bab 1 hipertensi

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan darah sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (Brunner & Suddarth, 1996).hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung,stroke,dan gagal ginjal.disebut sebagai ‘PEMBUNUH DIAM-DIAM”.karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakan gejalannya.Institut Nasional Jantung ,paru dan darah memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisiinya. Sekitar 20% populasi orang dewasa mengalami hipertensi; lebih dari 90% diantara mereka mengalami hipertensi esensial(primer) dimana todak dapat ditentukan penyebab medisnya.sisannya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu (hipertensi sekunder) seperti penyempitan arteri renalis atau penyakit parenkim ginjal ,berbagai obat,disfungsi jaringan ,tumor dan kehamilan . Gangguan emosi,obesitas,konsusmsi alkohol yang berlebihan ,dan rangsangan kopi yang berlebihan ,tembakau dan obat- obatan yang merangsang dapat berperan disini .faktor resiko utama penyebab hpertensi yaitu dapat dimodifikasi (obesitas,rokok,dm dll) tidak dapat dimodifikasi (usia,keturunan ) 1

Upload: titieknuranisyah

Post on 11-Dec-2015

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan darah sistoliknya diatas 140

mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (Brunner & Suddarth, 1996).hipertensi

merupakan penyebab utama gagal jantung,stroke,dan gagal ginjal.disebut sebagai

‘PEMBUNUH DIAM-DIAM”.karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakan

gejalannya.Institut Nasional Jantung ,paru dan darah memperkirakan separuh orang yang

menderita hipertensi tidak sadar akan kondisiinya.

Sekitar 20% populasi orang dewasa mengalami hipertensi; lebih dari 90% diantara

mereka mengalami hipertensi esensial(primer) dimana todak dapat ditentukan penyebab

medisnya.sisannya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu

(hipertensi sekunder) seperti penyempitan arteri renalis atau penyakit parenkim

ginjal ,berbagai obat,disfungsi jaringan ,tumor dan kehamilan .

Gangguan emosi,obesitas,konsusmsi alkohol yang berlebihan ,dan rangsangan kopi

yang berlebihan ,tembakau dan obat-obatan yang merangsang dapat berperan

disini .faktor resiko utama penyebab hpertensi yaitu dapat dimodifikasi

(obesitas,rokok,dm dll) tidak dapat dimodifikasi (usia,keturunan )

Jadi untuk menghindari atau mencegah agar tidak terjadi hipertensi yaitu menghindari

faktor resiko penyebab hipertensi

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hipertensi ?

2. Apa penyebab atau etiologi hipertensi ?

3. Bagaimana gejala dan tanda hipertensi?

4. Bagaimana perjalanan/patofisiologi hipertensi ?

5. Apa saja pemeriksaan penunjang hipertensi ?

6. Apa saja komplikasi hipertensi ?

7. Bagaimana penatalaksanaan hipertensi?

8. Bagaimana asuhan keperawatan hipertensi ?

9. Apa kesenjangan antara kasus dan teori keperawatan

1

1.3 Tujuan

1. Tujuan umum

Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap klien dengan gangguan

sistem kardiovaskular : hipertensi, secara komprehensif meliputi aspek biopsikososio

spiritual

2. Tujuan khusus

Melalui pendekatan proses keperawatan aspek biopsikososio spiritual diharapkan

siswa mampu:

1. Mampu melaksanakan pengkajian terhadap klien dengan gangguan sistem

kardiovaskular: hipertensi

2. Mampu mendiagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah.

3. Mampu membuat rencana tindakan dan rasional dalam praktek nyata sesuai

dengan masalah yang diprioritaskan.

4. Mampu melaksanakan tindakan dalam praktek nyata sesuai dengan masalah

yang telah diprioritaskan.

5. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan

pada klien hipertensi.

6. Mampu mendokumentasikan rencana tindakan asuhan keperawatan yang telah

dilaksanakan.

7. Mampu membahas kesenjangan yang terjadi antara teori yang diperoleh

dengan studi kasus/ penerapan di lapangan.

