bab 01 dan 02_bps
DESCRIPTION
BAB 01 dan 02_BPSTRANSCRIPT
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
1.1. LATAR BELAKANG
Sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya berkembang dengan pesat sesuai
peranannya sebagai pusat perdagangan, industri, maritim dan pendidikan.
Perkembangan di bidang industri dan perdagangan berdampak pada bertambahnya
bangunan-bangunan untuk pusat-pusat kegiatan tersebut, di samping itu perkembangan
tersebut juga menarik penduduk luar Kota Surabaya untuk masuk dan tinggal di Kota
Surabaya baik sebagai penduduk musiman maupun penduduk tetap. Pertumbuhan
penduduk itu menuntut pertambahan tempat tinggal, mulai dari yang sangat sederhana,
yang berada di stren kali atau saluran sampai dengan yang mewah. Hal ini tampak jelas
pada bertambahnya pusat-pusat perdagangan (mal-mal) dan perumahan (real estate)
baik di daerah barat maupun di daerah timur.
Pembangunan gedung-gedung tersebut dan fasilitas pendukungnya yang berupa jalan,
gardu keamanan, fasilitas ibadah dan lain-lainnya menempati lahan yang semula
merupakan lahan terbuka, yang mempunyai kemampuan menahan atau menampung
sementara aliran hujan (sawah-sawah). Pembangunan gedung tersebut mungkin sudah
memenuhi peraturan tata ruang, namun belum memperhatikan elevasi, karena
kenyataannya terdapat bangunan di dekatnya yang sudah dibangun lebih dulu, sehingga
menyebabkan banjir di daerah-daerah yang lebih rendah dan menggenang. Hal ini
dapat terjadi karena pada umumnya pembangunan gedung-gedung dan sarana
pendukungnya tidak dilengkapi dengan sarana drainase.
Kota Surabaya memiliki kedudukan yang sangat strategis dan menjadi pusat
pengembangan wilayah bagian Timur Indonesia. Dinamika dan aktivitas kota yang
sangat tinggi memacu terjadinya perkembangan kota yang sangat cepat. Kawasan
perkotaan yang terbangun memerlukan adanya dukungan prasarana dan sarana yang
baik serta dapat menjangkau/memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat
terutama yang berpenghasilan menengah dan rendah. Prasarana bidang sanitasi
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
1
PENDAHULUAN
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
bertujuan untuk dapat mencapai hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang layak
huni.
Pembangunan kota yang tidak terintegrasi dengan kawasan di sekitarnya akan
menimbulkan permasalahan-permasalahan yang kompleks seperti masalah kesehatan
lingkungan, pencemaran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Sementara itu,
perlindungan terhadap lingkungan hidup menjadi tanggung jawab bersama dan tidak
terlepas dari aspek pembangunan ekonomi dan sosial.
Pelaksanaan program pembangunan sarana dan prasarana sanitasi yang berwawasan
lingkungan menghadapi berbagai tantangan khususnya menyangkut sumber dana,
peningkatan kapasitas baik sumber daya manusia maupun institusional termasuk upaya
sosialisasi yang lebih luas dan pemberdayaan masyarakat untuk mendukung berbagai
program yang telah dicanangkan.
Di Kota Surabaya belum terdapat institusi yang bertanggung jawab secara langsung
kepada sanitasi perkotaan. Di sisi masyarakat pemahaman tentang sanitasi juga
rendah, perilaku dan buruknya sanitasi masyarakat dikarenakan kurang mengenalnya
pola hidup bersih dan dalam memahami kesehatan lingkungan (hygiene) yang sehat, hal
ini memperburuk kondisi lingkungan perkotaan.
Belajar dari pengalaman daerah-daerah lain dan melihat adanya perkembangan yang
cukup signifikan di Kota Surabaya dalam lima tahun terakhir, maka Kota Surabaya perlu
memotret kondisi lingkungan hidup di Kota Surabaya dari sudut pandang sanitasi dalam
bentuk “Buku Putih Sanitasi Kota Surabaya Tahun 2010”. Potret kondisi ini akan menjadi
dasar untuk perencanaan pembangunan daerah ke depan terutama dari sisi air bersih
dan sanitasi secara komprehensif yang mengarah pada pencapaian TERWUJUDNYA
SANITASI KOTA SURABAYA YANG RAMAH LINGKUNGAN PADA TAHUN 2015.
1.2. PENGERTIAN DASAR SANITASI
Sanitasi adalah suatu dukungan sarana untuk menciptakan keadaan yang dapat
menghindarkan timbulnya gangguan dan penyakit yang merupakan efek samping yang
ditimbulkan karena aktivitas manusia. Makna sarana dan prasarana pendukung tersebut
menyangkut beberapa hal, dimana Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
2
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
mendefinisikan bahwa kata sanitasi meliputi : 1) pengelolaan air limbah domestik; 2)
pengelolaan persampahan; 3) pengelolaan air hujan (drainase ingkungan) serta 4)
penyediaan air bersih. Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari bekas
kegiatan/aktivitas manusia di rumah tangga, perumahan, rumah susun, apartemen,
perkantoran, rumah dan kantor, rumah dan toko, rumah sakit, mall, pasar swalayan,
balai pertemuan, hotel, industri, sekolah, baik berupa grey water (air bekas memasak,
mandi, cuci ) ataupun black water (air kotor/tinja). Sedangkan pengelolaan air limbah
domestik adalah upaya memperbaiki kualitas air yang berasal dari kegiatan rumah
tangga/perkantoran sehingga memenuhi baku mutu air limbah yang ditetapkan.
Sanitasi merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan
berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan
kesehatan manusia. Bahaya ini mungkin dapat terjadi secara fisik, mikrobiologi dan
agen-agen kimia atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat
menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari: tinja manusia atau binatang, sisa bahan-
bahan padat, air bahan industri dan bahan buangan pertanian.
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN BUKU PUTIH SANITASI
Maksud utama penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Surabaya Tahun 2010 adalah untuk
memberikan informasi awal secara lengkap tentang situasi dan kondisi sanitasi Kota
Surabaya pada saat ini, dan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan pembangunan
sanitasi di masa yang akan datang.
Adapun tujuan dari penyusunan dokumen ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan gambaran konkret tentang kondisi sanitasi Kota Surabaya saat ini
sebagai bahan dasar dan pertimbangan penyusunan rencana peningkatan
pembangunan sanitasi kota di masa yang akan datang.
2. Dapat dipergunakan oleh semua unsur pemangku kepentingan memainkan
perannya untuk berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi ke depan.
3. Memberi bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan
pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
3
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
1.4. METODE PENYUSUNAN
Dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Surabaya Tahun 2010 ini pendekatan yang
digunakan adalah studi dokumen dan pengumpulan data sekunder yang ada di masing-
masing SKPD yang terkait dengan bidang sanitasi, yang didukung dengan observasi
obyek yang relevan.
Selain pengumpulan data sekunder juga akan dilakukan survei Environmental Health
Risk Assesment (EHRA) dengan jumlah responden sebanyak 2000 keluarga yang tersebar
di 31 kecamatan dan 50 kelurahan di Kota Surabaya.
Analisa yang digunakan adalah analisa kualitatif dengan membandingkan data dan
informasi yang ada dikaitkan dengan kondisi ideal untuk mengetahui seberapa jauh
kesenjangan yang ada. Untuk penentuan area dengan resiko tinggi digunakan analisa
kualitatif yang didukung dengan kunjungan lapangan guna memperoleh verifikasi terkait
dengan data yang ada.
1.5. KEDUDUKAN BUKU PUTIH SANITASI
Keberadaan dokumen Buku Putih Sanitasi Kota Surabaya, diharapkan merupakan suatu
bagian dari manajemen kerja Pemerintah Kota Surabaya di bidang sanitasi kota, untuk
menjalankan agenda pembangunan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) serta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya.
RPJM Kota Surabaya 2011 - 2015 disusun untuk mewujudkan kesepakatan bersama dari
segenap pemangku kepentingan pembangunan kota menyangkut strategi, kebijakan,
dan prioritas program serta kegiatan pembangunan kota dalam 5 (lima) tahun ke depan
yaitu tahun 2011 – 2015, sehingga penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi harus
berpedoman kepada RPJM Kota Surabaya 2011 – 2015. Selain berpedoman pada RPJM
Kota Surabaya tersebut, dokumen Buku Putih Sanitasi juga merujuk pada dokumen-
dokumen Rencana Strategis dari instansi yang terkait dengan masalah sanitasi di Kota
Surabaya.
Dokumen Buku Putih Sanitasi diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Surabaya setiap tahunnya, khususnya
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
4
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
yang terkait dengan bidang sanitasi. Rencana program pengembangan sanitasi yang ada
di dokumen Buku Putih Sanitasi Kota Surabaya diharapkan dapat digunakan sebagai
acuan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota
Surabaya, dan dapat digunakan oleh Pemerintah Kota dalam mencari alternatif
pendanaan dari sumber lain.
1.6. DASAR HUKUM PEYUSUNAN
Dasar hukum yang mendasari penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Surabaya Tahun
2010 ini adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pembangunan Nasional
(Propenas ) Tahun 2000 – 2004
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pusat dan Pemerintah Daerah.
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional
9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
10. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Persampahan.
11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
12. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum.
14. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
5
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
15. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian/Lembaga Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP/RPJD). Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM/RKPD) sebagai rencana tahunan.
16. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Nasional.
17. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentang Penanggulangan Kemiskinan.
18. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan.
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Kemasyarakatan.
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pemberdayaan
Masyarakat.
21. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 050 / 2020 / SJ Tahun 2005 tentang
Petunjuk Penyusunan Dokuman RPJP Daerah dan RPJM Daerah.
22. Peraturan Gubernur Nomor 41 Tahun 2008 tentang Sistem Manajemen
Pambangunan Parsitipatif.
23. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2000 tentang Retribusi Pelayanan
Kebersihan/Persampahan.
24. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 02 Tahun 2004 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
25. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2006 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun 2006-
2010.
26. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 3 Tahun 2007 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Surabaya.
1.7. SISTEMATIKA DOKUMEN
Buku Putih Sanitasi Kota Surabaya Tahun 2010 ini disusun dengan sistematika sebagai
berikut :
Bab I Pendahuluan
Menguraikan tentang Latar Belakang, Pengertian Dasar Sanitasi, Maksud dan
Tujuan Penyusunan Buku Putih Sanitasi, Metode Penyusunan, Kedudukan Buku
Putih Sanitasi, Dasar Hukum Penyusunan serta Sistematika Dokumen.
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
6
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Bab II Gambaran Umum dan Kondisi Wilayah Kota Surabaya
Menguraikan tentang Pembagian Wilayah Administrasi, Profil Demografi (Jumlah
dan Persebaran Penduduk, Pertumbuhan Penduduk, Kepadatan Penduduk), Profil
Geografis, Kondisi Topografi, Kondisi Geologi, Morfologi, Kemampuan Tanah dan
Jenis Tanah, Hidrooceanografi, Hidrologi, Klimatologi, Kawasan Budidaya, Kawasan
Lindung, Profil Ekonomi (Struktur Ekonomi, Investasi dan Inflasi), serta Profil Sosial
Budaya tentang Tingkat Kesejahteraan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
Kondisi Kesehatan Lingkungan, Visi dan Misi Kota Surabaya, Institusi dan
Organisasi Pemerintah Kota Surabaya, Tinjauan Tata Ruang Kota dan Kebijakan
RTRW.
Bab III Profil Sanitasi Kota Surabaya
Menguraikan tentang Kondisi Umum Sanitasi (Kondisi Umum Sanitasi Berdasar
Permukiman Kumuh, Kondisi Umum Sanitasi Berdasar Permukiman Tertata,
Kondisi Umum Sanitasi Berdasar Permukiman Sepanjang Perairan), Pengelolaan
Limbah Cair (Sistem Penanganan Limbah Domestik, Instalasi dan Distribusinya,
Area Pelayanan dan Perkembangannya, Pilot Project Sistem Pembuangan Air
Limbah Domestik, Pengelolaan Sarana Transportasi), Pengelolaan Persampahan
(Daerah Pelayanan Sumber Sampah, Kondisi Sumber Sampah, Timbulan dan
Komposisi Sampah, Sistem Penanganan Persampahan, Instalasi dan Distribusi
Spasialnya, Penanganan Persampahan dengan Sistem Komposting, Sarana dan
Prasarana Persampahan Kota Surabaya, Peran Serta Masyarakat dalam Bidang
Persampahan), Pengelolaan Drainase (Sistem Pematusan Perkotaan, Penyediaan
Air Bersih (Kondisi Air Tanah, Potensi Air Tanah, Kondisi Sumur Gali, PDAM
Surabaya, Sumber Air Baku, Sistem Produksi, Transmisi dan Distribusi, Sistem
Penyediaan Air Minum Perumahan Citraland, Landasan Hukum/Legal Operasional
dalam Penyediaan Air Bersih, Aspek Kelembagaan dalam Pengelolaan Air Bersih,
Kualitas dan Kontinuitas Air PDAM, Peran Serta Masyarakat dan Jender dalam
Penyediaan Air Bersih), Komponen Sanitasi Lainnya (Limbah B3 Domestik, Limbah
Rumah Tangga, Limbah Medis), Pembiayaan Pengelolaan Sanitasi (Belanja Daerah
Bidang Sanitasi, Pembiayaan, Rencana Alokasi Pembiayaan Proyek/Kegiatan
Sektor Sanitasi, Analisa Kemampuan Meminjam Daerah, Strategi Pendanaan
Program/Kegiatan Sanitasi).
Bab IV Rencana Program Pengembangan Sanitasi Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
7
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Menguraikan tentang Visi Sanitasi Kota Surabaya, Misi Sanitasi Kota Surabaya,
Strategi Penanganan Sanitasi (Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2011 –
2015 Kota Surabaya, Skenario Pengembangan Wilayah Kota Surabaya Berdasarkan
RTRW Kota Surabaya, Persampahan, Drainase, Air Limbah, Air Bersih, Rencana
Pengelolaan Limbah Cair, Rencana Peningkatan Pengelolaan Sampah, Rencana
Pengelolaan Saluran Drainase Lingkungan, Potensi Pengelelolaan Saluran Drainase
Lingkungan, Permasalahan Pengelolaan Drainage Lingkungan, Rencana
Pembangunan Pengelolaan Air Minum).
Bab V Indikasi Permasalahan dan Opsi Pengembangan Sanitasi
Menguraikan tentang Area Berisiko Tinggi dan Permasalahan Utama (Kepadatan
Penduduk, Bantuan Langsung Tunai, Sambungan Rumah PDAM dan Hidran
Umum, Pemilikan Jamban Pribadi), Opsi Pengembangan Sanitasi Skala Kota,
Strategi Sanitasi Kota Surabaya, Strategi Penguatan Kelembagaan di BIdang
Sanitasi, Media dan Peningkatan Kepedulian Sosial dalam Rangka Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (Surabaya Green and Clean, Surabaya Green School, Kampung
Wisata, Peningkatan Sekolah Peduli Lingkungan), serta Keterlibatan Sektor Swasta
dalam Layanan Sanitasi (Penanganan Sampah Terpadu Kota Surabaya pada Aspek
Peran Serta Masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat, Pemulung).
Bab VI Kesimpulan dan Rekomendasi
Menguraikan tentang Kesimpulan dan Rekomendasi terkait dengan penyusunan
Buku Putih Sanitasi Kota Surabaya Tahun 2010 (Rekomendasi Berkaitan dengan
Air Limbah, Rekomendasi Berkaitan dengan Persampahan, Rekomendasi
Berkaitan dengan Drainase, Rekomendasi Berkaitan dengan Pengembangan Air
Minum).
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
8
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Dalam lingkup Gerbangkertosusilo, pengembangan Surabaya merupakan bagian dari
Surabaya Metropolitan Area, yang arah pengembangannya adalah sebagai berikut :
Sebagai pusat kegiatan ekonomi untuk wilayah Jawa Timur, Bali hingga Kalimantan
Timur yang ditunjang dengan keberadaan Pelabuhan Tanjung Perak.
Sebagai pusat urban yang menunjang kegiatan sosial-ekonomi wilayah
Gerbangkertosusilo, fungsi dominan Kota Surabaya adalah sebagai pusat kegiatan
komersial, finansial, perdagangan, administrasi, sosial dan kesehatan.
Kondisi fisik dasar yang mempunyai kaitan erat dengan sistem pengelolaan sanitasi
adalah kondisi administrasi, demografis, geografis, topografi, geohidrologi, sosial
masyarakat akan memberikan gambaran tentang kependudukan dan kondisi umum
masyarakat Kota Surabaya.
2.1. PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI
Kota Surabaya merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang dalam struktur
perwilayahannya ditetapkan sebagai Pusat Utama dan menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa
Timur. Kota Surabaya berdasarkan peraturan perundangan tentang pembagian
administrasi wilayah pemerintahan mengalami perkembangan atau pemekaran wilayah
sebanyak 5 kali, dan pada tahun ini Kota Surabaya terbagi dalam 31 Kecamatan, 163
Kelurahan, 1.378 RW, dan 9.160 RT (lihat Tabel 2.1 dan Gambar 2.1).
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
9
GAMBARAN UMUMDAN KONDISI WILAYAH
KOTA SURABAYA
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
10
Gam
bar
2.1
.B
ata
s W
ilayah
Kota
Su
rab
aya
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Tabel 2.1.Pembagian Wilayah Administratif Pemerintahan Kota Surabaya Tahun 2009
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
11
KECAMATAN LUAS
Kode Nama (Km2) (Ha) (%) Kelurahan RW RT
SURABAYA PUSAT
01. Tegalsari 4.29 429 1.30 5 52 333
02. Genteng 4.04 404 1.22 5 62 318
03. Bubutan 3.86 386 1.17 5 53 405
04. Simokerto 2.59 259 0.78 5 61 367
SURABAYA UTARA
05. Pabean Cantikan 6.80 680 2.06 5 52 322
06. Semampir 8.76 876 2.65 5 69 552
07. Krembangan 8.34 834 2.52 5 47 401
08. Kenjeran 7.64 764 2.31 4 35 363
09. B u l a k 6.78 678 2.05 5 22 111
SURABAYA TIMUR
10. Tambaksari 8.99 899 2.72 6 74 642
11. G u b e n g 7.99 799 2.42 6 63 518
12. R u n g k u t 21.08 2,108 6.38 6 68 370
13. Tenggilis Mejoyo 5.52 552 1.67 5 25 153
14. Gunung Anyar 9.71 971 2.94 4 29 162
15. S u k o l i l o 23.69 2,369 7.17 7 64 352
16. Mulyorejo 14.21 1,421 4.30 6 54 278
SURABAYA SELATAN
17. S a w a h a n 6.93 693 2.10 6 71 554
18. Wonokromo 8.47 847 2.56 6 58 512
19. Karangpilang 9.23 923 2.79 4 29 183
10. Dukuh Pakis 9.94 994 3.01 4 31 154
21. W i y u n g 12.46 1,246 3.77 4 30 149
22. Wonocolo 6.78 678 2.05 5 43 225
23. Gayungan 6.07 607 1.84 4 33 166
24. Jambangan 4.19 419 1.27 4 24 113
SURABAYA BARAT
25. T a n d e s 11.07 1,107 3.35 12 51 306
26. Sukomanunggal 9.23 923 2.79 5 34 362
27. Asemrowo 15.44 1,544 4.67 5 18 117
28. B e n o w o 26.78 2,678 8.10 5 25 140
29. Lakarsantri 20.43 2,043 6.18 6 30 152
30. P a k a l 19.01 1,901 5.75 5 33 168
31. Sambikerep 16.05 1,605 4.86 4 38 212
J U M L A H 330.48 33,048 100.00 163 1,378 9,160
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
2.2. PROFIL DAN PERSEBARAN PENDUDUK
2.2.1. Jumlah Dan Persebaran Penduduk
Berdasarkan data statistik (BPS) jumlah penduduk Kota Surabaya dari hasil registrasi
penduduk pada tahun 2008 sebesar 2.902.507 jiwa yang terdiri dari 1.453.135 jiwa laki-
laki dan 1.449.372 perempuan. Penduduk tersebut tersebar di seluruh wilayah
Kecamatan yang ada di Kota Surabaya. Persebaran penduduk yang terbanyak terdapat
di Kecamatan Sawahan yaitu sebanyak 223.257 jiwa (7,69%), dan terkecil terdapat di
Kecamatan Bulak yaitu sebanyak 35.115 jiwa atau 1,21% dari keseluruhan jumlah
penduduk (lihat Tabel 2.2) dan Gambar 2.2. Grafik Persebaran Penduduk dan Gambar
2.3. Grafik Jumlah Penduduk di Kota Surabaya Tahun 2008.
2.2.2. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk berdasarkan konsepsi statistik adalah angka rata-rata yang
menunjukkan tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu.
Angka ini dinyatakan sebagai prosentase dari penduduk tahun dasar perhitungan.
Berdasarkan hasil sensus penduduk dari tahun 1980-1990, pertumbuhan penduduk Kota
Surabaya mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu 2,06%, sedangkan dari
tahun 1990-2000 mengalami pertumbuhan sebesar 0,5%. Sedangkan peningkatan
jumlah penduduk Kota Surabaya berdasarkan hasil registrasi penduduk dari tahun 2002
sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 2.3. dan Gambar 2.4.
2.2.3. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dapat dilihat dari jumlah penduduk yang tersebar dalam suatu
kawasan tertentu, sehingga apabila jumlah penduduk tersebut tersebar dalam suatu
kawasan yang sempit tentunya akan membuat terjadi kepadatan penduduk yang tinggi,
dibanding apabila tersebar di suatu kawasan yang luas. Angka kepadatan penduduk
tersebut kemudian dikategorikan dalam 3 (tiga) kategori yaitu :
1. Kepadatan Tinggi : kepadatan penduduk > 250 jiwa/Ha
2. Kepadatan Sedang : kepadatan penduduk 150 s/d 250 jiwa/Ha
3. Kepadatan Rendah : kepadatan penduduk < 150 jiwa/Ha
Tabel 2.2.Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
12
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Jumlah dan Persebaran Penduduk Kota Surabaya Tahun 2008
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
13
KECAMATAN LUASJENIS KELAMIN
PENDUDUKJUMLAH PENDUDUK
Kode Nama (Km2) (Ha) (%) Laki-Laki Perempuan (jiwa) (%)
SURABAYA PUSAT
01. Tegalsari 4.29 429 1.30 59,422 60,049 119,471 4.12
02. Genteng 4.04 404 1.22 34,308 35,383 69,691 2.40
03. Bubutan 3.86 386 1.17 57,960 57,918 115,878 3.99
04. Simokerto 2.59 259 0.78 52,896 53,634 106,530 3.67
SURABAYA UTARA
05. Pabean Cantikan 6.80 680 2.06 47,552 46,303 93,855 3.23
06. Semampir 8.76 876 2.65 97,330 95,856 193,186 6.66
07. Krembangan 8.34 834 2.52 63,138 62,021 125,159 4.31
08. Kenjeran 7.64 764 2.31 59,088 57,659 116,747 4.02
09. B u l a k 6.78 678 2.05 17,614 17,501 35,115 1.21
SURABAYA TIMUR
10. Tambaksari 8.99 899 2.72 110,930 112,219 223,149 7.69
11. G u b e n g 7.99 799 2.42 77,827 79,427 157,254 5.42
12. R u n g k u t 21.08 2,108 6.38 45,786 45,716 91,502 3.15
13. Tenggilis Mejoyo 5.52 552 1.67 27,754 27,726 55,480 1.91
14. Gunung Anyar 9.71 971 2.94 23,312 23,315 46,627 1.61
15. S u k o l i l o 23.69 2,369 7.17 49,779 49,583 99,362 3.42
16. Mulyorejo 14.21 1,421 4.30 39,608 39,771 79,379 2.73
SURABAYA SELATAN
17. S a w a h a n 6.93 693 2.10 111,140 112,117 223,257 7.69
18. Wonokromo 8.47 847 2.56 93,637 93,176 186,813 6.44
19. Karangpilang 9.23 923 2.79 34,939 34,470 69,409 2.39
10. Dukuh Pakis 9.94 994 3.01 30,104 29,826 59,930 2.06
21. W i y u n g 12.46 1,246 3.77 29,944 29,846 59,790 2.06
22. Wonocolo 6.78 678 2.05 40,359 40,268 80,627 2.78
23. Gayungan 6.07 607 1.84 22,665 22,484 45,149 1.56
24. Jambangan 4.19 419 1.27 21,689 21,272 42,961 1.48
SURABAYA BARAT
25. T a n d e s 11.07 1,107 3.35 47,232 47,015 94,247 3.25
26. Sukomanunggal 9.23 923 2.79 48,923 48,440 97,363 3.35
27. Asemrowo 15.44 1,544 4.67 19,579 18,908 38,487 1.33
28. B e n o w o 26.78 2,678 8.10 21,363 21,220 42,583 1.47
29. Lakarsantri 20.43 2,043 6.18 23,333 22,956 46,289 1.59
30. P a k a l 19.01 1,901 5.75 18,537 18,180 36,717 1.27
31. Sambikerep 16.05 1,605 4.86 25,387 25,113 50,500 1.74
J U M L A H 330.48 33,048 100.00 1,453,135 1,449,372 2,902,507 100.00
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2008.
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Gambar 2.2.Grafik Persebaran Penduduk Di Kota Surabaya Tahun 2008
Gambar 2.3.Grafik Jumlah Penduduk Di Wilayah Kota Surabaya Tahun 2008
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
14
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Tabel 2.3.Peningkatan Jumlah Penduduk di Kota Surabaya Tahun 2002 - 2008
MOBILITAS
Lahir Mati Datang Pindah
2002 2.473.461 34.872 10.073 24.542 18.674 2.504.128
2003 2.504.128 25.653 8.712 46.532 23.683 2.543.918 39.790 1,59 0,79
2004 2.659.566 28.044 10.868 29.748 14.029 2.692.461 148.543 5,84 2,84
2005 2.692.461 43.678 12.041 32.386 15.994 2.740.490 48.029 1,78 0,88
2006 2.740.490 39.606 12.892 32.912 15.920 2.784.196 43.706 1,59 0,79
2007 2.784.196 42.842 14.206 32.670 15.950 2.829.552 45.356 1,63 0,81
2008 2.829.552 52.697 14.548 50.300 15.494 2.902.507 72.955 2,58 1,27
JUMLAH 267.392 83.340 249.090 119.744
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surabaya, 2009.
TAHUNLAJU
PERTUMBUHANJUMLAH
PENDUDUK AWALJUMLAH
PENDUDUK AKHIRSELISIH
PROSENTASE (%) KENAIKAN
Gambar 2.4.Grafik Pertambahan Penduduk di Kota Surabaya Tahun 2002 - 2008
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
15
Sumber : Surabaya Dalam Angka Tahun 2008, BPS Kota Surabaya ( diolah).
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
2.300.000
2.350.000
2.400.000
2.450.000
2.500.000
2.550.000
2.600.000
2.650.000
2.700.000
2.750.000
2.800.000
2.850.000
2002 2003 2004 2005 2006 2007
( j i
w a
)
TAHUNSumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surabaya, 2009.
Tabel 1.10.Kepadatan Penduduk di Kota Surabaya Tahun 2008
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
16
KECAMATAN LUAS JUMLAH PENDUDUK
Kode Nama (Km²) (Ha) (%) (jiwa) (%) (jiwa/Ha) (jiwa/Km²) Kategori
SURABAYA PUSAT
01. Tegalsari 4,29 429 1,30 117.659 4,05 274 27.426 Tinggi
02. Genteng 4,04 404 1,22 68.149 2,35 169 16.869 Sedang
03. Bubutan 3,86 386 1,17 113.970 3,93 295 29.526 Tinggi
04. Simokerto 2,59 259 0,78 104.140 3,59 402 40.208 Tinggi
SURABAYA UTARA
05. Pabean Cantikan 6,80 680 2,06 91.771 3,16 135 13.496 Rendah
06. Semampir 8,76 876 2,65 188.779 6,50 216 21.550 Sedang
07. Krembangan 8,34 834 2,52 123.003 4,24 147 14.749 Rendah
08. Kenjeran 7,64 764 2,31 112.083 3,86 147 14.670 Rendah
09. B u l a k 6,78 678 2,05 33.681 1,16 50 4.971 Rendah
SURABAYA TIMUR
10. Tambaksari 8,99 899 2,72 219.146 7,55 244 24.377 Sedang
11. G u b e n g 7,99 799 2,42 154.605 5,33 193 19.350 Sedang
12. R u n g k u t 21,08 2.108 6,38 88.337 3,04 42 4.191 Rendah
13. Tenggilis Mejoyo 5,52 552 1,67 53.720 1,85 97 9.732 Rendah
14. Gunung Anyar 9,71 971 2,94 44.576 1,54 46 4.591 Rendah
15. S u k o l i l o 23,69 2.369 7,17 96.482 3,32 41 4.073 Rendah
16. Mulyorejo 14,21 1.421 4,30 76.916 2,65 54 5.413 Rendah
SURABAYA SELATAN
17. S a w a h a n 6,93 693 2,10 219.465 7,56 317 31.669 Tinggi
18. Wonokromo 8,47 847 2,56 184.207 6,35 217 21.748 Sedang
19. Karangpilang 9,23 923 2,79 67.267 2,32 73 7.288 Rendah
10. Dukuh Pakis 9,94 994 3,01 58.068 2,00 58 5.842 Rendah
21. W i y u n g 12,46 1.246 3,77 57.661 1,99 46 4.628 Rendah
22. Wonocolo 6,78 678 2,05 78.838 2,72 116 11.628 Rendah
23. Gayungan 6,07 607 1,84 43.774 1,51 72 7.212 Rendah
24. Jambangan 4,19 419 1,27 41.344 1,42 99 9.867 Rendah
SURABAYA BARAT
25. T a n d e s 11,07 1.107 3,35 91.847 3,16 83 8.297 Rendah
26. Sukomanunggal 9,23 923 2,79 95.073 3,28 103 10.300 Rendah
27. Asemrowo 15,44 1.544 4,67 36.623 1,26 24 2.372 Rendah
28. B e n o w o 26,78 2.678 8,10 40.261 1,39 15 1.503 Rendah
29. Lakarsantri 20,43 2.043 6,18 44.562 1,54 22 2.181 Rendah
30. P a k a l 19,01 1.901 5,75 34.868 1,20 18 1.834 Rendah
31. Sambikerep 16,05 1.605 4,86 48.611 1,67 30 3.029 Rendah
J U M L A H 330,48 33.048 100,00 2.902.507 100,00 88 8.783 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2008.
KEPADATAN PENDUDUK
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Berdasarkan data kependudukan yang telah disebutkan pada Tabel 2.4, maka
kepadatan penduduk di Kota Surabaya secara keseluruhan yaitu 8.783 jiwa/Km² atau 88
jiwa/Ha. Sedangkan kepadatan penduduk pada masing-masing Kecamatan yang masuk
dalam kategori tersebut diatas adalah sebagai berikut (Gambar 2.5) :
1. Kepadatan Tinggi : Kecamatan Simokerto, Sawahan, Bubutan, dan
Tegalsari.
2. Kepadatan Sedang : Kecamatan Tambaksari, Wonokromo, Semampir,
Gubeng, dan Genteng
3. Kepadatan Rendah : Kecamatan Krembangan, Pabean Cantikan, Wonocolo,
Sukomanunggal, Jambangan, Tenggilis Mejoyo, Tandes,
Kenjeran, Karangpilang, Gayungan, Dukuh Pakis,
Mulyorejo, Wiyung, Gunung Anyar, Rungkut, Sukolilo,
Asemrowo, Lakarsantri, dan Benowo.
Gambar 2.5.Grafik Kepadatan Penduduk di Wilayah Kota Surabaya Tahun 2008
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
17
Sumber : Surabaya Dalam Angka Tahun 2008, BPS Kota Surabaya (diolah).
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
2.3. PROFIL GEOGRAFIS
Kota Surabaya secara geografis terletak antara 7º 9’ – 7º 21’ garis Lintang Selatan, dan
112º 36’ – 112º 57’ Bujur Timur, dengan luas wilayah daratan sekitar 33.048 Ha
(330,048 Km²) dan luas wilayah laut sekitar 19.039 Ha. Adapun batas-batas wilayahnya
adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Jawa dan Selat Madura
Sebelah Timur : Selat Madura
Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo
Sebelah Barat : Kabupaten Gresik
2.4. KONDISI TOPOGRAFI Sebagian besar Kota Surabaya secara topografis memiliki ketinggian tanah antara 0 - 10
meter (80,72%) yang menyebar di bagian timur, utara, selatan, dan pusat kota. Pada
daerah pantai ketinggiannya berkisar antara 1 - 3 meter di atas permukaan air laut. Pada
wilayah lain memiliki ketinggian 10-20 meter dan 20 meter di atas permukaan laut yang
umumnya terdapat pada bagian barat kota yaitu di Kecamatan Pakal, Lakarsantri,
Sambikerep dan Tandes.
2.5. KONDISI GEOLOGI
Kondisi geologi Kota Surabaya terdiri dari Daratan Alluvium, Formasi Kabuh, Formasi
Pucangan, Formasi Lidah, Formasi Madura, dan Formasi Sonde, yang secara detail dapat
dilihat pada Tabel 2.5. Adapun wilayah perairan Surabaya berdasarkan kondisi fisik dan
lingkungannya, tidak berada pada jalur sesar aktif ataupun berhadapan langsung dengan
samudera sehingga “relatif aman” dari bencana alam.
Tabel 2.5.Kondisi Geologi Kota Surabaya
JENIS KARAKTERISTIK LOKASI
1. Daratan Alluvium
Memiliki kandungan kerakal, kerikil, lempung, dan pecahan cangkangan fosil.
Meliputi bagian utara, selatan, timur, menyusur kearah pesisir pantai.
2. Formasi Kabuh
Kandungan batu pasir dan kerikil, berwarna kelabu tua, berbutir kasar, berstruktur perairan dan silang siur, konglomerat, terpilah buruk, kemas terbuka dan struktur lapisan bersusun
Kec. Rungkut, Wonocolo, Tenggilis Mejoyo, Wiyung, Karangpilang, Lakarsantri, Tandes, Sukomanunggal, Benowo dan Dukuh Pakis.
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
18
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
3. Formasi Pucangan
Kandungan batu pasir dan tufan berlapis baik, berstruktur perairan dan silang siur, kaya akan fosil dan plankton.
Kec. Dukuh Pakis, Tandes Sawahan, Lakarsantri, Sukomanunggal, Benowo, Wiyung, Karangpilang, Gubeng.
4. Formasi Lidah
Kandungan batu lempung biru dan lempung pasiran, kenyal, pejal, keras bila kering, lensa tipis, dan miskin fosil.
Kec. Wonokromo, Dukuh Pakis, Sawahan, Lakarsantri, Karangpilang, dan Wiyung.
5. Formasi Madura
Lapisan permukaan atas : Kandungan gamping terumbu, putih, pejal berongga halus, berlapis buruk, mengandung foram dan pecahan ganggang, warna tanah kecoklatan atau kehitaman.
Lapisan permukaan bawah; kandungan gamping kapuran, sangat ringan, agak keras, pejal, mengandung molusca, foram an pecahan ganggang, berwarna putih kekuningan.
Terletak di Kecamatan Benowo yang berbatasan dengan Kabupaten Gresik.
6. Formasi Sonde
Terdiri dari napal tufan, diatome dan setempat bintal, gampingan serta berwarna kekuningan.
Terletak di perbatasan Kecamatan Lakarsantri dengan Kabupaten Gresik
Sumber : RTRW Kota Surabaya Tahun 2007
2.6. Morfologi
Kondisi morfologi Kota Surabaya pada umumnya didominasi oleh dataran rendah
80,72% dengan luas 25.919,04 Ha dengan ketinggian 3-8 m LWS dan sisanya merupakan
perbukitan yang terletak di Wilayah Surabaya Barat (12,77%) dan Surabaya Selatan
(6,52%), yang dapat dijelaskan sebagai berikut ini :
Dataran rendah meliputi wilayah Surabaya Timur, Utara dan Selatan memiliki
kemiringan < 3% dan terletak pada ketinggian < 10m dari permukaan laut. Dataran
rendah ini terbentuk dari endapan alluvial sungai dan endapan pantai;
Bagian tengah Kota Surabaya terbentuk oleh endapan Sungai Brantas beserta
cabang¬cabang sungainya dan endapan Sungai Rowo. Endapan Sungai Brantas
berasal dari letusan gunung-gunung berapi yang berada di hulu dan beberapa
rombakan sebelumnya. Endapan ini biasanya berupa pasir (0,075 mm -0.2 mm)
dan kerikil (2 mm — 75 mm);
Bagian timur dan utara sampai sepanjang Selat Madura dibentuk oleh endapan
pantai yang masuk ke daratan sampai ± 5 km. Endapan pantainya terdiri dari
lempung lanau dan lempung kelanauan, sisipan tipis tipis yang pada umumnya
mengandung banyak kepingan kerang di beberapa tempat.
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
19
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
2.7. Kemampuan Tanah dan Jenis Tanah
Kemampuan tanah adalah identifikasi unsur-unsur tanah yang sangat berpengaruh
untuk menentukan jenis-jenis penggunaan lahan. Kemampuan tanah di Kota Surabaya
adalah kedalaman efektif tanah yaitu lebih dari 90 cm, berstruktur halus dan tidak ada
erosi. Sedangkan, jenis tanah di Kota Surabaya berupa alluvial (hidromoof kelabu dan
kelabu tua) merupakan endapan tanah liat bercampur pasir halus berwarna hitam
kelabu, yang baik untuk pertanian.
2.8. Hidrooceanografi
Kondisi hidrooceanografi Kota Surabaya, dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Perairan Kawasan Teluk Lamong
Pengukuran kecepatan arus di sebelah kiri muara Sungai Lamong sampai ke alur
pelayaran menunjukkan bahwa kedalaman laut berkisar antara 0,2 m sampai 2 m,
sedangkan di alur pelayaran kedalamannya mencapai 12 in. Hasil pengukuran
menunjukan bahwa kecepatan arus antara 0,05 m/det sampai 0,52 m/det, arah
arus Iebih dominan ke Utara, antara 3550 sampai 600 terhadap Utara.
2. Kedalaman Dasar Laut
Kedalaman dasar laut dipengaruhi pasang surut dan kondisi lingkungan sekitar,
seperti sedimen yang terbawa aliran air (angkutan sedimen) yang biasa berupa
bed load, suspended maupun wash load. Besarnya angkutan sedimen yang
terbawa arus banyak dipengaruhi oleh kondisi sekitarnya, seperti banyaknya
sungai-sungai yang mengalir ke teluk Lamong yang berasal dari Daerah Aliran
Sungai (DAS) Sungai Lamong dan DAS sungai-sungai kecil yang bermuara di Teluk
Lamong seperti Sungai Kalianak, Sungai Greges, Sungai Manukan, Sungai
Branjangan dan Sungai Sememi. Sungai-sungai kecil tersebut berfungsi utarna
sebagai drainase wilayah. Aliran yang terjadi berasal dari limpasan daerah
sekitamya ditambah dengan limbah cair penduduk. Aliran pada sungai¬sungai
kecil seperti halnya Sungai Lamong dipengaruhi oleh pasang surut air taut. Lahan
di sisi kiri dan kanan Sungai Lamong dan sungai kecil digunakan sebagai
persawahan, dan tegalan di bagian hulu sedangkan di bagian tengah dan hilir
digunakan sebagai permukiman dan tambak.
3. Perairan Kawasan Pelabuhan Tanjung Perak
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
20
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Arus yang terjadi di perairan Pelabuhan Tanjung Perak disebabkan oleh pengaruh
pasang surut, sedangkan pengaruh gelombang relatif lebih kecil. Besar kecepatan
dan arah arus di perairan Pelabuhan Tanjung Perak berubah-ubah dari waktu ke
waktu. Besar kecepatan arus berubah-ubah dari 0 m/det sampai 0,6 m/det,
demikian pula arah arus berubah-ubah berkisar setiap 6 jam, sehingga berbalik
arah.
Gelombang yang terjadi di laut disebabkan oleh angin yang berhembus dengan
variabel besar kecepatan, lama berhembus dan panjang fech (lintasan angin).
Dilihat dari posisi Dermaga Intemasional Ocean Going maupun lnter Island,
gelombang yang terjadi disebabkan oleh angin yang datang dari Barat Laut.
Karena mempunyai fetch yang lebih panjang dibanding fetch yang lain, tinggi
gelombang bisa mencapai 1,5 meter. Pada umumnya gelombang yang terjadi
relatif kecil.
4. Perairan Kawasan Jembatan Suramadu
Jenis tanah yang terdapat disekitar pantai, Tambak Wadi adalah pasir yang banyak
mengandung/tercampur Iumpur. Kondisi hidrografi di selat Madura didominasi
oleh arus pasang-surut yang mempunyai arah bolak-balik Tenggara dan Barat
Laut, sedangkan gelombang laut setinggi ± 1 m terjadi pada bulan Juni-Juli
Agustus. Pada bulan-bulan tersebut, arah angin berasal dari Timur Tenggara.
Dasar laut terdalam di sekitar bentang tengah jembatan adalah 19 meter dari LWS
yang tepatnya terletak pada alur pelayaran sebelah timur Pelabuhan Tanjung
Perak, ke arah timur (depan pantai Kenjeran) merupakan daerah yang dangkal.
Pada saat surut terendah, muka air bisa mencapai 1,2 km dari garis pantai
sehingga perahu nelayan tidak dapat merapat di pantai. Kondisi pasang surut ini
berpengaruh terhadap ruang bebas kapal yang lewat di bawah jembatan
Suramadu. Arus laut yang terjadi di sekitar Jembatan Suramadu jauh lebih besar
bila dibandingkan dengan arus yang terjadi di pantai Laut Jawa. Hal tersebut
disebabkan oleh lokasi yang berupa selat. Arus yang terjadi disebabkan oleh
pasang surut yang mempunyai arah dominan Tenggara dan Barat Laut.
Berdasarkan pengukuran besarnya arus pada saat spring dan neap tide selama
kurang lebih 25 jam berturut-turut diketahui bahwa kecepatan maksimum sebesar
3,53 knot terjadi di bentang tengah Jembatan Suramadu. Tinggi gelombang yang
ada umumnya tidak besar, kurang dari 1 meter. Tetapi bila angin berembus cepat
dan waktu berembus lama, gelombang yang timbul dapat mencapai tinggi ± 1 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
21
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
meter. Gelombang besar hanya akan terjadi bila angin datang dari arah Timur atau
Tenggara.
2.9. Hidrologi
Kondisi hidrologi Kota Surabaya tidak berbeda dengan daerah di sekitarnya. Selain
didukung oleh air tanah, Kota Surabaya didukung dengan beberapa sungai yang
mengalirinya, serta dukungan dari sumber-sumber mata air. Satu hal yang mungkin
membedakan yaitu keberadaan bozem/waduk yang banyak terdapat di beberapa
wilayah di Kota Surabaya. Gambaran kondisi hodrologi Kota Surabaya dapat
digambarkan sebagai berikut :
1. Kalimas
Kalimas ini merupakan sungai utama yang berada di Kota Surabaya yang berasal
dari Sungai Brantas dan mengalir melalui Kota Mojokerto. Di kota ini, Sungai
Brantas terbagi menjadi dua yakni Sungai Porong dan Sungai Surabaya yang
dimensinya lebih kecil. Di Wonokromo Sungai Surabaya terpecah menjadi dua
anak sungai yaitu Sungai Kalimas dan Sungai Wonokromo. Sungai Kalimas
mengalir ke arah pantai utara melewati tengah kota, sedangkan Sungai
Wonokromo ke arah pantai timur dan bermuara di selat Madura. Secara
administratif, terdapat 8 kecamatan yang dilalui oleh Sungai Kalimas, yang
meliputi Kecamatan Wonokromo, Kecamatan Tegalsari, Kecamatan Gubeng,
Kecamatan Genteng, Kecamatan Bubutan, Kecamatan Pabean Cantikan,
Kecamatan Krembangan, dan Kecamatan Semampir. Wilayah Kelurahan yang
dilalui oleh Kalimas sebanyak 15 Kelurahan, yang meliputi Kelurahan Ngagel,
Kelurahan Darmo, Kelurahan Keputran, Kelurahan Gubeng, Kelurahan Pacarkeling,
Kelurahan Genteng, Kelurahan Embong Kaliasin, Kelurahan Ketabang, Kelurahan
Alon-alon Contong, Kelurahan Bongkaran, Kelurahan Krembangan Utara,
Kelurahan Nyamplungan, Kelurahan Perak Utara, Kelurahan Krembangan Selatan
dan Kelurahan Ujung.
Sungai Kalimas mengalir ke arah utara Kota Surabaya dari Pintu Air Ngagel sampai
kawasan Tanjung Perak memiliki bentuk sungai yang meliuk dan sebagian
melurus, khususnya di bagian utara. Lebar penampang permukaan sungai
bervariasi antara 20 - 35 meter. Bagian terlebar terdapat di Kelurahan Ngagel
dengan lebar sungai sekitar 35 meter yaitu di dekat pintu air. Di daerah ini kondisi
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
22
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
air termasuk paling bersih sehingga di sini air sungai banyak dimanfaatkan oleh
warga sekitar sungai untuk mandi dan cuci (aktivitas MCK). Untuk lebar sungai
tersempit terdapat di Kelurahan Bongkaran yaitu di dekat Jalan Karet dan Jalan
Coklat dengan lebar sekitar 20 meter.
Kedalaman Sungai Kalimas menurut data di Perum Jasa Tirta adalah antara 1
sampai 3 meter. Sedangkan kedalaman air antara 1 sampai 2 meter pada saat air
laut pasang. Kedalaman sungai yang paling dalam berada pada kawasan Monkasel
sampai kawasan Genteng.
Secara relatif, ketersediaan ruang terbuka hijau di sekitar Sungai Kalimas tidak
Iuas. Lokasi yang efektif berupa Ruang Terbuka Hijau adalah di Kawasan Ngagel
(Taman Wisata dan sebagian sempadan Sungai) dan di Taman Prestasi di Kawasan
Genteng.
Beberapa keadaan lingkungan yang dapat menggambarkan kondisi (kualitas)
lingkungan di kawasan Sungai Kalimas, adalah sebagai berikut :
a. Kualitas Air Sungai
Menurut hasil penetitian Laboratorium Perum Jasa Tirta, Kualitas air Sungai
Kalimas tidak mencapai tingkat C. Dibandingkan dengan kualitas air sungai
yang berada di alur Sungai Brantas lainnya (di luar kota Surabaya), kualitas
air di Sungai Kalimas termasuk yang paling buruk. Kondisi tersebut tidak
terlepas dari kontribusi sampah dan Iimbah yang dibuang ke Sungai Kalimas.
Beberapa sumber buangan tersebut adalah, kegiatan rumah tangga, pasar,
saluran drainase (buangan dari rumah sakit, hotel, dli) dan kegiatan non
rumah tangga disekitar Sungai Kalimas.
b. Keberadaan Air Asin
Pertemuan antara air sungai (tawar) dengan air taut (asin) di Sungai Kalimas,
sebenarnya berada di Kawasan Kayoon (terdapat pintu air). Namun karena
daya dorong air tawar terhadap air taut di kawasan tersebut menyebabkan
terjadinya kondisi seperti berikut : air Sungai Kalimas yang tawar dapat
dirasakan mulai Ujung selatan (kawasan Ngagel) sampai kawasan Monkasel.
Air Sungai yang mulai terasa asin berada di alur antara Monkasel sampai
Peneleh. Air Payau terdapat mulai kawasan Peneleh sampai kawasan
Jembatan Merah atau Jembatan Petekan. Sedangkan air sungai yang benar-
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
23
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
benar berupa air laut (asin) berada di kawasan mulai Jembatan Petekan
hingga ke laut.
c. Endapan atau Lumpur di Sungai
Secara umum pada semua area atau alur Sungai Kalimas terdapat lumpur.
Endapan atau Iumpur yang berada di Sungai Kalimas rata-rata memiliki
kedalaman sekitar 1 meter. Sumber lumpur tersebut selain karena karakter
fisik Sungai Kalimas, juga berasal dari Sungai Surabaya dan Saluran Drainase
kota ( Iewat saluran Darmo dan Saluran Dinoyo).
d. Lingkungan kumuh
Beberapa kawasan di sekitar atau di tepian Sungai Kalimas, yang kondisinya
kumuh adalah di kawasan Dinoyo, Gemblongan, sekitar Akhmad Jais, dan di
kawasan utara. Kekumuhan tersebut di samping berupa fisik bangunan
rumah yang tidak permanen (seadanya), ukuran bangunan yang kecil,
kepadatan bangunan yang tinggi, juga bangunan tersebut dibangun di atas
badan air dengan buangan rumah tangga yang langsung ke badan air.
Fungsi utama Sungai Kalimas pada saat ini adalah sebagai tempat
pembuangan air dari saluran drainase yang ada di wilayah kota Surabaya,
terutama yang berada di bagian tengah. Penggunaan air sungai sebagai
sumber air baku relatif tidak besar, yaitu oleh kegiatan industri di kawasan
Ngagel (IGLAS) dan untuk kegiatan di Kawasan Perak (Pelindo).
2. Sungai Surabaya
Sungai Surabaya sebagai salah satu dari tiga sungai yang mengalir di Kota
Surabaya merupakan sumber daya alam dengan potensi air tawar cukup besar.
Saat ini, Sungai Surabaya mulai memperlihatkan indikasi adanya tekanan yang
berlebihan terhadap ekosistemnya. Tentu saja akibat pemanfaatan yang tidak
mengedepankan konsep keberlanjutan. Bantaran Sungai Surabaya juga telah
beralih ke sejumlah fungsi lahan. Mulai dari permukiman padat, sampai ratusan
industri berskala kecil sampai besar.
Sungai Surabaya yang mengalir dari DAM Mlirip Mojokerto sampai DAM Jagir
Surabaya, sepanjang 41 km, berperan panting bagi kehidupan masyarakat,
khususnya yang tinggal di Kota Surabaya. Ini disebabkan air Sungai Surabaya
merupakan pasokan utama sumber air baku PDAM yang melayani Iebih dari tiga
juta penduduk Surabaya. Tidak hanya itu, Sungai Surabaya juga memberikan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
24
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
peranan panting bagi masyarakat yang tinggal di bantarannya, termasuk
masyarakat industri yang memanfaatkan air sungai sebagai salah satu komponen
dalam proses produksinya. Saat tekanan terhadap Sungai Surabaya oleh
keberadaan berbagai Iimbah kegiatan yang ada di bantaran dan hulunya makin
meningkat, maka dapat dipastikan kesehatan masyarakat Surabaya sebagai
pengkonsumsinya pun akan terancam.
Disinyalir saat ini, terdapat Iebih dari 250 industri pada DAS Brantas, yang salah
satu subnya adalah Sungai Surabaya. Besarnya jumlah industri ini,
mengilustrasikan betapa besar tekanan terhadap Sungai Surabaya. Sementara itu,
tidak banyak industri yang dilengkapi fasilitas pengolah Iimbah memadai, sehingga
memanfaatkan Sungai Surabaya sebagai tempat membuang Iimbahnya.
3. Sungai Wonokromo
Sungai Wonokromo merupakan salah satu anak Sungai Brantas yang mengalir di
Kota Surabaya, terletak di sepanjang JI. Jagir Wonokromo. Jaman dahulu, konon
Sungai Wonokromo berair jernih, sehingga banyak juga dimanfaatkan masyarakat
untuk MCK, atau sekedar berenang. Namun sayang, akibat pencemaran air Sungai
Wonokromo berwarna keruh, dan saat ini Pemerintah Kota Surabaya telah
memulai membersihkan Sungai Wonokromo. Di sungai ini juga terdapat Pintu Air
peninggalan Penjajah Belanda yang saat ini masih dipergunakan untuk pengaturan
debit air Sungai Wonokromo. Letak pintu air tersebut tepat di sebelah Stasiun
Kereta Api Wonokromo dan PDAM Surabaya. Air dari Sungai Wonokromo juga
diolah menjadi Air PDAM dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air
bersih warga Surabaya.
2.10. Klimatologi
Kondisi klimatologi Kota Surabaya secara makro memiliki kesamaan dengan beberapa
wilayah lain di Indonesia yang berada di bagian selatan garis katulistiwa. Iklim di wilayah
ini dipengaruhi oleh perbedaan yang signifikan antara musim hujan dan kemarau.
Musim hujan berlangsung antara bulan November sampai April dan musim kemarau
berlangsung antara bulan Mei dan Oktober. Bulan November sampai Februari, musim
angin dari utara menjadi sebab naiknya curah hujan tinggi selama musim hujan. Angin
pasat dari arah tenggara membawa udara yang lebih dingin dari Australia selama musim
kemarau.
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
25
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Data klimatologi di Kota Surabaya diperoleh dari 3 sumber Stasiun Meteorologi dan
Geofisika, dengan kepentingan yang berbeda yaitu (lihat Tabel 2.6) :
1. Stasiun Perak I di Jl. Tanjung Sadari difungsikan untuk mengetahui pengaruh cuaca
di daratan Surabaya Utara;
2. Stasiun Perak II di Jl. Kalimas Baru difungsikan untuk mengetahui cuaca laut untuk
kepentingan dunia pelayaran;
3. Stasiun Juanda yang memberikan informasi keadaan cuaca di daratan Surabaya
Tenggara, khususnya untuk kepentingan dunia penerbangan.
Tabel 2.6.Kondisi Klimatologi Kota Surabaya
JENISSTASIUN
Perak I Perak II Juanda
1. Kelembaban (%) Rata-rata : 44% - 96%. Maks. : 99% (Januari) Min. : 31% (Oktober)
Rata-rata : 54% - 86%. Maks. : 90% (Pebruari-
April, dan Desember) Min. : 43%
(September)
Rata-rata : 44% - 97%.
Maks. : 97% (Pebruari-April, Juli, dan Desember)
Min. : 23% (Nopember)
2. Tekanan Udara (Mbs)
Rata-rata : 930,4 – 1014,1
Maks. : 1015,2 (September)
Min. : 1002,5 (Desember)
Rata-rata : 1007,9 – 1011,7
Maks. : 1013,2 (Agusuts)
Min. : 1006,1 (Desember)
Rata-rata : 1007,9 – 1012,6
Maks. : 1032,2 (Agusuts)
Min. : 1005 (Desember)
3. Temperatur (ºC)
Rata-rata : 22,7 – 34,9. Maks. : 36,8
(Nopember) Min. : 20,2 (Juli)
Rata-rata : 25,3 – 33,6.
Maks. : 35,1 (Nopember)
Min. : 23,8 (Agustus)
Rata-rata : 22,2 – 34.
Maks. : 35,3 (Oktober - Nopember)
Min. : 19,8 (Agustus)
4. Penyinaran Matahari (%)
Rata-rata : 76% Maks. : 95%
(September) Min. : 46% (Maret)
Rata-rata : 74% Maks. : 95% (Agustus) Min. : 41%
(Desember)
Rata-rata : 69,5%
Maks. : 96,8% (Agustus)
Min. : 4,3% (April)
5. Curah Hujan (mm)
Rata-rata : 114 Maks. : 341 (Desember) Min. : 0 (September)
Rata-rata : 152 Maks. : 315,1
(Pebruari) Min. : 0 (September)
Rata-rata : 126,3 Maks. : 517,4
(Pebruari) Min. : 0 (Agustus
- September)
6. Hari Hujan (hari) Rata-rata : 12 Maks. : 26 (Desember) Min. : 0 (September)
Rata-rata : 13 Maks. : 27 (Desember) Min. : 0 (September)
Rata-rata : 9,2 Maks. : 25
(Maret) Min. : 0 (Agustus
- September)7. Angin :
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
26
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
ArahBarat daya (Januari-Maret) ke Timur (April-Desember)
Timur laut kecuali pada bulan April arahnya ke Utara
Timur kecuali pada bulan Pebruari dan desember ke arah Barat.
Kecepatan Rata-Rata (Knot)
Rata-rata : 6 Maks. : 7 (Juli - Agustus) Min. : 4 (April &
Desember)
Rata-rata : 3 Maks. : 4 (Juli -
Oktober) Min. : 2 (Pebruari,
April, Nopember & Desember)
Rata-rata : 6 Maks. : 7 (Juli -
Agustus) Min. : 4 (April &
Desember)
8. Penguapan Panci Terbuka
Rata-rata : 148,1 Maks. : 201,6 (Oktober) Min. : 110,9 (Pebruari)
Sumber : Surabaya Dalam Angka Tahun 2008, BPS.
2.11. Kawasan Budidaya
Kawasan Budidaya berdasarkan konsepsi Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang yaitu wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan, Yang termasuk dalam kawasan budi daya adalah kawasan
peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan
pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan,
kawasan peruntukan permukiman, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan
pariwisata, kawasan tempat beribadah, kawasan pendidikan, dan kawasan pertahanan
keamanan. Pola ruang eksisting pada Kawasan Budidaya yang ada di Kota Surabaya
dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Kawasan Pertanian
Kawasan Pertanian yang terdiri dari bidang pertanian tanaman pangan, dan
tersebar di wilayah Surabaya Barat, seperti di Kecamatan Lakarsantri, Pakal,
Sambikerep, dan beberapa wilayah di Surabaya Timur, seperti di Kecamatan
Gununganyar, Tambaksari, Rungkut, serta di beberapa wilayah lainnya, kecuali di
wilayah Surabaya Pusat yang sudah tidak ada kawasan pertaniannya.
2. Kawasan Perikanan
Kawasan Perikanan di wilayah Kota Surabaya terbagi dalam 2 kategori yaitu
Perikanan Darat (perikanan budidaya) dan Perikanan Tangkap (laut). Wilayah yang
menjadi basis kawasan perikanan di Kota Surabaya ini sebagian besar berada di
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
27
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
wilayah Surabaya Utara, Timur dan Barat, meliputi Kecamatan Mulyorejo, Sukolilo,
Bulak, Kenjeran, Krembangan dan Asemrowo.
3. Kawasan Penggaraman
Kebijaksanaan yang ditetapkan untuk kawasan penggaraman adalah
mengalihfungsikan ke penggunaan lahan fungsi yang lainnya terutama untuk
kawasan Pelabuhan. Kawasan tersebut berada di 3 kecamatan yaitu Kecamatan
Benowo, Asemrowo, dan Tandes. Perkembangan fisiknya makin lama makin
menyusut. Perkembangan kawasan industri yang pesat di sekitar wilayah tersebut
menjadikan kawasan penggaraman banyak yang beralih fungsi menjadi kawasan
industri.
4. Kawasan Perindustrian
Kawasan Perindustrian untuk Kota Surabaya terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu :
1. Kawasan Industri, yang terdiri dari Industrial Estate dan Komplek Industri.
Kawasan ini tersebar di beberapa wilayah yaitu :
a. Surabaya Utara yaitu kawasan industri strategis berupa industri
perkapalan (PT. PAL) yang terletak di Kawasan Pelabuhan;
b. Surabaya Timur, di PT. SIER (Kecamatan Rungkut, Tenggilis Mejoyo,
dan Gununganyar);
c. Surabaya Selatan, di kompleks industri Warugunung Kecamatan
Karangpilang;
d. Surabaya Barat, seperti di kompleks industri Margomulyo (Kecamatan
Tandes);
2. Industri Non Kawasan, kawasan ini merupakan kegiatan Industri Individu
dan Sentra-sentra Industri, berupa industri kecil yang dapat dikembangkan
di wilayah permukiman dan sentra-sentra industri pinggiran kota yang
meliputi industri pangan dan sandang, mebel kayu, rotan, barang-barang
elektronika serta barang yang mempunyai nilai seni;
Kawasan industri ini terhampar di sekitar 1.915,90 Ha di Kota Surabaya, dan
terkonsentrasi di wilayah Surabaya Barat (68,47%), khususnya di Kecamatan
Asemrowo dan Benowo.
5. Kawasan Perumahan
Kawasan Perumahan adalah kawasan yang pemanfaatannya untuk perumahan
dan berfungsi sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan sarana dan
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
28
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
prasarana lingkungan. Jenis perumahan yang terdapat di Kota Surabaya dapat
diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu :
1. Perumahan Formal yaitu jenis perumahan yang didirikan oleh pengembang
dan/atau pemerintah;
2. Perumahan Informal adalah perumahan yang dibangun dengan swadaya
masyarakat seperti rumah perkampungan;
Kawasan perumahan ini terhampar di sekitar 13.185,14 Ha di seluruh wilayah Kota
Surabaya (lihat Tabel 2.7), dengan konsentrasi utamanya terdapat di wilayah
Surabaya Timur, khususnya di Kecamatan Mulyorejo (806,01 Ha).
6. Kawasan Perdagangan
Kawasan Perdagangan di Kota Surabaya memiliki karakteristik antara lain :
1. Perdagangan dengan skala pelayanan regional dan kota yang lebih dikenal
dengan Central Bussiness District (CBD), antara lain berada di Kembang
Jepun, Pabean Cantikan, Kapasan, Slompretan, Bubutan, Tegalsari dan
Genteng. Pusat kegiatan perdagangan grosir dengan tingkat pelayanan
regional terletak di Kembang Jepun, Pabean Cantikan, Kapasan dan
Slompretan yang dapat disebut sebagai Old CBD karena kawasan tersebut
secara historis memiliki fungsi dan kegiatan yang sama. Sedangkan kegiatan
perdagangan di Bubutan, Genteng, Tegalsari yang merupakan perluasan Old
CBD yang akan diarahkan untuk pengembangan skala pelayanan kota dan
kegiatan campuran (Mixed Use). Jenis perdagangan yang akan
dikembangkan pada kawasan ini adalah kegiatan perdagangan yang sifatnya
campuran antara perdagangan grosir dan campuran;
2. Kawasan perdagangan baru yang juga termasuk sebagai Central Bussiness
District (CBD) dengan skala kota, seperti di kawasan Mayjen Sungkono,
kawasan segi delapan Darmo, kawasan Kaliasin, kawasan Kertajaya,
kawasan Wonokromo, kawasan Kutisari, dan kawasan Mulyorejo;
3. Pusat-pusat perdagangan yang spesifik dan bersifat tradisional yang menjadi
“ciri khas” Kota Surabaya, di antaranya pasar Pabean, pasar Blauran dan
kawasan perdagangan onderdil kendaraan bermotor di Kedungdoro.
Kawasan diharapkan agar tetap dipertahankan karena memiliki karakteristik
khusus tersebut;
7. Kawasan Jasa
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
29
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Kawasan Jasa pada prinsipnya merupakan pendukung kegiatan-kegiatan fungsi
yang lainnya, terutama dengan kegiatan fungsi perdagangan sehingga sangat sulit
membedakan kegiatan jasa dengan kegiatan perdagangan. Kawasan jasa utama,
seperti perkantoran, di CBD, di Sub City Center (SCC) baik yang ada di wilayah
Barat maupun Timur. Kawasan jasa utama perkantoran tersebut juga terdapat di
jalan-jalan utama kota seperti misalnya di sepanjang Jl. Diponegoro, Jl. Darmo, Jl.
Urip Sumoharjo, Jl. Basuki Rahmat, Jl. Pemuda, Jl.Panglima Sudirman. Sedangkan
untuk kegiatan jasa lainnya menyebar di pusat-pusat unit pelayanan kota (pusat
unit distrik dan pusat unit lingkungan).
8. Kawasan Fasilitas Umum (Fasum)
Kawasan Fasilitas Umum merupakan kawasan yang berfungsi untuk menunjang
aktivitas masyarakat dalam kegiatan sehari-hari, seperti beribadah, sekolah,
pelayanan kesehatan, olah raga, dan sebagainya. Beberapa fasilitas yang termasuk
dalam kategori fasilitas umum (fasum) di Kota Surabaya ini terdiri dari :
1. Fasilitas Kesehatan, untuk skala lingkungan antara lain berupa rumah
bersalin, apotek, tempat praktek dokter, klinik dan bidan. Selain itu, juga
terdapat fasilitas kesehatan yang memiliki tingkat pelayanan regional
sampai nasional, seperti Rumah Sakit Haji, Rumah Sakit Husada Utama,
Rumah Sakit Dr.Sutomo dan lain-lain.
2. Fasilitas Pendidikan, merupakan pemanfaatan ruang untuk kebutuhan
pelayanan pendidikan masyarakat disegala usia, mulai dari Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) sampai dengan Perguruan Tinggi dan Akademi. Kondisi
fasilitas pendidikan di Kota Surabaya ini memungkinkan untuk tingkat
pelayanan skala lingkungan sampai dengan nasional, seperti keberadaan
Perguruan Tinggi Negeri Univeristas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Negeri Surabaya dan beberapa
Perguruan Tinggi Swasta terkemuka lainnya (Tabel 2.8).
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
30
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
31
I Surabaya Pusat
1 Tegalsari 260.24 18.37 41.08 0 92.8 4.44 0 20.39 0 3.21 443.74
2 Genteng 96.81 37.69 116.26 0 136.38 5.45 0 25.98 0 0 418.57
3 Bubutan 90.09 16.55 69.31 0 192.22 4.01 0 31.65 0 0 403.83
4 Simokerto 144.68 10.59 41.02 0 34.31 0.9 0 14.64 0 0 246.13
II Surabaya Utara
1 Pabean Cantikan 449.84 75.92 55.17 6.37 3.89 3.09 65.11 12.12 0 0 671.51
2 Semampir 253.31 8.84 17.72 67.08 104.04 49.67 0 31.06 0 144.99 1021.7
3 Krembangan 261.85 30.92 30.74 31.55 103.71 21.86 76.41 24.22 89.17 230.89 1132.21
4 Kenjeran 359.8 16.5 8.3 25.5 50.6 14.8 177.9 78.53 0 0 731.93
5 Bulak 229.3 89.2 87.1 7.5 56.1 8.2 84.2 41.92 0 0 603.52
III Surabaya Timur
1 Tambaksari 694.64 45.5 22.37 66.42 50.06 6.95 0 41.22 0 0 927.16
2 Gubeng 587.6 86.9 55.93 2.82 4.76 3.2 0 19.58 0 0 760.79
3 Rungkut 735.11 42.35 26.72 72.67 149.03 16.97 315.53 761.2 0 0 2119.58
4 Tenggilis Mejoyo 315.22 8.63 14.25 90.94 103.74 15.56 0 37.8 0 0 586.13
5 Gunung Anyar 289.99 16.84 4.09 66.39 64.66 7.01 251.51 504.93 0 0 1205.44
6 Sukolilo 720.35 87.27 23.52 0 153.68 70.2 227.1 1078.12 7.63 1.45 2370.77
7 Mulyorejo 806.01 131.66 42.12 7.28 147.23 5.7 47.15 397.14 0 0 1584.3
IV Surabaya Selatan
1 Sawahan 449.87 75.92 55.17 1.37 3.89 3.09 65.11 72.26 0 0 726.68
2 Wonokromo 534.56 72.56 90.04 17.22 70.96 13.72 0 18.59 0 0 817.64
3 Karangpilang 383.25 34.43 3.59 109.54 90.5 8.5 0 92.33 2.17 89.33 902.97
4 Dukuh Pakis 489.03 21.22 101.93 0 201.25 5.8 0 25.67 0 65.96 976.82
5 Wiyung 655.68 8.33 8.81 5.04 184.9 41.02 0 306.41 0.7 0 1210.89
6 Wonocolo 474.52 34.09 18.12 5.79 116.37 10.31 0 51.65 0 0 710.85
7 Gayungan 337.36 68.55 3.2 6.03 66.2 7.9 0 48.02 0 0 537.25
8 Jambangan 296.59 30.06 1.59 6.16 0 0 0 34.48 0 0 368.89
V Surabaya Barat
1 Tandes 290.75 9.61 43.69 12.62 6.87 6.9 930.24 18.82 1.39 0 1320.9
2 Sukomanunggal 270.73 2.89 20.77 130.98 80.29 7.97 240 54.63 0 50.09 908.44
3 Asemrowo 245.52 10.35 11.45 930.85 30.8 2.1 241.15 11.98 0 0 1484.2
4 Benowo 630.91 18.73 86.51 232.09 58.9 1.86 1161.87 457.16 1.41 0 2649.44
5 Lakarsantri 793.41 5.76 18.18 4 76.9 7.98 0 981.41 20.81 0 1908.44
6 Pakal 512.59 12.7 4.94 5.24 57.8 2.98 677.97 430.66 0.99 0 1705.87
7 Sambikerep 525.52 0.72 0 5 65.7 3.68 0 982.08 8.68 0 1591.39
13185.14 1129.66 1123.68 1916.45 2558.54 361.83 4561.26 6706.64 132.96 585.92 33048
* RTH : Mangrove, Pertanian, Makam, Sempadan Sungai, Lapangan dan Taman (Hutan Kota) Sumber : RTRW Kota Surabaya Tahun 2008
Tambak RTH *Bozem dan
TelagaMiliter
TOTAL
No Kecamatan
Luas Lahan (Ha)
TotalPerumahan
Fasilitas Umum
Komersial Industri Jalan Sungai
Tab
el 2.7
.P
ola
Ru
an
g D
ara
tan
Kota
Su
rab
aya T
ah
un
2009
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
3. Fasilitas Perkantoran, yang pada umumnya diutamakan untuk pelayanan
administrasi pemerintahan. Kota Surabaya yang juga berfungsi sebagai
ibukota provinsi maka penyediaan fasilitas perkantoran bukan hanya untuk
kebutuhan skala kota saja melainkan untuk kebutuhan skala regional, yang
konsentrasinya sebagai berikut :
a. Skala Kota, terkonsentrasi di Kawasan Pemerintah Kota Surabaya di Jl.
Jimerto;
b. Skala Regional, terpusat di dua kawasan yaitu di kompleks Kantor
Gubernur Jawa Timur di Jl. Pahlawan dan Kantor Dinas Provinsi dan
Kantor Wilayah (Perwakilan Pusat) di Jl. Gayung Kebonsari dan Jl.
Ahmad Yani;
4. Fasilitas Peribadatan, berupa masjid, mushola/langgar, gereja, vihara,
klenteng, dengan skala pelayanan tingkat kota sampai dengan lingkungan
yang penyebarannya tersebar di sekitar kawasan permukiman;
Tabel 2.8.Perkembangan Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kota Surabaya
JENIS / TINGKAT PENDIDIKANSTATUS
JUMLAHNegeri Swasta
1. Taman Kanak - Kanak (TK) 1.250
2. Sekolah Dasar (SD) : 687 512 1.250
a. Sekolah Dasar (SD) 685 379 1.064b. Madarasah Ibtidaiyah (MI) 2 133 135
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) : 43 381 424
a. Sekolah Menengah Pertama (SMP) 39 354 393b. Madarasah Tsanawiyah (MTs) 4 27 31
4. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) : 31 185 216
a. Sekolah Menengah Atas (SMA) 30 182 212b. Madarasah Aliyah (MA) 1 3 4
5. Perguruan Tinggi : 5 29 34
a. Universitas 3 25 28b. Institut 2 4 6c. Sekolah Tinggi 31 31d. Akademi 11 11e. Politeknik 3 3
Sumber : Surabaya Dalam Angka Tahun 2008, BPS.
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
32
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
5. Fasilitas Peribadatan, berupa masjid, mushola/langgar, gereja, vihara,
klenteng, dengan skala pelayanan tingkat kota sampai dengan lingkungan
yang penyebarannya tersebar di sekitar kawasan permukiman;
6. Bangunan Umum, berupa gedung pertemuan, gedung serba guna, gedung
kesenian, gedung pertunjukan, pos keamanan, pos pemadam kebakaran
dan lainnya, dengan skala pelayanan tingkat kota sampai dengan lingkungan
yang penyebarannya tersebar di sekitar kawasan permukiman;
7. Fasilitas Olah Raga, meliputi fasilitas olah raga ruang tertutup (berupa GOR)
dan ruang terbuka/out door (lapangan) yang di antaranya digunakan untuk
jenis olah raga bola volley, tenis lapangan, bulu tangkis, renang, basket,
sepak bola dan lainnya. Skala pelayanannya dari tingkat kota sampai dengan
lingkungan yang penyebarannya tersebar di sekitar kawasan permukiman.
9. Kawasan Khusus
Kawasan Khusus kawasan ini memiliki fungsinya yang khusus dan mempunyai arti
penting pada suatu wilayah tertentu. Keberadaan kawasan ini di Kota Surabaya
antara lain berupa :
1. Kawasan Militer, yang keberadaan dikaitkan dengan kepentingan militer
(TNI), seperti di Pangkalan Armatim TNI AL di Ujung - Tanjung Perak
Surabaya, berikut pengembangan kawasan pelabuhan Tanjung Perak dan
Industri PT. PAL. Disamping itu juga terdapat kawasan di Kecamatan
Karangpilang;
2. Kawasan Pelabuhan, yaitu di pelabuhan Tanjung Perak. Kawasan ini
termasuk sebagai kawasan khusus karena besarnya peran dan fungsi
Pelabuhan Tanjung Perak sebagai pintu gerbang arus keluar masuknya
barang dan orang dari dan ke Surabaya dengan daerah lain dalam skala
Regional, Nasional dan Internasional;
3. Kawasan Industri Strategis, yaitu di sekitar PT.PAL (Ujung - Tanjung Perak)
yang merupakan industri galangan kapal di Surabaya. Keberadaannya
dianggap penting karena sangat berperan dalam mendukung fungsi kegiatan
Maritim.
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
33
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
2.12. Kawasan Lindung
Konsepsi Kawasan Lindung, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 26
tahun 2007 tentang Penataan Ruang yaitu :
1. Kawasan yang memberikan pelindungan kawasan bawahannya, antara lain,
kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, dan kawasan resapan air;
2. Kawasan perlindungan setempat, antara lain, sempadan pantai, sempadan sungai,
kawasan sekitar danau/waduk, dan kawasan sekitar mata air;
3. Kawasan suaka alam dan cagar budaya, antara lain, kawasan suaka alam, kawasan
suaka alam laut dan perairan lainnya, kawasan pantai berhutan bakau, taman
nasional, taman hutan raya, taman wisata alam, cagar alam, suaka margasatwa,
serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;
4. Kawasan rawan bencana alam, antara lain, kawasan rawan letusan gunung berapi,
kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan
gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir; dan
5. Kawasan lindung lainnya, misalnya taman buru, cagar biosfer, kawasan
perlindungan plasma nutfah, kawasan pengungsian satwa, dan terumbu karang.
Kawasan lindung di Kota Surabaya meliputi Ruang Terbuka Hijau (RTH) sesuai dengan
ketentuan dan arahan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 1 tahun 2007
tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (RTHKP), antara lain berupa :
Ruang terbuka hijau yang berupa taman kota diantaranya adalah taman Tugu Pahlawan,
Taman Surya, Taman Bungkul, Taman Mayangkara, taman di bunderan jalan tol dan lain-
lain, sedangkan yang berupa taman lingkungan diantaranya adalah Taman Barunawati,
taman/kebun bibit Bratang, taman-taman di lingkungan perumahan real estate,
dilingkungan perkampungan dan lain-lain;
1. Ruang terbuka hijau yang berupa lapangan olahraga diantaranya adalah lapangan
Hayam Wuruk, lapangan Brawijaya, lapangan Bogowonto, lapangan hoki
Darmawangsa, lapangan Tambaksari, Lapangan Flores, Lapangan Golf dan lain-
lain.
2. Ruang terbuka hijau dalam wujud kawasan pemakaman, terdiri dari pemakaman
umum dan Taman Makam Pahlawan. Taman Makam Pahlawan (TMP) di Surabaya
luas totalnya sekitar 21,80 Ha dan tersebar pada 3 lokasi (Jl. Mayjen Sungkono,
Kusuma Bangsa dan Ngagel).
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
34
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Agar lebih jelasnya pada ruang daratan Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 2.9 dan
Gambar 2.6.
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
35
Tab
el 2.1
0.
Klas
ifika
si R
uang
Ter
buka
Hija
u Ko
ta S
urab
aya
Tahu
n 20
08NO JENIS LUAS (HA)
PERSENTASE THD LUAS WILAYAH
PENGELOLA KONDISI JENIS VEGETASI UTAMA PERATURAN PER-UU (PERDA, SK, DLL) KETERANGAN
1 Taman, JH 377,43 1,14 Pemerintah Kota Surabaya Baiksemak hias, perdu semak, pohon pelindung kayu-kayuan, pohon pelindung produktif, dan palem-paleman
Perda Kota Surabaya No.7 Tahun 2002 tentang pengelolaan RTH
2 Telaga 47,91 0,14 Pemerintah Kota Surabaya Baiksemak hias, perdu semak, pohon pelindung kayu-kayuan, pohon pelindung produktif, dan palem-paleman
Perda Kota Surabaya No.7 Tahun 2002 tentang pengelolaan RTH;Peraturan Walikota Surabaya No. 49 tahun 2008 tentang Penyerahan Fasum dan Fasos
3 Urban Farming, kawasan pertanian 190,66 0,58 Pemerintah Kota Surabaya Baikpohon pelindung kayu-kayuan, pohon pelindung produktif, dan palem-paleman
Perda Kota Surabaya No.7 Tahun 2002 tentang pengelolaan RTH
4 Kebun Binatang 15,35 0,05 Pemerintah Kota Surabaya Baiksemak hias, perdu semak, pohon pelindung kayu-kayuan, pohon pelindung produktif dan palem-paleman
Perda Kota Surabaya No.7 Tahun 2002 tentang pengelolaan RTH
5 Pemakaman umum 52,98 0,16 Pemerintah Kota Surabaya Baik pohon pelindung kayu-kayuanPerda Kota Surabaya No.7 Tahun 2002 tentang pengelolaan RTH
6 Lapangan dan Stadion 113,62 0,34 Pemerintah Kota Surabaya Baik rerumputanPerda Kota Surabaya No.7 Tahun 2002 tentang pengelolaan RTH
7 RTH dari Fasum dan Fasos 107,64 0,33 Pemerintah Kota Surabaya Baik palawija dan hortikultura.Perda Kota Surabaya No.7 Tahun 2002 tentang pengelolaan RTH
8 TPA dan Ex TPA 78,00 0,24 Pemerintah Kota Surabaya Baik perdu semakPerda Kota Surabaya No.7 Tahun 2002 tentang pengelolaan RTH
9 Saluran dan bantaran Kali 249,37 0,75 Pemerintah Kota Surabaya Baik pohon pelindung kayu kayuan, mangrove/bakau Perda No. 3 tahun 2007 tentang RTRW Surabaya
10 BOEZEM 132,96 0,40 Propinsi Jawa Timur Baiksemak hias, perdu semak, pohon pelindung kayu-kayuan, pohon pelindung produktif dan palem-paleman
Boezem Morokrembangan
11 Buffer Zone Jalan Tol, Interchange 62,34 0,19 Pemerintah Kota Surabaya Baiksemak hias, perdu semak, pohon pelindung kayu-kayuan, pohon pelindung produktif dan palem-paleman
Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah No.380/KPTS/M/2004 ttg Perubahan Batas Garis Sempadan Pada Sebagian Sungai Kali Surabaya di Kota Surabaya
12 Buffer Industri 263,30 0,80 Pemerintah Kota Surabaya Baiksemak hias, perdu semak dan pohon pelindung kayu-kayuan
13 Kawasan Konservasi 5.139,43 15,55 ITS, Unair dan Unesa Baiksemak hias, pohon pelindung kayu-kayuan, semak perdu, dan palem-paleman
Perda Kota Surabaya No.7 Tahun 2002 tentang pengelolaan RTH
TOTAL 6.831,00 20,67
Catatan : Luas Kota Surabaya : 33.048,00 HaSumber : Bappeko Kota Surabaya, 2009.
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
36
Gam
bar
2.6
.P
ola
Ru
an
g W
ilayah
Kota
Su
rab
aya T
ah
un
2009
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
2.13. PROFIL EKONOMI
2.13.1. Struktur Ekonomi
Salah satu indikator perkembangan kondisi struktur perekonomian suatu wilayah, yaitu
PDRB, APBD, PAD, dan Pertumbuhan Ekonomi wilayah tersebut. Hal tersebut akan
diuraikan sebagai berikut :
A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu cerminan dari
tingkat kesejahteraan masyarakat suatu wilayah. Semakin besar PDRB suatu
wilayah maka semakin tinggi tingkat kemajuan pembangunan di wilayah tersebut.
Dengan kata lain, indikator PDRB ini merupakan refleksi dari daya beli penduduk
suatu kota.
Indikator PDRB tersebut merupakan penilaian semua produk barang dan jasa yang
dihasilkan berdasarkan harga-harga pada suatu acuan waktu tertentu, misalnya
harga tahun tertentu dan harga pasar pada saat itu. Jika berdasarkan harga pasar,
maka disebut PDRB atas dasar harga berlaku, sedangkan jika berdasarkan harga
tahun tertentu maka disebut PDRB atas dasar harga konstan.
PDRB atas harga berlaku penilaiannya dilakukan terhadap biaya antara yang
digunakan. Pada umumnya, PDRB atas harga berlaku digunakan untuk mengukur
besaran pendapatan per kapita dan perubahan struktur ekonomi suatu wilayah.
Sedangkan, PDRB atas dasar harga konstan mencerminkan perubahan riil tanpa
dipengaruhi perubahan harga. Hal ini digunakan untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah. Gambaran tentang kondisi dan laju perkembangan PDRB
di Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 2.10. dan Gambar 2.7.
Tabel tersebut menunjukkan bahwa PDRB atas dasar harga belaku (ADHB) Kota
Surabaya Tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 11,91% dari tahun 2006,
sedangkan untuk PDRB atas dasar harga konstan 2000 (ADHK) mengalami
peningkatan sebesar 5,93%. Pada tabel tersebut juga menunjukkan bahwa Sektor
Perdagangan, Hotel, dan Restoran memberikan kontribusi yang dominan
dibanding sektor lainnya. Di samping itu, sektor Industri dan Pengolahan, serta
Pengangkutan dan Komunikasi juga ikut memberi kontribusi yang cukup besar
bagi PDRB kota Surabaya.
Tabel 2.11.
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
37
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Perkembangan PDRB Kota Surabaya Tahun 2006 - 2008
Gambar 2.7.Grafik Perkembangan PDRB Kota Surabaya Tahun 2006 - 2008
Selain daripada itu, pendapatan perkapita suatu daerah dapat ditunjukkan dari
besarnya PDRB setelah dibagi dengan jumlah penduduk suatu wilayah pada tahun
tertentu. Besar kecilnya nilai pendapatan perkapita akan menunjukan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
38
Sumber : Surabaya Dalam Angka Tahun 2009, BPS.
Tahun 2006*) Tahun 2007**) Tahun 2008**) Tahun 2006*) Tahun 2007**) Tahun 2008**)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 145.48 145.01 153.00 90.90 83.22 76.80
2. Pertambangan dan Penggalian 9.24 8.35 9.61 6.78 6.01 6.10
3. Industri dan Pengolahan 34,538.94 38,699.28 44,045.82 19,054.52 19,920.32 20,702.81
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 3,529.00 4,635.41 5,836.21 1,678.19 2,053.05 2,160.36
5. Bangunan / Konstruksi 8,256.90 8,294.58 9,631.01 4,672.28 4,586.80 4,746.18
6. Perdagangan, Hotel, dan Restauran 41,754.61 48,750.05 58,541.38 22,943.47 24,865.51 27,193.09
7. Pengangkutan dan Komunikasi 10,187.85 11,104.05 12,501.65 6,437.88 6,798.60 7,114.36
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 6,733.65 7,700.42 8,864.37 4,162.78 4,466.21 4,715.25
9. Jasa - jasa 7,771.74 8,860.54 10,209.57 4,631.55 4,916.11 5,198.86
112,927.41 128,197.69 149,792.62 63,678.35 67,695.83 71,913.82
11.91 14.42 5.93 5.87
6.33 7.77 3.06 3.02 Sumber : Surabaya Dalam Angka Tahun 2009, BPS, diolah.
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta Rp.)
JUMLAH
PERTUMBUHAN (%)
LAJU PERTUMBUHAN (%)
S E K T O RAtas Dasar Harga Berlaku (juta Rp.)
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
kemakmuran suatu daerah. Artinya semakin besar pendapatan perkapita
menunjukan semakin makmur atau sejahtera masyarakatnya.
Pada umumnya indikator pendapatan regional per kapita dapat disajikan atas
dasar harga berlaku, dengan konsekuensi bahwa data tersebut masih
mengandung faktor inflasi atau PDRB atas dasar harga Konstan dengan
menentukan tahun dasar/indeks perhitungan yang dalam kondisi yang paling
dianggap normal. Pendapatan regional per kapita penduduk Kota Surabaya dapat
dilihat pada Tabel 2.11. berikut ini :
Tabel 2.11.Agregat PDRB Kota Surabaya Tahun 2006 - 2008
Tahun 2006*) Tahun 2007*) Tahun 2008**) Tahun 2006*) Tahun 2007*) Tahun 2008**)
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) (juta Rp.) 112,926,943.70 123,792,042.19 149,792,615.45 63,678,350.30 67,538,907.46 71,913,820.46
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita (ribu Rp.) 41,563.54 45,562.50 54,404.14 23,437.26 24,858.15 26,118.84
3. Pendapatan Netto Terhadap Luar 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
4. Produk Regional Bruto (juta RP.) 112,926,943.70 123,792,042.19 149,792,615.45 63,678,350.30 67,538,907.46 71,913,820.46
5. Produk Regional Bruto Per Kapita (ribu Rp.) 34,805.74 38,804.70 54,404.14 23,437.26 24,858.15 26,118.84
6. Pendapatan Regional 94,566,188.85 105,431,285.34 129,256,047.87 52,049,537.52 55,910,092.68 59,882,638.30
7. Produk Regional Per Kapita (ribu Rp.) 34,805.74 38,804.70 46,945.34 19,157.19 20,578.09 21,749.16
Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (jiwa) 2,716,971 2,716,972 2,753,331
Sumber : BPS Kota Surabaya
Keterangan : ** Angka Sementara *Angka Diperbaiki
Keterangan : Angka Jumlah Penduduk Berdasarkan Proyeksi Susenas 2006
Atas Dasar Harga BerlakuURAIAN
Atas Dasar Harga Konstan 2000
B. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD)
Perkembangan APBD suatu daerah mencerminkan sampai sejauhmana
kemampuan Pemerintah Daerah dalam mengalokasikan biaya pembangunan
wilayah tersebut berdasarkan pendapatan yang diterima. Alokasi pembiayaan
program pembangunan Kota Surabaya selama tahun 2007 dan 2008 mengalami
peningkatan sebesar 34,40%, dari 5,6 trilyun pada tahun 2007 menjadi 7,5 trilyun
di tahun 2008. Namun, tidak semua anggaran tersebut dapat terealisasi secara
sempurna. Pada tahun 2007, realisasinya hanya sekitar 27,75%, sedangkan tahun
2008 sekitar 26,78% (lihat Tabel 2.12, Tabel 2.13 dan Gambar 2.8).
Tabel 2.12.Rekapitulasi Realisasi APBD Program Pembangunan Kota Surabaya
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
39
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Tahun 2007 - 2008
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
40
JENIS REALISASI APBD PROGRAM PEMBANGUNAN PERTUMBUHAN
Program Non Program Belanja Tidak Langsung & Pembiayaan
% Laju (%)
1. Anggaran (Rp)
a. Tahun 2007 1.773.208.192.833 3.083.711.110.965 752.923.257.910 5.609.842.561.708
b. Tahun 2008 1.794.433.641.681 4.769.310.605.755 976.020.020.065 7.539.764.267.500 34,40 14,68
2. Realisasi (Rp)
a. Tahun 2007 949.132.441.014 - 607.339.649.155 1.556.472.090.169
b. Tahun 2008 1.223.458.742.994 30 795.779.543.434 2.019.238.286.458 29,73 12,94
3. Sisa (Rp)
a. Tahun 2007 824.075.751.819 3.083.711.110.965 145.583.608.755 4.053.370.471.539
b. Tahun 2008 570.974.898.687 4.769.310.605.725 180.240.476.631 5.520.525.981.042 36,20 15,32
4. Prosentase
a. Realisasi 2007 53,53% 0,00% 80,66% 27,75%
b. Realisasi 2008 68,18% 0,00% 81,53% 26,78%
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan, 2008, diolah.
URAIAN TOTAL
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
41
ANGGARAN REALISASI SISA ANGGARAN
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2007 Tahun 2008
(Rp.) (Rp.) Status (%) (Rp.) (Rp.) Status (%) (Rp.) (%) (Rp.) (%)
01 Program Peningkatan Pengawasan & Akuntabilitas Kinerja 10.412.551.401 9.526.075.983 Turun -8,51 7.505.854.173 8.264.505.707 Naik 10,11 2.906.697.228 72,08 1.261.570.276 86,76 02 Program Penataan Kelembagaan & Ketatalaksanaan 61.102.075.629 111.783.543.784 Naik 82,95 45.789.156.070 89.365.756.752 Naik 95,17 15.312.919.559 74,94 22.417.787.032 79,95 03 Program Penyelenggaraan Ketertiban Umum & Ketentraman Masyarakat 22.443.519.321 28.798.594.154 Naik 28,32 17.226.112.155 22.441.484.656 Naik 30,28 5.217.407.166 76,75 6.357.109.498 77,93 04 Program Perencanaan & Pengendalian Pembangunan 18.892.382.996 24.101.475.959 Naik 27,57 15.608.668.768 19.185.039.955 Naik 22,91 3.283.714.228 82,62 4.916.436.004 79,60 05 Program Peningkatan Pelayanan Kependudukan & Pencatatan Sipil 14.037.781.018 13.517.336.184 Turun -3,71 6.990.624.361 9.244.341.069 Naik 32,24 7.047.156.657 49,80 4.272.995.115 68,39 06 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Perizinan 8.026.251.908 4.723.893.579 Turun -41,14 5.417.635.941 3.961.807.245 Turun -26,87 2.608.615.967 67,50 762.086.334 83,87 07 Program Pemberdayaan Sumber Daya Aparatur 104.201.438.458 12.438.097.557 Turun -88,06 75.470.010.500 9.143.429.873 Turun -87,88 28.731.427.958 72,43 3.294.667.684 73,51 08 Program Peningkatan Kinerja Legislatif 28.236.198.389 21.793.140.174 Turun -22,82 13.815.953.165 15.525.733.163 Naik 12,38 14.420.245.224 48,93 6.267.407.011 71,24 09 Program Peningkatan Kapasitas Keuangan Daerah 55.971.059.534 56.130.530.201 Naik 0,28 38.442.307.710 26.845.999.146 Turun -30,17 17.528.751.824 68,68 29.284.531.055 47,83 10 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik 8.163.316.540 37.576.487.192 Naik 360,31 7.490.376.176 29.257.914.817 Naik 290,61 672.940.364 91,76 8.318.572.375 77,86 11 Program Pembangunan & Peningkatan Fasilitas Pemerintah/Gedung Negara 75.297.111.211 23.923.540.921 Turun -68,23 16.459.244.074 19.646.409.778 Naik 19,36 58.837.867.137 21,86 4.277.131.143 82,12 12 Program Penataan Ruang 5.328.296.166 5.402.751.440 Naik 1,40 4.326.299.945 4.777.594.525 Naik 10,43 1.001.996.221 81,19 625.156.915 88,43 13 Program Pengelolaan & Pembangunan Jalan & Jembatan 283.905.531.999 164.462.755.524 Turun -42,07 156.012.038.810 99.748.030.521 Turun -36,06 127.893.493.189 54,95 64.714.725.003 60,65 14 Program Pengelolaan Utilitas Perkotaan 70.216.264.850 71.449.647.192 Naik 1,76 58.751.896.946 66.802.325.780 Naik 13,70 11.464.367.904 83,67 4.647.321.412 93,50 15 Program Pengembangan Transportasi 17.951.933.033 35.870.777.951 Naik 99,82 14.164.343.411 29.834.908.985 Naik 110,63 3.787.589.622 78,90 6.035.868.966 83,17 16 Program Pemanfaatan Teknologi Informasi 6.983.029.021 9.351.638.010 Naik 33,92 6.208.997.080 8.134.385.894 Naik 31,01 774.031.941 88,92 1.217.252.116 86,98 17 Program Pengembangan Koperasi, UMKM, dan Investasi 6.305.552.373 5.877.131.038 Turun -6,79 5.327.040.956 4.469.704.303 Turun -16,09 978.511.417 84,48 1.407.426.735 76,05 18 Program Pengembangan Kelautan, Perikanan & Pertanian 6.785.278.736 8.115.177.562 Naik 19,60 5.723.279.225 7.092.292.237 Naik 23,92 1.061.999.511 84,35 1.022.885.325 87,40 19 Program Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan 3.481.928.904 3.836.108.126 Naik 10,17 2.745.692.056 3.231.528.633 Naik 17,69 736.236.848 78,86 604.579.493 84,24 20 Program Penanggulangan Kemiskinan 9.440.063.722 34.492.378.117 Naik 265,38 6.324.296.484 31.469.353.268 Naik 397,59 3.115.767.238 66,99 3.023.024.849 91,24 21 Program Penanggulangan Masalah Sosial 17.386.564.060 9.091.624.756 Turun -47,71 9.618.182.886 8.024.300.931 Turun -16,57 7.768.381.174 55,32 1.067.323.825 88,26 22 Program Penataan & Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima 1.616.747.220 864.378.520 Turun -46,54 1.215.016.948 732.764.200 Turun -39,69 401.730.272 75,15 131.614.320 84,77 23 Program Pengendalian & Pelestarian Lingkungan Hidup 7.659.531.162 7.048.428.472 Turun -7,98 6.183.941.463 5.892.877.221 Turun -4,71 1.475.589.699 80,74 1.155.551.251 83,61 24 Program Ruang Terbuka Hijau & Pertamanan Kota 31.688.534.956 34.747.506.271 Naik 9,65 25.750.430.438 27.398.654.585 Naik 6,40 5.938.104.518 81,26 7.348.851.686 78,85 25 Program Pengendalian Banjir& Pengamanan Pantai 142.861.220.724 101.375.246.039 Turun -29,04 71.520.442.412 72.999.350.700 Naik 2,07 71.340.778.312 50,06 28.375.895.339 72,01 26 Program Pengelolaan Kebersihan Kota 122.608.423.247 112.058.655.637 Turun -8,60 88.084.579.834 91.872.359.586 Naik 4,30 34.523.843.413 71,84 20.186.296.051 81,99 27 Program Pencegahan & Penanggulangan Kebakaran 23.449.691.387 10.646.083.386 Turun -54,60 6.219.888.418 8.172.810.823 Naik 31,40 17.229.802.969 26,52 2.473.272.563 76,77 28 Program Perumahan & Permukiman 97.477.874.415 71.173.725.196 Turun -26,98 29.960.262.804 49.561.086.630 Naik 65,42 67.517.611.611 30,74 21.612.638.566 69,63 29 Program Penyelenggaraan Pendidikan 215.062.200.310 214.348.490.495 Turun -0,33 109.554.518.609 176.377.727.831 Naik 61,00 105.507.681.701 50,94 37.970.762.664 82,29 30 Program Peningkatan Pembinaan Kepemudaan & Olah Raga 110.866.134.016 299.216.052.175 Naik 169,89 10.245.052.433 92.857.461.079 Naik 806,36 100.621.081.583 9,24 206.358.591.096 31,03 31 Program Penanganan Bidang Kesehatan dan Keluarga Berencana 162.970.391.161 231.876.798.802 Naik 42,28 62.572.024.464 165.023.885.757 Naik 163,73 100.398.366.697 38,39 66.852.913.045 71,17 32 Program Fasilitas Pemantapan Multikultur 1.333.667.851 2.193.936.525 Naik 64,50 1.213.438.370 1.795.409.830 Naik 47,96 120.229.481 90,99 398.526.695 81,84 33 Program Peningkatan Kepariwisataan dan Kebudayaan 10.004.818.709 9.812.391.431 Turun -1,92 7.403.792.949 8.503.968.814 Naik 14,86 2.601.025.760 74,00 1.308.422.617 86,67 34 Program Peningkatan Kualitas Kehidupan & Peran Perempuan serta Kesejahteraan & Perlindungan Anak 11.040.828.407 6.809.243.331 Turun -38,33 9.791.040.980 5.803.538.700 Turun -40,73 1.249.787.427 88,68 1.005.704.631 85,23 00 Non Program (Pendapatan, Uang Persediaan dan UKP) 3.083.711.110.965 4.769.310.605.755 Naik 54,66 - 30 Turun 3.083.711.110.965 - 4.769.310.605.725 0,00 91 Program Belanja Tidak Langsung dan Pembiayaan 752.923.257.910 976.020.020.065 Naik 29,63 607.339.649.155 795.779.543.434 Naik 31,03 145.583.608.755 80,66 180.240.476.631 81,53
T O T A L 5.609.842.561.708 7.539.764.267.500 Naik 34,40 1.556.472.090.169 2.019.238.286.458 Naik 29,73 4.053.370.471.539 27,75 5.520.525.981.042 26,78
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan, 2008.
KETERANGANURAIAN PROGRAMKODE
KETERANGAN
Tab
el 2.1
3.
Det
ail
Real
isas
i APB
D P
rogr
am P
emba
ngun
an k
ota
Sura
baya
Tah
un 2
007-
2008
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Gambar 2.8.Grafik Rekapitulasi Realisasi APBD Program Pembangunan Kota Surabaya
Tahun 2007 - 2008
C. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator ekonomi yang
menentukan terhadap perkembangan masing-masing sektor produksi di masa
depan. Perkembangan level dan pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya dapat
dilihat pada kinerja laju pertumbuhan PDRB Kota Surabaya, dalam hal ini dapat
dilihat pada Tabel 2.13. diatas.
Tabel tersebut menunjukkan bahwa Laju Pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya
tahun 2006-2007 sebesar 6,33%, yang di dominasi oleh sektor Perdagangan, Hotel
dan Restoran yang memberi kontribusi sebesar 41,75 milyar (36,97%) pada tahun
2006 dan 48,75 milyar (38,03%) pada tahun 2007. Disamping itu sektor Industri
dan Pengolahan yang memberi kontribusi sebesar 34,54 milyar (30,59%) pada
tahun 2006 dan 38,70 milyar (30,19%) pada tahun 2007.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya tersebut masih lebih tinggi dari laju
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yaitu sebesar 6,10%, bahkan lebih tinggi dari
angka pertumbuhan Nasional (lihat Tabel 2.14).
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
42
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan, 2008.
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Tabel 2.14.Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur
dan Nasional Tahun 2002 - 2008
WILAYAHTAHUN
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
1.
SURABAYA 3,99 4,29 6,00 6,33 6,35 6,31 6,26
2.
JAWA TIMUR 3,80 4,78 5,83 5,84 5,80 6,11 5,90
3.
NASIONAL 4,50 4,78 5,05 5,60 5,48 6,28 6,10
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan, 2008.
Kontribusi PDRB Kota Surabaya terhadap PDRB Provinsi Jawa Timur sebesar
23,48% pada tahun 2006 dan 23,52% pada tahun 2007 (lihat Tabel 2.15).
Kontribusi terbesar berasal dari sektor Bangunan/Kontstruksi (50%),
Pengangkutan dan Komunikasi (40%), Listrik, Gas & Air Bersih (40%), dan
Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan (30%).
Tabel 2.15.Kontribusi PDRB Kota Surabaya Terhadap PDRB Provinsi Jawa Timur
Tahun 2006 - 2007
TAHUN (%)
2006 2007
1. Pertanian 0,20 0,17
2. Pertambangan dan Penggalian 0,12 0,10
3. Industri dan Pengolahan 26,18 26,15
4. Listrik, Gas & Air Bersih 36,29 40,62
5. Bangunan / Kontstruksi 50,31 50,19
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 28,24 28,07
7. Pengangkutan & Komunikasi 41,52 40,69
8. Keuangan,Persewaan & Jasa Perusahaan 30,58 30,25
9. Jasa-jasa 21,01 21,06
KONTRIBUSI 23,48 23,52
Sumber : RTRW Kota Surabaya Tahun 2005 - 2015.
SEKTOR
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
43
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
2.12.2. INVESTASI
Peranan penanaman modal atau investasi dalam suatu wilayah sangat vital, seperti
halnya Kota Surabaya ini. Oleh sebab itu, investasi dapat dikatakan sebagai alat pemicu sekaligus
pemacu pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah yang terus membangun. Investasi tersebut
ditandai dengan masuknya perorangan atau lembaga usaha, yang sering disebut sebagai
investor, yang bersedia untuk menanamkan modalnya dalam pembangunan di Kota Surabaya
ini.
Investasi tersebut dapat berasal dari pihak asing yang disebut dengan penanaman
Modal Asing (PMA) ataupun dari dalam negeri yang disebut dengan Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN). Perkembangan investasi yang ada di Kota Surabaya cenderung mengalami
peningkatan, khususnya pada tahun 2008, baik pada sisi jumlah perusahaan yang ada dan
khususnya nilai investasinya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.16.
Tabel 2.16.Perkembangan Investasi di Kota Surabaya Tahun 2006 - 2008
URAIANPMA PMDN
2006 2007 2008 2006 2007 2008
1.
Jumlah Perusahaan
68 62 92 13 13 15
2.
Nilai Investasi :
a. (Rp. 000) 2.427.822.479
2.868.490.147
941.386.000
b.
($) 234.164.024
133.543.198
247.034.775
275.075.540
682.144.172
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan, 2008.
2.12.3. INFLASI
Salah satu faktor ekonomi yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat dilihat
dari laju inflasi yang terjadi pada suatu wilayah Kabupaten/Kota. Laju inflasi di Kota Surabaya
mengalami fluktuasi yang mengikuti kondisi inflasi nasional. Inflasi di Kota Surabaya yang
tertinggi terjadi pada kelompok Bahan Makanan, dan terkecil terdapat pada kelompok
Pendidikan (lihat Tabel 2.17).
Tabel 2.17.Laju Inflasi di Kota Surabaya Tahun 2004 - 2008
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
44
TAHUN
2004 2005 2006 2007 2008
Kota Surabaya (umum) 5.92 14.12 6.71 6.27 8.73
Nasional 6.40 17.11 6.60 6.59 11.06
Sumber : Surabaya Dalam Angka Tahun 2008, BPS.
KELOMPOK
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
2.14. PROFIL SOSIAL BUDAYA
2.14.1. Tingkat Kesejahteraan
Meskipun laju pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya mengalami pertumbuhan secara
signifikan dari tahun ke tahun, namun tidak seiring dengan tingkat kesejahteraan penduduknya.
Hal ini tampak dari fluktuatifnya jumlah penduduk miskin di kota Surabaya ini. Angka tertinggi
terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 550.783 jiwa, dan terendah terjadi pada tahun 2006
sebesar 377.832 jiwa (Tabel 2.18. dan Gambar 2.20). Sedangkan jumlah keluarga miskin yang
menerima BLT di Kota Surabaya pada tahun 2007 sebesar 125.871 KK, dan terbanyak terdapat di
Kecamatan Semampir sedangkan secara kewilayahan terdapat di wilayah Surabaya Utara
sebanyak 36.676 KK (29%). Persebaran keluarga miskin yang menerima BLT di Kota Surabaya
pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 2.19. dan Gambar 2.9., Gambar 2.10 serta Gambar
2.11.
Tabel 2.18.Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kota Surabaya Tahun 2005 -
2008
TAHUNJUMLAH PENINGKATAN
(jiwa) (%) Laju (%)
2005 424.464
2006 377.832 -10,99 -5,81
2007 431.331 14,16 6,61
2008 550.783 27,69 12,16
2009 *) 440.601 -20,00 -11,11
2010 *) 356.710 -19,04 -10,52
Sumber : Bappemas dan KB, 2009.
Keterangan : * Angka Perkiraan
Gambar 2.9.Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kota Surabaya Tahun
2005 - 2008
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
45
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Tabel 2.19.Jumlah Keluarga Miskin Penerima BLT di Kota Surabaya Tahun 2008
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
46
Sumber : Bappemas & KB, 2009.
KECAMATAN LUAS JUMLAH PENDUDUK
Kode Nama (Km²) (Ha) (%) (jiwa) (%) (jiwa/Ha) (jiwa/Km²) Kategori
SURABAYA PUSAT
01. Tegalsari 4.29 429 1.30 117,659 4.05 274 27,426 Tinggi 4,791
02. Genteng 4.04 404 1.22 68,149 2.35 169 16,869 Sedang 3,556
03. Bubutan 3.86 386 1.17 113,970 3.93 295 29,526 Tinggi 5,280
04. Simokerto 2.59 259 0.78 104,140 3.59 402 40,208 Tinggi 8,697
SURABAYA UTARA
05. Pabean Cantikan 6.80 680 2.06 91,771 3.16 135 13,496 Rendah 6,908
06. Semampir 8.76 876 2.65 188,779 6.50 216 21,550 Sedang 16,606
07. Krembangan 8.34 834 2.52 123,003 4.24 147 14,749 Rendah 6,277
08. Kenjeran 7.64 764 2.31 112,083 3.86 147 14,670 Rendah 5,770
09. B u l a k 6.78 678 2.05 33,681 1.16 50 4,971 Rendah 1,115
SURABAYA TIMUR
10. Tambaksari 8.99 899 2.72 219,146 7.55 244 24,377 Sedang 10,130
11. G u b e n g 7.99 799 2.42 154,605 5.33 193 19,350 Sedang 3,017
12. R u n g k u t 21.08 2,108 6.38 88,337 3.04 42 4,191 Rendah 3,495
13. Tenggilis Mejoyo 5.52 552 1.67 53,720 1.85 97 9,732 Rendah 1,221
14. Gunung Anyar 9.71 971 2.94 44,576 1.54 46 4,591 Rendah 1,885
15. S u k o l i l o 23.69 2,369 7.17 96,482 3.32 41 4,073 Rendah 4,415
16. Mulyorejo 14.21 1,421 4.30 76,916 2.65 54 5,413 Rendah 2,191
SURABAYA SELATAN
17. S a w a h a n 6.93 693 2.10 219,465 7.56 317 31,669 Tinggi 7,690
18. Wonokromo 8.47 847 2.56 184,207 6.35 217 21,748 Sedang 6,549
19. Karangpilang 9.23 923 2.79 67,267 2.32 73 7,288 Rendah 2,140
10. Dukuh Pakis 9.94 994 3.01 58,068 2.00 58 5,842 Rendah 1,621
21. W i y u n g 12.46 1,246 3.77 57,661 1.99 46 4,628 Rendah 1,868
22. Wonocolo 6.78 678 2.05 78,838 2.72 116 11,628 Rendah 2,206
23. Gayungan 6.07 607 1.84 43,774 1.51 72 7,212 Rendah 1,127
24. Jambangan 4.19 419 1.27 41,344 1.42 99 9,867 Rendah 2,438
SURABAYA BARAT
25. T a n d e s 11.07 1,107 3.35 91,847 3.16 83 8,297 Rendah 2,906
26. Sukomanunggal 9.23 923 2.79 95,073 3.28 103 10,300 Rendah 2,316
27. Asemrowo 15.44 1,544 4.67 36,623 1.26 24 2,372 Rendah 3,310
28. B e n o w o 26.78 2,678 8.10 40,261 1.39 15 1,503 Rendah 1,503
29. Lakarsantri 20.43 2,043 6.18 44,562 1.54 22 2,181 Rendah 2,129
30. P a k a l 19.01 1,901 5.75 34,868 1.20 18 1,834 Rendah 934
31. Sambikerep 16.05 1,605 4.86 48,611 1.67 30 3,029 Rendah 1,780
J U M L A H 330.48 33,048 100.00 2,902,507 100.00 88 8,783 125,871 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2008.
