01. bab i pendahuluan

Upload: triyulisna

Post on 07-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

CONTOH PENDAHULUAN

TRANSCRIPT

Draft Laporan AkhirPenyusunan Revisi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Jatitujuh & Kecamatan Ligung

1.1 Dasar Hukum Penyusunan RDTRPenyusunan RDTR Kecamatan Jatitujuh dan Kecamatan Ligung disusun dengan berlandaskan pada landasan hukum sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4559); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274);3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);4. Undang-Undang 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3317);5. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427);6. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3470);7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478);8. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992 tentang Perkeretaapian (Lembaran Nagara Tahun 1992 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3479);9. Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480);10. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3481);11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);12. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881);13. Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888);14. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377);15. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 16. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4433); 17. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4444); 18. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);19. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);20. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);21. Undang-undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5052); 22. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);23. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3226);24. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara 3294);25. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373);26. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol (Tambahan Lembaran Negara Nomor 4489);27. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838); 28. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655);29. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);30. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);31. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4858); 32. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4859); 33. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Perkembangan Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 134 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5053);34. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103)35. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160); 36. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara 3934); 37. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;38. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;39. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;40. Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 1456.K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Karst;41. Keputusan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 1457.K/20/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan dan Energi;42. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327 Tahun 2002 tentang Penetapan 6 (enam); Pedoman Bidang Penataan Ruang; 43. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/KPTS/M/2003 tentang Penetapan 6 (enam) Pedoman Bidang Penataan Ruang; 44. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 2004 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah.

1.2 Tinjauan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun 2011-20311.2.1 Rencana Struktur Ruang1. Rencana Sistem PerkotaanRencana sistem perkotaan di Kabupaten Majalengka terdiri atas rencana Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Dalam rencana sistem pusat kegiatan di dalam RTRW Kabupaten Majalengka 2011-2031, Kecamatan Jatitujuh dan Kecamatan Ligung ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK). PPK adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.Adapun fungsi Pusat Pelayanan Kawasan Jatitujuh dan Ligung adalah sebagai berikut: PPK Jatitujuh, sebagai kawasan pengembangan perumahan, jasa, industri dan pendukung komersial, pertanian/peternakan dan perikanan. PPK Ligung, Sebagai kawasan pertahanan keamanan (Lanud S. Sukani), pengembangan industri dan pelayanan sosial, pertanian dan perikanan.

2. Rencana Pengembangan Prasarana WilayahRencana pengembangan prasarana di kecamatan Jatitujuh dan Kecamatan Ligung berdasarkan RTRW Kabupaten Majalengka meliputi: Pembangunan jalan Tol Cikopo/Cikampek - Palimanan (CIKAPALI) yang melewati Kecamatan Ligung. Peningkatan jalan lokal di ruas jalan, secara lebih rinci disajikan pada tabel berikut. Tabel I.1 Rencana Peningkakatan Jalan Lokal di Kecamatan Jatitijuh dan LigungNoRUAS JALANLEBAR (M)PANJANG(KM)STATUSFUNGSIJALAN

Kecamatan Ligung

1Loji - Ligung3,508,400Jalan KabupatenLokal Primer

2Ciborelang - Tegalaren3,503,400Jalan KabupatenLokal Primer

3Majasuka - Bantarwaru3,008,900Jalan KabupatenLokal Primer

4Bongas - Bantarwaru4,009,400Jalan KabupatenLokal Primer

5Wanasalam - Bantarwaru4,002,800Jalan KabupatenLokal Primer

6Bantarwaru - Ampel4,004,800Jalan KabupatenLokal Primer

7Beusi - Beber3,505,100Jalan KabupatenLokal Primer

8Leuweunghapit - Kodasari3,504,300Jalan KabupatenLokal Primer

9Kertasari - Karanganyar4,005,600Jalan KabupatenLokal Primer

10Leuweunghapit - Kedungkencana3,004,100Jalan KabupatenLokal Primer

11Kertasari - SP. Kertajati3,506,500Jalan KabupatenLokal Primer

Kecamatan Jatitujuh

1Gandu - Panongan4,0012,600Jalan KabupatenLokal Primer

2Jatitujuh - Wanasalam4,006,100Jalan KabupatenLokal Primer

3Biyawak -Sukamulya3,509,600Jalan KabupatenLokal Primer

4Cipaku - Pilangsari3,002,900Jalan KabupatenLokal Primer

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031.

Gambar 1.1 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Majalengka

Peningkatan terminal Jatitujuh di kecamatan Jatitujuh menjadi terminal Tipe C. Pengembangan jaringan pipa minyak bumi melalui Kecamatan Sumberjaya Kecamatan Ligung. Pengembangan jaringan gas alam di Kabupaten Majalengka terkonsentrasi di Wilayah Pengembangan Utara Kabupaten Majalengka, dengan sumber yang berasal dari Balongan, Kabupaten Indramayu, sedangkan pelayanannya diprioritaskan untuk kebutuhan industri pengolahan di Kecamatan Kertajati, Jatitujuh, Leuwimunding, Sumberjaya, Palasah, Dawuan, Ligung. Rencana Sistem jaringan sumberdaya air terdiri atas:1) Konservasi dan pendayagunaan waduk cilutung di Kecamatan Jatitujuh2) Konservasi dan pendayagunaan situ Anggrahan, Rancabeureum, Tarisi Baru, dan Situ Belik di Kecamatan Jatitujuh3) Rencana pengendalian banjir dengan memanfaatkan embung nyesel di kecamatan jatitujuh4) Rencana pengendalian banjir dengan memanfaatkan sumur resapan di Kecamatan Ligung5) Rencana pengendalian banjir dengan pembangunan tanggul di kecamatan Jatitujuh dan kecamatan Ligung6) Rencana pengendalian banjir dengan memanfaatkan situ Anggrahan, Rancabeureum, Tarisi Baru, dan Situ Belik di Kecamatan Jatitujuh Rencana penyediaan air bersih dan air minum sebagai berikut:1) Pengembangan sumber distribusi air minum perpipaan di Kecamatan Ligung2) Pengembangan perpipaan air bersih di Kecamatan Majalengka, Kadipaten, Kertajati, Rajagaluh, Talaga, Ligung, Dawuan, Cikijing, Maja, dan Cigasong. Rencana sistem jaringan drainase meliputi penanganan kawasan banjir di Kecamatan Jatitujuh.

1.2.2 Rencana Pola Ruang 1. Kawasan Lindung Kawasan sempadan sungai cimanuk (debit maksimal 900L/det dan debit minimal 500L/det); Sempadan Situ/Danau/Waduk yang secara lebih rinci disajikan pada tabel berikut. Kawasan Rawan Bencana Banjir di Kecamatan Jatitujuh

Tabel I.2 Kawasan Sempadan Situ/Waduk NONAMA SITU/WADUKKECAMATANLUAS(HA)LUAS SEMPADAN(HA)

1AnggrahanJatitujuh1085.20

2RancabeureumJatitujuh543.67

3Tarisi BaruJatitujuh242.45

4BelikJatitujuh51.12

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka.

2. Kawasan Budidaya Pertanian lahan basah yang dikembangkan adalah tanaman padi sawah yang salah satunya diprioritaskan pengembangan di Kecamatan jatitujuh dan Kecamatan Ligung; Pengembangan pertanian lahan kering berupa kedelai di kecamatan Ligung; Pengembangan pertanian hortikltura berupa cabai dan mangga di kecamatan Ligung; Pengembangan kawasan perkebunan bambu, kelapa, kelapa hibrida, lengkuas dan melinjo di kecamatan Jatitujuh dan Ligung; Pengembangan peternakan Sapi potong di Kecamatan Ligung; Pengembangan peternakan domba di Kecamatan Jatiujuh; Pengembangan pengolahan perikanan berada di kecamatan Jatitujuh; Pengembangan kawasan peruntukan mineral dan batuan berupa pasir endapan alluvial di kecamatan jatitujuh dan Ligung; Pengembangan kawasan peruntukan mineral dan batuan berupa minyak bmi dan gas bumi di kecamatan Ligung; Pengembangan Kawasan peruntukan industry besar dan industry menengah di kecamatan Jatitujuh dan Kecamatan Ligung; Pengembangan industry kecil berupa industry genteng tana liat di Kecamatan Ligung; Pengembangan pariwisata alam yaitu bendungan Rentang Water Festifal di kecamatan Jatitujuh; Pengembangan pariwisata buatan berupa Gagaraji International Circuit di Kecamatan Jatitujuh; Kawasan pertahanan dan keamanan Negara berupa pangkalan Udara S. Sukani di Kecamatan Ligung.

1.2.3 Rencana Kawasan StrategisPenetapan kawasan strategis Kabupaten Majalengka yang berkenaan dengan Kecamatan Jatitujuh dan Kecamatan Ligung adalah ditetapkanya Kecamatan Ligung sebagai Kawasan Agropolitan.

Gambar 1.2 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Majalengka

Gambar 1.3 Peta Kawasan Strategis Kabupaten Majalengka

1.3 Tinjauan Kebijakan dan Strategi RTRW Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031 Kebijakan dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Majalengka Tahun 2011-2031 dilakukan untuk mewujudkan tujuan penataan ruang kabupaten yaitu, mewujudkan kabupaten sebagai kawasan agribisnis, pariwisata dan industri yang produktif, berdaya saing dan berkelanjutan.Kebijakan penataan ruang kabupaten antara lain: a. Pemantapan sistem agribisnis;b. Pengembangan kegiatan perikanan;c. Pengembangan kegiatan wisata dengan memanfaatkan potensi alam;d. Pengembangan kegiatan industri yang sesuai dengan potensi alam dan sumber daya manusia;e. Pengembangan pusat pelayanan sesuai daya dukung dan daya tampung f. Lingkungan;g. Pendistribusian penduduk sesuai pengembangan sistem perkotaan; danh. Peningkatan fungsi kawasan kepentingan pertahanan dan keamanan negara.

Untuk melaksanakan kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ditetapkan strategi penataan ruang wilayah kabupaten diantaranya adalah: 1. Strategi pemantapan sistem agribisnis dilakukan dengan cara: Meningkatkan akses jalan dari sentra agribisnis ke pusat pemasaran; Mengembangkan kawasan agribisnis; Mempertahankan luas pertanian tanaman pangan berkelanjutan; dan Memberikan kompensasi penggantian lahan bagi pengembangan kegiatan Pertanian.2. Strategi pengembangan kegiatan perikanan dilakukan dengan cara: Menetapkan kawasan minapolitan; Mengembangkan kawasan minapolitan; Mempertahankan luasan lahan perikanan darat yang ditetapkan sebagai kawasan minapolitan; Mengembangkan sentra produksi dan usaha berbasis perikanan; dan Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan perikanan.3. Strategi pengembangan kegiatan pariwisata dengan memanfaatkan potensi alam dilakukan dengan cara: Meningkatkan kompetensi produk dan tema wisata; Mengembangkan objek unggulan; Mengembangkan infrastruktur wisata; dan Mengoptimalkan dan memperluas jaringan kepariwisataan4. Strategi pengembangan kegiatan industri yang sesuai dengan potensi alam dan sumber daya manusia dilakukan dengan cara: Mengembangkan kawasan industri terpadu; Mengoptimalkan kawasan peruntukkan industri; Meningkatkan penataan kawasan peruntukkan industri kecil, menengah dan besar;dan Meningkatkan infrastruktur penunjang kegiatan industri.5. Strategi pengembangan kegiatan industri yang sesuai pengembangan pusat pelayanan secara bersinergis sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan dilakukan dengan cara: Meningkatkan akses jaringan jalan; Meningkatkan pengawasan terhadap bangunan; Meningkatkan sarana dan prasarana lingkungan; Mengembangkan pola ruang sesuai fungsi pelayanan; dan Memantapkan keterkaitan fungsional antar-pusat pelayanan.6. Strategi pendistribusian penduduk sesuai pengembangan sistem perkotaan, meliputi : Menetapkan distribusi kepadatan penduduk kawasan perkotaan; dan Meningkatkan sarana dan prasarana lingkungan.7. Strategi peningkatan fungsi kawasan kepentingan pertahanan dan keamanan Negara, meliputi: Mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi khusus pertahanan keamanan; Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan khusus pertahanan dan keamanan; Mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan khusus pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; dan Menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan negara/TNI.

Dinas Bina Marga dan Cipta KaryaPemerintah Kabupaten MajalengkaI - 12