bab 02 profil daerah kalteng_final

123
II - 1 BAB II. PROFIL DAERAH 2.1. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2.1.1. Kondisi Geografi dan Demografi a. Letak geografi dan luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dengan ibukota Palangka Raya secara geografis terletak antara 0 o 45’ Lintang Utara, 3 o 30’ Lintang Selatan dan 111 o Bujur Timur. Adapun batas- batas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut: Sebelah utara : Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur Sebelah selatan : Laut Jawa Sebelah timur : Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan Sebelah barat : Kalimantan Barat Luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah adalah 153.564 km 2 atau 8,25% dibandingkan dengan luas wilayah Indonesia, dan merupakan Provinsi terluas ketiga setelah Provinsi Papua dan Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan Tengah meliputi 13 Kabupaten dan satu Kota, dengan luas setiap kabupaten/kota adalah sebagai berikut: Tabel 2.1.1. Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan Tengah 2007 Luas No Kabupaten/Kota km 2 Persentase Jumlah Desa/Kelurahan 1 Kota Waringin Barat 10.759 7,01 84 2 Kota Waringin Timur 16.496 10,74 150 3 Kapuas 14.999 9,77 186 4 Barito Selatan 8.830 5,75 96 5 Barito Utara 8.300 5,40 103 6 Sukamara 3.827 2,49 32 7 Lamandau 6.414 4,18 83 8 Seruyan 16.404 10,68 91 9 Katingan 17.800 11,59 153 10 Pulang Pisau 8.997 5,86 89 11 Gunung Mas 10.804 7,04 126 12 Barito Timur 3.834 2,50 65 13 Murung raya 23.700 15,43 118 14 Palangka Raya 2.400 1,56 30 Jumlah 153.564 100,00 1.406 Sumber : Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka, 2008 Daerah yang paling luas adalah Kabupaten Murung Raya 23.700 km 2 (15,43%) dan Kabupaten Katingan 17.800 km 2 (11,59%), sedangkan wilayah terkecil adalah Kota Palangka Raya dengan luas 2.400 km 2 (1,56%).

Upload: yeniwati-burhamsyah

Post on 01-Nov-2015

1.153 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

II - 1

BAB II. PROFIL DAERAH

2.1. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

2.1.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Provinsi Kalimantan Tengah dengan ibukota Palangka Raya secara geografis terletak

antara 0o45’ Lintang Utara, 3o30’ Lintang Selatan dan 111o Bujur Timur. Adapun batas-

batas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut:

• Sebelah utara : Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur

• Sebelah selatan : Laut Jawa

• Sebelah timur : Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan

• Sebelah barat : Kalimantan Barat

Luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah adalah 153.564 km2 atau 8,25%

dibandingkan dengan luas wilayah Indonesia, dan merupakan Provinsi terluas ketiga

setelah Provinsi Papua dan Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan Tengah meliputi 13

Kabupaten dan satu Kota, dengan luas setiap kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1.1.

Wilayah Administratif Provinsi Kalimantan Tengah 2007

Luas No Kabupaten/Kota km2 Persentase

Jumlah Desa/Kelurahan

1 Kota Waringin Barat 10.759 7,01 84 2 Kota Waringin Timur 16.496 10,74 150 3 Kapuas 14.999 9,77 186 4 Barito Selatan 8.830 5,75 96 5 Barito Utara 8.300 5,40 103 6 Sukamara 3.827 2,49 32 7 Lamandau 6.414 4,18 83 8 Seruyan 16.404 10,68 91 9 Katingan 17.800 11,59 153 10 Pulang Pisau 8.997 5,86 89 11 Gunung Mas 10.804 7,04 126 12 Barito Timur 3.834 2,50 65 13 Murung raya 23.700 15,43 118 14 Palangka Raya 2.400 1,56 30

Jumlah 153.564 100,00 1.406 Sumber : Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka, 2008

Daerah yang paling luas adalah Kabupaten Murung Raya 23.700 km2 (15,43%) dan

Kabupaten Katingan 17.800 km2 (11,59%), sedangkan wilayah terkecil adalah Kota

Palangka Raya dengan luas 2.400 km2 (1,56%).

Page 2: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 2

b. Topografi dan iklim

Keadaan topografi Provinsi Kalimantan Tengah sebagian besar merupakan dataran

rendah dengan ketinggian berkisar antara 0 – 150 diatas permukaan laut dengan

kemiringan 8 -15 derajat. Hanya sebagian kecil, yaitu daerah di sebelah utara dengan

topografi berbukit yaitu terbentang pegunungan Muller-Schwanner dengan puncak

tertingginya (Bukit Raya) mencapai 2.278 meter diatas permukaan laut.

Provinsi Kalimantan Tengah memiliki iklim tropis lembab dengan temperatur udara

rata-rata pada siang hari 33OC dan pada malam hari 23OC. Intensitas penyinaran matahari

selalu tinggi yaitu 60% per tahun. Rata-rata curah hujan bulanannya mencapai 200 mm.

Pada tahun 2007 curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari sampai April,

sedangkan bulan kering/kemarau terjadi antara Juli sampai dengan Oktober.

Provinsi Kalimantan Tengah memiliki wilayah perairan yang meliputi danau, rawa dan

banyak sungai besar dan kanal (anjir). Terdapat 11 sungai besar dan tidak kurang dari 33

sungai kecil yang masuk wilayah Kalimantan Tengah. Sungai-sungai besar dengan

kedalaman 5 – 8 m dan lebar berkisar 100 -500 m diantaranya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1.2.

Nama Sungai di Kalimantan Tengah Menurut Panjang, Kedalaman dan Lebar

No Nama Sungai Panjang (km)

Dapat Dilayari

(km)

Rata-rata kedalaman

Rata-rata lebar

1 Sungai Jelai 200 150 8 150 2 Sungai Arut 250 190 4 100 3 Sungai Lamandau 300 250 6 150 4 Sungai Kumai 175 100 6 250 5 Sungai Seruyan 350 300 5 250 6 Sungai Mentaya 400 270 6 350 7 Sungai Katingan 650 520 6 250 8 Sungai Sebangau 200 150 5 100 9 Sungai Kahayan 600 500 7 450 10 Sungai Kapuas 600 420 6 450 11 Sungai Barito 900 700 8 500

Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008

Selain sungai di wilayah Kalimantan Tengah banyak terdapat anjir/kanal yang

menghubungkan antar wilayah desa maupun kecamatan di Provinsi Kalimantan Tengah.

c. Lahan dan penggunaannya

Total lahan di Provinsi Kalimantan Tengah seluas 15.356.699,80 ha sebagian besar

berupa kawasan hutan. Pemanfaatan lahan di Kalimantan Tengah berdasarkan RTRW

Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2007 terdiri dari kawasan hutan lindung 2.250.887,66

ha (14,66%) dan kawasan budidaya 13.105.822,14 ha (85,34%). Penggunaan lahan

berdasarkan rencana RTRW Provinsi Kalimantan Tengah disajikan pada Tabel 2.1.3.

Page 3: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 3

Tabel 2.1.3. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007

No Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Luas (ha) % A. Kawasan Hutan Lindung

1 Hutan Lindung (HL) 766.392,06 4,992 Cagar Alam (CA) 235.079,45 1,533 Taman Wisata (TW) 19.142,61 0,124 Taman Nasional (TN) 488.056,29 3,185 Suaka Marga Satwa (SM) 71.664,71 0,476 Perlindungan dan Pelestarian Hutan (PPH) 1.628,43 0,017 Konservasi Mangrove (km) 31.018,40 0,208 Konservasi Air Hitam (KEAH) 37.225,55 0,249 Konservasi Flora dan Fauna (KFF) 161.849,04 1,05

10 Konservasi Gambut Tebal (KGTB) 253.797,99 1,6511 Konservasi Hidrologi (KH) 185.023,14 1,20

Jumlah A 2.250.887,66 14,66B Kawasan Budidaya -

1 Hutan Produksi Terbatas (HPT) 3.784.495,64 24,642 Hutan Produksi (HP) 4.232.518,38 27,563 Hutan Kawasan Pengembangan Produksi (KPP) 2.789.108,09 18,164 Hutan Kawasan Pemukiman dan Penggunaan Lain (KPPL) 1.925.057,79 12,545 Hutan Tanaman Industri (HTI) 21.958,04 0,146 Areal Transmigrasi 137.920,13 0,907 Hutan Pendidikan dan Penelitian (HPP) -8 Kawasan Handil Rakyat (KHR) 59.046,32 0,389 Perairan (DS) 155.716,95 1,01

Jumlah B 13.105.822,14 85,34 Total (A+B) 15.356.699,80 100,00Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008

Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.3 di atas, kawasan budidaya di Kalimantan

Tengah sebagian besar masih berupa daerah hutan baik berupa hutan rawa, gambut, dan

hutan produksi.

Sebagian kawasan hutan di Kalimantan Tengah berupa lahan gambut dan pernah

dijadikan proyek lahan gambut (PLG) yang pernah dicanangkan pemerintah pada tahun

1995. Beberapa tahun terakhir lahan eks PLG kembali akan dikelola dan didayagunakan

secara terarah. Dalam pengelolaan dan pemanfaatan lahan gambut akan dibedakan

berdasarkan ketebalan/kedalaman gambutnya. Lahan gambut dengan ketebalan 50 cm

sampai 100 cm (gambut tipis/dangkal) dimanfaatkan sebagai lahan pertanian tanaman

pangan seperti padi dan palawija. Lahan dengan gambut sedang yang memiliki kedalaman

101 - 200 cm diperuntukkan bagi tanaman perkebunan dan buah-buahan, serta lahan

gambut dalam dengan kedalaman 2001 – 300 cm untuk tanaman perkebunan dan

kehutanan, sedangkan gambut sangat dalam dengan ketebalan > 3 m diperuntukkan bagi

kawasan konservasi dan kehutanan.

Page 4: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 4

d. Demografi

Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2007 sebanyak 2.047.550

jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 1.052.556 jiwa atau 51,41% dan penduduk

perempuan 994.994 jiwa atau 48,59% atau dengan sex ratio 106%. Tingkat kepadatan

penduduk Provinsi Kalimantan Tengah tergolong jarang yaitu rata-rata hanya 13 orang per

km2. Kabupaten terbanyak penduduknya adalah Kabupaten Kapuas (16,54%) diikuti

Kotawaringin Timur (15,73%) dan Kotawaringin Barat (10,91%).

Tabel 2.1.4.

Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007

Penduduk No Kabupaten/kota Rumah Tangga Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kotawaringin Barat 57.515 117.258 106.174 223.4322 Kotawaringin Timur 79.851 168.973 153.108 322.0813 Kapuas 128.002 171.070 167.513 338.5834 Barito Selatan 32.949 63.266 60.984 124.2505 Barito Utara 28.061 59.132 57.228 116.3606 Sukamara 10.644 20.590 18.986 39.5767 Lamandau 15.385 29.046 27.889 56.9358 Seruyan 32.236 57.433 53.189 110.6229 Katingan 33.900 71.304 65.220 136.52410 Pulang Pisau 30.079 61.325 58.509 119.83411 Gunung Mas 21.678 48.505 44.261 92.76612 Barito Timur 22.920 44.753 43.995 88.74813 Murung raya 21.034 46.354 43.362 89.71614 Palangka Raya 45.323 93.547 94.576 188.123 Jumlah (2007) 561.577 1.052.556 994.994 2.047.550 Jumlah (2006) 498.907 1.028.890 975.220 2.004.110 Jumlah 2005 483.214 1.005.986 952.442 1.958.428

Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008

Berdasarkan Tabel tersebut diatas dapat juga dilihat bahwa penyebaran penduduk di

Provinsi Kalimantan Tengah belum merata. Umumnya penduduk masih banyak yang

bertempat tinggal di daerah dengan akses infrastruktur umum memadai seperti ibukota

Provinsi atau di ibukota Kabupaten. Sebaran penduduk di Kalimantan Tengah terpadat

terdapat di Kota Palangka Raya yaitu 77 jiwa per km2 dan terkecil di Kabupaten Murung

Raya 4 jiwa per km2.

Dari keseluruhan penduduk Kalimantan Tengah, sebagian besar (80,13%) berumur

10 tahun ke atas , yaitu didominasi oleh penduduk berumur produktif 10 sampai 14 tahun.

2.1.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Provinsi Kalimantan Tengah memiliki wilayah terluas ketiga di Indonesia dengan

ditandai lahan yang membentang luas dimana sebagian besar masih ditutupi

tumbuhan/vegetasi tropis yang sangat beragam jenisnya. Provinsi Kalimantan Tengah

Page 5: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 5

memiliki beragam potensi sumber daya alam yang masih tersedia dan dapat dikelola untuk

kepentingan peningkatan kesejahteraan penduduk. Untuk itu Pemerintah Provinsi

Kalimantan Tengah sedang melakukan penataan ruang wilayahnya sehingga sumber daya

yang ada dapat termanfaatkan secara optimal dengan tetap menjaga kelestarian alamnya.

Beberapa potensi sumber daya alam di Provinsi Kalimantan Tengah meliputi sumber daya

hutan, tambang, pertanian dan perkebunan, dan sumber daya perairan yang meliputi

sungai, rawa dan laut.

Provinsi Kalimantan Tengah sebagaimana telah disebutkan di atas sebagian besar

wilayahnya berupa hutan, baik berupa hutan dengan berbagai vegetasi baik berupa

mangrove, hutan bakau dan aneka tanaman hutan. Pemanfaatan potensi hutan di wilayah

ini semakin diperketat guna mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

Provinsi Kalimantan Tengah juga memiliki potensi sumber daya pertanian dan

perkebunan. Sumber daya perkebunan yang terbesar berupa kebun kelapa sawit, karet dan

kelapa dalam. Dibidang perikanan Kalimantan Tengah memiliki sumber daya perairan yang

meliputi perairan sungai, rawa, danau dan perikanan laut.

Selain sumber daya alam tersebut diatas Provinsi Kalimantan Tengah kaya akan

potensi untuk pengembangan peternakan, baik peternakan besar, kecil maupun unggas.

Wilayahnya memiliki hamparan yang luas kaya akan hijauan sumber pakan ternak yang

dapat dikembangkan.

Dibidang pertambangan potensi sumber daya tambang masih banyak yang belum

dimanfaatkan, diantaranya berbagai jenis batuan dan mineral yang termasuk bahan galian

golongan C dan gambut yang besar dan potensi batubara.

b. Sumber daya manusia

Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari beberapa

indikator, yaitu indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks

melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli

penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat

mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu

wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United

Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian

pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan

tahunan Human Development Report (HDR).

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006, nilai indeks IPM adalah 73,4 atau sedikit meningkat dibanding tahun 2005

dengan nilai IPM 73,2 (Tabel 2.1.5.). Bila dibandingkan dengan nilai IPM secara nasional,

maka nilai IPM Provinsi Kalimantan Tengah berada pada posisi ke 5 (lima), hal ini

Page 6: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 6

mengindikasikan bahwa pembinaan SDM di provinsi ini relatif lebih baik. Namun demikian

bila dilihat peringkat menurut kabupaten/kota, pengembangan SDM di Provinsi Kalimantan

Tengah masih perlu untuk terus ditingkatkan.

Tabel 2.1.5.

Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Peringkat Provinsi Kalimantan Tengah

IPM Peringkat Nasional No Kab/upatenKota 2005 2006 2005 2006

1 Kota Palangka Raya 77,0 77,1 6 6 2 Barito Utara 72,8 73,9 77 61 3 Kotawaringin Timur 72,5 72,7 80 87 4 Barito Selatan 71,3 72,4 125 97 5 Gunung Mas 71,5 72,3 112 103 6 Kapuas 71,8 72,2 98 105 7 Kotawaringin Barat 71,6 71,9 103 120 8 Barito Timur 70,1 71,6 167 135 9 Murung Raya 71,0 71,6 134 133

10 Katingan 71,3 71,5 123 137 11 Seruyan 70,9 71,4 136 146 12 Lamandau 70,2 70,9 161 160 13 Sukamara 70,0 70,4 168 186 14 Pulang Pisau 69,3 69,9 200 203

Kalimantan Tengah 73,2 73,4 5 5 Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM meliputi indeks kesehatan yang dilihat

dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah

penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran

riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kalimantan

Tengah Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.1.6.

Tabel 2.1.6.

Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005 – 2006

Kaliamntan Tengah IPM & Komponen 2005 2006

Angka Harapan Hidup (tahun) 70,7 70,8 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,9 8,0 Angka Melek Huruf (persen) 97,5 97,5 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 623,6 624,4 IPM 73,2 73,4 Peringkat Nasional 5,0 5,0

Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca

dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek

huruf mencerminkan kualitas penduduk. Indikator lain yang digunakan untuk melihat

Page 7: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 7

kemajuan dunia pendidikan adalah Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi sekolah

digunakan untuk mengukur banyaknya penduduk yang telah menerima pendidikan di

suatu jenjang pendidikan tertentu.

Bila dibandingkan indikator pendidikan angka melek huruf dari tahun 2005 – 2006

mengalami sedikit peningkatan, namun rata-rata lama sekolah masih tetap, yaitu 8 tahun,

yang berarti secara rata-rata masih dibawah angka wajib belajar 9 tahun, atau secara rata-

rata penduduk Kalimantan Tengah sudah tamat SD namun masih banyak yang tidak tamat

SLTP.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengukur keterlibatan penduduk dalam

kegiatan ekonomi, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk yang masuk angkatan

kerja (bekerja atau mencari pekerjaan) dengan jumlah penduduk usia kerja. Pada Tahun

2006 TPAK Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 61,48%.

Tabel 2.1.7.

Jenis Kegiatan utama Penduduk Provinsi Kalimantan Tengah per Pebruari Tahun 2008

No Jenis Kegiatan Utama Jumlah A Angkatan Kerja 1.077.831

1 Bekerja 1.026.211 2 Belum Bekerja 51.620

B Bukan Angkatan Kerja 360.440 3 Sekolah 104.176 4 Mengurus Rumah tangga 217.301 5 Lainnya 38.963

Jumlah 1.438.271 Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008

Bila dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang bekerja, sebagian besar memiliki

jenjang pendidikan maksimal Sekolah Dasar (54,16%), lulus setingkat SLTP (22,88%), yang

lulus SLTA sederajat hanya 16,84% dari penduduk yang bekerja dan yang tamat Diploma

serta S1 atau lebih dengan persentase 6,12%. Ini berarti penduduk di Kalimantan Tengah

sebagian besar bekerja pada pekerjaan yang tidak banyak membutuhkan skill, seperti

pekerja kasar.

Lapangan usaha yang paling banyak digeluti oleh tenaga kerja di Kalimantan Tengah

adalah sektor pertanian. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian mencapai

lebih dari separuh tenaga kerja yang ada atau sebanyak 68,96%. Sektor lainnya yang juga

banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan (10,72%) dan jasa

kemasyarakatan (7,19%).

Page 8: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 8

Tabel 2.1.8. Penduduk 10 tahun Keatas di Provinsi Kalimantan Tengah

Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama Tahun 2007

No Lapangan Usaha Penduduk (Tahun 2007) Persentase

1 Pertanian 872.361 68,96 2 Pertambangan & penggalian 42.707 3,38 3 Industri Pengolah 41.571 3,29 4 Listrik, Gas & Air Bersih 1.364 0,11 5 Bangunan 37.265 2,95 6 Perdagangan, Hotel, Restoran 129.900 10,27 7 Angkutan, Komunikasi 40.753 3,22 8 Keuangan 8.184 0,65 9 Jasa kemasyarakatan 91.005 7,19 10 Lainnya - 68,96 Jumlah 1.265.110 100,00

Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008

2.1.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi

Salah satu prasarana transportasi darat yang penting berupa jalan dan jembatan

untuk memperlancar mobilitas penduduk dan barang dari satu daerah ke daerah lain.

Panjang jalan di Kalimantan Tengah pada tahun 2007 adalah 12.133,47 km yang terdiri

dari jalan negara 1.714,95 km, jalan provinsi 1.707,95 km dan jalan kabupaten sepanjang

8.710,57 km (Tabel 2.1.9.) Sebagian besar (66,06%) dari panjang jalan tersebut atau

8.018,19 km keadaan rusak dan rusak berat, sepanjang 2.258,54 km (18,61%) dalam

keadaan sedang dan hanya sepanjang 1.858,03 km (15,31%) dalam keadaan baik.

Sebagian besar permukaan jalan di Kalimantan Tengah masih berupa tanah (56,39%), dan

yang dilapisi aspal baru sepanjang 3.733,70 km (30,77%).

Selain prasarana jalan, sebagai prasarana transportasi yang penting lainnya di

Kalimantan Tengah adalah prasarna transportasi air. Prasarana angkutan sungai masih

merupakan prasarana angkutan penting yang menghubungkan antar ibu kota kecamatan

dan Kabupaten di Kalimnatan Tengah, atau sebagai sarana perhubungan dengan provinsi

lain. Pelabuhan dan sarana pendaratan angkutan air lainnya masih berperan penting dalam

memperlancar angkutan perairan. Pada tahun 2007 terdapat sebanyak 10 pelabuhan laut

di Provinsi Kalimantan Tengah. Alat transportasi air yang digunakan meliputi angkutan

penumpang dan angkutan barang seperti kapal, long boat, kelotok, speed boat, tongkang

dan tiong dan truk air.

Page 9: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 9

Tabel 2.1.9. Jenis Permukaan dan Kondisi Jalan di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007

No Jalan Menurut Tingkat Pemerintahan Jenis Permukaan Jalan

A Jenis Permukaan Jalan Diaspal Kerikil Tanah Lainnya Jumlah 1 Negara 1.049,20 311,75 354,00 - 1.714,952 Provinsi 894,70 255,66 557,59 - 1.707,953 Kabupaten 1.789,80 989,98 5.930,79 - 8.710,574 Kota - - - -

Jumlah 3.733,70 1.557,39 6.842,38 0 12.133,47 B Kondisi Permukaan Jalan Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah

1 Negara 645,19 447,96 302,08 319,72 1.714,952 Provinsi 311,60 652,01 405,01 341,33 1.707,953 Kabupaten 901,24 1.158,57 2.414,75 4.236,01 8.710,574 Kota - - - - -

Jumlah 1.858,03 2.258,54 3.121,84 4.897,06 12.133,47Sumber: Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008

Provinsi Kalimantan Tengah juga memiliki prasarana perhubungan udara yaitu

terdapat sebanyak 9 landasan pelabuhan udara, sebagai berikut:

Tabel 2.1.10.

Nama Pelabuhan Udara di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007

No Nama Bandara Nama Kota Type / jenis pesawat 1 Tjilik Riwut Palangka Raya Boeing 737-300, F28, 2 Iskandar Pangkalan Bun F.27. 3 H. Asan Sampit F.27 4 Beringin Muara Teweh C.212 5 Sangkalemo Kuala Kurun C.212 6 Sanggu Buntok C.212 7 Dirung Puruk Cahu C.212 8 Kuala Pembuang Kuala Pembuang C.212 9 Tumbang Samba Tumbang samba BN

b. Prasarana listrik dan air minum

Prasarana penyediaan tenaga listrik sudah menjangkau sebagian besar kota dan desa

baik yang berasal dari PLTD yang tersebar di kabupaten/kota di Kalimantan Tengah

maupun langsung dialirkan dari interkoneksi PLTU/PLTA di Kalimantan Selatan.

Penyediaan tenaga listrik di Kalimantan Tengah dilayani oleh PT Perusahaan Listrik Negara

yang tersebar di setiap kabupaten/kota. Jumlah KWH yang dibangkitkan dan KWH yang

terjual terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 jumlah listrik yang

diproduksi sebanyak 448.356.054 Kwh, dan yang dijual sebanyak 382.697.790 KWh serta

untuk pemakaian sendiri 9.216.582 KWh dan susut/hilang 37.889.022 Kwh.

Penyediaan sarana air bersih di Kalimantan Tengah juga sudah menjangkau sebagian

besar kota dan desa di Kalimantan Tengah. Sumber pengolahan air bersih bersumber dari

sungai atau air tanah yang diolah melalui unit pensuplai air bersih milik Perusahaan Daerah

Air Minum di setiap kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah. Banyaknya air bersih

Page 10: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 10

yang disalurkan pada tahun 2007 sebanyak 17.633.895 m3 meningkat 17,36% dibanding

tahun 2006 sebanyak 15.025.335 m3. Banyaknya pelanggan air bersih juga mengalami

peningkatan pada tahun 2006 yaitu sebanyak 93.390 pelanggan atau mengalami

peningkatan 35.6% dibanding tahun 2005 sebanyak 60.141 pelanggan. Jumlah

pelanggan terbanyak adalah rumah tempat tinggal mencapai 88.305 pelanggan, serta

perusahaan dan pertokoan 3.090, instansi pemerintah 1.593, sarana sosial 1.323,

pelabuhan dan lainnya 101 pelanggan.

c. Prasarana komunikasi

Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Provinsi Kalimantan Tengah, seperti

kantor pos untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk sarana hubungan

secara langsung. Kantor Pos di Provinsi Kalimantan Tengah sudah tersedia disetiap

kabupaten/kota bahkan sudah tersebar di setiap kecamatan.

Fasilitas telepon seluler dan otomatis tersedia disemua ibukota kabupaten bahkan

sampai ke beberapa ibukota kecamatan. Jumlah kapasitas sambungan telepon pada tahun

2007 mencapai 73.421 unit. Pelanggan terbesar pada Tahun 2006 adalah rumah tangga

mencapai 31.637 sambungan, diikuti bisnis 5.809 sambungan dan sosial 152 sambungan

serta wartel 1.443 unit.

Prasarana komunikasi penting lainnya yang juga telah ada di Provinsi Kalimantan

Tengah adalah stasiun RRI Palangka Raya serta puluhan stasiun Radio Swasta Niaga dan

amatir, Stasiun TVRI (TV Lokal) dan Stasitiun Relay dari beberapa TV swasta nasional.

d. Prasarana pendidikan

Prasarana pendidikan di Provinsi Kalimantan Tengah sudah tersedia mulai dari tingkat

taman kanak-kanak (TK) sampai Universitas. Sekolah TK di Provinsi Kalimantan Tengah

sebanyak 736 unit yang tersebar di 14 kabupaten/kota, dengan jumlah murid tahun 2007

sebanyak 30.399 orang. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 2.605 unit. Tingkat sekolah

menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 515 unit SMP terdiri 327 SMP Negeri dan 188

SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMU dan kejuruan 240

unit dan jumlah siswa 43.291 siswa, dan Perguruan Tinggi 13 unit dengan jumlah

mahasiswa 15.578 orang (Tabel 2.1.11).

Page 11: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 11

Tabel 2.1.11. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta

di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007

Jumlah Sekolah Murid Guru Jumlah Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Sekolah

1. T K 9 727 980 29.419 56 1.941 7362. S D 2.383 222 205.093 32.463 19.501 1.972 2.6053. SLTP 327 188 58.891 21.508 4.609 1.967 5154. SMU/K 114 126 28.490 14.801 3.000 1.880 2405. PT 1 12 11.744 3.834 914 201 13Jumlah 2.834 1.275 305.198 102.025 28.080 7.961 4.109 Sumber : Provinsi Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008

e. Prasarana kesehatan

Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Provinsi Kalimantan

Tengah terdapat 14 rumah sakit umum tersebar di setiap kabupaten/kota. Pada tingkat

kecamatan telah tersedia puskesmas dan telah merata di seluruh kecamatan, serta

ditambah puskesmas pembantu. Pada tahun 2007 jumlah puskesmas yang tersebar di

kecamatan terdiri dari puskesmas umum 157 unit, puskesmas pembantu 861 unit, dan

rumah bersalin 57 unit.

Jumlah tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2007 terdiri dari 366

orang dokter umum, 42 dokter spesialis, 69 dokter gigi, 1.460 bidan dan 2.957 perawat

serta ditunjang oleh banyak tenaga dan jasa para medis lainnya. Tenaga kesehatan

khususnya dokter sudah tersedia di setiap kabupaten, seperti dapat dilihat pada Tabel

2.1.12.

Tabel 2.1.12.

Jumlah Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2007

Tenaga Dokter Paramedis No Kabupaten/Kota Puskesmas Puskesmas Pembantu Umum Gigi Perawat Bidan

1 Kotawaringin Barat 12 70 41 10 246 139 2 Kotawaringin Timur 18 103 28 8 324 159 3 Kapuas 23 120 39 9 368 221 4 Barito Selatan 10 53 23 5 279 90 5 Barito Utara 14 68 25 5 212 105 6 Sukamara 3 27 11 5 72 34 7 Lamandau 5 41 17 1 103 59 8 Seruyan 9 38 14 2 117 59 9 Katingan 15 89 20 1 205 108 10 Pulang Pisau 10 66 22 2 173 148 11 Gunung Mas 9 47 18 1 122 68 12 Barito Timur 8 45 18 3 170 92 13 Murung raya 11 51 19 1 120 65 14 Palangka Raya 8 43 71 16 446 113 Jumlah 157 861 366 69 2.957 1.460

Sumber : Kalimantan Tengah Dalam Angka 2008

Page 12: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 12

2.2. KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

2.2.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Kabupaten Kotawaringin Barat yang beribukota di Pangkalan Bun, berada di daerah

khatulistiwa dan terletak diantara: 1o19’ sampai dengan 3o36’ Lintang selatan, 110o 25’

sampai dengan 112o 50’ Bujur Timur. Wilayah Kotawaringin Barat terletak diantara 3

kabupaten tetangga yaitu:

• Sebelah utara : Kabupaten Lamandau

• Sebelah selatan : Laut Jawa

• Sebelah timur : Kabupaten Seruyan

• Sebelah barat : Kabupaten Sukamara

Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat tercatat seluas 10.759 km2. Sesuai dengan

Undang Undang No. 5 tahun 2002, Kabupaten Kotawaringin Barat dimekarkan menjadi

3 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Sukamara dan

Kabupaten Lamandau.

Seiring dengan semakin berkembangnya Kabupaten Kotawaringin Barat maka sejak

tahun 2003 sesuai dengan Peraturan Daerah No.10 tahun 2003 terjadi pemekaran

kecamatan dari 4 kecamatan menjadi 6 kecamatan. Kecamatan yang mengalami

pemekaran adalah Kecamatan Kumai menjadi Kecamatan Kumai, Kecamatan Lada dan

Kecamatan Pangkalan Banteng.

Tabel 2.2.1.

Luas Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Kotawaringin Barat 2006

Luas No Kecamatan km2 Persentase

Jumlah Desa/Kelurahan

1 Kotawaringin Lama 1.218 11,32 17 2 Arut Selatan 2.400 22,31 18 3 Kumai 2.921 27,15 17 4 Arut Utara 2.685 24,96 10 5 Pangkaln Lada 229 3,08 11 6 Pangkalan Banteng 1.306 10,21 11 Jumlah 239,53 99.03 84

Sumber : Kotawaringin Barat dalam Angka tahun 2006

Kecamatan Kumai merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah 2.921 km2

(28,13% dari luas Kabupaten), dan Kecamatan Pangkalan Lada merupakan yang terkecil

dengan luas wilayah 229 km2 (3,08% dari luas kabupaten)

Page 13: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 13

b. Topografi dan iklim

Topografi Kabupaten Kotawaringin Barat berada pada ketinggian antara 0 – 50 m

dari permukaan laut dengan kemiringan antara 0 – 40% dan digolongkan menjadi 4

bagian dengan yaitu dataran, daerah datar berombak, daerah berombak berbukit dan

daerah berbukit-bukit.

Terdapat 3 sungai yang melintasi Kabupaten Kotawaringin Barat yaitu Sungai Arut,

Sungai Kumai dan Sungai Lamandau dengan kedalaman rata-rata 5 meter dan lebar

100-300 meter.

Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat secara umum beriklim tropis yang dipengaruhi

oleh musim kemarau/kering dan musim hujan. Musim kemarau pada bulan Juni sampai

dengan September sedangkan musim penghujan pada bulan Oktober sampai dengan Mei.

Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juni yaitu 498,8. Jumlah hari hujan pada tahun

2006 tercatat 164 hari dan bulan Pebruari merupakan bulan dengan hari hujan terbanyak

yaitu 22 hari. Suhu udara maksimum berkisar antara 31,0OC – 33,8OC dan suhu minimum

antara 21,3OC -23,4OC kelembaban udara berkisar antara 85,58%.

c. Lahan dan penggunaannya

Luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat mencapai 10.759 km2. Kecamatan

Kumai merupakan kecamatan terluas dengan luas 2.921 km2 (28,13% luas kabupaten) dan

kecamatan Pangkalan Lada merupakan yang terkecil dengan luas wilayah 229 km2 (3,08%

luas kabupaten).

Dari luasan lahan yang ada, 959.452,77 ha merupakan wilayah hutan dengan luasan

berdasarkan fungsinya dapat dilihat pada Tabel 2.2.2.

Tabel 2.2.2. Luasan Kawasan Hutan Dilihat dari Fungsinya di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006

Jenis Penggunaannya Luas (Ha) / Area

%

A. Kawasan Lindung 1. Hutan Lindung (HL) 8.676,33 0,90 2. Hutan Nasional (TN) 208.506,12 21,73 3. Hutan Wisata (HW) 15.900,40 1,66 4. Suaka Margasatwa (SM) 32.907,89 3,43 Total 265.990,74 27,72 B. Kawasan Budidaya 1. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 83.353,48 8,69- 2. Hutan Produksi Tetap (HP) 215.544,24 22,47 3. Kawasan Pengem.Prod/Kaws. Pemukiman &

Penggunaan Lain (KPP/KPPL) 356.639,75 22,47

4. Areal Transmigrasi (T1) 18.330,34 37,17 5. Rencana areal Transmigrasi (T2) 10.310,81 1,07 6. Kawasan Khusus (KK) 142,29 0,01 7. Danau dan Sungai (DS) 9.142,12 0,95 Total 693.462,03 72,28

Sumber : Profil Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006

Page 14: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 14

d. Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Kotawaringin Barat pada tahun 2006 sebanyak

204,906 jiwa, dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 106,229 jiwa atau 51,84% dan

penduduk perempuan 98,677 jiwa atau 48,16%.

Komposisi penduduk dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin. Perbandingan antara

laki-laki dan perempuan akan menghasilkan suatu ukuran yang didefinisikan sebagai rasio

jenis kelamin. Penduduk laki-laki di Kabupaten Kotawaringin Barat tercatat lebih banyak

dibandingkan penduduk perempuan dengan nilai sex ratio sebesar 108.

Jika dilihat dari distribusi penduduk, persebaran penduduk umumnya terkonsentrasi

di daerah perkotaan. Hal ini ditunjukkan oleh kepadatan penduduk daerah perkotaan yang

lebih besar dibandingkan dengan daerah pedesaan.

2.2.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki wilayah sekitar 7% dari total luas provinsi

Kalimantan Tengah. Kabupaten ini memiliki beragam potensi sumber daya alam yang

meliputi sumber daya hutan, tambang, pertanian dan perkebunan, dan sumber daya

perairan yang meliputi sungai, rawa dan laut.

Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki memiliki potensi sumber daya pertanian dan

perkebunan terbesar kedua di Provinsi Kalimantan Tengah setelah Kotawaringin Timur.

Sumber daya perkebunan yang terbesar berupa kebun kelapa sawit, karet dan kelapa

dalam. Dibidang perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki sumber daya perairan

yang meliputi perairan laut, sungai, dan rawa.

Selain sumber daya alam tersebut diatas Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki

potensi untuk pengembangan peternakan, baik peternakan besar, kecil maupun unggas.

Dibidang pertambangan, potensi sumber daya tambang masih banyak yang belum

dimanfaatkan, diantaranya berbagai jenis batuan dan mineral yang termasuk bahan galian

golongan C.

b. Sumber daya manusia

Sumberdaya manusia di Kabupaten Kotawaringin Barat didominasi oleh penduduk

usia muda. Bila dilihat berdasarkan distribusi usia penduduknya, Kabupaten Kotawaringin

Barat dapat digolongkan ke dalam penduduk intermediate (dari ‘penduduk tua’ ke

‘penduduk muda’), dimana jumlah penduduk usia 0-14 tahun sebesar 32,74% dan

penduduk usia 65 tahun ke atas sebesar 2,16%. Besarnya jumlah penduduk tidak

produktif (usia muda dan usia tua) berdampak pada tingginya angka rasio ketergantungan.

Page 15: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 15

Dengan jumlah penduduk kelompok usia produktif (15-64 tahun), yang juga

termasuk dalam kelompok usia kerja pada tahun 2006 mencapai 65,10% dari total

keseluruhan, ternyata memiliki nilai rasio ketergantungan sebesar 51,07%. Artinya secara

rata-rata setiap 100 penduduk produktif menanggung 70 penduduk tidak produktif. Rasio

ini sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar

52,30%.

Tabel 2.2.3.

Kelompok Umur dan Persentase Penduduk di Kotawaringin Barat Tahun 2006

Kelompok Umur Persentase 0 – 14 32,74

15 – 64 65,10 65 + 2,16

Rasio Ketergantungan 51,07

Penduduk yang termasuk dalam usia kerja (usia 15 tahun ke atas) di Kabupaten

Kotawaringin Barat pada tahun 2006 mencapai 65,10% dari total penduduk, atau

sebanyak 175.550 orang. Pada tahun 2006 diketahui jumlah penduduk usia kerja yang

aktivitas terbanyaknya bekerja, sebanyak 161.610 orang atau sekitar 65,10% dari total

penduduk usia kerja. Sedangkan jumlah pencari kerja yang kegiatannya bukan bekerja

pada tahun 2006 sebanyak 295 orang.

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006, nilai IPM Kotawaringin Barat adalah 71,9 meningkat dibanding tahun 2005

dengan nilai IPM 71,6 (Tabel 2.2.4). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota

se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Kotawaringin Barat berada pada posisi

ke 7 (tujuh) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di

wilayah ini perlu ditingkatkan. Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 120,

menurun dari tahun sebelumnya pada posisi 103.

Tabel 2.2.4.

Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2005 – 2006

Kota Waringin Barat IPM & Komponen 2005 2006

Angka Harapan Hidup (tahun) 70,9 70,9 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,6 7,6 Angka Melek Huruf (persen) 92,8 93,6 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 618,5 619,8 IPM 71,6 71,9 Peringkat Kalteng 4 7 Reduksi shortfall 1,08 Peringkat Nasional 103 102

Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

Page 16: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 16

2.2.3. Infrastruktur

a. Prasarana jalan

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar

kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan

menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan

memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.

