bab i pendahuluan 1.1 latar belakang · 2020. 8. 28. · bidang pemantapan mutu dan bimbingan...

103
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Mencermati perubahan-perubahan dalam bidang laboratorium yang tidak lepas dari pengaruh globalisasi dan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin tinggi akan kecepatan serta ketepatan pelayanan, maka semakin terasa perlu di buat langkah-langkah pelaksanaannya, seperti penyusunan Rencana Strategis Bisnis sebagai suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. BBLK Palembang sebagai salah satu instansi pemerintah merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Kesehatan dibawah Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan perlu memiliki Rencana Strategis Bisnis sebagai dokumen yang menjadi tolak ukur penilaian kinerja yang dapat dipertanggung jawabkan dan penyusunannya harus mencerminkan pengintegrasian antar sumber daya manusia dengan sumber daya lainnya sehingga mampu menjawab perubahan lingkungan, strategi, nasional dan global serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional. Prioritas Strategis BBLK Palembang dalam 5 (lima) tahun kedepan yaitu Pemantapan Fungsi BBLK Palembang dalam memberikan layanan kesehatan yang sesuai standar dengan tidak melupakan pengembangan parameter ataupun metode pemeriksaan baru guna memenuhi kebutuhan stakheolder sesuai perkembangan teknologi terkini. Untuk mewujudkan excellent performance dalam memberikan pelayanan maupun dari sisi keuangan dan administrasi, maka diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh komponen pegawai BBLK Palembang serta dukungan Stakeholder terkait guna tersedianya layanan laboratorium yang bermutu. Selanjutnya untuk merespons strategis yang ingin dikembangkan, perlu pula dibangun kompetensi inti di lingkungan BBLK Palembang antara lain dengan peningkatan kompetensi SDM sesuai standar serta penempatan SDM sesuai kompetensi yang dibutuhkan.

Upload: others

Post on 05-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mencermati perubahan-perubahan dalam bidang laboratorium yang tidak

lepas dari pengaruh globalisasi dan dalam rangka memenuhi tuntutan

masyarakat yang semakin tinggi akan kecepatan serta ketepatan

pelayanan, maka semakin terasa perlu di buat langkah-langkah

pelaksanaannya, seperti penyusunan Rencana Strategis Bisnis sebagai

suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama 1

(satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi,

peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul.

BBLK Palembang sebagai salah satu instansi pemerintah merupakan unit

pelaksana teknis (UPT) Kementerian Kesehatan dibawah Direktur Jenderal

Pelayanan Kesehatan perlu memiliki Rencana Strategis Bisnis sebagai

dokumen yang menjadi tolak ukur penilaian kinerja yang dapat

dipertanggung jawabkan dan penyusunannya harus mencerminkan

pengintegrasian antar sumber daya manusia dengan sumber daya lainnya

sehingga mampu menjawab perubahan lingkungan, strategi, nasional dan

global serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional.

Prioritas Strategis BBLK Palembang dalam 5 (lima) tahun kedepan yaitu

Pemantapan Fungsi BBLK Palembang dalam memberikan layanan

kesehatan yang sesuai standar dengan tidak melupakan pengembangan

parameter ataupun metode pemeriksaan baru guna memenuhi kebutuhan

stakheolder sesuai perkembangan teknologi terkini.

Untuk mewujudkan excellent performance dalam memberikan pelayanan

maupun dari sisi keuangan dan administrasi, maka diperlukan komitmen

yang kuat dari seluruh komponen pegawai BBLK Palembang serta

dukungan Stakeholder terkait guna tersedianya layanan laboratorium yang

bermutu.

Selanjutnya untuk merespons strategis yang ingin dikembangkan, perlu

pula dibangun kompetensi inti di lingkungan BBLK Palembang antara lain

dengan peningkatan kompetensi SDM sesuai standar serta penempatan

SDM sesuai kompetensi yang dibutuhkan.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

2

Dalam upaya mengendalikan target kinerja BBLK Palembang, maka perlu

dilakukan kegiatan pengawasan dan evaluasi yang berkesinambungan

terhadap berbagai langkah-langkah strategis yang telah ditetapkan,

sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

1.2 TUJUAN

Secara umum, tujuan penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini adalah:

a) Sebagai panduan dalam menentukan arah strategis dan prioritas

tindakan selama lima tahunan yang sejalan dengah Rencana Aksi

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

b) Pedoman Strategis dalam pola penguatan mutu kelembagaan Balai

Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.

c) Dasar rujukan untuk menilai keberhasilan pemenuhan misi Balai Besar

Laborartorium Kesehatan Palembang dan dalam pencapaian visi yang

telah ditentukan.

d) Salah satu rujukan untuk membangun arah jalinan kerjasama dengan

para stakeholders.

Secara Khusus, tujuan penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini adalah:

a) Memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai arah visi strategis

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang khususnya bagi

seluruh pegawai Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.

b) Memperkuat prinsip-prinsip yang termuat dalam visi, misi dan strategi

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang serta menjaga arah

organisasi yang tetap fokus ke masa depan dengan

mempertimbangkan kondisi sekarang.

c) Pedoman dalam pengambilan keputusan berdasarkan skala prioritas

sesuai kondisi yang ada pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan

Palembang.

d) Diharapkan dengan penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini BBLK

Palembang dapat menjawab tantangan kedepan sehingga mampu

memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

3

Adapun tujuan yang ingin dicapai mewujudkan visi yang telah ditetapkan

Menjadi Laboratorium Kesehatan Pembina Demi Mendukung Terwujudnya

Masyarakat Sehat, Produktif dan Berkeadilan Tahun 2024.

1.3 DASAR HUKUM

Sebagai dasar hukum dalam penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini

adalah:

1. Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2012 tentang Perubahan PP

nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum.

2. Instruksi Presiden nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntanbilitas Kinerja

Instansi Pemerintah.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010,

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan,

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 35 tahun 2013.

4. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 52 tahun 2013 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Balai Besar Laboratrorium Kesehatan di lingkungan

Kementerian Kesehatan.

5. Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor PER-54/PB/2013 tentang

Penilaian Kinerja Satuan Kerja Badan Layanan Umum Bidang

Layanan Kesehatan.

6. Keputusan Dirjen Pelayanan Kesehatan nomor HK.02.03/I/2630/2016

tentang Kontrak Kinerja (IKI)

7. Surat Edaran Dirjen Pelayanan Kesehatan nomor

HK.02.02/I/2627/2019 tentang Pedoman Penyusunan Rencana

Strategis Bisnis UPT Vertikal Direktorat Jenderal Pelayanan

Kesehatan.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

4

1.4 SISTEMATIKA LAPORAN

Sistematika Laporan Rencana Strategis Bisnis ini terdiri dari :

a. BAB I Pendahuluan, yang berisikan :

▪ Latar Belakang

▪ Tujuan Rencana Strategis Bisnis

▪ Dasar Hukum

▪ Sistematika Penyusunan Rencana Strategis Bisnis

b. BAB II Kondisi Satker, yang berisikan :

▪ Profil Satker

▪ Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan

▪ Gambaran Kinerja Aspek Keuangan

▪ Gambaran Kinerja Aspek SDM

▪ Gambaran Kinerja Aspek Sarana & Prasarana

▪ Tantangan Strategis

▪ Benchmarking

▪ Analisa SWOT

▪ Diagram Kartesius & Prioritas Strategis

▪ Analisa TOWS

▪ Analisa dan Mitigasi Risiko

▪ Identifikasi Risiko

▪ Penilaian Tingkat Resiko

▪ Rencana Mitigasi Risiko

c. BAB III Arah dan Program Strategis, yang berisikan :

▪ Rumusan Pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai

▪ Arah dan Kebijakan Stakeholders Inti

▪ Rancangan Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC)

▪ Indikator Kinerja Utama

▪ Matriks IKU

▪ Kamus IKU

▪ Roadmap 5 Tahun kedepan

▪ Program Kerja Strategis

d. BAB IV Proyeksi Keuangan, yang berisikan :

▪ Estimasi Pendapatan

▪ Rencana Kebutuhan Anggaran

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

5

▪ Rencana Pendanaan

e. BAB V Penutup, yang berisikan :

▪ Kesimpulan dan Saran

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

6

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 PROFIL BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN PALEMBANG

2.1.1 Sejarah Organisasi

Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Palembang berdiri pada tahun

1973 dan diresmikan oleh Bapak Menteri Kesehatan Prof. G.A Siwabessy

pada tanggal 30 Juli 1973. BLK Palembang telah beberapa kali mengalami

perubahan susunan organisasi. Pertama, berdasarkan keputusan Menteri

Kesehatan No.142/Menkes/SK/IV/78 tanggal 28 April 1978 yang

menyatakan bahwa BLK adalah unit pelaksana teknis dibidang pelayanan

kesehatan dalam lingkungan Departemen Kesehatan yang berada dibawah

dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Laboratorium

Kesehatan, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.

Kedua, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No.1063/Menkes/SK/IX/2004 tanggal 24 September 2004, BLK

Palembang berubah menjadi Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK),

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bina

Pelayanan Medik tetapi dalam melaksanakan tugas sehari-hari secara

teknis fungsional dibina oleh Direktur Bina Pelayanan Penunjang Medik.

Perubahan ketiga, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No.558/Menkes/Per/VII/2006 tanggal 31 Juli 2006.

BBLK terdiri dari bagian tata usaha, bidang laboratorium klinik dan

laboratorium kesehatan masyarakat, bidang pengendalian mutu dan

kelompok jabatan fungsional. Selain itu di lingkungan BBLK dibentuk

instalasi sebagai unit non struktural yang terdiri dari Instalasi Mikrobiologi,

Instalasi Immunologi, Instalasi Virologi, Instalasi Patologi Klinik, Instalasi

Kimia Kesehatan dan Toksikologi, Instalasi Media dan Reagesia serta

Instalasi Pemeliharaan Sarana Laboratorium Kesehatan.

BBLK Palembang telah terakreditasi sebagai laboratorium penguji

dengan mengimplementasikan secara konsisten SNI 19-17025-2000 yang

diberikan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), berdasarkan surat

No.274Q/3.a2/LP/12/04 tanggal 3 Desember 2004 dengan nomor akreditasi

LP-233-IDN dengan ruang lingkup akreditasi meliputi bidang pengujian

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

7

fisika/kimia sebanyak 14 (empat belas) parameter, bidang pengujian

kimia/immunologi sebanyak 13 (tiga belas) parameter, bidang pengujian

mikrobiologi sebanyak 4 (empat) parameter dan bidang pengujian

biologi/parasitologi sebanyak 2 (dua) parameter dan ISO 15189 dengan

nomor : LM-003-IDN serta sebagai laboratorium kesehatan rujukan

dengan wilayah bimbingan teknis Propinsi Sumatera Selatan, Lampung,

Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Nangroe

Aceh Darussalam.

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor: 1351/Menkes/SK/XII/2004, tanggal 31 Desember 2004 yang

menunjuk BBLK Palembang sebagai salah satu laboratorium pemeriksaan

psikotropika dan narkotika. Selain itu BBLK Palembang ditetapkan sebagai

sarana pelayanan pemeriksaan calon tenaga kerja Indonesia yang akan

bekerja ke luar negeri berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI

No.1586/Menkes/SK/XI/2005 tanggal 18 Nopember 2005.

Selanjutnya sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor

13/KMK.05/2010, tanggal 8 Januari 2010, Balai Besar Laboratorium

Kesehatan Palembang ditetapkan sebagai Instansi Pemerintah di lingkungan

Departemen Kesehatan yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum (PPK BLU) secara penuh.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2013 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan di

Lingkungan Kementerian Kesehatan tertanggal 22 Juli 2013.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.HK.02.03/I/0236/2014, tanggal 21 Februari 2014 yang menunjuk BBLK

Palembang sebagai Klinik Utama sebagai sarana kesehatan untuk

pelayanan pemeriksaan calon tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke

luar negeri.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.HK.02.02/MENKES/400/2016, tanggal 03 Agustus 2016 bahwa BBLK

Palembang termasuk sebagai penyelenggara Pemantapan Mutu Eksternal

tingkat nasional.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

8

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SUB BAGIAN ADMINISTRASI

UMUM

SUB BAGIAN KEUANGAN DAN BARANG MILIK

NEGARA

BAGIAN KEUANGAN DAN ADMINISTRASI UMUM

BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN

TEKNIS

SEKSI LAB. KESMAS

BIDANG PELAYANAN

SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI

KESEHATAN

SEKSI BIMBINGAN

TEKNIS

SEKSI PEMANTAPAN

MUTU

INSTALASI

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN

KEPALA

2.1.2 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

adalah Eselon II b, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52

Tahun 2013 Tanggal 22 Juli 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Besar Laboratorium Kesehatan.

Adapun Susunan Organisasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan

Palembang adalah sebagai berikut:

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

9

2.1.3 Data Monografi

• Nama Unit Kerja

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang

• Alamat

Jalan Inspektur Yazid No.2 KM. 2,5 Sumatera Selatan-

Palembang 30126

• Telepon : (0711) 352683, Fax (0711) 372527,

Hp.0811-7165777 / 0812-73658629

• Email : [email protected]

• Website : http://www.bblkpalembang.com

• Facebook : Bblk Palembang

2.2 GAMBARAN KINERJA TAHUN 2015 – 2019

Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang periode tahun

2015 – 2019 dilihat pada uraian di bawah ini.

2.2.1 Kinerja Aspek Pelayanan

Pencapaian kinerja aspek pelayanan selama periode tahun

2015 – 2019 dapat dilihat pada uraian di bawah ini.

A. Pencapaian Kinerja Pemeriksaan di Instalasi tahun 2015 – 2019

Tabel 1. Pencapaian Kinerja Pemeriksaan di Instalasi Periode 2015 s/d 2019

No Bidang Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

1 Mikrobiologi 28.290 29.037 26.903 29.547 15.708

2 Imunologi 14.513 12.991 14.580 16.309 8.761

3 Kimia Kesehatan 29.167 29.920 36.205 37.764 23.767

4 Patologi Klinik 129.885 139.960 156.068 174.572 93.109

5 Uji Kesehatan 13.313 17.304 20.441 24.011 13.647

6 Media Reagensia 148.652 174.336 185.771 189.039 72.863

Jumlah 363.820 403.548 439.968 471.242 227.855

Sumber : Laporan Tahunan BBLK Palembang Nb : Realisasi Tahun 2019 Per 30 Juni 2019

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

10

Grafik 1. Pencapaian Kinerja pemeriksaan Periode Tahun 2015 – 2019

Berdasarkan data diatas terjadi kenaikan dari tahun ke tahun

dikarenakan:

1. Telah tersedia peralatan laboratorium yang canggih;

2. Terjadinya perubahan pola penyakit yang mempengaruhi jumlah

pemeriksaan di Instalasi Mikrobiologi;

3. Di instalasi Kimia Kesehatan terjadi peningkatan yang cukup

signifikan, hal ini disebabkan Instalasi mendapat kiriman sample dari

beberapa perusahaan terkait pemeriksaan air.

4. Di instalasi Immunologi terjadi peningkatan yang cukup signifikan, hal

ini disebabkan banyaknya pemeriksaan HIV yang dilakukan oleh

calon TKI yang akan berangkat ke luar negeri.

B. Pencapaian Indikator Kinerja Pelayanan/Operasional

Rasio kinerja pelayanan dipergunakan untuk menilai kinerja pelayanan

dengan total skor 35 serta kinerja pelayanan mutu dan manfaat bagi

masyarakat dengan total skor 35.

