bab 1 forensik

37
BAB I PENDAHULUAN Dalam perkembangannya hukum acara pidana di indonesia dari dahulu sampai sekarang ini tidak terlepas dari apa yang di sebut sebagai pembuktian, apa saja jenis tindak pidananya pastilah melewati proses pembuktian. Di dalam pembuktian pidana di Indonesia kita mengenal dua hal yang sering kita dengar yaitu alat bukti dan barang bukti di samping adanya proses yang menimbulkan keyakinan hakim dalam pembuktian. Hal ini sesuai dengan KUHAP pasal 183 yang berbunyi “Hakim tidak boleh menjatuhkan Pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurangkurangnya ada dua alat bukti yang sah, ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana telah terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya”. 1 Alat bukti yang sebagaimana disebutkan pada KUHAP pasal 184 sebagai berikut: keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwah. Pada setiap kejahatan, hampir selalu ada barang bukti yang tertinggal, yang kalau diteliti dengan memanfaakan berbagai macam ilmu forensik, maka tidak mustahil kejahatan tersebut akan dapat terungkap dan bahkan korban yang sudah membusuk atau hangus serta pelakunya akan

Upload: cindy-putri-wihardja

Post on 06-Aug-2015

226 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Bab 1

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 forensik

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam perkembangannya hukum acara pidana di indonesia dari dahulu

sampai sekarang ini tidak terlepas dari apa yang di sebut sebagai pembuktian, apa

saja jenis tindak pidananya pastilah melewati proses pembuktian. Di dalam

pembuktian pidana di Indonesia kita mengenal dua hal yang sering kita dengar yaitu

alat bukti dan barang bukti di samping adanya proses yang menimbulkan keyakinan

hakim dalam pembuktian. Hal ini sesuai dengan KUHAP pasal 183 yang berbunyi

“Hakim tidak boleh menjatuhkan Pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan

sekurangkurangnya ada dua alat bukti yang sah, ia memperoleh keyakinan bahwa

suatu tindak pidana telah terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah

melakukannya”.1

Alat bukti yang sebagaimana disebutkan pada KUHAP pasal 184 sebagai

berikut: keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwah.

Pada setiap kejahatan, hampir selalu ada barang bukti yang tertinggal, yang kalau

diteliti dengan memanfaakan berbagai macam ilmu forensik, maka tidak mustahil

kejahatan tersebut akan dapat terungkap dan bahkan korban yang sudah membusuk

atau hangus serta pelakunya akan dapat dikenali. Oleh sebab itu pada kasus-kasus

tindak pidana yang dilakukan terhadap manusia perlu dicari sebanyak mungkin

barang bukti medik, baik yang berasal dari tubuh korban maupun pelaku.1,2

Trace evidence merujuk pada berbagai jenis material yang memiliki karakter

kimia dan fisik yang dapat digunakan untuk membuktikan apakah tersangka berada

pada tempat kejadian perkara. Material yang digunakan untuk mengidentifikasi

suspek meliputi semua termasuk rambut hingga serat pakaian. Identifikasi jejak bukti

merupakan proses membandingkan karakter kimia dan fisik dari sampel yang didapat

pada tempat kejadian perkara dengan asal mulanya.3

Page 2: Bab 1 forensik

Trace Evidence memiliki makna legal dan makna sains. Makna legal berarti;

segala hal yang berkaitan dengan pelaku yang di ajukan ke pengadilan dan secara

formal menjadi barang bukti. Sedangkan makna sains berarti; objek yang berasal dari

tempat kejadian perkara baik dari korba maupun pelaku atau barang-barang yang

dapat membantu dalam penyidikan.4

Page 3: Bab 1 forensik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Trace Evidence

Istilah trace evidence sangat sulit untuk dipaparkan ataupun didefinisikan

sehingga penjelasan istilah tersebut sering tidak memuaskan. Konsep dasar dari

istilah trace evidence yaitu barang bukti pada pemeriksaan forensic yang berukuran

kecil dan bersifat sisa peninggalan dari sesuatu. Sumber lain menyebutkan bahwa

trace evidence merupakan barang bukti berupa material yang bersifat mikroskopik

dimana material tersebut dapat mengalami pertukaran antara orang tempat ataupun

benda bila terjadi kontak.4,5

2.2. Klasifikasi Trace Evidence

Material yang mengalami kontak langsung

Ini disebut juga sebagai kontak transfer evidence dimana material

dipindahkan dari donor ke penerima. Pada beberapa kejadian ada istilah yang

disebut transfer 2 arah dimana si donor dapat menjadi penerima dan

sebaliknya. Material yang didapat merupakan barang bukti yang paling

signifikan.4

Material yang tidak mengalami kontak langsung

Terjadi bila donor dan penerima tidak kontak langsung, sebagai contoh

residu mesiu senjata api.4

Pola yang timbul dari kontak dengan material

Sebagai contoh dari pola ini yaitu sidik jari, jejak sepatu. Pola terbagi

menjadi: 4

- Inprints (2 dimensi); berupa jejak sepatu

Page 4: Bab 1 forensik

- Indentasi(3 dimensi); terjadi bila terdapat penekanan seperti lumpur yang

terinjak akan terbentuk cekungan

- Striata; terjadi bila ada 2 benda yang bergesekan, seperti goresan pisau,

cakaran

- Fraktur; objek yang patah seperti patahan kayu, gigi yang patah.