Panjang jalan di Kabupaten Kotawaringin Barat pada tahun 2006 adalah 1.187,52

km. Jalan terdiri atas jalan negara, jalan provinsi dan jalan kabupaten. Frekuensi aktivitas

angkutan darat pada tahun 2006 cukup besar, hal ini ditunjukkan oleh jumlah kendaraan

dan penumpang yang keluar masuk terminal.

b. Prasarana air minum dan listrik

Berdasarkan data BPAM Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2006 jumlah

pelanggan air bersih adalah 7.542 pelanggan yang terdiri dari rumah tangga, niaga,

industri, social, instansi pemerintah dan khusus. Volume air yang disalurkan sebanyak

1.739.133 m3 yang meningkat bila dibandingkan tahun 2005 yang hanya 1.465.588 m3.

Bila dilihat dari produksi dan pemakaian listrik di Kotawaringin Barat sejak Januari –

Desember 2006 dengan tingkat produksi 65.689.463 Kwh yang terjual mencapai

57.451.101 Kwh meningkat bila dibandingkan tahun 2005 yang hanya 53.164.866 Kwh.

Bila dilihat dari jumlah pelanggan dan daya terpasang dari tahun ke tahun cenderung

mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2005 sebanyak 29.450 pelanggan menjadi

30,776 pelanggan pada tahun 2006 dengan daya tersambung mencapai 34.386.380 KVA.

c. Prasarana komunikasi

Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kabupaten Kotawaringin Barat, seperti

kantor pos untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk sarana hubungan

secara langsung.

Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya masih merupakan pilihan

utama bagi masyarakat dalam melakukan hubungan komunikasi walaupun sudah ada

sarana komunikasi lainnya. Hal ini disebabkan biaya yang murah dan mampu menjangkau

konsumennya sampai pada daerah yang terjauh.

Di Kabupaten Kotawaringin Barat terdapat 15 buah kantor pos yang tersebar di

enam kecamatan. Surat yang diterima oleh seluruh kantor pos jumlahnya mencapai

1.524.07 buah surat yang diterima dari publik. Sedangkan untuk pengiriman dan

penerimaan paket pos selama tahun 2006 masing-masing adalah 1.284.867 buah paket

pengiriman.

Page 17: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 17

d. Prasarana pendidikan

Prasarana pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Barat sudah tersedia mulai dari

tingkat taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kabupaten Kotawaringin

Barat sebanyak 108 unit yang tersebar di 6 kecamatan. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak

338 unit. Tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 36 unit SMP terdiri

25 SMP Negeri dan 11 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat

SMA 13 unit, 9 unit negeri dan 4 unit swasta. MTs ada 11 unit yang terdiri dari 1 negeri

dan 3 swasta. Sekolah Pertanian Pembangunan Muhamadiyah ada 1 dan sekolah

Menengah Kejuruan ada 6 yang terdiri dari 3 swasta dan 3 negeri. Jumlah Sekolah, Murid

dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006

selengkapnya disajikan pada Tabel 2.2.5.

Tabel 2.2.5. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta

di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2006

Jumlah Sekolah Murid Guru Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

Jumlah Sekolah

1. T K 1 53 75 3.386 10 160 54 2. S D 160 9 22.416 2.760 1.156 92 169 -MI 4 5 1.070 640 45 38 9 3. SLTP 25 11 5.521 1.384 372 15 36 -MTs 2 9 869 836 54 61 11 4. SLTA 9 4 3.049 337 199 51 13 -MA 1 3 282 238 24 8 4 -SPPM - 1 - 146 - 14 1 -SMK 3 3 1.259 620 89 49 6 Jumlah 205 98 34.541 10.347 1.945 518 303

Sumber : Kotawaringin Barat Dalam Angka 2007

e. Prasarana kesehatan

Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki satu rumah sakit umum (RSUD). Pada tingkat

kecamatan telah tersedia puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan. Pada tahun 2006

jumlah puskesmas yang tersebar di kecamatan terdiri dari puskesmas umum 12 unit, dan

puskesmas pembantu 75 unit Tabel 2.2.6.

Tabel 2.2.6. Jumlah Pelayanan Kesehatan di Kotawaringin Barat Tahun 2006

Kecamatan Puskesmas Puskesmas Pembantu 1. Ktw Lama 1 12 2. Arut Selatan 4 17 3. Kumai 3 16 4. Arut Utara 1 7 5. Pangkalan Lada 1 6 6. Pangkalan Banteng 2 17

Jumlah 12 75 Sumber : BPS Kotawaringin Barat Dalam Angka 2007

Page 18: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 18

Jumlah Tenaga Kesehatan di Kotawaringin Barat terdiri dari 19 orang dokter umum,

8 dokter gigi, 88 bidan, 124 perawat, 9 asisten apoteker, dan 67 orang tenaga teknisi

lainnya. Di Kotawaringin Barat tidak terdapat dokter spesialis.

Tabel 2.2.7. Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Kotawaringin Barat Tahun 2006

Kecamatan Dokter Umum

DokterGigi

Bidan Perawat Asisten Apotiker

Tenaga Teknis

1. Ktw Lama 4 1 8 20 - 5 2. Arut Selatan 4 5 24 44 5 39 3. Kumai 5 2 18 17 2 9 4. Arut Utara 3 - 7 10 - 3 5. Pangkalan Lada - - 9 7 - 3 6. Pangkalan Banteng 3 - 22 26 2 8

Jumlah 19 8 88 124 9 67 Sumber : BPS Kotawaringin Barat Dalam Angka 2007

2.3. KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

2.3.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Secara geografis Kabupaten Kotawaringin Timur terletak pada titik koordinat 1110

01' 50''BT - 1130 0' 46''BT dan 10 23' 14''LS - 30 32' 54''LS, dengan luas wilayah 16.496

km2. Kabupaten Kotawaringin Timur berada di bagian tengah Provinsi Kalimantan Tengah.

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur adalah sebagai berikut:

• Sebelah Utara : Kalimantan Barat

• Sebelah Selatan : Laut Jawa

• Sebelah Timur : Kabupaten Katingan

• Sebelah Barat : Laut Jawa

Secara administratif Kabupaten Kotawaringin Timur terbagi menjadi 13 kecamatan

dan 150 desa/kelurahan, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.3.1. Wilayah kecamatan

yang paling luas dan juga jumlah desa yang paling banyak adalah Kecamatan Mentaya

Hulu (3.380 km2, 30 desa), sedangkan kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah

Kecamatan Seranau (548 km2, 4 desa).

Page 19: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 19

Tabel 2.3.1. Luas Kabupaten Kotawaringin Timur Berdasarkan Wilayah Kecamatan (Setelah Pemekaran Kecamatan), Tahun 2005

No Kecamatan Luas(km2) Jumlah Desa (Buah)

1 Mentaya Hilir Selatan 318 8 2 Teluk Sampit 610 4 3 Pulau Hanaut 619 6 4 Mentaya Hilir Utara 723 6 5 M. Baru Ketapang 358 8 6 Baamang 591 4 7 Seranau 548 4 8 Kota besi 2.177 13 9 Cempaga 1.241 8

10 Cempaga Hulu 1.183 6 11 Parengeaan 1.774 23 12 Mentaya Hulu 3.380 30 13 Antang Kalang 2.975 30

Kotawaringin Timur 16.496 150 Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur, 2006

b. Topografi dan iklim

Secara geografis letak desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur

terdiri dari dua desa berada pada wilayah pantai, 108 desa berada pada daerah

lembah/daerah aliran sungai, dua desa berada pada lereng dan 38 desa berada pada

daerah dataran. Kondisi topografis wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari 128

desa merupakan wilayah dataran dan 20 desa merupakan wilayah perbukitan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.3.2.

Tabel 2.3.2.

Kondisi Topografi Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.

Jumlah Desa/Kelurahan No Kecamatan A B C D X Y

1 Mentaya Hilir Selatan 0 8 0 0 8 0 2 Teluk Sampit 1 3 0 0 4 0 3 Pulau Hanaut 1 3 0 2 6 0 4 Mentaya Hilir Utara 0 5 0 1 6 0 5 M. Baru Ketapang 0 1 0 4 5 0 6 Baamang 0 4 0 0 4 0 7 Seranau 0 3 0 1 4 0 8 Kota besi 0 9 0 2 11 0 9 Cempaga 0 8 0 0 8 0 10 Cempaga Hulu 0 6 0 0 6 0 11 Parengeaan 0 5 0 15 6 14 12 Mentaya Hulu 0 28 0 2 29 0 13 Antang Kalang 0 22 1 6 29 0

Kotawaringin Timur 2 105 1 33 126 14 Keterangan: Geografis : A = Pantai C = Lereng Topografis: X = Datar B = Lembah/DAS D = Dataran Y = Berbukit-bukit Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur dan Hasil Olahan, 2007

Page 20: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 20

Kondisi iklim khususnya curah hujan berdasarkan data tahun 2006 menunjukan

bahwa curah hujan dan hari hujan tertinggi untuk Kabupaten Kotawaringin Timur berada

pada bulan Oktober hingga Mei. Data yang lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.3.3.

Tabel 2.3.3.

Kondisi Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006

No Bulan Curah Hujan (mm)

Hari Hujan (Hari)

1 Januari 123 4 2 Februari 106 3 3 Maret 169 7 4 April 148 6 5 Mei 489 5 6 Juni 67 2 7 Juli 25 2 8 Agustus 40 3 9 September 36 4 10 Oktober 99 7 11 November 317 13 12 Desember 315 13

Jumlah 1.934 69 Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur, 2006

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat curah hujan rata-rata tahunan

sebanyak 1.934 mm dan rata-rata hari hujan per tahun 69 hari. Wilayah Kabupaten

Kotawaringin Timur termasuk wilayah beriklim tropis dengan suhu udara rata-rata antara

290 – 330 Celsius.

c. Demografi

Berdasarkan data statistik, penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur hingga tahun

2005 berjumlah 305.067 jiwa atau 74.913 kepala keluarga (KK), sehingga rata-rata ukuran

keluarga (size of family) adalah 4,07 jiwa per kepala keluarga (KK). Kecamatan dengan

jumlah penduduk terbanyak adalah kecamatan Mentaya Baru/Ketapang dengan jumlah

penduduk 61.061 jiwa dan jumlah KK sebanyak 14.602 KK, Kecamatan Baamang menjadi

kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar kedua sebanyak 38.583 jiwa. Kecamatan

dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Teluk Sampit dengan jumlah

penduduk sebanyak 8.182 jiwa dengan 2.048 KK. Data lebih rinci dapat dilihat pada Tabel

2.3.4.

Page 21: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 21

Tabel 2.3.4. Rincian Jumlah Penduduk dan Ukuran Keluarga

di Kotawaringin Timur per Kecamatan, Tahun 2005

Jumlah Penduduk No Kecamatan Jiwa KK

Ukuran Keluarga (jiwa/KK)

1 Mentaya Hilir Selatan 20.706 5.128 4,04 2 Teluk Sampit 8.182 2.048 4,00 3 Pulau Hanaut 18.451 4.569 4,04 4 Mentaya Hilir Utara 11.786 2.928 4,03 5 M. Baru Ketapang 61.061 14.602 4,18 6 Baamang 38.583 9.340 4,13 7 Seranau 10.983 2.844 3,86 8 Kota besi 25.326 6.120 4,14 9 Cempaga 18.269 4.539 4,02

10 Cempaga Hulu 13.848 3.324 4,17 11 Parengeaan 24.012 6.022 3,99 12 Mentaya Hulu 28.272 7.160 3,95 13 Antang Kalang 25.588 6.289 4,07

Jumlah 305.067 74.913 4,07 Sumber: BPS Kabupaten Kotawaringin Timur, 2006

Kepadatan penduduk rata-rata Kabupaten Kotawaringin Timur adalah sebesar 18,49

jiwa/km2 atau rata-rata 2.034 jiwa per desa. Data yang lebih rinci mengenai kepadatan

penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur dapat dilihat pada Tabel 2.3.5.

Tabel 2.3.5.

Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur per Kecamatan, Tahun 2005

Rata-rata Penduduk No Kecamatan Per km2 Per desa

1 Mentaya Hilir Selatan 65,11 2.588 2 Teluk Sampit 13,41 2.046 3 Pulau Hanaut 29,81 3.075 4 Mentaya Hilir Utara 16,30 1.684 5 M. Baru Ketapang 170,80 8.723 6 Baamang 65,28 9.646 7 Seranau 20,06 2.746 8 Kota besi 11,63 1.948 9 Cempaga 14,72 2.284 10 Cempaga Hulu 11,71 2.308 11 Parengeaan 13,54 1.044 12 Mentaya Hulu 8,36 942 13 Antang Kalang 8,60 853

Kotawaringin Timur 18,49 2,034 Sumber: BPS Kabupaten dan Hasil Olahan, 2007

Dari Tabel 2.3.5 dapat diketahui bahwa kecamatan yang paling padat penduduknya

dalah kecamatan Mentawa Baru/Ketapang (170,80 jiwa per km2). Kota Sampit terletak di

Kecamatan Mentawa Baru/Ketapang, sehingga dapat dimengerti bila penduduknya lebih

padat dibandingkan kecamatan lainnya. Kecamatan Baamang dan Mentawa

Baru/Ketapang lebih padat yakni sebesar 9.646 jiwa dan 8.723 jiwa. Kecamatan-

Page 22: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 22

kecamatan lainnya relatif lebih jarang penduduknya, dan yang paling jarang adalah

kecamatan Mentaya Hulu dan Antang Kalang masing-masing sebesar 8,36 jiwa/km2 atau

942 jiwa per desa dan 8,60 jiwa/km2 atau 853 jiwa per desa.

Struktur penduduk berdasarkan kelompok umur bahwa jumlah laki-laki lebih besar

dibandingkan dengan jumlah perempuan dengan ratio sebesar 111. Data lebih rinci dapat

dilihat pada Tabel 2.3.6.

Tabel 2.3.6.

Jumlah Penduduk Kotawaringin Timur Menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2005

Jenis Kelamin Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

Sex Ratio

0 – 4 25.050 23.203 48.253 108 5 – 9 23.501 21.885 45.386 107

10 – 14 20.687 18.996 29.683 109 15 – 19 17.327 15.693 33.020 110 20 – 24 14.499 13.175 27.674 110 25 – 29 11.871 10.680 22.551 111 30 – 34 10.630 9.453 20.083 112 35 – 39 9.440 8.246 17.704 114 40 – 44 8.356 7.344 15.700 114 45 – 49 5.633 4.938 10.571 114 50 – 54 3.867 3.314 7.181 117 55 – 59 2.839 2.429 5.268 117 60 – 64 2.176 1.821 3.997 119 65 – 69 1.784 1.528 3.312 117 70 – 74 1.464 1.203 2.667 122

75 ke atas 1.121 896 2.017 125 Jumlah 160.245 144.822 305.067 111

Sumber: Badan Pusat Statistik Kotawaringin Timur, 2006

2.2.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Tata guna lahan wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur meliputi empat kawasan

yakni kawasan hutan, perkebunan, pertambangan, pemukiman dan penggunaan lainnya

yang rinciannya dapat dilihat pada Tabel 2.3.7.

Tabel 2.3.7. Tata Guna Lahan Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, 2007

Luas Areal No Penggunaan Ha %

1 Kawasan Hutan (HP,HPT,HL) 674.330 40,88 2 Perkebunan 607.148 36,81 3 Permukiman dan penggunaan lainnya 238.264 14,44 4 Pertambangan 7.534 0,46 5 Jumlah penggunaan 1.527.276 92,58 6 Total wilayah Kotawaringin Timur 1.649.600 100,00

Sumber: Bappeda Kabupaten Kotawaringin Timur, 2007

Page 23: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 23

Dari Tabel 2.3.7 dapat diketahui bahwa tata guna lahan sudah mencapai 1.527.276

ha atau 92,58% dari luas areal wilayah Kotawaringin Timur. Tata guna lahan ini tidak

termasuk danau, sungai, dan lain-lain.

Tabel 2.3.8.

Rincian Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, Tahun 2007

Luas Areal No Arah Pemanfaatan Ha %

I Kawasan Lindung a. Hutan Lindung 159.699 9,68 b. Mangrove 6.459 0,51 Sub jumlah (I) 168.158 10,19 II Kawasan Budidaya Non Kehutanan a. Pertanian 240.634 14,59 b. Pertanian Lahan Kering 160.238 9,71 c. Pertanian Lahan Basah 110.070 6,67 d. Perkebunan 426.746 25,87 e. Perikanan, pertambakan 2.677 0,16 f. Permukiman dan lainnya (KPPL) 42.596 2,58 Sub jumlah (II) 982.961 59,59

III Jumlah yang diarahkan pemanfaatannya 1.151.119 69,78 IV Total wilayah Kotawaringin Timur 1.649.600 100,00

Sumber: Bappeda Kabupaten Kotawaringin Timur, 2007

Berdasarkan Tabel 2.3.8 diketahui bahwa luasan areal yang terdapat pada Kabupaten

Kotawaringin Timur tersebut yang penggunaannya diarahkan adalah seluas 1.151.191 ha

atau 69.78% dari luas wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur. Arahan pemanfaatan

Kabupaten Kotawaringin Timur meliputi 1.151.119 ha (69,78%) meliputi kawasan

budidaya non kehutanan seluas 982.961 ha (59,59%) dan kawasan lindung seluas

168.158 ha (10,19%).

b. Sumber daya manusia

Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yakni pada kelompok umur 10 sampai

dengan 64 tahun. Tenaga kerja ini terdiri dari angkatan kerja yakni angkatan kerja yang

mencari kerja, bukan angkatan kerja yakni tenaga kerja yang masih sekolah atau mengurus

rumah tangga atau tenaga kerja penerima pendapatan.

Berdasarkan Hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional Kalimantan Tengah Tahun 2006

diketahui jumlah tenaga kerja di Kabupaten Kotawaringin Timur sebanyak 241.239 orang.

Data lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.3.9.

Dari Tabel 2.3.9 dapat diketahui bahwa potensi tenaga kerja yang sudah diserap

lapangan kerja mencapai 135.403 orang (56,13%), dan pengangguran sebanyak 9.490

orang (3,93%). Sedangkan tenaga kerja yang tidak menawarkan dirinya untuk bekerja

Page 24: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 24

sebanyak 96.346 orang yakni masih sekolah sebanyak 46.968 orang (19,47%), mengurus

rumah tangga 40.783 orang (16,91%) dan lainnya sebanyak 8.595 orang (3,56%).

Tabel 2.3.9.

Penduduk Kotawaringin Timur Umur 10 tahun ke Atas dan Jenis Kegiatan Utamanya Tahun 2006

No Uraian Jumlah (orang) Persentase (%) I Angkatan Kerja a. Bekerja 135.403 56,13 b. Pengangguran 9.490 3,93 II Bukan Angkatan Kerja a. Sekolah 46.968 19,47 b. Mengurus Rumah Tangga 40.783 16,91 c. Lainnya 8.595 3,56

Jumlah 241.239 100,00 Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah, 2007

Pencari kerja yang mendaftar ke Dinas Tenaga Kerja setempat umumnya

berpendidikan SLTA/sederajat dan sarjana muda/sarjana. Lebih jelasnya terdapat pada Tabel

2.3.10.

Tabel 2.3.10. Banyaknya Pencari Kerja Menurut Jenis Pendidikan

dan Jenis Penempatan di Kabupaten Kotawaringin Timur, 2003

Jenis/tingkat pendidikan

Belum ditempatkan

tahun lalu

Pendaftaran tahun ini

Ditempatkan tahun ini

Dihapuskan Sisa/belum

ditempatkan tahun ini

SD dan tidak tamat - 13 13 - - SLTP dan setingkat 2 56 48 8 2 SLTA dan setingkat 362 1.098 416 662 382 Sarjana muda/sarjana 675 1.008 323 456 904

Jumlah 1.039 2.175 800 1.126 1.288 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten kotawaringin Timur, 2006

Data tahun 2006 menunjukan bahwa pada struktur penduduk berdasarkan mata

pencaharian didominasi pada kegiatan pertanian tanaman pangan. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 2.3.11.

Tabel 2.3.11. Sebaran Dominasi Kegiatan Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur

Tahun 2006

Pertanian Kecamatan Pangan Peternakan Kehutanan Perkebunan Perikanan

Pertanian Lainnya

Mentaya Hilir Sel 0 1 0 9 1 0 Pulau Hanaut 1 0 0 4 0 0 Mentaya Hilir utara 4 0 2 0 0 0 M. Baru Ketapang 2 0 0 14 0 0 Baamang 4 0 0 0 0 0 Kota besi 7 0 4 8 0 0 Cempaga 1 0 3 0 0 0 Parengeaan 7 0 10 0 0 3

Page 25: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 25

Pertanian Kecamatan Pangan Peternakan Kehutanan Perkebunan Perikanan

Pertanian Lainnya

Mentaya Hulu 28 0 0 0 0 0 Cempaga Hulu 31 0 0 0 0 0 Antang Kalang 12 0 11 4 0 1 Seranau 5 0 0 0 0 0 Teluk Sampit 1 0 1 0 1 0

Jumlah 103 1 31 26 2 4 Sumber: BPS Kabupaten dan Hasil Olahan, 2007

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006, nilai IPM Kotawaringin Timur adalah 72,7 meningkat dibanding tahun 2005

dengan nilai IPM 72,5 (Tabel 2.3.12). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota

se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Kotawaringin Timur adalah relatif

tinggi dan berada pada posisi ke 3 (tiga) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini

mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini sudah cukup baik. Peringkat secara

nasional berada pada posisi ke 87.

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang

dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah

penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran

riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di

Kotawaringin Timur Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.3.12.

Tabel 2.3.12. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM

Kotawaringin Timur Tahun 2005 – 2006

Kotawaringin Timur IPM & Komponen 2005 2006

Angka Harapan Hidup (tahun) 68,9 79,0 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 8,0 8,0 Angka Melek Huruf (persen) 98,7 98,7 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 622,7 624,7 IPM 72,5 72,7 Peringkat Nasional 80 87 Reduksi shortfall 0,81 Peringkat Kalteng 3 3

Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

2.3.3. Infrastruktur

a. Prasarana jalan dan transportasi

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar

kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan

Page 26: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 26

menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan

memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.

Panjang jalan di Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari jalan nasional (298,750

km), jalan provinsi (101,300 km), jalan kabupaten (1.391,856 km), jalan perkotaan

(123,417 km) dan jalan desa (44,750 km). Kondisi jalan yang ada bervariasi yaitu kondisi

mantap berkisar 15,37% - 78,33%, tidak mantap 8,03% - 16,65% dan kritis 5,02% -

76,59%.

Angkutan antar daerah di dalam wilayah kabupaten melalui angkutan sungai

didukung oleh 19 pelabuhan dan dermaga yang tersebar di seluruh wilayah. Angkutan

darat terdiri dari angkutan yang berpusat di Kota Sampit, angkutan lintas kabupaten

dengan fasilitas terminal Patih Rumbih di Kota Sampit dan terminal kecil sebanyak 6 buah.

Angkutan udara terdapat pada bandar udara H. Asan yang terletak pada posisi 20 22'

LS dan 1120 56' BT dengan elevasi 3 meter. Tingkat pelayanan bandara dapat didarati oleh

pesawat jenis Cassa 212 dengan kapasitas 19 orang dan Fokker dengan kapasitas 80

orang.

Sebaran keberadaan sarana dan prasarana transportasi di kecamatan-kecamatan

yang ada di kabupaten Kotawaringin Timur, terdapat kecamatan yang tidak mempunyai

kendaraan roda empat yaitu pulau Hanaut. Sarana transportasi terbanyak adalah melalui

sarana sungai sebanyak 77, diikuti oleh prasarana darat sebanyak 66. Untuk lebih jelasnya

sebaran sarana prasarana transportasi kebupaten Kotawaringin Timur terdapat pada Tabel

2.3.13.

Tabel 2.3.13.

Sebaran Sarana Prasarana Transportasi Kebupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006

Prasarana Lalu Lintas (desa) Sarana (desa) No Kecamatan Darat Sungai Logistik Terminal Dermaga Bandara

1 Mentaya Hilir Selatan 12 0 0 2 2 0 2 Pulau Hanaut 4 2 0 0 3 0 3 Mentaya Hilir Utara 3 3 0 0 0 0 4 M. Baru / Ketapang 5 1 0 1 1 0 5 Baamang 3 3 0 0 0 1 6 Kota besi 6 5 1 0 8 0 7 Cempaga 11 1 11 1 4 0 8 Parengeaan 12 7 12 1 1 0 9 Mentaya Hulu 2 28 8 1 0 0 10 Antang Kalang 8 21 10 0 0 0

Jumlah 66 71 42 6 19 1 Sumber: BPS Kotawaringin Timur dan Hasil Olahan 2007

b. Prasarana air minum dan listrik

Pada tahun 2006 telah didistribusikan sebanyak 3.648.724 m3 air bersih di kabupaten

Kotawaringin Timur, di mana 3.131.707 m3 melalui sambungan induk sebesar rata-rata

Page 27: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 27

61.868 m3 per hari. Dari total distribusi yang disalurkan 3.309.444 m3, yang disalurkan ke

pelanggan rumah tangga sebesar 13.477, ke pelanggan perusahaan/hotel/restoran

sebanyak 285 pelanggan sebesar 128.077m3, sejumlah 119.868 m3 disalurkan ke 171

pelanggan kantor pemerintahan dan 86.231 m3 disalurkan ke pelanggan badan sosial,

sehingga secara keseluruhan disalurkan dengan jumlah 14.146 pelanggan.

Cakupan pelayanan PDAM pada tahun 2006 hanya mampu melayani atau memenuhi

kebutuhan akan 66.912 jiwa atau baru 18,7% dari penduduk dengan jumlah sambungan

sebanyak 10.492 sambungan. Cangkupan pelayanan terbanyak berada di kota Sampit

dengan jumlah pelanggan sebanyak 7.006 sambungan. Untuk lebih jelasnya mengenai

cangkupan pelayanan PDAM Kabupaten Kotawaringin Timur terdapat pada Tabel 2.3.14.

Tabel 2.3.14. Cangkupan Pelayanan PDAM Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006

Penduduk Cangkupan Pelayanan No Unit kerja (jiwa) (jiwa) %

1 Sampit 83.267 45.036 54,0 2 Pelangsian 17.413 1.104 6,3 3 Kota besi 6.605 2.052 31,0 4 Cempaka Mulia 3.541 1.272 36,0 5 Pundu 3.307 984 19,7 6 Parengeaan 5.045 1.500 19,7 7 Kuala Kuayan 5.042 2.724 54,0 8 Kasongan 6.401 2.580 40,0 9 Tumbang Samba 9.434 3.180 33,7 10 Samuda 18.450 1.998 10,8 11 Kuala Pembuang 13.649 1.284 9,4 12 Panda Hara 2.699 486 18,0 13 Mentaya Sebrang 4.073 1.614 39,6 14 Kareng Pangi 2.846 684 24,0 15 Bagendang 2.791 414 14,8

Jumlah 184.563 66.912 28,7 Sumber: Corporate Plan 2001-2006, PDAM Kabupaten Kotawaringin Timur, 2007

Pelayanan listrik di Kabupaten Kotawaringin Timur masih mengandalkan tenaga

diesel. Pada tahun 2005 jumlah pelanggan listrik adalah 36.548 dan pemakaian listrik

terjual 79.265.742 KWH. Dilihat dari jumlah Kepala Keluarga di Kabupaten Kotawaringin

Timur, dapat dihitung bahwa baru 48,1% yang terlayani oleh PLN.

c. Prasarana komunikasi dan penginapan

Telekomunikasi di Kabupaten Kotawaringin Timur telah dilakukan dengan jaringan

telepon PTSN maupun telepon seluler, yang dapat tersambung dengan jaringan internet.

Kabupaten Kotawaringin Timur mempunyai 8.800 sambungan telepon yang tersebar di

Kabupaten Kotawaringin Timur.

Page 28: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 28

Keberadaan komunikasi terdiri dari 1 buah warnet dan 86 wartel sedangkan fasilitas

pariwisata terdiri dari 61 penginapan dengan 855 kamar dan 1.467 buah tempat tidur.

Untuk lebih jelasnya mengenai fasilitas komunikasi dan pariwisata dapat dilihat pada Tabel

2.3.15.

Tabel 2.3.15. Sebaran Fasilitas Komunikasi dan Penginapan di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006

Komunikasi Penginapan (buah) No Kecamatan Warnet Wartel Hotel Kamar T. Tidur

1 Mentaya Hilir Selatan 0 5 0 0 0 2 Teluk Sampit 0 0 0 0 0 3 Pulau Hanaut 0 0 0 0 0 4 Mentaya Hilir Utara 0 2 0 0 0 5 M. Baru /Ketapang 1 40 44 554 923 6 Baamang 0 31 10 222 398 7 Seranau 0 0 0 0 0 8 Kota besi 0 2 0 0 0 9 Cempaga 0 2 0 0 0 10 Cempaga Hulu 0 0 0 0 0 11 Parengeaan 0 4 6 60 117 12 Mentaya Hulu 0 0 1 19 29 13 Antang Kalang 0 0 0 0 0

Jumlah 1 86 61 855 1.467 Sumber: BPS Kotawaringin Timur dan Hasil Olahan, 2007

d. Prasarana pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun 2006 berjumlah

772 dimulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT) dan

pesantren. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.3.16.

Tabel 2.3.16.

Sebaran Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur 2006

No Kecamatan TK SD SDLB SLTP SLTA SMK PT Pesantren 1 Mentaya Hilir Selatan 4 23 0 5 1 0 0 1 2 Teluk Sampit 0 7 0 0 0 0 0 0 3 Pulau Hanaut 5 25 0 3 0 0 0 0 4 Mentaya Hilir Utara 2 11 0 1 0 0 0 0 5 M. Baru /Ketapang 18 41 0 14 6 3 1 1 6 Baamang 7 22 1 5 3 3 3 1 7 Seranau 2 8 0 1 0 0 0 0 8 Kota besi 3 33 0 8 0 0 0 0 9 Cempaga 1 21 0 5 1 0 0 0 10 Cempaga Hulu 1 19 0 2 0 0 0 0 11 Parengeaan 7 30 0 4 1 0 0 0 12 Mentaya Hulu 3 42 0 6 1 0 0 0 13 Antang Kalang 2 35 0 2 0 0 0 0 Jumlah 55 317 1 56 13 6 4 3

Sumber: BPS Kotawaringin Timur dan Hasil Olahan, 2007

Page 29: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 29

Menurut Bappeda (2005), perkembangan jumlah sekolah, guru dan murid tahun

pada tahun 2005 dibandingkan tahun 1995 dan tahun 2005, dapat dilihat pada Tabel

2.3.17.

Tabel 2.3.17

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 1995 dan Tahun 2005

Jumlah Sekolah (unit)

Murid (siswa)

Guru (orang) Sekolah

1995 2005 1995 2005 1995 2005

Peningkatan jumlah

sekoah (%) 1. T K 32 * * * * * -2. S D 150 145 23.549 23.142 972 769 (3,3)3. SLTP 35 33 7.522 6.576 428 476 (5,7)4. SLTA 11 15 2.399 4.125 223 290 36,6 -SMK 4 9 - 2.951 - 204 125Jumlah 232 202** 33.470 36.794 1.623 1.739

* data tidak tersedia **belum termasuk jumlah TK Sumber : Bappeda Kotawaringin Timur, 2005

e. Prasarana kesehatan

Keberadaan fasilitas kesehatan di Kabupaten Kotawaringin Timur terdiri dari 1 (satu)

unit Rumah Sakit Umum (RSU), 17 unit Puskesmas, 27 TPD, 221 Posyandu, 94 poliklinik

desa (polindes), apotek yang terdapat di 6 desa dan toko obat di 19 desa. Sebaran fasilitas

kesehatan dapat dilhat pada Tabel 2.3.18.

Tabel 2.3.18.

Sebaran Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Kotawaringin Timur Tahun 2006

Fasilitas Kesehatan Kecamatan RSU Puskesmas PP TPD TPB Posyandu Polides Apotik Toko Obat

Mentaya Hilir Selatan 0 1 4 1 1 14 7 0 5

Teluk Sampit 0 0 4 0 0 0 2 0 0 Pulau Hanaut 0 1 10 1 0 15 8 0 0 Mentaya Hilir Utara 0 1 6 1 0 8 7 0 1

M. Baru /Ketapang

1 3 9 12 11 32 5 6 10

Baamang 0 2 4 3 5 13 5 0 1 Seranau 0 0 4 0 0 17 0 0 0 Kota besi 0 1 11 1 0 16 11 0 0 Cempaga 0 2 6 2 1 12 13 0 0 Cempaga Hulu 0 1 3 1 0 4 0 0 0 Parengeaan 0 2 9 2 15 17 13 0 1 Mentaya Hulu 0 1 7 1 14 35 13 0 1 Antang Kalang 0 2 15 2 15 38 10 0 0 Jumlah 1 17 92 27 62 221 94 6 19

Sumber: BPS Kotawaringin Timur dan Hasil Olahan, 2007

Page 30: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 30

2.4. KABUPATEN KAPUAS

2.4.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Kabupaten Kapuas merupakan salah satu dari 14 kabupaten di Provinsi Kalimantan

Tengah dengan ibukota Kuala Kapuas. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Kapuas

adalah sebagai berikut:

• Sebelah Utara : Kabupaten Gunung Mas

• Sebelah Selatan : Laut Jawa

• Sebelah Timur : Kabupaten Barito Selatan (Provinsi Kalimantan Selatan)

• Sebelah Barat : Kabupaten Pulang Pisau

Luas wilayah Kabupaten Kapuas adalah 14.999 km2 atau 9,77% dibandingkan

dengan luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten Kapuas terbagi dalam dua

kawasan besar yaitu kawasan pasang surut, umumnya di bagian selatan sebagai daerah

potensi pertanian tanaman pangan, dan kawasan non pasang surut umumnya di bagian

utara yang memiliki potensi lahan perkebunan karet rakyat dan perkebunan besar swasta.

Kabupaten Kapuas meliputi 12 kecamatan dengan luas setiap kecamatan seperti pada

Tabel 2.4.1.

Tabel 2.4.1.

Luas Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Kapuas 2007

LuasNo Kecamatan

km2 Persentase Jumlah

Desa/Kelurahan

1 Kapuas Kuala 427,00 2,85 14 2 Kapuas Timur 202,00 1,35 7 3 Selat 394,00 2,63 16 4 Basarang 206,00 1,37 13 5 Kapuas Hilir 91,00 0,61 8 6 Pulau Petak 135,00 0,90 8 7 Kapuas Murung 491,00 3,27 14 8 Kapuas Barat 480,00 3,20 9 9 Mantangai 6.128,00 40,86 14 10 Timpah 2.016,00 13,44 9 11 Kapuas Tengah 1.833,00 12,22 19 12 Kapuas Hulu 2.596,00 17,31 17 Jumlah 14.999,00 100,00 148

Sumber : Kapuas Dalam Angka, 2007

Daerah yang paling luas adalah Kecamatan Mantangai dengan luas 6.128,00 km2

(40,86% dari luas kabupaten) kemudian Kecamatan Kapuas Hulu dengan luas 2.596,00

km2 (17,31%) dan Kecamatan Timpah seluas 2.016,00 km2 (13,44%) serta Kecamatan

Page 31: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 31

Kapuas Tengah seluas 1.833 km2 (12,22%) sedangkan kecamatan yang luas daerahnya

paling kecil adalah Kecamatan Kapuas Hilir dengan luas 91,00 km2 (0,61%).

b. Topografi dan iklim

Keadaan topografi Kabupaten Kapuas yaitu dibagian utara merupakan daerah

perbukitan dengan ketinggian antara 100 – 500 diatas permukaan laut dengan

kemiringan 8 -15 derajat. Selain perbukitan juga terdapat daerah pegunungan dengan

kemiringan 15 – 25 derajat. Pada bagian selatan terdiri dari pantai dan rawa-rawa dengan

ketinggian diantara 0 -5 m dari permukaan laut dengan elevasi 0 – 8% dan dipengaruhi

oleh pasang surut.

Kabupaten Kapuas memiliki iklim tropis lembab dengan temperatur udara rata-rata

berkisar antara 21OC sampai 23OC dan temperatur maksimum sampai 36OC. Intensitas

penyinaran matahari selalu tinggi dan dengan sumber daya air yang cukup banyak

menyebabkan tingginya penguapan yang menimbulkan awan aktif/tebal.

Pada tahun 2007 Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari, sedangkan

bulan kering/kemarau terjadi pada Juli sampai Oktober. Curah hujan setiap tahun berkisar

antara 116-973,0 mm.

Kapuas memiliki wilayah perairan yang meliputi danau, rawa dan beberapa sungai

besar dan kanal (anjir). Wilayah perairan dan sungai yang masuk wilayah kapuas

diantaranya:

1). Sungai Kapuas Murung, dengan panjang 66,38 km;

2). Sungai Kapuas dengan panjang 600 km; dan

3). Daerah pantai pesisir sepanjang 189,85 km.

Selain sungai di Kabupaten Kapuas terdapat 4 buah anjir/kanal yaitu: Anjir Serapat

sepanjang 28 km, Anjir Kalampan sepanjang 14,5 km, Anjir Basarang sepanjang 24 km

dan Anjir Tamban sepanjang 25 km. Anjir-anjir tersebut menghubungkan beberapa

wilayah di Kabupaten Kapuas serta wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan.

c. Lahan dan penggunaannya

Total lahan di Kabupaten Kapuas seluas 1.499.900 ha yang berada pada ketinggian

0 – 2 m diatas permukaan laut. Pemanfaatan lahan terdiri dari lahan pertanian seluas

280.000 ha, lahan kebun dan lainnya 340.000 ha, dan hutan produksi sekitar 879.900 ha.

Pemanfaatan lahan pertanian meliputi lahan persawahan yang sebagian besar berupa

lahan pasang surut dan tadah hujan. Lahan non sawah meliputi rawa, kebun,

ladang/tegalan, pemukiman, lahan pertambangan, serta kolam dan tambak.