Berikut uraian capaian indikator kinerja aspek pelayanan ;

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

180.000

200.000

2015 2016 2017 2018 2019

Mikrobiologi

Immunologi

KimiaKesehatanPatologi Klinik

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

11

Tabel 2. Indikator Kinerja Pelayanan Periode 2015 s/d 2018

NO

INDIKATOR BOBOT NILAI

HAPER 2015

SKOR HAPER

2016 SKOR

HAPER 2017

SKOR HAPER

2018 SKOR

A. Layanan 35 28.00 28.75 28.75 27.25

a. Pertumbuhan Produktivitas 11 10.25 8.5 9.5 10.5

1. Pertumbuhan Rata-Rata Pemeriksaan Mikrobiologi 2 1.24 2 1.02 1.5 0.94 1 1.12 2

2. Pertumbuhan Rata-Rata Pemeriksaan Imunologi 2 1.21 2 0.89 0.5 1.14 2 1.14 2

3. Pertumbuhan Rata-Rata Pemeriksaan Patologi Klinik 2 1.35 2 1.15 2 1.13 2 1.14 2

4. Pertumbuhan Rata-Rata Pemeriksaan Kimia Kesehatan 2 1.15 2 1.02 1.5 1.23 2 1.06 1.5

5. Pertumbuhan Rata-Rata Pembuatan Media & Reagensia 2 0.91 1.5 2.28 2 1.03 1.5 1.17 2

6. Pertumbuhan Rata-Rata Pemeriksaan Uji Kesehatan 1 1.02 0.75 1.29 1 1.19 1 1.20 1

b. Efisiensi Pelayanan 18 11.75 14.25 13.25 10.75

1. Rasio Jumlah Pemeriksaan Mikrobiologi dengan Analis 3 7.26 2 10.86 3 12.46 3 12.31 3

2. Rasio Jumlah Pemeriksaan Imunologi dengan Analis 3 11.74 3 6.68 2 7.59 2 9.71 2

3. Rasio Jumlah Pemeriksaan Patologi Klinik dengan Analis 3 77.83 1 71.99 1 81.29 1 103.91 1

4. Rasio Jumlah Pemeriksaan Kimia Kesehatan dengan 3 17.03 3 15.39 3 18.86 3 26 2

Analis

5. Rasio Jumlah Pembuatan Media dan Reagensia dengan 2 47.88 0.5 14.35 2 19 2 59.52 0.5

Analis

6. Rasio Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Klinik dengan 1 1 0.25 1.01 0.25 1.08 0.25 918.45 0.25

Dokter Spesialis Patologi Klinik

7. Rasio Jumlah Pemeriksaan Uji Kesehatan dengan Tenaga 2 9.25 1 7.12 2 9.45 1 5.27 1

yang Bertugas di Unit Instalasi Uji Kesehatan

8. Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium 1 0.04 1 0 1 0 1 0 1

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

12

c. Perspektif Pertumbuhan Pembelajaran 6 6 6 6 6

1. Rata-Rata Jam Pelatihan per Karyawan 2 18 2 9.58 2 26.56 2 23.16 2

2. Penelitian 2 100% 2 100% 2 100% 2 >75% 2

3. Program Reward dan Punishment 2 >75% 2 >75% 2 >75% 2 >75% 2

B. Mutu dan Manfaat Bagi Masyarakat 35 34.14 33.1 34.71 34.79

a. Mutu Pelayanan 14 13.5 14 14 14

1. Waktu Tunggu Pelayanan 2 12 Menit

2 10,44 Menit

2 8.3 2 4,12 Menit

2

2. Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Mikrobiologi 2 6 Hari 2 2,58 Hari

2 3.01 2 2,38 Hari

2

3. Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Patologi Klinik 2 155 Menit

2 143,35 Menit

2 125.97 2 129,30 Menit

2

4. Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Imunologi 2 126 Menit

2 149,58 Menit

2 131.89 2 127,78 Menit

2

5. Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Kimia Kesehatan 2 8 Hari 1.5 4,8 Hari 2 3.44 2 3,33 Hari

2

6. Waktu Layanan Bidang Pembuatan Media dan Reagensia 2 3 Hari 2 3 Hari 2 3 2 1,53 Hari

2

7. Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Uji Kesehatan 2 3 Hari 2 3 Hari 2 3 2 2,08 Hari

2

b. Mutu Klinik 8 8 8 8 8

1. Angka Kegagalan Pengambilan Sampel Uji 2 0.01% 2 0.22% 2 0.48% 2 0.65% 2

2. Angka Pemeriksaan Laboratorium yang Dirujuk 2 0.1 2 0 2 0 2 0 2

3. Hasil Kegiatan Pemantapan Mutu Internal 2 90% 2 > 90 2 100 2 100 2

4. Hasil Pemantapan Mutu Eksternal 2 86.13% 2 > 90 2 99.65 2 96.25 2

c. Kepedulian Kepada Masyarakat 6 6 4.5 6 6

1. Pembinaan Kepada Laboratorium Pusat Kesehatan 2 >75% 2 45% 0.5 >75% 2 82.61% 2

Masyarakat, Laboratorium Rumah Sakit, dan Laboratorium

Mandiri dan Sarana Kesehatan Lain

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

13

2. Kegiatan Pelayanan PME Regional 2 >75% 2 >75% 2 >75% 2 >75% 2

3. Program Penyuluhan Kesehatan 2 >75% 2 >75% 2 >75% 2 >75% 2

d. Kepuasan Pelanggan 4 3.64 3.6 3.71 3.79

1. Penanganan Pengaduan/Komplain 2 100% 2 100% 2 100% 2 100% 2

2. Kepuasan Pelanggan 2 81.91 1.64 82.34 1.6 85.69 1.71 89.65 1.79

e. Kepedulian Terhadap Lingkungan 3 3 3 3 3

1. Program BLK Berseri 2 100% 2 100% 2 100% 2 >75% 2

2. Profer Lingkungan 1 >75% 1 >75% 1 >75% 1 >75% 1

TOTAL (A+B) 70 62.14 61.85 63.46 62.04

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ;

1) Jumlah nilai indikator pelayanan BBLK Palembang dari periode 2015 s/d 2018 sebesar 28; 28,75; 28,75 dan 27,25. Nilai

indikator pelayanan tersebut masih dibawah nilai standar dibandingkan dengan skor nilai standarnya sebesar 35. Hal ini

disebabkan karena beberapa kegiatan belum dapat dilaksanakan dengan optimal karena terdapat kekurangan tenaga analis

kesehatan pada instalasi patologi klinik, kimia kesehatan dan uji kesehatan.

2) Jumlah nilai indikator mutu dan manfaat bagi masyarakat BBLK Palembang dari periode 2015 s/d 2018 sebesar 34,14; 33,1;

34,71 dan 34,79. Nilai indikator mutu dan manfaat bagi masyarakat tersebut masih dibawah nilai standar dibandingkan dengan

skor nilai standarnya sebesar 35. Hal ini disebabkan karena beberapa program belum dapat dilaksanakan secara penuh sebab

masih kurangnya sumber daya manusia yang mempunyai motivasi kerja tinggi dan profisionalisme yang memadai.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

14

2.2.2 Kinerja Aspek Keuangan

A. Realisasi Penerimaan dan Belanja Tahun 2015 – 2019

Tabel 3. Target dan Realisasi Penerimaan Fungsional BBLK Palembang Tahun 2015 s/d 2019

No Tahun Target Realisasi %

Ket (Rupiah) (Rupiah) Pencapaian

1 2015 7.782.152.000 7.486.503.131 96,20 -

2 2016 8.642.393.000 9.651.975.181 111,68 -

3 2017 8.645.197.000 11.363.007.895 131,44 -

4 2018 11.500.000.000 11.982.761.174 104,20 -

5 2019 12.880.000.000 8.748.868.440 67,93 Realisasi s.d Juli

Sumber : Sub.bag Keuangan dan BMN

Grafik 2. Target dan Realisasi Penerimaan BBLK Palembang Tahun 2015 s/d 2019

Dari grafik di atas diketahui bahwa realisasi penerimaan Balai Besar

Laboratorium Kesehatan setiap tahunnya rata-rata melebihi target.

-

2.000.000.000,00

4.000.000.000,00

6.000.000.000,00

8.000.000.000,00

10.000.000.000,00

12.000.000.000,00

14.000.000.000,00

2015 2016 2017 2018 Per 31Juli '19

Target

Realisasi

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

15

Tabel 4. Realisasi Belanja Tahun Berjalan BBLK Palembang Tahun 2015 s/d 2019

No Jenis Tahun

Pengeluaran 2015 2016 2017 2018 2019

1 Belanja Pegawai

9,268,605,743 10,351,618,647 10,203,643,632 10,954,227,479 7,091,758,667

2 Belanja Barang

8,940,548,121 9,430,643,618 11,509,917,146 12,481,168,255 8,133,981,661

3 Belanja Modal

1,590,712,800 7,195,169,060 2,355,905,333 5,137,548,760 66,090,000

Jumlah 19,799,866,664 26,977,431,325 24,069,466,111 28,572,944,494 15,291,830,328

Sumber : Sub.bag Keuangan dan BMN

Grafik 3. Realisasi Belanja BBLK Tahun 2015 s/d 2019 Dari grafik diatas diketahui bahwa realisasi belanja Balai Besar

Laboratorium Kesehatan Palembang paling tinggi terjadi pada tahun

2016 yaitu sebesar Rp. 7.195.169.060,- hal ini disebabkan karena pada

tahun tersebut perencanaan pemenuhan pembelian alat kesehatan.

-

2.000.000.000

4.000.000.000

6.000.000.000

8.000.000.000

10.000.000.000

12.000.000.000

14.000.000.000

2015 2016 2017 2018 Per 31Juli '19

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

16

Tabel 5. Realisasi Belanja Tahun Berjalan BBLK Palembang Tahun 2015 – 2019

Sumber : Sub.bag Keuangan dan BMN

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

17

B. Pencapaian Indikator Keuangan

Rasio kinerja keuangan dipergunakan untuk menilai kinerja keuangan dengan total skor 30 dan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari RBA. Berikut uraian capaian indikator kinerja aspek keuangan ;

Tabel 6. Indikator Kinerja Keuangan Periode 2015 s/d 2018

NO

INDIKATOR BOBOT NILAI

HAPER 2015

SKOR HAPER

2016 SKOR

HAPER 2017

SKOR HAPER

2018 SKOR

A. Rasio Keuangan 19 11.00 15.5 15.25 15.25

1. Rasio Kas (Cash Ratio) 2 13.45% 0.25 101% 0.5 8832.13% 0.25 1555.61% 0.25

2. Rasio Lancar (Current Ratio) 3 153063% 2.5 11932% 3 9730.99% 3 1785.79% 3

3. Periode Penagihan Piutang (Collection Period) 2 4,27 Hari 2 20 Hari 2 14 Hari 2 24,40 Hari 2

4. Perputaran Total Asset Tetap (Fixed Asset Turnover) 2 21.99% 2 23% 2 23.13% 2 23.52% 2

5. Imbalan atas asset tetap (Return on Fixed Asset) 2 2.96% 0.8 30% 2 10.89% 2 9.64% 2

6. Imbalan Ekuitas (Return on Equity) 2 4.99% 1.2 32% 2 18.32% 2 14.33% 2

7. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) 2 7,48 Hari 0.5 3 Hari 0 4 Hari - 4,03 Hari 0

8. Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional 4 43.80% 1.75 50% 4 51.43% 4 51.60% 4

B. Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU 11 10.30 10.3 10.3 10.70

1. Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Definitif 2 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 2 2

2. Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Keuangan

3. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU 2 2 2 2 2 2 2 2 2

4. Tarif Layanan 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5. Sistem Akuntansi 1 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8

6. Persetujuan Rekening 0.5 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4

7. SOP Pengelolaan Kas 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

18

8. SOP Pengelolaan Piutang 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5

9. SOP Pengelolaan Utang 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5

10.SOP Pengadaan Barang & Jasa 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5

11.SOP Pengelolaan Barang Inventaris 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5

TOTAL (A+B) 30 21.30 25.8 25.55 25.95

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah nilai perhitungan masih dibawah jumlah bobot nilai standar karena salah satu

alasannya manajemen pengelolaan keuangan belum menggunakan sistem akuntansi yang baik sehingga data-data yang ada

belum dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan secara cepat dan akurat.

Dari hasil perhitungan indikator kinerja BBLK Paembang diatas dapat disimpulkan bahwa prognosis kinerja Balai Besar

Laboratorium Kesehatan Palembang sebagai berikut :

NO INDIKATOR BOBOT NILAI RIIL

NILAI 2015 2016 2017 2018

1 Indikator kinerja keuangan 30 21.30 25.80 25.55 25.95

2 Indikator kinerja pelayanan 35 28 28.75 28.75 27.25

3 Indikator mutu pelayanan 35 34.14 33.1 34.71 34.79

JUMLAH TOTAL 100 83.44 87.65 89.01 87.99

Berdasarkan total skor diatas rata-rata setiap tahunnya tingkat kesehatan BBLK Palembang tergolong SEHAT dengan kategori

AA karena nilai TS lebih besar dari 80.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

19

2.2.3 Kinerja Aspek Sumber Daya Manusia

Dibawah ini keadaan sumber daya manusia Balai Besar

Laboratorium Kesehatan Palembang periode 2015 s/d 2019.

Tabel 7. Keadaan Sumber Daya Manusia Pegawai Negeri Sipil (PNS) BBLK Palembang Tahun 2015 s/d 2019

No Uraian

Tahun

2015 2016 2017 2018 Per

31 Juli '19

1 Master Kesehatan 9 8 7 6 8

2 Master Manajemen 1 3 3 3 3

3 Dokter Umum 4 5 5 5 4

4 Sarjana

Farmasi/Apoteker

1 1 1 1 1

5 Sarjana Hukum 1 - - - -

6 Sarjana Biologi 1 1 1 1 1

7 Sarjana Administrasi 4 1 1 1 1

8 Sarjana Ekonomi 4 4 4 4 4

9 Sarjana Psikologi 1 1 - - -

10 Sarjana Kesehatan

Masyarakat

19 18 19 20 19

11 Sarjana Komputer 3 3 3 3 3

12 Sarjana Sains Terapan 2 1 1 1 1

13 Diploma Ekonomi 1 - - - -

14 Diploma Sekretaris 1 1 1 1 1

15 Akper Jurusan Umum 4 5 3 3 3

16 Akademi Kebidanan - 1 1 1 1

17 Akademi Analis

Kesehatan

17 17 16 18 18

18 Akademi Teknik

Elektromedik

1 1 - - -

19 Akademi Penata

Rontgen

2 2 2 2 2

20 S.M.A.K 2 2 2 2 2

21 SMA 4 4 3 3 3

22 S.M.E.A 1 1 1 1 1

23 SD 3 3 3 3 2

JUMLAH 86 83 77 79 78

Sumber : Sub.bag Administrasi Umum

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

20

Tabel 8. Keadaan Sumber Daya Manusia Pegawai Non PNS BBLK Palembang Tahun 2015 s/d 2019

No Uraian

Tahun

2015 2016 2017 2018 Per

31 Juli '19

1 Sarjana Hukum 1 1 1 1 1

2 Sarjana Ekonomi 1 1 1 1 1

3 Sarjana Pertanian 1 1 1 1 1

4 Sarjana Kesehatan

Masyarakat

1 1 1 1 1

5 Sarjana Komputer 1 1 1 1 1

6 Sarjana Sosial 1 1 1 1 1

7 Diploma Teknik Sipil 1 1 1 1 1

8 Diploma Komputer 3 3 3 3 3

9 Diploma Ekonomi - 1 1 1 1

10 Akper Jurusan Umum 2 3 3 3 3

11 Akademi Analis

Kesehatan

1 1 1 1 1

12 Akademi Refraksionis 1 1 1 1 1

13 Akademi Penata

Rontgen

1 1 1 1 1

14 SMA 10 12 12 14 14

15 SD 1 1 1 1 1

JUMLAH 26 30 30 32 32

Sumber : Sub.bag Administrasi Umum

2.2.4 Kinerja Aspek Sarana dan Prasarana

Sarana yang dimiliki oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan

Palembang dalam tahun 2019 adalah sebagai berikut :

a) Barang Tidak Bergerak

1. Gedung Kantor seluas 870.649 M2, adapun gedung kantor Besar

Laboratorium Kesehatan Palembang terpisah dua yang terdiri dari :

Luas tanah gedung laboratorium pinjam pakai thn 1993 seluas

1.000 M2

Luas gedung laboratorium perolehan tahun 1993 seluas 314.089 M2

Luas gedung laboratorium perolehan tahun 2007 seluas 556.560 M2

2. Rumah Dinas seluas 70 M2, lokasi di kampus Blok D No.16

Palembang, saat ini telah diajukan permohonan pelaksanaan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

21

eksekusi atas putusan Pengadilan Negeri Palembang Nomor

83/Pdt.G/2018/PN.Plg tanggal 18 Oktober 2018 kepada Ketua

Pengadilan Negeri Palembang Kelas I A Khusus melalui surat

Nomor HK.05.02/Menkes/17/2019 tanggal 3 Januari 2019.

b) Barang Bergerak

1. Kendaraan, meliputi :

Mini Bus Toyota Kijang Tahun 2006 1 unit

Mini Bus Suzuki APV Tahun 2006 1 unit

Mini Bus Suzuki APV Tahun 2008 (Ambulance) 1 unit

Bus Isuzu (Laboratorium) Tahun 2008 1 unit

Mini Bus Toyota Grand New Kijang Tahun 2012 2 unit

Sepeda Motor Yamaha MX Tahun 2006 1 unit

Sepeda Motor Yamaha Vega ZR DB Tahun 2012 2 unit

Sepeda Motor Yamaha Mio Tahun 2016 2 unit

2. Peralatan Kantor/Mesin Kantor

Tabel 9. Daftar Peralatan Kantor Pada BBLK Palembang Per 31 Juli 2019

N

o Nama Barang

Jumlah

(Buah)

