).
2
Pembangunan yang dilakukan Indonesia adalah pembangunan yang
dilakukan tidak hanya pada satu poros, namun pembangunan yang dilakukan
Indonesia merupakan pembangunan besar-besaran yang dilakukan pada semua
bidang dan segala lapis masyarakat. Pembangunan yang dilakukan Indonesia bukan
hanya pembangunan yang dilakukan pada lingkup nasional saja, namun juga pada
lingkup masyarakat pedesaan. Hal tersebut untuk menunjang suatu pembangunan
yang bukan hanya dalam lingkup ekonomi saja, namun juga sosial.
Pembangunan yang dilakukan pada setiap desa yang ada di Indonesia, tidak
terkecuali pada Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Pembangunan yang dilakukan pada Desa Mulyoagung berkonsentrasi pada
pembangunan sosial yang ada pada masyarakat Desa Mulyoagung. Letak Desa
Mulyoagung yang berada di pinggiran kota membuat banyak sekali permasalahan-
permasalahan lingkungan dan sosial yang ada di sana yang perlu dibenah untuk
dapat dicapainya suatu pembangunan.
Salah satu permasalahan lingkungan dan sosial masyarakat yang terjadi di
Desa Mulyoagung ialah permasalahan mengenai limbah rumah tangga yang ada di
Desa Mulyoagung. Penduduk desa yang semakin lama semakin banyak dan
pemukiman warga yang semakim padat menjadikan limbah atau sampah
rumahtangga semakin lama semakin banyak. Limbah rumahtangga tersebut
biasanya berupa limbah makanan, plastik, kertas dan masih banyak lagi.
Selain limbah atau sampah yang kian banyak tersebut, kultur masyarakat di
Desa Mulyoagung dengan membuang sampah di bantaran sungai, di got (saluran
air), dan di tanah-tanah kosong kian menambah permasalahan. Sungai yang kotor
3
dan saluran air yang tersendat membuat banjir desa Mulyoagung pada saat musim
hujan. Lingkungan Desa Mulyoangung juga kurang asri dikarenakan banyak
tumpukan sampah pada lahan-lahan kosong.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas, KSM atau Kelompok
Swadaya Masyarakat melakukan pembangunan di Desa Mulyoagung dengan cara
membangun suatu Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (yang selanjutnya disebut
dengan TPST) Mulyoagung Bersatu. TPST Mulyoagung berdiri tahun 2010 dimana
konsep TPST ini bertitik pada aktifitas pengelolaan sampah untuk tujuan
pemanfaatan kembali guna mereduksi sampah (data TPST Mulyoagung).
didalamnya terdapat fasilitas untuk merubah sampah menjadi bentuk yang lebih
berguna yang teknik pengolahan sampahnya seperti pemilahan sampah,
penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan dan pemprosesan akhir sampah.
TPST Desa Mulyoagung tersebut dibangun dengan harapan terdapat suatu
penampungan sampah yang dapat menampung dan mengelola sampah-sampah
warga Desa Mulyoagung agar tidak terdapat permasalahan lagi yang disebabkan
oleh adanya limbah atau sampah rumahtangga.
Pembangunan TPST Mulyoangung memberikan suatu dampak sosial kepada
warga desa Mulyoagung. Seperti penyerapan tenaga kerja dan pola perilaku
masyarakat yang sudah mulai peduli dengan lingkungan dengan tidak membuang
samapah disungai. Oleh karena hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Dampak Sosial Pembangunan TPSTdi Desa
Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang”.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adalah,
bagaimana dampak sosial pembangunan TPST di Desa Mulyoagung, Kecamatan
Dau, Kabupaten Malang?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami dampak
sosial Pembangunan TPST di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten
Malang.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini secara umum terbagi ke dalam dua
kategori yaitu yang pertama manfaat secara teoritis dan yang kedua manfaat secara
praktis.
1.4.1 Manfaat Teoritis:
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
bagi pengembangan konsep ilmu sosiologi dan juga rujukan penelitian
terdahulu mengenai sosiologi pembangunan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1) Bagi TPST MulyoagungBersatu
Memberikan informasi mengenai dampak sosial pembangunan
TPST di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malangsebagai
pertimbangan kebijakan.
5
2) Bagi Masyarakat Mulyoagung
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
untuk mengetahui dampak sosial pembangunan TPST di Desa
Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang dan langkah-langkah
untuk keberlangsungan kehidupan sosial masyarakat kedepannya.
1.5 Definisi Konsep
Definisi konsep digunakan untuk mengetahui pengertian serta batasan dari
setiap konsep yang ada dalam penelitian. Konsep-konsep tersebut antara lain yaitu:
1.5.1 Dampak Sosial
Dampak sosial adalah sebuah bentuk akibat atau pengaruh yang
terjadi karena adanya sesuatu hal. Pengaruh yang dimaksud adalah akibat
yang terjadi pada masyarakat, baik karena suatu kejadian itu
mempengaruhi masyarakat atau hal lainnya didalam masyarakat (Fardani,
2012: 6).
