bab 02 profil daerah kalteng_final
TRANSCRIPT
II - 1
BAB II. PROFIL DAERAH
2.1. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
2.1.1. Kondisi Geografi dan Demografi
a. Letak geografi dan luas wilayah
Provinsi Kalimantan Tengah dengan ibukota Palangka Raya secara geografis terletak
antara 0o45’ Lintang Utara, 3o30’ Lintang Selatan dan 111o Bujur Timur. Adapun batas-
batas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut:
• Sebelah utara : Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur
• Sebelah selatan : Laut Jawa
• Sebelah timur : Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan
• Sebelah barat : Kalimantan Barat
Luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah adalah 153.564 km2 atau 8,25%
dibandingkan dengan luas wilayah Indonesia, dan merupakan Provinsi terluas ketiga
setelah Provinsi Papua dan Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan Tengah meliputi 13
Kabupaten dan satu Kota, dengan luas setiap kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1.1.
Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan Tengah 2007
Luas No Kabupaten/Kota km2 Persentase
Jumlah Desa/Kelurahan
1 Kota Waringin Barat 10.759 7,01 84 2 Kota Waringin Timur 16.496 10,74 150 3 Kapuas 14.999 9,77 186 4 Barito Selatan 8.830 5,75 96 5 Barito Utara 8.300 5,40 103 6 Sukamara 3.827 2,49 32 7 Lamandau 6.414 4,18 83 8 Seruyan 16.404 10,68 91 9 Katingan 17.800 11,59 153 10 Pulang Pisau 8.997 5,86 89 11 Gunung Mas 10.804 7,04 126 12 Barito Timur 3.834 2,50 65 13 Murung raya 23.700 15,43 118 14 Palangka Raya 2.400 1,56 30
Jumlah 153.564 100,00 1.406 Sumber : Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka, 2008
Daerah yang paling luas adalah Kabupaten Murung Raya 23.700 km2 (15,43%) dan
Kabupaten Katingan 17.800 km2 (11,59%), sedangkan wilayah terkecil adalah Kota
Palangka Raya dengan luas 2.400 km2 (1,56%).
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 2
b. Topografi dan iklim
Keadaan topografi Provinsi Kalimantan Tengah sebagian besar merupakan dataran
rendah dengan ketinggian berkisar antara 0 – 150 diatas permukaan laut dengan
kemiringan 8 -15 derajat. Hanya sebagian kecil, yaitu daerah di sebelah utara dengan
topografi berbukit yaitu terbentang pegunungan Muller-Schwanner dengan puncak
tertingginya (Bukit Raya) mencapai 2.278 meter diatas permukaan laut.
Provinsi Kalimantan Tengah memiliki iklim tropis lembab dengan temperatur udara
rata-rata pada siang hari 33OC dan pada malam hari 23OC. Intensitas penyinaran matahari
selalu tinggi yaitu 60% per tahun. Rata-rata curah hujan bulanannya mencapai 200 mm.
Pada tahun 2007 curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari sampai April,
sedangkan bulan kering/kemarau terjadi antara Juli sampai dengan Oktober.
Provinsi Kalimantan Tengah memiliki wilayah perairan yang meliputi danau, rawa dan
banyak sungai besar dan kanal (anjir). Terdapat 11 sungai besar dan tidak kurang dari 33
sungai kecil yang masuk wilayah Kalimantan Tengah. Sungai-sungai besar dengan
kedalaman 5 – 8 m dan lebar berkisar 100 -500 m diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1.2.
Nama Sungai di Kalimantan Tengah Menurut Panjang, Kedalaman dan Lebar
No Nama Sungai Panjang (km)
Dapat Dilayari
(km)
Rata-rata kedalaman
Rata-rata lebar
1 Sungai Jelai 200 150 8 150 2 Sungai Arut 250 190 4 100 3 Sungai Lamandau 300 250 6 150 4 Sungai Kumai 175 100 6 250 5 Sungai Seruyan 350 300 5 250 6 Sungai Mentaya 400 270 6 350 7 Sungai Katingan 650 520 6 250 8 Sungai Sebangau 200 150 5 100 9 Sungai Kahayan 600 500 7 450 10 Sungai Kapuas 600 420 6 450 11 Sungai Barito 900 700 8 500
Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008
Selain sungai di wilayah Kalimantan Tengah banyak terdapat anjir/kanal yang
menghubungkan antar wilayah desa maupun kecamatan di Provinsi Kalimantan Tengah.
c. Lahan dan penggunaannya
Total lahan di Provinsi Kalimantan Tengah seluas 15.356.699,80 ha sebagian besar
berupa kawasan hutan. Pemanfaatan lahan di Kalimantan Tengah berdasarkan RTRW
Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2007 terdiri dari kawasan hutan lindung 2.250.887,66
ha (14,66%) dan kawasan budidaya 13.105.822,14 ha (85,34%). Penggunaan lahan
berdasarkan rencana RTRW Provinsi Kalimantan Tengah disajikan pada Tabel 2.1.3.
Profil Daerah
II - 3
Tabel 2.1.3. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007
No Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Luas (ha) % A. Kawasan Hutan Lindung
1 Hutan Lindung (HL) 766.392,06 4,992 Cagar Alam (CA) 235.079,45 1,533 Taman Wisata (TW) 19.142,61 0,124 Taman Nasional (TN) 488.056,29 3,185 Suaka Marga Satwa (SM) 71.664,71 0,476 Perlindungan dan Pelestarian Hutan (PPH) 1.628,43 0,017 Konservasi Mangrove (km) 31.018,40 0,208 Konservasi Air Hitam (KEAH) 37.225,55 0,249 Konservasi Flora dan Fauna (KFF) 161.849,04 1,05
10 Konservasi Gambut Tebal (KGTB) 253.797,99 1,6511 Konservasi Hidrologi (KH) 185.023,14 1,20
Jumlah A 2.250.887,66 14,66B Kawasan Budidaya -
1 Hutan Produksi Terbatas (HPT) 3.784.495,64 24,642 Hutan Produksi (HP) 4.232.518,38 27,563 Hutan Kawasan Pengembangan Produksi (KPP) 2.789.108,09 18,164 Hutan Kawasan Pemukiman dan Penggunaan Lain (KPPL) 1.925.057,79 12,545 Hutan Tanaman Industri (HTI) 21.958,04 0,146 Areal Transmigrasi 137.920,13 0,907 Hutan Pendidikan dan Penelitian (HPP) -8 Kawasan Handil Rakyat (KHR) 59.046,32 0,389 Perairan (DS) 155.716,95 1,01
Jumlah B 13.105.822,14 85,34 Total (A+B) 15.356.699,80 100,00Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008
Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.3 di atas, kawasan budidaya di Kalimantan
Tengah sebagian besar masih berupa daerah hutan baik berupa hutan rawa, gambut, dan
hutan produksi.
Sebagian kawasan hutan di Kalimantan Tengah berupa lahan gambut dan pernah
dijadikan proyek lahan gambut (PLG) yang pernah dicanangkan pemerintah pada tahun
1995. Beberapa tahun terakhir lahan eks PLG kembali akan dikelola dan didayagunakan
secara terarah. Dalam pengelolaan dan pemanfaatan lahan gambut akan dibedakan
berdasarkan ketebalan/kedalaman gambutnya. Lahan gambut dengan ketebalan 50 cm
sampai 100 cm (gambut tipis/dangkal) dimanfaatkan sebagai lahan pertanian tanaman
pangan seperti padi dan palawija. Lahan dengan gambut sedang yang memiliki kedalaman
101 - 200 cm diperuntukkan bagi tanaman perkebunan dan buah-buahan, serta lahan
gambut dalam dengan kedalaman 2001 – 300 cm untuk tanaman perkebunan dan
kehutanan, sedangkan gambut sangat dalam dengan ketebalan > 3 m diperuntukkan bagi
kawasan konservasi dan kehutanan.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 4
d. Demografi
Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2007 sebanyak 2.047.550
jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 1.052.556 jiwa atau 51,41% dan penduduk
perempuan 994.994 jiwa atau 48,59% atau dengan sex ratio 106%. Tingkat kepadatan
penduduk Provinsi Kalimantan Tengah tergolong jarang yaitu rata-rata hanya 13 orang per
km2. Kabupaten terbanyak penduduknya adalah Kabupaten Kapuas (16,54%) diikuti
Kotawaringin Timur (15,73%) dan Kotawaringin Barat (10,91%).
Tabel 2.1.4.
Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007
Penduduk No Kabupaten/kota Rumah Tangga Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kotawaringin Barat 57.515 117.258 106.174 223.4322 Kotawaringin Timur 79.851 168.973 153.108 322.0813 Kapuas 128.002 171.070 167.513 338.5834 Barito Selatan 32.949 63.266 60.984 124.2505 Barito Utara 28.061 59.132 57.228 116.3606 Sukamara 10.644 20.590 18.986 39.5767 Lamandau 15.385 29.046 27.889 56.9358 Seruyan 32.236 57.433 53.189 110.6229 Katingan 33.900 71.304 65.220 136.52410 Pulang Pisau 30.079 61.325 58.509 119.83411 Gunung Mas 21.678 48.505 44.261 92.76612 Barito Timur 22.920 44.753 43.995 88.74813 Murung raya 21.034 46.354 43.362 89.71614 Palangka Raya 45.323 93.547 94.576 188.123 Jumlah (2007) 561.577 1.052.556 994.994 2.047.550 Jumlah (2006) 498.907 1.028.890 975.220 2.004.110 Jumlah 2005 483.214 1.005.986 952.442 1.958.428
Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008
Berdasarkan Tabel tersebut diatas dapat juga dilihat bahwa penyebaran penduduk di
Provinsi Kalimantan Tengah belum merata. Umumnya penduduk masih banyak yang
bertempat tinggal di daerah dengan akses infrastruktur umum memadai seperti ibukota
Provinsi atau di ibukota Kabupaten. Sebaran penduduk di Kalimantan Tengah terpadat
terdapat di Kota Palangka Raya yaitu 77 jiwa per km2 dan terkecil di Kabupaten Murung
Raya 4 jiwa per km2.
Dari keseluruhan penduduk Kalimantan Tengah, sebagian besar (80,13%) berumur
10 tahun ke atas , yaitu didominasi oleh penduduk berumur produktif 10 sampai 14 tahun.
2.1.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
a. Sumber daya alam
Provinsi Kalimantan Tengah memiliki wilayah terluas ketiga di Indonesia dengan
ditandai lahan yang membentang luas dimana sebagian besar masih ditutupi
tumbuhan/vegetasi tropis yang sangat beragam jenisnya. Provinsi Kalimantan Tengah
Profil Daerah
II - 5
memiliki beragam potensi sumber daya alam yang masih tersedia dan dapat dikelola untuk
kepentingan peningkatan kesejahteraan penduduk. Untuk itu Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah sedang melakukan penataan ruang wilayahnya sehingga sumber daya
yang ada dapat termanfaatkan secara optimal dengan tetap menjaga kelestarian alamnya.
Beberapa potensi sumber daya alam di Provinsi Kalimantan Tengah meliputi sumber daya
hutan, tambang, pertanian dan perkebunan, dan sumber daya perairan yang meliputi
sungai, rawa dan laut.
Provinsi Kalimantan Tengah sebagaimana telah disebutkan di atas sebagian besar
wilayahnya berupa hutan, baik berupa hutan dengan berbagai vegetasi baik berupa
mangrove, hutan bakau dan aneka tanaman hutan. Pemanfaatan potensi hutan di wilayah
ini semakin diperketat guna mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.
Provinsi Kalimantan Tengah juga memiliki potensi sumber daya pertanian dan
perkebunan. Sumber daya perkebunan yang terbesar berupa kebun kelapa sawit, karet dan
kelapa dalam. Dibidang perikanan Kalimantan Tengah memiliki sumber daya perairan yang
meliputi perairan sungai, rawa, danau dan perikanan laut.
Selain sumber daya alam tersebut diatas Provinsi Kalimantan Tengah kaya akan
potensi untuk pengembangan peternakan, baik peternakan besar, kecil maupun unggas.
Wilayahnya memiliki hamparan yang luas kaya akan hijauan sumber pakan ternak yang
dapat dikembangkan.
Dibidang pertambangan potensi sumber daya tambang masih banyak yang belum
dimanfaatkan, diantaranya berbagai jenis batuan dan mineral yang termasuk bahan galian
golongan C dan gambut yang besar dan potensi batubara.
b. Sumber daya manusia
Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari beberapa
indikator, yaitu indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks
melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli
penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat
mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu
wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United
Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian
pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan
tahunan Human Development Report (HDR).
Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2006, nilai indeks IPM adalah 73,4 atau sedikit meningkat dibanding tahun 2005
dengan nilai IPM 73,2 (Tabel 2.1.5.). Bila dibandingkan dengan nilai IPM secara nasional,
maka nilai IPM Provinsi Kalimantan Tengah berada pada posisi ke 5 (lima), hal ini
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 6
mengindikasikan bahwa pembinaan SDM di provinsi ini relatif lebih baik. Namun demikian
bila dilihat peringkat menurut kabupaten/kota, pengembangan SDM di Provinsi Kalimantan
Tengah masih perlu untuk terus ditingkatkan.
Tabel 2.1.5.
Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Peringkat Provinsi Kalimantan Tengah
IPM Peringkat Nasional No Kab/upatenKota 2005 2006 2005 2006
1 Kota Palangka Raya 77,0 77,1 6 6 2 Barito Utara 72,8 73,9 77 61 3 Kotawaringin Timur 72,5 72,7 80 87 4 Barito Selatan 71,3 72,4 125 97 5 Gunung Mas 71,5 72,3 112 103 6 Kapuas 71,8 72,2 98 105 7 Kotawaringin Barat 71,6 71,9 103 120 8 Barito Timur 70,1 71,6 167 135 9 Murung Raya 71,0 71,6 134 133
10 Katingan 71,3 71,5 123 137 11 Seruyan 70,9 71,4 136 146 12 Lamandau 70,2 70,9 161 160 13 Sukamara 70,0 70,4 168 186 14 Pulang Pisau 69,3 69,9 200 203
Kalimantan Tengah 73,2 73,4 5 5 Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM meliputi indeks kesehatan yang dilihat
dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah
penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran
riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kalimantan
Tengah Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.1.6.
Tabel 2.1.6.
Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005 – 2006
Kaliamntan Tengah IPM & Komponen 2005 2006
Angka Harapan Hidup (tahun) 70,7 70,8 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,9 8,0 Angka Melek Huruf (persen) 97,5 97,5 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 623,6 624,4 IPM 73,2 73,4 Peringkat Nasional 5,0 5,0
Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca
dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek
huruf mencerminkan kualitas penduduk. Indikator lain yang digunakan untuk melihat
Profil Daerah
II - 7
kemajuan dunia pendidikan adalah Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi sekolah
digunakan untuk mengukur banyaknya penduduk yang telah menerima pendidikan di
suatu jenjang pendidikan tertentu.
Bila dibandingkan indikator pendidikan angka melek huruf dari tahun 2005 – 2006
mengalami sedikit peningkatan, namun rata-rata lama sekolah masih tetap, yaitu 8 tahun,
yang berarti secara rata-rata masih dibawah angka wajib belajar 9 tahun, atau secara rata-
rata penduduk Kalimantan Tengah sudah tamat SD namun masih banyak yang tidak tamat
SLTP.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengukur keterlibatan penduduk dalam
kegiatan ekonomi, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk yang masuk angkatan
kerja (bekerja atau mencari pekerjaan) dengan jumlah penduduk usia kerja. Pada Tahun
2006 TPAK Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 61,48%.
Tabel 2.1.7.
Jenis Kegiatan utama Penduduk Provinsi Kalimantan Tengah per Pebruari Tahun 2008
No Jenis Kegiatan Utama Jumlah A Angkatan Kerja 1.077.831
1 Bekerja 1.026.211 2 Belum Bekerja 51.620
B Bukan Angkatan Kerja 360.440 3 Sekolah 104.176 4 Mengurus Rumah tangga 217.301 5 Lainnya 38.963
Jumlah 1.438.271 Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008
Bila dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang bekerja, sebagian besar memiliki
jenjang pendidikan maksimal Sekolah Dasar (54,16%), lulus setingkat SLTP (22,88%), yang
lulus SLTA sederajat hanya 16,84% dari penduduk yang bekerja dan yang tamat Diploma
serta S1 atau lebih dengan persentase 6,12%. Ini berarti penduduk di Kalimantan Tengah
sebagian besar bekerja pada pekerjaan yang tidak banyak membutuhkan skill, seperti
pekerja kasar.
Lapangan usaha yang paling banyak digeluti oleh tenaga kerja di Kalimantan Tengah
adalah sektor pertanian. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian mencapai
lebih dari separuh tenaga kerja yang ada atau sebanyak 68,96%. Sektor lainnya yang juga
banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan (10,72%) dan jasa
kemasyarakatan (7,19%).
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 8
Tabel 2.1.8. Penduduk 10 tahun Keatas di Provinsi Kalimantan Tengah
Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama Tahun 2007
No Lapangan Usaha Penduduk (Tahun 2007) Persentase
1 Pertanian 872.361 68,96 2 Pertambangan & penggalian 42.707 3,38 3 Industri Pengolah 41.571 3,29 4 Listrik, Gas & Air Bersih 1.364 0,11 5 Bangunan 37.265 2,95 6 Perdagangan, Hotel, Restoran 129.900 10,27 7 Angkutan, Komunikasi 40.753 3,22 8 Keuangan 8.184 0,65 9 Jasa kemasyarakatan 91.005 7,19 10 Lainnya - 68,96 Jumlah 1.265.110 100,00
Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008
2.1.3. Infrastruktur
a. Prasarana transportasi
Salah satu prasarana transportasi darat yang penting berupa jalan dan jembatan
untuk memperlancar mobilitas penduduk dan barang dari satu daerah ke daerah lain.
Panjang jalan di Kalimantan Tengah pada tahun 2007 adalah 12.133,47 km yang terdiri
dari jalan negara 1.714,95 km, jalan provinsi 1.707,95 km dan jalan kabupaten sepanjang
8.710,57 km (Tabel 2.1.9.) Sebagian besar (66,06%) dari panjang jalan tersebut atau
8.018,19 km keadaan rusak dan rusak berat, sepanjang 2.258,54 km (18,61%) dalam
keadaan sedang dan hanya sepanjang 1.858,03 km (15,31%) dalam keadaan baik.
Sebagian besar permukaan jalan di Kalimantan Tengah masih berupa tanah (56,39%), dan
yang dilapisi aspal baru sepanjang 3.733,70 km (30,77%).
Selain prasarana jalan, sebagai prasarana transportasi yang penting lainnya di
Kalimantan Tengah adalah prasarna transportasi air. Prasarana angkutan sungai masih
merupakan prasarana angkutan penting yang menghubungkan antar ibu kota kecamatan
dan Kabupaten di Kalimnatan Tengah, atau sebagai sarana perhubungan dengan provinsi
lain. Pelabuhan dan sarana pendaratan angkutan air lainnya masih berperan penting dalam
memperlancar angkutan perairan. Pada tahun 2007 terdapat sebanyak 10 pelabuhan laut
di Provinsi Kalimantan Tengah. Alat transportasi air yang digunakan meliputi angkutan
penumpang dan angkutan barang seperti kapal, long boat, kelotok, speed boat, tongkang
dan tiong dan truk air.
Profil Daerah
II - 9
Tabel 2.1.9. Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007
No Jalan Menurut Tingkat Pemerintahan Jenis Permukaan Jalan
A Jenis Permukaan Jalan Diaspal Kerikil Tanah Lainnya Jumlah 1 Negara 1.049,20 311,75 354,00 - 1.714,952 Provinsi 894,70 255,66 557,59 - 1.707,953 Kabupaten 1.789,80 989,98 5.930,79 - 8.710,574 Kota - - - -
Jumlah 3.733,70 1.557,39 6.842,38 0 12.133,47 B Kondisi Permukaan Jalan Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah
1 Negara 645,19 447,96 302,08 319,72 1.714,952 Provinsi 311,60 652,01 405,01 341,33 1.707,953 Kabupaten 901,24 1.158,57 2.414,75 4.236,01 8.710,574 Kota - - - - -
Jumlah 1.858,03 2.258,54 3.121,84 4.897,06 12.133,47Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008
Provinsi Kalimantan Tengah juga memiliki prasarana perhubungan udara yaitu
terdapat sebanyak 9 landasan pelabuhan udara, sebagai berikut:
Tabel 2.1.10.
Nama Pelabuhan Udara di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007
No Nama Bandara Nama Kota Type / jenis pesawat 1 Tjilik Riwut Palangka Raya Boeing 737-300, F28, 2 Iskandar Pangkalan Bun F.27. 3 H. Asan Sampit F.27 4 Beringin Muara Teweh C.212 5 Sangkalemo Kuala Kurun C.212 6 Sanggu Buntok C.212 7 Dirung Puruk Cahu C.212 8 Kuala Pembuang Kuala Pembuang C.212 9 Tumbang Samba Tumbang samba BN
b. Prasarana listrik dan air minum
Prasarana penyediaan tenaga listrik sudah menjangkau sebagian besar kota dan desa
baik yang berasal dari PLTD yang tersebar di kabupaten/kota di Kalimantan Tengah
maupun langsung dialirkan dari interkoneksi PLTU/PLTA di Kalimantan Selatan.
Penyediaan tenaga listrik di Kalimantan Tengah dilayani oleh PT Perusahaan Listrik Negara
yang tersebar di setiap kabupaten/kota. Jumlah KWH yang dibangkitkan dan KWH yang
terjual terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 jumlah listrik yang
diproduksi sebanyak 448.356.054 Kwh, dan yang dijual sebanyak 382.697.790 KWh serta
untuk pemakaian sendiri 9.216.582 KWh dan susut/hilang 37.889.022 Kwh.
Penyediaan sarana air bersih di Kalimantan Tengah juga sudah menjangkau sebagian
besar kota dan desa di Kalimantan Tengah. Sumber pengolahan air bersih bersumber dari
sungai atau air tanah yang diolah melalui unit pensuplai air bersih milik Perusahaan Daerah
Air Minum di setiap kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah. Banyaknya air bersih
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 10
yang disalurkan pada tahun 2007 sebanyak 17.633.895 m3 meningkat 17,36% dibanding
tahun 2006 sebanyak 15.025.335 m3. Banyaknya pelanggan air bersih juga mengalami
peningkatan pada tahun 2006 yaitu sebanyak 93.390 pelanggan atau mengalami
peningkatan 35.6% dibanding tahun 2005 sebanyak 60.141 pelanggan. Jumlah
pelanggan terbanyak adalah rumah tempat tinggal mencapai 88.305 pelanggan, serta
perusahaan dan pertokoan 3.090, instansi pemerintah 1.593, sarana sosial 1.323,
pelabuhan dan lainnya 101 pelanggan.
c. Prasarana komunikasi
Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Provinsi Kalimantan Tengah, seperti
kantor pos untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk sarana hubungan
secara langsung. Kantor Pos di Provinsi Kalimantan Tengah sudah tersedia disetiap
kabupaten/kota bahkan sudah tersebar di setiap kecamatan.
Fasilitas telepon seluler dan otomatis tersedia disemua ibukota kabupaten bahkan
sampai ke beberapa ibukota kecamatan. Jumlah kapasitas sambungan telepon pada tahun
2007 mencapai 73.421 unit. Pelanggan terbesar pada Tahun 2006 adalah rumah tangga
mencapai 31.637 sambungan, diikuti bisnis 5.809 sambungan dan sosial 152 sambungan
serta wartel 1.443 unit.
Prasarana komunikasi penting lainnya yang juga telah ada di Provinsi Kalimantan
Tengah adalah stasiun RRI Palangka Raya serta puluhan stasiun Radio Swasta Niaga dan
amatir, Stasiun TVRI (TV Lokal) dan Stasitiun Relay dari beberapa TV swasta nasional.
d. Prasarana pendidikan
Prasarana pendidikan di Provinsi Kalimantan Tengah sudah tersedia mulai dari tingkat
taman kanak-kanak (TK) sampai Universitas. Sekolah TK di Provinsi Kalimantan Tengah
sebanyak 736 unit yang tersebar di 14 kabupaten/kota, dengan jumlah murid tahun 2007
sebanyak 30.399 orang. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 2.605 unit. Tingkat sekolah
menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 515 unit SMP terdiri 327 SMP Negeri dan 188
SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMU dan kejuruan 240
unit dan jumlah siswa 43.291 siswa, dan Perguruan Tinggi 13 unit dengan jumlah
mahasiswa 15.578 orang (Tabel 2.1.11).
Profil Daerah
II - 11
Tabel 2.1.11. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta
di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007
Jumlah Sekolah Murid Guru Jumlah Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Sekolah
1. T K 9 727 980 29.419 56 1.941 7362. S D 2.383 222 205.093 32.463 19.501 1.972 2.6053. SLTP 327 188 58.891 21.508 4.609 1.967 5154. SMU/K 114 126 28.490 14.801 3.000 1.880 2405. PT 1 12 11.744 3.834 914 201 13Jumlah 2.834 1.275 305.198 102.025 28.080 7.961 4.109 Sumber : Provinsi Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008
e. Prasarana kesehatan
Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Provinsi Kalimantan
Tengah terdapat 14 rumah sakit umum tersebar di setiap kabupaten/kota. Pada tingkat
kecamatan telah tersedia puskesmas dan telah merata di seluruh kecamatan, serta
ditambah puskesmas pembantu. Pada tahun 2007 jumlah puskesmas yang tersebar di
kecamatan terdiri dari puskesmas umum 157 unit, puskesmas pembantu 861 unit, dan
rumah bersalin 57 unit.
Jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2007 terdiri dari 366
orang dokter umum, 42 dokter spesialis, 69 dokter gigi, 1.460 bidan dan 2.957 perawat
serta ditunjang oleh banyak tenaga dan jasa para medis lainnya. Tenaga kesehatan
khususnya dokter sudah tersedia di setiap kabupaten, seperti dapat dilihat pada Tabel
2.1.12.
Tabel 2.1.12.
Jumlah Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007
Tenaga Dokter Paramedis No Kabupaten/Kota Puskesmas Puskesmas Pembantu Umum Gigi Perawat Bidan
1 Kotawaringin Barat 12 70 41 10 246 139 2 Kotawaringin Timur 18 103 28 8 324 159 3 Kapuas 23 120 39 9 368 221 4 Barito Selatan 10 53 23 5 279 90 5 Barito Utara 14 68 25 5 212 105 6 Sukamara 3 27 11 5 72 34 7 Lamandau 5 41 17 1 103 59 8 Seruyan 9 38 14 2 117 59 9 Katingan 15 89 20 1 205 108 10 Pulang Pisau 10 66 22 2 173 148 11 Gunung Mas 9 47 18 1 122 68 12 Barito Timur 8 45 18 3 170 92 13 Murung raya 11 51 19 1 120 65 14 Palangka Raya 8 43 71 16 446 113 Jumlah 157 861 366 69 2.957 1.460
Sumber : Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 12
2.2. KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
2.2.1. Kondisi Geografi dan Demografi
a. Letak geografi dan luas wilayah
Kabupaten Kotawaringin Barat yang beribukota di Pangkalan Bun, berada di daerah
khatulistiwa dan terletak diantara: 1o19’ sampai dengan 3o36’ Lintang selatan, 110o 25’
sampai dengan 112o 50’ Bujur Timur. Wilayah Kotawaringin Barat terletak diantara 3
kabupaten tetangga yaitu:
• Sebelah utara : Kabupaten Lamandau
• Sebelah selatan : Laut Jawa
• Sebelah timur : Kabupaten Seruyan
• Sebelah barat : Kabupaten Sukamara
Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat tercatat seluas 10.759 km2. Sesuai dengan
Undang Undang No. 5 tahun 2002, Kabupaten Kotawaringin Barat dimekarkan menjadi
3 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Sukamara dan
Kabupaten Lamandau.
Seiring dengan semakin berkembangnya Kabupaten Kotawaringin Barat maka sejak
tahun 2003 sesuai dengan Peraturan Daerah No.10 tahun 2003 terjadi pemekaran
kecamatan dari 4 kecamatan menjadi 6 kecamatan. Kecamatan yang mengalami
pemekaran adalah Kecamatan Kumai menjadi Kecamatan Kumai, Kecamatan Lada dan
Kecamatan Pangkalan Banteng.
Tabel 2.2.1.
Luas Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Kotawaringin Barat 2006
Luas No Kecamatan km2 Persentase
Jumlah Desa/Kelurahan
1 Kotawaringin Lama 1.218 11,32 17 2 Arut Selatan 2.400 22,31 18 3 Kumai 2.921 27,15 17 4 Arut Utara 2.685 24,96 10 5 Pangkaln Lada 229 3,08 11 6 Pangkalan Banteng 1.306 10,21 11 Jumlah 239,53 99.03 84
Sumber : Kotawaringin Barat dalam Angka tahun 2006
Kecamatan Kumai merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah 2.921 km2
(28,13% dari luas Kabupaten), dan Kecamatan Pangkalan Lada merupakan yang terkecil
dengan luas wilayah 229 km2 (3,08% dari luas kabupaten)
Profil Daerah
II - 13
b. Topografi dan iklim
Topografi Kabupaten Kotawaringin Barat berada pada ketinggian antara 0 – 50 m
dari permukaan laut dengan kemiringan antara 0 – 40% dan digolongkan menjadi 4
bagian dengan yaitu dataran, daerah datar berombak, daerah berombak berbukit dan
daerah berbukit-bukit.
Terdapat 3 sungai yang melintasi Kabupaten Kotawaringin Barat yaitu Sungai Arut,
Sungai Kumai dan Sungai Lamandau dengan kedalaman rata-rata 5 meter dan lebar
100-300 meter.
Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat secara umum beriklim tropis yang dipengaruhi
oleh musim kemarau/kering dan musim hujan. Musim kemarau pada bulan Juni sampai
dengan September sedangkan musim penghujan pada bulan Oktober sampai dengan Mei.
Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juni yaitu 498,8. Jumlah hari hujan pada tahun
2006 tercatat 164 hari dan bulan Pebruari merupakan bulan dengan hari hujan terbanyak
yaitu 22 hari. Suhu udara maksimum berkisar antara 31,0OC – 33,8OC dan suhu minimum
antara 21,3OC -23,4OC kelembaban udara berkisar antara 85,58%.
c. Lahan dan penggunaannya
Luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat mencapai 10.759 km2. Kecamatan
Kumai merupakan kecamatan terluas dengan luas 2.921 km2 (28,13% luas kabupaten) dan
kecamatan Pangkalan Lada merupakan yang terkecil dengan luas wilayah 229 km2 (3,08%
luas kabupaten).
Dari luasan lahan yang ada, 959.452,77 ha merupakan wilayah hutan dengan luasan
berdasarkan fungsinya dapat dilihat pada Tabel 2.2.2.
Tabel 2.2.2. Luasan Kawasan Hutan Dilihat dari Fungsinya di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006
Jenis Penggunaannya Luas (Ha) / Area
%
A. Kawasan Lindung 1. Hutan Lindung (HL) 8.676,33 0,90 2. Hutan Nasional (TN) 208.506,12 21,73 3. Hutan Wisata (HW) 15.900,40 1,66 4. Suaka Margasatwa (SM) 32.907,89 3,43 Total 265.990,74 27,72 B. Kawasan Budidaya 1. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 83.353,48 8,69- 2. Hutan Produksi Tetap (HP) 215.544,24 22,47 3. Kawasan Pengem.Prod/Kaws. Pemukiman &
Penggunaan Lain (KPP/KPPL) 356.639,75 22,47
4. Areal Transmigrasi (T1) 18.330,34 37,17 5. Rencana areal Transmigrasi (T2) 10.310,81 1,07 6. Kawasan Khusus (KK) 142,29 0,01 7. Danau dan Sungai (DS) 9.142,12 0,95 Total 693.462,03 72,28
Sumber : Profil Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 14
d. Demografi
Jumlah penduduk di Kabupaten Kotawaringin Barat pada tahun 2006 sebanyak
204,906 jiwa, dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 106,229 jiwa atau 51,84% dan
penduduk perempuan 98,677 jiwa atau 48,16%.
Komposisi penduduk dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin. Perbandingan antara
laki-laki dan perempuan akan menghasilkan suatu ukuran yang didefinisikan sebagai rasio
jenis kelamin. Penduduk laki-laki di Kabupaten Kotawaringin Barat tercatat lebih banyak
dibandingkan penduduk perempuan dengan nilai sex ratio sebesar 108.
Jika dilihat dari distribusi penduduk, persebaran penduduk umumnya terkonsentrasi
di daerah perkotaan. Hal ini ditunjukkan oleh kepadatan penduduk daerah perkotaan yang
lebih besar dibandingkan dengan daerah pedesaan.
2.2.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
a. Sumber daya alam
Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki wilayah sekitar 7% dari total luas provinsi
Kalimantan Tengah. Kabupaten ini memiliki beragam potensi sumber daya alam yang
meliputi sumber daya hutan, tambang, pertanian dan perkebunan, dan sumber daya
perairan yang meliputi sungai, rawa dan laut.
Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki memiliki potensi sumber daya pertanian dan
perkebunan terbesar kedua di Provinsi Kalimantan Tengah setelah Kotawaringin Timur.
Sumber daya perkebunan yang terbesar berupa kebun kelapa sawit, karet dan kelapa
dalam. Dibidang perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki sumber daya perairan
yang meliputi perairan laut, sungai, dan rawa.
Selain sumber daya alam tersebut diatas Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki
potensi untuk pengembangan peternakan, baik peternakan besar, kecil maupun unggas.
Dibidang pertambangan, potensi sumber daya tambang masih banyak yang belum
dimanfaatkan, diantaranya berbagai jenis batuan dan mineral yang termasuk bahan galian
golongan C.
b. Sumber daya manusia
Sumberdaya manusia di Kabupaten Kotawaringin Barat didominasi oleh penduduk
usia muda. Bila dilihat berdasarkan distribusi usia penduduknya, Kabupaten Kotawaringin
Barat dapat digolongkan ke dalam penduduk intermediate (dari ‘penduduk tua’ ke
‘penduduk muda’), dimana jumlah penduduk usia 0-14 tahun sebesar 32,74% dan
penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar 2,16%. Besarnya jumlah penduduk tidak
produktif (usia muda dan usia tua) berdampak pada tingginya angka rasio ketergantungan.
Profil Daerah
II - 15
Dengan jumlah penduduk kelompok usia produktif (15-64 tahun), yang juga
termasuk dalam kelompok usia kerja pada tahun 2006 mencapai 65,10% dari total
keseluruhan, ternyata memiliki nilai rasio ketergantungan sebesar 51,07%. Artinya secara
rata-rata setiap 100 penduduk produktif menanggung 70 penduduk tidak produktif. Rasio
ini sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar
52,30%.
Tabel 2.2.3.
Kelompok Umur dan Persentase Penduduk di Kotawaringin Barat Tahun 2006
Kelompok Umur Persentase 0 – 14 32,74
15 – 64 65,10 65 + 2,16
Rasio Ketergantungan 51,07
Penduduk yang termasuk dalam usia kerja (usia 15 tahun ke atas) di Kabupaten
Kotawaringin Barat pada tahun 2006 mencapai 65,10% dari total penduduk, atau
sebanyak 175.550 orang. Pada tahun 2006 diketahui jumlah penduduk usia kerja yang
aktivitas terbanyaknya bekerja, sebanyak 161.610 orang atau sekitar 65,10% dari total
penduduk usia kerja. Sedangkan jumlah pencari kerja yang kegiatannya bukan bekerja
pada tahun 2006 sebanyak 295 orang.
Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2006, nilai IPM Kotawaringin Barat adalah 71,9 meningkat dibanding tahun 2005
dengan nilai IPM 71,6 (Tabel 2.2.4). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota
se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Kotawaringin Barat berada pada posisi
ke 7 (tujuh) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di
wilayah ini perlu ditingkatkan. Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 120,
menurun dari tahun sebelumnya pada posisi 103.
Tabel 2.2.4.
Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2005 – 2006
Kota Waringin Barat IPM & Komponen 2005 2006
Angka Harapan Hidup (tahun) 70,9 70,9 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,6 7,6 Angka Melek Huruf (persen) 92,8 93,6 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 618,5 619,8 IPM 71,6 71,9 Peringkat Kalteng 4 7 Reduksi shortfall 1,08 Peringkat Nasional 103 102
Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 16
2.2.3. Infrastruktur
a. Prasarana jalan
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar
kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan
menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.
Panjang jalan di Kabupaten Kotawaringin Barat pada tahun 2006 adalah 1.187,52
km. Jalan terdiri atas jalan negara, jalan provinsi dan jalan kabupaten. Frekuensi aktivitas
angkutan darat pada tahun 2006 cukup besar, hal ini ditunjukkan oleh jumlah kendaraan
dan penumpang yang keluar masuk terminal.
b. Prasarana air minum dan listrik
Berdasarkan data BPAM Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2006 jumlah
pelanggan air bersih adalah 7.542 pelanggan yang terdiri dari rumah tangga, niaga,
industri, social, instansi pemerintah dan khusus. Volume air yang disalurkan sebanyak
1.739.133 m3 yang meningkat bila dibandingkan tahun 2005 yang hanya 1.465.588 m3.
Bila dilihat dari produksi dan pemakaian listrik di Kotawaringin Barat sejak Januari –
Desember 2006 dengan tingkat produksi 65.689.463 Kwh yang terjual mencapai
57.451.101 Kwh meningkat bila dibandingkan tahun 2005 yang hanya 53.164.866 Kwh.
Bila dilihat dari jumlah pelanggan dan daya terpasang dari tahun ke tahun cenderung
mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2005 sebanyak 29.450 pelanggan menjadi
30,776 pelanggan pada tahun 2006 dengan daya tersambung mencapai 34.386.380 KVA.
c. Prasarana komunikasi
Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kabupaten Kotawaringin Barat, seperti
kantor pos untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk sarana hubungan
secara langsung.
Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya masih merupakan pilihan
utama bagi masyarakat dalam melakukan hubungan komunikasi walaupun sudah ada
sarana komunikasi lainnya. Hal ini disebabkan biaya yang murah dan mampu menjangkau
konsumennya sampai pada daerah yang terjauh.
Di Kabupaten Kotawaringin Barat terdapat 15 buah kantor pos yang tersebar di
enam kecamatan. Surat yang diterima oleh seluruh kantor pos jumlahnya mencapai
1.524.07 buah surat yang diterima dari publik. Sedangkan untuk pengiriman dan
penerimaan paket pos selama tahun 2006 masing-masing adalah 1.284.867 buah paket
pengiriman.
Profil Daerah
II - 17
d. Prasarana pendidikan
Prasarana pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Barat sudah tersedia mulai dari
tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kabupaten Kotawaringin
Barat sebanyak 108 unit yang tersebar di 6 kecamatan. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak
338 unit. Tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 36 unit SMP terdiri
25 SMP Negeri dan 11 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat
SMA 13 unit, 9 unit negeri dan 4 unit swasta. MTs ada 11 unit yang terdiri dari 1 negeri
dan 3 swasta. Sekolah Pertanian Pembangunan Muhamadiyah ada 1 dan sekolah
Menengah Kejuruan ada 6 yang terdiri dari 3 swasta dan 3 negeri. Jumlah Sekolah, Murid
dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006
selengkapnya disajikan pada Tabel 2.2.5.
Tabel 2.2.5. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta
di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006
Jumlah Sekolah Murid Guru Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Jumlah Sekolah
1. T K 1 53 75 3.386 10 160 54 2. S D 160 9 22.416 2.760 1.156 92 169 -MI 4 5 1.070 640 45 38 9 3. SLTP 25 11 5.521 1.384 372 15 36 -MTs 2 9 869 836 54 61 11 4. SLTA 9 4 3.049 337 199 51 13 -MA 1 3 282 238 24 8 4 -SPPM - 1 - 146 - 14 1 -SMK 3 3 1.259 620 89 49 6 Jumlah 205 98 34.541 10.347 1.945 518 303
Sumber : Kotawaringin Barat Dalam Angka 2007
e. Prasarana kesehatan
Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki satu rumah sakit umum (RSUD). Pada tingkat
kecamatan telah tersedia puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan. Pada tahun 2006
jumlah puskesmas yang tersebar di kecamatan terdiri dari puskesmas umum 12 unit, dan
puskesmas pembantu 75 unit Tabel 2.2.6.
Tabel 2.2.6. Jumlah Pelayanan Kesehatan di Kotawaringin Barat Tahun 2006
Kecamatan Puskesmas Puskesmas Pembantu 1. Ktw Lama 1 12 2. Arut Selatan 4 17 3. Kumai 3 16 4. Arut Utara 1 7 5. Pangkalan Lada 1 6 6. Pangkalan Banteng 2 17
Jumlah 12 75 Sumber : BPS Kotawaringin Barat Dalam Angka 2007
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 18
Jumlah Tenaga Kesehatan di Kotawaringin Barat terdiri dari 19 orang dokter umum,
8 dokter gigi, 88 bidan, 124 perawat, 9 asisten apoteker, dan 67 orang tenaga teknisi
lainnya. Di Kotawaringin Barat tidak terdapat dokter spesialis.
Tabel 2.2.7. Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Kotawaringin Barat Tahun 2006
Kecamatan Dokter Umum
DokterGigi
Bidan Perawat Asisten Apotiker
Tenaga Teknis
1. Ktw Lama 4 1 8 20 - 5 2. Arut Selatan 4 5 24 44 5 39 3. Kumai 5 2 18 17 2 9 4. Arut Utara 3 - 7 10 - 3 5. Pangkalan Lada - - 9 7 - 3 6. Pangkalan Banteng 3 - 22 26 2 8
Jumlah 19 8 88 124 9 67 Sumber : BPS Kotawaringin Barat Dalam Angka 2007
2.3. KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
2.3.1. Kondisi Geografi dan Demografi
a. Letak geografi dan luas wilayah
Secara geografis Kabupaten Kotawaringin Timur terletak pada titik koordinat 1110
01' 50''BT - 1130 0' 46''BT dan 10 23' 14''LS - 30 32' 54''LS, dengan luas wilayah 16.496
km2. Kabupaten Kotawaringin Timur berada di bagian tengah Provinsi Kalimantan Tengah.
Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur adalah sebagai berikut:
• Sebelah Utara : Kalimantan Barat
• Sebelah Selatan : Laut Jawa
• Sebelah Timur : Kabupaten Katingan
• Sebelah Barat : Laut Jawa
Secara administratif Kabupaten Kotawaringin Timur terbagi menjadi 13 kecamatan
dan 150 desa/kelurahan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.3.1. Wilayah kecamatan
yang paling luas dan juga jumlah desa yang paling banyak adalah Kecamatan Mentaya
Hulu (3.380 km2, 30 desa), sedangkan kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah
Kecamatan Seranau (548 km2, 4 desa).
Profil Daerah
II - 19
Tabel 2.3.1. Luas Kabupaten Kotawaringin Timur Berdasarkan Wilayah Kecamatan (Setelah Pemekaran Kecamatan), Tahun 2005
No Kecamatan Luas(km2) Jumlah Desa (Buah)
1 Mentaya Hilir Selatan 318 8 2 Teluk Sampit 610 4 3 Pulau Hanaut 619 6 4 Mentaya Hilir Utara 723 6 5 M. Baru Ketapang 358 8 6 Baamang 591 4 7 Seranau 548 4 8 Kota besi 2.177 13 9 Cempaga 1.241 8
10 Cempaga Hulu 1.183 6 11 Parengeaan 1.774 23 12 Mentaya Hulu 3.380 30 13 Antang Kalang 2.975 30
Kotawaringin Timur 16.496 150 Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur, 2006
b. Topografi dan iklim
Secara geografis letak desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur
terdiri dari dua desa berada pada wilayah pantai, 108 desa berada pada daerah
lembah/daerah aliran sungai, dua desa berada pada lereng dan 38 desa berada pada
daerah dataran. Kondisi topografis wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari 128
desa merupakan wilayah dataran dan 20 desa merupakan wilayah perbukitan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.3.2.
Tabel 2.3.2.
Kondisi Topografi Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.
Jumlah Desa/Kelurahan No Kecamatan A B C D X Y
1 Mentaya Hilir Selatan 0 8 0 0 8 0 2 Teluk Sampit 1 3 0 0 4 0 3 Pulau Hanaut 1 3 0 2 6 0 4 Mentaya Hilir Utara 0 5 0 1 6 0 5 M. Baru Ketapang 0 1 0 4 5 0 6 Baamang 0 4 0 0 4 0 7 Seranau 0 3 0 1 4 0 8 Kota besi 0 9 0 2 11 0 9 Cempaga 0 8 0 0 8 0 10 Cempaga Hulu 0 6 0 0 6 0 11 Parengeaan 0 5 0 15 6 14 12 Mentaya Hulu 0 28 0 2 29 0 13 Antang Kalang 0 22 1 6 29 0
Kotawaringin Timur 2 105 1 33 126 14 Keterangan: Geografis : A = Pantai C = Lereng Topografis: X = Datar B = Lembah/DAS D = Dataran Y = Berbukit-bukit Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur dan Hasil Olahan, 2007
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 20
Kondisi iklim khususnya curah hujan berdasarkan data tahun 2006 menunjukan
bahwa curah hujan dan hari hujan tertinggi untuk Kabupaten Kotawaringin Timur berada
pada bulan Oktober hingga Mei. Data yang lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.3.3.
Tabel 2.3.3.
Kondisi Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006
No Bulan Curah Hujan (mm)
Hari Hujan (Hari)
1 Januari 123 4 2 Februari 106 3 3 Maret 169 7 4 April 148 6 5 Mei 489 5 6 Juni 67 2 7 Juli 25 2 8 Agustus 40 3 9 September 36 4 10 Oktober 99 7 11 November 317 13 12 Desember 315 13
Jumlah 1.934 69 Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur, 2006
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat curah hujan rata-rata tahunan
sebanyak 1.934 mm dan rata-rata hari hujan per tahun 69 hari. Wilayah Kabupaten
Kotawaringin Timur termasuk wilayah beriklim tropis dengan suhu udara rata-rata antara
290 – 330 Celsius.
c. Demografi
Berdasarkan data statistik, penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur hingga tahun
2005 berjumlah 305.067 jiwa atau 74.913 kepala keluarga (KK), sehingga rata-rata ukuran
keluarga (size of family) adalah 4,07 jiwa per kepala keluarga (KK). Kecamatan dengan
jumlah penduduk terbanyak adalah kecamatan Mentaya Baru/Ketapang dengan jumlah
penduduk 61.061 jiwa dan jumlah KK sebanyak 14.602 KK, Kecamatan Baamang menjadi
kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar kedua sebanyak 38.583 jiwa. Kecamatan
dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Teluk Sampit dengan jumlah
penduduk sebanyak 8.182 jiwa dengan 2.048 KK. Data lebih rinci dapat dilihat pada Tabel
2.3.4.
Profil Daerah
II - 21
Tabel 2.3.4. Rincian Jumlah Penduduk dan Ukuran Keluarga
di Kotawaringin Timur per Kecamatan, Tahun 2005
Jumlah Penduduk No Kecamatan Jiwa KK
Ukuran Keluarga (jiwa/KK)
1 Mentaya Hilir Selatan 20.706 5.128 4,04 2 Teluk Sampit 8.182 2.048 4,00 3 Pulau Hanaut 18.451 4.569 4,04 4 Mentaya Hilir Utara 11.786 2.928 4,03 5 M. Baru Ketapang 61.061 14.602 4,18 6 Baamang 38.583 9.340 4,13 7 Seranau 10.983 2.844 3,86 8 Kota besi 25.326 6.120 4,14 9 Cempaga 18.269 4.539 4,02
10 Cempaga Hulu 13.848 3.324 4,17 11 Parengeaan 24.012 6.022 3,99 12 Mentaya Hulu 28.272 7.160 3,95 13 Antang Kalang 25.588 6.289 4,07
Jumlah 305.067 74.913 4,07 Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur, 2006
Kepadatan penduduk rata-rata Kabupaten Kotawaringin Timur adalah sebesar 18,49
jiwa/km2 atau rata-rata 2.034 jiwa per desa. Data yang lebih rinci mengenai kepadatan
penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dilihat pada Tabel 2.3.5.
Tabel 2.3.5.
Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur per Kecamatan, Tahun 2005
Rata-rata Penduduk No Kecamatan Per km2 Per desa
1 Mentaya Hilir Selatan 65,11 2.588 2 Teluk Sampit 13,41 2.046 3 Pulau Hanaut 29,81 3.075 4 Mentaya Hilir Utara 16,30 1.684 5 M. Baru Ketapang 170,80 8.723 6 Baamang 65,28 9.646 7 Seranau 20,06 2.746 8 Kota besi 11,63 1.948 9 Cempaga 14,72 2.284 10 Cempaga Hulu 11,71 2.308 11 Parengeaan 13,54 1.044 12 Mentaya Hulu 8,36 942 13 Antang Kalang 8,60 853
Kotawaringin Timur 18,49 2,034 Sumber: BPS Kabupaten dan Hasil Olahan, 2007
Dari Tabel 2.3.5 dapat diketahui bahwa kecamatan yang paling padat penduduknya
dalah kecamatan Mentawa Baru/Ketapang (170,80 jiwa per km2). Kota Sampit terletak di
Kecamatan Mentawa Baru/Ketapang, sehingga dapat dimengerti bila penduduknya lebih
padat dibandingkan kecamatan lainnya. Kecamatan Baamang dan Mentawa
Baru/Ketapang lebih padat yakni sebesar 9.646 jiwa dan 8.723 jiwa. Kecamatan-
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 22
kecamatan lainnya relatif lebih jarang penduduknya, dan yang paling jarang adalah
kecamatan Mentaya Hulu dan Antang Kalang masing-masing sebesar 8,36 jiwa/km2 atau
942 jiwa per desa dan 8,60 jiwa/km2 atau 853 jiwa per desa.
Struktur penduduk berdasarkan kelompok umur bahwa jumlah laki-laki lebih besar
dibandingkan dengan jumlah perempuan dengan ratio sebesar 111. Data lebih rinci dapat
dilihat pada Tabel 2.3.6.
Tabel 2.3.6.
Jumlah Penduduk Kotawaringin Timur Menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2005
Jenis Kelamin Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
Sex Ratio
0 – 4 25.050 23.203 48.253 108 5 – 9 23.501 21.885 45.386 107
10 – 14 20.687 18.996 29.683 109 15 – 19 17.327 15.693 33.020 110 20 – 24 14.499 13.175 27.674 110 25 – 29 11.871 10.680 22.551 111 30 – 34 10.630 9.453 20.083 112 35 – 39 9.440 8.246 17.704 114 40 – 44 8.356 7.344 15.700 114 45 – 49 5.633 4.938 10.571 114 50 – 54 3.867 3.314 7.181 117 55 – 59 2.839 2.429 5.268 117 60 – 64 2.176 1.821 3.997 119 65 – 69 1.784 1.528 3.312 117 70 – 74 1.464 1.203 2.667 122
75 ke atas 1.121 896 2.017 125 Jumlah 160.245 144.822 305.067 111
Sumber: Badan Pusat Statistik Kotawaringin Timur, 2006
2.2.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
a. Sumber daya alam
Tata guna lahan wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur meliputi empat kawasan
yakni kawasan hutan, perkebunan, pertambangan, pemukiman dan penggunaan lainnya
yang rinciannya dapat dilihat pada Tabel 2.3.7.
Tabel 2.3.7. Tata Guna Lahan Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, 2007
Luas Areal No Penggunaan Ha %
1 Kawasan Hutan (HP,HPT,HL) 674.330 40,88 2 Perkebunan 607.148 36,81 3 Permukiman dan penggunaan lainnya 238.264 14,44 4 Pertambangan 7.534 0,46 5 Jumlah penggunaan 1.527.276 92,58 6 Total wilayah Kotawaringin Timur 1.649.600 100,00
Sumber: Bappeda Kabupaten Kotawaringin Timur, 2007
Profil Daerah
II - 23
Dari Tabel 2.3.7 dapat diketahui bahwa tata guna lahan sudah mencapai 1.527.276
ha atau 92,58% dari luas areal wilayah Kotawaringin Timur. Tata guna lahan ini tidak
termasuk danau, sungai, dan lain-lain.
Tabel 2.3.8.
Rincian Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, Tahun 2007
Luas Areal No Arah Pemanfaatan Ha %
I Kawasan Lindung a. Hutan Lindung 159.699 9,68 b. Mangrove 6.459 0,51 Sub jumlah (I) 168.158 10,19 II Kawasan Budidaya Non Kehutanan a. Pertanian 240.634 14,59 b. Pertanian Lahan Kering 160.238 9,71 c. Pertanian Lahan Basah 110.070 6,67 d. Perkebunan 426.746 25,87 e. Perikanan, pertambakan 2.677 0,16 f. Permukiman dan lainnya (KPPL) 42.596 2,58 Sub jumlah (II) 982.961 59,59
III Jumlah yang diarahkan pemanfaatannya 1.151.119 69,78 IV Total wilayah Kotawaringin Timur 1.649.600 100,00
Sumber: Bappeda Kabupaten Kotawaringin Timur, 2007
Berdasarkan Tabel 2.3.8 diketahui bahwa luasan areal yang terdapat pada Kabupaten
Kotawaringin Timur tersebut yang penggunaannya diarahkan adalah seluas 1.151.191 ha
atau 69.78% dari luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur. Arahan pemanfaatan
Kabupaten Kotawaringin Timur meliputi 1.151.119 ha (69,78%) meliputi kawasan
budidaya non kehutanan seluas 982.961 ha (59,59%) dan kawasan lindung seluas
168.158 ha (10,19%).
b. Sumber daya manusia
Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yakni pada kelompok umur 10 sampai
dengan 64 tahun. Tenaga kerja ini terdiri dari angkatan kerja yakni angkatan kerja yang
mencari kerja, bukan angkatan kerja yakni tenaga kerja yang masih sekolah atau mengurus
rumah tangga atau tenaga kerja penerima pendapatan.
Berdasarkan Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional Kalimantan Tengah Tahun 2006
diketahui jumlah tenaga kerja di Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 241.239 orang.
Data lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.3.9.
Dari Tabel 2.3.9 dapat diketahui bahwa potensi tenaga kerja yang sudah diserap
lapangan kerja mencapai 135.403 orang (56,13%), dan pengangguran sebanyak 9.490
orang (3,93%). Sedangkan tenaga kerja yang tidak menawarkan dirinya untuk bekerja
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 24
sebanyak 96.346 orang yakni masih sekolah sebanyak 46.968 orang (19,47%), mengurus
rumah tangga 40.783 orang (16,91%) dan lainnya sebanyak 8.595 orang (3,56%).
Tabel 2.3.9.
Penduduk Kotawaringin Timur Umur 10 tahun ke Atas dan Jenis Kegiatan Utamanya Tahun 2006
No Uraian Jumlah (orang) Persentase (%) I Angkatan Kerja a. Bekerja 135.403 56,13 b. Pengangguran 9.490 3,93 II Bukan Angkatan Kerja a. Sekolah 46.968 19,47 b. Mengurus Rumah Tangga 40.783 16,91 c. Lainnya 8.595 3,56
Jumlah 241.239 100,00 Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah, 2007
Pencari kerja yang mendaftar ke Dinas Tenaga Kerja setempat umumnya
berpendidikan SLTA/sederajat dan sarjana muda/sarjana. Lebih jelasnya terdapat pada Tabel
2.3.10.
Tabel 2.3.10. Banyaknya Pencari Kerja Menurut Jenis Pendidikan
dan Jenis Penempatan di Kabupaten Kotawaringin Timur, 2003
Jenis/tingkat pendidikan
Belum ditempatkan
tahun lalu
Pendaftaran tahun ini
Ditempatkan tahun ini
Dihapuskan Sisa/belum
ditempatkan tahun ini
SD dan tidak tamat - 13 13 - - SLTP dan setingkat 2 56 48 8 2 SLTA dan setingkat 362 1.098 416 662 382 Sarjana muda/sarjana 675 1.008 323 456 904
Jumlah 1.039 2.175 800 1.126 1.288 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten kotawaringin Timur, 2006
Data tahun 2006 menunjukan bahwa pada struktur penduduk berdasarkan mata
pencaharian didominasi pada kegiatan pertanian tanaman pangan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 2.3.11.
Tabel 2.3.11. Sebaran Dominasi Kegiatan Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur
Tahun 2006
Pertanian Kecamatan Pangan Peternakan Kehutanan Perkebunan Perikanan
Pertanian Lainnya
Mentaya Hilir Sel 0 1 0 9 1 0 Pulau Hanaut 1 0 0 4 0 0 Mentaya Hilir utara 4 0 2 0 0 0 M. Baru Ketapang 2 0 0 14 0 0 Baamang 4 0 0 0 0 0 Kota besi 7 0 4 8 0 0 Cempaga 1 0 3 0 0 0 Parengeaan 7 0 10 0 0 3
Profil Daerah
II - 25
Pertanian Kecamatan Pangan Peternakan Kehutanan Perkebunan Perikanan
Pertanian Lainnya
Mentaya Hulu 28 0 0 0 0 0 Cempaga Hulu 31 0 0 0 0 0 Antang Kalang 12 0 11 4 0 1 Seranau 5 0 0 0 0 0 Teluk Sampit 1 0 1 0 1 0
Jumlah 103 1 31 26 2 4 Sumber: BPS Kabupaten dan Hasil Olahan, 2007
Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2006, nilai IPM Kotawaringin Timur adalah 72,7 meningkat dibanding tahun 2005
dengan nilai IPM 72,5 (Tabel 2.3.12). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota
se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Kotawaringin Timur adalah relatif
tinggi dan berada pada posisi ke 3 (tiga) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini
mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini sudah cukup baik. Peringkat secara
nasional berada pada posisi ke 87.
Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang
dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah
penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran
riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di
Kotawaringin Timur Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.3.12.
Tabel 2.3.12. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM
Kotawaringin Timur Tahun 2005 – 2006
Kotawaringin Timur IPM & Komponen 2005 2006
Angka Harapan Hidup (tahun) 68,9 79,0 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 8,0 8,0 Angka Melek Huruf (persen) 98,7 98,7 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 622,7 624,7 IPM 72,5 72,7 Peringkat Nasional 80 87 Reduksi shortfall 0,81 Peringkat Kalteng 3 3
Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
2.3.3. Infrastruktur
a. Prasarana jalan dan transportasi
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar
kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 26
menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.
Panjang jalan di Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari jalan nasional (298,750
km), jalan provinsi (101,300 km), jalan kabupaten (1.391,856 km), jalan perkotaan
(123,417 km) dan jalan desa (44,750 km). Kondisi jalan yang ada bervariasi yaitu kondisi
mantap berkisar 15,37% - 78,33%, tidak mantap 8,03% - 16,65% dan kritis 5,02% -
76,59%.
Angkutan antar daerah di dalam wilayah kabupaten melalui angkutan sungai
didukung oleh 19 pelabuhan dan dermaga yang tersebar di seluruh wilayah. Angkutan
darat terdiri dari angkutan yang berpusat di Kota Sampit, angkutan lintas kabupaten
dengan fasilitas terminal Patih Rumbih di Kota Sampit dan terminal kecil sebanyak 6 buah.
Angkutan udara terdapat pada bandar udara H. Asan yang terletak pada posisi 20 22'
LS dan 1120 56' BT dengan elevasi 3 meter. Tingkat pelayanan bandara dapat didarati oleh
pesawat jenis Cassa 212 dengan kapasitas 19 orang dan Fokker dengan kapasitas 80
orang.
Sebaran keberadaan sarana dan prasarana transportasi di kecamatan-kecamatan
yang ada di kabupaten Kotawaringin Timur, terdapat kecamatan yang tidak mempunyai
kendaraan roda empat yaitu pulau Hanaut. Sarana transportasi terbanyak adalah melalui
sarana sungai sebanyak 77, diikuti oleh prasarana darat sebanyak 66. Untuk lebih jelasnya
sebaran sarana prasarana transportasi kebupaten Kotawaringin Timur terdapat pada Tabel
2.3.13.
Tabel 2.3.13.
Sebaran Sarana Prasarana Transportasi Kebupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006
Prasarana Lalu Lintas (desa) Sarana (desa) No Kecamatan Darat Sungai Logistik Terminal Dermaga Bandara
1 Mentaya Hilir Selatan 12 0 0 2 2 0 2 Pulau Hanaut 4 2 0 0 3 0 3 Mentaya Hilir Utara 3 3 0 0 0 0 4 M. Baru / Ketapang 5 1 0 1 1 0 5 Baamang 3 3 0 0 0 1 6 Kota besi 6 5 1 0 8 0 7 Cempaga 11 1 11 1 4 0 8 Parengeaan 12 7 12 1 1 0 9 Mentaya Hulu 2 28 8 1 0 0 10 Antang Kalang 8 21 10 0 0 0
Jumlah 66 71 42 6 19 1 Sumber: BPS Kotawaringin Timur dan Hasil Olahan 2007
b. Prasarana air minum dan listrik
Pada tahun 2006 telah didistribusikan sebanyak 3.648.724 m3 air bersih di kabupaten
Kotawaringin Timur, di mana 3.131.707 m3 melalui sambungan induk sebesar rata-rata
Profil Daerah
II - 27
61.868 m3 per hari. Dari total distribusi yang disalurkan 3.309.444 m3, yang disalurkan ke
pelanggan rumah tangga sebesar 13.477, ke pelanggan perusahaan/hotel/restoran
sebanyak 285 pelanggan sebesar 128.077m3, sejumlah 119.868 m3 disalurkan ke 171
pelanggan kantor pemerintahan dan 86.231 m3 disalurkan ke pelanggan badan sosial,
sehingga secara keseluruhan disalurkan dengan jumlah 14.146 pelanggan.
Cakupan pelayanan PDAM pada tahun 2006 hanya mampu melayani atau memenuhi
kebutuhan akan 66.912 jiwa atau baru 18,7% dari penduduk dengan jumlah sambungan
sebanyak 10.492 sambungan. Cangkupan pelayanan terbanyak berada di kota Sampit
dengan jumlah pelanggan sebanyak 7.006 sambungan. Untuk lebih jelasnya mengenai
cangkupan pelayanan PDAM Kabupaten Kotawaringin Timur terdapat pada Tabel 2.3.14.
Tabel 2.3.14. Cangkupan Pelayanan PDAM Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006
Penduduk Cangkupan Pelayanan No Unit kerja (jiwa) (jiwa) %
1 Sampit 83.267 45.036 54,0 2 Pelangsian 17.413 1.104 6,3 3 Kota besi 6.605 2.052 31,0 4 Cempaka Mulia 3.541 1.272 36,0 5 Pundu 3.307 984 19,7 6 Parengeaan 5.045 1.500 19,7 7 Kuala Kuayan 5.042 2.724 54,0 8 Kasongan 6.401 2.580 40,0 9 Tumbang Samba 9.434 3.180 33,7 10 Samuda 18.450 1.998 10,8 11 Kuala Pembuang 13.649 1.284 9,4 12 Panda Hara 2.699 486 18,0 13 Mentaya Sebrang 4.073 1.614 39,6 14 Kareng Pangi 2.846 684 24,0 15 Bagendang 2.791 414 14,8
Jumlah 184.563 66.912 28,7 Sumber: Corporate Plan 2001-2006, PDAM Kabupaten Kotawaringin Timur, 2007
Pelayanan listrik di Kabupaten Kotawaringin Timur masih mengandalkan tenaga
diesel. Pada tahun 2005 jumlah pelanggan listrik adalah 36.548 dan pemakaian listrik
terjual 79.265.742 KWH. Dilihat dari jumlah Kepala Keluarga di Kabupaten Kotawaringin
Timur, dapat dihitung bahwa baru 48,1% yang terlayani oleh PLN.
c. Prasarana komunikasi dan penginapan
Telekomunikasi di Kabupaten Kotawaringin Timur telah dilakukan dengan jaringan
telepon PTSN maupun telepon seluler, yang dapat tersambung dengan jaringan internet.
Kabupaten Kotawaringin Timur mempunyai 8.800 sambungan telepon yang tersebar di
Kabupaten Kotawaringin Timur.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 28
Keberadaan komunikasi terdiri dari 1 buah warnet dan 86 wartel sedangkan fasilitas
pariwisata terdiri dari 61 penginapan dengan 855 kamar dan 1.467 buah tempat tidur.
Untuk lebih jelasnya mengenai fasilitas komunikasi dan pariwisata dapat dilihat pada Tabel
2.3.15.
Tabel 2.3.15. Sebaran Fasilitas Komunikasi dan Penginapan di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006
Komunikasi Penginapan (buah) No Kecamatan Warnet Wartel Hotel Kamar T. Tidur
1 Mentaya Hilir Selatan 0 5 0 0 0 2 Teluk Sampit 0 0 0 0 0 3 Pulau Hanaut 0 0 0 0 0 4 Mentaya Hilir Utara 0 2 0 0 0 5 M. Baru /Ketapang 1 40 44 554 923 6 Baamang 0 31 10 222 398 7 Seranau 0 0 0 0 0 8 Kota besi 0 2 0 0 0 9 Cempaga 0 2 0 0 0 10 Cempaga Hulu 0 0 0 0 0 11 Parengeaan 0 4 6 60 117 12 Mentaya Hulu 0 0 1 19 29 13 Antang Kalang 0 0 0 0 0
Jumlah 1 86 61 855 1.467 Sumber: BPS Kotawaringin Timur dan Hasil Olahan, 2007
d. Prasarana pendidikan
Fasilitas pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun 2006 berjumlah
772 dimulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT) dan
pesantren. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.3.16.
Tabel 2.3.16.
Sebaran Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur 2006
No Kecamatan TK SD SDLB SLTP SLTA SMK PT Pesantren 1 Mentaya Hilir Selatan 4 23 0 5 1 0 0 1 2 Teluk Sampit 0 7 0 0 0 0 0 0 3 Pulau Hanaut 5 25 0 3 0 0 0 0 4 Mentaya Hilir Utara 2 11 0 1 0 0 0 0 5 M. Baru /Ketapang 18 41 0 14 6 3 1 1 6 Baamang 7 22 1 5 3 3 3 1 7 Seranau 2 8 0 1 0 0 0 0 8 Kota besi 3 33 0 8 0 0 0 0 9 Cempaga 1 21 0 5 1 0 0 0 10 Cempaga Hulu 1 19 0 2 0 0 0 0 11 Parengeaan 7 30 0 4 1 0 0 0 12 Mentaya Hulu 3 42 0 6 1 0 0 0 13 Antang Kalang 2 35 0 2 0 0 0 0 Jumlah 55 317 1 56 13 6 4 3
Sumber: BPS Kotawaringin Timur dan Hasil Olahan, 2007
Profil Daerah
II - 29
Menurut Bappeda (2005), perkembangan jumlah sekolah, guru dan murid tahun
pada tahun 2005 dibandingkan tahun 1995 dan tahun 2005, dapat dilihat pada Tabel
2.3.17.
Tabel 2.3.17
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 1995 dan Tahun 2005
Jumlah Sekolah (unit)
Murid (siswa)
Guru (orang) Sekolah
1995 2005 1995 2005 1995 2005
Peningkatan jumlah
sekoah (%) 1. T K 32 * * * * * -2. S D 150 145 23.549 23.142 972 769 (3,3)3. SLTP 35 33 7.522 6.576 428 476 (5,7)4. SLTA 11 15 2.399 4.125 223 290 36,6 -SMK 4 9 - 2.951 - 204 125Jumlah 232 202** 33.470 36.794 1.623 1.739
* data tidak tersedia **belum termasuk jumlah TK Sumber : Bappeda Kotawaringin Timur, 2005
e. Prasarana kesehatan
Keberadaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari 1 (satu)
unit Rumah Sakit Umum (RSU), 17 unit Puskesmas, 27 TPD, 221 Posyandu, 94 poliklinik
desa (polindes), apotek yang terdapat di 6 desa dan toko obat di 19 desa. Sebaran fasilitas
kesehatan dapat dilhat pada Tabel 2.3.18.
Tabel 2.3.18.
Sebaran Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006
Fasilitas Kesehatan Kecamatan RSU Puskesmas PP TPD TPB Posyandu Polides Apotik Toko Obat
Mentaya Hilir Selatan 0 1 4 1 1 14 7 0 5
Teluk Sampit 0 0 4 0 0 0 2 0 0 Pulau Hanaut 0 1 10 1 0 15 8 0 0 Mentaya Hilir Utara 0 1 6 1 0 8 7 0 1
M. Baru /Ketapang
1 3 9 12 11 32 5 6 10
Baamang 0 2 4 3 5 13 5 0 1 Seranau 0 0 4 0 0 17 0 0 0 Kota besi 0 1 11 1 0 16 11 0 0 Cempaga 0 2 6 2 1 12 13 0 0 Cempaga Hulu 0 1 3 1 0 4 0 0 0 Parengeaan 0 2 9 2 15 17 13 0 1 Mentaya Hulu 0 1 7 1 14 35 13 0 1 Antang Kalang 0 2 15 2 15 38 10 0 0 Jumlah 1 17 92 27 62 221 94 6 19
Sumber: BPS Kotawaringin Timur dan Hasil Olahan, 2007
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 30
2.4. KABUPATEN KAPUAS
2.4.1. Kondisi Geografi dan Demografi
a. Letak geografi dan luas wilayah
Kabupaten Kapuas merupakan salah satu dari 14 kabupaten di Provinsi Kalimantan
Tengah dengan ibukota Kuala Kapuas. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Kapuas
adalah sebagai berikut:
• Sebelah Utara : Kabupaten Gunung Mas
• Sebelah Selatan : Laut Jawa
• Sebelah Timur : Kabupaten Barito Selatan (Provinsi Kalimantan Selatan)
• Sebelah Barat : Kabupaten Pulang Pisau
Luas wilayah Kabupaten Kapuas adalah 14.999 km2 atau 9,77% dibandingkan
dengan luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten Kapuas terbagi dalam dua
kawasan besar yaitu kawasan pasang surut, umumnya di bagian selatan sebagai daerah
potensi pertanian tanaman pangan, dan kawasan non pasang surut umumnya di bagian
utara yang memiliki potensi lahan perkebunan karet rakyat dan perkebunan besar swasta.
Kabupaten Kapuas meliputi 12 kecamatan dengan luas setiap kecamatan seperti pada
Tabel 2.4.1.
Tabel 2.4.1.
Luas Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Kapuas 2007
LuasNo Kecamatan
km2 Persentase Jumlah
Desa/Kelurahan
1 Kapuas Kuala 427,00 2,85 14 2 Kapuas Timur 202,00 1,35 7 3 Selat 394,00 2,63 16 4 Basarang 206,00 1,37 13 5 Kapuas Hilir 91,00 0,61 8 6 Pulau Petak 135,00 0,90 8 7 Kapuas Murung 491,00 3,27 14 8 Kapuas Barat 480,00 3,20 9 9 Mantangai 6.128,00 40,86 14 10 Timpah 2.016,00 13,44 9 11 Kapuas Tengah 1.833,00 12,22 19 12 Kapuas Hulu 2.596,00 17,31 17 Jumlah 14.999,00 100,00 148
Sumber : Kapuas Dalam Angka, 2007
Daerah yang paling luas adalah Kecamatan Mantangai dengan luas 6.128,00 km2
(40,86% dari luas kabupaten) kemudian Kecamatan Kapuas Hulu dengan luas 2.596,00
km2 (17,31%) dan Kecamatan Timpah seluas 2.016,00 km2 (13,44%) serta Kecamatan
Profil Daerah
II - 31
Kapuas Tengah seluas 1.833 km2 (12,22%) sedangkan kecamatan yang luas daerahnya
paling kecil adalah Kecamatan Kapuas Hilir dengan luas 91,00 km2 (0,61%).
b. Topografi dan iklim
Keadaan topografi Kabupaten Kapuas yaitu dibagian utara merupakan daerah
perbukitan dengan ketinggian antara 100 – 500 diatas permukaan laut dengan
kemiringan 8 -15 derajat. Selain perbukitan juga terdapat daerah pegunungan dengan
kemiringan 15 – 25 derajat. Pada bagian selatan terdiri dari pantai dan rawa-rawa dengan
ketinggian diantara 0 -5 m dari permukaan laut dengan elevasi 0 – 8% dan dipengaruhi
oleh pasang surut.
Kabupaten Kapuas memiliki iklim tropis lembab dengan temperatur udara rata-rata
berkisar antara 21OC sampai 23OC dan temperatur maksimum sampai 36OC. Intensitas
penyinaran matahari selalu tinggi dan dengan sumber daya air yang cukup banyak
menyebabkan tingginya penguapan yang menimbulkan awan aktif/tebal.
Pada tahun 2007 Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari, sedangkan
bulan kering/kemarau terjadi pada Juli sampai Oktober. Curah hujan setiap tahun berkisar
antara 116-973,0 mm.
Kapuas memiliki wilayah perairan yang meliputi danau, rawa dan beberapa sungai
besar dan kanal (anjir). Wilayah perairan dan sungai yang masuk wilayah kapuas
diantaranya:
1). Sungai Kapuas Murung, dengan panjang 66,38 km;
2). Sungai Kapuas dengan panjang 600 km; dan
3). Daerah pantai pesisir sepanjang 189,85 km.
Selain sungai di Kabupaten Kapuas terdapat 4 buah anjir/kanal yaitu: Anjir Serapat
sepanjang 28 km, Anjir Kalampan sepanjang 14,5 km, Anjir Basarang sepanjang 24 km
dan Anjir Tamban sepanjang 25 km. Anjir-anjir tersebut menghubungkan beberapa
wilayah di Kabupaten Kapuas serta wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan.
c. Lahan dan penggunaannya
Total lahan di Kabupaten Kapuas seluas 1.499.900 ha yang berada pada ketinggian
0 – 2 m diatas permukaan laut. Pemanfaatan lahan terdiri dari lahan pertanian seluas
280.000 ha, lahan kebun dan lainnya 340.000 ha, dan hutan produksi sekitar 879.900 ha.
Pemanfaatan lahan pertanian meliputi lahan persawahan yang sebagian besar berupa
lahan pasang surut dan tadah hujan. Lahan non sawah meliputi rawa, kebun,
ladang/tegalan, pemukiman, lahan pertambangan, serta kolam dan tambak.
Areal hutan di Kabupaten Kapuas sebagian besar berupa hutan gambut dan sebagian
diantaranya berupa lahan eks proyek lahan gambut (PLG) yang pernah dicanangkan
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 32
pemerintah pada tahun 1995. Beberapa tahun terakhir lahan eks PLG kembali akan
dikelola dan didayagunakan secara terarah. Dalam pengelolaan dan pemanfaatan lahan
gambut akan dibedakan berdasarkan ketebalan/kedalaman gambutnya. Lahan gambut
dengan ketebalan 50 cm sampai 100 cm (gambut tipis/dangkal dimanfaatkan sebagai
lahan pertanian tanaman pangan seperti padi dan palawija. Lahan dengan gambut sedang
yang memiliki kedalaman 101- 200 cm diperuntukkan bagi tanaman perkebunan dan
buah-buahan, serta lahan gambut dalam dengan kedalaman 2001 – 300 cm untuk
tanaman perkebunan dan kehutanan, sedangkan gambut sangat dalam dengan ketebalan
> 3 m diperuntukkan bagi kawasan konservasi dan kehutanan.
d. Demografi
Jumlah penduduk di Kabupaten Kapuas tahun 2007 sebanyak 338.583 jiwa, terdiri
dari penduduk laki-laki 171.070 jiwa atau 50,53% dan penduduk perempuan 167.513
jiwa atau 49,47% dengan sex ratio 102,12%. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten
Kapuas rata-rata 22,57 jiwa per km2. Kecamatan terpadat penduduknya adalah
Kecamatan Selat dengan rata-rata 229 jiwa per km2 dan penduduk paling sedikit terdapat
di Kecamatan Timpah dengan kepadatan 4 jiwa per km2.