Areal hutan di Kabupaten Kapuas sebagian besar berupa hutan gambut dan sebagian

diantaranya berupa lahan eks proyek lahan gambut (PLG) yang pernah dicanangkan

Page 32: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 32

pemerintah pada tahun 1995. Beberapa tahun terakhir lahan eks PLG kembali akan

dikelola dan didayagunakan secara terarah. Dalam pengelolaan dan pemanfaatan lahan

gambut akan dibedakan berdasarkan ketebalan/kedalaman gambutnya. Lahan gambut

dengan ketebalan 50 cm sampai 100 cm (gambut tipis/dangkal dimanfaatkan sebagai

lahan pertanian tanaman pangan seperti padi dan palawija. Lahan dengan gambut sedang

yang memiliki kedalaman 101- 200 cm diperuntukkan bagi tanaman perkebunan dan

buah-buahan, serta lahan gambut dalam dengan kedalaman 2001 – 300 cm untuk

tanaman perkebunan dan kehutanan, sedangkan gambut sangat dalam dengan ketebalan

> 3 m diperuntukkan bagi kawasan konservasi dan kehutanan.

d. Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Kapuas tahun 2007 sebanyak 338.583 jiwa, terdiri

dari penduduk laki-laki 171.070 jiwa atau 50,53% dan penduduk perempuan 167.513

jiwa atau 49,47% dengan sex ratio 102,12%. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten

Kapuas rata-rata 22,57 jiwa per km2. Kecamatan terpadat penduduknya adalah

Kecamatan Selat dengan rata-rata 229 jiwa per km2 dan penduduk paling sedikit terdapat

di Kecamatan Timpah dengan kepadatan 4 jiwa per km2.

Tabel 2.4.2.

Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk di Kabupaten Kapuas Tahun 2007

Penduduk No Kecamatan Rumah Tangga Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kapuas Kuala 10.409 16.671 16.185 32.856 2 Kapuas Timur 5.730 11.206 12.030 23.236 3 Selat 23.979 45.334 44.875 90.209 4 Basarang 4.795 9.087 8.686 17.773 5 Kapuas Hilir 3.732 6.733 6.528 13.261 6 Pulau Petak 4.766 9.844 9.882 19.726 7 Kapuas Murung 12.377 22.586 22.622 45.208 8 Kapuas Barat 4.451 9.549 9.114 18.663 9 Mantangai 9.532 19.077 18.275 37.352

10 Timpah 2.330 4.256 3.811 8.067 11 Kapuas Tengah 4.702 10.261 9.396 19.657 12 Kapuas Hulu 2.199 6.466 6.109 12.575 Jumlah 89.002 171.070 167.513 338.583

Sumber: Kapuas Dalam angka, 2007

Berdasarkan Tabel 2.4.2. diatas terlihat bahwa penyebaran penduduk di Kabupaten

Kapuas belum merata. Umumnya penduduk masih banyak yang bertempat tinggal di

sekitar ibukota kabupaten atau di ibukota kecamatan. Sebaran penduduk banyak terdapat

di Kecamatan Selat (26,64%) sebagai ibukota kabupaten, diikuti Kecamatan Kapuas

Murung (13,35%), dan Kecamatan Mantagai (11,03%), serta Kapuas Kuala (9,70%).

Page 33: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 33

2.4.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kabupaten Kapuas memiliki beragam potensi sumber daya alam yang masih dapat

dikelola untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan penduduk. Untuk itu Pemerintah

Kabupaten Kapuas perlu melakukan penataan pembangunan dan ruang wilayahnya

sehingga sumber daya yang ada dapat termanfaatkan secara optimal dengan tetap

menjaga kelestarian alamnya. Beberapa potensi sumber daya alam di Kabupaten Kapuas

meliputi sumber daya alam tambang, pertanian dan perkebunan, sumber daya dibidang

kehutan, dan sumber daya perairan yang meliputi sungai, rawa dan laut.

Kabupaten Kapuas memiliki potensi sumber daya tambang yang besar, diantaranya

berbagai jenis batuan dan mineral. Berdasarkan data tahun 2005 Kabupaten Kapuas

memiliki potensi cadangan batubara sekitar 210 juta ton, intan 3,5 juta m3 dan emas 2,1

juta m3 serta berbagai bahan galian golongan C seperti pasir kuarsa, koalin, granit, andesit,

mika, zircon dan batu gamping. Sedangkan potensi gambut diperkirakan sebanyak 16,5

juta ton.

Kabupaten kapuas memiliki potensi sumber daya pertanian dan perkebunan. Luas

areal pertanian sekitar 280.000 ha dan luas potensi perkebunan 340.000 ha. Adapun

sumber daya hutan Kabupaten Kapuas berdasarkan RTRW Kabupaten Kapuas tahun 2005

memiliki luas wilayah hutan 891.011 ha. Dari luasan tersebut terdiri dari hutan lindung

seluas 5.394 ha dan selebihnya berupa hutan produksi terbatas 380.415 ha dan hutan

produksi 505.202 ha. Sebagian besar (97,88%) wilayah hutan produksi dan produksi

terbatas sudah diusahakan dan untuk itu perlu kerja keras dalam rangka melestarikan

sumber daya hutan ini.

Dibidang perikanan Kabupaten Kapuas memiliki sumber daya perairan dengan luas

perairan mencapai 333.780,04 ha yang meliputi perairan sungai 151.720 ha, rawa

156.362,04 ha, danau 98 ha, dan perikanan laut sekitar 25.600 ha.

Selain sumber daya alam tersebut diatas, Kabupaten Kapuas kaya akan potensi untuk

pengembangan peternakan, baik peternakan besar, kecil maupun unggas. Hal ini karena

wilayahnya berupa hamparan yang luas dan kaya dengan hijauan sebaga sumber pakan

ternak yang dapat dikembangkan.

b. Sumber daya manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari beberapa

indikator, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks

melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli

penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat

Page 34: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 34

mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu

wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United

Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian

pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan

tahunan Human Development Report (HDR).

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006 , nilai IPM Kabupaten Kapuas adalah 72,2 sedikit meningkat dibanding tahun

2005 dengan nilai IPM 71,8 (Tabel 2.4.3). Namun bila dibandingkan dengan nilai IPM

kabupaten/kota se Provinsi Kalimantan Tengah, Nilai IPM Kabupaten Kapuas termasuk

kategori sedang, berada pada posisi ke 6 (enam) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini

mengindikasikan perlunya pembinaan SDM yang lebih ditingkatkan lagi dibidang

pembangunan SDM.

Tabel 2.4.3. Indek Pembangunan Manusia (IPM)

dan Peringkat Provinsi Kalimantan Tengah

IPM Peringkat Nasional No Kab/Kota 2005 2006 2005 2006

1 Palangka Raya 77,0 77,1 6 6 2 Barito Utara 72,8 73,9 77 61 3 Kotawaringin Timur 72,5 72,7 80 87 4 Barito Selatan 71,3 72,4 125 97 5 Gunung Mas 71,5 72,3 112 103 6 Kapuas 71,8 72,2 98 105 7 Kotawaringin Barat 71,6 71,9 103 120 8 Barito Timur 70,1 71,6 167 135 9 Murung Raya 71,0 71,6 134 133 10 Katingan 71,3 71,5 123 137 11 Seruyan 70,9 71,4 136 146 12 Lamandau 70,2 70,9 161 160 13 Sukamara 70,0 70,4 168 186 14 Pulang Pisau 69,3 69,9 200 203 Kalimantan Tengah 71,6 73,4 5 5

Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang

dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah

penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran

riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten

Kapuas Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.4.4.

Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca

dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek

huruf mencerminkan kualitas penduduk. Indikator lain yang digunakan untuk melihat

kemajuan dunia pendidikan adalah Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi sekolah

Page 35: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 35

digunakan untuk mengukur banyaknya penduduk yang telah menerima pendidikan di

suatu jenjang pendidikan tertentu.

Tabel 2.4.4.

Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Kapuas Tahun 2005 – 2006

Kab Kapuas IPM & Komponen 2005 2006

Angka Harapan Hidup (tahun) 70.3 70.3 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7.3 7.3 Angka Melek Huruf (persen) 93.9 94.7 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 624.9 627.6 IPM 71.8 72.2 Peringkat Nasional 98.0 105.0 Reduksi shortfall 1.6 Peringkat Kalteng 7 6

Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

Perkembangan indikator pendidikan angka melek huruf dari tahun 2005 – 2006

menunjukkan sedikit peningkatan, namun rata-rata lama sekolah masih tetap. Rata-rata

lama sekolah 7,3 tahun yang berarti secara rata-rata masih dibawah angka wajib belajar 9

tahun, atau secara rata-rata penduduk Kabupaten Kapuas sudah tamat SD namun masih

banyak yang tidak tamat SLTP.

2.4.3. Infrastruktur

a. Prasarana Transportasi

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar

kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan

menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan

memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.

Panjang jalan di Kabupaten Kapuas pada tahun 2007 adalah 2.634,10 km yang

terdiri dari jalan negara 459,9 km, jalan provinsi 463,35 km dan jalan kabupaten sepanjang

1.710,85 km. Dari sepanjang 1.710,85 km jalan kabupaten tersebut sebagian besar

(64,43%) atau 1.102,98 km dalam keadaan rusak, sepanjang 298,98 km (17,48%) dalam

keadaan sedang dan hanya sepanjang 308,89 km (18,05%) dalam keadaan baik.

Sebagian besar permukaan jalan di Kabupaten Kapuas masih berupa tanah, dan yang

dilapisi aspal baru sepanjang 206,42 km.

Selain prasarna jalan, sebagai prasaran transportasi yang penting lainnya di

Kabupaten Kapuas adalah prasarna transportasi air. Prasarana angkutan sungai masih

merupakan prasarana angkutan penting yang menghubungkan antar ibukota kecamatan.

Page 36: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 36

Pelabuhan dan sarana pendaratan angkutan air lainnya masih berperan penting dalam

memperlancar angkutan perairan. Alat transportasi sungai yang ada di Kabupaten Kapuas

meliputi angkutan penumpang dan angkutan barang seperti kapal, long boat, kelotok,

speed boat, tongkang dan tiong.

b. Prasarana listrik dan air minum

Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di Kapuas dipenuhi oleh Perusahaan Umum

Listrik Negara Wilayah VI Cabang Kuala Kapuas. Jumlah KWH yang dibangkitkan dan KWH

yang terjual tampaknya terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007 jumlah

listrik yang dialirkan yang bersumber dari 21 unit pembangkit tenaga diesel sebanyak

2.985.936 Kwh atau meningkat 4,26% dibanding tahun 2006 sebanyak 2.863.948 Kwh.

Jumlah pelanggan selama tahun 2007 tercatat sebanyak 41.248 pelanggan, dengan

kelompok pelanggan terbesar adalah rumah tangga R1 mencapai 36.825 pelanggan.

Sumber pengolahan air bersih di Kabupaten Kapuas bersumber dari sungai yang

diolah dan dikelola oleh 10 unit pensuplai air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum

Kabupaten Kapuas. Banyaknya air bersih yang disalurkan pada tahun 2007 sebanyak

2.301.750 m3 meningkat 12,17% dibanding tahun 2006 sebanyak 2.051.938 m3.

Banyaknya pelanggan air bersih juga mengalami peningkatan pada tahun 2007 yaitu

sebanyak 11.255 pelanggan atau mengalami peningkatan 3% dibanding tahun 2006

sebanyak 10.950 pelanggan. Jumlah pelanggan terbanyak adalah rumah tempat tinggal

mencapai 10.663 pelanggan, serta perusahaan dan pertokoan 251, instansi pemerintah

164, sarana umum 95 dan badan sosial dan rumahsakit 82 pelanggan.

c. Prasarana komunikasi

Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kabupaten Kapuas, seperti kantor pos

untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon untuk sarana hubungan secara

langsung. Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya masih merupakan pilihan

utama bagi masyarakat dalam melakukan hubungan komunikasi walaupun sudah ada

sarana komunikasi lainnya. Hal ini disebabkan biaya yang murah dan mampu menjangkau

konsumennya sampai pada daerah yang terjauh.

Di Kabupaten Kapuas terdapat 8 unit kantor pos yang tersebar di delapan kecamatan

serta ditambah dengan 4 unit rumah pos, 2 unit pos kelingling, 76 kotak pos dan 13 unit

bis surat. Jumlah pelayanan surat pos yang terjadi di seluruh kantor pos pada tahun 2007

jumlahnya mencapai 202.152 unit. Sedangkan untuk pengiriman dan penerimaan paket

pos selama tahun 2007 masing-masing adalah 48.056 buah paket pengiriman dan 11.718

paket penerimaan.

Page 37: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 37

d. Prasarana pendidikan

Prasarana pendidikan di Kabupaten Kapuas sudah tersedia mulai dari tingkat taman

kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kabupaten Kapuas sebanyak 103 unit yang

tersebar di 12 kecamatan, dengan jumlah murid tahun 2007 sebanyak 2.936 orang.

Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 502 unit. Tingkat sekolah menengah pertama (SMP)

terdapat sebanyak 91 unit SMP terdiri 52 SMP Negeri dan 39 SMP Swasta. Pada tingkat

sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMU 31 unit, dan Perguruan Tinggi 2 unit dengan

jumlah mahasiswa 1.091 orang.

Tabel 2.4.5.

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Kapuas Tahun 2007

Jumlah Sekolah Murid Guru Jumlah Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Sekolah

1. T K 102 2936 272 1022. S D 384 118 54.457 13.300 2.510 878 5023. SLTP 52 39 7.199 5.771 666 419 914. SMU 16 15 7.024 2.265 545 159 315.PT: - STIE 1 342 35 1 - STAI 1 749 71 1Jumlah 452 276 68.680 25.363 3.721 1.834 728 Sumber : Kabupaten Kapuas Dalam Angka, 2007 (STIE= Sekolah Tiggi Ilmu Ekonomi,

STAI= Sekolah Tinggi Agama Islam)

e. Prasarana kesehatan

Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Kapuas

terdapat 1 rumah sakit umum. Pada tingkat kecamatan telah tersedia puskesmas dan telah

merata di seluruh kecamatan, serta ditambah puskesmas pembantu di setiap UPT

transmigrasi yang ada di kabupaten Kapuas. Pada tahun 2007 jumlah puskesmas yang

tersebar di kecamatan terdiri dari puskesmas umum 23 unit, puskesmas pembantu 39 unit,

dan polindes 25 unit.

Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Kapuas tahun 2007 terdiri dari 35 orang

dokter umum, 4 dokter spesialis, 13 dokter gigi, 214 bidan dan 233 perawat serta

ditunjang oleh banyak tenaga dan jasa para medis lainnya. Tenaga kesehatan khususnya

dokter sudah tersedia di setiap kecamatan, seperti dapat dilihat pada tabel 2.4.6.

Page 38: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 38

Tabel 2.4.6. Jumlah Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kapuas Tahun 2007

Tenaga Dokter Paramedis No Kecamatan Puskesmas Umum Gigi Perawat Bidan

1 Kapuas Kuala 2 2 1 17 10 2 Kapuas Timur 1 1 1 10 6 3 Selat 6 8 2 55 37 4 Basarang 1 1 0 10 15 5 Kapuas Hilir 1 1 1 9 13 6 Pulau Petak 1 1 0 11 15 7 Kapuas Murung 4 4 2 46 29 8 Kapuas Barat 1 1 0 13 5 9 Mantangai 31 3 1 21 25 10 Timpah 1 1 1 10 9 11 Kapuas Tengah 1 2 1 9 14 12 Kapuas Hulu 1 1 1 6 6 Jumlah 51 26 11 217 184

Sumber : BPS, Kabupaten Kapuas Dalam Angka 2007/2008

2.5. KABUPATEN BARITO SELATAN

2.5.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Kabupaten Barito Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Tengah

yang pada tahun 2001 (sebelum pemekaran) dengan batas wilayah:

• Sebelah Utara : Kabupaten Barito Utara.

• Sebelah Timur : Kalimantan Selatan.

• Sebelah Selatan : Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan.

• Sebelah Barat : Kabupaten Kapuas.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 05 tahun 2002 Kabupaten Barito Selatan

dimekarkan menjadi Kabupaten Barito Selatan dan Kabupaten Barito Timur, sehingga

posisi dan perbatasan mengalami perubahan sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Kabupaten Barito Utara.

• Sebelah Timur : Kabupaten Barito Timur.

• Sebelah Selatan : Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan.

• Sebelah Barat : Kabupaten Kapuas.

Secara geografis Kabupaten Barito Selatan terletak membujur atau memanjang

sepanjang sungai Barito dengan letak 10

20‘ Lintang Utara – 20

35 ‘ Lintang Selatan dan

1140

– 1150

Bujur Timur.

Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2001 (sebelum pemekaran) mempunyai luas

wilayah 12.664 km2 terdiri dari 12 Kecamatan. Setelah pemekaran pada tahun 2002 luas

Page 39: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 39

wilayah menjadi 8.830 km2 terdiri dari 6 Kecamatan, 7 kelurahan dan 83 desa termasuk

Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) dan Pemukiman Masyarakat Suku Terasing (PMST).

b. Topografi dan iklim

Kabupaten Barito Selatan terletak di garis Khatulistiwa, termasuk daerah hujan tipe B,

yaitu iklim yang memiliki 1-2 bulan kemarau dalam setahun. Temperatur rata-rata antara

25 – 27OC, dengan suhu maksimum 27,50OC (bulan Oktober) dan suhu minimum 24,50OC

(bulan Juli). Rata-rata hujan tiap tahun 2.665 mm dengan 107 hari hujan.

c. Lahan dan penggunaannya

Kabupaten Barito Selatan dengan luas wilayah 12.664 km2 terdiri dari kawasan

hutan, kawasan hutan produksi, kawasan konservasi, kawasan pengembangan hutan

rakyat, serta kawasan pemukiman dan wilayah pengembangan.

d. Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Barto Selatan Tahun 2004 sebanyak 121.310 jiwa

dengan kerapatan penduduk rata-rata 14 jiwa/km2. Pada Tahun 2006 jumlah Penduduk

Barito Selatan menjadi 122.929 jiwa yang terdiri dari 62.578 jiwa laki-laki dan 60.351

perempuan. Jumlah penduduk dan kerapatan penduduk Barito Selatan menurut

kecamatannya dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 2.5.1.

Luas wilayah Kecamatan dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Barito Selatan setelah Pemekaran (2004)

No Kecamatan Luas Wilayah

( km2 ) % luas Jumlah

penduduk Kepadatan (jiwa/km2)

1 2 3 4 5 6

Jenamas Dusun Hilir Karau Kuala Dusun Selatan Dusun Utara Gn. Bintang Awai

708 2.065 1.099 1.829 1.196 1.933

8,02 23,39 12,45 20,71 13,54 21,89

11.099 16.417 16.133 45.730 16.470 15.461

16 8 15 25 14 8

Jumlah 8.830 100,00 121.310 14

2.5.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kabupaten Barito Selatan dengan luas 8.830 km2, memiliki potensi sumber daya

alam (SDA) yang sangat beraneka ragam. Wilayah ini sangat potensial untuk

pengembangan sumber daya pertanian baik tanaman pangan maupun perkebunan.

Kabupaten Barito Selatan yang sebagian besar wilayahnya berada di daerah aliran sungai

Page 40: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 40

Barito, menyimpan potensi yang sangat besar di sektor perikanan. Dengan potensi sungai,

danau dan rawa yang tersebar di seluruh kecamatan.

Kabupaten Barito Selatan memiliki bentangan hutan alam yang luas dan kaya

berbagai macam ragam jenis pohon dan hasil hutan ikutan lainnya yang memiliki potensi

ekonomi cukup tinggi. Potensi kekayaan tambang wilayah ini juga masih banyak

tersimpan dan menunggu waktu dapat dimanfaatkan. Potensi tambang wilayahini

diantaranya minyak bumi dan potensi bahan galian seperti pasir kuarsa, tanah liat, kaolin,

granit, dan batu bara.

Di Barito Selatan juga terdapat ekosistem air hitam yang konon hanya ada dua (2)

saja di seluruh dunia, kawasan ini sangat cocok untuk studi / penelitian dan obyek wisata,

serta berbagai jenis anggrek juga tumbuh subur seperti : Anggrek hitam, Coklat, Bintang,

Bulan, Mata kucing, Tebu, Pensil dan lain-lain.

b. Sumber daya manusia

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006 , nilai IPM Kabupaten Barito Selatan adalah 72,4 meningkat dibanding tahun

2005 dengan nilai IPM 71,3 (Tabel 2.4.2). Bila dibandingkan dengan nilai IPM Kabupaten

Kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Barito Utara berada pada posisi

ke 4 (empat) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM di

wilayah ini sudah relatif lebih baik. Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 97

meningkat dibanding tahun 2005 yang berada pada posisi 125.

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang

dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah

penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran

riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten

Barito Utara Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.5.2.

Tabel 2.5.2. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM

Kabupaten Barito Selatan Tahun 2005 – 2006

Kab Barito Utara IPM & Komponen 2005 2006

Angka Harapan Hidup (tahun) 67,5 68,0 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 8,0 8,3 Angka Melek Huruf (persen) 97,9 98,5 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 620,0 625,5 IPM 71,3 72,4 Peringkat Nasional 125 97 Reduksi shortfall 3,80 Peringkat Kalteng 6 4

Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

Page 41: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 41

2.5.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi

Pemerintah Kabupaten Barito Selatan terus berupaya meningkatkan kondisi ruas jalan

kabupaten sepanjang 592,2 km dari tahun ke tahun. Pada tahun 2002, sebagian besar

ruas jalan yang rusak mencapai 324,3 km (54,8%). Pada tahun 2004 telah dilakukan

perbaikan sepanjang 67,61 km (11,4%) dengan biaya Rp. 33 miliar, dan masih terdapat

jalan rusak sepanjang 256,69 km (43,35%).

Dalam dua tahun terakhir jalan menuju dan dalam kota Marabahan telah

menggunakan bahan aspal hotmix. Di samping itu, perbaikan dan peningkatan beberapa

jembatan kayu ulin menjadi konstruksi beton telah dibangun dengan penambahan siring

beton sepanjang 200 m dengan biaya sebesar Rp. 14 miliar.

Transportasi di Barito Selatan terdiri dari transportasi darat dan sungai. Transportasi

darat berupa mobil angkutan, sedangkan transportasi sungai berupa klotok, speed boat,

bus air dan motor boat. Seiring dengan meningkatnya arus penumpang/lalu lintas di

Kabupaten Barito Selatan, guna memperlancar arus transportasi, pemeritah kabupaten

telah membangun beberapa terminal seperti: Terminal Kota Marabahan, Terminal Anjir

Pasar, Terminal Handil Bakti, dan Terminal Tabukan, serta tersedia 81 Dermaga yang

tersebar di beberapa kecamatan.

b. Prasarana listrik dan air minum

Pada tahun 2004 prasarana listrik hampir menjangkau sebagian besar wilayah Barito

Selatan. Dari sebanyak 194 desa dan 6 kelurahan di kabupaten ini telah terjangkau

jaringan listrik 185 desa dan 5 kelurahan dengan total pengguna sebanyak 40.088 unit/

rumah atau meningkat 18,93% dibandingkan tahun 2003 sejumlah 33.707 unit/rumah.

Sementara sambungan PDAM pada tahun 2004 telah mencapai 4.507 unit; meningkat

11,5% dibandingkan angka tahun 2002 (2.598 unit).

c. Prasarana komunikasi

Sarana komunikasi di Kabupaten Barito Selatan sebelum tahn 2003 masih terbatas

pada telepon rumah dan sejumlah wartel dan kantor pos. Pada tahun 2003 telah

dibangun BTS Satelindo (Indosat) sehingga penduduk di wilayah ini sudah dapat

menggunakan telpon seluler. Hingga tahun 2004 telah beroperasi juga berbagai operator

telepon selular lainnya seperti Telkomsel dan XL. Saait ini f asilatas telepon Flexi dari

Telkomsel dapat dipergunakan di seluruh kecamatan.

Page 42: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 42

d. Prasarana pendidikan

Prasarana pendidikan di Kabupaten Barito Selatan sudah tersedia mulai dari tingkat

taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA (Tabel 2.5.3).

Tabel 2.5.3.

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kabupaten Barito Selatan Tahun 2006

Jumlah Sekolah Murid Guru Jumlah Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Sekolah

1. T K 2 38 180 1.203 12 207 40 2. S D 171 12 10.107 1.376 1.319 116 183 3. SLTP 23 19 3.572 1.423 312 165 42 4. SMU/K 7 10 1.603 246 195 63 17 5. PT: - Total 203 79 15.462 4.248 1.838 551 282 Jumlah 452 276 68.680 25.363 3.721 1.834 728

Sumber : Kalimantan Tengah Dalam Angka, 2007

Sekolah TK di Kabupaten Barito Selatan sebanyak 40 unit yang tersebar di seluruh

kecamatan, dengan jumlah murid tahun 2006 sebanyak 1.383 orang.. Jumlah sekolah

dasar (SD) sebanyak 183 unit. Tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat

sebanyak 42 unit SMP terdiri 23 SMP Negeri dan 19 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah

lanjutan atas (SLTA) terdapat SMU 17 unit dengan jumlah siswa 1.849 orang.

e. Prasarana kesehatan

Kabupaten Barito Selatan memiliki fasilitas rumah sakit, yaitu RSUD Marabahan tipe D

plus yang akan dikembangkan menjadi tipe C, berikut instalasi Pelayanan Kesehatan

Masyarakat Handil Bakti di wilayah selatan. Sarana dan prasarana kesehatan lainnya

tersebar di seluruh kecamatan seperti Puskesmas, Posyandu, Tenaga Medis, Spesialis dan

Paramedis. Prestasi bidang kesehatan yang telah diraih dalam tahun 2003 antara lain:

• Juara II Dinas Kesehatan Berprestasi;

• Juara I Balita Sehat Indonesia; dan

• Bidan Teladan dan Dokter Teladan Se-Kalsel.

f. Irigasi

Untuk mendukung pengembangan pertanian, pemerintah Kabupaten Barsel telah

melakukan pemeliharaan/normalisasi irigasi/tabat (saluran drainase primer, sekunder dan

tersier) pada tahun 2003 sepanjang 844,65 km dengan total biaya Rp. 25,4 miliar dan

tahun 2004 sepanjang 620 km dengan biaya Rp. 6,7 miliar. Total panjang saluran irigasi

yang dimiliki saat ini adalah 4.000 km.

Page 43: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 43

g. Bank dan Asuransi

Di Kabupaten Barito Selatan beroperasi tiga bank, yaitu: BPD Cabang Marabahan,

BNI 46 Cabang Marabahan, BRI Cabang Marabahan, serta terdapat satu unit Asuransi

Jiwasraya.

2.6. KABUPATEN BARITO UTARA

2.6.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Kabupaten Barito Utara (Barut) merupakan bagian dari provinsi Kalimantan Tengah

dengan ibukota Muara Teweh ditetapkan berdasarkan UU No.22 Tahun 1946, melalui SK

Mendagri tanggal 29 Juni 1950 No.0.17/15/3. Awalnya, wilayah Kabupaten Barito Utara

sebagai daerah otonom membawahi wilayah kabupaten administrasi Murung Raya,

dengan ibukotanya di Puruk Cahu.

Selanjutnya, menyesuaikan dengan keberaan UU No.5 Tahun 1974, tentang Pokok-

pokok Pemerintahan Daerah, maka sejak tahun 1982 Kabupaten Administrastif Murung

Raya diubah statusnya menjadi Kantor Pembantu Bupati Wilayah Murung Raya dengan

ibukota tetap di Puruk Cahu. Seiring perkembangan wilayah, khususnya dalam kaitan

perkembangan pemerintahan dan pembangunan, wilayah Kabupaten Barito Utara

mencakup 1 (satu) wilayah Pembantu Bupati dan 11 (sebelas) Kecamatan, yaitu wilayah

Pembantu Bupati yaitu Kecamatan Murung, Laung Tuhup, Tanah Siang, Sumber Barito,

Permata Intan, Kecamatan Teweh Tengah, Montallat, Gunung Timang, Lahei, Teweh Timur

dan Gunung Purei. Pada saat itu wilayah Kabupaten Barito Utara masih sangat luas, yakni

mencakup wilayah seluas 32.000 km2, terluas ketiga setelah Kotawaringin Timur dan

Kabupaten Kapuas.

Setelah adanya pemekaran Kabupaten pada Tahun 2002, Wilayah Pembantu Bupati

Barito Utara Wilayah Murung Raya menjadi Kabupaten Murung Raya dengan Ibukota

Puruk Cahu, maka Kabupaten Barito Utara mempunyai luas wilayah ± 8.300 km2, dengan

6 Kecamatan yakni Kecamatan Teweh Tengah, Montallat, Gunung Timang, Teweh Timur,

Gunung Purei dan Lahei dengan 10 Kelurahan dan 93 Desa.

Kabupaten Barito Utara terletak pada posisi geografis 114O 27’ 00” – 115O 49’ 00”

BT dan 0O 58’ 30” LU – 1O 26’ 00” LS dengan batas-batas wilayah:

• Sebelah utara : Kabupaten Murung Raya dan Provinsi Kalimantan Timur;

• Sebelah selatan : Kabupaten Barito Selatan dan Provinsi Kalimantan Selatan;

• Sebelah timur : Provinsi Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Selatan; dan

• Sebelah barat : Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Gunung Mas.

Page 44: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 44

b. Topografi dan iklim

Iklim di Kabupaten Barito Utara termasuk iklim tropis yang lembab dan panas. Yang

dipengaruhi oleh musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Keadaan temperatur

udara rata-rata maksimum lebih kurang 35OC dan minimum kurang lebih 20OC dengan

kelembaban nisbi (RH) rata-rata 85% pertahun.

Menurut peta curah hujan Provinsi Kalimantan Tengah, Wilayah Kabupaten Barito

Utara mempunyai curah hujan yang tertinggi diantara kabupaten-kabupaten lainnya, yaitu

dari 3.000 mm/tahun dibagian selatan menjadi lebih dari 4.000 m/tahun dibagian utara.

Berdasarkan data dan peta curah hujan Kabupaten Barito Utara dibagi menjadi 2

(dua) kelas yaitu sebagai berikut:

• Wilayah dengan curah hujan antara 3.000 – 3.500 mm pertahun; dan

• Wilayah dengan curah hujan antara 2.500 – 3.000 mm pertahun

c. Lahan dan penggunaannya

Luas Kawasan Kabupaten Barito Utara berdasarkan RTRW Provinsi Kalimantan

Tengah Tahun 2003 adalah 830.000 Ha, sedangkan menurut RTRW Kabupaten Barito

Utara Tahun 2004 / RTRWP Tahun 1999 luas potensi hutan seluas 485.850 Ha. Luas

Kawasan hutan dapat dirinci sebagai berikut :

(1) Hutan Produksi : 316.787 ha;

(2) Hutan Lindung : 69.605 ha;

(3) Cagar Alam : 6.000 ha;

(4) Kawasan Pengembangan Produksi : 91.792 ha;

(5) Hutan Produksi Terbatas : 159.506 ha;

(6) Kawasan Pemukiman dan Penggunaan Lainnya : 186.506 ha; dan

(7) Lokasi Transmigrasi : 133 ha.

d. Demografi

Jumlah penduduk sampai dengan Januari 2007 adalah 114.903 jiwa dengan dengan

laju pertumbuhan 1,08% per tahun. Penduduk di Kabupaten Barito Utara tahun 2007

terdiri dari penduduk laki-laki 58.853 jiwa atau 51,22% dan penduduk perempuan 56.050

jiwa atau 48,78% atau dengan sex ratio 105,0%. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten

Barito Utara rata-rata kerapatan 14 jiwa per km2

.

Page 45: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 45

2.6.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kabupaten Barito Utara memiliki beragam potensi sumber daya alam yang masih dan

dapat dikelola untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan penduduk. Sumber daya

alam di Kabupaten Barito Utara adalah meliputi sumberdaya lahan pertanian dan

perkebunan, sumber daya dibidang kehutan, tambang, dan sumber daya perairan yang

meliputi sungai, rawa dan laut.

Kabupaten Barito Utara memiliki Luas perairan umum (Perairan air Tawar) 4.928 Ha.,

terdiri dari perairan Sungai, Danau, Rawa, Waduk dan Air Genangan. Berdasarkan kondisi

fisik, wilayah Kabupaten Barito Utara mempunyai potensi yang cukup baik bagi

pengembangan usaha pertanian tanaman pangan dan holtikultura. Untuk mendukung

pengembangan pertanian, pemerintah Kabupaten Barito Utara telah membangun dua unit

DAM kecil di daerah Trinsing dan Trahean Kecamatan Teweh Tengah. Hanya areal sawah

di daerah ini yang menggunakan sarana irigasi (semi teknis). Selebihnya masih merupakan

sawah tadah hujan.

b. Sumber daya manusia

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Barito Utara adalah 73,9 meningkat dibanding tahun

2005 dengan nilai IPM 72,8 (Tabel 2.6.1). Bila dibandingkan dengan nilai IPM

kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Barito Utara termasuk

tinggi berada pada posisi ke 2 (dua) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan

pembinaan SDM di wilayah ini sudah relatif lebih baik, meskipun bila dilihat secara nasional

masih perlu lebih ditingkatkan lagi dibidang pembangunan SDM.

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang

dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah

penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran

riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten

Barito Utara Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.6.1.

Page 46: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 46

Tabel 2.6.1. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM

Kabupaten Barito Utara Tahun 2005 – 2006

Kab Barito Utara IPM & Komponen 2005 2006

Angka Harapan Hidup (tahun) 71,3 71,4 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,5 8,4 Angka Melek Huruf (persen) 98,0 98,0 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 616,2 622,1 IPM 72,8 73,9 Peringkat Nasional 77 61 Reduksi shortfall 4,17 Peringkat Kalteng 2 2

Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

Keberhasilan pembangunan SDM di wilayah ini dapat pula dilihat dari tingkat

pendidikan tenaga kerja di wilayah ini. Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang terdaftar

sebagai pencari kerja tahun 2006 adalah 2.252 orang. Tingkat pendidikan pencari kerja

sebagian besar adalah Sarjana Diploma dan Sarjana Strata-1 sebesar 44% dan lulusan SLTA

sebesar 37%. Selebihnya adalah SLTP 6%, SD 6% dan tidak tamat SD 7%.

Pengembangan SDM di kabupaten ini difokuskan pada bidang pendidikan,

keterampilan dan kesehatan. Pemerintah Daerah telah menjalin kerja sama dengan

Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Universitas Palangka Raya, serta beberapa

perguruan tinggi di Pulau Jawa untuk program D3, S-1 dan Program Pascasarjana, yang

diikuti oleh aparatur dan unsur masyarakat. Beberapa diantaranya saat ini tengah

mengikuti program pendidikan S-2 di luar negeri.

Beberapa kebijakan dibidang pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM yang

telah ditempuh antara lain pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh

pendidikan, peningkatan mutu pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan, dan

peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan.

Upaya lain yang dilakukan untuk mendorong perkembangan aktivitas pendidikan

adalah melibatkan peran serta masyarakat dalam membangun dan mengembangkan

pelayanan pendidikan. Peran serta ini antara lain dengan mendorong peran aktif lembaga

GN-OTA, Komite Sekolah dan lembaga sosial lainnya guna membantu anak usia sekolah

dari kalangan kurang mampu.

Orientasi pendidikan juga diarahkan agar memenuhi standar akreditasi pemerintah

serta responsif terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat memenuhi

tuntutan bursa tenaga kerja, serta mendukung pengembangan potensi daerah dalam

bentuk sekolah kejuruan.

Pembangunan SDM juga dilakukan melalui peningkatan pembangunan bidang

kesehatan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dan kualitas sumber daya manusia. Indikatornya antara lain:

Page 47: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 47

• Peningkatan usia harapan hidup;

• Penurunan angka kematian bayi/anak/ibu melahirkan;

• Peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat; dan

• Peningkatan produktivitas kerja, kesadaran masyarakat akan pentingnya prilaku hidup

bersih dan sehat.

2.6.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi

Jaringan jalan darat di Kabupaten Barito Utara menurut statusnya terbagi atas jalan

negara, provinsi, kabupaten, desa dan jalan HPH. Jalan Negara yang melewati Kabupaten

Barito Utara adalah merupakan jalur jalan antar provinsi yang menghubungkan Provinsi

Kalimantan Selatan (dari Banjarmasin) ke arah Ampah-Kandui-Muara Teweh. Transportasi

melalui Jalan Darat (melalui jalan Negara) arah selatan menuju Banjarmasin dengan jarak ±

425 km ditempuh rata-rata 8 – 10 jam perjalanan.

Tabel 2.6.2.

Panjang dan kondisi jalan berdasarkan status di Kabupaten Barito Utara Tahun 2007

Kondisi No Status Jalan Baik

(km) Sedang

(km) Rusak (km)

Rusak Berat (km)

1 Jalan Negara - 213,20 244,50 64,60 2 Jalan Provinsi - 14,00 3,40 - 3 Jalan Kabupaten 86,58 229,93 249,97 63,40 4 Jalan Desa 36,88 104,68 295,08 77,47 5 Jalan HPH - 2.569,04 - -

Jumlah 123,46 3.130.85 792,95 205,47 Kabupaten Barito Utara Dalam Angka, 2007

Pada jalan HPH sebagian jalan masih dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan

pihak perusahaan, tetapi jalur ini sangat tergantung keadaan alam. Di musim hujan kondisi

jalan sangat licin dan hampir tidak bisa dilewati pada tempat-tempat tertentu yang terjal

dan pada musim kemarau dibatasi oleh debu yang dapat mengganggu kesehatan dan

keselamatan.

Transportasi sungai di Kabupaten Barito Utara sangat memegang peranan penting.

Jauh sebelum adanya jalur jaringan jalan darat, transportasi sungai merupakan jalur

transportasi yang paling banyak digunakan, khususnya pada daerah yang berbasis utama

pada daerah aliran Sungai Barito dan anak sungainya, baik untuk pengangkutan orang

ataupun barang ke dan dari daerah pedalaman.

Untuk melayani fasilitas kapal-kapal sungai tersebut, tersedia Dermaga apung pada

ibukota kabupaten maupun ibukota kecamatan, khususnya kota Muara Teweh, Montallat,

Page 48: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 48

Tumpung Laung dan Muara Lahei. Transportasi melalui Sungai Barito dan Anak Sungai

Barito dengan jarak ± 700 km ke arah selatan menuju Banjarmasin dengan waktu tempuh

menggunakan Tongkang mesin sendiri atau ditarik dengan Tugboat ± 48 jam.

Lapangan udara di Kabupaten Barito Utara ada satu buah yaitu yang berada di kota

Muara Teweh jalan Pendreh Kecamatan Teweh Tengah dengan nama Bandara Beringin.

Saat ini rute penerbangan Muara Teweh; Palangka Raya dan Banjarmasin dibuka dua kali

seminggu oleh perusahaan penerbangan perintis Dirgantara Air Servis (DAS). Pesawat jenis

BN dan Casa 212.