Kondisi

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat

1 Stationary Generating Set 1 1 0 0

2 Meja Dorong Saji/Trolley Saji 2 2 0 0

3 Mesin Kompresor 1 1 0 0

4 Peralatan Bengkel Lainnya 1 1 0 0

5 Alat Ukur/Pembanding Lainnya 4 4 0 0

6 Rak-Rak Penyimpan 5 5 0 0

7 Lemari Penyimpan 1 1 0 0

8 Mesin Ketik Manual Portable (11-13 Inci) 1 1 0 0

9 Mesin Hitung Listrik 2 2 0 0

10 Mesin Penghitung Uang 1 1 0 0

11 Lemari Besi/Metal 34 34 0 0

12 Lemari Kayu 27 27 0 0

13 Rak Besi 12 12 0 0

14 Rak Kayu 1 1 0 0

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

22

15 Filing Cabinet Besi 15 15 0 0

16 Brandkas 3 3 0 0

17 3.05.01.04.009 Kardex Besi 27 27 0 0

18 Tabung Pemadam Api 22 22 0 0

19 CCTV - Camera Control Television

System

1 1 0 0

20 Papan Visual/Papan Nama 2 2 0 0

21 White Board 1 1 0 0

22 Alat Pencetak Label 1 1 0 0

23 LCD Projector/Infocus 4 4 0 0

24 Alat Penghancur Jarum 1 1 0 0

25 Mesin Antrian 1 1 0 0

26 Meja Kerja Besi/Metal 20 20 0 0

27 Meja Kerja Kayu 75 75 0 0

28 Kursi Besi/Metal 205 205 0 0

29 Kursi Kayu 9 9 0 0

30 Sice 5 5 0 0

31 Meja Rapat 14 14 0 0

32 Tempat Tidur Besi 4 4 0 0

33 Tempat Tidur Kayu 1 1 0 0

34 Meja Resepsionis 2 2 0 0

35 Meja Marmer 1 1 0 0

36 Meja Makan Kayu 9 9 0 0

37 Kursi Fiber Glas/Plastik 43 43 0 0

38 Meubelair Lainnya 1 1 0 0

39 Mesin Penghisap Debu/Vacuum Cleaner 2 2 0 0

40 Mesin Cuci 1 1 0 0

41 Lemari Es 10 10 0 0

42 A.C. Split 61 61 0 0

43 Kompor Gas (Alat Dapur) 1 1 0 0

44 Rak Piring Alumunium 1 1 0 0

45 Televisi 1 1 0 0

46 Amplifier 1 1 0 0

47 Sound System 1 1 0 0

48 Wireless 1 1 0 0

49 Microphone 12 12 0 0

50 Lambang Garuda Pancasila 1 1 0 0

51 Tangga Aluminium 1 1 0 0

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

23

52 Dispenser 8 8 0 0

53 Handy Cam 1 1 0 0

54 Bracket Standing Peralatan 9 9 0 0

55 Home Theater 1 1 0 0

56 Paging System 1 1 0 0

57 Lensa Kamera 1 1 0 0

58 Camera Digital 1 1 0 0

59 LCD Monitor 7 7 0 0

60 Mesin Barcode 19 19 0 0

61 Telephone (PABX) 2 2 0 0

62 Pesawat Telephone 1 1 0 0

63 Handy Talky (HT) 4 4 0 0

64 Facsimile 1 1 0 0

65 Finger Printer Time and Attandance

Acces Control System

1 1 0 0

66 Lemari Steriil 1 1 0 0

67 Alat Pemadam Kebakaran 6 6 0 0

68 Personal Computer 4 4 0 0

69 Stabilizer/UPS 13 13 0 0

70 Tang Ampere 1 1 0 0

71 Kamera Digital 1 1 0 0

72 GPS 1 1 0 0

73 Data Processor 15 15 0 0

74 Data Processing Unit 12 12 0 0

75 Local Area Network (LAN) 1 1 0 0

76 P.C Unit 15 15 0 0

77 Lap Top 28 28 0 0

78 Note Book 2 2 0 0

79 Hard Disk 16 16 0 0

80 Scanner (Peralatan Mini Komputer) 1 1 0 0

81 Monitor 10 10 0 0

82 Uninterupted Power Supply (UPS) 8 8 0 0

83 Printer (Peralatan Personal Komputer) 40 40 0 0

84 Scanner (Peralatan Personal Komputer) 10 10 0 0

85 Server 4 4 0 0

86 Router 1 1 0 0

87 Hub 2 2 0 0

88 Peralatan Komputer Lainnya 14 14 0 0

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

24

3. Alat-Alat Kesehatan/Kedokteran/Laboratorium

Tabel 10. Daftar Alat-Alat Kesehatan/Kedokteran/Laboratorium Pada BBLK Palembang Per 31 Juli 2019

No Nama Barang Jumlah

(Buah)

Kondisi

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat

1 Engine Cooling System 1 1 0 0

2 Smoke Tester 1 1 0 0

3 Aerosol Sampler 2 2 0 0

4 Acces Control System 5 5 0 0

5 Stetoscope (Alat Kedokteran Umum) 5 5 0 0

6 Tabung 02 1 1 0 0

7 Electro Cardiography (Alat Kedokteran

Umum)

1 1 0 0

8 Operating Lamp 1 1 0 0

9 Tromol Has 3 3 0 0

10 Urinal 1 1 0 0

11 Dental Unit 1 1 0 0

12 Clinical Chair 1 1 0 0

13 Genekologi Tabel 1 1 0 0

14 Snellen Chard 1 1 0 0

15 Spirometer (Alat Kedokteran Bagian

Penyakit Dalam)

1 1 0 0

16 Ultra Sono Graphy (USG) Internal

Medicine

1 1 0 0

17 Blood Sedimentation Rate Count Set 1 1 0 0

18 ECG 3 Channel 1 1 0 0

19 X-Ray Tomography Unit 1 1 0 0

20 X-Ray Mobile Unit 1 1 0 0

21 Refrigated Centrifuge 1 1 0 0

22 Air Jacketed Dry C02 Incubator 1 1 0 0

23 Electrolyte Analyzer 1 1 0 0

24 Patient Strecher 1 1 0 0

25 Audiometer (Alat Kesehatan Umum

Lain)

2 2 0 0

26 Conductivity Meter (Alat Laboratorium

Kimia Air Teknik Penyehatan

1 1 0 0

27 Auto Analyser Unit 1 1 0 0

28 BOD Tester 2 2 0 0

29 Drying Oven 1 1 0 0

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

25

30 Xray Unit 1 1 0 0

31 Centrifuge (Alat Laboratorium Umum) 7 7 0 0

32 Water Bath (Alat Laboratorium Umum) 4 4 0 0

33 Incubator (Alat Laboratorium Umum) 9 9 0 0

34 Microscope 12 12 0 0

35 Autoclave (Alat Laboratorium Umum) 5 5 0 0

36 Blender 1 1 0 0

37 Timbangan/Neraca 1 1 0 0

38 Vacum Pump 2 2 0 0

39 Thermometer (Alat Laboratorium

Umum)

2 2 0 0

40 PH Meter (Alat Laboratorium Umum) 1 1 0 0

41 Dry Oven 1 1 0 0

42 Refrigerator 2 2 0 0

43 (Alat Laboratorium Umum) 1 1 0 0

44 Spectrophotometer 3 3 0 0

45 Alat Laboratorium Umum Lainnya 2 2 0 0

46 Oven/Hot Air Sterilizer 1 1 0 0

47 Stabilizer 2 2 0 0

48 Microscope Binocular 11 11 0 0

49 Analitical Balance (Alat Laboratorium

Microbiologi)

2 2 0 0

50 Precisions Balance 1 1 0 0

51 Hematology Analyzer ( Blood Cell

Counter )

1 1 0 0

52 Micro Pippettes 22 22 0 0

53 Fotometer 1 1 0 0

54 Automatic Adsorption Spectrofotometer 2 2 0 0

55 Turbidimeter (Alat Laboratorium Kimia) 2 2 0 0

56 Deep Freezer (Alat Laboratorium Kimia) 2 2 0 0

57 Aqua Bidest Apparatus 2 2 0 0

58 Electrophorese 1 1 0 0

59 Hot Plate (Alat Laboratorium Kimia) 2 2 0 0

60 Chromatography Oven 1 1 0 0

61 Electrophoresis System 2 2 0 0

62 Refrigerator Centrifuge 2 2 0 0

63 Rotator 1 1 0 0

64 Shaker (Alat Laboratorium Patologi) 3 3 0 0

65 Coagulation Meter 1 1 0 0

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

26

66 Blood Pipet Shaker 1 1 0 0

67 Dry Heat Oven Electrophoresis Kit,

Consist Of

1 1 0 0

68 Power Supply (Alat Laboratorium

Immunologi)

1 1 0 0

69 Alat Laboratorium Immunologi Lainnya 1 1 0 0

70 Differential Cell Counter 1 1 0 0

71 Mikroskop Binokuler 1 1 0 0

72 Lemari Asam Buah 7 7 0 0

73 Scanning Microskop 1 1 0 0

74 Cleaning Instalation 1 1 0 0

75 Auto Anylyzer 1 1 0 0

76 Elisa Reader 1 1 0 0

77 Elisa Reader(Computerized,Semi

Manual)

1 1 0 0

78 High Perfomance Liquid

Chromatography (HPLC)

1 1 0 0

79 Hot Plate Stirer 1 1 0 0

80 Inductively Coupled Plasma (ICP) 1 1 0 0

81 Laminar Flow 1 1 0 0

82 Microfuge 1 1 0 0

83 Multichannel Pippete Dispenser 2 2 0 0

84 PH Meter Portable 1 1 0 0

85 Sterilisator Kecil 1 1 0 0

86 Stomacher 1 1 0 0

87 Thermocycle 1 1 0 0

88 Vortex Mixer 3 3 0 0

89 Water Distillation Purifier 1 1 0 0

90 Angle Rotor 1 1 0 0

91 Turbidity Meter 1 1 0 0

92 Gas Chromatograph Mass

Spectrometer System (GCMSS)

1 1 0 0

93 Time Control 1 1 0 0

94 Chemistry Analyzer 1 1 0 0

95 Anak Timbangan 1 1 0 0

96 Lainnya (Alat Laboratorium Lainnya) 1 1 0 0

97 Digital Analitical Balance 1 1 0 0

98 Unit Alat Laboratorium Lainnya 80 80 0 0

99 Ultraviolet Spectrophotometer 1 1 0 0

100 Kompor Listrik (General Laboratory

Tool)

3 3 0 0

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

27

101 Test Tube Shaker 1 1 0 0

102 Linear Gate 1 1 0 0

103 Transfer Bucket 4 1 1 0 0

104 Conductivity Meter (Alat Laboratorium

Kwalitas Air Dan Tanah)

1 1 0 0

105 Colony Counter (Alat Laboratorium

Kwalitas Air Dan Tanah)

1 1 0 0

106 Data Logger (Alat Laboratorium

Kwalitas Udara)

1 1 0 0

107 Dust Sampler (Alat Laboratorium

Kwalitas Udara)

1 1 0 0

108 Air Purlier 8 8 0 0

109 Air Sampler 5 5 0 0

110 Alat Laboratorium Kwalitas Udara

Lainnya

1 1 0 0

111 Bod Incubator 1 1 0 0

112 Refrigerator/Freezer 5 5 0 0

113 Vibration Meter 1 1 0 0

114 Alat Laboratorium Listrik Dan Mekanik

Lainnya

1 1 0 0

115 Lux Metter 1 1 0 0

116 Alat Kejut 1 1 0 0

117 Micro Centrifuge 1 1 0 0

118 Shredder 1 1 0 0

2.3 Tantangan Strategis

1. Sebagian parameter pemeriksaan belum terakreditasi internasional

2. Belum semua SDM memenuhi kompetensi yang dibutuhkan.

3. Sistem Informasi digital belum terintegrasi secara optimal.

4. Kegiatan Pembinaan di wilayah kerja belum berjalan optimal.

5. Cakupan kepesertaan uji profisiensi belum berjalan maksimal.

6. Pengembangan layanan pemeriksaan belum optimal.

7. Eksistensi BBLK Palembang sebagai laboratorium kesehatan

pemerintah yang terakreditasi belum tersosialisasi secara optimal.

2.4 Benchmarking

Dalam penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini, beberapa organisasi yang

menjadikan rujukan adalah :

1. Lab. Prodia, Jakarta

Sebagai Laboratorium Klinik terakreditasi Internasional serta

merupakan laboratorium yang mempunyai jejaring terbesar di

Indonesia.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

28

2. Sys Lab di Jakarta

Sebagai Laboratorium Kesehatan Masyarakat terakreditasi

Internasional serta merupakan Lab. Rujukan di Indonesia.

3. National Reference Laboratory (NRL) Melbourne, Australia

Sebagai tempat penyelenggara uji profisiensi berstandar Internasional.

4. VIDRL Bangkok, Thailand

Sebagai tempat penyelenggara uji profisiensi diwilayah asia pasifik.

5. Eijkman Institute, di Jakarta

Sebagai Laboratorium Bio Molekuler dan Pusat Pelatihan Teknologi

Laboratorium Riset.

6. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

7. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU Kementerian

Keuangan RI sebagai pembina modernisasi/digitalisasi pengelolaan

laporan keuangan Badan Layanan Umum.

2.5 Analisa SWOT

Tabel 11 . Faktor-faktor yang membentuk Peluang dan Ancaman pada

Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.

FAKTOR PELUANG FAKTOR ANCAMAN

1. Terdapat Faskes diwilayah kerja yang

memungkinkan keikutsertaan dalam

uji profisiensi

2. Regulasi pemerintah tentang

kewajiban faskes mengikuti uji

profisiensi

3. Perekonomian masyarakat semakin

membaik (kemampuan membayar)

4. Adanya subsidi investasi dari pusat

untuk peningkatan sarana dan

prasarana

5. Memungkinkan kerjasama operasional

(alkes, reagen dll)

6. Terbukanya peluang kerjasama

dengan instansi pemerintah maupun

swasta dalam pelayanan laboratorium

7. Regulasi pemerintah tentang

kewajiban terakreditasi bagi semua

lab.

8. Terbukanya kerjasama dengan BPJS

Kesehatan dalam rangka mendukung

program JKN

1. Globalisasi bidang kesehatan

(AFTA)

2. Tuntutan masyarakat akan

pelayanan laboratorium yang

berkualitas makin tinggi

3. Kenaikan harga-harga kebutuhan

laboratorium sulit diprediksi

4. Berkurangnya subsidi dari

pemerintah

5. Instansi/Laboratorium lain

mempunyai sistem informasi dan

peralatan yang lebih canggih

6. Biaya operasional laboratorium

yang semakin meningkat

mengakibatkan naiknya biaya

pemeriksaan

7. Ketidaktersediaan anggaran

Faskes untuk mengikuti uji

profisiensi

8. Tingkat persaingan laboratorium

yang semakin tinggi

9.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

29

Tabel 12. Faktor-faktor yang membentuk Kekuatan dan Kelemahan

pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang.

FAKTOR KEKUATAN FAKTOR KELEMAHAN

1. Mendapatkan anggaran operasional

dari pusat

2. Adanya fleksibelitas dalam

pengelolaan keuangan BLU

3. Telah memiliki sertifikat akreditasi

dari KALK dan KAN

4. Laboratorium rujukan TB, MDR

Regional dan Laboratorium sub

nasional campak rubella dan ILI

5. Parameter pemeriksaan yang

beragam dengan tarif yang

terjangkau

6. Lokasi yang mudah diakses

7. Kerjasama tim yang solid di BBLK

Palembang

8. Penunjukan sebagai penyelenggara

PNPME

1. Sistem Digitalisasi Informasi

Laboratorium belum terintegrasi

dengan baik (IT)

2. Terbatasnya lahan untuk

pengembangan

3. Keterbatasan anggaran untuk

kegiatan bimtek

4. Belum semua SDM memenuhi

standar kompetensi

laboratorium

5. Sebagian parameter

pemeriksaan belum

terakreditasi Internasional

6. Belum tersedianya tenaga

spesialis Patologi Klinik yang

tetap

Tabel 13. Rekapitulasi Hasil Analisa Perhitungan SWOT

No Faktor Faktor Internal Faktor Eksternal

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

1 Pelayanan 1,92 0,96 1,77 1,36

2 Organisasi dan SDM 0,80 0,48 0,88 0,68

3 Keuangan 0,88 0,48 0,88 0,80

4 Sarana dan Prasarana 0,92 0,68 0,94 0,80

Jumlah 4,520 2,600 4,450 3,640

Nilai ( S-W ) dan ( O-T) 1,920 0,83

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

30

2.6 Diagram Kartesius dan Prioritas Strategis

Tabel 14. Analisis Posisi Bersaing

NO KEKUATAN (STRENGHT) BOBOT RATING BOBOT X RATING

1 Mendapatkan anggaran operasional dari pusat 0,12 63 7,31

2 Adanya fleksibelitas dalam pengelolaan keuangan BLU 0,14 75 10,38

3 Telah memiliki sertifikat akreditasi dari KALK dan KAN 0,14 77 11,13

4

Laboratorium rujukan TB, MDR Regional dan Laboratorium sub nasional campak rubella dan ILI 0,10 52 5,03