Tabel 2.4.2.
Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk di Kabupaten Kapuas Tahun 2007
Penduduk No Kecamatan Rumah Tangga Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kapuas Kuala 10.409 16.671 16.185 32.856 2 Kapuas Timur 5.730 11.206 12.030 23.236 3 Selat 23.979 45.334 44.875 90.209 4 Basarang 4.795 9.087 8.686 17.773 5 Kapuas Hilir 3.732 6.733 6.528 13.261 6 Pulau Petak 4.766 9.844 9.882 19.726 7 Kapuas Murung 12.377 22.586 22.622 45.208 8 Kapuas Barat 4.451 9.549 9.114 18.663 9 Mantangai 9.532 19.077 18.275 37.352
10 Timpah 2.330 4.256 3.811 8.067 11 Kapuas Tengah 4.702 10.261 9.396 19.657 12 Kapuas Hulu 2.199 6.466 6.109 12.575 Jumlah 89.002 171.070 167.513 338.583
Sumber: Kapuas Dalam angka, 2007
Berdasarkan Tabel 2.4.2. diatas terlihat bahwa penyebaran penduduk di Kabupaten
Kapuas belum merata. Umumnya penduduk masih banyak yang bertempat tinggal di
sekitar ibukota kabupaten atau di ibukota kecamatan. Sebaran penduduk banyak terdapat
di Kecamatan Selat (26,64%) sebagai ibukota kabupaten, diikuti Kecamatan Kapuas
Murung (13,35%), dan Kecamatan Mantagai (11,03%), serta Kapuas Kuala (9,70%).
Profil Daerah
II - 33
2.4.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
a. Sumber daya alam
Kabupaten Kapuas memiliki beragam potensi sumber daya alam yang masih dapat
dikelola untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan penduduk. Untuk itu Pemerintah
Kabupaten Kapuas perlu melakukan penataan pembangunan dan ruang wilayahnya
sehingga sumber daya yang ada dapat termanfaatkan secara optimal dengan tetap
menjaga kelestarian alamnya. Beberapa potensi sumber daya alam di Kabupaten Kapuas
meliputi sumber daya alam tambang, pertanian dan perkebunan, sumber daya dibidang
kehutan, dan sumber daya perairan yang meliputi sungai, rawa dan laut.
Kabupaten Kapuas memiliki potensi sumber daya tambang yang besar, diantaranya
berbagai jenis batuan dan mineral. Berdasarkan data tahun 2005 Kabupaten Kapuas
memiliki potensi cadangan batubara sekitar 210 juta ton, intan 3,5 juta m3 dan emas 2,1
juta m3 serta berbagai bahan galian golongan C seperti pasir kuarsa, koalin, granit, andesit,
mika, zircon dan batu gamping. Sedangkan potensi gambut diperkirakan sebanyak 16,5
juta ton.
Kabupaten kapuas memiliki potensi sumber daya pertanian dan perkebunan. Luas
areal pertanian sekitar 280.000 ha dan luas potensi perkebunan 340.000 ha. Adapun
sumber daya hutan Kabupaten Kapuas berdasarkan RTRW Kabupaten Kapuas tahun 2005
memiliki luas wilayah hutan 891.011 ha. Dari luasan tersebut terdiri dari hutan lindung
seluas 5.394 ha dan selebihnya berupa hutan produksi terbatas 380.415 ha dan hutan
produksi 505.202 ha. Sebagian besar (97,88%) wilayah hutan produksi dan produksi
terbatas sudah diusahakan dan untuk itu perlu kerja keras dalam rangka melestarikan
sumber daya hutan ini.
Dibidang perikanan Kabupaten Kapuas memiliki sumber daya perairan dengan luas
perairan mencapai 333.780,04 ha yang meliputi perairan sungai 151.720 ha, rawa
156.362,04 ha, danau 98 ha, dan perikanan laut sekitar 25.600 ha.
Selain sumber daya alam tersebut diatas, Kabupaten Kapuas kaya akan potensi untuk
pengembangan peternakan, baik peternakan besar, kecil maupun unggas. Hal ini karena
wilayahnya berupa hamparan yang luas dan kaya dengan hijauan sebaga sumber pakan
ternak yang dapat dikembangkan.
b. Sumber daya manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari beberapa
indikator, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks
melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli
penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 34
mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu
wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United
Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian
pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan
tahunan Human Development Report (HDR).
Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2006 , nilai IPM Kabupaten Kapuas adalah 72,2 sedikit meningkat dibanding tahun
2005 dengan nilai IPM 71,8 (Tabel 2.4.3). Namun bila dibandingkan dengan nilai IPM
kabupaten/kota se Provinsi Kalimantan Tengah, Nilai IPM Kabupaten Kapuas termasuk
kategori sedang, berada pada posisi ke 6 (enam) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini
mengindikasikan perlunya pembinaan SDM yang lebih ditingkatkan lagi dibidang
pembangunan SDM.
Tabel 2.4.3. Indek Pembangunan Manusia (IPM)
dan Peringkat Provinsi Kalimantan Tengah
IPM Peringkat Nasional No Kab/Kota 2005 2006 2005 2006
1 Palangka Raya 77,0 77,1 6 6 2 Barito Utara 72,8 73,9 77 61 3 Kotawaringin Timur 72,5 72,7 80 87 4 Barito Selatan 71,3 72,4 125 97 5 Gunung Mas 71,5 72,3 112 103 6 Kapuas 71,8 72,2 98 105 7 Kotawaringin Barat 71,6 71,9 103 120 8 Barito Timur 70,1 71,6 167 135 9 Murung Raya 71,0 71,6 134 133 10 Katingan 71,3 71,5 123 137 11 Seruyan 70,9 71,4 136 146 12 Lamandau 70,2 70,9 161 160 13 Sukamara 70,0 70,4 168 186 14 Pulang Pisau 69,3 69,9 200 203 Kalimantan Tengah 71,6 73,4 5 5
Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang
dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah
penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran
riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten
Kapuas Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.4.4.
Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca
dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek
huruf mencerminkan kualitas penduduk. Indikator lain yang digunakan untuk melihat
kemajuan dunia pendidikan adalah Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi sekolah
Profil Daerah
II - 35
digunakan untuk mengukur banyaknya penduduk yang telah menerima pendidikan di
suatu jenjang pendidikan tertentu.
Tabel 2.4.4.
Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Kapuas Tahun 2005 – 2006
Kab Kapuas IPM & Komponen 2005 2006
Angka Harapan Hidup (tahun) 70.3 70.3 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7.3 7.3 Angka Melek Huruf (persen) 93.9 94.7 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 624.9 627.6 IPM 71.8 72.2 Peringkat Nasional 98.0 105.0 Reduksi shortfall 1.6 Peringkat Kalteng 7 6
Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
Perkembangan indikator pendidikan angka melek huruf dari tahun 2005 – 2006
menunjukkan sedikit peningkatan, namun rata-rata lama sekolah masih tetap. Rata-rata
lama sekolah 7,3 tahun yang berarti secara rata-rata masih dibawah angka wajib belajar 9
tahun, atau secara rata-rata penduduk Kabupaten Kapuas sudah tamat SD namun masih
banyak yang tidak tamat SLTP.
2.4.3. Infrastruktur
a. Prasarana Transportasi
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar
kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan
menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.
Panjang jalan di Kabupaten Kapuas pada tahun 2007 adalah 2.634,10 km yang
terdiri dari jalan negara 459,9 km, jalan provinsi 463,35 km dan jalan kabupaten sepanjang
1.710,85 km. Dari sepanjang 1.710,85 km jalan kabupaten tersebut sebagian besar
(64,43%) atau 1.102,98 km dalam keadaan rusak, sepanjang 298,98 km (17,48%) dalam
keadaan sedang dan hanya sepanjang 308,89 km (18,05%) dalam keadaan baik.
Sebagian besar permukaan jalan di Kabupaten Kapuas masih berupa tanah, dan yang
dilapisi aspal baru sepanjang 206,42 km.
Selain prasarna jalan, sebagai prasaran transportasi yang penting lainnya di
Kabupaten Kapuas adalah prasarna transportasi air. Prasarana angkutan sungai masih
merupakan prasarana angkutan penting yang menghubungkan antar ibukota kecamatan.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 36
Pelabuhan dan sarana pendaratan angkutan air lainnya masih berperan penting dalam
memperlancar angkutan perairan. Alat transportasi sungai yang ada di Kabupaten Kapuas
meliputi angkutan penumpang dan angkutan barang seperti kapal, long boat, kelotok,
speed boat, tongkang dan tiong.
b. Prasarana listrik dan air minum
Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di Kapuas dipenuhi oleh Perusahaan Umum
Listrik Negara Wilayah VI Cabang Kuala Kapuas. Jumlah KWH yang dibangkitkan dan KWH
yang terjual tampaknya terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 jumlah
listrik yang dialirkan yang bersumber dari 21 unit pembangkit tenaga diesel sebanyak
2.985.936 Kwh atau meningkat 4,26% dibanding tahun 2006 sebanyak 2.863.948 Kwh.
Jumlah pelanggan selama tahun 2007 tercatat sebanyak 41.248 pelanggan, dengan
kelompok pelanggan terbesar adalah rumah tangga R1 mencapai 36.825 pelanggan.
Sumber pengolahan air bersih di Kabupaten Kapuas bersumber dari sungai yang
diolah dan dikelola oleh 10 unit pensuplai air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Kapuas. Banyaknya air bersih yang disalurkan pada tahun 2007 sebanyak
2.301.750 m3 meningkat 12,17% dibanding tahun 2006 sebanyak 2.051.938 m3.
Banyaknya pelanggan air bersih juga mengalami peningkatan pada tahun 2007 yaitu
sebanyak 11.255 pelanggan atau mengalami peningkatan 3% dibanding tahun 2006
sebanyak 10.950 pelanggan. Jumlah pelanggan terbanyak adalah rumah tempat tinggal
mencapai 10.663 pelanggan, serta perusahaan dan pertokoan 251, instansi pemerintah
164, sarana umum 95 dan badan sosial dan rumahsakit 82 pelanggan.
c. Prasarana komunikasi
Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kabupaten Kapuas, seperti kantor pos
untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk sarana hubungan secara
langsung. Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya masih merupakan pilihan
utama bagi masyarakat dalam melakukan hubungan komunikasi walaupun sudah ada
sarana komunikasi lainnya. Hal ini disebabkan biaya yang murah dan mampu menjangkau
konsumennya sampai pada daerah yang terjauh.
Di Kabupaten Kapuas terdapat 8 unit kantor pos yang tersebar di delapan kecamatan
serta ditambah dengan 4 unit rumah pos, 2 unit pos kelingling, 76 kotak pos dan 13 unit
bis surat. Jumlah pelayanan surat pos yang terjadi di seluruh kantor pos pada tahun 2007
jumlahnya mencapai 202.152 unit. Sedangkan untuk pengiriman dan penerimaan paket
pos selama tahun 2007 masing-masing adalah 48.056 buah paket pengiriman dan 11.718
paket penerimaan.
Profil Daerah
II - 37
d. Prasarana pendidikan
Prasarana pendidikan di Kabupaten Kapuas sudah tersedia mulai dari tingkat taman
kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kabupaten Kapuas sebanyak 103 unit yang
tersebar di 12 kecamatan, dengan jumlah murid tahun 2007 sebanyak 2.936 orang.
Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 502 unit. Tingkat sekolah menengah pertama (SMP)
terdapat sebanyak 91 unit SMP terdiri 52 SMP Negeri dan 39 SMP Swasta. Pada tingkat
sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMU 31 unit, dan Perguruan Tinggi 2 unit dengan
jumlah mahasiswa 1.091 orang.
Tabel 2.4.5.
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Kapuas Tahun 2007
Jumlah Sekolah Murid Guru Jumlah Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Sekolah
1. T K 102 2936 272 1022. S D 384 118 54.457 13.300 2.510 878 5023. SLTP 52 39 7.199 5.771 666 419 914. SMU 16 15 7.024 2.265 545 159 315.PT: - STIE 1 342 35 1 - STAI 1 749 71 1Jumlah 452 276 68.680 25.363 3.721 1.834 728 Sumber : Kabupaten Kapuas Dalam Angka, 2007 (STIE= Sekolah Tiggi Ilmu Ekonomi,
STAI= Sekolah Tinggi Agama Islam)
e. Prasarana kesehatan
Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Kapuas
terdapat 1 rumah sakit umum. Pada tingkat kecamatan telah tersedia puskesmas dan telah
merata di seluruh kecamatan, serta ditambah puskesmas pembantu di setiap UPT
transmigrasi yang ada di kabupaten Kapuas. Pada tahun 2007 jumlah puskesmas yang
tersebar di kecamatan terdiri dari puskesmas umum 23 unit, puskesmas pembantu 39 unit,
dan polindes 25 unit.
Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Kapuas tahun 2007 terdiri dari 35 orang
dokter umum, 4 dokter spesialis, 13 dokter gigi, 214 bidan dan 233 perawat serta
ditunjang oleh banyak tenaga dan jasa para medis lainnya. Tenaga kesehatan khususnya
dokter sudah tersedia di setiap kecamatan, seperti dapat dilihat pada tabel 2.4.6.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 38
Tabel 2.4.6. Jumlah Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kapuas Tahun 2007
Tenaga Dokter Paramedis No Kecamatan Puskesmas Umum Gigi Perawat Bidan
1 Kapuas Kuala 2 2 1 17 10 2 Kapuas Timur 1 1 1 10 6 3 Selat 6 8 2 55 37 4 Basarang 1 1 0 10 15 5 Kapuas Hilir 1 1 1 9 13 6 Pulau Petak 1 1 0 11 15 7 Kapuas Murung 4 4 2 46 29 8 Kapuas Barat 1 1 0 13 5 9 Mantangai 31 3 1 21 25 10 Timpah 1 1 1 10 9 11 Kapuas Tengah 1 2 1 9 14 12 Kapuas Hulu 1 1 1 6 6 Jumlah 51 26 11 217 184
Sumber : BPS, Kabupaten Kapuas Dalam Angka 2007/2008
2.5. KABUPATEN BARITO SELATAN
2.5.1. Kondisi Geografi dan Demografi
a. Letak geografi dan luas wilayah
Kabupaten Barito Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Tengah
yang pada tahun 2001 (sebelum pemekaran) dengan batas wilayah:
• Sebelah Utara : Kabupaten Barito Utara.
• Sebelah Timur : Kalimantan Selatan.
• Sebelah Selatan : Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.
• Sebelah Barat : Kabupaten Kapuas.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 05 tahun 2002 Kabupaten Barito Selatan
dimekarkan menjadi Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Barito Timur, sehingga
posisi dan perbatasan mengalami perubahan sebagai berikut :
• Sebelah Utara : Kabupaten Barito Utara.
• Sebelah Timur : Kabupaten Barito Timur.
• Sebelah Selatan : Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan.
• Sebelah Barat : Kabupaten Kapuas.
Secara geografis Kabupaten Barito Selatan terletak membujur atau memanjang
sepanjang sungai Barito dengan letak 10
20‘ Lintang Utara – 20
35 ‘ Lintang Selatan dan
1140
– 1150
Bujur Timur.
Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2001 (sebelum pemekaran) mempunyai luas
wilayah 12.664 km2 terdiri dari 12 Kecamatan. Setelah pemekaran pada tahun 2002 luas
Profil Daerah
II - 39
wilayah menjadi 8.830 km2 terdiri dari 6 Kecamatan, 7 kelurahan dan 83 desa termasuk
Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) dan Pemukiman Masyarakat Suku Terasing (PMST).
b. Topografi dan iklim
Kabupaten Barito Selatan terletak di garis Khatulistiwa, termasuk daerah hujan tipe B,
yaitu iklim yang memiliki 1-2 bulan kemarau dalam setahun. Temperatur rata-rata antara
25 – 27OC, dengan suhu maksimum 27,50OC (bulan Oktober) dan suhu minimum 24,50OC
(bulan Juli). Rata-rata hujan tiap tahun 2.665 mm dengan 107 hari hujan.
c. Lahan dan penggunaannya
Kabupaten Barito Selatan dengan luas wilayah 12.664 km2 terdiri dari kawasan
hutan, kawasan hutan produksi, kawasan konservasi, kawasan pengembangan hutan
rakyat, serta kawasan pemukiman dan wilayah pengembangan.
d. Demografi
Jumlah penduduk di Kabupaten Barto Selatan Tahun 2004 sebanyak 121.310 jiwa
dengan kerapatan penduduk rata-rata 14 jiwa/km2. Pada Tahun 2006 jumlah Penduduk
Barito Selatan menjadi 122.929 jiwa yang terdiri dari 62.578 jiwa laki-laki dan 60.351
perempuan. Jumlah penduduk dan kerapatan penduduk Barito Selatan menurut
kecamatannya dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 2.5.1.
Luas wilayah Kecamatan dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Barito Selatan setelah Pemekaran (2004)
No Kecamatan Luas Wilayah
( km2 ) % luas Jumlah
penduduk Kepadatan (jiwa/km2)
1 2 3 4 5 6
Jenamas Dusun Hilir Karau Kuala Dusun Selatan Dusun Utara Gn. Bintang Awai
708 2.065 1.099 1.829 1.196 1.933
8,02 23,39 12,45 20,71 13,54 21,89
11.099 16.417 16.133 45.730 16.470 15.461
16 8 15 25 14 8
Jumlah 8.830 100,00 121.310 14
2.5.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
a. Sumber daya alam
Kabupaten Barito Selatan dengan luas 8.830 km2, memiliki potensi sumber daya
alam (SDA) yang sangat beraneka ragam. Wilayah ini sangat potensial untuk
pengembangan sumber daya pertanian baik tanaman pangan maupun perkebunan.
Kabupaten Barito Selatan yang sebagian besar wilayahnya berada di daerah aliran sungai
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 40
Barito, menyimpan potensi yang sangat besar di sektor perikanan. Dengan potensi sungai,
danau dan rawa yang tersebar di seluruh kecamatan.
Kabupaten Barito Selatan memiliki bentangan hutan alam yang luas dan kaya
berbagai macam ragam jenis pohon dan hasil hutan ikutan lainnya yang memiliki potensi
ekonomi cukup tinggi. Potensi kekayaan tambang wilayah ini juga masih banyak
tersimpan dan menunggu waktu dapat dimanfaatkan. Potensi tambang wilayahini
diantaranya minyak bumi dan potensi bahan galian seperti pasir kuarsa, tanah liat, kaolin,
granit, dan batu bara.
Di Barito Selatan juga terdapat ekosistem air hitam yang konon hanya ada dua (2)
saja di seluruh dunia, kawasan ini sangat cocok untuk studi / penelitian dan obyek wisata,
serta berbagai jenis anggrek juga tumbuh subur seperti : Anggrek hitam, Coklat, Bintang,
Bulan, Mata kucing, Tebu, Pensil dan lain-lain.
b. Sumber daya manusia
Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2006 , nilai IPM Kabupaten Barito Selatan adalah 72,4 meningkat dibanding tahun
2005 dengan nilai IPM 71,3 (Tabel 2.4.2). Bila dibandingkan dengan nilai IPM Kabupaten
Kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Barito Utara berada pada posisi
ke 4 (empat) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di
wilayah ini sudah relatif lebih baik. Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 97
meningkat dibanding tahun 2005 yang berada pada posisi 125.
Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang
dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah
penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran
riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten
Barito Utara Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.5.2.
Tabel 2.5.2. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM
Kabupaten Barito Selatan Tahun 2005 – 2006
Kab Barito Utara IPM & Komponen 2005 2006
Angka Harapan Hidup (tahun) 67,5 68,0 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 8,0 8,3 Angka Melek Huruf (persen) 97,9 98,5 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 620,0 625,5 IPM 71,3 72,4 Peringkat Nasional 125 97 Reduksi shortfall 3,80 Peringkat Kalteng 6 4
Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
Profil Daerah
II - 41
2.5.3. Infrastruktur
a. Prasarana transportasi
Pemerintah Kabupaten Barito Selatan terus berupaya meningkatkan kondisi ruas jalan
kabupaten sepanjang 592,2 km dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002, sebagian besar
ruas jalan yang rusak mencapai 324,3 km (54,8%). Pada tahun 2004 telah dilakukan
perbaikan sepanjang 67,61 km (11,4%) dengan biaya Rp. 33 miliar, dan masih terdapat
jalan rusak sepanjang 256,69 km (43,35%).
Dalam dua tahun terakhir jalan menuju dan dalam kota Marabahan telah
menggunakan bahan aspal hotmix. Di samping itu, perbaikan dan peningkatan beberapa
jembatan kayu ulin menjadi konstruksi beton telah dibangun dengan penambahan siring
beton sepanjang 200 m dengan biaya sebesar Rp. 14 miliar.
Transportasi di Barito Selatan terdiri dari transportasi darat dan sungai. Transportasi
darat berupa mobil angkutan, sedangkan transportasi sungai berupa klotok, speed boat,
bus air dan motor boat. Seiring dengan meningkatnya arus penumpang/lalu lintas di
Kabupaten Barito Selatan, guna memperlancar arus transportasi, pemeritah kabupaten
telah membangun beberapa terminal seperti: Terminal Kota Marabahan, Terminal Anjir
Pasar, Terminal Handil Bakti, dan Terminal Tabukan, serta tersedia 81 Dermaga yang
tersebar di beberapa kecamatan.
b. Prasarana listrik dan air minum
Pada tahun 2004 prasarana listrik hampir menjangkau sebagian besar wilayah Barito
Selatan. Dari sebanyak 194 desa dan 6 kelurahan di kabupaten ini telah terjangkau
jaringan listrik 185 desa dan 5 kelurahan dengan total pengguna sebanyak 40.088 unit/
rumah atau meningkat 18,93% dibandingkan tahun 2003 sejumlah 33.707 unit/rumah.
Sementara sambungan PDAM pada tahun 2004 telah mencapai 4.507 unit; meningkat
11,5% dibandingkan angka tahun 2002 (2.598 unit).
c. Prasarana komunikasi
Sarana komunikasi di Kabupaten Barito Selatan sebelum tahn 2003 masih terbatas
pada telepon rumah dan sejumlah wartel dan kantor pos. Pada tahun 2003 telah
dibangun BTS Satelindo (Indosat) sehingga penduduk di wilayah ini sudah dapat
menggunakan telpon seluler. Hingga tahun 2004 telah beroperasi juga berbagai operator
telepon selular lainnya seperti Telkomsel dan XL. Saait ini f asilatas telepon Flexi dari
Telkomsel dapat dipergunakan di seluruh kecamatan.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 42
d. Prasarana pendidikan
Prasarana pendidikan di Kabupaten Barito Selatan sudah tersedia mulai dari tingkat
taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA (Tabel 2.5.3).
Tabel 2.5.3.
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Barito Selatan Tahun 2006
Jumlah Sekolah Murid Guru Jumlah Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Sekolah
1. T K 2 38 180 1.203 12 207 40 2. S D 171 12 10.107 1.376 1.319 116 183 3. SLTP 23 19 3.572 1.423 312 165 42 4. SMU/K 7 10 1.603 246 195 63 17 5. PT: - Total 203 79 15.462 4.248 1.838 551 282 Jumlah 452 276 68.680 25.363 3.721 1.834 728
Sumber : Kalimantan Tengah Dalam Angka, 2007
Sekolah TK di Kabupaten Barito Selatan sebanyak 40 unit yang tersebar di seluruh
kecamatan, dengan jumlah murid tahun 2006 sebanyak 1.383 orang.. Jumlah sekolah
dasar (SD) sebanyak 183 unit. Tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat
sebanyak 42 unit SMP terdiri 23 SMP Negeri dan 19 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah
lanjutan atas (SLTA) terdapat SMU 17 unit dengan jumlah siswa 1.849 orang.
e. Prasarana kesehatan
Kabupaten Barito Selatan memiliki fasilitas rumah sakit, yaitu RSUD Marabahan tipe D
plus yang akan dikembangkan menjadi tipe C, berikut instalasi Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Handil Bakti di wilayah selatan. Sarana dan prasarana kesehatan lainnya
tersebar di seluruh kecamatan seperti Puskesmas, Posyandu, Tenaga Medis, Spesialis dan
Paramedis. Prestasi bidang kesehatan yang telah diraih dalam tahun 2003 antara lain:
• Juara II Dinas Kesehatan Berprestasi;
• Juara I Balita Sehat Indonesia; dan
• Bidan Teladan dan Dokter Teladan Se-Kalsel.
f. Irigasi
Untuk mendukung pengembangan pertanian, pemerintah Kabupaten Barsel telah
melakukan pemeliharaan/normalisasi irigasi/tabat (saluran drainase primer, sekunder dan
tersier) pada tahun 2003 sepanjang 844,65 km dengan total biaya Rp. 25,4 miliar dan
tahun 2004 sepanjang 620 km dengan biaya Rp. 6,7 miliar. Total panjang saluran irigasi
yang dimiliki saat ini adalah 4.000 km.
Profil Daerah
II - 43
g. Bank dan Asuransi
Di Kabupaten Barito Selatan beroperasi tiga bank, yaitu: BPD Cabang Marabahan,
BNI 46 Cabang Marabahan, BRI Cabang Marabahan, serta terdapat satu unit Asuransi
Jiwasraya.
2.6. KABUPATEN BARITO UTARA
2.6.1. Kondisi Geografi dan Demografi
a. Letak geografi dan luas wilayah
Kabupaten Barito Utara (Barut) merupakan bagian dari provinsi Kalimantan Tengah
dengan ibukota Muara Teweh ditetapkan berdasarkan UU No.22 Tahun 1946, melalui SK
Mendagri tanggal 29 Juni 1950 No.0.17/15/3. Awalnya, wilayah Kabupaten Barito Utara
sebagai daerah otonom membawahi wilayah kabupaten administrasi Murung Raya,
dengan ibukotanya di Puruk Cahu.
Selanjutnya, menyesuaikan dengan keberaan UU No.5 Tahun 1974, tentang Pokok-
pokok Pemerintahan Daerah, maka sejak tahun 1982 Kabupaten Administrastif Murung
Raya diubah statusnya menjadi Kantor Pembantu Bupati Wilayah Murung Raya dengan
ibukota tetap di Puruk Cahu. Seiring perkembangan wilayah, khususnya dalam kaitan
perkembangan pemerintahan dan pembangunan, wilayah Kabupaten Barito Utara
mencakup 1 (satu) wilayah Pembantu Bupati dan 11 (sebelas) Kecamatan, yaitu wilayah
Pembantu Bupati yaitu Kecamatan Murung, Laung Tuhup, Tanah Siang, Sumber Barito,
Permata Intan, Kecamatan Teweh Tengah, Montallat, Gunung Timang, Lahei, Teweh Timur
dan Gunung Purei. Pada saat itu wilayah Kabupaten Barito Utara masih sangat luas, yakni
mencakup wilayah seluas 32.000 km2, terluas ketiga setelah Kotawaringin Timur dan
Kabupaten Kapuas.
Setelah adanya pemekaran Kabupaten pada Tahun 2002, Wilayah Pembantu Bupati
Barito Utara Wilayah Murung Raya menjadi Kabupaten Murung Raya dengan Ibukota
Puruk Cahu, maka Kabupaten Barito Utara mempunyai luas wilayah ± 8.300 km2, dengan
6 Kecamatan yakni Kecamatan Teweh Tengah, Montallat, Gunung Timang, Teweh Timur,
Gunung Purei dan Lahei dengan 10 Kelurahan dan 93 Desa.
Kabupaten Barito Utara terletak pada posisi geografis 114O 27’ 00” – 115O 49’ 00”
BT dan 0O 58’ 30” LU – 1O 26’ 00” LS dengan batas-batas wilayah:
• Sebelah utara : Kabupaten Murung Raya dan Provinsi Kalimantan Timur;
• Sebelah selatan : Kabupaten Barito Selatan dan Provinsi Kalimantan Selatan;
• Sebelah timur : Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Selatan; dan
• Sebelah barat : Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Gunung Mas.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 44
b. Topografi dan iklim
Iklim di Kabupaten Barito Utara termasuk iklim tropis yang lembab dan panas. Yang
dipengaruhi oleh musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Keadaan temperatur
udara rata-rata maksimum lebih kurang 35OC dan minimum kurang lebih 20OC dengan
kelembaban nisbi (RH) rata-rata 85% pertahun.
Menurut peta curah hujan Provinsi Kalimantan Tengah, Wilayah Kabupaten Barito
Utara mempunyai curah hujan yang tertinggi diantara kabupaten-kabupaten lainnya, yaitu
dari 3.000 mm/tahun dibagian selatan menjadi lebih dari 4.000 m/tahun dibagian utara.
Berdasarkan data dan peta curah hujan Kabupaten Barito Utara dibagi menjadi 2
(dua) kelas yaitu sebagai berikut:
• Wilayah dengan curah hujan antara 3.000 – 3.500 mm pertahun; dan
• Wilayah dengan curah hujan antara 2.500 – 3.000 mm pertahun
c. Lahan dan penggunaannya
Luas Kawasan Kabupaten Barito Utara berdasarkan RTRW Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2003 adalah 830.000 Ha, sedangkan menurut RTRW Kabupaten Barito
Utara Tahun 2004 / RTRWP Tahun 1999 luas potensi hutan seluas 485.850 Ha. Luas
Kawasan hutan dapat dirinci sebagai berikut :
(1) Hutan Produksi : 316.787 ha;
(2) Hutan Lindung : 69.605 ha;
(3) Cagar Alam : 6.000 ha;
(4) Kawasan Pengembangan Produksi : 91.792 ha;
(5) Hutan Produksi Terbatas : 159.506 ha;
(6) Kawasan Pemukiman dan Penggunaan Lainnya : 186.506 ha; dan
(7) Lokasi Transmigrasi : 133 ha.
d. Demografi
Jumlah penduduk sampai dengan Januari 2007 adalah 114.903 jiwa dengan dengan
laju pertumbuhan 1,08% per tahun. Penduduk di Kabupaten Barito Utara tahun 2007
terdiri dari penduduk laki-laki 58.853 jiwa atau 51,22% dan penduduk perempuan 56.050
jiwa atau 48,78% atau dengan sex ratio 105,0%. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten
Barito Utara rata-rata kerapatan 14 jiwa per km2
.
Profil Daerah
II - 45
2.6.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
a. Sumber daya alam
Kabupaten Barito Utara memiliki beragam potensi sumber daya alam yang masih dan
dapat dikelola untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan penduduk. Sumber daya
alam di Kabupaten Barito Utara adalah meliputi sumberdaya lahan pertanian dan
perkebunan, sumber daya dibidang kehutan, tambang, dan sumber daya perairan yang
meliputi sungai, rawa dan laut.
Kabupaten Barito Utara memiliki Luas perairan umum (Perairan air Tawar) 4.928 Ha.,
terdiri dari perairan Sungai, Danau, Rawa, Waduk dan Air Genangan. Berdasarkan kondisi
fisik, wilayah Kabupaten Barito Utara mempunyai potensi yang cukup baik bagi
pengembangan usaha pertanian tanaman pangan dan holtikultura. Untuk mendukung
pengembangan pertanian, pemerintah Kabupaten Barito Utara telah membangun dua unit
DAM kecil di daerah Trinsing dan Trahean Kecamatan Teweh Tengah. Hanya areal sawah
di daerah ini yang menggunakan sarana irigasi (semi teknis). Selebihnya masih merupakan
sawah tadah hujan.
b. Sumber daya manusia
Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Barito Utara adalah 73,9 meningkat dibanding tahun
2005 dengan nilai IPM 72,8 (Tabel 2.6.1). Bila dibandingkan dengan nilai IPM
kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Barito Utara termasuk
tinggi berada pada posisi ke 2 (dua) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan
pembinaan SDM di wilayah ini sudah relatif lebih baik, meskipun bila dilihat secara nasional
masih perlu lebih ditingkatkan lagi dibidang pembangunan SDM.
Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang
dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah
penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran
riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten
Barito Utara Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.6.1.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 46
Tabel 2.6.1. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM
Kabupaten Barito Utara Tahun 2005 – 2006
Kab Barito Utara IPM & Komponen 2005 2006
Angka Harapan Hidup (tahun) 71,3 71,4 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,5 8,4 Angka Melek Huruf (persen) 98,0 98,0 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 616,2 622,1 IPM 72,8 73,9 Peringkat Nasional 77 61 Reduksi shortfall 4,17 Peringkat Kalteng 2 2
Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
Keberhasilan pembangunan SDM di wilayah ini dapat pula dilihat dari tingkat
pendidikan tenaga kerja di wilayah ini. Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terdaftar
sebagai pencari kerja tahun 2006 adalah 2.252 orang. Tingkat pendidikan pencari kerja
sebagian besar adalah Sarjana Diploma dan Sarjana Strata-1 sebesar 44% dan lulusan SLTA
sebesar 37%. Selebihnya adalah SLTP 6%, SD 6% dan tidak tamat SD 7%.
Pengembangan SDM di kabupaten ini difokuskan pada bidang pendidikan,
keterampilan dan kesehatan. Pemerintah Daerah telah menjalin kerja sama dengan
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Universitas Palangka Raya, serta beberapa
perguruan tinggi di Pulau Jawa untuk program D3, S-1 dan Program Pascasarjana, yang
diikuti oleh aparatur dan unsur masyarakat. Beberapa diantaranya saat ini tengah
mengikuti program pendidikan S-2 di luar negeri.
Beberapa kebijakan dibidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM yang
telah ditempuh antara lain pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh
pendidikan, peningkatan mutu pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan, dan
peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan.
Upaya lain yang dilakukan untuk mendorong perkembangan aktivitas pendidikan
adalah melibatkan peran serta masyarakat dalam membangun dan mengembangkan
pelayanan pendidikan. Peran serta ini antara lain dengan mendorong peran aktif lembaga
GN-OTA, Komite Sekolah dan lembaga sosial lainnya guna membantu anak usia sekolah
dari kalangan kurang mampu.
Orientasi pendidikan juga diarahkan agar memenuhi standar akreditasi pemerintah
serta responsif terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat memenuhi
tuntutan bursa tenaga kerja, serta mendukung pengembangan potensi daerah dalam
bentuk sekolah kejuruan.
Pembangunan SDM juga dilakukan melalui peningkatan pembangunan bidang
kesehatan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan kualitas sumber daya manusia. Indikatornya antara lain:
Profil Daerah
II - 47
• Peningkatan usia harapan hidup;
• Penurunan angka kematian bayi/anak/ibu melahirkan;
• Peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat; dan
• Peningkatan produktivitas kerja, kesadaran masyarakat akan pentingnya prilaku hidup
bersih dan sehat.
2.6.3. Infrastruktur
a. Prasarana transportasi
Jaringan jalan darat di Kabupaten Barito Utara menurut statusnya terbagi atas jalan
negara, provinsi, kabupaten, desa dan jalan HPH. Jalan Negara yang melewati Kabupaten
Barito Utara adalah merupakan jalur jalan antar provinsi yang menghubungkan Provinsi
Kalimantan Selatan (dari Banjarmasin) ke arah Ampah-Kandui-Muara Teweh. Transportasi
melalui Jalan Darat (melalui jalan Negara) arah selatan menuju Banjarmasin dengan jarak ±
425 km ditempuh rata-rata 8 – 10 jam perjalanan.
Tabel 2.6.2.
Panjang dan kondisi jalan berdasarkan status di Kabupaten Barito Utara Tahun 2007
Kondisi No Status Jalan Baik
(km) Sedang
(km) Rusak (km)
Rusak Berat (km)
1 Jalan Negara - 213,20 244,50 64,60 2 Jalan Provinsi - 14,00 3,40 - 3 Jalan Kabupaten 86,58 229,93 249,97 63,40 4 Jalan Desa 36,88 104,68 295,08 77,47 5 Jalan HPH - 2.569,04 - -
Jumlah 123,46 3.130.85 792,95 205,47 Kabupaten Barito Utara Dalam Angka, 2007
Pada jalan HPH sebagian jalan masih dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan
pihak perusahaan, tetapi jalur ini sangat tergantung keadaan alam. Di musim hujan kondisi
jalan sangat licin dan hampir tidak bisa dilewati pada tempat-tempat tertentu yang terjal
dan pada musim kemarau dibatasi oleh debu yang dapat mengganggu kesehatan dan
keselamatan.
Transportasi sungai di Kabupaten Barito Utara sangat memegang peranan penting.
Jauh sebelum adanya jalur jaringan jalan darat, transportasi sungai merupakan jalur
transportasi yang paling banyak digunakan, khususnya pada daerah yang berbasis utama
pada daerah aliran Sungai Barito dan anak sungainya, baik untuk pengangkutan orang
ataupun barang ke dan dari daerah pedalaman.
Untuk melayani fasilitas kapal-kapal sungai tersebut, tersedia Dermaga apung pada
ibukota kabupaten maupun ibukota kecamatan, khususnya kota Muara Teweh, Montallat,
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 48
Tumpung Laung dan Muara Lahei. Transportasi melalui Sungai Barito dan Anak Sungai
Barito dengan jarak ± 700 km ke arah selatan menuju Banjarmasin dengan waktu tempuh
menggunakan Tongkang mesin sendiri atau ditarik dengan Tugboat ± 48 jam.
Lapangan udara di Kabupaten Barito Utara ada satu buah yaitu yang berada di kota
Muara Teweh jalan Pendreh Kecamatan Teweh Tengah dengan nama Bandara Beringin.
Saat ini rute penerbangan Muara Teweh; Palangka Raya dan Banjarmasin dibuka dua kali
seminggu oleh perusahaan penerbangan perintis Dirgantara Air Servis (DAS). Pesawat jenis
BN dan Casa 212.
