bab i pendahuluan 1.1 latar belakang · 2020. 8. 28. · bidang pemantapan mutu dan bimbingan...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mencermati perubahan-perubahan dalam bidang laboratorium yang tidak
lepas dari pengaruh globalisasi dan dalam rangka memenuhi tuntutan
masyarakat yang semakin tinggi akan kecepatan serta ketepatan
pelayanan, maka semakin terasa perlu di buat langkah-langkah
pelaksanaannya, seperti penyusunan Rencana Strategis Bisnis sebagai
suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama 1
(satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi,
peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul.
BBLK Palembang sebagai salah satu instansi pemerintah merupakan unit
pelaksana teknis (UPT) Kementerian Kesehatan dibawah Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan perlu memiliki Rencana Strategis Bisnis sebagai
dokumen yang menjadi tolak ukur penilaian kinerja yang dapat
dipertanggung jawabkan dan penyusunannya harus mencerminkan
pengintegrasian antar sumber daya manusia dengan sumber daya lainnya
sehingga mampu menjawab perubahan lingkungan, strategi, nasional dan
global serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional.
Prioritas Strategis BBLK Palembang dalam 5 (lima) tahun kedepan yaitu
Pemantapan Fungsi BBLK Palembang dalam memberikan layanan
kesehatan yang sesuai standar dengan tidak melupakan pengembangan
parameter ataupun metode pemeriksaan baru guna memenuhi kebutuhan
stakheolder sesuai perkembangan teknologi terkini.
Untuk mewujudkan excellent performance dalam memberikan pelayanan
maupun dari sisi keuangan dan administrasi, maka diperlukan komitmen
yang kuat dari seluruh komponen pegawai BBLK Palembang serta
dukungan Stakeholder terkait guna tersedianya layanan laboratorium yang
bermutu.
Selanjutnya untuk merespons strategis yang ingin dikembangkan, perlu
pula dibangun kompetensi inti di lingkungan BBLK Palembang antara lain
dengan peningkatan kompetensi SDM sesuai standar serta penempatan
SDM sesuai kompetensi yang dibutuhkan.
2
Dalam upaya mengendalikan target kinerja BBLK Palembang, maka perlu
dilakukan kegiatan pengawasan dan evaluasi yang berkesinambungan
terhadap berbagai langkah-langkah strategis yang telah ditetapkan,
sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
1.2 TUJUAN
Secara umum, tujuan penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini adalah:
a) Sebagai panduan dalam menentukan arah strategis dan prioritas
tindakan selama lima tahunan yang sejalan dengah Rencana Aksi
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
b) Pedoman Strategis dalam pola penguatan mutu kelembagaan Balai
Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.
c) Dasar rujukan untuk menilai keberhasilan pemenuhan misi Balai Besar
Laborartorium Kesehatan Palembang dan dalam pencapaian visi yang
telah ditentukan.
d) Salah satu rujukan untuk membangun arah jalinan kerjasama dengan
para stakeholders.
Secara Khusus, tujuan penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini adalah:
a) Memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai arah visi strategis
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang khususnya bagi
seluruh pegawai Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.
b) Memperkuat prinsip-prinsip yang termuat dalam visi, misi dan strategi
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang serta menjaga arah
organisasi yang tetap fokus ke masa depan dengan
mempertimbangkan kondisi sekarang.
c) Pedoman dalam pengambilan keputusan berdasarkan skala prioritas
sesuai kondisi yang ada pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Palembang.
d) Diharapkan dengan penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini BBLK
Palembang dapat menjawab tantangan kedepan sehingga mampu
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
3
Adapun tujuan yang ingin dicapai mewujudkan visi yang telah ditetapkan
Menjadi Laboratorium Kesehatan Pembina Demi Mendukung Terwujudnya
Masyarakat Sehat, Produktif dan Berkeadilan Tahun 2024.
1.3 DASAR HUKUM
Sebagai dasar hukum dalam penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini
adalah:
1. Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2012 tentang Perubahan PP
nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum.
2. Instruksi Presiden nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntanbilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 35 tahun 2013.
4. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 52 tahun 2013 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Besar Laboratrorium Kesehatan di lingkungan
Kementerian Kesehatan.
5. Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor PER-54/PB/2013 tentang
Penilaian Kinerja Satuan Kerja Badan Layanan Umum Bidang
Layanan Kesehatan.
6. Keputusan Dirjen Pelayanan Kesehatan nomor HK.02.03/I/2630/2016
tentang Kontrak Kinerja (IKI)
7. Surat Edaran Dirjen Pelayanan Kesehatan nomor
HK.02.02/I/2627/2019 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Strategis Bisnis UPT Vertikal Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan.
4
1.4 SISTEMATIKA LAPORAN
Sistematika Laporan Rencana Strategis Bisnis ini terdiri dari :
a. BAB I Pendahuluan, yang berisikan :
▪ Latar Belakang
▪ Tujuan Rencana Strategis Bisnis
▪ Dasar Hukum
▪ Sistematika Penyusunan Rencana Strategis Bisnis
b. BAB II Kondisi Satker, yang berisikan :
▪ Profil Satker
▪ Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan
▪ Gambaran Kinerja Aspek Keuangan
▪ Gambaran Kinerja Aspek SDM
▪ Gambaran Kinerja Aspek Sarana & Prasarana
▪ Tantangan Strategis
▪ Benchmarking
▪ Analisa SWOT
▪ Diagram Kartesius & Prioritas Strategis
▪ Analisa TOWS
▪ Analisa dan Mitigasi Risiko
▪ Identifikasi Risiko
▪ Penilaian Tingkat Resiko
▪ Rencana Mitigasi Risiko
c. BAB III Arah dan Program Strategis, yang berisikan :
▪ Rumusan Pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai
▪ Arah dan Kebijakan Stakeholders Inti
▪ Rancangan Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC)
▪ Indikator Kinerja Utama
▪ Matriks IKU
▪ Kamus IKU
▪ Roadmap 5 Tahun kedepan
▪ Program Kerja Strategis
d. BAB IV Proyeksi Keuangan, yang berisikan :
▪ Estimasi Pendapatan
▪ Rencana Kebutuhan Anggaran
5
▪ Rencana Pendanaan
e. BAB V Penutup, yang berisikan :
▪ Kesimpulan dan Saran
6
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 PROFIL BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN PALEMBANG
2.1.1 Sejarah Organisasi
Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Palembang berdiri pada tahun
1973 dan diresmikan oleh Bapak Menteri Kesehatan Prof. G.A Siwabessy
pada tanggal 30 Juli 1973. BLK Palembang telah beberapa kali mengalami
perubahan susunan organisasi. Pertama, berdasarkan keputusan Menteri
Kesehatan No.142/Menkes/SK/IV/78 tanggal 28 April 1978 yang
menyatakan bahwa BLK adalah unit pelaksana teknis dibidang pelayanan
kesehatan dalam lingkungan Departemen Kesehatan yang berada dibawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Laboratorium
Kesehatan, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.
Kedua, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.1063/Menkes/SK/IX/2004 tanggal 24 September 2004, BLK
Palembang berubah menjadi Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK),
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bina
Pelayanan Medik tetapi dalam melaksanakan tugas sehari-hari secara
teknis fungsional dibina oleh Direktur Bina Pelayanan Penunjang Medik.
Perubahan ketiga, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.558/Menkes/Per/VII/2006 tanggal 31 Juli 2006.
BBLK terdiri dari bagian tata usaha, bidang laboratorium klinik dan
laboratorium kesehatan masyarakat, bidang pengendalian mutu dan
kelompok jabatan fungsional. Selain itu di lingkungan BBLK dibentuk
instalasi sebagai unit non struktural yang terdiri dari Instalasi Mikrobiologi,
Instalasi Immunologi, Instalasi Virologi, Instalasi Patologi Klinik, Instalasi
Kimia Kesehatan dan Toksikologi, Instalasi Media dan Reagesia serta
Instalasi Pemeliharaan Sarana Laboratorium Kesehatan.
BBLK Palembang telah terakreditasi sebagai laboratorium penguji
dengan mengimplementasikan secara konsisten SNI 19-17025-2000 yang
diberikan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), berdasarkan surat
No.274Q/3.a2/LP/12/04 tanggal 3 Desember 2004 dengan nomor akreditasi
LP-233-IDN dengan ruang lingkup akreditasi meliputi bidang pengujian
7
fisika/kimia sebanyak 14 (empat belas) parameter, bidang pengujian
kimia/immunologi sebanyak 13 (tiga belas) parameter, bidang pengujian
mikrobiologi sebanyak 4 (empat) parameter dan bidang pengujian
biologi/parasitologi sebanyak 2 (dua) parameter dan ISO 15189 dengan
nomor : LM-003-IDN serta sebagai laboratorium kesehatan rujukan
dengan wilayah bimbingan teknis Propinsi Sumatera Selatan, Lampung,
Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Nangroe
Aceh Darussalam.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 1351/Menkes/SK/XII/2004, tanggal 31 Desember 2004 yang
menunjuk BBLK Palembang sebagai salah satu laboratorium pemeriksaan
psikotropika dan narkotika. Selain itu BBLK Palembang ditetapkan sebagai
sarana pelayanan pemeriksaan calon tenaga kerja Indonesia yang akan
bekerja ke luar negeri berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1586/Menkes/SK/XI/2005 tanggal 18 Nopember 2005.
Selanjutnya sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor
13/KMK.05/2010, tanggal 8 Januari 2010, Balai Besar Laboratorium
Kesehatan Palembang ditetapkan sebagai Instansi Pemerintah di lingkungan
Departemen Kesehatan yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (PPK BLU) secara penuh.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2013 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan di
Lingkungan Kementerian Kesehatan tertanggal 22 Juli 2013.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.HK.02.03/I/0236/2014, tanggal 21 Februari 2014 yang menunjuk BBLK
Palembang sebagai Klinik Utama sebagai sarana kesehatan untuk
pelayanan pemeriksaan calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke
luar negeri.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.HK.02.02/MENKES/400/2016, tanggal 03 Agustus 2016 bahwa BBLK
Palembang termasuk sebagai penyelenggara Pemantapan Mutu Eksternal
tingkat nasional.
8
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN ADMINISTRASI
UMUM
SUB BAGIAN KEUANGAN DAN BARANG MILIK
NEGARA
BAGIAN KEUANGAN DAN ADMINISTRASI UMUM
BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN
TEKNIS
SEKSI LAB. KESMAS
BIDANG PELAYANAN
SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI
KESEHATAN
SEKSI BIMBINGAN
TEKNIS
SEKSI PEMANTAPAN
MUTU
INSTALASI
SATUAN PEMERIKSAAN INTERN
KEPALA
2.1.2 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
adalah Eselon II b, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52
Tahun 2013 Tanggal 22 Juli 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Besar Laboratorium Kesehatan.
Adapun Susunan Organisasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Palembang adalah sebagai berikut:
9
2.1.3 Data Monografi
• Nama Unit Kerja
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
• Alamat
Jalan Inspektur Yazid No.2 KM. 2,5 Sumatera Selatan-
Palembang 30126
• Telepon : (0711) 352683, Fax (0711) 372527,
Hp.0811-7165777 / 0812-73658629
• Email : [email protected]
• Website : http://www.bblkpalembang.com
• Facebook : Bblk Palembang
2.2 GAMBARAN KINERJA TAHUN 2015 – 2019
Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang periode tahun
2015 – 2019 dilihat pada uraian di bawah ini.
2.2.1 Kinerja Aspek Pelayanan
Pencapaian kinerja aspek pelayanan selama periode tahun
2015 – 2019 dapat dilihat pada uraian di bawah ini.
A. Pencapaian Kinerja Pemeriksaan di Instalasi tahun 2015 – 2019
Tabel 1. Pencapaian Kinerja Pemeriksaan di Instalasi Periode 2015 s/d 2019
No Bidang Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
1 Mikrobiologi 28.290 29.037 26.903 29.547 15.708
2 Imunologi 14.513 12.991 14.580 16.309 8.761
3 Kimia Kesehatan 29.167 29.920 36.205 37.764 23.767
4 Patologi Klinik 129.885 139.960 156.068 174.572 93.109
5 Uji Kesehatan 13.313 17.304 20.441 24.011 13.647
6 Media Reagensia 148.652 174.336 185.771 189.039 72.863
Jumlah 363.820 403.548 439.968 471.242 227.855
Sumber : Laporan Tahunan BBLK Palembang Nb : Realisasi Tahun 2019 Per 30 Juni 2019
10
Grafik 1. Pencapaian Kinerja pemeriksaan Periode Tahun 2015 – 2019
Berdasarkan data diatas terjadi kenaikan dari tahun ke tahun
dikarenakan:
1. Telah tersedia peralatan laboratorium yang canggih;
2. Terjadinya perubahan pola penyakit yang mempengaruhi jumlah
pemeriksaan di Instalasi Mikrobiologi;
3. Di instalasi Kimia Kesehatan terjadi peningkatan yang cukup
signifikan, hal ini disebabkan Instalasi mendapat kiriman sample dari
beberapa perusahaan terkait pemeriksaan air.
4. Di instalasi Immunologi terjadi peningkatan yang cukup signifikan, hal
ini disebabkan banyaknya pemeriksaan HIV yang dilakukan oleh
calon TKI yang akan berangkat ke luar negeri.
B. Pencapaian Indikator Kinerja Pelayanan/Operasional
Rasio kinerja pelayanan dipergunakan untuk menilai kinerja pelayanan
dengan total skor 35 serta kinerja pelayanan mutu dan manfaat bagi
masyarakat dengan total skor 35.