2.3. Pemeriksaan pada Trace Evidence

A. Darah

Darah merupakan bagian tubuh manusia yang dapat memberikan banyak

informasi penting bagi pengungkapan peristiwa pidana, baik yang ditemukan sebagai

bercak, diambil dari tubuh manusia yang masih hidup ataupun yang sudah mati.1

Bercak darah

Pada peristiwa pidana, bercak darah sering kali ditemukan pada tubuh korban,

lantai di sekitar tubuh korban, pakaian, dinding, lemari serta meja dan lain-lain. Dari

bentuk sifat bercak darah, dapat diketahui sumber perdarahan. Darah yang berasal

dari pembuluh balik pada luka yang dangkal , akan berwarna merah gelap, sedangkan

yang berasal dari pembuluh nadi pada luka yang dalam akan berwarna merah terang.

Darah yang berasal dari saluran pernafasan atau paru-paru berwarna merah terang dan

berbuih, jika telah mongering tampak seperti gambaran sarang tawon. Darah yang

berasal dari saluran pencernaan akan berwarna merah-coklat sebagai akibat dari

bercampurnya darah dengan asam lambung.1,6

Bentuk bercak darah juga dapat memberikan informasi tentang bagaimana cara

darah menempel pada objek, yaitu jatuh secara pasif, menyemprot dari arteri yang

terpotong atau karena senjata yang berlumuran darah yang memercikkan darah.

Gambaran bercak yang menyerupai pin bowling atau tanda seru memberikan

petunjuk bahwa darah menyemprot dari arteri ke permukaan objek secara miring,

dimana ujung kecil dari pin bowling itu menunjuk ke arah mana darah menyemprot.

Page 5: Bab 1 forensik

Darah dari pembuluh nadi akan memberikan bercak kecil-kecil menyemprot pada

daerah yang lebih jauh dari daerah perdarahan, sedangkan yang berasal dari

pembuluh balik biasanya membentuk genangan. Hal terjadi dikarenakan tekanan

dalam pembuluh nadi lebih tinggi dari tekanan atmosfer sedangkan tekanan dalam

pembuluh balik lebih rendah hingga tidak mungkin menyemprot.1,6

Tidak semua bercak berwarna merah itu darah. Oleh sebab itu perlu dilakukan

pemeriksaan untuk menentukan bercak tersebut darah atau tidak, darah manusia atau

tidak dan apa golongan darahnya.2

Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pemeriksaan tersebut ialah :1

a. Persiapan

Bercak darah yang menempel pada sesuatu objek, misalnya senjata, lantai, atau

perabot rumah tangga dikerok dan kemungkinan direndam pada larutan garam

fisiologis. Sedangkan yang menempel pada pakaian dapat langsung direndam pada

larutan tersebut.

b. Tes penyaringan (presumptive test)

Ada banyak tes penyaringan yang dapat dilakukan untuk membedakan apakah

bercak itu berasal dari darah atau bukan. Tes yang banyak dilakukanialah leuko-

malachite green test (Tes Benzidine) atau castle-Meyer test (Tes Phnolphtalein).

Hanya bercak yang memberikan tes positif saja yang perlu dilakukan pemeriksaan

lebih lanjut. Tes-tes tersebut juga dapat dilakukan terhadap bercak yang kecil

dengan cara mengusap bercak tersebut dengan kertas filter dan kemudian tes

dikerjakan di kertas filter tersebut.

c. Test meyakinkan ( Confirmatory test )

- Tes Serologik, Tes precipitin dengan menggunakan anti-human globulin

atau antisera yang lain akan memberikan konfirmasi bahwa bercak yang

diperiksa itu benar-benar darah dan dapat membedakan darah manusia atau

binatang.

Page 6: Bab 1 forensik

- Tes Kimiawi, Ada banyak tes kimiawi yang dapat dilakukan untuk

memastikan bahwa diperiksa itu bercak darah, atas dasar pembentukan

kristal-kristal hemoglobin yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau

dengan mikroskop. Tes-tes tersebut antara lain tes Takayama dan

Teichmann.

- Spektroskopik, Larutan reduced hemoglobin akan memberikan spektrum

warna yang khas pada spektroskop. Tes ini dibuat lebih spesifik dengan

menambahkan berbagai reagensia untuk membentuk berbagai produk dari

hemoglobin , seperti misalnya methemoglobin yang akan memberikan

spektrum yang khas.

- Mikroskopik, Pada bercak-bercak darah yang telah kering biasanya sel-sel

darah merah atau sel-sel darah putih mengalami kerusakan. Pemeriksaan

ini berguna pada darah yg baru, diamna dapat dilihat bentul sel darahnya.

- Penentuan Golongan Darah, dapat digunakan sistem ABO yang dapat

dipakai pada darah segar ataupun yang kering.

