bab 1 nkp sespimmen polri
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang a. U m u m
1). Fenomena perubahan dalam satu dekade terakhir
ini, menyentuh berbagai aspek kehidupan
internasional. Munculnya isu-isu global tentang
keterbukaan, demokratisasi dan Hak Asasi
Manusia (HAM) yang secara langsung maupun
tidak langsung berdampak terhadap kompleksitas
permasalahan. Permasalahan yang muncul
dalam konteks multi dimensional di bidang-bidang
keamanan, politik, ekonomi, sosial budaya,
termasuk sistem nilai-nilai
budaya/kemasyarakatan perlu disikapi secara
inter disipliner. Salah satu aspek demokratisasi
adalah kebebasan menyampaikan pendapat.
Kemerdekaan pers merupakan perwujudan
kebebasan menyampaikan pendapat, oleh
karenanya kemerdekaan pers akan tumbuh subur
di alam demokrasi. Tanpa kemerdekaan pers
tidak mungkin terlaksana upaya untuk
mewujudkan keterbukaan dan “good
governance”. Hal inilah yang merupakan salah
satu fungsi pers (media massa) sebagai
agen/lembaga yang mampu/dapat mencerdaskan
bangsa (fungsi pers untuk mendidik “to
educate”). Sebagaimana diungkapkan dalam Tap
MPR No. II/MPR/1993 yang berbunyi :
“Pembagunan penerangan, Komunikasi dan
media massa diarahkan pada hakekatnya
pembudayaan nilai-nilai Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945, pemasyarakatan dasar
pemikiran dan pelaksanaan pembangunan
nasional, serta hasil-hasilnya yang berwawasan
nusantara dan ketahanan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan
peran serta masyarakat dalam pembangunan,
memperlancar keterpaduan gerak pembangunan
disegala bidang, serta mendukung kukuhnya
persatuan dan kesatuan bangsa”.
2). Seiring dengan era transformasi dan transparansi
keterbukaan informasi saat ini, yang melampaui
keterbatasan ruang dan waktu sehingga tidak
mampu mencegah dan menghambat lajunya
transfer informasi yang begitu cepat baik melalui
2
media cetak, elektronik maupun internet ke
seluruh penjuru dunia, maka tidak ada lagi
kesempatan untuk menyembunyikan maupun
menutup-nutupi berita. Peluang kebebasan pers
di Indonesia yang merupakan kebijakan
Pemerintah RI tertuang dalam UU No. 40 tahun
1999 tentang Pers, antara lain dengan membuka
kemudahan-kemudahan bagi penerbitan pers.
(sudah ada kurang lebih 200 media massa, cetak,
elektronik, maupun internet). Harapan
diundangkannya undang-undang pokok tentang
pers ini adalah dengan keleluasaan terhadap
kebebasan pers yang telah menjadikan media
massa sebagai suatu kekuatan yang dominan
dalam membentuk opini masyarakat. Situasi
demikian memberikan harapan akan terwujudnya
pers sebagai salah satu pilar demokrasi, yang
berperan dalam proses pembelajaran bagi
masyarakat tentang bagaimana berdemokrasi
secara baik dan benar, sekaligus melakukan
kontrol sosial melalui pemberitaan yang obyektif
dan berimbang.
3
3). Disisi lain, karena adanya kepentingan pers
sebagai industri dan kepentingan pihak-pihak
tertentu, kebebasan yang didapat sering
dimanfaatkan untuk membentuk opini yang
bersifat tendensius, propagandis, dan
mengabaikan prinsip-prinsip netralitas
keseimbangan dari suatu pemberitaan, sehingga
kebenaran dari sebuah berita menjadi sangat
relatif.
4). Kebebasan pers ini tidak hanya dimanfaatkan
oleh insan pers, tetapi juga masyarakat yang
secara antusias mengekspresikan berbagai
aspirasinya yang memang telah sekian lama
terbendung pada era sebelumnya. Hingga media
massa dapat mengangkat peristiwa sekecil
apapun yang terjadi di lingkungan sehari-hari
yang tidak jarang pengungkapannya melanggar
norma-norma.