1.5.2 Pembangunan
Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu proses transformasi
masyarakat dari suatu keadaan pada keadaan yang lain yang makin
mendekati tata masyarakat yang di cita-citakan; dalam proses
transformasi itu ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu
keberlanjutan (continuity) dan perubahan (change), tarikan antara
keduannya menimbulkan dinamika dalam perkembangan masyarakat
(Djojonegoro, 1996: 7).
6
Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya terencana dan
terprogram yang dilakukan secara terus menerus oleh suatu negara
untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan merupakan proses
dinamis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat (Todaro, 1987:63).
1.5.3 TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu)
Tempat pengolahan sampah terpadu, yang selanjutnya disingkat
TPST, adalah tempat dilaksanakannya kegiatan penggunaan ulang,
pendauran ulang, pemilahan, pengumpulan, pengolahan, dan
pemrosesan akhir sampah (Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 33
tahun 2010 pasal 1 ayat 11 tentang pedoman pengelolaan sampah).
1.6 Metode Penelitian
Metode merupakan suatu prosedur untuk mengetahui sesuatu yang memiliki
langkah-langkah yang sistematis. Sedangkan metodologi merupakan pengkajian
dalam memelajari peraturan-peraturan suatu metode. Sehingga metode penelitian
dapat diartikan sebagai suatu pengkajian dalam memelajari peraturan-peraturan
yang terdapat di dalam penelitian. Ditinjau dari sudut filsafat, metodologi penelitian
merupakan epistemology penelitian yaitu segala sesuatu yang menyangkut kegiatan
penelitian (Usman dkk, 2004: 42).
Adapun uraian lebih lanjut mengenai metode penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.6.1 Pendekatan Penelitian
Berdasarkan pada masalah yang diangkat dalam penelitian ini
maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitiankualitatif,
7
dimana data yang dihasilkan bersifat deskriptif atau penelitian kualitatif
berusaha mengerti dan mengungkapkan apa bentuk-bentuk dampak
sosial. Penelitian kualitatif adalah suatu aktivitas berlokasi yang
menempatkan penelitianya di dunia. Penelitian kualitatif terdiri dari
serangkaian penafsiran material. Penelitian kualitatif dimulai dengan
asumsi dan penggunaan kerangka penafsiran atau teoritis yang
membentuk dan mempengaruhi studi tentang permasalahan riset yang
terkait dengan makna yang dikenal oleh individu atau kelompok pada
suatu permasalahan sosial. (Creswell, 2013: 58).
Berdasarkan pokok masalah yang diteliti, maka penelitian ini
menggunakan jenis pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut
Kirk dan Miller merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan
sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada
manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya
(Moelong, 2013: 4).
1.6.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Jenis
penelitian ini untuk mencari makna, pemahaman, pengertian, verstehen
tentang suatu fenomena, kejadian maupun kehidupan langsung atau
tidak langsung dalam setting yang diteliti, kontekstual, dan menyeluruh
(Yusuf, 2013: 328). Maka dalam penelitian ini, peneliti mencoba
mengumpulkan data mengenai bentuk-bentuk dampak sosial
pembangunan TPST di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten
Malang.
8
1.6.3 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Dusun Dermo Desa Mulyoagung
Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Pemilihan tempat penelitian ini
karena adanya dampak sosial yang dirasakan oleh masyarakat Dusun
Dermo akibat pembangunan TPST di Desa Mulyoagung Kecamatan
Dau kabupaten Malang.
1.6.4 Subjek Penelitian
Penentuan subjek penelitian dengan menggunakan purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu (Arikunto, 2010: 183).
Penentuan subjek dilakukan dengan Purposive Sampling yang dipilih
secara sengaja berdasarkan pertimbangan dan tujuan tertentu. Maka
dari itu peneliti menentukan beberapa informan atau subjek dalam
penelitian ini yang terdiri dari:
1) Kepala TPST Mulyoagung bersatu, sebagai pengurus yang
terlibat dalam organisasi.
2) Dua karyawan dan dua karyawati TPST Mulyoagung bersatu
yang berasal dari Dusun Dermo, tenaga kerja yang terserap
pekerjaan akibat adanya pembangunan TPST Mulyoagung
bersatu.
3) Dua pengurus iuran TPST di Dusun Dermo, sebagai pengurus
biaya iuran keuangan bagi anggota masyarakat Dusun Dermo
yang membuang sampah di TPST Mulyoagung bersatu.
9
Masing-masing RT atau Rukun Tetangga memiliki satu
pengurus iuran TPST Mulyoagung.
4) Dua orangDusun Dermo yang membuang sampah di TPST
Mulyoagung bersatu dengan memiliki kartu anggota.
5) Dua orang Dusun Dermo yang tidak memiliki kartu anggota
TPST, karena tidak ikut serta dalam membuang sampah di
TPST Mulyoagung.
