azmairitaziz-pembuatanisotopradium105105rhcl3

Upload: beni-setiawan

Post on 08-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    1/19

    Pembuatan Radioisotop Rodium-105 (105RhCl3)

    (Azmairit Aziz) ISSN 1411 - 3481

    PEMBUATAN RADIOISOTOP RODIUM-105 (105

    RhCl3)

    Azmairit AzizPusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri - BATAN

    ABSTRAK

    PEMBUATAN RADIOISOTOP RODIUM-105 (105

    RhCl3). Radiofarmaka untuk

    keperluan terapi yang ditandai dengan radioisotop pemancar- saat ini sangat banyakdigunakan di bidang kedokteran nuklir. Rodium-105 (

    105Rh) merupakan salah satu

    radioisotop yang dapat digunakan untuk terapi karena merupakan pemancar- yang

    mempunyai t1/2 = 35,4 jam dengan E sebesar 247 keV (30%) dan 560 keV (70%). Di

    samping itu, radioisotop tersebut juga memancarkan sinar- dengan energi yang cukup

    ideal untuk penyidikan (imaging) selama terapi berlangsung yaitu 306 keV (5%) dan319 keV (19%). Telah dilakukan pembuatan radioisotop

    105Rh dalam bentuk carrier-

    freedengan menggunakan target rutenium (Ru) alam yang telah diiradiasi di reaktorTRIGA 2000 Bandung. Target tersebut dioksidasi dengan menggunakan kaliummetaperiodat (KIO4) dan KOH yang dilarutkan dalam akuabides steril sambildipanaskan perlahan-lahan, kemudian diekstraksi dengan larutan karbon tetraklorida(CCl4) untuk memisahkan

    105Rh dari pengotor radionuklida (radioisotop

    97Ru dan

    103Ru). Setelah itu larutan diekstraksi dengan larutan tributil fosfat untuk memisahkan

    105Rh dari pengotor radionuklida iridium (

    192Ir). Selanjutnya larutan dilewatkan pada

    kolom penukar kation (resin Dowex 50) untuk memisahkan105

    Rh dari kation K+yang

    ada dalam larutan. Kondisi optimum preparasi105

    Rh diperoleh dengan melakukanekstraksi menggunakan CCl4 dan tributil fosfat masing-masing sebanyak 4 kali dan 3kali. Larutan

    105RhCl3 tersebut diuji melalui pemeriksaan kemurnian radiokimianya

    dengan cara kromatografi kertas, kromatografi lapisan tipis dan elektroforesis kertas.Aktivitas dan kemurnian radionuklida larutan

    105RhCl3 ditentukan dengan alat cacah

    spektrometer- multi saluran. Larutan radioisotop105

    RhCl3 yang diperoleh mempunyaipH berkisar antara 1,5 - 2 dan terlihat jernih dengan aktivitas sebesar 35 60 mCidan konsentrasi radioaktif sebesar 7 12 mCi / mL. Larutan tersebut mempunyai

    kemurnian radiokimia sebesar 98,90 0,6 % dan kemurnian radionuklida di atas

    99% ( 99,78 0,03 %). Penelitian ini masih dilanjutkan untuk mendapatkan larutan105

    RhCl3 dengan pH yang memadai dan kestabilan yang tinggi. Larutan105

    RhCl3 yangdiperoleh memungkinkan untuk dapat digunakan sebagai radionuklida alternatif dalampembuatan berbagai radiofarmaka dengan aktivitas jenis tinggi untuk terapi sepertiantara lain

    105Rh-EDTMP.

    Kata kunci : Radioisotop, rodium-105 (105

    Rh), carrier-free, terapi, paliatif.

    ABSTRACT

    THE PREPARATION OF RHODIUM-105 (105

    RhCl3). The therapeutic

    radiopharmaceuticals labelled by -particle emission radionuclide are now

    increasingly used in nuclear medicine. Rhodium-105 (105Rh) is one of the radioisotopes

    25

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    2/19

    Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia

    Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology ISSN 1411 - 3481

    Vol. VII, No. 1, Februari 2006: 25-43

    that can be used for therapy due to its -particle emission having t1/2 = 35.4 h, E = 247

    keV (30%) and 560 keV (70%). In addition to these -particle emissions,105

    Rh also

    emits rays of 306 keV (5%) and 319 keV (19%). Those energies range are alsosuitable for imaging during therapeutic applications. The preparation of carrier free105

    Rh conducted by using natural rutenium (Ru) target that was irradiated at TRIGA2000 Bandung reactor has been studied. The irradiated target was oxidized bypotassium metaperiodate (KIO4) and potassium hydroxide (KOH) then dissolved indouble distilled water under gentle warming. After that, the solution was extracted withcarbon tetrachloride (CCl4) solution to separate

    105Rh from radionuclidic impurities viz

    97Ru and

    103Ru. The solution was further extracted with tributyl phosphate to separate

    105Rh from

    192Ir as radionuclidic impurity. The last step, the solution was passed

    through the cationic exchange column (Dowex 50 resin) to separate105

    Rh from cationic

    K

    +

    . The optimum condition of

    105

    Rh preparation was obtained by 4 repetition extractionusing CCl4 followed by 3 repetition extraction using tributyl phosphate. Theradiochemical purity of

    105RhCl3 was determined by paper chromatography, thin layer

    cromatography and paper electrophoresis techniques. The activity of105

    RhCl3 as well

    as its radionuclidic purity were determined by using multi channel -ray spectrometer(MCA). The specification of obtained

    105RhCl3 solution were as follows : pH of 1.5 - 2 ,

    clear, activity of 35 60 mCi, radioactive concentration of 7 12 mCi / mL,

    radiochemical purity of 98.90 0.6 %, and radionuclidic purity more than 99% ( 99.78

    0.03 %). In order to obtain suitable pH and high stability of105

    RhCl3 solution, thisradionuclide is under investigation. Owing to the results,

    105RhCl3 can be used as an

    alternatif radionuclide for therapeutic applications with high specific activityradiopharmaceuticals i.e 105Rh-EDTMP.

    Key words : radioisotope, rhodium-105 (105

    Rh), carrier free, therapy, palliative.

    PENDAHULUAN

    Radioisotop merupakan bagian yang penting dalam pembuatan suatu

    radiofarmaka. Pemilihan radioisotop yang cocok untuk keperluan terapi tidak hanya

    berdasarkan pada sifat-sifat fisika kimianya seperti umur paro (t1/2), karakteristik

    peluruhan, jarak tembus dan energi dari partikel yang dipancarkan, akan tetapi juga

    berdasarkan pada lokalisasi yang spesifik, farmakokinetik dan aktivitas jenisnya yang

    harus memadai untuk terapi [1], [2], [3] dan [4].

    Radioisotop yang digunakan secara in-vivountuk terapi di bidang kedokteran

    nuklir harus memperhatikan tiga syarat utama, yaitu harus memiliki kemurnian

    radionuklida dan kemurnian radiokimia yang tinggi serta aktivitas jenis yang

    memadai.

    26

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    3/19

    Pembuatan Radioisotop Rodium-105 (105RhCl3)

    (Azmairit Aziz) ISSN 1411 - 3481

    Rodium-105 (105

    Rh) merupakan radioisotop dari unsur rodium (golongan VIII)

    yang dapat digunakan untuk terapi karena merupakan pemancar- yang mempunyai

    t1/2 = 35,4 jam dengan E sebesar 247 keV (30%) dan 560 keV (70%). Energi partikel

    -

    sebesar 560 keV tersebut mempunyai jarak tembus maksimum di dalam jaringan

    tubuh sampai sejauh 2 mm, sehingga cocok digunakan untuk terapi. Umur paro (t1/2)

    yang dimiliki oleh105

    Rh sebesar 35,4 jam sangat cocok untuk studi farmakokinetik

    secara in-vivo pada kebanyakan peptida dan fragmen antibodi. Di samping itu,

    radioisotop tersebut juga memancarkan sinar- dengan energi yang cocok untuk

    penyidikan (imaging) selama terapi berlangsung yaitu E = 306 keV (5%) dan 319 keV(19%). Berdasarkan sifat radionuklidanya

    105Rh dapat digunakan sebagai radioisotop

    alternatif penghilang rasa sakit akibat metastase kanker ke tulang [4], [5], [6], dan [7].

    Rodium-105 (105

    Rh) merupakan radioisotop dari unsur rodium (golongan VIII)

    yang dapat digunakan untuk terapi karena merupakan pemancar- yang mempunyai

    t1/2 = 35,4 jam dengan E sebesar 247 keV (30%) dan 560 keV (70%). Energi partikel

    -

    sebesar 560 keV tersebut mempunyai jarak tembus maksimum di dalam jaringan

    tubuh sampai sejauh 2 mm, sehingga cocok digunakan untuk terapi. Umur paro (t1/2)

    yang dimiliki oleh105

    Rh sebesar 35,4 jam sangat cocok untuk studi farmakokinetik

    secara in-vivo pada kebanyakan peptida dan fragmen antibodi. Di samping itu,

    radioisotop tersebut juga memancarkan sinar- dengan energi yang cocok untuk

    penyidikan (imaging) selama terapi berlangsung yaitu E = 306 keV (5%) dan 319 keV(19%). Berdasarkan sifat radionuklidanya

    105Rh dapat digunakan sebagai radioisotop

    alternatif penghilang rasa sakit akibat metastase kanker ke tulang [4], [5], [6], dan [7].

    Radioisotop105

    Rh dapat diproduksi di reaktor nuklir melalui beberapa jalur

    reaksi inti, seperti yang terlihat pada Gambar 1. Jalur yang pertama yaitu melalui

    reaksi inti (2n,) dengan menggunakan target103

    Rh merupakan cara yang paling

    sederhana, akan tetapi cara ini tidak menghasilkan105

    Rh dengan aktivitas jenis yang

    tinggi. Di samping itu, radioisotop 105Rh juga dapat diperoleh dari produk fisi 235U ( 1

    %). Produksi105

    Rh dengan menggunakan target isotop stabil105

    Pd menghasilkan

    reaksi dengan efisiensi yang sangat rendah karena probabilitasnya sangat rendah.

    Cara yang umum digunakan untuk produksi105

    Rh dalam bentuk carrier-freeadalah

    dengan cara tidak langsung, yaitu melalui reaksi inti (n,) menggunakan target logam

    rutenium yang menghasilkan radioisotop105

    Ru dan selanjutnya meluruh menjadi105

    Rh

    [8].

    Radioisotop105

    Rh dapat diproduksi di reaktor nuklir melalui beberapa jalur

    reaksi inti, seperti yang terlihat pada Gambar 1. Jalur yang pertama yaitu melalui

    reaksi inti (2n,) dengan menggunakan target103

    Rh merupakan cara yang paling

    sederhana, akan tetapi cara ini tidak menghasilkan105

    Rh dengan aktivitas jenis yang

    tinggi. Di samping itu, radioisotop 105Rh juga dapat diperoleh dari produk fisi 235U ( 1

    %). Produksi105

    Rh dengan menggunakan target isotop stabil105

    Pd menghasilkan

    reaksi dengan efisiensi yang sangat rendah karena probabilitasnya sangat rendah.

    Cara yang umum digunakan untuk produksi105

    Rh dalam bentuk carrier-freeadalah

    dengan cara tidak langsung, yaitu melalui reaksi inti (n,) menggunakan target logam

    rutenium yang menghasilkan radioisotop105

    Ru dan selanjutnya meluruh menjadi105

    Rh

    [8].

    (1). Rh-103(n,) Rh-104

    (n,) Rh-105

    (2). U-235(n,f)

    Rh-105

    (3). Pd-105(n,p)

    Rh-105

    (4). Ru-104(n,) Ru-105

    -Rh-105

    -Pd-105

    (n,) Pd-106Gambar 1. Berbagai jalur produksi radioisotop

    105Rh di reaktor nuklir

    27

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    4/19

    Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia

    Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology ISSN 1411 - 3481

    Vol. VII, No. 1, Februari 2006: 25-43

    Untuk pemanfaatan fasilitas iradiasi pada reaktor TRIGA 2000 Bandung, maka

    pada penelitian ini dilakukan pembuatan radioisotop105

    Rh melalui reaksi inti (n,)

    pada fluks neutron termal dengan menggunakan target rutenium (Ru), sebagai berikut

    :

    (n,) - - (n,)104

    Ru105

    Ru105

    Rh105

    Pd106

    Pdt 1/2 = 4,4 jam t 1/2 = 35,4 jam

    Di samping itu, untuk memudahkan dalam penyediaan bahan target, maka digunakan

    rutenium alam sebagai bahan target karena radioisotop105

    Rh tersebut dimungkinkan

    dibuat menggunakan rutenium alam dengan harga yang lebih murah dari pada

    menggunakan rutenium yang diperkaya (enrich).

    Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan kondisi optimum pembuatan

    larutan radioisotop105

    RhCl3. Larutan105

    RhCl3 yang diperoleh diharapkan

    memungkinkan untuk dapat digunakan sebagai radioisotop alternatif dalam pembuatan

    berbagai radiofarmaka dengan aktivitas jenis tinggi untuk terapi dalam rangka

    menunjang perkembangan kedokteran nuklir di Indonesia.

    Dalam makalah ini dikemukakan proses radiokimia dan uji kualitas dalam

    pembuatan radioisotop105

    Rh untuk terapi. Radioisotop105

    Rh dibuat dengan

    menggunakan target serbuk logam rutenium (Ru) alam yang diiradiasi pada fluks

    neutron termal 2,012 x 1013

    n.cm-2

    .det-1

    di reaktor TRIGA 2000 Bandung. Target

    yang telah diiradiasi tersebut dioksidasi dengan menggunakan kalium metaperiodat

    dan kalium hidroksida yang dilarutkan dalam akuabides steril sambil dipanaskan

    perlahan-lahan, kemudian diekstraksi dengan larutan karbon tetraklorida dan tributil

    fosfat untuk memisahkan105

    Rh dari pengotor radionuklida105

    Ru,97

    Ru,103

    Ru dan192

    Ir.

    Selanjutnya, larutan dilewatkan pada kolom penukar kation (resin Dowex 50) untuk

    memisahkan105

    Rh dari kation K+

    yang ada dalam larutan. Larutan radioisotop105

    RhCl3

    yang diperoleh dilakukan uji kualitas meliputi pemeriksaan kejernihan, penentuan pH,

    penentuan aktivitas dan kemurnian radionuklida serta kemurnian radiokimia.

    28

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    5/19

    Pembuatan Radioisotop Rodium-105 (105RhCl3)

    (Azmairit Aziz) ISSN 1411 - 3481

    BAHAN DAN TATA KERJA

    Bahan dan peralatan

    Serbuk logam rutenium (Ru) alam buatan Fluka, kalium metaperiodat, kalium

    hidroksida, asam sulfat, asam klorida, hidrogen peroksida, tributil fosfat, resin Dowex

    50 (50 100 mesh), dinatrium hidrogen fosfat, natrium dihidrogen fosfat, aseton,

    asetonitril, asam asetat, metanol serta pereaksi-pereaksi lain buatan E.Merck. Karbon

    tetraklorida buatan BDH, akuabides steril dan NaCl fisiologis steril (0,9%) buatan

    IPHA. Kertas kromatografi Whatman 1, Whatman 3 MM dan Whatman 31 ET serta

    TLC SG 60.

    Peralatan yang digunakan terdiri dari seperangkat alat kromatografi lapisan

    tipis dan kromatografi kertas, pencacah- Geiger Muller, peralatan gelas, sentrifuge,

    alat pemanas (Nuova), alat cacah spektrometer- multi saluran (Aptec) dan

    seperangkat alat elektroforesis kertas (Bijou-ADCO).

    Tata kerja

    Iradiasi serbuk logam rutenium (Ru) alam

    Sebanyak 100 mg serbuk logam rutenium (Ru) alam dimasukkan ke dalam

    tabung kuarsa, lalu ditutup dengan cara pengelasan. Kemudian tabung kuarsa

    dimasukkan ke dalam kontiner aluminium untuk selanjutnya diiradiasi. Iradiasi

    dilakukan di reaktor TRIGA 2000 Bandung selama 3 hari pada fluks neutron termal.

    Penentuan kondisi optimum preparasilarutan radioisotop

    105

    RhCl3

    Kondisi optimum preparasi larutan radioisotop105

    RhCl3 dicapai dengan cara

    melakukan pengulangan proses ekstraksi. Untuk memisahkan105

    Rh dari pengotor

    radionuklida (97

    Ru dan103

    Ru), dilakukan pengulangan proses ekstraksi dengan

    menggunakan larutan karbon tetraklorida (CCl4). Sedangkan untuk memisahkan

    pengotor radionuklida192

    Ir yang terdapat didalam larutan radioisotop105

    RhCl3

    dilakukan pengulangan proses ekstraksi dengan menggunakan larutan tributil fosfat.

    29

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    6/19

    Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia

    Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology ISSN 1411 - 3481

    Vol. VII, No. 1, Februari 2006: 25-43

    Preparasi larutan radioisotop105

    RhCl3

    Sebanyak 100 mg serbuk logam105

    Ru hasil iradiasi selama 60 65 jam dan

    pendinginan (cooling) selama 3 hari dimasukkan ke dalam gelas piala 250 mL,

    kemudian ditambah dengan KIO4 dan KOH masing-masing sebanyak 2 gr dan

    akuabides steril sebanyak 50 mL. Campuran diaduk sambil dipanaskan perlahan-lahan

    sampai larut sempurna dan kemudian sebanyak 15 mL larutan H2SO4 2 M

    ditambahkan ke dalam larutan tersebut. Selanjutnya, larutan diekstraksi dengan 50 mL

    CCl4 sebanyak 4 kali. Fraksi105

    Rh yang terdapat dalam fase air dikisatkan sampai

    agak kering dan dilarutkan kembali dalam 20 mL larutan HCl 6 M. Larutan dihangatkan

    dengan 2 3 mL H2O2 30%, kemudian diekstraksi dengan 20 mL tributil fosfat

    sebanyak 3 kali yang telah terlebih dahulu disetimbangkan dengan larutan HCl 6 M.

    Pada akhir setiap tahap ekstraksi , fase air dihangatkan dengan 2 3 mL H2O2 30%.

    Fase air yang mengandung105

    Rh dikisatkan sampai agak kering dan disuspensikan

    dalam 5 mL HCl pekat, selanjutnya suspensi didinginkan dan disentrifuge. Supernatan

    setelah dipisahkan dari endapan diencerkan dengan 15 mL akuabides steril, kemudian

    dilewatkan pada kolom penukar kation yang berisi resin Dowex 50 (50 100 mesh).Kolom dicuci dengan 10 mL larutan HCl 1 N dan hasil pencucian kolom ditampung,

    kemudian larutan tersebut dikisatkan dan dilarutkan kembali dalam 5 mL akuabides

    steril. Ulangi proses pengisatan dan pelarutan dengan akuabides steril sampai

    diperoleh pH akhir larutan radioisotop105

    RhCl3 sekitar 1.5 2.

    Pemeriksaan kualitas larutan radioisotop105

    RhCl3

    Pemeriksaan kemurnian radionuklida

    Sebanyak 10 L larutan105

    RhCl3 yang sudah diencerkan (memungkinkan

    untuk dicacah) dimasukkan ke dalam vial ukuran 5 mL, lalu vial ditutup dengan tutup

    karet dan tutup aluminium, kemudian dicacah dengan alat spektrometer- multi saluran

    selama 300 detik.

    30

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    7/19

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    8/19

    Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia

    Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology ISSN 1411 - 3481

    Vol. VII, No. 1, Februari 2006: 25-43

    jam pada tegangan 300 V. Kemudian kertas kromatografi dan kertas elektroforesis

    dikeringkan, dipotong-potong tiap cm dan dicacah dengan alat pencacah Geiger

    Muller.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Untuk mengetahui radionuklida105

    Rh yang dihasilkan merupakan sediaan

    radionuklida yang diharapkan, maka dilakukan pencacahan larutan105

    RhCl3 dengan

    alat cacah Spektrometer- multi saluran selama 300 detik. Dengan alat tersebut juga

    dapat diketahui keberadaan beberapa pengotor radionuklida yang kemungkinan ada

    dalam sediaan105

    Rh yang diperoleh dengan cara mengiradiasi sebanyak 100 mg

    target serbuk logam rutenium alam selama 60 65 jam pada fluks neutron termal

    2,012 x 1013

    n.cm-2

    . det-1

    dan pendinginan (cooling) selama 3 hari. Hasil spektrum

    sinar- dari radionuklida105

    Rh dapat dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2. Spektrum sinar- radionuklida105

    Rh dan beberapa pengotor radionuklida

    dalam larutan radioisotop 105RhCl3 setelah pendinginan selama 3 hari.

    32

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    9/19

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    10/19

    Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia

    Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology ISSN 1411 - 3481

    Vol. VII, No. 1, Februari 2006: 25-43

    dengan menggunakan alat spektrometer- dibandingkan terhadap nilai aktivitas yang

    diperoleh dari hasil perhitungan menurut teori.

    Tabel 2 . Aktivitas larutan radioisotop105

    RhCl3 yang diperoleh dari hasil iradiasisebanyak 100 mg target serbuk logam rutenium (Ru) alam pada fluks

    neutron termal 2,012 x 1013

    n.cm-2

    .det-1

    dan berbagai waktu iradiasi

    setelah pendinginan (cooling) selama 3 hari.

    Iradiasi Fluks Waktu Aktivitas (mCi)ke neutron

    (n.cm

    -2

    .det

    -1

    )

    iradiasi

    (jam)

    hasil percobaan menurut teori

    1 2,012 x 1013

    60,60 42,88 42,92

    2 2,012 x 1013

    64,42 42,71 42,92

    3 2,012 x 1013

    60,37 48,03 42,92

    4 2,383 x 1013

    65,25 66,05 50,84

    Pada Tabel 2 terlihat bahwa aktivitas yang diperoleh dari hasil percobaan

    nomor 1 dan 2 hampir sama dengan aktivitas yang seharusnya diperoleh menurut

    teori. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya aktivitas yang hilang selama proses

    pemotongan target dan pada saat pemindahan target dari ampul kuarsa ke dalam labu

    proses. Sebaliknya, aktivitas yang diperoleh dari hasil percobaan nomor 3 dan 4 lebih

    besar dari aktivitas yang seharusnya diperoleh menurut teori. Hal ini dapat

    disebabkan oleh efek kumulatif dari beberapa faktor, seperti fluks neutron dan daya

    reaktor yang tidak stabil selama iradiasi.

    Radioisotop yang digunakan secara in-vivountuk terapi di bidang kedokteran

    nuklir harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya adalah mempunyai kemurnian

    radionuklida yang tinggi (>99%). Untuk mendapatkan larutan105

    RhCl3 dengan

    kemurnian radionuklida yang tinggi tersebut, maka dilakukan proses pemisahan

    radiokimia untuk memisahkan105

    Rh dari pengotor radionuklida yang ada. Pemisahan

    dilakukan dengan cara ekstraksi dengan menggunakan CCl4 sebagai pelarut untuk

    memisahkan105

    Rh dari pengotor radionuklida (97

    Ru dan103

    Ru). Di samping itu,

    34

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    11/19

    Pembuatan Radioisotop Rodium-105 (105RhCl3)

    (Azmairit Aziz) ISSN 1411 - 3481

    dilakukan pula ekstraksi menggunakan pelarut tributil fosfat untuk memisahkan105

    Rh

    dari pengotor radionuklida192

    Ir.

    Tabel 3 . Aktivitas larutan radioisotop105

    RhCl3 yang diperoleh sebelum dan setelahekstraksi menggunakan pelarut karbon tetraklorida (CCl4) dan tributilfosfat.

    Iradiasi Aktivitas (mCi) Yield

    ke sebelum ekstraksi setelah ekstraksi (%)

    1 42,88 37,76 88,1

    2 42,71 40,43 94,7

    3 48,03 46,42 96,7

    4 66,05 64,38 97,5

    Tabel 3 memperlihatkan aktivitas105

    Rh yang diperoleh sebelum dan setelah

    proses ekstraksi. Aktivitas yang diperoleh sebelum proses ekstraksi dibandingkan

    terhadap aktivitas yang diperoleh setelah melalui proses ekstraksi. Hal ini dilakukan

    untuk mengetahui aktivitas 105Rh yang hilang selama proses atau untuk mengetahui

    yieldyang diperoleh. Pada tabel terlihat bahwa yield(recovery) dari larutan105

    RhCl3

    yang diperoleh cukup tinggi, yaitu sebesar 96,30 1,44%. Berdasarkan yield yang

    diperoleh menunjukkan bahwa aktivitas yang hilang selama proses ekstraksi cukup

    kecil ( 5%). Larutan105

    RhCl3 yang diperoleh mempunyai aktivitas berkisar antara 35

    60 mCi dan konsentrasi radioaktif sebesar 7 12 mCi/mL.

    Untuk memisahkan pengotor radionuklida97

    Ru dan103

    Ru dari larutan

    radioisotop105

    RhCl3 , maka dilakukan proses pemisahan radiokimia dengan cara

    ekstraksi dengan menggunakan pelarut karbon tetraklorida (CCl4). Efisiensi ekstraksi

    yang tinggi dapat dicapai dengan melakukan beberapa kali pengulangan dalam

    proses ekstraksi. Untuk memisahkan97

    Ru dan103

    Ru dari larutan105

    RhCl3 dengan

    efisiensi ekstraksi yang tinggi diperoleh dengan 4 kali pengulangan ekstraksi dengan

    CCl4. Aktivitas pengotor radionuklida97

    Ru dan103

    Ru dalam105

    RhCl3 hasil iradiasi

    sebanyak 100 mg serbuk logam rutenium alam pada fluks neutron termal 2,012 x

    35

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    12/19

    Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia

    Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology ISSN 1411 - 3481

    Vol. VII, No. 1, Februari 2006: 25-43

    1013

    n.cm-2

    .det-1

    selama 60 65 jam dan pendinginan (cooling) selama 3 hari

    diperlihatkan pada Tabel 4. Pada tabel terlihat bahwa aktivitas pengotor radionuklida

    97Ru yang diperoleh dari beberapa kali iradiasi lebih kecil dari aktivitas radionuklida

    103Ru. Hal ini disebabkan karena tampang lintang reaksi inti (n,) dan kelimpahan

    isotop96

    Ru di alam lebih kecil dari isotop102

    Ru. Di samping itu, umur paro radionuklida

    97Ru (t 1/2 = 2,9 hari) lebih kecil dari umur paro

    103Ru (t 1/2 = 40 hari), sehingga dengan

    waktu pendinginan (cooling) selama 3 hari, maka aktivitas radionuklida97

    Ru tersebut

    tinggal setengah dari aktivitas awal. Aktivitas pengotor radionuklida97

    Ru dan103

    Ru

    sebelum proses ekstraksi diperoleh masing-masing sebesar 2,01 0,26% dan 10,05 1,90%. Pengulangan proses ekstraksi sebanyak 4 kali dapat menghilangkan

    pengotor radionuklida97

    Ru dan103

    Ru dari larutan radioisotop105

    RhCl3 di atas 98%,

    sehingga kedua pengotor radionuklida tersebut dalam larutan radioisotop105

    RhCl3

    hanya tinggal masing-masing sebesar 0,03 0,008% dan 0,16 0,03%.

    Tabel 4. Aktivitas pengotor radionuklida (97

    Ru dan103

    Ru) yang diperoleh sebelum dansetelah 4 kali proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut karbon

    tetraklorida (CCl4).

    IradiasiAktivitas

    97Ru

    (mCi)Efisiensiekstraksi

    Aktivitas103

    Ru(mCi)

    Efisiensiekstraksi

    ke sebelumekstraksi

    setelahekstraksi

    (%) sebelumekstraksi

    setelahekstraksi

    (%)

    1 0,78 0,01 98,7 3,35 0,05 98,5

    2 0,82 0,01 98,8 5,30 0,07 98,7

    3 1,15 0,02 98,3 4,97 0,09 98,2

    4 1,27 0,02 98,4 6,36 0,10 98,4

    Aktivitas pengotor radionuklida192

    Ir di dalam larutan radioisotop105

    RhCl3 yang

    diperoleh dari hasil iradiasi sebanyak 100 mg serbuk logam rutenium alam pada fluks

    neutron termal 2,012 x 1013

    n.cm-2

    .det-1

    selama 60 65 jam dan pendinginan

    (cooling) selama 3 hari diperlihatkan pada Tabel 5. Untuk memisahkan192

    Ir dari

    larutan radioisotop105

    RhCl3

    , maka dilakukan proses pemisahan radiokimia dengan

    36

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    13/19

    Pembuatan Radioisotop Rodium-105 (105RhCl3)

    (Azmairit Aziz) ISSN 1411 - 3481

    cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut tributil fosfat. Efisiensi ekstraksi yang

    tinggi dapat dicapai dengan melakukan tiga kali proses ekstraksi.

    Tabel 5. Aktivitas pengotor radionuklida (192

    Ir) yang diperoleh sebelum dan setelah3 kali proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut tributil fosfat.

    IradiasiAktivitas

    192Ir

    (mCi)Efisiensiekstraksi

    ke sebelum ekstraksi setelah ekstraksi (%)

    1 0,12 0,01 91,7

    2 0,12 0,01 91,73 0,14 0,02 85,7

    4 0,19 0,03 84,2

    Pada Tabel 5 terlihat bahwa pengotor radionuklida192

    Ir yang diperoleh di

    dalam larutan radioisotop105

    RhCl3 sebesar 0,29 0,005%. Pengulangan proses

    ekstraksi sebanyak 3 kali dengan efisiensi ekstraksi di atas 85% telah dapat

    menghilangkan pengotor radionuklida192

    Ir di dalam larutan105

    RhCl3, sehingga

    pengotor radionuklida tersebut di dalam larutan105

    RhCl3 hanya tinggal sebesar 0,03

    0,01%.

    Kemurnian radionuklida larutan radioisotop105

    RhCl3 yang diperoleh dari hasil

    iradiasi sebanyak 100 mg serbuk logam rutenium alam pada fluks neutron termal

    2,012 x 1013

    n.cm-2

    .det-1

    selama 60 65 jam dan pendinginan (cooling) selama 3

    hari diperlihatkan pada Gambar 3. Kemurnian radionuklida yang diperoleh dari hasil

    iradiasi (sebelum ekstraksi) dibandingkan terhadap kemurnian radionuklida setelah

    melalui proses ekstraksi untuk menghilangkan pengotor radionuklida yang ada. Pada

    Gambar 3 terlihat bahwa kemurnian radionuklida yang diperoleh < 90%, yaitu sebesar

    89,19 2,00%. Kemurnian radionuklida yang diperoleh tidak memenuhi syarat jika

    digunakan secara in-vivountuk terapi di bidang kedokteran nuklir. Akan tetapi, setelah

    melalui proses ekstraksi untuk menghilangkan pengotor radionuklida yang ada, maka

    37

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    14/19

    Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia

    Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology ISSN 1411 - 3481

    Vol. VII, No. 1, Februari 2006: 25-43

    diperoleh kemurnian radionuklida yang tinggi, yaitu sebesar 99,78 0,03% sehingga

    layak digunakan untuk terapi.

    70

    75

    80

    85

    90

    95

    100

    105

    110

    0 1 2 3 4 5Iradiasi ke

    Kemurnianrad

    ionuklida(%)

    Sebelum ekstraksi

    Setelah ekstraksi

    Gambar 3. Kemurnian radionuklida larutan radioisotop

    105RhCl3 yang

    diperoleh sebelum dan setelah proses ekstraksi.

    38

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    15/19

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    16/19

    Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia

    Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology ISSN 1411 - 3481

    Vol. VII, No. 1, Februari 2006: 25-43

    paling stabil. Di samping itu, senyawa lain sebagai pengotor radiokimia di dalam

    larutan radioisotop105

    RhCl3 adalah senyawa105

    Rh(OH)3 jika pada larutan radioisotop

    tersebut terbentuk suatu koloid. Nilai Rf105

    RhCl3 dan pengotor radiokimia (105

    RhCl2,105

    RhCl4 dan105

    Rh(OH)3) pada berbagai sistem kromatografi dapat dilihat pada Tabel

    6, yang menunjukkan bahwa sistem kromatografi nomor 4, 7, 8 dan 10 dengan waktu

    elusi yang lebih singkat tidak dapat digunakan, karena tidak dapat memisahkan

    senyawa105

    RhCl3 dengan bentuk senyawa lain dari radioisotop105

    Rh (sebagai

    pengotor radiokimia). Sistem kromatografi nomor 1, 2, 3, 9 dan 11 tidak dapat

    digunakan karena pemisahan yang dihasilkan kurang sempurna yaitu berekor (tailing).

    Dengan demikian, maka sistem kromatografi yang dapat digunakan untuk tujuan

    tersebut adalah sistem kromatografi kertas dengan menggunakan kertas kromatografi

    Whatman 3 MM atau Whatman 31 ET sebagai fase diam dan asam asetat 50%

    sebagai fase gerak (sistem nomor 5 dan 6). Kedua sistem tersebut membutuhkan

    waktu yang cukup singkat untuk elusi dan dapat memisahkan senyawa105

    RhCl3

    dengan baik dari pengotor radiokimianya. Senyawa105

    RhCl3 pada kedua sistem

    tersebut berada pada Rf 0 0,1 , sedangkan pengotor radiokimianya bergerak ke arahaliran fase gerak, yaitu masing-masing berada pada Rf 0,7 0,9 dan 0,8 0,9. Hasil

    analisis kromatografi kertas selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4. Hasil analisis

    elektroforesis kertas kromatografi Whatman 3 MM (2 x 38 cm) dan larutan dapar fosfat

    0,02 M pH 7,5 sebagai larutan elektrolitnya, diperoleh senyawa105

    RhCl3 (tidak

    bermuatan) tetap tinggal pada titik nol. Berdasarkan hasil tersebut, maka dengan

    menggabungkan metode kromatografi kertas (menggunakan kertas kromatografi

    Whatman 3 MM atau Whatman 31 ET sebagai fase diam dan asam asetat 50%sebagai fase gerak) dan metode elektroforesis kertas, maka kemurnian radiokimia

    larutan radioisotop105

    RhCl3 tersebut dapat diketahui, yaitu sebesar 98,90 0,6%.

    Kemurnian radiokimia larutan radioisotop105

    RhCl3 yang diperoleh ternyata memenuhi

    syarat jika digunakan secara in-vivountuk terapi di bidang kedokteran nuklir, yaitu di

    atas 95%.

    40

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    17/19

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    18/19

    Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia

    Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology ISSN 1411 - 3481

    Vol. VII, No. 1, Februari 2006: 25-43

    SIMPULAN

    Radioisotop

    105

    Rh dapat dibuat dengan menggunakan target serbuk logamrutenium alam yang diiradiasi di reaktor TRIGA 2000 Bandung pada fluks neutron

    termal 2,012 x 1013

    n.cm-2

    .det-1

    selama 60 65 jam dengan aktivitas sebesar 35

    60 mCi dan konsentrasi radioaktif sebesar 7 12 mCi / mL.

    Larutan radioisotop105

    RhCl3 yang diperoleh mempunyai pH berkisar antara

    1,5 2, terlihat jernih dan tidak berwarna. Larutan tersebut mempunyai kemurnian

    radiokimia sebesar 98,90 0,6 % dan kemurnian radionuklida di atas 99% ( 99,78

    0,03 %).

    Radioisotop105

    RhCl3 yang diperoleh memungkinkan untuk dapat digunakan

    sebagai radionuklida alternatif dalam pembuatan berbagai radiofarmaka dengan

    aktivitas jenis tinggi untuk terapi, seperti105

    Rh-EDTMP, dll.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lenny K. dan Bpk. Uu

    Sumantri yang telah membantu penulis di dalam penelitian ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. EHRHARDT, G.J., et. al., Reactor produced radionuclides at the University of

    Missouri Research Reactor, J. Appl. Radiat. Isot. 49 (1998) 295 297.

    2. VOLKERT, W. A., et. al., Therapeutic radiopharmaceuticals, Chem. Rev., 99 (1999)

    2269 2292.

    3. ATKINS, H. L., Overview of nuclides for bone pain palliation, J. Appl. Radiat. Isot.,

    49 (4) (1998) 277 283.

    4. CHAKRABORTY, S ., et.al., Feasibility study for production of175

    Yb : A promising

    therapeutic radionuclide, J. Appl. Radiat. Isot., 57 (2002) 295-301.

    5. ANDO, A., et.al., Production of105

    Rh-EDTMP and its bone accumulation, J. Appl.

    Radiat. Isot., 52 (2000) 211 215.

    42

  • 8/7/2019 AzmairitAziz-PembuatanIsotopRadium105105RhCl3

    19/19

    Pembuatan Radioisotop Rodium-105 (105RhCl3)

    (Azmairit Aziz) ISSN 1411 - 3481

    6. VENKATESH, M., et.al.,90

    Y and105

    Rh labelled preparation : Potential therapeutic

    agents, Therapeutic Applications of Radiopharmaceuticals, IAEA-TECDOC-1228,

    International Atomic Energy Agency, Vienna, (2001), 84 89.

    7. KETRING, A.R., et.al., Production and supply of high specific activity radioisotopes

    for radiotherapy applications, Alasbimn Journal, 5 (19) (2003).

    8. JIA, W., et.al., Production of no-carrier-added105

    Rh from neutron irradiated

    ruthenium target, J. Platinum Metals. Rev., 44 (2) (2000) 50 55.

    43