dcoklad.files.wordpress.com€¦  · web viewbab 1. pendahuluan. latar belakang. kegiatan belajar...

28
MAKALAH BELAJAR PEMBELAJARAN SD Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah “BELAJAR PEMBELAJARAN SD ” Dosen Matematika Kelas Rendah : Badarudin, S.pd Disusun oleh : Irawan Ardhi Susetyo 1001100049 Risna Dwi Yanti 1001100052 Yulia Tri Astuti 1001100157 Elinda Juli Ekawati 1001100026

Upload: others

Post on 09-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

MAKALAH

BELAJAR PEMBELAJARAN SD

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada

Mata Kuliah “BELAJAR PEMBELAJARAN SD ”

Dosen Matematika Kelas Rendah : Badarudin, S.pd

Disusun oleh :

Irawan Ardhi Susetyo 1001100049

Risna Dwi Yanti 1001100052

Yulia Tri Astuti 1001100157

Elinda Juli Ekawati 1001100026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2010

Page 2: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, kami

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Perencanaan Pengajaran Dalam Kegiatan

Pembelajaran”.

Sholawat serta salam senantiasa selalu tercurah pada rasul penutan manusia, Nabi

Muhammad SAW, yang dengan keteladanannya telah menjadikan manusia memiliki misi besar

perubahan.

Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

ikut membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat memberi manfaat

bagi para pembaca. Kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan ke depan.

Purwokerto, Maret 2011

penyusun

Page 3: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal,

disengaja, direncanakan, dengan bimbingan guru, dan bantuan pendidik lainnya.

Apa yang hendak dicapai dan dikuasai oleh siswa dituangkan dalam tujuan

belajar, dipersiapkan bahan apa yang harus dipelajari, dipersiapkan juga metode

pembelajaran yaitu yang sesuai bagaimana cara siswa mempelajarinya, dan

melakukan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Persiapkan ini

telah direncanakan secara seksama oleh guru mengacu pada kurikulum mata

pelajaran. Penjelasan ini memberi gambaran bahwa kegiatan belajar yang

dilaksanakan secara sengaja dipersiapkan dalam bentuk perencanaan pengajaran,

persiapan pengajaran ini sebagai kegiatan integral dari proses pembelajaran di

sekolah.

Penyusunan program pembelajaran dapat dibedakan menjadi program

tahunan, program semester, program mingguan, dan program harian. Program

tahunan merupakan rencana pembelajaran yang disusun untuk setiap mata

pelajaranyang selama satu tahun ajaran pada setiap mata pelajaran dan kelas

tertentu yang disusun menjadi bahan ajar. Program semester disusun dengan

merancang kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran dan kelas yang

dilakukan pada satu semester. Perencanaan ini akan

Merespon pemenuhan target pembelajaran baik di ukur dari prestasi belajar siswa

melalui sejumlah tes dan alat evaluasi yang digunakan maupun pelayanan belajar

siswa oleh para pendidik dilihat dari kesiapan dan strategi yang digunakan. Untuk

mencapai target dan tujuan yang ditetapkan, maka secara teknis dan operasional

dijabarkan dalam program mingguan dan juga harian.

Page 4: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

B. Rumusan Masalah

1. Seperti apakah perencanaan pembelajaran yang baik itu?

2. Seberapa besarkah pengaruh dari perencanaan pengajaran terhadap proses

pengajaran?

3. Apa saja faktor pendukung tujuan pembelajaran tercapai?

4. Bagaimana teori tokoh mengenai perencanaan pengajaran dalam kegiatan

pembelajaran?

Page 5: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengajaran dalam Kegiatan Pembelajaran

1. Perencanaan Pengajaran dalam Kegiatan Pembelajaran

Kaufman mengatakan bahwa perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa

yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Perencanaan

pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar di

dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi pengajaran tertentu yanng

khusus baik yang berlangsung di dalam kelas ataupun diluar kelas.