Darah orang hidup

Pada penyidikan perkara pidana kadang-kadang diperlukan pemeriksaan darah

dari orang yang masih hidup, yaitu : 1

Untuk membuktikan adanya alkohol dalam darah pelanggar lalu lintas, atau

orang-orang yang diduga melakukan kejahatan

Untuk membuktikan adanya morfin dalam darah dari orang-orang yang diduga

sebagai pemakai zat tersebut

Untuk membuktikan adanya tindak pidana perzinahan yang mengakibatkan

lahirnya anak

Darah orang mati

Pemeriksaan darah dari korban mati perlu dilakukan untuk menentukan :1

Page 7: Bab 1 forensik

Golongan darahnya untuk dicocokkan dengan golongan darah yang menempel

pada senjata atau mobil yang dicurigai sebagai penyebab kematiannya

Untuk menentukan sebab kematiannya, yaitu dengan memeriksa adanya zat atau

racun yang menyebabkan kematiannya

Kalau memungkinkan, darah yang telah diambil ditempatkan di dalam

refrigerator dengan suhu sekitar 4 derajat celcius. Penambahan sedikit sodium

fluorida akan mencegah proses enzimatik dari pembusukkan. Semakin banyak

darah yang dapat diambil semakin baik, tetapi pemeriksaan berbagai zat dengan

teknik modern sekarang ini tidak memerlukan banyak darah.

Tes-tes pada pemeriksaan darah 1,6

- Tes Benzidine

Tes benzidine yang positif merupakan indikasi kuat bahwa bercak yang

diperiksa adalah bercak darah. Cara pemeriksaan : bercak yang diduga bercak

darah,digosok dengan kertas saring, bercak yang menempel pada kertas saring

kemudian diteteskan dengan 1 tetes Hidrogen peroksida 20% dan 1 tetes

reagensia benzidine.

- Tes Luminol

Tes luminol merupakan tes yang paling sensitif untuk mendeteksi darah.

Bila bercak darah disemprot dengan reagensia luminol maka akan bersinar

mengeluarkan cahaya luminescence), oleh karena itu, tes ini dapat sebagai tes

penyaring karena dapat dilakukan dengan cepat. Cara pemeriksaan : objek yang

akan diperiksa disemprot dengan reagensia,oleh karena yang dilihat adalah

keluarnya cahaya bersinar, maka pemeriksaan dilakukan dalam keadaan gelap.

- Tes Takayama dan Teichman

Identifikasi darah dengan Tes Takayama dan Teichman sangat spesifik namun

sangat mudah dipengaruhi oleh zat-zat yang mengkontaminasi. Cara pemeriksaan

Tes Takayama : seujung jarum bercak kering diletakkan pada gelas objek,

teteskan 1 tetes reagensia, tutup dengan kaca penutup, kemudian dipanaskan.

Page 8: Bab 1 forensik

Baca dibawah mikroskop. Cara pemeriksaan Tes Teichman : seujung jarum

bercak diletakkan pada gelas objek, ditambahkan satu butir kristal NaCl dan 1

tetes asam asetat glasial, tutup kaca dengan kaca penutup, panaskan dan baca

dibawah mikroskop.

B. Rambut

Rambut,baik rambut kepala ataupun kelamin, merupakan bagian tubuh manusia

yang dapat memberikan banyak informasi bagi kepentingan peradilan,antara lain

tentang: saat korban meninggal dunia, sebab kematian, jenis kejahatan, identitas

korban, identitas pelaku. Informasi ini diperoleh dengan meneliti sifat-sifat, gambaran

mikroskopik serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat trauma atau racun

tertentu.1

Jika ditemukan rambut yang diduga ada kaitannya dengan kejadiaan maka

hendaknya rambut tersebut diperiksa dengan teliti untuk mengetahui : keasliannya, ,

identitas pemilik rambut, informasi-informasi lain yang ada kaitannya dengan

kejahatan1,7,8

Keaslian rambut

Rambut yang utuh biasanya terdiri atas akar, batang, dan ujung. Akar rambut

terdiri atas jaringan ikat longgar sedangkan batang rambut terdiri kutikula, kortek,

dan medulla. Serat yang bukan berasal dari rambut tidak mempunyai susunan seperti

itu. Serat sintesis misalnya, gambaran mikroskopisnya

terlihat homogen.7

Penentuan rambut manusia atau bukan

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa serat itu rambut maka langkah

selanjutnya adalah menentukan apakah rambut tersebut berasal dari manusia atau

hewan. Ciri rambut manusia yaitu halus dan tipis, kutikula mempunyai sisik kecil dan

bergerigi, medulla sempit atau kurang dari 0.3 dan pigmennya lebih kearah perifer.

Sedangkan cirri rambut binatang ialah kasar dan tebal, kutikula mempunyai sisik

lebar dan polihidral, medulla lebar, kortex tipis, index medulla lebih dari 0,5 dan

Page 9: Bab 1 forensik

pigmennya di perifer maupun sentral. Dengan tes presipitasi akan dapat dibedakan

dengan tepat antara rambut manusia dan rambut hewan.6,7

Identifikasi

Jika sudah dapat dipastikan rambut manusia maka pemeriksaan lanjutan perlu

dilakukan untuk menentukan siapa pemiliknya. Perlu diketahui bahwa rambut

mempunyai sifat tahan terhadap pembusukan dan bahan-bahan kimia sehingga dapat

dijadikan salah satu sarana identifikasi bagi mayat-mayat yang sudah membusuk.