Pemerintah Kabupaten Barito Utara sedang berupaya membangun Bandara Baru di

desa Trinsing Kecamatan Teweh Tengah kurang lebih 25 km dari Muara Teweh untuk

mengantisifasi perkembangan transport udara. Kapasitas bandara mampu didarati pesawat

berbadan lebar seperti Boing 737 seri 200 jurusan Muara Teweh Jakarta, Surabaya, Bali

dan kota kota besar lainnya di Indonesia.

b. Prasarana listrik dan air minum

Sarana listrik dari PLN umumnya telah menjangkau semua kecamatan di Kabupaten

Barito Utara. Sarana air bersih dari PDAM umumnya hanya menjangkau daerah ibukota

kecamatan seperta Muara Teweh, Muara Lahei dan Kandui.

c. Prasarana komunikasi

Salah satu prasarana komunikasi di Kabupaten Barito Utara adalah tersedianya kantor

Pos. Pelayanan Pos di Barito Utara tersedia satu unit Kantor Pos di Muara Teweh, untuk di

kecamatan dan desa-desa diadakan Pos Pembantu bekerja sama dengan Pemerintahan

Kabupaten. Guna melayani kiriman melalui titipan, di Muara Teweh ada beberapa cabang

perusahaan jasa titipan (travel) yang siap untuk membantu melayani barang-barang

kiriman seperti KGP, LTH, Tiki dan lain-lain.

Pelayanan telekomunikasi di Muara Teweh, ibukota Kabupaten Barito Utara tersedia

satu buah kantor cabang PT.Telkom untuk pelayanan telepon lokal, SLJJ dan SLI. Selain itu

juga tersedia fasilitas internet menggunakan telkomnet instan. Fasilitas telepon seluler saat

ini sudah bisa dinikmati di semua kecamatan dan beberapa desa di Kabupaten Barito

Utara. Untuk menambah pelayanan telekomunikasi tersedia wartel yang berada sampai

kecamatan dan banyak desa. Beberapa operator telepon seluler yang saat ini aktif adalah

Telkomsel, Indosat, XL, beserta derivatnya. Direncanakan untuk tamban layanan internet

dalam beberapa bulan ke depan akan beroperasi provider dari telkom dengan produknya

speedy net.

Page 49: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 49

d. Prasarana pendidikan

Sarana pendidikan sampai dengan tahun 2007 berjumlah 291 unit dengan jenjang

pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi yang terdiri dari 206 milik pemerintah dan 85

swasta (Tabel 2.6.3). Kondisi sarana pendidikan secara umum digambarkan sebagai berikut

: – 101 unit dalam kondisi baik – 59 unit mengalami rusak ringan – 64 unit mengalami

rusak sedang – 67 unit mengalami rusak berat.

Tabel 2.6.3. Sarana Pendidikan di Kabupaten Barito Utara Tahun 2007

No Jenjang Sekolah Negeri Swasta Total

1 TK/RA 1 55 562 SD/MI 177 6 1833 SDLB 1 0 14 SMP/MTs 19 14 335 SMA/MA 6 7 136 SMK 2 0 27 PT 0 3 3

Jumlah 206 85 291Kabupaten Barito Utara Dalam Angka, 2007

e. Prasarana kesehatan

Sarana kesehatan di Kabupaten Barito Utara yang ada adalah Rumah Sakit Daerah

Muara Teweh Tipe C, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes dan Posyandu serta

Apotek (Tabel 2.6.4).

Tabel 2.6.4.

Puskesmas, Pustu dan Polindes Per Kecamatan Tahun 2006

No Kecamatan Nama Puskesmas

Jumlah Puskesmas Pembantu

Jumlah Poliklinik Desa

(Polindes) 1 Montallat Tumpung Laung 7 6 2 Gunung Timang Kandui 5 4

Ketapang 3 3 3 Gunung Purei Lampeong 3 3 4 Teweh Timur Benangin 9 7

Mampuak 3 - 5 Teweh Tengah Muara Teweh 10 3

Lanjas 6 1 Lemo 7 4 PIR Butong 4 - Sei Rahayu 4 -

6 Lahei Lahei I 7 2 Lahei II 8 7 Benao 2 -

Jumlah 14 69 40 Kabupaten Barito Utara Dalam Angka, 2007

Page 50: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 50

Tenaga yang ada di Kabupaten Barito Utara sebanyak 367 orang, terdiri dari tenaga

teknis kesehatan sebanyak 305 orang, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) 28 orang,

tenaga non teknis kesehatan sebanyak 34 orang. Tenaga dokter spesialis 3 orang, dokter

umum 20 orang, dokter gigi 4 orang, sarjana kesehatan masyarakat 11 orang, sarjana

keperawatan 3 orang, apoteker 3 orang, perawat 126 orang, bidan 101 orang, dan tenaga

kesehatan lainnya 64 orang.

f. Bank dan Asuransi

Di Kabupaten Barito Utara beroperasi beberapa bank, yaitu: BPD Cabang Muara

Teweh, BNI 46 Cabang Muara Teweh, BRI Cabang Muara Teweh, Bank Mandiri serta

Asuransi Jiwasraya dan Bumi Putera.

2.7. KABUPATEN SUKAMARA

2.7.1. Kondisi Fisik dan Geografi

a. Luas dan batas wilayah

Luas wilayah Kabupaten Sukamara adalah 3.827 km2 atau 382.700 Ha atau kurang

lebih 2% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, yang terdiri dari hutan, rawa,

sungai, danau, genangan air, pantai dan tanah lainnya. Secara geografis kabupaten

Sukamara terletak pada 2°19' sampai 3°07' Lintang Selatan (LS) dan 110°25' sampai

dengan 111°9' Bujur Timur (BT), dengan batas – batas wilayah, sebagai berikut :

Sebelah utara : Kabupaten Lamandau

Sebelah timur : Kabupaten Kotawaringin Barat

Sebelah selatan : Laut Jawa

Sebelah barat : Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat

Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukamara terdiri dari 5 (lima)

kecamatan, yaitu Kecamatan Sukamara, Jelai, Balai Riam, Pantai Lunci (diresmikan tanggal

15 Juni 2006) dan Permata Kecubung (diresmikan tanggal 17 Juni 2006). Kecamatan

Pantai Lunci dan Permata Kecubung merupakan kecamatan baru yang telah sesuai Perda

Kabupaten Sukamara No. 03 Tahun 2006 tanggal 12 April 2006 tentang pembentukan

Kecamatan Pantai Lunci dan Permata Kecubung yang selanjutnya diundangkan pada

tanggal 05 Mei 2006. Wilayah kecamatan terbagi menjadi 3 kelurahan dan 29 desa.

Jumlah desa/kelurahan dan luas wilayah menurut kecamatan disajikan dalam Tabel 2.7.1

berikut.

Page 51: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 51

Tabel 2.7.1 Jumlah Desa/Kelurahan dan Luas Wilayah Menurut Kecamatan

di Kabupaten Sukamara

No. Kecamatan Kelurahan Desa Luas (km2)

Persentase terhadap Luas Kabupaten (%)

1 Sukamara 2 6 1.028,00 26,86 2 Jelai 1 4 796,00 20,80 3 Balai Riam - 8 522,26 13,65 4 Pantai Lunci - 4 804,00 21,01 5 Permata Kecubung - 7 676,95 17,69

Jumlah 3 29 3.827,21 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Sukamara 2006

Kabupaten Sukamara terdiri dari 5 Kecamatan. Daerah yang paling luas adalah

Kecamatan Sukamara dengan luas 1.028 km2, kemudian Kecamatan Pantai Lunci dengan

luas 804 km2

dan Kecamatan Jelai seluas 796 km2, sedangkan kecamatan yang luas

daerahnya paling kecil adalah Kecamatan Balai Riam seluas 522,26 km2.

b. Topografi dan iklim

1). Topografi

Topografi merupakan salah satu faktor penentu kesesuaian lokasi untuk

investasi/budidaya pertanian dalam arti luas. Setiap tanaman memerlukan topografi yang

sesuai agar dapat berproduksi optimal. Letak Kabupaten Sukamara berdasarkan ketinggian

disajikan pada Tabel 2.7.2.

Tabel 2.7.2

Ketinggian Kabupaten Sukamara dalam Ha

No. Kecamatan Induk

0–7 m 7–25 m 25–100 m 100–500 m Jumlah

1 Sukamara 31.275 18.350 34.375 - 84.0002 Jelai 1) 59.200 17.925 56.475 - 133.6003 Balai Riam 2) 1.560 16.250 80.130 780 98.900

JUMLAH 82.035 52.525 160.980 780 316.500Keterangan : 1) Kecamatan Jelai termasuk didalamnya Kecamatan Pantai Lunci 2) Kecamatan Balai Riam termasuk didalamnya Kecamatan Permata Kecubung

Data pada Tabel 2.7.2. menjelaskan bahwa Kabupaten Sukamara sekitar 25,92%

terletak pada ketinggian 0 - 7 m di atas permukaan laut (dpl). Daerah ini dipengaruhi oleh

pasang surut dan penggunaan lahan yang cocok adalah untuk tambak, kelapa,

mangrove/konservasi pantai dan sawah, tergantung pada parameter fisik dan kimia tanah

lainnya. Daerah lainnya yang terletak pada ketinggian 7 - 500 m dpl sekitar 74,08% yang

peruntukan penggunaanya cocok untuk perkebunan, pertanian tanah kering dan sawah.

Page 52: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 52

Topografi yang digambarkan dalam kemiringan tanah mempunyai peranan yang

penting dalam pemanfaatan tanah baik untuk pembangunan pertanian maupun untuk

pembangunan infrastruktur, misalnya pembangunan jalan dan gedung. Data kemiringan

lahan Kabupaten Sukamara disajikan pada Tabel 2.7.3.

Berdasarkan Tabel 2.7.3, tanah yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan budidaya

seluas 3.375 ha, yaitu dengan kemiringan lahan lebih dari 40%. Topografi tanah dengan

kemiringan 0-2% termasuk datar, kemiringan 2-15% dari bergelombang sampai berbukit,

kemiringan 15-40% berbukit dan kemiringan > 40% bergunung. Penggunaan lahan

dengan kemiringan > 40% ini disarankan kawasan lindung/ kawasan hutan.

Tabel 2.7.3 Kemiringan Lahan Kabupaten Sukamara dalam Ha

No. Kecamatan Induk

0-2% 2-15% 15-40% >40% Jumlah

1 Jelai 133.600 - - - 133.600 2 Sukamara 46.800 37.200 - - 84.000 3 Balai Riam 18.000 46.825 29.700 3.375 98.900

Jumlah 197.400 84.025 29.700 3.375 316.500 Keterangan :

1) Kecamatan Jelai termasuk didalamnya Kecamatan Pantai Lunci 2) Kecamatan Balai Riam termasuk didalamnya Kecamatan Permata Kecubung

2). Fisiografi

Kajian fisiografi merupakan salah satu pendekatan keruangan yang menganalisa

karakteristik bentang alam berdasarkan persamaan sifat-sifat fisik tanah. Analisis fisiografi

juga sebagai masukan dalam analisis daya dukung lingkungan. Wilayah Kabupaten

Sukamara dapat dibagi menjadi beberapa fisiografi sebagai berikut :

Daratan rendah, endapan pantai

Wilayah ini terdapat di tepi pantai, tepatnya pantai yang berbatasan dengan Laut Jawa,

yang berjarak 2 – 5 km dari pantai. Terbentuk dari hasil pengendapan pantai, yang

berupa tanah kering atau sedikit tergenang dan memiliki tekstur kasar.

Daratan rendah, endapan sungai

Wilayah ini terdapat di tepi sungai yang berbelok-belok (meander) atau danau kecil.

Letaknya agak tinggi, namun kadang-kadang tergenang dan banjir akibat limpahan air

sungai. Dataran ini bertekstur tanah sedang sampai halus. Seluruh wilayah daratan

rendah, baik yang berupa endapan sungai maupun endapan pantai, masih dipengaruhi

oleh pasang surut air laut.

Lahan gambut

Wilayah ini terletak di belakang wilayah endapan sungai (levee), yang terbentuk akibat

hutan rawa monoton telah mencapai klimaks, sehingga terbentuk gambut yang

cembung (dome). Dataran ini dapat dijumpai terutama di antara di sekitar Sungai Jelai

dan pantai.

Page 53: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 53

Dataran rendah, batuan endapan pantai

Wilayah ini terletak agak ke hilir/tengah, terutama disekitar Sungai Jelai dan di sebelah

selatan kota sukamara. Dataran ini membentang dari sukamara hingga ke pantai. Pada

wilayah ini air sulit mengalir keluar karena wilayah ini sangat datar, sehingga pada

beberapa tempat drainase agak terlambat. Dataran ini memiliki tekstur tanah kasar.

Pegunungan/perbukitan batuan intrusi masam

Wilayah ini merupakan daerah patahan (told) dan lipatan (fault), terdapat di bagian

hulu. Bentuk wilayah ini berbukit dan bergunung, yang didominasi oleh batuan

endapan pasir dan liat dan diselingi dengan batuan intrusi yang umumnya masam.

Lain-lain

Bagian yang termasuk lain-lain adalah tubuh air, diantaranya danau dan rawa, yaitu

merupakan depresi atau cekungan yang airnya masih dalam. Pada daerah ini belum

sempat terbentuk gambut.

3). Geologi

Berdasarkan peta geologi lembar Palangka Raya tahun 1995 wilayah Kabupaten

Sukamara terbentuk dari batuan endapan dan batuan beku. Yang terbentuk pada masa

tersier dan kuarter. Daerah tengah dan hulu terbentuk dari batuan endapan dan beku.

Daerah pesisir secara geologis terbentuk dari proses endapan-endapan dari sungai dan

proses pasang surut dan pengaruh laut.

Ditinjau dari formasi bahan material pembentukannya, di daerah ini terdapat Formasi

Aluvium (Qa) yang tersusun dari material gambut berwarna coklat kehitaman (endapan

rawa), pasir lepas berwarna kekuningan halus-kasar, tak berlapis (endapan sungai);

lempung kelabu kecoklatan, mengandung sisa tumbuhan, sangat lunak (daerah pasang

surut), dan lempung kaolinan warna putih kekuningan, bersifat liat, tebal sekitar dari 50 –

100 m, Formasi Dahor (TQd) yang terdiri dari material Konglomerat, coklat kehitaman,

agak padat, komponen terdiri dari fragmen kuarsit dan basal, berukuran 1 – 3 cm, kemas

terbuka dengan matriks berukuran pasir. Berselingan dengan batu pasir, berwarna

kekuningan sampai kelabu, berbutir sedang sampai kasar, setempat berstruktur sedimen

silang siur. Batu lempung warna kelabu, agak lunak, karbonan setempat mengandung

lignit, tersingkap sebagai sisipan dalam batu pasir dengan ketebalan 20 – 60 cm. Umur

formasi ini diperkirakan Miosen Tengah sampai Plistosen, berdasarkan korelasi dengan

Formasi Dahor di Lembar Tewah (Sumintadipura, 1976), tebalnya diperkirakan 300 m,

diendapkan dilingkungan paralik. Tanah ini banyak dijumpai dari bagian tengah hingga ke

utara dan merupakan lahan yang baik untuk pertanian lahan kering. Sebagian lahan ini

telah digunakan untuk pertanian tanaman keras dan selebihnya beruap hutan.

Endapan yang dihasilkan oleh proses di sungai menghasilkan tanah endapan di kiri –

kanan Sungai Jelai yang dapat mencapai 5 km dari tepi sungai. Tanah yang terbentuk dari

Page 54: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 54

endapan sungai merupakan lahan yang relatif subur dan sebagian besar telah digunakan

sebagai permukiman dan lahan pertanian.

Proses pengendapan dari proses laut menghasilkan tanah/hamparan pasir dan

tanggul pesisir di sepanjang pantai, terutama dari Kuala Jelai hingga ke sungai bakau.

Hamparan pasir ini ada mencapai jarak ± 20 km ke arah daratan. Endapan bahan organik

yang terkurung dalam jebakan air membentuk tanah gambut yang banyak di jumpai di

daerah belakang tepi sungai. Tanah pasir yang terbentuk dari proses ini merupakan tanah

yang miskin hara yang banyak dijumpai di pesisir hingga ke bagian tengah. Sebagian tanah

ini dipergunakan untuk lokasi permukiman dan pertanian.

Jenis tanah tanah yang terbentuk di suatu daerah dipengaruhi oleh struktur batuan

induk yang oleh proses bio-fisik atau proses pelapukan akan membentuk jenis tanah

tertentu. Oleh karena itu sifat batuan secara geologis akan menentukan kesuburan tanah

dan kemudian berpengaruh terhadap kesesuaian penggunaan untuk budidaya tanaman.

Data geologi Kabupaten Sukamara sesuai Peta Geologi Bersistem Indonesia, Lembar

Pangkalan Bun, 1513, tahun 1994, bahwa bagian hulu (bagian kecil) dari sungai ini berasal

dari daerah Landform Group Volkan formasi tua yang merupakan daerah dengan

kelompok tanah yang terbentuk dari bahan induk breksi gunung api, lava, andesit, dan tuf

yang bersifat resisten. Sedangkan bagian selanjutnya hingga ke hilir melewati landform

Group Aluvial dengan kelompok tanah yang terbentuk dari bahan induk batuan sediment

yamg mengandung pasir, lempung dan sisa-sisa tanaman dan bersifat mudah tererosi.

Data geologi Kabupaten Sukamara terdiri dari batuan endapan dan batuan beku,

seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.7.4. Dengan menggunakan data pada tabel 2.7.4.

terlihat bahwa mayoritas wilayah Kabupaten sukamara terbentuk dari batuan endapan.

Materi penyusun batuan endapan ini terdiri dari endapan bahan organik yang membentu

tanah gambut, enadapan pasir yang membentuk tanah regosol, endapan lumpur dan

lempung mebentuk tanah alluvial dan tanah podsolik. Batuan beku dengan bahan

pembentuk dari andesit dan basalt membetuk tanah latosol.

Tabel 2.7.4 Geologi Kabupaten Sukamara ,dalam Ha

No Kecamatan Induk

Batuan Endapan Batuan Beku Jumlah

1 Jelai 133.600 - 133.600 2 Sukamara 84.000 - 84.000 3 Balai Riam 62.847 36.03 98.900

Jumlah 280.447 36.053 316.500 Sumber : Buku A Ka. Kobar 1986

Dari aspek geologi dapat dijelaskan bahwa pemanfaatan lahan yang berasal dari

bahan induk pasir adalah sangat terbatas karena tingkat kesuburannya sangat rendah.

Page 55: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 55

Tanah yang relatip baik adalah tanah yang berasal dari bahan endapan lumpur dan liat

yang banyak ditemukan di sekitar bantaran sungai. Tanah yang relatip lebih subur adalah

tanah dengan bahan induk dari batuan beku.

Informasi data iklim sangat diperlukan dalam perencanaan pembangunan kebun

tanaman semusim dan tahunan karena iklim merupakan faktor penentu sistem produksi

pertanian yang paling sulit dikendalikan. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi lahan

pertanian, kualitas lahan yang pertama diperhatikan adalah kondisi iklim nya. Bila

karakteristiknya tidak mendukung untuk budidaya tanaman, maka lahan tersebut tidak

sesuai untuk dikembangkan.

4). Iklim

Curah hujan sebagai salah satu unsur iklim merupakan komponen ekologi utama

pemasok air dalam sistem produksi tanaman. Namun, karena karakteristiknya yang

memang sangat dinamis, beragam, dan sulit dikendalikan, maka ketersediaan air yang

berharap dari curah hujan sering mengancam sistem produksi tanaman tersebut. Sebagai

akibat dari sifat ekstrim nya yang kadang melebihi kebutuhan dan kekeringan tanpa ada

hujan.

Dalam budidaya tambak, ada saat-saat dimana dasar tambak nya perlu dikeringkan

agar terjadi perbaikan sifat fisik tanahnya, meningkatkan mineralisasi bahan organic dan

untuk menghilangkan bahan-bahan beracun seperti H2S, amoniak atau metan. Kondisi

tersebut dibutuhkan bulan-bulan kering. Curah hujan antara 2000-3000 mm/th dengan

bulan kering 2-3 bulan adalah cukup baik untuk membuat kondisi tambak seperti tersebut

diatas (Soeseno, 1988).

Dengan demikian, maka kesetimbangan air yang tersedia dan jumlah air yang

dibutuhkan berfluktuasi menurut waktu. Akibat keadaan tersebut, pada periode tertentu

akan terjadi kelebihan air, dan terjadi kekurangan air pada periode lainnya, yang mungkin

pada saat periode pertumbuhan tanaman/ikan/udang. Stagnasi ketersediaan air tersebut

harus dapat diketahui sebelum membangun kebun/tambak agar resiko kegagalan panen

yang diakibatkan oleh kekurangan/kelebihan air lebih kecil. Resiko tersebut dapat diketahui

dengan cara menyusun potensi masa tanam berdasarkan perhitungan neraca air.

Unsur - unsur iklim yang sangat penting dalam budidaya pertanian dan perikanan

adalah; curah hujan, jumlah bulan basah/kering, suhu, kelembaban dan lama penyinaran

matahari. Data iklim tersebut diperoleh dari Stasiun Penangkar Hujan Sukamara selama 5

tahun dari tahun 1999 – 2003. Untuk memprediksi karakteristik suhu udara, kelembaban

nisbi, dan penyinaran matahari di kecamatan digunakan data-data dari Stasiun Klimatologi

dari Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun. Hasil rekapitulasi dari data-data suhu, kelembaban,

Page 56: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 56

dan lama penyinaran matahari dari kedua stasiun klimatologi tersebut berturut-turut dapat

dilihat pada Tabel 2.7.5, Tabel 2.7.6 dan Tabel 2.7.7.

Tabel 2.7.5

Curah Hujan (Mm) Stasiun Penakar Hujan Sukamara Tahun 2003 – 2007

Tahun Bulan 1993 2004 2005 2006 2007 Rt2 Bulanan

Januari 164 199 361 279 423 285,2 Februari 140 251 0 0 575 193,2 Maret 203 115 194 344 115 194,2 April 302 142 127 247 313 226,2 Mei 311 196 181 180 0 173,6 Juni 102 119 78 67 115 96,2 Juli 254 129 74 31 78 113,2 Agustus 79 99 8 0 70 51,2 September 61 48 94 0 52 51,0 Oktober 190 65 131 76 95 131,4 Nopember 323 230 258 187 194 238,4 Desember 316 294 258 197 315 276,0 Rt2 Tahunan 2.445 1.987 1.764 1.608 2.345

Sumber: Stasiun Penakar Hujan Sukamara, Tahun 2003-2007

Tabel 2.7.6

Suhu Rata-Rata, Suhu Maksimum dan Suhu Minimum di Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun Tahun 2003 – 2007

Periode Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Bulan

Max Min Rt2 Max Min Rt2 Max Min Rt2 Max Min Rt2 Max Min Rt2 Jan 30,5 23,2 26,7 30,0 23,4 26,0 29,9 23,7 26,1 30,6 23,5 26,7 31,0 23,3 26,4 Feb 30,9 23,6 26,5 31,0 23,5 26,9 31,5 23,2 26,3 30,0 23,3 26,4 30,7 23,2 26,5Mar 31,5 23,7 27,0 30,9 23,4 27,0 31,0 23,4 26,5 31,3 23,6 26,7 31,6 23,5 26,7Apr 31,5 23,9 26,9 31,1 23,6 27,2 31,2 23,5 27,0 31,9 23,9 26,6 31,4 23,7 26,9Mei 31,9 23,7 27,0 31,4 23,7 27,1 31,7 23,5 26,7 32,0 24,0 26,5 31,6 23,9 26,7Jun 32,2 23,7 26,9 31,8 23,9 27,1 33,4 23,7 26,9 32,3 24,1 26,9 32,2 23,9 27,0Jul 31,9 22,9 25,9 32,0 23,2 26,6 31,7 23,1 26,2 32,1 23,2 25,9 32,6 22,9 26,2Agst 31,0 22,5 25,9 31,9 22,4 26,0 33,7 23,9 25,9 31,2 21,5 25,6 32,2 22,6 26,1Sep 32,7 22,1 25,9 32,6 22,0 26,1 33,0 22,5 26,0 31,3 21,7 25,7 32,9 22,9 26,1Okt 32,7 23,0 26,5 31,6 22,9 27,0 35,1 23,0 26,7 31,5 22,9 26,4 31,7 23,0 26,6Nop 31,4 23,5 26,5 31,1 23,3 26,4 34,0 23,6 26,5 32,0 23,4 26,7 32,3 23,5 16,5Des 31,5 23,7 26,5 30,4 23,5 26,4 35,0 23,7 26,9 31,4 23,9 27,2 31,5 23,7 27,0

Sumber: Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun, Tahun 2003-2007

Rata-rata curah hujan tahunan di Kabupaten Sukamara adalah 1.608 – 2.445 mm/th,

sedangkan rata – rata curah hujan bulanan sebesar 51,0 – 285,2 mm/bln, dengan jumlah

bulan basah sebanyak 4 bulan, dan 3 bulan kering. Musim hujan terjadi mulai bulan

Nopember – April.

Suhu rata-rata bulanan sebesar 25,9 – 27,1oC, dengan suhu bulanan maksimum

30,5 – 35 o C dan suhu bulanan minimum sebesar 22,0 – 23,9oC. Kelembaban udara

bulanan sebesar 77,2 – 84,8% dan lama penyinaran matahari sebesar 41 – 62%.

Berdasarkan kriteria Iklim Oldman (1977), zone iklim di kecamatan Jelai termasuk kedalam

D1, yaitu zone iklim yang memiliki 3-4 bulan basah dan < 2 bulan kering. Pada Tabel 3.6.5

berikut disajikan curah hujan (mm) stasiun penakar Sukamara tahun 2003-2007.

Page 57: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 57

Tabel 2.7.7 Penyinaran Matahari (%) Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun Tahun 2003-2007

Tahun Bulan 2003 2004 2005 2006 2007 Rt2 Bulanan

Januari 42 44 49 45 47 45,4 Februari 45 47 50 47 49 47,6 Maret 49 50 52 50 51 49,8 April 52 5 57 58 55 53,6 Mei 55 57 60 67 57 57,4 Juni 58 62 62 72 60 61,8 Juli 56 60 60 39 62 62,0 Agustus 59 62 62 39 55 55,4 September 49 60 52 35 52 49,6 Oktober 50 57 55 49 50 52,2 Nopember 49 51 50 49 47 49,2 Desember 42 39 45 41 38 41,0 Rt2 Tahunan 60,6 64,3 65,4 59,9 62,3

Sumber: Stasiun Klimatologi P. Bun, tahun 2003-2007

Tabel 2.7.8 Kelembaban Udara Rata-Rata (%) Stasiun Klimatologi

Pangkalan Bun Tahun 1999-2003

Tahun Bulan 2003 2004 2005 2006 2007 Rt2 Bulanan

Januari 84 86 83 80 81 82,8 Februari 83 85 84 81 82 83,0 Maret 81 83 82 83 85 82,8 April 82 85 83 83 81 82,8 Mei 84 85 83 82 85 83,8 Juni 83 82 82 81 83 82,2 Juli 81 81 81 78 80 80,2 Agustus 78 79 79 74 79 77,8 September 79 78 77 74 78 77,2 Oktober 80 81 80 879 80 80,0 Nopember 83 84 82 84 83 83,2 Desember 84 85 84 85 86 84,8 Rt2 Tahunan 98,2 99,4 98,0 96,4 98,3

Sumber: Stasiun Klimatologi Pangkalan Bun, Tahun 1999 – 2003

c. Lahan dan penggunaannya

Penggunaan lahan adalah wujud interaksi manusia terhadap lahan untuk memenuhi

kebutuhannya. Interaksi manusia dengan lahan akan terbentuk pola penggunaan dan

intensitas penggunaan lahan. Identifikasi penggunaan lahan erat kaitannya dengan tingkat

efisiensi pemanfaatan lahan dan kerusakan lahan. Data penggunaan lahan Kabupaten

Sukamara dapat dilihat pada Tabel 2.7.9.

Page 58: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 58

Tabel 2.7.9 Penggunaan Tanah Kabupaten Sukamara

No. Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha) Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Kebun Campuran Emplasemen Hutan Negara Pemukiman penduduk Kebun Karet Kelapa Sawit Ladang Padang Rumput Rawa dan persawahan Semak dan Belukar Tambak Lainnya (sungai, danau, jalan)

8.757 20

141.711 1.690 1.508

22.853 12.286 42.122 28.099 78.641

554 44.480

2,29 0,01 37,03 0,44 0,39 5,97 3,21 11,01 7,34 20,55 0,14 11,01

Jumlah 382.721 100 Sumber : Hasil analisis citra, Thn 2006

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa penggunaan lahan yang terbesar adalah

berupa hutan sebesar 141.711 Ha (37,03%), selanjutnya berupa semak belukar 78.641 Ha

(20,55%). Meski luas lahan berstatus hutan produksi (HP) cukup luas, namun pada

kenyataannya hutan tersebut sudah tidak produktif lagi atau kayu yang tumbuh di hutan

tersebut sudah tidak ada lagi, telah habis tertebang dan terbakar. Sebenarnya jika status

lahan yang berupa hutan produksi dapat segera dialih fungsikan, maka merupakan potensi

besar bagi Kabupaten Sukamara untuk membangun sektor perkebunan dan pertanian

dalam rangka intensifikasi pemanfaatan lahan.

Luas lahan kehutanan di Kabupaten Sukamara pada tahun 2006 disajikan pada Tabel

2.7.10. Dari peruntukan lahan seperti pada tabel tersebut, lahan yang bisa digunakan

untuk kegiatan budidaya di luar kehutanan adalah : KPP dan KPPL yaitu untuk perkebunan,

tambak dan pemukiman.

Tabel 2.7.10

Luas Hutan Kabupaten Sukamara Menurut Jenisnya Tahun 2006

No. Fungsi Kawasan Luas (Ha)

Persentase (%)

I 1.

II

1. 2. 3. 4. 5.

Kawasan Lindung Cagar Alam Hutan Lindung (mangrove) Kawasan Budidaya Hutan Produksi Terbatas (HPT) Hutan Produksi (HP) Hutan Transmigrasi KPPL KPP

37.977

-

20.310 104.321

8.524 3.435

139.908

12,08

-

6,46 33,17

2,71 1,09

44,49 Luas Total 314.475 100,00

Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Sukamara Tahun 2006

Page 59: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 59

Penggunaan KPPL diutamakan untuk pemenuhan lahan bagi kegiatan masyarakat

meliputi permukiman dan lahan usaha. Perkebunan untuk kegiatan investasi dalam skala

besar utamanya diperuntukkan perkebunan kelapa sawit. Alokasi lahan untuk lokasi

transmigrasi adalah untuk pengembangan permukiman dan pertanian sawah pasang

surut.

d. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Sukamara tahun 2006 sebanyak 36.180 jiwa, terdiri

dari 19.219 laki-laki dan 16.961 jiwa perempuan tersebar pada 5 kecamatan yang

bermukim di 3 kelurahan dan 29 desa, lihat peta 4.1. Rata–rata kepadatan penduduk 9,24

jiwa/km2, dengan kategori penduduk jarang. Jumlah penduduk per kecamatan disajikan

pada Tabel 2.7.11.

Tabel 2.7.11

Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sukamara Tahun 2006

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%)

1 Sukamara 8.148 7.251 15.399 42,56 2 Jelai 2.518 2.210 4.728 13,07 3 Balai Riam 2.769 2.330 5.099 14,09 4. Pantai Lunci 2.582 2.456 5.038 13,92 5. Permata Kecubung 3.202 2.714 5.916 16,35

Jumlah 19.219 16.961 36.180 100,00 Sumber : Sukamara Dalam Angka 2006

Konsentrasi penduduk Kabupaten Sukamara terbanyak berada di ibukota kabupaten

yaitu di wilayah Kecamatan Sukamara (42,56%). Selebihnya tersebar relatif merata di

wilayah kecamatan lainnya yaitu di Kecamatan Jelai (13,07%), Balai Riam (14,09%), Pantai

Lunci (13,92%), dan Kecamatan Permata Kecubung (16,35%).

1). Angkatan kerja

Struktur penduduk dapat dilihat dari sex ratio dan dari sisi usia produktif dan non

produktif. Berdasarkan sex ratio, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan

jumlah perempuan disajikan pada Tabel 2.7.12

Page 60: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 60

Tabel 2.7.12 Penduduk Sukamara Tahun 2006 Menurut Kelompok

Umur, Jenis Kelamin dan Sex Ratio

Jenis Kelamin Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

Sex Ratio Persentase (%)

0 – 4 2.676 2.577 5.253 103,84 14,52 5 – 9 3.128 2.968 6.096 105,39 16,85

10 – 14 2.710 2.097 4.807 129,23 13,29 15 – 19 1.732 1.620 3.352 106,91 9,26 20 – 24 1.271 1.379 2.650 92,17 7,32 25 – 29 1.550 1.441 2.991 107,56 8,27 30 – 34 1.260 1.153 2.413 109,28 6,67 35 – 39 1.160 998 2.158 116,23 5,96 40 – 44 986 719 1.705 137,13 4,71 45 – 49 759 578 1.337 131,31 3,70 50 – 54 683 396 1.079 172,47 2,98 55 – 59 301 249 550 120,88 1,52 60 – 64 349 315 664 110,79 1,84 65 – 69 217 178 395 121,91 1,09 70 – 74 144 149 293 96,64 0,81

75 + 293 144 437 203,47 1,21 Sukamara 19.219 16.961 36.180 113,31 100,00 Persentase 53,12 46,88

Sumber : Sukamara Dalam Angka Tahun 2006

Secara keseluruhan penduduk Sukamara lebih didominasi oleh penduduk laki-laki,

dimana setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat sebanyak 113 orang penduduk

laki-laki. Oleh karena pada umumnya penduduk yang mencari nafkah dan menjadi kepala

keluarga adalah penduduk lalki-laki, maka ini berarti di Kabupaten Sukamara punya

potensi besar dalam upaya peningkatan ekonomi keluarga dan pendapatan masyarakat

Sumakamara pada umumnya.

Penduduk berdasarkan usia dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu : usia produktif

(15 – 64 tahun) dan usia non produktif (0-4 tahun dan > 65 tahun). Perbandingan usia

tidak produktif dengan usia produktif menghasilkan angka beban ketergantungan

(Dependency Ratio). Angka beban ketergantungan penduduk di Kabupaten Sukamara

disajikan pada Tabel 2.7.13.

Tabel 2.7.13 Penduduk Sukamara Berdasarkan Usia Produktif dan Non Produktif per Kecamatan

No. Kecamatan 0 -14 15 – 64 > 65 Jumlah Angka Beban

Tanggungan per100 orang

1 Sukamara 7.474 7.538 387 15.399 104 2 Jelai 2.035 2.521 172 4.728 88 3 Balai Riam 1.885 3.020 194 5.099 69 4 Pantai Lunci 2.301 2.574 163 5.038 96 5 Permata Kecubung 2.461 3.246 209 5.916 82

Jumlah 16.156 18.899 1.125 36.180 91 Sumber : Sukamara Dalam Angka Tahun 2006

Page 61: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 61

Angka Dependency Ratio Kabupaten Sukamara adalah 91, ini berarti bahwa setiap

100 orang usia produktif menanggung sebanyak 91 orang penduduk yang tidak produktif.

Dari performance dependency ratio ini menunjukkan bahwa Kabupaten Sukamara punya

potensi besar untuk meningkatkan produktivitas penduduknya dalam rangka

meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Jika dipersentase diketahui bahwa jumlah

penduduk yang produktif sebanyak 52,24%, sedangkan penduduk yang tidak produktif

sebanyak 47,76%.

Tabel 2.7.14 Pekerjaan Penduduk Umum > 10 tahun keatas yang Bekerja

Menurut Lapangan Pekerjaan Utama per Kecamatan

Kecamatan No. Lapangan Kerja

Jelai Skmr Balai Riam

PantaiLunci

Permata Kecubung

Jumlah Persen-

tase (%)

1 Pertanian 1.346 3.569 3.177 1.407 1.492 10.991 67,11 2 Pertambangan & Penggalian 6 45 23 6 11 91 0,56 3 Listrik & Air Minum 2 30 3 2 1 38 0,23 4 Bangunan/Konstruksi 7 69 23 7 12 118 0,72 5 Perdagangan 145 1.896 302 151 142 2.636 16,10 6 Industri Pengolahan 29 589 302 30 31 745 4,55 7 Pengangkutan & Komunikasi 29 232 50 30 23 364 2,22 8 Bank & Lembaga Keuangan 2 14 6 2 2 26 0,16 9 Jasa-jasa 98 659 344 105 162 1.368 8,35 Tahun 2006 1.664 7.103 3.103 1.740 1.876 16.377 100 2005 3.322 7.048 3.780 - - 14.150 2004 4.014 6.662 3.304 - - 13.980 2003 3.086 6.314 3.135 - - 13.255 2002 5.052 5.441 2.870 - - 12.719

Sumber : Sukamara Dalam Angka Tahun 2006

Berdasarkan tabel diatas, terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja tiap tahunnya,

dimana pada tahun 2002 hanya terdapat tenaga kerja sebanyak 12.719 jiwa, pada tahun

2006 terjadi peningkatan menjadi sebanyak 16.377 jiwa. Sektor yang paling banyak

menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian sebanyak 10.991 jiwa (67,11%), kemudian

diikuti oleh sektor perdagangan sebanyak 2.636 jiwa (16,10%), sedangkan yang paling

sedikit adalah sektor bank & lembaga keuangan hanya 26 jiwa (0,16%). Hal ini cukup

wajar, karena Kabupaten Sukamara merupakan salah satu kabupaten hasil pemekaran dari

Kabupaten Kotawaringin Barat yang masih membutuhkan peningkatan sarana dan

prasarana wilayahnya. Sektor lain yang berpotensi menyerap tenaga kerja adalah sektor

jasa dan sektor industri pengolahan.

Page 62: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 62

2). Proyeksi penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Sukamara tahun 2002 sebanyak 31.940 jiwa dan pada

tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 36.180 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 2.7.15 berikut.