5). Dengan menyadari fenomena di atas, fungsi pers
sebagai media informasi yang mendidik (to
educate), dan kontrol sosial (social control)
didalam kegiatannya melakukan pengkajian dan
penyediaan informasi yang layak disajikan bagi
4
masyarakat dituntut untuk dapat menyajikan
informasi yang berupa berita-berita di media
massa secara jujur, objektif, lengkap dan akurat.
Hal ini dapat terwujud apabila para wartawan
yang mencari berita dapat melaksanakan tugas
dan fungsinya sesuai kode etik jurnalistik
Indonesia dan memahami Undang-undang Pokok
Pers No. 40/1999 tentang Pers.
6). Dalam membina hubungan pers (press relations),
praktisi humas dapat menjangkau khalayaknya
seluas mungkin dalam waktu yang relatif singkat.
Namun ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu
para tokoh pers (selain wartawan), seperti
pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, editor, dan
lain sebagainya, yang dapat membentuk khalayak
tersendiri. Mereka tergolong sebagai para
pencipta Pendapat Umum (opinion leader).
7). Oleh karena itu bidang Humas Polri sebagai
pengemban fungsi kehumasan di lingkungan polri
harus dapat menjembatani komunikasi antara
polri sebagai lembaga, dan masyarakat sebagai
obyek yang dilayani, melalui pers dalam bentuk
penyediaan informasi/berita yang disajikan untuk
media massa, baik media massa cetak (surat
5
kabar, majalah) maupun media elektronika (radio,
televisi, dan internet).
8). Penyediaan informasi yang dilakukan oleh
bidang humas polri itu dapat berupa press release
yang dikemas sedemikian rupa dengan
memperhatikan kaidah-kaidah pemberitaan,
memenuhi syarat 5 W (Who, What, Where, When)
dan 1 H (How), yang aktual, tajam, lugas (jelas),
akurat, dan lengkap. Sehingga berguna bagi
masyarakat (publik pembaca, maupun pemirsa).
Dengan perkataan lain akan menarik untuk
dijadikan konsumsi oleh pers, karena pers akan
menganggap suatu informasi layak untuk
dijadikan berita, apabila mempunyai kepentingan
untuk publik, yaitu menarik minat pembaca atau
pemirsa dan dapat menjual (dapat menaikan
rating pembaca atau pemirsa).
b. D a s a r
1). Keputusan Kapolri Nomor. : Kep / 101/II / 2011
tanggal 25 Februari 2011 tentang
penyelenggaraan seleksi pendidikan sekolah staf
6
dan pimpinan menengah (Sespimmen) Polri
Dikreg ke-51 Ta. 2011.
2). Surat Telegram Kapolri Nomor : ST 416/II/2011
tanggal 28 Februari 2011 tentang
penyelenggaraan lekdik sekolah staf dan
pimpinan menengah (Sespimmen) Polri Dikreg ke-
51 T.A. 2011.
3). Surat Telegram Kapolda Jambi Nomor. :
ST/295/II/2011 tanggal 01 Maret 2011, tentang
penyelenggaraan lekdik sekolah staf dan
pimpinan menengah (Sespimmen) Polri Dikreg ke-
51 T.A. 2011 untuk penyelenggaraan wilayah
hukum Polda Jambi.
4). Surat Perintah Kapolres Merangin Nomor :
Sprin/63/III/2011 tanggal 01 Maret 2011, tentang
perintah untuk mengikuti kegiatan lekdik sekolah
staf dan pimpinan menengah (Sespimmen) Polri
Dikreg ke-51 T.A. 2011 untuk penyelenggaraan
wilayah hukum Polda Jambi.
c. Alasan Pemilihan Judul
7
1). Permasalahan yang berkenaan dengan pers (para
wartawan dan media massa) masih sering timbul,
karena media massa masih sering
menyalahtafsirkan pemberitaan/informasi tentang
Polri. Hal ini disebabkan karena informasi yang
tidak berimbang antara pers dan Polri. Sehingga
hal ini menjadi hambatan bagi pimpinan polri
beserta jajarannya dalam membangun citra dan
opini publik yang positif dalam rangka
terwujudnya keterbukaan informasi publik.