Berikut uraian capaian indikator kinerja aspek pelayanan ;
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
160.000
180.000
200.000
2015 2016 2017 2018 2019
Mikrobiologi
Immunologi
KimiaKesehatanPatologi Klinik
11
Tabel 2. Indikator Kinerja Pelayanan Periode 2015 s/d 2018
NO
INDIKATOR BOBOT NILAI
HAPER 2015
SKOR HAPER
2016 SKOR
HAPER 2017
SKOR HAPER
2018 SKOR
A. Layanan 35 28.00 28.75 28.75 27.25
a. Pertumbuhan Produktivitas 11 10.25 8.5 9.5 10.5
1. Pertumbuhan Rata-Rata Pemeriksaan Mikrobiologi 2 1.24 2 1.02 1.5 0.94 1 1.12 2
2. Pertumbuhan Rata-Rata Pemeriksaan Imunologi 2 1.21 2 0.89 0.5 1.14 2 1.14 2
3. Pertumbuhan Rata-Rata Pemeriksaan Patologi Klinik 2 1.35 2 1.15 2 1.13 2 1.14 2
4. Pertumbuhan Rata-Rata Pemeriksaan Kimia Kesehatan 2 1.15 2 1.02 1.5 1.23 2 1.06 1.5
5. Pertumbuhan Rata-Rata Pembuatan Media & Reagensia 2 0.91 1.5 2.28 2 1.03 1.5 1.17 2
6. Pertumbuhan Rata-Rata Pemeriksaan Uji Kesehatan 1 1.02 0.75 1.29 1 1.19 1 1.20 1
b. Efisiensi Pelayanan 18 11.75 14.25 13.25 10.75
1. Rasio Jumlah Pemeriksaan Mikrobiologi dengan Analis 3 7.26 2 10.86 3 12.46 3 12.31 3
2. Rasio Jumlah Pemeriksaan Imunologi dengan Analis 3 11.74 3 6.68 2 7.59 2 9.71 2
3. Rasio Jumlah Pemeriksaan Patologi Klinik dengan Analis 3 77.83 1 71.99 1 81.29 1 103.91 1
4. Rasio Jumlah Pemeriksaan Kimia Kesehatan dengan 3 17.03 3 15.39 3 18.86 3 26 2
Analis
5. Rasio Jumlah Pembuatan Media dan Reagensia dengan 2 47.88 0.5 14.35 2 19 2 59.52 0.5
Analis
6. Rasio Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Klinik dengan 1 1 0.25 1.01 0.25 1.08 0.25 918.45 0.25
Dokter Spesialis Patologi Klinik
7. Rasio Jumlah Pemeriksaan Uji Kesehatan dengan Tenaga 2 9.25 1 7.12 2 9.45 1 5.27 1
yang Bertugas di Unit Instalasi Uji Kesehatan
8. Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium 1 0.04 1 0 1 0 1 0 1
12
c. Perspektif Pertumbuhan Pembelajaran 6 6 6 6 6
1. Rata-Rata Jam Pelatihan per Karyawan 2 18 2 9.58 2 26.56 2 23.16 2
2. Penelitian 2 100% 2 100% 2 100% 2 >75% 2
3. Program Reward dan Punishment 2 >75% 2 >75% 2 >75% 2 >75% 2
B. Mutu dan Manfaat Bagi Masyarakat 35 34.14 33.1 34.71 34.79
a. Mutu Pelayanan 14 13.5 14 14 14
1. Waktu Tunggu Pelayanan 2 12 Menit
2 10,44 Menit
2 8.3 2 4,12 Menit
2
2. Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Mikrobiologi 2 6 Hari 2 2,58 Hari
2 3.01 2 2,38 Hari
2
3. Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Patologi Klinik 2 155 Menit
2 143,35 Menit
2 125.97 2 129,30 Menit
2
4. Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Imunologi 2 126 Menit
2 149,58 Menit
2 131.89 2 127,78 Menit
2
5. Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Kimia Kesehatan 2 8 Hari 1.5 4,8 Hari 2 3.44 2 3,33 Hari
2
6. Waktu Layanan Bidang Pembuatan Media dan Reagensia 2 3 Hari 2 3 Hari 2 3 2 1,53 Hari
2
7. Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Uji Kesehatan 2 3 Hari 2 3 Hari 2 3 2 2,08 Hari
2
b. Mutu Klinik 8 8 8 8 8
1. Angka Kegagalan Pengambilan Sampel Uji 2 0.01% 2 0.22% 2 0.48% 2 0.65% 2
2. Angka Pemeriksaan Laboratorium yang Dirujuk 2 0.1 2 0 2 0 2 0 2
3. Hasil Kegiatan Pemantapan Mutu Internal 2 90% 2 > 90 2 100 2 100 2
4. Hasil Pemantapan Mutu Eksternal 2 86.13% 2 > 90 2 99.65 2 96.25 2
c. Kepedulian Kepada Masyarakat 6 6 4.5 6 6
1. Pembinaan Kepada Laboratorium Pusat Kesehatan 2 >75% 2 45% 0.5 >75% 2 82.61% 2
Masyarakat, Laboratorium Rumah Sakit, dan Laboratorium
Mandiri dan Sarana Kesehatan Lain
13
2. Kegiatan Pelayanan PME Regional 2 >75% 2 >75% 2 >75% 2 >75% 2
3. Program Penyuluhan Kesehatan 2 >75% 2 >75% 2 >75% 2 >75% 2
d. Kepuasan Pelanggan 4 3.64 3.6 3.71 3.79
1. Penanganan Pengaduan/Komplain 2 100% 2 100% 2 100% 2 100% 2
2. Kepuasan Pelanggan 2 81.91 1.64 82.34 1.6 85.69 1.71 89.65 1.79
e. Kepedulian Terhadap Lingkungan 3 3 3 3 3
1. Program BLK Berseri 2 100% 2 100% 2 100% 2 >75% 2
2. Profer Lingkungan 1 >75% 1 >75% 1 >75% 1 >75% 1
TOTAL (A+B) 70 62.14 61.85 63.46 62.04
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ;
1) Jumlah nilai indikator pelayanan BBLK Palembang dari periode 2015 s/d 2018 sebesar 28; 28,75; 28,75 dan 27,25. Nilai
indikator pelayanan tersebut masih dibawah nilai standar dibandingkan dengan skor nilai standarnya sebesar 35. Hal ini
disebabkan karena beberapa kegiatan belum dapat dilaksanakan dengan optimal karena terdapat kekurangan tenaga analis
kesehatan pada instalasi patologi klinik, kimia kesehatan dan uji kesehatan.
2) Jumlah nilai indikator mutu dan manfaat bagi masyarakat BBLK Palembang dari periode 2015 s/d 2018 sebesar 34,14; 33,1;
34,71 dan 34,79. Nilai indikator mutu dan manfaat bagi masyarakat tersebut masih dibawah nilai standar dibandingkan dengan
skor nilai standarnya sebesar 35. Hal ini disebabkan karena beberapa program belum dapat dilaksanakan secara penuh sebab
masih kurangnya sumber daya manusia yang mempunyai motivasi kerja tinggi dan profisionalisme yang memadai.
14
2.2.2 Kinerja Aspek Keuangan
A. Realisasi Penerimaan dan Belanja Tahun 2015 – 2019
Tabel 3. Target dan Realisasi Penerimaan Fungsional BBLK Palembang Tahun 2015 s/d 2019
No Tahun Target Realisasi %
Ket (Rupiah) (Rupiah) Pencapaian
1 2015 7.782.152.000 7.486.503.131 96,20 -
2 2016 8.642.393.000 9.651.975.181 111,68 -
3 2017 8.645.197.000 11.363.007.895 131,44 -
4 2018 11.500.000.000 11.982.761.174 104,20 -
5 2019 12.880.000.000 8.748.868.440 67,93 Realisasi s.d Juli
Sumber : Sub.bag Keuangan dan BMN
Grafik 2. Target dan Realisasi Penerimaan BBLK Palembang Tahun 2015 s/d 2019
Dari grafik di atas diketahui bahwa realisasi penerimaan Balai Besar
Laboratorium Kesehatan setiap tahunnya rata-rata melebihi target.
-
2.000.000.000,00
4.000.000.000,00
6.000.000.000,00
8.000.000.000,00
10.000.000.000,00
12.000.000.000,00
14.000.000.000,00
2015 2016 2017 2018 Per 31Juli '19
Target
Realisasi
15
Tabel 4. Realisasi Belanja Tahun Berjalan BBLK Palembang Tahun 2015 s/d 2019
No Jenis Tahun
Pengeluaran 2015 2016 2017 2018 2019
1 Belanja Pegawai
9,268,605,743 10,351,618,647 10,203,643,632 10,954,227,479 7,091,758,667
2 Belanja Barang
8,940,548,121 9,430,643,618 11,509,917,146 12,481,168,255 8,133,981,661
3 Belanja Modal
1,590,712,800 7,195,169,060 2,355,905,333 5,137,548,760 66,090,000
Jumlah 19,799,866,664 26,977,431,325 24,069,466,111 28,572,944,494 15,291,830,328
Sumber : Sub.bag Keuangan dan BMN
Grafik 3. Realisasi Belanja BBLK Tahun 2015 s/d 2019 Dari grafik diatas diketahui bahwa realisasi belanja Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Palembang paling tinggi terjadi pada tahun
2016 yaitu sebesar Rp. 7.195.169.060,- hal ini disebabkan karena pada
tahun tersebut perencanaan pemenuhan pembelian alat kesehatan.
-
2.000.000.000
4.000.000.000
6.000.000.000
8.000.000.000
10.000.000.000
12.000.000.000
14.000.000.000
2015 2016 2017 2018 Per 31Juli '19
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
16
Tabel 5. Realisasi Belanja Tahun Berjalan BBLK Palembang Tahun 2015 – 2019
Sumber : Sub.bag Keuangan dan BMN
17
B. Pencapaian Indikator Keuangan
Rasio kinerja keuangan dipergunakan untuk menilai kinerja keuangan dengan total skor 30 dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari RBA. Berikut uraian capaian indikator kinerja aspek keuangan ;
Tabel 6. Indikator Kinerja Keuangan Periode 2015 s/d 2018
NO
INDIKATOR BOBOT NILAI
HAPER 2015
SKOR HAPER
2016 SKOR
HAPER 2017
SKOR HAPER
2018 SKOR
A. Rasio Keuangan 19 11.00 15.5 15.25 15.25
1. Rasio Kas (Cash Ratio) 2 13.45% 0.25 101% 0.5 8832.13% 0.25 1555.61% 0.25
2. Rasio Lancar (Current Ratio) 3 153063% 2.5 11932% 3 9730.99% 3 1785.79% 3
3. Periode Penagihan Piutang (Collection Period) 2 4,27 Hari 2 20 Hari 2 14 Hari 2 24,40 Hari 2
4. Perputaran Total Asset Tetap (Fixed Asset Turnover) 2 21.99% 2 23% 2 23.13% 2 23.52% 2
5. Imbalan atas asset tetap (Return on Fixed Asset) 2 2.96% 0.8 30% 2 10.89% 2 9.64% 2
6. Imbalan Ekuitas (Return on Equity) 2 4.99% 1.2 32% 2 18.32% 2 14.33% 2
7. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) 2 7,48 Hari 0.5 3 Hari 0 4 Hari - 4,03 Hari 0
8. Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional 4 43.80% 1.75 50% 4 51.43% 4 51.60% 4
B. Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU 11 10.30 10.3 10.3 10.70
1. Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Definitif 2 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 2 2
2. Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Keuangan
3. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4. Tarif Layanan 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5. Sistem Akuntansi 1 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
6. Persetujuan Rekening 0.5 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
7. SOP Pengelolaan Kas 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
18
8. SOP Pengelolaan Piutang 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
9. SOP Pengelolaan Utang 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
10.SOP Pengadaan Barang & Jasa 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
11.SOP Pengelolaan Barang Inventaris 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
TOTAL (A+B) 30 21.30 25.8 25.55 25.95
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah nilai perhitungan masih dibawah jumlah bobot nilai standar karena salah satu
alasannya manajemen pengelolaan keuangan belum menggunakan sistem akuntansi yang baik sehingga data-data yang ada
belum dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan secara cepat dan akurat.
Dari hasil perhitungan indikator kinerja BBLK Paembang diatas dapat disimpulkan bahwa prognosis kinerja Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Palembang sebagai berikut :
NO INDIKATOR BOBOT NILAI RIIL
NILAI 2015 2016 2017 2018
1 Indikator kinerja keuangan 30 21.30 25.80 25.55 25.95
2 Indikator kinerja pelayanan 35 28 28.75 28.75 27.25
3 Indikator mutu pelayanan 35 34.14 33.1 34.71 34.79
JUMLAH TOTAL 100 83.44 87.65 89.01 87.99
Berdasarkan total skor diatas rata-rata setiap tahunnya tingkat kesehatan BBLK Palembang tergolong SEHAT dengan kategori
AA karena nilai TS lebih besar dari 80.
19
2.2.3 Kinerja Aspek Sumber Daya Manusia
Dibawah ini keadaan sumber daya manusia Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Palembang periode 2015 s/d 2019.
Tabel 7. Keadaan Sumber Daya Manusia Pegawai Negeri Sipil (PNS) BBLK Palembang Tahun 2015 s/d 2019
No Uraian
Tahun
2015 2016 2017 2018 Per
31 Juli '19
1 Master Kesehatan 9 8 7 6 8
2 Master Manajemen 1 3 3 3 3
3 Dokter Umum 4 5 5 5 4
4 Sarjana
Farmasi/Apoteker
1 1 1 1 1
5 Sarjana Hukum 1 - - - -
6 Sarjana Biologi 1 1 1 1 1
7 Sarjana Administrasi 4 1 1 1 1
8 Sarjana Ekonomi 4 4 4 4 4
9 Sarjana Psikologi 1 1 - - -
10 Sarjana Kesehatan
Masyarakat
19 18 19 20 19
11 Sarjana Komputer 3 3 3 3 3
12 Sarjana Sains Terapan 2 1 1 1 1
13 Diploma Ekonomi 1 - - - -
14 Diploma Sekretaris 1 1 1 1 1
15 Akper Jurusan Umum 4 5 3 3 3
16 Akademi Kebidanan - 1 1 1 1
17 Akademi Analis
Kesehatan
17 17 16 18 18
18 Akademi Teknik
Elektromedik
1 1 - - -
19 Akademi Penata
Rontgen
2 2 2 2 2
20 S.M.A.K 2 2 2 2 2
21 SMA 4 4 3 3 3
22 S.M.E.A 1 1 1 1 1
23 SD 3 3 3 3 2
JUMLAH 86 83 77 79 78
Sumber : Sub.bag Administrasi Umum
20
Tabel 8. Keadaan Sumber Daya Manusia Pegawai Non PNS BBLK Palembang Tahun 2015 s/d 2019
No Uraian
Tahun
2015 2016 2017 2018 Per
31 Juli '19
1 Sarjana Hukum 1 1 1 1 1
2 Sarjana Ekonomi 1 1 1 1 1
3 Sarjana Pertanian 1 1 1 1 1
4 Sarjana Kesehatan
Masyarakat
1 1 1 1 1
5 Sarjana Komputer 1 1 1 1 1
6 Sarjana Sosial 1 1 1 1 1
7 Diploma Teknik Sipil 1 1 1 1 1
8 Diploma Komputer 3 3 3 3 3
9 Diploma Ekonomi - 1 1 1 1
10 Akper Jurusan Umum 2 3 3 3 3
11 Akademi Analis
Kesehatan
1 1 1 1 1
12 Akademi Refraksionis 1 1 1 1 1
13 Akademi Penata
Rontgen
1 1 1 1 1
14 SMA 10 12 12 14 14
15 SD 1 1 1 1 1
JUMLAH 26 30 30 32 32
Sumber : Sub.bag Administrasi Umum
2.2.4 Kinerja Aspek Sarana dan Prasarana
Sarana yang dimiliki oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Palembang dalam tahun 2019 adalah sebagai berikut :
a) Barang Tidak Bergerak
1. Gedung Kantor seluas 870.649 M2, adapun gedung kantor Besar
Laboratorium Kesehatan Palembang terpisah dua yang terdiri dari :
Luas tanah gedung laboratorium pinjam pakai thn 1993 seluas
1.000 M2
Luas gedung laboratorium perolehan tahun 1993 seluas 314.089 M2
Luas gedung laboratorium perolehan tahun 2007 seluas 556.560 M2
2. Rumah Dinas seluas 70 M2, lokasi di kampus Blok D No.16
Palembang, saat ini telah diajukan permohonan pelaksanaan
21
eksekusi atas putusan Pengadilan Negeri Palembang Nomor
83/Pdt.G/2018/PN.Plg tanggal 18 Oktober 2018 kepada Ketua
Pengadilan Negeri Palembang Kelas I A Khusus melalui surat
Nomor HK.05.02/Menkes/17/2019 tanggal 3 Januari 2019.