Tabel 2.7.15

Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Sukamara, Tahun 2001 - 2005

Jumlah Penduduk (Jiwa) No. Kecamatan

2002 2003 2004 2005 2006

Rata2 Pertumbuhan

(%) 1 Jelai1) 8.827 9.127 9.399 9.631 4.728 2 Pantai Lunci 5.038 3 Sukamara 12.445 14.004 15.226 15.186 15.399 4,35 4 Balai Riam2) 10.668 10.286 10.754 10.526 5.099 5 Permata Kecubung 5.916

Kab. Sukamara 31.940 33.417 35.379 35.343 36.180 2,52 Keterangan :

1) Kecamatan Jelai termasuk didalamnya Kecamatan Pantai Lunci 2) Kecamatan Balai Riam termasuk didalamnya Kecamatan Permata Kecubung

Sumber : Sukamara dalam Angka Tahun 2006

Berdasarkan data jumlah penduduk per kecamatan selama 5 (lima) tahun terakhir

diatas, maka proyeksi jumlah penduduk sampai tahun 2025 disajikan pada Tabel 2.7.16.

Berdasarkan Tabel tersebut jumlah penduduk kabupaten sukamara 81.699 jiwa dengan

peningkatan penduduk sekitar 133,43%. Dalam rangka penambahan jumlah penduduk

pemerintah daerah merencanakan pembangunan lokasi transmigrasi sebanyak 6 UPT

dengan jumlah tambahan penduduk sekitar 1800 KK atau 9000 Jiwa.

Tabel 2.7.16 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Sukamara, Tahun 2010 - 2025

Jumlah Penduduk (Jiwa) No. Kecamatan Tingkat Pertumbuhan 2010 2015 2020 2025

1 Jelai1) 0,026 10.949 12.453 14.154 16.0922 Sukamara 0,062 20.501 27.714 37.433 50.5693 Balai Riam2) 0,018 11.505 12.579 13.755 15.038

Kabupaten Sukamara 42.955 52.746 65.342 81.699Keterangan :

1) Kecamatan Jelai termasuk didalamnya Kecamatan Pantai Lunci 2) Kecamatan Balai Riam termasuk didalamnya Kecamatan Permata Kecubung

Sumber : Hasil Analisa, 2006

2.7.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kabupaten Sukamara memiliki sumber daya alam yang cukup potensial untuk

dikembangkan dalam rangka memacu pembangunan daerah dan peningkatan

kesejahteraan penduduk. Diantara potensi sumber daya alam tersebut adalah sumber daya

Page 63: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 63

sektor kelautan dan perikanan berupa ikan dan udang dari laut Jawa dan ikan dari perairan

umum, juga sumber daya tambang seperti pasir kuarsa dan biji besi, sumber daya

pertanian dan perkebunan (padi pasang surut, perkebunan kelapa sawit dan karet rakyat).

Dilihat dari penggunaan lahan yang ada seluas 141.711 Ha (37,03) adalah kawasan hutan

Negara, seluas 78.641 Ha (20,55%) berupa semak belukar, seluas 42.122 Ha (11,01%)

berupa padang rumput dan lahan pasir kuarsa, seluas 22.853 Ha (5,97%) perkebunan

kelapa sawit. Sedangkan sisisanya seluas 97.394 Ha (25,45%) untuk penggunaan lain-lain

termasuk tambak, karet rakyat, lading, persawahan, pemukiman, dll. Dari beberapa hasil

penelitian mengenai potensi wilayah yang dilakukan di Kabupaten telah direkomendasikan

kepada pemerintah Kabupaten Sukamara untuk memprioritaskan 4 kawasan

pengembangan dengan masing-masing fungsi strategisnya sebagai berkut :

1) Kawasan perdagangan dan jasa dipusatkan di Kecamatan Sukamara;

2) Kawasan Pertanian, Perikanan dan Wisata di Kecamatan Jelai.dan Pantai Lunci;

3) Kawasan Perkebunan di kecamatan Balai Riam dan Permata Kecubung; dan

4) Kawasan Pertambangan Pasir Kuarsa dan Biji Besi di Kecamatan Pantai Lunci dan

Permata Kecubung

b. Sumber daya manusia

Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari beberapa

indikator, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks

melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli

penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat

mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu

wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United

Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian

pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan

tahunan Human Development Report (HDR).

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Sukamara adalah 70,4 sedikit meningkat dibanding

tahun 2005 dengan nilai IPM 70,0 (Tabel 2.6.1). Bila dibandingkan dengan nilai IPM

kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Sukamara relatif

rendah berada pada posisi ke 13 (tiga belas) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini

mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini perlu ditingkatkan agar lebih baik.

Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 146, menurun dibanding tahun

sebelumnya pada peringkat 186.

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang

dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah

Page 64: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 64

penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran

riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten

Sukamara Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.7.17.

Tabel 2.7.17.

Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Sukamara Tahun 2005 – 2006

Kabupaten Sukamara IPM & Komponen 2005 2006

Angka Harapan Hidup (tahun) 67,2 67,6 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 6,8 7,0 Angka Melek Huruf (persen) 94,7 94,8 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 625,9 626,2 IPM 70,0 70,4 Peringkat Nasional 168 186 Reduksi shortfall 1,50 Peringkat Kalteng 13 13

Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

Indikator pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk menilai kemajuan dan

kualitas suatu bangsa karena masyarakat yang berpendidikan akan lebih mudah menyerap

informasi pembangunan sehingga dapat meningkatkan kualitas penduduk daerah tersebut.

Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas

dapat menggambarkan dan memperkuat pembangunan di bidang pendidikan. Dua

indikator ini dipandang sebagai pengukur tingkat pengetahuan masyarakat.

Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca

dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek

huruf mencerminkan kualitas penduduk.

Berdasarkan data Susenas tahun 2006, jumlah penduduk usia 5 tahun ke atas yang

mampu membaca dan menulis huruf latin hanya sebesar 89,38%. Hal ini jika dikaitkan

dengan data penduduk usia 5 tahun ke atas yang sedang atau pernah bersekolah yang

besarnya mencapai 90,98%, dapat disimpulkan bahwa masih ada sekitar 1,60% penduduk

yang sedang atau pernah bersekolah belum dapat membaca dan menulis huruf latin.

Lebih sedikitnya jumlah penduduk yang bisa membaca huruf latin mungkin terjadi

karena masih ada anak-anak yang duduk di bangku awal sekolah dasar yang belum bisa

membaca dan penduduk yang pernah sekolah tetapi tidak bisa atau sudah tidak bisa lagi

membaca. Penduduk usia 5 tahun ke atas yang belum atau tidak pernah sekolah mencapai

9,02%, dengan rincian penduduk laki-laki sebesar 5,74% dan penduduk perempuan

sebanyak 12,34%.

Dari total penduduk usia 5 tahun ke atas yang pernah sekolah (157.712 orang),

sebagian besarnya tidak atau belum tamat SD. Penduduk yang pernah sekolah tetapi tidak

atau belum tamat SD mencapai 44.984 orang atau sekitar 28,52%. Tingkat pendidikan

Page 65: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 65

yang terbanyak lainnya yang pernah ditamatkan oleh penduduk adalah SD/MI yakni sekitar

38,37%. Sedangkan jumlah penduduk yang tamat pendidikan lanjutan ke atas hanya

sekitar 14,36%.

Indikator lain yang digunakan untuk melihat kemajuan dunia pendidikan adalah

Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi sekolah digunakan untuk mengukur

banyaknya penduduk yang telah menerima pendidikan di suatu jenjang pendidikan

tertentu

Angka partisipasi sekolah kasar penduduk usia sekolah dasar (7-12 tahun) pada

tahun 2006 masih rendah, hal ini ditunjukkan dari besarnya persentase penduduk usia ini

yang sedang bersekolah secara umum hanya mencapai 69,51%.

Tabel 2.7.18. Angka Partispasi Sekolah Kasar Menurut Tingkat Pendidikan

Kabupaten Sukamara Tahun 2006

Uraian Persentase (%)

Angka Partisipasi Kasar - Sekolah Dasar 69,51 - Sekolah Menengah Pertama 33,08 - Sekolah Menengah Atas 28,34

Sumber: Hasil perhitungan data BPS Tahun 2006

Angka partisipasi sekolah kasar tingkat pendidikan lanjutan (usia 13-18 tahun) dan

tingkat partisipasi sekolah pendidikan lanjutan atas (usia 16-18 tahun) partisipasi

sekolahnya masih relatif rendah. Angka partisipasi sekolah kasar untuk pendidikan

lanjutan pertama secara umum hanya mencapai 33,08% dari total penduduk usia sekolah

lanjutan pertama. Sedangkan angka partisipasi sekolah kasar untuk pendidikan lanjutan

atas, jumlahnya secara umum hanya mencapai 28,34% dari total penduduk usia sekolah

lanjutan atas (16-18 tahun).

Sebagian besar dari penduduk Kabupaten Sukamara yang mengalami keluhan

kesehatan, juga melakukan pengobatan sendiri, yakni mencapai 72,23%. Besarnya jumlah

penduduk yang melakukan pengobatan sendiri ini mungkin disebabkan oleh penyakit yang

menjadi keluhan sebagian besar penduduk ini, mereka anggap sebagai penyakit yang tidak

terlalu berbahaya, sehingga tidak perlu mendapatkan pelayanan kesehatan dari petugas

kesehatan cukup dengan mengobati sendiri. Penyebab lainnya adalah mudahnya

mendapatkan obat-obatan yang diperlukan penduduk melakukan pengobatan karena

sebagian besar obat yang dipakai untuk mengatasi keluhan-keluhan kesehatan yang

diderita oleh penduduk di kabupaten tanah laut dijual bebas di pasaran.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengukur keterlibatan penduduk dalam

kegiatan ekonomi, yaitu perbandingan antara jumlah penduduk yang masuk angkatan

Page 66: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 66

kerja (bekerja atau mencari pekerjaan) sebanyak 16.377 jiwa dengan jumlah penduduk usia

kerja sebanyak 18.899 jiwa. Pada tahun 2006 TPAK Kabupaten Sukamara sebesar 86,66%.

Bila dilihat dari tingkat pendidikan penduduk yang bekerja, sebagian besar hanya

berpendidikan maksimal setingkat SLTP (69,54%). Lulusan SLTA sederajat hanya 27,25%

dari penduduk yang bekerja dan yang tamat S1 atau lebih persentasenya kecil sekali, hanya

sekitar 3,21%. Ini berarti penduduk Kabupaten Sukamara yang bekerja kebanyakan masih

mengandalkan tenaga yang berakibat pada jenis pekerjaan yang digelutinya hanya berkisar

pada pekerjaan yang tidak banyak membutuhkan skill, seperti pekerja kasar.

Lapangan usaha yang paling banyak digeluti oleh tenaga kerja di Kabupaten

Sukamara adalah sektor pertanian. Sektor ini paling banyak menyerap tenaga kerja yang

ada di Kabupaten ini, jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian dalam arti luas

mencapai lebih dari separuh tenaga kerja yang ada atau sekitar 61,24%. Sektor lainnya

yang juga cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan (16,14%),

sektor jasa dan pemerintahan (6,62%) sektor pengangkutan (4,80%), industri kecil

(3,34%), dan sektor pertambangan galian C (0,86%)

2.7.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi

1). Transportasi darat

Sistem transportasi darat sangat penting peranannya dalam meningkatkan mobilitas

orang, barang dan jasa. Tersedianya jaringan jalan yang didukung dengan noda trnsportasi

yang memadai yang menghubungkan desa dengan kota akan memperlancar arus barang

dan orang antar desa, antar desa dengan kota dan antar wilayah yang lebih luas.

Meningkatnya arus lalu lintas akan mendorong tumbuhnya pusat kegiatan ekonomi baru

diantara kawasan yang dilewati sistem jaringan transportasi.

Jaringan jalan yang terdapat di Kabupaten Sukamara sepanjang 702,90 km yang

terdiri dari jalan aspal 106,08 km, jalan kerikil 184,89 km, jalan tanah 417,13 km, jalan

lainnya 5,20 km. Data ini menunjukkan bahwa kondisi jalan yang dapat berfungsi dalam

segala cuaca hanya 15,0% dari total panjang jalan. Jangkauan sistem jaringan belum

mencapai pusat permukiman, sementara hubungan yang sudah lancar adalah pada ruas

jalan Sukamara dengan Kotawaringin Lama, sedangkan hubungan dengan pusat

permukiman lainnya belum lancar. Kondisi ini menjadi kendala bagi pergerakan orang,

barang dan peningkatan investasi.

Berdasarkan data jaringan jalan dan sarana angkutan darat yang telah ada dapat

disimpulkan bahwa sistem trnasportasi dan layanan angkutan darat di Kecamatan Jelai

Page 67: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 67

masih dalam tahap pengembangan dan belum mampu memberi kontribusi yang optimal

untuk memperlancar pergerakan orang , barang dan jasa.

2). Transportasi sungai

Sungai Jelai berperan dalam transportasi yang menghubungkan desa-desa dan

menghubungkan desa dengan Sukamara sebagai ibukota kabupaten. Sungai Jelai juga

merupakan pintu gerbang keluar masuk barang dan orang melalui angkutan laut dari dan

keluar kabupaten.

Sebagian besar desa yang terdapat di wilayah ini dilayani oleh trayek angkutan sungai

dari Sukamara yang beroperasi secara reguler. Jumlah angkutan sungai yang ada terdiri

dari speed boat 31 unit.

3). Transportasi laut

Transportasi laut memegang peranan penting dalam menghubungkan daerah ini

dengan daerah luar. Kabupaten ini mempunyai pelabuhan laut yaitu pelabuhan Sukamara

yang berfungsi sebagai pelabuhan nasional. Permukiman yang terdapat di wilayah pesisir

yaitu Kecamatan Jelai, merupakan kawasan yang bertumpu pada sistem angkutan laut

dalam memasarkan hasil produksinya.

Pelabuhan Sukamara sangat memegang peran penting sebagai terminal distribusi

barang melalui angkutan laut. Pada tahun 2006 jumlah kapal yang berlabuh mencapai

1.015 kunjungan dengan volume aktivitas bongkar mencapai 119.209 ton dan muat

276.506 ton.

Jika dibanding dengan potensi daerah yang menjadi kawasan pelayanan Pelabuhan

Sukamara, maka kondisi pelabuhan yang ada saat ini kurang memadai untuk

mengantisipasi perkembangan di masa datang. Berkembangnya kegiatan perkebunan dan

bangkitan pergerakan angkutan darat akan berdampak pada peningkatan vollume

angkutan melalui pelabuhan Sukamara. Hal ini perlu diikuti dengan pengembangan

pelabuhan Sukamara agar dapat berperan sebagai terminal distribusi lingkup regional dan

sebagai pintu gerbang ke Kalimantan Tengah di wilayah barat.

b. Prasarana listrik dan air minum

Kebutuhan listrik untuk penerangan di layani oleh PLN Cabang Sukamara dan

generator listrik yang disediakan oleh penduduk. Pelayanan jaringan listrik PLN belum

menjangkau seluruh desa dan sebagian besar desa menggunakan sumber listrik generator

dimiliki oleh pribadi. Kapasitas dan jangkauan pelayanan listrik dapat dilihat pada Tabel

2.7.19. berikut.

Page 68: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 68

Tabel 2.7.19 Jumlah Pelanggan Listrik dan Daya Terpasang di Kabupaten Sukamara, 2006

No. Kecamatan Jumlah

Langganan (unit)

Daya terpasang

(VA) Gardu

1. Jelai 466 354.150 - 2. Sukamara 2.158 2.264.290 19 3. Balai Riam 271 214.550 3 4. Ktw. Lama (Kobar) 1.461 1.208.430 20 5. Pantai Lunci 411 290.550 5 6. Permata Kecubung 154 103.450 1 Jumlah 4.911 4.435.420 48

Sumber : PT. PLN Ranting Sukamara 2006

Jumlah rumah tangga di Kabupaten Sukamara pada tahun 2006 tercatat sebanyak

10.297 rumah tangga. Sedangkan jumlah pelanggan PLN Ranting Sukamara di luar wilayah

kecamatan Kotawaringin Lama adalah sebanyak 3.450 pelanggan. Jika diasumsikan satu

unit rumah tangga adalah satu pelanggan, maka dari data tersebut terlihat bahwa layanan

listrik di Kabupaten Sukamara baru menjangkau 33,50%.

Pelayanan bahan bakar untuk kebutuhan penduduk dan kegiatan industri masih

didatangkan dari Kotawaringin Barat. Stasiun penyalur bahan umum (SPBU) belum

terdapat di Kota Sukamara.

Prasarana air bersih yang dikelola oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) hanya

ada di Kota Sukamara. Sebagian besar penduduk menggunakan sumber air minum dari

pompa, perigi dan sungai. Jumlah pelanggan PDAM di Kabupaten Sukamara disajikan

seperti dalam Tabel 2.7.20.

Tabel 2.7.20

Jumlah Pelanggan PDAM Kabupaten Sukamara

No. Katagore Pelanggan Jumlah Pelanggan (unit)

Volume Air yang disalurkan (M3)

1 Rumah Tangga 331 66.772 2 Niaga (Besar & Kecil) 2 345 3 Industri (Besar & Kecil) 0 0 4 Sosial (RS & Rmh Ibadah) 9 141 5 Instansi Pemerintah 7 707 6 Khusus 0 0 7 Hidran Umum 23 8.923 Jumlah 372 76.888

Sumber : PDAM Sukamara 2006

Pelayanan PDAM di Kabupaten Sukamara masih terbatas di wilayah perkotaan yaitu

di Kota Sukamara, Jumlah rumah tangga di Kota Sukamara pada tahun 2006 tercatat

sebanyak 5.162 rumah tangga. Dari data tersebut maka rumah tangga di wilayah Kota

Sukamara yang terlayani PDAM masih sangat sedikit yaitu baru mencapai 6,41%.

Page 69: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 69

c. Prasarana komunikasi

Prasarana komunikasi telepon otomat hanya terdapat di kota Sukamara dan telepon

satelit di kota kecamatan. Sebagian besar penduduk menggunakan fasilitas telepon selller

(handphone). Semua wilayah kota Sukamara dan beberapa wilayah kecamatan lain di

Kabupaten Sukamara untuk kebutuhan komunikasi bagi masyarakat dapat terlayani

dengan baik.

d. Prasarana pendidikan

Prasarana pendidikan di Kabupaten Sukamara sudah tersedia mulai dari tingkat

taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kabupaten Tanah Laut sebanyak 15

unit yang tersebar di 5 kecamatan. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 46 unit, Madrasah

Ibtidaiyah 2 unit, Tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 6 unit,

Madrasah Tsanawiyah 4 unit. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat SMA 4

unit, Madrasah Aliyah 1 Unit, dan SMK sebanyak 1 unit.

Tabel 2.7.21 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta

di Kabupaten Sukamara Tahun 2006

Jumlah Sekolah Murid Guru Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

Jumlah Sekolah

1. T K 0 15 0 686 0 42 152. S D/MI 45 3 4.955 348 349 483. SMP/MTs 7 3 1.433 157 112 26 104. SMU/MA 3 2 635 164 67 30 55. SMK 1 0 151 0 23 0 1Jumlah 56 23 7.174 1.355 551 56 79

Sumber : Kabupaten Sukamara Dalam Angka Tahun 2006

e. Prasarana kesehatan

Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Sukamara

terdapat 1 rumah sakit umum daerah (RSUD). Pada tingkat kecamatan telah tersedia 3 unit

puskesmas yang terdapat di tiga kecamatan (kecamatan Sukamara, Jelai, dan Balai Riam).

Sedangka Pustu terdapat di semua kecamatan yaitu sebanyak 27 unit Pustu. Selain fasilitas

tersebut terdapat sebanyak 2 unit Pondok Bersalin Desa di kecamatan Sukamara dan Balai

Riam. Secara rinci jumlah sarana kesehatan per kecamatan di wilayah kabupaten Sukamara

pada tahun 2006 disajikan pada Tabel 2.7.22

Page 70: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 70

Tabel 2.7.22 Jumlah Sarana Kesehatan di Kabupaten Sukamara Tahun 2006

Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas Pustu/Posyandu Pondok Bersalin

1. Jelai 0 1 4 0 2. Sukamara 1 1 7 1 3. Balai Riam 0 1 5 1 4. Pantai Lunci 0 0 4 0 5. Permata Kecubung 0 0 7 0

Jumlah 1 3 27 2 Sumber : BPS Kabupaten Sukamara Dalam Angka Tahun 2006

Jumlah sarana kesehatan yang ada saat ini di wilayah kabupaten Sukamara meski

sudah cukup memadai untuk jumlah penduduk yang besarnya hanya 36.180 jiwa, namun

perlu ada peningkatan status Pustu menjadi Puskesmas untuk wilayah kecamatan Pantai

Lunci dan kecamatan Permata Kecubung.

Adapun jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Sukamar terdiri dari dokter umum 8

orang, dokter gigi 1 orang, tenaga kesehatan masyarakat 3 orang, apoteker 5 orang,

perawat 63 orang, perawat gigi 6 orang, bidan 30 orang, ahli gizi 5 orang, tenaga

kesehatan lingkungan 12 orang, analis kesehatan 6 orang, radiographer 2 orang, pekarya

kesehatan 2 orang, sarjana non kesehatan (administrasi) 2 orang. Secara rinci jumlah

tenaga kesehatan di wilayah Kabupaten Sukamara disajikan pada Tabel 2.7.23.

Tabel 2.7.23 Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Kabupaten Sukamara Tahun 2006

Kecamatan Dokter Spesialis

DokterUmum

Dokter Gigi

Parawat Bidan

1. Jelai 0 1 0 9 7 2. Sukamara 0 6 1 48 13 3. Balai Riam 0 1 0 12 10 4. Pantai Lunci 0 0 0 0 0 5. Permata Kecubung 0 0 0 0 0

J u m l a h 0 8 1 69 30 Sumber : BPS Kabupaten Sukamara Dalam Angka Tahun 2006

Berdasarkan data di atas maka jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Sukamar

masih sangat kurang terutama untuk tenaga dokter spesialis sebagai syarat utama

keberadaan sebuah rumah sakit. Sebagian besar penduduk Kabupaten Sukamara masih

mengandalkan dukun kampung dan obat yang dijual di pasaran untuk mengobati

penyakit. Penduduk Kabupaten Sukamara yang berada pada kelas menengah ke atas

biasanya jika menderita sakit parah mereka berobat ke Rumah Sakit di Pangkalan Bun atau

ke Rumah Sakit yang ada di Semarang dan Surabaya. Kesadaran penduduk terutama

penduduk yang tinggal dibantaran sungai akan pentingnya kesehatan relative masih sangat

kurang. Hal ini bisa dilihat dari prilaku konsumsi yang masih kurang memperhatikan

Page 71: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 71

syarat-syarat higines, termasuk masih banyaknya penduduk yang membuang kotoran dan

sampah di sungai yang sekaligus digunakan sebagai sumber air minum.

f. Prasarana pengairan

Kawasan pesisir Kabupaten Sukamara merupakan daerah pasang surut yang telah

berkembang dalam kegiatan pertanian sawah dan perkebunan kelapa. Sesuai kondisi yang

selalu tergenang air akibat pengaruh pasang surut, pemerintah daerah membangun

saluran drainase untuk mengeluarkan air dari daerah rawa, disamping yang dibangun

pemerintah, masyarakat membangun saluran yang disebut handil di berbagai tempat di

kawasan ini. Panjang saluran pengairan terdapat 20 km dengan kondisi tidak terawat/tidak

fungsional.

g. Prasarana dan sarana Lainnya

Prasarana lainnya seperti bank, apotik, rumah sakit bersalin masih terbatas. Lembaga

keuangan perbankan hanya ada dua yaitu BPD dan unit BRI yang terletak di kota

Sukamara. Fasilitas apotik yang sangat perlu untuk mendukung penyediaan obat bagi

masyarakat terbatas hanya ada 1 buah di RSUD. Sarana lain seperti SPBU untuk pengisian

bahan bakar dengan harga subsidi juga belum tersedia, demikian pula untuk sarana

angkutan umum dalam kota juga belum tersedia. Sarana lain yang juga sangat diperlukan

untuk peningkatan kecerdasan dan keterampilan penduduk adalah adannya Balai Latihan

Kerja, Perpustakaan dan Toko Buku yang lengkap termasuk fasilitas Wartel dan Warnet

(Warung Internet).

2.8. KABUPATEN LAMANDAU

2.8.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Kabupaten Lamandau merupakan salah satu kabupaten pemekaran dari Kabupaten

Kotawaringin Barat yang terletak di daerah khatulistiwa sehingga beriklim tropis.

Kabupaten Lamandau terdiri dari 8 kecamatan yaitu Kecamatan Bulik, Kecamatan Bulik

Timur, Kecamatan Menthobi Raya, Kecamatan Sematu Jaya, Kecamatan Lamandau,

Kecamatan Belantikan Raya, Kecamatan Batang Kawa, dan Kecamatan Delang dengan

total luas wilayah 6.414 kilometer persegi dengan jumlah pendudk tahun 2006 sebanyak

55.911 jiwa.

Page 72: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 72

Batas wilayah Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut :

• Sebelah utara : Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Kotawaringin Barat

• Sebelah selatan : Kabupaten Sukamara dan Kotawaringin Barat.

• Sebelah barat : Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Sukamara.

• Sebelah timur : Kabupaten Kotawaringin Barat

b. Topografi dan iklim

Ketinggian dari permukaan laut pada wilayah Kabupaten Lamandau berkisar antara

25 sampai dengan 500 meter yang menunjukkan bahwa Kabupaten Lamandau merupakan

daerah pada kawasan-kawasan yang relatif tinggi dibandingkan dengan kabupaten

sekitarnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa daerah perbukitan di wilayah

Kabupaten Lamandau.

Secara umum daerah-daerah di Kabupaten Lamandau beriklim tropis yang

dipengaruhi oleh musim kemarau/kering dan musim hujan. Musim kemarau jatuh pada

bulan Juni sampai dengan September sedangkan musim penghujan pada bulan Oktober

sampai dengan Mei. Banyaknya hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari dengan hari

hujan adalah 27, adapun jumlah hari hujan pada tahun 2006 adalah sebanyak 193. Curah

hujan selama tahun 2006 adalah sebesar 2.286,3 mm.

c. Lahan dan penggunaannya

Kabupaten Lamandau memiliki luas lahan 6.414 km2 atau setara 4,18% dari luas

Provinsi Kalimantan Tengah. Wilayahnya berupa dataran tinggi dan perbukitan serta juga

terdiri dari rawa, dataran rendah, dan dialiri oleh sungai-sungai besar maupun kecil.

Wilayah aliran sungai menjadi jalur trasnportasi dan urat nadi perekonomian di daerah ini.

Meskipun belum tersedia data pasti rencana tataruang wilayah namun secara garis

besar keadaan penggunaan lahan di wilayah ini terdiri dari daerah persawahan,

perkebunan, perairan, pemukiman/kampung, padang rumput, ladang/tegalan, kebun,

hutan, semak belukar dan alang-alang. Lahan yang berupa hutan lebat dan semak beukan

merupakan bagian lahan terbesar dari wilayah ini.

d. Demografi

Penduduk Kabupaten Lamandau pada tahun 2006 sejumlah 55.911 jiwa, dengan

tingkat kepadatan 8,72 jiwa/km2. Berdasarkan kecamatan, jumlah penduduk terbesar ada

di Kecamatan Bulik dengan jumlah penduduk 13.852 jiwa, disusul kecamatan Menthobi

Raya sebanyak 8.625 jiwa. Jumlah penduduk terkecil adalah kecamatan Batang Kawa

dengan jumlah penduduk hanya 3.057 jiwa.

Page 73: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 73

Tabel 2.8.1. Penduduk Kabupaten Lamandau Tahun 2006

Rata-rata Penduduk No Kecamatan Kepadatan

(km2) Per Desa/Kelurahan Per RT

1 Bulik 20.81 1.154.33 3.84 2 Bulik Timur 5,80 519,83 3,62 3 Sematu Jaya 91,84 1.139,43 3,60 4 Menthobi Raya 13,89 784,09 3,50 5 Lamandau 4,40 586,80 3,74 6 Belantikan ray 4,00 421,00 3,77 7 Batang Kawa 4,46 339,67 3,89 8 Dealang 7,65 524,30 3,97

Sumber : Kabupaten Lamandau Dalam Angka, 2007 Jika dilihat dari kepadatan penduduk, kacamatan yang paling padat penduduknya

adalah kecamatan Sematu Jaya dengan kepadatan 91.84 jiwa/km2, sedangkan yang paling

jarang penduduknya adalah kecamatan Belantikan Raya dengan kepadatan 4 jiwa/km2.

Dari jumlah dan tingkat kepadatan penduduk terlihat tingkat penyebaran penduduk di

Kabupaten Lamandau tidak merata dan ketidak merataan sebaran penduduk ini

merupakan penyebab terhambatnya pembangunan di suatu daerah.

2.8.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kabupaten Lamandau memiliki beberapa potensi sumber daya alam yang perlu

dikelola dan dikembangkan secara tepat untuk kesejahteraan masyarakat. Salah satu

sumber daya alam yang tersedia berupa kawasan hutan lebat dengan berbagai vegetasi

tanaman di dalamnya serta hasil hutan lainnya. Selain itu potensi alamnya dengan

topografi berbukit sebagian dimanfaatkan untuk usaha pertanian dan perkebunan. Potensi

tanaman pertanian yang terbesar adalah padi ladang, sedangkan potensi tanaman

perkebunan yang terbesar adalah kelapa sawit dan perkebunan karet rakyat.

Kabupaten Lamandau memiliki potensi tambang seperti biji besi terdapat hampir di

setiap kecamatan, potensi tambang emas di beberapa kecamatan (Delang, Batang Kawa,

dan Belantikan Raya) serta potensi batu bara di wilayah Kecamatan Lamandau.

Kabupaten Lamandau mempunyai objek parawisata yang cukup banyak baik jumlah

maupun jenisnya. Objek wisata di Kabupaten Lamandau diantaranya terdiri dari Wisata

alam (hutan, bukit, sungai dan riam ), Wisata tirta (air terjun, danau, kolam), serta wisata

budaya dan wisata agro.

Page 74: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 74

b. Sumber daya manusia

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Lamandau adalah 70,9 meningkat dibanding tahun 2005

dengan nilai IPM 70,2 (Tabel 2.8.2). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota

se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Lamandau masih relatif rendah berada

pada posisi ke 12 (dua belas) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan

pembinaan SDM di wilayah ini perlu mendapat perhatian yang serius. Peringkat IPM secara

nasional berada pada posisi ke 160.

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang

dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah

penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran

riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten

Lamandau Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.8.2.

Tabel 2.8.2.

Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Lamandau Tahun 2005 – 2006

Kabupaten Lamandau IPM & Komponen 2005 2006

Angka Harapan Hidup (tahun) 66,8 66,9 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,6 7,6 Angka Melek Huruf (persen) 94,4 95,8 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 624,9 628,6 IPM 70,2 70,9 Peringkat Nasional 161 160 Reduksi shortfall 2,25 Peringkat Kalteng 11 12

Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

Membaiknya upaya peningkatan SDM tampaknya tidak terlepas dari kecenderungan

terus meningkatnya tamatan lembaga-lembaga pendidikan formal. Kondisi semacam ini

memberikan imbas yang cukup berat bagi ketenagakerjaan di Kabupaten Lamandau.

Apabila dilihat dari jumlah penduduk berumur 10 tahun keatas menurut jenis kegiatan

utama adalah bekerja menunjukkan peningkatan dari tahun ketahun Tabel 2.8.3.

Tabel 2.8.3.

Jumlah Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama

Kegiatan Utama 2004 2005 2006

Bekerja 22.775 25.261 25.685 Sekolah 9.272 9.827 9.898 Mengurus rumah tangga 5.828 7.379 7.382 Lainnya 1.860 1.124 2.004

Total 39.738 43.591 44.969 Sumber : Kabupaten Lamandau dalam Angka 2006

Page 75: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 75

2.8.3. Infrastruktur

a. Prasarana dan sarana transportasi

Berdasarkan hasil catatan PUD dan Cabang Dinas PU Kabupaten Lamandau tahun

2006 dalam Kabupaten Lamandau Dalam Angka Tahun 2006 terdapat ruas jalan

kabupaten sepanjang 702,90 km dengan total jalan diaspal 191,36 km, kerikil 177,19 km,

tanah 325,41 km dan yang tidak dirinci sepanjang 8,94 km. Bila dilihat dari panjang jalan

menurut kondisi jalan yang baik sepanjang 293,30 km, sedang 244,60 km, rusak

sepanjang 63 km, dan yang rusak berat sepanjang 102 km. Dari jalan yang ada di

Kabupaten Lamandau sepanjang 195 km merupakan jalan Negara, 56 km jalan provinsi

dan 702 km merupakan jalan kabupaten.

Seiring dengan pembangunan jalan sebagai sarana transportasi darat yang utama,

saat ini dari Kabupaten Lamandau ke ibukota provinsi sudah dapat dilalui melalui

transportasi darat dengan menggunakan bus yang melayani penumpang setiap hari,

disamping travel. Selain transportasi darat dari Lamandau menuju Kabupaten Kotawaringin

Barat juga dapat dilalui menggunakan transportasi sungai dengan menggunakan speed

boat. Dengan semakin baiknya pasilitas transportasi yang ada di Kabupaten Lamandau

akan berdampak terhadap peningkatan jumlah alat transportasi yang ada. Fasilitas

penunjang prasarana perhubungan di Kabupaten Lamandau terdapat 1 terminal induk,

1 terminal pembantu dan pelabuhan sungai.

b. Prasarana listrik dan air minum

Penyedian tenaga listrik dikelola oleh Pt Perusahaan Listrik Negara. Pada Tahun 2006

produksi listrik yang disalurkan melalui unit PLN Kabupaten Lamandau sebanyak 3.875.587

KWh dan yang terjual 3. 700.140 KWh. Jumlah pelanggan di wilayah ini terdiri dari 6

sambungan untuk lembag sosial, 244 rumah tangga, 1 unit sambungan pemerintah, serta

5 unit sambungan usaha besar.

Jumlah air minum yang dislaurkan di wilayah Kabupaten lamandau pada Tahun 2006

sebanyak 50.181 m3 dimana sebagian besar disalurkan kepada konsumen rumah tangga

sebesar 46.499 m3.

c. Prasarana komunikasi

Peranan jasa pos dan telekomunikasi dalam menunjang pembangunan dan

perekonomian di Kabupaten Lamandau amat penting. Kantor Pos/Kantor Pos dan giro

yang ada di Kabupaten Lamandau berjumlah 1 unit termasuk di Kecamatan Bulik dan pos

desa berada di Kecamatan Lamandau dan Kecamatan Delang.

Page 76: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 76

d. Prasarana pendidikan

Pada tahun 2006 jumlah sekolah untuk TK sebanyak 41 sekolah, SD/MI sebanyak 103

sekolah. SLTP/MTs sebanyak 22 sekolah dan untuk SLTA/SMK/MA sebanyak 10 sekolah.

Berdasarkan Agenda pembangunan nasional. prioritas pembangunan pendidikan harus

diprioritaskan pada pendidikan dasar dalam rangka penuntasan wajib belajar pendidikan 9

(sembilan) tahun. Dengan prioritas ini. pada akhir tahun pelaksanaan RPJMD. sebagian

besar penduduk Kabupaten Lamandau sekurang-kurangnya tamat SLTP atau yang

sederajat.

Fasilitas pendidikan sekolah khususnya untuk sekolah menengah umum (SMU) atau

setingkat masih belum merata di semua kecamatan. Berdasarkan data Kabupaten

Lamandau dalam angka tahun 2006 kecamatan belum ada SMU / SMK / MA adalah

kecamatan Bulik Timur. Bila dilihat dari jumlah guru yang ada pun tidak merata, jumlah

guru terbanyak adalah pada Kecamatan Bulik sebanyak 31 orang, sedangkan jumlah guru

yang paling sedikit adalah pada SMU Kecamatan Batang Kawa yang hanya 5 orang.

Tabel 2.8.4. Keadaan Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) Menurut Status dan Kecamatan

Sumber : Kabupaten Lamandau Dalam Angka

e. Prasarana kesehatan

Di samping kemajuan dan keberhasilan yang telah dicapai Kabupaten Lamandau juga

masih terus dihadapkan pada tantangan dan masalah kesehatan lain sebagai akibat

terjadinya transisi demografi dan transisi epidemiologi karena adanya perubahan keadaan

sosial, tingkat pendidikan, keadaan ekonomi, kondisi lingkungan dan pengaruh globalisasi.

Di sisi lain terjadi peningkatan kejadian untuk penyakit non infeksi seperti penyakit-

penyakit degeneratif dan penyakit akibat perilaku masyarakat, serta semakin meningkat

dan variatifnya berbagai tuntutan masyarakat akan peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan yang lebih bermutu, terjangkau dan merata. Pelaksanaan pembangunan

kesehatan yang intensif, berkesinambungan dan merata yang didukung dengan program

Sekolah Guru No. Kecamatan Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah

1 Bulik 1 - 1 27 4 31 2 Bulik Timur - - - - - - 3 Sematu Jaya 1 - 1 14 5 19

4 Menthobi Raya

1 - 1 8 5 13

5 Lamandau 1 - 1 7 4 11

6 Belantikan Raya

1 - 1 4 3 7

7 Batang Kawa 1 - 1 3 2 5 8 Dealang 1 - 1 15 - 15

Page 77: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 77

kesehatan yang baik diharapkan dapat semakin memberikan dampak pada peningkatan

kualitas hidup masyarakat.

Dukungan infrastruktur/fasiltas kesehatan di Kabupaten Lamandau terdiri dari 1 unit

Rumah Sakit Umum, 5 unit puskesmas dan 47 unit puskesmas pembantu serta 21 unit

polindes.

Dari segi tenaga medis, Kabupaten Lamandau memiliki 12 orang dokter umum, 1

dokter gigi, bidan 47 orang, perawat 74 orang, ahli gigi 5 orang, dan tenaga analis 2

orang. Bila dilihat dari jumlah dokter umum yang ada masih tidak merata, hal ini terlihat

pada kecamatan Bulik Timur, Menthobi Raya, Belantika Raya, dan Batang Kawa belum ada

dokter umum. Disisi lain Kecamatan Bulik ada 6 orang dokter umum, kemudian Kecamatan

Sematu Jaya, Lamandau, dan Delang terdapat 2 orang dokter umum pada peran dokter

umum ini sangat diharapkan oleh masyarakat. Begitu juga dengan dokter gigi yang hanya

ada di Kecamatan Bulik. Ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai

diharapkan dapat berkorelasi positif dengan jangkauan pelayanan kesehatan kepada

seluruh lapisan masyarakat.

