avril2b.doc

21
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Definisi Time and Motion Study keterkaitan erat antara Pengukuran Waktu dan Studi gerakan segera dilihat khalayak industri waktu itu. Memang, di samping Taylor yang juga meneliti untuk mencari cara kerja terbaik, Gilbreth banyak berkontak dengan Taylor sampai Gilbreth mengembangkan sesuatu yang kemudian dikenal sebagai studi gerakan. Dengan studi gerakan dapat diperoleh berbagai rancangan sistem kerja yang baik bagi suatu pekerjaan, suatu hal yang juga diinginkan oleh Taylor; untuk mencari rancangan yang terbaik perlu dilakukan pengukuran waktu untuk memilihnya, yaitu untuk mencari rancangan yang membutuhkan waktu tersingkat. Karena itu penerapan kedua temuan itu selalu dilakukan bersamaan sebagai dua hal yang saling melengkapi. Dalam perkembangannya kemudian keduanya dipandang sebagai suatu kesatuan yang dikenal dengan nama ”Time and Motion Study” atau studi waktu dan gerakan. Istilah lain yang kemudian hari kerap juga digunakan untuk hal ini adalah Methods Engineering.

Upload: andilsitumorang

Post on 26-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Bab 2

Bab 2

Landasan Teori

2.1. Definisi Time and Motion Study

keterkaitan erat antara Pengukuran Waktu dan Studi gerakan segera dilihat khalayak industri waktu itu. Memang, di samping Taylor yang juga meneliti untuk mencari cara kerja terbaik, Gilbreth banyak berkontak dengan Taylor sampai Gilbreth mengembangkan sesuatu yang kemudian dikenal sebagai studi gerakan. Dengan studi gerakan dapat diperoleh berbagai rancangan sistem kerja yang baik bagi suatu pekerjaan, suatu hal yang juga diinginkan oleh Taylor; untuk mencari rancangan yang terbaik perlu dilakukan pengukuran waktu untuk memilihnya, yaitu untuk mencari rancangan yang membutuhkan waktu tersingkat. Karena itu penerapan kedua temuan itu selalu dilakukan bersamaan sebagai dua hal yang saling melengkapi.

Dalam perkembangannya kemudian keduanya dipandang sebagai suatu kesatuan yang dikenal dengan nama Time and Motion Study atau studi waktu dan gerakan. Istilah lain yang kemudian hari kerap juga digunakan untuk hal ini adalah Methods Engineering. Pada tahap awal dari Methods Engineering adalah menentukan estimasi waktu yang akan dikerjakan oleh pekerja dalam menjalankan tugas pada sebuah stasiun kerja. 2.2. Langkah-langkah pengukuran waktu

Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat dipertanggungjawabkan maka tidak cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan menggunakan jam henti, apalagi jam biasa. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar akhirnya dapat diperoleh waktu yang pantas untuk pekerjaan yang bersangkutan seperti yang berhubungan dengan kondisi kerja, cara pengukuran, jumlah pengukuran, dan lain-lain. Berikut ini sebagian langkah-langkah yang perlu diikuti agar maksud diatas tercapai.2.2.1. Penetapan Tujuan Pengukuran

Sebagaimana halnya dengan berbagi kegiatan lain, tujuan melakukan kegiatan harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengukuran waktu, hal-hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah peruntukkan penggunakan hasil pengukuran, tingkat ketelitian, dan tingkat keyakinan yang dinginkan dari hasil pengukuran tersebut.2.2.2. Melakukan Penelitian Pendahuluan

Tujuan yang ingin dicapai dari pengukuran waktu adalah memperoleh waktu yang pantas untuk diberikan kepada pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Tentu suatu sistem kerja dengan kondisi yang telah ada selama ini termasuk di antara yang dapat dicarikan waktu yang pantas tersebut. Artinya akan didapat juga waktu yang pantas untuk menyelesaikan pekerjaan, namun dengan kondisi yang bersangkutan itu. Suatu perusahaan biasanya menginginkan waktu kerja yang sesingkat-singkatnya agar dapat meraih keuntungan ynag sebesar-besarnya. Keuntungan demikian tidak akan diperoleh jika kondisi kerja dari pekerjaan-pekerjaan yang ada di perusahaan tersebut tidak menunjang tercapainya hal tadi. 2.2.3. Memilih Operator

Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang yang begitu saja diambil dari tempat kerja. Orang ini harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan dengan baik dan dapat diandalkan hasilnya. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama.

Di samping itu operator yang dipilih adalah orang yang pada saat pengukuran dilakukan mau bekerja secara wajar. Walau operator yang bersangkutan sehari-hari dikenal memenuhi syarat pertama tadi tidak mustahil dia bekerja tidak wajar ketika pengukuran dilakukan karena alasan tertentu.2.2.4. Melatih OperatorWalaupun operator yang baik telah didapat,kadang-kadang pelatihan masih diperlukan bagi operator tersebut terutama jika kondisi dan cara kerja yang dipakai tidak sama dengan yang biasa dijalankan operator.Hal ini terjadi jika yang akan diukur adalah sistem kerja baru sehingga operator tidak berpengalaman menjalankannya. Bahkan bila sistem kerjanya adalah yang sudah ada selama ini, operator pun bisa kurang menguasai pekerjaannya terutama bila banyak perubahan rancangan yang dilakukan.2.2.5. Mengurangi Pekerjaan Atas Elemen Pekerjaan

Di sini pekerja dipecah menjadi elemen pekerjaan, yang merupakan gerakan bagian dari pekerja yang bersangkutan. Elemen-elemen inilah yang diukur waktunya. Waktu siklusnya adalah jumlah dari waktu setiap elemen ini. Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu produk sejak bahan baku mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya melakukan penguraian pekerjaan atas elemen-elemen.

Untuk menjelaskan catatan tentang tata cara kerja yang dibakukan.

Untuk memungkinkan melakukan penyesuaian bagi setiap elemen karena keterampilan bekerjanya operator belum tentu sama untuk semua bagian dari gerakan-gerakan kerjanya.

Melakukan pembagian kerja menjadi elemen-elemen pekerjaan adalah untuk memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang mungkin saja dilakukan pekerja.

Untuk memungkinkan dikembangkannya Data Waktu Standar untuk tempat kerja yang bersangkutan.

Jelaslah sekarang alasan perlunya melakukan penguraian elemen-elemen dari suatu pekerjaan yang akan diukur waktunya. Walaupun demikian, ketentuan ini tidak bersifat mutlak; artinya jika alasan-alasan di atas dianggap tidak penting atau dirasakan tidak akan terjadi maka langkah ini tidak perlu dilakukan.2.2.6. Menyiapkan Perlengkapan Pengukuran

Setelah kelima langkah di atas dijalankan dengan baik, tibalah sekarang pada langkah terakhir sebelum melakukan pengukuran, yaitu menyiapkan perlengkapan yang diperlukan. Hal-hal tersebut adalah:

Jam henti Lembaran-lembaran pengamatan

Pena atau pensil

Papan pengamatan

Jika alat-alat ini telah disiapkan, selesailah sudah persiapan-persiapan yang mendahului pengukuran. Ini berarti tahap berikutnya, yaitu pengukuran waktu, sudah bisa dimulai.2.3. Pengukuran WaktuPengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu-waktu kerja baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan. Dalam pengukuran waktu khususnya dalam time study memiliki teknik tersendiri yaitu:1. Teknik pengukuran langsung Yaitu pengukuran waktu kerja yang dilakukan oleh peneliti secara langsung ditempat objek penelitian. Dua cara yang temasuk di dalamnya adalah cara jam henti dan sampling pekerjaan.2. Teknik pengukuran tidak langsung

Yaitu pengukuran waktu kerja yang dilakukan melalui pendekatan tabel waktu baku yang sudah ada atau waktu dari pendekatan gerakan-gerakan dasar. Yang termasuk kelompok ini adalah data waktu baku dan data waktu gerakan.Hal pertama yang harus dilakukan adalah pengkuran pendahuluan. Tujuan melakukan hal ini ialah agar nantinya mendapatkan perkiraan statistikal dari banyaknya pengukuran yang harus dilakukan untuk tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan.

Untuk mengetahui jumlah pengukuran yang harus dilakukan, diperlukan beberapa tahap pengukuran pendahuluan seperti dijelaskan berikut ini.

Pengukuran pendahuluan pertama dilakukan dengan melakukan beberapa buah pengukuran yang banyaknya ditentukan oleh pengukur. Biasanya enam belas kali atau lebih. Setelahnya pengukuran tahap pertama ini dijalankan, selunjutnya dijalankan tahap-tahap kegiatan menguji keseragamam data dan menghitung jumlah pengukuran yang harus dilakukan. Bila jumlah pengukuran yang dilakukan belum mencukupi, dilanjutkan dengan pengukuran tambahan, yaitu mengukur lagi untuk mengejar jumlah minimum yang diperlukan. Untuk kecermatan, setelah pengukuran memenuhi syarat kecukupan data seperti yang telah dihitung, dilakukan lagi uji keseragaman data dan penghitungan kecukupan data. Bila kali ini data yang terhitung cukup, barulah pengukuran dihentikan. Namun, bila belum juga cukup, tambahan pengukuran perlu dilakukan lagi, dan proses pun berulang.Dalam time study harus dilakukan perhitungan penyesuaian dan kelonggaran. Penyesuaian ini dilakukan untuk mengamati kewajaran operator dalam bekerja pada saat dilakukan pengukuran waktu kerja.

Beberapa cara dalam menentukan faktor penyesuaian ialah: Presentase.

Shumand.

Westinghouse.

Objektif.

Beaudux.

Sintesa.

Langkah-langkah dalam menentukan time study:

1. Hitung rata-rata dari harga rata-rata subgroup.

2. Menghitung standar deviasi.

3. Hitung standar deviasi dari distribusi harga rata-rata subgroup.

4. Hitung nilai Z tabel.5. Tentukan batas kontrol atas (BKA) dan bawah (BKB) untuk uji keseragaman data.

6. Lakukan test kecukupan data.

7. Menghitung waktu siklus.

8. Menghitung waktu normal.

9. Menghitung waktu baku.

2.4. Tingkat ketelitian, tingkat keyakinan, dan pengujian keseragaman data

Berbicara tentang tingkat ketelitian dan pengujian keseragaman data, sebenarnya merupakan pembicaraan tentang pengertian statistik. Karenanya untuk memahami secara mendalam diperlukan beberapa pengetahuan statistik. Tetapi sungguhpun demekian, yang dikemukakan berikut ini adalah pembahasan ke arah pemahamannya dengan cara-cara yang diusahakan sesederhana mungkin.2.4.1. Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan

Yang dicari dengan melakukan pengukuran-pengukuran ini adalah waktu yang sebenarnya dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Yang ideal tentunya dilakukan pengukuran-pengukuran yang sangat banyak (sampai tak terhingga kali), karena dengan demikian diperoleh jawaban yang pasti. Tetapi hal ini jelas tidak mungking karena kerterbatasan waktu, tenaga, dan tentunya biaya.

Dengan tidak dilakukannya pengukuran yang banyak, pengukur akan kehilangan sebagian kepastian terhadap kecepatan rata-rata waktu penyelesaian yang sebenarnya. Hal ini harus disadari oleh pengukur. Tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan adalah pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan melakukan pengukuran yang sangat banyak.

Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Sementara tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi.

Mengenai pengaruh tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan terhadap jumlah pengukuran yang diperlukan dapat dipelajari secara statistik. Tetapi secara intuitif hal ini dapat diduga, yaitu bahwa semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin besar tingkat keyakinan, semakin banyak pengukuran yang diperlukan.

2.4.2. Pengujian Keseragaman Data

Pada pasal 8.1.b telah dikemikakan bahwa satu langkah yang dilakukan sebelum pengukuran adalah merancang suatu sistem kerja yang baik, yang terdiri dari kondisi kerja dan cara kerja yang baik. Jadi, yang dihadapi adalah jika suatu sistem yang akan diukur merupakan sistem yang sudah ada maka sistem ini dipelajari untuk kemudian diperbaiki. Jika sistemnya belum ada maka yang dilakukan adalah merancang sesuatu yang baru dan baik. Terhadap suatu sistem yang baik inilah pengukuran waktu dilakukan dan dari sistem inilah waktu penyelesaian pekerja dicari. Walau selanjutnya pembakuan sistem yang dipandang baik ini telah dilakukan, seringkali pengukuran, sebagaimana juga operator, tidak mengetahui terjadinya perubahan- perubahan pada sistem kerja. Memang perubahan adalah sesuatu yang wajar karena bagaimanapun juga sistem kerja tidak dapat tetap dipertahankan terus-menerus pada keadaan yang tetap sama. Keadaan sistem yang selalu berubah dapat diterima, asalkan perubahannya adalah memang yang sepantasnya terjadi. Akibatnya waktu penyelesaian yang dihasilkan sistem selalu berubah-berubah, namun juga mesti dalam batas waktu kewajaran. Dengan kata lain harus seragam.

2.5. Studi Gerakan

Studi gerakan adalah suatu analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian tubuh pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian agar gerakan-gerakan yang tidak perlu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh penghematan baik dalam bentuk tenaga, waktu kerja maupun dana.Untuk memudahkan penganalisisan terhadap gerakan-gerakan yang dipelajari, perlu dikenali terlebih dahulu apa yang disebut sebagai gerakan-gerakan dasar sebagaimana yang dikembangkan secara mendalam oleh Frank b. Gilbreth beserta istrinya, Lilian. Ia telah menguraikan gerakan ke dalam 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang mereka namakan therblig (Gilbreth, dibaca dari belakang dengan th sebagai satu kesatuan huruf). 2.6. Gerakan-gerakan yang diuraikan oleh Gilnreth

Sebagian besar dari gerakan-gerakan therblig ini merupakan gerakan gerakan dasar tangan dan sering dijumpai terutama dalam pekerjaan yang bersifat manual.Suatu pekerjaan yang utuh dapat diuraikan menjadi beberapa gerakan dasar, dan setiap pekerjaan mempunyai uraian pekerjaan yang berbeda. Kemampuan untuk mengurangi dengan baik suatu pekerjaan ke dalam elemen-elemen gerakan sangat diperlukan untuk perancangan atau perbaikan sistem kerja, karena dengan demikian akan memudahkan penganalisaan.

Gerakan therblig sangat baik diperlukan untuk menghemat waktu kerja atau gerakan mana yang sebetulnya tidak diperlukan oleh pekerja tapi masih dilakukan pekerja.

Adapun 17 gerakan dasar atau elemen gerakan therblig dapat diuraikan sebagai berikut:

2.6.1. Mencari (Search)

Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk menemukan lokasi objek. Yang bekerja dalam hal ini adalah mata. Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak mencari objek dan berakhir bila objek sudah ditemukan.

Untuk therblig ini tujuan analisisnya adalah sedapat mungkin menghilangkannya. Mencari merupakan gerak yang tidak efektif dan masih dapat dihindarkan misalnya dengan menyimpan peralatan atau bahan-bahan pada tempat yang tetap sehingga proses mencari dapat dihilangkan.2.6.2. Memilih (Select)

Memilih merupakan gerakan untuk menentukan suatu objek yang tercampur. Tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melakukan gerakan ini. Therblig ini dimulai pada saat tangan dan mata mulai memilih, dan berakhir bila objek sudah ditemukan. Batas antara mulai memilih dan akhir dari mencari agak sulit untuk ditentukan karena ada pembauran pekerjaan di antara dua gerakan tersebut, yaitu gerakan yang dilakukan oleh mata.Gerakan memilih merupakan gerakan yang tidak efektif sehingga sedapat mungkin elemen gerakan ini harus dilakukan oleh mata.

2.6.3. Memegang (Grasp)

Therblig ini adalah gerakan untuk memegang objek, biasanya didahului oleh gerakan menjangkau dan dilanjutakn oleh gerakan membawa. Therblig ini merupakan gerakan yang efektif dari suatu pekerjaan dan meskipun sulit untuk dihilangkan dalam beberapa keadaan masih dapat diperbaiki.

2.6.4. Menjangkau (Reach)Pengertian menjangkau dalam therblig adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek.

Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan melepas (release) dan diikuti oleh gerakan memegang. Therblig ini mulai pada saat tangan mulai berpindah dan berakhir bila tangan sudah berhenti.

Waktu yang dipergunakan untuk menjangkau, tergantung pada jarak dari pergerakan tangan dan dari tipe menjangkaunya. Seperti juga memegang, menjangkau sulit untuk dihilangkan secara keseluruhan dari siklus kerja; yang masih mungkin adalah pengurangan dari waktu gerak ini.

2.6.5. Membawa (move)

Elemen gerak membawa juga merupakan gerak perpindahan tangan, hanya dalam gerakan ini tangan dalam keadaan dibebani. Gerakan membawa biasanya didahului oleh memegang dan dilanjutkan oleh melepas atau dapat juga oleh pengarahan (position).

Therblig ini mulai dan berakhir pada saat yang sama dengan menjangkau, karena itu faktor-faktor yang mempengarui waktu gerakan pun hampir sama, yaitu jarak pindah, dan macamnya. Pengaruh yang lain adalah beratnya beban yang dibawa oleh tangan.

Dalam beberapa pekerjaan yang memerlukan kombinasi antara tangan dan mata, waktu yang diperlukan untuk membawa menjadi terpengaruhi oleh waktu yang diperlukan oleh gerakan mata. Pekerjaan ini sering dijumpai karena pada dasarnya sewaktu objek sedang dibawa, mata sudah mulai mengarahkan (positioning).

2.6.6. Memegang Untuk Memakai (Hold)

Pengertian memegang untuk memakai di sini adalah memegang tanpa menggerakkan objek yang dipegang. Perbedaannya dengan memegang terdahulu adalah pada perlakuan terhadap objek. Pada memegang, pemegangan dilanjutakan dengan gerak membawa, sedangkan memegang untuk memakai tidak demikian.

Therblig ini merupakan gerakan yang tidak efektif, dengan demikian sedapat mungkin harus dihilangkan atau paling tidak dikurangi.

2.6.7. Melepas (Release)Elemen gerak melepas terjadi bila seorang pekerja melepaskan objek yang dipegangnya. Bila dibandingkan dengan therblig lainnya, gerakan melepas merupakan gerakan yang relatif lebih singkat.Therblig ini mulai pada saat pekerja mulai melepaskan tangannya dari objek dan berakhir bila seluruh jarinya sudah tidak menyentuh objek lagi. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan menjangkau.2.6.8. Mengarah (Position)

Therblig ini merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu lokasi tertentu. Mengarahkan biasanya didahului oleh gerakan mengangkut dan diikuti oleh gerakan merakit (assembling).

Gerakan ini mulai sejak tangan mengendalikan objek misalnya memutar, menggeser ke tempat yang diinginkan, dan berakhir pada saat gerakan merakit atau memakai dimulai.2.6.9. Mengarahkan Sementara (Pre Position)

Mengarahkan sementara merupakan elemen gerak pada suatu tempat sementara.

Tujuan dari penempatan sementara ini adalah untuk memudahkan pemegangan apabila objek tersebut akan ditangani kembali. Dengan demikian untuk siklus kerja berikutnya elemen gerak mengarahkan diharapkan berkurang. Hal ini terjadi karena objek ynag akan dipegang sudah diposisikan sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemakaian selanjutnya.

Therblig ini sering terjadi bersama dengan therblig yang lain seperti mengangkut dan melepas.

2.6.10. Pemeriksaan (Inspection)

Therblig ini merupakan pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Elemen ini dapat berupa gerakan melihat seperti untuk memeriksa warna, meraba seperti memeriksa kehalusan permukaan, mencium, mendengarkan, dan kadang-kadang merasa dengan lidah.

Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan antara objek dan suatu standar. Banyak atau sedikitnya waktu yang diperlukan untuk memeriksa, tergantung pada kecepatan operator untuk menyimpulkan ada tidaknya perbedaan antara objek dengan standar yang dibandingkan.

Pemeriksaan yang dilakukan dalam therblig ini dapat berupa pemeriksaan kualitas seperti baik atau buruknya objek yang ditentukan oleh warnanya, dapat pula berupa pemeriksaan kuantitas, misalnya jika cacat-tidaknya ditentukan oleh jumlah cacatnya.2.6.11. Perakitan (Assemble)

Perakitan adalah gerakan yang menghubungkan satu objek dengan objek yang lain sehingga menjadi satu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului oleh salah satu therblig membawa atau mengarahkan dan dilanjutkan oleh therblig melepas.

Pekerjaan perakitan dimulai bila objek sudah siap dipasang (biasanya setelah diarahkan) dan berakhir bila sudah tergabung secara sempurna.

2.6.12. Lepas Rakit (Disassemble)

Therblig ini merupakan kebalikan dari therblig diatas, di sini dua bagian objek dipisahkan dari satu kesatuan.gerakan lepas rakit biasanya didahului oleh memegang dan dilanjutakan oleh membawa atau biasanya juga dilanjutkan oleh melepas. Gerakan ini dimulai pada saat pemegang atas objek dan dilanjutkan dengan usaha memisahkan dan berakhir bila kedua objek telah terpisah secara sempurna. Biasanya akhir dari lepas rakit merupakan awal dari salah satu gerakan membawa atau melepas.

2.6.13. Memakai (Use)

yang dimaksud memakai di sini adalah bila tangan atau kedua-duanya dipakai untuk menggunakan alat. Lamanya waktu yang dipergunakan untuk gerak ini tergantung dari jenis pekerjaan dan keterampilan pekerjanya.

2.6.14. Kelambatan yang tak terhindarkan (Unavoidable delay)Keterlambatan yang dimuksudkan di sini adalah keterlambatan yang diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi di luar kemampuan pengendalian pekerja. Contohnya karena ketentuan cra kerja yang mengakibatkan satu tangan menganggur sedangkan tangan yang lain bekerja, misalnya pada operator mesin bor. Sebagai akibat dari sifat alat dan pekerjaannya, hanya memungkinkan satu tangan bekerja secara aktif.

Gangguan-ganguan yang terjadi seperti padamnya listrik, rusaknya alat-alat, dan sebagainya menyebabkan juga keterlambatan ini.Keterlambatan dapat dikurangi dengan mengadakan perubahan atau perbaikan pada proses operasi.

2.6.15. Keterlambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable delay)

Keterlambatan ini disebabkan oleh hal yang timbul sepanjang waktu kerja oleh pekerja baik disengaja maupun tidak disengaja. Misalnya pekerja yang sedang menderita sakit batuk, ia batuk-batuk sepanjang waktu kerjanya dan hal ini menimbulkan gangguan pada pekerjaannya. Contoh lain: pekerja yang merokok ketika sedang bekerja. Untuk mengurangi kelambatan ini, harus diadakan perbaikan oleh pekerjanya sendiri tanpa harus mengubah proses operasinya.2.6.16. Merencanakan (Plan)

Merencanakan merupakan proses mental, yakni operator berpikir untuk menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya. Therblig ini lebih sering terjadi pada seorang pekerja baru.

2.6.17. Istirahat untuk menghilangkan fatigue (Rest to overcome fatigue)Hal ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja, tetapi secara periodik. Waktu untuk memulihkan lagi kondisi badannya dari rasa fatigue sebagai akibat kerja berbeda-beda, tidak saja karena jenis pekerjaannya tetapi juga karena individu pekerjanya.