1.6.5 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian merupakan subjek darimana data
diperoleh. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dampak sosial yang
dirasakan masyarakat Dusun Dermo maka peneliti memerlukan
beberapa data penunjang yang bersumber dari subjek. Dengan
demikian, menurut klasifikasi berdasarkan sumber datanya maka
peneliti menggunakan dua macam data diantaranya:
1) Data Primer
Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari informan
atau objek yang diteliti, yang ada hubungannya dengan apa yang
diteliti. Data primer didapatkan dari hasil wawancara dan observasi.
2) Data Sekunder
10
Data sekunder, yaitu data pelengkap yang didapatkan dari bahan
tertulis seperti buku, jurnal ilmiah, dan artikel yang ada hubungannya
dengan pembahasan.
1.6.6 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan,
maka peneliti menggunakan beberapa teknik diantaranya:
1) Interview
Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara
lisan pula. Interview dipergunakan untuk menghimpun data sosial,
terutama untuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan,
motivasi dan cita-cita seseorang (Hadari, 2005: 111). Wawancara yang
dilakukan dalam penelitian ini merupakan wawancara tidak terstruktur
sehingga memungkinkan untuk dilakukan wawancara secara
mendalam. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi dari semua
responden terkait dengan pokok permasalahan. Adapun sasaran
wawancara adalah ketua TPST Mulyoagung bersatu, pengurus iuran
TPST Dusun Dermo, masyarakat Dusun Dermo yang bekerja di TPST
Mulyoagung Bersatu dan masyarakat Dusun Dermo yang membuang
membuang sampah di TPST Mulyoagung Bersatu.
2) Observasi
11
Metode observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data
yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang
berkaitan dengan ruang, tempat, waktu peristiwa, tujuan dan perasaan
(Ghony, 2012: 165).
Observasi yang dipilih dalam penelitian ini ialah observasi
nonpartisipatoris dengan cara mengamati langsung dampak sosial yang
dirasakan oleh masyarakat Dusun Dermo. Alasan peneliti
menggunakan teknik observasi ialah agar peneliti dapat menemukan
data yang sesuai dengan fokus penelitian sehingga data yang diperoleh
bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan.
3) Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, catatan harian, gambar foto, dan
sejarah kehidupan(Sugiono, 2012: 193). Adapun teknik dokumentasi
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan
dengan penelitian. Dalam penelitian bentuk dokementasi diperoleh dari
hasil berupa foto, video, tulisan dan rekaman suara.
1.6.7 Teknik Analisa Data
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
sehingga mudah dipahami dan ditemukan mudah dipahami dan hasil
temuanya dapat di informasikan kepada orang lain. Data yang diperoleh
12
dilapangan nantinya akan diproses dan diolah sehingga akan didapatkan
sebuah kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Teknik analisis
data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah
dibaca dan dipahami.
1.6.8 Reduksi Data
Redukasi data menunjuk pada proses pemilihan,
pemfokusan, penyederhanaan, pemisahan, dan pentransformasian data
“mentah”. Reduksi data adalah bentuk analisa yang mempertajam,
memilih, memfokus akhir dapat digunakan dan di verifikasikan.
Peneliti mengedit data dengan cara memilih bagian data untuk dikode,
dipakai dan yang diringkas serta dimasukkan dalam kategori yang
diteliti. Reduksi data dilakukan secara terus menerus selama penelitian
dilakukan. Data yang direduksi dari hasil observasi dan wawancara
mendalam tentang bentuk-bentuk dampak sosial.
1.6.9 Penyajian Data
Setelah mereduksi data hal selanjutnya adalah menyajikan data.
Penyajian data dilakukan dalam bentuk teks narasi singkat yang
memberikan deskripsi analisis mengenai fokus permasalahan
penelitian. Malalui penyajian data peneliti dapat lebih mudah membaca
dan menarik kesimpulan.
1.6.10 Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam penelitian bersifat sementara,
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
13
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Proses penarikan
kesimpulan dimaksudkan untuk menganalisis, mencari makna dari data
sehingga dapat ditemukan tema pola hubungan. Dalam reduksi data ini
tidak diperbolehkan validitas dari penelitian tersebut dengan cara
membandingkan sumber data yang digunakan dalam penelitian itu
sendiri. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan tujuan untuk
mempermudah menyajikan data tentang dampak sosial pembangunan
TPST di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten
Malang(Sugiono, 2010:245).
1.6.11 Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan
teknik trianggulasi. Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan data
dengan cara memanfaatkan sesuatu di luar data itu sebagai pembanding
atau untuk pengecekan terhadap data itu (Moloeng, 2007: 174).
Trianggulasi dalam uji keabsahan data malalui berbagai sumber dengan
berbagai alat, cara dan waktu. Pertanyaan sama diberikan kepada objek
penelitian yang berbeda. Tujuannya adalah membandingkan data yang
diperoleh untuk memastikan data tersebut kredibel.
14