Pemerintah Kabupaten Barito Utara sedang berupaya membangun Bandara Baru di
desa Trinsing Kecamatan Teweh Tengah kurang lebih 25 km dari Muara Teweh untuk
mengantisifasi perkembangan transport udara. Kapasitas bandara mampu didarati pesawat
berbadan lebar seperti Boing 737 seri 200 jurusan Muara Teweh Jakarta, Surabaya, Bali
dan kota kota besar lainnya di Indonesia.
b. Prasarana listrik dan air minum
Sarana listrik dari PLN umumnya telah menjangkau semua kecamatan di Kabupaten
Barito Utara. Sarana air bersih dari PDAM umumnya hanya menjangkau daerah ibukota
kecamatan seperta Muara Teweh, Muara Lahei dan Kandui.
c. Prasarana komunikasi
Salah satu prasarana komunikasi di Kabupaten Barito Utara adalah tersedianya kantor
Pos. Pelayanan Pos di Barito Utara tersedia satu unit Kantor Pos di Muara Teweh, untuk di
kecamatan dan desa-desa diadakan Pos Pembantu bekerja sama dengan Pemerintahan
Kabupaten. Guna melayani kiriman melalui titipan, di Muara Teweh ada beberapa cabang
perusahaan jasa titipan (travel) yang siap untuk membantu melayani barang-barang
kiriman seperti KGP, LTH, Tiki dan lain-lain.
Pelayanan telekomunikasi di Muara Teweh, ibukota Kabupaten Barito Utara tersedia
satu buah kantor cabang PT.Telkom untuk pelayanan telepon lokal, SLJJ dan SLI. Selain itu
juga tersedia fasilitas internet menggunakan telkomnet instan. Fasilitas telepon seluler saat
ini sudah bisa dinikmati di semua kecamatan dan beberapa desa di Kabupaten Barito
Utara. Untuk menambah pelayanan telekomunikasi tersedia wartel yang berada sampai
kecamatan dan banyak desa. Beberapa operator telepon seluler yang saat ini aktif adalah
Telkomsel, Indosat, XL, beserta derivatnya. Direncanakan untuk tamban layanan internet
dalam beberapa bulan ke depan akan beroperasi provider dari telkom dengan produknya
speedy net.
Profil Daerah
II - 49
d. Prasarana pendidikan
Sarana pendidikan sampai dengan tahun 2007 berjumlah 291 unit dengan jenjang
pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi yang terdiri dari 206 milik pemerintah dan 85
swasta (Tabel 2.6.3). Kondisi sarana pendidikan secara umum digambarkan sebagai berikut
: – 101 unit dalam kondisi baik – 59 unit mengalami rusak ringan – 64 unit mengalami
rusak sedang – 67 unit mengalami rusak berat.
Tabel 2.6.3. Sarana Pendidikan di Kabupaten Barito Utara Tahun 2007
No Jenjang Sekolah Negeri Swasta Total
1 TK/RA 1 55 562 SD/MI 177 6 1833 SDLB 1 0 14 SMP/MTs 19 14 335 SMA/MA 6 7 136 SMK 2 0 27 PT 0 3 3
Jumlah 206 85 291Kabupaten Barito Utara Dalam Angka, 2007
e. Prasarana kesehatan
Sarana kesehatan di Kabupaten Barito Utara yang ada adalah Rumah Sakit Daerah
Muara Teweh Tipe C, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes dan Posyandu serta
Apotek (Tabel 2.6.4).
Tabel 2.6.4.
Puskesmas, Pustu dan Polindes Per Kecamatan Tahun 2006
No Kecamatan Nama Puskesmas
Jumlah Puskesmas Pembantu
Jumlah Poliklinik Desa
(Polindes) 1 Montallat Tumpung Laung 7 6 2 Gunung Timang Kandui 5 4
Ketapang 3 3 3 Gunung Purei Lampeong 3 3 4 Teweh Timur Benangin 9 7
Mampuak 3 - 5 Teweh Tengah Muara Teweh 10 3
Lanjas 6 1 Lemo 7 4 PIR Butong 4 - Sei Rahayu 4 -
6 Lahei Lahei I 7 2 Lahei II 8 7 Benao 2 -
Jumlah 14 69 40 Kabupaten Barito Utara Dalam Angka, 2007
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 50
Tenaga yang ada di Kabupaten Barito Utara sebanyak 367 orang, terdiri dari tenaga
teknis kesehatan sebanyak 305 orang, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) 28 orang,
tenaga non teknis kesehatan sebanyak 34 orang. Tenaga dokter spesialis 3 orang, dokter
umum 20 orang, dokter gigi 4 orang, sarjana kesehatan masyarakat 11 orang, sarjana
keperawatan 3 orang, apoteker 3 orang, perawat 126 orang, bidan 101 orang, dan tenaga
kesehatan lainnya 64 orang.
f. Bank dan Asuransi
Di Kabupaten Barito Utara beroperasi beberapa bank, yaitu: BPD Cabang Muara
Teweh, BNI 46 Cabang Muara Teweh, BRI Cabang Muara Teweh, Bank Mandiri serta
Asuransi Jiwasraya dan Bumi Putera.
2.7. KABUPATEN SUKAMARA
2.7.1. Kondisi Fisik dan Geografi
a. Luas dan batas wilayah
Luas wilayah Kabupaten Sukamara adalah 3.827 km2 atau 382.700 Ha atau kurang
lebih 2% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, yang terdiri dari hutan, rawa,
sungai, danau, genangan air, pantai dan tanah lainnya. Secara geografis kabupaten
Sukamara terletak pada 2°19' sampai 3°07' Lintang Selatan (LS) dan 110°25' sampai
dengan 111°9' Bujur Timur (BT), dengan batas – batas wilayah, sebagai berikut :
Sebelah utara : Kabupaten Lamandau
Sebelah timur : Kabupaten Kotawaringin Barat
Sebelah selatan : Laut Jawa
Sebelah barat : Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat
Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukamara terdiri dari 5 (lima)
kecamatan, yaitu Kecamatan Sukamara, Jelai, Balai Riam, Pantai Lunci (diresmikan tanggal
15 Juni 2006) dan Permata Kecubung (diresmikan tanggal 17 Juni 2006). Kecamatan
Pantai Lunci dan Permata Kecubung merupakan kecamatan baru yang telah sesuai Perda
Kabupaten Sukamara No. 03 Tahun 2006 tanggal 12 April 2006 tentang pembentukan
Kecamatan Pantai Lunci dan Permata Kecubung yang selanjutnya diundangkan pada
tanggal 05 Mei 2006. Wilayah kecamatan terbagi menjadi 3 kelurahan dan 29 desa.
Jumlah desa/kelurahan dan luas wilayah menurut kecamatan disajikan dalam Tabel 2.7.1
berikut.
Profil Daerah
II - 51
Tabel 2.7.1 Jumlah Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Menurut Kecamatan
di Kabupaten Sukamara
No. Kecamatan Kelurahan Desa Luas (km2)
Persentase terhadap Luas Kabupaten (%)
1 Sukamara 2 6 1.028,00 26,86 2 Jelai 1 4 796,00 20,80 3 Balai Riam - 8 522,26 13,65 4 Pantai Lunci - 4 804,00 21,01 5 Permata Kecubung - 7 676,95 17,69
Jumlah 3 29 3.827,21 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Sukamara 2006
Kabupaten Sukamara terdiri dari 5 Kecamatan. Daerah yang paling luas adalah
Kecamatan Sukamara dengan luas 1.028 km2, kemudian Kecamatan Pantai Lunci dengan
luas 804 km2
dan Kecamatan Jelai seluas 796 km2, sedangkan kecamatan yang luas
daerahnya paling kecil adalah Kecamatan Balai Riam seluas 522,26 km2.
b. Topografi dan iklim
1). Topografi
Topografi merupakan salah satu faktor penentu kesesuaian lokasi untuk
investasi/budidaya pertanian dalam arti luas. Setiap tanaman memerlukan topografi yang
sesuai agar dapat berproduksi optimal. Letak Kabupaten Sukamara berdasarkan ketinggian
disajikan pada Tabel 2.7.2.
Tabel 2.7.2
Ketinggian Kabupaten Sukamara dalam Ha
No. Kecamatan Induk
0–7 m 7–25 m 25–100 m 100–500 m Jumlah
1 Sukamara 31.275 18.350 34.375 - 84.0002 Jelai 1) 59.200 17.925 56.475 - 133.6003 Balai Riam 2) 1.560 16.250 80.130 780 98.900
JUMLAH 82.035 52.525 160.980 780 316.500Keterangan : 1) Kecamatan Jelai termasuk didalamnya Kecamatan Pantai Lunci 2) Kecamatan Balai Riam termasuk didalamnya Kecamatan Permata Kecubung
Data pada Tabel 2.7.2. menjelaskan bahwa Kabupaten Sukamara sekitar 25,92%
terletak pada ketinggian 0 - 7 m di atas permukaan laut (dpl). Daerah ini dipengaruhi oleh
pasang surut dan penggunaan lahan yang cocok adalah untuk tambak, kelapa,
mangrove/konservasi pantai dan sawah, tergantung pada parameter fisik dan kimia tanah
lainnya. Daerah lainnya yang terletak pada ketinggian 7 - 500 m dpl sekitar 74,08% yang
peruntukan penggunaanya cocok untuk perkebunan, pertanian tanah kering dan sawah.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 52
Topografi yang digambarkan dalam kemiringan tanah mempunyai peranan yang
penting dalam pemanfaatan tanah baik untuk pembangunan pertanian maupun untuk
pembangunan infrastruktur, misalnya pembangunan jalan dan gedung. Data kemiringan
lahan Kabupaten Sukamara disajikan pada Tabel 2.7.3.
Berdasarkan Tabel 2.7.3, tanah yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan budidaya
seluas 3.375 ha, yaitu dengan kemiringan lahan lebih dari 40%. Topografi tanah dengan
kemiringan 0-2% termasuk datar, kemiringan 2-15% dari bergelombang sampai berbukit,
kemiringan 15-40% berbukit dan kemiringan > 40% bergunung. Penggunaan lahan
dengan kemiringan > 40% ini disarankan kawasan lindung/ kawasan hutan.
Tabel 2.7.3 Kemiringan Lahan Kabupaten Sukamara dalam Ha
No. Kecamatan Induk
0-2% 2-15% 15-40% >40% Jumlah
1 Jelai 133.600 - - - 133.600 2 Sukamara 46.800 37.200 - - 84.000 3 Balai Riam 18.000 46.825 29.700 3.375 98.900
Jumlah 197.400 84.025 29.700 3.375 316.500 Keterangan :
1) Kecamatan Jelai termasuk didalamnya Kecamatan Pantai Lunci 2) Kecamatan Balai Riam termasuk didalamnya Kecamatan Permata Kecubung
2). Fisiografi
Kajian fisiografi merupakan salah satu pendekatan keruangan yang menganalisa
karakteristik bentang alam berdasarkan persamaan sifat-sifat fisik tanah. Analisis fisiografi
juga sebagai masukan dalam analisis daya dukung lingkungan. Wilayah Kabupaten
Sukamara dapat dibagi menjadi beberapa fisiografi sebagai berikut :
Daratan rendah, endapan pantai
Wilayah ini terdapat di tepi pantai, tepatnya pantai yang berbatasan dengan Laut Jawa,
yang berjarak 2 – 5 km dari pantai. Terbentuk dari hasil pengendapan pantai, yang
berupa tanah kering atau sedikit tergenang dan memiliki tekstur kasar.
Daratan rendah, endapan sungai
Wilayah ini terdapat di tepi sungai yang berbelok-belok (meander) atau danau kecil.
Letaknya agak tinggi, namun kadang-kadang tergenang dan banjir akibat limpahan air
sungai. Dataran ini bertekstur tanah sedang sampai halus. Seluruh wilayah daratan
rendah, baik yang berupa endapan sungai maupun endapan pantai, masih dipengaruhi
oleh pasang surut air laut.
Lahan gambut
Wilayah ini terletak di belakang wilayah endapan sungai (levee), yang terbentuk akibat
hutan rawa monoton telah mencapai klimaks, sehingga terbentuk gambut yang
cembung (dome). Dataran ini dapat dijumpai terutama di antara di sekitar Sungai Jelai
dan pantai.
Profil Daerah
II - 53
Dataran rendah, batuan endapan pantai
Wilayah ini terletak agak ke hilir/tengah, terutama disekitar Sungai Jelai dan di sebelah
selatan kota sukamara. Dataran ini membentang dari sukamara hingga ke pantai. Pada
wilayah ini air sulit mengalir keluar karena wilayah ini sangat datar, sehingga pada
beberapa tempat drainase agak terlambat. Dataran ini memiliki tekstur tanah kasar.
Pegunungan/perbukitan batuan intrusi masam
Wilayah ini merupakan daerah patahan (told) dan lipatan (fault), terdapat di bagian
hulu. Bentuk wilayah ini berbukit dan bergunung, yang didominasi oleh batuan
endapan pasir dan liat dan diselingi dengan batuan intrusi yang umumnya masam.
Lain-lain
Bagian yang termasuk lain-lain adalah tubuh air, diantaranya danau dan rawa, yaitu
merupakan depresi atau cekungan yang airnya masih dalam. Pada daerah ini belum
sempat terbentuk gambut.
3). Geologi
Berdasarkan peta geologi lembar Palangka Raya tahun 1995 wilayah Kabupaten
Sukamara terbentuk dari batuan endapan dan batuan beku. Yang terbentuk pada masa
tersier dan kuarter. Daerah tengah dan hulu terbentuk dari batuan endapan dan beku.
Daerah pesisir secara geologis terbentuk dari proses endapan-endapan dari sungai dan
proses pasang surut dan pengaruh laut.
Ditinjau dari formasi bahan material pembentukannya, di daerah ini terdapat Formasi
Aluvium (Qa) yang tersusun dari material gambut berwarna coklat kehitaman (endapan
rawa), pasir lepas berwarna kekuningan halus-kasar, tak berlapis (endapan sungai);
lempung kelabu kecoklatan, mengandung sisa tumbuhan, sangat lunak (daerah pasang
surut), dan lempung kaolinan warna putih kekuningan, bersifat liat, tebal sekitar dari 50 –
100 m, Formasi Dahor (TQd) yang terdiri dari material Konglomerat, coklat kehitaman,
agak padat, komponen terdiri dari fragmen kuarsit dan basal, berukuran 1 – 3 cm, kemas
terbuka dengan matriks berukuran pasir. Berselingan dengan batu pasir, berwarna
kekuningan sampai kelabu, berbutir sedang sampai kasar, setempat berstruktur sedimen
silang siur. Batu lempung warna kelabu, agak lunak, karbonan setempat mengandung
lignit, tersingkap sebagai sisipan dalam batu pasir dengan ketebalan 20 – 60 cm. Umur
formasi ini diperkirakan Miosen Tengah sampai Plistosen, berdasarkan korelasi dengan
Formasi Dahor di Lembar Tewah (Sumintadipura, 1976), tebalnya diperkirakan 300 m,
diendapkan dilingkungan paralik. Tanah ini banyak dijumpai dari bagian tengah hingga ke
utara dan merupakan lahan yang baik untuk pertanian lahan kering. Sebagian lahan ini
telah digunakan untuk pertanian tanaman keras dan selebihnya beruap hutan.
Endapan yang dihasilkan oleh proses di sungai menghasilkan tanah endapan di kiri –
kanan Sungai Jelai yang dapat mencapai 5 km dari tepi sungai. Tanah yang terbentuk dari
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 54
endapan sungai merupakan lahan yang relatif subur dan sebagian besar telah digunakan
sebagai permukiman dan lahan pertanian.
Proses pengendapan dari proses laut menghasilkan tanah/hamparan pasir dan
tanggul pesisir di sepanjang pantai, terutama dari Kuala Jelai hingga ke sungai bakau.
Hamparan pasir ini ada mencapai jarak ± 20 km ke arah daratan. Endapan bahan organik
yang terkurung dalam jebakan air membentuk tanah gambut yang banyak di jumpai di
daerah belakang tepi sungai. Tanah pasir yang terbentuk dari proses ini merupakan tanah
yang miskin hara yang banyak dijumpai di pesisir hingga ke bagian tengah. Sebagian tanah
ini dipergunakan untuk lokasi permukiman dan pertanian.
Jenis tanah tanah yang terbentuk di suatu daerah dipengaruhi oleh struktur batuan
induk yang oleh proses bio-fisik atau proses pelapukan akan membentuk jenis tanah
tertentu. Oleh karena itu sifat batuan secara geologis akan menentukan kesuburan tanah
dan kemudian berpengaruh terhadap kesesuaian penggunaan untuk budidaya tanaman.
Data geologi Kabupaten Sukamara sesuai Peta Geologi Bersistem Indonesia, Lembar
Pangkalan Bun, 1513, tahun 1994, bahwa bagian hulu (bagian kecil) dari sungai ini berasal
dari daerah Landform Group Volkan formasi tua yang merupakan daerah dengan
kelompok tanah yang terbentuk dari bahan induk breksi gunung api, lava, andesit, dan tuf
yang bersifat resisten. Sedangkan bagian selanjutnya hingga ke hilir melewati landform
Group Aluvial dengan kelompok tanah yang terbentuk dari bahan induk batuan sediment
yamg mengandung pasir, lempung dan sisa-sisa tanaman dan bersifat mudah tererosi.
Data geologi Kabupaten Sukamara terdiri dari batuan endapan dan batuan beku,
seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.7.4. Dengan menggunakan data pada tabel 2.7.4.
terlihat bahwa mayoritas wilayah Kabupaten sukamara terbentuk dari batuan endapan.
Materi penyusun batuan endapan ini terdiri dari endapan bahan organik yang membentu
tanah gambut, enadapan pasir yang membentuk tanah regosol, endapan lumpur dan
lempung mebentuk tanah alluvial dan tanah podsolik. Batuan beku dengan bahan
pembentuk dari andesit dan basalt membetuk tanah latosol.
Tabel 2.7.4 Geologi Kabupaten Sukamara ,dalam Ha
No Kecamatan Induk
Batuan Endapan Batuan Beku Jumlah
1 Jelai 133.600 - 133.600 2 Sukamara 84.000 - 84.000 3 Balai Riam 62.847 36.03 98.900
Jumlah 280.447 36.053 316.500 Sumber : Buku A Ka. Kobar 1986
Dari aspek geologi dapat dijelaskan bahwa pemanfaatan lahan yang berasal dari
bahan induk pasir adalah sangat terbatas karena tingkat kesuburannya sangat rendah.
Profil Daerah
II - 55
Tanah yang relatip baik adalah tanah yang berasal dari bahan endapan lumpur dan liat
yang banyak ditemukan di sekitar bantaran sungai. Tanah yang relatip lebih subur adalah
tanah dengan bahan induk dari batuan beku.
Informasi data iklim sangat diperlukan dalam perencanaan pembangunan kebun
tanaman semusim dan tahunan karena iklim merupakan faktor penentu sistem produksi
pertanian yang paling sulit dikendalikan. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi lahan
pertanian, kualitas lahan yang pertama diperhatikan adalah kondisi iklim nya. Bila
karakteristiknya tidak mendukung untuk budidaya tanaman, maka lahan tersebut tidak
sesuai untuk dikembangkan.
4). Iklim
Curah hujan sebagai salah satu unsur iklim merupakan komponen ekologi utama
pemasok air dalam sistem produksi tanaman. Namun, karena karakteristiknya yang
memang sangat dinamis, beragam, dan sulit dikendalikan, maka ketersediaan air yang
berharap dari curah hujan sering mengancam sistem produksi tanaman tersebut. Sebagai
akibat dari sifat ekstrim nya yang kadang melebihi kebutuhan dan kekeringan tanpa ada
hujan.
Dalam budidaya tambak, ada saat-saat dimana dasar tambak nya perlu dikeringkan
agar terjadi perbaikan sifat fisik tanahnya, meningkatkan mineralisasi bahan organic dan
untuk menghilangkan bahan-bahan beracun seperti H2S, amoniak atau metan. Kondisi
tersebut dibutuhkan bulan-bulan kering. Curah hujan antara 2000-3000 mm/th dengan
bulan kering 2-3 bulan adalah cukup baik untuk membuat kondisi tambak seperti tersebut
diatas (Soeseno, 1988).
Dengan demikian, maka kesetimbangan air yang tersedia dan jumlah air yang
dibutuhkan berfluktuasi menurut waktu. Akibat keadaan tersebut, pada periode tertentu
akan terjadi kelebihan air, dan terjadi kekurangan air pada periode lainnya, yang mungkin
pada saat periode pertumbuhan tanaman/ikan/udang. Stagnasi ketersediaan air tersebut
harus dapat diketahui sebelum membangun kebun/tambak agar resiko kegagalan panen
yang diakibatkan oleh kekurangan/kelebihan air lebih kecil. Resiko tersebut dapat diketahui
dengan cara menyusun potensi masa tanam berdasarkan perhitungan neraca air.
Unsur - unsur iklim yang sangat penting dalam budidaya pertanian dan perikanan
adalah; curah hujan, jumlah bulan basah/kering, suhu, kelembaban dan lama penyinaran
matahari. Data iklim tersebut diperoleh dari Stasiun Penangkar Hujan Sukamara selama 5
tahun dari tahun 1999 – 2003. Untuk memprediksi karakteristik suhu udara, kelembaban
nisbi, dan penyinaran matahari di kecamatan digunakan data-data dari Stasiun Klimatologi
dari Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun. Hasil rekapitulasi dari data-data suhu, kelembaban,
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 56
dan lama penyinaran matahari dari kedua stasiun klimatologi tersebut berturut-turut dapat
dilihat pada Tabel 2.7.5, Tabel 2.7.6 dan Tabel 2.7.7.
Tabel 2.7.5
Curah Hujan (Mm) Stasiun Penakar Hujan Sukamara Tahun 2003 – 2007
Tahun Bulan 1993 2004 2005 2006 2007 Rt2 Bulanan
Januari 164 199 361 279 423 285,2 Februari 140 251 0 0 575 193,2 Maret 203 115 194 344 115 194,2 April 302 142 127 247 313 226,2 Mei 311 196 181 180 0 173,6 Juni 102 119 78 67 115 96,2 Juli 254 129 74 31 78 113,2 Agustus 79 99 8 0 70 51,2 September 61 48 94 0 52 51,0 Oktober 190 65 131 76 95 131,4 Nopember 323 230 258 187 194 238,4 Desember 316 294 258 197 315 276,0 Rt2 Tahunan 2.445 1.987 1.764 1.608 2.345
Sumber: Stasiun Penakar Hujan Sukamara, Tahun 2003-2007
Tabel 2.7.6
Suhu Rata-Rata, Suhu Maksimum dan Suhu Minimum di Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun Tahun 2003 – 2007
Periode Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Bulan
Max Min Rt2 Max Min Rt2 Max Min Rt2 Max Min Rt2 Max Min Rt2 Jan 30,5 23,2 26,7 30,0 23,4 26,0 29,9 23,7 26,1 30,6 23,5 26,7 31,0 23,3 26,4 Feb 30,9 23,6 26,5 31,0 23,5 26,9 31,5 23,2 26,3 30,0 23,3 26,4 30,7 23,2 26,5Mar 31,5 23,7 27,0 30,9 23,4 27,0 31,0 23,4 26,5 31,3 23,6 26,7 31,6 23,5 26,7Apr 31,5 23,9 26,9 31,1 23,6 27,2 31,2 23,5 27,0 31,9 23,9 26,6 31,4 23,7 26,9Mei 31,9 23,7 27,0 31,4 23,7 27,1 31,7 23,5 26,7 32,0 24,0 26,5 31,6 23,9 26,7Jun 32,2 23,7 26,9 31,8 23,9 27,1 33,4 23,7 26,9 32,3 24,1 26,9 32,2 23,9 27,0Jul 31,9 22,9 25,9 32,0 23,2 26,6 31,7 23,1 26,2 32,1 23,2 25,9 32,6 22,9 26,2Agst 31,0 22,5 25,9 31,9 22,4 26,0 33,7 23,9 25,9 31,2 21,5 25,6 32,2 22,6 26,1Sep 32,7 22,1 25,9 32,6 22,0 26,1 33,0 22,5 26,0 31,3 21,7 25,7 32,9 22,9 26,1Okt 32,7 23,0 26,5 31,6 22,9 27,0 35,1 23,0 26,7 31,5 22,9 26,4 31,7 23,0 26,6Nop 31,4 23,5 26,5 31,1 23,3 26,4 34,0 23,6 26,5 32,0 23,4 26,7 32,3 23,5 16,5Des 31,5 23,7 26,5 30,4 23,5 26,4 35,0 23,7 26,9 31,4 23,9 27,2 31,5 23,7 27,0
Sumber: Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun, Tahun 2003-2007
Rata-rata curah hujan tahunan di Kabupaten Sukamara adalah 1.608 – 2.445 mm/th,
sedangkan rata – rata curah hujan bulanan sebesar 51,0 – 285,2 mm/bln, dengan jumlah
bulan basah sebanyak 4 bulan, dan 3 bulan kering. Musim hujan terjadi mulai bulan
Nopember – April.
Suhu rata-rata bulanan sebesar 25,9 – 27,1oC, dengan suhu bulanan maksimum
30,5 – 35 o C dan suhu bulanan minimum sebesar 22,0 – 23,9oC. Kelembaban udara
bulanan sebesar 77,2 – 84,8% dan lama penyinaran matahari sebesar 41 – 62%.
Berdasarkan kriteria Iklim Oldman (1977), zone iklim di kecamatan Jelai termasuk kedalam
D1, yaitu zone iklim yang memiliki 3-4 bulan basah dan < 2 bulan kering. Pada Tabel 3.6.5
berikut disajikan curah hujan (mm) stasiun penakar Sukamara tahun 2003-2007.
Profil Daerah
II - 57
Tabel 2.7.7 Penyinaran Matahari (%) Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun Tahun 2003-2007
Tahun Bulan 2003 2004 2005 2006 2007 Rt2 Bulanan
Januari 42 44 49 45 47 45,4 Februari 45 47 50 47 49 47,6 Maret 49 50 52 50 51 49,8 April 52 5 57 58 55 53,6 Mei 55 57 60 67 57 57,4 Juni 58 62 62 72 60 61,8 Juli 56 60 60 39 62 62,0 Agustus 59 62 62 39 55 55,4 September 49 60 52 35 52 49,6 Oktober 50 57 55 49 50 52,2 Nopember 49 51 50 49 47 49,2 Desember 42 39 45 41 38 41,0 Rt2 Tahunan 60,6 64,3 65,4 59,9 62,3
Sumber: Stasiun Klimatologi P. Bun, tahun 2003-2007
Tabel 2.7.8 Kelembaban Udara Rata-Rata (%) Stasiun Klimatologi
Pangkalan Bun Tahun 1999-2003
Tahun Bulan 2003 2004 2005 2006 2007 Rt2 Bulanan
Januari 84 86 83 80 81 82,8 Februari 83 85 84 81 82 83,0 Maret 81 83 82 83 85 82,8 April 82 85 83 83 81 82,8 Mei 84 85 83 82 85 83,8 Juni 83 82 82 81 83 82,2 Juli 81 81 81 78 80 80,2 Agustus 78 79 79 74 79 77,8 September 79 78 77 74 78 77,2 Oktober 80 81 80 879 80 80,0 Nopember 83 84 82 84 83 83,2 Desember 84 85 84 85 86 84,8 Rt2 Tahunan 98,2 99,4 98,0 96,4 98,3
Sumber: Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun, Tahun 1999 – 2003
c. Lahan dan penggunaannya
Penggunaan lahan adalah wujud interaksi manusia terhadap lahan untuk memenuhi
kebutuhannya. Interaksi manusia dengan lahan akan terbentuk pola penggunaan dan
intensitas penggunaan lahan. Identifikasi penggunaan lahan erat kaitannya dengan tingkat
efisiensi pemanfaatan lahan dan kerusakan lahan. Data penggunaan lahan Kabupaten
Sukamara dapat dilihat pada Tabel 2.7.9.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 58
Tabel 2.7.9 Penggunaan Tanah Kabupaten Sukamara
No. Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase (%)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Kebun Campuran Emplasemen Hutan Negara Pemukiman penduduk Kebun Karet Kelapa Sawit Ladang Padang Rumput Rawa dan persawahan Semak dan Belukar Tambak Lainnya (sungai, danau, jalan)
8.757 20
141.711 1.690 1.508
22.853 12.286 42.122 28.099 78.641
554 44.480
2,29 0,01 37,03 0,44 0,39 5,97 3,21 11,01 7,34 20,55 0,14 11,01
Jumlah 382.721 100 Sumber : Hasil analisis citra, Thn 2006
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa penggunaan lahan yang terbesar adalah
berupa hutan sebesar 141.711 Ha (37,03%), selanjutnya berupa semak belukar 78.641 Ha
(20,55%). Meski luas lahan berstatus hutan produksi (HP) cukup luas, namun pada
kenyataannya hutan tersebut sudah tidak produktif lagi atau kayu yang tumbuh di hutan
tersebut sudah tidak ada lagi, telah habis tertebang dan terbakar. Sebenarnya jika status
lahan yang berupa hutan produksi dapat segera dialih fungsikan, maka merupakan potensi
besar bagi Kabupaten Sukamara untuk membangun sektor perkebunan dan pertanian
dalam rangka intensifikasi pemanfaatan lahan.
Luas lahan kehutanan di Kabupaten Sukamara pada tahun 2006 disajikan pada Tabel
2.7.10. Dari peruntukan lahan seperti pada tabel tersebut, lahan yang bisa digunakan
untuk kegiatan budidaya di luar kehutanan adalah : KPP dan KPPL yaitu untuk perkebunan,
tambak dan pemukiman.
Tabel 2.7.10
Luas Hutan Kabupaten Sukamara Menurut Jenisnya Tahun 2006
No. Fungsi Kawasan Luas (Ha)
Persentase (%)
I 1.
II
1. 2. 3. 4. 5.
Kawasan Lindung Cagar Alam Hutan Lindung (mangrove) Kawasan Budidaya Hutan Produksi Terbatas (HPT) Hutan Produksi (HP) Hutan Transmigrasi KPPL KPP
37.977
-
20.310 104.321
8.524 3.435
139.908
12,08
-
6,46 33,17
2,71 1,09
44,49 Luas Total 314.475 100,00
Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Sukamara Tahun 2006
Profil Daerah
II - 59
Penggunaan KPPL diutamakan untuk pemenuhan lahan bagi kegiatan masyarakat
meliputi permukiman dan lahan usaha. Perkebunan untuk kegiatan investasi dalam skala
besar utamanya diperuntukkan perkebunan kelapa sawit. Alokasi lahan untuk lokasi
transmigrasi adalah untuk pengembangan permukiman dan pertanian sawah pasang
surut.
d. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Sukamara tahun 2006 sebanyak 36.180 jiwa, terdiri
dari 19.219 laki-laki dan 16.961 jiwa perempuan tersebar pada 5 kecamatan yang
bermukim di 3 kelurahan dan 29 desa, lihat peta 4.1. Rata–rata kepadatan penduduk 9,24
jiwa/km2, dengan kategori penduduk jarang. Jumlah penduduk per kecamatan disajikan
pada Tabel 2.7.11.
Tabel 2.7.11
Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sukamara Tahun 2006
No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%)
1 Sukamara 8.148 7.251 15.399 42,56 2 Jelai 2.518 2.210 4.728 13,07 3 Balai Riam 2.769 2.330 5.099 14,09 4. Pantai Lunci 2.582 2.456 5.038 13,92 5. Permata Kecubung 3.202 2.714 5.916 16,35
Jumlah 19.219 16.961 36.180 100,00 Sumber : Sukamara Dalam Angka 2006
Konsentrasi penduduk Kabupaten Sukamara terbanyak berada di ibukota kabupaten
yaitu di wilayah Kecamatan Sukamara (42,56%). Selebihnya tersebar relatif merata di
wilayah kecamatan lainnya yaitu di Kecamatan Jelai (13,07%), Balai Riam (14,09%), Pantai
Lunci (13,92%), dan Kecamatan Permata Kecubung (16,35%).
1). Angkatan kerja
Struktur penduduk dapat dilihat dari sex ratio dan dari sisi usia produktif dan non
produktif. Berdasarkan sex ratio, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan
jumlah perempuan disajikan pada Tabel 2.7.12
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 60
Tabel 2.7.12 Penduduk Sukamara Tahun 2006 Menurut Kelompok
Umur, Jenis Kelamin dan Sex Ratio
Jenis Kelamin Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah
Sex Ratio Persentase (%)
0 – 4 2.676 2.577 5.253 103,84 14,52 5 – 9 3.128 2.968 6.096 105,39 16,85
10 – 14 2.710 2.097 4.807 129,23 13,29 15 – 19 1.732 1.620 3.352 106,91 9,26 20 – 24 1.271 1.379 2.650 92,17 7,32 25 – 29 1.550 1.441 2.991 107,56 8,27 30 – 34 1.260 1.153 2.413 109,28 6,67 35 – 39 1.160 998 2.158 116,23 5,96 40 – 44 986 719 1.705 137,13 4,71 45 – 49 759 578 1.337 131,31 3,70 50 – 54 683 396 1.079 172,47 2,98 55 – 59 301 249 550 120,88 1,52 60 – 64 349 315 664 110,79 1,84 65 – 69 217 178 395 121,91 1,09 70 – 74 144 149 293 96,64 0,81
75 + 293 144 437 203,47 1,21 Sukamara 19.219 16.961 36.180 113,31 100,00 Persentase 53,12 46,88
Sumber : Sukamara Dalam Angka Tahun 2006
Secara keseluruhan penduduk Sukamara lebih didominasi oleh penduduk laki-laki,
dimana setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat sebanyak 113 orang penduduk
laki-laki. Oleh karena pada umumnya penduduk yang mencari nafkah dan menjadi kepala
keluarga adalah penduduk lalki-laki, maka ini berarti di Kabupaten Sukamara punya
potensi besar dalam upaya peningkatan ekonomi keluarga dan pendapatan masyarakat
Sumakamara pada umumnya.
Penduduk berdasarkan usia dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu : usia produktif
(15 – 64 tahun) dan usia non produktif (0-4 tahun dan > 65 tahun). Perbandingan usia
tidak produktif dengan usia produktif menghasilkan angka beban ketergantungan
(Dependency Ratio). Angka beban ketergantungan penduduk di Kabupaten Sukamara
disajikan pada Tabel 2.7.13.
Tabel 2.7.13 Penduduk Sukamara Berdasarkan Usia Produktif dan Non Produktif per Kecamatan
No. Kecamatan 0 -14 15 – 64 > 65 Jumlah Angka Beban
Tanggungan per100 orang
1 Sukamara 7.474 7.538 387 15.399 104 2 Jelai 2.035 2.521 172 4.728 88 3 Balai Riam 1.885 3.020 194 5.099 69 4 Pantai Lunci 2.301 2.574 163 5.038 96 5 Permata Kecubung 2.461 3.246 209 5.916 82
Jumlah 16.156 18.899 1.125 36.180 91 Sumber : Sukamara Dalam Angka Tahun 2006
Profil Daerah
II - 61
Angka Dependency Ratio Kabupaten Sukamara adalah 91, ini berarti bahwa setiap
100 orang usia produktif menanggung sebanyak 91 orang penduduk yang tidak produktif.
Dari performance dependency ratio ini menunjukkan bahwa Kabupaten Sukamara punya
potensi besar untuk meningkatkan produktivitas penduduknya dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Jika dipersentase diketahui bahwa jumlah
penduduk yang produktif sebanyak 52,24%, sedangkan penduduk yang tidak produktif
sebanyak 47,76%.
Tabel 2.7.14 Pekerjaan Penduduk Umum > 10 tahun keatas yang Bekerja
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama per Kecamatan
Kecamatan No. Lapangan Kerja
Jelai Skmr Balai Riam
PantaiLunci
Permata Kecubung
Jumlah Persen-
tase (%)
1 Pertanian 1.346 3.569 3.177 1.407 1.492 10.991 67,11 2 Pertambangan & Penggalian 6 45 23 6 11 91 0,56 3 Listrik & Air Minum 2 30 3 2 1 38 0,23 4 Bangunan/Konstruksi 7 69 23 7 12 118 0,72 5 Perdagangan 145 1.896 302 151 142 2.636 16,10 6 Industri Pengolahan 29 589 302 30 31 745 4,55 7 Pengangkutan & Komunikasi 29 232 50 30 23 364 2,22 8 Bank & Lembaga Keuangan 2 14 6 2 2 26 0,16 9 Jasa-jasa 98 659 344 105 162 1.368 8,35 Tahun 2006 1.664 7.103 3.103 1.740 1.876 16.377 100 2005 3.322 7.048 3.780 - - 14.150 2004 4.014 6.662 3.304 - - 13.980 2003 3.086 6.314 3.135 - - 13.255 2002 5.052 5.441 2.870 - - 12.719
Sumber : Sukamara Dalam Angka Tahun 2006
Berdasarkan tabel diatas, terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja tiap tahunnya,
dimana pada tahun 2002 hanya terdapat tenaga kerja sebanyak 12.719 jiwa, pada tahun
2006 terjadi peningkatan menjadi sebanyak 16.377 jiwa. Sektor yang paling banyak
menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian sebanyak 10.991 jiwa (67,11%), kemudian
diikuti oleh sektor perdagangan sebanyak 2.636 jiwa (16,10%), sedangkan yang paling
sedikit adalah sektor bank & lembaga keuangan hanya 26 jiwa (0,16%). Hal ini cukup
wajar, karena Kabupaten Sukamara merupakan salah satu kabupaten hasil pemekaran dari
Kabupaten Kotawaringin Barat yang masih membutuhkan peningkatan sarana dan
prasarana wilayahnya. Sektor lain yang berpotensi menyerap tenaga kerja adalah sektor
jasa dan sektor industri pengolahan.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 62
2). Proyeksi penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Sukamara tahun 2002 sebanyak 31.940 jiwa dan pada
tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 36.180 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 2.7.15 berikut.