2

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan darah sistoliknya diatas

140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. (Brunner & Suddarth, 1996).

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih

dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik

140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih. (Barbara

Hearrison 1997)

Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa

Kategori Sistolik ,mmHg Diastolik ,mmHg

Normal < 130 <85

Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg

Stadium 1

(Hipertensi ringan)

140-159 mmHg 90-99 mmHg

Stadium 2

(Hipertensi sedang)

160-179 mmHg 100-109 mmHg

Stadium 3

(Hipertensi berat)

180-209 mmHg 110-119 mmHg

Stadium 4

(hipertensi Maligna)

210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih

3

2.2 Etiologi

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi

sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.

Berdasarkan faktor resiko :

Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dan hipertensi

Pria usia 35 – 55 tahun dan wanita > 50 tahun atau sesudah menopause

Kebanyakan mengkonsumsi garam/natrium

Sumbatan pada pembuluh darah (aterosklerosis) disebabkan oleh beberapa hal

seperti merokok, kadar lipid dan kolesterol serum meningkat, caffeine, DM, dsb.

Factor emosional dan tingkat stress

Gaya hidup yang monoton

Sensitive terhadap angiotensin

Kegemukan

Pemakaian kontrasepsi oral, seperti esterogen.

Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

Hipertensi Esensial (Primer)

Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti

genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, systemrennin

angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress.

Hipertensi Renal (Sekunder)

Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal.

Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll

2.3 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

a.         Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan

darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti

hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

4

b.         Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri

kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang

mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita

hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas,

Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.

Manifestasi klinis hipertensi :

Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg

Sakit kepala

Edema pupil

Epistaksis

Pusing / migrain

Rasa berat ditengkuk

Sukar tidur

Mata berkunang kunang

Lemah dan lelah

Muka pucat

Suhu tubuh rendah

5

2.5 Pemeriksaan Penunjang

1)      Pemeriksaan yang segera seperti :

Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-sel

terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko

seperti: hipokoagulabilitas, anemia.

Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi / fungsi

ginjal.

Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).

Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama

(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi

Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat mengindikasikan

pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )

Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan

hipertensi

Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)

Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.

Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi

Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme

EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel

kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola regangan, dimana luas,

peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan

terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pembesaran

jantung.

2)      Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang

pertama ) :

IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim

ginjal, batu ginjal / ureter.

CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.

IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,

perbaikan ginjal.

7

Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi: Spinal tab, CAT scan.

(USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien

2.6 Komplikasi

OTAK GINJAL JANTUNG

Pemekaran

pembuluh darah

Perdarahan

Kematian sel

otak : stroke

Malam banyak

kencing

Kerusakan sel ginjal

Gagal ginjal

Membesar

Sesak nafas (dyspnoe)

Cepat lelah

Gagal jantung

2.6 Penatalaksanaan

1. Terapi Non Farmakologis penurunan BB,pembatasan alkohol,natrium dan

tembakau,latihan dan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada

setiap terapi antihipertensi.apabila penderita hipertensi ringan berada dalam resiko

tinggi (pria perokok) .

2. Terapi Farmakologis

Jika tekanan darah diastoliknya menetap ,diatas 85-95 dan sistolik 130-139 mmHg

maka perlu dimulai terapi obat.Joint National on Detection ,Evaluation and

Treatment Of High Blood Pressure memungkinkan dokter memilih kelompok obat

yang mempunyai efektifitas tertinggi,efek samping paling kecil dan penerimaan serta

kepatuhan pasien .

8

Modifikasi gaya ,penurunan berat badan ,pengurangan

asupan alkohol,aktivitas fisik teratur,pengurangan

asupan natrium,penghentian rokok

2.6 Pengkajian

1) Biodata

Mencakup identitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,

alamat, no. medrek, Dx medis, tanggal masuk, dan tanggal pengkajian.