b) Barang Bergerak
1. Kendaraan, meliputi :
Mini Bus Toyota Kijang Tahun 2006 1 unit
Mini Bus Suzuki APV Tahun 2006 1 unit
Mini Bus Suzuki APV Tahun 2008 (Ambulance) 1 unit
Bus Isuzu (Laboratorium) Tahun 2008 1 unit
Mini Bus Toyota Grand New Kijang Tahun 2012 2 unit
Sepeda Motor Yamaha MX Tahun 2006 1 unit
Sepeda Motor Yamaha Vega ZR DB Tahun 2012 2 unit
Sepeda Motor Yamaha Mio Tahun 2016 2 unit
2. Peralatan Kantor/Mesin Kantor
Tabel 9. Daftar Peralatan Kantor Pada BBLK Palembang Per 31 Juli 2019
N
o Nama Barang
Jumlah
(Buah)
Kondisi
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
1 Stationary Generating Set 1 1 0 0
2 Meja Dorong Saji/Trolley Saji 2 2 0 0
3 Mesin Kompresor 1 1 0 0
4 Peralatan Bengkel Lainnya 1 1 0 0
5 Alat Ukur/Pembanding Lainnya 4 4 0 0
6 Rak-Rak Penyimpan 5 5 0 0
7 Lemari Penyimpan 1 1 0 0
8 Mesin Ketik Manual Portable (11-13 Inci) 1 1 0 0
9 Mesin Hitung Listrik 2 2 0 0
10 Mesin Penghitung Uang 1 1 0 0
11 Lemari Besi/Metal 34 34 0 0
12 Lemari Kayu 27 27 0 0
13 Rak Besi 12 12 0 0
14 Rak Kayu 1 1 0 0
22
15 Filing Cabinet Besi 15 15 0 0
16 Brandkas 3 3 0 0
17 3.05.01.04.009 Kardex Besi 27 27 0 0
18 Tabung Pemadam Api 22 22 0 0
19 CCTV - Camera Control Television
System
1 1 0 0
20 Papan Visual/Papan Nama 2 2 0 0
21 White Board 1 1 0 0
22 Alat Pencetak Label 1 1 0 0
23 LCD Projector/Infocus 4 4 0 0
24 Alat Penghancur Jarum 1 1 0 0
25 Mesin Antrian 1 1 0 0
26 Meja Kerja Besi/Metal 20 20 0 0
27 Meja Kerja Kayu 75 75 0 0
28 Kursi Besi/Metal 205 205 0 0
29 Kursi Kayu 9 9 0 0
30 Sice 5 5 0 0
31 Meja Rapat 14 14 0 0
32 Tempat Tidur Besi 4 4 0 0
33 Tempat Tidur Kayu 1 1 0 0
34 Meja Resepsionis 2 2 0 0
35 Meja Marmer 1 1 0 0
36 Meja Makan Kayu 9 9 0 0
37 Kursi Fiber Glas/Plastik 43 43 0 0
38 Meubelair Lainnya 1 1 0 0
39 Mesin Penghisap Debu/Vacuum Cleaner 2 2 0 0
40 Mesin Cuci 1 1 0 0
41 Lemari Es 10 10 0 0
42 A.C. Split 61 61 0 0
43 Kompor Gas (Alat Dapur) 1 1 0 0
44 Rak Piring Alumunium 1 1 0 0
45 Televisi 1 1 0 0
46 Amplifier 1 1 0 0
47 Sound System 1 1 0 0
48 Wireless 1 1 0 0
49 Microphone 12 12 0 0
50 Lambang Garuda Pancasila 1 1 0 0
51 Tangga Aluminium 1 1 0 0
23
52 Dispenser 8 8 0 0
53 Handy Cam 1 1 0 0
54 Bracket Standing Peralatan 9 9 0 0
55 Home Theater 1 1 0 0
56 Paging System 1 1 0 0
57 Lensa Kamera 1 1 0 0
58 Camera Digital 1 1 0 0
59 LCD Monitor 7 7 0 0
60 Mesin Barcode 19 19 0 0
61 Telephone (PABX) 2 2 0 0
62 Pesawat Telephone 1 1 0 0
63 Handy Talky (HT) 4 4 0 0
64 Facsimile 1 1 0 0
65 Finger Printer Time and Attandance
Acces Control System
1 1 0 0
66 Lemari Steriil 1 1 0 0
67 Alat Pemadam Kebakaran 6 6 0 0
68 Personal Computer 4 4 0 0
69 Stabilizer/UPS 13 13 0 0
70 Tang Ampere 1 1 0 0
71 Kamera Digital 1 1 0 0
72 GPS 1 1 0 0
73 Data Processor 15 15 0 0
74 Data Processing Unit 12 12 0 0
75 Local Area Network (LAN) 1 1 0 0
76 P.C Unit 15 15 0 0
77 Lap Top 28 28 0 0
78 Note Book 2 2 0 0
79 Hard Disk 16 16 0 0
80 Scanner (Peralatan Mini Komputer) 1 1 0 0
81 Monitor 10 10 0 0
82 Uninterupted Power Supply (UPS) 8 8 0 0
83 Printer (Peralatan Personal Komputer) 40 40 0 0
84 Scanner (Peralatan Personal Komputer) 10 10 0 0
85 Server 4 4 0 0
86 Router 1 1 0 0
87 Hub 2 2 0 0
88 Peralatan Komputer Lainnya 14 14 0 0
24
3. Alat-Alat Kesehatan/Kedokteran/Laboratorium
Tabel 10. Daftar Alat-Alat Kesehatan/Kedokteran/Laboratorium Pada BBLK Palembang Per 31 Juli 2019
No Nama Barang Jumlah
(Buah)
Kondisi
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
1 Engine Cooling System 1 1 0 0
2 Smoke Tester 1 1 0 0
3 Aerosol Sampler 2 2 0 0
4 Acces Control System 5 5 0 0
5 Stetoscope (Alat Kedokteran Umum) 5 5 0 0
6 Tabung 02 1 1 0 0
7 Electro Cardiography (Alat Kedokteran
Umum)
1 1 0 0
8 Operating Lamp 1 1 0 0
9 Tromol Has 3 3 0 0
10 Urinal 1 1 0 0
11 Dental Unit 1 1 0 0
12 Clinical Chair 1 1 0 0
13 Genekologi Tabel 1 1 0 0
14 Snellen Chard 1 1 0 0
15 Spirometer (Alat Kedokteran Bagian
Penyakit Dalam)
1 1 0 0
16 Ultra Sono Graphy (USG) Internal
Medicine
1 1 0 0
17 Blood Sedimentation Rate Count Set 1 1 0 0
18 ECG 3 Channel 1 1 0 0
19 X-Ray Tomography Unit 1 1 0 0
20 X-Ray Mobile Unit 1 1 0 0
21 Refrigated Centrifuge 1 1 0 0
22 Air Jacketed Dry C02 Incubator 1 1 0 0
23 Electrolyte Analyzer 1 1 0 0
24 Patient Strecher 1 1 0 0
25 Audiometer (Alat Kesehatan Umum
Lain)
2 2 0 0
26 Conductivity Meter (Alat Laboratorium
Kimia Air Teknik Penyehatan
1 1 0 0
27 Auto Analyser Unit 1 1 0 0
28 BOD Tester 2 2 0 0
29 Drying Oven 1 1 0 0
25
30 Xray Unit 1 1 0 0
31 Centrifuge (Alat Laboratorium Umum) 7 7 0 0
32 Water Bath (Alat Laboratorium Umum) 4 4 0 0
33 Incubator (Alat Laboratorium Umum) 9 9 0 0
34 Microscope 12 12 0 0
35 Autoclave (Alat Laboratorium Umum) 5 5 0 0
36 Blender 1 1 0 0
37 Timbangan/Neraca 1 1 0 0
38 Vacum Pump 2 2 0 0
39 Thermometer (Alat Laboratorium
Umum)
2 2 0 0
40 PH Meter (Alat Laboratorium Umum) 1 1 0 0
41 Dry Oven 1 1 0 0
42 Refrigerator 2 2 0 0
43 (Alat Laboratorium Umum) 1 1 0 0
44 Spectrophotometer 3 3 0 0
45 Alat Laboratorium Umum Lainnya 2 2 0 0
46 Oven/Hot Air Sterilizer 1 1 0 0
47 Stabilizer 2 2 0 0
48 Microscope Binocular 11 11 0 0
49 Analitical Balance (Alat Laboratorium
Microbiologi)
2 2 0 0
50 Precisions Balance 1 1 0 0
51 Hematology Analyzer ( Blood Cell
Counter )
1 1 0 0
52 Micro Pippettes 22 22 0 0
53 Fotometer 1 1 0 0
54 Automatic Adsorption Spectrofotometer 2 2 0 0
55 Turbidimeter (Alat Laboratorium Kimia) 2 2 0 0
56 Deep Freezer (Alat Laboratorium Kimia) 2 2 0 0
57 Aqua Bidest Apparatus 2 2 0 0
58 Electrophorese 1 1 0 0
59 Hot Plate (Alat Laboratorium Kimia) 2 2 0 0
60 Chromatography Oven 1 1 0 0
61 Electrophoresis System 2 2 0 0
62 Refrigerator Centrifuge 2 2 0 0
63 Rotator 1 1 0 0
64 Shaker (Alat Laboratorium Patologi) 3 3 0 0
65 Coagulation Meter 1 1 0 0
26
66 Blood Pipet Shaker 1 1 0 0
67 Dry Heat Oven Electrophoresis Kit,
Consist Of
1 1 0 0
68 Power Supply (Alat Laboratorium
Immunologi)
1 1 0 0
69 Alat Laboratorium Immunologi Lainnya 1 1 0 0
70 Differential Cell Counter 1 1 0 0
71 Mikroskop Binokuler 1 1 0 0
72 Lemari Asam Buah 7 7 0 0
73 Scanning Microskop 1 1 0 0
74 Cleaning Instalation 1 1 0 0
75 Auto Anylyzer 1 1 0 0
76 Elisa Reader 1 1 0 0
77 Elisa Reader(Computerized,Semi
Manual)
1 1 0 0
78 High Perfomance Liquid
Chromatography (HPLC)
1 1 0 0
79 Hot Plate Stirer 1 1 0 0
80 Inductively Coupled Plasma (ICP) 1 1 0 0
81 Laminar Flow 1 1 0 0
82 Microfuge 1 1 0 0
83 Multichannel Pippete Dispenser 2 2 0 0
84 PH Meter Portable 1 1 0 0
85 Sterilisator Kecil 1 1 0 0
86 Stomacher 1 1 0 0
87 Thermocycle 1 1 0 0
88 Vortex Mixer 3 3 0 0
89 Water Distillation Purifier 1 1 0 0
90 Angle Rotor 1 1 0 0
91 Turbidity Meter 1 1 0 0
92 Gas Chromatograph Mass
Spectrometer System (GCMSS)
1 1 0 0
93 Time Control 1 1 0 0
94 Chemistry Analyzer 1 1 0 0
95 Anak Timbangan 1 1 0 0
96 Lainnya (Alat Laboratorium Lainnya) 1 1 0 0
97 Digital Analitical Balance 1 1 0 0
98 Unit Alat Laboratorium Lainnya 80 80 0 0
99 Ultraviolet Spectrophotometer 1 1 0 0
100 Kompor Listrik (General Laboratory
Tool)
3 3 0 0
27
101 Test Tube Shaker 1 1 0 0
102 Linear Gate 1 1 0 0
103 Transfer Bucket 4 1 1 0 0
104 Conductivity Meter (Alat Laboratorium
Kwalitas Air Dan Tanah)
1 1 0 0
105 Colony Counter (Alat Laboratorium
Kwalitas Air Dan Tanah)
1 1 0 0
106 Data Logger (Alat Laboratorium
Kwalitas Udara)
1 1 0 0
107 Dust Sampler (Alat Laboratorium
Kwalitas Udara)
1 1 0 0
108 Air Purlier 8 8 0 0
109 Air Sampler 5 5 0 0
110 Alat Laboratorium Kwalitas Udara
Lainnya
1 1 0 0
111 Bod Incubator 1 1 0 0
112 Refrigerator/Freezer 5 5 0 0
113 Vibration Meter 1 1 0 0
114 Alat Laboratorium Listrik Dan Mekanik
Lainnya
1 1 0 0
115 Lux Metter 1 1 0 0
116 Alat Kejut 1 1 0 0
117 Micro Centrifuge 1 1 0 0
118 Shredder 1 1 0 0
2.3 Tantangan Strategis
1. Sebagian parameter pemeriksaan belum terakreditasi internasional
2. Belum semua SDM memenuhi kompetensi yang dibutuhkan.
3. Sistem Informasi digital belum terintegrasi secara optimal.
4. Kegiatan Pembinaan di wilayah kerja belum berjalan optimal.
5. Cakupan kepesertaan uji profisiensi belum berjalan maksimal.
6. Pengembangan layanan pemeriksaan belum optimal.
7. Eksistensi BBLK Palembang sebagai laboratorium kesehatan
pemerintah yang terakreditasi belum tersosialisasi secara optimal.
2.4 Benchmarking
Dalam penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini, beberapa organisasi yang
menjadikan rujukan adalah :
1. Lab. Prodia, Jakarta
Sebagai Laboratorium Klinik terakreditasi Internasional serta
merupakan laboratorium yang mempunyai jejaring terbesar di
Indonesia.
28
2. Sys Lab di Jakarta
Sebagai Laboratorium Kesehatan Masyarakat terakreditasi
Internasional serta merupakan Lab. Rujukan di Indonesia.
3. National Reference Laboratory (NRL) Melbourne, Australia
Sebagai tempat penyelenggara uji profisiensi berstandar Internasional.
4. VIDRL Bangkok, Thailand
Sebagai tempat penyelenggara uji profisiensi diwilayah asia pasifik.
5. Eijkman Institute, di Jakarta
Sebagai Laboratorium Bio Molekuler dan Pusat Pelatihan Teknologi
Laboratorium Riset.
6. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
7. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU Kementerian
Keuangan RI sebagai pembina modernisasi/digitalisasi pengelolaan
laporan keuangan Badan Layanan Umum.
2.5 Analisa SWOT
Tabel 11 . Faktor-faktor yang membentuk Peluang dan Ancaman pada
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.
FAKTOR PELUANG FAKTOR ANCAMAN
1. Terdapat Faskes diwilayah kerja yang
memungkinkan keikutsertaan dalam
uji profisiensi
2. Regulasi pemerintah tentang
kewajiban faskes mengikuti uji
profisiensi
3. Perekonomian masyarakat semakin
membaik (kemampuan membayar)
4. Adanya subsidi investasi dari pusat
untuk peningkatan sarana dan
prasarana
5. Memungkinkan kerjasama operasional
(alkes, reagen dll)
6. Terbukanya peluang kerjasama
dengan instansi pemerintah maupun
swasta dalam pelayanan laboratorium
7. Regulasi pemerintah tentang
kewajiban terakreditasi bagi semua
lab.
8. Terbukanya kerjasama dengan BPJS
Kesehatan dalam rangka mendukung
program JKN
1. Globalisasi bidang kesehatan
(AFTA)
2. Tuntutan masyarakat akan
pelayanan laboratorium yang
berkualitas makin tinggi
3. Kenaikan harga-harga kebutuhan
laboratorium sulit diprediksi
4. Berkurangnya subsidi dari
pemerintah
5. Instansi/Laboratorium lain
mempunyai sistem informasi dan
peralatan yang lebih canggih
6. Biaya operasional laboratorium
yang semakin meningkat
mengakibatkan naiknya biaya
pemeriksaan
7. Ketidaktersediaan anggaran
Faskes untuk mengikuti uji
profisiensi
8. Tingkat persaingan laboratorium
yang semakin tinggi
9.
29
Tabel 12. Faktor-faktor yang membentuk Kekuatan dan Kelemahan
pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.
FAKTOR KEKUATAN FAKTOR KELEMAHAN
1. Mendapatkan anggaran operasional
dari pusat
2. Adanya fleksibelitas dalam
pengelolaan keuangan BLU
3. Telah memiliki sertifikat akreditasi
dari KALK dan KAN
4. Laboratorium rujukan TB, MDR
Regional dan Laboratorium sub
nasional campak rubella dan ILI
5. Parameter pemeriksaan yang
beragam dengan tarif yang
terjangkau
6. Lokasi yang mudah diakses
7. Kerjasama tim yang solid di BBLK
Palembang
8. Penunjukan sebagai penyelenggara
PNPME
1. Sistem Digitalisasi Informasi
Laboratorium belum terintegrasi
dengan baik (IT)
2. Terbatasnya lahan untuk
pengembangan
3. Keterbatasan anggaran untuk
kegiatan bimtek
4. Belum semua SDM memenuhi
standar kompetensi
laboratorium
5. Sebagian parameter
pemeriksaan belum
terakreditasi Internasional
6. Belum tersedianya tenaga
spesialis Patologi Klinik yang
tetap
Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Analisa Perhitungan SWOT
No Faktor Faktor Internal Faktor Eksternal
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
1 Pelayanan 1,92 0,96 1,77 1,36
2 Organisasi dan SDM 0,80 0,48 0,88 0,68
3 Keuangan 0,88 0,48 0,88 0,80
4 Sarana dan Prasarana 0,92 0,68 0,94 0,80
Jumlah 4,520 2,600 4,450 3,640
Nilai ( S-W ) dan ( O-T) 1,920 0,83
30
2.6 Diagram Kartesius dan Prioritas Strategis
Tabel 14. Analisis Posisi Bersaing
NO KEKUATAN (STRENGHT) BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 Mendapatkan anggaran operasional dari pusat 0,12 63 7,31
2 Adanya fleksibelitas dalam pengelolaan keuangan BLU 0,14 75 10,38
3 Telah memiliki sertifikat akreditasi dari KALK dan KAN 0,14 77 11,13
4
Laboratorium rujukan TB, MDR Regional dan Laboratorium sub nasional campak rubella dan ILI 0,10 52 5,03
5 Parameter pemeriksaan yang beragam dengan tarif yang terjangkau 0,13 68 8,61
6 Lokasi yang mudah diakses 0,12 67 8,27
7 Kerjasama tim yang solid di BBLK Palembang 0,12 64 7,62
8 Penunjukan sebagai penyelenggara PNPME 0,13 72 9,65
T O T A L 100%
67,99
NO KELEMAHAN (WEAKNESS) BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 Sistem Digitalisasi Informasi Laboratorium belum terintegrasi dengan baik (IT)
0,15 49 7,54
2 Terbatasnya lahan untuk pengembangan 0,17 56 9,72
3 Keterbatasan anggaran untuk kegiatan bimtek 0,17 55 9,26
4 Belum semua SDM memenuhi standar kompetensi laboratorium
0,14 45 6,37
5 Sebagian parameter pemeriksaan belum terakreditasi Internasional
0,17 53 8,82
6 Belum tersedianya tenaga spesialis Patologi Klinik yang tetap
0,20 64 12,69
T O T A L 100%
54,40
31
NO PELUANG (OPPORTUNITY) BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 Terdapat Faskes diwilayah kerja yang memungkinkan keikutsertaan dalam uji profisiensi 0,15 72 11,08
2 Regulasi pemerintah tentang kewajiban faskes mengikuti uji profisiensi 0,17 77 12,78
3 Perekonomian masyarakat semakin membaik (kemampuan membayar) 0,12 57 7,02
4 Adanya subsidi investasi dari pusat untuk peningkatan sarana dan prasarana 0,10 48 4,92
5 Memungkinkan kerjasama operasional (alkes, reagen dll) 0,10 45 4,39
6
Terbukanya peluang kerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta dalam pelayanan laboratorium
0,13 61 8,04
7 Regulasi pemerintah tentang kewajiban terakreditasi bagi semua lab. 0,14 67 9,50
8 Terbukanya kerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam rangka mendukung program JKN 0,09 40 3,42
T O T A L 100%
61,15
NO ANCAMAN (TREATH) BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 Globalisasi bidang kesehatan (AFTA) 0,11 45 5,09
2 Tuntutan masyarakat akan pelayanan laboratorium yang berkualitas makin tinggi
0,11 45 5,09
3 Kenaikan harga-harga kebutuhan laboratorium sulit diprediksi
0,10 40 3,96
4 Berkurangnya subsidi dari pemerintah 0,14 56 7,76
5 Instansi/Laboratorium lain mempunyai sistem informasi dan peralatan yang lebih canggih
0,14 57 8,14
6 Biaya operasional laboratorium yang semakin meningkat mengakibatkan naiknya biaya pemeriksaan
0,14 57 8,14
7 Ketidaktersediaan anggaran Faskes untuk mengikuti uji profisiensi
0,13 52 6,69
8 Tingkat persaingan laboratorium yang semakin tinggi
0,13 51 6,35
T O T A L 100%
51,22
32
Diagram Cartesius
Rekomendasi Strategi :
Berada pada Kuadran I (Kekuatan organisasi lebih dominan daripada kelemahan
(13,59), serta peluang usaha organisasi lebih besar daripada ancaman yang ada
(9,93), maka BBLK Palembang akan memfokuskan arah pengembangan dimasa
mendatang untuk pertumbuhan layanan (growth). Artinya melakukan prioritas
strategis untuk melakukan investasi pengembangan layanan sambil terus
menguatkan kemampuan internal organisasi dan personilnya.
Kuadran I (13,59 ; 9,93) Kuadran II
Kuadran III Kuadran IV
Threat
Weakness Strength
Opportunity
33
2.7 Analisa TOWS FAKTOR KEKUATAN FAKTOR KELEMAHAN
1. Mendapatkan anggaran
operasional dari pusat
2. Adanya fleksibelitas dalam
pengelolaan keuangan BLU
3. Telah memiliki sertifikat akreditasi
dari KALK dan KAN
4. Laboratorium rujukan TB, MDR
Regional dan Laboratorium sub
nasional campak rubella dan ILI
5. Parameter pemeriksaan yang
beragam dengan tarif yang
terjangkau
6. Lokasi yang mudah diakses
7. Kerjasama tim yang solid di
BBLK Palembang
8. Penunjukan sebagai
penyelenggara PNPME
1. Sistem Digitalisasi Informasi
Laboratorium belum terintegrasi
dengan baik (IT)
2. Terbatasnya lahan untuk
pengembangan
3. Keterbatasan anggaran untuk
kegiatan bimtek
4. Belum semua SDM memenuhi
standar kompetensi laboratorium
5. Sebagian parameter
pemeriksaan belum terakreditasi
Internasional
6. Belum tersedianya tenaga
spesialis Patologi Klinik yang
tetap
FAKTOR PELUANG 1. Terwujudnya peningkatan kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta
2. Terwujudnya peningkatan penyelenggaraan PNPME
3. Terwujudnya peningkatan pelayanan lab. klinik dan uji kesehatan
4. Terwujudnya peningkatan pelayanan labkesmas
1. Tersedianya anggaran untuk pelaksanaan Bimtek di wilayah binaan dengan optimal
2. Tersedianya sumber pendanaan untuk pembangunan infrastruktur bidang IT
1. Terdapat Faskes di wilayah kerja yang
memungkinkan keikutsertaan dalam uji profisiensi
2. Regulasi Pemerintah tentang kewajiban faskes
mengikuti uji profisiensi
3. Perekonomian masyarakat semakin membaik
(kemampuan membayar)
4. Adanya subsidi investasi dari pusat untuk
34
peningkatan sarana dan prasarana
5. Memungkinkan Kerjasama operasional (alkes,
reagen, dll)
6. Terbukanya peluang kerjasama dengan instansi
pemerintah maupun swasta dalam pelayanan
laboratorium
7. Regulasi pemerintah tentang kewajiban
terakreditasi bagi semua laboratorium
8. Terbukanya kerjasama dengan BPJS Kesehatan
dalam rangka mendukung program JKN
FAKTOR ANCAMAN 1. Terwujudnya peningkatan standar mutu pelayanan
2. Terwujudnya kepuasan pelanggan
3. Terwujudnya kesehatan keuangan
4. Terwujudnya penambahan parameter pemeriksaan baru
1. Terwujudnya seluruh SDM yang kompeten
2. Terwujudnya penambahan parameter yang terakreditasi
3. Terwujudnya peningkatan sistem informasi laboratorium yang modern
4. Terwujudnya sistem digitalisasi informasi laboratorium yang terintegrasi dengan baik (IT)
1. Globalisasi bidang kesehatan (AFTA)
2. Tuntutan masyarakat akan Pelayanan
Laboratorium yang berkualitas makin tinggi.
3. Kenaikan harga-harga kebutuhan laboratorium
sulit diprediksi.
4. Berkurangnya subsidi dari pemerintah
5. Instansi/Laboratorium lain mempunyai sistem
informasi dan peralatan yang lebih canggih
6. Biaya Operasional Laboratorium yang semakin
meningkat mengakibatkan naiknya biaya
pemeriksaan.
7. Ketidaktersediaan anggaran Faskes untuk
mengikuti uji profisiensi
8. Tingkat persaingan laboratorium yang semakin
tinggi.
35
2.8 Analisa dan Mitigasi Resiko
A. Identifikasi Resiko
Tabel 15. Identifikasi Resiko
Sasaran Strategis Resiko
Perspektif Konsumen
1. Terwujudnya kepuasan - Lambatnya pelayanan (pengambilan sampel, hasil,
stakeholder dan pendaftaran)
- Kurang ramahnya petugas pelayanan
- Keterbatasan sarana penunjang (gedung, ruang tunggu dan lahan)
- Kurangnya ketersediaan Informasi yang dibutuhkan Stakeholder
- Penanganan komplain yang tidak sesuai harapan Stakeholder
Perspektif proses Bisnis Internal
1. Terwujudnya peningkatan - Kurangnya kepuasaan terhadap layanan
kerjasama dengan instansi - Kurangnya promosi yang dilakukan
pemerintah/swasta - Banyaknya kompetitor
- Kurangnya fleksibilitas tarif pemeriksaan layanan
2. Terwujudnya peningkatan - Biaya penyelenggaraan PME yang meningkat
penyelenggaraan PNPME - Tidak tersedianya anggaran PME dari peserta
- Kurangnya informasi pada peserta
- Keterbatasan sarana IT
3. Terwujudnya peningkatan - Tidak seluruh parameter pemeriksaan yang diminta
pelayanan lab. klinik dan uji pelanggan tersedia
kesehatan - Ketidak tersediaan reagent pada saat permintaan Pemeriksaan
- Keterbatasan SDM dan sarana yang ada
- Sistem informasi laboratorium belum terintegrasi dengan baik
4. Terwujudnya peningkatan - Beberapa Alat pemeriksaan laboratorium belum
Pelayanan lab.kesmas Tersedia
- Tidak seluruh parameter pemeriksaan yang diminta pelanggan tersedia
- Kurangnya informasi pemeriksaan laboratorium kesehatan masyarakat
36
Sasaran Strategis Resiko
5. Terwujudnya peningkatan - Kenaikan harga kalibrasi alat
standar mutu pelayanan - Belum seluruh parameter pemeriksaan terakreditasi
6. Terwujudnya penambahan - Kurangnya informasi terhadap perkembangan
parameter pemeriksaan baru pemeriksaan baru
- Kurangnya sarana dan prasarana yang ada
- SDM yang kurang kompeten dalam mengupdate pemeriksaan baru
7. Tersedianya anggaran untuk - Keterbatasaan anggaran pelaksanaan bimtek
pelaksanaan Bimtek di wilayah
binaan dengan optimal
8. Terwujudnya penambahan - Lamanya waktu persiapan untuk pengajuan
parameter yang terakreditasi penambahan parameter terakreditasi
- Ketidaksediaan bahan kontrol pemeriksaan
- Ketidaksediaan referensi yang terkini
Perspektif Proses pengembangan personil dan Organisasi
1. Terwujudnya kesehatan - Keterlambatan dalam merealisasikan anggaran
keuangan
2. Terwujudnya seluruh SDM - Kurangnya perencanaan pengembangan dan
yang kompeten peningkatan kualitas SDM
3. Terwujudnya sistem digitalisasi - Ketidaktepatan pemilihan penyedia jasa IT
informasi laboratorium yang - Keterbatasan tenaga IT
terintegrasi dengan baik (IT)
B. Penilaian Tingkat Resiko
Dalam menentukan kemungkinan risiko yang terjadi, digunakan acuan
sebagai berikut :
➢ Kemungkinan risiko terjadi Sangat Besar : dipastikan akan sangat
mungkin terjadi untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis
dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar diatas 0,8 sampai
1,0.
37
➢ Kemungkinan risiko terjadi Besar : kemungkinan besar terjadi untuk
mempengaruhi suatu sasaran strategis dengan nilai kemungkinan
risiko terjadi berkisar anatar 0,6 sampai 0,8.
➢ Kemungkinan risiko terjadi Sedang : kemungkinan sedang
terjadinya risiko untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis
dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar anatar 0,4 sampai
0,6.
➢ Kemungkinan risiko terjadi kecil : kemungkinan kecil risiko terjadi
untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis dengan nilai
kemungkinan risiko terjadi berkisar anatar 0,2 sampai 0,4.
➢ Kemungkinan risiko terjadi sangat kecil : kemungkinan sangat kecil
risiko terjadi untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis dengan
nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar anatar 0 sampai 0,2.
Selanjutnya untuk menentukan besar dampak risiko pada suatu
sasaran strategis digunakan acuan sebagai berikut :
➢ Dampak risiko tidak penting : risiko mempunyai pengaruh sangat
kecil pada suatu sasaran strategis, namun sasaran strategis
tersebut masih bisa dicapai.
➢ Dampak risiko minor : risiko mempunyai pengaruh kecil pada suatu
sasaran strategis dan memerlukan sedikit upaya penanganan.
➢ Dampak risiko medium : risiko mempunyai pengaruh sedang pada
suatu sasaran strategis dan membutuhkan upaya cukup serius
penanganannya.
➢ Dampak risiko mayor atau besar : risiko mempunyai pengaruh
besar pada suatu sasaran strategis dan membutuhkan upaya serius
penanganannya.
➢ Dampak risiko malapetaka : risiko mempunyai pengaruh tdak
terpenuhinya suaatu sasaran strategis dan membutuhkan upaya
sangat serius penanganannya.
38
Berdasarkan pertemuan antara estimasi tingkat kemungkinan risiko
terjadi dan estimasi besar dampak risiko pada suatu sasaran strategis
dapat dinilai suatu tingkat risiko dengan kualifikasi pada tabel berikut.
Tabel 16. Matriks Risiko untuk menentukan tingkat risiko
Kemungkinan
(Likelihood)
Dampak Risiko (Consequences)
Tidak
Penting
1
Minor
2
Medium
3
Mayor
4
Malapetaka
5
I (Kemk. sangat besar) T T E E E
II (kemk. besar) M T T E E
III (kemk. sedang) R M T E E
IV (kemk. kecil) R R M T E
V (Kemk. sangat kecil) R R M T T
Keterangan :
a) E = Risiko Ekstrim (warna merah)
b) T = Risiko Tinggi (warna kuning)
c) M = Risiko moderat
d) R = Risiko rendah
Berdasarkan pedoman diatas, selanjunya disusunlah penentuan tingkat
risiko, sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 17. Penentuan Tingkat Risiko
Sasaran Strategis Resiko Kemungkinan
Resiko Terjadi
Dampak Resiko
Tingkat Resiko
Warna
Perspektif Konsumen
1. Terwujudnya a. Lambatnya pelayanan Sedang Medium Tinggi Kuning
kepuasan (pengambilan sampel,
stakeholder hasil, dan pendaftaran)
b. Kurang ramahnya Sedang Mayor Ekstrim Merah petugas pelayanan
c. Keterbatasan sarana Sedang Medium Tinggi Kuning penunjang (gedung,
ruang tunggu dan lahan
39
d. Kurangnya Kecil Medium Moderat ketersediaan inf. yang
dibutuhkan stakeholder
e. Penanganan komplain Kecil Medium Moderat yang tidak sesuai
harapan stakeholder
Perspektif proses Bisnis Internal
1. Terwujudnya f. Kurangnya kepuasan Kecil Medium Moderat
peningkatan terhadap layanan
kerjasama dgn g.Kurangnya promosi Kecil Medium Moderat
instansi yang dilakukan
Pemerintah/ h.Banyaknya competitor Sedang Medium Tinggi Kuning
swasta i. Kurangnya fleksibilitas Sedang Minor Moderat
tarif pemeriksaan
layanan
2. Terwujudnya j. Biaya penyelenggaraan Kecil Minor Rendah
peningkatan PME yang meningkat
penyelenggaraan k.Tidak tersedianya Besar Mayor Ekstrim Merah
PNPME anggaran PME dari
peserta
l. Kurangnya informasi Kecil Medium Moderat
Pada peserta
m.Keterbatasan sarana IT Sedang Medium Tinggi Kuning
3. Terwujudnya n. Tidak seluruh Sedang Medium Tinggi Kuning
peningkatan Parameter pemeriksaan
pelayanan lab. yang diminta pelanggan
klinik dan uji tersedia
kesehatan o. ketidaktersediaan Kecil Mayor Tinggi Kuning reagent pada saat
permintaan pemeriksaan
p. Keterbatasan SDM dan Kecil Medium Moderat
sarana yang ada
q. Sistem informasi lab. Besar Medium Tinggi Kuning belum terintegrasi
dengan baik
4. Terwujudnya r. Beberapa Alat Kecil Mayor Tinggi Kuning
Pelayanan lab. pemeriksaan lab
kesmas belum tersedia
s. Tidak seluruh Kecil Minor Rendah
parameter pemeriksaan
yang diminta pelanggan
tersedia
40
t. Kurangnya informasi Kecil Medium Moderat
pemeriksaan labkesmas
5. Terwujudnya u.Kenaikan harga kalibrasi Sedang Minor Moderat
peningkatan alat
standar mutu v.Belum seluruh Kecil Medium Moderat
pelayanan parameter pemeriksaan
terakreditasi
6. Terwujudnya w.Kurangnya informasi Sedang Medium Tinggi Kuning
penambahan terhdp perkembangan
parameter pemeriksaan baru
pemeriksaan x.Kurangnya sarana dan Sedang Medium Tinggi Kuning
baru prasarana yang ada
y.SDM yang kurang Kecil Medium Moderat
kompeten dalam
mengupdate
pemeriksaan baru
7. Tersedianya z.Keterbatasaan anggaran Besar Mayor Ekstrim Merah
anggaran untuk pelaksanaan bimtek
pelaksanaan
bimtek di wilayah
binaan dengan
optimal
8. Terwujudnya aa.Lamanya waktu Sedang Medium Tinggi Kuning
penambahan persiapan untuk
parameter yang pengajuan
terakreditasi penambahan
parameter terakreditasi
ab.Ketidaksediaan bahan Besar Mayor Ekstrim Merah kontrol pemeriksaan
ac.Ketidaksediaan Sedang Medium Tinggi Kuning referensi yang terkini
Perspektif Proses pengembangan personil dan Organisasi
1. Terwujudnya ad.Keterlambatan dalam Sedang Mayor Ekstrim Merah
kesehatan merealisasikan
keuangan anggaran
2. Terwujudnya ae.Kurangnya Kecil Medium Moderat
seluruh SDM perencanaan
yang kompeten pengembangan dan
peningkatan kualitas
41
SDM
3. Terwujudnya af.Ketidaktepatan Sedang Mayor Ekstrim Merah
sistem digitalisasi pemilihan penyedia
Informasi lab. jasa IT
yang terintegrasi
dengan baik (IT) ag.Keterbatasan tenaga Sedang Medium Tinggi Kuning
IT
Dari tabel penentuan risiko, selanjutnya disajikan dalam matriks risiko,
sehingga diketahui posisi berbagai risiko yang ada sebagaimana tabel
berikut.