5 Parameter pemeriksaan yang beragam dengan tarif yang terjangkau 0,13 68 8,61

6 Lokasi yang mudah diakses 0,12 67 8,27

7 Kerjasama tim yang solid di BBLK Palembang 0,12 64 7,62

8 Penunjukan sebagai penyelenggara PNPME 0,13 72 9,65

T O T A L 100%

67,99

NO KELEMAHAN (WEAKNESS) BOBOT RATING BOBOT X RATING

1 Sistem Digitalisasi Informasi Laboratorium belum terintegrasi dengan baik (IT)

0,15 49 7,54

2 Terbatasnya lahan untuk pengembangan 0,17 56 9,72

3 Keterbatasan anggaran untuk kegiatan bimtek 0,17 55 9,26

4 Belum semua SDM memenuhi standar kompetensi laboratorium

0,14 45 6,37

5 Sebagian parameter pemeriksaan belum terakreditasi Internasional

0,17 53 8,82

6 Belum tersedianya tenaga spesialis Patologi Klinik yang tetap

0,20 64 12,69

T O T A L 100%

54,40

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

31

NO PELUANG (OPPORTUNITY) BOBOT RATING BOBOT X RATING

1 Terdapat Faskes diwilayah kerja yang memungkinkan keikutsertaan dalam uji profisiensi 0,15 72 11,08

2 Regulasi pemerintah tentang kewajiban faskes mengikuti uji profisiensi 0,17 77 12,78

3 Perekonomian masyarakat semakin membaik (kemampuan membayar) 0,12 57 7,02

4 Adanya subsidi investasi dari pusat untuk peningkatan sarana dan prasarana 0,10 48 4,92

5 Memungkinkan kerjasama operasional (alkes, reagen dll) 0,10 45 4,39

6

Terbukanya peluang kerjasama dengan instansi pemerintah maupun swasta dalam pelayanan laboratorium

0,13 61 8,04

7 Regulasi pemerintah tentang kewajiban terakreditasi bagi semua lab. 0,14 67 9,50

8 Terbukanya kerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam rangka mendukung program JKN 0,09 40 3,42

T O T A L 100%

61,15

NO ANCAMAN (TREATH) BOBOT RATING BOBOT X RATING

1 Globalisasi bidang kesehatan (AFTA) 0,11 45 5,09

2 Tuntutan masyarakat akan pelayanan laboratorium yang berkualitas makin tinggi

0,11 45 5,09

3 Kenaikan harga-harga kebutuhan laboratorium sulit diprediksi

0,10 40 3,96

4 Berkurangnya subsidi dari pemerintah 0,14 56 7,76

5 Instansi/Laboratorium lain mempunyai sistem informasi dan peralatan yang lebih canggih

0,14 57 8,14

6 Biaya operasional laboratorium yang semakin meningkat mengakibatkan naiknya biaya pemeriksaan

0,14 57 8,14

7 Ketidaktersediaan anggaran Faskes untuk mengikuti uji profisiensi

0,13 52 6,69

8 Tingkat persaingan laboratorium yang semakin tinggi

0,13 51 6,35

T O T A L 100%

51,22

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

32

Diagram Cartesius

Rekomendasi Strategi :

Berada pada Kuadran I (Kekuatan organisasi lebih dominan daripada kelemahan

(13,59), serta peluang usaha organisasi lebih besar daripada ancaman yang ada

(9,93), maka BBLK Palembang akan memfokuskan arah pengembangan dimasa

mendatang untuk pertumbuhan layanan (growth). Artinya melakukan prioritas

strategis untuk melakukan investasi pengembangan layanan sambil terus

menguatkan kemampuan internal organisasi dan personilnya.

Kuadran I (13,59 ; 9,93) Kuadran II

Kuadran III Kuadran IV

Threat

Weakness Strength

Opportunity

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

33

2.7 Analisa TOWS FAKTOR KEKUATAN FAKTOR KELEMAHAN

1. Mendapatkan anggaran

operasional dari pusat

2. Adanya fleksibelitas dalam

pengelolaan keuangan BLU

3. Telah memiliki sertifikat akreditasi

dari KALK dan KAN

4. Laboratorium rujukan TB, MDR

Regional dan Laboratorium sub

nasional campak rubella dan ILI

5. Parameter pemeriksaan yang

beragam dengan tarif yang

terjangkau

6. Lokasi yang mudah diakses

7. Kerjasama tim yang solid di

BBLK Palembang

8. Penunjukan sebagai

penyelenggara PNPME

1. Sistem Digitalisasi Informasi

Laboratorium belum terintegrasi

dengan baik (IT)

2. Terbatasnya lahan untuk

pengembangan

3. Keterbatasan anggaran untuk

kegiatan bimtek

4. Belum semua SDM memenuhi

standar kompetensi laboratorium

5. Sebagian parameter

pemeriksaan belum terakreditasi

Internasional

6. Belum tersedianya tenaga

spesialis Patologi Klinik yang

tetap

FAKTOR PELUANG 1. Terwujudnya peningkatan kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta

2. Terwujudnya peningkatan penyelenggaraan PNPME

3. Terwujudnya peningkatan pelayanan lab. klinik dan uji kesehatan

4. Terwujudnya peningkatan pelayanan labkesmas

1. Tersedianya anggaran untuk pelaksanaan Bimtek di wilayah binaan dengan optimal

2. Tersedianya sumber pendanaan untuk pembangunan infrastruktur bidang IT

1. Terdapat Faskes di wilayah kerja yang

memungkinkan keikutsertaan dalam uji profisiensi

2. Regulasi Pemerintah tentang kewajiban faskes

mengikuti uji profisiensi

3. Perekonomian masyarakat semakin membaik

(kemampuan membayar)

4. Adanya subsidi investasi dari pusat untuk

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

34

peningkatan sarana dan prasarana

5. Memungkinkan Kerjasama operasional (alkes,

reagen, dll)

6. Terbukanya peluang kerjasama dengan instansi

pemerintah maupun swasta dalam pelayanan

laboratorium

7. Regulasi pemerintah tentang kewajiban

terakreditasi bagi semua laboratorium

8. Terbukanya kerjasama dengan BPJS Kesehatan

dalam rangka mendukung program JKN

FAKTOR ANCAMAN 1. Terwujudnya peningkatan standar mutu pelayanan

2. Terwujudnya kepuasan pelanggan

3. Terwujudnya kesehatan keuangan

4. Terwujudnya penambahan parameter pemeriksaan baru

1. Terwujudnya seluruh SDM yang kompeten

2. Terwujudnya penambahan parameter yang terakreditasi

3. Terwujudnya peningkatan sistem informasi laboratorium yang modern

4. Terwujudnya sistem digitalisasi informasi laboratorium yang terintegrasi dengan baik (IT)

1. Globalisasi bidang kesehatan (AFTA)

2. Tuntutan masyarakat akan Pelayanan

Laboratorium yang berkualitas makin tinggi.

3. Kenaikan harga-harga kebutuhan laboratorium

sulit diprediksi.

4. Berkurangnya subsidi dari pemerintah

5. Instansi/Laboratorium lain mempunyai sistem

informasi dan peralatan yang lebih canggih

6. Biaya Operasional Laboratorium yang semakin

meningkat mengakibatkan naiknya biaya

pemeriksaan.

7. Ketidaktersediaan anggaran Faskes untuk

mengikuti uji profisiensi

8. Tingkat persaingan laboratorium yang semakin

tinggi.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

35

2.8 Analisa dan Mitigasi Resiko

A. Identifikasi Resiko

Tabel 15. Identifikasi Resiko

Sasaran Strategis Resiko

Perspektif Konsumen

1. Terwujudnya kepuasan - Lambatnya pelayanan (pengambilan sampel, hasil,

stakeholder dan pendaftaran)

- Kurang ramahnya petugas pelayanan

- Keterbatasan sarana penunjang (gedung, ruang tunggu dan lahan)

- Kurangnya ketersediaan Informasi yang dibutuhkan Stakeholder

- Penanganan komplain yang tidak sesuai harapan Stakeholder

Perspektif proses Bisnis Internal

1. Terwujudnya peningkatan - Kurangnya kepuasaan terhadap layanan

kerjasama dengan instansi - Kurangnya promosi yang dilakukan

pemerintah/swasta - Banyaknya kompetitor

- Kurangnya fleksibilitas tarif pemeriksaan layanan

2. Terwujudnya peningkatan - Biaya penyelenggaraan PME yang meningkat

penyelenggaraan PNPME - Tidak tersedianya anggaran PME dari peserta

- Kurangnya informasi pada peserta

- Keterbatasan sarana IT

3. Terwujudnya peningkatan - Tidak seluruh parameter pemeriksaan yang diminta

pelayanan lab. klinik dan uji pelanggan tersedia

kesehatan - Ketidak tersediaan reagent pada saat permintaan Pemeriksaan

- Keterbatasan SDM dan sarana yang ada

- Sistem informasi laboratorium belum terintegrasi dengan baik

4. Terwujudnya peningkatan - Beberapa Alat pemeriksaan laboratorium belum

Pelayanan lab.kesmas Tersedia

- Tidak seluruh parameter pemeriksaan yang diminta pelanggan tersedia

- Kurangnya informasi pemeriksaan laboratorium kesehatan masyarakat

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

36

Sasaran Strategis Resiko

5. Terwujudnya peningkatan - Kenaikan harga kalibrasi alat

standar mutu pelayanan - Belum seluruh parameter pemeriksaan terakreditasi

6. Terwujudnya penambahan - Kurangnya informasi terhadap perkembangan

parameter pemeriksaan baru pemeriksaan baru

- Kurangnya sarana dan prasarana yang ada

- SDM yang kurang kompeten dalam mengupdate pemeriksaan baru

7. Tersedianya anggaran untuk - Keterbatasaan anggaran pelaksanaan bimtek

pelaksanaan Bimtek di wilayah

binaan dengan optimal

8. Terwujudnya penambahan - Lamanya waktu persiapan untuk pengajuan

parameter yang terakreditasi penambahan parameter terakreditasi

- Ketidaksediaan bahan kontrol pemeriksaan

- Ketidaksediaan referensi yang terkini

Perspektif Proses pengembangan personil dan Organisasi

1. Terwujudnya kesehatan - Keterlambatan dalam merealisasikan anggaran

keuangan

2. Terwujudnya seluruh SDM - Kurangnya perencanaan pengembangan dan

yang kompeten peningkatan kualitas SDM

3. Terwujudnya sistem digitalisasi - Ketidaktepatan pemilihan penyedia jasa IT

informasi laboratorium yang - Keterbatasan tenaga IT

terintegrasi dengan baik (IT)

B. Penilaian Tingkat Resiko

Dalam menentukan kemungkinan risiko yang terjadi, digunakan acuan

sebagai berikut :

➢ Kemungkinan risiko terjadi Sangat Besar : dipastikan akan sangat

mungkin terjadi untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis

dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar diatas 0,8 sampai

1,0.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

37

➢ Kemungkinan risiko terjadi Besar : kemungkinan besar terjadi untuk

mempengaruhi suatu sasaran strategis dengan nilai kemungkinan

risiko terjadi berkisar anatar 0,6 sampai 0,8.

➢ Kemungkinan risiko terjadi Sedang : kemungkinan sedang

terjadinya risiko untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis

dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar anatar 0,4 sampai

0,6.

➢ Kemungkinan risiko terjadi kecil : kemungkinan kecil risiko terjadi

untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis dengan nilai

kemungkinan risiko terjadi berkisar anatar 0,2 sampai 0,4.

➢ Kemungkinan risiko terjadi sangat kecil : kemungkinan sangat kecil

risiko terjadi untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis dengan

nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar anatar 0 sampai 0,2.

Selanjutnya untuk menentukan besar dampak risiko pada suatu

sasaran strategis digunakan acuan sebagai berikut :

➢ Dampak risiko tidak penting : risiko mempunyai pengaruh sangat

kecil pada suatu sasaran strategis, namun sasaran strategis

tersebut masih bisa dicapai.

➢ Dampak risiko minor : risiko mempunyai pengaruh kecil pada suatu

sasaran strategis dan memerlukan sedikit upaya penanganan.

➢ Dampak risiko medium : risiko mempunyai pengaruh sedang pada

suatu sasaran strategis dan membutuhkan upaya cukup serius

penanganannya.

➢ Dampak risiko mayor atau besar : risiko mempunyai pengaruh

besar pada suatu sasaran strategis dan membutuhkan upaya serius

penanganannya.

➢ Dampak risiko malapetaka : risiko mempunyai pengaruh tdak

terpenuhinya suaatu sasaran strategis dan membutuhkan upaya

sangat serius penanganannya.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

38

Berdasarkan pertemuan antara estimasi tingkat kemungkinan risiko

terjadi dan estimasi besar dampak risiko pada suatu sasaran strategis

dapat dinilai suatu tingkat risiko dengan kualifikasi pada tabel berikut.

Tabel 16. Matriks Risiko untuk menentukan tingkat risiko

Kemungkinan

(Likelihood)

Dampak Risiko (Consequences)

Tidak

Penting

1

Minor

2

Medium

3

Mayor

4

Malapetaka

5

I (Kemk. sangat besar) T T E E E

II (kemk. besar) M T T E E

III (kemk. sedang) R M T E E

IV (kemk. kecil) R R M T E

V (Kemk. sangat kecil) R R M T T

Keterangan :

a) E = Risiko Ekstrim (warna merah)

b) T = Risiko Tinggi (warna kuning)

c) M = Risiko moderat

d) R = Risiko rendah

Berdasarkan pedoman diatas, selanjunya disusunlah penentuan tingkat

risiko, sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel 17. Penentuan Tingkat Risiko

Sasaran Strategis Resiko Kemungkinan

Resiko Terjadi

Dampak Resiko

Tingkat Resiko

Warna

Perspektif Konsumen

1. Terwujudnya a. Lambatnya pelayanan Sedang Medium Tinggi Kuning

kepuasan (pengambilan sampel,

stakeholder hasil, dan pendaftaran)

b. Kurang ramahnya Sedang Mayor Ekstrim Merah petugas pelayanan

c. Keterbatasan sarana Sedang Medium Tinggi Kuning penunjang (gedung,

ruang tunggu dan lahan

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

39

d. Kurangnya Kecil Medium Moderat ketersediaan inf. yang

dibutuhkan stakeholder

e. Penanganan komplain Kecil Medium Moderat yang tidak sesuai

harapan stakeholder

Perspektif proses Bisnis Internal

1. Terwujudnya f. Kurangnya kepuasan Kecil Medium Moderat

peningkatan terhadap layanan

kerjasama dgn g.Kurangnya promosi Kecil Medium Moderat

instansi yang dilakukan

Pemerintah/ h.Banyaknya competitor Sedang Medium Tinggi Kuning

swasta i. Kurangnya fleksibilitas Sedang Minor Moderat

tarif pemeriksaan

layanan

2. Terwujudnya j. Biaya penyelenggaraan Kecil Minor Rendah

peningkatan PME yang meningkat

penyelenggaraan k.Tidak tersedianya Besar Mayor Ekstrim Merah

PNPME anggaran PME dari

peserta

l. Kurangnya informasi Kecil Medium Moderat

Pada peserta

m.Keterbatasan sarana IT Sedang Medium Tinggi Kuning

3. Terwujudnya n. Tidak seluruh Sedang Medium Tinggi Kuning

peningkatan Parameter pemeriksaan

pelayanan lab. yang diminta pelanggan

klinik dan uji tersedia

kesehatan o. ketidaktersediaan Kecil Mayor Tinggi Kuning reagent pada saat

permintaan pemeriksaan

p. Keterbatasan SDM dan Kecil Medium Moderat

sarana yang ada

q. Sistem informasi lab. Besar Medium Tinggi Kuning belum terintegrasi

dengan baik

4. Terwujudnya r. Beberapa Alat Kecil Mayor Tinggi Kuning

Pelayanan lab. pemeriksaan lab

kesmas belum tersedia

s. Tidak seluruh Kecil Minor Rendah

parameter pemeriksaan

yang diminta pelanggan

tersedia

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

40

t. Kurangnya informasi Kecil Medium Moderat

pemeriksaan labkesmas

5. Terwujudnya u.Kenaikan harga kalibrasi Sedang Minor Moderat

peningkatan alat

standar mutu v.Belum seluruh Kecil Medium Moderat

pelayanan parameter pemeriksaan

terakreditasi

6. Terwujudnya w.Kurangnya informasi Sedang Medium Tinggi Kuning

penambahan terhdp perkembangan

parameter pemeriksaan baru

pemeriksaan x.Kurangnya sarana dan Sedang Medium Tinggi Kuning

baru prasarana yang ada

y.SDM yang kurang Kecil Medium Moderat

kompeten dalam

mengupdate

pemeriksaan baru

7. Tersedianya z.Keterbatasaan anggaran Besar Mayor Ekstrim Merah

anggaran untuk pelaksanaan bimtek

pelaksanaan

bimtek di wilayah

binaan dengan

optimal

8. Terwujudnya aa.Lamanya waktu Sedang Medium Tinggi Kuning

penambahan persiapan untuk

parameter yang pengajuan

terakreditasi penambahan

parameter terakreditasi

ab.Ketidaksediaan bahan Besar Mayor Ekstrim Merah kontrol pemeriksaan

ac.Ketidaksediaan Sedang Medium Tinggi Kuning referensi yang terkini

Perspektif Proses pengembangan personil dan Organisasi

1. Terwujudnya ad.Keterlambatan dalam Sedang Mayor Ekstrim Merah

kesehatan merealisasikan

keuangan anggaran

2. Terwujudnya ae.Kurangnya Kecil Medium Moderat

seluruh SDM perencanaan

yang kompeten pengembangan dan

peningkatan kualitas

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

41

SDM

3. Terwujudnya af.Ketidaktepatan Sedang Mayor Ekstrim Merah

sistem digitalisasi pemilihan penyedia

Informasi lab. jasa IT

yang terintegrasi

dengan baik (IT) ag.Keterbatasan tenaga Sedang Medium Tinggi Kuning

IT

Dari tabel penentuan risiko, selanjutnya disajikan dalam matriks risiko,

sehingga diketahui posisi berbagai risiko yang ada sebagaimana tabel

berikut.