Tabel 2.7.15
Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sukamara, Tahun 2001 - 2005
Jumlah Penduduk (Jiwa) No. Kecamatan
2002 2003 2004 2005 2006
Rata2 Pertumbuhan
(%) 1 Jelai1) 8.827 9.127 9.399 9.631 4.728 2 Pantai Lunci 5.038 3 Sukamara 12.445 14.004 15.226 15.186 15.399 4,35 4 Balai Riam2) 10.668 10.286 10.754 10.526 5.099 5 Permata Kecubung 5.916
Kab. Sukamara 31.940 33.417 35.379 35.343 36.180 2,52 Keterangan :
1) Kecamatan Jelai termasuk didalamnya Kecamatan Pantai Lunci 2) Kecamatan Balai Riam termasuk didalamnya Kecamatan Permata Kecubung
Sumber : Sukamara dalam Angka Tahun 2006
Berdasarkan data jumlah penduduk per kecamatan selama 5 (lima) tahun terakhir
diatas, maka proyeksi jumlah penduduk sampai tahun 2025 disajikan pada Tabel 2.7.16.
Berdasarkan Tabel tersebut jumlah penduduk kabupaten sukamara 81.699 jiwa dengan
peningkatan penduduk sekitar 133,43%. Dalam rangka penambahan jumlah penduduk
pemerintah daerah merencanakan pembangunan lokasi transmigrasi sebanyak 6 UPT
dengan jumlah tambahan penduduk sekitar 1800 KK atau 9000 Jiwa.
Tabel 2.7.16 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Sukamara, Tahun 2010 - 2025
Jumlah Penduduk (Jiwa) No. Kecamatan Tingkat Pertumbuhan 2010 2015 2020 2025
1 Jelai1) 0,026 10.949 12.453 14.154 16.0922 Sukamara 0,062 20.501 27.714 37.433 50.5693 Balai Riam2) 0,018 11.505 12.579 13.755 15.038
Kabupaten Sukamara 42.955 52.746 65.342 81.699Keterangan :
1) Kecamatan Jelai termasuk didalamnya Kecamatan Pantai Lunci 2) Kecamatan Balai Riam termasuk didalamnya Kecamatan Permata Kecubung
Sumber : Hasil Analisa, 2006
2.7.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
a. Sumber daya alam
Kabupaten Sukamara memiliki sumber daya alam yang cukup potensial untuk
dikembangkan dalam rangka memacu pembangunan daerah dan peningkatan
kesejahteraan penduduk. Diantara potensi sumber daya alam tersebut adalah sumber daya
Profil Daerah
II - 63
sektor kelautan dan perikanan berupa ikan dan udang dari laut Jawa dan ikan dari perairan
umum, juga sumber daya tambang seperti pasir kuarsa dan biji besi, sumber daya
pertanian dan perkebunan (padi pasang surut, perkebunan kelapa sawit dan karet rakyat).
Dilihat dari penggunaan lahan yang ada seluas 141.711 Ha (37,03) adalah kawasan hutan
Negara, seluas 78.641 Ha (20,55%) berupa semak belukar, seluas 42.122 Ha (11,01%)
berupa padang rumput dan lahan pasir kuarsa, seluas 22.853 Ha (5,97%) perkebunan
kelapa sawit. Sedangkan sisisanya seluas 97.394 Ha (25,45%) untuk penggunaan lain-lain
termasuk tambak, karet rakyat, lading, persawahan, pemukiman, dll. Dari beberapa hasil
penelitian mengenai potensi wilayah yang dilakukan di Kabupaten telah direkomendasikan
kepada pemerintah Kabupaten Sukamara untuk memprioritaskan 4 kawasan
pengembangan dengan masing-masing fungsi strategisnya sebagai berkut :
1) Kawasan perdagangan dan jasa dipusatkan di Kecamatan Sukamara;
2) Kawasan Pertanian, Perikanan dan Wisata di Kecamatan Jelai.dan Pantai Lunci;
3) Kawasan Perkebunan di kecamatan Balai Riam dan Permata Kecubung; dan
4) Kawasan Pertambangan Pasir Kuarsa dan Biji Besi di Kecamatan Pantai Lunci dan
Permata Kecubung
b. Sumber daya manusia
Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari beberapa
indikator, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks
melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli
penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat
mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu
wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United
Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian
pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan
tahunan Human Development Report (HDR).
Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Sukamara adalah 70,4 sedikit meningkat dibanding
tahun 2005 dengan nilai IPM 70,0 (Tabel 2.6.1). Bila dibandingkan dengan nilai IPM
kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Sukamara relatif
rendah berada pada posisi ke 13 (tiga belas) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini
mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini perlu ditingkatkan agar lebih baik.
Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 146, menurun dibanding tahun
sebelumnya pada peringkat 186.
Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang
dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 64
penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran
riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten
Sukamara Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.7.17.
Tabel 2.7.17.
Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Sukamara Tahun 2005 – 2006
Kabupaten Sukamara IPM & Komponen 2005 2006
Angka Harapan Hidup (tahun) 67,2 67,6 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 6,8 7,0 Angka Melek Huruf (persen) 94,7 94,8 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 625,9 626,2 IPM 70,0 70,4 Peringkat Nasional 168 186 Reduksi shortfall 1,50 Peringkat Kalteng 13 13
Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
Indikator pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk menilai kemajuan dan
kualitas suatu bangsa karena masyarakat yang berpendidikan akan lebih mudah menyerap
informasi pembangunan sehingga dapat meningkatkan kualitas penduduk daerah tersebut.
Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas
dapat menggambarkan dan memperkuat pembangunan di bidang pendidikan. Dua
indikator ini dipandang sebagai pengukur tingkat pengetahuan masyarakat.
Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca
dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek
huruf mencerminkan kualitas penduduk.
Berdasarkan data Susenas tahun 2006, jumlah penduduk usia 5 tahun ke atas yang
mampu membaca dan menulis huruf latin hanya sebesar 89,38%. Hal ini jika dikaitkan
dengan data penduduk usia 5 tahun ke atas yang sedang atau pernah bersekolah yang
besarnya mencapai 90,98%, dapat disimpulkan bahwa masih ada sekitar 1,60% penduduk
yang sedang atau pernah bersekolah belum dapat membaca dan menulis huruf latin.
Lebih sedikitnya jumlah penduduk yang bisa membaca huruf latin mungkin terjadi
karena masih ada anak-anak yang duduk di bangku awal sekolah dasar yang belum bisa
membaca dan penduduk yang pernah sekolah tetapi tidak bisa atau sudah tidak bisa lagi
membaca. Penduduk usia 5 tahun ke atas yang belum atau tidak pernah sekolah mencapai
9,02%, dengan rincian penduduk laki-laki sebesar 5,74% dan penduduk perempuan
sebanyak 12,34%.
Dari total penduduk usia 5 tahun ke atas yang pernah sekolah (157.712 orang),
sebagian besarnya tidak atau belum tamat SD. Penduduk yang pernah sekolah tetapi tidak
atau belum tamat SD mencapai 44.984 orang atau sekitar 28,52%. Tingkat pendidikan
Profil Daerah
II - 65
yang terbanyak lainnya yang pernah ditamatkan oleh penduduk adalah SD/MI yakni sekitar
38,37%. Sedangkan jumlah penduduk yang tamat pendidikan lanjutan ke atas hanya
sekitar 14,36%.
Indikator lain yang digunakan untuk melihat kemajuan dunia pendidikan adalah
Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi sekolah digunakan untuk mengukur
banyaknya penduduk yang telah menerima pendidikan di suatu jenjang pendidikan
tertentu
Angka partisipasi sekolah kasar penduduk usia sekolah dasar (7-12 tahun) pada
tahun 2006 masih rendah, hal ini ditunjukkan dari besarnya persentase penduduk usia ini
yang sedang bersekolah secara umum hanya mencapai 69,51%.
Tabel 2.7.18. Angka Partispasi Sekolah Kasar Menurut Tingkat Pendidikan
Kabupaten Sukamara Tahun 2006
Uraian Persentase (%)
Angka Partisipasi Kasar - Sekolah Dasar 69,51 - Sekolah Menengah Pertama 33,08 - Sekolah Menengah Atas 28,34
Sumber: Hasil perhitungan data BPS Tahun 2006
Angka partisipasi sekolah kasar tingkat pendidikan lanjutan (usia 13-18 tahun) dan
tingkat partisipasi sekolah pendidikan lanjutan atas (usia 16-18 tahun) partisipasi
sekolahnya masih relatif rendah. Angka partisipasi sekolah kasar untuk pendidikan
lanjutan pertama secara umum hanya mencapai 33,08% dari total penduduk usia sekolah
lanjutan pertama. Sedangkan angka partisipasi sekolah kasar untuk pendidikan lanjutan
atas, jumlahnya secara umum hanya mencapai 28,34% dari total penduduk usia sekolah
lanjutan atas (16-18 tahun).
Sebagian besar dari penduduk Kabupaten Sukamara yang mengalami keluhan
kesehatan, juga melakukan pengobatan sendiri, yakni mencapai 72,23%. Besarnya jumlah
penduduk yang melakukan pengobatan sendiri ini mungkin disebabkan oleh penyakit yang
menjadi keluhan sebagian besar penduduk ini, mereka anggap sebagai penyakit yang tidak
terlalu berbahaya, sehingga tidak perlu mendapatkan pelayanan kesehatan dari petugas
kesehatan cukup dengan mengobati sendiri. Penyebab lainnya adalah mudahnya
mendapatkan obat-obatan yang diperlukan penduduk melakukan pengobatan karena
sebagian besar obat yang dipakai untuk mengatasi keluhan-keluhan kesehatan yang
diderita oleh penduduk di kabupaten tanah laut dijual bebas di pasaran.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengukur keterlibatan penduduk dalam
kegiatan ekonomi, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk yang masuk angkatan
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 66
kerja (bekerja atau mencari pekerjaan) sebanyak 16.377 jiwa dengan jumlah penduduk usia
kerja sebanyak 18.899 jiwa. Pada tahun 2006 TPAK Kabupaten Sukamara sebesar 86,66%.
Bila dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang bekerja, sebagian besar hanya
berpendidikan maksimal setingkat SLTP (69,54%). Lulusan SLTA sederajat hanya 27,25%
dari penduduk yang bekerja dan yang tamat S1 atau lebih persentasenya kecil sekali, hanya
sekitar 3,21%. Ini berarti penduduk Kabupaten Sukamara yang bekerja kebanyakan masih
mengandalkan tenaga yang berakibat pada jenis pekerjaan yang digelutinya hanya berkisar
pada pekerjaan yang tidak banyak membutuhkan skill, seperti pekerja kasar.
Lapangan usaha yang paling banyak digeluti oleh tenaga kerja di Kabupaten
Sukamara adalah sektor pertanian. Sektor ini paling banyak menyerap tenaga kerja yang
ada di Kabupaten ini, jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian dalam arti luas
mencapai lebih dari separuh tenaga kerja yang ada atau sekitar 61,24%. Sektor lainnya
yang juga cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan (16,14%),
sektor jasa dan pemerintahan (6,62%) sektor pengangkutan (4,80%), industri kecil
(3,34%), dan sektor pertambangan galian C (0,86%)
2.7.3. Infrastruktur
a. Prasarana transportasi
1). Transportasi darat
Sistem transportasi darat sangat penting peranannya dalam meningkatkan mobilitas
orang, barang dan jasa. Tersedianya jaringan jalan yang didukung dengan noda trnsportasi
yang memadai yang menghubungkan desa dengan kota akan memperlancar arus barang
dan orang antar desa, antar desa dengan kota dan antar wilayah yang lebih luas.
Meningkatnya arus lalu lintas akan mendorong tumbuhnya pusat kegiatan ekonomi baru
diantara kawasan yang dilewati sistem jaringan transportasi.
Jaringan jalan yang terdapat di Kabupaten Sukamara sepanjang 702,90 km yang
terdiri dari jalan aspal 106,08 km, jalan kerikil 184,89 km, jalan tanah 417,13 km, jalan
lainnya 5,20 km. Data ini menunjukkan bahwa kondisi jalan yang dapat berfungsi dalam
segala cuaca hanya 15,0% dari total panjang jalan. Jangkauan sistem jaringan belum
mencapai pusat permukiman, sementara hubungan yang sudah lancar adalah pada ruas
jalan Sukamara dengan Kotawaringin Lama, sedangkan hubungan dengan pusat
permukiman lainnya belum lancar. Kondisi ini menjadi kendala bagi pergerakan orang,
barang dan peningkatan investasi.
Berdasarkan data jaringan jalan dan sarana angkutan darat yang telah ada dapat
disimpulkan bahwa sistem trnasportasi dan layanan angkutan darat di Kecamatan Jelai
Profil Daerah
II - 67
masih dalam tahap pengembangan dan belum mampu memberi kontribusi yang optimal
untuk memperlancar pergerakan orang , barang dan jasa.
2). Transportasi sungai
Sungai Jelai berperan dalam transportasi yang menghubungkan desa-desa dan
menghubungkan desa dengan Sukamara sebagai ibukota kabupaten. Sungai Jelai juga
merupakan pintu gerbang keluar masuk barang dan orang melalui angkutan laut dari dan
keluar kabupaten.
Sebagian besar desa yang terdapat di wilayah ini dilayani oleh trayek angkutan sungai
dari Sukamara yang beroperasi secara reguler. Jumlah angkutan sungai yang ada terdiri
dari speed boat 31 unit.
3). Transportasi laut
Transportasi laut memegang peranan penting dalam menghubungkan daerah ini
dengan daerah luar. Kabupaten ini mempunyai pelabuhan laut yaitu pelabuhan Sukamara
yang berfungsi sebagai pelabuhan nasional. Permukiman yang terdapat di wilayah pesisir
yaitu Kecamatan Jelai, merupakan kawasan yang bertumpu pada sistem angkutan laut
dalam memasarkan hasil produksinya.
Pelabuhan Sukamara sangat memegang peran penting sebagai terminal distribusi
barang melalui angkutan laut. Pada tahun 2006 jumlah kapal yang berlabuh mencapai
1.015 kunjungan dengan volume aktivitas bongkar mencapai 119.209 ton dan muat
276.506 ton.
Jika dibanding dengan potensi daerah yang menjadi kawasan pelayanan Pelabuhan
Sukamara, maka kondisi pelabuhan yang ada saat ini kurang memadai untuk
mengantisipasi perkembangan di masa datang. Berkembangnya kegiatan perkebunan dan
bangkitan pergerakan angkutan darat akan berdampak pada peningkatan vollume
angkutan melalui pelabuhan Sukamara. Hal ini perlu diikuti dengan pengembangan
pelabuhan Sukamara agar dapat berperan sebagai terminal distribusi lingkup regional dan
sebagai pintu gerbang ke Kalimantan Tengah di wilayah barat.
b. Prasarana listrik dan air minum
Kebutuhan listrik untuk penerangan di layani oleh PLN Cabang Sukamara dan
generator listrik yang disediakan oleh penduduk. Pelayanan jaringan listrik PLN belum
menjangkau seluruh desa dan sebagian besar desa menggunakan sumber listrik generator
dimiliki oleh pribadi. Kapasitas dan jangkauan pelayanan listrik dapat dilihat pada Tabel
2.7.19. berikut.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 68
Tabel 2.7.19 Jumlah Pelanggan Listrik dan Daya Terpasang di Kabupaten Sukamara, 2006
No. Kecamatan Jumlah
Langganan (unit)
Daya terpasang
(VA) Gardu
1. Jelai 466 354.150 - 2. Sukamara 2.158 2.264.290 19 3. Balai Riam 271 214.550 3 4. Ktw. Lama (Kobar) 1.461 1.208.430 20 5. Pantai Lunci 411 290.550 5 6. Permata Kecubung 154 103.450 1 Jumlah 4.911 4.435.420 48
Sumber : PT. PLN Ranting Sukamara 2006
Jumlah rumah tangga di Kabupaten Sukamara pada tahun 2006 tercatat sebanyak
10.297 rumah tangga. Sedangkan jumlah pelanggan PLN Ranting Sukamara di luar wilayah
kecamatan Kotawaringin Lama adalah sebanyak 3.450 pelanggan. Jika diasumsikan satu
unit rumah tangga adalah satu pelanggan, maka dari data tersebut terlihat bahwa layanan
listrik di Kabupaten Sukamara baru menjangkau 33,50%.
Pelayanan bahan bakar untuk kebutuhan penduduk dan kegiatan industri masih
didatangkan dari Kotawaringin Barat. Stasiun penyalur bahan umum (SPBU) belum
terdapat di Kota Sukamara.
Prasarana air bersih yang dikelola oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) hanya
ada di Kota Sukamara. Sebagian besar penduduk menggunakan sumber air minum dari
pompa, perigi dan sungai. Jumlah pelanggan PDAM di Kabupaten Sukamara disajikan
seperti dalam Tabel 2.7.20.
Tabel 2.7.20
Jumlah Pelanggan PDAM Kabupaten Sukamara
No. Katagore Pelanggan Jumlah Pelanggan (unit)
Volume Air yang disalurkan (M3)
1 Rumah Tangga 331 66.772 2 Niaga (Besar & Kecil) 2 345 3 Industri (Besar & Kecil) 0 0 4 Sosial (RS & Rmh Ibadah) 9 141 5 Instansi Pemerintah 7 707 6 Khusus 0 0 7 Hidran Umum 23 8.923 Jumlah 372 76.888
Sumber : PDAM Sukamara 2006
Pelayanan PDAM di Kabupaten Sukamara masih terbatas di wilayah perkotaan yaitu
di Kota Sukamara, Jumlah rumah tangga di Kota Sukamara pada tahun 2006 tercatat
sebanyak 5.162 rumah tangga. Dari data tersebut maka rumah tangga di wilayah Kota
Sukamara yang terlayani PDAM masih sangat sedikit yaitu baru mencapai 6,41%.
Profil Daerah
II - 69
c. Prasarana komunikasi
Prasarana komunikasi telepon otomat hanya terdapat di kota Sukamara dan telepon
satelit di kota kecamatan. Sebagian besar penduduk menggunakan fasilitas telepon selller
(handphone). Semua wilayah kota Sukamara dan beberapa wilayah kecamatan lain di
Kabupaten Sukamara untuk kebutuhan komunikasi bagi masyarakat dapat terlayani
dengan baik.
d. Prasarana pendidikan
Prasarana pendidikan di Kabupaten Sukamara sudah tersedia mulai dari tingkat
taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kabupaten Tanah Laut sebanyak 15
unit yang tersebar di 5 kecamatan. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 46 unit, Madrasah
Ibtidaiyah 2 unit, Tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 6 unit,
Madrasah Tsanawiyah 4 unit. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMA 4
unit, Madrasah Aliyah 1 Unit, dan SMK sebanyak 1 unit.
Tabel 2.7.21 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta
di Kabupaten Sukamara Tahun 2006
Jumlah Sekolah Murid Guru Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Jumlah Sekolah
1. T K 0 15 0 686 0 42 152. S D/MI 45 3 4.955 348 349 483. SMP/MTs 7 3 1.433 157 112 26 104. SMU/MA 3 2 635 164 67 30 55. SMK 1 0 151 0 23 0 1Jumlah 56 23 7.174 1.355 551 56 79
Sumber : Kabupaten Sukamara Dalam Angka Tahun 2006
e. Prasarana kesehatan
Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Sukamara
terdapat 1 rumah sakit umum daerah (RSUD). Pada tingkat kecamatan telah tersedia 3 unit
puskesmas yang terdapat di tiga kecamatan (kecamatan Sukamara, Jelai, dan Balai Riam).
Sedangka Pustu terdapat di semua kecamatan yaitu sebanyak 27 unit Pustu. Selain fasilitas
tersebut terdapat sebanyak 2 unit Pondok Bersalin Desa di kecamatan Sukamara dan Balai
Riam. Secara rinci jumlah sarana kesehatan per kecamatan di wilayah kabupaten Sukamara
pada tahun 2006 disajikan pada Tabel 2.7.22
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 70
Tabel 2.7.22 Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Sukamara Tahun 2006
Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas Pustu/Posyandu Pondok Bersalin
1. Jelai 0 1 4 0 2. Sukamara 1 1 7 1 3. Balai Riam 0 1 5 1 4. Pantai Lunci 0 0 4 0 5. Permata Kecubung 0 0 7 0
Jumlah 1 3 27 2 Sumber : BPS Kabupaten Sukamara Dalam Angka Tahun 2006
Jumlah sarana kesehatan yang ada saat ini di wilayah kabupaten Sukamara meski
sudah cukup memadai untuk jumlah penduduk yang besarnya hanya 36.180 jiwa, namun
perlu ada peningkatan status Pustu menjadi Puskesmas untuk wilayah kecamatan Pantai
Lunci dan kecamatan Permata Kecubung.
Adapun jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Sukamar terdiri dari dokter umum 8
orang, dokter gigi 1 orang, tenaga kesehatan masyarakat 3 orang, apoteker 5 orang,
perawat 63 orang, perawat gigi 6 orang, bidan 30 orang, ahli gizi 5 orang, tenaga
kesehatan lingkungan 12 orang, analis kesehatan 6 orang, radiographer 2 orang, pekarya
kesehatan 2 orang, sarjana non kesehatan (administrasi) 2 orang. Secara rinci jumlah
tenaga kesehatan di wilayah Kabupaten Sukamara disajikan pada Tabel 2.7.23.
Tabel 2.7.23 Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Kabupaten Sukamara Tahun 2006
Kecamatan Dokter Spesialis
DokterUmum
Dokter Gigi
Parawat Bidan
1. Jelai 0 1 0 9 7 2. Sukamara 0 6 1 48 13 3. Balai Riam 0 1 0 12 10 4. Pantai Lunci 0 0 0 0 0 5. Permata Kecubung 0 0 0 0 0
J u m l a h 0 8 1 69 30 Sumber : BPS Kabupaten Sukamara Dalam Angka Tahun 2006
Berdasarkan data di atas maka jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Sukamar
masih sangat kurang terutama untuk tenaga dokter spesialis sebagai syarat utama
keberadaan sebuah rumah sakit. Sebagian besar penduduk Kabupaten Sukamara masih
mengandalkan dukun kampung dan obat yang dijual di pasaran untuk mengobati
penyakit. Penduduk Kabupaten Sukamara yang berada pada kelas menengah ke atas
biasanya jika menderita sakit parah mereka berobat ke Rumah Sakit di Pangkalan Bun atau
ke Rumah Sakit yang ada di Semarang dan Surabaya. Kesadaran penduduk terutama
penduduk yang tinggal dibantaran sungai akan pentingnya kesehatan relative masih sangat
kurang. Hal ini bisa dilihat dari prilaku konsumsi yang masih kurang memperhatikan
Profil Daerah
II - 71
syarat-syarat higines, termasuk masih banyaknya penduduk yang membuang kotoran dan
sampah di sungai yang sekaligus digunakan sebagai sumber air minum.
f. Prasarana pengairan
Kawasan pesisir Kabupaten Sukamara merupakan daerah pasang surut yang telah
berkembang dalam kegiatan pertanian sawah dan perkebunan kelapa. Sesuai kondisi yang
selalu tergenang air akibat pengaruh pasang surut, pemerintah daerah membangun
saluran drainase untuk mengeluarkan air dari daerah rawa, disamping yang dibangun
pemerintah, masyarakat membangun saluran yang disebut handil di berbagai tempat di
kawasan ini. Panjang saluran pengairan terdapat 20 km dengan kondisi tidak terawat/tidak
fungsional.
g. Prasarana dan sarana Lainnya
Prasarana lainnya seperti bank, apotik, rumah sakit bersalin masih terbatas. Lembaga
keuangan perbankan hanya ada dua yaitu BPD dan unit BRI yang terletak di kota
Sukamara. Fasilitas apotik yang sangat perlu untuk mendukung penyediaan obat bagi
masyarakat terbatas hanya ada 1 buah di RSUD. Sarana lain seperti SPBU untuk pengisian
bahan bakar dengan harga subsidi juga belum tersedia, demikian pula untuk sarana
angkutan umum dalam kota juga belum tersedia. Sarana lain yang juga sangat diperlukan
untuk peningkatan kecerdasan dan keterampilan penduduk adalah adannya Balai Latihan
Kerja, Perpustakaan dan Toko Buku yang lengkap termasuk fasilitas Wartel dan Warnet
(Warung Internet).
2.8. KABUPATEN LAMANDAU
2.8.1. Kondisi Geografi dan Demografi
a. Letak geografi dan luas wilayah
Kabupaten Lamandau merupakan salah satu kabupaten pemekaran dari Kabupaten
Kotawaringin Barat yang terletak di daerah khatulistiwa sehingga beriklim tropis.
Kabupaten Lamandau terdiri dari 8 kecamatan yaitu Kecamatan Bulik, Kecamatan Bulik
Timur, Kecamatan Menthobi Raya, Kecamatan Sematu Jaya, Kecamatan Lamandau,
Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Batang Kawa, dan Kecamatan Delang dengan
total luas wilayah 6.414 kilometer persegi dengan jumlah pendudk tahun 2006 sebanyak
55.911 jiwa.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 72
Batas wilayah Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut :
• Sebelah utara : Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Kotawaringin Barat
• Sebelah selatan : Kabupaten Sukamara dan Kotawaringin Barat.
• Sebelah barat : Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Sukamara.
• Sebelah timur : Kabupaten Kotawaringin Barat
b. Topografi dan iklim
Ketinggian dari permukaan laut pada wilayah Kabupaten Lamandau berkisar antara
25 sampai dengan 500 meter yang menunjukkan bahwa Kabupaten Lamandau merupakan
daerah pada kawasan-kawasan yang relatif tinggi dibandingkan dengan kabupaten
sekitarnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa daerah perbukitan di wilayah
Kabupaten Lamandau.
Secara umum daerah-daerah di Kabupaten Lamandau beriklim tropis yang
dipengaruhi oleh musim kemarau/kering dan musim hujan. Musim kemarau jatuh pada
bulan Juni sampai dengan September sedangkan musim penghujan pada bulan Oktober
sampai dengan Mei. Banyaknya hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan hari
hujan adalah 27, adapun jumlah hari hujan pada tahun 2006 adalah sebanyak 193. Curah
hujan selama tahun 2006 adalah sebesar 2.286,3 mm.
c. Lahan dan penggunaannya
Kabupaten Lamandau memiliki luas lahan 6.414 km2 atau setara 4,18% dari luas
Provinsi Kalimantan Tengah. Wilayahnya berupa dataran tinggi dan perbukitan serta juga
terdiri dari rawa, dataran rendah, dan dialiri oleh sungai-sungai besar maupun kecil.
Wilayah aliran sungai menjadi jalur trasnportasi dan urat nadi perekonomian di daerah ini.
Meskipun belum tersedia data pasti rencana tataruang wilayah namun secara garis
besar keadaan penggunaan lahan di wilayah ini terdiri dari daerah persawahan,
perkebunan, perairan, pemukiman/kampung, padang rumput, ladang/tegalan, kebun,
hutan, semak belukar dan alang-alang. Lahan yang berupa hutan lebat dan semak beukan
merupakan bagian lahan terbesar dari wilayah ini.
d. Demografi
Penduduk Kabupaten Lamandau pada tahun 2006 sejumlah 55.911 jiwa, dengan
tingkat kepadatan 8,72 jiwa/km2. Berdasarkan kecamatan, jumlah penduduk terbesar ada
di Kecamatan Bulik dengan jumlah penduduk 13.852 jiwa, disusul kecamatan Menthobi
Raya sebanyak 8.625 jiwa. Jumlah penduduk terkecil adalah kecamatan Batang Kawa
dengan jumlah penduduk hanya 3.057 jiwa.
Profil Daerah
II - 73
Tabel 2.8.1. Penduduk Kabupaten Lamandau Tahun 2006
Rata-rata Penduduk No Kecamatan Kepadatan
(km2) Per Desa/Kelurahan Per RT
1 Bulik 20.81 1.154.33 3.84 2 Bulik Timur 5,80 519,83 3,62 3 Sematu Jaya 91,84 1.139,43 3,60 4 Menthobi Raya 13,89 784,09 3,50 5 Lamandau 4,40 586,80 3,74 6 Belantikan ray 4,00 421,00 3,77 7 Batang Kawa 4,46 339,67 3,89 8 Dealang 7,65 524,30 3,97
Sumber : Kabupaten Lamandau Dalam Angka, 2007 Jika dilihat dari kepadatan penduduk, kacamatan yang paling padat penduduknya
adalah kecamatan Sematu Jaya dengan kepadatan 91.84 jiwa/km2, sedangkan yang paling
jarang penduduknya adalah kecamatan Belantikan Raya dengan kepadatan 4 jiwa/km2.
Dari jumlah dan tingkat kepadatan penduduk terlihat tingkat penyebaran penduduk di
Kabupaten Lamandau tidak merata dan ketidak merataan sebaran penduduk ini
merupakan penyebab terhambatnya pembangunan di suatu daerah.
2.8.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
a. Sumber daya alam
Kabupaten Lamandau memiliki beberapa potensi sumber daya alam yang perlu
dikelola dan dikembangkan secara tepat untuk kesejahteraan masyarakat. Salah satu
sumber daya alam yang tersedia berupa kawasan hutan lebat dengan berbagai vegetasi
tanaman di dalamnya serta hasil hutan lainnya. Selain itu potensi alamnya dengan
topografi berbukit sebagian dimanfaatkan untuk usaha pertanian dan perkebunan. Potensi
tanaman pertanian yang terbesar adalah padi ladang, sedangkan potensi tanaman
perkebunan yang terbesar adalah kelapa sawit dan perkebunan karet rakyat.
Kabupaten Lamandau memiliki potensi tambang seperti biji besi terdapat hampir di
setiap kecamatan, potensi tambang emas di beberapa kecamatan (Delang, Batang Kawa,
dan Belantikan Raya) serta potensi batu bara di wilayah Kecamatan Lamandau.
Kabupaten Lamandau mempunyai objek parawisata yang cukup banyak baik jumlah
maupun jenisnya. Objek wisata di Kabupaten Lamandau diantaranya terdiri dari Wisata
alam (hutan, bukit, sungai dan riam ), Wisata tirta (air terjun, danau, kolam), serta wisata
budaya dan wisata agro.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 74
b. Sumber daya manusia
Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Lamandau adalah 70,9 meningkat dibanding tahun 2005
dengan nilai IPM 70,2 (Tabel 2.8.2). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota
se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Lamandau masih relatif rendah berada
pada posisi ke 12 (dua belas) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan
pembinaan SDM di wilayah ini perlu mendapat perhatian yang serius. Peringkat IPM secara
nasional berada pada posisi ke 160.
Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang
dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah
penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran
riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten
Lamandau Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.8.2.
Tabel 2.8.2.
Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Lamandau Tahun 2005 – 2006
Kabupaten Lamandau IPM & Komponen 2005 2006
Angka Harapan Hidup (tahun) 66,8 66,9 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,6 7,6 Angka Melek Huruf (persen) 94,4 95,8 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 624,9 628,6 IPM 70,2 70,9 Peringkat Nasional 161 160 Reduksi shortfall 2,25 Peringkat Kalteng 11 12
Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
Membaiknya upaya peningkatan SDM tampaknya tidak terlepas dari kecenderungan
terus meningkatnya tamatan lembaga-lembaga pendidikan formal. Kondisi semacam ini
memberikan imbas yang cukup berat bagi ketenagakerjaan di Kabupaten Lamandau.
Apabila dilihat dari jumlah penduduk berumur 10 tahun keatas menurut jenis kegiatan
utama adalah bekerja menunjukkan peningkatan dari tahun ketahun Tabel 2.8.3.
Tabel 2.8.3.
Jumlah Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama
Kegiatan Utama 2004 2005 2006
Bekerja 22.775 25.261 25.685 Sekolah 9.272 9.827 9.898 Mengurus rumah tangga 5.828 7.379 7.382 Lainnya 1.860 1.124 2.004
Total 39.738 43.591 44.969 Sumber : Kabupaten Lamandau dalam Angka 2006
Profil Daerah
II - 75
2.8.3. Infrastruktur
a. Prasarana dan sarana transportasi
Berdasarkan hasil catatan PUD dan Cabang Dinas PU Kabupaten Lamandau tahun
2006 dalam Kabupaten Lamandau Dalam Angka Tahun 2006 terdapat ruas jalan
kabupaten sepanjang 702,90 km dengan total jalan diaspal 191,36 km, kerikil 177,19 km,
tanah 325,41 km dan yang tidak dirinci sepanjang 8,94 km. Bila dilihat dari panjang jalan
menurut kondisi jalan yang baik sepanjang 293,30 km, sedang 244,60 km, rusak
sepanjang 63 km, dan yang rusak berat sepanjang 102 km. Dari jalan yang ada di
Kabupaten Lamandau sepanjang 195 km merupakan jalan Negara, 56 km jalan provinsi
dan 702 km merupakan jalan kabupaten.
Seiring dengan pembangunan jalan sebagai sarana transportasi darat yang utama,
saat ini dari Kabupaten Lamandau ke ibukota provinsi sudah dapat dilalui melalui
transportasi darat dengan menggunakan bus yang melayani penumpang setiap hari,
disamping travel. Selain transportasi darat dari Lamandau menuju Kabupaten Kotawaringin
Barat juga dapat dilalui menggunakan transportasi sungai dengan menggunakan speed
boat. Dengan semakin baiknya pasilitas transportasi yang ada di Kabupaten Lamandau
akan berdampak terhadap peningkatan jumlah alat transportasi yang ada. Fasilitas
penunjang prasarana perhubungan di Kabupaten Lamandau terdapat 1 terminal induk,
1 terminal pembantu dan pelabuhan sungai.
b. Prasarana listrik dan air minum
Penyedian tenaga listrik dikelola oleh Pt Perusahaan Listrik Negara. Pada Tahun 2006
produksi listrik yang disalurkan melalui unit PLN Kabupaten Lamandau sebanyak 3.875.587
KWh dan yang terjual 3. 700.140 KWh. Jumlah pelanggan di wilayah ini terdiri dari 6
sambungan untuk lembag sosial, 244 rumah tangga, 1 unit sambungan pemerintah, serta
5 unit sambungan usaha besar.
Jumlah air minum yang dislaurkan di wilayah Kabupaten lamandau pada Tahun 2006
sebanyak 50.181 m3 dimana sebagian besar disalurkan kepada konsumen rumah tangga
sebesar 46.499 m3.
c. Prasarana komunikasi
Peranan jasa pos dan telekomunikasi dalam menunjang pembangunan dan
perekonomian di Kabupaten Lamandau amat penting. Kantor Pos/Kantor Pos dan giro
yang ada di Kabupaten Lamandau berjumlah 1 unit termasuk di Kecamatan Bulik dan pos
desa berada di Kecamatan Lamandau dan Kecamatan Delang.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 76
d. Prasarana pendidikan
Pada tahun 2006 jumlah sekolah untuk TK sebanyak 41 sekolah, SD/MI sebanyak 103
sekolah. SLTP/MTs sebanyak 22 sekolah dan untuk SLTA/SMK/MA sebanyak 10 sekolah.
Berdasarkan Agenda pembangunan nasional. prioritas pembangunan pendidikan harus
diprioritaskan pada pendidikan dasar dalam rangka penuntasan wajib belajar pendidikan 9
(sembilan) tahun. Dengan prioritas ini. pada akhir tahun pelaksanaan RPJMD. sebagian
besar penduduk Kabupaten Lamandau sekurang-kurangnya tamat SLTP atau yang
sederajat.
Fasilitas pendidikan sekolah khususnya untuk sekolah menengah umum (SMU) atau
setingkat masih belum merata di semua kecamatan. Berdasarkan data Kabupaten
Lamandau dalam angka tahun 2006 kecamatan belum ada SMU / SMK / MA adalah
kecamatan Bulik Timur. Bila dilihat dari jumlah guru yang ada pun tidak merata, jumlah
guru terbanyak adalah pada Kecamatan Bulik sebanyak 31 orang, sedangkan jumlah guru
yang paling sedikit adalah pada SMU Kecamatan Batang Kawa yang hanya 5 orang.
Tabel 2.8.4. Keadaan Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) Menurut Status dan Kecamatan
Sumber : Kabupaten Lamandau Dalam Angka
e. Prasarana kesehatan
Di samping kemajuan dan keberhasilan yang telah dicapai Kabupaten Lamandau juga
masih terus dihadapkan pada tantangan dan masalah kesehatan lain sebagai akibat
terjadinya transisi demografi dan transisi epidemiologi karena adanya perubahan keadaan
sosial, tingkat pendidikan, keadaan ekonomi, kondisi lingkungan dan pengaruh globalisasi.
Di sisi lain terjadi peningkatan kejadian untuk penyakit non infeksi seperti penyakit-
penyakit degeneratif dan penyakit akibat perilaku masyarakat, serta semakin meningkat
dan variatifnya berbagai tuntutan masyarakat akan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan yang lebih bermutu, terjangkau dan merata. Pelaksanaan pembangunan
kesehatan yang intensif, berkesinambungan dan merata yang didukung dengan program
Sekolah Guru No. Kecamatan Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah
1 Bulik 1 - 1 27 4 31 2 Bulik Timur - - - - - - 3 Sematu Jaya 1 - 1 14 5 19
4 Menthobi Raya
1 - 1 8 5 13
5 Lamandau 1 - 1 7 4 11
6 Belantikan Raya
1 - 1 4 3 7
7 Batang Kawa 1 - 1 3 2 5 8 Dealang 1 - 1 15 - 15
Profil Daerah
II - 77
kesehatan yang baik diharapkan dapat semakin memberikan dampak pada peningkatan
kualitas hidup masyarakat.
Dukungan infrastruktur/fasiltas kesehatan di Kabupaten Lamandau terdiri dari 1 unit
Rumah Sakit Umum, 5 unit puskesmas dan 47 unit puskesmas pembantu serta 21 unit
polindes.