Tabel 18. Posisi Berbagai Risiko Dalam Matriks Risiko
Kemungkinan
Dampak Resiko
Tidak Penting
1
Minor 2
Medium
3
Mayor 4
Malapetaka
5
I Sangat Besar
II Besar q k, z, ab
III Sedang i, u a,c,h,m,n,w,x,aa,ac,ag b,ad,af
IV Kecil j, s d,e,f,g,l,p,t,v,y,ae o, r
V Sangat Kecil
C. Rencana Mitigasi Resiko
Rencana mitigasi risiko didefnisikan berdasarkan hasil pada tahap
sebelumnya. Rencana mitigasi risiko merupakan upaya nyata yang
dibutuhkan untuk menangani kemungkinan dampak risiko tertentu pada
sasaran strategisnya. Rencana mitigasi risiko disusun diutamakan untuk
mengendalikan risiko yang ada, khususnya menangani level risiko yang
berstatus ekstrim atau tinggi. Rencana mitigasi risiko merupakan
tindakan konkrit yang perlu dilakukan untuk meniadakan atau
mereduksi status tingkat risikonya dari tingkat Ekstrim atau tinggi
menjadi tingkat risiko medium atau rendah.
Selanjutnya rencana mitigasi risiko dapag dilihat pada tabel sebagai
berikut.
42
Tabel 19. Penentuan Rencana Mitigasi Risiko
Sasaran Strategis Resiko Kemungkinan
Resiko Terjadi
Dampak Resiko
Tingkat Resiko
Warna Rencana Mitigasi Resiko Penanggung Jawab
Perspektif Konsumen
1. Terwujudnya a. Lambatnya pelayanan Sedang Medium Tinggi Kuning Digitalisasi Pelayanan terhadap Pengambilan sampel dan
Kepuasan stakeholder (pengambilan sampel, hasil, pendaftaran dan pengambilan Hasil (Kabid Pelayanan)
hasil, dan pendaftaran) Sampel Serta pendaftaran (Kabag Keuangan dan Adum
b. Kurang ramahnya Sedang Mayor Ekstrim Merah Pelatihan petugas dan evaluasi Kabid Pelayanan petugas pelayanan beban kerja
c. Keterbatasan sarana Sedang Medium Tinggi Kuning Menyediakan sarana penunjang Kabag Keuangan dan Adum penunjang (gedung, ruang tunggu dan lahan
d. Kurangnya Kecil Medium Moderat Digitalisasi informasi Kabag Keuangan dan Adum ketersediaan inf. yang dibutuhkan stakeholder
e. Penanganan komplain Kecil Medium Moderat Sosialisasi, Monitoring dan evaluasi Kabid Pemantapan Mutu dan yang tidak sesuai Bimtek harapan stakeholder
Perspektif proses Bisnis Internal
1. Terwujudnya f. Kurangnya kepuasan Kecil Medium Moderat Peningkatan kualitas layanan Kabid Pelayanan
Peningkatan terhadap layanan
kerjasama dgn g.Kurangnya promosi Kecil Medium Moderat Peningkatan promosi dan digitalisasi Kabag Keuangan dan Adum
instansi yang dilakukan
Pemerintah/ h.Banyaknya competitor Sedang Medium Tinggi Kuning Peningkatan kualitas layanan dan - Kabag Keuangan dan Adum
Swasta Kerjasama - serta Kabid Pelayanan
43
i. Kurangnya fleksibilitas Sedang Minor Moderat Peningkatan kualitas layanan Kabag Keuangan dan Adum
tarif pemeriksaan
layanan
2. Terwujudnya j. Biaya penyelenggaraan Kecil Minor Rendah Advokasi pentingnya PME dan Kabid Pemantapan Mutu dan
Peningkatan PME yang meningkat informasi harga Bimtek
penyelenggaraan k.Tidak tersedianya Besar Mayor Ekstrim Merah Advokasi penganggaran Kabid Pemantapan Mutu dan
PNPME anggaran PME dari pembiayaan PME dari APBN Bimtek peserta l. Kurangnya informasi Kecil Medium Moderat Peningkatan promosi tentang PME Kabid Pemantapan Mutu dan Pada peserta baik melalui marketing maupun Bimtek program bimtek m.Keterbatasan sarana IT Sedang Medium Tinggi Kuning Peningkatan kapasitas apikasi PME Kabag Keuangan dan Adum
3. Terwujudnya n. Tidak seluruh Sedang Medium Tinggi Kuning Penambahan parameter Kabid Pelayanan
Peningkatan Parameter pemeriksaan pemeriksaan baru
pelayanan lab. yang diminta pelanggan
klinik dan uji tersedia
Kesehatan o. ketidaktersediaan Kecil Mayor Tinggi Kuning Perbaikan prosedur alur permintaan Kabag Keuangan dan Adum reagent pada saat reagent serta digitalisasi sistem permintaan pemeriksaan permintaan barang persedia (BHAP) p. Keterbatasan SDM dan Kecil Medium Moderat Usulan pemenuhan kebutuhan SDM Kabag Keuangan dan Adum sarana yang ada dan sarana yang ada q. Sistem informasi lab. Besar Medium Tinggi Kuning Peningkatan dan pengembangan Kabag Keuangan dan Adum belum terintegrasi sistem informasi digitalisasi dengan baik
4. Terwujudnya r. Beberapa Alat Kecil Mayor Tinggi Kuning Usulan Pemenuhan Alat yang Kabag Keuangan dan Adum
Pelayanan lab. pemeriksaan lab bersifat bottom up
44
Kesmas belum tersedia s. Tidak seluruh Kecil Minor Rendah Penambahan parameter Kabid Pelayanan parameter pemeriksaan pemeriksaan baru yang diminta pelanggan tersedia t. Kurangnya informasi Kecil Medium Moderat Penambahan media informasi, Kabag Keuangan dan Adum
pemeriksaan labkesmas brosur serta keg. promosi lainnya serta Kabid Pelayanan
5. Terwujudnya u.Kenaikan harga kalibrasi Sedang Minor Moderat Penyesuaian penganggaran Kabag Keuangan dan Adum
Peningkatan alat
standar mutu v.Belum seluruh Kecil Medium Moderat Perencanaan dan pelaksanaan yang Kabid Pemantapan Mutu dan
Pelayanan parameter pemeriksaan tepat waktu Bimtek
terakreditasi
6. Terwujudnya w.Kurangnya informasi Sedang Medium Tinggi Kuning Update pengetahuan berkelanjutan Kabid Pelayanan
penambahan terhdp perkembangan melalui workshop, seminar,
Parameter pemeriksaan baru langganan jurnal
pemeriksaan x.Kurangnya sarana dan Sedang Medium Tinggi Kuning Usulan pemenuhan kebutuhan Kabag Keuangan dan Adum
Baru prasarana yang ada sarpras yang bersifat bottom up y.SDM yang kurang Kecil Medium Moderat Program pelatihan berdasarkan TNA Kabid Pemantapan Mutu dan kompeten dalam Bimtek mengupdate
pemeriksaan baru
7. Tersedianya z.Keterbatasaan anggaran Besar Mayor Ekstrim Merah Mengalokasikan anggaran sesuai Kabag Keuangan dan Adum
anggaran untuk pelaksanaan bimtek dengan kebutuhan bimtek,
Pelaksanaan Meningkatkan webinar dan bimtek
bimtek di wilayah Online
binaan dengan
45
Optimal
8. Terwujudnya aa.Lamanya waktu Sedang Medium Tinggi Kuning
Penambahan persiapan untuk
parameter yang pengajuan
Terakreditasi penambahan parameter terakreditasi
ab.Ketidaksediaan bahan Besar Mayor Ekstrim Merah kontrol pemeriksaan
ac.Ketidaksediaan Sedang Medium Tinggi Kuning referensi yang terkini
Perspektif Proses pengembangan personil dan Organisasi
1. Terwujudnya ad.Keterlambatan dalam Sedang Mayor Ekstrim Merah
Kesehatan merealisasikan
Keuangan anggaran
2. Terwujudnya ae.Kurangnya Kecil Medium Moderat
seluruh SDM perencanaan
yang kompeten pengembangan dan peningkatan kualitas
SDM
3. Terwujudnya af.Ketidaktepatan Sedang Mayor Ekstrim Merah
sistem digitalisasi pemilihan penyedia
Informasi lab. jasa IT
yang terintegrasi
dengan baik (IT) ag.Keterbatasan tenaga Sedang Medium Tinggi Kuning
IT
46
47
BAB III
ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS
3.1 Rumusan Pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai
VISI
Menjadi Laboratorium Kesehatan yang Unggul dan Terpercaya
Tahun 2024
MISI
1. Melakukan pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat
2. Melakukan pelayanan laboratorium klinik
3. Melakukan pelayanan laboratorium rujukan
4. Melakukan pembinaan terhadap laboratorium kesehatan dan
laboratorium faskes diwilayah regional.
5. Menyelenggarakan uji profisiensi dan layanan uji kesehatan
6. Meningkatkan kualitas dan integritas sumber daya internal dan
eksternal
7. Melaksanakan pemantauan, analisis dan evaluasi pemantapan mutu
laboratorium kesehatan
TATA NILAI
1. Kejujuran yaitu senantiasa menjunjung tinggi kejujuran, berani
menyatakan kebenaran dan kesalahan berdasarkan data dan fakta
dengan cara yang bertanggung jawab dan sesuai dengan etika.
2. Kedisiplinan yaitu melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab dan
wewenang, senantiasa berusaha menegakkan disiplin terhadap diri
sendiri dan lingkungan sekitarnya.
3. Kebersamaan yaitu menyadari kerjasama tim adalah dasar dalam
melaksanakan dan menyelesaikan tugas, melalui kebersamaan akan
dicapai kesuksesan dan keadilan.
4. Keterbukaan yaitu terbuka dalam mengemukakan dan menerima
pendapat serta berbagai informasi, saling menghargai dan
menghormati pendapat dan informasi yang berdasarkan atas fakta
48
dan kebenaran.
5. Profesionalisme yaitu menerapkan ilmu dan keterampilan sesuai
standar profesi dan memelihara keamanan dan kenyamanan pasien
dalam memberikan pelayanan kesehatan, senantiasa memberi
pelayanan yang menjamin mutu dan kepuasan pelanggan.
3.2 Arah dan Kebijakan Stakeholders Inti
Tabel 20. Analisis stakeholders inti
No Komponen
Stakeholders Inti Harapan
Kekhawatiran
1 Ditjen Pelayanan Kesehatan
Dukungan yang optimal terhadap program/kebijakan Pusat
Program /kebijakan berjalan kurang optimal
2 Pemerintah Daerah (Binaan Regional)
Program Pembinaan teknis dapat berjalan sesuai kebutuhan yang diminta untuk peningkatan kemampuan tenaga teknis Lab.
Program pembinaan terlaksana namun tidak sesuai dengan kebutuhan yang diminta.
3 Karyawan BBLK Palembang
- Peningkatan kesejahteraan - tingginya kepuasan kerja - Peningkatan kompetensi
- Turunnya kesejahteraan - rendahnya kepuasaan kerja - Tidak adanya peningkatan
kompetensi
4 Pelanggan Eksternal
- Pelayanan yang excellent - hasil yang terpercaya - Tarif yang murah - Kemudahan dalam
mendapatkan pelayanan
- Pelayanan yang buruk - hasil yang tidak akurat - tarif yang mahal - Sulitnya mendapatkan Pelayanan
5 Suplier/Penyedia Barang-Jasa
- Kemudahan dalam transaksi - Transparansi dalam
transaksi - Keterbukaan informasi pengadaan yang bersifat langsung
- Rumitnya birokrasi, lambatnya pembayaran
- Tertutupnya informasi - Tertutupnya informasi
pengadaan yang bersifat langsung
49
3.3 Rancangan Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC)
50
3.4 Indikator Kinerja Utama
a) Matriks IKU
Dalam matriks IKU dapat dijelaskan indikator kinerja utama (IKU) yang dituju
setiap sasaran strategis. IKU tersebut menunjukkan perwujudan suata sasaran
strategis. Sebauah sasaran strategis bisa mempunyai lebih dari satu jenis IKU.
Selanjutnya IKU dan targetnya tersebut dapat digunakan untuk mengukur status
kemajuan pencapaian sasaran strategis, baik dari segi masukan (input), proses,
keluaran (output), dan hasil (outcome) dari suatu sasaranm strategis.
Untuk setiap Iku yang teridentifikasi ditentukan besar bobotnya, dimana bobot Iku
menyatakan tingkat lepentingan IKU tersebut terhadap pencapaian Visi Balai
Besar Laboratorium Kesehatan Palembang dan total penjumlahan bobot semua
Iku bernilai 100%. Selanjutnya target IKU ditentukan untuk setap tahun periode
Rencana Strategis Bisnis bagi setiao sasaran strategis.
Matriks IKU dalam Rencana Strategis Bisnis 2020 – 2024 Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Palembang, disajikan dalam tabel di bawah ini.
51
Tabel 21. Matriks IKU Rencana Strategis Bisnis Tahun 2020 – 2024
Sasaran Strategis IKU Bobot Satuan Target IKU (per tahun)
2020 2021 2022 2023 2024
Perspektif Konsumen
1. Terwujudnya kepuasan - Tingkat kepuasan stakeholder 4% Nominal IKM 73 74 75 76 77
Stakeholder pertahun
(Kepuasan Pelanggan) - Persentase keluhan pelanggan 4% Persentase 100 100 100 100 100
yang ditindak lanjuti
Perspektif Proses Bisnis Internal
1. Terwujudnya peningkatan - Prosentase akuisisi pelanggan 3% Persentase 20 20 25 25 30
kerjasama dengan instansi baru
pemerintah/swasta - Prosentase retensi pelanggan 3% Persentase 70 75 75 80 80
2. Terwujudnya peningkatan - Tingkat kepesertaan 3% Persentase 100 100 100 100 100
penyelenggaraan PNPME Penyelenggaraan PME
3. Terwujudnya peningkatan - Persentase capaian parameter 3% Persentase 105 105 105 105 105
pelayanan laboratorium Pemeriksaan
klinik dan uji kesehatan
4. Terwujudnya peningkatan - Persentase capaian parameter 3% Persentase 105 105 105 105 105
pelayanan laboratorium Pemeriksaan
Kesehatan masyarakat
52
Sasaran Strategis IKU Bobot Satuan Target IKU (per tahun)
2020 2021 2022 2023 2024
5. Terwujudnya peningkatan - Waktu tunggu pelayanan 3% Menit 6 5,5 5 4 3,5
standar mutu pelayanan - Waktu layanan pemeriksaan 3% Hari 5 5 5 5 5
mikrobiologi
- Waktu layanan pemeriksaan 3% Menit 150 145 140 135 130
patologi klinik
- Waktu layanan pemeriksaan 3% Menit 138 135 132 129 126
Imunologi
- Waktu layanan pemeriksaan 3% Hari 5 5 4 4 3
kimia kesehatan
- Waktu layanan pemeriksaan uji 3% Hari 3 3 3 3 3
kesehatan
- Waktu layanan pembuatan 3% Hari 3 3 3 3 3
media reagensia
- Cakupan kegiatan pemantapan 5% Persentase 100 100 100 100 100
mutu internal
- Angka kegagalan pengambilan 4% Persentase 0,4 0,3 0,2 0,1 0
sampel uji
- Angka pengulangan 4% Persentase 0,01 0,01 0,01 0 0 pemeriksaan laboratorium
- Kecepatan pendistribusian 4% Menit 12 11 10 9 8 sampel
- Angka kejadian kecelakaan 6% Persentase 0 0 0 0 0 dilaboratorium
53
Sasaran Strategis IKU Bobot Satuan Target IKU (per tahun)
2020 2021 2022 2023 2024
- Kelengkapan Identitas 3% Persentase 75 77 80 82 85 pasien/sampel
- Kepatuhan Identifikasi 3% Persentase 80 80 80 80 80 pasien/sampel
- Kepatuhan pelaporan nilai kritis 3% Persentase 80 80 80 80 80
- Persentase jenis parameter 3% Persentase 90 90 90 90 90 pemeriksaan yang mengikuti
PME
6. Terwujudnya penambahan - Penambahan parameter 3% Parameter 12 13 14 15 16
parameter pemeriksaan baru pemeriksaan baru pada lab
7. Terwujudnya anggaran untuk - Prosentase ketersediaan 3% Persentase 0,8 1 1,15 1,3 1,5
pelaksanaan Bimtek di wilayah anggaran pelaksanaan Bimtek
Binaan dengan optimal di wilayah binaan
8. Terwujudnya penambahan - Pertumbuhan pemeriksaan 3% Nominal Indeks 1,15 1,15 1,15 1,15 1,15
Parameter yang terakreditasi yang terakreditasi pada lab
klinik dan uji kesehatan
- Pertumbuhan pemeriksaan 3% Nominal Indeks 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 yang terakreditasi pada lab
Kesmas
Sasaran Strategis IKU Bobot Satuan Target IKU (per tahun)
54
2020 2021 2022 2023 2024
Perspektif Proses Pengembangan
Personil dan Organisasi
1. Terwujudnya kesehatan - Rasio Pendapatan PNBP 3% Persentase 40 45 45 50 50
keuangan terhadap Biaya Operasional (PB)
2. Terwujudnya SDM yang - Persentase SDM yang memiliki 3% Prosentase 92 94 96 98 100
kompeten kompetensi yang sesuai/tingkat
penilaian proper
3. Terwujudnya sistem - Jumlah modul SILK yang 3% Modul 3 4 4 5 5
digitalisasi informasi lab. Diimplementasikan pertahun
yang terintegrasi dengan baik (level IT yang terintegrasi)
(IT)
100%
55
b) Kamus IKU
KPI-1 : Tingkat Kepuasan Stakeholder Pertahun
Perspektif Customer
Sasaran Strategis Terwujudnya kepuasan stakeholder
Judul IKT Tingkat Kepuasan Stakeholder Pertahun
Definisi Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh BBLK. Kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan survey kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan pelanggan berdasarkan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM). Pengukuran SKM dilaksanakan di lokasi layanan sesuai dengan metode dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pedoman survei kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik (Permenpan No. 16 tahun 2014).cat.14 tahun 2017 Sasaran : pasien perorangan yang pernah berkunjung minimal 1 kali atau telah mendapatkan pelayanan.
Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pelanggan
Frekuensi Pengumpulan Data
Semesteran
Formula Hasil Penilaian SKM x bobot Skala Maksimal Nilai SKM
Terdapat 9 unsur minimal yang harus ada dalam penilaian survei kepuasan masyarakat (SKM) : 1. Persyaratan 2. Prosedur 3. Waktu Pelayanan 4. Biaya/Tarif 5. Produk spesifikasi jenis pelayanan 6. Kompetensi pelaksana 7. Perilaku pelaksana 8. Maklumat pelayanan 9. Penanganan pengaduan, saran dan masukan
Bobot IKU 4
Sumber Data Formulir Kepuasan Masyarakat.
Kriteria Penilaian Skor yang dihasilkan adalah sesuai dengan hasil perhitungan dalam rumus. Dengan maksimal skor 4
Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan Mutu dan Bimbingan Teknis.
Periode Pelaporan Semesteran
Target
2020 2021 2022 2023 2024 73 74 75 76 77
Cat: Target 77 minimal
56
KPI-2 : Persentase Komplain Pelanggan yang ditindaklanjuti (Kecepatan Respon Terhadap Komplain)
Perspektif Customer
Sasaran Strategis Terwujudnya kepuasan pelanggan
Judul Indikator Komplain Yang ditindaklanjuti
Definisi Mutu Efektivitas dan Mutu Pelayanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pelanggan
Definisi Operasional
Kecepatan respon terhadap komplain adalah kecepatan BBLK dalam menanggapi komplain baik tertulis, lisan atau melalui mass media yang sudah diidentifikasi tingkat risiko dan dampak risiko dengan penetapan grading/ dampak risiko berupa ekstrim (merah),Tinggi (kuning), Rendah (hijau), dan dibuktikan dengan data, dan tindak lanjut atas respon time komplain tersebut sesuai dengan kategorisasi/grading/dampak risiko.
Catatan :
Untuk penetapan grading digunakan modifikasi matrix grading resiko disesuaikan kondisi masing masing BBLK
• Merah cenderung berhubungan dengan pengaduan polisi, pengadilan, kematian, mengancam sistem/kelangsungan organisasi, potensi kerugian material,dll (ketukar sampel, sampel hilang, kurang entri parameter, salah entri hasil pemeriksaan, salah penulisan nama di film rontgen, salah hasil pemeriksaan, dll)
• Kuning cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi kerugian immaterial, dll (salah pemberian hasil, kelalaian yang mengakibatkan sampel rusak salah entri parameter,dll)
• Hijau tidak menimbulkan kerugian berarti baik material
maupun immaterial (kesalahan administratif)
Metode penilaian: 1. Melihat data rekapitulasi komplain yang
dikategorikan merah, kuning, hijau 2. Melihat data tindak lanjut komplain setiap
kategori yang dilakukan dalam kurun waktu sesuai standar
3. Membuat persentase jumlah komplain yang ditindaklanjuti terhadap seluruh komplain disetiap kategori
a. Komplain kategori merah ditanggapi dan di tindak
lanjuti maksimal 1 x 24 jam
b. Komplain kategori kuning ditanggapi dan di tindak
lanjuti maksimal 3 hari
57
c. Komplain kategori hijau ditanggapi dan di tindak
lanjuti maksimal 7 hari
Masing masing kategori komplain dilakukan penilaian berapa persen yang penanganan komplainnya sesuai standar. Misalnya :
• kategori merah = a%
• kategori kuning = b%
• kategori hijau = c%
Batasan komplain maksimal terhadap kejadian 2 bulan sebelumnya
Komplain Kategori Merah Yang Ditindaklanjuti
(Jam) Skor
KKM < 24 100
24 < KKM ≤ 36 75
36 < KKM ≤ 72 50
72 < KKM ≤ 96 25
KKM ≥ 96 0
Komplain Kategori Kuning Yang Ditindaklanjuti
(Hari) Skor
KKK < 3 100
3 < KKK ≤ 4 75
4 < KKK ≤ 5 50
5 < KKK ≤ 6 25
KKK ≥ 6 0
Komplain Kategori Hijau Yang Ditindaklanjuti
(Hari) Skor
KKH < 7 100
7 < KKH ≤ 8 75
8 < KKH ≤ 9 50
9 < KKH ≤ 10 25
KKH ≥ 10 0
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
Formula Nilai KKM + Nilai KKK + Nilai KKH
3
58
Jumlah seluruh komplain (kategori merah,kuning,hijau) yang ditanggapi dan ditindaklanjuti sesuai masing-masing standar waktu dibagi dengan Jumlah seluruh komplain (merah,kuning,hijau)
Bobot 4
Sumber Data Laporan Komplain
Standar > 75 %
Metode Penilaian Komplain yang ditindaklanjuti (%) Skor
(KYD)
KYD > 75 4.0
50 < KYD ≤ 75 2.6
25 < KYD ≤ 50 1.3
KYD ≤ 25 0
PIC Kabid Pemantapan Mutu dan Bimtek
Target
2020 2021 2022 2023 2024
100 100 100 100 100
59
KPI-3: Prosentase Akuisisi Pelanggan Baru
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Kerjasama dengan Instansi Pemerintah/Swasta
Judul IKT Prosentase Akuisisi Pelanggan Baru
Definisi Presentasi jumlah pelanggan baru yang menjalin kerjasama dengan BBLK Palembang
Tujuan Terselenggaranya penambahan kerjasama
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Pelanggan baru per total pelanggan dalam 1 tahun
Bobot IKU 3
Sumber Data MOU
Kriteria Penilaian
Prosentase Akuisisi Pelanggan Baru (%)
Skor
3
2
1
0
Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Adum
Periode Pelaporan Bulanan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
20 20 25 25 30
60
KPI-4 : Prosentase Retensi Pelanggan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Kerjasama dengan Instansi Pemerintah/Swasta
Judul IKT Prosentase Retensi Pelanggan
Definisi
Tujuan
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah pelanggan lama yang masih melakukan pemeriksaan dibanding jumlah pelanggan periode yang lalu
Bobot IKU 3
Sumber Data MOU dan Data SILK
Kriteria Penilaian
Prosentase Retensi Pelanggan Skor
3 2 1 0
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
61
KPI-5 : Tingkat Kepesertaan Penyelenggaraan PME
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya peningkatan penyelenggaraan PNPME
Judul IKT Tingkat Kepesertaan Penyelenggaraan PME
Definisi Tingkat kepesertaan penyelenggaraan PME adalah jumlah peserta tahun berjalan dikurang jumlah peserta tahun lalu dibagi jumlah peserta tahun lalu yang mengikuti PME
Tujuan Tujuan indikator adalah untuk melihat berapa banyak peserta PME yang mengikuti kegiatan PME
Frekuensi Pengumpulan Data
Semester
Formula Jumlah Peserta Tahun Berjalan – Jumlah peserta tahun lalu x 100% Jumlah peserta tahun lalu yang mengikuti PME
Bobot IKU 3
Sumber Data Data laporan PME
Kriteria Penilaian
Tingkat Kepesertaan Penyelenggaraan PME
(TKPP) (%) SKOR
TKPP ≥ 75 3.00
60 ≤ TKPP < 75 2.25
45 ≤ TKPP< 60 1.50
30 ≤ TKPP < 45 0.75
TKPP < 30 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan Mutu dan Bimbingan Teknis
Periode Pelaporan Semesteran
Target
2020 2021 2022 2023 2024 100 100 100 100 100
62
KPI-6 : Persentase Capaian Parameter Pemeriksaan pada Laboratorium
Klinik dan Uji Kesehatan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya peningkatan pelayanan lab. Klinik dan Uji Kesehatan
Judul IKU Persentase Capaian Parameter Pemeriksaan pada Laboratorium Klinik dan Uji Kesehatan
Definisi Persentase peningkatan capaian parameter pemeriksaan lab klinik dan uji kesehatan
Tujuan untuk mengetahui perubahan tingkat capaian parameter pemeriksaan lab klinik dan uji kesehatan
Frekuensi Pengumpulan Data
Tahunan
Formula Jumlah parameter pemeriksaan tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah parameter pemeriksaan tahun sebelumnya pada seksi laboratorium klinik dan uji kesehatan x 100%
Bobot IKU 3
Sumber Data laporan pemeriksaan instalasi di seksi laboratorium klinik dan uji kesehatan.
Kriteria Penilaian
Persentase Capaian Parameter Pemeriksaan pada Laboratorium Klinik dan Uji
Kesehatan
SKOR
> 105 3.00
100 - 105 2.25
95 – 99 1.50
90 – 94 0.75
< 89 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan Tahunan
Target
2020 2021 2022 2023 2024 105 105 105 105 105
63
KPI-7 : Persentase Capaian Parameter Pemeriksaan pada Laboratorium
Kesehatan Masyarakat
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Judul IKT Persentase Capaian Parameter Pemeriksaan pada Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Definisi Persentase peningkatan capaian parameter pemeriksaan lab kesmas
Tujuan untuk mengetahui perubahan tingkat capaian parameter pemeriksaan lab klinik dan uji kesehatan
Frekuensi Pengumpulan Data
Tahunan
Formula Jumlah parameter pemeriksaan tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah parameter pemeriksaan tahun sebelumnya pada seksi labkesmas x 100%
Bobot IKU 3
Sumber Data laporan pemeriksaan instalasi di seksi labkesmas
Kriteria Penilaian
Prosentase Capaian Parameter Pemeriksaan pada
Laboratorium Kesehatan Masyarakat
SKOR
> 105 3.00
100 - 105 2.25
95 – 99 1.50
90 – 94 0.75
< 89 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan Tahunan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
105 105 105 105 105
64
KPI-8 : Waktu Tunggu Pelayanan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu tunggu pelayanan
Judul IKT Waktu Tunggu Pelayanan
Definisi Waktu Tunggu Pelayanan (WTP) adalah rata-rata waktu tunggu pasien sejak selesai mendaftar sampai mendapatkan pelayanan dibagian sampling Ekslusi : pasien MCU tanpa Lab
Tujuan Tujuan Indikator adalah terselenggaranya pelayanan laboratorium pada hari kerja yang mudah dan cepat di akses oleh pelanggan.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kumulatif waktu tunggu pelanggan sampai mendapatkan pelayanan dibagian sampling Dibagi Jumlah seluruh pelanggan yang mendapat pelayanan (dalam menit)
Bobot IKU 3
Sumber Data SILK
Kriteria Penilaian
Waktu Tunggu Pelayanan (Menit) (WTP)
SKOR
WTP < 15 3.00
15 ≤ WTP < 30 2.25
30 ≤ WTP < 45 1.50
45 ≤ WTP < 60 0.75
WTP ≥ 60 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan Bulanan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
6 5,5 5 4 3,5
65
KPI-9 : Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Mikrobiologi
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu pemeriksaan mikrobiologi
Judul IKT Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Mikrobiologi
Definisi Waktu layanan Pemeriksaan Mikrobiologi adalah rata-rata waktu layanan pemeriksaan mikrobiologi mulai dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan Ekslusi : pemeriksaan kultur & resistensi TB, kultur jamur, preparat
Tujuan Tujuan Indikator adalah tergambarnya kecepatan bidang pemeriksaan mikrobiologi
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kumulatif hari pemeriksaan dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan dibagi Jumlah seluruh pemeriksaan mikrobiologi Note : jumlah seluruh pemeriksaan adalah jumlah seluruh sampel
Bobot IKU 3
Sumber Data Kartu Kendali dan buku penyerahan hasil
Kriteria Penilaian
Waktu layanan pemeriksaan Mikrobiologi (hari)
(WLB) SKOR
WLB < 7 3.00
7 ≤ WLB < 9 2.25
9 ≤ WLB < 11 1.50
11 ≤ WLB < 13 0.75
WLB ≥ 13 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan
Bulanan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
5 5 5 5 5
66
KPI-10 : Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Patologi Klinik
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu pemeriksaan patologi klinik
Judul IKT Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Patologi Klinik
Definisi Waktu layanan Pemeriksaan Patologi Klinik adalah rata-rata waktu layanan pemeriksaan saat mulai sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan. Ekslusi : sampel yang diterima di instalasi diatas pukul 17.00 wib, sampel hari sabtu, pemeriksaan elektroforesis & GDT, LE.
Tujuan Tergambarnya kecepatan bidang pemeriksaan Patologi klinik.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kumulatif waktu (menit) pemeriksaan dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan dibagi Jumlah seluruh pemeriksaan patologi klinik
Bobot IKU 3
Sumber Data Kartu Kendali dan buku penyerahan hasil
Kriteria Penilaian
Waktu layanan pemeriksaan Patologi Klinik
(WLP) SKOR
WLP < 180 3.00
180 ≤ WLP < 210 2.25
210 ≤ WLP < 240 1.50
240 ≤ WLP < 270 0.75
WLB ≥ 270 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan
Bulanan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
150 145 140 135 130
67
KPI-11 : Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Immunologi
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu pemeriksaan imunologi
Judul IKT Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Immunologi
Definisi Waktu layanan Pemeriksaan Imunologi adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan mulai dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan imunologi. Ekslusi : sampel yang diterima di instalasi diatas pukul 17.00 wib, pemeriksaan PCR & Flowcytometri, pemeriksaan konfirmasi, pemeriksaan metode Elisa
Tujuan Tujuan Indikator adalah Tergambarnya kecepatan pemeriksaan bidang Imunologi
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kumulatif waktu (menit) pemeriksaan dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan dibagi Jumlah seluruh pemeriksaan imunologi
Bobot IKU 3
Sumber Data SILK
Kriteria Penilaian
Waktu layanan pemeriksaan Immunologi (WLI) (Jam)
SKOR
WLI < 180 3.00
180 ≤ WLI < 210 2.25
210 ≤ WLI < 240 1.50
240 ≤ WLI < 270 0.75
WLI ≥ 270 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan
Bulanan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
138 135 132 129 126
68
KPI-12 : Waktu Layanan Pemeriksaan Bidang Kimia Kesehatan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu pemeriksaan kimia kesehatan
Judul IKT Waktu Layanan Pemeriksaan Bidang Kimia Kesehatan
Definisi Waktu layanan Pemeriksaan Kimia Kesehatan adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan mulai dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan. Ekslusi : pemeriksaan konfirmasi, pemeriksaan pestisida
Tujuan Tujuan Indikator adalah tergambarnya kecepatan pemeriksaan bidang Kimia Kesehatan
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kumulatif hari pemeriksaan dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan dibagi Jumlah seluruh pemeriksaan bidang kimia kesehatan
Bobot IKU 3
Sumber Data Kartu Kendali dan buku penyerahan hasil
Kriteria Penilaian
Waktu layanan pemeriksaan Kimia Kesehatan(hari)
(WLK) SKOR
WLK < 7 3.00
7 ≤ WLK < 9 2.25
9 ≤ WLK < 11 1.50
11 ≤ WLK < 13 0.75
WLK ≥ 13 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan
Bulanan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
5 5 4 4 3
69
KPI-13 : Waktu Layanan Pemeriksaan Uji Kesehatan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKT Waktu Layanan Pemeriksaan Uji Kesehatan
Definisi Waktu layanan Pemeriksaan uji kesehatan adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan uji kesehatan mulai dari pedaftaran sampai keluar hasil pemeriksaan uji kesehatan.