Rencana pembelajaran pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka

pendek yang dilakukan oleh guru untuk dapat memperkirakan berbagai tindakan yang

akan dilakukan agar guru dapat mengkoordinasikan berbagai komponen pembelajaran

yang berorientasi (berbasis) pada pembentukan kompetensi siswa, yakni kompetensi

dasar, materi standar,indicator hasil belajar, dan penilaian berbasis kelas (PBK).

Kompetensi dasar berfungsi untuk memberikan makna terhadap kompetensi dasar.

Indikator hasil belajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur ketercapaian

kompetensi. Sedangkan PBK sebagai alat untuk mengukur pembentukan kompetensi

serta menentukan tindakan yang harus dilakukan jika kompetensi standar belum

tercapai.

Perencanaan pengajaran mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan

pembelajaran tercapai misal :

a. Persiapan sebelum mengajar

b. Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum

c. Tingkat intelegensi siswa

d. Materi pelajaran yang akan disampaikan

Page 6: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

Faedah perencanaan :

1. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan

efektif.

Yang dimaksud adalah maka seorang guru bisa memberikan materi pelajaran

dengan baik karena ia harus dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara mantap,

tegas dan fleksibel.

2. Karena perencanaan maka seseorang akan tumbuh menjadi seseorang guru yang

baik. Yang di maksud adalah guru membuat persiapan yang baik dan adanya

pertumbuhan berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus.

Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan.

Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu

proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan

yang diperlukan dengan cara yang efektif dan efesien. Maka perencanaan

mengandung 6 pokok pikiran, yakni:

Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang

diinginkan.

Keadaan masa depan dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat

dilihat kesenjangannya.

Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.

Usaha yang dilakukan dapat beranekaragam dan merupakan alternatif yang

mungkin ditempuh.

Pemilihan alternatif yang paling baik adalah yang mempunyai efektivitas dan

efesiensi.

Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga menjadi pedoman dalam

pengambilan keputusan.

Perencanaan pengajaran( Instruksional Design) dapat dilihat dari berbagai

sudut pandang yaitu: (1) Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah

pengembangan pelajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori

pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam

perencanaan ini menganalisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang

Page 7: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk didalamnya melakukan

evaluasi terhadap metari pelajaran dan aktivitas-aktivitas pengajaran; (2) Perencanaan

pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa

memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori-teori tentang strategi pengajaran dan

implementasinya terhadap strategi-strategi tersebut; (3) perencanaan pengajaran

sebagai sains adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan,

implementasinya, evaluasi, dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas

pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi

pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya; (4) perencanaan pengajaran

sebagai realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan

pengajarandari waktu ke waktu dalam suatu proses telah sesuai dengan tuntutan sains

dan dilaksanakan dengan secara sistematik; (5) perencanaan penngajaran sebagai

suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk

menggerakkan pembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang

sistematik selanjutnya diimplementasikan mengacu pada sistem perencanaan itu; dan

(6) perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang

mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan teknik-teknik

yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan tori-teori konstruktif terhadap

solusi dan problem-problem pengajaran.

Mengacu pada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program

pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam

kurikulum.

Penyusunan perencanaan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin,

ilmu pengetahuan, relitas, sistem, dan teknologi pembelajaran bertujuan agar

pelaksanaan pengajaran berjalan lebih lancar dan hasilnya lebih baik. Kurikulum

khususnya GBPP, menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan program

pengajaran, namun kondisi lingkungan dan sekolah sekitar, kondisi siswa dan guru

merupakan hal-hal yang penting yang perlu diperhatikan.

Perencanaan program pengajaran juga perlu memperhatikan keadaan sekolah

dimana pembelajaran itu berlangsung. Terutama ketersediaan sarana, prasarana,

kelengkapan dan alat bantu pelajaran menjadi pendukung terlaksananya berbagai

aktivitas belajar siswa. Guru tidak mungkin melaksanakan kegiatan pembelajaran

menggunakan bak pasir jika disekolah tidak tersedia bak pasir yang diperlukan tersebut.

Page 8: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

Guru juga tidak mungkin meminta siswa untuk mengamati tanaman jika di sekolah

tersebut tidak ada kebun sekolah.

Untuk penyusunan skenario program pembelajaran dan keluasan maupun

kedalaman bahan ajar perlu disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan siswa.

Aktivitas belajar yang direncanakan guru disesuaikan dengan keadaan kelas yang

pandai atau cepat belajar, sedang dan kelompok kurang atau lambat belajar, guru dalam

menyusun rencana pelajaran harus menggunakan kriteria siswa yang akan menerima

pelajaran tersebut. Untuk mengatasi variasi kemampuan siswa, maka guru perlu

menggunakan metode atau bentuk kegiatan mengajar yang bervariasi pula.

Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam

segala hal yang berakaitan dengan pelaksanaan pendidikan pengajaran. Jika seorang

guru pada suatu saat memiliki kekurangan dalam hal-hal tertentu, maka segera guru

yang bersangkutan belajar untuk meningkatkan kompetensinya baik melalui jalur

pendidikan dan latihan maupun belajar mandiri dengan melakukan diskusi dengan

teman sejawat secara intensif. Dalam program semester guru menyusun rencana

penyampaian bahan ajar, dimana bahan ajar tersebut telah benar – benar dikuasai oleh

guru baik pengajaran di kelas maupun suatu percobaan yang akan dilakasanakan di

laboratorium atau tempat lain yang ditunjuk sebagai tempat belajar siswa.

Ada 7 aspek persiapan untuk mencapai hasil belajar yang efektif

1. Persiapan terhadap situasi.

Mancakup : tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain. Dan situasi umum

harus dimiliki sebelum saudara mengajar di dalam kelas tersebut dengan

pengetahuan saudara dapat membuat ancang- ancang terhadap variabel faktor

masalah dan menghadapi situasi kelas.

2. Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi.

Maksud ; Sebelum guru mengajar ia harus mengetahui keadaan siswa tsb atau

dengan kata lain guru harus membuat gambaran yang jelas mengenai keadaan

siswa yang akan dihadapi selain dari pada faktor intern siswa tsb ( laki- laki

dan Pr) seorang guru harus mengetahui taraf kematangan dan pengetahuan

serta khusus dari pada siswa tsb.

3. Persiapan dalam tujuan umum pembelajaran

Yang menyangkut tujuan instruksional apa yang akan dicapai oleh para siswa

harus dimiliki seorang guru mencakup antara lain : Pengetahuan, kecakapan,

Page 9: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

keterampilan atau sikap tertentu yang konkrit yang bisa di ukur dengan alat-

alat evaluasi.

4. Persiapan tentang bahan pelajaran yang akan diajarkan.

Yang dimaksud dengan ini : Dengan adanya pengetahuan yang akan

dihadapkan kepada siswa, si guru memiliki persiapan yang akan di sampaikan

kepada siswa yang harus terdapat batas- batas, luas dan urutan- urutan

pengajaran perlu di persiapkan.

5. Persiapan tentang metode- mengajar yang hendak di pakai

a.      metode ceramah

b.     metode tanya jawab atau diskusi

6. Persiapan dalam penggunaan alat- alat peraga.

Misal : kapur dan papan tulis, pengahapus paling sedikit di gunakan tetapi

dalam belajar pembelajaran di pergunakan alat pembantu adalah media yang

mempertinggi komunikasi pada saat proses belajar berlangsung.

7. Persiapan dalam jenis teknik evaluasi

Tujuan evaluasi : samapi sejauhmana daya serap terhadap produk bahasan

yang saudara terapkan 

Jenis- jenis perencanaan

1. Menurut Besaran : a. Perencanaan Makro

b. Perencanaan Meso

c. Perencanaan Mikro : Perencanaan Pembelajaran

mikro, yaitu membuat perencanaan atau persiapan untuk setiap jenis keterampilan

mengajar yang akan dilakukan.