Dari segi tenaga medis, Kabupaten Lamandau memiliki 12 orang dokter umum, 1
dokter gigi, bidan 47 orang, perawat 74 orang, ahli gigi 5 orang, dan tenaga analis 2
orang. Bila dilihat dari jumlah dokter umum yang ada masih tidak merata, hal ini terlihat
pada kecamatan Bulik Timur, Menthobi Raya, Belantika Raya, dan Batang Kawa belum ada
dokter umum. Disisi lain Kecamatan Bulik ada 6 orang dokter umum, kemudian Kecamatan
Sematu Jaya, Lamandau, dan Delang terdapat 2 orang dokter umum pada peran dokter
umum ini sangat diharapkan oleh masyarakat. Begitu juga dengan dokter gigi yang hanya
ada di Kecamatan Bulik. Ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai
diharapkan dapat berkorelasi positif dengan jangkauan pelayanan kesehatan kepada
seluruh lapisan masyarakat.
2.9. KABUPATEN SERUYAN
2.9.1. Kondisi Geografi dan Demografi
a. Letak geografi dan luas wilayah
Kabupaten Seruyan merupakan salah satu kabupaten hasil pemekaran di Provinsi
Kalimantan Tengah yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002. Secara
administratif Kabupaten Seruyan dengan ibukota Kuala Pembuang terletak diantara 111O
29’ 13,75’’ – 113O 32’ 16,8’’ Bujur Timur dan 0O 46’ 23’’ – 3O 33’ 43,9’’ Lintang Selatan.
Kabupaten Seruyan memiliki luas wilayah 16.471 km2 terdiri dari hutan, rawa, sungai, laut
dan genangan air.
Secara administratif batas wilayahnya terdiri dari:
• Sebelah utara : Provinsi Kalimantan Barat;
• Sebelah selatan : Laut Jawa;
• Sebelah barat : Kabupaten Lamandau dan Kabupaten Kotawaringin Barat; dan
• Sebelah timur : Kabupaten Kotawaringin Timur.
Kabupaten Seruyan terdiri dari 5 kecamatan dan 86 Desa dan 3 Kelurahan dengan
perincian sebagai berikut.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 78
Tabel 2.9.1. Luas Wilayah Kabupaten Seruyan Menurut Kecamatan
Jumlah No Kecamatan Luas (km2) Desa Kelurahan
1 Seruyan Hilir 6.087 12 2 2 Danau Sembuluh 2.424 10 - 3 Hanau 1.135 10 - 4 Seruyan Tengah 2.012 26 1 5 Seruyan Hulu 4.746 28 -
Sumber: Kabupaten Seruyan Dalam Angka, 2007
b. Topografi dan iklim
Keadaan topografi Kabupaten Seruyan terdiri dari dataran rendah sampai dataran
tinggi dengan perincian sebagai berikut:
• Bagian timur merupakan daerah rawa-rawa yang terdiri dari rawa pasang surut dan
rawa lebak serta ditumbuhi vegetasi berupa bakau dan kayu rawa;
• Bagian barat merupakan daerah rawa-rawa yang terdiri dari rawa pasang surut dan
rawa lebak yang mempunyai vegetasi hutan mangrove dan kayu rawa;
• Bagian utara merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian di atas 150 m dari
permukaan laut dan kemiringan 15 – 40O yang ditumbuhi hutan lebat, yang berfungsi
sebagai penyangga (buffer) bagi daerah hilir (daerah bagian selatan); dan
• bagian selatan merupakan daerah dataran rendah terdiri atas lahan rawa dan pantai
dengan ketinggian dan kemiringan 0-50O dari permukaan laut dan 0 -8 m, daerah ini
kaya akan perikanan laut dan darat.
Wilayah kabupaten Seruyan termasuk daerah yang beriklim tropis dengan suhu udara
rata-rata 29O C dan temperatur tertinggi 34O C. Tipe iklim adalah tropis lembab dan panas,
curah hujan rata-rata per tahun 3.479,8 mm dengan rata-rata hujan per tahun 13,8 hari.
Musim penghujan akan terjadi antara bulan Desember - Maret, sedangkan Kemarau antara
Juli - September.
c. Lahan dan penggunaannya
Kabupaten Seruyan yang mempunyai luas wilayah 16.404 km2 atau 11,6% dari luas
wilayah Kalimantan Tengah terdiri dari lahan dengan rincian sebagia berikut.
• Hutan belantara seluas 11.354,02 km2 atau 69,52% terhadap luas Kabupaten Seruyan;
• Rawa-rawa seluas 733,49 km2 atau seluas 4,77% terhadap luas Kabupaten Seruyan;
• Sungai, danau, dan genangan air lainnya seluas 605,81 km2 atau sekitar 3,99%
terhadap luas Kabupaten Seruyan; dan
• Pertanahan lainnya seluas 3.512,68 km2 atau setara 27,72% terhadap luas Kabupaten.
Seruyan.
Profil Daerah
II - 79
d. Demografi
Jumlah penduduk di Kabupaten Seruyan tahun 2007 sebanyak 129.424 jiwa, terdiri
dari penduduk laki-laki 67.079 jiwa dan penduduk perempuan 62.345 jiwa atau dengan
ratio penduduk laki-laki dan perempuan 107%.
Tabel 2.9.2.
Jumlah Penduduk, Jenis Kelamin, dan Ratio Menurut Kecamatan di Kabupaten Seruyan Tahun 2007
Penduduk No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
1 Seruyan Hilir 19.097 17.567 36.634 108 2 Danau Sembuluh 7.815 7.164 14.979 109 3 Hanau 17.979 16.978 34.957 105 4 Seruyan Tengah 15.529 14.330 29.859 109 5 Seruyan Hulu 6.689 6.306 12.995 106 Jumlah 67.079 62.345 129.424 107
Sumber: Seruyan Dalam Angka, 2007
2.9.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
a. Sumber daya alam
Kabupaten Seruyan merupakan Kabupaten yang kaya akan sumber daya alam, baik
sumber daya di perairan, kehutanan, perkebunan dan potensi lahan yang sesuai untuk
tanaman pangan. Wilayah Kabupaten Seruyan dibelah oleh Sungai Seruyan yang mengalir
dari utara ke selatan dan bermuara ke Laut Jawa dengan panjang 400 km dan yang dapat
dilayari 270 km, kedalaman rata-rata 6 m dan lebar rata-rata adalah 400 m dengan anak
sungai terdiri dari :
1) Anaka Sungai Danau Sembulu, panjang 76 km;
2) Anak Sungai Kalua Besa, panjang 65 km;
3) Anak Sungai Manjul, panjang 50 km;
4) Anak Sungai Salau, panjang 30 km;
5) Anak Sungai Pukun, anjang 30 km; dan
6) Anak Sungai S. Kale, panjang 30 km.
Kabupaten Seruyan merupakan salah satu kabupaten yang strategis di bagian selatan
wilayah Provinsi Kalimantan Tengah yang akan menjamin kemudahan interaksi dengan
wilayah lainnya, berpotensial sebagai pemasok kebutuhan wilayah dan penggunaan hasil
produk wilayah dan mendukung berjalannya kegiatan ekonomi wilayah regional.
Di Kabupaten Seruyan juga dijumpai kaya sumber daya bahan tambang dari berbagai
jenis batuan dan mineral. Dengan bentangan alam yang meliputi wilayah lautan, pantai
dan daratan dengan berbagai jenis tanaman dan satwa, menjadikan Kabupaten Seruyan
memiliki potensi alam yang kaya akan sumber daya wisata yang dapat dikembangkan.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 80
b. Sumber daya manusia
Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Seruyan adalah 71,4 meningkat dibanding tahun 2005
dengan nilai IPM 70,9 (Tabel 2.9.3.). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota
se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Seruyan relatif rendah berada pada
posisi ke 11 (sebelas) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM
di wilayah ini perlu ditingkatkan agar lebih baik. Peringkat secara nasional berada pada
posisi ke 146, mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yang berada pada
peringkat 136.
Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang
dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah
penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran
riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten
Seruyan Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.9.3.
Tabel 2.9.3.
Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Seruyan Tahun 2005 – 2006
Kabupaten Seruyan IPM & Komponen 2005 2006
Angka Harapan Hidup (tahun) 67,2 67,8 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,7 7,7 Angka Melek Huruf (persen) 99,3 99,3 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 615,8 618,3 IPM 70,9 71,4 Peringkat Nasional 80 87 Reduksi shortfall 0,81 Peringkat Kalteng 10 11
Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
2.9.3. Infrastruktur
a. Prasarana transportasi
Prasarana transportasi merupakan prasarana pengangkutan dan perhubungan yang
penting. Kondisi transportasi yang kurang nyaman memang menjadi kendala bagi Seruyan
tumbuh menjadi kota seperti kabupaten pendahulunya. Karena itu pemerintah daerah
Seruyan berupaya membuka semua akses menuju Seruyan lewat darat, air, maupun udara.
Panjang jalan menurut status jalan di Kabupaten Seruyan adalah 818,252 km
meliputi jalan nasional 90 km, jalan provinsi 120 km, jalan kabupaten seruyan 383,052 km,
jalan perkotaan 49,7 km serta jalan desa 175,5 km.
Dalam rangka penyediaan prasarana jalan darat pemerintah daerah dan provinsi
berupaya memperbaiki jalan yang rusak dan meningkatkan akses jalan baru dan
Profil Daerah
II - 81
mempersiapkan jembatan di atas Sungai Seruyan. Di sektor perhubungan laut
direncanakan membuka pelabuhan samudra yang berfungsi sebagai prasarana
pengangkutan barang terutama pelabuhan CPO (crude palm oil/minyak sawit mentah),
maupun pelabuhan penumpang.
b. Prasarana listrik dan air minum
Sarana listrik dari PLN telah menjangkau semua wilayah kecamatan di Kabupaten
Seruyan. Produksi tenaga listrik di Kabupaten Seruyan pada tahun 2006 sebanyak
8.474.513 Kwh dengan jumlah tenag terjual 7.738.376 Kwh.
Sarana air bersih dari PDAM di Kabupaten Seruyan umumnya hanya menjangkau
daerah ibukota kecamatan. Pada Tahun 2005 tercatat jumlah air bersih yang disalurkan
sebanyak 79.699 m3. Pelanggan air bersih di kabupaten Seruyan terdiri dari pelanggan
rumah tangga 457 unit dan instansi pemerintah sebanyak 17 unit sambungan.
c. Prasarana komunikasi
Salah satu prasarana komunikasi di Kabupaten Seruyan adalah tersedianya kantor
Pos. Pelayanan Pos di Seruyan tersedia satu unit Kantor Pos di kuala pembuan, untuk di
kecamatan dan desa-desa diadakan Pos Pembantu.
Pelayanan telekomunikasi di Kuala Pembuang ibu kota Kabupaten Seruyan tersedia
satu buah kantor cabang PT.Telkom untuk pelayanan telepon lokal, SLJJ dan SLI. Selain itu
juga tersedia fasilitas telepon seluler saat ini sudah bisa dinikmati di semua kecamatan dan
beberapa desa di Kabupaten Seruyan. Untuk menambah pelayanan telekomunikasi tersedia
wartel yang berada sampai kecamatan dan banyak desa.
d. Prasarana pendidikan
Sarana pendidikan sampai dengan tahun 2007 berjumlah 190 unit dengan jenjang
pendidikan dari TK sampai SLTA yang terdiri dari milik pemerintah maupun swasta. Jumlah
sarana pendidikan secara umum digambarkan sebagai berikut: TK 29 unit, SD 129 unit,
SLTP 22 unit, SMU 8 unit dan SMK 2 unit.
Tabel 2.9.4.
Sarana Pendidikan di Kabupaten Seruyan Tahun 2007
Jumlah Sekolah Murid Guru Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Jumlah Sekolah
1. T K - 29 - 1,869 - 66 292. S D 120 9 14,134 1,678 677 86 129 3. SLTP 15 7 3,487 463 120 82 224. SMU 3 5 565 973 93 56 85. SMK 1 1 124 108 - 23 2Jumlah 139 51 18,310 5,091 890 313 190
Sumber: Kabupaten Seruyan Dalam Angka, 2007
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 82
e. Prasarana kesehatan
Sarana kesehatan di Kabupaten Seruyan yang ada adalah Rumah Sakit Daerah,
Puskesmas disetiap kecamatan, saat ini berjumlah 9 unit ditambah Puskesmas Pembantu
39 unit serta didesa-desa ada Polindes dan Posyandu. Dalam menunjang penyelenggaraan
pelayanan kesehatan disetiap puskesmas di kecamatan ditunjang oleh adanya tenaga
kesehatan. Pada Tahun 2006 jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Seruyan terdiri dari
13 dokter umum, 1 dokter gigi, dan dibantu oleh 26 tenaga perawat dan 46 tenaga bidan.
2.10. KABUPATEN KATINGAN
2.10.1. Kondisi Geografi dan Demografi
a. Letak geografi dan luas wilayah
Kabupaten Katingan secara geografis terletak di daerah Khatulistiwa, yaitu di antara
112° 0 ' BT - 0° 20 ' LS dan 113° 45 ' BT- 3° 30 ' LS. Berdasarkan Undang Undang Nomor
5 Tahun 2002 luas wilayah Kabupaten Katingan adalah ± 17.800 km² dengan Batas
Wilayah adalah sebagi berikut.
• Sebelah utara : Provinsi Kalimantan Barat;
• Sebelah selatan : Laut Jawa; dan
• Sebelah barat : Kabupaten Kotawaringin Timur
• Sebelah timur : Kabupaten Gunung Mas, Kota Palangka Raya serta Kabupaten
Pulang Pisau;
Berdasarkan daerah administratifnya Kabupaten Katingan terdiri atas 11 kecamatan,
dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Senaman Mantikei dan terkecil luas wilayahnya
adalah Kecamatan Tewang Sangalang Garing (Tabel 2.10.1).
Tabel 2.10.1.
Luas Wilayah Kabupaten Katingan Menurut Kecamatan
No Kecamatan Ibukota Kecamatan Lua(km2) % Terhadap Luas Wilayah
1 Katingan Hulu Tumbang Senamang 2.604 14,63 2 Marikit Tumbang Hiran 2.178 12,24 3 Senaman Mantikei Tumbang Kaman 3.030 17,02 4 Katingan Tengah Tumbang Samba 1.089 6,12 5 Pulau Malan Buntut Bali 805 4,52 6 Tewang Sangalang Garing Pendahara 568 3,19 7 Katingan Hilir Kasongan 663 3,72 8 Tasik Payawan Petak Bahandang 804 4,52 9 Kamipang Baun Bango 2.793 15,69 10 Katingan Kuala Pagatan 1.440 8,09 11 Mendawai Mendawai 1.826 10,26 J u m l a h 17.800 100,00
Sumber: Katingankab.go.id, 2008
Profil Daerah
II - 83
b. Topografi dan iklim
Keadaan topografi Kabupaten Katingan adalah sebagai berikut:
• Dibagian Selatan merupakan daerah pantai dan rawa yang dipengaruhi oleh pasang
surut dengan ketinggian 0 – 50 m dari permukaan laut;
• Bagian Tengah berupa dataran dengan ketinggian 50 - 200 m dari permukaan laut;
• Bagian Utara berupa perbukitan dengan ketinggian 200 -1500 m dari permukaan laut.
Kabupaten Katingan beriklim tropis yang panas dan lembab dengan suhu udara pada
siang hari rata-rata 33°C dan temperatur tertinggi mencapai 36°C, sedangkan pada malam
hari mengalami kelembaban. Keadaan hidrologi dalam wilayah Kabupaten Katingan, yaitu
adanya Sungai Katingan dengan panjang 650 km yang dapat dilayari 520 km dan
bermuara di Laut Jawa dengan anak sungai sebagai berikut :
• Sungai Kalanaman = 65 km ;
• Sungai Samba = 100 km ;
• Sungai Hiran = 75 km ;
• Sungai Bamban = 75 km ;
• Sungai Sanamang = 65 km; dan
• Sungai Mahup = 50 km.
c. Lahan dan penggunaannya
Total lahan di Kabupaten Katingan seluas 17.500 ha yang berada pada ketinggian
0 – 2 m terdiri dari:
• Wilayah Daratan seluas 12.900 km2 ;
• Wilayah Khusus (Hutan Lindung, Margasatwa, dan lain-lain) seluas 4.410 km2; dan
• Wilayah Perairan seluas 190 km.
d. Demografi
Berdasarkan Data BPS keadaan penduduk Kabupaten Katingan Tahun 2006
berjumlah 133.049 jiwa yang terdiri dari 69.480 jiwa penduduk laki-laki dan 63.569 jiwa
penduduk perempuan atau dengan sex ratio 109 (Tabel 2.10.2).
Bila dilihat berdasarkan sebarannya penduduk di Kabupaten Katingan belum merata
penyebarannya, penduduk banyak terkosentrasi pada tiga kecamatan yaitu di Katingan
Kuala (17,75%), Katingan Hilir (16,55%), Katingan Tengah (14,68%), dan Tewang
Sanggalang Garing (7,13%). Jumlah penduduk terpadat berada di Kecamatan Katingan
Hilir yaitu 33 jiwa/km2, sedangkan penduduk terjarang berada di Kecamatan Marikit dan
Kamipang yauti 3 jiwa.km2. Beberapa kecamatan lainnya dengan kepadatan penduduk
relatif lebih padat adalah Kecamatan Katingan Tengah yaitu 18 jiwa/km2, Kecamatan
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 84
Tewang Sanggalang Garing yaitu 17 jiwa/km2, dan Kecamatan Katingan Kuala dengan
kepadatan penduduk 13 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan lainnya tergolong jarang
penduduknya dengan kepadatan penduduk berkisar antara 3 – 8 jiwa/km2.
Tabel 2.10.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Katingan Menurut Kecamatan tahun 2006
No Nama Kecamatan KK Laki-Laki Perempuan Jumlah Penduduk
1 Katingan Hulu 2.865 6.107 5.409 11.516 2 Marikit 1.507 3.130 2.907 6.037 3 Sanaman Mantikei 3.265 7.042 6.175 13.217 4 Katingan Tengah 4.766 10.072 9.456 19.528 5 Pulau Malan 1.702 3.521 3.317 6.838 6 Tewang Sanggalang Garing 2.400 4.891 4.595 9.486 7 Katingan Hilir 5.911 11.378 10.643 22.021 8 Tasik Payawan 1.725 3.539 3.195 6.734 9 Kamipang 1.908 3.873 3.610 7.483
10 Mendawai 1.645 3.596 2.979 6.575 11 Katingan Kuala 5.866 12.331 11.283 23.614
Jumlah 2006 33.56 0 69.480 63.569 133.049 Sumber: Pemda Kabupaten Katingan, 2007
Pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Katingan pada periode 2001 sampai
2006 sebesar 1,65% per tahun. Pertumbuhan penduduk pada periode mengalami
fluktuasi, namun pertumbuhan penduduk tahun 2005 – 2006 meningkat 8%. Bila dilihat
penduduk berdasarkan kelompok umurnya pada tahun 2006, terlihat sebagian besar
(53,61%) berada pada usia kerja (antara 15 – 64 tahun), sedangkan penduduk bukan usia
kerja (46,59%) dinominasi oleh penduduk usia muda antara 0-14 tahun sebanyak 43,77%.
Jumah penduduk dan Perkembangan penduduk berdasarkan kelompok umurnya dapat
dilihat pada Tabel 2.10.3.
Tabel 2.10.3.
Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Katingan Menurut Kelompok Umur
Kelompok Umur
2001 2002 2003 2004 2005 2006
0-4 24.311 20.688 20.546 20.616 21.254 21.046 5–9 25.177 19.57 19.435 19.514 20.107 19.795
10–14 9.37 17.02 16.904 16.961 7.438 17.306 15–19 9.322 13.736 13.693 17.689 14.113 14.401 20–24 10.327 11.363 11.206 11.324 11.674 12.07 25–29 8.923 9.087 9.026 9.056 9.336 9.838 30–34 7.748 7.917 7.864 7.891 8.136 8.758 35–39 5.625 6.773 6.729 6.752 6.959 7.721 40–44 5.133 5.71 5.673 5.692 5.865 6.647 45–49 4.312 4.307 4.279 4.294 4.425 4.609 50–54 3.107 3.094 3.074 3.084 3.179 3.132 55–59 2.127 2.27 2.255 2.263 2.331 2.298 60–64 1.62 1.718 1.707 1.713 1.768 1.742 >64 3.327 3.429 3.408 3.417 3.527 3.486
Jumlah 120.429 126.682 125.799 130.266 120.112 129.717 Sumber: Pemda Kabupaten Katingan, 2007
Profil Daerah
II - 85
2.10.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
a. Sumber daya alam
Kabupaten Katingan dengan luas wilayah 17.800 km2 merupakan kabupaten dengan
luas wilayahnya terluas kedua mencapai 11,59% dibanding luas wilayah Kalimantan
Tengah yaitu setelah Kabupaten Murung Raya dengan luas wilayah 23.700 km2 (15,43%).
Bentangan wilayahnya yang luas diikuti pula oleh kekayaan sumber daya alamnya, baik
sumber daya di perairan, bahan galian, kehutanan, perkebunan dan potensi lahan yang
sesuai untuk tanaman pangan. Sebagain besar sumber daya alam yang ada belum dikelola
dan dimanfaatkan secara optimal.
Wilayah Kabupaten Katingan dilalui oleh Sungai Katingan dengan 6 (enam) anak
sungai yang mengalir dari utara ke selatan dan bermuara ke Laut Jawa dengan panjang
650 km dan yang dapat dilayari 520 km. Sebagian besar penduduk Katingan bertempat
tinggal di daerah aliran sungai dengan memanfaatkan sumber daya perairan sungai dan
laut, hal ini dapat terlihat dari 141 desa dari 152 desa bertempat dipingir DAS. Kawasan-
kawasan sepanjang aliran sungai mempunyai potensi untuk perikanan budidaya, tangkap
dan daerah konservasi (closed season) atau daerah resapan serta dapat pula menjadi bisnis
agrowisata.
Selain sumber daya perairan, Kabupaten Katingan kaya akan hasil hutan baik berupa
aneka jenis kayu dan rotan. Kabupaten Katingan merupakan daerah penghasil kayu
terbesar di Kalimantan Tengah yang dikelola oleh perusahaan pemegang izin HPH maupun
izin IPK. Sumber daya hutan lainnya yang dihasilkan adalah berupa rotan. Potensi lainnya
adalah tanaman hias salah satunya Nepenthes yang berasal dari hutan dan telah
dibudidayakan oleh beberapa petani lokal.
Kabupaten Katingan memiliki potensi pengembangan sumber daya perkebunan,
sementara yang dominan saat ini adalah kelapa sawit dan karet, sedangkan sumber daya
pertanian tanaman pangan sebagian besar adalah padi.
b. Sumber daya manusia
Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Katingan adalah 71,5 meningkat sedikit dibanding tahun
2005 dengan nilai IPM 71,3 (Tabel 2.9.4). Bila dibandingkan dengan nilai IPM
kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Katingan masih
rendah dan berada pada posisi ke 10 (sepuluh) diantara 14 kabupaten/kota, sedangkan
peringkat secara nasional berada pada posisi ke 137.
Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang
dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 86
penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran
riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten
Katingan Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.10.4.
Tabel 2.10.4.
Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Katingan Tahun 2005 – 2006
Kabupaten Katingan IPM & Komponen 2005 2006
Angka Harapan Hidup (tahun) 67,0 67,1 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,8 7,8 Angka Melek Huruf (persen) 99,4 99,4 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 621,6 623,6 IPM 71,3 71,5 Peringkat Nasional 123 137 Reduksi shortfall 0,69 Peringkat Kalteng 8 10
Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
2.10.3. Infrastruktur
a. Prasarana transportasi
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting yang menghubungkan
antar wilayah. Panjang jalan menurut status jalan di Kabupaten Katingan adalah 272,22
km dengan kondisi jalan dalam keadaan baik 2,81%, sedang 3,75% dan sebagian besar
berada dalam keadaan rusak (50,24%) dan rusak berat (43,20%).
Tabel 2.10.5.
Panjang dan Keadaan Jalan di Kabupaten Katingan Tahun 2006
No Uraian Panjang Jalan (km) Persentase 1 Jenis Permukaan
a. diaspal 2.07 0.76 b. kerikil 2.43 0.89 c. tanah 52.57 19.31 d. lainnya 215.15 79.04 Total 272.22 100.00
2 Kondisi jalan a. Baik 7.66 2.81 b. Sedang 10.2 3.75 c. Rusak 136.76 50.24 d. Rusak Berat 117.6 43.20 Total 272.22 100.00
Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka, 2007
Untuk meningkatkan pelayanan dibidang transportasi, Kabupaten Katingan selain
memiliki prasaran perhubungan darat juga memiliki prasaran perhubungan udara dan air.
Prasarana perhubungan udara yang telah ada berupa lapangan udara yang berada di
Profil Daerah
II - 87
Kecamatan Katingan Tengah (Tumbang Samba), di manfaatkan sebagai pelayanan perintis
ke wilayah utara dengan pesawat tipe BN. Lapangan Udara Tumbang Samba berdiri tahun
1984 dan operasional tahun 1987 dengan panjang landasan pacu 650 Meter dan lebar 23
Meter.
Prasarana Pelabuhan Laut yang ada di Selat Jeruju Kecamatan Katingan Kuala
Kabupaten Katingan telah dibangun melalui dana APBN yang dikelola oleh Dinas
Perhubungan dan Telekomunikasi Provinsi Kalimantan Tengah pada Tahun Anggaran 2003
dan telah diserahkan kepada daerah dengan status pelabuhan sungai.
b. Prasarana listrik dan air minum
Fasilitas listrik di Kabupaten Katingan sudah dapat menjangkau semua kecamatan
dan pengelolaannya dilakukan oleh PLN Cabang Palangka Raya dengan menggunakan
listrik tenaga air dari Kalimantan Selatan dan PLTD Katingan Kuala. Tingkat pelayanan listrik
di Kabupaten Katingan setiap tahun mengalami peningkatan khususnya dilihat dari
jangkauan pelayanan. Sampai Tahun 2006 terdapat 10.460 pelanggan dengan jumlah
produkis listrik 7.804.461 Kwh.
Tabel 2.10.6.
Perkembangan Jumlah Pelanggan PLN di Kabupaten Katingan Tahun 2002-2006
No Pelayanan PLN Jumlah KK/Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 1 Listrik 3.721 4.742 6.492 8.462 10.220 2 PLTS - - - 115 240 Jumlah 3.721 4.742 6.492 8.577 10.460
Sumber data : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Katingan
Pengelolaan air bersih dilakukan oleh PDAM Kasongan, Tumbang Samba, Pendahara
dan Kereng Pangi dengan distribusi air 5 liter/detik dengan jumlah pelanggan 488 dengan
kapasitas yang ada 54.252 m³.
Tabel 2.10.7.
Jumlah Kepala Keluarga yang Mendapat Pelayanan Air Bersih
Tahun No Sarana 2002 2003 2004 2005 2006
1 Kepala Keluarga 1.329 1.534 1.606 1.799 1.846 Jumlah 1.329 1.534 1.606 1.799 1.846
Sumber data : Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Katingan
c. Prasarana komunikasi
Kantor Pos merupakan salah satu prasarana tempat pelayanan komunikasi
masyarakat. Kantor Pos yang ada di Kabupaten Katingan terdapat di Kecamatan Katingan
Hilir, Katingan Tengah, Sanaman Mantikei dan Pagatan. Meskipun demikian jangkauan
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 88
pelayanan Kantor Pos Kasongan mampu menjangkau di 11 kecamatan di Kabupaten
Katingan.
Fasilitas telepon juga telah tersedia di Kabupaten Katingan. Jumlah sambungan
telepon di Kabupaten Katingan berjumlah 454 kapasitas sentral dan 454 unit sambungan
telepon. Untuk menjangkau daerah pedesaan, PT telkom mengupayakan fasilitas
Ultraphone, dengan beberapa jenis kapasitas yang dimiliki dan digunakan tersebar di
beberapa daerah serta fasilitas Cluster yang digunakan untuk melayani pelanggan yang
lokasinya satu sama lainnya berdekatan.
Fasilitas telepon seluler juga telah menjangkau wilayah Kabaupaten Katingan.
Terdapat beberap penyedia sarana telepon selular di wilayah ini, antara lain telepon seluler
GSM Telkomsel (Simpati), Satelindo(Mentari) dan XL, dan Telepon CDMA Telkom (Flexi).
d. Prasarana pendidikan
Sarana pendidikan di Kabupaten tersedia mulai dari tingkat TK sampai SLTA. Pada
tahun 2007 jumlah prasarana pendidikan sebanyak 341 unit dengan jenjang pendidikan
dari TK sampai SLTA yang terdiri dari milik pemerintah maupun swasta. Jumlah sarana
pendidikan secara umum digambarkan sebagai berikut TK sebanyak 79 unit, SD 198 unit,
SLTP 44 unit, SMU 18 unit dan SMK 2 unit.
Jumlah murid yang sekolah mulai dari Tk sampai SLTA sebanyak 377.467 murid.
Sebagian besar (63%) masih berada pada jenjang pendidikan SD.
Tabel 2.10.8.
Sarana Pendidikan di Kabupaten Katingan Tahun 2007
Jumlah Sekolah Murid Guru Jumlah Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Sekolah
1. T K 1 78 105 2,677 6 108 79 2. S D 192 6 19,265 1,159 1,340 35 198 3. SLTP 29 15 3,598 2,345 330 168 44 4. SMU 8 10 1,469 1,143 127 149 18 5. SMK - 2 - 237 - 40 2 Jumlah 230 111 24,437 7,561 1,803 500 341
Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka, 2007
e. Prasarana kesehatan
Sarana kesehatan di Kabupaten Seruyan yang ada adalah Rumah Sakit Daerah.
Puskesmas saat ini berjumlah 13 unit tersebar disetiap kecamatan, ditambah Puskesmas
Pembantu 52 unit serta didesa-desa ada Polindes dan Posyandu. Dalam menunjang
penyelenggaraan pelayanan kesehatan disetiap puskesmas di kecamatan ditunjang oleh
adanya tenaga kesehatan. Pada Tahun 2006 jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten
Katingan terdiri dari 21 dokter umum, 2 dokter gigi, dan dibantu oleh 97 tenaga perawat
dan 61 tenaga bidan.
Profil Daerah
II - 89
2.11. KABUPATEN PULANG PISAU
2.11.1. Kondisi Geografi dan Demografi
a. Letak geografi dan luas wilayah
Secara geografi, Kabupaten Pulang Pisau terletak di daerah khatulistiwa, diantara
1100 - 1200 BT dan 100 - 00 LS, dengan luas wilayah 8.997 km2 (899.700 Ha) atau sekitar
5,85% dari total luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (153.564 km2). Kabupaten
Pulang Pisau dengan ibukota Pulang Pisau memiliki batas wilayah sebagai berikut di
sebelah:
• Sebelah utara : Kabupaten Gunung Mas;
• Sebelah selatan : Laut Jawa;
• Sebelah barat : Kabupaten Katingan dan Kota Palangka Raya; dan
• Sebelah timur : Kabupaten Kapuas.
Kabupaten Pulang Pisau meliputi 8 kecamatan dengan luas setiap kecamatan
adalah sebagaimana disajian pada Tabel berikut.
Tabel 2.11.1.
Luas Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Pulang Pisau 2007
Luas No Kecamatan km2 Persentase
Jumlah Desa/Kelurahan
1 Kahayan Kuala 1,155.00 12.84 10 2 Sebangau Kuala 3,801.00 42.25 8 3 Pandih Batu 535.86 5.96 16 4 Maliku 413.14 4.59 14 5 Kahayan Hilir 360.00 4.00 9 6 Jabiren Raya 1,323.00 14.70 8 7 Kahayan Tengah 783.00 8.70 14 8 Banama Tingang 626.00 6.96 15 Jumlah 8,997.00 100.00 94
Sumber : Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2008
Kabupaten Pulang Pisau meliputi 8 kecamatan. Daerah yang paling luas adalah
Kecamatan Sebangau Kuala dengan luas 3.801,00 km2, kemudian Kecamatan Jabiren Raya
dengan luas 1.323 km2 dan Kecamatan Kahayan Kuala dengan luas 1.155 km2, sedangkan
kecamatan yang luas daerahnya paling kecil adalah Kecamatan Kahayan Hilir dengan luas
daerah 360 km2.
b. Topografi dan iklim
Kabupaten Pulang Pisau terdiri dari daerah perbukitan di bagian utara dengan
ketinggian antara 50 – 100 m dari permukaan laut dengan elevasi 8 – 15o serta daerah
pegunungan dengan elevasi 15o – 25o. Bagian selatan terdiri dari pantai pesisir , rawa-rawa
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 90
dengan ketinggian antara 0 – 5 m dpl dengan elevasi 0 – 8o serta dipengaruhi oleh air
pasang surut.
Kabupaten Pulang Pisau memiliki perairan yang meliputi danau, rawa-rawa, dan
dilintasi sungai yang termasuk dalam wilayah Pulang Pisau yaitu:
• Sungai Kahayan sepanjang 600 km;
• Sungai Sebangau sepanjang 200 km;
• Anjir Kalampan sepanjang 14,5 km dan yang masuk wilayah Pulang Pisau sepanjang
6,5 km yang menghubungkan Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau mengarah ke
Palangka Raya;
• Anjir Basarang sepanjang 24 km dan yang masuk wilayah Pulang Pisau sepanjang 7
km;
• Anjir/Terusan Raya sepanjang 18 km menjadi alur transportasi dan yang masuk wilayah
Pulang Pisau sepanjang 6 km; dan
• Daerah pantai pesisir sepanjang 13,4 km.
Kabupaten Pulang Pisau termasuk daerah beriklim tropis lembab. Temperatur
udara rata-rata di Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2006 berkisar antara 26,5OC sampai
27,5OC, sedangkan temperatur maksimum mencapai 32,5OC dan temperatur minimum
22,9OC.
Rata-rata kelembaban udara tiap bulan > 80% dengan rata –rata penyinaran
matahari di atas 50%. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Oktober-Desember serta
Januari-Maret berkisar antara 2000 - 3000 mm setiap tahun. Bulan kering terjadi pada
bulan Juni – September.
c. Lahan dan penggunaannya
Wilayah Kabupaten Pulang Pisau seluas 8.997 km2 terdiri dari kawasan hutan seluas
5.095 km2 dan kawasan budidaya seluas 3.902 km2. Kawasan hutan terdiri dari kawasan
hutan lindung (1.961 km2), hutan gambut (2.789 km2), hutan bakau (280 km2) dan
kawasan air hitam (65 km2). Adapun luasan kawasan budidaya terdiri dari:
• Hutan produksi : 369 km2;
• Hutan produksi tetap : 753 km2;
• Pertanian ladang basah (sawah) : 404 km2;
• Perkebunan dan peternakan : 1.384 km2;
• Pemukiman perkotaan : 46 km2;
• Pemukiman Transmigrasi : 99 km2;
• Perairan dan sungai : 492 km2; dan
• Jaringan jalan : 16 km2.
Profil Daerah
II - 91
d. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2007 sebanyak 119.936
jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 61.326 jiwa atau 51,13% dan penduduk perempuan
sebanyak 58.610 jiwa atau 48,87%. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2006 sampai
2007 sebesar 1,44%. tingkat kepadatan penduduk rata-rata 13,5 jiwa per km. Jumlah dan
penyebaran penduduk Pulang Pisau menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.11.2.
Jika dilihat dari distribusi penduduk, persebaran penduduk sebagian besar
(61,40%) dihilir/bagian selatan, 19,21% di kecamatan kota dan 19,39% berdomisili di
hulu di bagian utara Kabupaten Pulang Pisau.
Bila dilihat distribusi penduduk berdasarkan usia, Kabupaten Pulang Pisau dapat
digolongkan ke dalam penduduk intermediate (dari ‘penduduk tua’ ke ‘penduduk muda’),
dimana jumlah penduduk usia 0-14 tahun sebesar 29,02% dan penduduk usia 65 tahun ke
atas sebesar 2,39%. Besarnya jumlah penduduk tidak produktif (usia muda dan usia tua)
berdampak pada tingginya angka rasio ketergantungan.
Penduduk yang termasuk dalam usia kerja (usia 15 tahun ke atas) di Kabupaten
Pulang Pisau pada tahun 2007 mencapai 68,59% dari total penduduk, atau sebanyak
82.262 orang.
Tabel 2.11.2. Jumlah dan Sebaran Penduduk
Kabupaten Pulang Pisau Menurut Kecamatan Tahun 2007
Penduduk No Kecamatan Luas Wilayah` (km2)
Rumah Tangga Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kahayan Kuala 1,155.00 4,401 9,400 9,787 19,187 2 Sebangau Kuala 3,801.00 2,377 4,973 4,783 9,756 3 Pandih Batu 535.86 5,401 11,110 10,594 21,704 4 Maliku 413.14 6,396 11,621 10,692 22,313 5 Kahayan Hilir 360.00 5,648 12,309 11,597 23,906 6 Jabiren Raya 1,323.00 2,071 4,212 3,869 8,081 7 Kahayan Tengah 783.00 1,972 3,554 3,580 7,134 8 Banama Tingang 626.00 1,813 4,147 3,708 7,855 Jumlah 8,997.00 30,079 61,326 58,610 119,936
Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau, 2008
Tabel 2.11.3. Kelompok Umur dan Persentase Penduduk
di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007
Kelompok Umur Persentase 0 – 14 29,02
15 – 64 68,59 65 + 2,39
Sumber: Kabupaten Pulang Pisau, 2008
Jumlah penduduk bila dilihat menurut klasifikasi pekerjaan, yang terbanyak adalah
penduduk yang bekerja sebagai petani/nelayan sebanyak 27,62% dan dengan jenis
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 92
pekerjaan lainnya 30,99%. Sedangkan penduduk yang belum atau tidak bekerja sebanyak
26,75%. Perincian jumlah penduduk menurut klasifikasi pekerjaan dapat dilihat pada
Tabel 2.11.4.
Tabel 2.11.4.
Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Pekerjaan di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007
No Jenis Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase
1 PNS 2,144 1.79 2 TNI 42 0.04 3 Polri 149 0.12 4 Pens/Purnawirawan 459 0.38 5 Wiraswasta 2,560 2.14 6 Pedagang 732 0.61 7 Petani/Nelayan 33,074 27.62 8 Peg/Karyawan Swasta 2,799 2.34 9 Buruh 8,649 7.22 10 Pekerjaan Lainnya 37,117 30.99 11 Belum/Tidak Bekerja 32,043 26.75 Jumlah 119,768 100.00
Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau, 2008
2.11.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
a. Sumber daya alam
Potensi sumber daya alam Kabupaten Pulang Pisau yang utama melihat dari luas
wilayah 8.997 km2 (899.700 ha) dengan penggunaan lahan 5.095 km2 (56,63%)
merupakan kawasan hutan, dan 3.902 km2 (43,37%) merupakan kawasan budidaya.
Kawasan hutan terbagi menjadi kawasan hutan lindung (1.961 km2), hutan gambut
(2.789 km2), kawasan mangrove/bakau (280 km2) dan kawasan air hitam (65 km2). Adapun
kawasan budidaya seluas 3.902 km2 terdiri dari hutan produksi dan hutan produksi tetap,
lahan pertanian, perkebunan dan peternakan, pemukiman, perairan dan sungai dan
jaringan jalan.
Kabupaten Pulang Pisau memiliki beragam potensi yang masih dapat
dikembangkan untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan penduduk. Wilayah dataran
rendah dan wilayah yang dekat pantai memiliki sumber daya alam yang cocok untuk
kegiatan pertanian tanaman pangan, wilayah perairan berpotensi sebagai wilayah
pengembangan sumber daya perikanan dan daerah pedalaman umumnya berpotensi
sebagai daerah pengembangan perkebunan. Wilayah Pulang Pisau dengan lahan yang luas
dan tersedianya hijauan memiliki yang besar untuk pengembangan peternakan. Pulang
Pisau juga memiliki sumber daya mineral dan bahan galian golongan C dan golongan AB.
Profil Daerah
II - 93
Keaslian alamnya baik perairan dan hutan yang belum banyak terjamah menjadikan daerah
ini memiliki potensi sebagai cagar alam dan budaya.
b. Sumber daya manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari beberapa
indikator, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks
melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli
penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat
mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu
wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United
Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian
pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan
tahunan Human Development Report (HDR).
Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Pulang Pisau adalah 69,9 sedikit meningkat dibanding
tahun 2005 dengan nilai IPM 69,3 (Tabel 2.10.5). Namun bila dibandingkan dengan nilai
IPM kabupaten/kota se Provinsi Kalimantan Tengah, Nilai IPM Kabupaten Pulang Pisau
adalah yang paling kecil, hal ini mengindikasikan perlunya pembinaan SDM yang lebih
ditingkatkan lagi untuk mengejar ketinggalan dari kabupaten lainnya dibidang
pembangunan SDM.
Tabel 2.11.5. Indek Pembangunan Manusia (IPM)
dan Peringkat Provinsi Kalimantan Tengah
IPM Peringkat Nasional No Kab/Kota 2005 2006 2005 2006
1 Palangka Raya 77,0 77,1 6 6 2 Barito Utara 72,8 73,9 77 61 3 Kotawaringin Timur 72,5 72,7 80 87 4 Barito Selatan 71,3 72,4 125 97 5 Gunung Mas 71,5 72,3 112 103 6 Kapuas 71,8 72,2 98 105 7 Kotawaringin Barat 71,6 71,9 103 120 8 Barito Timur 70,1 71,6 167 135 9 Murung Raya 71,0 71,6 134 133
10 Katingan 71,3 71,5 123 137 11 Seruyan 70,9 71,4 136 146 12 Lamandau 70,2 70,9 161 160 13 Sukamara 70,0 70,4 168 186 14 Pulang Pisau 69,3 69,9 200 203
Kalimantan Tengah 71,6 73,4 5 5 Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang dilihat
dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat darirata-rta lama sekolah
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 94
penduduknya dan angka melek huruf serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran riil per
kapaita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten Pulang
Pisau Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.11.6.
Tabel 2.11.6.
Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2005 – 2006
Kab Pulang Pisau IPM & Komponen 2005 2006
Angka Harapan Hidup (tahun) 66,9 67,2 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,0 7,0 Angka Melek Huruf (persen) 91,6 93,2 Pengeluaran Riil Per Kapita (Rp.000) 625,2 626,5 IPM 69,3 69,9
Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan
membaca dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya
angka melek huruf mencerminkan kualitas penduduk. Indikator lain yang digunakan untuk
melihat kemajuan dunia pendidikan adalah Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi
sekolah digunakan untuk mengukur banyaknya penduduk yang telah menerima
pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu.
Bila dilihat dari tingkat pendidikan penduduk Pulang Pisau, sebagian besar
berpendidikan maksimal setingkat SD/tidak tamat SD (51,71%). Yang lulus SLTP sederajat
15,86% dan yang lulus SLTA sederajat 11,50%, serta penduduk yang memiliki pendidikan
tamat S1 atau lebih persentasenya masih sedikit sekitar 0,98%. Ini berarti penduduk
Pulang Pisau yang bekerja kebanyakan masih mengandalkan tenaga yang berakibat pada
jenis pekerjaan yang digelutinya hanya berkisar pada pekerjaan yang tidak banyak
membutuhkan keahlian.
Tabel 2.11.7.
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007
No Jenis Pendidikan Jumlah Penduduk Persentase 1 S-2/S-3 75 0.06 2 Diploma IV/S1 1,100 0.92 3 D-III 722 0.60 4 D-I/D-II 1,762 1.47 5 SLTA/Sederajat 13,777 11.50 6 SLTP/Sederajat 19,000 15.86 7 SD/Sederajat 39,952 33.36 8 Tidak Tamat SD 23,172 19.35 9 Tidak/Belum Sekolah 20,208 16.87
Jumlah 119,768 100.00 Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau, 2008
Profil Daerah
II - 95
Lapangan usaha yang paling banyak digeluti oleh tenaga kerja di Kabupaten Pulang
Pisau adalah sektor pertanian. Sektor ini paling banyak menyerap tenaga kerja yang ada di
kabupaten ini, jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian mencapai lebih dari
separuh tenaga kerja yang ada atau sekitar 54,32%. Selain itu banyak penduduk yang
bekerja sebagai buruh (7,22%) dan karyawan swasta 2,34%. Penduduk yang bekerja
sebagai PNS dan TNI/Polri sebanyak 1,95%.
2.11.3. Infrastruktur
a. Prasarana transportasi
Jalan dan jembatan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk
memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan
maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas
penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang
jalan di Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2007 adalah 979,14 km. Berdasarkan
statusnya terdiri atas jalan negara (119,05 km), jalan provinsi (167 km) dan jalan kabupaten
(693,09 km). Selain pembangunan badan jalan, untuk memperlancar arus transportasi
darat, Kabupaten Pulang Pisau juga memiliki jembatan dengan total panjang 6.582 m.
Tabel 2.11.8.
Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007
Status Jalan Negara (km) Provinsi (km) Kabupaten (km) Keadaan jalan
2006 2007 2006 2007 2006 2007 A. Permukaan Aspal 115.05 119.05 55 68 35 46.54 Kerikil 4 0 67 74 95 127.8 Tanah 0 0 45 25 466.75 518.75 Jumlah 119.05 119.05 167 167 596.75 693.09 B. Kondisi Baik 115.05 119.05 86 97 61.7 77.5 Sedang 7 0 37 40 344 342.34 Rusak 0 0 44 30 287.39 273.25 Jumlah 122.05 119.05 167 167 693.09 693.09
Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau, 2008
Kabupaten Pulang Pisau juga memiliki prasarana transportasi air berupa pelabuhan
dan dermaga. Pelabuhan antar pulau terdapat satu buah yang berada di Kota Pulang Pisau
yaitu di perairan Alur Sei Kahayan. Luas areal pelabuhan sekitar 58 Ha dan memiliki aral
tambat sepanjang 90 meter dengan lebar 10 meter. Selain itu juga terdapat 11 buah
dermaga yang sudah tersebar di setiap kecamatan untuk melayani angkutan sungai dan
kapal perintis yang beroperasi sejak tahun 2003.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 96
b. Prasarana listrik dan air minum
Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di Pulang Pisau dipenuhi oleh PT.
Perusahaan Listrik Negara Ranting Pulang Pisau. Sumber tenaga listrik dialirkan langsung
dari jaringan interkoneksi PLTU/PLTA di Kalimantan Selatan melalui gardu induk di
Kelurahan Kalawa.
Pada tahun 2007 jumlah listrik yang tersambung memiliki daya sebanyak
11.390.700 VA atau meningkat 39% dibanding tahun 2006 sebanyak 8.410.400 VA.
Jumlah pengguna fasiltas listrik selama tahun 2007 tercatat sebanyak 16.844
pelanggan atau meningkat dianding tahun 2006 sebanyak 12.105 pelanggan. Kelompok
pelanggan terbesar adalah rumah tangga.
Sumber pengolahan air bersih di Kabupaten Pulang Pisau bersumber dari sungai
dan air tanah yang diolah dan dikelola oleh 2 unit pensuplai air bersih milik Perusahaan
Daerah Air Minum Kabupaten Pulang Pisau. Kapasitas produksi air bersih pada kedua unit
pengolahan tersebut sebanyak 28 liter/detik. Jumlah air bersih yang disalurkan pada tahun
2007 sebanyak 311.467 m3 dengan jumlah pelanggan sebanyak 1.477 pelanggan. Jumlah
pelanggan terbanyak adalah rumah tempat tinggal mencapai 1.371 pelanggan, serta
perusahaan dan pertokoan 25, instansi pemerintah 53, sarana umum 13 dan badan sosial
dan rumahsakit 15 pelanggan.
c. Prasarana komunikasi
Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kabupaten Pulang Pisau, seperti
kantor pos dan jaringan telepon. Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya
memberi jasa pelayanan surat menyurat, paket barang, pengiriman uang, dan keagenan
untuk cek, giro, tabanas dan pembayaran.
Di Kabupaten Pulang Pisau terdapat 6 buah kantor pos yang tersebar di enam
kecamatan kecuali di Kecamatan Kahayan Tengah, Jabiren Raya dan Sebangau Kuala yang
dilayani melalui pos keliling dan rumah pos. Untuk mendukung pelayanan jasa pos juga
telah tersedia bis surat di setiap kecamatan.
Pelayanan jasa telekomunikasi di wilayah Pulang Pisau saat ini disediakan oleh
beberapa operator layanan yaitu PT Telkom dengan layanan jaringan telepon rumah dan
GSM, PT Indosat, PT Telkomsel dan PT Excelcomindo dengan layanan GSM. Layanan
telekomunikasi telah sampai hampir ke semua kecamatan dengan baik.
d. Prasarana pendidikan
Prasarana pendidikan di Kabupaten Pulang Pisau sudah tersedia mulai dari tingkat
taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kabupaten Pulang Pisau sebanyak 64
unit yang tersebar di 8 kecamatan. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 203 unit. Tingkat
Profil Daerah
II - 97
sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 41 unit SMP terdiri 31 SMP Negeri
dan 10 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat 18 unit SMA.
Tabel 2.11.9. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta
di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007
Jumlah Sekolah Sekolah Negeri Swasta Total
Murid Guru
1. T K 64 64 1445 19 2. S D 176 27 203 18136 1434 3. SLTP 31 10 41 6900 280 4. SMU 8 10 18 4810 175 Jumlah 215 111 326 31291 1908
Sumber : Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau, 2008
e. Prasarana kesehatan
Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Pulang
Pisau terdapat 1 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Pada tingkat kecamatan tersedia 9
puskesmas di seluruh kecamatan. Pada tahun 2007 jumlah puskesmas yang tersebar di
kecamatan terdiri dari puskesmas dengan fasilitas rawat inap 5 unit, puskesmas rawat jalan
4 unit, dan puskesmas pembantu 63 unit, serta57 unit polindes. Jumlah Tenaga Kesehatan
di Kabupaten Pulang Pisau terdiri dari 1 dokter spesialis, 3 orang dokter umum, 8 dokter
gigi, serta bidan 8 orang dan 137 perawat (Tabel 2.11.10.).
Tabel 2.11.10.
Jumlah Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007
No Jenis Fasilitas/Pelayanan Jumlah (unit)
1 Rumah Sakit 1 2 Puskesmas 9 3 Puskesmas Pembantu 63 4 Polindes 57 5 Posyandu 157 6 Pos Obat Desa 30 7 Dokter Spesialis Bedah 1 8 Dokter Umum 3 9 Dokter Gigi 8 10 Bidan 8 11 Perawat 137 12 Laboatorium 4 13 Gudang Farmasi 1 14 Apotik 1
Sumber : BPS Kabupaten Pulang Pisau Dalam Angka
2.12. KABUPATEN GUNUNG MAS
Perkembangan suatu daerah ditentukan oleh aktivitas ekonomi dan berbagai kebijakan
skala mikro maupun skala makro daerah yang bersangkutan. Dengan kata lain, perkembangan
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 98
suatu daerah pada dasarnya ditentukan oleh sisi permintaan (demand side) dan sisi penyediaan
(supply side) dan juga dari kinerja investasi.
Perkembangan Kabupaten Gunung Mas sebagai sebuah kabupaten baru tampaknya masih
jauh dari pembagian kerja yang menghendaki terdapatnya kelompok masyarakat yang berkerja
(berproduksi) untuk kepentingan ekspor, sementara kelompok lain menghasilkan kebutuhan
masyarakat Gunung Mas sendiri. Kondisi obyektif/kenyataannya, hanya sebagian kecil kebutuhan
bahan pokok sehari-hari masyarakat Gunung Mas yang dapat dipenuhi oleh produksi daerah
sendiri. Hal ini tentunya sangat berkaitan dengan kemampuan pasokan (supply) yang dipengaruhi
oleh lingkungan, struktur ketenagakerjaan, budaya pungut dan infrastruktur yang ada di Gunung
Mas.
2.12.1. Kondisi Geografi dan Demografi
a. Letak geografi dan luas wilayah
Secara geografi, Kabupaten Gunung Mas terletak di daerah khatulistiwa, diantara
1100 - 1200 BT dan 100 - 00 LS, dengan luas wilayah 10.804 km2 (1.080.400 ha) atau
sekitar 7,04% dari total luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (153.564 km2).
Kabupaten Gunung Mas dengan ibukota di Kuala Kurun memiliki batas wilayah sebagai
berikut:
• Sebelah utara : Provinsi Kalimantan Barat.
• Sebelah selatan : Pulang Pisau;
• Sebelah timur : Kabupaten Kapuas;
• Sebelah barat : Kabupaten Kasongan; dan
Secara administratif Kabupaten Gunung Mas memiliki 11 kecamatan dengan
12 kelurahan dan 113 desa, dengan luas setiap kecamatan adalah sebagai berikut.
Tabel 2.12.1. Luas Daerah Manurut Kecamatan di Kabupaten Gunung Mas Tahun 2007
Luas No Kecamatan km2 Persentase
Jumlah Desa/Kelurahan
1 Manuhing 1.113 10,3 12 2 Manuhing Raya 601 5,6 6 3 Rungan 1.025 9,5 21 4 Rungan Hulu 791 7,3 11 5 Sepang 397 3,7 7 6 Mihing Raya 343 3,2 6 7 Kurun 842 7,8 15 8 Tewah 1.136 10,5 16 9 Kahayan Hulu Utara 1.589 14,7 12
10 Damang Batu 1.425 13,2 8 11 Miri Manasa 1.542 14,3 11 Jumlah 10.804 100,0 125
Sumber : Gunung Mas Dalam Angka, BPS. 2008
Profil Daerah
II - 99
b. Topografi dan iklim
Keadaan topografis Kabupaten Gunung Mas terdiri dari:
• Daerah utara merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara 100-500m dari
permukaan air laut dan mempunyai tingkat kemiringan 8°-15°, serta mempunyai
daerah pegunungan dengan tingkat kemiringan ± 15°-25°; dan
• Daerah selatan terdiri dari dataran rendah dan rawa-rawa yang berpotensi mengalami
banjir cukup besar pada musim-musim hujan, selain itu juga daerah Kabupaten
Gunung Mas memiliki perairan yang meliputi danau, rawa-rawa dan ada tiga jalur
sungai yang berada/masuk wilayah Kabupaten Gunung Mas.
Klimatologi wilayah Kabupaten Gunung Mas berdasarkan klasifikasi Oldeman (1975)
termasuk tipe iklim B1, yaitu wilayah dengan bulan basah terjadi antara 7-9 bulan (curah
hujan > 200 mm/bulan) dan bulan kering (curah hujan < 100 mm/bulan) kurang dari 2
bulan. Kabupaten Gunung Mas pada umumnya termasuk beriklim tropis dan lembab
dengan temperatur antara 21°C-23°C dan maksimal mencapai 36°C. Intensitas penyinaran
matahari selalu tinggi dan sumber daya air yang cukup banyak, sehingga menyebabkan
tingginya penguapan yang menimbulkan awan aktif/tebal. Tahun 2004, hujan terjadi
hampir sepanjang tahun dan curah hujan terendah pada bulan Agustus dengan rata-rata
0,03 mm dan tertinggi pada bulan November dengan rata-rata 36,1 mm.
Jenis tanah di wilayah Kabupaten Gunung Mas terdiri atas beberapa jenis tanah yaitu
Podsolik Merah Kuning, Alluvial, Hydromorfik Kelabu, Alluvial Hydromorfik, Gley Humus
dan Komplek Regosol Podsolik, jenis tanah yang dominan adalah tanah Podsolik Merah
Kuning yang tersebar di bagian utara wilayah Gunung Mas dengan ketebalan 110 cm.
Kemudian pada daerah-daerah pinggir sungai umumnya didominasi oleh tanah alluvial
yang berasal dari endapan sungai dengan jenis tanah Alluvial Hydromorfik Kelabu, tersebar
dan dapat dijumpai di beberapa sungai/anak sungai di wilayah Gunung Mas yaitu Sungai
Kahayan, Sungai Miri (anak Sungai Kahayan), Sungai Rungan dan Sungai Manuhing (anak
Sungai Rungan).
Wilayah Kabupatan Gunung Mas dilintangi oleh 3 sungai yaitu Sungai Kahayan,
Rungan dan Manuhing, dan anak-anak sungai lainnya yang berfungsi sebagai penunjang
alternatif transportasi darat untuk angkutan barang maupun penumpang. Pentingnya
peranan sungai ini disebabkan oleh terbatasnya/terganggunya prasarana perhubungan
darat, disamping itu sebagai pemukiman penduduk masih berada di daerah pinggir sungai.
Ada empat jalur sungai yang berada/masuk wilayah Kabupaten Gunung Mas yaitu:
• Sungai Manuhing dengan panjang ± 28.75 km;
• Sungai Rungan dengan panjang ± 86.25 km;
• Sungai Kahayan dengan panjang ± 600.00 km; dan
• Sungai Miri.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 100
c. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Gunung Mas pada tahun 2007 sebanyak 92.766 jiwa,
terdiri dari penduduk laki-laki 48.505 jiwa atau 52,29% dan penduduk perempuan
sebanyak 44.261 jiwa atau 47,71%. Laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu
tahun 1998 sampai 2007 sebesar 3,31% pertahun dengan tingkat rasio jenis kelamain 110
(Tabel 2.12.2).
Jika dilihat dari distribusi penduduk, maka persebaran penduduk Gunun mas
terkonsentrasi pada Kecamatan Kurun (21,9%), Tewah (17,1%) dan Rungan (14,9%).
Seiring denga persebaran penduduk tersebut, maka tingkat kepadatan penduduk juga
lebih rapat pada ketiga wilayah tersebut (Tabel 2.12.3).
Tabel 2.12.2.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan di Kabupaten Gunung Mas Tahun 1998-2007
Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah 1998 34.024 37.432 71.456 1999 39.217 37.602 76.819 2000 39.231 36.836 76.067 2001 39.594 37.254 76.848 2002 41.004 39.083 80.087 2003 42.713 40.482 83.195
2004*) 42.049 38.513 80.562 2005*) 42.736 39.197 81.933 2006*) 45.003 41.025 86.028 2007*) 48.505 44.261 92.766
Kecamatan Laki-laki Perempuan Rasio Jenis Kelamin
Manuhing 3.065 2.781 110 Manuhing Raya 2.730 2.478 110 Rungan 7.143 6.637 108 Rungan Hulu 3.690 3.255 113 Sepang 2.279 2.050 111 Mihing Raya 2.329 2.107 111 Kurun .10.668 9.668 110 Tewah 8.200 7.671 107 Kahayan Hulu Utara 4.304 3.851 112 Damang Batu 2.357 2.108 112 Miri Manasa 1.740 1.655 105 Jumlah 48.505 44.261 110
Sumber: Gunung Mas Dalam Angka 2008
Profil Daerah
II - 101
Tabel 2.12.3. Persebaran Penduduk di Kabupaten Gunung Mas
Menurut Kecamatan Tahun 2007
Kecamatan Jumlah Penduduk
Luas Daerah (km2)
Kepadatan Penduduk
1. Manuhing 5.846 1.113 5,25 2. Manuhing Raya 5.208 601 8,67 3. Rungan 13.780 1.025 13,44 4. Rungan Hulu 6.945 791 8,78 5. Sepang 4.329 397 10,9 6. Mihing Raya 4.436 343 12,93 7. Kurun 20.336 842 24,15 8. Tewah 15.871 1.136 13,97 9. Kahayan Hulu Utara 8.155 1.589 5,13 10. Damang Batu 4.465 1.425 3,13 11. Miri Manasa 3.395 1.542 2,2
Jumlah 92.766 10.804 8,59 Sumber; Gunung Mas Dalam Angka 2008
2.11.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
a. Sumber daya alam
Luas wilayah Kabupaten Gunung Mas adalah 10.804 km2 atau 1.080.400 ha yang
sebagian besar merupakan dataran tinggi yang sangat potensial untuk daerah perkebunan.
Luas wilayah tersebut terdiri atas kawasan hutan belantara, kawasan pemukiman, sungai,
danau dan rawa, serta daerah pertanian (sawah, ladang, kebun).
Dilihat dari pemanfaatannya, Wilayah Gunung Mas terdiri atas: kawasan hutan
produksi (tetap dan terbatas), kawasan hutan lindung, kawasan pemukiman dan untuk
rencana pengembangan produksi serta pengunaan lainnya. Khusus untuk kawasan rencana
pengembangan produksi dan penggunaan lainnya tersedia kawasan lebih dari 50% dari
luas wilayah. Rencana pemanfaatan ruang di Kabupaten Gunung Mas berdasarkan RTRW
Kabupaten Gunung Mas 2005-2015 yaitu:
1) Kawasan Hutan Produksi, 226.637 ha, 20.98%;
2) Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT), 122.402,16 ha, 11.33%;
3) Kawasan Hutan Lindung (HL), 164.434,63 ha, 15.22%;
4) Kawasan Pengembangan Produksi (KPP), 354.061,54 ha, 32.72%; dan
5) Pemukiman dan Penggunaan lain, 191.360,37 ha, 17.71%.
Berdasarkan hasil Sensus Pertanian tahun 2003 (BPS Provinsi Kalimantan Tengah), rata-
rata luas penguasaan lahan per keluarga pertanian di Gunung Mas adalah sebesar 2,95 ha, yang
terdiri atas lahan untuk pertanian (kebun, ladang, sawah) seluas 2,51 ha lahan bukan untuk
pertanian (bangunan, pekarangan, laha tidur dan lahan lain-lain) seluas 0,44 ha. Berdasarkan
hasil survai “Master Plan Agribisnis di Kabupaten Gunung Mas” yang dilaksanakan Pemerintah
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 102
Kabupaten Gunung Mas Tahun 2006, diperoleh informasi bahwa rata-rata luas lahan yang
dikuasai dan diusahakan untuk pertanian adalah 3,4 ha dengan seperti tabel berikut.
Tabel 2.12.4 Penguasaan Lahan Pertanian Oleh Petani di Kabupaten Gunung Mas Tahun 2006
Jenis Lahan (Ha) No Kecamatan Kebun Ladang Sawah Jumlah
1 Manuhing dan Manuhing Raya 4,40 0,32 0,00 4,47 2 Rungan dan Rungan Hulu 3,48 0,19 0,04 3,71 3 Sepang dan Mihing Raya 3,23 1,03 0,00 4,26 4 Kurun 2,08 0,37 0,09 2,54 5 Tewah 1,97 0,80 0,08 2,85 6 Kahayan Hulu Utara, Damang
Batu dan Miri Manasa 2,03 0,20 0,00 2,23
Rata-rata 2,87 0,49 0,04 3,40 Sumber : Laporan Akhir. Master Plan Agribisnis di Kabupaten Gunung Mas. Pemerintan Kabupaten Gunung Mas dan Fakultas Pertanian Universitas Palangka
Raya. Tahun 2006
b. Sumber daya manusia
Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Gunung Mas adalah 72,3 meningkat dibanding tahun
2005 dengan nilai IPM 71,5 (Tabel 2.12.5). Bila dibandingkan dengan nilai IPM
kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Gunung Mas relatif
lebih baik yaitu berada pada posisi ke 5 (lima) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini
mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini sudah baik dan perlu lebih ditingkatkan.
Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 103, lebih baik dari tahun sebelumnya
pada posisi 112.
Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang
dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah
penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran
riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten
Gunung Mas Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.12.15.
Bila dibandingkan indikator pendidikan angka melek huruf dan rata-rata lama
sekolah dari tahun 2005 – 2006 sedikit meningkat. Rata-rata lama sekolah 8,7 tahun yang
berarti secara rata-rata masih dibawah angka wajib belajar 9 tahun, atau secara rata-rata
penduduk Gunung Mas sudah tamat SD namun masih banyak yang belum tamat SLTP.
Profil Daerah
II - 103
Tabel 2.12.5. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM
Kabupaten Gunung Mas Tahun 2005 – 2006
Kabupaten Gunung Mas IPM & Komponen
2005 2006 Angka Harapan Hidup (tahun) 67,0 67,4 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 8,4 8,7 Angka Melek Huruf (persen) 98,3 99,3 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 621,3 622,4 IPM 71,5 72,3 Peringkat Nasional 112 103 Reduksi shortfall 2,6 Peringkat Kalteng 5 5 Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
2.12.3. Infrastruktur
a. Prasarana transportasi
Prasarana transportasi yang terdapat di Kabupaten Gunung mas terdiri dari sungai,
darat dan udara. Meskipun telah terdapat prasarana transportasi darat dan udara, tapi
prasarana transportasi utama masih mengandalkan sungai dengan menggunakan jenis
perahu klotok dan speed boat. Jalur utama transportasi sungai adalah Sungai Kahayan,
Sungai Rungan, Sungai Miri dan Sungai Manuhing.
Sampai dengan tahun 2007, prasarana transportasi darat di Gunung Mas mencakup
jalan sepanjang 952 km yang terdiri dari 20,18% jalan negara, 19,33% jalan provinsi dan
60,49% merupakan jalan kabupaten. Berdasarkan kondisinya maka hanya 6,4% dalam
kondisi baik serta 46,5 dalam kondisi sedang. Sedangkan kondisi jalan yang rusak dan
rusak berat mencapai 47,1%. Sebagian besar kondisi jalan rusak dan rusak berat berada
pada jalur antara Palangka Raya ke Kuala Kurun yang saat ini masih dalam proses
pembangunan. Diharapkan dalam waktu 1 – 2 tahun kedepan akses jalur transportasi
darat antara Palangka Raya dan Kuala Kurun sudah dalam kondisi baik.
Tabel 2.12.16. Panjang jalan Menurut Jenis Permukaan
dan Kondisi Jalan di Gunung Mas Tahun 2007
Keadaan Jalan Jalan Negara
Jalan Provinsi
jalan Kabupaten
I. Jenis Permukaan a. Aspal 16,50 10,60 33,70 b. Perkerasan 81,00 0,00 0,00 c. Kerikil/Sirtu 16,00 64,40 52,50 d. Tanah 78,67 109,00 489,72 Jumlah 192,17 184,00 575,92
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 104
Keadaan Jalan Jalan Negara
Jalan Provinsi
jalan Kabupaten
II. Kondisi Jalan a. Baik 16,50 10,60 33,70 b. Sedang 163,34 79,10 200,20 c. Rusak 8,33 24,00 211,82 d. Rusak Berat 4,00 70,30 130,20 Jumlah 192,17 184,00 575,92 Sumber : Gunung mas Dalam Angka, BPS. 2008
b. Prasarana listrik dan air minum
Dari 11 kecamatan yang ada di wilayah Gunung mas, terdapat 5 kecamatan yang
belum memiliki unit PLN. Tahun 2007 ini, jumlah produksi listrik di wilayah Gunung Mas
mencapai 5.761.037 Kwh dengan jumlah yang dijual sebesar 5.381.977 Kwh kepada
4.150 pelanggan. Kemampuan PLN wiayah Gunung Mas untuk memproduksi listrik
sebesar itu didukung dengan 22 unit mesin diesel.
Berdasarkan data PDAM Kabupaten Gunung Mas, jumlah pelanggan air PDAM pada
tahun 2007 sebanyak 1.596 pelanggan dengan kebutuhan total air minum sebanyak
312.707 m3. Jumlah pelanggan yang terdaftar pada tahun 2007 mengalami peningkatan
1,08% dibandingkan tahun 2006 yang tercatat sebanyak 1.579 pelanggan.
c. Prasarana komunikasi
Salah satu sarana komunikasi yang dimanfaatkan masyarakat Gunung Mas adalah
Pos. Jumlah kantor pos di Kabupaten Gunung Mas sebanyak 3 kantor, yang terdapat di
Kecamatan Sepang, Kurun dan Tewah. Jumlah wesel pos yang diterima dan terkirim
sebesar Rp. 333 juta dan Rp. 2.999 juta dan seluruhnya masih dari dalam negeri.
Untuk Sarana komunikasi melalui fasilitas telepon, maka di setiap kecamatan sejak
tahun 2004 terdapat pelayanan jasa telepon seluler (Telkomsel dan Satelindo) disamping
sarana komunikasi utama yang dikelola oleh PT Telekomunikasi Indoneia (Telkom).
2.13. KABUPATEN BARITO TMUR
2.13.1. Kondisi Geografi dan Demografi
a. Letak geografi dan luas wilayah
Kabupaten Barito Timur memiliki luas 3.834 km² (atau 2.50% dari luas Provinsi
Kalimantan Tengah : 153.564 km²) dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 5 tahun
2002. Secara astronomis Kabupaten ini terletak pada posisi 114º - 115º Bujur Timur dan
1º2’ Lintang Utara - 2º5’ Lintang Selatan. Secara administratif, Kabupaten Barito Timur ini
memiliki batas wilayah sebagai berikut :
Profil Daerah
II - 105
• Sebelah utara : Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah;
• Sebelah selatan : Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan;
• Sebelah timur : Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan; dan
• Sebelah barat : Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah.
Satuan wilayah administrasi Kabupaten Barito Timur pada awal pemekaran, terbagi
atas 6 (enam) wilayah kecamatan serta 68 desa/kelurahan (terinci 65 desa dan 3 kelurahan)
dengan rincian sebagai berikut:
1) Dusun Tengah : 1.007 km2 terdiri dari 18 desa dan 1 kelurahan;
2) Pematang Karau : 579 km2 terdiri dari 10 desa;
3) Awang : 203 km2 terdiri dari 8 desa;
4) Patangkep Tutui : 225 km2 terdiri dari 7 desa;
5) Dusun Timur : 1.532 km2 terdiri dari 17 desa dan 1 kelurahan; dan
6) Benua Lima : 258 km2 terdiri dari 5 desa dan 1 kelurahan.
Pada tahun 2006 melalui Peraturan Daerah Kabupaten Barito Timur No.11 Tahun
2006 ada dua kecamatan yang dimekarkan yaitu Kecamatan Dusun Tengah dimekarkan
menjadi tiga kecamatan yaitu Dusun Tengah, Raren Batuah, dan Paku; serta Kecamatan
Dusun Timur dimekarkan menjadi dua kecamatan yaitu Dusun Timur dan Paju Epat. Pada
tahun 2007 melalui Peraturan Daerah Kabupaten Barito timur No. 14 Tahun 2007 tentang
pembentukan desa di Kabupaten Barito Timur menjadi 9 (sembilan) kecamatan dengan
102 desa dan 3 kelurahan.
b. Topografi dan iklim
Kondisi fisik wilayah (fisiografi) Kabupaten Barito Timur, pada bagian utara dan timur
sebagian besar berada di wilayah daratan dengan tingkat ketinggian antara 0 - 50 meter
diatas permukaan laut (dpl) dan tingkat kemiringan antara 0 - 8%, sedangkan pada bagian
barat dan selatan terdiri atas daerah (rawa).
Berdasarkan fisiografi wilayah Kabupaten Barito Timur dapat digolongkan 4 (empat)
bagian utama sebagai berikut :
• Hutan belantara seluas 146.765 Ha. (38,28%);
• Rawa- rawa seluas 122.011 Ha. (31,82%);
• Sungai/ danau / genangan air seluas 10,467 Ha. (2,73%); dan
• Tanah lainnya seluas 104,400 Ha. (27,17%).
Sementara itu untuk jenis dan penamaan tanah dilakukan menurut sistem Soil
Taxanomy (USDA, 1990) pada tingkat ordo tanah. Berdasarkan peta tanah tinjau skala
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 106
1 : 1.000.000 (Puslitanak, 2000) dan peta Land System dan Land Suitability skala 1 :
250.000 (RePPPort, 1985) di Kalimantan Tengah terdapat 8 (delapan) ordo tahnah yang
tersebar pada wilayah kabupaten/ kota yaitu terdiri dari Histosol, Entisol, Inceptisol, Ultisol,
Oxisol, Alfisol, Mollisol, dan Spodosol. Untuk wilayah Kabupaten Barito Timur yang
sebagian besar berada pada wilayah daratan dan perbukitan dengan tanah mineral,
terutama tanah ordo ultisol, oxisol, alfisol, dan mollisol pada lahan kering sebagian besar
telah dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian tanaman pangan (ladang) dan
perkebunan (terutama kebun Karet dan Rotan).
Tipe iklim Kabupaten Barito Timur adalah tropis dan relatif panas, dimana pada siang
hari suhu mencapai 34ºC. Rata-rata curah hujan per tahunnya relatif tinggi, yaitu mencapai
197,67 mm.
c. Lahan dan penggunaannya
Total luasan Kabupaten Barito Timur seluas 3.834 km² yang berada pada ketinggian
0 – 50 m dpl terdiri dari kawasan sebagai berikut Hutan belantara seluas 146.765 ha.
(38,28%), Rawa- rawa seluas 122.011 ha. (31,82%), Sungai/danau/genangan air seluas
10,467 ha. (2,73%), dan Tanah lainnya seluas 104,400 ha. (27,17%). Wilayah daratan
terdiri dari kawasan hutan produksi, kawasan konservasi, kawasan pengembangan
khusunya untuk pengembangan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan, serta
kawasan pemukiman dan pembangunan perkotaan.
d. Demografi
Jumlah penduduk menurut hasil registrasi Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan
Keluarga Berencana Kabupaten Barito Timur pada tahun 2005, berjumlah 81.218 jiwa
terdiri atas 41.382 laki-laki dan 39.836 wanita, dengan tingkat kepadatan penduduk
Kabupaten Barito Timur masih tergolong tidak padat yaitu baru mencapai 19 jiwa/km²
dengan pertumbuhan penduduk rata- rata 2%.
Bila diamati menurut kecamatan terdapat perbedaan kepadatan penduduk yang
cukup berarti, yaitu Kota Ampah (Ibukota Kecamatan Dusun Tengah) yang merupakan
pusat utama kegiatan perekonomian untuk Kabupaten Barito TImur dengan tingkat
kepadatan paling tinggi mencapai 33 jiwa/km² diikuti oleh kecamatan Dusun Timur dengan
Ibukota Tamiang Layang yang sekaligus Ibukota Kabupaten Barito Timur dengan tingkat
Kepadatan Penduduk 10 jiwa/km².
Secara umum masyarakat Barito Timur dikenal agamis dengan kerukunan dan
toleransi beragama cukup tinggi. Agama yang dianut mayoritas di Kabupaten Barito Timur
antara lain : Kristen Protestan, Islam, Katolik, dan Kaharingan.
Profil Daerah
II - 107
2.13.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
a. Sumber daya alam
Kabupaten Barito Timur memiliki beragam potensi sumber daya alam yang masih dan
dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk Kesejahteraan bersama. Salah satu sumber
daya penting yang dimiliki adalah adanya sumber daya lahan pertanian baik lahan pasang
surut, tegalan dan juga tersedia lahan sawah fungsional.
Pada sektor peternakan potensi yang dimiliki meliputi potensi dan daya dukung
pengembangan bidang peternakan berupa lahan potensial ± 60 ha dengan dukungan
padang rumput dan lahan penggembalaan pemeliharaan seluas 62.127 ha yang mampu
menampung sekitar 170.600 ekor sapi bali. Potensi ternak yang dapat dikembangkan
berupa ternak besar, kecil dan unggas. Pengembangan ternak besar dilakukan denganc ara
penggemukan dan pembibitan.
Wilayah Barito Timur merupakan areal hutan rawa gambut seluas 60.000 ha dengan
dominasi hutan galam. Tiap tahun rata-rata menghasilkan 20.000 m3 kayu galam dengan
berbagai ukuran.
Potensi sumber daya alam bidang perkebunan meliputi potensi lahan rawa gambut
yang dapat dimanfaatkan sebagai usaha perkebunan seluas 112.000 ha, dan lahan
produktif di beberapa lokasi transmigrasi. Salah satu komoditas perkebunan yang
prospektif dikembangkan adalah kelapa sawit. Ketersediaan sungai besar, anak sungai,
kanal dan jalan darat merupakan sarana yang memudahkan aksesibilitas maupun distribusi
hasil produksi.