Tabel 18. Posisi Berbagai Risiko Dalam Matriks Risiko

Kemungkinan

Dampak Resiko

Tidak Penting

1

Minor 2

Medium

3

Mayor 4

Malapetaka

5

I Sangat Besar

II Besar q k, z, ab

III Sedang i, u a,c,h,m,n,w,x,aa,ac,ag b,ad,af

IV Kecil j, s d,e,f,g,l,p,t,v,y,ae o, r

V Sangat Kecil

C. Rencana Mitigasi Resiko

Rencana mitigasi risiko didefnisikan berdasarkan hasil pada tahap

sebelumnya. Rencana mitigasi risiko merupakan upaya nyata yang

dibutuhkan untuk menangani kemungkinan dampak risiko tertentu pada

sasaran strategisnya. Rencana mitigasi risiko disusun diutamakan untuk

mengendalikan risiko yang ada, khususnya menangani level risiko yang

berstatus ekstrim atau tinggi. Rencana mitigasi risiko merupakan

tindakan konkrit yang perlu dilakukan untuk meniadakan atau

mereduksi status tingkat risikonya dari tingkat Ekstrim atau tinggi

menjadi tingkat risiko medium atau rendah.

Selanjutnya rencana mitigasi risiko dapag dilihat pada tabel sebagai

berikut.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

42

Tabel 19. Penentuan Rencana Mitigasi Risiko

Sasaran Strategis Resiko Kemungkinan

Resiko Terjadi

Dampak Resiko

Tingkat Resiko

Warna Rencana Mitigasi Resiko Penanggung Jawab

Perspektif Konsumen

1. Terwujudnya a. Lambatnya pelayanan Sedang Medium Tinggi Kuning Digitalisasi Pelayanan terhadap Pengambilan sampel dan

Kepuasan stakeholder (pengambilan sampel, hasil, pendaftaran dan pengambilan Hasil (Kabid Pelayanan)

hasil, dan pendaftaran) Sampel Serta pendaftaran (Kabag Keuangan dan Adum

b. Kurang ramahnya Sedang Mayor Ekstrim Merah Pelatihan petugas dan evaluasi Kabid Pelayanan petugas pelayanan beban kerja

c. Keterbatasan sarana Sedang Medium Tinggi Kuning Menyediakan sarana penunjang Kabag Keuangan dan Adum penunjang (gedung, ruang tunggu dan lahan

d. Kurangnya Kecil Medium Moderat Digitalisasi informasi Kabag Keuangan dan Adum ketersediaan inf. yang dibutuhkan stakeholder

e. Penanganan komplain Kecil Medium Moderat Sosialisasi, Monitoring dan evaluasi Kabid Pemantapan Mutu dan yang tidak sesuai Bimtek harapan stakeholder

Perspektif proses Bisnis Internal

1. Terwujudnya f. Kurangnya kepuasan Kecil Medium Moderat Peningkatan kualitas layanan Kabid Pelayanan

Peningkatan terhadap layanan

kerjasama dgn g.Kurangnya promosi Kecil Medium Moderat Peningkatan promosi dan digitalisasi Kabag Keuangan dan Adum

instansi yang dilakukan

Pemerintah/ h.Banyaknya competitor Sedang Medium Tinggi Kuning Peningkatan kualitas layanan dan - Kabag Keuangan dan Adum

Swasta Kerjasama - serta Kabid Pelayanan

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

43

i. Kurangnya fleksibilitas Sedang Minor Moderat Peningkatan kualitas layanan Kabag Keuangan dan Adum

tarif pemeriksaan

layanan

2. Terwujudnya j. Biaya penyelenggaraan Kecil Minor Rendah Advokasi pentingnya PME dan Kabid Pemantapan Mutu dan

Peningkatan PME yang meningkat informasi harga Bimtek

penyelenggaraan k.Tidak tersedianya Besar Mayor Ekstrim Merah Advokasi penganggaran Kabid Pemantapan Mutu dan

PNPME anggaran PME dari pembiayaan PME dari APBN Bimtek peserta l. Kurangnya informasi Kecil Medium Moderat Peningkatan promosi tentang PME Kabid Pemantapan Mutu dan Pada peserta baik melalui marketing maupun Bimtek program bimtek m.Keterbatasan sarana IT Sedang Medium Tinggi Kuning Peningkatan kapasitas apikasi PME Kabag Keuangan dan Adum

3. Terwujudnya n. Tidak seluruh Sedang Medium Tinggi Kuning Penambahan parameter Kabid Pelayanan

Peningkatan Parameter pemeriksaan pemeriksaan baru

pelayanan lab. yang diminta pelanggan

klinik dan uji tersedia

Kesehatan o. ketidaktersediaan Kecil Mayor Tinggi Kuning Perbaikan prosedur alur permintaan Kabag Keuangan dan Adum reagent pada saat reagent serta digitalisasi sistem permintaan pemeriksaan permintaan barang persedia (BHAP) p. Keterbatasan SDM dan Kecil Medium Moderat Usulan pemenuhan kebutuhan SDM Kabag Keuangan dan Adum sarana yang ada dan sarana yang ada q. Sistem informasi lab. Besar Medium Tinggi Kuning Peningkatan dan pengembangan Kabag Keuangan dan Adum belum terintegrasi sistem informasi digitalisasi dengan baik

4. Terwujudnya r. Beberapa Alat Kecil Mayor Tinggi Kuning Usulan Pemenuhan Alat yang Kabag Keuangan dan Adum

Pelayanan lab. pemeriksaan lab bersifat bottom up

Page 44: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

44

Kesmas belum tersedia s. Tidak seluruh Kecil Minor Rendah Penambahan parameter Kabid Pelayanan parameter pemeriksaan pemeriksaan baru yang diminta pelanggan tersedia t. Kurangnya informasi Kecil Medium Moderat Penambahan media informasi, Kabag Keuangan dan Adum

pemeriksaan labkesmas brosur serta keg. promosi lainnya serta Kabid Pelayanan

5. Terwujudnya u.Kenaikan harga kalibrasi Sedang Minor Moderat Penyesuaian penganggaran Kabag Keuangan dan Adum

Peningkatan alat

standar mutu v.Belum seluruh Kecil Medium Moderat Perencanaan dan pelaksanaan yang Kabid Pemantapan Mutu dan

Pelayanan parameter pemeriksaan tepat waktu Bimtek

terakreditasi

6. Terwujudnya w.Kurangnya informasi Sedang Medium Tinggi Kuning Update pengetahuan berkelanjutan Kabid Pelayanan

penambahan terhdp perkembangan melalui workshop, seminar,

Parameter pemeriksaan baru langganan jurnal

pemeriksaan x.Kurangnya sarana dan Sedang Medium Tinggi Kuning Usulan pemenuhan kebutuhan Kabag Keuangan dan Adum

Baru prasarana yang ada sarpras yang bersifat bottom up y.SDM yang kurang Kecil Medium Moderat Program pelatihan berdasarkan TNA Kabid Pemantapan Mutu dan kompeten dalam Bimtek mengupdate

pemeriksaan baru

7. Tersedianya z.Keterbatasaan anggaran Besar Mayor Ekstrim Merah Mengalokasikan anggaran sesuai Kabag Keuangan dan Adum

anggaran untuk pelaksanaan bimtek dengan kebutuhan bimtek,

Pelaksanaan Meningkatkan webinar dan bimtek

bimtek di wilayah Online

binaan dengan

Page 45: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

45

Optimal

8. Terwujudnya aa.Lamanya waktu Sedang Medium Tinggi Kuning

Penambahan persiapan untuk

parameter yang pengajuan

Terakreditasi penambahan parameter terakreditasi

ab.Ketidaksediaan bahan Besar Mayor Ekstrim Merah kontrol pemeriksaan

ac.Ketidaksediaan Sedang Medium Tinggi Kuning referensi yang terkini

Perspektif Proses pengembangan personil dan Organisasi

1. Terwujudnya ad.Keterlambatan dalam Sedang Mayor Ekstrim Merah

Kesehatan merealisasikan

Keuangan anggaran

2. Terwujudnya ae.Kurangnya Kecil Medium Moderat

seluruh SDM perencanaan

yang kompeten pengembangan dan peningkatan kualitas

SDM

3. Terwujudnya af.Ketidaktepatan Sedang Mayor Ekstrim Merah

sistem digitalisasi pemilihan penyedia

Informasi lab. jasa IT

yang terintegrasi

dengan baik (IT) ag.Keterbatasan tenaga Sedang Medium Tinggi Kuning

IT

Page 46: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

46

Page 47: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

47

BAB III

ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS

3.1 Rumusan Pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai

VISI

Menjadi Laboratorium Kesehatan yang Unggul dan Terpercaya

Tahun 2024

MISI

1. Melakukan pelayanan laboratorium kesehatan masyarakat

2. Melakukan pelayanan laboratorium klinik

3. Melakukan pelayanan laboratorium rujukan

4. Melakukan pembinaan terhadap laboratorium kesehatan dan

laboratorium faskes diwilayah regional.

5. Menyelenggarakan uji profisiensi dan layanan uji kesehatan

6. Meningkatkan kualitas dan integritas sumber daya internal dan

eksternal

7. Melaksanakan pemantauan, analisis dan evaluasi pemantapan mutu

laboratorium kesehatan

TATA NILAI

1. Kejujuran yaitu senantiasa menjunjung tinggi kejujuran, berani

menyatakan kebenaran dan kesalahan berdasarkan data dan fakta

dengan cara yang bertanggung jawab dan sesuai dengan etika.

2. Kedisiplinan yaitu melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab dan

wewenang, senantiasa berusaha menegakkan disiplin terhadap diri

sendiri dan lingkungan sekitarnya.

3. Kebersamaan yaitu menyadari kerjasama tim adalah dasar dalam

melaksanakan dan menyelesaikan tugas, melalui kebersamaan akan

dicapai kesuksesan dan keadilan.

4. Keterbukaan yaitu terbuka dalam mengemukakan dan menerima

pendapat serta berbagai informasi, saling menghargai dan

menghormati pendapat dan informasi yang berdasarkan atas fakta

Page 48: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

48

dan kebenaran.

5. Profesionalisme yaitu menerapkan ilmu dan keterampilan sesuai

standar profesi dan memelihara keamanan dan kenyamanan pasien

dalam memberikan pelayanan kesehatan, senantiasa memberi

pelayanan yang menjamin mutu dan kepuasan pelanggan.

3.2 Arah dan Kebijakan Stakeholders Inti

Tabel 20. Analisis stakeholders inti

No Komponen

Stakeholders Inti Harapan

Kekhawatiran

1 Ditjen Pelayanan Kesehatan

Dukungan yang optimal terhadap program/kebijakan Pusat

Program /kebijakan berjalan kurang optimal

2 Pemerintah Daerah (Binaan Regional)

Program Pembinaan teknis dapat berjalan sesuai kebutuhan yang diminta untuk peningkatan kemampuan tenaga teknis Lab.

Program pembinaan terlaksana namun tidak sesuai dengan kebutuhan yang diminta.

3 Karyawan BBLK Palembang

- Peningkatan kesejahteraan - tingginya kepuasan kerja - Peningkatan kompetensi

- Turunnya kesejahteraan - rendahnya kepuasaan kerja - Tidak adanya peningkatan

kompetensi

4 Pelanggan Eksternal

- Pelayanan yang excellent - hasil yang terpercaya - Tarif yang murah - Kemudahan dalam

mendapatkan pelayanan

- Pelayanan yang buruk - hasil yang tidak akurat - tarif yang mahal - Sulitnya mendapatkan Pelayanan

5 Suplier/Penyedia Barang-Jasa

- Kemudahan dalam transaksi - Transparansi dalam

transaksi - Keterbukaan informasi pengadaan yang bersifat langsung

- Rumitnya birokrasi, lambatnya pembayaran

- Tertutupnya informasi - Tertutupnya informasi

pengadaan yang bersifat langsung

Page 49: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

49

3.3 Rancangan Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC)

Page 50: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

50

3.4 Indikator Kinerja Utama

a) Matriks IKU

Dalam matriks IKU dapat dijelaskan indikator kinerja utama (IKU) yang dituju

setiap sasaran strategis. IKU tersebut menunjukkan perwujudan suata sasaran

strategis. Sebauah sasaran strategis bisa mempunyai lebih dari satu jenis IKU.

Selanjutnya IKU dan targetnya tersebut dapat digunakan untuk mengukur status

kemajuan pencapaian sasaran strategis, baik dari segi masukan (input), proses,

keluaran (output), dan hasil (outcome) dari suatu sasaranm strategis.

Untuk setiap Iku yang teridentifikasi ditentukan besar bobotnya, dimana bobot Iku

menyatakan tingkat lepentingan IKU tersebut terhadap pencapaian Visi Balai

Besar Laboratorium Kesehatan Palembang dan total penjumlahan bobot semua

Iku bernilai 100%. Selanjutnya target IKU ditentukan untuk setap tahun periode

Rencana Strategis Bisnis bagi setiao sasaran strategis.

Matriks IKU dalam Rencana Strategis Bisnis 2020 – 2024 Balai Besar

Laboratorium Kesehatan Palembang, disajikan dalam tabel di bawah ini.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

51

Tabel 21. Matriks IKU Rencana Strategis Bisnis Tahun 2020 – 2024

Sasaran Strategis IKU Bobot Satuan Target IKU (per tahun)

2020 2021 2022 2023 2024

Perspektif Konsumen

1. Terwujudnya kepuasan - Tingkat kepuasan stakeholder 4% Nominal IKM 73 74 75 76 77

Stakeholder pertahun

(Kepuasan Pelanggan) - Persentase keluhan pelanggan 4% Persentase 100 100 100 100 100

yang ditindak lanjuti

Perspektif Proses Bisnis Internal

1. Terwujudnya peningkatan - Prosentase akuisisi pelanggan 3% Persentase 20 20 25 25 30

kerjasama dengan instansi baru

pemerintah/swasta - Prosentase retensi pelanggan 3% Persentase 70 75 75 80 80

2. Terwujudnya peningkatan - Tingkat kepesertaan 3% Persentase 100 100 100 100 100

penyelenggaraan PNPME Penyelenggaraan PME

3. Terwujudnya peningkatan - Persentase capaian parameter 3% Persentase 105 105 105 105 105

pelayanan laboratorium Pemeriksaan

klinik dan uji kesehatan

4. Terwujudnya peningkatan - Persentase capaian parameter 3% Persentase 105 105 105 105 105

pelayanan laboratorium Pemeriksaan

Kesehatan masyarakat

Page 52: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

52

Sasaran Strategis IKU Bobot Satuan Target IKU (per tahun)

2020 2021 2022 2023 2024

5. Terwujudnya peningkatan - Waktu tunggu pelayanan 3% Menit 6 5,5 5 4 3,5

standar mutu pelayanan - Waktu layanan pemeriksaan 3% Hari 5 5 5 5 5

mikrobiologi

- Waktu layanan pemeriksaan 3% Menit 150 145 140 135 130

patologi klinik

- Waktu layanan pemeriksaan 3% Menit 138 135 132 129 126

Imunologi

- Waktu layanan pemeriksaan 3% Hari 5 5 4 4 3

kimia kesehatan

- Waktu layanan pemeriksaan uji 3% Hari 3 3 3 3 3

kesehatan

- Waktu layanan pembuatan 3% Hari 3 3 3 3 3

media reagensia

- Cakupan kegiatan pemantapan 5% Persentase 100 100 100 100 100

mutu internal

- Angka kegagalan pengambilan 4% Persentase 0,4 0,3 0,2 0,1 0

sampel uji

- Angka pengulangan 4% Persentase 0,01 0,01 0,01 0 0 pemeriksaan laboratorium

- Kecepatan pendistribusian 4% Menit 12 11 10 9 8 sampel

- Angka kejadian kecelakaan 6% Persentase 0 0 0 0 0 dilaboratorium

Page 53: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

53

Sasaran Strategis IKU Bobot Satuan Target IKU (per tahun)

2020 2021 2022 2023 2024

- Kelengkapan Identitas 3% Persentase 75 77 80 82 85 pasien/sampel

- Kepatuhan Identifikasi 3% Persentase 80 80 80 80 80 pasien/sampel

- Kepatuhan pelaporan nilai kritis 3% Persentase 80 80 80 80 80

- Persentase jenis parameter 3% Persentase 90 90 90 90 90 pemeriksaan yang mengikuti

PME

6. Terwujudnya penambahan - Penambahan parameter 3% Parameter 12 13 14 15 16

parameter pemeriksaan baru pemeriksaan baru pada lab

7. Terwujudnya anggaran untuk - Prosentase ketersediaan 3% Persentase 0,8 1 1,15 1,3 1,5

pelaksanaan Bimtek di wilayah anggaran pelaksanaan Bimtek

Binaan dengan optimal di wilayah binaan

8. Terwujudnya penambahan - Pertumbuhan pemeriksaan 3% Nominal Indeks 1,15 1,15 1,15 1,15 1,15

Parameter yang terakreditasi yang terakreditasi pada lab

klinik dan uji kesehatan

- Pertumbuhan pemeriksaan 3% Nominal Indeks 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 yang terakreditasi pada lab

Kesmas

Sasaran Strategis IKU Bobot Satuan Target IKU (per tahun)

Page 54: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

54

2020 2021 2022 2023 2024

Perspektif Proses Pengembangan

Personil dan Organisasi

1. Terwujudnya kesehatan - Rasio Pendapatan PNBP 3% Persentase 40 45 45 50 50

keuangan terhadap Biaya Operasional (PB)

2. Terwujudnya SDM yang - Persentase SDM yang memiliki 3% Prosentase 92 94 96 98 100

kompeten kompetensi yang sesuai/tingkat

penilaian proper

3. Terwujudnya sistem - Jumlah modul SILK yang 3% Modul 3 4 4 5 5

digitalisasi informasi lab. Diimplementasikan pertahun

yang terintegrasi dengan baik (level IT yang terintegrasi)

(IT)

100%

Page 55: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

55

b) Kamus IKU

KPI-1 : Tingkat Kepuasan Stakeholder Pertahun

Perspektif Customer

Sasaran Strategis Terwujudnya kepuasan stakeholder

Judul IKT Tingkat Kepuasan Stakeholder Pertahun

Definisi Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh BBLK. Kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan survey kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan pelanggan berdasarkan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM). Pengukuran SKM dilaksanakan di lokasi layanan sesuai dengan metode dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pedoman survei kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik (Permenpan No. 16 tahun 2014).cat.14 tahun 2017 Sasaran : pasien perorangan yang pernah berkunjung minimal 1 kali atau telah mendapatkan pelayanan.

Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pelanggan

Frekuensi Pengumpulan Data

Semesteran

Formula Hasil Penilaian SKM x bobot Skala Maksimal Nilai SKM

Terdapat 9 unsur minimal yang harus ada dalam penilaian survei kepuasan masyarakat (SKM) : 1. Persyaratan 2. Prosedur 3. Waktu Pelayanan 4. Biaya/Tarif 5. Produk spesifikasi jenis pelayanan 6. Kompetensi pelaksana 7. Perilaku pelaksana 8. Maklumat pelayanan 9. Penanganan pengaduan, saran dan masukan

Bobot IKU 4

Sumber Data Formulir Kepuasan Masyarakat.

Kriteria Penilaian Skor yang dihasilkan adalah sesuai dengan hasil perhitungan dalam rumus. Dengan maksimal skor 4

Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan Mutu dan Bimbingan Teknis.

Periode Pelaporan Semesteran

Target

2020 2021 2022 2023 2024 73 74 75 76 77

Cat: Target 77 minimal

Page 56: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

56

KPI-2 : Persentase Komplain Pelanggan yang ditindaklanjuti (Kecepatan Respon Terhadap Komplain)

Perspektif Customer

Sasaran Strategis Terwujudnya kepuasan pelanggan

Judul Indikator Komplain Yang ditindaklanjuti

Definisi Mutu Efektivitas dan Mutu Pelayanan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan di semua unit yang mampu memberikan kepuasan pelanggan

Definisi Operasional

Kecepatan respon terhadap komplain adalah kecepatan BBLK dalam menanggapi komplain baik tertulis, lisan atau melalui mass media yang sudah diidentifikasi tingkat risiko dan dampak risiko dengan penetapan grading/ dampak risiko berupa ekstrim (merah),Tinggi (kuning), Rendah (hijau), dan dibuktikan dengan data, dan tindak lanjut atas respon time komplain tersebut sesuai dengan kategorisasi/grading/dampak risiko.

Catatan :

Untuk penetapan grading digunakan modifikasi matrix grading resiko disesuaikan kondisi masing masing BBLK

• Merah cenderung berhubungan dengan pengaduan polisi, pengadilan, kematian, mengancam sistem/kelangsungan organisasi, potensi kerugian material,dll (ketukar sampel, sampel hilang, kurang entri parameter, salah entri hasil pemeriksaan, salah penulisan nama di film rontgen, salah hasil pemeriksaan, dll)

• Kuning cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi kerugian immaterial, dll (salah pemberian hasil, kelalaian yang mengakibatkan sampel rusak salah entri parameter,dll)

• Hijau tidak menimbulkan kerugian berarti baik material

maupun immaterial (kesalahan administratif)

Metode penilaian: 1. Melihat data rekapitulasi komplain yang

dikategorikan merah, kuning, hijau 2. Melihat data tindak lanjut komplain setiap

kategori yang dilakukan dalam kurun waktu sesuai standar

3. Membuat persentase jumlah komplain yang ditindaklanjuti terhadap seluruh komplain disetiap kategori

a. Komplain kategori merah ditanggapi dan di tindak

lanjuti maksimal 1 x 24 jam

b. Komplain kategori kuning ditanggapi dan di tindak

lanjuti maksimal 3 hari

Page 57: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

57

c. Komplain kategori hijau ditanggapi dan di tindak

lanjuti maksimal 7 hari

Masing masing kategori komplain dilakukan penilaian berapa persen yang penanganan komplainnya sesuai standar. Misalnya :

• kategori merah = a%

• kategori kuning = b%

• kategori hijau = c%

Batasan komplain maksimal terhadap kejadian 2 bulan sebelumnya

Komplain Kategori Merah Yang Ditindaklanjuti

(Jam) Skor

KKM < 24 100

24 < KKM ≤ 36 75

36 < KKM ≤ 72 50

72 < KKM ≤ 96 25

KKM ≥ 96 0

Komplain Kategori Kuning Yang Ditindaklanjuti

(Hari) Skor

KKK < 3 100

3 < KKK ≤ 4 75

4 < KKK ≤ 5 50

5 < KKK ≤ 6 25

KKK ≥ 6 0

Komplain Kategori Hijau Yang Ditindaklanjuti

(Hari) Skor

KKH < 7 100

7 < KKH ≤ 8 75

8 < KKH ≤ 9 50

9 < KKH ≤ 10 25

KKH ≥ 10 0

Frekuensi pengumpulan data

Bulanan

Formula Nilai KKM + Nilai KKK + Nilai KKH

3

Page 58: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

58

Jumlah seluruh komplain (kategori merah,kuning,hijau) yang ditanggapi dan ditindaklanjuti sesuai masing-masing standar waktu dibagi dengan Jumlah seluruh komplain (merah,kuning,hijau)

Bobot 4

Sumber Data Laporan Komplain

Standar > 75 %

Metode Penilaian Komplain yang ditindaklanjuti (%) Skor

(KYD)

KYD > 75 4.0

50 < KYD ≤ 75 2.6

25 < KYD ≤ 50 1.3

KYD ≤ 25 0

PIC Kabid Pemantapan Mutu dan Bimtek

Target

2020 2021 2022 2023 2024

100 100 100 100 100

Page 59: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

59

KPI-3: Prosentase Akuisisi Pelanggan Baru

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Kerjasama dengan Instansi Pemerintah/Swasta

Judul IKT Prosentase Akuisisi Pelanggan Baru

Definisi Presentasi jumlah pelanggan baru yang menjalin kerjasama dengan BBLK Palembang

Tujuan Terselenggaranya penambahan kerjasama

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Pelanggan baru per total pelanggan dalam 1 tahun

Bobot IKU 3

Sumber Data MOU

Kriteria Penilaian

Prosentase Akuisisi Pelanggan Baru (%)

Skor

3

2

1

0

Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Adum

Periode Pelaporan Bulanan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

20 20 25 25 30

Page 60: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

60

KPI-4 : Prosentase Retensi Pelanggan

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Kerjasama dengan Instansi Pemerintah/Swasta

Judul IKT Prosentase Retensi Pelanggan

Definisi

Tujuan

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Jumlah pelanggan lama yang masih melakukan pemeriksaan dibanding jumlah pelanggan periode yang lalu

Bobot IKU 3

Sumber Data MOU dan Data SILK

Kriteria Penilaian

Prosentase Retensi Pelanggan Skor

3 2 1 0

Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

Page 61: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

61

KPI-5 : Tingkat Kepesertaan Penyelenggaraan PME

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya peningkatan penyelenggaraan PNPME

Judul IKT Tingkat Kepesertaan Penyelenggaraan PME

Definisi Tingkat kepesertaan penyelenggaraan PME adalah jumlah peserta tahun berjalan dikurang jumlah peserta tahun lalu dibagi jumlah peserta tahun lalu yang mengikuti PME

Tujuan Tujuan indikator adalah untuk melihat berapa banyak peserta PME yang mengikuti kegiatan PME

Frekuensi Pengumpulan Data

Semester

Formula Jumlah Peserta Tahun Berjalan – Jumlah peserta tahun lalu x 100% Jumlah peserta tahun lalu yang mengikuti PME

Bobot IKU 3

Sumber Data Data laporan PME

Kriteria Penilaian

Tingkat Kepesertaan Penyelenggaraan PME

(TKPP) (%) SKOR

TKPP ≥ 75 3.00

60 ≤ TKPP < 75 2.25

45 ≤ TKPP< 60 1.50

30 ≤ TKPP < 45 0.75

TKPP < 30 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan Mutu dan Bimbingan Teknis

Periode Pelaporan Semesteran

Target

2020 2021 2022 2023 2024 100 100 100 100 100

Page 62: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

62

KPI-6 : Persentase Capaian Parameter Pemeriksaan pada Laboratorium

Klinik dan Uji Kesehatan

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya peningkatan pelayanan lab. Klinik dan Uji Kesehatan

Judul IKU Persentase Capaian Parameter Pemeriksaan pada Laboratorium Klinik dan Uji Kesehatan

Definisi Persentase peningkatan capaian parameter pemeriksaan lab klinik dan uji kesehatan

Tujuan untuk mengetahui perubahan tingkat capaian parameter pemeriksaan lab klinik dan uji kesehatan

Frekuensi Pengumpulan Data

Tahunan

Formula Jumlah parameter pemeriksaan tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah parameter pemeriksaan tahun sebelumnya pada seksi laboratorium klinik dan uji kesehatan x 100%

Bobot IKU 3

Sumber Data laporan pemeriksaan instalasi di seksi laboratorium klinik dan uji kesehatan.

Kriteria Penilaian

Persentase Capaian Parameter Pemeriksaan pada Laboratorium Klinik dan Uji

Kesehatan

SKOR

> 105 3.00

100 - 105 2.25

95 – 99 1.50

90 – 94 0.75

< 89 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan Tahunan

Target

2020 2021 2022 2023 2024 105 105 105 105 105

Page 63: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

63

KPI-7 : Persentase Capaian Parameter Pemeriksaan pada Laboratorium

Kesehatan Masyarakat

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Judul IKT Persentase Capaian Parameter Pemeriksaan pada Laboratorium Kesehatan Masyarakat

Definisi Persentase peningkatan capaian parameter pemeriksaan lab kesmas

Tujuan untuk mengetahui perubahan tingkat capaian parameter pemeriksaan lab klinik dan uji kesehatan

Frekuensi Pengumpulan Data

Tahunan

Formula Jumlah parameter pemeriksaan tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah parameter pemeriksaan tahun sebelumnya pada seksi labkesmas x 100%

Bobot IKU 3

Sumber Data laporan pemeriksaan instalasi di seksi labkesmas

Kriteria Penilaian

Prosentase Capaian Parameter Pemeriksaan pada

Laboratorium Kesehatan Masyarakat

SKOR

> 105 3.00

100 - 105 2.25

95 – 99 1.50

90 – 94 0.75

< 89 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan Tahunan

Target 2020 2021 2022 2023 2024

105 105 105 105 105

Page 64: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

64

KPI-8 : Waktu Tunggu Pelayanan

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu tunggu pelayanan

Judul IKT Waktu Tunggu Pelayanan

Definisi Waktu Tunggu Pelayanan (WTP) adalah rata-rata waktu tunggu pasien sejak selesai mendaftar sampai mendapatkan pelayanan dibagian sampling Ekslusi : pasien MCU tanpa Lab

Tujuan Tujuan Indikator adalah terselenggaranya pelayanan laboratorium pada hari kerja yang mudah dan cepat di akses oleh pelanggan.

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Jumlah kumulatif waktu tunggu pelanggan sampai mendapatkan pelayanan dibagian sampling Dibagi Jumlah seluruh pelanggan yang mendapat pelayanan (dalam menit)

Bobot IKU 3

Sumber Data SILK

Kriteria Penilaian

Waktu Tunggu Pelayanan (Menit) (WTP)

SKOR

WTP < 15 3.00

15 ≤ WTP < 30 2.25

30 ≤ WTP < 45 1.50

45 ≤ WTP < 60 0.75

WTP ≥ 60 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan Bulanan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

6 5,5 5 4 3,5

Page 65: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

65

KPI-9 : Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Mikrobiologi

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu pemeriksaan mikrobiologi

Judul IKT Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Mikrobiologi

Definisi Waktu layanan Pemeriksaan Mikrobiologi adalah rata-rata waktu layanan pemeriksaan mikrobiologi mulai dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan Ekslusi : pemeriksaan kultur & resistensi TB, kultur jamur, preparat

Tujuan Tujuan Indikator adalah tergambarnya kecepatan bidang pemeriksaan mikrobiologi

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Jumlah kumulatif hari pemeriksaan dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan dibagi Jumlah seluruh pemeriksaan mikrobiologi Note : jumlah seluruh pemeriksaan adalah jumlah seluruh sampel

Bobot IKU 3

Sumber Data Kartu Kendali dan buku penyerahan hasil

Kriteria Penilaian

Waktu layanan pemeriksaan Mikrobiologi (hari)

(WLB) SKOR

WLB < 7 3.00

7 ≤ WLB < 9 2.25

9 ≤ WLB < 11 1.50

11 ≤ WLB < 13 0.75

WLB ≥ 13 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan

Bulanan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

5 5 5 5 5

Page 66: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

66

KPI-10 : Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Patologi Klinik

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu pemeriksaan patologi klinik

Judul IKT Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Patologi Klinik

Definisi Waktu layanan Pemeriksaan Patologi Klinik adalah rata-rata waktu layanan pemeriksaan saat mulai sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan. Ekslusi : sampel yang diterima di instalasi diatas pukul 17.00 wib, sampel hari sabtu, pemeriksaan elektroforesis & GDT, LE.

Tujuan Tergambarnya kecepatan bidang pemeriksaan Patologi klinik.

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Jumlah kumulatif waktu (menit) pemeriksaan dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan dibagi Jumlah seluruh pemeriksaan patologi klinik

Bobot IKU 3

Sumber Data Kartu Kendali dan buku penyerahan hasil

Kriteria Penilaian

Waktu layanan pemeriksaan Patologi Klinik

(WLP) SKOR

WLP < 180 3.00

180 ≤ WLP < 210 2.25

210 ≤ WLP < 240 1.50

240 ≤ WLP < 270 0.75

WLB ≥ 270 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan

Bulanan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

150 145 140 135 130

Page 67: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

67

KPI-11 : Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Immunologi

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu pemeriksaan imunologi

Judul IKT Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan Immunologi

Definisi Waktu layanan Pemeriksaan Imunologi adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan mulai dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan imunologi. Ekslusi : sampel yang diterima di instalasi diatas pukul 17.00 wib, pemeriksaan PCR & Flowcytometri, pemeriksaan konfirmasi, pemeriksaan metode Elisa

Tujuan Tujuan Indikator adalah Tergambarnya kecepatan pemeriksaan bidang Imunologi

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Jumlah kumulatif waktu (menit) pemeriksaan dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan dibagi Jumlah seluruh pemeriksaan imunologi

Bobot IKU 3

Sumber Data SILK

Kriteria Penilaian

Waktu layanan pemeriksaan Immunologi (WLI) (Jam)

SKOR

WLI < 180 3.00

180 ≤ WLI < 210 2.25

210 ≤ WLI < 240 1.50

240 ≤ WLI < 270 0.75

WLI ≥ 270 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan

Bulanan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

138 135 132 129 126

Page 68: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

68

KPI-12 : Waktu Layanan Pemeriksaan Bidang Kimia Kesehatan

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu pemeriksaan kimia kesehatan

Judul IKT Waktu Layanan Pemeriksaan Bidang Kimia Kesehatan

Definisi Waktu layanan Pemeriksaan Kimia Kesehatan adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan mulai dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan. Ekslusi : pemeriksaan konfirmasi, pemeriksaan pestisida

Tujuan Tujuan Indikator adalah tergambarnya kecepatan pemeriksaan bidang Kimia Kesehatan

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Jumlah kumulatif hari pemeriksaan dari sampel diterima sampai keluar hasil pemeriksaan dibagi Jumlah seluruh pemeriksaan bidang kimia kesehatan

Bobot IKU 3

Sumber Data Kartu Kendali dan buku penyerahan hasil

Kriteria Penilaian

Waktu layanan pemeriksaan Kimia Kesehatan(hari)

(WLK) SKOR

WLK < 7 3.00

7 ≤ WLK < 9 2.25

9 ≤ WLK < 11 1.50

11 ≤ WLK < 13 0.75

WLK ≥ 13 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan

Bulanan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

5 5 4 4 3

Page 69: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

69

KPI-13 : Waktu Layanan Pemeriksaan Uji Kesehatan

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan

Judul IKT Waktu Layanan Pemeriksaan Uji Kesehatan

Definisi Waktu layanan Pemeriksaan uji kesehatan adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan uji kesehatan mulai dari pedaftaran sampai keluar hasil pemeriksaan uji kesehatan.