Meskipun tak dapat memberikan identitas personal sepertti halnya sidik jari, tetapi

dapat memberikan identitas umum, antara lain:8

- Umur

Umur dari pemilik rambut dapat ditentukan dengan memeriksa rambut

tersebut. Rambut lanugo pada bayi yang baru lahir mempunyai sifat halus, tidak

berpigmen, tak bermedulla dengan pola sisik yang lebih seragam. Perlu

dikemukakan bahwa tumbuhnya rambut di berbagai bagian tubuh berbeda-beda

waktunya. Rambut pubis dan rambut ketiak misalnya, tumbuh pada masa adolsen.

Selain itu warna dari rambut juga dapat dipakai sebagai petunjuk umur dari

pemiliknya. Pada orang-orang tua warna rambut akan berubah menjadi putih.

- Jenis kelamin

Melalui berbagai pemeriksaan yang teliti akan dapat ditentukan jenis kelamin

dari pemiliknya. Rambut laki-laki pada umumnya lebih kaku, lebih kasar, dan

lebih gelap. Sedang rambut wanita umumnya halus, panjang dan meruncing

kearah ujung. Dari distribusinya juga dapat ditentukan jenis kelaminnya. Rambut

jenggot, rambut dada, dan kumis adalah laki-lakli dan wanita juga menunjukkan

gambaran yang berbeda.

- Ras

Untuk menentukan jenis rasnya dapat dilihat dari warna, panjang, bentuk dan

susunan rambut. Rambut orang Eropah misalnya, berwarna pirang, kecoklatan

atau kemerahan dan pendek.

- Golongan darah

Page 10: Bab 1 forensik

Penentuan golongan darah sekarang ini sudah dapat dilakukan dengan memeriksa

sehelai rambut dari bagian tubuh yang manapun melalui siatem ABO, PGM, EsD

ataupun system GLO-I.

Cara mengambil sampel:

- Sepanjang garis yang ditarik di tengah bagian belakang kepala dari pusat satu

telinga ke pusat yang lain, mengumpulkan rambut setidaknya setebal pensil,

dan mengikatnya bersama-sama dekat ujung akar (dekat kulit kepala) dengan

menggunakan tali kecil atau karet gelang.

- Potong rambut dekat dengan kulit kepala tanpa memotong kulit kepala.

- Mempertahankan posisi horizontal dari rambut yang terikat dengan

membungkus bagian yang dipotong dengan foil aluminium atau plastik.

- Tunjukkan akar dan ujung dari rambut dengan menandai foil aluminium atau

plastic dengan label kertas. Jangan gunakan bahan yang boleh melekat

langsung pada rambut.

- Tempatkan spesimen dalam amplop terlabel, bersih dan kering, untuk

pengiriman ke laboratorium. Perhatikan apakah pemutih, pewarna rambut atau

obat (misalnya selenium atau minoxidil) digunakan.

Dalam kasus-kasus dimana tubuh membusuk, rambut dapat juga dikumpulkan

dengan menarik akar rambut dari kulit kepala.rambut dapat berpindah dari satu

tempat ke tempat lain dan tahan dari pembusukan sehingga rambut yang tersisa di

TKP menjadi aspek penting dari tanda bukti. Bahkan jika seorang tersangka mencoba

untuk membersihkan lokasi TKP, dia kemungkinan besar akan meninggalkan

rambut.9,10

Ada beberapa metode yang dilakukan untuk memeriksa rambut; 10,11

- Metode 1:11

Page 11: Bab 1 forensik

1. Beri label pada objek gelas dengan tipe binatang yang kemungkinan memiliki

rambut tersebut

2. Teteskan cat kuku pada pertengahan objek gelas sehingga membentuk satu

lapisan yang tipis

3. Biarkan lapisan yang tipis tersebut mongering tetapi jangan sampai kering

total.

4. Letakkan 2-3 helai sampel rambut pada cat kuku yang terdapat pada objek

gelas.

5. Tunggu sampai cat kuku kering total, kemudian dengan menggunakan forsep

keluarkan rambut tersebut sehingga meninggalkan tanda rambut yang

dikeluarkan tersebut

6. Periksa objek gelas tersebut di bawah mikroskop. Lihat satu persatu tanda

helaian rambut tersebut dan diinterpretasikan Setelah selesai , isi data yang

diperlukan dan deskripsikan setiap corak yang dilihat.

- Metode 2: Whole Mount ( metode ini dilakukan untuk melihat struktur

internal rambut):10,11

1. Beri label pada objek gelas dengan tipe binatang yang kemungkinan memiliki

rambut tersebut. Letakkan 1-2 helai rambut pada pertengahan objek gelas.

2. Teteskan 1-2 tetes air di atas permukaan rambut supaya rambut di tempatnya

dan letakkan dek gelas di atas rambut. Ini dikenal sebagai wet mount

3. Lihat sampel tersebut di bawah mikroskop.

4. Isi data yang dijumpai dan yang terlihat pada kertas data

5. Juga diukur panjang rambut tersebut. Perhatikan jikalau ada benda asing pada

rambut. Apakah medulla tampak terpecah-pecah, terpisah-pisah atau

bersinambungan? Atau apakah medulla hilang?

6. Perhatikan warna, diameter dan distribusi pigmen pada rambut.

- Mengukur diameter rambut 11

Page 12: Bab 1 forensik

1. Gunakan alat yang khas untuk membuat lubang pada kartu indeks. Tempelkan

sampel rambut pada lubang tersebut.