Sumber daya perikanan potensial yang dimiliki antara lain kondisi geografis sebagian
besar wilayah Barito Timur yang dikelilingi oleh sungai. Selain itu terdapat potensi kelautan
seperti di Kecamatan Tabunganen dengan kawasasn perairan pantai/laut seluas 20.900
km2 dan lahan budidaya air payau (tambak) seluas 3.315 ha.
b. Sumber daya manusia
Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Barito Timur adalah 71,6 meningkat dibanding tahun
2005 dengan nilai IPM 70,1 (Tabel 2.13.1). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/
kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Barito Timur tergolong sedang
berada pada posisi ke 8 (delapan) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan
pembinaan SDM di wilayah ini masih perlu lebih baik. Peringkat secara nasional berada
pada posisi ke 135 meningkat dibanding tahun 2005 yang berada pada posisi 167.
Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang
dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 108
penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran
riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten
Barito Timur Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.13.1.
Tabel 2.13.1.
Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Barito Timur Tahun 2005 – 2006
Kab Barito Timur IPM & Komponen 2005 2006
Angka Harapan Hidup (tahun) 67,5 67,6 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,6 8,4 Angka Melek Huruf (persen) 94,6 97,3 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 617,1 620,2 IPM 70,1 71,6 Peringkat Nasional 167 135 Reduksi shortfall 5,07 Peringkat Kalteng 12 8
Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
Pengembangan SDM di Kabupaten ini difokuskan pada bidang pendidikan,
ketrampilan dan kesehatan. Bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin, serta beberapa perguruan tinggi di Pulau Jawa untuk program D3, S-1 dan
Program Pascasarjana, yang diikuti oleh aparatur dan unsur masyarakat.
Visi pembangunan pendidikan di Kabupaten Bartim adalah: “Terwujudnya sumber
daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan.” Untuk mewujudkan visi tersebut,
ditempuh strategi dan kebijakan antara lain:
• Pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan;
• Peningkatan mutu pendidikan;
• Peningkatan relevansi pendidikan; dan
• Peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan kualitas sumber daya manusia. Indikatornya antara lain:
• peningkatan usia harapan hidup;
• penurunan angka kematian bayi/anak/ibu melahirkan;
• peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat; dan
• peningkatan produktivitas kerja, kesadaran masyarakat akan pentingnya prilaku hidup
bersih dan sehat.
Dengan mengacu pada visi dan misi Indonesia Sehat dan Kalimantan Tengah tahun
2010, program kesehatan Kabupaten Barito Timur menetapkan visi, “Kabupaten Barito
Profil Daerah
II - 109
Timur Sehat Tahun 2008”. Misi program pembangunan kesehatan yang dilakukan antara
lain:
• Menggerakkan pembangunan wilayah kecamatan yang berwawasan kesehatan;
• Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga, masyarakat
dan lingkungan;
• Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau; dan
• Mendorong kemandirian masyarakat kecamatan untuk hidup sehat.
2.13.3. Infrastruktur
a. Prasarana transportasi
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar
kegiatan perdagangan dan mengalirnya arus barang dan jasa.. Menurut data tahun 2003,
panjang jalan darat di wilayah Kabupaten Barito Timur tercatat 1.011,5 km, yang terbagi
atas Jalan Negara sepanjang 121,6 km, Jalan Provinsi sepanjang 182,9 km, dan Jalan
Kabupaten sepanjang 707 km. Jika dilihat dari kondisi permukaan jalan, maka sebagian
besar jalan yang sudah di aspal yaitu sepanjang 321,1 km, jalan tanah sepanjang 248,5
km, dan jalan kerikil sepanjang 127,6 km. Jika ditinjau dari kondisinya, maka panjang jalan
dengan kondisi baik 317,4 km, kondisi sedang 40 km, dan kondisi rusak berat 266,3 km.
Peningkatan kondisi ruas jalan di Kabupaten Barito Timur terus diupayakan.
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten Barito timur tahun 2006,
Jalan Negara sepanjang 103,70 km, Jalan Provinsi sepanjang 105,52 km, dan Jalan
Kabupaten sepanjang 856,90 km.
Transportasi di Barito Timur terdiri dari transportasi darat dan sungai. Transportasi
darat berupa mobil angkutan, sedangkan transportasi sungai berupa klotok, speed boat,
bus air dan motor boat. Seiring dengan meningkatnya arus penumpang/lalu lintas di
Kabupaten Bartim, guna memperlancar arus transportasi, pemeritah kabupaten telah
membangun beberapa terminal seperti: Terminal Kota Tamiang Layang, Terminal Anjir
Pasar, Terminal Handil Bakti, dan Terminal Tabukan, serta tersedia Dermaga yang tersebar
di beberapa kecamatan.
b. Prasarana listrik dan air minum
Dari 194 desa dan 6 kelurahan di kabupaten ini pada tahun 2004 telah terjangkau
jaringan listrik 185 desa dan 5 kelurahan dengan total pengguna sebanyak 40.088
unit/rumah atau meningkat 18,93% dibandingkan tahun 2003 sejumlah 33.707
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 110
unit/rumah. Sementara sambungan PDAM pada tahun 2004 telah mencapai 4.507 unit;
meningkat 11,5% dibandingkan angka tahun 2002 (2.598 unit).
c. Prasarana komunikasi
Pada tahun 2003 telah dibangun BTS Satelindo (Indosat). Sebelumnya, sarana
komunikasi masih terbatas pada telepon rumah dan sejumlah wartel. Hingga tahun 2004
telah masuk pula berbagai operator telepon selular lainnya seperti Telkomsel dan XL dan
Lain-lain. Fasilatas telepon Flexi dari Telkomsel dapat dipergunakan di seluruh kecamatan.
d. Prasarana pendidikan
Pendidikan hal yang mendasar untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM)
menyikapi luasnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, maka
pemerintah Kab Barito Timur merehab 18 sekoilah yang terletak di beberapa desa.
Perkembangan sarana pendidikan di Kabupaten Bartim adalah sebagai berikut.
Tabel 2.13.2. Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid
Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Barito Timur
No Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah
Jumlah Murid
Jumlah Guru
1 Taman Kanak-Kanak 23 491 42 2 Sekolah Dasar 147 10.238 1.025 3 SLTP/MIS 23 2.880 275 4 SLTA/MA 10 1.826 164 5 SMK 2 240 49
Jumlah 205 15.675 1.555 Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Barito Timur, 2005
e. Prasarana kesehatan
Kabupaten Bartim memiliki fasilitas rumah sakit, yaitu RSUD Tamiang Layang tipe D
plus yang akan dikembangkan menjadi tipe C, berikut instalasi Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Handil Bakti di wilayah selatan. Sarana dan prasarana kesehatan lainnya
tersebar di seluruh kecamatan seperti Puskesmas 6 buah, Puskesmas Perawatan 1 buah,
dan Puskesmas Pembantu 41 buah.
Tabel 2.13.3.
Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Barito Timur tahun 2002
No. Tenaga Kesehatan Jumlah Keterangan 1 Dokter 14 9 Dokter Umum
5 Dokter Gigi 2 Bidan 66 3 Pengatur Rawat 115 4 Apoteker/Ass Apoteker 1 5 SPKU/Pembantu Perawat 16 6 Tenaga Teknis 54
Jumlah 266 Sumber: Kab.Barito Timur 2007
Profil Daerah
II - 111
f. Irigasi
Untuk mendukung pengembangan pertanian, pemerintah Kabupaten Bartim telah
melakukan pemeliharaan/normalisasi irigasi/tabat (saluran drainase primer, sekunder dan
tersier) pada tahun 2003 sepanjang 844,65 km dengan total biaya Rp. 25,4 miliar dan
tahun 2004 sepanjang 620 km dengan biaya Rp. 6,7 miliar. Total panjang saluran irigasi
yang dimiliki saat ini adalah 4.000 km.
g. Bank dan Asuransi
Di Kabupaten Bartim beroperasi tiga bank, yaitu: BPD Cabang Tamiang Layang, BNI
46 Cabang Tamiang Layang, BRI Cabang Tamiang Layang, serta terdapat satu unit Asuransi
Jiwasraya.
2.14. KABUPATEN MURUNG RAYA
2.14.1. Kondisi Geografi dan Demografi
a. Letak geografi dan luas wilayah
Kabupaten Murung Raya (Murung Raya) merupakan bagian dari provinsi Kalimantan
Tengah dengan ibukota Puruk Cahu, terdiri dari 10 kecamatan, 9 kelurahan, dan 115 desa.
Luas Wilayah Murung raya seluas 23.700 km2. Sebelumnya, daerah ini merupakan Wilayah
Kerja Pembantu Bupati Barito Utara Wilayah Murung Raya. Baru pada tanggal 2 Juli 2002
ditetapkan sebagai Kabupaten Murung Raya dengan UU No. 5 tahun 2002 yang meliputi 5
(lima) kecamatan, yaitu: Murung, Tanah Siang, Laung Tuhup, Permata Intan, dan Sumber
Barito. Sejak tahun 2007, berdasarkan Perda No. 3 tahun 2007 terjadi pemekaran wilayah
sehingga terbentuk 10 kecamatan, yaitu: (1) Murung, (2) Tanah Siang, (3) Laung Tuhup, (4)
Permata Intan, (5) Sumber Barito, (6) Tanah Siang Selatan, (7) Uut Murung, (8) Seribu Riam,
(9) Sungai Babuat, dan (10) Barito Tuhup Raya.
Luas wilayah mencapai 23.700 km2 dengan posisi geografis 0O53’48” – 0 O 46’06” LU
dan 113 O 20’ – 115 O 55’ BT. Secara administratif batas wilayah Kabupaten Murung Raya
adalah:
• Sebelah utara : Kabupaten Kapuas Hulu (Kalimantan Barat) dan
Kabupaten Kutai Barat (Kalimantan Timur);
• Sebelah selatan : Kabupaten Barito Utara dan Kapuas;
• Sebelah timur : Kabupaten Kutai Barat (Kalimantan Timur) dan Barito Utara; dan
• Sebelah barat : Kabupaten Gunung Mas dan Kapuas.
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 112
b. Topografi dan iklim
Wilayah Kabupaten Murung Raya dilintasi oleh Sungai Barito dan beberapa anak
sungai dengan panjang dan kedalaman sungai yang sangat berfariasi. Sungai-sungai
tersebut berfungsi sebagai urat nadi transportasi untuk angkutan barang dan penumpang
di sebagian besar wilayah Kabupaten Murung Raya. Beberapa cabang atau anak sungai
yang dapat dilayari yaitu: Sungai Laung (35,75 km), Sungai Babuat (29,25 km), Sungai Joloi
(40,75 km) dan Sungai Busang (75,25 km). Kedalaman dasar berkisar antara 3 – 8 m dan
badan sungai lebih dari 25 m.
Kabupaten Murung Raya termasuk daerah beriklim tropis yang lembab dan panas,
karena secara geografis terletak di garis khatulistiwa dengan curah hujan cukup tinggi,
berkisar 2.500 – 4.000 mm/tahun. Suhu siang hari rata-rata 26,5OC, malam hari rata-rata
23,2OC. Curah hujan rata-rata 2.909 mm/tahun dan kelembaban nisbi (RH) sekitar 85%.
c. Lahan dan penggunaannya
Total luas areal di Kabupaten Murung Raya seluas 23.700 km2 merupakan wilayah
kabupaten terluas di Provinsi Kalimantan Tengah. Luas Kabupaten Murung Raya mencapai
15,43% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Sampai saat ini belum diperoleh
data pasti Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Murung Raya, meskipun demikian
penggunaan lahan di Kabupaten ini antara lian diperuntukkan bagi kawasan huutan
lindung/kawasan konservasi, cagar alam, kawasan hutan produksi, hutan produksi
terbatas, Kawasan pemukiman dan kawasan pengembangan budidaya.
d. Demografi
Jumlah penduduk sampai akhir tahun 2007 adalah 88.017 jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk 0,23% pertahun.. Penduduk di Kabupaten Murung Raya tahun
2007 terdiri dari penduduk laki-laki 45.832 jiwa dan penduduk perempuan 42.185 jiwa
atau dengan sex ratio 108,65. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Murung Raya rata-
rata kerapatan 3,71 jiwa per km 2.
Pertumbuhan penduduk Kabupaten Murung Raya sejak tahun 200-2003 rata-rata
5,58% per tahun. Laju pertumbuhan penduduk per kecamatan berkisar antara 3,56%
hingga 9,20%. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat pada Kecamatan
Sumber Barito (9,20%), diikuti Kecamatan Murung (6,33%) dan Permata Intan (6,04%).
Pertumbuhan penduduk terendah tercatat pada Kecamatan Laung Tuhup (3,56%) dan
Tanah Siang (4,08%).
Ratio penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Murung Raya pada tahun
2003 adalah 110. Hal ini berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 110 penduduk
laki-laki. Sex ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Tanah Siang yaitu 118, kemudian
Profil Daerah
II - 113
Kecamatan Sumber Barito 116 dan laung Tuhup 111. Semakin tinggi nilai sex ratio ini,
menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki semakin banyak dibandingkan dengan
jumlah penduduk perempuan pada periode tertentu
2.14.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
a. Sumber daya alam
Kabupaten Murung Raya memiliki beragam potensi sumber daya alam yang masih
dan dapat kembangkan. Wilayahnya yang luas dengan bentangan daratan yang dipenuhi
berbagai jenis tanaman hutan dan sumber daya hayati lainnya. Pemanfaatan dan
pengembangan sumber daya hayati di Kabupaten Murung Raya masih relatif rendah
dibanding dengan kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan Tengah. Sebagai daerah yang
memiliki luas wilayah terbesar, kabupaten ini memiliki potensi bahan galian berupa pasir,
pasir kuarsa,dan bahan galian non logam lainnya.
b. Sumber daya manusia
Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Murung Raya adalah 71,6 meningkat dibanding tahun
2005 dengan nilai IPM 71,0 (Tabel 2.14.1). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/
kota se Provinsi Kalimantan Tengah, Nilai IPM Kabupaten Murung Raya termasuk rendah
berada pada posisi ke 9 (sembilan) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan
pembinaan SDM di wilayah perlu ditingkatkan lebih baik. Perkembangan IPM dan
Komponen Penyusun IPM di Kabupaten Murung Raya Tahun 2005-2006 diperlihatkan
pada Tabel 2.14.1.
Tabel 2.14.1.
Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Murung Raya Tahun 2005 – 2006
Kab Barito Utara IPM & Komponen 2005 2006
Angka Harapan Hidup (tahun) 67,6 67,8 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 6,6 7,0 Angka Melek Huruf (persen) 99,3 99,3 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 624,6 627,4 IPM 71,0 71,6 Peringkat Nasional 134 133 Reduksi shortfall 2,06 Peringkat Kalteng 9 9
Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006
Pengembangan SDM di Kabupaten ini difokuskan pada bidang pendidikan,
ketrampilan dan kesehatan. Bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 114
Banjarmasin, Universitas Palangka Raya, serta beberapa perguruan tinggi di Pulau Jawa
untuk program D3, S-1 dan Program Pascasarjana, yang diikuti oleh aparatur dan unsur
masyarakat.
Pengembangan SDM melalui Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia.
Indikatornya antara lain:
• peningkatan usia harapan hidup;
• penurunan angka kematian bayi/anak/ibu melahirkan;
• peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat; dan
• peningkatan produktivitas kerja, kesadaran masyarakat akan pentingnya prilaku hidup
bersih dan sehat.
2.14.3. Infrastruktur
a. Prasarana transportasi
Transportasi di Mura terdiri dari transportasi udara, darat dan sungai. Bandar udara
adalah eks lapangan terbang milik PT Indo Muro Kencana yang bisa didarati oleh jenis
pesawat perintis. Transportasi darat berupa mobil angkutan, sedangkan transportasi
sungai berupa klotok, speed boat, bus air dan motor boat. Seiring dengan meningkatnya
arus penumpang/lalu lintas di Kabupaten Mura, guna memperlancar arus transportasi,
pemeritah kabupaten telah membangun beberapa terminal AKAP di Puruk Cahu Seberang.
Tabel 2.14.2.
Kondisi jalan di Kabupaten Murung Raya hingga Januari 2008
No Status Jalan Panjang (km)
Lebar (m) HRS (km) ATB (km)
Latasir (km)
1 2 3 4 5 6
Provinsi HPH tidak aktif HPH aktif Kabupaten Desa/Lingkungan Dalam kota
50,00399,90481,35455,5220,0050,57
4,506,006,004,002,006,00
- - - - - -
50,00 - - - - 8,70
- - -
20,00 - -
Jumlah 1.457,34 58,70 20,00
No Status Jalan Lapen (km) Kerikil (km) Beton (km)
Tanah (km)
1 2 3 4 5 6
Provinsi HPH tidak aktif HPH aktif Kabupaten Desa/Lingkungan Dalam kota
- - - 20,00
- -
- - - 30,00
- -
- - - - 20,00
0,16
- 399,90 471,35 322,62 - -
Jumlah 20,00 30,00 20,16 1.203,87 Dinas Perhubungan Kabupaten Murung Raya, 2008
Profil Daerah
II - 115
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar
kegiatan ekonomi disuatu wilayah. Panjang jalan di Kabupaten Murung raya Tahun 2008
mencapai 1.457,34 km.
Sejak tahun 2003 telah dan sedang dibangun Jembatan Sungai Barito Hulu yang
melintasi Sungai Barito dengan realiasasi dana sebesar Rp. 41.489.381.000
b. Prasarana listrik dan air minum
Sumber tenaga listrik di Kabupaten Murung Raya berasal dari uit pembangkit
perusahaan Listrik Negara (PLN). Berdasarkan data realisasi pengusahaan PLN Ranting
Puruk Cahu dan MISIF hingga Desember 2007 terdapat 4.081 pelanggan dengan daya
tersambung sebesar 4.438.150 kwh. Sementara jumlah produksi hanya sebesar 659.844
kwh dan daya distribusi yang tersedia sebesar 635.962 kwh.
Tabel 2.14.3.
Kondisi Produksi dan Distribusi Tenaga Listrik PLN di Kabupaten Murung Raya Tahun 2007
No. Uraian Satuan RTG P. Cahu Sub RTG M. Laung
ULD M. Untu
1 Produksi Kwh 570.562 57.113 3.6302 Disalurkan ke unit lain Kwh 0 0 0 3 Pemakaian sendiri Kwh 21.857 1.395 604 Susut distribusi Kwh -15.644 -501 5455 Susut distribusi % -2,85 -0,90 15,276 Tersedia distribusi Kwh 548.705 55.178 3.5707 Kwh terjual Kwh 564.349 56.219 3.0258 Jumlah pelanggan Lg 2.518 845 1619 Daya tersambung Kwh 3.330.590 599.900 99.50010 Jumlah travo Unit 29 4 211 Panjang SUTM kms 43.500 18.113 1.15012 Panjang SUTR kms 27.431 7.904 2.15013 Daya mesin terpasang Unit/Kw 2.586 340 4014 Daya mampu Kw 1.255 294 4015 Beban puncak Kw 1.156 250 20
No. Uraian Satuan ULD Mangkahui
ULD Tb. Lahung
Jumlah
1 Produksi Kwh 17.325 11.214 659.8442 Disalurkan ke unit lain Kwh 0 0 0 3 Pemakaian sendiri Kwh 346 224 23.8824 Susut distribusi Kwh 2.766 -3.075 -16.5365 Susut distribusi % 16,29 -33,71 -2.606 Tersedia distribusi Kwh 16.979 10.990 635.9627 Kwh terjual Kwh 14.213 14.695 652.5018 Jumlah pelanggan Lg 330 227 4.0819 Daya tersambung Kwh 236.650 171.150 4.438.15010 Jumlah travo Unit 2 2 3911 Panjang SUTM kms 910 973 64.64612 Panjang SUTR kms 1.712 2.735 41.93213 Daya mesin terpasang Unit/Kw 100 80 3.14614 Daya mampu Kw 80 70 1.73915 Beban puncak Kw 79 70 1.575
Sumber: Kabupaten Murung Raya, 2008
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 116
Sumber air bersih di Kabupaten Murung Raya berasal dari air tanah atau air bersih
dari perusahaan daerah air minumu setempat. Terdapat seayak 4 unit pengolahan air di
wilayah ini dengan total jumlah pelanggan sebanyak 1.774 pelanggan dan total penyaluran
air bersih sebanyak 443.267 m3. Realisasi data pelanggan PDAM per 31 Desember 2007 di
Kabupaten Murung Raya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.14.4.
Kondisi pelanggan PDAM per 31 Desember 2007 di Kabupaten Murung Raya
PDAM PUSAT PURUK CAHU
PDAM UNIT IKK MUARA LAUNG
PDAM ABP PURUK CAHU SEBERANG
No. Uraian Pelanggan
Kubikasi (M3)
PelangganKubikasi
(M3) Pelanggan
Kubikasi (M3)
1 Rumah Tangga 931 295.821 304 5.250 108 16.985 2 Ind. Rumah Tangga 18 4.528 1 55 0 0 3 RS Pemerintah 1 573 1 0 0 0 4 Tempat Ibadah 9 5.335 1 0 3 946 5 Sekolah 8 3.690 3 84 0 0 6 Terminal Air - - - 0 0 0 7 Hidran Umum - - 5 221 0 0 8 MCK - - 2 15 0 0 9 Instansi Pemerintah 10 4.696 3 36 0 0 10 Niaga Kecil 142 60.265 35 953 0 0 11 Niaga Besar 6 3.070 - 0 0 0 12 TNI/Polri 2 14.165 1 33 0 0 Jumlah 1.127 392.143 356 6.647 111 17.931
Tabel 2.14.4. (Lanjutan)
PDAM ABP MANGKAHUI No. Uraian
Pelanggan Kubikasi
(M3)
Jumlah Pelanggan
Jumlah Kubikasi
(M3)
1 Rumah Tangga 155 22.188 1.498 340.244 2 Ind. Rumah Tangga 14 2.638 33 7.219 3 RS Pemerintah 2 140 4 713 4 Tempat Ibadah 1 59 14 6.340 5 Sekolah 0 0 11 3.774 6 Terminal Air 0 0 0 0 7 Hidran Umum 0 0 5 221 8 MCK 0 0 2 15 9 Instansi Pemerintah 0 0 13 4.732 10 Niaga Kecil 8 1.523 185 62.741 11 Niaga Besar 0 0 6 3.070 12 TNI/Polri 0 0 3 14.198 Jumlah 180 26.546 1.774 443.267
Sumber: Kabupaten Murung Raya, 2008 c. Prasarana komunikasi
Pada tahun 2003 telah dibangun BTS Satelindo (Indosat). Sebelumnya, sarana
komunikasi masih terbatas pada telepon rumah dan sejumlah wartel. Hingga tahun 2004
telah masuk pula berbagai operator telepon selular lainnya seperti Telkomsel dan XL dll.
Fasilitas telepon Flexi dari Telkomsel dapat dipergunakan hampir di seluruh kecamatan.
Profil Daerah
II - 117
d. Prasarana pendidikan
Prasarana pendidikan di Kabupaten Murung Raya sudah tersedia mulai dari tingkat
taman kanak sampai dengan SLTA.
Tabel 2.14.5.
Jumlah gedung sekolah menurut jenjang pendidikan di Kabupaten Murung Raya Tahun 2007
Jumlah Gedung No. Kecamatan TK SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK Jumlah
1 Murung 19 33 7 3 62 2 Laung Tuhup 6 44 7 1 58 3 Tanah Siang 2 40 2 1 45 4 Permata Intan 4 26 2 1 33 5 Sumber Barito 4 24 2 1 31 Jumlah 35 167 20 7 229
Sumber: Kabupaten Murung Raya, 2008
e. Prasarana kesehatan
Kabupaten Mura memiliki fasilitas rumah sakit, yaitu satu unit RSUD Puruk Cahu
tipe D, 8 unit Puskesmas, 46 unit Pustu, 12 unit Polindes, 135 unit Posyandu, satu unit
Gudang Farmasi, dan lima unit mobil Puskesmas Keliling. Tenaga Medis, Spesialis dan
Paramedis yang tersedia pada saat ini adalah:
• Dokter spesialis : 1 orang;
• Dokter umum : 17 orang;
• Dokter gigi : 2 orang;
• Apoteker : 3 orang;
• Skm : 3 orang;
• Perawat : 67 orang;
• Bidan : 62 orang; dan
• Tenaga lainnya : 54 orang.
Untuk peningkatan pelayanan kesehatan, Pemda telah memprogramkan kunjungan
dokter spesialis secara berkala.
2.15. KOTA PALANGKA RAYA
2.15.1. Kondisi Geografi dan Demografi
a. Letak geografi dan luas wilayah
Secara geografi, Kota Palangka Raya terletak pada 6040' - 7020' BT dan 1030' – 2030"
LS, dengan luas wilayah 2.678,51 km2 (267.851 Ha). Wilayah administrasi Kota Palangka
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 118
Raya terdiri atas 5 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Sebangau, Jekan Raya,
Bukit Batu, dan Rakumprit dengan luas masing-masing 117,25 km2; 583,50 km2; 352,62
km2; 572,00 km2 dan 1.053,14 km2. Batas-batas Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut
di sebelah:
• Sebelah utara : Kota Palangka RayaGunung Mas;
• Sebelah selatan : Kabuaten Pulau Pisau;
• Sebelah timur : Kabupaten Gunung Mas; dan
• Sebelah barat : Kabupaten Katingan.
b. Topografi dan iklim
Wilayah Kota Palangka Raya terletak pada ketinggian ± 13 m sampai 97 m di atas
permukaan laut, elevensinya semakin tinggi dari arah selatan ke utara. Tempat tertinggi
terletak di tengah wilayah kota Palangka Raya, yaitu perbukitan di Kelurahan Banturung
dan Tangkiling. Bukit-bukit yang ada mempunyai ketinggian bervariasi antara 118 m
sampai 197 m. Namun demikian secara umum kelas lereng Kota Palangka Raya termasuk
datar yaitu rata-rata <3%.
Berdasarkan data dari stasiun meteorologi Provinsi Kalimantan Tengah, Kota
Palangka Raya merupakan daerah yang beriklim tropis seperti pada umumnya wilayah
Indonesia. Suhu rata-rata tiap bulannya berkisar antara 23,1O – 32,1OC. Kota Palangka Raya
memiliki temperatur udara maksimum pada tahun 2006 berkisar antara 31,6OC sampai
33,5OC dan temperatur minimum antara 20,5OC sampai 27OC.
Rata-rata curah hujan per tahun di Palangka Raya adalah 266 mm. Keadaan curah
hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari sebesar 252,8 mm. Untuk keadaan kecepatan
angin, terbesar terjadi pada bulan September yang mencapai 3,2 knots dan terendah
terjadi pada bulan Februari yakni sekitar 1,5 knots.
c. Lahan dan penggunaannya
Luas wilayah Kota Palangka Raya sebesar 2.678,51 km2 dapat terdiri dari (1)
Kawasan Hutan 2.485,75 km2, (2) Tanah Pertanian 12,65 km2, (3) Perkampungan 45,54
km2, (4). Areal Perkebunan 22,30 km2, (5) Sungai dan Danau 42,86 km2, (6) Lain-lain
69,41 km2.
d. Demografi
Jumlah penduduk di Kota Palangka Raya tahun 2006 sebesar 182.802 jiwa, dimana
jumlah penduduk laki-laki sebesar 90.572 orang atau 49,55% dan penduduk perempuan
sebesar 92.230 orang atau 50,45% dengan rata-rata kepadatan penduduk 68 orang/km2
Profil Daerah
II - 119
Komposisi penduduk dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin. Perbandingan antara
laki-laki dan perempuan akan menghasilkan suatu ukuran yang didefinisikan sebagai rasio
jenis kelamin. Penduduk perempuan di Palangka Raya lebih besar dibandingkan penduduk
laki-laki yang ditunjukkan oleh nilai sex ratio sebesar 98,20.
Jika dilihat dari distribusi penduduk, persebaran penduduk umumnya terkonsentrasi
di daerah Kecamatan Pahandut dengan jumlah 64.404 jiwa. Jumlah penduduk yang
terbanyak adalah pada usia 15 - 19 tahun sebanyak 21.939 jiwa atau 12%. Penduduk usia
65 tahun ke atas sebanyak 3.767 jiwa atau 2,06%. Besarnya jumlah penduduk tidak
produktif (usia muda dan usia tua) berdampak pada tingginya angka rasio ketergantungan.
Tabel 2.15.1. Kelompok Umur dan Prosentase Penduduk
di Kota Palangka Raya tahun 2006
Kelompok Umur Persentase 0 – 14 28,43
15 – 64 69,51 65 + 2,06
Dengan jumlah penduduk kelompok usia produktif (15-64 tahun), yang juga
termasuk dalam kelompok usia kerja pada tahun 2006 mencapai 69,51% dari total
keseluruhan atau sebanyak 126.703, ternyata memiliki nilai rasio ketergantungan sebesar
44%. Artinya secara rata-rata setiap 100 penduduk produktif menanggung 44 penduduk
tidak produktif. Rasio ini sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang sebesar 46%.
Penduduk yang termasuk dalam usia kerja (usia 15 tahun ke atas) di Kota Palangka
Raya pada tahun 2006 berjumlah 49% untuk laki-laki dan 51% untuk perempuan. Jumlah
pencari kerja lebih besar daripada permintaan tenaga kerja di setiap tingkat pendidikan
baik laki-laki atau perempuan. Perbandingan antara pencari kerja dan permintaan tenaga
kerja pada tahun 2006 adalah 9 : 1. Artinya hanya 1 dari 9 orang yang akan diterima
sebagai tenaga kerja.
2.15.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia
a. Sumber daya alam
Potensi sumber daya alam Kota Palangka Raya yang utama melihat dari luas wilayah
yang ada dengan penggunaan lahan 2.485,75 km2 ha (92,8%) merupakan kawasan
hutan, 22,30 km2 (0,83%) perkebunan, 12,65 km2 (0,47%) tanah pertanian, 300,06 km2
(14,93%) untuk kawasan pemukiman dan sisanya adalah rawa, sungai, danau dan lain-
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 120
lain. Kota Palangka Raya telah mengembangkan beragam program dalam rangka
memanfaatkan beragam potensi sumber daya alam yang masih dan dapat dikelola untuk
kepentingan peningkatan kesejahteraan penduduk.
b. Sumber daya manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari beberapa
indikator, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks
melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli
penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat
mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu
wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United
Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian
pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan
tahunan Human Development Report (HDR).
Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca
dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek
huruf mencerminkan kualitas penduduk.
Peningkatan penduduk yang bersekolah selama tahun 2006-2007 merupakan
keberhasilan Kota Palangka Raya dalam upaya memperluas pelayanan pendidikan. Hal ini
dapat dilihat dari tingkat partisipasi sekolah penduduk di Kota Palangka Raya yang
cenderung semakin meningkat.
Tabel 2.15.2.
Banyaknya Sekolah, Ruang Kelas, Murid, dan Guru Menurut Jenis Sekolah
Jenis Sekolah Sekolah Kelas Guru Murid TK 102 269 232 4.492 SD 102 819 1.499 18.682 SLB 2 14 19 79 SMP 36 319 711 10.894 SMA 18 183 516 6.246 SMK 15 114 336 3.043
Sumber : Kantor Statistik Kota Palangka Raya, 2008
Indikator lain yang digunakan untuk melihat kemajuan dunia pendidikan adalah
Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi sekolah digunakan untuk mengukur
banyaknya penduduk yang telah menerima pendidikan di suatu jenjang pendidikan
tertentu
Indikator pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk menilai kemajuan dan
kualitas suatu bangsa karena masyarakat yang berpendidikan akan lebih mudah menyerap
informasi pembangunan sehingga dapat meningkatkan kualitas penduduk daerah tersebut.
Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas
Profil Daerah
II - 121
dapat menggambarkan dan memperkuat pembangunan di bidang pendidikan. Dua
indikator ini dipandang sebagai pengukur tingkat pengetahuan masyarakat.
Indikator kesehatan terletak pada jumlah rumah sakit, puskesmas, banyaknya
tenaga kesehatan, banyaknya apotek, dan jumlah kunjungan penyakit terbanyak. Data
indicator tersebut pada tahun 2006 ditunjukan pada table 2.15.3
Tabel 2.15.3.
Indikator Kesehatan di Palangka Raya Tahun 2006.
Indikator Jumlah Rumah Sakit 3 Puskesmas 51 Tenaga Kesehatan 480 Apotek 39
Sumber : Kantor Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2007
Tenaga kesehatan terbesar adalah bidan, perawat dan tenaga teknis dengan jumlah
masing-masing 110, 161, 167 orang. Sedangkan sisanya adalah dokter umum, dokter gigi
dan asisten apoteker. Apotek di Palangka Raya sebagian besar milik swasta yaitu sebanyak
36 buah, dan yang milik pemerintah sebanyak 3 buah.
Jumlah kunjungan terbesar adalah pada penyakit ISPA yaitu sebanyak 49.318
kunjungan pada tahun 2006. Keluhan-keluhan penyakit lain dari penduduk antara lain
penyakit pada system otot jaringan, penyakit tekanan darah tinggi, gastritis, alergi kulit,
infeksi kulit, gingivitis, pulpa, pharingitis, dan diare.
Lapangan usaha yang paling banyak digeluti oleh tenaga kerja di Kota Palangka Raya
adalah sektor jasa. Sektor ini paling banyak menyerap tenaga kerja yang ada di Kota ini,
jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian mencapai 37,41%. Sektor lainnya
yang juga cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan (24,60%),
konstruksi (12,46%) dan pertanian (9,08%).
2.15.3. Infrastruktur
a. Prasarana jalan
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar
kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan
menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan
memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.
Panjang jalan di Kota Palangka Raya pada tahun 2006 adalah 828,43 km yang dibagi
menurut jenis permukaannya yaitu aspal (453,24 km), kerikil (27,46 km), dan tanah
(347,73 km). Jumlah kendaraan bermotor di Palangka Raya jauh lebih banyak daripada tak
bermotor, pada tahun 2006, jumlah kendaraan bermotor adalah 46.826 dan jumlah
Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah
II - 122
kendaraan tak bermotor adalah 1.156. Kendala yang dihadapi dalam rangka
pengembangan ekonomi di wilayah ini adalah masih terbatasnya kendala prasarana jalan
dari pusat-pusat produksi di wilayah pedesaan ke pusat pemasaran di Kota Palangka Raya.
b. Prasarana listrik dan air minum
Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di dipenuhi oleh Perusahaan Umum Listrik
Negara. Jumlah KWH yang dibangkitkan dan KWH yang terjual tampaknya terus
bertambah dari tahun ke tahun. Jumlah KWH yang dibangkitkan pada tahun 2006 adalah
126.568.713 dan jumlah KWH yang dijual adalah 113.708.461
Jumlah pelanggan air minum selama tahun 2006 tercatat sebanyak 13.385
pelanggan, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 11.927 pelanggan berarti terjadi
peningkatan jumlah pelanggan. Jumlah pelanggan terbesar adalah rumah tangga (12.158)
kemudian diikuti perusahaan (809 pelanggan), kantor pemerintahan (170 pelanggan),
badan sosial dan rumah sakit (240 pelanggan) dan umum (8 pelanggan).
c. Prasarana komunikasi
Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kota Palangka Raya, seperti kantor pos
untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon dan telepon seluler untuk sarana
hubungan secara langsung.
Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya masih merupakan pilihan
utama bagi masyarakat dalam melakukan hubungan komunikasi walaupun sudah ada
sarana komunikasi lainnya. Hal ini disebabkan biaya yang murah dan mampu menjangkau
konsumennya sampai pada daerah yang terjauh. Di Kota Palangka Raya terdapat 995 buah
kantor pos yang tersebar di lima kecamatan.
d. Prasarana pendidikan
Prasarana pendidikan di Kota Palangka Raya sudah tersedia mulai dari tingkat
taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kota Palangka Raya sebanyak 113
unit yang tersebar di 9 kecamatan. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 227 unit.
Tabel 2.15.4. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kota Palangka Raya
Jumlah Sekolah Murid Guru Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
Jumlah Sekolah
1. T K 1 112 140 4894 22 375 113 2. S D 227 0 33470 0 2050 0 227 3. SLTP 30 1 6382 19 500 13 31 4. SLTA 9 6 2024 657 188 88 15 -SMU 7 4 1266 354 112 43 11 -SMK 2 2 758 303 76 45 4 Jumlah 267 119 42016 5570 2760 476 386
Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2007
Profil Daerah
II - 123
Berdasarkan data yang ada, tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat
sebanyak 31 unit SMP terdiri 30 SMP Negeri dan 1 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah
lanjutan atas (SLTA) terdapat SMA 11 unit, 60 unit dan sekolah menengah kejuruan (SMK)
4 unit. Selain dari Sekolah Umum terdapat juga 17 unit Madrasah Ibtidayah, 18 unit
Madrasah Tsanawiyah serta 6 unit Madrasah Aliyah.
e. Prasarana kesehatan
Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kota Palangka Raya
terdapat 3 rumah sakit yang terletak di Kecamatan Pahandut. Pada tingkat kecamatan
telah tersedia puskesmas hampir di seluruh kecamatan, kecuali Kecamatan Rakumpit. Pada
tahun 2006 jumlah puskesmas yang tersebar di kecamatan terdiri dari puskesmas umum
8 unit, puskesmas pembantu 43 unit.
Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Palangka Raya terdiri dari 27 orang dokter umum,
12 dokter gigi, 110 bidan, 161 perawat, 3 asisten apoteker, dan 167 tenaga teknis.
Tabel 2.15.5.
Jumlah Pelayanan Kesehatan di Kota Palangka Raya, Tahun 2006
Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu
1. Pahandut 3 2 12 2. Sabangau - 1 2 3. Jekan Raya - 4 18 4. Bukit Batu - 1 11 5. Rakumpit - - -
Sumber : Kantor Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2007
Tabel 2.15.6. Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Kota Palangka Raya Tahun 2006
Kecamatan Dokter Umum
Dokter Gigi Bidan Perawat Asisten Tenaga
Teknis 1. Pahandut 7 2 32 42 - 26 2. Sabangau 2 - 5 7 - 9 3. Jekan Raya 14 9 60 82 3 122 4. Bukit Batu 4 1 13 30 - 10 5. Rakumpit - - - - - -
Sumber : Kantor Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2007