2. Menurut Telaahnya : a. Perencanaan Strategi

b. Perencanaan Manajerial

c. Perencanaan Operasional

Page 10: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

3. Menurut Jangka Waktunya : a. Perencanaan Jangka Panjang

b. Perencanaan Jangka Menengah

c. Perencanaan Jangka Pendek

Pendapat Tokoh

Ibrahim mengatakan bahwa “secara garis besar perencanaan pembelajaran

mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan oleh suatu kegiatan

pembelajaran, cara apa yang di pakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut,

materi-bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta

alat atau media yang diperlukan.

Pendapat Banghart dan Trull yang menyatakan bahwa perencanaan adalah

awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optmisme yang

didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam

permasalahan dalam konteks pembelajaran.

Menurut Toeti Soekamto mendefinisikan perencanaan pembelajaran sebagai

usaha untuk mempermudah proses belajar mengajar maka diperlukan perencanaan

pembelajaran.

Gambaran aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau dalam

rumusan kegiatan belajar mengajar KBM yang terdapat dalam perencanaan

pembelajaran. Kegiatan belajaar dan mengajaryang dirumuskan oleh guru harus

mengacu pada tujuan pembelajaran. Sehingga perencanaan pembelajaran merupakan

acuan yang jelas, operasional, sistematis,sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan

kurikulum yang berlaku.

4. PRINSIP PERENCANAAN PENGAJARAN

Dalam prakteknya, pengembangan perencanaan pembelajaran harus

memperhatikan prinsip-prinsinya sehingga proses yang ditempuh dapat dilaksanakan

secara efektif. Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan

Page 11: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

perencanaan, harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, seperti yang

dikemukakan oleh Sagala (2003) yang meliputi;

1. Menetapakan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara

melakukannya dalam implementasi pembelajaran

2. Membatasi sasaran atas dasar tujuan instruksional khusus dan menetapkan

pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses

penentuan target pebelajaran

3. Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran

4. Mengumpulkan dan menganalisis informasi yang penting untuk mendukung

kegiatan pembelajaran

5. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-

keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran kepada pihak yang

berkepentingan

Jika prinsip-prinsip ini terpenuhi, secara teoritik perencanaan pembelajaran itu akan

memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai skenario yang disusun. Hal tersebut

sejalan dengan pendapat Mulyasa (2003) bahwa:

1. Kompetensi yang dirumuskan dalam pembelajaran harus jelas, makin konkrit

kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus

dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut

2. Perencanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan

dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi siswa.

3. Kegiatan-kegatan yang disusun dan dikembangkan dalam perencanaan

pembelajaran harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi yang telah

ditetapkan

4. Perencanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta

jelas penyampaiannya.

Terkait dengan pendapat di atas, Oemar Hamalik (1980) mengemukakan tentang

dasar-dasar prinsip perencanaan sebagai berikut:

1. Rencana yang dibuat harus disesuaikan dengan tersedianya sumber-sumber

2. Organisasi pembelajaran harus senantiasa memperhatika situasi dan kondisi

masyarakat sekolah.

Page 12: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

3. Guru selaku pengelola pembelajaran melaksanakan tugas dan fungsinya dengan

penuh tanggung jawab

4. Faktor manusia selaku anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada

keserbaterbatasan.

Lebih lanjut Oemar Hamalik (1980) juga mengemukakan bahwa kegiatan

perencanaan yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Rencana adalah alat untuk mempermudah mencapai tujuan.

2. Rencana harus dibuat oleh para pengelola atau guru yang benar-benar memahami

tujuan pendidikan, dan tujuan organisasi pembelajaran

3. Rencana yang baik, jika giru yang membuat remcana itu memahami dan memiliki

ketrampilan yang mendlam tentang membuat rencana

4. Rencana harus dibuat secara terperinci

5. Rencana yang baik jika berkaitan dengan pemikiran dalam ranglka pelaksanaanya

6. Rencana yang dibuat oleh guru harus bersifat sederhana

7. Rencana yang dibuat tidak boleh terlalu ketat, tetapi harus fleksibel (luwes)

8. Dalam rencana khususnya rencana jangka panjang perlu diperhitungkan

terjadinya pengambilan resiko

9. Rencana yangdibuat jangan terlalu ideal, ambisius, sebaiknya lebih praktis –

pragmatis

10. Sebaiknya rencana yang dibuat oleh guru juga memilliki jangkauan yang lebih

jauh, dapat diramalkan keadaan yang mungkin terjadi.

Dengan demikian, kendatipun mungkin tidak semua persyaratan diatas dapat

dilaksanakan dengan baik, namun dengan kesiapan perencanaan yang matang

permasalahan teknis akan dapat diatasi, dengan guru yang mengatur skenario

pembelajaran yang efektif di kelas sesuai dengan rencana.

Berdasarkan uraian diatas, maka perencanaan pembelajaran itu harus dapat

mengembangkan berbagai kemampuan yangg dimiliki siswa secara optimal,

mempunyai tujuan yang jelas dan teratur sert dapat memberikan deskripsi tentang

materi yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah

ditetapkan, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Menetapkan apa yang akan dilakukan oleh guru

2. Membatasi sasaran berdasarkan kompetensi (tujuan) yang hendak dicapai

Page 13: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

3. Mengembangkan alternatif-alternatif pembelajaran yang akan menunjang

kompetensi (tujuan) yang telah ditetapkan.

Prinsip-prinsip pengajaran dalam perencanaan pengajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak hanya menggunakan satu pendekatan

atau metode mangajar, tetapi menggunakan beberapa metode yang mungkin

berasal dari teori psikologi atau teori belajar mengajar yang sama, mungkin juga

dari teori yang berbeda. Ada beberapa prinsip pengajaran yang secara relatif

berlaku umum diantaranya adalah prinsip perkembangan, perbedaan individu,

minat dan kebutuhan aktivitas, dam motivasi.

a. Prinsip perkembangan

Pada prinsipnya siswa yang sedang belajar dikelas berada dalam proses

perkembangan, dan akan terus bekembang yang berarti perubahan.

Kemampuan anak pada jenjang usia dan tingkat kelas berbeda-beda sesuai

perkembangannya. Anak pada jenjang usia atau kelas yang lebih tinggi,

memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari yang dibawahnya. Pada waktu

memilih bahan dan metode mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan

menyesuaikan dengan kemampuan anak. Kerena perubahan ada yang cepat

dan ada yang lambat. Oleh karena itu guru hendaknya mengerti dan bersabar

dalam melaksanakan tugas pelayanan belajar bagi para muridnnya. Bila pada

suatu saat siswa belum memperhatikan kemajuannya, mungkin membutuhkan

satu minggu atau lebih baru kemudian anak dapat mengalami kemajuan yang

berarti.

b. Prinsip perbedaan individu

Untuk dapat memberika bantuan belajar bagi siswa maka guru harus

memahami dengan benar ciri-ciri para siswa tersebut baik dalam menyiapkan

dan menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan tugas-tugas dan

pembimbingan belajar siswa. Guru hendaknya dapat menyesuaikan dengan

ciri-ciri siswanya masing-masing, dalam mdel pengajaran berprogram atau

modul, penyesuaian belajar dengan perbedaan individu ini sepenuhnya dapat

dilakukan oleh guru, karena cara elajarnya individual.

c. Minat dan kebutuhan anak

Setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri. Dalam hal

pembelajaran, bahan ajaran dan penyampaian sedapat mungkin disesuaikan

dengan minat dan kebutuhan anak tersebut. Walaupun hampir tidak mungkin

Page 14: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

menyesuaikan pengajaran dengan minat dan kebutuhan setiap siswa, meskipun

demikian sedapat mungkin perbedaa-perbedaan minat dalam kebutuhan

tersebut dapat terpenuhi.

Pembelajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, sebab keduanya

akan menjadi penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan

dibutuhkan anak, tentu akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka

akan bersungguh-sungguh dalam belajar.

d. Aspek motivasi dalam pembelajaran

Setiap perbuatan termasuk perbuaatan belajar didorong oleh sesuatu atau

beberapa motif. Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan,

merupakan suatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa yang

mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan. Tenaga pendorong atau

motif pada seseorang mungkin cukup besar, sehingga perlu motivasi dari luar

dia sudah bisa berbuat. Orang atau siswa tersebut disebit memiliki motif

internal, pada orang atau siswa lain, mungkin saja tenaga pendorong internal

ini kecil sekali, sehingga ia membutuhkan motivasi dari luar, yaitu dari guru,

orang tua, teman, buku-buku, dan sebagainya. Orang atau siswa seperti itu

membutuhkan motif eksternal atau dorongan motivasi dari luar.

Motif memiliki peran yang cukup besar dalam upaya belajar. Tanpa motif

hampir tidak mungkin siswa melakukan kegiatan belajar. Ada beberapa upaya

yang dapat dilakukan guru dalam perencanaan pengajaran untuk

membangkitkan belajar para siswa yaitu: (1) mempersiapkan untuk

menggunakan cara atau metode dan media mengajar yang bervariasi. Dengan

metode atau media yang bervariasi kebosanan dapat dikurangi atau

dihilangkan; (2) merencanakan dan memilih bahan yang menarik minat dan

dibutuhkan siswa. Sesuatu yang dibutuhkan akan menarik perhatian,

pemenuhan kebutuhan belajar ini akan membangkitkan motif untuk

mempelajarinya;(3) memberikan sasaran antara, sasaran akhir belajar adalah

lulus ujuian atau naik kelas. Sasaran akhir baru dicapai pada akhri tahun,

untuk membangkitkan motif belajar maka, diadakan sasaran antara seperti

ujian semester, tengah semester, ulangan akhir, kuis, dan sebagainya.;(4)

memberikan kesempatan untuk sukses. Bahan atau soal – soal yang sulit hanya

bisa diterima atau dipevahkan oleh siswa yang pandai, siswa kurang pandai

Page 15: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

sular menguasai atau memecahkannya, oleh karena itu perencanaan

pembelajaran harus dilihat dari kesesuaian tingkat kemampuan belajar siswa.

Agar siswa yang kurang pandai juga bisa menguasai dan

memecahkan soal, maka berikan bahan atau soal yang sesuai dengan

kemampuannya. Keberhasilan yang dicapai siswa dapat menimbulkan

kepuasan dan kemudian membangkitkan motif; (5) Diciptakan suasana belajar

yang menyenangkan, suasana belajar yang hangat berisi rasa persahabatan,

agar rasa humor, pengakuan akan keberadaan siswa, terhindar dari celaan dan

makian, dapat membangkitkan motif; dan (6) adakan persaingan sehat,

persaingan atau kompetensi yang sehat dapat membangkitkan motivasi

belajar. Siswa dapat bersaing dengan hasil belajarnya sendiri atau dengan hasil

yang dicapai oleh orang lain. Dalam persaingan ini dapat diberikan ujian,

ganjaran, ataupun hadiah.

Page 16: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap pendidik selalu berurusan dengan manusia, karena hanya manusia

yang dapat dididik dan harus selalu dididik. Manusia adalah satu-satunya makhluk

yang dikaruniai potensi untuk selalu menyempurnakan diri melalui proses belajar.

Tentu sangat logis bagi manusia memilih jalur pendidikan untuk meningkatkan

potensi belajarnya. Kerena itu, pendidikan diarahkan pada pembentukan manusia

yang diidamkan, sosok manusia yanh di idamkan adalah manusia yang mampu

mandiri atau tanggung jawab sendiri. Sedangkan pengajaran yang tugasnya

dilaksanakan oleh guru adalah salah satu alat atau usaha untuk membentuk manusia

tersebut. Titik berat pendidikan masa-masa mendatang adalah peningkatan mutu dan

perluasan kesempatan belajar untuk semua jenjang dan jenis pendidikan.

Pembelajaran yang menimbulkan interaksi belajar mengajar antara guru-siswa

mendorong perilaku belajar siswa. Siswa merupakan kunci terjadinya pembelajaran

atau perilaku belajar dan pencapaian sasaran belajar. Dengan demikian bagi siswa

perilaku belajar merupakan proses belajar yang di alami dan dihayati sekaligus

merupakan aktifitas belajar tentang bahan belajar dan sumber belajar di

lingkungannya. Bagi siswa dalam kegiatan belajar tersebut melalui tahap sebelum

belajar, kegiatan selama proses belajar, dan kegiatan sesudah belajar.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru berpangkal pada suatu kurikulum

dan dalam proses pembelajaran guru juga berorientasi pada tujuan kurikulum, pada

suatu sisi guru adalah pengembang kirikulum, sedangkan pada sisi lainnya guru

adalah pembelajar siswa yang secara kreatif membelajarkan siswa sesuai dengan

kurikulum sekolah. Untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran sebagai ukuran

daya serap kurikulum, guru perlu melakukan pengukuran. Pengukuran ini untuk

melihat kemajuan belajar siswa pada materi ajar yang telah disampaikan dalam

mengukur kemajuan belajar ini guru menggunakan tes-tes yang standar yang dapat

menggambarkan kemajuan belajar untuk semua materi pembelajaran yang telah

disajikan pleh guru. Oleh karena itu guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di

syaratkan memahami kurikulum, kemudian mampu menyusun dan menguasai

penggunaan-penggunaan tes-tes yang standar untuk mengukur kemajuan belajar

siswa.

Page 17: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

Guru sebagai pembelajar memiliki kewajiban mencari, menemukan, dan

diharapkan memecahkan masalah-masalah belajar siswa. Dalam pencarian dan

penemuan masalah-masalah tersebut secara profesional guru dapat melakukan

langkah-langkah berupa: (1) pengamatan perilaku belajar dalam kegiatan belajar

mengajar; (2) analisis hasl belajar untuk memberi makna apakah pembelajaran

berlangsung sesuai yang direncanakan; dan (3) melakukan test hasil belajar untuk

mengukur kemajuan belajar siswa. Dengan langkah-langkah tersebut guru memeroleh

peluang menghimpun data siswa berkenan dengan proses belajar dan hasil belajar.

Sebagai guru profesional, diharapkan guru memiliki kemampuan melakukan

penelitian secara sederhana yang berkaitan dengan belajar dan pembelajaran agar

dapat menemukan masalah-masalah belajar dan memecahkan masalah-masalah

belajar.

Memepelajari ilmu mendidik menurut M.J. Langeveld berarti mengubah diri

sendiri, artinya dengan mempelajari ilmu mendidik seseorang dapat membenahi

tindakan-tindakannya, sehingga terhindar dari kesalahan-kesalahan mendidik.

Pendidikan itu adalah suatu proses jangka panjang,lama baru terlihat hasilnya. Karena

itu teori pendidikan dan juga teori belajar yang digunakan harus benar-benar suatu

yang harus diperhitungkan dengan cermat, teori tersebut dipakai sebaga pedoman

yang memungkinkan dilakukannya antisipasi ke masa depan. M.J. Langeveld

selanjutnya megatakan bahwa membahas pendidikan berarti memeham bagaimana

implementasi proses pengoperaan nilai-nilai, dengan menggunakan metode dan

pendekatan fenomenologis.

Berkaitan dengan konsep belajar, dalam hal ini banyak orang beranggapan,

bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah semata-mata mencari ilmu atau

menuntut ilmu saja. Ada lagi yang secara lebih khusus mengartikan belajar adalah

tingkah laku menyera ilmu pengetahuan. Pendapat yang demikian ini tentu tidak

salah, karna memang belajar itu akan menghasilkan ilmu pengetahuan yang tampak

pada kemampuan sebagai hasil belajar. Prinsip ini juga berlaku pada pendidikan

prasekolah, karena bagi mereka mengikuti pendidikan prasekolah juga diharapkan

akan tampak kemampuan yang berarti sebagai hasil belajarnya di prasekolah.

Kemampuan yang diperoleh ini, tentu sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan

anak – anak pada usia prasekolah.

Untuk memperlancar proses belajar dan memperoleh mutu yang sesuai

diharapkan diperlukan pengetahuan mengenai cirri –ciri, prinsip – prinsip dan teori

belajar, pengetahuan ini penting guna menentukan pendekatan yang sesuai baik

dilihat dari bidang keilmuan maupun anak didk sebagai subyek belajar. Teori dan

konsep – konsep belajar tersebut memberi konstribusi bagi para pendidik dalam

Page 18: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

melaksanakan tugas profesionalnya. Karena itu belajar yang teratur dan terarah sesuai

dengan prinsip – prinsip belajar dapat dikatakan sebagai upaya menuntut ilmu untuk

meningkatkan kemampuan sebagai hasil belajar. Guru sebagai salah satu komponen

dalam proses belajar dan pembelajaran serta pelaksana kurikulum memiliki beberapa

kemampuan yang dipersyaratkan seperti : (1) kemempuan meningkatkan kompetensi

pribadi; (2) kompetensi profesional yang menyangkut kemampuan mengatasi

landasan – landasan pendidikan , kemampuan melaksanakan KBM, dan kemampuan

melaksanakan evaluasi dalam belajar dan pembelajaran; dan (3) kompetisi social.

Dalam melaksanakan tugasnya, guru harus menyadari betul tentang peran

yang harus dilakukan bahwa dia bukan hanya sekedar pengajar tetapi juga sebagai

pendidik., jadi bukan hanya sekedar menyampaikan informasi, tetapi juga harus

melihat sejauh mana terjadi perubahan sikap, agar terlihat adanya peningkatan

kualitas pada diri setiap individu peserta didik. Perubahan dan pengembangan

kurikulum, tidak hanya sekedar merubah materi saja, tetapi ada hal yang lebih

penting bagaimana mengubah perilaku guru – guru agar dapat berkiprah dalam

merespon perubahan itu. Agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai, jadi kalau terjadi

perubahan kurikulum hendaknya terjadi perubahan secara komperhensif termasuk

materi, metode, guru, sarana, dan hal lain yang ada kaitannya dengan kurikulum,

belajar, dan pembelajaran sehingga dampak positif dari perubahan akan dirasakan

manfaatnya oleh semua pihak.

B. Saran

1. Guru hendaknya sebelum menyampaikan materi pembelajaran harus

mempersiapkan dengan semaksimal mungkin sehingga dalam

penyampaiannya bisa membuat para peserta didik dapat menerima materi

dengan baik.

2. Hendaknya guru sebelum membuat perencanaan pengajaran dalam

kegiatan pembelajaran sebaiknya mengetahui tujuan dari pembelajaran

terlebih dahulu.

Page 19: dcoklad.files.wordpress.com€¦  · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan

DAFTAR PUSTAKA

Hernawan, Asep Harry. 2007. Belajar dan pembelajaran sekolah dasar. Bandung: UPI

PRESS

Segala, Syaiful. 2010.Konsep dan makna pembelajaran Bandung: Alfabeta, CV