2.9. KABUPATEN SERUYAN

2.9.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Kabupaten Seruyan merupakan salah satu kabupaten hasil pemekaran di Provinsi

Kalimantan Tengah yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2002. Secara

administratif Kabupaten Seruyan dengan ibukota Kuala Pembuang terletak diantara 111O

29’ 13,75’’ – 113O 32’ 16,8’’ Bujur Timur dan 0O 46’ 23’’ – 3O 33’ 43,9’’ Lintang Selatan.

Kabupaten Seruyan memiliki luas wilayah 16.471 km2 terdiri dari hutan, rawa, sungai, laut

dan genangan air.

Secara administratif batas wilayahnya terdiri dari:

• Sebelah utara : Provinsi Kalimantan Barat;

• Sebelah selatan : Laut Jawa;

• Sebelah barat : Kabupaten Lamandau dan Kabupaten Kotawaringin Barat; dan

• Sebelah timur : Kabupaten Kotawaringin Timur.

Kabupaten Seruyan terdiri dari 5 kecamatan dan 86 Desa dan 3 Kelurahan dengan

perincian sebagai berikut.

Page 78: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 78

Tabel 2.9.1. Luas Wilayah Kabupaten Seruyan Menurut Kecamatan

Jumlah No Kecamatan Luas (km2) Desa Kelurahan

1 Seruyan Hilir 6.087 12 2 2 Danau Sembuluh 2.424 10 - 3 Hanau 1.135 10 - 4 Seruyan Tengah 2.012 26 1 5 Seruyan Hulu 4.746 28 -

Sumber: Kabupaten Seruyan Dalam Angka, 2007

b. Topografi dan iklim

Keadaan topografi Kabupaten Seruyan terdiri dari dataran rendah sampai dataran

tinggi dengan perincian sebagai berikut:

• Bagian timur merupakan daerah rawa-rawa yang terdiri dari rawa pasang surut dan

rawa lebak serta ditumbuhi vegetasi berupa bakau dan kayu rawa;

• Bagian barat merupakan daerah rawa-rawa yang terdiri dari rawa pasang surut dan

rawa lebak yang mempunyai vegetasi hutan mangrove dan kayu rawa;

• Bagian utara merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian di atas 150 m dari

permukaan laut dan kemiringan 15 – 40O yang ditumbuhi hutan lebat, yang berfungsi

sebagai penyangga (buffer) bagi daerah hilir (daerah bagian selatan); dan

• bagian selatan merupakan daerah dataran rendah terdiri atas lahan rawa dan pantai

dengan ketinggian dan kemiringan 0-50O dari permukaan laut dan 0 -8 m, daerah ini

kaya akan perikanan laut dan darat.

Wilayah kabupaten Seruyan termasuk daerah yang beriklim tropis dengan suhu udara

rata-rata 29O C dan temperatur tertinggi 34O C. Tipe iklim adalah tropis lembab dan panas,

curah hujan rata-rata per tahun 3.479,8 mm dengan rata-rata hujan per tahun 13,8 hari.

Musim penghujan akan terjadi antara bulan Desember - Maret, sedangkan Kemarau antara

Juli - September.

c. Lahan dan penggunaannya

Kabupaten Seruyan yang mempunyai luas wilayah 16.404 km2 atau 11,6% dari luas

wilayah Kalimantan Tengah terdiri dari lahan dengan rincian sebagia berikut.

• Hutan belantara seluas 11.354,02 km2 atau 69,52% terhadap luas Kabupaten Seruyan;

• Rawa-rawa seluas 733,49 km2 atau seluas 4,77% terhadap luas Kabupaten Seruyan;

• Sungai, danau, dan genangan air lainnya seluas 605,81 km2 atau sekitar 3,99%

terhadap luas Kabupaten Seruyan; dan

• Pertanahan lainnya seluas 3.512,68 km2 atau setara 27,72% terhadap luas Kabupaten.

Seruyan.

Page 79: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 79

d. Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Seruyan tahun 2007 sebanyak 129.424 jiwa, terdiri

dari penduduk laki-laki 67.079 jiwa dan penduduk perempuan 62.345 jiwa atau dengan

ratio penduduk laki-laki dan perempuan 107%.

Tabel 2.9.2.

Jumlah Penduduk, Jenis Kelamin, dan Ratio Menurut Kecamatan di Kabupaten Seruyan Tahun 2007

Penduduk No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

1 Seruyan Hilir 19.097 17.567 36.634 108 2 Danau Sembuluh 7.815 7.164 14.979 109 3 Hanau 17.979 16.978 34.957 105 4 Seruyan Tengah 15.529 14.330 29.859 109 5 Seruyan Hulu 6.689 6.306 12.995 106 Jumlah 67.079 62.345 129.424 107

Sumber: Seruyan Dalam Angka, 2007

2.9.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kabupaten Seruyan merupakan Kabupaten yang kaya akan sumber daya alam, baik

sumber daya di perairan, kehutanan, perkebunan dan potensi lahan yang sesuai untuk

tanaman pangan. Wilayah Kabupaten Seruyan dibelah oleh Sungai Seruyan yang mengalir

dari utara ke selatan dan bermuara ke Laut Jawa dengan panjang 400 km dan yang dapat

dilayari 270 km, kedalaman rata-rata 6 m dan lebar rata-rata adalah 400 m dengan anak

sungai terdiri dari :

1) Anaka Sungai Danau Sembulu, panjang 76 km;

2) Anak Sungai Kalua Besa, panjang 65 km;

3) Anak Sungai Manjul, panjang 50 km;

4) Anak Sungai Salau, panjang 30 km;

5) Anak Sungai Pukun, anjang 30 km; dan

6) Anak Sungai S. Kale, panjang 30 km.

Kabupaten Seruyan merupakan salah satu kabupaten yang strategis di bagian selatan

wilayah Provinsi Kalimantan Tengah yang akan menjamin kemudahan interaksi dengan

wilayah lainnya, berpotensial sebagai pemasok kebutuhan wilayah dan penggunaan hasil

produk wilayah dan mendukung berjalannya kegiatan ekonomi wilayah regional.

Di Kabupaten Seruyan juga dijumpai kaya sumber daya bahan tambang dari berbagai

jenis batuan dan mineral. Dengan bentangan alam yang meliputi wilayah lautan, pantai

dan daratan dengan berbagai jenis tanaman dan satwa, menjadikan Kabupaten Seruyan

memiliki potensi alam yang kaya akan sumber daya wisata yang dapat dikembangkan.

Page 80: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 80

b. Sumber daya manusia

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Seruyan adalah 71,4 meningkat dibanding tahun 2005

dengan nilai IPM 70,9 (Tabel 2.9.3.). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/kota

se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Seruyan relatif rendah berada pada

posisi ke 11 (sebelas) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan pembinaan SDM

di wilayah ini perlu ditingkatkan agar lebih baik. Peringkat secara nasional berada pada

posisi ke 146, mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yang berada pada

peringkat 136.

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang

dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah

penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran

riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten

Seruyan Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.9.3.

Tabel 2.9.3.

Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Seruyan Tahun 2005 – 2006

Kabupaten Seruyan IPM & Komponen 2005 2006

Angka Harapan Hidup (tahun) 67,2 67,8 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,7 7,7 Angka Melek Huruf (persen) 99,3 99,3 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 615,8 618,3 IPM 70,9 71,4 Peringkat Nasional 80 87 Reduksi shortfall 0,81 Peringkat Kalteng 10 11

Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

2.9.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi

Prasarana transportasi merupakan prasarana pengangkutan dan perhubungan yang

penting. Kondisi transportasi yang kurang nyaman memang menjadi kendala bagi Seruyan

tumbuh menjadi kota seperti kabupaten pendahulunya. Karena itu pemerintah daerah

Seruyan berupaya membuka semua akses menuju Seruyan lewat darat, air, maupun udara.

Panjang jalan menurut status jalan di Kabupaten Seruyan adalah 818,252 km

meliputi jalan nasional 90 km, jalan provinsi 120 km, jalan kabupaten seruyan 383,052 km,

jalan perkotaan 49,7 km serta jalan desa 175,5 km.

Dalam rangka penyediaan prasarana jalan darat pemerintah daerah dan provinsi

berupaya memperbaiki jalan yang rusak dan meningkatkan akses jalan baru dan

Page 81: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 81

mempersiapkan jembatan di atas Sungai Seruyan. Di sektor perhubungan laut

direncanakan membuka pelabuhan samudra yang berfungsi sebagai prasarana

pengangkutan barang terutama pelabuhan CPO (crude palm oil/minyak sawit mentah),

maupun pelabuhan penumpang.

b. Prasarana listrik dan air minum

Sarana listrik dari PLN telah menjangkau semua wilayah kecamatan di Kabupaten

Seruyan. Produksi tenaga listrik di Kabupaten Seruyan pada tahun 2006 sebanyak

8.474.513 Kwh dengan jumlah tenag terjual 7.738.376 Kwh.

Sarana air bersih dari PDAM di Kabupaten Seruyan umumnya hanya menjangkau

daerah ibukota kecamatan. Pada Tahun 2005 tercatat jumlah air bersih yang disalurkan

sebanyak 79.699 m3. Pelanggan air bersih di kabupaten Seruyan terdiri dari pelanggan

rumah tangga 457 unit dan instansi pemerintah sebanyak 17 unit sambungan.

c. Prasarana komunikasi

Salah satu prasarana komunikasi di Kabupaten Seruyan adalah tersedianya kantor

Pos. Pelayanan Pos di Seruyan tersedia satu unit Kantor Pos di kuala pembuan, untuk di

kecamatan dan desa-desa diadakan Pos Pembantu.

Pelayanan telekomunikasi di Kuala Pembuang ibu kota Kabupaten Seruyan tersedia

satu buah kantor cabang PT.Telkom untuk pelayanan telepon lokal, SLJJ dan SLI. Selain itu

juga tersedia fasilitas telepon seluler saat ini sudah bisa dinikmati di semua kecamatan dan

beberapa desa di Kabupaten Seruyan. Untuk menambah pelayanan telekomunikasi tersedia

wartel yang berada sampai kecamatan dan banyak desa.

d. Prasarana pendidikan

Sarana pendidikan sampai dengan tahun 2007 berjumlah 190 unit dengan jenjang

pendidikan dari TK sampai SLTA yang terdiri dari milik pemerintah maupun swasta. Jumlah

sarana pendidikan secara umum digambarkan sebagai berikut: TK 29 unit, SD 129 unit,

SLTP 22 unit, SMU 8 unit dan SMK 2 unit.

Tabel 2.9.4.

Sarana Pendidikan di Kabupaten Seruyan Tahun 2007

Jumlah Sekolah Murid Guru Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

Jumlah Sekolah

1. T K - 29 - 1,869 - 66 292. S D 120 9 14,134 1,678 677 86 129 3. SLTP 15 7 3,487 463 120 82 224. SMU 3 5 565 973 93 56 85. SMK 1 1 124 108 - 23 2Jumlah 139 51 18,310 5,091 890 313 190

Sumber: Kabupaten Seruyan Dalam Angka, 2007

Page 82: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 82

e. Prasarana kesehatan

Sarana kesehatan di Kabupaten Seruyan yang ada adalah Rumah Sakit Daerah,

Puskesmas disetiap kecamatan, saat ini berjumlah 9 unit ditambah Puskesmas Pembantu

39 unit serta didesa-desa ada Polindes dan Posyandu. Dalam menunjang penyelenggaraan

pelayanan kesehatan disetiap puskesmas di kecamatan ditunjang oleh adanya tenaga

kesehatan. Pada Tahun 2006 jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Seruyan terdiri dari

13 dokter umum, 1 dokter gigi, dan dibantu oleh 26 tenaga perawat dan 46 tenaga bidan.

2.10. KABUPATEN KATINGAN

2.10.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Kabupaten Katingan secara geografis terletak di daerah Khatulistiwa, yaitu di antara

112° 0 ' BT - 0° 20 ' LS dan 113° 45 ' BT- 3° 30 ' LS. Berdasarkan Undang Undang Nomor

5 Tahun 2002 luas wilayah Kabupaten Katingan adalah ± 17.800 km² dengan Batas

Wilayah adalah sebagi berikut.

• Sebelah utara : Provinsi Kalimantan Barat;

• Sebelah selatan : Laut Jawa; dan

• Sebelah barat : Kabupaten Kotawaringin Timur

• Sebelah timur : Kabupaten Gunung Mas, Kota Palangka Raya serta Kabupaten

Pulang Pisau;

Berdasarkan daerah administratifnya Kabupaten Katingan terdiri atas 11 kecamatan,

dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Senaman Mantikei dan terkecil luas wilayahnya

adalah Kecamatan Tewang Sangalang Garing (Tabel 2.10.1).

Tabel 2.10.1.

Luas Wilayah Kabupaten Katingan Menurut Kecamatan

No Kecamatan Ibukota Kecamatan Lua(km2) % Terhadap Luas Wilayah

1 Katingan Hulu Tumbang Senamang 2.604 14,63 2 Marikit Tumbang Hiran 2.178 12,24 3 Senaman Mantikei Tumbang Kaman 3.030 17,02 4 Katingan Tengah Tumbang Samba 1.089 6,12 5 Pulau Malan Buntut Bali 805 4,52 6 Tewang Sangalang Garing Pendahara 568 3,19 7 Katingan Hilir Kasongan 663 3,72 8 Tasik Payawan Petak Bahandang 804 4,52 9 Kamipang Baun Bango 2.793 15,69 10 Katingan Kuala Pagatan 1.440 8,09 11 Mendawai Mendawai 1.826 10,26 J u m l a h 17.800 100,00

Sumber: Katingankab.go.id, 2008

Page 83: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 83

b. Topografi dan iklim

Keadaan topografi Kabupaten Katingan adalah sebagai berikut:

• Dibagian Selatan merupakan daerah pantai dan rawa yang dipengaruhi oleh pasang

surut dengan ketinggian 0 – 50 m dari permukaan laut;

• Bagian Tengah berupa dataran dengan ketinggian 50 - 200 m dari permukaan laut;

• Bagian Utara berupa perbukitan dengan ketinggian 200 -1500 m dari permukaan laut.

Kabupaten Katingan beriklim tropis yang panas dan lembab dengan suhu udara pada

siang hari rata-rata 33°C dan temperatur tertinggi mencapai 36°C, sedangkan pada malam

hari mengalami kelembaban. Keadaan hidrologi dalam wilayah Kabupaten Katingan, yaitu

adanya Sungai Katingan dengan panjang 650 km yang dapat dilayari 520 km dan

bermuara di Laut Jawa dengan anak sungai sebagai berikut :

• Sungai Kalanaman = 65 km ;

• Sungai Samba = 100 km ;

• Sungai Hiran = 75 km ;

• Sungai Bamban = 75 km ;

• Sungai Sanamang = 65 km; dan

• Sungai Mahup = 50 km.

c. Lahan dan penggunaannya

Total lahan di Kabupaten Katingan seluas 17.500 ha yang berada pada ketinggian

0 – 2 m terdiri dari:

• Wilayah Daratan seluas 12.900 km2 ;

• Wilayah Khusus (Hutan Lindung, Margasatwa, dan lain-lain) seluas 4.410 km2; dan

• Wilayah Perairan seluas 190 km.

d. Demografi

Berdasarkan Data BPS keadaan penduduk Kabupaten Katingan Tahun 2006

berjumlah 133.049 jiwa yang terdiri dari 69.480 jiwa penduduk laki-laki dan 63.569 jiwa

penduduk perempuan atau dengan sex ratio 109 (Tabel 2.10.2).

Bila dilihat berdasarkan sebarannya penduduk di Kabupaten Katingan belum merata

penyebarannya, penduduk banyak terkosentrasi pada tiga kecamatan yaitu di Katingan

Kuala (17,75%), Katingan Hilir (16,55%), Katingan Tengah (14,68%), dan Tewang

Sanggalang Garing (7,13%). Jumlah penduduk terpadat berada di Kecamatan Katingan

Hilir yaitu 33 jiwa/km2, sedangkan penduduk terjarang berada di Kecamatan Marikit dan

Kamipang yauti 3 jiwa.km2. Beberapa kecamatan lainnya dengan kepadatan penduduk

relatif lebih padat adalah Kecamatan Katingan Tengah yaitu 18 jiwa/km2, Kecamatan

Page 84: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 84

Tewang Sanggalang Garing yaitu 17 jiwa/km2, dan Kecamatan Katingan Kuala dengan

kepadatan penduduk 13 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan lainnya tergolong jarang

penduduknya dengan kepadatan penduduk berkisar antara 3 – 8 jiwa/km2.

Tabel 2.10.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Katingan Menurut Kecamatan tahun 2006

No Nama Kecamatan KK Laki-Laki Perempuan Jumlah Penduduk

1 Katingan Hulu 2.865 6.107 5.409 11.516 2 Marikit 1.507 3.130 2.907 6.037 3 Sanaman Mantikei 3.265 7.042 6.175 13.217 4 Katingan Tengah 4.766 10.072 9.456 19.528 5 Pulau Malan 1.702 3.521 3.317 6.838 6 Tewang Sanggalang Garing 2.400 4.891 4.595 9.486 7 Katingan Hilir 5.911 11.378 10.643 22.021 8 Tasik Payawan 1.725 3.539 3.195 6.734 9 Kamipang 1.908 3.873 3.610 7.483

10 Mendawai 1.645 3.596 2.979 6.575 11 Katingan Kuala 5.866 12.331 11.283 23.614

Jumlah 2006 33.56 0 69.480 63.569 133.049 Sumber: Pemda Kabupaten Katingan, 2007

Pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Katingan pada periode 2001 sampai

2006 sebesar 1,65% per tahun. Pertumbuhan penduduk pada periode mengalami

fluktuasi, namun pertumbuhan penduduk tahun 2005 – 2006 meningkat 8%. Bila dilihat

penduduk berdasarkan kelompok umurnya pada tahun 2006, terlihat sebagian besar

(53,61%) berada pada usia kerja (antara 15 – 64 tahun), sedangkan penduduk bukan usia

kerja (46,59%) dinominasi oleh penduduk usia muda antara 0-14 tahun sebanyak 43,77%.

Jumah penduduk dan Perkembangan penduduk berdasarkan kelompok umurnya dapat

dilihat pada Tabel 2.10.3.

Tabel 2.10.3.

Jumlah dan Perkembangan Penduduk Kabupaten Katingan Menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur

2001 2002 2003 2004 2005 2006

0-4 24.311 20.688 20.546 20.616 21.254 21.046 5–9 25.177 19.57 19.435 19.514 20.107 19.795

10–14 9.37 17.02 16.904 16.961 7.438 17.306 15–19 9.322 13.736 13.693 17.689 14.113 14.401 20–24 10.327 11.363 11.206 11.324 11.674 12.07 25–29 8.923 9.087 9.026 9.056 9.336 9.838 30–34 7.748 7.917 7.864 7.891 8.136 8.758 35–39 5.625 6.773 6.729 6.752 6.959 7.721 40–44 5.133 5.71 5.673 5.692 5.865 6.647 45–49 4.312 4.307 4.279 4.294 4.425 4.609 50–54 3.107 3.094 3.074 3.084 3.179 3.132 55–59 2.127 2.27 2.255 2.263 2.331 2.298 60–64 1.62 1.718 1.707 1.713 1.768 1.742 >64 3.327 3.429 3.408 3.417 3.527 3.486

Jumlah 120.429 126.682 125.799 130.266 120.112 129.717 Sumber: Pemda Kabupaten Katingan, 2007

Page 85: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 85

2.10.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kabupaten Katingan dengan luas wilayah 17.800 km2 merupakan kabupaten dengan

luas wilayahnya terluas kedua mencapai 11,59% dibanding luas wilayah Kalimantan

Tengah yaitu setelah Kabupaten Murung Raya dengan luas wilayah 23.700 km2 (15,43%).

Bentangan wilayahnya yang luas diikuti pula oleh kekayaan sumber daya alamnya, baik

sumber daya di perairan, bahan galian, kehutanan, perkebunan dan potensi lahan yang

sesuai untuk tanaman pangan. Sebagain besar sumber daya alam yang ada belum dikelola

dan dimanfaatkan secara optimal.

Wilayah Kabupaten Katingan dilalui oleh Sungai Katingan dengan 6 (enam) anak

sungai yang mengalir dari utara ke selatan dan bermuara ke Laut Jawa dengan panjang

650 km dan yang dapat dilayari 520 km. Sebagian besar penduduk Katingan bertempat

tinggal di daerah aliran sungai dengan memanfaatkan sumber daya perairan sungai dan

laut, hal ini dapat terlihat dari 141 desa dari 152 desa bertempat dipingir DAS. Kawasan-

kawasan sepanjang aliran sungai mempunyai potensi untuk perikanan budidaya, tangkap

dan daerah konservasi (closed season) atau daerah resapan serta dapat pula menjadi bisnis

agrowisata.

Selain sumber daya perairan, Kabupaten Katingan kaya akan hasil hutan baik berupa

aneka jenis kayu dan rotan. Kabupaten Katingan merupakan daerah penghasil kayu

terbesar di Kalimantan Tengah yang dikelola oleh perusahaan pemegang izin HPH maupun

izin IPK. Sumber daya hutan lainnya yang dihasilkan adalah berupa rotan. Potensi lainnya

adalah tanaman hias salah satunya Nepenthes yang berasal dari hutan dan telah

dibudidayakan oleh beberapa petani lokal.

Kabupaten Katingan memiliki potensi pengembangan sumber daya perkebunan,

sementara yang dominan saat ini adalah kelapa sawit dan karet, sedangkan sumber daya

pertanian tanaman pangan sebagian besar adalah padi.

b. Sumber daya manusia

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Katingan adalah 71,5 meningkat sedikit dibanding tahun

2005 dengan nilai IPM 71,3 (Tabel 2.9.4). Bila dibandingkan dengan nilai IPM

kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Katingan masih

rendah dan berada pada posisi ke 10 (sepuluh) diantara 14 kabupaten/kota, sedangkan

peringkat secara nasional berada pada posisi ke 137.

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang

dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah

Page 86: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 86

penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran

riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten

Katingan Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.10.4.

Tabel 2.10.4.

Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Katingan Tahun 2005 – 2006

Kabupaten Katingan IPM & Komponen 2005 2006

Angka Harapan Hidup (tahun) 67,0 67,1 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,8 7,8 Angka Melek Huruf (persen) 99,4 99,4 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 621,6 623,6 IPM 71,3 71,5 Peringkat Nasional 123 137 Reduksi shortfall 0,69 Peringkat Kalteng 8 10

Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

2.10.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting yang menghubungkan

antar wilayah. Panjang jalan menurut status jalan di Kabupaten Katingan adalah 272,22

km dengan kondisi jalan dalam keadaan baik 2,81%, sedang 3,75% dan sebagian besar

berada dalam keadaan rusak (50,24%) dan rusak berat (43,20%).

Tabel 2.10.5.

Panjang dan Keadaan Jalan di Kabupaten Katingan Tahun 2006

No Uraian Panjang Jalan (km) Persentase 1 Jenis Permukaan

a. diaspal 2.07 0.76 b. kerikil 2.43 0.89 c. tanah 52.57 19.31 d. lainnya 215.15 79.04 Total 272.22 100.00

2 Kondisi jalan a. Baik 7.66 2.81 b. Sedang 10.2 3.75 c. Rusak 136.76 50.24 d. Rusak Berat 117.6 43.20 Total 272.22 100.00

Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka, 2007

Untuk meningkatkan pelayanan dibidang transportasi, Kabupaten Katingan selain

memiliki prasaran perhubungan darat juga memiliki prasaran perhubungan udara dan air.

Prasarana perhubungan udara yang telah ada berupa lapangan udara yang berada di

Page 87: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 87

Kecamatan Katingan Tengah (Tumbang Samba), di manfaatkan sebagai pelayanan perintis

ke wilayah utara dengan pesawat tipe BN. Lapangan Udara Tumbang Samba berdiri tahun

1984 dan operasional tahun 1987 dengan panjang landasan pacu 650 Meter dan lebar 23

Meter.

Prasarana Pelabuhan Laut yang ada di Selat Jeruju Kecamatan Katingan Kuala

Kabupaten Katingan telah dibangun melalui dana APBN yang dikelola oleh Dinas

Perhubungan dan Telekomunikasi Provinsi Kalimantan Tengah pada Tahun Anggaran 2003

dan telah diserahkan kepada daerah dengan status pelabuhan sungai.

b. Prasarana listrik dan air minum

Fasilitas listrik di Kabupaten Katingan sudah dapat menjangkau semua kecamatan

dan pengelolaannya dilakukan oleh PLN Cabang Palangka Raya dengan menggunakan

listrik tenaga air dari Kalimantan Selatan dan PLTD Katingan Kuala. Tingkat pelayanan listrik

di Kabupaten Katingan setiap tahun mengalami peningkatan khususnya dilihat dari

jangkauan pelayanan. Sampai Tahun 2006 terdapat 10.460 pelanggan dengan jumlah

produkis listrik 7.804.461 Kwh.

Tabel 2.10.6.

Perkembangan Jumlah Pelanggan PLN di Kabupaten Katingan Tahun 2002-2006

No Pelayanan PLN Jumlah KK/Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 1 Listrik 3.721 4.742 6.492 8.462 10.220 2 PLTS - - - 115 240 Jumlah 3.721 4.742 6.492 8.577 10.460

Sumber data : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Katingan

Pengelolaan air bersih dilakukan oleh PDAM Kasongan, Tumbang Samba, Pendahara

dan Kereng Pangi dengan distribusi air 5 liter/detik dengan jumlah pelanggan 488 dengan

kapasitas yang ada 54.252 m³.

Tabel 2.10.7.

Jumlah Kepala Keluarga yang Mendapat Pelayanan Air Bersih

Tahun No Sarana 2002 2003 2004 2005 2006

1 Kepala Keluarga 1.329 1.534 1.606 1.799 1.846 Jumlah 1.329 1.534 1.606 1.799 1.846

Sumber data : Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Katingan

c. Prasarana komunikasi

Kantor Pos merupakan salah satu prasarana tempat pelayanan komunikasi

masyarakat. Kantor Pos yang ada di Kabupaten Katingan terdapat di Kecamatan Katingan

Hilir, Katingan Tengah, Sanaman Mantikei dan Pagatan. Meskipun demikian jangkauan

Page 88: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 88

pelayanan Kantor Pos Kasongan mampu menjangkau di 11 kecamatan di Kabupaten

Katingan.

Fasilitas telepon juga telah tersedia di Kabupaten Katingan. Jumlah sambungan

telepon di Kabupaten Katingan berjumlah 454 kapasitas sentral dan 454 unit sambungan

telepon. Untuk menjangkau daerah pedesaan, PT telkom mengupayakan fasilitas

Ultraphone, dengan beberapa jenis kapasitas yang dimiliki dan digunakan tersebar di

beberapa daerah serta fasilitas Cluster yang digunakan untuk melayani pelanggan yang

lokasinya satu sama lainnya berdekatan.

Fasilitas telepon seluler juga telah menjangkau wilayah Kabaupaten Katingan.

Terdapat beberap penyedia sarana telepon selular di wilayah ini, antara lain telepon seluler

GSM Telkomsel (Simpati), Satelindo(Mentari) dan XL, dan Telepon CDMA Telkom (Flexi).

d. Prasarana pendidikan

Sarana pendidikan di Kabupaten tersedia mulai dari tingkat TK sampai SLTA. Pada

tahun 2007 jumlah prasarana pendidikan sebanyak 341 unit dengan jenjang pendidikan

dari TK sampai SLTA yang terdiri dari milik pemerintah maupun swasta. Jumlah sarana

pendidikan secara umum digambarkan sebagai berikut TK sebanyak 79 unit, SD 198 unit,

SLTP 44 unit, SMU 18 unit dan SMK 2 unit.

Jumlah murid yang sekolah mulai dari Tk sampai SLTA sebanyak 377.467 murid.

Sebagian besar (63%) masih berada pada jenjang pendidikan SD.

Tabel 2.10.8.

Sarana Pendidikan di Kabupaten Katingan Tahun 2007

Jumlah Sekolah Murid Guru Jumlah Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Sekolah

1. T K 1 78 105 2,677 6 108 79 2. S D 192 6 19,265 1,159 1,340 35 198 3. SLTP 29 15 3,598 2,345 330 168 44 4. SMU 8 10 1,469 1,143 127 149 18 5. SMK - 2 - 237 - 40 2 Jumlah 230 111 24,437 7,561 1,803 500 341

Sumber: Kabupaten Katingan Dalam Angka, 2007

e. Prasarana kesehatan

Sarana kesehatan di Kabupaten Seruyan yang ada adalah Rumah Sakit Daerah.

Puskesmas saat ini berjumlah 13 unit tersebar disetiap kecamatan, ditambah Puskesmas

Pembantu 52 unit serta didesa-desa ada Polindes dan Posyandu. Dalam menunjang

penyelenggaraan pelayanan kesehatan disetiap puskesmas di kecamatan ditunjang oleh

adanya tenaga kesehatan. Pada Tahun 2006 jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten

Katingan terdiri dari 21 dokter umum, 2 dokter gigi, dan dibantu oleh 97 tenaga perawat

dan 61 tenaga bidan.

Page 89: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 89

2.11. KABUPATEN PULANG PISAU

2.11.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Secara geografi, Kabupaten Pulang Pisau terletak di daerah khatulistiwa, diantara

1100 - 1200 BT dan 100 - 00 LS, dengan luas wilayah 8.997 km2 (899.700 Ha) atau sekitar

5,85% dari total luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (153.564 km2). Kabupaten

Pulang Pisau dengan ibukota Pulang Pisau memiliki batas wilayah sebagai berikut di

sebelah:

• Sebelah utara : Kabupaten Gunung Mas;

• Sebelah selatan : Laut Jawa;

• Sebelah barat : Kabupaten Katingan dan Kota Palangka Raya; dan

• Sebelah timur : Kabupaten Kapuas.

Kabupaten Pulang Pisau meliputi 8 kecamatan dengan luas setiap kecamatan

adalah sebagaimana disajian pada Tabel berikut.

Tabel 2.11.1.

Luas Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Pulang Pisau 2007

Luas No Kecamatan km2 Persentase

Jumlah Desa/Kelurahan

1 Kahayan Kuala 1,155.00 12.84 10 2 Sebangau Kuala 3,801.00 42.25 8 3 Pandih Batu 535.86 5.96 16 4 Maliku 413.14 4.59 14 5 Kahayan Hilir 360.00 4.00 9 6 Jabiren Raya 1,323.00 14.70 8 7 Kahayan Tengah 783.00 8.70 14 8 Banama Tingang 626.00 6.96 15 Jumlah 8,997.00 100.00 94

Sumber : Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2008

Kabupaten Pulang Pisau meliputi 8 kecamatan. Daerah yang paling luas adalah

Kecamatan Sebangau Kuala dengan luas 3.801,00 km2, kemudian Kecamatan Jabiren Raya

dengan luas 1.323 km2 dan Kecamatan Kahayan Kuala dengan luas 1.155 km2, sedangkan

kecamatan yang luas daerahnya paling kecil adalah Kecamatan Kahayan Hilir dengan luas

daerah 360 km2.

b. Topografi dan iklim

Kabupaten Pulang Pisau terdiri dari daerah perbukitan di bagian utara dengan

ketinggian antara 50 – 100 m dari permukaan laut dengan elevasi 8 – 15o serta daerah

pegunungan dengan elevasi 15o – 25o. Bagian selatan terdiri dari pantai pesisir , rawa-rawa

Page 90: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 90

dengan ketinggian antara 0 – 5 m dpl dengan elevasi 0 – 8o serta dipengaruhi oleh air

pasang surut.

Kabupaten Pulang Pisau memiliki perairan yang meliputi danau, rawa-rawa, dan

dilintasi sungai yang termasuk dalam wilayah Pulang Pisau yaitu:

• Sungai Kahayan sepanjang 600 km;

• Sungai Sebangau sepanjang 200 km;

• Anjir Kalampan sepanjang 14,5 km dan yang masuk wilayah Pulang Pisau sepanjang

6,5 km yang menghubungkan Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau mengarah ke

Palangka Raya;

• Anjir Basarang sepanjang 24 km dan yang masuk wilayah Pulang Pisau sepanjang 7

km;

• Anjir/Terusan Raya sepanjang 18 km menjadi alur transportasi dan yang masuk wilayah

Pulang Pisau sepanjang 6 km; dan

• Daerah pantai pesisir sepanjang 13,4 km.

Kabupaten Pulang Pisau termasuk daerah beriklim tropis lembab. Temperatur

udara rata-rata di Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2006 berkisar antara 26,5OC sampai

27,5OC, sedangkan temperatur maksimum mencapai 32,5OC dan temperatur minimum

22,9OC.

Rata-rata kelembaban udara tiap bulan > 80% dengan rata –rata penyinaran

matahari di atas 50%. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Oktober-Desember serta

Januari-Maret berkisar antara 2000 - 3000 mm setiap tahun. Bulan kering terjadi pada

bulan Juni – September.

c. Lahan dan penggunaannya

Wilayah Kabupaten Pulang Pisau seluas 8.997 km2 terdiri dari kawasan hutan seluas

5.095 km2 dan kawasan budidaya seluas 3.902 km2. Kawasan hutan terdiri dari kawasan

hutan lindung (1.961 km2), hutan gambut (2.789 km2), hutan bakau (280 km2) dan

kawasan air hitam (65 km2). Adapun luasan kawasan budidaya terdiri dari:

• Hutan produksi : 369 km2;

• Hutan produksi tetap : 753 km2;

• Pertanian ladang basah (sawah) : 404 km2;

• Perkebunan dan peternakan : 1.384 km2;

• Pemukiman perkotaan : 46 km2;

• Pemukiman Transmigrasi : 99 km2;

• Perairan dan sungai : 492 km2; dan

• Jaringan jalan : 16 km2.

Page 91: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 91

d. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2007 sebanyak 119.936

jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 61.326 jiwa atau 51,13% dan penduduk perempuan

sebanyak 58.610 jiwa atau 48,87%. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2006 sampai

2007 sebesar 1,44%. tingkat kepadatan penduduk rata-rata 13,5 jiwa per km. Jumlah dan

penyebaran penduduk Pulang Pisau menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.11.2.

Jika dilihat dari distribusi penduduk, persebaran penduduk sebagian besar

(61,40%) dihilir/bagian selatan, 19,21% di kecamatan kota dan 19,39% berdomisili di

hulu di bagian utara Kabupaten Pulang Pisau.

Bila dilihat distribusi penduduk berdasarkan usia, Kabupaten Pulang Pisau dapat

digolongkan ke dalam penduduk intermediate (dari ‘penduduk tua’ ke ‘penduduk muda’),

dimana jumlah penduduk usia 0-14 tahun sebesar 29,02% dan penduduk usia 65 tahun ke

atas sebesar 2,39%. Besarnya jumlah penduduk tidak produktif (usia muda dan usia tua)

berdampak pada tingginya angka rasio ketergantungan.

Penduduk yang termasuk dalam usia kerja (usia 15 tahun ke atas) di Kabupaten

Pulang Pisau pada tahun 2007 mencapai 68,59% dari total penduduk, atau sebanyak

82.262 orang.

Tabel 2.11.2. Jumlah dan Sebaran Penduduk

Kabupaten Pulang Pisau Menurut Kecamatan Tahun 2007

Penduduk No Kecamatan Luas Wilayah` (km2)

Rumah Tangga Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Kahayan Kuala 1,155.00 4,401 9,400 9,787 19,187 2 Sebangau Kuala 3,801.00 2,377 4,973 4,783 9,756 3 Pandih Batu 535.86 5,401 11,110 10,594 21,704 4 Maliku 413.14 6,396 11,621 10,692 22,313 5 Kahayan Hilir 360.00 5,648 12,309 11,597 23,906 6 Jabiren Raya 1,323.00 2,071 4,212 3,869 8,081 7 Kahayan Tengah 783.00 1,972 3,554 3,580 7,134 8 Banama Tingang 626.00 1,813 4,147 3,708 7,855 Jumlah 8,997.00 30,079 61,326 58,610 119,936

Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau, 2008

Tabel 2.11.3. Kelompok Umur dan Persentase Penduduk

di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007

Kelompok Umur Persentase 0 – 14 29,02

15 – 64 68,59 65 + 2,39

Sumber: Kabupaten Pulang Pisau, 2008

Jumlah penduduk bila dilihat menurut klasifikasi pekerjaan, yang terbanyak adalah

penduduk yang bekerja sebagai petani/nelayan sebanyak 27,62% dan dengan jenis

Page 92: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 92

pekerjaan lainnya 30,99%. Sedangkan penduduk yang belum atau tidak bekerja sebanyak

26,75%. Perincian jumlah penduduk menurut klasifikasi pekerjaan dapat dilihat pada

Tabel 2.11.4.

Tabel 2.11.4.

Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Pekerjaan di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007

No Jenis Pekerjaan Jumlah Penduduk Persentase

1 PNS 2,144 1.79 2 TNI 42 0.04 3 Polri 149 0.12 4 Pens/Purnawirawan 459 0.38 5 Wiraswasta 2,560 2.14 6 Pedagang 732 0.61 7 Petani/Nelayan 33,074 27.62 8 Peg/Karyawan Swasta 2,799 2.34 9 Buruh 8,649 7.22 10 Pekerjaan Lainnya 37,117 30.99 11 Belum/Tidak Bekerja 32,043 26.75 Jumlah 119,768 100.00

Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau, 2008

2.11.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Potensi sumber daya alam Kabupaten Pulang Pisau yang utama melihat dari luas

wilayah 8.997 km2 (899.700 ha) dengan penggunaan lahan 5.095 km2 (56,63%)

merupakan kawasan hutan, dan 3.902 km2 (43,37%) merupakan kawasan budidaya.

Kawasan hutan terbagi menjadi kawasan hutan lindung (1.961 km2), hutan gambut

(2.789 km2), kawasan mangrove/bakau (280 km2) dan kawasan air hitam (65 km2). Adapun

kawasan budidaya seluas 3.902 km2 terdiri dari hutan produksi dan hutan produksi tetap,

lahan pertanian, perkebunan dan peternakan, pemukiman, perairan dan sungai dan

jaringan jalan.

Kabupaten Pulang Pisau memiliki beragam potensi yang masih dapat

dikembangkan untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan penduduk. Wilayah dataran

rendah dan wilayah yang dekat pantai memiliki sumber daya alam yang cocok untuk

kegiatan pertanian tanaman pangan, wilayah perairan berpotensi sebagai wilayah

pengembangan sumber daya perikanan dan daerah pedalaman umumnya berpotensi

sebagai daerah pengembangan perkebunan. Wilayah Pulang Pisau dengan lahan yang luas

dan tersedianya hijauan memiliki yang besar untuk pengembangan peternakan. Pulang

Pisau juga memiliki sumber daya mineral dan bahan galian golongan C dan golongan AB.

Page 93: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 93

Keaslian alamnya baik perairan dan hutan yang belum banyak terjamah menjadikan daerah

ini memiliki potensi sebagai cagar alam dan budaya.

b. Sumber daya manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari beberapa

indikator, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks

melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli

penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat

mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu

wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United

Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian

pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan

tahunan Human Development Report (HDR).

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Pulang Pisau adalah 69,9 sedikit meningkat dibanding

tahun 2005 dengan nilai IPM 69,3 (Tabel 2.10.5). Namun bila dibandingkan dengan nilai

IPM kabupaten/kota se Provinsi Kalimantan Tengah, Nilai IPM Kabupaten Pulang Pisau

adalah yang paling kecil, hal ini mengindikasikan perlunya pembinaan SDM yang lebih

ditingkatkan lagi untuk mengejar ketinggalan dari kabupaten lainnya dibidang

pembangunan SDM.

Tabel 2.11.5. Indek Pembangunan Manusia (IPM)

dan Peringkat Provinsi Kalimantan Tengah

IPM Peringkat Nasional No Kab/Kota 2005 2006 2005 2006

1 Palangka Raya 77,0 77,1 6 6 2 Barito Utara 72,8 73,9 77 61 3 Kotawaringin Timur 72,5 72,7 80 87 4 Barito Selatan 71,3 72,4 125 97 5 Gunung Mas 71,5 72,3 112 103 6 Kapuas 71,8 72,2 98 105 7 Kotawaringin Barat 71,6 71,9 103 120 8 Barito Timur 70,1 71,6 167 135 9 Murung Raya 71,0 71,6 134 133

10 Katingan 71,3 71,5 123 137 11 Seruyan 70,9 71,4 136 146 12 Lamandau 70,2 70,9 161 160 13 Sukamara 70,0 70,4 168 186 14 Pulang Pisau 69,3 69,9 200 203

Kalimantan Tengah 71,6 73,4 5 5 Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang dilihat

dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat darirata-rta lama sekolah

Page 94: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 94

penduduknya dan angka melek huruf serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran riil per

kapaita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten Pulang

Pisau Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.11.6.

Tabel 2.11.6.

Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2005 – 2006

Kab Pulang Pisau IPM & Komponen 2005 2006

Angka Harapan Hidup (tahun) 66,9 67,2 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,0 7,0 Angka Melek Huruf (persen) 91,6 93,2 Pengeluaran Riil Per Kapita (Rp.000) 625,2 626,5 IPM 69,3 69,9

Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan

membaca dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya

angka melek huruf mencerminkan kualitas penduduk. Indikator lain yang digunakan untuk

melihat kemajuan dunia pendidikan adalah Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi

sekolah digunakan untuk mengukur banyaknya penduduk yang telah menerima

pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu.

Bila dilihat dari tingkat pendidikan penduduk Pulang Pisau, sebagian besar

berpendidikan maksimal setingkat SD/tidak tamat SD (51,71%). Yang lulus SLTP sederajat

15,86% dan yang lulus SLTA sederajat 11,50%, serta penduduk yang memiliki pendidikan

tamat S1 atau lebih persentasenya masih sedikit sekitar 0,98%. Ini berarti penduduk

Pulang Pisau yang bekerja kebanyakan masih mengandalkan tenaga yang berakibat pada

jenis pekerjaan yang digelutinya hanya berkisar pada pekerjaan yang tidak banyak

membutuhkan keahlian.

Tabel 2.11.7.

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007

No Jenis Pendidikan Jumlah Penduduk Persentase 1 S-2/S-3 75 0.06 2 Diploma IV/S1 1,100 0.92 3 D-III 722 0.60 4 D-I/D-II 1,762 1.47 5 SLTA/Sederajat 13,777 11.50 6 SLTP/Sederajat 19,000 15.86 7 SD/Sederajat 39,952 33.36 8 Tidak Tamat SD 23,172 19.35 9 Tidak/Belum Sekolah 20,208 16.87

Jumlah 119,768 100.00 Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau, 2008

Page 95: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 95

Lapangan usaha yang paling banyak digeluti oleh tenaga kerja di Kabupaten Pulang

Pisau adalah sektor pertanian. Sektor ini paling banyak menyerap tenaga kerja yang ada di

kabupaten ini, jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian mencapai lebih dari

separuh tenaga kerja yang ada atau sekitar 54,32%. Selain itu banyak penduduk yang

bekerja sebagai buruh (7,22%) dan karyawan swasta 2,34%. Penduduk yang bekerja

sebagai PNS dan TNI/Polri sebanyak 1,95%.

2.11.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi

Jalan dan jembatan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk

memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan

maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas

penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain. Panjang

jalan di Kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2007 adalah 979,14 km. Berdasarkan

statusnya terdiri atas jalan negara (119,05 km), jalan provinsi (167 km) dan jalan kabupaten

(693,09 km). Selain pembangunan badan jalan, untuk memperlancar arus transportasi

darat, Kabupaten Pulang Pisau juga memiliki jembatan dengan total panjang 6.582 m.

Tabel 2.11.8.

Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007

Status Jalan Negara (km) Provinsi (km) Kabupaten (km) Keadaan jalan

2006 2007 2006 2007 2006 2007 A. Permukaan Aspal 115.05 119.05 55 68 35 46.54 Kerikil 4 0 67 74 95 127.8 Tanah 0 0 45 25 466.75 518.75 Jumlah 119.05 119.05 167 167 596.75 693.09 B. Kondisi Baik 115.05 119.05 86 97 61.7 77.5 Sedang 7 0 37 40 344 342.34 Rusak 0 0 44 30 287.39 273.25 Jumlah 122.05 119.05 167 167 693.09 693.09

Sumber: Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau, 2008

Kabupaten Pulang Pisau juga memiliki prasarana transportasi air berupa pelabuhan

dan dermaga. Pelabuhan antar pulau terdapat satu buah yang berada di Kota Pulang Pisau

yaitu di perairan Alur Sei Kahayan. Luas areal pelabuhan sekitar 58 Ha dan memiliki aral

tambat sepanjang 90 meter dengan lebar 10 meter. Selain itu juga terdapat 11 buah

dermaga yang sudah tersebar di setiap kecamatan untuk melayani angkutan sungai dan

kapal perintis yang beroperasi sejak tahun 2003.

Page 96: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 96

b. Prasarana listrik dan air minum

Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di Pulang Pisau dipenuhi oleh PT.

Perusahaan Listrik Negara Ranting Pulang Pisau. Sumber tenaga listrik dialirkan langsung

dari jaringan interkoneksi PLTU/PLTA di Kalimantan Selatan melalui gardu induk di

Kelurahan Kalawa.

Pada tahun 2007 jumlah listrik yang tersambung memiliki daya sebanyak

11.390.700 VA atau meningkat 39% dibanding tahun 2006 sebanyak 8.410.400 VA.

Jumlah pengguna fasiltas listrik selama tahun 2007 tercatat sebanyak 16.844

pelanggan atau meningkat dianding tahun 2006 sebanyak 12.105 pelanggan. Kelompok

pelanggan terbesar adalah rumah tangga.

Sumber pengolahan air bersih di Kabupaten Pulang Pisau bersumber dari sungai

dan air tanah yang diolah dan dikelola oleh 2 unit pensuplai air bersih milik Perusahaan

Daerah Air Minum Kabupaten Pulang Pisau. Kapasitas produksi air bersih pada kedua unit

pengolahan tersebut sebanyak 28 liter/detik. Jumlah air bersih yang disalurkan pada tahun

2007 sebanyak 311.467 m3 dengan jumlah pelanggan sebanyak 1.477 pelanggan. Jumlah

pelanggan terbanyak adalah rumah tempat tinggal mencapai 1.371 pelanggan, serta

perusahaan dan pertokoan 25, instansi pemerintah 53, sarana umum 13 dan badan sosial

dan rumahsakit 15 pelanggan.

c. Prasarana komunikasi

Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kabupaten Pulang Pisau, seperti

kantor pos dan jaringan telepon. Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya

memberi jasa pelayanan surat menyurat, paket barang, pengiriman uang, dan keagenan

untuk cek, giro, tabanas dan pembayaran.

Di Kabupaten Pulang Pisau terdapat 6 buah kantor pos yang tersebar di enam

kecamatan kecuali di Kecamatan Kahayan Tengah, Jabiren Raya dan Sebangau Kuala yang

dilayani melalui pos keliling dan rumah pos. Untuk mendukung pelayanan jasa pos juga

telah tersedia bis surat di setiap kecamatan.

Pelayanan jasa telekomunikasi di wilayah Pulang Pisau saat ini disediakan oleh

beberapa operator layanan yaitu PT Telkom dengan layanan jaringan telepon rumah dan

GSM, PT Indosat, PT Telkomsel dan PT Excelcomindo dengan layanan GSM. Layanan

telekomunikasi telah sampai hampir ke semua kecamatan dengan baik.

d. Prasarana pendidikan

Prasarana pendidikan di Kabupaten Pulang Pisau sudah tersedia mulai dari tingkat

taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kabupaten Pulang Pisau sebanyak 64

unit yang tersebar di 8 kecamatan. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 203 unit. Tingkat

Page 97: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 97

sekolah menengah pertama (SMP) terdapat sebanyak 41 unit SMP terdiri 31 SMP Negeri

dan 10 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah lanjutan atas (SLTA) terdapat 18 unit SMA.

Tabel 2.11.9. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta

di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007

Jumlah Sekolah Sekolah Negeri Swasta Total

Murid Guru

1. T K 64 64 1445 19 2. S D 176 27 203 18136 1434 3. SLTP 31 10 41 6900 280 4. SMU 8 10 18 4810 175 Jumlah 215 111 326 31291 1908

Sumber : Selayang Pandang Kabupaten Pulang Pisau, 2008

e. Prasarana kesehatan

Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Pulang

Pisau terdapat 1 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Pada tingkat kecamatan tersedia 9

puskesmas di seluruh kecamatan. Pada tahun 2007 jumlah puskesmas yang tersebar di

kecamatan terdiri dari puskesmas dengan fasilitas rawat inap 5 unit, puskesmas rawat jalan

4 unit, dan puskesmas pembantu 63 unit, serta57 unit polindes. Jumlah Tenaga Kesehatan

di Kabupaten Pulang Pisau terdiri dari 1 dokter spesialis, 3 orang dokter umum, 8 dokter

gigi, serta bidan 8 orang dan 137 perawat (Tabel 2.11.10.).

Tabel 2.11.10.

Jumlah Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Pulang Pisau Tahun 2007

No Jenis Fasilitas/Pelayanan Jumlah (unit)

1 Rumah Sakit 1 2 Puskesmas 9 3 Puskesmas Pembantu 63 4 Polindes 57 5 Posyandu 157 6 Pos Obat Desa 30 7 Dokter Spesialis Bedah 1 8 Dokter Umum 3 9 Dokter Gigi 8 10 Bidan 8 11 Perawat 137 12 Laboatorium 4 13 Gudang Farmasi 1 14 Apotik 1

Sumber : BPS Kabupaten Pulang Pisau Dalam Angka

2.12. KABUPATEN GUNUNG MAS

Perkembangan suatu daerah ditentukan oleh aktivitas ekonomi dan berbagai kebijakan

skala mikro maupun skala makro daerah yang bersangkutan. Dengan kata lain, perkembangan

Page 98: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 98

suatu daerah pada dasarnya ditentukan oleh sisi permintaan (demand side) dan sisi penyediaan

(supply side) dan juga dari kinerja investasi.

Perkembangan Kabupaten Gunung Mas sebagai sebuah kabupaten baru tampaknya masih

jauh dari pembagian kerja yang menghendaki terdapatnya kelompok masyarakat yang berkerja

(berproduksi) untuk kepentingan ekspor, sementara kelompok lain menghasilkan kebutuhan

masyarakat Gunung Mas sendiri. Kondisi obyektif/kenyataannya, hanya sebagian kecil kebutuhan

bahan pokok sehari-hari masyarakat Gunung Mas yang dapat dipenuhi oleh produksi daerah

sendiri. Hal ini tentunya sangat berkaitan dengan kemampuan pasokan (supply) yang dipengaruhi

oleh lingkungan, struktur ketenagakerjaan, budaya pungut dan infrastruktur yang ada di Gunung

Mas.

2.12.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Secara geografi, Kabupaten Gunung Mas terletak di daerah khatulistiwa, diantara

1100 - 1200 BT dan 100 - 00 LS, dengan luas wilayah 10.804 km2 (1.080.400 ha) atau

sekitar 7,04% dari total luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah (153.564 km2).

Kabupaten Gunung Mas dengan ibukota di Kuala Kurun memiliki batas wilayah sebagai

berikut:

• Sebelah utara : Provinsi Kalimantan Barat.

• Sebelah selatan : Pulang Pisau;

• Sebelah timur : Kabupaten Kapuas;

• Sebelah barat : Kabupaten Kasongan; dan

Secara administratif Kabupaten Gunung Mas memiliki 11 kecamatan dengan

12 kelurahan dan 113 desa, dengan luas setiap kecamatan adalah sebagai berikut.

Tabel 2.12.1. Luas Daerah Manurut Kecamatan di Kabupaten Gunung Mas Tahun 2007

Luas No Kecamatan km2 Persentase

Jumlah Desa/Kelurahan

1 Manuhing 1.113 10,3 12 2 Manuhing Raya 601 5,6 6 3 Rungan 1.025 9,5 21 4 Rungan Hulu 791 7,3 11 5 Sepang 397 3,7 7 6 Mihing Raya 343 3,2 6 7 Kurun 842 7,8 15 8 Tewah 1.136 10,5 16 9 Kahayan Hulu Utara 1.589 14,7 12

10 Damang Batu 1.425 13,2 8 11 Miri Manasa 1.542 14,3 11 Jumlah 10.804 100,0 125

Sumber : Gunung Mas Dalam Angka, BPS. 2008

Page 99: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 99

b. Topografi dan iklim

Keadaan topografis Kabupaten Gunung Mas terdiri dari:

• Daerah utara merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian antara 100-500m dari

permukaan air laut dan mempunyai tingkat kemiringan 8°-15°, serta mempunyai

daerah pegunungan dengan tingkat kemiringan ± 15°-25°; dan

• Daerah selatan terdiri dari dataran rendah dan rawa-rawa yang berpotensi mengalami

banjir cukup besar pada musim-musim hujan, selain itu juga daerah Kabupaten

Gunung Mas memiliki perairan yang meliputi danau, rawa-rawa dan ada tiga jalur

sungai yang berada/masuk wilayah Kabupaten Gunung Mas.

Klimatologi wilayah Kabupaten Gunung Mas berdasarkan klasifikasi Oldeman (1975)

termasuk tipe iklim B1, yaitu wilayah dengan bulan basah terjadi antara 7-9 bulan (curah

hujan > 200 mm/bulan) dan bulan kering (curah hujan < 100 mm/bulan) kurang dari 2

bulan. Kabupaten Gunung Mas pada umumnya termasuk beriklim tropis dan lembab

dengan temperatur antara 21°C-23°C dan maksimal mencapai 36°C. Intensitas penyinaran

matahari selalu tinggi dan sumber daya air yang cukup banyak, sehingga menyebabkan

tingginya penguapan yang menimbulkan awan aktif/tebal. Tahun 2004, hujan terjadi

hampir sepanjang tahun dan curah hujan terendah pada bulan Agustus dengan rata-rata

0,03 mm dan tertinggi pada bulan November dengan rata-rata 36,1 mm.

Jenis tanah di wilayah Kabupaten Gunung Mas terdiri atas beberapa jenis tanah yaitu

Podsolik Merah Kuning, Alluvial, Hydromorfik Kelabu, Alluvial Hydromorfik, Gley Humus

dan Komplek Regosol Podsolik, jenis tanah yang dominan adalah tanah Podsolik Merah

Kuning yang tersebar di bagian utara wilayah Gunung Mas dengan ketebalan 110 cm.

Kemudian pada daerah-daerah pinggir sungai umumnya didominasi oleh tanah alluvial

yang berasal dari endapan sungai dengan jenis tanah Alluvial Hydromorfik Kelabu, tersebar

dan dapat dijumpai di beberapa sungai/anak sungai di wilayah Gunung Mas yaitu Sungai

Kahayan, Sungai Miri (anak Sungai Kahayan), Sungai Rungan dan Sungai Manuhing (anak

Sungai Rungan).

Wilayah Kabupatan Gunung Mas dilintangi oleh 3 sungai yaitu Sungai Kahayan,

Rungan dan Manuhing, dan anak-anak sungai lainnya yang berfungsi sebagai penunjang

alternatif transportasi darat untuk angkutan barang maupun penumpang. Pentingnya

peranan sungai ini disebabkan oleh terbatasnya/terganggunya prasarana perhubungan

darat, disamping itu sebagai pemukiman penduduk masih berada di daerah pinggir sungai.

Ada empat jalur sungai yang berada/masuk wilayah Kabupaten Gunung Mas yaitu:

• Sungai Manuhing dengan panjang ± 28.75 km;

• Sungai Rungan dengan panjang ± 86.25 km;

• Sungai Kahayan dengan panjang ± 600.00 km; dan

• Sungai Miri.

Page 100: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 100

c. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Gunung Mas pada tahun 2007 sebanyak 92.766 jiwa,

terdiri dari penduduk laki-laki 48.505 jiwa atau 52,29% dan penduduk perempuan

sebanyak 44.261 jiwa atau 47,71%. Laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu

tahun 1998 sampai 2007 sebesar 3,31% pertahun dengan tingkat rasio jenis kelamain 110

(Tabel 2.12.2).

Jika dilihat dari distribusi penduduk, maka persebaran penduduk Gunun mas

terkonsentrasi pada Kecamatan Kurun (21,9%), Tewah (17,1%) dan Rungan (14,9%).

Seiring denga persebaran penduduk tersebut, maka tingkat kepadatan penduduk juga

lebih rapat pada ketiga wilayah tersebut (Tabel 2.12.3).

Tabel 2.12.2.

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan di Kabupaten Gunung Mas Tahun 1998-2007

Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah 1998 34.024 37.432 71.456 1999 39.217 37.602 76.819 2000 39.231 36.836 76.067 2001 39.594 37.254 76.848 2002 41.004 39.083 80.087 2003 42.713 40.482 83.195

2004*) 42.049 38.513 80.562 2005*) 42.736 39.197 81.933 2006*) 45.003 41.025 86.028 2007*) 48.505 44.261 92.766

Kecamatan Laki-laki Perempuan Rasio Jenis Kelamin

Manuhing 3.065 2.781 110 Manuhing Raya 2.730 2.478 110 Rungan 7.143 6.637 108 Rungan Hulu 3.690 3.255 113 Sepang 2.279 2.050 111 Mihing Raya 2.329 2.107 111 Kurun .10.668 9.668 110 Tewah 8.200 7.671 107 Kahayan Hulu Utara 4.304 3.851 112 Damang Batu 2.357 2.108 112 Miri Manasa 1.740 1.655 105 Jumlah 48.505 44.261 110

Sumber: Gunung Mas Dalam Angka 2008

Page 101: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 101

Tabel 2.12.3. Persebaran Penduduk di Kabupaten Gunung Mas

Menurut Kecamatan Tahun 2007

Kecamatan Jumlah Penduduk

Luas Daerah (km2)

Kepadatan Penduduk

1. Manuhing 5.846 1.113 5,25 2. Manuhing Raya 5.208 601 8,67 3. Rungan 13.780 1.025 13,44 4. Rungan Hulu 6.945 791 8,78 5. Sepang 4.329 397 10,9 6. Mihing Raya 4.436 343 12,93 7. Kurun 20.336 842 24,15 8. Tewah 15.871 1.136 13,97 9. Kahayan Hulu Utara 8.155 1.589 5,13 10. Damang Batu 4.465 1.425 3,13 11. Miri Manasa 3.395 1.542 2,2

Jumlah 92.766 10.804 8,59 Sumber; Gunung Mas Dalam Angka 2008

2.11.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Luas wilayah Kabupaten Gunung Mas adalah 10.804 km2 atau 1.080.400 ha yang

sebagian besar merupakan dataran tinggi yang sangat potensial untuk daerah perkebunan.

Luas wilayah tersebut terdiri atas kawasan hutan belantara, kawasan pemukiman, sungai,

danau dan rawa, serta daerah pertanian (sawah, ladang, kebun).

Dilihat dari pemanfaatannya, Wilayah Gunung Mas terdiri atas: kawasan hutan

produksi (tetap dan terbatas), kawasan hutan lindung, kawasan pemukiman dan untuk

rencana pengembangan produksi serta pengunaan lainnya. Khusus untuk kawasan rencana

pengembangan produksi dan penggunaan lainnya tersedia kawasan lebih dari 50% dari

luas wilayah. Rencana pemanfaatan ruang di Kabupaten Gunung Mas berdasarkan RTRW

Kabupaten Gunung Mas 2005-2015 yaitu:

1) Kawasan Hutan Produksi, 226.637 ha, 20.98%;

2) Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT), 122.402,16 ha, 11.33%;

3) Kawasan Hutan Lindung (HL), 164.434,63 ha, 15.22%;

4) Kawasan Pengembangan Produksi (KPP), 354.061,54 ha, 32.72%; dan

5) Pemukiman dan Penggunaan lain, 191.360,37 ha, 17.71%.

Berdasarkan hasil Sensus Pertanian tahun 2003 (BPS Provinsi Kalimantan Tengah), rata-

rata luas penguasaan lahan per keluarga pertanian di Gunung Mas adalah sebesar 2,95 ha, yang

terdiri atas lahan untuk pertanian (kebun, ladang, sawah) seluas 2,51 ha lahan bukan untuk

pertanian (bangunan, pekarangan, laha tidur dan lahan lain-lain) seluas 0,44 ha. Berdasarkan

hasil survai “Master Plan Agribisnis di Kabupaten Gunung Mas” yang dilaksanakan Pemerintah

Page 102: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 102

Kabupaten Gunung Mas Tahun 2006, diperoleh informasi bahwa rata-rata luas lahan yang

dikuasai dan diusahakan untuk pertanian adalah 3,4 ha dengan seperti tabel berikut.

Tabel 2.12.4 Penguasaan Lahan Pertanian Oleh Petani di Kabupaten Gunung Mas Tahun 2006

Jenis Lahan (Ha) No Kecamatan Kebun Ladang Sawah Jumlah

1 Manuhing dan Manuhing Raya 4,40 0,32 0,00 4,47 2 Rungan dan Rungan Hulu 3,48 0,19 0,04 3,71 3 Sepang dan Mihing Raya 3,23 1,03 0,00 4,26 4 Kurun 2,08 0,37 0,09 2,54 5 Tewah 1,97 0,80 0,08 2,85 6 Kahayan Hulu Utara, Damang

Batu dan Miri Manasa 2,03 0,20 0,00 2,23

Rata-rata 2,87 0,49 0,04 3,40 Sumber : Laporan Akhir. Master Plan Agribisnis di Kabupaten Gunung Mas. Pemerintan Kabupaten Gunung Mas dan Fakultas Pertanian Universitas Palangka

Raya. Tahun 2006

b. Sumber daya manusia

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Gunung Mas adalah 72,3 meningkat dibanding tahun

2005 dengan nilai IPM 71,5 (Tabel 2.12.5). Bila dibandingkan dengan nilai IPM

kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Gunung Mas relatif

lebih baik yaitu berada pada posisi ke 5 (lima) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini

mengindikasikan pembinaan SDM di wilayah ini sudah baik dan perlu lebih ditingkatkan.

Peringkat secara nasional berada pada posisi ke 103, lebih baik dari tahun sebelumnya

pada posisi 112.

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang

dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah

penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran

riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten

Gunung Mas Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.12.15.

Bila dibandingkan indikator pendidikan angka melek huruf dan rata-rata lama

sekolah dari tahun 2005 – 2006 sedikit meningkat. Rata-rata lama sekolah 8,7 tahun yang

berarti secara rata-rata masih dibawah angka wajib belajar 9 tahun, atau secara rata-rata

penduduk Gunung Mas sudah tamat SD namun masih banyak yang belum tamat SLTP.

Page 103: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 103

Tabel 2.12.5. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM

Kabupaten Gunung Mas Tahun 2005 – 2006

Kabupaten Gunung Mas IPM & Komponen

2005 2006 Angka Harapan Hidup (tahun) 67,0 67,4 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 8,4 8,7 Angka Melek Huruf (persen) 98,3 99,3 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 621,3 622,4 IPM 71,5 72,3 Peringkat Nasional 112 103 Reduksi shortfall 2,6 Peringkat Kalteng 5 5 Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

2.12.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi

Prasarana transportasi yang terdapat di Kabupaten Gunung mas terdiri dari sungai,

darat dan udara. Meskipun telah terdapat prasarana transportasi darat dan udara, tapi

prasarana transportasi utama masih mengandalkan sungai dengan menggunakan jenis

perahu klotok dan speed boat. Jalur utama transportasi sungai adalah Sungai Kahayan,

Sungai Rungan, Sungai Miri dan Sungai Manuhing.

Sampai dengan tahun 2007, prasarana transportasi darat di Gunung Mas mencakup

jalan sepanjang 952 km yang terdiri dari 20,18% jalan negara, 19,33% jalan provinsi dan

60,49% merupakan jalan kabupaten. Berdasarkan kondisinya maka hanya 6,4% dalam

kondisi baik serta 46,5 dalam kondisi sedang. Sedangkan kondisi jalan yang rusak dan

rusak berat mencapai 47,1%. Sebagian besar kondisi jalan rusak dan rusak berat berada

pada jalur antara Palangka Raya ke Kuala Kurun yang saat ini masih dalam proses

pembangunan. Diharapkan dalam waktu 1 – 2 tahun kedepan akses jalur transportasi

darat antara Palangka Raya dan Kuala Kurun sudah dalam kondisi baik.

Tabel 2.12.16. Panjang jalan Menurut Jenis Permukaan

dan Kondisi Jalan di Gunung Mas Tahun 2007

Keadaan Jalan Jalan Negara

Jalan Provinsi

jalan Kabupaten

I. Jenis Permukaan a. Aspal 16,50 10,60 33,70 b. Perkerasan 81,00 0,00 0,00 c. Kerikil/Sirtu 16,00 64,40 52,50 d. Tanah 78,67 109,00 489,72 Jumlah 192,17 184,00 575,92

Page 104: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 104

Keadaan Jalan Jalan Negara

Jalan Provinsi

jalan Kabupaten

II. Kondisi Jalan a. Baik 16,50 10,60 33,70 b. Sedang 163,34 79,10 200,20 c. Rusak 8,33 24,00 211,82 d. Rusak Berat 4,00 70,30 130,20 Jumlah 192,17 184,00 575,92 Sumber : Gunung mas Dalam Angka, BPS. 2008

b. Prasarana listrik dan air minum

Dari 11 kecamatan yang ada di wilayah Gunung mas, terdapat 5 kecamatan yang

belum memiliki unit PLN. Tahun 2007 ini, jumlah produksi listrik di wilayah Gunung Mas

mencapai 5.761.037 Kwh dengan jumlah yang dijual sebesar 5.381.977 Kwh kepada

4.150 pelanggan. Kemampuan PLN wiayah Gunung Mas untuk memproduksi listrik

sebesar itu didukung dengan 22 unit mesin diesel.

Berdasarkan data PDAM Kabupaten Gunung Mas, jumlah pelanggan air PDAM pada

tahun 2007 sebanyak 1.596 pelanggan dengan kebutuhan total air minum sebanyak

312.707 m3. Jumlah pelanggan yang terdaftar pada tahun 2007 mengalami peningkatan

1,08% dibandingkan tahun 2006 yang tercatat sebanyak 1.579 pelanggan.

c. Prasarana komunikasi

Salah satu sarana komunikasi yang dimanfaatkan masyarakat Gunung Mas adalah

Pos. Jumlah kantor pos di Kabupaten Gunung Mas sebanyak 3 kantor, yang terdapat di

Kecamatan Sepang, Kurun dan Tewah. Jumlah wesel pos yang diterima dan terkirim

sebesar Rp. 333 juta dan Rp. 2.999 juta dan seluruhnya masih dari dalam negeri.

Untuk Sarana komunikasi melalui fasilitas telepon, maka di setiap kecamatan sejak

tahun 2004 terdapat pelayanan jasa telepon seluler (Telkomsel dan Satelindo) disamping

sarana komunikasi utama yang dikelola oleh PT Telekomunikasi Indoneia (Telkom).

2.13. KABUPATEN BARITO TMUR

2.13.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Kabupaten Barito Timur memiliki luas 3.834 km² (atau 2.50% dari luas Provinsi

Kalimantan Tengah : 153.564 km²) dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 5 tahun

2002. Secara astronomis Kabupaten ini terletak pada posisi 114º - 115º Bujur Timur dan

1º2’ Lintang Utara - 2º5’ Lintang Selatan. Secara administratif, Kabupaten Barito Timur ini

memiliki batas wilayah sebagai berikut :

Page 105: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 105

• Sebelah utara : Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah;

• Sebelah selatan : Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan;

• Sebelah timur : Kabupaten Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan; dan

• Sebelah barat : Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan Tengah.

Satuan wilayah administrasi Kabupaten Barito Timur pada awal pemekaran, terbagi

atas 6 (enam) wilayah kecamatan serta 68 desa/kelurahan (terinci 65 desa dan 3 kelurahan)

dengan rincian sebagai berikut:

1) Dusun Tengah : 1.007 km2 terdiri dari 18 desa dan 1 kelurahan;

2) Pematang Karau : 579 km2 terdiri dari 10 desa;

3) Awang : 203 km2 terdiri dari 8 desa;

4) Patangkep Tutui : 225 km2 terdiri dari 7 desa;

5) Dusun Timur : 1.532 km2 terdiri dari 17 desa dan 1 kelurahan; dan

6) Benua Lima : 258 km2 terdiri dari 5 desa dan 1 kelurahan.

Pada tahun 2006 melalui Peraturan Daerah Kabupaten Barito Timur No.11 Tahun

2006 ada dua kecamatan yang dimekarkan yaitu Kecamatan Dusun Tengah dimekarkan

menjadi tiga kecamatan yaitu Dusun Tengah, Raren Batuah, dan Paku; serta Kecamatan

Dusun Timur dimekarkan menjadi dua kecamatan yaitu Dusun Timur dan Paju Epat. Pada

tahun 2007 melalui Peraturan Daerah Kabupaten Barito timur No. 14 Tahun 2007 tentang

pembentukan desa di Kabupaten Barito Timur menjadi 9 (sembilan) kecamatan dengan

102 desa dan 3 kelurahan.

b. Topografi dan iklim

Kondisi fisik wilayah (fisiografi) Kabupaten Barito Timur, pada bagian utara dan timur

sebagian besar berada di wilayah daratan dengan tingkat ketinggian antara 0 - 50 meter

diatas permukaan laut (dpl) dan tingkat kemiringan antara 0 - 8%, sedangkan pada bagian

barat dan selatan terdiri atas daerah (rawa).

Berdasarkan fisiografi wilayah Kabupaten Barito Timur dapat digolongkan 4 (empat)

bagian utama sebagai berikut :

• Hutan belantara seluas 146.765 Ha. (38,28%);

• Rawa- rawa seluas 122.011 Ha. (31,82%);

• Sungai/ danau / genangan air seluas 10,467 Ha. (2,73%); dan

• Tanah lainnya seluas 104,400 Ha. (27,17%).

Sementara itu untuk jenis dan penamaan tanah dilakukan menurut sistem Soil

Taxanomy (USDA, 1990) pada tingkat ordo tanah. Berdasarkan peta tanah tinjau skala

Page 106: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 106

1 : 1.000.000 (Puslitanak, 2000) dan peta Land System dan Land Suitability skala 1 :

250.000 (RePPPort, 1985) di Kalimantan Tengah terdapat 8 (delapan) ordo tahnah yang

tersebar pada wilayah kabupaten/ kota yaitu terdiri dari Histosol, Entisol, Inceptisol, Ultisol,

Oxisol, Alfisol, Mollisol, dan Spodosol. Untuk wilayah Kabupaten Barito Timur yang

sebagian besar berada pada wilayah daratan dan perbukitan dengan tanah mineral,

terutama tanah ordo ultisol, oxisol, alfisol, dan mollisol pada lahan kering sebagian besar

telah dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian tanaman pangan (ladang) dan

perkebunan (terutama kebun Karet dan Rotan).

Tipe iklim Kabupaten Barito Timur adalah tropis dan relatif panas, dimana pada siang

hari suhu mencapai 34ºC. Rata-rata curah hujan per tahunnya relatif tinggi, yaitu mencapai

197,67 mm.

c. Lahan dan penggunaannya

Total luasan Kabupaten Barito Timur seluas 3.834 km² yang berada pada ketinggian

0 – 50 m dpl terdiri dari kawasan sebagai berikut Hutan belantara seluas 146.765 ha.

(38,28%), Rawa- rawa seluas 122.011 ha. (31,82%), Sungai/danau/genangan air seluas

10,467 ha. (2,73%), dan Tanah lainnya seluas 104,400 ha. (27,17%). Wilayah daratan

terdiri dari kawasan hutan produksi, kawasan konservasi, kawasan pengembangan

khusunya untuk pengembangan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan, serta

kawasan pemukiman dan pembangunan perkotaan.

d. Demografi

Jumlah penduduk menurut hasil registrasi Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan

Keluarga Berencana Kabupaten Barito Timur pada tahun 2005, berjumlah 81.218 jiwa

terdiri atas 41.382 laki-laki dan 39.836 wanita, dengan tingkat kepadatan penduduk

Kabupaten Barito Timur masih tergolong tidak padat yaitu baru mencapai 19 jiwa/km²

dengan pertumbuhan penduduk rata- rata 2%.

Bila diamati menurut kecamatan terdapat perbedaan kepadatan penduduk yang

cukup berarti, yaitu Kota Ampah (Ibukota Kecamatan Dusun Tengah) yang merupakan

pusat utama kegiatan perekonomian untuk Kabupaten Barito TImur dengan tingkat

kepadatan paling tinggi mencapai 33 jiwa/km² diikuti oleh kecamatan Dusun Timur dengan

Ibukota Tamiang Layang yang sekaligus Ibukota Kabupaten Barito Timur dengan tingkat

Kepadatan Penduduk 10 jiwa/km².

Secara umum masyarakat Barito Timur dikenal agamis dengan kerukunan dan

toleransi beragama cukup tinggi. Agama yang dianut mayoritas di Kabupaten Barito Timur

antara lain : Kristen Protestan, Islam, Katolik, dan Kaharingan.

Page 107: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 107

2.13.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kabupaten Barito Timur memiliki beragam potensi sumber daya alam yang masih dan

dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk Kesejahteraan bersama. Salah satu sumber

daya penting yang dimiliki adalah adanya sumber daya lahan pertanian baik lahan pasang

surut, tegalan dan juga tersedia lahan sawah fungsional.

Pada sektor peternakan potensi yang dimiliki meliputi potensi dan daya dukung

pengembangan bidang peternakan berupa lahan potensial ± 60 ha dengan dukungan

padang rumput dan lahan penggembalaan pemeliharaan seluas 62.127 ha yang mampu

menampung sekitar 170.600 ekor sapi bali. Potensi ternak yang dapat dikembangkan

berupa ternak besar, kecil dan unggas. Pengembangan ternak besar dilakukan denganc ara

penggemukan dan pembibitan.

Wilayah Barito Timur merupakan areal hutan rawa gambut seluas 60.000 ha dengan

dominasi hutan galam. Tiap tahun rata-rata menghasilkan 20.000 m3 kayu galam dengan

berbagai ukuran.

Potensi sumber daya alam bidang perkebunan meliputi potensi lahan rawa gambut

yang dapat dimanfaatkan sebagai usaha perkebunan seluas 112.000 ha, dan lahan

produktif di beberapa lokasi transmigrasi. Salah satu komoditas perkebunan yang

prospektif dikembangkan adalah kelapa sawit. Ketersediaan sungai besar, anak sungai,

kanal dan jalan darat merupakan sarana yang memudahkan aksesibilitas maupun distribusi

hasil produksi.

Sumber daya perikanan potensial yang dimiliki antara lain kondisi geografis sebagian

besar wilayah Barito Timur yang dikelilingi oleh sungai. Selain itu terdapat potensi kelautan

seperti di Kecamatan Tabunganen dengan kawasasn perairan pantai/laut seluas 20.900

km2 dan lahan budidaya air payau (tambak) seluas 3.315 ha.

b. Sumber daya manusia

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Barito Timur adalah 71,6 meningkat dibanding tahun

2005 dengan nilai IPM 70,1 (Tabel 2.13.1). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/

kota se-Provinsi Kalimantan Tengah, nilai IPM Kabupaten Barito Timur tergolong sedang

berada pada posisi ke 8 (delapan) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan

pembinaan SDM di wilayah ini masih perlu lebih baik. Peringkat secara nasional berada

pada posisi ke 135 meningkat dibanding tahun 2005 yang berada pada posisi 167.

Ukuran yang digunakan dalam menilai IPM adalah meliputi indeks kesehatan yang

dilihat dari angka harapan hidup, indeks pendidikan yang dilihat dari rata-rata lama sekolah

Page 108: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 108

penduduknya dan angka melek huruf, serta indeks daya beli yang dilihat dari pengeluran

riil per kapita penduduk. Perkembangan IPM dan Komponen Penyusun IPM di Kabupaten

Barito Timur Tahun 2005-2006 diperlihatkan pada Tabel 2.13.1.

Tabel 2.13.1.

Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Barito Timur Tahun 2005 – 2006

Kab Barito Timur IPM & Komponen 2005 2006

Angka Harapan Hidup (tahun) 67,5 67,6 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 7,6 8,4 Angka Melek Huruf (persen) 94,6 97,3 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 617,1 620,2 IPM 70,1 71,6 Peringkat Nasional 167 135 Reduksi shortfall 5,07 Peringkat Kalteng 12 8

Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

Pengembangan SDM di Kabupaten ini difokuskan pada bidang pendidikan,

ketrampilan dan kesehatan. Bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat

Banjarmasin, serta beberapa perguruan tinggi di Pulau Jawa untuk program D3, S-1 dan

Program Pascasarjana, yang diikuti oleh aparatur dan unsur masyarakat.

Visi pembangunan pendidikan di Kabupaten Bartim adalah: “Terwujudnya sumber

daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan.” Untuk mewujudkan visi tersebut,

ditempuh strategi dan kebijakan antara lain:

• Pemerataan dan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan;

• Peningkatan mutu pendidikan;

• Peningkatan relevansi pendidikan; dan

• Peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan pendidikan.

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dan kualitas sumber daya manusia. Indikatornya antara lain:

• peningkatan usia harapan hidup;

• penurunan angka kematian bayi/anak/ibu melahirkan;

• peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat; dan

• peningkatan produktivitas kerja, kesadaran masyarakat akan pentingnya prilaku hidup

bersih dan sehat.

Dengan mengacu pada visi dan misi Indonesia Sehat dan Kalimantan Tengah tahun

2010, program kesehatan Kabupaten Barito Timur menetapkan visi, “Kabupaten Barito

Page 109: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 109

Timur Sehat Tahun 2008”. Misi program pembangunan kesehatan yang dilakukan antara

lain:

• Menggerakkan pembangunan wilayah kecamatan yang berwawasan kesehatan;

• Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga, masyarakat

dan lingkungan;

• Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan

terjangkau; dan

• Mendorong kemandirian masyarakat kecamatan untuk hidup sehat.

2.13.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar

kegiatan perdagangan dan mengalirnya arus barang dan jasa.. Menurut data tahun 2003,

panjang jalan darat di wilayah Kabupaten Barito Timur tercatat 1.011,5 km, yang terbagi

atas Jalan Negara sepanjang 121,6 km, Jalan Provinsi sepanjang 182,9 km, dan Jalan

Kabupaten sepanjang 707 km. Jika dilihat dari kondisi permukaan jalan, maka sebagian

besar jalan yang sudah di aspal yaitu sepanjang 321,1 km, jalan tanah sepanjang 248,5

km, dan jalan kerikil sepanjang 127,6 km. Jika ditinjau dari kondisinya, maka panjang jalan

dengan kondisi baik 317,4 km, kondisi sedang 40 km, dan kondisi rusak berat 266,3 km.

Peningkatan kondisi ruas jalan di Kabupaten Barito Timur terus diupayakan.

Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten Barito timur tahun 2006,

Jalan Negara sepanjang 103,70 km, Jalan Provinsi sepanjang 105,52 km, dan Jalan

Kabupaten sepanjang 856,90 km.

Transportasi di Barito Timur terdiri dari transportasi darat dan sungai. Transportasi

darat berupa mobil angkutan, sedangkan transportasi sungai berupa klotok, speed boat,

bus air dan motor boat. Seiring dengan meningkatnya arus penumpang/lalu lintas di

Kabupaten Bartim, guna memperlancar arus transportasi, pemeritah kabupaten telah

membangun beberapa terminal seperti: Terminal Kota Tamiang Layang, Terminal Anjir

Pasar, Terminal Handil Bakti, dan Terminal Tabukan, serta tersedia Dermaga yang tersebar

di beberapa kecamatan.

b. Prasarana listrik dan air minum

Dari 194 desa dan 6 kelurahan di kabupaten ini pada tahun 2004 telah terjangkau

jaringan listrik 185 desa dan 5 kelurahan dengan total pengguna sebanyak 40.088

unit/rumah atau meningkat 18,93% dibandingkan tahun 2003 sejumlah 33.707

Page 110: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 110

unit/rumah. Sementara sambungan PDAM pada tahun 2004 telah mencapai 4.507 unit;

meningkat 11,5% dibandingkan angka tahun 2002 (2.598 unit).

c. Prasarana komunikasi

Pada tahun 2003 telah dibangun BTS Satelindo (Indosat). Sebelumnya, sarana

komunikasi masih terbatas pada telepon rumah dan sejumlah wartel. Hingga tahun 2004

telah masuk pula berbagai operator telepon selular lainnya seperti Telkomsel dan XL dan

Lain-lain. Fasilatas telepon Flexi dari Telkomsel dapat dipergunakan di seluruh kecamatan.

d. Prasarana pendidikan

Pendidikan hal yang mendasar untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM)

menyikapi luasnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan, maka

pemerintah Kab Barito Timur merehab 18 sekoilah yang terletak di beberapa desa.

Perkembangan sarana pendidikan di Kabupaten Bartim adalah sebagai berikut.

Tabel 2.13.2. Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid

Berdasarkan Jenjang Pendidikan di Kabupaten Barito Timur

No Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah

Jumlah Murid

Jumlah Guru

1 Taman Kanak-Kanak 23 491 42 2 Sekolah Dasar 147 10.238 1.025 3 SLTP/MIS 23 2.880 275 4 SLTA/MA 10 1.826 164 5 SMK 2 240 49

Jumlah 205 15.675 1.555 Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Barito Timur, 2005

e. Prasarana kesehatan

Kabupaten Bartim memiliki fasilitas rumah sakit, yaitu RSUD Tamiang Layang tipe D

plus yang akan dikembangkan menjadi tipe C, berikut instalasi Pelayanan Kesehatan

Masyarakat Handil Bakti di wilayah selatan. Sarana dan prasarana kesehatan lainnya

tersebar di seluruh kecamatan seperti Puskesmas 6 buah, Puskesmas Perawatan 1 buah,

dan Puskesmas Pembantu 41 buah.

Tabel 2.13.3.

Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Barito Timur tahun 2002

No. Tenaga Kesehatan Jumlah Keterangan 1 Dokter 14 9 Dokter Umum

5 Dokter Gigi 2 Bidan 66 3 Pengatur Rawat 115 4 Apoteker/Ass Apoteker 1 5 SPKU/Pembantu Perawat 16 6 Tenaga Teknis 54

Jumlah 266 Sumber: Kab.Barito Timur 2007

Page 111: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 111

f. Irigasi

Untuk mendukung pengembangan pertanian, pemerintah Kabupaten Bartim telah

melakukan pemeliharaan/normalisasi irigasi/tabat (saluran drainase primer, sekunder dan

tersier) pada tahun 2003 sepanjang 844,65 km dengan total biaya Rp. 25,4 miliar dan

tahun 2004 sepanjang 620 km dengan biaya Rp. 6,7 miliar. Total panjang saluran irigasi

yang dimiliki saat ini adalah 4.000 km.

g. Bank dan Asuransi

Di Kabupaten Bartim beroperasi tiga bank, yaitu: BPD Cabang Tamiang Layang, BNI

46 Cabang Tamiang Layang, BRI Cabang Tamiang Layang, serta terdapat satu unit Asuransi

Jiwasraya.

2.14. KABUPATEN MURUNG RAYA

2.14.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Kabupaten Murung Raya (Murung Raya) merupakan bagian dari provinsi Kalimantan

Tengah dengan ibukota Puruk Cahu, terdiri dari 10 kecamatan, 9 kelurahan, dan 115 desa.

Luas Wilayah Murung raya seluas 23.700 km2. Sebelumnya, daerah ini merupakan Wilayah

Kerja Pembantu Bupati Barito Utara Wilayah Murung Raya. Baru pada tanggal 2 Juli 2002

ditetapkan sebagai Kabupaten Murung Raya dengan UU No. 5 tahun 2002 yang meliputi 5

(lima) kecamatan, yaitu: Murung, Tanah Siang, Laung Tuhup, Permata Intan, dan Sumber

Barito. Sejak tahun 2007, berdasarkan Perda No. 3 tahun 2007 terjadi pemekaran wilayah

sehingga terbentuk 10 kecamatan, yaitu: (1) Murung, (2) Tanah Siang, (3) Laung Tuhup, (4)

Permata Intan, (5) Sumber Barito, (6) Tanah Siang Selatan, (7) Uut Murung, (8) Seribu Riam,

(9) Sungai Babuat, dan (10) Barito Tuhup Raya.

Luas wilayah mencapai 23.700 km2 dengan posisi geografis 0O53’48” – 0 O 46’06” LU

dan 113 O 20’ – 115 O 55’ BT. Secara administratif batas wilayah Kabupaten Murung Raya

adalah:

• Sebelah utara : Kabupaten Kapuas Hulu (Kalimantan Barat) dan

Kabupaten Kutai Barat (Kalimantan Timur);

• Sebelah selatan : Kabupaten Barito Utara dan Kapuas;

• Sebelah timur : Kabupaten Kutai Barat (Kalimantan Timur) dan Barito Utara; dan

• Sebelah barat : Kabupaten Gunung Mas dan Kapuas.

Page 112: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 112

b. Topografi dan iklim

Wilayah Kabupaten Murung Raya dilintasi oleh Sungai Barito dan beberapa anak

sungai dengan panjang dan kedalaman sungai yang sangat berfariasi. Sungai-sungai

tersebut berfungsi sebagai urat nadi transportasi untuk angkutan barang dan penumpang

di sebagian besar wilayah Kabupaten Murung Raya. Beberapa cabang atau anak sungai

yang dapat dilayari yaitu: Sungai Laung (35,75 km), Sungai Babuat (29,25 km), Sungai Joloi

(40,75 km) dan Sungai Busang (75,25 km). Kedalaman dasar berkisar antara 3 – 8 m dan

badan sungai lebih dari 25 m.

Kabupaten Murung Raya termasuk daerah beriklim tropis yang lembab dan panas,

karena secara geografis terletak di garis khatulistiwa dengan curah hujan cukup tinggi,

berkisar 2.500 – 4.000 mm/tahun. Suhu siang hari rata-rata 26,5OC, malam hari rata-rata

23,2OC. Curah hujan rata-rata 2.909 mm/tahun dan kelembaban nisbi (RH) sekitar 85%.

c. Lahan dan penggunaannya

Total luas areal di Kabupaten Murung Raya seluas 23.700 km2 merupakan wilayah

kabupaten terluas di Provinsi Kalimantan Tengah. Luas Kabupaten Murung Raya mencapai

15,43% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Sampai saat ini belum diperoleh

data pasti Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Murung Raya, meskipun demikian

penggunaan lahan di Kabupaten ini antara lian diperuntukkan bagi kawasan huutan

lindung/kawasan konservasi, cagar alam, kawasan hutan produksi, hutan produksi

terbatas, Kawasan pemukiman dan kawasan pengembangan budidaya.

d. Demografi

Jumlah penduduk sampai akhir tahun 2007 adalah 88.017 jiwa dengan laju

pertumbuhan penduduk 0,23% pertahun.. Penduduk di Kabupaten Murung Raya tahun

2007 terdiri dari penduduk laki-laki 45.832 jiwa dan penduduk perempuan 42.185 jiwa

atau dengan sex ratio 108,65. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Murung Raya rata-

rata kerapatan 3,71 jiwa per km 2.

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Murung Raya sejak tahun 200-2003 rata-rata

5,58% per tahun. Laju pertumbuhan penduduk per kecamatan berkisar antara 3,56%

hingga 9,20%. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat pada Kecamatan

Sumber Barito (9,20%), diikuti Kecamatan Murung (6,33%) dan Permata Intan (6,04%).

Pertumbuhan penduduk terendah tercatat pada Kecamatan Laung Tuhup (3,56%) dan

Tanah Siang (4,08%).

Ratio penduduk laki-laki dan perempuan di Kabupaten Murung Raya pada tahun

2003 adalah 110. Hal ini berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 110 penduduk

laki-laki. Sex ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Tanah Siang yaitu 118, kemudian

Page 113: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 113

Kecamatan Sumber Barito 116 dan laung Tuhup 111. Semakin tinggi nilai sex ratio ini,

menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki semakin banyak dibandingkan dengan

jumlah penduduk perempuan pada periode tertentu

2.14.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Kabupaten Murung Raya memiliki beragam potensi sumber daya alam yang masih

dan dapat kembangkan. Wilayahnya yang luas dengan bentangan daratan yang dipenuhi

berbagai jenis tanaman hutan dan sumber daya hayati lainnya. Pemanfaatan dan

pengembangan sumber daya hayati di Kabupaten Murung Raya masih relatif rendah

dibanding dengan kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan Tengah. Sebagai daerah yang

memiliki luas wilayah terbesar, kabupaten ini memiliki potensi bahan galian berupa pasir,

pasir kuarsa,dan bahan galian non logam lainnya.

b. Sumber daya manusia

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Tengah

Tahun 2006, nilai IPM Kabupaten Murung Raya adalah 71,6 meningkat dibanding tahun

2005 dengan nilai IPM 71,0 (Tabel 2.14.1). Bila dibandingkan dengan nilai IPM kabupaten/

kota se Provinsi Kalimantan Tengah, Nilai IPM Kabupaten Murung Raya termasuk rendah

berada pada posisi ke 9 (sembilan) diantara 14 kabupaten/kota, hal ini mengindikasikan

pembinaan SDM di wilayah perlu ditingkatkan lebih baik. Perkembangan IPM dan

Komponen Penyusun IPM di Kabupaten Murung Raya Tahun 2005-2006 diperlihatkan

pada Tabel 2.14.1.

Tabel 2.14.1.

Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Murung Raya Tahun 2005 – 2006

Kab Barito Utara IPM & Komponen 2005 2006

Angka Harapan Hidup (tahun) 67,6 67,8 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 6,6 7,0 Angka Melek Huruf (persen) 99,3 99,3 Pengeluaran Riil Per Kapita disesuaikan (Rp.000) 624,6 627,4 IPM 71,0 71,6 Peringkat Nasional 134 133 Reduksi shortfall 2,06 Peringkat Kalteng 9 9

Sumber: IPM Kalimantan Tengah 2006

Pengembangan SDM di Kabupaten ini difokuskan pada bidang pendidikan,

ketrampilan dan kesehatan. Bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat

Page 114: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 114

Banjarmasin, Universitas Palangka Raya, serta beberapa perguruan tinggi di Pulau Jawa

untuk program D3, S-1 dan Program Pascasarjana, yang diikuti oleh aparatur dan unsur

masyarakat.

Pengembangan SDM melalui Pembangunan kesehatan diarahkan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia.

Indikatornya antara lain:

• peningkatan usia harapan hidup;

• penurunan angka kematian bayi/anak/ibu melahirkan;

• peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat; dan

• peningkatan produktivitas kerja, kesadaran masyarakat akan pentingnya prilaku hidup

bersih dan sehat.

2.14.3. Infrastruktur

a. Prasarana transportasi

Transportasi di Mura terdiri dari transportasi udara, darat dan sungai. Bandar udara

adalah eks lapangan terbang milik PT Indo Muro Kencana yang bisa didarati oleh jenis

pesawat perintis. Transportasi darat berupa mobil angkutan, sedangkan transportasi

sungai berupa klotok, speed boat, bus air dan motor boat. Seiring dengan meningkatnya

arus penumpang/lalu lintas di Kabupaten Mura, guna memperlancar arus transportasi,

pemeritah kabupaten telah membangun beberapa terminal AKAP di Puruk Cahu Seberang.

Tabel 2.14.2.

Kondisi jalan di Kabupaten Murung Raya hingga Januari 2008

No Status Jalan Panjang (km)

Lebar (m) HRS (km) ATB (km)

Latasir (km)

1 2 3 4 5 6

Provinsi HPH tidak aktif HPH aktif Kabupaten Desa/Lingkungan Dalam kota

50,00399,90481,35455,5220,0050,57

4,506,006,004,002,006,00

- - - - - -

50,00 - - - - 8,70

- - -

20,00 - -

Jumlah 1.457,34 58,70 20,00

No Status Jalan Lapen (km) Kerikil (km) Beton (km)

Tanah (km)

1 2 3 4 5 6

Provinsi HPH tidak aktif HPH aktif Kabupaten Desa/Lingkungan Dalam kota

- - - 20,00

- -

- - - 30,00

- -

- - - - 20,00

0,16

- 399,90 471,35 322,62 - -

Jumlah 20,00 30,00 20,16 1.203,87 Dinas Perhubungan Kabupaten Murung Raya, 2008

Page 115: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 115

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar

kegiatan ekonomi disuatu wilayah. Panjang jalan di Kabupaten Murung raya Tahun 2008

mencapai 1.457,34 km.

Sejak tahun 2003 telah dan sedang dibangun Jembatan Sungai Barito Hulu yang

melintasi Sungai Barito dengan realiasasi dana sebesar Rp. 41.489.381.000

b. Prasarana listrik dan air minum

Sumber tenaga listrik di Kabupaten Murung Raya berasal dari uit pembangkit

perusahaan Listrik Negara (PLN). Berdasarkan data realisasi pengusahaan PLN Ranting

Puruk Cahu dan MISIF hingga Desember 2007 terdapat 4.081 pelanggan dengan daya

tersambung sebesar 4.438.150 kwh. Sementara jumlah produksi hanya sebesar 659.844

kwh dan daya distribusi yang tersedia sebesar 635.962 kwh.

Tabel 2.14.3.

Kondisi Produksi dan Distribusi Tenaga Listrik PLN di Kabupaten Murung Raya Tahun 2007

No. Uraian Satuan RTG P. Cahu Sub RTG M. Laung

ULD M. Untu

1 Produksi Kwh 570.562 57.113 3.6302 Disalurkan ke unit lain Kwh 0 0 0 3 Pemakaian sendiri Kwh 21.857 1.395 604 Susut distribusi Kwh -15.644 -501 5455 Susut distribusi % -2,85 -0,90 15,276 Tersedia distribusi Kwh 548.705 55.178 3.5707 Kwh terjual Kwh 564.349 56.219 3.0258 Jumlah pelanggan Lg 2.518 845 1619 Daya tersambung Kwh 3.330.590 599.900 99.50010 Jumlah travo Unit 29 4 211 Panjang SUTM kms 43.500 18.113 1.15012 Panjang SUTR kms 27.431 7.904 2.15013 Daya mesin terpasang Unit/Kw 2.586 340 4014 Daya mampu Kw 1.255 294 4015 Beban puncak Kw 1.156 250 20

No. Uraian Satuan ULD Mangkahui

ULD Tb. Lahung

Jumlah

1 Produksi Kwh 17.325 11.214 659.8442 Disalurkan ke unit lain Kwh 0 0 0 3 Pemakaian sendiri Kwh 346 224 23.8824 Susut distribusi Kwh 2.766 -3.075 -16.5365 Susut distribusi % 16,29 -33,71 -2.606 Tersedia distribusi Kwh 16.979 10.990 635.9627 Kwh terjual Kwh 14.213 14.695 652.5018 Jumlah pelanggan Lg 330 227 4.0819 Daya tersambung Kwh 236.650 171.150 4.438.15010 Jumlah travo Unit 2 2 3911 Panjang SUTM kms 910 973 64.64612 Panjang SUTR kms 1.712 2.735 41.93213 Daya mesin terpasang Unit/Kw 100 80 3.14614 Daya mampu Kw 80 70 1.73915 Beban puncak Kw 79 70 1.575

Sumber: Kabupaten Murung Raya, 2008

Page 116: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 116

Sumber air bersih di Kabupaten Murung Raya berasal dari air tanah atau air bersih

dari perusahaan daerah air minumu setempat. Terdapat seayak 4 unit pengolahan air di

wilayah ini dengan total jumlah pelanggan sebanyak 1.774 pelanggan dan total penyaluran

air bersih sebanyak 443.267 m3. Realisasi data pelanggan PDAM per 31 Desember 2007 di

Kabupaten Murung Raya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.14.4.

Kondisi pelanggan PDAM per 31 Desember 2007 di Kabupaten Murung Raya

PDAM PUSAT PURUK CAHU

PDAM UNIT IKK MUARA LAUNG

PDAM ABP PURUK CAHU SEBERANG

No. Uraian Pelanggan

Kubikasi (M3)

PelangganKubikasi

(M3) Pelanggan

Kubikasi (M3)

1 Rumah Tangga 931 295.821 304 5.250 108 16.985 2 Ind. Rumah Tangga 18 4.528 1 55 0 0 3 RS Pemerintah 1 573 1 0 0 0 4 Tempat Ibadah 9 5.335 1 0 3 946 5 Sekolah 8 3.690 3 84 0 0 6 Terminal Air - - - 0 0 0 7 Hidran Umum - - 5 221 0 0 8 MCK - - 2 15 0 0 9 Instansi Pemerintah 10 4.696 3 36 0 0 10 Niaga Kecil 142 60.265 35 953 0 0 11 Niaga Besar 6 3.070 - 0 0 0 12 TNI/Polri 2 14.165 1 33 0 0 Jumlah 1.127 392.143 356 6.647 111 17.931

Tabel 2.14.4. (Lanjutan)

PDAM ABP MANGKAHUI No. Uraian

Pelanggan Kubikasi

(M3)

Jumlah Pelanggan

Jumlah Kubikasi

(M3)

1 Rumah Tangga 155 22.188 1.498 340.244 2 Ind. Rumah Tangga 14 2.638 33 7.219 3 RS Pemerintah 2 140 4 713 4 Tempat Ibadah 1 59 14 6.340 5 Sekolah 0 0 11 3.774 6 Terminal Air 0 0 0 0 7 Hidran Umum 0 0 5 221 8 MCK 0 0 2 15 9 Instansi Pemerintah 0 0 13 4.732 10 Niaga Kecil 8 1.523 185 62.741 11 Niaga Besar 0 0 6 3.070 12 TNI/Polri 0 0 3 14.198 Jumlah 180 26.546 1.774 443.267

Sumber: Kabupaten Murung Raya, 2008 c. Prasarana komunikasi

Pada tahun 2003 telah dibangun BTS Satelindo (Indosat). Sebelumnya, sarana

komunikasi masih terbatas pada telepon rumah dan sejumlah wartel. Hingga tahun 2004

telah masuk pula berbagai operator telepon selular lainnya seperti Telkomsel dan XL dll.

Fasilitas telepon Flexi dari Telkomsel dapat dipergunakan hampir di seluruh kecamatan.

Page 117: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 117

d. Prasarana pendidikan

Prasarana pendidikan di Kabupaten Murung Raya sudah tersedia mulai dari tingkat

taman kanak sampai dengan SLTA.

Tabel 2.14.5.

Jumlah gedung sekolah menurut jenjang pendidikan di Kabupaten Murung Raya Tahun 2007

Jumlah Gedung No. Kecamatan TK SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK Jumlah

1 Murung 19 33 7 3 62 2 Laung Tuhup 6 44 7 1 58 3 Tanah Siang 2 40 2 1 45 4 Permata Intan 4 26 2 1 33 5 Sumber Barito 4 24 2 1 31 Jumlah 35 167 20 7 229

Sumber: Kabupaten Murung Raya, 2008

e. Prasarana kesehatan

Kabupaten Mura memiliki fasilitas rumah sakit, yaitu satu unit RSUD Puruk Cahu

tipe D, 8 unit Puskesmas, 46 unit Pustu, 12 unit Polindes, 135 unit Posyandu, satu unit

Gudang Farmasi, dan lima unit mobil Puskesmas Keliling. Tenaga Medis, Spesialis dan

Paramedis yang tersedia pada saat ini adalah:

• Dokter spesialis : 1 orang;

• Dokter umum : 17 orang;

• Dokter gigi : 2 orang;

• Apoteker : 3 orang;

• Skm : 3 orang;

• Perawat : 67 orang;

• Bidan : 62 orang; dan

• Tenaga lainnya : 54 orang.

Untuk peningkatan pelayanan kesehatan, Pemda telah memprogramkan kunjungan

dokter spesialis secara berkala.

2.15. KOTA PALANGKA RAYA

2.15.1. Kondisi Geografi dan Demografi

a. Letak geografi dan luas wilayah

Secara geografi, Kota Palangka Raya terletak pada 6040' - 7020' BT dan 1030' – 2030"

LS, dengan luas wilayah 2.678,51 km2 (267.851 Ha). Wilayah administrasi Kota Palangka

Page 118: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 118

Raya terdiri atas 5 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Pahandut, Sebangau, Jekan Raya,

Bukit Batu, dan Rakumprit dengan luas masing-masing 117,25 km2; 583,50 km2; 352,62

km2; 572,00 km2 dan 1.053,14 km2. Batas-batas Kota Palangka Raya adalah sebagai berikut

di sebelah:

• Sebelah utara : Kota Palangka RayaGunung Mas;

• Sebelah selatan : Kabuaten Pulau Pisau;

• Sebelah timur : Kabupaten Gunung Mas; dan

• Sebelah barat : Kabupaten Katingan.

b. Topografi dan iklim

Wilayah Kota Palangka Raya terletak pada ketinggian ± 13 m sampai 97 m di atas

permukaan laut, elevensinya semakin tinggi dari arah selatan ke utara. Tempat tertinggi

terletak di tengah wilayah kota Palangka Raya, yaitu perbukitan di Kelurahan Banturung

dan Tangkiling. Bukit-bukit yang ada mempunyai ketinggian bervariasi antara 118 m

sampai 197 m. Namun demikian secara umum kelas lereng Kota Palangka Raya termasuk

datar yaitu rata-rata <3%.

Berdasarkan data dari stasiun meteorologi Provinsi Kalimantan Tengah, Kota

Palangka Raya merupakan daerah yang beriklim tropis seperti pada umumnya wilayah

Indonesia. Suhu rata-rata tiap bulannya berkisar antara 23,1O – 32,1OC. Kota Palangka Raya

memiliki temperatur udara maksimum pada tahun 2006 berkisar antara 31,6OC sampai

33,5OC dan temperatur minimum antara 20,5OC sampai 27OC.

Rata-rata curah hujan per tahun di Palangka Raya adalah 266 mm. Keadaan curah

hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari sebesar 252,8 mm. Untuk keadaan kecepatan

angin, terbesar terjadi pada bulan September yang mencapai 3,2 knots dan terendah

terjadi pada bulan Februari yakni sekitar 1,5 knots.

c. Lahan dan penggunaannya

Luas wilayah Kota Palangka Raya sebesar 2.678,51 km2 dapat terdiri dari (1)

Kawasan Hutan 2.485,75 km2, (2) Tanah Pertanian 12,65 km2, (3) Perkampungan 45,54

km2, (4). Areal Perkebunan 22,30 km2, (5) Sungai dan Danau 42,86 km2, (6) Lain-lain

69,41 km2.

d. Demografi

Jumlah penduduk di Kota Palangka Raya tahun 2006 sebesar 182.802 jiwa, dimana

jumlah penduduk laki-laki sebesar 90.572 orang atau 49,55% dan penduduk perempuan

sebesar 92.230 orang atau 50,45% dengan rata-rata kepadatan penduduk 68 orang/km2

Page 119: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 119

Komposisi penduduk dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin. Perbandingan antara

laki-laki dan perempuan akan menghasilkan suatu ukuran yang didefinisikan sebagai rasio

jenis kelamin. Penduduk perempuan di Palangka Raya lebih besar dibandingkan penduduk

laki-laki yang ditunjukkan oleh nilai sex ratio sebesar 98,20.

Jika dilihat dari distribusi penduduk, persebaran penduduk umumnya terkonsentrasi

di daerah Kecamatan Pahandut dengan jumlah 64.404 jiwa. Jumlah penduduk yang

terbanyak adalah pada usia 15 - 19 tahun sebanyak 21.939 jiwa atau 12%. Penduduk usia

65 tahun ke atas sebanyak 3.767 jiwa atau 2,06%. Besarnya jumlah penduduk tidak

produktif (usia muda dan usia tua) berdampak pada tingginya angka rasio ketergantungan.

Tabel 2.15.1. Kelompok Umur dan Prosentase Penduduk

di Kota Palangka Raya tahun 2006

Kelompok Umur Persentase 0 – 14 28,43

15 – 64 69,51 65 + 2,06

Dengan jumlah penduduk kelompok usia produktif (15-64 tahun), yang juga

termasuk dalam kelompok usia kerja pada tahun 2006 mencapai 69,51% dari total

keseluruhan atau sebanyak 126.703, ternyata memiliki nilai rasio ketergantungan sebesar

44%. Artinya secara rata-rata setiap 100 penduduk produktif menanggung 44 penduduk

tidak produktif. Rasio ini sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya yang sebesar 46%.

Penduduk yang termasuk dalam usia kerja (usia 15 tahun ke atas) di Kota Palangka

Raya pada tahun 2006 berjumlah 49% untuk laki-laki dan 51% untuk perempuan. Jumlah

pencari kerja lebih besar daripada permintaan tenaga kerja di setiap tingkat pendidikan

baik laki-laki atau perempuan. Perbandingan antara pencari kerja dan permintaan tenaga

kerja pada tahun 2006 adalah 9 : 1. Artinya hanya 1 dari 9 orang yang akan diterima

sebagai tenaga kerja.

2.15.2. Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia

a. Sumber daya alam

Potensi sumber daya alam Kota Palangka Raya yang utama melihat dari luas wilayah

yang ada dengan penggunaan lahan 2.485,75 km2 ha (92,8%) merupakan kawasan

hutan, 22,30 km2 (0,83%) perkebunan, 12,65 km2 (0,47%) tanah pertanian, 300,06 km2

(14,93%) untuk kawasan pemukiman dan sisanya adalah rawa, sungai, danau dan lain-

Page 120: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 120

lain. Kota Palangka Raya telah mengembangkan beragam program dalam rangka

memanfaatkan beragam potensi sumber daya alam yang masih dan dapat dikelola untuk

kepentingan peningkatan kesejahteraan penduduk.

b. Sumber daya manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator gabungan dari beberapa

indikator, yaitu Indikator kesehatan (indeks harapan hidup), indikator pendidikan (indeks

melek huruf dan rata-rata lama sekolah) dan indikator ekonomi (tingkat daya beli

penduduk / purchasing power parity / PPP). Ketiga indikator dasar tersebut dianggap dapat

mengukur tingkat kesejahteraan dan keberhasilan pembangunan manusia di suatu

wilayah. Penghitungan IPM ini merupakan formula yang digunakan oleh UNDP (United

Nation Development Program) sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian

pembangunan manusia suatu wilayah / negara dan mempublikasikannya dalam laporan

tahunan Human Development Report (HDR).

Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan membaca

dan menulis atau lebih dikenal dengan angka melek huruf. Tinggi rendahnya angka melek

huruf mencerminkan kualitas penduduk.

Peningkatan penduduk yang bersekolah selama tahun 2006-2007 merupakan

keberhasilan Kota Palangka Raya dalam upaya memperluas pelayanan pendidikan. Hal ini

dapat dilihat dari tingkat partisipasi sekolah penduduk di Kota Palangka Raya yang

cenderung semakin meningkat.

Tabel 2.15.2.

Banyaknya Sekolah, Ruang Kelas, Murid, dan Guru Menurut Jenis Sekolah

Jenis Sekolah Sekolah Kelas Guru Murid TK 102 269 232 4.492 SD 102 819 1.499 18.682 SLB 2 14 19 79 SMP 36 319 711 10.894 SMA 18 183 516 6.246 SMK 15 114 336 3.043

Sumber : Kantor Statistik Kota Palangka Raya, 2008

Indikator lain yang digunakan untuk melihat kemajuan dunia pendidikan adalah

Angka Partisipasi Sekolah. Angka partisipasi sekolah digunakan untuk mengukur

banyaknya penduduk yang telah menerima pendidikan di suatu jenjang pendidikan

tertentu

Indikator pendidikan merupakan salah satu ukuran untuk menilai kemajuan dan

kualitas suatu bangsa karena masyarakat yang berpendidikan akan lebih mudah menyerap

informasi pembangunan sehingga dapat meningkatkan kualitas penduduk daerah tersebut.

Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas

Page 121: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 121

dapat menggambarkan dan memperkuat pembangunan di bidang pendidikan. Dua

indikator ini dipandang sebagai pengukur tingkat pengetahuan masyarakat.

Indikator kesehatan terletak pada jumlah rumah sakit, puskesmas, banyaknya

tenaga kesehatan, banyaknya apotek, dan jumlah kunjungan penyakit terbanyak. Data

indicator tersebut pada tahun 2006 ditunjukan pada table 2.15.3

Tabel 2.15.3.

Indikator Kesehatan di Palangka Raya Tahun 2006.

Indikator Jumlah Rumah Sakit 3 Puskesmas 51 Tenaga Kesehatan 480 Apotek 39

Sumber : Kantor Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2007

Tenaga kesehatan terbesar adalah bidan, perawat dan tenaga teknis dengan jumlah

masing-masing 110, 161, 167 orang. Sedangkan sisanya adalah dokter umum, dokter gigi

dan asisten apoteker. Apotek di Palangka Raya sebagian besar milik swasta yaitu sebanyak

36 buah, dan yang milik pemerintah sebanyak 3 buah.

Jumlah kunjungan terbesar adalah pada penyakit ISPA yaitu sebanyak 49.318

kunjungan pada tahun 2006. Keluhan-keluhan penyakit lain dari penduduk antara lain

penyakit pada system otot jaringan, penyakit tekanan darah tinggi, gastritis, alergi kulit,

infeksi kulit, gingivitis, pulpa, pharingitis, dan diare.

Lapangan usaha yang paling banyak digeluti oleh tenaga kerja di Kota Palangka Raya

adalah sektor jasa. Sektor ini paling banyak menyerap tenaga kerja yang ada di Kota ini,

jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian mencapai 37,41%. Sektor lainnya

yang juga cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan (24,60%),

konstruksi (12,46%) dan pertanian (9,08%).

2.15.3. Infrastruktur

a. Prasarana jalan

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar

kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan

menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan

memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.

Panjang jalan di Kota Palangka Raya pada tahun 2006 adalah 828,43 km yang dibagi

menurut jenis permukaannya yaitu aspal (453,24 km), kerikil (27,46 km), dan tanah

(347,73 km). Jumlah kendaraan bermotor di Palangka Raya jauh lebih banyak daripada tak

bermotor, pada tahun 2006, jumlah kendaraan bermotor adalah 46.826 dan jumlah

Page 122: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Penelitian Pengembangan KPJu Unggulan UMKM Kalimantan Tengah

II - 122

kendaraan tak bermotor adalah 1.156. Kendala yang dihadapi dalam rangka

pengembangan ekonomi di wilayah ini adalah masih terbatasnya kendala prasarana jalan

dari pusat-pusat produksi di wilayah pedesaan ke pusat pemasaran di Kota Palangka Raya.

b. Prasarana listrik dan air minum

Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik di dipenuhi oleh Perusahaan Umum Listrik

Negara. Jumlah KWH yang dibangkitkan dan KWH yang terjual tampaknya terus

bertambah dari tahun ke tahun. Jumlah KWH yang dibangkitkan pada tahun 2006 adalah

126.568.713 dan jumlah KWH yang dijual adalah 113.708.461

Jumlah pelanggan air minum selama tahun 2006 tercatat sebanyak 13.385

pelanggan, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 11.927 pelanggan berarti terjadi

peningkatan jumlah pelanggan. Jumlah pelanggan terbesar adalah rumah tangga (12.158)

kemudian diikuti perusahaan (809 pelanggan), kantor pemerintahan (170 pelanggan),

badan sosial dan rumah sakit (240 pelanggan) dan umum (8 pelanggan).

c. Prasarana komunikasi

Berbagai sarana komunikasi sudah tersedia di Kota Palangka Raya, seperti kantor pos

untuk sarana surat menyurat dan jaringan telepon dan telepon seluler untuk sarana

hubungan secara langsung.

Pos sebagai sarana komunikasi yang paling tua usianya masih merupakan pilihan

utama bagi masyarakat dalam melakukan hubungan komunikasi walaupun sudah ada

sarana komunikasi lainnya. Hal ini disebabkan biaya yang murah dan mampu menjangkau

konsumennya sampai pada daerah yang terjauh. Di Kota Palangka Raya terdapat 995 buah

kantor pos yang tersebar di lima kecamatan.

d. Prasarana pendidikan

Prasarana pendidikan di Kota Palangka Raya sudah tersedia mulai dari tingkat

taman kanak-kanak (TK) sampai SLTA. Sekolah TK di Kota Palangka Raya sebanyak 113

unit yang tersebar di 9 kecamatan. Jumlah sekolah dasar (SD) sebanyak 227 unit.

Tabel 2.15.4. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Sekolah Negeri dan Swasta di Kota Palangka Raya

Jumlah Sekolah Murid Guru Sekolah Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta

Jumlah Sekolah

1. T K 1 112 140 4894 22 375 113 2. S D 227 0 33470 0 2050 0 227 3. SLTP 30 1 6382 19 500 13 31 4. SLTA 9 6 2024 657 188 88 15 -SMU 7 4 1266 354 112 43 11 -SMK 2 2 758 303 76 45 4 Jumlah 267 119 42016 5570 2760 476 386

Sumber : BPS Kota Palangka Raya, 2007

Page 123: BAB 02 Profil Daerah Kalteng_Final

Profil Daerah

II - 123

Berdasarkan data yang ada, tingkat sekolah menengah pertama (SMP) terdapat

sebanyak 31 unit SMP terdiri 30 SMP Negeri dan 1 SMP Swasta. Pada tingkat sekolah

lanjutan atas (SLTA) terdapat SMA 11 unit, 60 unit dan sekolah menengah kejuruan (SMK)

4 unit. Selain dari Sekolah Umum terdapat juga 17 unit Madrasah Ibtidayah, 18 unit

Madrasah Tsanawiyah serta 6 unit Madrasah Aliyah.

e. Prasarana kesehatan

Guna mememenuhi pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kota Palangka Raya

terdapat 3 rumah sakit yang terletak di Kecamatan Pahandut. Pada tingkat kecamatan

telah tersedia puskesmas hampir di seluruh kecamatan, kecuali Kecamatan Rakumpit. Pada

tahun 2006 jumlah puskesmas yang tersebar di kecamatan terdiri dari puskesmas umum

8 unit, puskesmas pembantu 43 unit.

Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Palangka Raya terdiri dari 27 orang dokter umum,

12 dokter gigi, 110 bidan, 161 perawat, 3 asisten apoteker, dan 167 tenaga teknis.

Tabel 2.15.5.

Jumlah Pelayanan Kesehatan di Kota Palangka Raya, Tahun 2006

Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas Pembantu

1. Pahandut 3 2 12 2. Sabangau - 1 2 3. Jekan Raya - 4 18 4. Bukit Batu - 1 11 5. Rakumpit - - -

Sumber : Kantor Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2007

Tabel 2.15.6. Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Kota Palangka Raya Tahun 2006

Kecamatan Dokter Umum

Dokter Gigi Bidan Perawat Asisten Tenaga

Teknis 1. Pahandut 7 2 32 42 - 26 2. Sabangau 2 - 5 7 - 9 3. Jekan Raya 14 9 60 82 3 122 4. Bukit Batu 4 1 13 30 - 10 5. Rakumpit - - - - - -

Sumber : Kantor Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2007