2) Riwayat kesehatan

a. Keluhan Utama

Pada kasus hipertensi, ditemukan keluhan utama adanya pusing yang hebat.

b. Riwayat Kesehatan/ Penyakit Sekarang

9

Lanjutkan modifikasi gaya hidup

Pemilihan farmakologi awal :

Diuretik atau penyekat beta lebih disukai karena terbukti menurunkan mortalitas dan morbiditas

ACE inhibitor ,kalsium antagonis,reseptor penyekat alfa dan penyekat alfa beta belum pernah dibuktikan menurunkan mortalitas dan morbiditas

Respon tidak adekuat *

Respon tidak adekuat *

Naikan Obat Dosis Ganti dengan Obat Lain Tambahkan bahan kedua dari jenis yang berbeda

Riwayat penyakit sekarang ditemukan pada saat pengkajian yang sedang dijabarkan dari keluhan utama dengan menggunakan PQRST, yaitu:

P Paliative/provokatif: hal-hal yang menyebabkan bertambah/bekurannya keluhan utama.Pada kasus hipertensi, ditemukan adanya rasa pusing. Keluhan dirasakan semakin berat bila melakukan aktivitas yang berat.

Q Quality/Quantity: tingkat keluhan utama.

R Region; yaitu lokasi keluhan utama.Pada kasus hipertensi ditemukan adanya pusing yang tak tertahankan di seluruh bagian kepala

S Savety; yaitu intensitas dari keluhan utama, apakah sampai mengganggu aktivitas atau tidak, seperti bargantug pada derajat beratnya.

T Timing; yaitu kapan mulai muncul dan berapa lama berlangsungnya.Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Saat dikaji pasien hipertensi biasanya didapat riwayat penyakit jantung koroner,

merokok, penyalahgunaan obat, tingkat stress yang tinggi, dan gaya hidup yang

kurang beraktivitas.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat penyakit kronis/generative keluarga yang ada hubungannya dengan

adanya penyakit jantung, stroke, dan lain-lain.

e. Aspek psikologis

Pada aspek psikologis, ditemukan adanya tingkat stress yang tinggi pada klien,

emosi yang labil

f. Aspek Sosial

10

Pada aspek social tidak ditemukan hubungan ketergantungan karena klien masih

bisa  melakukan aktifitasnya namun agak terganggu.

g. Aspek spiritual

Pada aspek ini, ditemukan adanya keterbatasan melakukan aktivitas keagamaan.

3) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik meliputi:

1. Keadaan umum

Kaji tingkat kesadaran ( GCS ) kehilangan sensasi, susunan saraf dikaji

(Nevrus I-XII )gangguan penlihatan, gangguan ingatan

Mengkaji tanda-tanda vital

Kesadaran bisa compos mentis sampai mengalami penurunan keadaran

kehilangan sensasi, susunan saraf dikaji (I-XII) gangguan penglihatan,

gangguan ingatan, tonus otot menurun dan kehilangan reflek tonus, BB

biasanya mengalami penurunan, tanda-tanda vital biasanya melebihi batas

normal

GCS (glaslow coma scale):

Respon Membuka Respon Motorik Respon Verbal

Spontan  4 Menurut perintah                                                 

6 Orientasi baik                                                       

5

Berdasarkan perintah verbal                                

3 Melikalisir rangsangan nyeri                                

5 Konversi kacau (bicara bingung)                         

4

Berdasarka rangsangan nyeri                               

2 Menarik/berlawanan rangsangan nyeri                 

4 Kata-kata kacau (tidak sesuai)                             

3

Tidak member respon                                           

1 Fleksi abnormal (terhadap nyeri)                         

3 Bersuara inkomprehensif (suara tidak ada kata)  

2

11

Ekstensi (terhadap nyeri)                                     

2 Tidak memberikan respon                                    

1

Tidak member respon                                           

1

                                                

NILAI:

15        : Compos mentis

12-14   : Somnolen

8-11     : Soporus

3-7       : Coma

 

System pengindraan (penglihatan)

Pada kasus hipertensi, terdapat gangguan penglihatan seperti penglihatan menurun,

kehilangan daya lihat sebagian (kebutaan monokuler), penglihatan ganda,

(diplopia)/gangguan yang lain. Ukuran reaksi pupil tidak sama, kesulitan untuk

melihat objek, warna dan wajah yang pernah dikenali dengan baik.

System penciuman

Terdapat gangguan pada system penciuman, terdapat hambatan jalan nafas.

System pernafasan

Adanya batuk atau hambatan jalan nafas, suara nafas tredengar ronki ( aspirasi

sekresi)

System kardiovaskular

Nadi, frekuensi dapat bervariasi (karena ketidakstabilan fungsi jantung atau kondisi

jantung), perubahan EKG, adanya penyakit jantung miocard infark, rematik atau

penyakit jantung vaskuler.

12

System pencernaan

Ketidakmampuan menelan, mengunyah, tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi

sendiri.

System urinaria

Terdapat perubahan system berkemih seperti inkontinensia.

System persarafan

Nevrus 1 Olfaktori (penciuman)

Nevrus II Optic (penglihatan)

Nevrus III Okulomotor ( gerak ekstraokuler mata, kontriksi dilatasi pupil)

Nevrus IV Trokhlear (gerak bola  mata ke atas ke bawah)

Nevrus V Trigeminal (sensori kulit wajah, penggerak otot rahang)

Nevrus VI Abdusen (gerak bola mata menyamping)

Nevrus VII Fasial (ekspresi fasial dan pengecapan)

Nevrus VIII Oditori (pendengaran)

Nevrus IX Glosovaringeal (gangguan pengecapan, kemampuan menelan,

gerak lidah)

Nevrus X Vagus (sensasi faring, gerakan pita suara)

Nevrus Asesori (gerakan kepala dan bahu)

Nevrus XII Hipoglosal (posisi lidah)

System musculoskeletal

Kaji kekuatan dan gangguan tonus otot, pada klien hipertensi didapat klien merasa

kesulitan untuk melakuakn aktvitas karena kelemahan, kesemuatan atau kebas.

System integument

Keadaan turgor kulit, ada tidaknya lesi, oedem, distribusi rambut.

13

2.6.1 Diagnosa Keperawatan

Diagnose keperawatan menurut Doenges, 1999 tentang cardiovascular/ hipertensi

adalah sebagai berikut:

Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi

ventricular.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,

ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan

peningkatan tekanan vaskuler serebral.

Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan

dengan gangguan sirkulasi

2.6.2 Intervensi

Diagnosa keperaweatan 1

Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan

afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular.

Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia

miokard.

Kriteria Hasil : Klien berpartisifasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah /

beban kerja jantung , mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima,

memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentangnormal pasien.

Intervensi :

Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat.

Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.

Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.

Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.

Catat edema umum.

Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.

Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi

Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan

Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher

Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan

14

Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah

Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi

Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.

Diagnosa Keperawatan 2

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara

suplaidan kebutuhan O2.

Tujuan : Aktivitas pasien terpenuhi.

Kriteria Hasil :Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan /

diperlukan,melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur.

Intervensi :

Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunakan

parameter :frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat, catat

peningkatanTD, dipsnea, atau nyeridada, kelelahan berat dan kelemahan,

berkeringat,pusig atau pingsan. (Parameter menunjukan respon fisiologis pasien

terhadap stress, aktivitas dan indicator derajat pengaruh kelebihan kerja/ jantung).

Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan /

kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian padaaktivitas dan

perawatan diri. (Stabilitas fisiologis pada istirahatpenting untuk memajukan

tingkat aktivitas individual).

Dorong memajukan aktivitas / toleransi perawatan diri. (Konsumsioksigen

miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang

ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatantiba-tiba pada kerja

jantung).

Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi,

menyikat gigi / rambut dengan duduk dan sebagainya. (teknik penghematan

energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan

suplai dan kebutuhan oksigen).

Dorong pasien untuk partisifasi dalam memilih periode aktivitas.(Seperti jadwal

meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas danmencegah kelemahan).

15

Diagnosa Keperawatan 3

Gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan

vaskuler serebral

Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat.

Kriteria Hasil : Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.

Intervensi :

Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan

Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan.

Batasi aktivitas.

Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin.

Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan.

Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman,

tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.

Diagnosa keperawatan 4. :

Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan

sirkulasi.

Tujuan : Sirkulasi tubuh tidak terganggu.

Kriteria Hasil : Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti

ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala,

pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.

Intervensi :

Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur.

Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau

tekanan arteri jika tersedia.

Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan.

Amati adanya hipotensi mendadak.

Ukur masukan dan pengeluaran.

Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan.

Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan.

16

BAB III

TINJAUAN KASUS

Tn. A(60) di bawa ke UGD pukul 07.00 WIB oleh keluarganya karena pasien mengeluh

pusing tak tertahankan sejak kemarin malamnya, pusing bertambah ketika di buat mandi

pagi ,kemudian pasien jatuh pingsan. Saat di lakukan pengkajian, pasien mengatakan

mempunyai riwayat hipertensi. Pasien mengeluh merasa sakit kepala, Klien meringis

sampai menangis menahan sakit kepala yang dirasakan hingga tidak bisa tidur semalaman

Nampak memegangi kepala ditambah dengan sakit perut yang dirasakan . Mata pasien

juga nampak cekung dan berkunang-kunang, pasien nampak lemas. TD: 190/110 mmHg,

Nadi: 112x/menit, Suhu: 36OC. RR : 23x/menit.

3.1 PENGKAJIAN

a. Identitas penanggung pasien

Nama                                       : Tn. A

Umur                                       : 60 tahun

Jenis kelamin                           : laki-laki

Agama                                     : islam

Pekerjaan                                 : petani

Alamat                                     : Desa “P” kecamatan “C” Jombang

No. medrek                             : 055347

Dx. Medis                               : hipertensi

Tanggal masuk                        : 20 November 2014 jam 07.00 WIB

Tanggal pengkajian                 : 21 November 2014 jam 07.00 WIB

17

b.      Identitas penanggung jawab

Nama                                       : Tn. E

Umur                                       : 40 tahun

Jenis kelamin                           : laki-laki

Agama                                     : Islam

Alamat                                     : Desa “P” kecamatan “C” Jombang

Hubungan dengan klien          : anak

 

c.       Keluhan utama

Pasien mengeluh sakit kepala

d.      Riwayat kesehatan sekarang

Pada tanggal 20 November 2014 jam 06.00 WIB klien sedang mandi , beberapa saat

kemudian klien merasakan sakit kepala yang bertambah semakin berat setelah klien mandi

dengan menggunakan air dingin. Kemudian pasien pinsan dan keluarga pasien membawanya

ke RSUD pertama masuk di UGD ,lalu pasien sadar dan di pimdahkan ke ruang Flamboyan.

saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan pusing dan nampak memegangi kepalanya,

sakit kepala sejak semalem dan tidak bisa tidur sejak kemarin malam dan ditambah sakit

perut TD: 190/110 mmHg, Nadi: 112x/menit, Suhu: 36OC. RR : 23x/menit. mata kelihatan

cowong .

e.       Riwayat kesehatan dahulu

Keluarga pasien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi 3 tahun yang lalu sejak usia klien 57 tahun. Klien juga mempunyai penyakit maag karena pola makan yang sering tidak teratur.

f.       Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga Klien mengatakan di keluarganya mempunyai riwayat hipertensi, dan di

keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit kronis lainnya, seperti TBC, DM, asma

dan lain-lain.

18

g.      Aspek psikologis

Keluarga klien mengatakan klien mudah panic dan gelisah jika mendengar sesuatu yang

mengejutkan dan setelah itu tekanan darahnya akan naik.

h.      Aspek social

Hubungan klien dengan keluarga sangat baik, terbukti anaknya bergantian menjaganya

selama di Rumah Sakit. Hubungan klien dengan lingkungan juga sangat baik, terbukti

banyak yang menjenguknya,

i.        Aspek spiritual

Klien dan keluarga beragama islam menurut keluarga selama sehatnya klien rajin

beribadah, begitu juga selama dirawat di rumah sakit.

J Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan umum

-          Keadaan umum     : lemah

-          Kesadaran             : compos mentis

Nilai GCS                         : 15

Respon membuka              : 4

Respon motorik                 : 6

Repon verbal                     : 5

-          TD                         : 190/110 mmHg

-          RR                          : 23x/menit

-          N                           : 112x/menit

-          S                            : 36oC

2)      Sistem pengindraan

a) Sistem penglihatan

19

Inspeksi       : bentuk mata dan bola mata simetris,kelihatan cowong, reflek pupil klien baik,

saat ada rangsangan cahaya miosis, konjungtiva tak anemis, sclera tidak ikterik, gerakan bola

mata baik.

Palpasi         : tidak terdapat lesi atau oedema, tidak dirasakan nyeri tekan. 

b)      System pendengaran

Bentuk dan letak simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran cukup baik karena klien

mampu mengerjakan apa saja yang diperintahkan.

c)      System penciuman

Bentuk dan letak simetris, saat klien di tes dengan mengguanakan alcohol dan minyak kayu

putih , klien dapat menunjuk dengan tepat bau yang dirasakan.

d)      System pengecapan

Keadaan lidah sedikit kotor, klien dites dengan menggunakan garam dan gula, klien dapat

menunjuk dengan tepat apa yang dirasakan.

e)      System integument

Gastisitas/turgor kulit baik walaupun saat di tarik kulit klien kembali ke semuala +/- 3-5 detik

karena proses penuaan, tidak ada lesi, warna kulit putih,tidak ada masa, tampilan umum kulit

bersih, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata

f)      System pencernaan

Inspeksi :Bentuk mulut simetris, gigi tidak utuh beberapa suddah tanggal, jumlah gigi sudah

tanggal, jumlah gigi susu dan gigi taring 4, geraham premolar 2, gerakan motor 12, jumlah

gigi 26, mukosa bibir kering, reflek menelan ada.

Auskultasi : pada bising usus 12x/menit.

Palpasi : I .Kuadran 1 (hepar) tidak ada pembesaran hepar dan ada nyeri tekan

II.Kuadran II (limpa) tidak ada pembesaran limpa

20

III. Kuadran III (Kolon) teraba masa /skibala

IV Kuadran IV tidak da nyeri tekan

Perkusi : kembung

g)      System pernafasan

Bentuk hidung simetris, tidak tampak polip, tidak aa pernafasan cuping hidung, retraksi dada

negative, tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada benjolan pada dada, terdengar suara

sonor pada dada sebelah kiri dan kanan, tidak ada wheezing.

h)      System kardiovaskuler

Tachicardi, tidak terdapat peningakatan vena jugularis, tidak ada bunyi tambahan.

i)      System perkemihan

Eliminasi urine tidak sering, ketok CVA tidak dirasaka nyeri, tidak ada nyeri pada daerah

supra pubis, bleder tidak teraba keras dan saat di palpasi tidak terasa nyeri.

j)  System persarafan

N1 (olfaktorius)                 : klien dapat membedakan bau minyak kayu putih

N2 (optikus)                       : lapang pandang klien agak berkurang behubungan dengan

penuaan,

N3 (okulomotorius)            : normal (bila terkena cahaya miosis dan midriasis bila tidak

terkena cahaya)

N4 (trakelis)                       : mata masih terkoordinasi sesuai perintah.

N5 (trigeminus)                  : reflek mengunyah ada, kelopak mata(+), rahang dapat mengatup

secara simetris

N6 (abdusen)                     : klien dapat menggerakan bola mata ke kiri dan ke kanan.

N7 (fasialis)                        : klien dapat menggerakan muka.

21

N8 (cochlealis)                   : pendengaran baik.

N9 (glosopharingeus)         : ada reflek menelan.

N10 (vagus)                        : kemampuan menelan baik.

N11 (accesorius)                 : kedua bahu masih mampu mengatasi tahanan dengan cukup baik.

N12 (hipoglosus)                : pergerakan lidah normal. 

k)  System musculoskeletal

Tidak ada kelumpuhan pada ekstermitas, kekuatan otot penuh, tidak ada nyeri dan tidak ada

luka

3) Pengkajian Aktifitas Sehari-hari

POLA SAAT DI RUMAH/SBLUM

MRS

SAAT MRS

1. Pola persepsi terhadap kesehatan

Penggunaan obat yg diberikan oleh pihak puskesmas

Mandi dan gosok gigi 2x/hari.

Pasien biasa makan sendiri.

Penggunaan obat sesuai resep dokter.

Px hanya di seka dan gosok gigi 2x/hari

Pasien makan di suapi.

2. Pola nutrisi Px makan 1 porsi habis setiap kali makan.

Jenis makanan: nasi, sayur, ikan

Minum ± 2000 cc tiap hari.

Px makan satu sendok makan

Jenis makanan: nasi, sayur,ikan

Minum ±1500 cc tiap hari

3. Pola eliminasi Bab 1x sehari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas

BAK 5-6x sehari, warna kuning jernih

Px belum BAB sama sekali

BAK 4-5x sehari

4. Pola aktivitas Px melakukan aktivitasnya sendiri

Px meminta bantuan keluarga untuk memenuhi aktivitas sehari-harinya

5. Pola istirahat Px tidur siang 1 jam Tidur malam 6 jam/hari

Px tidur siang 1jam/hari Px tidur malam 3 jam/hari

sering terbangun 6. Pola persepsi

22

dan konsep diri Gambaran diri Ideal diri

Harga diri

Peran diri

Tidak ada gangguan Pasien ingin bekerja lebih

baik Pasien berusaha

melakukan segala sesuatu dengan optimal

Bekerja di sawah

Terganggu karena merasa malu terbaring di RS

Pasien ingin sembuh

Pasien bertindak kooperatif

Peran diri terganggu7. Pola sensori dan

kognitif Sensori

Hidung dapat membedakan bau busuk dan sedap

Lidah dapat membedakan asin, asam,manis, pahit

Mata dapat melihat pada jarak ± 3 m

Px dapat membedakan kasar dan halus

Kognitif Proses berpikir lancar dan

daya ingat baik

Sensori Hidung dapat

membedakan bau busuk dan sedap

Lidah dapat membedakan asin, asam,manis, pahit

Mata dapat melihat pada jarak ± 2,5 m

Px dapat membedakan kasar dan halus

Kognitif Proses berpikir lancar dan daya ingat baik

8. Pola hubungan dan peran

Hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitar baik

Hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitar baik

9. Pola seksual TIDAK TERKAJI TIDAK TERKAJI

10. Pola pertahanan(koping)

Px berusaha mengatasi masalahnya sendiri jika ada kesulitan

Px meminta bantuan keluarga untuk mengatasi masalahnya.

11. Pola keyakinan Px beribadah sholat 5 waktu

Px hanya bisa berdoa di tempat tidur

4)   Pemeriksaan penunjang

A )Laboratorium 21November 2014

Hb                   = 11,5 gr/dl                 (13,5 – 18 gr/dl)

L                      = 5.900/mm3                (4.500 – 10.000/mm3)

T                      = 155.000/mm3               (150.000 – 400.000/mm3)

Ht                    = 30 %                         (40 – 48 %)

GD puasa        = 105 mg/dl                 (75 – 105 mg/dl)

Kalium            = 4,05                          (3,5 – 5,1 mmol/l)

23

Natrium           = 146                           (135 – 148 mmol/l)

 

B) Terapi 21 november 2014

Clorotiazid                  2×1

Ctm                             3×1

Antasida doen             3×1

Pct                               3×1

B1                               3×1

24