bab 1 dik

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermsyarakat peranan membaca sangat penting, karena dengan membaca mereka dapat menyerap informasi yang kita perlukan. Informasi-informasi tersebut, dapat diserap dengan baik apabila pembaca mempuanyai daya simak dan memili kompetensi teknik kebahasaan yang baik dan akurat. Membaca adalah suatu proses melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Membaca adalah mengeja atau melafalkan, mengucapkan, mengetahui atau meramalkan, menduga, memperhitungkan dan memahami apa yang tertulis (Moeliono, 1994 : 72)”. Batasan ini menjelaskan bahwa membaca merupakan suatu proses menegtahui dan memahami segala sesuatu yang terdapat dalam bacaan, baik dengan dilisankan maupun hanya dalam hati. 1

Upload: mi-usup

Post on 16-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

lllllll

TRANSCRIPT

A

PAGE

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan bermsyarakat peranan membaca sangat penting, karena dengan membaca mereka dapat menyerap informasi yang kita perlukan. Informasi-informasi tersebut, dapat diserap dengan baik apabila pembaca mempuanyai daya simak dan memili kompetensi teknik kebahasaan yang baik dan akurat. Membaca adalah suatu proses melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Membaca adalah mengeja atau melafalkan, mengucapkan, mengetahui atau meramalkan, menduga, memperhitungkan dan memahami apa yang tertulis (Moeliono, 1994 : 72). Batasan ini menjelaskan bahwa membaca merupakan suatu proses menegtahui dan memahami segala sesuatu yang terdapat dalam bacaan, baik dengan dilisankan maupun hanya dalam hati. Menulis merupakan suatu proses menurunkan atau melukiskan lambang-lambang yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang tersebut kalau mereka memahami lambang tersebut (Tarigan, 1986:21). Pendapat ini menunjukan bahwa dengan menulis dapat terjadi komunikasi antara penulis dan pembaca.Untuk mampu menulis dengan baik, sesorang terlebih dahulu harus mampu mengenal huruf atau lambang-lambang yang akan dibaca dan ditulis. Umumnya peserta didik yang sudah berada minimal di kelas 3 SD atau MI, sudah mampu

menganal huruf latin dan tanda bacanya serta mampu untuk membacanya sekaligus menuliskannya. Tetapi untuk mengenal huruf arab (Al-Quran) dan tanda bacanya, banyak siswa yang belum mengenalnya. Bahkan banyak anak yang sudah lulus dari SMP, MTs, bahkan yang sudah lulus SMA, MA, masih belum bisa membaca dan menulis Al-quran. Berawal dari sanalah penulis mengadakan penelitian, penulis ingin mengetahui faktor-faktor penyebab hal itu terjadi. Setelah penulis mengadakan penelitian di kelas VII MTs Almuawanah Kecamatan Singajaya Kabupaten Garut, banyak siswa yang masih belum bisa baca tulis Al-quran.Penulis berpikir bagaimana siswa dapat menulis Al-Quran dengan tidak melihat tulisannya (ditalar), apabila mereka tidak bisa membacanya. Membaca merupakan salah satu faktor yang utama dalam menunjang keberhasilan pembelajaran. Siswa harus sejak dini sudah pandai membaca. Siswa yang pandai membaca, akan sangat berbeda pengetahuannya dengan siswa yang belum pandai membaca yang hanya mengandalkan pendengarannya. Siswa yang senang membaca akan semakin bertambah pengetahuannya dan memiliki wawasan yang luas. Firman Allah dalam surat Az-zumar ayat 9.(((( (((( ((((((((( (((((((( ((((((((((( ((((((((((( (( ((((((((((( ( ((((((( (((((((((( ((((((((( ((((((((((( ((( Artinya : "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Membaca merupakan aspek yang paling penting bagi kehidupan manusia. Bahkan Allah Swt. menurunkan wahyu yang pertamanya kepada Nabi Muhammad Saw., yaitu suruhan untuk membaca. Sebagaimana tersirat dalam surat Alalaq ayat 1-5.

(((((((( (((((((( ((((((( ((((((( (((((( ((( (((((( (((((((((( (((( (((((( ((( (((((((( (((((((( (((((((((( ((( ((((((( (((((( (((((((((((( ((( (((((( (((((((((( ((( (((( (((((((( (((artinya :Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (1), Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (2). Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam(4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya(5)Jika suatu kegiatan atau sikap, baik yang bersifat fisik maupun mental telah mendarah daging pada diri seseorang, maka dikatakan kegiatan atau sikap tersebut telah menjadi kebiasaan. Dapat dipahami bahwa terbentuknya suatu kebiasaan tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, tetapi pembentukan itu adalah suatu proses yang memakan waktu relatif lama. Selain waktu, faktor lingkungan juga berperan. Jika lingkungan tidak mendorong bahkan menghambat, maka kebiasaan akan sukar dan tidak akan terbentuk meskipun ada keinginan, kemamuan dan motivasi. Dalam hubungan ini dapat dipahami bahwa lingkungan juga menimbulkan pengaruh. Dengan demikian, kebiasaan merupakan kegiatan atau sikap, baik fisik maupun mental yang telah membudaya dalam sutau masyarakat.

Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan. Dalam usaha pembentukan suatu kebiasaan membaca terhadap siswa ada dua aspek yang perlu diperhatikan yaitu minat (perpaduan atara keinginan dan motivasi) dan keterampilan membaca.

Dilihat dari pentingnya kebiasaan membaca dalam meningkatkan kemampuan menulis, penulis khawatir apabila hal ini tidak diteliti dan tidak dikaji lebih dalam, maka permasalahannya tidak akan teselesaikan.

Bila permasalahan ini tidak diteliti dan tidak dikaji maka akan menimbulkan kerugian, diantaranya pertama, kemampuan peserta didik dalam aspek membaca Al-quran tidak akan meningkat karena tidak terbiasa dalam membaca. Kedua, kemampuan peserta didik dalam menulis Al-quran tidak akan meningkat . Sementara itu, keuntungan apabila masalah ini diteliti dan dikaji, di antaranya pertama, kemampuan peserta didik dalam membaca Al-quran akan terus meningkat. Kedua, kemampuan peserta didik dalam menulis Al-quran akan terus meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut, mengenai pengaruh kebiasaan membaca terhadap kemampuan menulis dengan menuangkannya dalam judul penelitian Pengaruh Kebiasaan Membaca Al-quran Terhadap Kemampuan Menulis Al-Quran (Studi Deskriptif Analitik pada peserta didik Kelas VII MTs Almuawanah Kecamatan Singajaya Kabupaten Garut Tahun pelajaran 2014-2015 ).B. Identifikasi MasalahDari latar belakang permasalahan pada penelitian ini, penulis mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut.1. Banyak peserta didik yang belum mampu membaca Al-quran dengan fasih2. Banyak peserta didik yang belum mampu menulis Al-quran.

3. Rendahnya prestasi peserta didik terutama dalam pembelajaran baca tulis Al-Quran.

C. Batasan MasalahDalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada hal-hal sebagai berikut.1. Membaca Al-quran dalam penelitian ini sesuai dengan ilmu tajwid.

2. Menulis Al-quran dalam penelitian ini adalah menulis yang sesuai dengan tulisan Al-quran yang belum direkayasa sedemikian rupa (bukan kaligrafi).

D. Rumusan MasalahBerdasarkan identifikasi dan batasan masalah pada penelitian ini, maka permasalahan dirumuskan sebagai berikut ini.

1. Bagaimanakah kebiasaan membaca Al-quran siswa di kelas VII MTs Almuawanah Kecamatan Singajaya kabupaten Garut tahun pelajaran 2014-2015?2. Bagaimanakah kemampuan menulis Al-Quran siswa kelas VII MTs Almuawanah Kecamatan Singajaya Kabupaten Garut tahun pelajaran 2014-2015?3. Bagaimanakah kebiasaan membaca Al-Quran siswa pengarhunya terhadap kemampuan menulis Al-Quran di kelas VI MTs Almuawanah tahun pelajaran 2014-2014?E. Tujuan PenelitianKeberhasilan sebuah penelitian dapat dilihat dari kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Adapun tujuan penelitian yang akan penulis lakukan adalah sebagai berikut.1. Untuk menetahui kebiasaan membaca Al-quran peserta didik di kelas VII MTs Al-muawanah Kecamatan Singajaya kabupaten Garut tahun pelajaran 2014-2015.

2. Untuk mengetahui kemampuan menulis Al-quran peserta di kelas VII MTs Al-Muawanah Kecamatan Singajaya kabupaten Garut tahun pelajaran 2014-2014.

3. Mengetahui ada tidaknya kebiasaan membaca Al-quran siswa pengarhunya terhadap kemampuan menulis Al-Quran di kelas VI MTs Almuawanah tahun pelajaran 2014-2014?F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran serta pengembangan keilmuan yang terkait dengan keterampilam membaca dan menulis Al-Quran2. Manfaat Praktisa. Bagi kepala sekolah

Sebagai evaluator dan motivator terhadap tenaga pendidik agar dapat meningkatkan potensi yang dimiliki peserta didik dalam prestasi belajar.

b. Bagi guru1) Masukan perlunya kemampuan dalam merancang dan mengimplementasikan stategi pembelajaran sesuai dengan taraf perkembangan untuk menjamin efektivitas pembelajaran.

2) Sebagai bahan pemikiran untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis Al-quran.c. Bagi peserta didik1) Penelitian ini dapat dijadikan evaluasi dan motivasi dalam meningkatkan prestasi belajar.

2) Sebagai masukan agar termotivasi untuk gemar membaca dan kreatif dalam menulis Al-quran.d. Penulis, dapat menambah khazanah keilmuan terutama ilmu membaca dan menulis Al-quran sehingga berguna di kemudian hari.G. Definisi OperasionalDefinisi operasional dimaksudkan sebagai upaya untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan terhadap permasalahan dalam penelitian ini. Beberapa pengertian yang dirasa perlu penulis definisikan antara lain sebagai berikut.