Tujuan Tujuan Indikator adalah Tergambarnya kecepatan pemeriksaan Uji Kesehatan

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Rata-rata waktu penyelesaian pelayanan pemeriksaan Uji Kesehatan

Bobot IKU 3

Sumber Data Kartu Kendali dan buku penyerahan hasil

Kriteria Penilaian

Waktu layanan pemeriksaan uji kesehatan (hari)

(WLUK) SKOR

WLUK < 4 3.00

4 ≤ WLUK < 6 2.25

6 ≤ WLUK < 8 1.50

8 ≤ WLUK < 10 0.75

WLUK ≥ 10 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan Bulanan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

3 3 3 3 3

Page 70: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

70

KPI-14 : Waktu Layanan Pembuatan Media Reagensia

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan

Judul IKT Waktu Layanan Pembuatan Media Reagensia

Definisi Waktu layanan Pembuatan media dan reagensia adalah saat mulai permintaan pembuatan sampai media reagensia siap digunakan hasil pembuatan selesai Ekslusi : ketidaksediaan bahan baku (contoh : telur bebek)

Tujuan Tujuan Indikator adalah Tergambarnya kecepatan layanan pembuatan media dan reagensia.

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Jumlah kumulatif hari pembuatan media dan reagensia dari mulai permintaan diterima sampai media-reagensia selesai dibagi jumlah seluruh permintaan pembuatan media-reagensia

Bobot IKU 3

Sumber Data Form permintaan

Kriteria Penilaian

Waktu layanan bidang pembuatan Media dan

Reagensia (WLM)

SKOR

WLM ≤ 3 3.00

4 ≤ WLM < 5 2.25

5 ≤ WLM < 6 1.50

6 ≤ WLM < 7 0.75

WLM ≥ 7 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan Bulanan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

3 3 3 3 3

Page 71: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

71

KPI-15 : Cakupan Kegiatan Pemantapan Mutu Internal

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan

Judul IKT Cakupan Kegiatan Pemantapan Mutu Internal

Definisi Hasil kegiatan pemantapan mutu internal dihitung berdasarkan parameter pemeriksaan yang dilakukan pemantapan mutu internal (proses analitik) dibandingkan dengan jumlah parameter pemeriksaan keseluruhan. Ekslusi : pemeriksaan fisik, pemeriksaan organoleptis

Tujuan Tujuan indikator adalah menjamin mutu pemeriksaan laboratorium.

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Jumlah Parameter pemeriksaan lab. yang dilakukan PMI x 100% Jumlah total parameter yang dilakukan pemeriksaan

Bobot IKU 5

Sumber Data Laporan Bulanan PMI instalasi

Kriteria Penilaian

Hasil Kegiatan Pemantapan Mutu Internal

(KPI) (%) SKOR

KPI ≥ 90 6.00

80 ≤ KPI < 90 4.50

70 ≤ KPI < 80 3.00

60 ≤ KPI < 70 1.50

KPI < 60 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan Mutu dan Bimbingan Teknis

Periode Pelaporan Bulanan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

100 100 100 100 100

Page 72: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

72

KPI-16 : Angka Kegagalan Pengambilan Sampel Uji

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan

Judul IKT Angka Kegagalan Pengambilan Sampel Uji

Definisi Kegagalan pengambilan sampel uji (KS) adalah banyaknya kegagalan dalam pengambilan sampel uji klinis dan kesehatan masyarakat pada suatu periode waktu. Sampel adalah bahan dari tubuh manusia (darah, urine, pus, swab, reitz serum,dll), air, makanan, minuman, swab alat dan udara. Ekslusi : rontgen, pap smear, pengambilan dahak, pengambilan sperma, pasien tidak kooperatif, pasien anak (<12 tahun).

Tujuan Tujuan indikator adalah terjaminnya mutu dan keberhasilan pengambilan sampel uji.

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Jumlah kegagalan pengambilan sampel uji X 100% Jumlah pengambilan sampel uji

Bobot IKU 4

Sumber Data laporan kegagalan pengambilan sampel di PPC dan laporan jumlah pengambilan sampel.

Kriteria Penilaian

Angka kegagalan pengambilan sampel uji (%)

(AKS) SKOR

AKS < 5 6.00

5 ≤ AKS < 8 4.50

8 ≤ AKS < 11 3.00

11 ≤ AKS < 14 1.50

AKS ≥ 14 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan Bulanan

Target

2020 2021 2022 2023 2024 0,4 0,3 0,2 0,1 0

Page 73: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

73

KPI-17 : Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan

Judul IKT Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium

Definisi Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium (APL) adalah jumlah rata-rata pengulangan pemeriksaan yang dilakukan diluar prosedur tetap (tidak termasuk duplo) selama 1 bulan Ekslusi : selain PMI, pemeriksaan BTA 3 kali

Tujuan Tujuan indikator adalah terjaminnya efisiensi pemeriksaan laboratorium.

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Jumlah pemeriksaan laboratorium yang diulang Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium

Bobot IKU 4

Sumber Data laporan pengulangan pemeriksaan

Kriteria Penilaian

Angka Pengulangan Pemeriksaan Laboratorium

(APL) SKOR

APL < 5 6.00

5 ≤ APL < 10 4.50

10 ≤ APL < 15 3.00

15 ≤ APL < 20 1.50

AKS ≥ 20 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan Bulanan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

0,01 0,01 0,01 0 0

Page 74: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

74

KPI-18 : Kecepatan Pendistribusian Sampel

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan

Judul IKT Kecepatan Pendistribusian Sampel

Definisi Kecepatan pendistribusian sampel adalah waktu yang dibutuhkan dalam pendistribusian sampel sejak selesai diambil atau diterima di BBLK sampai diserahkan ke instalasi pemeriksa. Ekslusi : distribusi sampel ke lab TB.

Tujuan Tujuan indikator adalah terwujudnya kecepatan pendistribusian sampel sesuai prosedur

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Jumlah kumulatif waktu pendistribusian sampel sejak selesai diambil sampai diserahkan ke instalasi pemeriksa dibagi Jumlah sampel

Bobot IKU 4

Sumber Data SILK

Kriteria Penilaian

Kecepatan Pendistribusian Sampel

(KPS) (Menit) SKOR

KPS ≤ 15 5.00

16 ≤ KPS < 20 3.75

20 ≤ KPS < 25 2.50

25 ≤ KPS < 30 1.25

KPS ≥ 30 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan Bulanan

Target 2020 2021 2022 2023 2024

12 11 10 9 8

Page 75: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

75

KPI-19 : Angka Kejadian Kecelakaan Kerja pada petugas di Laboratorium

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya keselamatan kerja

Judul IKT Angka Kejadian Kecelakaan Kerja pada petugas di Laboratorium

Definisi Angka kejadian kecelakaan kerja pada petugas di laboratorium adalah banyaknya jumlah kecelakaan kerja di lab selama 1 bulan. Yang dimaksud kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang mengakibatkan hilangnya jam kerja (membutuhkan pertolongan / pengobatan).

Tujuan Tujuan indikator adalah untuk melihat tingkat keselamatan kerja di laboratorium.

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Jumlah kecelakaan kerja per bulan Hari kerja per bulan

Bobot IKU 6

Sumber Data laporan kecelakaan kerja perbulan.

Kriteria Penilaian

Angka Kecelakaan Kerja (AKK)

SKOR

AKK < 1 7.00

1 ≤ AKK < 2 5.25

2 ≤ AKK < 3 3.50

3 ≤ AKK< 4 1.75

AKK ≥ 4 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan Bulanan

Target

2020 2021 2022 2023 2024 0 0 0 0 0

Page 76: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

76

KPI-20 : Kelengkapan Identitas Pasien/Sampel

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan

Judul IKU Kelengkapan Identitas Pasien/Sampel

Definisi • Identitas pasien/sampel minimal meliputi:

Klinis : 1. Tanggal permintaan 2. Tanggal dan jam pengambilan spesimen 3. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin,

alamat/ruang) termasuk rekam medik. 4. Identitas pengirim (nama, alamat, nomor telepon) 5. Nomor laboratorium 6. Diagnosis/keterangan klinik 7. Pemeriksaan laboratorium yang diminta 8. Jenis spesimen 9. Volume spesimen 10. Nama pengambil spesimen Non Klinis/Lingkungan : 11. Nama pengirim, 12. Nomor registrasi/sampel, 13. sumber, 14. Jenis , 15. Waktu (tanggal dan Jam) Pengambilan atau

penerimaan

• Identitas pasien/sampel disebut lengkap jika semua komponen identitas pasien/sampel terpenuhi

Tujuan Menjamin kelengkapan identitas setiap pasien/sampel yang akan diperiksa

Frekuensi Pengumpulan Data

Harian

Formula Jumlah pasien/sampel dengan identitas yang lengkap X 100% Jumlah seluruh pasien/sampel yang diamati

Bobot IKU 3

Sumber Data Formulir Observasi

Page 77: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

77

Kriteria Penilaian

Kelengkapan Identitas Pasien/Sampel

Skor

Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Adum serta Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan Bulanan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

75 77 80 82 85

Page 78: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

78

KPI-21 : Kepatuhan Identifikasi Pasien/Sampel

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan

Judul IKT Kepatuhan Identifikasi Pasien/Sampel

Definisi 1. Identifikasi pasien/sampel secara benar adalah proses

mencocokkan identitas pasien/sampel menggunakan

minimal dua untuk pemeriksaan klinis yaitu nama dan

tanggal lahir, minimal dua untuk pemeriksaan

lingkungan yaitu nama pengirim, jenis sampel, dari

identitas yang tercantum pada form permintaan

pemeriksaan,

2. Proses identifikasi pasien/sampel oleh petugas

dilakukan secara aktif dengan visual dan atau verbal.

3. Peluang adalah indikasi dilakukan identifikasi

pasien/sampel secara benar pada saat :

a. Pengambilan/penerimaan sampel

b. Penyerahan hasil

Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam melaksanakan proses identifikasi pasien/sampel dalam pelayanan

Frekuensi Pengumpulan Data

Harian

Formula Jumlah proses identifikasi pasien/sampel yang dilakukan secara benar (tahap pengambilan sampel dan pengeluaran hasil) Jumlah total peluang yang di observasi

Bobot IKU 3

Sumber Data ……………….

Kriteria Penilaian

Kepatuhan Identifikasi Pasien/Sampel

Skor

Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan Mutu dan Bimtek

Periode Pelaporan Bulanan

Page 79: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

79

Target

2020 2021 2022 2023 2024

80 80 80 80 80

Page 80: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

80

KPI-22 : Kepatuhan Pelaporan Nilai Kritis

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan

Judul IKU Kepatuhan Pelaporan Nilai Kritis

Definisi • Nilai Kritis adalah Hasil pemeriksaan laboratorium yang abnormal atau kondisi yang mengalami penurunan/peningkatan drastis dan mengindikasikan kelainan atau gangguan yang dapat mengancam jiwa dan memerlukan perhatian/tindakan.

• Pelaporan Nilai Kritis adalah mekanisme pelaporan hasil laboratorium yang dianggap kritis.

• Hasil nilai kritis harus dilaporkan kepada dokter pengirim.

• Jika dokter pengirim tidak dapat dihubungi maka petugas laboratorium harus menginformasikan kepada petugas kesehatan terkait di fasyankes pengirim

• Jika dokter dan fasyankes pengirim tidak dapat dihubungi, maka petugas laboratorium harus menghubungi pasien/keluarga dan menginformasikan bahwa hasil pemeriksaan telah selesai dan harus segera di sampaikan ke dokter pengirim

• Mekanisme pelaporan dilakukan secara langsung oleh petugas laboratorium kepada dokter pengirim/fasyankes atau melalui telepon

• Nilai Kritis ditetapkan oleh masing-masing fasyankes berdasarkan acuan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi.

Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan dalam melaksanakan pelaporan nilai kritis untuk mempercepat pengambilan keputusan dan tindak lanjut terhadap pasien/sampel

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Jumlah hasil pemeriksaan dengan nilai kritis yang dilaporkan tepat waktu X100% Jumlah seluruh hasil pemeriksaan yang termasuk dalam kategori Kritis

Bobot IKU 3

Sumber Data ……………….

Page 81: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

81

Kriteria Penilaian

Kepatuhan Pelaporan Nilai Kritis Skor

Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan Mutu dan Bimtek

Periode Pelaporan Bulanan

Target

2020 2021 2022 2023 2024

80 80 80 80 80

Page 82: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

82

KPI-23 : Persentase Jenis Parameter Pemeriksaan Yang Mengikuti PME

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya Peningkatan Standar Mutu Pelayanan

Judul IKT Persentase Jenis Parameter/Pemeriksaan Yang Mengikuti PME

Definisi • PME (pemantapan mutu eksternal) adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik, serentak dan berkesinambungan oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan (penyelenggaraan PME) untuk memantau dan menilai mutu hasil pemeriksaan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu dan pada saat tertentu

• Jenis PME yang dapat dilakukan adalah : Uji Profisiensi (tes panel), Uji Silang (cross check)

• Semua jenis parameter/pemeriksaan Yang dilakukan di laboratorium harus mengikuti PME

Tujuan Meningkatkan kepesertaan laboratorium dalam mengikuti PME sehingga dapat mengevaluasi kinerja laboratorium dalam rangka meningkatkan ketepatan hasil pemeriksaan.

Frekuensi Pengumpulan Data

Semester

Formula Jumlah jenis parameter pemeriksaan yang mengikuti PME X100% Jumlah seluruh jenis parameter pemeriksaan yang dilakukan

Bobot IKU 3

Sumber Data ………………….

Kriteria Penilaian

Persentase Jenis Parameter/Pemeriksaan Yang

Mengikuti PME Skor

Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan Mutu dan Bimtek

Periode Pelaporan Semester

Target

2020 2021 2022 2023 2024

90 90 90 90 90

Page 83: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

83

KPI-24 : Penambahan Parameter Pemeriksaan Baru pada Laboratorium

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya layanan lab. Klinik dan Uji Kesehatan dan Labkesmas

Judul IKT Penambahan Parameter Pemeriksaan Baru pada Laboratorium

Definisi Jumlah parameter pemeriksaan baru pertahun meliputi penambahan parameter dan atau metode pada Laboratorium klinik dan uji kesehatan serta labkesmas

Tujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan lingkup pemeriksaan.

Frekuensi Pengumpulan Data

Tahunan

Formula Jumlah parameter pemeriksaan baru pertahun meliputi penambahan parameter dan atau metode

Bobot IKU 3

Sumber Data laporan parameter / metode baru.

Kriteria Penilaian

Penambahan Parameter Pemeriksaan Baru (PPB)

SKOR

PPB ≥ 7 3.00

5 ≤ PPB < 7 2.25

3 ≤ PPB < 5 1.50

1 ≤ PPB < 3 0.75

PPB < 1 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pelayanan

Periode Pelaporan Tahunan

Target

2020 2021 2022 2023 2024 12 13 14 15 16

Page 84: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

84

KPI-25 : Prosentase Ketersediaan Anggaran Pelaksanaan Bimtek

di Wilayah Binaan

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Tersedianya Anggaran Untuk Pelaksanaan Bimtek di wilayah Binaan secara Optimal

Judul IKT Prosentase Ketersediaan Anggaran Pelaksanaan Bimtek di Wilayah Binaan

Definisi

Tujuan

Frekuensi Pengumpulan Data

Formula

Bobot IKU 3

Sumber Data

Kriteria Penilaian

SKOR

3.00

2.25

1.50

0.75

0.00

Person In Charge

Periode Pelaporan Kepala Bagian Keuangan dan Adum

Target 2020 2021 2022 2023 2024

0,8 1 1,15 1,3 1,5

Page 85: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

85

KPI-26: Pertumbuhan Pemeriksaan yang Terakreditasi pada Lab Klinik dan

Uji Kesehatan.

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya layanan lab klinik dan uji kesehatan

Judul IKT Pertumbuhan Pemeriksaan yang Terakreditasi pada Lab Klinik dan Uji Kesehatan.

Definisi Pertumbuhan pemeriksaan yang terakreditasi adalah jumlah parameter yang terakreditasi tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah parameter yang terakreditasi tahun sebelumnya.

Tujuan untuk meningkatkan ruang lingkup pemeriksaan yang terakreditasi.