Tujuan Tujuan Indikator adalah Tergambarnya kecepatan pemeriksaan Uji Kesehatan
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Rata-rata waktu penyelesaian pelayanan pemeriksaan Uji Kesehatan
Bobot IKU 3
Sumber Data Kartu Kendali dan buku penyerahan hasil
Kriteria Penilaian
Waktu layanan pemeriksaan uji kesehatan (hari)
(WLUK) SKOR
WLUK < 4 3.00
4 ≤ WLUK < 6 2.25
6 ≤ WLUK < 8 1.50
8 ≤ WLUK < 10 0.75
WLUK ≥ 10 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan Bulanan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
3 3 3 3 3
70
KPI-14 : Waktu Layanan Pembuatan Media Reagensia
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKT Waktu Layanan Pembuatan Media Reagensia
Definisi Waktu layanan Pembuatan media dan reagensia adalah saat mulai permintaan pembuatan sampai media reagensia siap digunakan hasil pembuatan selesai Ekslusi : ketidaksediaan bahan baku (contoh : telur bebek)
Tujuan Tujuan Indikator adalah Tergambarnya kecepatan layanan pembuatan media dan reagensia.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kumulatif hari pembuatan media dan reagensia dari mulai permintaan diterima sampai media-reagensia selesai dibagi jumlah seluruh permintaan pembuatan media-reagensia
Bobot IKU 3
Sumber Data Form permintaan
Kriteria Penilaian
Waktu layanan bidang pembuatan Media dan
Reagensia (WLM)
SKOR
WLM ≤ 3 3.00
4 ≤ WLM < 5 2.25
5 ≤ WLM < 6 1.50
6 ≤ WLM < 7 0.75
WLM ≥ 7 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan Bulanan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
3 3 3 3 3
71
KPI-15 : Cakupan Kegiatan Pemantapan Mutu Internal
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKT Cakupan Kegiatan Pemantapan Mutu Internal
Definisi Hasil kegiatan pemantapan mutu internal dihitung berdasarkan parameter pemeriksaan yang dilakukan pemantapan mutu internal (proses analitik) dibandingkan dengan jumlah parameter pemeriksaan keseluruhan. Ekslusi : pemeriksaan fisik, pemeriksaan organoleptis
Tujuan Tujuan indikator adalah menjamin mutu pemeriksaan laboratorium.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah Parameter pemeriksaan lab. yang dilakukan PMI x 100% Jumlah total parameter yang dilakukan pemeriksaan
Bobot IKU 5
Sumber Data Laporan Bulanan PMI instalasi
Kriteria Penilaian
Hasil Kegiatan Pemantapan Mutu Internal
(KPI) (%) SKOR
KPI ≥ 90 6.00
80 ≤ KPI < 90 4.50
70 ≤ KPI < 80 3.00
60 ≤ KPI < 70 1.50
KPI < 60 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan Mutu dan Bimbingan Teknis
Periode Pelaporan Bulanan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
100 100 100 100 100
72
KPI-16 : Angka Kegagalan Pengambilan Sampel Uji
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKT Angka Kegagalan Pengambilan Sampel Uji
Definisi Kegagalan pengambilan sampel uji (KS) adalah banyaknya kegagalan dalam pengambilan sampel uji klinis dan kesehatan masyarakat pada suatu periode waktu. Sampel adalah bahan dari tubuh manusia (darah, urine, pus, swab, reitz serum,dll), air, makanan, minuman, swab alat dan udara. Ekslusi : rontgen, pap smear, pengambilan dahak, pengambilan sperma, pasien tidak kooperatif, pasien anak (<12 tahun).
Tujuan Tujuan indikator adalah terjaminnya mutu dan keberhasilan pengambilan sampel uji.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kegagalan pengambilan sampel uji X 100% Jumlah pengambilan sampel uji
Bobot IKU 4
Sumber Data laporan kegagalan pengambilan sampel di PPC dan laporan jumlah pengambilan sampel.
Kriteria Penilaian
Angka kegagalan pengambilan sampel uji (%)
(AKS) SKOR
AKS < 5 6.00
5 ≤ AKS < 8 4.50
8 ≤ AKS < 11 3.00
11 ≤ AKS < 14 1.50
AKS ≥ 14 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan Bulanan
Target
2020 2021 2022 2023 2024 0,4 0,3 0,2 0,1 0
73
KPI-17 : Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKT Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium
Definisi Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium (APL) adalah jumlah rata-rata pengulangan pemeriksaan yang dilakukan diluar prosedur tetap (tidak termasuk duplo) selama 1 bulan Ekslusi : selain PMI, pemeriksaan BTA 3 kali
Tujuan Tujuan indikator adalah terjaminnya efisiensi pemeriksaan laboratorium.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah pemeriksaan laboratorium yang diulang Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium
Bobot IKU 4
Sumber Data laporan pengulangan pemeriksaan
Kriteria Penilaian
Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium
(APL) SKOR
APL < 5 6.00
5 ≤ APL < 10 4.50
10 ≤ APL < 15 3.00
15 ≤ APL < 20 1.50
AKS ≥ 20 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan Bulanan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
0,01 0,01 0,01 0 0
74
KPI-18 : Kecepatan Pendistribusian Sampel
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKT Kecepatan Pendistribusian Sampel
Definisi Kecepatan pendistribusian sampel adalah waktu yang dibutuhkan dalam pendistribusian sampel sejak selesai diambil atau diterima di BBLK sampai diserahkan ke instalasi pemeriksa. Ekslusi : distribusi sampel ke lab TB.
Tujuan Tujuan indikator adalah terwujudnya kecepatan pendistribusian sampel sesuai prosedur
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kumulatif waktu pendistribusian sampel sejak selesai diambil sampai diserahkan ke instalasi pemeriksa dibagi Jumlah sampel
Bobot IKU 4
Sumber Data SILK
Kriteria Penilaian
Kecepatan Pendistribusian Sampel
(KPS) (Menit) SKOR
KPS ≤ 15 5.00
16 ≤ KPS < 20 3.75
20 ≤ KPS < 25 2.50
25 ≤ KPS < 30 1.25
KPS ≥ 30 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan Bulanan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
12 11 10 9 8
75
KPI-19 : Angka Kejadian Kecelakaan Kerja pada petugas di Laboratorium
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya keselamatan kerja
Judul IKT Angka Kejadian Kecelakaan Kerja pada petugas di Laboratorium
Definisi Angka kejadian kecelakaan kerja pada petugas di laboratorium adalah banyaknya jumlah kecelakaan kerja di lab selama 1 bulan. Yang dimaksud kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang mengakibatkan hilangnya jam kerja (membutuhkan pertolongan / pengobatan).
Tujuan Tujuan indikator adalah untuk melihat tingkat keselamatan kerja di laboratorium.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah kecelakaan kerja per bulan Hari kerja per bulan
Bobot IKU 6
Sumber Data laporan kecelakaan kerja perbulan.
Kriteria Penilaian
Angka Kecelakaan Kerja (AKK)
SKOR
AKK < 1 7.00
1 ≤ AKK < 2 5.25
2 ≤ AKK < 3 3.50
3 ≤ AKK< 4 1.75
AKK ≥ 4 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan Bulanan
Target
2020 2021 2022 2023 2024 0 0 0 0 0
76
KPI-20 : Kelengkapan Identitas Pasien/Sampel
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKU Kelengkapan Identitas Pasien/Sampel
Definisi • Identitas pasien/sampel minimal meliputi:
Klinis : 1. Tanggal permintaan 2. Tanggal dan jam pengambilan spesimen 3. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin,
alamat/ruang) termasuk rekam medik. 4. Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon) 5. Nomor laboratorium 6. Diagnosis/keterangan klinik 7. Pemeriksaan laboratorium yang diminta 8. Jenis spesimen 9. Volume spesimen 10. Nama pengambil spesimen Non Klinis/Lingkungan : 11. Nama pengirim, 12. Nomor registrasi/sampel, 13. sumber, 14. Jenis , 15. Waktu (tanggal dan Jam) Pengambilan atau
penerimaan
• Identitas pasien/sampel disebut lengkap jika semua komponen identitas pasien/sampel terpenuhi
Tujuan Menjamin kelengkapan identitas setiap pasien/sampel yang akan diperiksa
Frekuensi Pengumpulan Data
Harian
Formula Jumlah pasien/sampel dengan identitas yang lengkap X 100% Jumlah seluruh pasien/sampel yang diamati
Bobot IKU 3
Sumber Data Formulir Observasi
77
Kriteria Penilaian
Kelengkapan Identitas Pasien/Sampel
Skor
Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Adum serta Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan Bulanan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
75 77 80 82 85
78
KPI-21 : Kepatuhan Identifikasi Pasien/Sampel
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKT Kepatuhan Identifikasi Pasien/Sampel
Definisi 1. Identifikasi pasien/sampel secara benar adalah proses
mencocokkan identitas pasien/sampel menggunakan
minimal dua untuk pemeriksaan klinis yaitu nama dan
tanggal lahir, minimal dua untuk pemeriksaan
lingkungan yaitu nama pengirim, jenis sampel, dari
identitas yang tercantum pada form permintaan
pemeriksaan,
2. Proses identifikasi pasien/sampel oleh petugas
dilakukan secara aktif dengan visual dan atau verbal.
3. Peluang adalah indikasi dilakukan identifikasi
pasien/sampel secara benar pada saat :
a. Pengambilan/penerimaan sampel
b. Penyerahan hasil
Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam melaksanakan proses identifikasi pasien/sampel dalam pelayanan
Frekuensi Pengumpulan Data
Harian
Formula Jumlah proses identifikasi pasien/sampel yang dilakukan secara benar (tahap pengambilan sampel dan pengeluaran hasil) Jumlah total peluang yang di observasi
Bobot IKU 3
Sumber Data ……………….
Kriteria Penilaian
Kepatuhan Identifikasi Pasien/Sampel
Skor
Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan Mutu dan Bimtek
Periode Pelaporan Bulanan
79
Target
2020 2021 2022 2023 2024
80 80 80 80 80
80
KPI-22 : Kepatuhan Pelaporan Nilai Kritis
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKU Kepatuhan Pelaporan Nilai Kritis
Definisi • Nilai Kritis adalah Hasil pemeriksaan laboratorium yang abnormal atau kondisi yang mengalami penurunan/peningkatan drastis dan mengindikasikan kelainan atau gangguan yang dapat mengancam jiwa dan memerlukan perhatian/tindakan.
• Pelaporan Nilai Kritis adalah mekanisme pelaporan hasil laboratorium yang dianggap kritis.
• Hasil nilai kritis harus dilaporkan kepada dokter pengirim.
• Jika dokter pengirim tidak dapat dihubungi maka petugas laboratorium harus menginformasikan kepada petugas kesehatan terkait di fasyankes pengirim
• Jika dokter dan fasyankes pengirim tidak dapat dihubungi, maka petugas laboratorium harus menghubungi pasien/keluarga dan menginformasikan bahwa hasil pemeriksaan telah selesai dan harus segera di sampaikan ke dokter pengirim
• Mekanisme pelaporan dilakukan secara langsung oleh petugas laboratorium kepada dokter pengirim/fasyankes atau melalui telepon
• Nilai Kritis ditetapkan oleh masing-masing fasyankes berdasarkan acuan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi.
Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam melaksanakan pelaporan nilai kritis untuk mempercepat pengambilan keputusan dan tindak lanjut terhadap pasien/sampel
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah hasil pemeriksaan dengan nilai kritis yang dilaporkan tepat waktu X100% Jumlah seluruh hasil pemeriksaan yang termasuk dalam kategori Kritis
Bobot IKU 3
Sumber Data ……………….
81
Kriteria Penilaian
Kepatuhan Pelaporan Nilai Kritis Skor
Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan Mutu dan Bimtek
Periode Pelaporan Bulanan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
80 80 80 80 80
82
KPI-23 : Persentase Jenis Parameter Pemeriksaan Yang Mengikuti PME
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan
Judul IKT Persentase Jenis Parameter/Pemeriksaan Yang Mengikuti PME
Definisi • PME (pemantapan mutu eksternal) adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik, serentak dan berkesinambungan oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan (penyelenggaraan PME) untuk memantau dan menilai mutu hasil pemeriksaan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu dan pada saat tertentu
• Jenis PME yang dapat dilakukan adalah : Uji Profisiensi (tes panel), Uji Silang (cross check)
• Semua jenis parameter/pemeriksaan Yang dilakukan di laboratorium harus mengikuti PME
Tujuan Meningkatkan kepesertaan laboratorium dalam mengikuti PME sehingga dapat mengevaluasi kinerja laboratorium dalam rangka meningkatkan ketepatan hasil pemeriksaan.
Frekuensi Pengumpulan Data
Semester
Formula Jumlah jenis parameter pemeriksaan yang mengikuti PME X100% Jumlah seluruh jenis parameter pemeriksaan yang dilakukan
Bobot IKU 3
Sumber Data ………………….
Kriteria Penilaian
Persentase Jenis Parameter/Pemeriksaan Yang
Mengikuti PME Skor
Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan Mutu dan Bimtek
Periode Pelaporan Semester
Target
2020 2021 2022 2023 2024
90 90 90 90 90
83
KPI-24 : Penambahan Parameter Pemeriksaan Baru pada Laboratorium
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya layanan lab. Klinik dan Uji Kesehatan dan Labkesmas
Judul IKT Penambahan Parameter Pemeriksaan Baru pada Laboratorium
Definisi Jumlah parameter pemeriksaan baru pertahun meliputi penambahan parameter dan atau metode pada Laboratorium klinik dan uji kesehatan serta labkesmas
Tujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan lingkup pemeriksaan.
Frekuensi Pengumpulan Data
Tahunan
Formula Jumlah parameter pemeriksaan baru pertahun meliputi penambahan parameter dan atau metode
Bobot IKU 3
Sumber Data laporan parameter / metode baru.
Kriteria Penilaian
Penambahan Parameter Pemeriksaan Baru (PPB)
SKOR
PPB ≥ 7 3.00
5 ≤ PPB < 7 2.25
3 ≤ PPB < 5 1.50
1 ≤ PPB < 3 0.75
PPB < 1 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan Tahunan
Target
2020 2021 2022 2023 2024 12 13 14 15 16
84
KPI-25 : Prosentase Ketersediaan Anggaran Pelaksanaan Bimtek
di Wilayah Binaan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Tersedianya Anggaran Untuk Pelaksanaan Bimtek di wilayah Binaan secara Optimal
Judul IKT Prosentase Ketersediaan Anggaran Pelaksanaan Bimtek di Wilayah Binaan
Definisi
Tujuan
Frekuensi Pengumpulan Data
Formula
Bobot IKU 3
Sumber Data
Kriteria Penilaian
SKOR
3.00
2.25
1.50
0.75
0.00
Person In Charge
Periode Pelaporan Kepala Bagian Keuangan dan Adum
Target 2020 2021 2022 2023 2024
0,8 1 1,15 1,3 1,5
85
KPI-26: Pertumbuhan Pemeriksaan yang Terakreditasi pada Lab Klinik dan
Uji Kesehatan.