1. Membaca adalah interprestasi simbol-simbol yang ditulis. Kebiasaan membaca Al-Quran dalam penelitian ini adalah kemampuan mengeluarkan volume suara; gerakan kepala; gerakan bibir; menentukan tempat membaca; pemahaman terhadap tajwid; pemahaman terhadap makna atau tujuan ayat Al-Quran; dan rutinitas waktu membaca. 2. Menulis adalah suatu proses penuangan ide atau gagasan, dalam bentuk paparan bahasa tulis berupa raingkaian simbol-simbol bahasa (huruf). Kemapuan menulis dalam penelitian ini adalah yang menyangkut kemampuan siswa mengenai kejelasan menulis huruf, kejelasan menulis harkat, ketepatan menulis huruf, ketepatan menulis harkat, ketepatan merangkaikan huruf huruf dalam lapadz.H. HipotesisHipotesis adalah jawaban sementara atas masalah yang diteliti yang perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang bersangkutan (Suyatna, 2000 : 8). Berdasarkan hal di atas, penulis merumuskan hipotesis sebgai berikut: Ho: Tidak ada pengaruh positif yang signifikan dari kebiasaan membaca Al-Quran terhadap kemampuan menulis Al-quran.

Ha: Ada pengaruh positif yang signifikan dari kebiasaan membaca Al-Quran terhadap kemampuan menulis Al-quran.

Terdapat pengaruh yang signifikan dari kebiasaan membaca Al-quran terhadap kemampuan menulis Al-quran.I. Kerangka PemikiranPemakaian bahasa sebagai alat komunikasi merupakan suatu kegiatan berbahasa yang melibatkan aspek produktif yaitu berbicara dan menulis dan aspek reseptif yaitu membaca dan mendengarkan. Menurut (Kusuma dalam 2009: 121) Di antara keempat aspek berbahasa tersebut ada keterkaitan satu sama lainya. Membaca merupakan suatu interprestasi simbol-simbol tulisan. Nurhadi (Kusuma dalam 2009: 123) membaca adalah mengidentifikasi simbol-simbol dan mengasosiasikan makna. Sebelum mempunyai fasilitas bacaan maka terlebih dahulu mereka memiliki persepsinya dan daya analisis. Dengan demikian, semakin seseorang terbiasa membaca maka tadap memperkaya kosa kata, menambah kompetensi kebahasaan dan memperluas pengetahuan. Oleh karena itu, semakin seseorang terbiasa membaca maka akan menambah kompetensi kebahasaan salah satunya keterampilan menulis. Seperti di ungkapkan (Kusumah 2009: 122) Terdapat hubungan yang erat antara membaca dan menulis, ketika peserta didik dalam usaha kegiatan menulis kegiatan membacanya juga akan meningkat. Sebaliknya jik peserta didik kegiatan membacanya meningkat makan kemampuan menulisnya juga meningkat.Dalam belajar bahasa, seseorang akan menerima unsur bahasa mulai dari menyimak dalam bentuk yang paling sederhana. Kemudian anak menggunakan alat bicaranya dan mengeluarkan suara dari mulutnya. Suara ini lama kelamaan menjadi bermakna , dan ini awal keterampilan berbicara. Kemudian anak belajar mengidentifikasi simbol-simbol bahasa (huruf) serta menuangkan symbol-simbol itu dalam bentuk tulisan. Samsudin (dalam Kusumah 2009: 123) menggambarkan hubungan keempat keterampilan bahasa seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. 1Skema Hubungan Keterampilan Berbahasa

Gambar 1.2

Skema Hubungan Keterampilan BerbahasaKedua gambar di atas menggambarkan hubungan keterampilan membaca dan menulis yang sangat erat kaitanya. Membaca salah satu kegiatan reseptif akan menjadi produktif melalui kegiatan menulis. Menulis adalah menuangkan ide, atau gagasan berupa rangkaian simbol-simbol bahasa (huruf). Seseorang tidak mungkin bisa menulis misalnya huruf apabila tidak ada pengalaman tentang huruf. Pengalaman tentang huruf itu tentunya melalui membaca. Begitu pula dalam hal menulis Al-Quran. Anak tidak mungkin bisa menulis huruf, harkat, dan susunan huruf-huruf menjadi kata, apabila tidak memiliki kemampuan dalam hal membaca Al-Quran. Dengan demikian, akan ada pengaruh kebiasaan membaca Al-Quran terhadap kemampuan menulis Al-Quran. di antaranya: peserta didik harus memperoleh tingkatan linguistic setinggi mungkin. Ia harus mengembangkan kemampuan memanipulasi system linguistic dan menggunakan secara spontan dan lentur untuk menyatukan pesan yang diinginkan.Menyimak

Berbicara

Membaca

Menulis

Menyimak

Membaca

Menulis

Berbicara

1