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Jumlah parameter yang terakreditasi tahun berjalan Jumlah parameter yang telah terakreditasi tahun sebelumnya

Bobot IKU 3

Sumber Data sertifikat akreditasi

Kriteria Penilaian

Akreditasi Lab. Klinik dan Uji Kesehatan (ALKUK)

SKOR

ALKUK > 1,15 3.00

1,11 ≤ ALKUK ≤ 1,15 2.25

1,06 ≤ ALKUK ≤ 1,1 1.50

1,01 ≤ ALKUK ≤ 1,05 0.75

ALKUK ≤ 1 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan mutu dan Bimibingan Teknis.

Periode Pelaporan

Tahunan

Target 2020 2021 2022 2023 2024

1,15 1,15 1,15 1,15 1,15

Page 86: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

86

KPI-27 : Pertumbuhan Pemeriksaan yang Terakreditasi pada Lab Kesmas

Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Terwujudnya layanan lab. Kesmas

Judul IKT Pertumbuhan Pemeriksaan yang Terakreditasi pada Lab Kesmas.

Definisi Pertumbuhan pemeriksaan yang terakreditasi adalah jumlah parameter yang terakreditasi tahun berjalan dibandingkan dengan jumlah parameter yang terakreditasi tahun sebelumnya

Tujuan untuk meningkatkan ruang lingkup pemeriksaan yang terakreditasi

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Jumlah parameter yang terakreditasi tahun berjalan Jumlah parameter yangtelah terakreditasi tahun sebelumnya

Bobot IKU 3

Sumber Data sertifikat akreditasi

Kriteria Penilaian

Akreditasi Lab. Kesmas (ALKM)

SKOR

ALKM > 1,15 3.00

1,11 ≤ ALKM ≤ 1,15 2.25

1,06 ≤ ALKM ≤ 1,1 1.50

1,01 ≤ ALKM ≤ 1,05 0.75

ALKM ≤ 1 0.00

Person In Charge Kepala Bidang Pemantapan mutu dan Bimbingan Teknis.

Periode Pelaporan

Tahunan

Target 2020 2021 2022 2023 2024

1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

Page 87: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

87

KPI-28 : Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional (PB)

Perspektif Keuangan

Sasaran Strategis Terwujudnya Efektivitas dan efisiensi penggunaan

anggaran PNBP

Judul IKT POBO

Definisi Operasional

1. Pendapatan PNBP merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasal dari APBN.

2. Biaya operasional merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang, dan sumber dananya berasal dari penerimaan anggaran APBN dan pendapatan PNBP satker BLU

Tujuan Terselenggaranya pemanfaatan anggaran PNBP yang efektif dan efisien

Frekuensi Pengumpulan Data

Bulanan

Formula Pendapatan PNBP X 100% Biaya Operasional

Bobot IKU 3

Sumber Data Bagian Keuangan

Kriteria Penilaian Rasio PNBP terhadap Biaya Operasional (%)

(PB) SKOR

UAL > 65 3

57 < UAL ≤ 65 2.7

50 < UAL ≤ 57 2.4

42 < UAL ≤ 50 2.1

35 < UAL ≤ 42 1.8

28 < UAL ≤ 35 1.5

20 < UAL ≤ 28 1.2

12 < UAL ≤ 20 0.9

4 < UAL ≤ 12 0.6

Page 88: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

88

0 <≤ UAL ≤ 4 0

Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum

Periode Pelaporan

Bulanan

Target 2020 2021 2022 2023 2024

40 45 45 50 50

Page 89: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

89

KPI-29 : Persentase SDM yang Memiliki Kompetensi yang Sesuai

Perspektif Proses pengembangan Personil dan Organisasi

Sasaran Strategis Terwujudnya Seluruh SDM Yang kompeten

Judul IKT Persentase SDM yang Memiliki Kompetensi Sesuai

Definisi Merupakan Persentase SDM yang memiliki Kompetensi sesuai bidang kerja.

Tujuan Tujuannya adalah agar semua SDM di BBLK Palembang kompeten

Frekuensi Pengumpulan Data

Tahunan

Formula Jumlah SDM kompeten sesuai x 100% Jumlah seluruh SDM

Bobot IKU 3

Sumber Data Data Kepegawaian (sertifikat kompetesi, sertifikat pelatihan)

Kriteria Penilaian

SDM Berkompetesi Sesuai SKOR

SDM ≥ 90 3.00

80 ≤ JMP < 90 2.25

70 ≤ JMP < 80 1.50

60 ≤ JMP < 70 0.75

JMP ≤ 60 0.00

Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum

Periode Pelaporan Tahunan

Target 2020 2021 2022 2023 2024

92 94 96 98 100

Page 90: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

90

KPI-30 : Jumlah Modul SILK yang Diimplementasikan per Tahun

(Level IT yang Terintegrasi)

Perspektif Proses pengembangan Personil dan Organisasi

Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Digitalisasi Informasi Laboratorium Yang Terintegrasi Dengan Baik (IT)

Judul IKT Jumlah Modul SILK Yang Diimplementasikan per Tahun (Level IT yang Terintegrasi)

Definisi Jumlah Modul SILK Yang Diimplementasikan per Tahun adalah jumlah semua Modul SILK Yang Diimplementasikan di BBLK mulai dari sistem pengadaan, logistik, pendaftaran, distribusi, pengeluaran hasil, pembayaran dan entry data (hasil, analisa statistik, daftar hadir pegawai, keuangan)

Tujuan Tujuannya adalah setiap bagian di BBLK terhubung dengan Sistem SILK yang sudah terintegrasi dengan baik

Frekuensi Pengumpulan Data

Tahunan

Formula Jumlah Modul SILK Yang Diimplementasikan per Tahun adalah jumlah semua Modul SILK Yang Diimplementasikan di BBLK

Bobot IKU 3

Sumber Data

Kriteria Penilaian

SILK (Modul) SKOR

SILK ≥ 3 3.00

2 ≤ SILK < 3 2.00

1 ≤ JMP < 2 1.00

JMP ≤ 1 0.00

Person In Charge Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi Umum

Periode Pelaporan Tahunan

Target 2020 2021 2022 2023 2024

3 4 4 5 5

Page 91: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

91

3.5 Roadmap 5 Tahun Kedepan

NO URAIAN ROADMAP

2020 2021 2022 2023 2024

1 Prioritas layanan yang akan ditingkatkan/dikembangkan

Instalasi Mikrobiologi

Uji Kepekaan jamur Kultur dan Uji Kepekaan bakteri anaerob

RT PCR Malaria Identifikasi MOLD Mikroskopis Jamur Jaringan

Instalasi Patologi APO A dan APO B Hemostasis (trombin time dan aT3

Vitamin C Troponin I Transferin

Instalasi Imunologi

Cystatin C Toxo IgG avidity dan CMV IgG avidity

Anti-TPO ANA Detect, Anti-dsDNA IgG dan Anti-dsDNA IgM

Anti-Cardiolipin IgG dan Anti-Cardiolipin IgM

Instalasi Kimia Kesehatan

Pemeriksaan Mercury

Pemeriksaan logam dalam darah dan Pemeriksaan Spektrofotometer Simultan

NAPZA Jaringan Pemeriksaan logam dalam tanah

Pemeriksaan logam dalam makanan

2 Pendukung tercapainya prioritas layanan

A. Sarana

Page 92: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

92

Instalasi Mikrobiologi

Pengadaan disk anti jamur dan optimalisasi alat vitex

Optimalisasi inkubator CO2

Optimalisasi alat PCR Buku atlas mold

reagensia untuk identifikasi jamur (LPCB, giemsa, tinta cina, haemotoxillin eosin)

Instalasi Patologi Perbaikan,Pemeliharaan & Optimalisasi Alat Architect

Pengadaan Alat Hemostasis

Perbaikan,Pemeliharaan, Optimalisasi Alat Architect dan Pengadaan Reagensia

Perbaikan,Pemeliharaan, Optimalisasi Alat Architect dan Pengadaan Reagensia

Perbaikan,Pemeliharaan, Optimalisasi Alat Architect dan Pengadaan Reagensia

Instalasi Imunologi

Peminjaman alat spectro-photometer di PT. Sinar Tiara Utama

Perbaikan,Pemeliharaan & Optimalisasi Alat ARCHITECTi1000SR

Perbaikan,Pemeliharaan & Optimalisasi Alat VIDAS

Pengadaan Alat Alegria Pengadaan Alat Alegria

Instalasi Kimia Kesehatan

Pengadaan Alat Mercury Analyzer

Optimalisasi Alat & Pengadaan Alat Spektrofotometer

Pengadaan Alat Pyrolisis Optimalisasi Alat Optimalisasi Alat

B. Prasarana

Instalasi Mikrobiologi

- - - - -

Instalasi Patologi Pengadaan Lahan dan Bangunan

Pengadaan Lahan dan Bangunan

Pengadaan Lahan dan Bangunan

Pengadaan Lahan dan Bangunan

Pengadaan Lahan dan Bangunan

Instalasi Imunologi Pengadaan Lahan dan Bangunan

Pengadaan Lahan dan Bangunan

Pengadaan Lahan dan Bangunan

Pengadaan Lahan dan Bangunan

Pengadaan Lahan dan Bangunan

Instalasi Kimia Kesehatan

Pengadaan Lahan dan Bangunan

Pengadaan Lahan dan Bangunan

Pengadaan Lahan dan Bangunan

Pengadaan Lahan dan Bangunan

Pengadaan Lahan dan Bangunan

Page 93: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

93

C. Alat Kesehatan

Instalasi Mikrobiologi

- - - - -

Instalasi Patologi - Hemostasis - - -

Instalasi Imunologi - - - - -

Instalasi Kimia Kesehatan

Mercury Analyzer Spektrofotometer Pyrolisis - -

3 Kebutuhan anggaran

Instalasi Mikrobiologi

16.000.000 20.000.000 ? 4.000.000 2.000.000

Instalasi Patologi 150.000.000 500.000.000

Instalasi Imunologi 218.016.000 103.920.000 689.040.000 648.000.000

Instalasi Kimia Kesehatan

1.100.000.000

4 Proyeksi Pendapatan

Instalasi Mikrobiologi

21.000.000 32.700.000 ? 6.000.000 6.000.000

Instalasi Patologi 250.000.000 300.000.000 27.600.000 48.000.000 18.960.000

Instalasi Imunologi 135.000.000 264.180.000 108.000.000 67.200.000

Instalasi Kimia Kesehatan

96.000.000 168.000.000 120.000.000 168.000.000 163.200.000

Page 94: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

94

5 Kebutuhan SDM (PNS,BLU

Instalasi Mikrobiologi

Refresh Training Pelatihan Refresh Training Refresh Training Pelatihan

Instalasi Patologi Pelatihan Pelatihan Pelatihan Pelatihan Pelatihan

Instalasi Imunologi Pelatihan Refresh Training Refresh Training Pelatihan Pelatihan

Instalasi Kimia Kesehatan

Pelatihan & Refresh Training

Pelatihan & Refresh Training

Pelatihan & Refresh Training

Refresh Training Refresh Training

Page 95: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

95

3.6 Program Kerja Strategis

Tabel 22. Program Kerja Strategis Tahun 2020 - 2024

Sasaran Strategis Program Kerja Strategis Per Tahun

2020 2021 2022 2023 2024

Perspektif Konsumen

1. Terwujudnya kepuasan Membangun Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan

Stakeholder Aplikasi berbasis Aplikasi berbasis Aplikasi berbasis Aplikasi berbasis Aplikasi berbasis

(Kepuasan Pelanggan) Android Android Android Android Android

Perspektif Proses Bisnis Internal 1. Terwujudnya peningkatan Melakukan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan

kerjasama dengan instansi evaluasi MOU Promosi dan Promosi dan Promosi dan Promosi dan

pemerintah/swasta Kunjungan eksternal Kunjungan eksternal Kunjungan eksternal Kunjungan eksternal 2. Terwujudnya peningkatan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan

penyelenggaraan PNPME Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian

Peserta PNPME Peserta PNPME Peserta PNPME Peserta PNPME Peserta PNPME

3. Terwujudnya peningkatan Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya

pelayanan laboratorium Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian

klinik dan uji kesehatan Parameter Parameter Parameter Parameter Parameter

pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan

4. Terwujudnya peningkatan Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya

pelayanan laboratorium Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian Jumlah capaian

Kesehatan masyarakat Parameter Parameter Parameter Parameter Parameter

Page 96: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

96

pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan

5. Terwujudnya peningkatan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan

standar mutu pelayanan System informasi System informasi System informasi System informasi System informasi

Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium Laboratorium

terintegrasi terintegrasi terintegrasi terintegrasi terintegrasi

6. Terwujudnya penambahan penambahan penambahan penambahan penambahan penambahan

parameter pemeriksaan baru Jumlah parameter Jumlah parameter Jumlah parameter Jumlah parameter Jumlah parameter

/metode baru /metode baru /metode baru /metode baru /metode baru

7. Terwujudnya anggaran untuk Penambahan Penambahan Penambahan Penambahan Penambahan

pelaksanaan Bimtek di wilayah Alokasi anggaran Alokasi anggaran Alokasi anggaran Alokasi anggaran Alokasi anggaran

Binaan dengan optimal 8. Terwujudnya penambahan Penambahan Penambahan Penambahan Penambahan Penambahan

Parameter yang terakreditasi Jumlah parameter Jumlah parameter Jumlah parameter Jumlah parameter Jumlah parameter

Yang terakreditasi Yang terakreditasi Yang terakreditasi Yang terakreditasi Yang terakreditasi

Perspektif Proses

Pengembangan Personil dan Organisasi 1. Terwujudnya kesehatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan

keuangan pendapatan BLU pendapatan BLU pendapatan BLU pendapatan BLU pendapatan BLU

pertahun dan pertahun dan pertahun dan pertahun dan pertahun dan

efisiensi

pelaksanaan

efisiensi

pelaksanaan

efisiensi

pelaksanaan

efisiensi

pelaksanaan efisiensi pelaksanaan

anggaran anggaran anggaran anggaran anggaran

Page 97: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

97

2. Terwujudnya SDM yang Peningkatan SDM Peningkatan SDM Peningkatan SDM kompeten Berkualitas dan Berkualitas dan Berkualitas dan

3. Terwujudnya sistem Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan

digitalisasi informasi lab. Software Software Software Software Software

yang terintegrasi dengan baik

(IT)

Page 98: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

98

BAB VI

PROYEKSI FINANSIAL

4.1 Estimasi Pendapatan

Estimasi pendapatan disusun selama lima tahunan periode Rencana Strategis

Bisnis berdasarkan sumber-sumber pendapatan serta estimasi besarannya

pertahun selama lima tahun.

Selanjutnya estimasi pendapatan pertahun dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut :

Page 99: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

99

Tabel 23. Estimasi Pendapatan Tahun 2020 - 2024

No Sumber Pendapatan Baseline

2019

Estimasi Pendapatan

2020 2021 2022 2023 2024

1 Dana Pemerintah

a. Rupiah Murni (APBN) 17,572,122,000 14,135,600,000 15,549,160,000 16,326,618,000 17,142,948,000 18,000,100,000

2 Dana Masyarakat

b. Penerimaan PNBP-BLU 12,880,000,000 14,168,000,000 15,584,800,000 16,364,000,000 17,182,000,000 18,041,310,000

Total 30,452,122,000 28,303,600,000 31,133,960,000 32,690,618,000 34,324,948,000 36,041,410,000

Page 100: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

100

4.2 Rencana Kebutuhan Anggaran

Rencana kebutuhan anggaran dibedakan atas anggaran program kelangsungan operasional dan anggaran program

pengembangan

a. Anggaran Program Operasional

Anggaran program kelangsungan operasional ditujukan untuk menjaga kegiatan operasional yang tidak dapat ditangguhkan.

Anggaran program kelangsungan operasi disusun berdasarkan jenis pembiayaan dan estimasi besarnya pertahun.

Estimasi anggaran operasional selama lima tahun dapat dilihat pada tabel berikut Ini.

Tabel 24 Estimasi anggaran operasional tahun 2020 – 2024

NO Jenis Kegiatan Baseline Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp)

2019

1 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS

2 Belanja Gaji dan Tunjangan (BLU)

3 Belanja Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran

4 Belanja Bahan Pemeriksaan Laboratorium (Tupoksi)

5 Belanja Operasional Lainnya (BLU)

6 Belanja Investasi

Total

Page 101: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

101

b. Anggaran program pengembangan

Tabel 25 Estimasi anggaran program pengembangan tahun 2020 – 2024

NO Nama Program Strategis Baseline Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp)

2019

Total

Page 102: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

102

4.3 Rencana Pendanaan

Tabel 26 Rencana Pendanaan

NO Tahun

anggaran

Rencana Rencana Selisih Keterangan

Pendapatan Belanja (Plus/Minus)

1

2

3

4

5

Total

Page 103: BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG · 2020. 8. 28. · BIDANG PEMANTAPAN MUTU DAN BIMBINGAN TEKNIS SEKSI LAB. KESMAS BIDANG PELAYANAN SEKSI LAB. KLINIK DAN UJI KESEHATAN SEKSI BIMBINGAN

103

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran