bab 1 latar belakang (bimbingan 1).doc

17
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, setelah era otonomi daerah, penyelenggaraan jalan terbagi atas tiga kewenangan yaitu: pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Pemerintah pusat berwenang dalam penyelenggaraan jalan nasional dan jalan tol, pemerintah daerah provinsi berwenang dalam penyelenggaraan jalan provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota berwenang dalam penyelenggaraan jalan kabupaten/kota. Dalam hal ini penyelenggaraan jalan diartikan sebagai kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan jalan. Kebijakan perencanaan, penyusunan perencanaan umum, dan penyusunan peraturan perundang-undangan jalan; Pembinaan jalan adalah kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan.

Upload: sigitowl

Post on 24-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: bab 1 Latar Belakang (bimbingan 1).doc

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, setelah era otonomi daerah, penyelenggaraan jalan terbagi

atas tiga kewenangan yaitu: pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi dan

pemerintah daerah kabupaten/kota. Pemerintah pusat berwenang dalam

penyelenggaraan jalan nasional dan jalan tol, pemerintah daerah provinsi

berwenang dalam penyelenggaraan jalan provinsi dan pemerintah daerah

kabupaten/kota berwenang dalam penyelenggaraan jalan kabupaten/kota.

Dalam hal ini penyelenggaraan jalan diartikan sebagai kegiatan yang

meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan jalan. Kebijakan

perencanaan, penyusunan perencanaan umum, dan penyusunan peraturan

perundang-undangan jalan; Pembinaan jalan adalah kegiatan penyusunan

pedoman dan standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia,

serta penelitian dan pengembangan jalan.

Pembangunan jalan adalah kegiatan pemrograman dan penganggaran,

perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan

pemeliharaan jalan, sedangkan Pengawasan jalan adalah kegiatan yang dilakukan

untuk mewujudkan tertib pengaturan, pembinaan, dan pembangunan jalan.

Jalan merupakan prasarana infrastruktur dasar yang dibutuhkan manusia

untuk dapat melakukan pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dalam

rangka pemenuhan kebutuhan. Ketersediaan jalan menjadi hal yang dianggap

mendesak manakala kegiatan ekonomi masyarakat mengalami pertumbuhan yang

Page 2: bab 1 Latar Belakang (bimbingan 1).doc

2

cukup signifikan. Ditinjau dari sudat pandang ekonomi jalan merupakan barang

publik.

Barang publik adalah barang yang memiliki karakteristik non-rival dan

nonexclude. Non-rival adalah barang yang dapat dikonsumsi bersamaan dengan

barang lain pada waktu yang sama (joint consumtion) tanpa saling meniadakan

manfaat, sedangkan non-exclude adalah barang yang apabila seseorang ingin

mendapatkan manfaat dari barang tersebut maka tidak perlu membayar.

Keberadaan jalan yang baik di Kota Bandung sangat penting karena jalan

menghubungkan wilayah yang ada dikota Bandung, beberapa diantaranya

mempunyai aktifitas yang cukup tinggi, dengan demikian jalan tentulah sering

digunakan oleh masyarakat. Mengingat beberapa jalan sangat strategis, dengan

padatnya jalan dan kendaraan saat ini maka keadaan fisik jalan sangatlah penting,

karena hal itu adalah pendukung kelancaran aktifitas masyarakat yang dilakuka

setiap hari.

Penyelenggaraan pelayanan pembangunan kepada masyarakat terutama

dalam program pemeliharaan jalan di Kota Bandung merupakan upaya mengukur

efektifitas kerja pegawai Unit Pelayanan Teknis Pengelolaan Produks Campuran

Aspal (UPT-PCA) untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil warga

Negara atas barang, jasa dan pelayanan administratif yang disediakan oleh

penyelenggara pemerintah di Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota

Bandung.

Substansi pelayanan selalu dikaitkan dengan suatu kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dan atau instansi terkait untuk

memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam program

Page 3: bab 1 Latar Belakang (bimbingan 1).doc

3

pemeliharaan jalan di Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung.

Pelayanan ini menjadi semakin penting karena senatiasa berhubungan dengan

khalayak masyarakat yang memiliki berbagai kepentingan dan tujuan. Oleh

karena itu instansi terkait dapat dilakukan oleh pemerintah maupun non-

pemerintah.

Pelaksanaan pemeliharaan jalan di Kota Bandung dari waktu ke waktu

terus dipacu dan dilaksanakan sesuai dengan tuntutan serta perkembangan Kota

Bandung yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi, pendidikan, pelayanan

sosial dan pusat pemerintahan, yang secara langsung menuntut pada Unit

Pelayanan Teknis Pengolahan Campuran Aspal (UPT-PCA) untuk lebih

meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan

Pemeliharaan Jalan di Kota Bandung.

Pemeliharaan yang dilaksanakan itu terdiri atas beberapa bidang termasuk

pemeliharaan infrastruktur jalan yang merupakan bagian dari program

pembangunan daerah. Terkait dengan hal ini, Undang-Undang Republik Indonesia

No. 13 tahun 1980 dan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1985 menyatakan

bahwa :

“Jalan sebagai salah satu prasarana perhubungan hakekatnya merupakan unsur penting dalam usaha pengembangan kehidupan bangsa dan pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa untuk mencapai tujuan nasional yang hendak diwujudkan melalui serangkaian program pembangunan yang menyeluruh terarah dan terpadu serta berlangsung secara terus-menerus”.

Menurut Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang jalan bahwa:

“Jalan sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional, serta

Page 4: bab 1 Latar Belakang (bimbingan 1).doc

4

membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional”.

Menurut peraturan perundang undangan adalah suatu jalan yang dapat

dilalui selama 24 jam sepanjang tahun dengan segala cuaca sesuai dengan kondisi

yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) oleh intitusi

penyelenggara jalan seperti Internasional Roughness Indeks (IRI), waktu tempuh

dan lain-lain. Jaringan jalan merupakan urat nadi perekonomian atau merupakan

lokomotif dari pertumbuhan ekonomi/investasi sehingga dengan segala upaya

pemerintah pusat maupun daerah mau tidak mau suka tidak suka, pasti akan

memperhatikan bagaimana supaya mempunyai jalan baik.

Masyarakat awam selalu bertanya mengapa penyelenggara jalan dalam

pemeliharan dan perbaikan jalan dilakukan secara cepat tanggap hanya pada saat

ada event-event nasional seperti lebaran,natal dan tahun baru, namun begitu

memasuki musim hujan kondisi jalan yang baik tersebut berubah menjadi rusak

ringan sampai berat.

Pengguna jalan mengatakan bahwa penyelenggara jalan kurang

profesional dalam menjalankan tugasnya, tanpa memperhatikan kualitas pekerjaan

dan sistem drainase, padahal semua tahu bahwa musuh jalan pertama, kedua, dan

ketiga adalah air kenapa setiap musim penghujan air dibiarkan tergenang, saluran

air baru dibersihkan kalau sudah rusak.

Sebaliknya para penyelenggara jalan juga mengatakan bahwa kerusakan

jalan disebabkan muatan lebih dan sistem drainase lingkungan yang menyebabkan

genangan dan banjir, untuk masalah banjir lingkungan juga muatan lebih bukan

merupakan tanggung jawab Unit Pelayanan Teknis Produksi Campuran Aspal

Dinas Bina Marga dan Pengiaran Kota Bandung.

Page 5: bab 1 Latar Belakang (bimbingan 1).doc

5

Seiring dengan perkembangan jaman dan semakin kompleksnya aktivitas

masyarakat, maka meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap tersedia fasilitas

jalan yang baik dikota Bandung, hal ini mendorong Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kota Bandung melalui Unit Pelayanan Teknis Produksi Campuran

Aspal (UPT-PCA) untuk selalu siap dan sigap dalam melakukan pelayanan

pemeliharaan jalan walaupun terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh Unit

Pelayanan Teknis Produksi Campuran Aspal Kota Bandung seperti kekurangan

Sumber Daya Manusia, Tenaga Ahli, Alat yang sudah tidak memadai.

Berkenaan dengan hal tersebut diatas pelaksanaan pemeliharaan jalan

yang dilaksanakan oleh Dinas Bina Marga Kota Bandung melalui Unit Pelayanan

Teknis Produksi Campuran Aspal dari tahun ketahun mengalami peningkatan

walaupun tidak terlalu tajam tapi hal tersebut ditandai dengan semakin

berkurangnya jalan yang rusak di Kota Bandung, untuk lebih jelasnya dapat

ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 1

Rencana Program Pemeliharaan Jalan yang dilayani oleh Unit Pelayanan Teknis

Produksi Campuran Aspal Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Bandung

Tahun Anggaran 2013

No Lokasi Luas jalanM2

Keterangan

1 UPT.OP Bojonegara 2.2622 UPT.OP Cibeunying 2.6123 UPT.OP Tegallega 2.6504 UPT.OP Karees 4.2405 UPT.OP Ujungberung 3.2026 UPT.OP Gedebage 2.0007 UPT-PCA 2.692

JUMLAH 19.658

Page 6: bab 1 Latar Belakang (bimbingan 1).doc

6

Tabel 2

Realisasi Pelayanan Pemeliharaan Jalan yang dilaksanakan oleh UPT-PCA

Tahun Anggaran 2013

No LokasiLuas jalan

M2

Luas Jalan yang terealisasi

M2

Luas jalan yang tidak terealisasi

M2

Keterangan

ProgramNon

Program1 UPT.OP Bojonegara 2.262 150 1.346,602 UPT.OP Cibeunying 2.612 375 2.543,203 UPT.OP Tegallega 2.650 375 2.049,564 UPT.OP Karees 4.240 300 2.281,885 UPT.OP Ujungberung 3.202 300 2.785,926 UPT.OP Gedebage 2.000 150 1.900,927 UPT-PCA 2.692 1.331,48 1.605,00

JUMLAH 19.658 2.981,48 14.538,08 17.529,56

Tabel 3

Lampiran realisasi 2013

No Bulan WilayahProgram

M2

Non Program

M2Jumlah Keterangan

1 Januari 1. Bojonegara 752. Cibeunying 753. Tegallega 75 754. Karees 755. Ujungberung 756. Gedebage 757. Upt-Pca 150 75Jumlah 225 525 750

2 Pebruari3 Maret4 April5 Mei6 Juni 1. Bojonegara 75 375

2. Cibeunying 150 6603. Tegallega 75 6454. Karees 75 8255. Ujungberung 150 6606. Gedebage 75 7357. Upt-Pca 165 600Jumlah 765 4.500 5.265

Page 7: bab 1 Latar Belakang (bimbingan 1).doc

7

No Bulan WilayahProgram

M2

Non Program

M2Jumlah Keterangan

7 Juli

8 Agustus

9 September 1. Bojonegara2. Cibeunying 903. Tegallega4. Karees5. Ujungberung 1.0356. Gedebage7. Upt-PcaJumlah 1.125 1.125

10 Oktober 1. Bojonegara 75 313.642. Cibeunying 150 821.603. Tegallega 150 432.964. Karees 150 582.445. Ujungberung 75 313.646. Gedebage 75 410.807. Upt-Pca 425 675,00Jumlah 1.100 3.550,08 4.650,08

11 Nopember 1. Bojonegara2. Cibeunying 75 22.163. Tegallega 75 22.164. Karees 75 22.165. Ujungberung 75 22.166. Gedebage7. Upt-Pca 494.32 300,00Jumlah 794.32 388.64 1.182,96

12 Desember 1. Bojonegara 582.962. Cibeunying 874.443. Tegallega 874.444. Karees 777.285. Ujungberung 680.126. Gedebage 680.127. Upt-Pca 97.16Jumlah 97.16 4.469,36 4.566.52

JUMLAH TOTAL 2.981,48 14.558,08 17.539,56

(Sumber : Data Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung 2013)

Page 8: bab 1 Latar Belakang (bimbingan 1).doc

8

Dari daftar tabel diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas kerja pegawai

terhadap pelayanan pemeliharaan jalan yang dilakukan oleh UPT-PCA belum

terealisasi sepenuhnya terutama untuk program karena rencana pekerjaan

pemeliharaan jalan terprogram sebesar 19.658 m2 pada realisasinya pelaksanaan

pelayanan pemeliharaan jalan yang terprogram sebesar 2.981,48 m2, untuk jalan

yang non program sebesar 14.538,08 m2 sehingga total pelayanan pemeliharaan

jalan untuk keseluruhan adalah 17.529 m2, jadi kesimpulan dari hasil data

tersebut bahwa efektivitas kerja pegawai terhadap kualitas pelayanan

pemeliharaan jalan baru berjalan sebesar 89% sedangkan yang belum terealisasi

sebesar 11 % .

Untuk itu Unit Pelayanan Teknis Produksi Campuran Aspal Dinas Bina

Marga selalu berusaha untuk dapat melakukan pekerjaan seefektivitas mungkin

agar semua rencana program dapat terealisasi walaupun hal itu belum dapat

terealisasi seluruhnya dikarenakan beberapa hal. Namun demikian, berdasarkan

pengamatan sementara penulis dapat dikatakan bahwa pengaruh efektivitas kerja

terhadap kualitas pelayanan pemeliharaan jalan belum mencapai hasil yang

optimal. Hal ini dikarenakan beberapa fenomena-fenomena sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pemeliharan jalan untuk pelaksanaan yang termasuk dalam

program efektivitas kerjanya kurang optimal dikarenakan Sumber daya

Manusia dan tenaga ahli kurang memadai, juga peralatan produksi yang

kurang baik.

2. Masyarakat pengguna jalan yang merasa tidak puas dan mempertanyakan

mengapa pelaksanaan pemeliharaaan jalan hanya dilakukan pada saat ada

even-even tertentu pemeliharaan jalan cepat tanggap dilaksanakan.

Page 9: bab 1 Latar Belakang (bimbingan 1).doc

9

3. Pelaksanaan pemeliharaan jalan terhambat karena faktor cuaca dan genangan

air yang menutupi lokasi jalan yang akan dilakukan pemeliharaanya.

4. Kepadataan kendaraan pada ruas jalan yang akan diperbaiki menyebabkan

perubahan jam kerja yang berpengaruh pada kondisi para pekerja

Berdasarkan fenomena-fenomena diatas, penulis tertarik untuk mkelakukan

penelitian lebih lanjut sebagai bahan skripsi dengan judul ; “Pengaruh Efektivitas

Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan Pemeliharaan Jalan di Unit Pelayanan Teknis

Produksi Campuran Aspal pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung.”

1.2 Fokus Permasalahan

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan peneliti mengidentifikasi

masalah-masalah sebagai berikut :

1) Sejauhmana pelaksanaan efektivitas kerja pegawai di kota

Bandung.

2) Faktor-foktor apa saja yang menjadi hambatan kualitas pelayanan

pemeliharaan jalan di Kota Bandung.

3) Upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk menngatasi hambatan

yang dihadapi.

1.2.2. Pembatasan Masalah

Dalam skripsi ini penulis ingin memfokuskan pembahasan tentang

bagaimana Pengaruh Efektivitas Kerja Pegawai Terhadap Kualitas

Pelayanan Pemeliharaan Jalan di Unit Pelayanan Teknis Produksi

Campuran Aspal pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota

Bandung

Page 10: bab 1 Latar Belakang (bimbingan 1).doc

10

1.2.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan agar pembahasan

dan pemecahan masalah tidak menyimpang, maka, maka penulis

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

Seberapa besar Pengaruh Efektivitas Kerja Pegawai Terhadap

Kualitas Pelayanan Pemeliharaan Jalan Di Unit Pelayanan Teknis

Produksi Campuran Aspal Pada Dinas Bina Marga Dan Pengairan

Kota Bandung?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti ini yaitu :

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan seberapa besar Pengaruh

Efektivitas Kerja Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan

Pemeliharaan Jalan Di Unit Pelayanan Teknis Produksi Campuran

Aspal Pada Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan sejauhmana kepuasan

pengguna jalan terhadap kualitas pelayanan pemeliharaan jalan di

Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan sejauhmana hubungan

Pengaruh Efektivitas Kerja Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan

Pemeliharaan Jalan Di Unit Pelayanan Teknis Produksi Campuran

Aspal Pada Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Bandung.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Page 11: bab 1 Latar Belakang (bimbingan 1).doc

11

1.3.3.1 Manfaat Akademis

Dengan mengetahui Pelaksanaan Efektifitas Kerja Pegawai

terhadap Kualitas Pelayanan Pemeliharaan Jalan di Unit

Pelayanan Teknis Pembuatan Campuran Aspal pada Dinas

Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung diharap dapat

memperkaya pengetahuan tentang teori pelayanan

pemeliharaan jalan.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan dan sumbangan pemikiran kepada Unit Pelayanan

Teknis Pengelolaan Campuran Aspal dalam upaya-upaya

pemecahan masalah yang berkaitan dengan efektifitas kerja

pegawai terhadap pelayanan pemeliharaan jalan di Kota

Bandung.