2. Letakkan kartu indeks tersebut dalam posisi vertikal supaya laser dapat

menembus secara langsung rambut yang ditempel tersebut. Arahkan laser

tersebut pada dinding dan hasil yang didapati adalah red spot horizontal pada

dinding, dengan bagian tengahnya paling terang.

3. Ukur jarak antara rambut dengan daerah yang paling terang pada dinding.

Jarakini dilabel sebagai ‘L’

4. Ukur jarak di antara spot yang terdapat di tengah dengan spot pertama dari

salah satu ujungnya. Ini dilabel sebagai ‘x’.

5. Determinasi ketebalan rambut, dalam micron, dengan menggunakan formula:

d=(λL)/x, di mana λ adalah wavelength dari laser yang digunakan

Contoh gambaran rambut di mikroskop:11

Wet Mounts

Scale casts

Page 13: Bab 1 forensik

C. Kuku

Sampel optimal adalah potong seluruh kuku karena ini lebih praktis untuk

ditangani. Namun, dalam beberapa kasus, kuku mungkin terlalu pendek untuk

dipotong atau pelapor mungkin tidak memberi persetujuan untuk mengambil sampel.

Dalam kasus tersebut, mengorek bahan di bawah kuku dilakukan dan sampel tersebut

diambil menggunakan tapered stick atau kedua sisi kuku harus diseka dengan

menggunakan teknik double-swab. Ketika mendapatkan korekan kuku, ahli forensik

harus mencoba untuk tidak mengganggu nail bed.10

Kedua tangan harus diambil sampel dan spesimen dibungkus secara terpisah dan

dimasukkan ke dalam amplop. Pada kasus yang jarang, apabila kuku patah dan sisa

kuku yang patah dijumpai di daerah kejadian, maka sisa kuku di jari yang relevan

harus dipotong dalam waktu 24 jam untuk memungkinkan perbandingan striasi kuku.

Jika tidak jelas dari mana jari kuku berasal, maka mungkin diperlukan untuk

memotong dan menyerahkan semua kuku makroskopik yang patah karena striasi

kuku adalah berbeda pada setiap jari. Panjang kuku dan kerusakan yang terjadi pada

kuku harus diperhatikan.8

D. Gigi

Batasan dari forensik odontologi terdiri dari:6,7

- Identifikasi dari mayat yang tidak dikenal melalui gigi, rahang dan kraniofasial.

- Penentuan umur dari gigi.

- Pemeriksaan jejas gigit (bite-mark).

Page 14: Bab 1 forensik

- Penentuan ras dari gigi.

- Analisis dari trauma oro-fasial yang berhubungan dengan tindakan kekerasan.

- Dental jurisprudence berupa keterangan saksi ahli.

- Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identifikasi personal.

Ukuran dan bentuk gigi juga digunakan untuk penentuan jenis kelamin. Gigi

geligi menunjukkan jenis kelamin berdasarkan kaninus mandibulanya. Anderson

mencatat bahwa pada 75% kasus, mesio distal pada wanita berdiameter kurang dari

6,7 mm, sedangkan pada pria lebih dari 7 mm. Saat ini sering dilakukan pemeriksaan

DNA dari gigi untuk membedakan jenis kelamin.6,10

Gigi juga dapat digunakan untuk menentukan ras diamana gambaran gigi untuk

ras mongoloid adalah sebagai berikut:6

- Insisivus berbentuk sekop. Insisivus pada maksila menunjukkan nyata

berbentuk sekop pada 85-99% ras mongoloid, 2 sampai 9 % ras kaukasoid

dan 13 % ras negroid memperlihatkan adanya bentuk seperti sekop walaupun

tidak terlalu jelas.

- Dens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal

premolar bawah pada 1-4% ras mongoloid.

- Akar distal tambahan pada molar 1 mandibula ditemukan pada 20%

mongoloid.

- Lengkungan palatum berbentuk elips.

- Batas bagian bawah mandibula berbentuk lurus.

E. Oral Swab

Gunakan kapas yang bersih untuk mengumpulkan bukal (oral) sampel. Gosok

permukaan bagian dalam pipi secara menyeluruh. Mengeringkan swab dan

menempatkan di atas kertas yang bersih atau amplop dengan sudut tertutup. Jangan

menggunakan kemasan plastik. Mengidentifikasi masing-masing sampel dengan

waktu, tanggal, nama orang, lokasi, nama pengumpul, nomor kasus, dan nomor bukti.

Page 15: Bab 1 forensik

Membungkus sampel oral dari individu yang berbeda secara terpisah. Sampel bukal

tidak perlu didinginkan. Kirim ke laboratorium sesegera mungkin.6,8

F. Sperma

Pemeriksaan sperma merupakan bagian yang sangat penting dalam mengungkap

kasus tindak pidana seksual sebab pemeriksaan tersebut tidak hanya dapat membuat

terang perkara tersebut, tetapi juga dapat menjelaskan identitas pelakunya. Adanya air

mani yang tercecer baik pada pakainan korban maupun pada seprei, sarung bantal,

kelambu dan bahan tekstil lainnya dengan mudah dapat diketahui oleh penyidik;

adapun cara untuk mengetahuinya adalah sebagai berikut :1,6

Visual : pada pakaian atau tekstil yang berwarna cerah. Bercak air mani akan

berwarna abu-abu atau agak kekuning-kuningan sedangkan pada bahan pakaian

atau tekstil yang berwarna gelap akan tampak bercak air mani mengkilat. Bentuk

bercak biasanya tidak teratur dengan intesitas warna yang lebih tegas pada bagian

pinggir bercak.

Mencium baunya : jika bercak air mani masih baru, basah maka dapat dikenali

dari baunya yang khas.

Meraba : bercak air mani yang telah mengering pada pakaian atau tekstil jika

diraba dengan dua jari akan memberikan kesan seperti meraba kain yang telah

kering dikanji.

Sinar ultra-violet : penyidik perlu dilengkapi dengan lampu senter ultra violet.

Dengan menyinari pakaian atau bahan teksil yang terdapat di TKP dengan sinar

ultra violet, yang memberikan flouresensi putih; oleh karena air mani

mengandung zat berfluoresensi bila di sinari dengan sinar ultra violet.

Dengan mengetahui cara mencari bercak air mani seperti diatas penyidik akan

lebih selektif dalam mengambil dan mengirim barang bukti pada kasus-kasus

kejahatan seksual atau penyimpanan seksual.6

Page 16: Bab 1 forensik

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi;

Spesimen basah dapat diambil dariliang senggama dengan ose platina atau

pipet. Jika dengan cara ini tidak ada cairan yang terambul maka perlu dilakukan

penyemprotan dengan cairan yang fisiologis kedalam liang senggama (fornix

posterior), kemudian cairan tersebut diambil dan dipusingkan (disentrifusir). Edapan-

nya diteteskan di atas gelas obyek, ditutup dengan deckglass dan diperiksa di bawah

mikroskop secara langsung atau dicat lebih dulu dengan Methylen atau Hematoxylin

Eosin. Spesimen kering diambil dari bercak-bercak yang telah kering. Sesudah bercak

itu dikerok, ditetesi dengan cairan fisiologis atau dikerok maka bercak itu dikerok,

ditetesi dengan cairan fisiologis atau asam acetat glacial. Jika bercak menempel pada

pakaian dan diatas gelas objek dan diatasnya ditetesi cairan HCl 1% atau asam acetat

glacial 0,3%. Sesudah itu dilihat di bawah mikroskop secara langsung atau dilakukan

pengecatan lebih dahulu. Sebaiknya dilakukan tes skrining lebih dahulu dengan

menggunakan ultraviolet. Hanya bercak yang mengalami fluorescensu saja yang

dilakukan pemeriksaan.6,9

pemeriksan lanjutan yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya unsur

plasma;8.

Pemeriksaan Acide Phosphatase

Karena zat ini merupakan enzyme yang mudah rusak maka pemeriksaan tersebut

harus dilakukan secepatnya. Pemeriksaan dapat dilakukan secara kualitiatif ataupun

kuantitatif.

Pemeriksaan Spermine (Berbio Test)

Cairan sperma diletakkan diatas gelas obyek, ditetesi larutan asam jenuh, ditutup deck

glass dan dilihat di bawah mikroskop. Akan terbentuk Kristal-kristal dari spermine

nitrat yang bentuknya kecil-kecil seperti jarum dan berwarna kuning.

Pemeriksaan Choline (Florens Test)

Cairan sperma ditetesi larutan yang terdiri atas campuran 1,65 gram KJ, 2,54 J dan 30

ml aquadest. Dibawah mikorskpo akan terlihat Kristal choline jodida yang bentuknya

seperti jarum atau belah ketupat dan berwarna coklat.

Page 17: Bab 1 forensik

G. Air liur dan Urin

Pengambilan sampel dengan menggunakan kain atau kapas kering . kemudian

keringkan kain atau swab dan dikemas dengan kertas yang bersih atau amplop dengan

sudut tertutup. Jangan gunakan wadah plastik. Bungkus untuk mencegah

menghilangkan stain itu dengan tindakan abrasive selama pengiriman. Membungkus

dengan kertas yang bersih atau amplop dengan sudut tertutup.6,7

Dapat juga dilakukan pemotongan sampel dari benda-benda yang dicurigai

tercemar air liur atau urin dengan alat yang bersih dan tajam kemudian bungkus

untuk mencegah kehilangan noda oleh tindakan abrasif selama pengiriman.

Membungkus dengan kertas bersih. Jangan gunakan wadah plastik.8,9

Permen karet serta punting rokok dapat juga digunakan, pengambila sampel

dengan menggunakan sarung tangan atau forcep yang bersih, bungkus dengan kertas

yang bersih jangan menggunakan wadah plastic.6

H. Sidik Jari

Sidik jari adalah suatu impresi dari alur-alur lekukan yang menonjol dari

epidermis pada telapak tangan dan jari-jari tangan atau telapak kaki dan jari-jari kaki,

yang juga dikenal sebagai “dermal ridges” atau “dermal papillae”, yang terbentuk

dari satu atau lebih alur-alur yang saling berhubungan.9,10

Bila catatan sidik jari seseorang ada, maka mudah untuk diidentifikasi. Pertama

kali, dactylography ini ditemukan oleh Herschel, tapi Sir Francis Balton adalah orang

pertama yang mengambil tanda-tanda ibu jari dan jari-jari lain untuk identitas

seseorang dan membuat golongan-golongannya. Cap jari adalah saluran –saluran

kulit dan pori-pori ini bersifat tetap dan tidak berubah seumur hidup. Setiap jari

tangan mempunyai gambaran yang lain. Kemungkinan gambaran sidik jari yang sama

dari 2 orang yang berlainan adalah 1:64.000.000. Jadi tanda tersebut dianggap tanda

pasti untuk identitas seseorang.8,9

Keunggulan sidik jari dibandingkan dengan DNA adalah bahwa sidik jari dapat

Page 18: Bab 1 forensik

Membedakan antara dua anak kembar (prabhakar 2001), sedangkan DNA tidak bisa

Sebaliknya, DNA dapat memberikan identitas seseorang dengan lengkap

dibandingkan dengan sidik jari laten dan parsial yang tertinggal pada tempat

kejadian.11

Dibawah ini merupakan sifat-sifat khusus yang dimiliki sidik jari :

Perennial nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit

manusia seumur hidup.

Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali

mendapatkan kecelakaan yang serius.

Individuality, pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang.10 Ada 3

golongan bentuk sidik jari, yaitu:

- Tipe Arch, Pada patern ini kerutan sidik jari muncul dari ujung, kemudian

mulai naik di tengah, dan berakhir di ujung yang lain.

- Tipe Loop, Pada patern ini kerutan muncul dari sisi jari, kemudian

membentuk sebuah kurva, dan menuju keluar dari sisi yang sama ketika

kerutan itu muncul.

- Tipe Whorl, Pada patern ini kerutan berbentuk sirkuler yang mengelilingi

sebuah titik pusat dari jari.

Dengan menggunakan pemeriksaan melalui sidik jari, beberapa hal penting dapat

diperoleh, antara lain:

1. Identifikasi pelaku tindak kriminal.

2. Identifikasi mayat yang tidak dikenal walaupun telah terjadi pembusukan.

3. Bekas sidik jari yang didapati pada TKP dapat dicocokkan dengan sidik jari pada

senjata yang diduga dipakai tersangka.

4. Sebagai ganti tanda tangan yang dikenal sebagai Cap Jempol.

Walaupun pemeriksaan sidik jari tidak dilakukan oleh dokter, dokter masih

Page 19: Bab 1 forensik

mempunyai kewajiban yaitu untuk mengambilkan atau mencetak sidik jari,

khususnya sidik jari pada korban yang tewas dan keadaan mayatnya yang telah

membusuk. Teknik pengembangan sidik jari pada jari yang keriput, serta mencopot

kulit ujung jari yang telah mengelupas dan memasangnya pada jari yang sesuai pada

jari pemeriksa, baru kemudian dilakukan pengambilan sidik jari, merupakan prosedur

standar yang harus diketahui dokter.8,9,10

Cara pengangkatan sidik jari yang paling sederhana adalah dengan metode

dusting (penaburan bubuk). Biasanya metode ini digunakan pada sidik jari paten /

yang tampak dengan mata telanjang. Sidik jari laten biasanya menempel pada

lempeng aluminium, kertas, atau permukaan kayu. Agar dapat tampak, para ahli dapat

menggunakan zat kimia, seperti lem (sianoakrilat), iodin, perak klorida, dan

ninhidrin. Lem sianoakrilat digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari dengan cara

mengoleskannya pada permukaan benda aluminium yang disimpan di dalam wadah

tertutup, misalnya stoples. Dalam stoples tersebut, ditaruh juga permukaan benda

yang diduga mengandung sidik jari yang telah diolesi minyak. Tutup rapat stoples.

Sianoakrilat bersifat mudah menguap sehingga uapnya akan menempel pada

permukaan benda berminyak yang diduga mengandung sidik jari. Semakin banyak

sianoakrilat yang menempel pada permukaan berminyak, semakin tampaklah sidik

jari sehingga dapat diidentifikasi secara mudah.10

Cara lainnya dengan menggunakan iodin. Iodin dikenal sebagai zat

pengoksidasi. Jika dipanaskan, iodin akan menyublim, yaitu berubah wujud dari

padat menjadi gas. Kemudian, gas iodin ini akan bereaksi dengan keringat atau

minyak pada sidik jari. Reaksi kimia ini menghasilkan warna cokelat kekuning-

kuningan. Warna yang dihasilkan tidak bertahan lama sehingga harus segera dipotret

agar dapat didokumentasikan. Zat kimia lain yang biasa digunakan adalah perak nitrat

dan larutan ninhidrin. Jika perak nitrat dicampurkan dengan natrium klorida, akan

dihasilkan natrium nitrat yang larut dan endapan perak klorida. Keringat dari pelaku

mengandung garam dapur (natrium klorida, NaCl) yang dikeluarkan melalui poripori

Page 20: Bab 1 forensik

kulit. Pada praktiknya, larutan perak nitrat disemprotkan ke permukaan benda yang

diduga tersentuh pelaku. Setelah 5 menit, permukaan benda akan kering dan perak

nitrat pun terlihat. Lalu, sinar terang atau ultra violet yang disorotkan ke permukaan

benda akan membuat sidik jari yang mengandung perak nitrat terlihat. Seperti halnya

iodin, warna yang dihasilkan tidak bertahan lama sehingga harus segera dipotret agar

dapat didokumentasikan.

Ninhidrin merupakan zat kimia yang dapat bereaksi dengan minyak dan

keringat menghasilkan warna ungu. Jika jari pelaku kejahatan mengandung minyak

atau keringat, lalu tertempel pada permukaan benda, sidik jarinya akan terlihat

dengan cara menyemprotkan larutan ninhidrin. Setelah dibiarkan selama 10-20 menit,

akan tampak warna ungu. Proses ini dapat dipercepat dengan memanfaatkan panas

lampu.10

Metode paling mutakhir yang digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari

adalah teknik micro-X-ray fluorescence (MXRF). Teknik ini dikembangkan oleh

Christopher Worley, ilmuwan asal University of California yang bekerja di Los

Alamos National Laboratory. Dibandingkan dengan metode lainnya yang biasa

digunakan, teknik MXRF mempunyai beberapa kelebihan. MXRF dapat

mengidentifikasi sidik jari yang tidak dapat diidentifikasi metode lain.10,11

Beberapa alat yang digunakan dalam pengambilan sidik jari, yang diantaranya

adalah :

1. Stamping Kit

2. Kartu Sidik Jari AK-23

3. Kartu Tik atau Kartu Sidik Jari AK-24

4. Tinta Daktiloskopi

5. Roller

6. Magnifier/Loop

7. Sinyalemen

Terdapat pula berbagai macam alat yang berhubungan dengan sidik jari yang

digunakan dalam identifikasi dan penyidikan, alat-alat tersebut antara lain:

Page 21: Bab 1 forensik

1. Fingerprint Magnifier

2. Forensic Comparator Type FC-281

3. Forensic Opsical Comparator Type FX-8A

4. Laboratory Fuming Cabinet

5. Fingerprint Development Station

6. Laser Photonics Printfinder

2.4. Kegunaaan Trace Evidence

Membantu penyelidikan

Dalam membantu penyidikan interpretasi trace evidence dari seorang ahli

dapat membantu menetukan sampel yang tidak diketahui asal sampelnya,

tanggal kejadian dan memberikan informasi yang berguna dalam

mengeliminir tersangka.

Barang bukti asosiatif

Berguna dalam mencara adanyan hubungan contak antara individual

dengan objek ataupun tempat setelah pelaku ditunjuk.

Rekonstruksi

Trace evidence dapat memberikan informasi bagaimana suatu kejadian itu

terjadi, sebagai contah, pada kasus kecelakaan lalulintas dihubungkan

bukti pada kendaraan koraban, korban dan tempat kejadian.

Page 22: Bab 1 forensik

BAB III

KESIMPULAN

Trace evidence memiliki konsep dasar dari istilah tersebut dimana dapat

didefinisikan sebagai barang bukti pada pemeriksaan forensic yang berukuran kecil

dan bersifat sisa peninggalan dari sesuatu.

Trace evidence dapat dibagi menjadi material yang mengalami kontak

langsung, material yang tidak mengalami kontak langsung, dan pola material tersebut.

Material yang termasuk dalam trace evidence adalah darah, rambut, kuku, gigi, swab

Page 23: Bab 1 forensik

oral, spema, air liur, urin, sidik jari, dan lain-lain. Setiap material yang berperan

sebagai trace evidence memiliki cara analisis bahan yang berbeda-beda.

Page 24: Bab 1 forensik

DAFTAR PUSTAKA

1. Dahlan, sofwan. 2004. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan

Penegak Hukum. Badan penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Chapter

18. Hal 255-269

2. Amir, A., Ilmu Kedokteran Forensik, 2011. Percetakan Ramadan; edisi 2

3. Nelson, Emily. 2011. Trace Evidence. Available from :

http://www.myforensicsciencedegree.com/trace-evidence/ [Accesed Mei,

2011]

4. Forest, P., R., D., What is Trace Evidence, In: Caddy B., Forensic

Examination of Glass and Point Analysis and Interpretation. 2001. Taylor

France Chapter I.

5. Division of Forensic Sciences Georgia Crime Lab. Trace Evidence. Georgia

Bureau of Investigation.

6. Indries, Abdul Mun’im., Tjiptomartono, Agung Legowo. 2011. Penerpan ilmu

kedokteran forensik dalam proses penyidikan. Sagung Seto. Hal 9-30.

7. Gani, M Husni. 2003. Ilmu kedokteran forensik Fakultas Kedokteran

universitas andalas.109-111.

8. Franklin, C. A. 1988. Modi’s Textbook of Medical Jurisprudence And

Toxicology 21th ed. Bombay N.M. Tripathi Private Limited. Chapter VII. Hal

104-152.

Page 25: Bab 1 forensik

9. Wheeler, Barbara P., Wilson, Lori J. 2008. Practical Forensic Microscopy. A

laboratory Manual. Experiment 21 : semen examinations. Wiley-Blackwell.

Page 289-293

10. Nandy, Apurba. 2001. Principles of Forensic Medicine. India : New Central

Book Agency. Page 129-132.

11. Chadha, P.V. 2003. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi edisi V.

Jakarta: Medika.