3). Harapan masyarakat terhadap Polri yang
mempunyai tugas sebagai pelindung, pengayom
dan pelayan masyarakat amat tinggi, sehingga
bidang Humas Polri sampai dengan tingkatan
polres dan jajaran polsek yang diemban oleh
Subbag Humas Bag Ops sebagai pengemban
fungsi kehumasan, bertugas mengkomunikasikan
kepentingan polri terkhusus Polres Merangin
dituntut untuk meningkatkan peranannya dalam
membangun kepercayaan masyarakat dengan
membentuk citra/imej polri yang positif.
4). Dalam rangka mengembangkan komunikasi
timbal balik antara polri dan masyarakat, maka
8
salah satu kegiatan Bidang humas pada Subbag
Humas Bag Ops Polres adalah melakukan
hubungan pers dalam rangka menjalin kelancaran
arus informasi dan membangun kesamaan
persepsi antara polri, pers dan masyarakat.
5). Atas dasar pemikiran tersebut, penulis tertarik
untuk menulis taskap ini dengan judul
“Optimalisasi Kemampuan Humas guna
Membangun Opini Publik yang Positif dalam
rangka Terwujudnya Keterbukaan Informasi
Publik”.
2. Pokok Permasalahan
a. Permasalahan dalam pers masih sering timbul, karena
media massa masih sering menyalahtafsirkan
pemberitaan/informasi tentang Polri. Hal ini disebabkan
karena informasi yang tidak berimbang antara Pers
dan Polri. Sehingga hal ini menjadi hambatan bagi
pimpinan Polri beserta jajarannya dalam membangun
citra dan opini publik yang positif dalam rangka
terwujudnya keterbukaan informasi publik.
9
b. Harapan masyarakat terhadap Polri yang mempunyai
tugas sebagai pelindung, pengayom dan pelayan
masyarakat amat tinggi, sehingga bidang Humas Polri
pada tingkat polres yang diemban oleh Subbag Humas
Bag Ops sebagai pengemban fungsi kehumasan yang
bertugas mengkomunikasikan kepentingan polri
terkhusus Polres Merangin dituntut untuk meningkatkan
peranannya dalam membangun kepercayaan
masyarakat dengan membentuk citra/imej Polri yang
positif.
c. Dalam rangka mengembangkan komunikasi timbal balik
antara Polri dan masyarakat, maka salah satu kegiatan
Bidang humas pada Subbag Humas Bag Ops Polres
adalah melakukan hubungan pers dalam rangka
menjalin kelancaran arus informasi dan membangun
kesamaan persepsi antara Polri, pers dan masyarakat.
d. Atas dasar pemikiran tersebut, penulis tertarik untuk
menulis NKP (Naskah Karya Perorangan) ini dengan
judul “Optimalisasi Kemampuan Humas guna
Membangun Opini Publik yang Positif dalam
rangka Terwujudnya Keterbukaan Informasi
Publik”.
10
Berdasarkan judul di atas penulis menjabarkannya
dalam bentuk permasalahan yaitu ; “Bagaimana
Upaya Subbag Humas Bag Ops Polres Merangin
dalam Mengoptimalkan Kemampuan Humas guna
Membangun Opini Publik yang Positif dalam
rangka Terwujudnya Keterbukaan Informasi
Publik”.
Untuk membahas permasalahan tersebut penulis
menjabarkan lebih lanjut dalam bentuk persoalan-
persoalan.
3. Pokok-Pokok Persoalan
Pokok-pokok persoalan yang berkenaan dengan upaya
mengoptimalikan kemampuan humas adalah sebagai berikut
:
1) Bagaimana kemampuan bidang humas (Subbag
Humas Bag Ops Polres Merangin) dalam membina
hubungan dengan pers saat ini, sehingga terbangun
opini publik yang positif?
2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas
hubungan pers dengan Humas Polres (Subbag Humas
Bag Ops Polres Merangin)?
11
3) Bagaimana kemampuan humas Polres (Subbag
humas Bag Ops) dalam membina hubungan pers sesuai
dengan yang diharapkan, sehingga terbangun opini
publik yang positif?
4) Upaya-upaya apakah yang dilakukan oleh Humas
Polres (Subbag Humas Bag Ops Polres Merangin) agar
kemampuan dalam membina hubungan pers menjadi
meningkat?
4. Ruang Lingkup
Pembahasan masalah judul ini dibatasi pada upaya
Humas Polres (Subbag Humas Polres Merangin) dalam
mengoptimalkan kemampuan humas dan membina hubungan
dengan pers (para wartawan dan media masa) guna
membangun opini publik yang positif dalam rangka
terwujudnya keterbukaan informasi publik.
5. Maksud dan Tujuan
a. Maksud dari penulisan naskah karya perorangan ini
adalah suatu kegiatan penyelenggaraan naskah karya
perorangan yang dibuat oleh seorang anggota Polri
12
terkait dengan bidang dan tugas masing-masing,
sengaja dibuat dan dipersembahkan sebagai
persyaratan guna mengikuti kegiatan lekdik sekolah
staf dan pimpinan menengah (Sespimmen) Polri Dikreg
ke-51 T.A. 2011 untuk penyelenggaraan wilayah hukum
Polda Jambi.
b. Tujuan penulisan Taskap ini adalah untuk mengetahui
bagaimana upaya dalam rangka mengoptimalisasi
kemampuan kehumasan Polri (Subbag Humas Polres
Merangin) guna membangun opini publik yang positif
dalam rangka terwujudnya keterbukaan informasi
publik.
6. Metode dan Pendekatan
a. Metode
Metode penulisan yang digunakan dalam
penulisan NKP (Naskah Karya Perorangan) ini adalah
deskriptif analisis, yakni dengan pengkajian
kepustakaan dan sumber data lainnya yang diperoleh
dari berbagai bahan seperti program kerja, ceramah,
diskusi serta bahan-bahan lain yang relevan dan
kemudian dianalisis untuk ditarik kesimpulan.
13
b. Pendekatan
Dalam pembahasan digunakan pendekatan
pelaksanaan tugas dan pengalaman tugas baik orang
lain maupun diri sendiri.
7. Tata Urut
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KONDISI KEMAMPUAN SUBBAG HUMAS SAAT INI
BAB III FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PTIMALISASI
KEMAMPUAN SUBBAG HUMAS
BAB IV KEMAMPUAN SUBBAG HUMAS YANG DIHARAPKAN
BAB V UPAYA–UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK
OPTIMALISASI/ MENINGKATKAN KEMAMPUAN
SUBBAG HUMAS
BAB VI PENUTUP
8. Pengertian-Pengertian
Guna memperoleh pengertian yang jelas dan tegas
tentang beberapa istilah yang dikemukakan dalam penulisan
ini dengan maksud menghindari salah tafsir serta untuk
menyamakan persepsi, maka pengertian yang akan dibahas
dalam penulisan ini adalah yang ada kaitannya dengan judul
yaitu :
14
a. Optimalisasi :
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia terbitan
Balai Pustaka, pengoptimalan adalah n proses, cara,
perbuatan mengoptimalkan (menjadi paling baik, paling
tinggi dsb). (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, 2003 : 800)
Disini yang penulis maksudkan dengan optimalisasi
adalah suatu cara atau perbuatan untuk
mengoptimalkan sesuatu.
b. Kemampuan :
Menurut Kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai
Pustaka, kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan;
kekuatan: kita berusaha dengan diri sendiri.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2003 : 707 )
Disini yang penulis maksudkan dengan
kemampuan adalah kecakapan yang dimiliki seseorang
atau personil yang bertugas pada institusi terkait
bidang yang menjadi keahliannya, dalam hal ini adalah
tentang kehumasan.
c. Humas :
Menurut Kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai
Pustaka asal kata “humas” yang artinya keadaan
15
hubungan; kontak; sangkut paut; ikatan; hubungan
masyarakat terkait perihal penerangan kepada
masyarakat.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2003 : 409)
Disini yang penulis maksudkan yaitu merupakan
kontak langsung dengan masyarakat terkait
pekerjaan/profesi dan keahliaannya yang bertalian
dengan fungsi kehumasan/ penerangan. Humas adalah
keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana
dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan
memelihara niat baik (good will) serta saling pengertian
antara organisasi dengan khalayaknya (British Insitute
of Public Relations/IPR).
d. Guna :
Menurut Kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai
Pustaka asala kata “guna” adalah faedah; manfaat.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2003 :
375 )
Disini yang dimaksud dengan guna adalah faedah
terarah pada suatu tujuan yang hendak dicapai.
e. Membangun :
16
Menurut Kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai
Pustaka asala kata “bangun” adalah bangkit; berdiri.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2003 :
102 )
Disini yang penulis maksudkan yaitu membangun
merupakan sesuatu yang dirancang dan didirikan
secara bertahap mulai dari tingkatan dasar hingga
mencapai sasaran yang dituju. Membangun adalah
membuat dari yang tidak ada menjadi ada, atau
membuat yang sudah ada menjadi lebih baik atau lebih
besar lagi.
f. Opini Publik:
Menurut Kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai
Pustaka asala kata “Opini” adalah pendapat; pendirian;
pikiran publik pendapat umum; pendapat sebagian
besar rakyat; umum opini publik.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2003 :
800 )
Disini yang penulis maksudkan yaitu Opini publik
merupakan suatu pendapat sebagian besar masyarakat
atau publik / kalayak umum yang berkenaan dengan
sesuatu hal.
17
g. Kondusif :
Menurut Kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai
Pustaka asala kata “Kondusif” adalah memberikan
peluang pada hasil yang diinginkan yang bersifat
mendukung.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2003 :
586 )
Disini yang penulis maksudkan yaitu Kondusif
merupakan suatu keadaan dimana situasinya aman
sangat mendukung dan memberikan peluang dan ruang
gerak untuk mencapai keberhasilan dalam pelaksanaan
tugas, dalam naskah ini tentunya terkait den.gan
pekerjaan kehumasan.
h. Dalam Rangka :
Dalam rangka adalah penyertaan sesuatu yang
hendak dicapai atau dalam mencapai tujuan dan
kerangka yang mau digapai.
i. Terwujudnya :
Menurut Kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai
Pustaka asal kata “Wujud” adalah maksud; tujuan.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2003 :
1275)
18
Disini yang penulis maksudkan dengan
terwujudnya yaitu tercapainya tujuan berupa
keberhasilan dalam pelaksanaan tugas yang akan
dituju.
j. Keterbukaan:
Menurut Kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai
Pustaka asala kata “buka;keterbukaan” adalah hal
terbuka;perasaan toleransi dan-merupakan landasan
utama untuk berkomunikasi.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2003 :
171)
Disini yang penulis maksudkan yaitu keterbukaan
merupakan suatu hal yang terbuka, sesuatu yang telah
bebas terkait era globalisasi yang sudah tidak biasa
dibendung lagi sehubungan dengan kecanggihan IT.
k. Informasi:
Menurut Kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai
Pustaka asala kata “informasi” adalah penerangan;
pemberitahuan; kabar tentang berita atau sesuatu; ling
keseluruhan makna yang menunjang amanat yang
terlihat di bagian-bagian amanat itu.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2003 :
432)
19
Disini yang penulis maksudkan yaitu informasi
merupakan penerangan, pemberitahuan atau kabar
yang sangat dibutuhkan dalam menunjang
perkembangan jaman.
l. Publik:
Menurut Kamus Bahasa Indonesia terbitan Balai
Pustaka asala kata “publik” adalah orang banyak
(umum); semua orang yang datang (menonton,
mengunjungi, dsb)- merasa puas melihat pertunjukan
itu.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2003 :
902)
Disini yang penulis maksudkan yaitu publik adalah
kalayak umum, atau orang banyak.
20