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya layanan lab klinik dan uji kesehatan
Judul IKT Pertumbuhan Pemeriksaan yang Terakreditasi pada Lab Klinik dan Uji Kesehatan.
Definisi Pertumbuhan pemeriksaan yang terakreditasi adalah jumlah parameter yang terakreditasi tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah parameter yang terakreditasi tahun sebelumnya.
Tujuan untuk meningkatkan ruang lingkup pemeriksaan yang terakreditasi.
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah parameter yang terakreditasi tahun berjalan Jumlah parameter yang telah terakreditasi tahun sebelumnya
Bobot IKU 3
Sumber Data sertifikat akreditasi
Kriteria Penilaian
Akreditasi Lab. Klinik dan Uji Kesehatan (ALKUK)
SKOR
ALKUK > 1,15 3.00
1,11 ≤ ALKUK ≤ 1,15 2.25
1,06 ≤ ALKUK ≤ 1,1 1.50
1,01 ≤ ALKUK ≤ 1,05 0.75
ALKUK ≤ 1 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan mutu dan Bimibingan Teknis.
Periode Pelaporan
Tahunan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
1,15 1,15 1,15 1,15 1,15
86
KPI-27 : Pertumbuhan Pemeriksaan yang Terakreditasi pada Lab Kesmas
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Terwujudnya layanan lab. Kesmas
Judul IKT Pertumbuhan Pemeriksaan yang Terakreditasi pada Lab Kesmas.
Definisi Pertumbuhan pemeriksaan yang terakreditasi adalah jumlah parameter yang terakreditasi tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah parameter yang terakreditasi tahun sebelumnya
Tujuan untuk meningkatkan ruang lingkup pemeriksaan yang terakreditasi
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Jumlah parameter yang terakreditasi tahun berjalan Jumlah parameter yangtelah terakreditasi tahun sebelumnya
Bobot IKU 3
Sumber Data sertifikat akreditasi
Kriteria Penilaian
Akreditasi Lab. Kesmas (ALKM)
SKOR
ALKM > 1,15 3.00
1,11 ≤ ALKM ≤ 1,15 2.25
1,06 ≤ ALKM ≤ 1,1 1.50
1,01 ≤ ALKM ≤ 1,05 0.75
ALKM ≤ 1 0.00
Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan mutu dan Bimbingan Teknis.
Periode Pelaporan
Tahunan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
87
KPI-28 : Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional (PB)
Perspektif Keuangan
Sasaran Strategis Terwujudnya Efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran PNBP
Judul IKT POBO
Definisi Operasional
1. Pendapatan PNBP merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasal dari APBN.
2. Biaya operasional merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang, dan sumber dananya berasal dari penerimaan anggaran APBN dan pendapatan PNBP satker BLU
Tujuan Terselenggaranya pemanfaatan anggaran PNBP yang efektif dan efisien
Frekuensi Pengumpulan Data
Bulanan
Formula Pendapatan PNBP X 100% Biaya Operasional
Bobot IKU 3
Sumber Data Bagian Keuangan
Kriteria Penilaian Rasio PNBP terhadap Biaya Operasional (%)
(PB) SKOR
UAL > 65 3
57 < UAL ≤ 65 2.7
50 < UAL ≤ 57 2.4
42 < UAL ≤ 50 2.1
35 < UAL ≤ 42 1.8
28 < UAL ≤ 35 1.5
20 < UAL ≤ 28 1.2
12 < UAL ≤ 20 0.9
4 < UAL ≤ 12 0.6
88
0 <≤ UAL ≤ 4 0
Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum
Periode Pelaporan
Bulanan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
40 45 45 50 50
89
KPI-29 : Persentase SDM yang Memiliki Kompetensi yang Sesuai
Perspektif Proses pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis Terwujudnya Seluruh SDM Yang kompeten
Judul IKT Persentase SDM yang Memiliki Kompetensi Sesuai
Definisi Merupakan Persentase SDM yang memiliki Kompetensi sesuai bidang kerja.
Tujuan Tujuannya adalah agar semua SDM di BBLK Palembang kompeten
Frekuensi Pengumpulan Data
Tahunan
Formula Jumlah SDM kompeten sesuai x 100% Jumlah seluruh SDM
Bobot IKU 3
Sumber Data Data Kepegawaian (sertifikat kompetesi, sertifikat pelatihan)
Kriteria Penilaian
SDM Berkompetesi Sesuai SKOR
SDM ≥ 90 3.00
80 ≤ JMP < 90 2.25
70 ≤ JMP < 80 1.50
60 ≤ JMP < 70 0.75
JMP ≤ 60 0.00
Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum
Periode Pelaporan Tahunan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
92 94 96 98 100
90
KPI-30 : Jumlah Modul SILK yang Diimplementasikan per Tahun
(Level IT yang Terintegrasi)
Perspektif Proses pengembangan Personil dan Organisasi
Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Digitalisasi Informasi Laboratorium Yang Terintegrasi Dengan Baik (IT)
Judul IKT Jumlah Modul SILK Yang Diimplementasikan per Tahun (Level IT yang Terintegrasi)
Definisi Jumlah Modul SILK Yang Diimplementasikan per Tahun adalah jumlah semua Modul SILK Yang Diimplementasikan di BBLK mulai dari sistem pengadaan, logistik, pendaftaran, distribusi, pengeluaran hasil, pembayaran dan entry data (hasil, analisa statistik, daftar hadir pegawai, keuangan)
Tujuan Tujuannya adalah setiap bagian di BBLK terhubung dengan Sistem SILK yang sudah terintegrasi dengan baik
Frekuensi Pengumpulan Data
Tahunan
Formula Jumlah Modul SILK Yang Diimplementasikan per Tahun adalah jumlah semua Modul SILK Yang Diimplementasikan di BBLK
Bobot IKU 3
Sumber Data
Kriteria Penilaian
SILK (Modul) SKOR
SILK ≥ 3 3.00
2 ≤ SILK < 3 2.00
1 ≤ JMP < 2 1.00
JMP ≤ 1 0.00
Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum
Periode Pelaporan Tahunan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
3 4 4 5 5
91
3.5 Roadmap 5 Tahun Kedepan
NO URAIAN ROADMAP
2020 2021 2022 2023 2024
1 Prioritas layanan yang akan ditingkatkan/dikembangkan
Instalasi Mikrobiologi
Uji Kepekaan jamur Kultur dan Uji Kepekaan bakteri anaerob
RT PCR Malaria Identifikasi MOLD Mikroskopis Jamur Jaringan
Instalasi Patologi APO A dan APO B Hemostasis (trombin time dan aT3
Vitamin C Troponin I Transferin
Instalasi Imunologi
Cystatin C Toxo IgG avidity dan CMV IgG avidity
Anti-TPO ANA Detect, Anti-dsDNA IgG dan Anti-dsDNA IgM
Anti-Cardiolipin IgG dan Anti-Cardiolipin IgM
Instalasi Kimia Kesehatan
Pemeriksaan Mercury
Pemeriksaan logam dalam darah dan Pemeriksaan Spektrofotometer Simultan
NAPZA Jaringan Pemeriksaan logam dalam tanah
Pemeriksaan logam dalam makanan
2 Pendukung tercapainya prioritas layanan
A. Sarana
92
Instalasi Mikrobiologi
Pengadaan disk anti jamur dan optimalisasi alat vitex
Optimalisasi inkubator CO2
Optimalisasi alat PCR Buku atlas mold
reagensia untuk identifikasi jamur (LPCB, giemsa, tinta cina, haemotoxillin eosin)
Instalasi Patologi Perbaikan,Pemeliharaan & Optimalisasi Alat Architect
Pengadaan Alat Hemostasis
Perbaikan,Pemeliharaan, Optimalisasi Alat Architect dan Pengadaan Reagensia
Perbaikan,Pemeliharaan, Optimalisasi Alat Architect dan Pengadaan Reagensia
Perbaikan,Pemeliharaan, Optimalisasi Alat Architect dan Pengadaan Reagensia
Instalasi Imunologi
Peminjaman alat spectro-photometer di PT. Sinar Tiara Utama
Perbaikan,Pemeliharaan & Optimalisasi Alat ARCHITECTi1000SR
Perbaikan,Pemeliharaan & Optimalisasi Alat VIDAS
Pengadaan Alat Alegria Pengadaan Alat Alegria
Instalasi Kimia Kesehatan
Pengadaan Alat Mercury Analyzer
Optimalisasi Alat & Pengadaan Alat Spektrofotometer
Pengadaan Alat Pyrolisis Optimalisasi Alat Optimalisasi Alat
B. Prasarana
Instalasi Mikrobiologi
- - - - -
Instalasi Patologi Pengadaan Lahan dan Bangunan
Pengadaan Lahan dan Bangunan
Pengadaan Lahan dan Bangunan
Pengadaan Lahan dan Bangunan
Pengadaan Lahan dan Bangunan
Instalasi Imunologi Pengadaan Lahan dan Bangunan
Pengadaan Lahan dan Bangunan
Pengadaan Lahan dan Bangunan
Pengadaan Lahan dan Bangunan
Pengadaan Lahan dan Bangunan
Instalasi Kimia Kesehatan
Pengadaan Lahan dan Bangunan
Pengadaan Lahan dan Bangunan
Pengadaan Lahan dan Bangunan
Pengadaan Lahan dan Bangunan
Pengadaan Lahan dan Bangunan
93
C. Alat Kesehatan
Instalasi Mikrobiologi
- - - - -
Instalasi Patologi - Hemostasis - - -
Instalasi Imunologi - - - - -
Instalasi Kimia Kesehatan
Mercury Analyzer Spektrofotometer Pyrolisis - -
3 Kebutuhan anggaran
Instalasi Mikrobiologi
16.000.000 20.000.000 ? 4.000.000 2.000.000
Instalasi Patologi 150.000.000 500.000.000
Instalasi Imunologi 218.016.000 103.920.000 689.040.000 648.000.000
Instalasi Kimia Kesehatan
1.100.000.000
4 Proyeksi Pendapatan
Instalasi Mikrobiologi
21.000.000 32.700.000 ? 6.000.000 6.000.000
Instalasi Patologi 250.000.000 300.000.000 27.600.000 48.000.000 18.960.000
Instalasi Imunologi 135.000.000 264.180.000 108.000.000 67.200.000
Instalasi Kimia Kesehatan
96.000.000 168.000.000 120.000.000 168.000.000 163.200.000
94
5 Kebutuhan SDM (PNS,BLU
Instalasi Mikrobiologi
Refresh Training Pelatihan Refresh Training Refresh Training Pelatihan
Instalasi Patologi Pelatihan Pelatihan Pelatihan Pelatihan Pelatihan
Instalasi Imunologi Pelatihan Refresh Training Refresh Training Pelatihan Pelatihan
Instalasi Kimia Kesehatan
Pelatihan & Refresh Training
Pelatihan & Refresh Training
Pelatihan & Refresh Training
Refresh Training Refresh Training
95
3.6 Program Kerja Strategis
Tabel 22. Program Kerja Strategis Tahun 2020 - 2024
Sasaran Strategis Program Kerja Strategis Per Tahun
2020 2021 2022 2023 2024
Perspektif Konsumen
1. Terwujudnya kepuasan Membangun Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan
Stakeholder Aplikasi berbasis Aplikasi berbasis Aplikasi berbasis Aplikasi berbasis Aplikasi berbasis
(Kepuasan Pelanggan) Android Android Android Android Android
Perspektif Proses Bisnis Internal 1. Terwujudnya peningkatan Melakukan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
kerjasama dengan instansi evaluasi MOU Promosi dan Promosi dan Promosi dan Promosi dan
pemerintah/swasta Kunjungan eksternal Kunjungan eksternal Kunjungan eksternal Kunjungan eksternal 2. Terwujudnya peningkatan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
penyelenggaraan PNPME Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian
Peserta PNPME Peserta PNPME Peserta PNPME Peserta PNPME Peserta PNPME
3. Terwujudnya peningkatan Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya
pelayanan laboratorium Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian
klinik dan uji kesehatan Parameter Parameter Parameter Parameter Parameter
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
4. Terwujudnya peningkatan Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya
pelayanan laboratorium Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian
Kesehatan masyarakat Parameter Parameter Parameter Parameter Parameter
96
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan
5. Terwujudnya peningkatan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan
standar mutu pelayanan System informasi System informasi System informasi System informasi System informasi
Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium
terintegrasi terintegrasi terintegrasi terintegrasi terintegrasi
6. Terwujudnya penambahan penambahan penambahan penambahan penambahan penambahan
parameter pemeriksaan baru Jumlah parameter Jumlah parameter Jumlah parameter Jumlah parameter Jumlah parameter
/metode baru /metode baru /metode baru /metode baru /metode baru
7. Terwujudnya anggaran untuk Penambahan Penambahan Penambahan Penambahan Penambahan
pelaksanaan Bimtek di wilayah Alokasi anggaran Alokasi anggaran Alokasi anggaran Alokasi anggaran Alokasi anggaran
Binaan dengan optimal 8. Terwujudnya penambahan Penambahan Penambahan Penambahan Penambahan Penambahan
Parameter yang terakreditasi Jumlah parameter Jumlah parameter Jumlah parameter Jumlah parameter Jumlah parameter
Yang terakreditasi Yang terakreditasi Yang terakreditasi Yang terakreditasi Yang terakreditasi
Perspektif Proses
Pengembangan Personil dan Organisasi 1. Terwujudnya kesehatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
keuangan pendapatan BLU pendapatan BLU pendapatan BLU pendapatan BLU pendapatan BLU
pertahun dan pertahun dan pertahun dan pertahun dan pertahun dan
efisiensi
pelaksanaan
efisiensi
pelaksanaan
efisiensi
pelaksanaan
efisiensi
pelaksanaan efisiensi pelaksanaan
anggaran anggaran anggaran anggaran anggaran
97
2. Terwujudnya SDM yang Peningkatan SDM Peningkatan SDM Peningkatan SDM kompeten Berkualitas dan Berkualitas dan Berkualitas dan
3. Terwujudnya sistem Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan
digitalisasi informasi lab. Software Software Software Software Software
yang terintegrasi dengan baik
(IT)
98
BAB VI
PROYEKSI FINANSIAL
4.1 Estimasi Pendapatan
Estimasi pendapatan disusun selama lima tahunan periode Rencana Strategis
Bisnis berdasarkan sumber-sumber pendapatan serta estimasi besarannya
pertahun selama lima tahun.
Selanjutnya estimasi pendapatan pertahun dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
99
Tabel 23. Estimasi Pendapatan Tahun 2020 - 2024
No Sumber Pendapatan Baseline
2019
Estimasi Pendapatan
2020 2021 2022 2023 2024
1 Dana Pemerintah
a. Rupiah Murni (APBN) 17,572,122,000 14,135,600,000 15,549,160,000 16,326,618,000 17,142,948,000 18,000,100,000
2 Dana Masyarakat
b. Penerimaan PNBP-BLU 12,880,000,000 14,168,000,000 15,584,800,000 16,364,000,000 17,182,000,000 18,041,310,000
Total 30,452,122,000 28,303,600,000 31,133,960,000 32,690,618,000 34,324,948,000 36,041,410,000
100
4.2 Rencana Kebutuhan Anggaran
Rencana kebutuhan anggaran dibedakan atas anggaran program kelangsungan operasional dan anggaran program
pengembangan
a. Anggaran Program Operasional
Anggaran program kelangsungan operasional ditujukan untuk menjaga kegiatan operasional yang tidak dapat ditangguhkan.
Anggaran program kelangsungan operasi disusun berdasarkan jenis pembiayaan dan estimasi besarnya pertahun.
Estimasi anggaran operasional selama lima tahun dapat dilihat pada tabel berikut Ini.
Tabel 24 Estimasi anggaran operasional tahun 2020 – 2024
NO Jenis Kegiatan Baseline Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp)
2019
1 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS
2 Belanja Gaji dan Tunjangan (BLU)
3 Belanja Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
4 Belanja Bahan Pemeriksaan Laboratorium (Tupoksi)
5 Belanja Operasional Lainnya (BLU)
6 Belanja Investasi
Total
101
b. Anggaran program pengembangan
Tabel 25 Estimasi anggaran program pengembangan tahun 2020 – 2024
NO Nama Program Strategis Baseline Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp)
2019
Total
102
4.3 Rencana Pendanaan
Tabel 26 Rencana Pendanaan
NO Tahun
anggaran
Rencana Rencana Selisih Keterangan
Pendapatan Belanja (Plus/Minus)
1
2
3
4
5
Total
103
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran