audit irigasi individu.docx

6
NAMA : MAYANG SEPTIANA NIM : 115040200111042 KELAS:J DOSEN : Ir. Didik Suprayoga, M, SC Ph. D INTERPRETASI HASIL AUDIT IRRIGASI Proses Penilaian Cepat (RAP) untuk proyek irigasi adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data selama 1-2 minggu baik di kantor maupun di lapangan. Proses tersebut memeriksa input eksternal, seperti suplai (ketersediaan) air, dan output seperti pemanfaatan air (ET, aliran air permukaan, dan lain-lain). Proses tersebut merupakan pemeriksaan sistematis menyangkut perangkat keras dan aturan yang digunakan untuk mengalirkan dan mendistribusikan air l ke semua tingkat di dalam lingkup internal proyek tersebut (mulai dari sumber air hingga lahan usahatani) (FAO, 2001). Pada lembar kerja pertama didukung oleh lembar kerja infrastruktur penyaluran air dan lahan usaha tani yang tidak diukung oleh infrastruktur tersebut. Dalam melakukan proses irigasi, air yang digunakan untuk mengairi suatu lahan pertanian biasanya berasal dari suatu sumber, bukan berasal dari dalam tanah atau air tanah. Sumber air tersebut bisa berasal dari waduk / bendungan maupun berasal dari sungai. Dalam melakukan suatu irigasi, terdapat suatu sistem irigasi yang mengatur hubungan antara pemakai dan pengguna air

Upload: yuda-pangestu

Post on 27-Oct-2015

304 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

audit irigasi, tugas audit irdas

TRANSCRIPT

Page 1: audit irigasi individu.docx

NAMA : MAYANG SEPTIANA

NIM : 115040200111042

KELAS:J

DOSEN : Ir. Didik Suprayoga, M, SC Ph. D

INTERPRETASI HASIL AUDIT IRRIGASI

Proses Penilaian Cepat (RAP) untuk proyek irigasi adalah suatu proses pengumpulan dan

analisis data selama 1-2 minggu baik di kantor maupun di lapangan. Proses tersebut memeriksa

input eksternal, seperti suplai (ketersediaan) air, dan output seperti pemanfaatan air (ET, aliran

air permukaan, dan lain-lain). Proses tersebut merupakan pemeriksaan sistematis menyangkut

perangkat keras dan aturan yang digunakan untuk mengalirkan dan mendistribusikan air l ke

semua tingkat di dalam lingkup internal proyek tersebut (mulai dari sumber air hingga lahan

usahatani) (FAO, 2001). Pada lembar kerja pertama didukung oleh lembar kerja infrastruktur

penyaluran air dan lahan usaha tani yang tidak diukung oleh infrastruktur tersebut.

Dalam melakukan proses irigasi, air yang digunakan untuk mengairi suatu lahan

pertanian biasanya berasal dari suatu sumber, bukan berasal dari dalam tanah atau air tanah.

Sumber air tersebut bisa berasal dari waduk / bendungan maupun berasal dari sungai. Dalam

melakukan suatu irigasi, terdapat suatu sistem irigasi yang mengatur hubungan antara pemakai

dan pengguna air irigasi tersebut. Himpunan tersebut dinamakan P3A ( Perhimpunan Pemakai

dan Pengguna ). Himpunan ini mempunyai peran serta fungsi dalam melakukan pendistribusian

air sebesar 85 %.

Pada praktek system irigasi yang dilakukan banyak sekali perhitungan-perhitungan yang

beum dilakukan. Perhitungan tersebut antara lain adalah volume air yang merembes pada kanal,

volume air yang tumpah dari kanal, dan pengontrolan kanal masih kurang terkontrol dimana

masih terdapat aliran tidak terkontrol air yang masuk ke kanal. Dalam melakukan survei atau

praktek irigasi ada beberapa hal yang tidak dapat dihitung secara pasti, antara lain hal itu terjadi

pada pengukuran volume dan laju air. Pengukuran yang tidak pasti ini berakibat pada hasil akhir

volume air, volume air yang tidak didapat kemungkinan tidak tepat

Page 2: audit irigasi individu.docx

Suatu sistem Irigasi dibagi lagi dalam beberapa subsistem Irigasi. Salah satu subsistem

dalam sistem irigasi adalah subsistem penyaluran air dengan menggunakan kanal. Setiap

subsistem memiliki kelebihan dan kelemahan masing – masing.

Dalam subsistem penyaluran air dengan menggunakan kanal ini terdapat beberapa yaitu,

adanya rembesan air yang masuk didalam tanah sehingga dapat mempengarui debit aliran air,

pada pengoprasian pintu air pada kanal pada tingkat sedang, waktu melakukan irigasi yang

terhambat, ketidakmerataan pmberian irigasi pada tiap kanal dan pengendalian untuk daerah

lebih rendah masih kurang serta pembagian air yang tidak menentu baik dari lama waktu irigasi

maupun debitnya, perusakan struktur bangunan irigasi rawan terjadi dan konflik pengguna air

juga kadang terjadi.

Hal yang terpenting dalam melaukan interpretasi suatu system irigasi adalah melakukan

pengamatan dan perhitungan efisiensi irigasi. Secara umum efisiensi irigasi pada daerah ini

tergolong rendah, 53%, CI = 0,24%, artinya masih ada beberapa yang harus dikoreksi dalam

sistem, terutama penghitungan volume, laju, debit, volume rembesan, volume tumpahan, akan

dapat meningkatkan efisiensi dari sistem irigasi tersebut.

Page 3: audit irigasi individu.docx

NAMA : MARTINA SARI DEWI

NIM : 115040200111042

KELAS:J

DOSEN : Ir. Didik Suprayoga, M, SC Ph. D

INTERPRETASI HASIL AUDIT IRRIGASI

Dalam melakukan proses irigasi, air yang digunakan untuk mengairi suatu lahan

pertanian biasanya berasal dari suatu sumber, bukan berasal dari dalam tanah atau air tanah.

Sumber air tersebut bisa berasal dari waduk / bendungan maupun berasal dari sungai. Dalam

melakukan suatu irigasi, terdapat suatu sistem irigasi yang mengatur hubungan antara pemakai

dan pengguna air irigasi tersebut. Himpunan tersebut dinamakan P3A ( Perhimpunan Pemakai

dan Pengguna ). Himpunan ini mempunyai peran serta fungsi dalam melakukan pendistribusian

air sebesar 85 %.

Pada praktek system irigasi yang dilakukan banyak sekali perhitungan-perhitungan yang

beum dilakukan. Perhitungan tersebut antara lain adalah volume air yang merembes pada kanal,

volume air yang tumpah dari kanal, dan pengontrolan kanal masih kurang terkontrol dimana

masih terdapat aliran tidak terkontrol air yang masuk ke kanal. Dalam melakukan survei atau

praktek irigasi ada beberapa hal yang tidak dapat dihitung secara pasti, antara lain hal itu terjadi

pada pengukuran volume dan laju air. Pengukuran yang tidak pasti ini berakibat pada hasil akhir

volume air, volume air yang tidak didapat kemungkinan tidak tepat

Suatu sistem Irigasi dibagi lagi dalam beberapa subsistem Irigasi. Salah satu subsistem

dalam sistem irigasi adalah subsistem penyaluran air dengan menggunakan kanal. Setiap

subsistem memiliki kelebihan dan kelemahan masing – masing.

Terdapat kelemahan dalam pendistribusian yaitu waktu pengirigasian yang terlambat,

ketidakrataan pemberian irigasi pada tiap titip kanal dan pengendalian dari untuk daerah lebih

rendah masih kurang serta pembagian air yang tidak menentu, baik dari lama waktu irigasi dan

Page 4: audit irigasi individu.docx

debitnya. Masalah lain, perusakan struktur bangunan irigasi rawan terjadi dan konflik pengguna

air juga kadang terjadi.

Hal yang terpenting dalam melaukan interpretasi suatu system irigasi adalah melakukan

pengamatan dan perhitungan efisiensi irigasi. Secara umum efisiensi irigasi pada daerah ini

tergolong rendah, 53%, CI = 0,24%, artinya masih ada beberapa yang harus dikoreksi dalam

sistem, terutama penghitungan volume, laju, debit, volume rembesan, volume tumpahan, akan

dapat meningkatkan efisiensi dari sistem irigasi tersebut.