KEPADATAN PENDUDUK KELUARGA MISKIN
(KK)
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Gambar 2.10.Grafik Persebaran Keluarga Miskin Penerima BLT di Kota Surabaya
Tahun 2008
- 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000
TegalsariGentengBubutan
SimokertoPabean Cantikan
SemampirKrembangan
KenjeranB u l a k
TambaksariG u b e n g
R u n g k u tTenggilis Mejoyo
Gunung AnyarS u k o l i l o
MulyorejoS a w a h a nWonokromoKarangpilangDukuh Pakis
W i y u n gWonocoloGayungan
JambanganT a n d e s
SukomanunggalAsemrowoB e n o w oLakarsantri
P a k a lSambikerep
(jiwa)
KECAMATAN
Sumber : Surabaya Dalam Angka Tahun 2008, BPS, diolah.
Gambar 2.11.
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
47
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Persebaran Keluarga Miskin Penerima BLT di Wilayah Kota SurabayaTahun 2008
2.14.2. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
Gambaran perkembangan kondisi sosial daerah merupakan salah satu tolok ukur untuk
melihat sejauhmana keberhasilan program pembangunan kesejahteraan sosial yang telah
dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Salah satu indikator yang dapat menggambarkan
kondisi tersebut adalah Indeks Pembangunan Manusia. Menurut United Nations Development
Program (UNDP), pembangunan manusia didefinisikan sebagai suatu proses memperbesar
pilihan-pilihan bagi penduduk.
Dari definisi tersebut, ditegaskan bahwa fokus pembangunan yang sesungguhnya adalah
penduduk atau manusia itu sendiri. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa konsep
pembangunan manusia sebagai suatu upaya pembangunan kemampuan diri manusia yang
mengandung empat unsur, yaitu produktivitas, pemerataan, kesinambungan dan
pemberdayaan.
2.15. KONDISI KESEHATAN LINGKUNGAN
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
48
Sumber : Surabaya Dalam Angka Tahun 2008, BPS.
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Kondisi sanitasi yang tidak baik juga ditandai dengan angka kejadian penyakit yang
terjadi akibat buruknya kondisi sanitasi. Air yang telah tercemar akan berbahaya bagi kesehatan,
utamanya akibat penyakit-penyakit yang bisa ditularkan oleh air tersebut. Secara tradisional
terdapat 4 (empat) penggolongan penyakit yang berkaitan dengan air, yaitu sebagai berikut :
1. Water Borne Diseases
Adalah penykit yang ditularkan langsung melalui air minum, di mana air yang
diminum mengandung kuman pathogen sehingga menyebabkan yang
bersangkutan menjadi sakit, contohnya olera, thypus dan disentri
2. Water Washed Diseases
Merupakan penyakit yang berkaitan dengan kekurangan air hygiene perorangan,
contohnya scabies, infeksi kulit dan selaput lender, trakoma, lepra.
3. Water Based Diseases
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus
kehidupannya berhubungan dengan air. Penyakit yang tergolong disini dan ada di
Indonesia adalah Schistosomiasis.
4. Water Related Diseases
Adalah penyakit yang ditularkan oleh vektor penyakit yang sebagian atau
seluruhnya perindukannya berada di air. Penyakit yang tergolong di sini adalah
malaria, demam berdarah dengue, filariasis dan sebagainya.
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan di Kota Surabaya disajikan indikator-
indikator yang merupakan hasil dari upaya sektor kesehatan terutama kesehatan
lingkungan.
1. Rumah Sehat
Jumlah rumah yang ada di Kota Surabaya pada tahun 2007 adalah sebanyak
582.735 rumah dan yang diperiksa sanitasinya oleh petugas kesehatan adalah
sejumlah 151.141 rumah (25,94%). Dari rumah yang diperiksa tersebut yang
dinyatakan memenuhi syarat kesehatan /rumah sehat ada 126.759 (83.87%).
Apabila dibandingkan dengan tahun 2006, jumlah rumah sehat pada tahun 2007
juga mengalami peningkatan sebesar 3%. Peningkatan cakupan rumah sehat ini
menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Kota Surabaya untuk menciptakan
rumah sehat sudah cukup tinggi.
2. Penyediaan Air Minum
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
49
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Jumlah keluarga Kota Surabaya yang memiliki akses air minum yang diperiksa
pada tahun 2007 sebesar 21.68 % dari 799.336 keluarga yang ada. Akses air
minum ini meliputi air ledeng 83.21 %, sumur pompa tangan 1,32 %, sumur gali
15,46 %, penampungan air hujan 0,01 %, kemasan 0 % dan lainnya 0 %. Jumlah
keluarga yang memiliki akses air minum lebih banyak daripada jumlah keluarga
yang diperiksa, hal ini disebabkan karena banyak keluarga yang memiliki lebih dari
satu sumber air minum. Misalnya selain memiliki air ledeng, keluarga tersebut
juga memiliki sumur gali atau sumur pompa tangan.
3. Kepemilikan Sanitasi Dasar
Sarana sanitasi dasar yang dimaksud adalah meliputi persediaan air bersih,
jamban, tempat sampah, dan pengelolaan air limbah. Jumlah kepala keluarga
yang ada di Kota Surabaya tahun 2007 adalah 799.336 KK dengan kepemilikan
sarana sanitasi dasar sebagai berikut : dari 177.049 KK yang diperiksa, jumlah
keluarga yang memiliki jamban adalah 128.505 KK (72.58 %), ada penurunan
sebesar 7 % disbanding tahun 2006. Sedangkan KK yang mempunyai jamban
sehat sebesar 99,86 %.
Keluarga yang memiliki tempat sampah adalah 139.591 KK (79,70 %) dari 175,135
KK yang diperiksa. Sedangkan KK yang mempunyai tempat sampah sehat sebesar
99,78 %. Keluarga yang memiliki pengelolaan air limbah adalah 123,184 KK (70,34
%) dari 175,135 KK yang diperiksa. Sedangkan KK yang mempunyai pengelolaan
air limbah sebesar adalah 123.184 KK (70,34 %) dari 175,135 KK yang diperiksa.
Sedangkan KK yang mempunyai pengelolaan air limbah sehat sebesar 69,50 %.
Penurunan jumlah keluarga yang memiliki sanitasi dasar pada tahun 2007
dibanding tahun 2006, akibat makin derasnya arus urbanisasi di Kota Surabaya
sehingga makin banyaknya sarana sanitasi dasar keluarga yang berfungsi sebagai
sarana sanitasi dasar untuk umum. Misalnya pada daerah industri, sarana sanitasi
dasar untuk umum atau untuk banyak keluarga (KK).
4. Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan (TUPM)
Tempat umum dan tempat pengelolaan makanan yang ada di Kota Surabaya pada
tahun 2007 diketahui sebanyak 5.616 tempat. Jumlah tempat umum dan tempat
pengelolaan makanan yang dinyatakan sehat sebesar 52,22 % dari 1.140 tempat
yang diperiksa.
Persebaran TUPM yang sehat meliputi hotel sehat sebesar 95,56 %. Jumlah
restoran atau rumah makan sehat sebesar 78,30 %, jumlah pasar sehat di Kota Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
50
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Surabaya sebesar 88,89 %, sedangkan pada tempat pengelolaan makanan lain
yang sehat sebesar 48,65 %.
5. Institusi Dibina
Beberapa institusi di Kota Surabaya yang mendapat pembinaan kesehatan
lingkungan oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya tahun 2007
antara lain : sarana kesehatan sebesar 28,72 % dari 1.048 sarana kesehatan yang
ada, sarana kesehatan sebesar 48,60 % dari 1.526 sarana pendidikan yang ada,
sarana ibadah sebesar sebesar 40,60 % dari 1.601 jumlah sarana ibadah dan
sarana lain sebsar 11,93 % dari sarana yang terdata.
6. Pemeriksaan Jentik Nyamuk
Jumlah rumah atau bangunan yang ada di Kota Surabaya tahun 2007 sebanyak
582.735 bangunan. Rumah atau bangunan yang diperiksa sejumlah 170.226
rumah atau bangunan (29,21 %), atau penurunan sebesar 3,95 % disbanding
tahun 2006. Penurunan jumlah rumah atau bangunan yang diperiksa disebabkan
karena jumlah atau bangunan yang ada di Kota Surabaya makin meningkat
jumlahnya sedangkan jumlah tenaga kesehatan yang memeriksa terbatas.
Sedangkan hasil pemeriksaan menunjukkan rumah atau bangunan yang bebas
jentik nyamuk Aedes sebesar 81.20 %.
2.16. VISI DAN MISI KOTA SURABAYA
Visi pembangunan kota Surabaya sampai dengan tahun 2010, adalah Surabaya Smart
and care (Surabaya Cerdas dan Peduli) : Terwujudnya Kota Surabaya sebagai pusat
perdagangan dan jasa yang cerdas dalam merespon semua peluang dan tuntutan global,
didukung oleh kepedulian tinggi dalam mewujudkan struktur pemerintahan dan
kemasyarakatan yang demokratis, bermartabat dalam tatanan lingkungan yang sehat
dan manusiawi.
Untuk mewujudkan visi yang menjadi tujuan akhir bagi segala bentuk penyelenggaraan
pembangunan di Kota Surabaya, maka misi yang akan dijalankan dan menjadi sasaran
bagi segala bentuk kegitan yang akan dilaksanakan oleh seluruh pelaku pembangunan
baik oleh penyelenggara pemerintahan maupun masyarakat selama lima tahun ke
depan adalah :
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
51
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
1. Mewujudkan pemerintahan yang demokratis, berkeadilan, transparan dan
akuntabel didukung dengan struktur birokrasi yang berintegritas, berkompeten,
efisien dan professional.
Adapun tujuan yang akan diwujudkan dari misi ke-1 ini, adalah :
Terwujudnya kepercayaan masyarakat melalui mekanisme
pertanggungjawaban yang konstruktif dan proposional ;
Terwujudnya pelayanan prima serta birokrasi yang bersih dan berwibawa;
Terwujudnya kenyamanan, ketertiban dan kepatuhan warga kota
(stakeholders);
Terwujudnya kemandirian keuangan daerah
2. Meningkatkan akselerasi pertumbuhan arus Perdagangan barang dan jasa dalam
skala regional maupun internasional serta memadukan wilayah Greater Surabaya
dalam suatu system tata ruang yang terintegritas didukung infrastruktur, system
transportasi dan system Teknologi informasi yang memadai.
Adapun tujuan yang akan diwujudkan dari misi ke-2 ini, adalah :
Terwujudnya penataan ruang dan pengembangan wilayah perkotaan
Surabaya ( Greater Surabaya ) secara terpadu;
Meningkatkan prasarana dan sarana transportasi yang mendukung
mobilitas barang dan jasa;
Terwujudnya pengembangan system teknologi informasi yang berorientasi
global.
3. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),
serta menciptakan keterpaduan antara pengusaha kecil, menengah dengan
pengusaha besar yang di dukung oleh iklim usaha yang kondusif
Adapun tujuan yang akan diwujudkan dari misi ke – 3 ini, adalah :
Meningkatkan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah ( UMKM ) dan
Investasi
Meningkatnya perluasan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja
Meningkatnya ketahanan pangan dan pendapatan masyarakat
4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat miskin melalui
fasilitasi kebutuhan dasar, penataan dan pembinaan PKL serta usaha informal
lainnya;
Adapun tujuan yang akan diwujudkan dari misi ke – 4 ini, adalah; Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
52
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
Meningkatnya kualitas kehidupan keluarga miskin
Meningkatnya pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial
Terwujudnya penataan dan pembinaan usaha sector informal secara
proporsional dan modern
5. Mewujudkan penataan lingkungan kota yang bersih sehat, hijau dan nyaman.
Adapun tujuan yang akan diwujudkan dari misi ke – 5 ini, adalah :
Mewujudkan ekosistem kota yang bersih, sehat, hijau, nyaman dan
berkelanjutan bagi warga kota
6. Meningkatkan kualitas pendidikan berwawasan kebangsaan dan berkualitas global
yang terjangkau bagi warga kota serta menyiapkan generasi muda yang siap
menghadapi tantangan kemajuan zaman.
Adapun tujuan yang akan diwujudkan dari misi ke – 6 ini, adalah :
Meningkatnya kualitas pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Terwujudnya pemerataan dan perluasan pendidikan bagi warga kota
Meningkatnya kualitas ketrampilan generasi muda dan prestasi olahraga
7. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat
kota serta meningkatkan pemahaman masyarakat tentang lingkungan sehat dan
perilaku sehat.
Adapun tujuan yang akan diwujudkan dari misi ke – 7 ini, adalah :
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Meningkatnya akses pelayanan kesehatan yang terjangkau masyarakat
Terbangunnya lingkungan sehat dan perilaku sehat
8. Menggali dan meningkatkan khasanah budaya lokal, kegiatan keagamaan,
mengembangkan kehidupan kemasyarakatan yang harmonis, bertoleransi dan
berakhlakul karimah.
Adapun tujuan yang akan diwujudkan dari misi ke – 8 ini, adalah :
Terwujudnya kelestarian budaya local yang menunjang
kepariwisataanTerwujudnya kerukunan antar kelompok masyarakat dan
antar umat beragama
Terwujudnya kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan
anak
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
53
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
2.16.1. INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMERINTAH KOTA SURABAYA
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
Gambar ……. Bagan Susunan Organisasi Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2010
BAB
1 -
54
DRAFT BUKU PUTIH SANITASI KOTA SURABAYA 2010
2.17. TINJAUAN TATA RUANG KOTA DAN KEBIJAKAN RTRW
Tinjauan tentang tata ruang kota dan kebijakan RTRW mencakup tinjauan tentang
penggunaan lahan, daerah terbangun, distribusi kepadatan penduduk dan kemungkinan
pengembangan daerah permukiman. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya,
maka telah terjadi perubahan morfologis bentuk pesisir pantai timur akibat sedimentasi. Kondisi
ini secara fisik mengakibatkan penambahan luasan wilayah Kota Surabaya.
Fasilitas komersil seperti perkantoran, perdagangan dan jasa masih cukup banyak
terkonsentrasi di pusat kota meskipun saat ini mulai berkembang di kawasan pinggiran kota.
Daerah industri berpusat di wilayah timur kota. Penyebaran pusat-pusat kegiatan baik
permukiman, perdagangan, perkantoran dan industri serta rencana pengembangan tata ruang
sangat menentukan adanya perencanaan prasarana dan sarana dalam pengelolaan sanitasi Kota
Surabaya. Termasuk dalam rencana pengembangan tata ruang adalah pembagian-pembagian
wilayah dalam bentuk Unit-Unit Pengembangan (UP) yang secara jelas telah membagi arahan
pengembangan fungsi ruang, tanah dan lahan di seluruh wilayah Kecamatan di Kota Surabaya.
Hal ini akan menjadi tolok ukur terhadap persiapan perencanaan pengelolaan sanitasi Kota
Surabaya terutama yang terkait dengan aspek teknis operasional.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya telah ditetapkan pada tanggal 12 Januari
2007 sebagai Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 3 tahun 2007. Sesuai dengan RTRW
Surabaya, pertumbuhan penduduk kota Surabaya dikendalikan sekitar 1% per tahun.
Pengendalian pertumbuhan penduduk diupayakan melalui :
1. Pengendalian jumlah kelahiran dan arus urbanisasi.
2. Pemerataan penyebaran penduduk, sesuai daya tampung dan daya dukung ruang.
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya Tahun Anggaran 2010
BAB
1 -
I – 55