att 1415687590817 tugas kelompok komkel

260
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DPR dan DPD sebagai lembaga legislative di Indonesia yang tergabung dalam MPR adalah Produk hasil dari Pemilihan Umum legislative. DPR sebagai lembaga legislative yang berasal dari daerah-daerah sebagai perwakilan rakyat yang di calonkan oleh partai politik. Sementara itu, DPD sebagai perwakilan dari daerah sendiri yang mencalonkan diri bukan dari partai politik melainkan independent. Dalam hubungannya sendiri dengan DPD, DPR memiliki hubungan dengan DPD yaitu hubungan kerja dalam rangka membahas RUU dimana DPD memiliki hak untuk memberikan pertimbangan atas RUU tersebut, dan menyampaikan hasil pelaksanaan pengawasan UU tersebut kepada DPR. Sementara itu DPD, dalam keterkaitannya dengan DPR yaitu mengajukan RUU tertentu kepada DPR, ikut membahas RUU tertentu bersama DPR, memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU tertentu, dan menyampaikan hasil pengawasan UU tertentu kepada DPR. Dalam kaitannya itu, DPD sebagai perwakilan yang mewakili daerah harus mengedepankan kepentingan daerah yang diwakilinya tersebut. Page 1 | 260

Upload: radeagunawan

Post on 21-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fdgsgsw

TRANSCRIPT

Page 1: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

DPR dan DPD sebagai lembaga legislative di Indonesia yang tergabung

dalam MPR adalah Produk hasil dari Pemilihan Umum legislative. DPR

sebagai lembaga legislative yang berasal dari daerah-daerah sebagai

perwakilan rakyat yang di calonkan oleh partai politik. Sementara itu, DPD

sebagai perwakilan dari daerah sendiri yang mencalonkan diri bukan dari

partai politik melainkan independent. Dalam hubungannya sendiri dengan

DPD, DPR memiliki hubungan dengan DPD yaitu hubungan kerja dalam

rangka membahas RUU dimana DPD memiliki hak untuk memberikan

pertimbangan atas RUU tersebut, dan menyampaikan hasil pelaksanaan

pengawasan UU tersebut kepada DPR. Sementara itu DPD, dalam

keterkaitannya dengan DPR yaitu mengajukan RUU tertentu kepada DPR,

ikut membahas RUU tertentu bersama DPR, memberikan pertimbangan

kepada DPR atas RUU tertentu, dan menyampaikan hasil pengawasan

UU tertentu kepada DPR. Dalam kaitannya itu, DPD sebagai perwakilan

yang mewakili daerah harus mengedepankan kepentingan daerah yang

diwakilinya tersebut.

Berpegang pada hasil-hasil amandemen UUD sebagai dasar hukum

konstitusional, khususnya mengenai restrukturisasi MPR, komponen

utusan daerah dan utusan golongan ditiadakan dan dilahirkanlah

komponen yang baru yakni DPD (Dewan perwakilan daerah_ sebagai

partner DPR. Sebagaimana lumrahnya lingkup kewenangan perwakilan

rakyat, maka DPD ini mempunyai kewenangan dalam kegiatan dalam

kegiatan legislative dan pengawasan kepada eksekutif.

P a g e 1 | 194

Page 2: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Jika kita telaah lebih cermat pokok-pokok kewenangan DPD yang diatur

dalam pasal 22 D UUD 1945, apalagi jika ingin tahu hubungan kerjasama

dengan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), baik dalam kegiatan usul

prakarsa maupun dalam hal pembahasan RUU, bahkan juga untuk

mengajukan bahan pertimbangan kepada DPR; akhirnya diketahui tidak

adanya posisi equal tetapi inequality (Ketidak-setaraan) yang ada antara

DPD dengan DPR. Maka tidak heran kalau banyak suara yang menuding

pasal-pasal 22 hasil amandemen itu menunjukkan betapa lemahnya

kedudukan dan peran (posisi dan fungsi) DPD itu, dibandingkan DPR.

DPD tidak memiliki wewenang pembentukan undang-undang bersama-

sama dengan DPR dan Presiden dan tidak punya wewenang di dalam

menetapkan anggaran (APBN)

Lemahnya peranan DPD sebagai perwakilan local mengaburkan tujuan

utama yang ingin diciptakan melalui sistem parlemen dua kamar

(bicameral) di dalam sistem legislative kita. Bikameralisme yang terbentuk

sangatlah semu, karena DPD hanya menjadi bentuk lain dari “utusan

daerah” dengan wewenang sempit yaitu hanya untuk memberikan

pertimbangan. Terlihat dengan jelas bahwa sistem bahwa sistem

bicameral yang diterapkan tidaklah sesuai dengan prinsip bicameral yang

umum dipahami, yaitu adanya fungsi parlemen yang dijalankan oleh

kedua kamar secara seimbang dalam hal legislasi maupun pengawasan..

Karena amandemen ini pada hakikatnya adalah produk pertimbangan

politik MPR, maka dapat kiranya dimengerti penilaian sementara kritis

bahwa pembentukan DPD ini hanya sebagai subsitusi dan penghapusan

utusan daerah yang semula diakui konstitusionalitasnya dalam UUD

sebelum UUD. Untuk mengetahui lebih lanjut lagi mengenai peranan,

funsi dan hubungan DPR dan DPD maka penulis memutuskan untuk

P a g e 2 | 194

Page 3: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

membuat makalah dengan judul “Peranan,Fungsi serta hubungan DPR

dan DPD dalam lembaga legislative di Indonesia”

1.2 Identifikasi Masalah

Agar penulisan makalah ini tersusun secara sistematis dan terarah, maka

rumusan masalah yang perlu untuk dibahas adalah sebagai berikut :

1.2.1 Sejarah dan Pengertian DPR dan Legislatif

1.2.1.1 Pengertian Komunikasi

1.2.1.2 Pengertian Komunikasi Kelompok

1.2.1.3 Ruang Lingkup DPR

1.2.1.4 Pengertian DPR / Legislatif

1.2.1.5 Tugas DPR

1.2.1.6 Hak dan Kewajiban DPR

2.2 Pelantikan Anggota DPR dan Legislatif 2014-2019

2.3 Permasalahan dalam Pelantikan DPR dan Legislatif 2014-2019

2.4 Pro dan Kontra Pelantikan DPR dan Legislatif 2014-2019

2.5 Pandangan Komunikasi Kelompok terhadap Pelantikan

DPR dan Legislatif 2014-2019

1.3 Tujuan Penulisan

Semua aktifitas yang dilakukan tentunya harus mempunyai tujuan yang

jelas, sehingga diharapkan akan memperoleh hasil yang maksimal dan

tentu saja dalam proses di dalamnya pun membutuhkan langkah-langkah

P a g e 3 | 194

Page 4: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

konkret yang sistematis. Adapun tujuan penulisan makalah ini secara

detail adalah sebagai berikut :

1.3.1 Untuk Mengetahui Sejarah dan Pengertian DPR dan Legislatif

1.3.1.1 Untuk Mengetahui Pengertian Komunikasi

1.3.2.1 Untuk Mengetahui Pengertian Komunikasi Kelompok

1.3.3.1 Untuk Mengetahui Ruang Lingkup DPR

1.3.4.1 Untuk Mengetahui Pengertian DPR / Legislatif

1.3.5.1 Untuk Mengetahui Tugas DPR

1.3.6.1 Untuk Mengetahui Hak dan Kewajiban DPR

1.3.2 Untuk Mengetahui Pelantikan Anggota DPR dan Legislatif 2014

2019

1.3.3 Untuk Mengetahui Permasalahan dalam Pelantikan DPR dan

Legislatif 2014-2019

1.3.4 Untuk Mengetahui Pro dan Kontra Pelantikan DPR dan Legislatif

2014-2019

1.3.5 Untuk Mengetahui Pandangan Komunikasi Kelompok terhadap

Pelantikan DPR dan Legislatif 2014-2019

1.4 Kegunaan Penelitian

Semua aktifitas yang dilakukan tentunya harus mempunyai tujuan yang

jelas, sehingga diharapkan akan memperoleh hasil yang maksimal dan

tentu saja dalam proses di dalamnya pun membutuhkan langkah-langkah

konkret yang sistematis. Adapun tujuan penulisan makalah ini secara

detail adalah sebagai berikut :

P a g e 4 | 194

Page 5: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

1.3.1 Untuk Mengetahui Sejarah dan Pengertian DPR dan Legislatif

1.3.1.1 Untuk Mengetahui Pengertian Komunikasi

1.3.2.1 Untuk Mengetahui Pengertian Komunikasi Kelompok

1.3.3.1 Untuk Mengetahui Ruang LIngkup

1.3.4.1 Untuk Mengetahui Pengertian DPR / Legislatif

1.3.5.1 Untuk Mengetahui Tugas DPR

1.3.6.1 Untuk Mengetahui Hak dan Kewajiban DPR

1.3.2 Untuk Mengetahui Pelantikan Anggota DPR dan Legislatif 2014

2019

1.3.3 Untuk Mengetahui Permasalahan dalam Pelantikan DPR dan

Legislatif 2014-2019

1.3.4 Untuk Mengetahui Pro dan Kontra Pelantikan DPR dan Legislatif

2014-2019

1.3.5 Untuk Mengetahui Pandangan Komunikasi Kelompok terhadap

Pelantikan DPR dan Legislatif 2014-2019

1.5 Kerangka Pemikiran

Teori Komunikasi Kelompok

1. Teori Kesimbangan Heider

Sejarah dan Penemu Teori :

Teori keseimbangan mengatakan bahwa ketika timbul ketegangan antara

maupun didalam diri seseorang, ia mencoba untuk meredamnya atau

P a g e 5 | 194

Page 6: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

mengatasinya dengan cara mempersuasi diri sendiri atau mencoba

mempersuasi orang lain.Teori ini dikemukan pertama kali tahun 1946 oleh

Fritz Heider

Artikel utama:

Heider, F. (1946). Attitudes and cognitive organization. Journal of

Psychology, 21, 107-112.

Asumsi Dasar Teori :

Teori keseimbangan adalah teori dari aliran humanistik. Epistemologi

aliran ini menganggap bahwa tidak ada teori yang memiliki kebenaran

yang mutlak dalam memprediksi manusia (multiple truths). Ontologi aliran

ini mengambarkan bahwa manusia bersikap aktif dan memiliki

kemampuan untuk mengambil keputusan sesuai dengan apa yang disukai

maupun yang tidak disukainya. Aksiologi aliran ini menganggap bahwa

nilai-nilai yang tertanam pada seseorang turut mempengaruhi sikapnya

dalam berperilaku. Penelitian dalam aliran ini lebih bersifat subjektif.

Kritik :

Hasil penelitian dalam teori keseimbangan ini timely. Artinya hasilnya tidak

akan sama pada kurun waktu yang berbeda. Namun pada dasarnya, jika

terjadi ketegangan pada diri seseorang, dia mencoba untuk mengurangi

ketegangan tersebut.

Setiap orang memiliki opininya masing-masing yang mana tidak semua

orang sependapat dengan opininya. Ketika berhadapan dengan orang

yang memiliki kesamaan pendapat dengan kita, kita merasa nyaman atau

P a g e 6 | 194

Page 7: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

dalam teori ini disebut seimbang. Namun ketika kita berhadapan dengan

orang yang berbeda pendapat, kita cenderung tidak nyaman atau teori ini

menyebutnya sebagai tidak seimbang.

Pemikiran dan Implikasnya :

Teori keseimbangan beranggapan bahwa ada tiga cara agar seseorang

merasa seimbang. Pertama, komunikator dan komunikan bisa saja tidak

menyukai sesuatu namun pada dasarnya mereka saling menyukai, jadi

mereka pada dasarnya menyukai perbedaan tersebut. Kedua, komunikan

dan komunikator bisa memiliki sikap positif mengenai suatu objek atau

gagasan dan bisa saling berdiskusi mengenai sisi positif itu. Ketiga,

komunikator dan komunikan bisa saja tidak setuju mengenai gagasannya

tersebut dan juga mereka tidak saling suka, namun mereka bisa

memperoleh informasi mengapa orang lain tidak menyukai objek atau

gagasan tersebut. Artinya sebagai kritik membangun bagi masing-masing

pihak.

Contoh kasus :

Wahyu suka menonton acara bola dan tidak suka gosip namun Ais suka

nonton gosip dan tidak suka bola. Mereka berdua berpacaran, dan saling

menyanyangi. Mereka berdua merasa saling tidak ingin kehilangan satu

sama lain. Jika salah satu dari mereka tidak merubah sikapnya, maka

akan timbul tidak keseimbangan diantara mereka.

Ruang lingkup teori keseimbangan (balance theory) dari Heider adalah

mengenai hubungan-hubungan antarpribadi. Teori keseimbangan Heider

membahas tentang sejauh mana cara mempengaruhi dan menghadapi

orang yang tidak kita sukai adalah merupakan suatu harmoni kognitif.

P a g e 7 | 194

Page 8: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Teori ini berusaha menerangkan bagaimana individu-individu sebagai

bagian dari struktur sosial (misalnya sebagai suatu kelompok) cenderung

untuk menjalin hubungan satu sama lain.

Teori Heider memusatkan perhatiannya pada hubungan intra-pribadi

(intrapersonal) yang berfungsi sebagai “daya tarik”, yaitu semua keadaan

kognitif yang berhubungan dengan perasaan suka dan tidak suka

terhadap individu-individu dan objek-objek lain.

Teori Heider merupakan penjelasan yang sangat menarik tentang gejala-

gejala kelompok dan menyediakan bagi para sarjana komunikasi

beberapa cara yang bermanfaat untuk melihat kelompok yang mempunyai

hubungan dengan kejadian-kejadian intra-pribadi yang berkaitan dengan

dimensi-dimensi struktural dari perasaan suka. Teori ini mungkin juga

bermanfaat untuk menerangkan beberapa kehadiran komunikasi terbuka

di dalam kelompok, walau tidak secara langsung berhubungan dengan

tingkah laku pesan.

Teori Kepemimpinan

Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya

seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya.

Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di

antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :

P a g e 8 | 194

Page 9: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

1. Teori Genetie

Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not

made". bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin

akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan

bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi

pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia

menjadi pemimpin.

2. Teori Sosial

Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made",

make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :

"Leaders are made and not born".

Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat

menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.

3. Teori Ekologis

Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori

sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya

dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah

memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian

dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-

pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut

bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.

Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan

teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori

P a g e 9 | 194

Page 10: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih

mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa

faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin

yang baik

1.6 Metode Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi

pustaka. Metode pustaka, yang di mana dalam proses penyusunannya,

tak terlepas dari berbagai buku literature yang bisa

dipertanggungjawabkan serta rujukan lain berupa artikel-artikel dari

internet. Walau begitu, penulis pun selektif dalam memilih buku yang lebih

mengarah dan berbobot sebagai penunjang tersusunnya makalah ini.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan Gedung Pasca Sarjana Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Padjadajaran Jatinangor.

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah selama empat hari,

dari tanggal 25-28 Oktober 2014.

1.8 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut ;

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

P a g e 10 | 194

Page 11: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Kegunaan Penelitian

1.5 Kerangka Pemikiran

1.6 Metode Penulisan

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.8 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah dan Pengertian DPR dan Legislatif

2.1.1 Pengertian Komunikasi

2.1.2 Pengertian Komunikasi Kelompok

2.1.3 Pengertian DPR / Legislatif

2.1.4 Ruang Lingkup DPR

2.1.5 Tugas DPR

2.1.6 Hak dan Kewajiban DPR

2.2 Pelantikan Anggota DPR dan Legislatif 2014-2019

2.3 Permasalahan dalam Pelantikan DPR dan Legislatif 2014-2019

2.4 Pro dan Kontra Pelantikan DPR dan Legislatif 2014-2019

2.5 Pandangan Komunikasi Kelompok terhadap Pelantikan

DPR dan Legislatif 2014-2019

P a g e 11 | 194

Page 12: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

BAB III OBJEK PENELITIAN

3.1 Gambaran Umun DPR

3.2 Struktur Organisasi DPR

3.3 Tugas dari Masing-masing Struktur DPR

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

3.1 Simpulan

3.2 Penutup

DAFTAR PUSTAKA

P a g e 12 | 194

Page 13: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi

A. Definisi Komunikasi dan Kelompok

Komunikasi

1. Communication is the process of passing information and

understanding from one person to another.

Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari

satu orang ke orang lain. (Keith Davis).

2. Communication is the behavior or activities of delivering a

message or information on thoughts or feelings.

Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan

atau informasi tentang pikiran atau perasaan. (Roben J.G.)

3. Communication comes from latin communis, common, when we

communicate we are trying to share information, an idea or an

attitude... that the essence of communication is getting the receiver

and the sender tuned together for a particular messages.

Komunikasi berasal dari bahasa latin communis, common. Bilamana kita

mengadakan komunikasi, itu artinya kita membentuk persamaan dengan

orang lain, yakni kita mecoba berbagi informasi, ide, atau sikap. (Wilbur

Schram)

4. Communication is a process where verbal and nonverbal symbols

sent, received and given meaning.

Komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan nonverbal

dikirimkan, diterima dan diberi arti. (William J.Seller)

P a g e 13 | 194

Page 14: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

5. Communication is the process by which a system is established,

maintained and altered by means of shared signals that operate

according to rules.

Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk,

dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang

dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan. (Forsdale)

6. Communication is a process of sending and receiving messages.

Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan.

(Bovee)

7. Communication is a process in which the parties mutually to use

the information for a common goal and a communication link that

ties posed by the successor generation of stimuli and rewards.

Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan

informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi

merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan

dan pembangkitan balasannya. (Colin Cherry)

8. Communication is the process of transmitting information, ideas,

emotions, skills and so on by using symbols, words, pictures,

graphic, numeric, etc.

Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi,

keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol,

kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb. (Bernard Barelson & Garry A.

Stainer)

9. Communication is the transmission of information consisting of

discriminative stimuli from the source to the receiver.

P a g e 14 | 194

Page 15: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Komunikasi adalah transmisi informasi yang terdiri dari rangsangan

diskriminatif dari sumber kepada penerima. (New Comb)

10. Communication occurs when the source of the message to the

recipient with a conscious intention to influence their behavior.

Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada

penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku mereka.

(Gerald R. Miller)

11. Communication is the process by which an individual (the

communicator) transmits stimuli (usuallyverbal symbols) tomodify

thebehaviour of other individuals (communicates).

Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang

menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang

verbal) untuk mengubah perilaku orang lain. (Carl I. Hovland)

12. Communication occurs when the source of the message to the

recipient with a conscious intention to influence their behavior.

Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada

penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku mereka.

(Everett M. Rogers)

13. Communication is the process of transmitting meaningful symbols

between individuals.

Komunikasi adalah prosespengoperasian lambang-lanmbang yang

berarti antara individu-individu . (William Albig)

14. Communication is a transactional process involving cognitive

sorting. selecting and sharing of symbol in such away as to help

P a g e 15 | 194

Page 16: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

another elite from his own experiences a meaning or responses

similar to that intended by the source.

Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-

simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan

respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan

oleh komunikator.

(Raymond Ross)

15. Communication is an interpersonal interactions using linguistic

symbol systems, such as the system of verbal symbols (words)

and non-verbal. This system can be disseminated directly / face-to-

face or via other media (written, oral, and visual.

Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan

sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non

verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka

atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual). (Karfried Knapp)

16. Communication is the process of transferring a point from the

source to the receiver, the process involves a series of events, or a

series of steps that ease the transition purpose.

Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber

kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas,

rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud

tersebut. (A. Winnet)

17. Communication means a mechanism of human relationships is

done by interpreting symbols orally and read through space and

save the time.

Komunikasi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia

dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya

melalui ruang dan menyimpan dalam waktu. (Charles H. Cooley)

P a g e 16 | 194

Page 17: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

18. Communication is a process of significant interactions between

human beings.

Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara

sesama manusia. (Delton E, Mc Farland)

19. Communication is the art of conveying information, ideas and

attitudes of one person to another.

Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap

seseorang kepada orang lain. (Edwin Emery)

20. Communication is the dissemination of information, ideas as

attitudes or emotions from one person to another mainly through

symbols.

Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau

emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.

(Theodorson & Thedorson)

21. Communication is a process of exchange of information between

individuals through a common system (common), either by means

of symbols, sinyak-signal, and behavior or action.

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu

melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol,

sinyak-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. (Himstreet & Baty)

22. Communication is a process that describes who said what in what

way, to whom with what effect.

Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan

apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa. (Laswell)

P a g e 17 | 194

Page 18: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

23. When two people are together, they communicate continuously

because they can not behave. He strongly believes that one can not

not communicate.

Ketika dua orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus

menerus karena mereka tidak dapat berperilaku. Ia sangat percaya

bahwa seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi. (Palo Alto)

24. Communication is the intercourse by words, letters or messages.

Komunikasi adalah hubungan seksual dengan kata-kata, huruf atau

pesan.

(Fred G. Meyer)

25. Communication is transfer of information from one person to

another, whether or not it elicits confidence. But the information

transferred must be understandable to the receiver.

Komunikasi adalah transfer informasi dari satu orang ke orang lain,

apakah atau tidak itu memunculkan kepercayaan diri. Namun

informasi yang ditransfer harus dimengerti ke penerima. (G.G.

Brown)

26. The process of interaction between people for the purpose of

integration of intrapersonal and interpersonal.

Proses interaksi di antara orang untuk tujuan integrasi intrapersonal dan

interpersonal. (Harnack & Fest)

27. The process to turn the man into a working group.

Proses untuk mengubah kelompok manusia menjadi kelompok yang

berfungsi. (Edwin Neuman)

P a g e 18 | 194

Page 19: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

28. Communication is the process by which an individual (the

communicator) transmits stimuli (usually verbal) tomodify the

behaviour of other. individuals (the audience).

Komunikasi adalah suatu proses dimana seorang individual

(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya dengan lambang

bahasa) untuk mengubah perilaku individu lain (komunikan). (Hovland,

Janis, & Kelley)

29. Communication is the influence of one personal region on another

where by a change in one results in a corresponding change in the

other region.

Komunikasi adalah pengaruh suatu wilayah persona pada yang lain

sehingga perubahan dalam suatu wilayah menimbulkan perubahan

pada wilayah lain.

(K. Lewin)

30. When social interactions involves the transmission of meaning

through. The use of symbols, it is known is communication.

Bila interaksi sosial meliputi pengoperan arti-arti dengan jalan

menggunakan lambang-lambang, maka ia dinamakan komunikasi. (Noel

Gist)

31. Communication is an effort aimed at sharing to achieve unity.

Komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai

kebersamaan. (Lexicographer)

32. Communication is a form of human interactions influence each

other, intentionally or unintentionally, and is not limited to verbal

forms of communication, but also in terms of facial expressions,

painting, art, and technology.

P a g e 19 | 194

Page 20: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi

satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada

bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan,

seni, dan teknologi.

(Sharon dan Weaver)

33. Communication is a dynamic transaction involving the ideas and

feelings.

Komunikasi adalah suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan

dan perasaan. (William I. Gordon)

34. Communication is the process of meaning between two or more

people.

Komunikasi adalah proses pembentukan makna antara dua orang atau

lebih. (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss)

35. Communication is a process of exchange of information, ideas and

feelings. The process includes not only the information conveyed

orally and in writing, but also with body language, style and

appearance, or using assistive alta around us to enrich a message.

Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi, gagasan dan

perasaan. Proses itu meliputi informasi yang disampaikan tidak hanya

secara lisan dan tulisan, tetapi juga dengan bahasa tubuh, gaya

maupun penampilan diri, atau menggunakan alta bantu di sekeliling kita

untuk memperkaya sebuah pesan

( Hybels and Weafer II)

P a g e 20 | 194

Page 21: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

36. Communication is the process of understanding and sharing

meaning.

Komunikasi adalah proses memahami dan berbagi makna.

(Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson)

37. Communication is an effective self-expression, the exchange of

written messages, the messages in the conversation, even through

imagination, exchange of information or entertainment with words

through conversation or by another method, the transfer of

information from one person to another, the meaning of

interpersonal exchange the symbol system, the transfer of

messages through certain channels to others with certain

securities

Komunikasi adalah pernyataan diri yang efektif , pertukaran pesan-

pesan yang tertulis, pesan-pesan dalam percakapan, bahkan melalui

imajinasi, pertukaran informasi atau hiburan dengan kata-kata melalui

percakapan atau dengan metode lain, pengalihan informasi dari

seseorang kepada orang lain, pertukaran makna antarpribadi dalam

system symbol, proses pengalihan pesan melalui saluran tertentu

kepada orang lain dengan efek tertentu ( Walhstrom,1992)

P a g e 21 | 194

Page 22: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

2.2 Pengertian Komunikasi Kelompok

1. The group is a unit (unit) consisting of socially two or more people

who see themselves as part of that group.

Kelompok adalah Satuan (unit) sosial yang terdiri atas dua orang atau

lebih yang melihat diri mereka sendiri sebagai bagian dari kelompok itu.

(Bales)

2. The group is a collective made up of various organisms in which

the existence of all members is essential to satisfy the various

needs of individuals.

Kelompok adalah suatu kolektif yang terdiri atas berbagai organisme

dimana eksistensi semua anggota sangat penting untuk memuaskan

berbagai kebutuhan individu. (Cartwright & Zander)

3. The group is a collection of individuals who interact with each

other.

Kelompok adalah  kumpulan individu yang saling berinteraksi. (Bonner

dan Stogdill)

4. The group is a collection of individuals who are trying to meet

some needs by incorporating them (joint association).

Kelompok merupakan kumpulan individu yang mencoba untuk

memenuhi beberapa kebutuhan melalui penggabungan diri mereka

(joint association). (Cattel)

5. Groups are a number of individuals to communicate with one

another in a specified period of time are not too many, so that

everyone can communicate with all the members directly.

P a g e 22 | 194

Page 23: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang

lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak,

sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota

secara langsung. (Homans)

6. The group is a collection of individuals who join together to

achieve a common goal.

Kelompok merupakan kumpulan individu yang bersama-sama

bergabung untuk mencapai satu tujuan. (Deutsch dan Mills)

7. Reveal the definition of a group as two or more individuals who

interact face to face, each aware of their membership in a group,

and each realized positive interdependence in achieving common

goals.

Mengungkapkan definisi sebuah kelompok sebagai dua individu atau

lebih yang berinteraksi tatap muka, yang masing-masing menyadari

keanggotaannya dalam kelompok, dan masing-masing menyadari saling

ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama.

(Johnson & Johnson)

8. The group is a collection of two or more people who have dynamic

interaction with each other.

Kelompok adalah suatu kumpulan dua atau lebih orang-orang yang

mengalami interaksi dinamis satu sama lain. (McGrath)

9. The group is two or more objects or people to form a pattern or a

pattern unit, a union of people or objects that form a separate unit,

a set, a unity, a collection of objects that have a similarity

relations, or properties the same.

Kelompok adalah dua atau lebih benda atau orang membentuk suatu

pola atau suatu unit pola, suatu kesatuan orang-orang atau benda-

benda yang membentuk suatu unit yang terpisah, suatu himpunan,

P a g e 23 | 194

Page 24: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

suatu persatuan, suatu kumpulan objek yang mempunyai hubungan

kesamaan, atau sifat-sifat yang sama. (Webster)

10. The group is a collection of people who have a common

awareness and membership would interact.

Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama

akan keanggotaannya dan saling berinteraksi. (Paul B. Horton)

11. Groups are a number of individuals to communicate with one

another in a specified period of time are not too many.

Kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang

lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak.

(Homans)

12. The group is an open interaction system where patterns of

interaction are determined by the structure of the system.

Kelompok adalah suatu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi

tersebut di tentukan oleh struktur sistem tersebut. (Stogdill)

13. Group are individuals who have a common destiny in which if an

event affects a person in the group then the other members will be

affected.

Kelompok adalah individu yang mempunyai takdir bersama dimana jika

satu kejadian mempengaruhi seseorang dalam kelompok maka

anggota lain akan terpengaruh. (Friedler)

14. The group is a collection of people who interact with each other

on a regular basis in a given period, and feel a dependence

between them in achieving a common goal.

Kelompok merupakan suatu kumpulan orang yang berinteraksi satu

sama lainnya secara teratur dalam suatu periode tertentu, dan

P a g e 24 | 194

Page 25: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

merasakan adanya ketergantungan diantara mereka dalam mencapai

satu tujuan bersama.

(Wekley dan Yulk)

15. The group is a social unit consisting of a number of individuals

that have a symbiotic relationship with each other according to

the status and role in writing or not they have held norms that

govern the behavior of group members.

Kelompok adalah unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang

mempunyai hubungan saling ketergantungan satu sama lain sesuai

dengan status dan perannya secara tertulis atau tidak mereka telah

mengadakan norma yang mengatur tingkah laku anggota

kelompoknya. (Sherif)

16. The group is a very effective tool implementation.

Kelompok adalah alat implementasi yang sangat efektif.

(Robbins (Pearson).

17. The group is an arena of conflict.

Kelompok merupakan suatu arena terjadinya konflik. (Antonius

Atoshoki)

18. Groups are a number of people who have (interaction) between one

and the other, which is psychologically aware of the presence of

the other, and who think of themselves as a group.

Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan (berinteraksi)

antara satu dan yang lainnya, yang secara psikologis sadar akan

kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka sebagai suatu

kelompok.

(Acmad S. Ruky)

19. The group is a collection of individuals who are bound by the

behavior or interests.

P a g e 25 | 194

Page 26: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Kelompok merupakan kumpulan individu-individu yang diikat oleh

tingkah laku atau kepentingan yang sama. (Nicholas Evans)

20. The group is a unit consisting of two or more people who interact

or communicate with each other.

Kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang atau lebih,

yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi. (Wila Huky)

21. The group is a group of people who interact with each other in

accordance with the established pattern.

Kelompok merupakan sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai

dengan pola yang telah mapan. (Robert K. Merton)

22. A group covering two or more people among whom there are some

patterns that can be understood by interasi its members or any

other person as a whole.

Suatu kelompok meliputi dua atau lebih manusia yang diantara mereka

terdapat beberapa pola interasi yang dapat dipahami oleh para

anggotanya atau orang lain secara keseluruhan. (Joseph S. Roucek)

23. The group is any collection of human beings physically (for

example, a group of people who are waiting for a city bus).

Kelompok merupakan setiap kumpulan manusia secara fisik (misalnya,

sekelompok orang yang sedang menunggu bus kota). (Paul B. Horton)

24. Group is a group of individuals where their existence as a group

reward.

kelompok adalah sekumpulan individu dimana keberadaannya sebagai

kelompok menjadi reward. (Bass)

25. The group is a unit of which there are few individuals who have the

ability to act with unity in the manner and on the basis of the unity

of perception.

P a g e 26 | 194

Page 27: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Kelompok adalah satu unit yang terdapat beberapa individu, yang

mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan

cara dan atas dasar kesatuan persepsi. (Hernert Smith)

26. The group is a group, the number of people that exists between the

relationship with each other and the relationship is as a structure.

Kelompok adalah satu grup, yaitu sejumlah orang yang ada antara

hubungan satu sama lain dan hubungan itu bersifat sebagai sebuah

struktur. (Mayor Polak)

27. Group is two or more individuals who interact through social

interaction.

kelompok adalah dua atau lebih individu yang saling mempengaruhi

melalui interaksi sosial. (Forsyth)

28. Group has two psychological mark, the first, a sense of belonging,

and second, the fate of the group members depend on each other

so that the results of each member associated with the other

members.

kelompok memiliki 2 tanda psikologis, yaitu pertama, adanya sense of

belonging; kedua, nasib anggota kelompok tergantung satu sama lain

sehingga hasil setiap anggota terkait dengan anggota yang lain. (Baron

& Byrne)

29. Group is a group of individuals that are small enough for all

members to communicate relatively easily. The members relate to

each other with some of the same goals and have some sort of

organization or structure between them. The group develops

norms, or rules that identify about apayang considered a desirable

behaviour for all members.

Kelompok merupakan sekumpulan individu yang cukup kecil bagi semua

anggota untuk berkomunikasi secara relatif mudah. Para anggota saling

berhubungan satu sama lain dengan beberapa tujuan yang sama dan

P a g e 27 | 194

Page 28: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

memiliki semacam organisasi atau struktur diantara mereka. Kelompok

mengembangkan norma-norma, atau peraturan yang mengidentifikasi

tentang apayang dianggap sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua

anggotanya. (De Vito)

30. The group is a small group of people who interact with each other,

usually face to face for a long time in order to achieve certain

goals. There are four elements of the group are: interaction, time,

size, destination.

Kelompok adalah sekumpulan kecil orang yg saling berinteraksi,

biasanya tatap muka dlm waktu yg lama guna mencapai tujuan

tertentu. Ada 4 elemen kelompok yaitu: interaksi, waktu, ukuran, tujuan.

(Adler dan Rodman) 

P a g e 28 | 194

Page 29: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup DPR dan Legislatif

2.1.1 Ruang Lingkup Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR )

Sekilas sejarah DPR-RI dapat dilihat dalam beberapa periode penting

yaitu:

1. Volksraad (1918-1942)

2. Komite Nasional Indonesia Pusat (1945-1949)

3. DPR dan Senat Republik Indonesia Serikat (1949-1950)

4. Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (1950-1956)

5. DPR Hasil Pemilu 1955 (20 Maret 1956-22 Juli 1959)

6. DPR Hasil Pemilu 1955 Paska-Dekrit Presiden 1959 (1959-1965)

7. DPR Gotong Royong Tanpa Partai Komunis Indonesia (1965-1966)

8. DPR-GR Masa Transisi dari Orde Lama ke Orde Baru

9. DPR-GR Masa Orde Baru 1966-1971

10.DPR Hasil Pemilu 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997

11.DPR Hasil Pemilu 1999 (1999-2004)

12.DPR Hasil Pemilu 2004 (2004-2009)

13.DPR Hasil Pemilu 2009 (2009-2014)

14.DPR Hasil Pemilu 2014 (2014-2019)

P a g e 29 | 194

Page 30: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

1. Volksraad (1918-1942)

Pada masa penjajahan Belanda, terdapat lembaga semacam parlemen

bentukan pemerintahan kolonial Belanda yang dinamakan Volksraad.

Dibentuknya lembaga ini merupakan dampak gerakan nasional serta

perubahan yang mendasar di seluruh dunia dengan selesainya Perang

Dunia I (1914-1918).

Volksraad dibentuk pada tanggal 16 Desember 1916 (Ind. Stb. No. 114

Tahun 1917) dengan dilakukannya penambahan bab baru yaitu Bab X

dalam Regeerings Reglement 1954 yang mengatur tentang pembentukan

Volksraad. Pembentukan tersebut baru terlaksana pada tahun 1918 oleh

Gubernur Jeneral Mr. Graaf van Limburg Stirum.

Kaum nasionalis moderat, seperti Mohammad Husni Thamrin,

menggunakan Volksraad sebagai jalan untuk mencapai cita-cita Indonesia

merdeka melalui jalan parlemen.

Volksraad sebagai sebuah lembaga dalam konteks Indonesia sebagai

wilayah jajahan pada saat itu memang hanya merupakan basa basi politik

pemerintahan kolonial. Lewat pemilihan yang bertingkat-tingkat dan

berbelit, komposisi keanggotaan Volksraad pada mulanya tidak begitu

simpatik.

Pengisian Jabatan dan Komposisi

Pemilihan orang untuk mengisi jabatan Volksraad diawali dengan

pembentukan berbagai “Dewan Kabupaten” dan “Haminte Kota”, di mana

P a g e 30 | 194

Page 31: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

setiap 500 orang Indonesia berhak memilih “Wali Pemilih” (Keesman).

Kemudian Wali Pemilih inilah yang berhak memilih sebagian anggota

Dewan Kabupaten. Kemudian setiap provinsi mempunyai “Dewan

Provinsi”, yang sebagian anggotanya dipilih oleh Dewan Kabupaten dan

Haminte Kota di wilayah provinsi tersebut. Sebagian besar anggota

Dewan Provinsi yang umumnya dari bangsa Belanda, diangkat oleh

Gubenur Jenderal.

Susunan dan komposisi Volksraad yang pertama (1918) beranggotakan

39 orang (termasuk ketua), dengan perimbangan:

Dari jumlah 39 anggota Volksraad, orang Indonesia Asli melalui “Wali

Pemilih” dari “Dewan Provinsi” berjumlah 15 anggota (10 orang dipilih oleh

“Wali Pemilih” dan 5 orang diangkat oleh Gubernur Jenderal)

Jumlah terbesar, atau 23 orang, anggota Volksraad mewakili golongan

Eropa dan golongan Timur Asing, melalui pemilihan dan pengangkatan

oleh Gubernur Jenderal (9 orang dipilih dan 14 orang diangkat).

Adapun orang yang menjabat sebagai ketua Volksraad bukan dipilih oleh

dan dari anggota Volksraad sendiri, melainkan diangkat oleh mahkota

Nederland.

Tahun 1927:

Ketua: 1 orang (diangkat oleh Raja)

Anggota: 55 orang

(Anggota Volksraad dari golongan Bumi Putra hanya berjumlah 25 orang)

Tahun 1930:

P a g e 31 | 194

Page 32: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Ketua: 1 orang (diangkat oleh Raja)

Anggota: 60 orang

(Anggota Volksraad dari golongan Bumi Putra hanya berjumlah 30 orang)

Muncul beberapa usul anggota untuk mengubah susunan dan

pengangkatan Volksraad ini agar dapat dijadikan tahap menuju Indonesia

merdeka, namun selalu ditolak. Salah satunya adalah “Petisi Sutardjo”

pada tahun 1935 yang berisi “permohonan kepada Pemerintah Belanda

agar diadakan pembicaraan bersama antara Indonesia dan Berlanda

dalam suatu perundingan mengenai nasib Indonesia di masa yang akan

datang”, atau Gerakan Indonesia Berparlemen dari Gabungan Politik

Indonesia. Petisi ini juga ditolak pemerintah kolonial Belanda.

Tugas Volksraad

Volksraad lebih mengutamakan memberi nasihat kepada Gubernur

Jenderal daripada “menyuarakan” kehendak masyarakat. Karena itu,

Volksraad sama sekali tidak memuaskan bagi bangsa Indonesia. Bahkan,

“parlemen gadungan” ini juga tidak mempunyai hak angket dan hak

menentukan anggaran belanja negara sehingga tidak mempunyai

kekuasaan seperti parlemen pada umumnya.

Sesuai dengan perkembangan politik di Indonesia, perubahan sedikit demi

sedikit terjadi di lembaga ini. Perubahan yang signifikan terjadi pada saat

aturan pokok kolonial Belanda di Indonesia, yaitu RR (Regeling

Reglement, 1854) menjadi IS (Indische Staatsregeling). Perubahan ini

membawa pengaruh pada komposisi dan tugas-tugas Volksraad.

P a g e 32 | 194

Page 33: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Perubahan sistem pemilihan anggota terjadi sejak 1931. Sebelumnya,

semua anggota Volksraad yang dipilih melalui satu badan pemilihan bulat,

dipecah menjadi tiga badan pemilihan menurut golongan penduduk yang

harus dipilih. Selain itu, diadakan pula sistem pembagian dalam dua belas

daerah pemilihan bagi pemilihan anggota warga negara (kaula) Indonesia

asli.

Berbagai tuntutan dari kalangan Indonesia asli semakin bermunculan agar

mereka lebih terwakili. Sampai 1936, komposisi keanggotaan menjadi:

8 orang mewakili I.E.V. (Indo Eurupeesch Verbond)

5 orang mewakili P.P.B.B.

4 orang mewakili P.E.B. (Politiek Economische Bond)

4 orang V.C. (Vederlandisch Club)

3 orang mewakili Parindra

2 orang mewakili C.S.P (Christelijk Staatkundige Partj)

2 orang mewakili Chung Hwa Hui (Kelompok Cina)

2 orang mewakili IKP (Indisch Katholieke Partj)

4 orang mewakili golongan Pasundan, VAIB (vereeniging

Ambtenaren

Inl. Bestuur), partai Tionghoa Indonesia

5 orang mewakili berbagai organisasi yang setiap organisasi

mendapat satu kursi yaitu organisasi sebagai berikut: 1

(Persatuan Minahasa); 1 (Persatuan Perhimpunan katoliek di

P a g e 33 | 194

Page 34: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Jawa), 1 (persatuan kaum Kristen), 1 (Perhimpunan Belanda); 1

(Organisasi Wanita I.E.V)

Pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda mengakhiri masa penjajahan selama

350 tahun di Indonesia. Pergantian penjajahan dari Belanda kepada

Jepang mengakibatkan keberadaan Volksraad secara otomatis tidak

diakui lagi, dan bangsa Indonesia memasuki masa perjuangan

Kemerdekaan.

2. Komite Nasional Indonesia Pusat (1945-1949)

Pada masa ini, lembaga-lembaga negara yang diamanatkan UUD 1945

belum dibentuk. Dengan demikian, sesuai dengan Pasal 4 Aturan

Peralihan dalam UUD 1945, dibentuklah Komite Nasional Pusat (KNIP).

Komite ini merupakan cikal bakal badan legislatif di Indonesia.

Anggota KNIP tersebut berjumlah 60 orang, tetapi sumber yang lain

menyatakan terdapat 103 anggota KNIP. KNIP sebagai MPR sempat

bersidang sebanyak enam kali. Dalam melakukan kerja DPR, dibentuk

Badan Pekerja Komite Nasional Pusat. Badan Pekerja tersebut berhasil

menyetujui 133 RUU, di samping pengajuan mosi, resolusi, usul dan lain-

lain.

P a g e 34 | 194

Page 35: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

3. DPR dan Senat Republik Indonesia Serikat (1949-1950)

Sebagai konsekuensi diterimanya hasil Konferensi Meja Bundar (KMB),

diadakan perubahan bentuk negara kesatuan RI menjadi negara serikat.

Perubahan ini dituangkan dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat

(RIS). Berdasarkan Konstitusi RIS yang menganut sistem pemerintahan

parlementer, badan legislatif RIS dibagi menjadi dua kamar, yaitu Senat

dan Dewan Perwakilan Rakyat.

DPR-RIS

Jumlah anggota DPR terdiri dari 146 orang yang mewakili negara/daerah

bagian dengan perincian sebagai berikut:

Republik Indonesia: 49 orang

Indonesia Timur: 17 orang

Jawa Timur: 15 orang

Madura: 5 orang

Pasundan: 21 orang

Sumatera Utara: 4 orang

Sumatera Selatan: 4 orang

Jawa Tengah: 12 orang

Bangka: 2 orang

Belitung: 2 orang

P a g e 35 | 194

Page 36: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Riau: 2 orang

Kalimantan Barat: 4 orang

Dayak Besar: 2 orang

Banjar: 3 orang

Kalimantan Tenggara: 2 orang

Kalimantan Timur: 2 orang

DPR-RIS dan Senat bersama-sama dengan pemerintah melaksanakan

pembuatan perundang-undangan. DPR-RIS juga berwenang mengontrol

pemerintah, dengan catatan presiden tidak dapat diganggu gugat, tetapi

para menteri bertanggung jawab kepada DPR atas seluruh kebijaksanaan

pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya, maupun masing-

masing untuk bagiannya sendiri.

Di samping itu, DPR-RIS juga memiliki hak menanya dan menyelidik.

Dalam masa kerjanya selama enam bulan, DPR-RIS berhasil

mengesahkan tujuh undang-undang.

Senat-RIS

Keanggotaan Senat RIS berjumlah 32 orang, yaitu masing-masing dua

anggota dari tiap negara/negara bagian. Secara keseluruhan, cara kerja

Senat RIS diatur dalam Tata Tertib Senat RIS.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (1950-1956)

P a g e 36 | 194

Page 37: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Pada tanggal 15 Agustus 1950, DPR dan Senat RIS menyetujui Undang-

Undang Dasar Sementara Negara Kesatuan Republik Indonesia (UUDS

NKRI, UU No. 7/1850, LN No. 56/1950). UUDS ini merupakan adopsi dari

UUD RIS yang mengalami sedikit perubahan, terutama yang berkaitan

dengan perubahan bentuk negara dari negara serikat ke negara kesatuan.

Pada tanggal yang sama, DPR dan Senat RIS mengadakan rapat di mana

dibacakan piagam pernyataan terbentuknya NKRI yang bertujuan:

Pembubaran secara resmi negara RIS yang berbentuk federasi;

Pembentukan NKRI yang meliputi seluruh daerah Indonesia

dengan UUDS yang mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1950.

Keanggotaan DPRS

Sesuai isi Pasal 77 UUDS, ditetapkan jumlah anggota DPRS adalah 236

orang, yaitu 148 anggota dari DPR-RIS, 29 anggota dari Senat RIS, 46

anggota dari Badan Pekerja Komite Nasional Pusat, dan 13 anggota dari

Dewan Pertimbangan Agung.

Fraksi di DPRS (menurut catatan tahun 1954):

Masjumi 43 orang

PNI 42 orang

P a g e 37 | 194

Page 38: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

PIR-Hazairin 19 orang 22 orang

PIR-Wongso 3 orang

PKI 17 orang

PSI 15 orang

PRN 13 orang

Persatuan Progresif 10 orang

Demokrat 9 orang

Partai Katolik 9 orang

NU 8 orang

Parindra 7 orang

Partai Buruh 6 orang

Parkindo 5 orang

Partai Murba 4 orang

PSII 4 orang

SKI 4 orang

SOBSI 2 orang

BTI 1 orang

GPI 1 orang

Perti 1 orang

Tidak berpartai 11 orang

Kedudukan, Tugas dan Wewenang DPRS

P a g e 38 | 194

Page 39: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Kedudukan dan Tugas DPRS

DPR-RIS dan Senat bersama-sama dengan pemerintah melaksanakan

pembuatan perundang-undangan. Selain itu, dalam pasal 113-116 UUDS

ditetapkan bahwa DPR mempunyai hak menetapkan anggaran negara.

Seterusnya dalam Pasal 83 ayat (2) UUDS ditetapkan bahwa para menteri

bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik

bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk

bagiannya sendiri. Ini berarti DPR berhak dan berkewajiban senantiasa

mengawasi segala perbuatan pemerintah.

Hak-hak dan Kewajiban DPRS

Hak Amandemen: DPR berhak mengadakan perubahan-perubahan usul

UU yang dimajukan pemerintah kepadanya.

Hak Menanya dan Hak Interpelasi: DPR mempunyai hak menanya dan

hak memperoleh penerangan dari menteri-menteri, yang pemberiannya

dianggap tidak berlawanan dengan kepentingan umum RI.

Hak Angket: DPR mempunyai hak menyelidiki (enquete) menurut aturan-

aturan yang ditetapkan UU.

Hak Kekebalan (imunitet): Ketua, anggota DPR dan menteri-menteri tidak

dapat dituntut di muka pengadilan karena apa yang dikemukakan dalam

rapat atau surat kepada majelis, kecuali jika mereka mengumumkan apa

yang dikemukakan dalam rapat tertutup dengan syarat supaya

dirahasiakan.

Forum Privelegiatum: Ketua, wakil ketua, dan anggota DPR diadili dalam

tingkat pertama dan tertinggi oleh MA, pun sesudah mereka berhenti,

P a g e 39 | 194

Page 40: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

berhubung dengan kejahatan dan pelanggaran lain yang ditentukan

dengan UU dan yang dilakukan dalam masa pekerjaannya, kecuali jika

ditetapkan lain dengan UU.

Hak mengeluarkan suara.

Hubungan DPRS dengan pemerintah

Sama halnya dengan UUD RIS, UUDS juga menganut sistem

pemerintahan parlementer. DPRS dapat memaksa kabinet atau masing-

masing menteri meletakkan jabatannya. Namun berbeda dengan

ketentuan dalam UUD RIS, UUDS memasukkan pula ketentuan bahwa

presiden dapat membubarkan DPRS, kalau DPRS dianggapnya tidak

mewakili kehendak rakyat lagi.

Hasil-hasil pekerjaan DPRS

menyelesaikan 167 uu dari 237 buah RUU

11 kali pembicaraan tentang keterangan pemerintah

82 buah mosi/resolusi.

24 usul interpelasi.

2 hak budget.

P a g e 40 | 194

Page 41: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

5. DPR Hasil Pemilu 1955 (20 Maret 1956-22 Juli 1959)

DPR hasil Pemilu 1955 berjumlah 272 orang. Perlu dicatat bahwa Pemilu

1955 juga memilih 542 orang anggota konstituante, yang bertugas

menyusun konstitusi Indonesia yang definitif, menggantikan UUDS.

Tugas dan wewenang DPR hasil Pemilu 1955 sama dengan posisi DPRS

secara keseluruhan, karena landasan hukum yang berlaku adalah UUDS.

Banyaknya jumlah fraksi di DPR serta tidak adanya satu dua partai yang

kuat, memberi gambaran bahwa pemerintah merupakan hasil koalisi.

Dalam masa ini terdapat tuga kabinet yaitu Kabinet Burhanuddin Harahap,

Kabinet Ali Sastroamidjojo, dan Kabinet Djuanda.

6. DPR Hasil Pemilu 1955 Paska-Dekrit Presiden 1959 (1959-1965)

Pada tahun 1959, Presiden Soekarno membubarkan Konstituante dan

menyatakan bahwa Indonesia kembali kepada UUD 1945 melalui Dekrit

Presiden 5 Juli 2959. Jumlah anggota sebanyak 262 orang kembali aktif

setelah mengangkat sumpah. Dalam DPR terdapat 19 fraksi, didominasi

PNI, Masjumi, NU, dan PKI.

Dengan Penpres No. 3 tahun 1960, presiden membubarkan DPR karena

DPR hanya menyetujui 36 milyar rupiah APBN dari 44 milyar yang

diajukan. Setelah membubarkan DPR, presiden mengeluarkan Penpres

No. 4 tahun 1960 yang mengatur Susunan DPR-Gotong Royong (DPR-

GR).

P a g e 41 | 194

Page 42: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

DPR-GR beranggotakan 283 orang yang semuanya diangkat oleh

presiden dengan Keppres No. 156 tahun 1960. Adapun salah satu

kewajiban pimpinan DPR-GR adalah memberikan laporan kepada

presiden pada waktu-waktu tertentu. Kewajiban ini merupakan

penyimpangan dari Pasal 5, 20, dan 21 UUD 1945. Selama 1960-1965,

DPR-GR menghasilkan 117 UU dan 26 usul pernyataan pendapat.

7. DPR Gotong Royong Tanpa Partai Komunis Indonesia (1965-1966)

Setelah peristiwa G.30.S/PKI, DPR-GR membekukan sementara 62 orang

anggota DPR-GR eks PKI dan ormas-ormasnya. DPR-GR tanpa PKI

dalam masa kerjanya satu tahun, mengalami empat kali perubahan

komposisi pimpinan, yaitu:

Periode 15 November 1965-26 Februari 1966.

Periode 26 Februari 1966-2 Mei 1966.

Periode 2 Mei 1966-16 Mei 1966.

Periode 17 Mei 1966-19 November 1966.

Secara hukum, kedudukan pimpinan DPR-GR masih berstatus sebagai

pembantu presiden sepanjang Peraturan Presiden No. 32 tahun 1964

belum dicabut.

8. DPR-GR Masa Transisi dari Orde Lama ke Orde Baru

P a g e 42 | 194

Page 43: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Dalam rangka menanggapi situasi masa transisi, DPR-GR memutuskan

untuk membentuk dua panitia:

Panitia politik, berfungsi mengikuti perkembangan dalam berbagai

masalah bidang politik.

Panitia ekonomi, keuangan dan pembangunan, bertugas memonitor

situasi ekonomi dan keuangan serta membuat konsepsi tentang pokok-

pokok pemikiran ke arah pemecahannya.

9. DPR-GR Masa Orde Baru 1966-1971

Berdasarkan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966, yang kemudian

dikukuhkan dalam UU No. 10/1966, DPR-GR masa “Orde Baru” memulai

kerjanya dengan menyesuaikan diri dari “Orde Lama” ke “Orde Baru.”

Kedudukan, tugas dan wewenang DPR-GR 1966-1971 adalah sebagai

berikut:

Bersama-sama dengan pemerintah menetapkan APBN sesuai dengan

Pasal 23 ayat (1) UUD 1945 beserta penjelasannya.

Bersama-sama dengan pemerintah membentuk UU sesuai dengan Pasal

5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 21 ayat (1) dan Pasal 22 UUD 1945 beserta

penjelasannya.

P a g e 43 | 194

Page 44: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Melakukan pengawasan atas tindakan-tindakan pemerintah sesuai

dengan UUD 1945 dan penjelasannya, khususnya penjelasan bab 7.

DPR Hasil Pemilu 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997

Setelah mengalami pengunduran sebanyak dua kali, pemerintahan “Orde

Baru” akhirnya berhasil menyelenggarakan Pemilu yang pertama dalam

masa pemerintahannya pada tahun 1971. Seharusnya berdasarkan

Ketetapan MPRS No. XI Tahun 1966 Pemilu diselenggarakan pada tahun

1968. Ketetapan ini diubah pada Sidang Umum MPR 1967, oleh Jenderal

Soeharto, yang menggantikan Presiden Soekarno, dengan menetapkan

bahwa Pemilu akan diselenggarakan pada tahun 1971.

Menjelang Pemilu 1971, pemerintah bersama DPR-GR menyelesaikan

UU No. 15 Tahun 1969 tentang Pemilu dan UU No. 16 tentang Susunan

dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD.

Dalam hubungannya dengan pembagian kursi, cara pembagian yang

digunakan dalam Pemilu 1971 berbeda dengan Pemilu 1955. Dalam

Pemilu 1971, yang menggunakan UU No. 15 Tahun 1969 sebagai dasar,

semua kursi terbagi habis di setiap daerah pemilihan (sistem

proporsional). Cara ini ternyata mampu menjadi mekanisme tidak

langsung untuk mengurangi jumlah partai yang meraih kursi dibandingkan

penggunaan sistem kombinasi. Sistem yang sama masih terus digunakan

dalam enam kali Pemilu, yaitu Pemilu 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan

1997.

Sejak Pemilu 1977, pemerintahan “Orde Baru” mulai menunjukkan

penyelewengan demokrasi secara jelas. Jumlah peserta Pemilu dibatasi

menjadi dua partai dari satu golongan karya (Golkar). Kedua partai itu

P a g e 44 | 194

Page 45: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi

Indonesia (PDI). Partai-partai yang ada dipaksa melakukan

penggabungan (fusi) ke dalam dua partai tersebut. Sementara mesin-

mesin politik “Orde Baru” tergabung dalam Golkar. Hal ini diakomodasi

dalam UU No. 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golongan Karya.

Keadaan ini berlangsung terus dalam lima kali Pemilu, yaitu Pemilu 1977,

1982, 1987, 1992, dan 1997. Dalam setiap Pemilu tersebut, Golkar selalu

keluar sebagai pemegang suara terbanyak.

Dalam masa ini, DPR berada di bawah kontrol eksekutif. Kekuasaan

presiden yang terlalu besar dianggap telah mematikan proses

demokratisasi dalam bernegara. DPR sebagai lembaga legislatif yang

diharapkan mampu menjalankan fungsi penyeimbang (checks and

balances) dalam prakteknya hanya sebagai pelengkap dan penghias

struktur ketatanegaraan yang ditujukan hanya untuk memperkuat posisi

presiden yang saat itu dipegang oleh Soeharto.

10.DPR Hasil Pemilu 1999 (1999-2004)

DPR periode 1999-2004 merupakan DPR pertama yang terpilih dalam

masa “reformasi”. Setelah jatuhnya Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998

yang kemudian digantikan oleh Wakil Presiden Bacharuddin Jusuf

Habibie, masyarakat terus mendesak agar Pemilu segera dilaksanakan.

Desakan untuk mempercepat Pemilu tersebut membuahkan hasil.

Pada 7 Juni 1999, atau 13 bulan masa kekuasaan Habibie, Pemilu untuk

memilih anggota legislatif kemudian dilaksanakan. Pemilu ini dilaksanakan

dengan terlebih dulu mengubah UU tentang Partai Politik (Parpol), UU

P a g e 45 | 194

Page 46: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Pemilihan Umum, dan UU tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR,

dan DPRD (UU Susduk), dengan tujuan mengganti sistem Pemilu ke arah

yang lebih demokratis. Hasilnya, terpilih anggota DPR baru.

Meski UU Pemilu, Parpol, dan Susduk sudah diganti, sistem dan susunan

pemerintahan yang digunakan masih sama sesuai dengan UUD yang

berlaku yaitu UUD 1945. MPR kemudian memilih Abdurrahman Wahid

sebagai presiden dan Megawati Soekarnoputri sebagai wakil presiden.

Ada banyak kontroversi dan sejarah baru yang mengiringi kerja DPR hasil

Pemilu 1999 ini.

Pertama, untuk pertama kalinya proses pemberhentian kepala negara

dilakukan oleh DPR. Dengan dasar dugaan kasus korupsi di Badan

Urusan Logistik (oleh media massa populer sebagai “Buloggate”),

presiden yang menjabat ketika itu, Abdurrahman Wahid, diberhentikan

oleh MPR atas permintaan DPR. Dasarnya adalah Ketatapan MPR No. III

Tahun 1978. Abdurrahman Wahid kemudian digantikan oleh wakil

presiden yang menjabat saat itu, Megawati Soekarnoputri.

Kedua, DPR hasil Pemilu 1999, sebagai bagian dari MPR, telah berhasil

melakukan amandemen terhadap UUD 1945 sebanyak empat kali yaitu

pada tahun 1999, (pertama), 2000 (kedua), 2001 (ketiga), dan 2002

(keempat). Meskipun hasil dari amandemen tersebut masih dirasa belum

ideal, namun ada beberapa perubahan penting yang terjadi. Dalam soal

lembaga-lembaga negara, perubahan-perubahan penting tersebut di

antaranya: lahirnya Dewan Perwakilan Daerah (DPD), lahirnya sistem

pemilihan presiden langsung, dan lahirnya Mahkamah Konstitusi.

P a g e 46 | 194

Page 47: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Ketiga, dari sisi jumlah UU yang dihasilkan, DPR periode 1999-2004

paling produktif sepanjang sejarah DPR di Indonesia dengan

mengesahkan 175 RUU menjadi UU. Meski perlu dicatat pula bahwa

berdasarkan penelitian yang dilakukan PSHK tingginya kualitas ternyata

tidak sebanding dengan kualitas (Susanti, dkk, 2004).

11.DPR Hasil Pemilu 2004 (2004-2009)

Amandemen terhadap UUD 1945 yang dilakukan pada tahun 1999-2002

membawa banyak implikasi ketatanegaraan yang kemudian diterapkan

pada Pemilu tahun 2004. Beberapa perubahan tersebut yaitu perubahan

sistem pemilihan lembaga legislatif (DPR dan DPD) dan adanya presiden

yang dilakukan secara langsung oleh rakyat.

Dalam Pemilu tahun 2004 ini, mulai dikenal secara resmi lembaga

perwakilan rakyat baru yang bernama Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

DPR merupakan representasi dari jumlah penduduk sedangkan DPD

merupakan representasi dari wilayah. Implikasi lanjutannya adalah terjadi

perubahan dalam proses legislasi di negara ini.

Idealnya, DPR dan DPD mampu bekerja bersama-sama dalam

merumuskan sebuah UU. Hanya saja karena cacatnya amandemen yang

dilakukan terhadap UUD 1945, relasi yang muncul menjadi timpang. DPR

memegang kekuasaan legislatif yang lebih besar dan DPD hanya sebagai

badan yang memberi pertimbangan kepada DPR dalam soal-soal tertentu.

P a g e 47 | 194

Page 48: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Informasi lebih lengkap mengenai keanggotaan, alat kelengkapan, dan

lain-lain khusus untuk DPR periode ini, dapat ditemukan dalam artikel

lainnya dalam parlemen.net yang mengenai DPR.

12.DPR Hasil Pemilu 2004 (2004-2009)

13.DPR Hasil Pemilu 2009 (2009-2014)

14.DPR Hasil Pemilu 2014 (2014-2019)

(Marbun B.N., DPR RI; Pertumbuhan dan Cara Kerjanya, PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: 1992.

Soehino, Hukum Tata Negara; Sejarah Ketatanegaraan Indonesia,

Liberty Yogyakarta, Yogyakarta: 1992.

Sumbang Saran dari Simposium UUD 1945 Pasca Amandemen

tentang Perubahan Undang-undang Dasar 1945, The Habibie Center,

Jakarta: 2004

Website DPR Republik Indonesia http://www.dpri.go.id

Website Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia

http://www.kpu.go.id

Sumber: Parlemen.net (Tulisan dari Eryanto Nugroho dan Reny

Rawasita Parasibu)

P a g e 48 | 194

Page 49: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

2.3 Pengertian Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR )

Eksistensi DPR dan DPD menurut Undang-undang

A. Eksistensi DPR menurut Undang-undang

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah lembaga legislative yang

anggotanya berasal dari utusan partai politik yang dipilih melalui pemilihan

umum legislative. Anggota DPR berjumlah 560 orang yang berasal dari

partai politik. Keanggotaan anggota DPR diresmikan dengan keputusan

presiden. Anggota DPR berdomisili di Ibu kota negara Republik Indonesia

dan memiliki masa jabatan 5 tahun dan berakhir pada saat anggota DPR

baru mengucapkan sumpah/janji.Dewan Perwakilan Rakyat memiliki

susunan kepengurusan yang diatur oleh undang-undang.

Di dalam UU RI No.27 Thn 2009 tentang MPR,DPR,DPD,dan DPD

dikatakan bahwa struktur ataupun alat kelengkapan DPR terdiri atas :

1. Pimpinan

2. Badan Musyawarah

3. Komisi

4. Badan Legislasi

5. Badan Anggaran

6. Badan Akuntabilitas Keuangan Negara

7. Badan Kehormatan

8. Badan Kerja Sama Antar-Parlemen

9. Badan Urusan Rumah Tangga

P a g e 49 | 194

Page 50: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

10. Panitia Khusus, dan

11. Alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat

paripurna.

Didalam DPR, kita juga mengenal istilah Fraksi yaitu sebagai wadah

berhimpunnya anggota dewan. Fraksi dibentuk untuk melakukan evaluasi

terhadap kinerja anggota fraksinya dan melaporkan kepada public. Setiap

anggota DPR harus menjadi anggota salah satu fraksi. Fraksi dibentuk

oleh Partai Politik yang memenuhi ambang batas suara atau yang lebih

dikenal dengan istilah parliamentary tresshold.

Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan untuk membentuk

undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan

presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Apabila RUU tersebut

tidak mendapat persetujuan bersama, maka RUU tersebut tidak boleh

diajukan lagi dalam persidangan DPR pada masa tersebut. Menurut Pasal

20 A UUD 1945, Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi anggaran dan

pengawasan. Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur

dalam UUD tersebut, DPR memiliki hak interpelasi,hak angket dan hak

menyatakan pendapat. DPR juga mempunyai hak mengajukan

pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, serta hak imunitas.

B. Eksistensi DPD menurut Undang-Undang

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga perwakilan daerah

yang berkedudukan sebagai lembaga negara. DPD dilahirkan sebagai

salah satu lembaga perwakilan rakyat yang akan menjembatani kebijakan

P a g e 50 | 194

Page 51: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

(policy), dan regulasi pada skala nasional oleh pemerintah pusat di satu

sisi dan pemerintah daerah disisi lain.

Keanggotaan DPD adalah sebanyak 4 orang dari setiap provinsi yang

dipilih melalui Pemilihan Umum legislative. Jumlah anggota DPD tidak

lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR. Keanggota Dewan perwakilan Daerah,

diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPD dalam

menjalankan tugasnya berdomisili di daerah pemilihannya dan

mempunyai kantor di ibukota provinsi daerah pemilihannya. Masa jabatan

anggota DPD adalah 5 tahun dan berakhir pada saat anggota DPD yang

baru mengucapkan sumpah atau janji.

Layaknya DPR, DPD juga memiliki alat kelengkapan. Sesuai dengan UU

No 27 Tahun 2009 tentang MPR,DPR,DPD dan DPRD, Alat kelengkapan

DPD terdiri atas :

1. Pimpinan

2. Panitia musyawarah

3. Panitia kerja

4. Panitia Perancang undang-undang

5. Panitia Urusan rumah tangga

6. Badan kehormatan, dan

7. Alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat

paripurna.

Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan

Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi

P a g e 51 | 194

Page 52: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta

penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya

ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan

pusat dan daerah. Dewan Perwakilan Daerah pun berhak untuk ikut

membahas rancangan undang-undang tersebut serta memberikan

pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN dan RUU yang berkaitan

dengan pajak serta DPD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

Undang-undang tersebut.

P a g e 52 | 194

Page 53: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Pelaksanaan Tugas dan Wewenang DPR dan DPD

2.3.2 Pelaksanaan Tugas dan Wewenang DPR

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam hal melaksanakan tugas dan

wewenangnya berhak meminta pejabat negara, pejabat pemerintah,

badan hukum, atau warga masyarakat untuk memberikan keterangan

tentang suatu hal yang perlu ditangani demi kepentingan bangsa dan

negara. Setiap pejabat negara, pejabat pemerintah, badan hukum

ataupun warga masyarakat wajib memenuhi permintaan DPR dalam

rangka memberikan keterangan tentang suatu hal yang menyangkut

kepentingan bangsa dan negara.

Pelaksanaan tugas dan wewenang DPR dalam hal pembentukan undang-

undang, Usul RUU dapat diajukan oleh anggota DPR, komisi, gabungan

komisi atau Badan legislasi. Usul RUU disampaikan secara tertulis oleh

anggota DPR, pimpinan komisi, atau badan legislasi kepada pimpinan

DPR disertai daftar nama dan tanda tangan pengusul. DPR dalam hal

memutuskan RUU dalam rapat paripurna berupa :

a. Persetujuan

b. Persetujuan dengan pengubahan, atau

c. Penolakan

Pengajuan peraturan pemerintah pengganti undang-undang dilakukan

dalam bentuk pengajuan RUU tentang penetapan peraturan pemerintah

pengganti undang-undang menjadi undang-undang. Pembahasan RUU

P a g e 53 | 194

Page 54: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang

dilakukan melalui tingkat pembicaraan di DPR.

Rancangan Undang-undang beserta penjelasan dan atau naskah

akademik yang berasal dari DPD disampaikan secara tertulis oleh

pimpinan DPD kepada pimpinan DPR. Penyebarluasan tersebut

dilaksanakan oleh Sekretariat jendral (Setjen) DPD. Selanjutnya,

Pimpinan DPR akan membagikan RUU yang diajukan oleh DPD tersebut

kepada anggota DPR dalam rapat paripurna.

Dalam hal rapat paripurna, jika rapat paripurna memutuskan untuk

memberi persetujuan atas RUU yang diajukan oleh DPD tersebut, RUU

tersebut menjadi RUU usul dari DPR. Jika rapat paripurna memutuskan

untuk memberi persetujuan dengan perubahan terhadap usul RUU yang

berasal dari DPD tersebut maka RUU tersebut menjadi RUU usul dari

DPR dan selanjutnya DPR menugaskan penyempurnaan RUU tersebut

kepada komisi,gabungan komisi,Badan legislasi, atau panitia khusus

(Pansus). Jika rapat paripurna memutuskan untuk menolak RUU tersebut

maka pimpinan DPR akan menyampaikan keputusan mengenai

penolakan tersebut kepada pimpinan DPD.

Tindak lanjut pembahasan RUU yang berasal dari DPR atau presiden

dilakukan melalu 2(dua) tingkat pembicaraan.

1. Tingkat I dalam rapat komisi,rapat gabungan komisi, rapat Badan

Legislasi, rapat Badan Anggaran, atau rapat panitia khusus. Pembicaraan

tersebut dilakukan dengan kegiatan :

P a g e 54 | 194

Page 55: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

a. Pengantar Musyawarah

b. Pembahasan daftar Inventaris masalah

c. Penyampaian pendapat mini

2. Tingkat II adalah Rapat paripurna yang merupakan pengambilan

keputusan. Rapat paripurna memiliki kegiatan diantaranya :

a. Penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini fraksi,

pendapat mini DPD, dan hasil pembicaraan tingkat I

b. Pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap fraksi dan

anggota secara lisan yang diminta oleh pimpinan rapat paripurna

c. Pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh menteri yang

diwakilinya

Dalam hal persetujuan sebagaimana dimaksud dalam point b, tidak dapat

dicapai secara musyawarah untuk mufakat, pengambilan keputusan

dilakukan berdasarkan suara terbanyak dan jika RUU tidak mendapat

persetujuan bersama antara DPR dan presiden maka RUU tersebut tidak

dapat lagi diajukan dalam persidangan DPR pada masa tersebut.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenang dalam penetapan APBN,

menurut Pasal 156 UU No 27 Th 2009, DPR menyelenggarakan sebagai

berikut :

P a g e 55 | 194

Page 56: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

a. Pembicaraan pendahuluan dengan pemerintah dan bank Indonesia

dalam rangka menyusun rancangan APBN

b. Pembahasan dan penetapan APBN yang didahului dengan

penyampian rancangan undang-undang tentang APBN beserta nota

keuangannya oleh presiden

c. Pembahasan :

1. Laporan Realisasi semester pertama dan prognosis enam bulan

berikutnya

2. Penyesuaian APBN dengan perkembangan dan/atau perubahan

dalam rangka penyusunan prakiraan perubahan atas APBn tahun

anggaran yang bersangkutan, apabila terjadi :

· Perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi

yang digunakan dalam APBN

· Perubahan pokok-pokok kebicakan fiscal

· Keasaan yang menyebabkan harus dilakukannya pergeseran

anggaran antarunit organisasi, antarkegiatan, dan antarjenis belanja;

dan/atau

· Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun

sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran yang berjalan

d. Pembahasan dan penetapan RUU tentang perubahan atas undang-

undang tentang APBN

e. Pembahasan dan penetapan RUU tentang pertanggungjawaban

pelaksanaan APBN

P a g e 56 | 194

Page 57: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Dalam Hal pengajuan calon dan pemberian persetujuan atau

pertimbangan atas calon, DPR mengajukan calon untuk mengisi suatu

jabatan berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam ketentuan perundang-

undangan melalui rapat paripurna. Selain mengajukan, DPR juga

berwenang untuk memberikan persetujuan atas calon untuk mengisi

jabatan berdasarkan ketentuan perundang-undangan melalui rapat

paripurna.

DPR juga memiliki Tugas dan wewenang dalam hal pemilihan anggota

BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Dalam memilih anggota BPK, DPR

memperhatikan pertimbangan dari DPD. Kepada pimpinan DPD, pimpinan

DPR memberitahukan rencana pemilihan anggota BPK dengan disertai

dokumen kelengkapan persyaratan calon anggota BPK sebagai bahan

DPD untuk memberikan pertimbangan atas calon BPK, paling lambat satu

bulan sebelum alat kelengkapan DPR memproses pelaksanaan pemilihan

anggota BPK. Pertimbangan DPD disampaikan secara tertulis kepada

pimpinan DPR paling lambat 3 hari sebelum pelaksanaan pemilihan, yang

selanjutnya segera disampaikan kepada alat kelengkapan DPR untuk

digunakan sebagai bahan pertimbangan.

B. Pelaksanaan Tugas dan wewenang DPD

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dapat mengajukan rancangan undang-

undang berdasarkan program legislasi nasional. Rancangan Undang-

undang yang dimaksud harus disertai dengan penjelasan atau keterangan

dan/atau naskan akademik dapat diusulkan oleh panitia perancang

undang-undang dan/atau panitia kerja. Usul RUU tersebut diputuskan

menjadi rancangan yang berasal dari DPD dalam siding paripurna DPD.

P a g e 57 | 194

Page 58: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

DPD juga memberikan pertimbangan terhadap Rancangan Undang-

Undang kepada pimpinan DPR. Terhadap rancangan undang-undang

tentang APBN, DPD memberikan pertimbangan kepada DPR dengan

jangka waktu paling lambat empat belas hari sebelum diambil persetujuan

bersama antara DPR dan Presiden. Terkait terhadap RUU yang

membahas tentang pajak, pendidikan, dan agama, DPD memberikan

pertimbangan kepada DPR dan paling lambat tiga puluh hari sejak

diterimanya surat dari pimpinan DPR.

DPD, juga memiliki tugas dan wewenang dalam hal memberikan

pertimbangan kepada DPR mengenai calon anggota BPK. Pertimbangan

tersebut diputuskan dalam sidang peripurna DPD. Pertimbangan yang

sudah diputuskan tersebut diserahkan kepada pimpinan DPR sebagai

pertimbangan DPD paling lambat tiga hari sebelum pelaksanaan

pemilihan anggota BPK.

Salah satu tugas DPD adalah mengawasi jalannya undang-undang.

Dalam hal penyampaian hasil pengawasan tersebut, DPD menyampaikan

hasil pengawasan atas undang-undang kepada DPR sebagai bahan

pertimbangan. Hasil pengawasan tersebut diputuskan dalam sidang

paripurna DPD.

Dalam hal pembahasan terhadap hasil pemerikasaan BPK, DPD

menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang disampaikan oleh

pimpinan BPK kepada pimpinan DPD dalam acara khusus yang diadakan

untuk itu. Selanjutnya, tindakan yang dilakukan oleh DPD adalah

menugasi panitia untuk membahas hasil pemeriksaan keuangan negara

P a g e 58 | 194

Page 59: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

oleh BPK setelah BPK memberikan penjelasan. Hasil pembahasan

tersebut diambil dalam sidang paripurna DPD. Keputusan tersebut

selanjutnya akan disampaikan kepada DPR dengan surat pengantar dari

pimpinan DPD untuk dijadikan bahad pertimbangan bagi DPR.

P a g e 59 | 194

Page 60: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Hak dan Kewajiban Anggota DPR dan DPD serta pelaksanaannya

2.3.3 Hak dan Kewajiban DPR

Anggota DPR sebagai wakil rakyat yang dipilih melalui pemilihan umum

legislative, masing-masing memiliki hak dalam lembaga DPR.

Menurut UU No 27 Tahun 2009 Pasal 78 mengatakan bahwa hak DPR

adalah :

1. Mengajukan usul RUU

2. Mengajukan pertanyaan

3. Menyampaikan ususl dan pendapat

4. Memilih dan dipilih

5. Membela diri

6. Imunitas

7. Protokoler, dan

8. Keuangan dan administrative

Selain memiliki hak, agar terciptanya suatu keseimbangan maka setiap

anggota DPR juga memiliki kewajiban.

Menurut UU No 27 tahun 2009 Pasal 79 mengatakan bahwa kewajiban

DPR adalah :

1. Memegang teguh dan mengamalkan pancasila

P a g e 60 | 194

Page 61: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

2. Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Repubik Indonesia

Tahun 1945 dan menaati peraturan perundang-undangan

3. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan

NKRI

4. Mendahulukan kepentingan negara diatas kepentingan

pribadi,kelompok, dan golongan

5. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat

6. Menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan

negara

7. Menaati tata tertib dank ode etik

8. Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga

lain

9. Menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kunjungan

secara berkala

10. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan

masyarakat ; dan

11. Memberikan pertanggung jawaban secara morak dan politis kepada

konstituen di daerah pemilihannya.

Dalam pelaksanaan Haknya, pelaksanaan tersebut diatur dalam undang-

undang. Dalam hal hak bertanya, anggota DPR memiliki hak bertanya

kepada Presiden. Pertanyaan tersebut disusun secara tertulis dan

selanjutnya disampaikan kepada pimpinan DPR. Apabila diperlukan maka

pimpinan DPR dapat meminta penjelasan kepada anggota DPR yang

mengajukan pertanyaan tersebut. Selanjutnya, Pimpinan DPR akan

meneruskan pertanyaat tersebut kepada presiden dan meminta agar

presiden memberikan jawaban. Jawaban yang diberikan oleh presiden

P a g e 61 | 194

Page 62: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

dapat berupa jawaban yang lisan atau tertulis. Jawaban presiden tersebut

dapat diwakilkan kepada menteri atau pejabat yang ditunjuk oleh

presiden.

Dalam melaksanakan hak menyampaikan usul dan pendapat, Anggota

DPR berhak menyampaikan usul dan pendapat mengenai suatu hal, baik

yang sedang dibicarakan maupun yang tidak dibicarakan dalam rapat.

Tata cara penyampaian usul dan pendapat tersebut diatur dalam

peraturan DPR tentang tata tertib.

Dalam hal memilih dan dipilih, setiap anggota DPR berhak untuk memilih

dan dipilih untuk menduduki jabatan tertentu pada alat kelengkapan DPR

melalui mekanisme yang diatur dalam perundang-undangan. Dalam hal

membela diri, setiap anggota DPR yang diduga melakukan pelanggaran

sumpah/janji, kode etik, dan/atau tidak melaksanakan kewajiban sebagai

anggota diberikan kesempatan untuk membela diri atau meberi

keterangan kepada Badan Kehormatan DPR.

Setiap anggota DPR memiliki Hak Imunitas, dalam pelaksannannya

adalah anggota DPR tidak dapat dituntut di depan pengadilan karena

pernyataan,pertanyaan, dan/atau pendapat yang dikemukanan secara

lisan maupun secara tertulis didalam rapat DPR ataupun di luar rapat DPR

yang berkaitan dengan fungsi serta tugas dan wewenang DPR. Dalam

kaitannya, Anggota DPR tidak dapat diganti antarwaktu karena

pernyataan,pertanyaan, dan/atau pendapat yang dikemukakannya baik

didalam rapat DPR maupun di luar rapat DPR yang berkaitan dengan

fungsi serta tugas dan wewnang DPR. Namun, Hak imunitas ini tidak

berlaku dalam hal anggota yang bersangkutan mengumumkan materi

yang telah disepakati untuk dirahasiakan atau hal lain yang dimaksud

P a g e 62 | 194

Page 63: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

mengenai ketentuan mengenai rahasia negara sesuai dengan ketentuan

perundang-perundangan. Selain hak tersebut anggota DPR juga memiliki

hak protokoler. Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaannya diatur

dalam peraturan perundang-undangan. Hak keuangan dan administrative

juga dimiliki oleh pimpinan dan aggota DPR. Hak tersebut disusun oleh

pimpinan DPR dan diatur dengan ketentuan perundang-undangan.

Sama seperti anggota DPR, anggota DPD pun memiliki hak dan

kewajiban. Hak dan kewajiban yang diatur dalam UU No 27 tahun 2009 ini

tidak berbeda dengan hak anggota DPR.

Menurut UU No 27 Tahun 2009 Pasal 232, Hak anggota DPD adalah :

1. Bertanya

2. Menyampaiakan usul dan pendapat

3. Memilih dan dipilih

4. Mebela diri

5. Imunitas

6. Protokoler

7. Keuangan dan administrative

Sementara, kewajiban anggota DPD menurut UU No 27 Tahun 2009

Pasal 233, adalah :

P a g e 63 | 194

Page 64: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

1. Memegang teguh dan mengamalkan pancasila’

2. Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 dan menaati peraturan perundang-undangan

3. Mempertahankan dan memelihakara kerukunan nasional dan

keutuhan NKRI

4. Mendahulukan kepentingan negara diatas kepentingan

pribadi,kelompok,golongan,dan daerah

5. Menaati prinsip demokrasi dalamn penyelengaraan pemerintahan

negara

6. Menaati tata tertib dan kode etik

7. Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga

lain

8. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan

masyarakat ; dan

9. Memberikan pertanggung jawaban secara moral dan politis kepada

masyarakat di daerah yang diwakilinya

Dalam hal pelaksanaan haknya, pelaksanaan hak anggota diatur dalam

undang-undang. Setiap anggota DPD memiliki hak bertanya, hak bertanya

yang dimaksudkan ini adalah dilakukan dalam sidang dan/atau rapat

sesuai dengan tugas dan wewang DPD. Dalam hal menyampaikan usul

dan pendapat, Anggota DPD berhak menyampaikan usul dan pendapat

mengenai suatu hal. Usul tersebut baik yang sedan dibicarakan dalam

rapat maupun yang tidak sedang dibicarakan dalam rapat.

P a g e 64 | 194

Page 65: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Selanjutnya, Setiap anggota memiliki hak dipilih dan memilih dalam

artiannya yaitu anggota DPD mempunyai hak untuk memilih dan dipilih

untuk menduduki jabatn tertentu pada alat kelengkapan DPD. Dalam

Haknya untuk membela diri, anggota DPD yang diduga melakukan

pelanggaran sumpah atau jani, kode etik, dan/atau tidak melaksanakan

kewajiban sebagai anggota diberi kesempatan untuk membela diri

dan/atau memberikan keterangan kepada Badan Kehormatan. Hak lain

yang dimilika anggota DPD adalah hak imunitas. Dalam hal ini, anggota

DPD tidak dapat dituntut ke pengadilan karena pernyataan,pertanyaan,

dan/atau pendapat yang dikemukakannya baik secara lisan maupun

tertulis di dalam rapat DPD ataupun diluar rapat DPD yang berkaitan

dengan fungsi serta tugas dan wewenang DPD. Anggota DPD, tidak dapat

diganti antar waktu karena pernyataan,pertanyaan,pendapat yang

dikemukannya baik di dalam rapat maupun diluar rapat jika berkaitan

dengan fungsi serta tugas dan wewenang DPD. Namun, ketentuan ini

tidak berlaku jika anggota yang bersangkutan mengumumkan materi yang

telah disepakati dalam rapat tertutup untuk dirahasiakan atau hal lain yang

dimaksud dalam ketentuan mengenai rahasia negara sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.selain itu ada hak protokoler juga hak

keuangan dan administrative.

HAK DPR DAN DPD

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga negara memiliki hak-

hak yang diatur dalam undang-undang.

Menurut UU No 27 Tahun 2009, DPR memiliki tiga hak yaitu :

1. Hak Interpelasi

P a g e 65 | 194

Page 66: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

2. Hak Angket

3. Hak Menyatakan Pendapat

Hak Interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada

pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis

serta berdampak luas kepada kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan

bernegara. Hak Interpelasi ini harus diusulkan sedikitnya oleh dua puluh

lima orang anggota DPR dan lebih dari satu fraksi. Pengusulan hak

interpelasi disertai dengan dokumen yang memuat sekurang-kurangnya :

· Materi kebijakan dan/atau pelaksanaan kebijakan pemerintah yang

akan dimintakan keterangan ; dan

· Alasan permintaan keterangan

Usul tersebut akan menjadi hak interpelasi apabila mendapatkan

persetujuan dari rapat paripurna DPR yang dihadiri oleh lebih dari

setengah jumlah anggota DPR dan keputusan diambil dengan persetujuan

lebih dari setengah jumlah anggota yang hadir. Dalam hal menyetujui usul

interpelasi sebagai hak interpelasi DPR, Presiden dapat hadir untuk

memberikan penjelasan tertulis terhadap materi interpelasi dalam rapat

paripurna berikutnya. Jika presiden tidak dapat hadir untuk meberikan

penjelasan tertulis, presiden menugasi menteri atau pejabat terkait untuk

mewakilinya.

DPR akan memutuskan untuk menerima atau menolak keterangan dan

jawaban yang diberikan oleh presiden atau yang mewakilinya. Dalam hal

DPR menerima keterangan dan jawaban dari presiden, usul hak

interpelasi dinyatakan selesai dan materi interpelasi tersebut tidak dapat

diajukan kembali. Namun jika DPR menolak keterangan dan jawaban

yang diberikan oleh presiden, DPR dapat menggunakan hak DPR lainnya.

P a g e 66 | 194

Page 67: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Keputusan untuk menerima atau menolak keterangan dan jawaban

presiden menganai materi interpelasi harus mendapatkan persetujaun dari

rapat paripurna DPR yang dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah

anggota DPR dan putusan juga diambil dengan persetujuan lebih dari

setengah jumlah anggota DPR yang hadir pada saat paripurna.

Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap

pelaksanaan suatu undang-undang dan/atau kebijakan pemerintahan

yang berkaitan dengan hal penting, strategis, dan berdampak luas pada

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang diduga

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Hak angket

diusulkan oleh dua puluh lima orang anggota DPR dan lebih dari satu

fraksi. Pengusulan hak angket tersebut disertai dengan dokumen yang

memuat sekurang-kurangnya :

· Materi kebijakan dan/atau pelaksanaan undang-undang yang

diselidiki

· Alasan penyelidikan

Usul tersebut akan menjadi hak angket DPR apabila mendapat

persetujuan dari rapat paripurna DPR yang dihadiri lebih dari setengah

jumlah anggota DPR dan keputusan diambil dengan persetujuan lebih dari

setengah jumlah anggota DPR yang hadir dalam paripurna. Selanjutnya,

DPR akan memutuskan menerima atau menolak usul hak angket tersebut.

Jika DPR menerima usul hak angket tersebut maka DPR membentuk

panitia angket yang terdiri atas semua unsure fraksi DPR dengan

keputusan DPR namun jika usul angket tersebut ditolak oleh DPR maka

ususl tersebut tidak dapat diajukan kembali. Panitia angket dalam

melakukan penyelidikan, selain meminta keterangan dari pemerintrah,

P a g e 67 | 194

Page 68: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

dapat juga meminta keterangan dari saksi, pakar, organisasi profesi,

dan/atau pihak terkait lainnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, panitia angket dapat memanggil warga

negara Indonesia dan/atau orang asing yang bertempat tinggal di

Indonesia untuk memberikan keterangan. Warga negara Indonesia

dan/atau orang asing yang dipanggil oleh panitia angket wajib memenuhi

panggilan tersebut. Jika orang yang dipanggil oleh panitia angket tersebut

tidak memenuhi panggilan sebanyak tiga kali berturut-turut tanpa alasan

yang sah dan dapat dipertanggung jawabkan maka panitia angket dapat

memanggil secara paksa dengan bantuak Kepolisian negara Republik

Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Panitia angket,

selanjutnya akan melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada rapat

paripurna DPR paling lama enam puluh hari sejak dibentuknya panitia

angket. Selanjutnya Rapat paripurna akan mengambil keputusan terhadap

laporan dari panitia angket.

Apabila, dalam rapat paripurna DPR yang membahas tentang laporan

angket memutuskan bahwa pelaksanaan tugas suatu undang-undang

dan/atau kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hal

penting,strategis, dan berdampak luas pada kehidupan

bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara bertentangan dengan ketentuan

perundang-undangan maka DPR dapat menggunakan hak menyatakan

pendapat. Namun sebaliknya, jika pelaksanaan tugas suatu undang-

undang dan/atau kebijakan pemerintah tersebut tidak bertentangan

dengan ketentuan perundang-undangan maka usul hak angket dinyatakan

selesai dan materi angket tersebut tidak dapat diajukan kembali.

Keputusan DPR baru dapat diambil berdasarkan rapat paripurna DPR

yang dihadir lebih dari setengah jumlah anggota DPR dan putusan diambil

P a g e 68 | 194

Page 69: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

dengan persetujuan lebih dari setengah jumlah anggota DPR yang hadir

pada saat rapat paripurna.

Hak menyatakan pendapat adalah hak untuk menyatakan pendapat atas :

1. Kebijakan pemerintah atau mengenai kejadian luar biasa yang

terjadi di tanah air atau di dunia internasional

2. Tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket

3. Dugaan bahwa Presiden dan/atau Wakil presiden melakukan

pelanggaran hukum baik berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,

penyuapan, tindak pidana berat lainnya, maupun perbuatan tercela,

dan/atau Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat

menjadi Presiden dan/atau wakil presiden.

Hak menyatakan pendapat harus diusulkan oleh minimal dua puluh lima

orang anggota DPR. Pengusulan hak menyatakan pendapat disertai

dengan dokumen yang memuat minimal :

a. Materi dan alasan pengajuan usul pernyataan pendapat

b. Materi hasil pelaksanaan hak interpelasi atau hak angket

c. Materi dan bukti yang sah atas dugaan tidak dipenuhinya syarat

sebagai Presiden dan/atau wakil presiden

Usul hak menyatakan pendapat akan menjadi hak menyatakan pendapat

DPR apabila mendapat persetujuan minimal ¾(tiga perempat) dari jumlah

anggota DPR dan keputusan diambil dengan persetujuan diambil dengan

persetujuan paling sedikit ¾ (tiga perempat) dari jumlah anggota DPR

yang hadir. Selanjutnya DPR akan memutuskan untuk menerima atau

P a g e 69 | 194

Page 70: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

menolak usul hak menyatakan pendapat. Jika DPR menerima usul hak

menyatakan pendapat maka DPR membentuk panitia khusus yang terdiri

atas emua unsure fraksi DPR dengan keputusan DPR namun jika

menolak usuk hak menyatakan pendapat maka usul tersebut tidak dapat

diajukan kembali.

Jika dibentuk panitia khusus, maka panitia khusus melaporkan

pelaksanakan tugasnya kepada rapat paripurna DPR paling lama enam

puluh hari sejak dibentuknya panitia khusus. Selanjutnya maka rapat

paripurna akan mengambil keputusan terhadap laporan panitia khusus.

Jika rapat paripurna memutuskan untuk menerima laporan panitia khusus

terhadap materi sebagaimana yang tercantum dalam UU No 27 Tahun

2009 Pasal 77 ayat (4) huruf a dan huruf b, maka DPR akan menyatakan

pendapat kepada pemerintah. Jika rapat paripurna memutuskan

menerima laporan panitia khusus yang menyatakan bahwa presiden

dan/atau wakil presiden melakukan pelanggaran hukum berupa

pengkhianatan terhadap negara,korupsi,penyuapan,tindak pidana berat

lainnya, atau perbuatan tercela, ataupun tidak lagi memenuhi syarat

sebagai presiden dan/atau wakil presiden maka DPR akan menyampaikan

keputusan tentang hak menyatakan pendapat tersebut kepada Mahkamah

Konstitusi. Namun, jika rapat paripurna menolak laporan panitia khusus

terhadap materi tentang pemakzulan terhadap presiden dan/atau maka

hak menyatakan pendapat tersebut dinyatakan selesai dan tidak dapat

diajukan kembali. Keputusan yang diambili ini harus mendapat

persetujuan rapat paripurna DPR yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3

(dua pertiga) dari jumlah anggota DPR dan keputusan diambil dengan

persetujuan minimal 2/3(dua pertiga) dari jumlah anggota DPR yang hadir

dalam paripurna tersebut.

P a g e 70 | 194

Page 71: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Jika Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa pendapat DPR terbukti

maka DPR akan menyelenggarakan rapat paripurna untuk meneruskan

usul pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden kepada MPR.

Namun, apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa pendapat DPR

tidak terbukti, usul pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden tidak

dapat dilanjutkan kembali.

Sementara itu Dewan Perwakilan Daerah (DPD) memiliki hak :

1. Mengajukan rancangan undag-undang yang berkaitan dengan

otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan

pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam

dan sumber daya ekonomi lainnya, serta berkaitan dengan perimbangan

keuangan pusat dan daerah

2. Ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan

otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran,

dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber

daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah

3. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pembahasan

rancangan undang-undang tentang anggaran pendapatan dan belanja

negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan

pajak ,pendidikan, dan agama

4. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang

mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan

daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan

sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan,

dan agama.

Mekanisme Persidangan dan Pengambilan Keputusan dalam DPR

dan DPD

P a g e 71 | 194

Page 72: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Persidangan adalah salah satu unsure penting yang selalu dilakukan oleh

setiap lembaga baik itu lembaga negara ataupun tidak. Demikian pula

DPR maupun DPD,selalu melaksanakan persidanga untuk mengambil

sebuah keputusan yang strategis untuk kepentingan bangsa dan negara.

Tahun sidang DPR dimulai pada tanggal 16 Agustus dan diakhiri pada

tanggal 15 Agustus tahun berikutnya dan jika pada tanggal 16 Agustus

tersebut jatuh pada hari libur, maka pembukaan tahun sidang dilakukan

pada hari kerja sebelumnya. Pada awal masa jabatan, tahun sidang

dimulai pada saat pengucapan sumpah atau janji anggota. Tahun

persidanag dibagi atas empat masa persidangan. Masa persidangan

meliputi masa sidang dan masa reses, kecuali pada persidangan terakhir

dari satu periode keanggotaan DPR, masa reses ditiadakan. Sebelum

pembukaan tahun sidang, anggota DPR dan anggota DPD mendengarkan

pidato kenegaraan presiden dalam sidang bersama yang diselnggarakan

oleh DPR atau DPD secara bergantian. Seluruh rapat di DPR pada

dasarnya adalah rapat yang bersifat terbuka, kecuali rapat tertentu yang

dinyatakan tertutup.

Sementara itu, dalam hal pengambilan keputusan dalam rapat DPR pada

dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat. Apabila cara

pengambilan keputusan dengan musyawarah untuk mufakat tidak

tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak. Setiap

rapat atau sidang DPR dapat mengambil keputusan apabila memenuhi

kuorum. Rapat yang memenuhi kuorum adalah rapat yang dihadiri oleh

lebih dari setengah jumlah anggota rapat dan terdiri atas lebih dari

setengah jumlah fraksi, kecuali dalam rapat pengambilan keputusan

terhadap pelaksanaan hak menyatakan pendapat. Apabila rapat tidak

memenuhi kuorum, rapat ditunda sebanyak-banyaknya dua kali dengan

tenggang waktu masing-masing tidak lebih dari dua puluh empat jam. Jika

P a g e 72 | 194

Page 73: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

setelah dua kali penundaan, korum tetap tidak dapat terpenuhi maka cara

penyelesaiannya diserakan kepada pimpinan DPR.

Setiap keputusan rapat DPR baik berdasarkan musyawarahuntuk mufakat

maupun berdasarkan suara terbanyak bersifat mengikat bagi semua pihak

yang terkait dalam pengambilan keputusan.

Sementara itu, DPD juga memulai tahun sidang pada tanggal 16 Agustus

dan diakhiri pada tanggal 15 Agustus tahun berikutnya, dan apabila

tanggal 16 Agustus jatuh pada hari libur, pembukaan tahun sidang

dilakukan pada hari kerja sebelumnya. Khusus pada awal masa jabatan

keanggotaan, tahun sidang DPD dimulai pada saat pengucapan sumpah

atau janji anggota. Kegiatan persidangan DPD meliputi sidang di ibu kota

negara serta rapat di daerah dan tempat lain sesuai dengan penugasan

DPD. Sidang DPD yang dilakukan di ibu kota negara dalam hal pengajuan

dan pembahasan rancangan undang-undang mengikuti masa sidang

DPR. Sebelum pembukaan tahun sidang, anggota DPD dan anggota DPR

mendengarkan pidato kenegaraan Presiden dalam sidang bersama yang

diselenggarakan oleh DPD atau DPR secara bergantian. Semua rapat

DPD pada dasarnya bersifat terbuka, kecuali rapat tertentu yang

dinyatakan tertutup.

Sementara itu dalam hal pengambilan keputusan, pengambilan keputusan

dalam rapat atau sidang DPD pada dasarnya dilakukan secara

musyawarah untuk mufakat namun apabila cara pengambilan keputusan

dengan cara musywarah untuk mufakat tidak dapat tercapai, maka

keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak. Sama seperti

mekanisme di DPR, setiap rapat di DPD juga harus memenuhi kuorum

untuk dapat mengambil keputusan. Kuorum bisa tercapai apabila rapat

dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggota rapat atau sidang.

P a g e 73 | 194

Page 74: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Apabila kuorum tidak terpenuhi maka rapat atau sidang ditunda sebanyak

dua kali dengan tenggang waktu masing-masing tidak lebih dari dua puluh

empat jam. Jika setelah dua kali penundaan kuorum tidak juga terpenuhi,

cara penyelesaiannya diserahkan kepada pimpinan DPD. Setiap

keputusan rapat DPD, baik berdasarkan musyawarah untuk mufakat

maupun berdasarkan suara terbanya, menjadi perhatian semua pihak

yang terkait dalam keputusan rapat tersebut.

Keterkaitan Antara DPR dan DPD

Sebagai lembaga legislative yang menyatu dalam MPR, DPR dan DPD

memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan tugas dan

wewenangnya. Perletakan dasar konstitusional bagi pembentukan Dewan

Perwakilan Daerah (DPD) sebagai bagian dari MPR melalui amandemen

1945 merupakan bagian dari pergerseran strategi konstitusionalisasi

kehidupan bernegara dan berpemerintahan. Sekaligus merupakan salah

satu dimensi dari konstitusionalisme yang menvuat dalam rangka

reformasi Indonesia .

DPD dilahirkan dan ditampilkan sebagai salah satu lembaga perwakilan

rakyat yang menjembatani kebijakan dan regulasi pada skala nasional

oleh pemerintah pusat di satu sisi dan daerah disisi lain. Sementara DPR

adalah lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagain lembaga

negara dan anggotanya terdiri atas anggota partai politik peserta pemilu

dan dipilih berdasar pemilu.

Berpegang pada hasil-hasil amandemen UUD sebagai dasar hukum

konstitusional, khususnya mengenai restrukturisasi MPR, komponen

P a g e 74 | 194

Page 75: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

utusan daerah dan utusan golongan ditiadakan dan dilahirkan komponen

baru yaitu DPD sebagai partner legislative disamping DPR. Sebagaimana

lumrahnya lingkup kewenang perwakilan rakyat maka DPD ini juga

mempunyai kewenangan dalam kegiatan legislative dan pengawasan

terhadap eksekutif.

Dalam hal melaksanakan tugasnya untuk mengajukan Rancangan

Undang-Undang, DPD mengajukannya kepada DPR selanjutnya DPR

akan melakukan pembahasan RUU usulan DPD tersebut bersama

dengan DPD. DPR juga dalam melaksanakan tugasnya misalnya dalam

melakukan keputusan atas RUU tentang APBN maka DPR harus

memperhatikan pertimbangan dari DPD begitu pula dalam membahasnya,

DPR juga harus ikut serta membahsanya bersama DPD. Begitu pula

dalam pemilihan anggota BPK ,DPR dan DPD juga melakukan

pembahasannya secara bersama-sama. Dengan demikian kita dapat

melihat keterkaitan antara DPR dan DPD.

P a g e 75 | 194

Page 76: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

2.4 Pelantikan DPR dan Legislatif

JAKARTA-Anggaran pelantikan anggota DPR/DPD RI periode 2014-2019

sungguh sangat fantastis dan jauh dari efisiensi anggaran. Betapa tidak,

acara pelantikan ini menghabiskan biaya Rp 16 miliar lebih. Besarnya

alokasi anggaran pelantikan yang begitu besar mengundang kritik pedas

dari para penggiat anti korupsi dan pengamat politik anggaran. “Saya

anggap ini pesta hura-hura anggota dewan yang baru, karena

mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit. Pelantikan ini sungguh dasyat,

fantastis, mewah dan hanya membuat rakyat menjeri. Masa untuk

pelantikan anggota dewan yang baru, pemerintah menghabiskan pajak

rakyat sebesar 16.122.970.000 miliar,” ujar Direktur Investigasi dan

Advokasi Forum Indonesia Transparansi Anggaran (FITRA), Uchok Sky

Khadafi di Jakarta, Selasa (2/9).

Menurut Uchok, anggaran sebesar itu terbilang fantastis, mewah, dan

hanya membuat rakyat menjerit. Inilah awal dari pembohongan kepada

rakyat. “Masak acara pengambilan sumpah/anji anggota DPR, DPD, MPR

pemerintah mengeluarkan anggaran sebesar Rp 16,1 miliar. Padahal,

saat ini rakyat mulai kesusahaan lantaran tidak punya duit karena

pemerintah mulai melakukan pembatasan BBM seperti jalan tol,”tegasnya.

Dia menilai seremonial pelantikan DPR/DPD ini tak ubahnya pesta hura-

hura anggota dewan yang baru. Hal ini mengesankan bahwa, wakil rakyat

dan senator ini tidak peka terhadap penderitaan rakyat Indonesia. “Saya

mengucapkan selamat bertugas dan berhura-hura bagi anggota DPR dan

DPD yang baru,” lanjutnya.

P a g e 76 | 194

Page 77: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Ironisnya lagi, pemerintah berdalil pencabutan subsidi BBM agar tidak

membebani APBN. “Tapi kok untuk anggaran pelantikan sampai Rp.16.1

miliar? Pemerintah punya duit, tidak ngeyel mengatakan harus dicabut

karena kemahalan, dan juga bisa disediakan dalam APBN tanpa

mengucapkan kata-kata defesit,” imbuhnya.

Uchok menambahkan, dengan anggaran sebesar itu bisa dicurigai

sebagai ‘suap pertama’ dari eksekutif kepada para legislator baru agar tak

banyak protes terhadap kebijakannya. “Jika benar biaya pelantikan

sebesar itu maka harus dikatakan bahwa DPR baru sejak titik awal

sudah membunuh harapan publik akan datangnya era perubahan,” ujar

Peneliti Senior Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia

(Formappi) di Jakarta, Selasa (2/9).

Pada pelantikan anggota DPR 2009 silam, jelasnya protes terkait biaya

mahal untuk pelantikan anggota dewan terpilih juga terjadi. Saat itu publik

mengkritik karena untuk pakaian pelantikan pun anggota DPR harus

mengenakan pakaian yang didesign khusus dengan menggunakan dana

negara. “Walaupun untuk anggaran pelantikan mahal, kita tak serta merta

menyalahi anggota DPR terpilih, tetap saja tanggung jawab moral menjadi

beban anggota DPR terpilih. Kita harus mengutuk panitia atau lembaga

yang menyusun budget tanpa hati tersebut. Para pembuat anggaran untuk

pelantikan yang mahal itu pasti bermasalah dengan integritasnya

sehingga hatinya tak terganggu oleh kemewahan yang dirancangnya

selama pelantikan tersebut,” tegasnya.

Menurutnya, pelantikan itu hanya seremoni yang lebih layak untuk

dikategorikan sebagai ajang basa-basi pembukaan sebelum para anggota

DPR mulai bekerja. Pelantikan bukanlah kerja bermanfaat untuk

P a g e 77 | 194

Page 78: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

kepentingan rakyat yang diwakili anggota DPR, tetapi untuk kepentingan

gaya hidup mewah para wakil rakyat. Karena itu, pelantikan seharusnya

bisa dilangsungkan secara sederhana tanpa mengurangi makna perayaan

itu. Anggota DPR terpilih bisa diminta untuk menggunakan pakaian yang

pantas tanpa perlu glamour sehingga mengejek kebersahajaan rakyat

yang mereka wakili. “Otak pembuat anggaran pelantikan pastilah

beraroma proyek, sehingga pelantikan yang tak lebih dari beberapa jam

itu harus dibiayai secara mahal. Saya pikir hal-hal semacam ini yang

selalu saja secara sengaja diabaikan oleh para pembuat anggaran. Ketika

tuntutan efisiensi dan efektifitas mendesak untuk dijalankan, para

pembuat anggaran tak merasa perlu mengaplikasikannya,” pungkasnya.

GAM

A. Rincian Biaya DPR dan Legislatif 2014-2019

Berikut detail anggaran pelantikan anggota DPR/DPD periode 2014-2019

Item Alokasi Anggaran

Undangan paket meeting, tiket, taksi,

repsentasi, dan uang harian anggota

DPR, DPD sebanyak 692 orang Rp. 10,1 miliar

Honor panitia, secretariat KPU,

DPR,DPD, Setneg, Setgab, Polri dan

Paspampres Rp. 1.999.480.000

Rapat,meeting, dan rapat koordinasi Rp. 1.080.000.000

Perlengkapan pelantikan Rp.962.720.000

Topi panitia @ Rp.150.000

Tas calon Anggota dewan @

Rp.300.000

Payung @ Rp.100.000

PIN anggota @Rp.30.000

Topi @Rp.50.000

Kaos @Rp.100.000

P a g e 78 | 194

Page 79: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Bunga/kembang Rp.1 juta

Baju batik @Rp.400.000

Spanduk Rp750.000 dll

Sewa bus Rp.603.000.000

Makanan dan snag Rp.514.000.000

Penggandaan dan penjilidan Rp.270,3 juta

Pengawalan jalan raya Rp.270.000.000

Anggaran MC dan rohaniwan Rp.112.000.000

B. Data Rincian Pengeluaran Anggota DPR 2009-2014

1. Kunjungan ke luar negeri sudah mencapai 58 kali dengan anggaran

lebih dari Rp 100 miliar. Anggota DPR pergi keluar negeri dengan ber

bagai label seperti studi komparasi, kunjungan kerja, kunjungan kerja

spesifik, dan sebagai delegasi.

2. Setiap tahun DPR menghabiskan uang pajak rakyat sebesar Rp 511

miliar hanya untuk 3P, yaitu Pemboros anggaran, Pembolos di rapat, dan

Provokator publik.

3. Setiap komisi di DPR berlomba membuat panitia kerja (panja), tim

perumus (timus), dan tim sinkronisasi (timsin) karena ada anggarannya.

Pada 2010, pagu anggaran untuk panja Rp 3.822.500.000. Setiap komisi

dijatah maksimal 2 panja untuk setiap masa sidang.

4. Tahun 2011, indeks satu penetapan RUU dari usulan DPR diusulkan

naik dari Rp 4.405.657.000 menjadi Rp 4.848.657.000 per RUU; indeks

pembahasan usul DPR dari Rp 5.950.010.000 menjadi Rp 6.235.010.000

per RUU; dan indeks pembahasan usul dari pemerintah dari Rp

5.950.010.000 menjadi Rp 6.235.010.000 per RUU.

P a g e 79 | 194

Page 80: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

DATA GAJI DPR:

Sumber: Seknas Fitra

http://nasional.kompas.com/read/2011/05/12/15500065/

DPR.Rp.14.Juta

Hak Keuangan Dan Tunjangan K onstitusional Anggota DPR RI Tahun

2011:

P a g e 80 | 194

Page 81: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Setiap bulan, anggota DPR memang memperoleh tunjangan sebesar Rp

14 juta untuk berkomunikasi, tetapi tidak seluruhnya berbentuk tunjangan

pulsa. Di slip gaji anggota Dewan, tertulis nomenklatur tunjangan

komunikasi intensif sebesar Rp 14.140.000.

Itu uang komunikasi intensif. Digunakan untuk semua kegiatan komunikasi

antara anggota Dewan dan konstituennya.

http://nasional.kompas.com/read/2011...gan.Komunikasi

P a g e 81 | 194

Page 82: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Pemborosan DPR yang Tidak Terliput Media TV

setelah munculnya TV news di Indonesia ( tente Metro dan bang one),

para anggota dewan terhormat mulai hobi bersidang di studio,

bukanhanya mencari polularitas dan tambahan uang saku sang dewan

terhormat juga sekalian berlagak sok pintas dan suci, sok bicara uang

rakyat dan anti korupsi bergaya glamor bak artis, hobi omong kosong

seolah berisi. bicara atas nama rakyat tapi ga pernah tobat. tidak partai

suci tidak partai laknat sama-sama masuk jeruji besi dan masih sematat

konfrensi pers di depan live TV.

belum sempat dewan terhormat dilantik, para dewan sudah menghabiskan

uang rakyat sebesar 11miliyar untuk biaya pelantikan. Bayangkan, untuk

pelantikan 560 calon anggota DPR dan 132 calon anggota DPD, Komisi

Pemilihan Umum (KPU) menganggarkan biaya Rp 11 miliar. Jika dibagi

secara kas ar untuk semua calon anggota DPR/DPD, setiap calon terpilih

akan menerima dana Rp 15,89 juta.

Biaya pelantikan untuk setiap calon terpilih anggota DPR ternyata jauh

lebih besar dibandingkan dengan biaya sosialisasi pemilu legislatif untuk

setiap pemilih. Ketimpangan itu menunjukkan buruknya dan tidak adanya

prioritas KPU dalam membuat anggaran pemilu.

Sesuai data yang ada, dana penyusunan, penyempurnaan, dan sosialisasi

peraturan perundang-undangan dalam Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) KPU tahun 2008 mencapai Rp 58,69 miliar. Sementara

dana sosialisasi tahapan penyelenggaraan Pemilu 2009 dalam DIPA KPU

2009 mencapai Rp 12,92 miliar.

P a g e 82 | 194

Page 83: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Jika dijumlahkan, dana sosialisasi pemilu legislatif pada 2008-2009

mencapai Rp 71,61 miliar. Dan bila dibagi dengan 171 juta pemilih, setiap

pemilih hanya mendapat manfaat dana sosialisasi sebesar Rp 418,77.

Artinya, dibandingkan dengan dana pelantikan untuk setiap calon anggota

DPR, biaya pelantikan satu anggota DPR/DPD sekitar 38.000 kali lebih

besar dibandingkan dengan biaya sosialisasi untuk setiap pemilih.

Kini, setiap anggota DPR periode 2009-2014 yang dilantik 1 Oktober 2009

juga akan mendapat anggaran perjalanan dinas pindah. Total anggaran

perjalanan dinas pindah untuk 560 anggota sekitar Rp 26 miliar atau

sekitar Rp 46,5 juta per anggota.

Sebanyak 496 unit rumah dinas (rumdin) anggota DPR di kawasan

Kalibata, Jakarta, direnovasi. Proyek bernilai miliaran rupiah itu sempat

menjadi rebutan Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR dan Sekretariat

Negara (Setneg). maklum nilainya miliyaran, janga ngiri ya….

wekekkeke….. Namun, jumlah secara pasti juga belum diketahui. Hanya,

data yang dimiliki Indonesian Budget Center (IBC) menyatakan bahwa

proyek untuk 496 rumah anggota DPR itu setidaknya akan menyedot

uang negara Rp 400 miliar. Rinciannya, anggaran renovasi untuk tahun

anggaran 2008 sebesar Rp 300 miliar dan untuk tahun ini Rp 100 miliar.

ada berita baru yang sangat senyap di media, soal anggaran konyol 250

eM, untuk membuat gedung baru di kompleks senayan alasannya gedung

Nusantara 1 yang sangat megah dan menjulang tinggi itu sudah tidak

layak ditempati, katanya…. katanya….. katanya….. itu katanya loh.,.,. kata

anggota dewan terhormat

P a g e 83 | 194

Page 84: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Gedung Nusantara I, kata anggota dewan terhormat yang tidak saya

hormati dibangun untuk anggota dewan periode 1992-1997 dan saat ini

masih digunakan oleh anggota dewan periode 2009-2014.

Gedung ini tidak didesaign untuk jumlah yang sekarang. Kalau dulu

anggota dewan berjumlah 500 dengan masing-masing asisten pribadi satu

orang dan dua orang staf. Kalau sekarang jumlahnya sudah 560 dengan

rencana satu orang anggota dewan dilengkapi 7 staf ahli. masa hanya

nampah 67 personil di gedung Nusantara 1 sampai harus bikin gedung

baru, bercanda ini pasti bercanda….

Anggota Badan Anggaran DPR Romahurmuzy sebelumnya menyatakan

bahwa anggaran Rp 250 miliar dirasa kurang sehingga pembiayaan

gedung baru akan makan dua tahun anggaran. "Jadi setelah RAPBN-P

2010 dan dianggarkan lagi tahun depan. Nggak sampai setriliunlah, paling

ratusan juta (tambahannya) sudah selesai,

Rencananya gedung baru ini akan berlantai 40. Dengan jumlah sebanyak

itu maka memang dibutuhkan gedung baru. Ini demi keselamatan,

preeetttttt………… prikitiw… gedung baru euy….

masa tiap periode harus renovasi rumah dan bikin gedung baru.,.,.,.? duh

gusti kulo nyuwun ngapuro, wakil-wakil rakyat terhormat yo podo

mbeling,,,, iki piye gusti…

denger-denger kabar burung Pemerintah bersama DPR sedang

membahas Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN)

P a g e 84 | 194

Page 85: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Perubahan tahun 2010. Dalam pembahasan, Wakil Rakyat memaksa

kepada pemerintah supaya memberikan tambahaan anggaran sebesar Rp

250 miliar.

Dengan penambahaan alokasi anggaran ini, maka total seluruh anggaran

DPR menjadi sekitar Rp 2,2 triliun. Padahal alokasi anggaran dalam pagu

APBN yang disahkan DPR adalah sebesar Rp 1,9 triliun dan kenaikan

alokasi DPR 90.3 persen dari total seluruh anggaran DPR.

Kenaikan anggaran sepertinya akan lolos begitu saja. Sebab tidak ada

pengawasan dari publik. Dan pada sisi lain, anggota DPR sangat pintar

mengalihkan isu antara lain kunjungan penggagas kasus Bank Century ke

sejumlah tokoh publik, isu pembentukan panitia khusus pajak.

Sementara itu anggaran perjalanan luar negeri Rp 122 miliar tak akan

pernah diutak-atik dan dipermasalahan dalam pembahasan. Apalagi untuk

dihilangkan. Perjalanan ke luar negeri untuk setiap negara akan

mengikutsertakan 13 anggota dewan yang terhormat dan dua orang

sekretaris selama tujuh hari.

Permintaan kenaikan anggaran DPR yang telah disetujui Badan Urusan

Rumah Tangga DPR dan sedang dibahas antara pemerintah di antaranya

rumah aspirasi untuk 77 daerah pemilihan sebesar Rp 78.9 miliar, tenaga

ahli untuk anggota 545 orang Rp 49 miliar, dan asuransi kesehatan dan

keluarganya dengan Fasilitas VVIP Rp 10 miliar.

P a g e 85 | 194

Page 86: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Sementara asuransi kesehatan anggota DPR dinilai sangat mahal. Setiap

anggota DPR menerima asuransi kesehatan Rp 66 juta lebih per orang

dengan fasilitas VVIP. Setiap bulan anggota DPR memperoleh asuransi

kesehatan Rp 5,5 juta dari total anggaran asuransi DPR Rp 37,2 miliar.

Jika dibandingkan dengan asuransi orang miskin yang sudah dialokasikan

Rp 5 triliun. Anggaran itu kalau diberikan untuk 32,53 juta orang miskin,

maka per orang menerima alokasi anggaran kesehatan hanya sekitar Rp

150 ribu tiap tahun. Sedangkan untuk satu bulan hanya Rp 12,809.

http://politik.kompasiana.com/2010/05 /01/pemborosan-dpr-yang-

tidak-terliput-media-tv/

P a g e 86 | 194

Page 87: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

2.5 Permasalahan dalam Pelantikan DPR dan Legislatif 2014-2019

Permasalahan yang terjadi di dalam pelantikan anggota DPR dan

Legislatif adalah :

Terdapat calon-calon DPR yang terduga dan sudah menjadi

tersangka Koreupsi.

Di samping suasana menyenangkan tersebut, masih ada masalah

besar menyelimuti kondisi pelantikan tersebut. Ihwal permasalahan

tersebut adalah adanya dugaan beberapa calon anggota DPR yang

tersandung perkara korupsi.

Adalah Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto yang memantik

problema ini, yaitu ajuan surat ke KPU dengan tembusan Bawaslu

agar calon anggota DPR yang berstatus sebagai tersangka korupsi

ditunda pelantikannya atau tidak dilantik.

Dari catatan penulis, calon anggota DPR terpilih periode 2014-2019

yang akan dilantik pada 1 Oktober 2014 terdapat 5 calon yang

masih dalam kubangan perkara korupsi.

Kelima orang tersebut adalah Jero Wacik dari Partai Demokrat

daerah pemilihan Bali, dan 4 orang calon legislatif dari PDI

Perjuangan masing-masing Idham Samawi dari daerah pemilihan

DIY, Marten Apuy dari dapil Kalimantan Timur, Herdian Koesnadi

dari dapil Banten, dan Adriansyah dari dapil Kalimantan Selatan.

P a g e 87 | 194

Page 88: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Jika dilihat secara keseluruhan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi,

DPRD kabupaten/ kota hasil pemilu legislatif tahun ini terdapat 48

orang legislator yang masih berkutat dengan masalah korupsi,

masing-masing Partai Demokrat 13 orang, PDI Perjuangan 12,

Partai Golongan Karya 11 orang, PKB 5 orang, Partai Gerindra dan

Partai Hanura masingmasing 3 orang, PPP 2 orang, serta Partai

Nasdem dan PAN masing-masing 1 orang.

Jika dipetakan dalam lingkup kewilayahan, maka dari 48 caleg

tersebut sebanyak 26 orang menjabat anggota DPRD

kabupaten/kota, 17 orang anggota DPRD provinsi, dan 5 orang

anggota DPRRI.

Apakah tersangka korupsi boleh dilantik menjadi anggota DPR?

Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta presiden untuk menunda

pelantikan sejumlah anggota DPR periode mendatang yang

tersangkut kasus korupsi.

Rekomendasi ini dilakukan atas imbauan yang dilakukan Komisi

Pemberantas Korupsi (KPK) dalam pertemuan mereka bersama

KPU terkait masalah tersebut.

"Domain melantik atau tidak itukan domain KPU dan presiden,"

kata juru bicara KPK, Johan Budi, kepada BBC Indonesia.

"Tapi kami sudah memberikan merekomendasi, bahwa calon

anggota DPR tentu tidak etis kalau statusnya tersangka, tetapi

tetap dilantik."

P a g e 88 | 194

Page 89: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Setidaknya ada tiga calon anggota wakil rakyat yang dipersoalkan,

diantaranya Jero Wacik dari Partai Demokrat yang masih menjadi

tersangka korupsi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

serta dua politikus PDI Perjuangan, Idham Samawi dan Herdian

Kusnadi.

Tidak ada dasar hukum

Politisi PDI Perjuangan Eva Sundari mengaku partainya siap

menjalankan keputusan apapun yang dipilih presiden nanti namun

mempertanyakan dasar hukumnya.

"Di dalam aturan awal tidak ada aturan itu, jadi di satu sisi kami

mempertanyakan dasar hukumnya tetapi di sisi lain kita ikut," kata

Eva.

"Karena penyelenggara pileg adalah KPU, dan KPU bertanggung

jawab terhadap semua tahapan termasuk pelantikan, jadi kita ikut

saja."

Johan Budi mengatakan dalam aturan perundangan memang tidak

ada dasar bagi penangguhan pelantikan dan imbauan yang

dilakukan KPK hanya didasari oleh etika.

Pegiat anti korupsi, Indonesian Corruption Watch, mencatat ada

lima anggota DPR dan 43 anggota DPRD yang tersangkut kasus

korupsi baik sebagai tersangka, terdakwa ataupun terpidana.

P a g e 89 | 194

Page 90: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Koordinator ICW Ade Irawan mengatakan partai tidak bisa bersikap

pasif tetapi seharusnya bisa lebih tegas.

"Partai bisa menarik kandidat tersebut dan menggantinya. Ini

penting untuk nama baik partai dan dapat mempengaruhi hal-hal

negatif di partai."

Pelantikan anggota DPR baru untuk lima tahun ke depan akan

dilakukan pada 1 Oktober sementara pelantikan presiden terpilih

dilaksanakan pada 20 Oktober 2014.

P a g e 90 | 194

Page 91: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

2.6 Pro dan Kontra terhadap Pelantikan DPR dan Legislatif

Mengingat kompleksitas masalah tersebut publik di Nusantara ini

mempertanyakan layak dan patutkah calon legislatif yang sudah

menyandang status tersangka, terdakwa, dan atau terpidana dalam kasus

korupsi untuk dapat dilantik sebagai anggota Dewan? Terdapat pendapat

yang terbelah atas pertanyaan tersebut.

Pihak yang tidak setuju menyatakan alasan yang relevan untuk tidak

dilantik sebagai wakil rakyat berikut. Pertama, calon legislatif itu akan

melawan lafal sumpah/janji yang diucapkan pada saat pelantikan agar

tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan undang-undang,

kesusilaan, dan kepentingan umum serta mengutamakan kepentingan

umum di atas kepentingan pribadi, partai dan golongan.

Kedua, untuk melindungi citra dan kehormatan parlemen. Hal ini sangat

relevan manakala anggota DPR yang baru dihiasi oleh wajah baru atau

wajah lama yang tidak terkait sama sekali dengan perkara-perkara korupsi

yang menjadikan kemiskinan dan penderitaan bagi jutaan rakyat

Indonesia.

Ketiga, unsur moral menjadi sangat penting dan mendalam. Hal ini bisa

terjadi jika anggota DPR itu sedang tersandung perkara korupsi.

Persyaratan itu penting karena pelaku korupsi bertentangan semangat

dan moralitas masyarakat itu sendiri yang pada saat ini sedang gencar-

gencarnya berkampanye melawan KKN, khususnya korupsi.

P a g e 91 | 194

Page 92: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Keempat, dengan menunda pelantikan legislator yang sedang kesrimpet

perkara-perkara korupsi itu diharapkan dapat legitimasi moral yang bersih

dan berintegritas. Pada kondisi tersebut amatlah penting untuk

meningkatkan kredibilitas dan legitimasi anggota DPR di mata masyarakat

sehingga anggota DPR.

Kelima, dengan statusnya sebagai tersangka, terdakwa terpidana tentu

akan memengaruhi kinerja dan persepsi publik atas kinerjanya. Dalam

logika yang ada legislator yang tersandung korupsi akan lebih fokus pada

masalah-masalah hukum yang sedang menjeratnya jika dibanding

memikirkan nasib rakyat.

Karena itu, seolah membenarkan suatu ungkapan mengatur diri sendiri

yang sedang bermasalah dengan korupsi sangat menguras waktu, biaya

dan tenaga sehingga tidak mungkin fokus pada tugas dan kewajibannya

sebagai seorang legislator. Pada bagian lain juga sangat kuat ungkapan

untuk mendorong pelantikan anggota legislatif yang terkait dengan kasus

korupsi tanpa harus menunda pelantikannya.

Adalah Ketua DPP PDI Perjuangan sekaligus Ketua Tim Pemenangan

Jokowi-JK, Puan Maharani, yang meminta untuk tetap dilakukan

pelantikan sebagai anggota legislatif walau anggota legislatif tersebut

terkait masalah korupsi.

Selanjutnya Putri Megawati Soekarnoputri itu juga menyatakan bahwa

sesuai dengan asas legalitas dan asas praduga tidak bersalah

(presumption of innocence) yang bersangkutan tetap bisa dilantik.

P a g e 92 | 194

Page 93: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Pendapat cucu presiden pertama tersebut seolah juga diamini oleh wakil

Ketua DPR RI Pramono Anung yang mengatakan partai sebagai

pengusung calon legislatif dapat mencegah pelantikan anggota DPR yang

akan dilantik jika ada masalahmasalah (kasus korupsi) yang sedang

melilitnya.

Pendapat berbeda disampaikan oleh ketua PKS Hidayat Nur Wahid

bahwa calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat bisa dipertimbangkan

untuk tidak dilantik karena cacat moral serta tidak berintegritas, sebab

sebagai wakil rakyat nantinya akan sulit membedakan masalah hukum

yang menjeratnya dengan pejabat publik.

Landasan Normatif

Mengenai bisa tidaknya calon anggota DPR yang bermasalah dengan

korupsi agar dapat dilantik atau tidak jika kita kembalikan secara normatif

maka akan merujuk pada Peraturan KPU Nomor 29/2013 tentang

penetapan hasil pemilu, perolehan kursi, calon terpilih, dan penggantian

calon terpilih anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD Kabupaten/Kota.

Pada Pasal 50 ayat (1) dinyatakan bahwa calon legislatif terpilih dapat

dibatalkan atau diganti apabila: meninggal dunia, mengundurkan diri, tidak

lagi memenuhi syarat untuk menjadi anggota DPR, DPD, DPR provinsi,

DPRD kabupaten/kota dan terbukti melakukan tindak pidana pemilu

berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan yang pasti

(inkracht van gewijde).

P a g e 93 | 194

Page 94: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Pencalonan caleg terpilih bisa batal karena melakukan tindak pidana jika

dijatuhi hukuman penjara berdasar putusan pengadilan yang sudah

mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang

diancam dengan hukuman pidana penjara 5 tahun atau lebih.

Melihat konstruksi pada Pasal 50 ayat (1) para pemangku kepentingan

dapat mengimplementasikan maupun mengesampingkan ketentuan

tersebut dengan dasar dan alasan yang sangat rasional. Walau sudah

jelas landasan hukumnya, para calon anggota DPR yang bermasalah

dengan korupsi maupun partai politiknya yang mengusungnya ada

baiknya mengedepankan etika.

Etika ini diperlukan untuk menjaga integritas partai pengusung, kredibilitas

anggota DPR, kehormatan lembaga DPR. Karena itu, perlu terobosan

etika dalam berpolitik, khususnya sebagai pejabat publik agar lebih

mengedepankan profesionalisme, konsentrasi dalam bekerja, integritas

moral yang tinggi, dan dengan kredibilitas moral yang tidak diragukan.

Selamat bekerja anggota DPR periode tahun 2014-2019 dengan berjuang

untuk dan atas nama kepentingan rakyat serta mewujudkan kemampuan

sebagai legislator, budgeter, dan controller yang profesional. Semoga.

P a g e 94 | 194

Page 95: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

2.7 Pandangan Komunikasi Kelompok terhadap Pelatikan Anggota

DPR dan Legislatif

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara

beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat,

pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael

Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok

sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan

tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri,

pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat

karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua

definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya

komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu

umtuk mencapai tujuan kelompok.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama

yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,

mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian

dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya

adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau

suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan.

Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi.

Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi

komunikasi kelompok.

P a g e 95 | 194

Page 96: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya.

Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan

sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga

klasifikasi kelompok.

• Kelompok primer dan sekunder.

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994)

mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang

anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati

dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah

kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak

personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik

komunikasinya, sebagai berikut:

1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas.

Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi,

menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam

suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang

menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder

komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.

2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan

kelompok sekunder nonpersonal.

3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan

daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.

4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan

kelompok sekunder instrumental.

P a g e 96 | 194

Page 97: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok

sekunder formal.

• Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan

(membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok

keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara

administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan

kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur

(standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif,

fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai

kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status

saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya

norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan

untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus

saya capai (fungsi normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada

saya cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi,

mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai

objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun

Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu,

Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan

saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok

rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya

dalam berkomunikasi.

P a g e 97 | 194

Page 98: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

• Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi

dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi

kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah.

Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif

dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan

c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah,

misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik.

Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri

mereka sebagai acara pokok.

Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang

dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok

pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan

identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS)

pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus

ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan

dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu:

diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan

prosedur parlementer.

Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi

• Konformitas.

Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma)

kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan.

Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan

sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan

P a g e 98 | 194

Page 99: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi

ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam

kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-

rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh

anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota

berikutnya untuk setuju juga.

• Fasilitasi sosial.

Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan

kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok.

Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah.

Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-

menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini

terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang

menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi

kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan

adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah

yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah

yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah,

respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-

peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.

• Polarisasi.

Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila

sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak

mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi

mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota

kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan

menentang lebih keras.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok

P a g e 99 | 194

Page 100: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a.

melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-

anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut

prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan

(satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi

informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat

dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan

sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan

kelompok.

Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada

karakteristik kelompok, yaitu:

1. ukuran kelompok.

2. jaringan komunikasi.

3. kohesi kelompok.

4. kepemimpinan (Jalaluddin Rakhmat, 1994).

http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2009/01/komunikasi-

kelompok.html

Untuk pembahasan kali ini kami akan lebih fokus pada faktor yang terakhir

yakni kepemimpinan. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat

hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama

serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam

kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.

P a g e 100 | 194

Page 101: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Oleh sebab itu diantara para anggota kelompok tentulah membutuhkan

seseorang yang bias memimpin kelompok itu, sebab jika tidak ada

pemimpin maka akan terpecah belahlah kelompok tersebut. Untuk

mengelolanya, diperlukan pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan

yang baik serta dapat menjadi panutan untuk anggota kelompoknya.

Pemimpin adalah figur seseorang yang bijaksana, berani mengambil

keputusan dan yang paling penting berwibawa dan bisa memimpin untuk

mencapai tujuan bersama. Sekarang sudah sangat sedikit orang yang

mempunyai ciri-ciri seorang pemimpin yang baik didalam kelompok

maupun badan-bandan usaha, bisnis, dan pemerintahan. Untuk itu maka

sangat penting bagi para remaja-remaja mulai membiasakan diri untuk

belajar menjadi seorang pemimpin yang berani dan bisa memberikan

arahan yang baik didalam organisasi. Salah satunya memberikan

pendidikan atau pembelajaran tentang pentingnya kepemimpinan didalam

kelompoki.

Dalam praktek sehari-hari, seoring diartikan sama antara pemimpin

dankepemimpinan, padahal kedua hal tersebut berbeda. Pemimpin

adalahorang yang tugasnya memimpin, sedang kepemimpinan adalah

bakat danatau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Setiap

orangmempunyai pengaruh atas pihak lain, dengan latihan dan

peningkatanpengetahuan oleh pihak maka pengaruh tersebut akan

bertambah dan berkembang.

Pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak

dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional.

P a g e 101 | 194

Page 102: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Kepemimpinan adalah sifat yang memiliki kemampuan untuk menghandle

orang lain dalam suatu kelompok untuk mendapatkan hasil yang

maksimal. Kepemimpinan juga merupakan kekuatan semangat yang

kreatif dan terarah.

Pemimpin sendiri adalah individu yang memiliki program/rencana dan

bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara

yang pasti.

Kemampuan den ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah

faktor penting untuk menciptakan efektivitas seorang manajer. Hal ini

dapat dimengerti, bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas

kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, maka kemampuan

untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektif akan meningkat. Dan

bila organisasi dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik

kepemimpinan efektif, maka akan dicapai pengembangan efektivitas

personalis dalam organisasi.

Arti Penting Kepemimpinan Dalam organisasi

Kepemimpinan memiliki kata dasar pemimpin yang berartikan seseorang

yang memiliki tugas memimpin orang lain baik dalam kelompok,

organisasi, dan juga masyarakat. Seseorang dikatakan sebagai pemimpin

apabila Dia memiliki seorang pengikut atau bawahan. Pengaruh seorang

pemimpin sangat besar bagi bawahannya seperti moral, kepuasan kerja,

keyakinan, serta kualitas kehidupan kerja .

P a g e 102 | 194

Page 103: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Seorang Pemimpin juga harus memiliki kemampuan dan keterampilan

kepemimpinan yang merupakan faktor penting bagi seorang pemimpin

seperti keterampilan manajemen dan juga keterampilan teknis. Bertambah

tinggi kedudukan seorang pemimpin maka semakin tinggi pula citra yang

di timbulkan dalam suatu organisasi ataupun suatu kelompok, sebaliknya

jika berkurangnya citra seorang pemimpin maka semakin rendah pula citra

dan pandangan masyarakat luas terhadap organisasi ataupun kelompok

tersebut. Kepemimpinan sendiri memiliki arti berbeda dengan pemimpin

yaitu kekuasaan penuh untuk mempengaruhi seseorang.

Contoh yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari - hari adalah

mengenai kepemimpinan presiden dan wakil presiden di negeri kita

sendiri. Akibat semakin rendahnya kualitas yang ditunjukan Presiden dan

wakil presiden dalam memecahkan berbagai masalah yang dialami negeri

yang dipimpinnya, serta minimnya kualitas yang dihasilkan dalam

memimpin negara dapat menimbulkan semakin rendahnya rasa

demokrasi dikalangan masyarakat luas. Sebagai contohnya, adalah

rendahnya minat pemuda diperkotaan terhadap masalah politik yang

sedang terjadi sehingga mengakibatkan kekhawatiran bagi masa depan

Indonesia. Akibat lain yang ditimbulkan adalah rasa bangga pemuda

indonesia lebih tinggi dikatakan sebagai seorang muslim daripada sebagai

Warga Negara Indonesia. Pendapat tersebut telah di katakan oleh

Lembaga Survei Indonesia ( LSI ).

Selain itu masalah lain politik di Indonesia adalah rendahnya rasa bangga,

rasa hormat, serta rasa percaya terhadap para petinggi - petinggi negara

karna hampir setiap pemimpin dan pejabat suatu badan pemerintahan

nasional melakukan tindakan tidak terpuji. Hal yang paling sering kita

dengar adalah tindak pidana kasus korupsi yang telah menjamur dan

P a g e 103 | 194

Page 104: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

minimnya penanggulanggan serta pencegahan dari aparat hukum, serta

hukuman yang sangat tidak sebanding dengan tindakannya bagi seorang

koruptor yang jelas jelas merugikan Negara. Akibat hal tersebut, maka

pandangan bagi seorang pemimpin di ndonesia sangat tidak baik dimata

rakyatnya sendiri serta membuat turunnya minat kehidupan berpolitik bagi

pemuda - pemuda di Indonesia yang disebabkan rasa kecewa terhadap

pemerintahan yang sedang berjalan.

http://syawaludin.blogdetik.com/2011/09/30/arti-penting-

kepemimpinan-dalam-organisasi/

Ditetapkannya Setya Novanto, legislator Fraksi Partai Golongan Karya

sebagai Ketua DPR RI periode 2014-2019, memantik reaksi Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK). Pasalnya, Bendahara Umum DPP Partai

Golkar itu adalah bidikan KPK. Dia memiliki catatan yang minus karena

beberapa kali pernah dikaitkan dalam sejumlah kasus korupsi.

Beberapa kasus yang kerap dikaitkan dengan dia mulai dari kasus PON

Riau yang menyeret mantan Gubernur Riau Rusli Zainal. Atas kasus itu,

KPK pernah menggeledah ruang kerja Novanto. Di kasus Akil Mochtar,

dia juga disebut punya kaitan. Gara-gara pesan lewat BlackBery

Messenger (BBM) antara Sekjen Partai Golkar Idrus Marham dan

Zainuddin Amali, ketua DPD Golkar Jatim ketika itu, dia harus

memberikan kesaksian di sidang Akil. Terpidana kasus wisma atlet M

Nazaruddin juga pernah menyebut keterlibatan Setya dalam proyek eKTP

dan pengadaan seragam hansip.

P a g e 104 | 194

Page 105: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Ketua KPK Abraham Samad mengaku kecewa dengan terpilihnya Setya

sebagai ketua DPR. “KPK kecewa dengan terpilihnya ketua DPR baru.

Namun demikian, kita tetap menghargai proses yang terjadi di DPR,”

ujarnya.

Lebih lanjut, Samad mengatakan, kekecewaan itu juga didasarkan pada

masih berjalannya kasus-kasus yang dikaitkan dengan Novanto. Lantaran

belum selesai, pintu dibukanya tersangka baru masih terbuka lebar. “KPK

sangat prihatin dan menyesalkan terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua

DPR. Yang bersangkutan punya potensi mempunyai masalah hukum dan

bisa merusak citra DPR sebagai lembaga terhormat,” jelasnya.

Koordinator ICW Ade Irawan menambahkan, pihaknya menolak

dijadikannya orang-orang bermasalah sebagai pimpinan DPR. Menurut

ICW, pemilihan pimpinan DPR yang berintegritas mutlak diperlukan. Untuk

mengembalikan citra parlemen yang buruk, parlemen harus dipimpin

orang-orang berintegritas dan bebas dari persoalan korupsi. “ICW

menolak keras adanya politik dagang sapi dalam pemilihan pimpinan DPR

antara koalisi partai sehingga menafikan aspek paling utama yakni

integritas dan kapasitas,” jelasnya.

Direktur Monitoring, Advokasi dan Jaringan Pusat Studi Hukum dan

Kebijakan (PSHK) Ronald Rofiandri menyatakan, paket pimpinan DPR

periode 2014-2019 meninggalkan catatan pada sisi pemberantasan

korupsi. Ronald menyebut, sejumlah pimpinan DPR memiliki catatan

negatif terkait dengan pemberantasan korupsi.

P a g e 105 | 194

Page 106: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

“Mulai dari keterkaitan dengan kasus korupsi berdasarkan saksi-saksi,

persidangan, motor wacana pembubaran KPK, dan terhukum Badan

Kehormatan dalam kaitan kasus korupsi,” ujar Ronald.

Ronald menilai ada titik rawan berdasarkan rekam jejak sejumlah

pimpinan DPR tersebut. Hal ini menjadi seruan kepada masyarakat sipil

dan publik untuk meningkatkan pengawasan dalam kerja-kerja DPR RI

periode 2014-2019.

“Dengan penetapan ini, aparat penegak hukum untuk terus tetap bekerja

secara profesional dan tidak terintimidasi dalam mengungkap kasus-kasus

korupsi yang melibatkan pimpinan dan anggota DPR,” ujarnya.

Sebelumnya, paket pimpinan DPR usulan Koalisi Merah Putih disepakati

dalam sidang paripurna DPR yang berlangsung dini hari kemarin. Novanto

terpilih sebagai Ketua DPR, sementara empat Wakil Ketua DPR lainnya

adalah Fadli Zon dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya, Agus

Hermanto dari Fraksi Partai Demokrat, Taufik Kurniawan dari Fraksi Partai

Amanat Nasional, dan Fahri Hamzah dari Fraksi Partai Keadilan

Sejahtera. Pemilihan pimpinan DPR itu diwarnai aksi walkout dari Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hati

Nurani Rakyat, dan Partai Nasdem.

Sosok Novanto, dalam catatan PSHK, memiliki sejumlah keterkaitan

dalam kasus korupsi di KPK. Di kasus korupsi PON Riau, Novanto

dipanggil terkait dugaan suap Revisi Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun

2010 tentang Penambahan Biaya Arena Menembak PON Riau. Dalam

kasus yang menyeret mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Novanto juga

P a g e 106 | 194

Page 107: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

pernah dimintai keterangan terkait dugaan suap, gratifikasi, dan pencucian

uang terkait sengketa pemilihan kepala daerah di MK.

Tidak hanya itu, proyek e-KTP yang menyeret salah satu pejabat

Kementerian Dalam Negeri, juga sempat membawa nama Novanto di

dalamnya. Setya ditengarai mengutak-atik perencanaan dan anggaran

proyek senilai Rp5,9 triliun tersebut. Sampai saat ini Novanto belum

pernah dipanggil oleh KPK dalam kaitan kasus e-KTP.

Begitupun, dengan sosok Fahri. Masih berdasar catatan PSHK, di periode

lalu yang bersangkutan adalah salah satu anggota DPR yang dinilai

kontroversial. Fahri pernah menyuarakan pembubaran KPK karena dia

menilai lembaga antirasuah itu bukanlah lembaga penegak hukum yang

bersifat permanen. Di akhir masa jabatan periode lalu, Fahri mangkir

dalam pemeriksaan Badan Kehormatan, terkait aduan dari Lembaga

Bantuan Hukum Jakarta atas pencemaran nama baik.

Ketua Fraksi Partai Golkar Ade Komarudin menilai Novanto adalah sosok

yang tepat untuk menjadi pimpinan DPR. Dia menilai adanya anggapan

keterkaitan Novanto dalam urusan hukum tidak perlu dilebih-lebihkan.

“Kalau di Golkar itu urusan hukum kita serahkan ke aparat penegak

hukum. Bukan urusan kita. Kita ini partai politik,” ujar Ade.

Ade yang juga mantan Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR periode lalu

menyatakan, terpilihnya Novanto menjadi salah satu target yang tercapai.

P a g e 107 | 194

Page 108: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

“Semua agenda politik berjalan baik. Jadi tidak ada perdebatan apapun di

Golkar soal itu,” tegasnya.

Sejumlah politisi PKB memberikan beberapa catatan terkait

kepemimpinan DPR yang baru disahkan kemarin. Anggota Fraksi PKB

Maman Imanulhaq, diantaranya, menganggap proses terpilihnya kelima

pimpinan DPR periode 2014-2019, cacat secara moral politik. “Yang

dipertontonkan hanyalah politik adu licik, bukan politik adu ide dan

gagasan,” nilainya.

Rekannya sesama fraksi, Daniel Johan menambahkan, secara

prosedural, sidang paripurna yang menjadi forum terpilihnya komposisi

pimpinan DPR juga cacat. Menurut dia, hal itu berkaitan dengan belum

terbentuknya seluruh pimpinan fraksi-fraksi yang ada di DPR.

Saat sidang paripurna, Rabu (1/10) dini hari, dari 10 fraksi yang ada, 3

fraksi tidak mengikuti agenda pengesahan fraksi. Meski hadir di ruang

sidang, PDIP, PKB, dan Hanura, menolak mengikuti mata agenda

tersebut. Sambil terus melakukan interupsi, mereka berkeyakinan, sidang

paripurna itu sudah bermasalah lebih dulu sehingga harus dibatalkan.

Meski terus mendapat interupsi, pimpinan sidang sementara saat itu,

Popong Otje Djundjunan tetap bergeming. Walau baru 7 fraksi yang

bersedia menyampaikan nama dan pimpinan fraksi, agenda tetap

dilanjutkan dengan penyampaian paket pimpinan DPR.

P a g e 108 | 194

Page 109: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

“Karena bermasalah, kami memandang hasil rapat paripurna tentang

pemilihan pimpinana DPR tersebut menjadi tidak sah,” tegas Daniel di

komplek parlemen kemarin. Dia menegaskan, pandangan tersebut tidak

mewakili fraksinya, namun merupakan sikap pribadi sebagai anggota

DPR.

“Untuk melakukan pembelajaran politik dan menegakkan etika

kedewanan, kami akan menggugat pimpinan sementara DPR kepada

rapat paripurna,” imbuhnya. Hal itu terpaksa menjadi satu-satunya yang

bisa dilakukan, lanjut dia, karena Badan Kehormatan DPR masih belum

terbentuk.

http://sumutpos.co/2014/10/87349/bidikan-kpk-pimpin-dpr

Indonesian Corruption Watch (ICW) menyayangkan terpilihnya Setya

Novanto sebagai ketua DPR RI periode 2014-2019. ICW menilai politisi

Golkar itu kerap kali tersandung dalam kasus korupsi dan tak pernah

tuntas pengusutan hukumnya.

Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan ICW, Emerson Yuntho,

menyebutkan Setya pernah diduga pernah menjadi tersangka perkara

korupsi skandal cessie Bank Bali senilai Rp 546 miliar.

"Bahkan sampai sekarang status hukumnya masih belum jelas, belum ada

pernyataan dari Kejaksaan Agung," ungkapnya, kepada Wartawan di

Kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (2/10).

P a g e 109 | 194

Page 110: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Ia menambahkan, Kejaksaan Agung hanya memproses Joko Tjandra

hingga ke pengadilan. Untuk status Setya, ICW menilai, tak ada kejelasan

yang terbuka. ''Selain kasus Bank Bali, Ketua DPR terpilih itu juga diduga

terlibat dalam penyelundupan beras impor dari Vietnam sebanyak 60 ribu

ton, pada 2010,'' ucapnya.

Mantan Wakil Bendahara Partai Demokrat, Nazaruddin, juga

menyebutkan adanya keterlibatan Setya dalam proyek E KTP di

Kementerian Dalam Negeri.

"Nama Setya disebut pula dalam perkara korupsi proyek pembangunan

lapangan menembak PON Riau 2012, yang melibatkan Mantan Gubernur

Riau, Rusli Zainal," jelas Emerson.

Dalam putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Riau dan

Pengadilan Tinggi (PT) Pekan Baru, Rusli terbukti melakukan tindak

pidana korupsi.

Ia diduga menerima suap dalam Pengurusan revisi Peraturan Daerah

(Perda) sebesar Rp 500 juta, lalu memberi suap kepada anggota DPRD

Riau, serta memerintahkan mantan Kadispora Riau Lukman Abbas,

memberikan suap Rp 9 miliar kepada anggota DPR Setya Novanto dan

Kahar Muzakir.

Menurut Emerson, sosok yang tersandera berbagai kasus korupsi seperti

Setya Novanto dapat memperburuk citra DPR. Ia mengatakan, selama ini

DPR sudah dipandang sebagai lembaga terkorup di Indonesia, bahkan

dalam 10 tahun terakhir, lebih dari 30 anggota DPR terlibat kasus korupsi.

P a g e 110 | 194

Page 111: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/10/02/nctfns-

icw-terpilihnya-setya-novanto-menambah-buruk-citra-dpr

Peran kepemimpinan dan pemimpin itu sendiri merupakan satu dari

sekian banyak peran dengan posisinya dalam suatu kelompok (Shaw,

1979;272). Peran yang dimainkan oleh seorang pemimpin merupakan

peran sentra, oleh sebab itu keberadaan pemimpin, merupakan faktor

terpenting dalam suatu kelompok. Maju mundurnya suatu kelompok

sangat tergantung atas kemampuan sang pemimpin mengelola dan

menggembleng para anggotanya untuk mencapai tujuan kelompoknya.

Sebelum melangkah lebih jauh, dalam melihat segi pemimpin ini, terlebih

dahulu diajukan pemikiran yang berkaitan dengan pengertian pemimpin itu

sendiri dan kepemimpinannya. Masalah untuk mendefinisikan pemimpin

dan kepemimpinan telah diajukan jauh sebelumnya oleh Carter (1953)

yang mengidentifikasikan berbagai pandangan dan tinjauan mengenai

leadership atas beberapa literature. Ia menemukan lima pola

pendefinisian yang dilakukan oleh para author (pakar) di bidang ini. Pola

Pertama, pemimpin didefinisikan sebagai seorang yang menjadi focus

dalam tingkah laku kelompok. Definisi ini menekankan polarisasi para

anggota kelompok di sekitar pemimpin. Kedua, pendekatan ini

mendefinisikan kepemimpinan dari terminologi tujuan kelompok (Group

goals). Pemimpin dalam konteks ini didefinisikan adalah orang (seorang)

yang memiliki kemampuan memimpin kelompok yang mengarah ke

tujuan-tujuan kelompok. Kebanyakan orang menyetujui definisi ini, akan

tetapi Carter, mengatakan ditemukan suatu kesulitan untuk

mengidentifikasikan group goals (tujuan-tujuan kelompok tersebut).

P a g e 111 | 194

Page 112: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Pendekatan ketiga, mendefinisikan pemimpin adalah seorang yang dipilih

oleh anggota-anggota kelompok. Pendefinisian ini menimbulknan

kepemimpinan dan pemimpin tergantung atas pilihan sosiometrik para

anggota kelompok.

Pendekatan keempat, yang diajukan Cattell (1951) dalam hubungan

dengan teorinya yang dikenal dengan “Group syntality theory”. Sesuai

dengan itu, ia mendefinisikan pemimpin adalah sebagai seorang yang

mampu mendemonstrasikan pengaruhnya atas sintalitas kelompok (group

syntality). Sedangkan pendekatan kelima yang disenangi Carter sendiri,

mengatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang berusaha dalam

perilaku kepemimpinan, atau seseorang yang terikat dengan perilaku

kepemimpinan.

Dari kelima pendekatan yang diajukan diatas, suatu kesimpulan umum

yang dapat diberikan sehubungan dengan pengertian pemimpin tersebut,

bahwa pengertian pemimpin mengacu pada orang (individu bersangkutan)

dengan segala kemampuannya, sedangkan pengertian kepemimpinan

mengacu pada gambaran personal seorang pemimpin, atau tingkah laku,

sifat dan sebagainya. Atau, kalau boleh dipertegas, pemimpin itu adalah

kata benda, sedangkan kepemiminan adalah kata sifat.

1.2 Kepemimpinan

1.2.1Batasan (umum) Kepemimpinan

Sebagaimana diketahui bahwa antara istilah pemimpin dan kepemimpinan

itu tidak dapat dipisahkan, karena setiap pemimpin dengan sendirinya

pula (baik sadar maupun tidak sadar) membawa kepemimpinan itu sendiri

dalam tindakan kesehariannya. Seperti yang telah disebutkan

sebelumnya, bahwa pengertian pemimpin mengacu kepada kemampuan

P a g e 112 | 194

Page 113: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

individu tersebut. Suatu usaha yang dilakukan seorang pemimpin, tidaklah

akan efektif jika tidak diikuti dengan kepemimpinan tersebut.

Jika dilihat dari pola-pola pendekatan yang dilakukan parapakar tentang

pengertian kepemimpinan tersebut, sebagaimana juga dengan usaha

membatasi pengertian pemimpin, dapat dilihat. Pendekatan pertama

memandangnya dari seorang yang dijadikan focus dalam tingkah laku

dalam kelompok, di situlah kepemimpinan itu muncul. Pendekatan kedua

mengutamakan dari seseorang yang mengarahkan dan mengerahkan

kemampuannya ke tujuan0tujuan kelompok, dalam hal ini kepemimpinan

itu tumbuh dan berkembang. Pendekatan ketiga kepemimpinan yang

dikukuhkan oleh anggota kelompok, melalui pilihan sosiometrik dan

sebagainya. Pendekatan keempat dari sudut sintalitas kelompok dan

pendekatan kelima mengacu kepada seseorang yang terikat dengan

perilaku kepemimpinan itu sendiri.

Jika kita ambil sari semua pendekatan dan definisi yang diajukan para

pakart dalam bidang ini dapatlah ditetapkan definisi kepemimpinan

tersebut sebagai berikut, Kepemimpinan adalah “suatu usaha yang

dilakukan seserang dalam hubungan antar manusia untuk mempengaruhi

orang lain, melalui proses komunikasi yang diarahkan ke pencapaian

tujuan.” Dari batasan ini factor-faktor terpenting yang terkandung dalam

pengertian tersebut adalah:

(a). Pendayagunaan pengaruh

(b). Hubungan antar manusia

(c). Proses komunikasi, dan

(d). Pencapaian suatu tujuan.

P a g e 113 | 194

Page 114: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Dalam menjalankan fungsi kepemimpinan, seorang pemimpin tidak dapat

begitu saja menjalankannya tanpa kekuasaan dan wewenang (otoritas)

yang dimiliki pemimpin tersebut. Dan dapat disebutkan kepemimpinan

tersebut belumlah efektif sebagaimana dikehendaki. Hal ini disebabkan,

karena kekuasaan merupakan sumber untuk mempengaruhi orang lain.

Dan kekuasaan tersebut merupakan kapasitas atau kesanggupan untuk

mempengaruhi. Sedangkan otoritas atau wewenang merupakan hak untuk

mempengaruhi para pengikut.

Kembali kepada pengertian kepemimpinan, sebagaimana dijelaskan

sebelumnya, jika dikembangkan lagi dalam pembagian unsur-unsur

tersebut dapat dikembangkan sebagai berikut.

1 .Perilaku seseorang pada waktu mengarahkan kegiatan-kegiatan

kelompok ke suatu tujuan bersama.

2. Suatu tipe huungan khusus kekuasaan yang dicirikan oleh pengamatan

anggota kelompok bahwa, anggota keelompok yang lain mempunyai hak

untuk menentukan pola-pola perilaku anggota kelompok yag disebutkan

pertama dalam hubungannya dengan kegiatannya selaku anggota

kelompok.

3. Pengaruh antar personal yang dilakukan dalam suatu situasi melalui

proses komunikasi ke arah pencapaian suatu tujuan yang sudah

ditetapkan (disepakati).

4. Pemrakarsa dan pemeliharaan struktur pengharapan (ekspektasi) dan

interaksi.

P a g e 114 | 194

Page 115: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Berikut ini dipaparkan beberapa persamaan tentang konsep

kepemimpinan dari berbagai literature. Adapun persamaan-persamaan

tersebut, antara lain;

Suatu gejala kelompok yang mencakup interaksi antara tiga atau lebih

individu.

Prosses pengaruh sebagai akibat upaya pemimpin untuk mempengaruhi

para pengikutnya.

Jika dalam bagian ini pembicaraan kepemimpinan mengaitkan diri dengan

pemimpin, hal ini merupakan perwujudan dari keterkaitan antara kedua

pengertian tersebut. Apabila kita tarik unsure-unsur dari definisi di atas

mengenai kepemimpinan, unsure-unsur tersebut adalah

Hubungan antar manusia

Penggunaan pengaruh

Proses komunikasi

Pencapaian suatu tujuan

Hubungan antar manusia erjadi apabila dua orang atau lebih berinteraksi

hingga berlangsung proses saling mempengaruhi. Seorang pemimpin

mendasarkan pengaruhnya pada beberapa sumber kekuasaan, yaitu:

Kekuasaan sah

Kekuasaan imbalan

Kekuasaan paksaan

Kekuasaan informasi

P a g e 115 | 194

Page 116: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Kekuasaan koneksi

Kekuasaan ahli

Kekuasaan “referent” (teladan)

Suatu interaksi yang saling mempengaruhi antar para anggota kelompok

(pengikut-pengikut), akan menghasilkan tingkah laku. Dan tingkah laku ini

akan mengarahkan ke tujuan yang telah ditetapkan bersama, sehingga

memungkinkan tujuan tersebut dicapai. Dengan demikian, setiap

pemimpin dengan kepemimpinannya menggunakan kekuasaan dan

wewenangnya sebagaimana mestinya, adalah bertujuan untuk

mempengaruhi para anggota untuk bertingkah laku guna tercapainya

tujuan kelompok.

1.2.2. Pendekatan Berdasarkan Tingkah Laku

Dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para pakar psikologi industri

tentang pendekatan berdasarkan tingkah laku pemimpin, ditemukan

bahwa tingkah laku pemimpin dapat dibagi ke dalam gaya utama. Kedua

gaya tersebut adalah sebagai berikut:

a. Berorientasi pada tugas

Disini, pemimpin menekankan pentingnya penyelesaian tugas dengan

cara mengatur penugasan kerja, pengambilan keputusan dan penilaian

hasil kerja. Pengawasan merupakan factor penting dalam gaya ini, oleh

karena itu pengawasan dilakukan dengan ketat. Penggunaan kekuasaan

lebih dipentingkan oleh sang pemimpin dengan menggunakan kekuasaan

yang bersumber pada imbalan, paksaan dan keabahan dalam

usahamempengaruhi tingkah laku dan hasil karya para anggotanya.

P a g e 116 | 194

Page 117: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

b. Berorientasi pada pengikut

Indikasi orientasi ini antara lain sikap terbuka, ramah dari sang pemimpin

serta usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggota.

Pemimpin yang bergaya dan orientasi demikian itu, berusaha

mendelegaskan pengambilan keputusan, serta b erusaha membantu para

anggota untuk memuaskan kebutuhan mereka dengan menciptakan iklim

dan lingkungan yang supportif. Sumber kekuasaan yang banyak (sering)

digunakan dalam orientasi ini, adalah sumber kekuasaan referent dan ahli

atau axpert.

Ditampilkannya kedua orientasi di atas, dengan asumsi, bahwa kedua

bentuk oriientasi tersebut, akan menentukan gaya kepemimpinan seorang

pemimpin dalam mempengaruhi para anggotanya untuk mencapai tujuan

kelompok.

2. Fungsi Kepemimpinan Dalam Kelompok

Sebagian ahli komunikasi kelompok terdahulu berasumsi bahwa diskusi

mau tidak mau harus dilakukan di bawah pengaraan seorang pemimpin

yang terampil dapat membantu para anggota kelompok dalam usaha

memecahkan masalah.

Menurut Covey dalam (Kris Yuliani H 2002: 6) ada tiga peranan pemimpin

dalam kelompok/organisasi antara lain:

Pathfinding (pencarian alur), mengandung sistem nilai dan visi dengan

kebutuhan pelanggan melalui suatu perencanaan strategis yang disebut

the strategic pathway (jalur strategi).

P a g e 117 | 194

Page 118: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Aligning (penyelarasan), upaya memastikan bahwa struktur, sistem dan

operasional organisasi atau kelompok memberi dukungan pada

pencapaian visi dan misi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dan

pemegang saham lain yang terlibat.

Empowerment (pemberdayaan), suatu semangat yang digerakkan dalam

diri orang-orang yang mengungkapkan bakat, kecerdikan dan kreativitas

laten, untuk mampu mengerjakan apapun dan konsisten dengan prinsip-

prinsip yang disepakati untuk mencapai nilai, visi dan misi bersama dalam

melayani kebutuhan pelanggan dan pemegang saham lain yang terlibat.

Menurut Sondang (1999: 47-48), lima fungsi kepemimpinan yang dibahas

secara singkat adalah sebagai berikut:

(1) pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha

pencapaian tujuan,

(2) wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak

di luar organisasi,

(3) pimpinan selaku komunikator yang efektif,

(4) mediator yang handal, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama

dalam menangani situasi konflik,

(5) pimpinan selaku integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral.

Menurut William R. Lassey dalam bukunya Dimension of Leadership,

menyebutkan dua macam fungsi kepemimpinan, yaitu kepemimpinan,

yaitu :

1. Fungsi menjalankan tugas

P a g e 118 | 194

Page 119: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Fungsi ini harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Yang tergolong fungsi ini adalah :

Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah, menyarankan

gagasan – gagasan baru, dan sebagainya.

Mencari informasi, antara lain mencari klasifikasi terhadap usul – usul atau

saran serta mencari tambahan informasi yang diperlukan.

Menyampaikan data atau informasi yang sekiranya ada kaitannya dengan

pengalamannya sendiri dalam menghadapi masalah yang serupa.

Menyampaikan pendapat atau penilaian atas saran – saran yang diterima.

Memeberikan penjelasan dengan contoh – contoh yang lebih dapat

mengembangkan pengertian.

Menunjukkan kaitan antara berbagai gagasan atau saran-saran dan

mencoba mengusulkan rangkuman gagasan atau saran menjadi satu

kesatuan.

Merangkum gagasan-gagasan yang ada kaitannya satu sama lain menjadi

satu dan mengungkapkan kembali gagasan tersebut setelah didiskusikan

dalam kelompok.

Menguji apakah gagasan-gagasan tersebut dapat dilaksanakan dan

menilai keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan.

Membandingkan keputusan kelompok dengan standar yang telah

ditetapkan dan mengukur pelaksanaannya dengan tujuan yangb telah

ditetapkan.

Menentukan sumber-sumber kesulitan, menyiapkan langkah-langkah

selanjutnya yang diperlukan, dan mengatasi rintangan yang dihadapi

untuk mencapai kemajuan yang diharapkan.

P a g e 119 | 194

Page 120: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

2. Fungsi pemeliharaan.

Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan

pengembangan kelompok untuk kelangsungan hidupnya. Yang termasuk

fungsi ini antara lain :

Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau dan dapat

memujiorang lain atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui

sumbangan fikiran orang lain.

Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota

berbicara dengan waktu yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain

berkesempatan untuk mendengar.

Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur dan

penilaian keputusan serta mengingatkan kelompok untuk meniadakan

keputusann yang bertentangan dengan pedoman kelompok.

Mengikuti keputusan kelompok, menerima ide orang lain, bersikap

sebagai pengikut/pendengar sewaktu kelompok sedang berdiskusi dan

mengambil keputusan

Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat dan bertindak sebagai

penengah untuk mengkompirmasikan pemecahan masalah.

Disamping kedua pendapat tersebut tentang fungsi kepemimpinan,

pendapat lain mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah

memberikan pendapat yang terakhir mengatakan bahwa fungsi

kepemimpinan adalah menciptakan struktur untuk pencapaian tujuan,

mempertahankan dan mengamankan integritas organisasi dan

medamaikan perbedaan yang terjadi dalam kelompok menuju ke arah

kesepakatan bersama.

P a g e 120 | 194

Page 121: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Robinson dalam (Ginting 1999: 26-27). Para ahli mengemukakan bahwa

peranan yang perlu ditampilkan pemimpin adalah:

(1) mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala,

(2) memberi informasi,

(3) sebagai seorang perencana,

(4) member sugesti,

(5) mengaktifkan anggota,

(6) mengawasi kegiatan,

(7) memberi semangat untuk mencapai tujuan,

(8) sebagai katalisator,

(9) mewakili kelompok,

(10) member tanggung jawab,

(11) menciptakan rasa aman dan

(12) sebagai ahli dalam bidang yang dipimpinnya.

Sebagai pemimpin kelompok, seseorang harus berperan mendorong

anggota beraktivitas sambil memberi sugesti dan semangat agar tujuan

dapat tercapai. Peranan pemimpin kelompok yang sangat perlu

dilaksanakan oleh seorang pemimpin kelompok yaitu:

(1). Membantu kelompok dalam mencapai tujuannya

(2). Memungkinkan para anggota memenuhi kebutuhan

(3). Mewujudkan nilai kelompok

P a g e 121 | 194

Page 122: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

(4). Merupakan pilihan para anggota kelompok untuk mewakili pendapat

mereka dalam I interaksi dengan pemimpin kelompok lain

(5) Merupakan seorang fasilitator yang dapat menyelesaikan konflik.

3. Berbagai Perspektif Tentang Kepemimpinan

3.1 Perspektif Bakat

Dalam sebuah kelompok, sekecil apapun, yang anggotanya hanya 3

orang saja, pasti memiliki ketua atau pemimpin dalam kelompok tersebut.

Kalaupun bukan disebut pemimpin, tapi orang tersebut adalah orang

yang berpengaruh dalam hal perkataan ataupun tindakannya yang

mampu menggerakan kemana arah dan tujuan kelompok tersebut.

Dalam kelompok bermain, biasanya pemimpin ini hanya akan tampil saat

kelompok tersebut akan melakukan sesuatu, misal: geng anak smp yang

bingung menentukan kemana mereka akan pergi hang out di akhir

minggu, lalu biasanya salah satu dari mereka akan mengajukan saran dan

bahkan membuat semua anggota tersebut menyetujui akan saran dia, dan

akhirnya kelompok tersebut menyetujui tempat yang akan mereka

kunjungi di akhir pekan ini.

Itu hanya sebagian kecil bahkan atau contoh sederhana sebuah

kepemimpinan dalam sebuah kelompok, berbeda dengan pemimpin

sebuah kelompk yang sifatnya formal, seperti seorang ketua OSIS,

tugasnya tidak semudah pemimpin kelompok di contoh sebelumnya,

seorang ketua osis memiliki agenda kerja selama setahun masa ya

dengan tetap berjalan dalam rambu-rambu Ad dan ART yang ditetapkan

serta tanggap dengan situasi dan keadaan sekolahnya, jikalau ia harus

mengambil tindakan insidentil yang bertujuan untuk memepertahankan

kelangsungan organisasi yang dipimpinnya.

P a g e 122 | 194

Page 123: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Beberapa pemimpin lahir karena sudah dianugerahi oleh bakat sejak kecil

yang kemudian diasah dan akhirnya menjadi seorang pemimpin yang

baik. Ada juga maeupakan hasil dari pembelajaran terus menerus dan

juga karena adanya kesempatan yang diberikan.

Jika dijabarkan dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang

umum kita pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat

pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain. Kamus

Advance, misalnya, mengartikan talent dengan “natural power to do

something well.” Dalam kamus Marriam-Webster’s, dikatakan “natural

endowments of person.” Dalam percakapan sehari-hari kita sering

mengatakan si anu berbakat di nyanyi, di bisnis, di IT dan seterusnya.

Sedangkan kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dalam

menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk

mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan

budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi.

Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam

menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam

menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun

atasan pimpinan itu sendiri.

3.2 Perspektif Gaya

Para ahli yang berkecimpung dalam psikologi sosial, seperti Lewin, Lippit

dan White, dalam hubungan ini tertarik untuk menentukan gaya-gaya

kepemimpinan yang erat kaitannya dengan tingkah laku pemimpinnya

P a g e 123 | 194

Page 124: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

dalam hubungannya (interaksi) dengan para anggota kelompok. Dengan

melihat gaya-gaya kepemimpinan ketiga author di atas, melihat akibat dari

gaya-gaya yag berlainan tersebut terhadap iklim sosial dan produktivitas.

Ketiga gaya tersebut, sebagaimana sudah umum diketahui, adalah gaya

kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya

kepemimpinan Laissez Fraire. Berikut ini akan dipaparkan penjelasan satu

persatu dari gaya-gaya kepemimpinan yang disebutkan diatas.

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan

kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Mencerminkan

gambaran manusia yang negative, pesimis dan mengecilkan hati.

Pemimpin tipe ini mengeksploitir ketergantungan pengikutnya dengan

cara menentukan kebijaksanaan kelompok tanpa mengkonsultasikan

dahulu pada anggota kelompok. Segala pembagian tugas dan tanggung

jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para

bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Lebih kepada

mendikte tugas pada kelompok, menetapkan prosedur dalam

mencapainya, menguji dan mengkritik anggota secara subjektif serta

menganut sikap yang mngambil jarak dan formal. Perjalanan komunikasi

dalam kelompok pada dasarnya dilakukan melalui pemim pin; para

anggota tidak dianjurkan untuk berkomunikasi secara langsung satu sama

lain

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan

wewenang secara luas kepada para bawahan. Pandangan seorang

pemimpin yang demokratis terhdap orang lain lebih optimis dan positif

dibanding pemimpin otoriter. Setiap ada permasalahan selalu

mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya

P a g e 124 | 194

Page 125: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi

tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire

Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para

bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian

masalah yang dihadapi. Pemimpin non-direktif menjauhi usaha

mendominasi kelompok dan mendorong anggota-anggota kelompok untuk

lebih bertanggung jawab. Namun, pemimpin non-direktif melakukan hal ini

dengan cara berkomunikasi dengan anggota kelompok. Bisa dikatakan,

kemana arah kelompok ini akan berjalan ditentukan oleh anggotanya,

bukan oleh pemimpinnya.

Berikut ini akan disajikan sebuah bagan yang memperlihatkan rentang

gaya kepemimpinan di atas, dengan mengetengahkan indikasi masing-

masing gaya tersebut.

Perhatian pokok dari ahli komunikasi kelompok adalah penyelidikan,

bukan dukungan, meskipin adakalanya gaya kepemimpinan atau prosedur

harus ditentukan peringkatnya sehingga suatu sikap mau tidak mau harus

diambil. Salah satu bahaya dalam mendukung suatu strategi

kepemimpinan tertentu adalah kemunkinan bahwa hal tersebut tidak akan

bekerja sebagaimana mestinya dalam situasi yang telah ditetapkan untuk

itu. Adanya kesadaran yang semakin berkembang tentang fakta ini

mengakibatkan terjadinya pengembangan pendekatan situasi terhadap

kepemimpinan.

3.3 Perspektif Fungsional

Pendekatan fungsional terhadap kepemimpinan menyadari kesukaran

untuk mengidentifikasi seorang anggota kelompok tertentu sebagai

P a g e 125 | 194

Page 126: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

pemimpin kelompok. Oleh sebab itu pendekatan fungsional membahas

masalah tersebut dengan mengalihkan perhatian dari individu yang

disebut pemimipin kea rah tingkah laku yang ditunjukkan oleh semua

anggota kelompok. Tingkah laku yang membimbing, mempengaruhi,

mengarahkan atau mengendalikan orang lain, dianggap merupakan

fungsi-fungsi kepemimpinan, dan fungsi-fungsi kepemimpinan dapat dan

seringkali dikemukakan oleh banyak anggota kelompok, jadi bukan hanya

pada mereka yang mendapat predikat sebagai “pemimpin”.

Pendekatan fungsional terhadap kepemimpinan lebih menarik perhatian

banyak ahli ilmu sosial daripada pendekatan pembawaan, karena dalam

hal tertentu, lebih empiris. Di antara berbagai hal lain, pendekatan

tersebut lebih memungkinkan para ahli ilmu sosial untuk menangani

tingkah laku dalam kelompok yang sebenarnya telah berperan dalam

mempengaruhi orang lain, terlepas dari apakah dilakukan atau tidak oleh

pemimpin yang diangkat, pendekatan tersebut juga menyajikan kepada

peneliti suatu definisi yang lebih operasional tentang kepemimpinana.

Mengingat bahwa pendekatan fungsional menuntut identifikasi dari

kegiatan-kegiatan atau tingkah laku kepemimpinan yang berpengaruh

dalam suatu kelompok, si peneliti diharuskan mengembangkna sistem-

sistem klasifikasi yang akan memungkinkan mereka membedakan antara

tindakan yang berpengaruh dalam suatu kelompok dengan yang tidak

berpengaruh. Sejumlah kategori tingkah laku yang pada umumnya

berpengaruh kemudian dikenal sebagai fungsi-fugsi kepemimpinan.

3.4 Perspektif Situasional

P a g e 126 | 194

Page 127: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Karya Lewin dan kawan-kawannya selama ini telah menarik sejumlah

besar perhatian terhadap gaya kepemimpinan. Penelitian yang dilakukan

Preston dan Heintz, Gordon, Selvin, Likert, dan lain-lain dalam bidang ilmu

ini cenderung menegaskan suatu seneralisasi bahwa anggota-anggota

kelompok akan lebih puas dan produktif di bawah kondisi yang melibatkan

tingkah laku kepemimpinan yang lebih dekat dengan pola demokratis

daripada dengan pola otoriter atau laissez faire. Walaupun demikia, Lewin

juga telah mempengaruhi perlkembangan dari pendekatan yang selama

kurang 10 tahun terakhir memerlukan suatu penelitian dan interpretasi

ulang terhadap literature mengenai gaya kepemimpinan.

Pendekatan situasional terhadap kepemimpinan mengemukakan bahwa

efektivitas dari seperangkat cirri pembawaan dalam kepemimpinan,

maupun dari suatu gaya kepemimpinan, atau dari suatu tingkah laku atau

fungsi kepemimpinan tertentu dapat dipahami secara baik dengan cara

hati-hati meneliti konteks dari kejadian tersebut. Pendekatan situasional

tumbuh dari semakin meningkatnya kesadaran bahwa posisi

kepemimpinan dalam suatu kelompok tidak dapat diihat sebagai suatu

peranan yang homogeny, yang memotong silang berbagai situasi

kelompok yang terlepas dari factor-faktor seperti persepsi-persepsi dan

pola hubungan pemimpin dengan pengikut. Sudut pandang ini diperkuat

oleh studi-studi yang jelas-jelas mengungkapkan bahwa yang menjadi

pemimpin di dalam kelompok sering tergantung pada sifat dari tugas

kelompok. Selanjutnya, gaya kepemimpinan yang dipilih oleh seseorang

untuk dianutnya, sangat dipengaruhi oleh persepsinya tentang kredibilitas

bawahannya. Pilihan ini juga didukung oleh penemuan bahwa kepribadian

para anggota kelompok mempengaruhi gaya kepemimpinan yang

diinginkan para anggota kelompok maupun kepuasan anggota terhadap

pengalaman kelompok mereka.

P a g e 127 | 194

Page 128: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Menurut kaum “situasionalis”, untuk memahami gejala kepemimpinan

seseorang harus memperhitungkan hubungan yang ada di antara

pemimpin atau pemimpin-pemimpin kelompok para pengikutnya, serta

situasi dimana mereka berada. Situasi sehubungan dengan ini termasuk

juga factor-faktor seperti besarnya kelompok, tugas kelompok, cara

kelompok terstruktur, norma-norma kelompok, sumber daya dari setiap

anggota kelompok serta latar belakang sejarah kelompok.

Pentingnya situasi dalam menentukan tingkah laku dan efektivitas

kepemimpinan lebih lanjut didukung oleh hasil-hasil penelitian yang

berhubungan dengan akibat-akibat terhadap produktivitas dan

pengambilan keputusaan dari berbagai jaringan atau jaringan kerja

komunikasi.

3.5 Perspektif Kontingensi

Studi kepemimpinan jenis ini memfokuskan perhatiannya pada kecocokan

antara karakteristis watak pribadi pemimpin, tingkah lakunya dan fariabel-

fariabel situasional.

Kalau model kepemimpinan situasional berasumsi bahwa situasi yang

berbeda membutuhkan tipe kepemimpinan yang berbeda, maka model

kepemimpinan kontingensi memfokuskan perhatian yang lebih luas, yakni

pada aspek-aspek keterkaitan antara kondisi / variable situasional dengan

watak atau tingkah laku dan criteria kinerja pemimpin (Hoy and Miskel

1987).

P a g e 128 | 194

Page 129: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Fiedler (1967) beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap

efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya

kepemimpinan dan sesuai situasi yang dihadapinya. Menurutnya ada tiga

factor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi dan ketiganya ini

selanjutnya mempengaruhi keefektifan pemimpin, ketiga faktor tersebut

adalah:

Hubungan antara pemimpin dan bawahan, yaitu sampai sejauh mana

pemimpin itu dipercaya dan disukai oleh bawahan untk mengikuti petunjuk

pemimpin.

Struktur tugas yaitu sampai sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi

didefinisikan secara jelas dan sampai sejauh mana tugas-tugas tersebut

dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku.

Kekuatan posisi, yaitu sampai sejauh mana kekuatan atau kekuasaan

yang dimiliki oleh pemimpin, karena posisinya diterapkan dalam

organisasi untuk menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan nilai

dari tugas-tugas mereka masing-masing. Kekuatan posisi juga

menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin menggunakan otoritasnya

dalam memberikan hukuman dan penghargaan, promosi dan penurunan

pangkat.

Walaupun model kepemimpinan kontingensi dianggap lebih sempurna

dibandingkan model-model sebelumnya dalam memahami aspek

kepemimpinan dalam organisasi, namun demikian model ini belum dapat

menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang kombinasi yang paling efektif

antara karakteristik pribadi, tingkah laku pemimpin dan variable

situasional.

P a g e 129 | 194

Page 130: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Saat ini, gaya kepemimpinan kontingensi (situasional) sangat populer

karena lebih rasional, fleksibel dan bisa dipelajari serta diterapkan pada

hampir segala situasi. Namun, akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk

menengok kembali pada “trait” atau karakter istimewa yang harus dimiliki

oleh seseorang, misalkan kharisma.

4. Kepemimpinan dan Kredibilitas

Bagaimanapun juga figure seorang pemimpin dalam melaksanakan

kewajibannya selaku pemimpin, sangat berpengaruh terhadap

bawahannya. Pengaruh ini mencuat pada setiap anggota kelompok

dengan menempatkan kredibilitas kepemimpinan seorang pemimpin.

Banyak kajian-kajian yang menelaah mengenai kredibilitas pemimpin yang

menjadi karakteristik yang mesti dipenuhi dan dituntut oleh para

anggotanya, seperti yang diajukan oleh aristoteles sebagaimana yang

ditransfer oleh Cooper, 1932; menekankan segi etos seorang pemimpin.

Kredibilitas seorang pemimpin sangat ditentukan oleh etos yang dimiliki

pemimpin tersebut. Begitu juga dengan kejujuran (Griffin, 1968;Griffin dan

Barnes, 1976), juga menekankan segi kharisma, citra, dan prestise.

Masing-asing istilah ini mengacu pada pengertian sikap yang biasa dari

Parson kepada orang lain yang sangat berarti pada persepsi masing-

masing anggota kelompok terhadap pemimpinnya.

Ada tiga karakteristik yang ikut menentukan seorang pemimpin mendapat

penghargaan dari anggotanya, yaitu:

Keahlian

Reabilitas dan dependenbilitas

P a g e 130 | 194

Page 131: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Dinamis

Keahlian, mengacu pada intelegensi dan kekuatan yang bersifat keahlian

yang dimiliki seorang pemimpin.

Reabilitas dan depenbilitas, berhubungan dengan kehendak baik seorang

pemimpin dalam mempengaruhi anggota kelompoknya.

Dinamis, berhubungan dengan seseorang yang beraktivitas, terbuka dan

berantusias yang tinggi.

Sejalan dengan itu, suatu penelitian yang dilakukan Hovland, Jannis, dan

Kelley (1953), mereka tertarik pada penerimaan masyarakat terhadap

seseorang sebagai sumber kredibilitas. Dalam hal ini ia menemukan

kredibilitas tersebut termasuk dalam tiga pengertian, yaitu:

Kualifikasi

Rasa aman

Dinamis

Sedangkan McCrosky (1966) mengidentifikasikan lima dimensi sikap para

audiens terhadap tukang pidato (orator), yaitu:

Kompeten

Karakter

Intense

P a g e 131 | 194

Page 132: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Kepribadian

Dinamis

Dengan melihat pembahasan mengenai kredibilitas ini, dapatlah ditarik

suatu garis tegas, bahwa kredibilitas berkaitan dengan kewibawaan

seorang pemimpin. Sebagian besar hasil penelitian di bidang ini yang

mengidentifikasikasn beberapa dimensi kredibilitas dapat dijadikan

sandaran untuk penelaahan teori-teori kepemimpinan.

Seorang pemimpin yang diakui memiliki kredibiloitas tinggi dalam

kelompok tersebut akan dengan mudah mempengaruhi para anggota

kelompoknya untuk bertingkah laku guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan bersama. Dengan kredibilitas yang diakui pula seorang

pemimpin dapat menggunakan sumber kekuasaan yang tidak

menonjolkan ke”aku”annya untuk mengatur hubungan atau interaksi

dengan para anggota atau sesame anggota kelomppok.

5. Karakteristik Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Kelompok

Efektivitas kepemimpinan berdasarkan konsekuensi tindakan pemimpin

sebagai pengikut dan komponen lainnya dalam kelompok. Berbagai jenis

hasil yang digunakan kinerja dan pertumbuhan kelompok tersebut,

kesiapannya untuk menghadapi tantangan, kepuasan pengikut terhadap

pemimpin, komitmen pengikut terhadap tujuan kelompok, kesejahteraan

dan perkembangan psikologis para pengikutnya, bertambahnya status

pemimpin dalam kelompok dan kemajuan pemimpin ke posisi wewenang

yang lebih tinggi dalam organisasi. Untuk mengukur efektivitas pemimpin

adalah seberapa jauh unit organisasi tersebut berhasil mencapai tugas

pencapaian sasarannya. Contoh ukuran kinerja yang objektif mengenai

P a g e 132 | 194

Page 133: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

pencapaian kinerja adalah keuntungan, margin keuntungan, peningkatan

penjualan, pangsa pasar, biaya yang bekaitan dengan anggaran

pengeluaran dan sebagainya. Sedangkan ukuran subyektifnya adalah

tingkat efektifitas yang dihasilkan oleh pemimpin tertinggi, para pekerja

atau bawahan.

Sikap para pengikut terhadap pemimpin adalah indikator umum lainnya

dari pemimpin yang efektif. Seberapa baik pemimpin memenuhi

kebutuhan pengikut? Apakah pengikut menyukai menghormati dan

menghargai pemimpinnya? Sikap pengikut biasanya diukur dengan

kuesioner atau wawancara. Perilaku pengikut juga indikator tidak

langsung dari ketidakpuasan terhadap pemimpin.

Efektivitas pemimpin biasanya diukur berdasarkan kontribusi pemimpin

pada kualitas proses kelompok yang dirasakan oleh para pengikut atau

pengamat dari luar. Apakah pemimpin mampu meningkatkan efektifitas

kohesivitas kelompok, kerjasama anggota? Apakah pemimpin dapat

memperbaiki kualitas kerja? Dan perkembangan psikologis para

pengikutnya?

Sangat sulit untuk mengevaluasi pemimpin yang efektif karena terdapat

banyak alternatif ukuran efektifitas dan tidak jelas ukuran mana yang

paling relevan. Beberapa peneliti berusaha mengkombinasikan beberapa

ukuran menjadi satu kriteria gabungan, tapi pendekatan ini membutuhkan

penilaian subyektif tentang bagaimana memberikan bobot pada penilaian

ke setiap ukuran. Kriteria ganda biasanya menyulitkan ketika ukuran

tersebut memiliki korelasi negatif yang artinya terdapat pertukaran antar

kriteria. Dimana bila yang satu naik maka yang lainnya menurun. Namun

ada satu kriteria yang bisa kita gunakan untuk mengukur efektivitas pola

kepemimpinan seseorang, terutama dalam menciptakan suasana yang

P a g e 133 | 194

Page 134: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

positif psikologi dalam sebuah perusahaan, sehingga akan meningkatkan

kinerja karyawan yaitu emosi positif seorang pemimpin.

http://communicationdomain.wordpress.com/2010/12/18/pemimpin-

dan-kepemimpinan/

P a g e 134 | 194

Page 135: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

BAB III

OBJEK PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum DPR

DPR dan DPD sebagai lembaga legislative di Indonesia yang tergabung

dalam MPR adalah Produk hasil dari Pemilihan Umum legislative. DPR

sebagai lembaga legislative yang berasal dari daerah-daerah sebagai

perwakilan rakyat yang di calonkan oleh partai politik. Sementara itu, DPD

sebagai perwakilan dari daerah sendiri yang mencalonkan diri bukan dari

partai politik melainkan independent. Dalam hubungannya sendiri dengan

DPD, DPR memiliki hubungan dengan DPD yaitu hubungan kerja dalam

rangka membahas RUU dimana DPD memiliki hak untuk memberikan

pertimbangan atas RUU tersebut, dan menyampaikan hasil pelaksanaan

pengawasan UU tersebut kepada DPR. Sementara itu DPD, dalam

keterkaitannya dengan DPR yaitu mengajukan RUU tertentu kepada DPR,

ikut membahas RUU tertentu bersama DPR, memberikan pertimbangan

kepada DPR atas RUU tertentu, dan menyampaikan hasil pengawasan

UU tertentu kepada DPR. Dalam kaitannya itu, DPD sebagai perwakilan

yang mewakili daerah harus mengedepankan kepentingan daerah yang

diwakilinya tersebut.

Berpegang pada hasil-hasil amandemen UUD sebagai dasar hukum

konstitusional, khususnya mengenai restrukturisasi MPR, komponen

utusan daerah dan utusan golongan ditiadakan dan dilahirkanlah

komponen yang baru yakni DPD (Dewan perwakilan daerah_ sebagai

partner DPR. Sebagaimana lumrahnya lingkup kewenangan perwakilan

rakyat, maka DPD ini mempunyai kewenangan dalam kegiatan dalam

kegiatan legislative dan pengawasan kepada eksekutif.

P a g e 135 | 194

Page 136: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Jika kita telaah lebih cermat pokok-pokok kewenangan DPD yang diatur

dalam pasal 22 D UUD 1945, apalagi jika ingin tahu hubungan kerjasama

dengan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), baik dalam kegiatan usul

prakarsa maupun dalam hal pembahasan RUU, bahkan juga untuk

mengajukan bahan pertimbangan kepada DPR; akhirnya diketahui tidak

adanya posisi equal tetapi inequality (Ketidak-setaraan) yang ada antara

DPD dengan DPR. Maka tidak heran kalau banyak suara yang menuding

pasal-pasal 22 hasil amandemen itu menunjukkan betapa lemahnya

kedudukan dan peran (posisi dan fungsi) DPD itu, dibandingkan DPR.

DPD tidak memiliki wewenang pembentukan undang-undang bersama-

sama dengan DPR dan Presiden dan tidak punya wewenang di dalam

menetapkan anggaran (APBN)

Lemahnya peranan DPD sebagai perwakilan local mengaburkan tujuan

utama yang ingin diciptakan melalui sistem parlemen dua kamar

(bicameral) di dalam sistem legislative kita. Bikameralisme yang terbentuk

sangatlah semu, karena DPD hanya menjadi bentuk lain dari “utusan

daerah” dengan wewenang sempit yaitu hanya untuk memberikan

pertimbangan. Terlihat dengan jelas bahwa sistem bahwa sistem

bicameral yang diterapkan tidaklah sesuai dengan prinsip bicameral yang

umum dipahami, yaitu adanya fungsi parlemen yang dijalankan oleh

kedua kamar secara seimbang dalam hal legislasi maupun pengawasan..

Karena amandemen ini pada hakikatnya adalah produk pertimbangan

politik MPR, maka dapat kiranya dimengerti penilaian sementara kritis

bahwa pembentukan DPD ini hanya sebagai subsitusi dan penghapusan

utusan daerah yang semula diakui konstitusionalitasnya dalam UUD

sebelum UUD. Untuk mengetahui lebih lanjut lagi mengenai peranan,

funsi dan hubungan DPR dan DPD maka penulis memutuskan untuk

P a g e 136 | 194

Page 137: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

membuat makalah dengan judul “Peranan,Fungsi serta hubungan DPR

dan DPD dalam lembaga legislative di Indonesia”

P a g e 137 | 194

Page 138: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

3.2 Struktur Organisasi DPR

P a g e 138 | 194

Page 139: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

3.3 Tugas dari Masing-masing Struktur DPR

Tugas dan Fungsi Utama Sekretaris Jenderal

Memimpin Setjen DPR RI sesuai dengan tugas pokoknya

Membina seluruh satuan organisasi di Lingkungan Setjen DPR

RI agar berdaya guna dan berhasil guna

Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan kegiatan Setjen DPR RI

Membina dan melaksanakan hubungan kerjasama dengan

instansi/ lembaga lain diluar Setjen DPR RI

Tugas dan Fungsi Utama Deputi Bidang Perundang-undangan

Memberikan dukungan teknis, administratif dan keahlian di

bidang perundang-undangan untuk memperkuat pelaksanaan tugas

dan fungsi DPR di bidang legislasi

Tugas dan Fungsi Utama Deputi Bidang Anggaran dan Pengawasan

Memberikan dukungan teknis, administrasi dan keahlian di

bidang anggaran dan pengawasan untuk memperkuat pelaksanaan

tugas dan fungsi DPR RI di Bidang anggaran dan pengawasan

Tugas dan Fungsi Utama Deputi Bidang Persidangan dan Kerjasama

Antar Parlemen

Membina dan melaksanakan dukungan teknis dan administrasi

dibidang persidangan dan kerjasama antar Parlemen

Tugas dan Fungsi Utama Deputi Bidang Administrasi

Membina dan melaksanakan perencanaan serta pengawasan,

kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggaan di

lingkungan DPR RI

http://www.dpr.go.id/id/setjen/struktur-organisasi

P a g e 139 | 194

Page 140: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Komisi

Susunan dan keanggotaan komisi ditetapkan oleh DPR dalam Rapat paripurna menurut perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap Fraksi, pada permulaan masa keanggotaan DPR dan pada permulaan Tahun Sidang. Setiap Anggota, kecuali Pimpinan MPR dan DPR, harus menjadi anggota salah satu komisi.

Jumlah Komisi, Pasangan Kerja Komisi dan Ruang Lingkup Tugas Komisi diatur lebih lanjut dengan Keputusan DPR yang didasarkan pada institusi pemerintah, baik lembaga kementerian negara maupun lembaga non-kementerian, dan sekretariat lembaga negara, dengan mempertimbangkan keefektifan tugas DPR.

Tugas Komisi dalam pembentukan undang-undang adalah mengadakan persiapan, penyusunan, pembahasan, dan penyempurnaan Rancangan Undang-Undang yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya.

Tugas Komisi di bidang anggaran lain:

• mengadakan Pembicaraan Pendahuluan mengenai penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama-sama dengan Pemerintah; dan

• mengadakan pembahasan dan mengajukan usul penyempurnaan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya bersama-sama dengan pemerintah.

Tugas komisi di bidang pengawasan antara lain:

• melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, termasuk APBN, serta peraturan pelaksanaannya;

• membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan yang terkait dengan ruang lingkup tugasnya;

• melakukan pengawasan terhadap kebijakan Pemerintah; serta

• membahas dan menindklanjuti usulan DPD.

Komisi dalam melaksanakan tugasnya dapat: mengadakan Rapat kerja dengan Presiden, yang dapat diwakili oleh Menteri; mengadakan Rapat Dengar Pendapat dengan pejabat pemerintah yang mewakili intansinya, mengadakan Rapat Dengar Pendapat Umum, mengadakan kunjungan kerja dalam Masa Reses.

P a g e 140 | 194

Page 141: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Komisi I

Ruang Lingkup

• Pertahanan

• Intelijen

• Luar Negeri

• Komunikasi dan Informatika

Pasangan Kerja

• Kementerian Pertahanan

• Kementerian Luar Negeri

• Panglima TNI dan Mabes TNI AD, AL dan AU

• Kementerian Komunikasi dan Informatika

• Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas)

• Badan Intelijen Negara (BIN)

• Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG)

• Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas)

• Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

• LPP Televisi Republik Indonesia (TVRI)

• LPP Radio Republik Indonesia (RRI)

• Dewan Pers

• Perum LKBN ANTARA

• Komisi Informasi

Komisi II

Ruang Lingkup Tugas

• Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah

• Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

P a g e 141 | 194

Page 142: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

• Kepemiluan

• Pertanahan dan Reforma Agraria

Pasangan Kerja

• Kementerian Dalam Negeri

• Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

• Menteri Sekretaris Negara

• Sekretaris Kabinet

• Lembaga Administrasi Negara (LAN)

• Badan Kepegawaian Negara (BKN)

• Badan Pertanahan Nasional (BPN)

• Arsip Nasional RI (ANRI)

• Komisi Pemilihan Umum (KPU)

• Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU)

• Ombudsman Republik Indonesia

• Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4)

Komisi III

Ruang Lingkup

• Hukum

• HAM

• Keamanan

Pasangan Kerja

• Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia

P a g e 142 | 194

Page 143: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

• Kejaksaan Agung

• Kepolisian Negara Republik Indonesia

• Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

• Komisi Nasional HAM (KOMNAS HAM)

• Setjen Mahkamah Agung

• Setjen Mahkamah Konstitusi

• Setjen MPR

• Setjen DPD

• Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

• Komisi Yudisial (KY)

• Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK)

• Badan Narkotika Nasional (BNN)

• Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT)

Komisi IV

Ruang Lingkup

• Pertanian

• Perkebunan

• Kehutanan

• Kelautan

• Perikanan

• Pangan

Pasangan Kerja

• Departemen Pertanian

• Departemen Kehutanan

• Departemen Kelautan dan Perikanan

P a g e 143 | 194

Page 144: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

• Badan Urusan Logistik

• Dewan Maritim Nasional

Komisi V

Ruang Lingkup

• Perhubungan

• Pekerjaan Umum

• Perumahan Rakyat

• Pembangunan Pedesaan dan Kawasan Tertinggal

• Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

Mitra Kerja

• Kementerian Pekerjaan Umum

• Kementerian Perhubungan

• Kementerian Perumahan Rakyat

• Kementerian Pembangunan Daerah Teringgal

• Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

• Badan SAR Nasional

• Badan Penanggulangan Lumpur Sidoardjo (BPLS)

• Badan Pengembangan Wilayah Surabaya- Madura (BPWS)

Komisi VI

Ruang Lingkup

• Perdagangan

• Perindustrian

• Investasi

• Koperasi, UKM dan BUMN

• Standarisasi Nasional

P a g e 144 | 194

Page 145: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Pasangan Kerja

• Departemen Perindustrian

• Departemen Perdagangan

• Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

• Menteri Negara BUMN

• Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

• Badan Standarisasi Nasional (BSN)

• Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN)

• Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

Komisi VII

Ruang Lingkup

• Energi Sumber Daya Mineral

• Riset dan Teknologi

• Lingkungan Hidup

Pasangan Kerja

• Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

• Menteri Negara Lingkungan Hidup

• Menteri Negara Riset dan Teknologi

• Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

• Dewan Riset Nasional

• Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

• Badan Tenaga Nuklir (BATAN)

• Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETAN)

• Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL)

P a g e 145 | 194

Page 146: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

• Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

• Badan Pengatur Kegiatan Hilir Migas (BPH Migas)

• SKK Migas

• Dewan Energi Nasional (DEN)

• PP IPTEK

• Lembaga EIKJMEN

Komisi VIII

Ruang Lingkup

• Agama

• Sosial

• Pemberdayaan Perempuan

Pasangan Kerja

• Kementerian Agama RI

• Kementerian Sosial Rl

• Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI

• Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

• Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

• Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

• Badan Wakaf Indonesia (BWI)

Komisi IX

Ruang Lingkup

• Tenaga Kerja dan Transmigrasi

• Kependudukan

P a g e 146 | 194

Page 147: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

• Kesehatan

Pasangan Kerja

• Departemen Kesehatan

• Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

• badan Kkoordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

• Badan Pengawas Obat dan Makanan

• BNP2TKI

• PT Askes ( Persero)

• PT. Jamsostek( Persero)

Komisi X

Ruang Lingkup

• Pendidikan

• Kebudayaan

• Pariwisata

• Ekonomi Kreatif

• Pemuda

• Olahraga

• Perpustakaan

Pasangan Kerja

• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

• Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

• Kementerian Pemuda dan Olahraga

• Perpustakaan Nasional

Komisi XI

Ruang Lingkup

P a g e 147 | 194

Page 148: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Keuangan Perencanaan Pembangunan Perbankan

Pasangan Kerja

Kementerian Keuangan RI Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) /

BAPPENAS Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Badan Pusat Statistik (BPS) Setjen BPK RI Bank Indonesia Perbankan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

BAB IV

P a g e 148 | 194

Page 149: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pandangan Komunikasi Kelompok terhadap Pelatikan Anggota DPR

dan Legislatif

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara

beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat,

pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael

Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok

sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan

tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri,

pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat

karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua

definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya

komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu

umtuk mencapai tujuan kelompok.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama

yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,

mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian

dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya

adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau

suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan.

Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi.

Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi

komunikasi kelompok.

P a g e 149 | 194

Page 150: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya.

Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan

sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga

klasifikasi kelompok.

• Kelompok primer dan sekunder.

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994)

mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang

anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati

dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah

kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak

personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik

komunikasinya, sebagai berikut:

1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas.

Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi,

menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam

suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang

menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder

komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.

2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan

kelompok sekunder nonpersonal.

P a g e 150 | 194

Page 151: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan

daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.

4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan

kelompok sekunder instrumental.

5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok

sekunder formal.

• Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan

(membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok

keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara

administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan

kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur

(standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif,

fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai

kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status

saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya

norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan

untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus

saya capai (fungsi normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada

saya cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi,

mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai

objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun

Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu,

Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan

saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok

P a g e 151 | 194

Page 152: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya

dalam berkomunikasi.

• Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi

dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi

kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah.

Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif

dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan

c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah,

misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik.

Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri

mereka sebagai acara pokok.

Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang

dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok

pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan

identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS)

pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus

ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan

dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu:

diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan

prosedur parlementer.

Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi

P a g e 152 | 194

Page 153: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

• Konformitas.

Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma)

kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan.

Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan

sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan

melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi

ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam

kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-

rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh

anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota

berikutnya untuk setuju juga.

• Fasilitasi sosial.

Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan

kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok.

Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah.

Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-

menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini

terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang

menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi

kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan

adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah

yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah

yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah,

respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-

peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.

• Polarisasi.

Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila

sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak

P a g e 153 | 194

Page 154: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi

mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota

kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan

menentang lebih keras.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok

Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a.

melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-

anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut

prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan

(satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi

informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat

dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan

sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan

kelompok.

Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada

karakteristik kelompok, yaitu:

1. ukuran kelompok.

2. jaringan komunikasi.

3. kohesi kelompok.

4. kepemimpinan (Jalaluddin Rakhmat, 1994).

http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2009/01/komunikasi-

kelompok.html

P a g e 154 | 194

Page 155: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Untuk pembahasan kali ini kami akan lebih fokus pada faktor yang terakhir

yakni kepemimpinan. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat

hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama

serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam

kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.

Oleh sebab itu diantara para anggota kelompok tentulah membutuhkan

seseorang yang bias memimpin kelompok itu, sebab jika tidak ada

pemimpin maka akan terpecah belahlah kelompok tersebut. Untuk

mengelolanya, diperlukan pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan

yang baik serta dapat menjadi panutan untuk anggota kelompoknya.

Pemimpin adalah figur seseorang yang bijaksana, berani mengambil

keputusan dan yang paling penting berwibawa dan bisa memimpin untuk

mencapai tujuan bersama. Sekarang sudah sangat sedikit orang yang

mempunyai ciri-ciri seorang pemimpin yang baik didalam kelompok

maupun badan-bandan usaha, bisnis, dan pemerintahan. Untuk itu maka

sangat penting bagi para remaja-remaja mulai membiasakan diri untuk

belajar menjadi seorang pemimpin yang berani dan bisa memberikan

arahan yang baik didalam organisasi. Salah satunya memberikan

pendidikan atau pembelajaran tentang pentingnya kepemimpinan didalam

kelompoki.

Dalam praktek sehari-hari, seoring diartikan sama antara pemimpin

dankepemimpinan, padahal kedua hal tersebut berbeda. Pemimpin

adalahorang yang tugasnya memimpin, sedang kepemimpinan adalah

bakat danatau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Setiap

orangmempunyai pengaruh atas pihak lain, dengan latihan dan

P a g e 155 | 194

Page 156: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

peningkatanpengetahuan oleh pihak maka pengaruh tersebut akan

bertambah dan berkembang.

Pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak

dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional.

Kepemimpinan adalah sifat yang memiliki kemampuan untuk menghandle

orang lain dalam suatu kelompok untuk mendapatkan hasil yang

maksimal. Kepemimpinan juga merupakan kekuatan semangat yang

kreatif dan terarah.

Pemimpin sendiri adalah individu yang memiliki program/rencana dan

bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara

yang pasti.

Kemampuan den ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah

faktor penting untuk menciptakan efektivitas seorang manajer. Hal ini

dapat dimengerti, bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas

kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, maka kemampuan

untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektif akan meningkat. Dan

bila organisasi dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik

kepemimpinan efektif, maka akan dicapai pengembangan efektivitas

personalis dalam organisasi.

Arti Penting Kepemimpinan Dalam organisasi

Kepemimpinan memiliki kata dasar pemimpin yang berartikan seseorang

yang memiliki tugas memimpin orang lain baik dalam kelompok,

P a g e 156 | 194

Page 157: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

organisasi, dan juga masyarakat. Seseorang dikatakan sebagai pemimpin

apabila Dia memiliki seorang pengikut atau bawahan. Pengaruh seorang

pemimpin sangat besar bagi bawahannya seperti moral, kepuasan kerja,

keyakinan, serta kualitas kehidupan kerja .

Seorang Pemimpin juga harus memiliki kemampuan dan keterampilan

kepemimpinan yang merupakan faktor penting bagi seorang pemimpin

seperti keterampilan manajemen dan juga keterampilan teknis. Bertambah

tinggi kedudukan seorang pemimpin maka semakin tinggi pula citra yang

di timbulkan dalam suatu organisasi ataupun suatu kelompok, sebaliknya

jika berkurangnya citra seorang pemimpin maka semakin rendah pula citra

dan pandangan masyarakat luas terhadap organisasi ataupun kelompok

tersebut. Kepemimpinan sendiri memiliki arti berbeda dengan pemimpin

yaitu kekuasaan penuh untuk mempengaruhi seseorang.

Contoh yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari - hari adalah

mengenai kepemimpinan presiden dan wakil presiden di negeri kita

sendiri. Akibat semakin rendahnya kualitas yang ditunjukan Presiden dan

wakil presiden dalam memecahkan berbagai masalah yang dialami negeri

yang dipimpinnya, serta minimnya kualitas yang dihasilkan dalam

memimpin negara dapat menimbulkan semakin rendahnya rasa

demokrasi dikalangan masyarakat luas. Sebagai contohnya, adalah

rendahnya minat pemuda diperkotaan terhadap masalah politik yang

sedang terjadi sehingga mengakibatkan kekhawatiran bagi masa depan

Indonesia. Akibat lain yang ditimbulkan adalah rasa bangga pemuda

indonesia lebih tinggi dikatakan sebagai seorang muslim daripada sebagai

Warga Negara Indonesia. Pendapat tersebut telah di katakan oleh

Lembaga Survei Indonesia ( LSI ).

P a g e 157 | 194

Page 158: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Selain itu masalah lain politik di Indonesia adalah rendahnya rasa bangga,

rasa hormat, serta rasa percaya terhadap para petinggi - petinggi negara

karna hampir setiap pemimpin dan pejabat suatu badan pemerintahan

nasional melakukan tindakan tidak terpuji. Hal yang paling sering kita

dengar adalah tindak pidana kasus korupsi yang telah menjamur dan

minimnya penanggulanggan serta pencegahan dari aparat hukum, serta

hukuman yang sangat tidak sebanding dengan tindakannya bagi seorang

koruptor yang jelas jelas merugikan Negara. Akibat hal tersebut, maka

pandangan bagi seorang pemimpin di ndonesia sangat tidak baik dimata

rakyatnya sendiri serta membuat turunnya minat kehidupan berpolitik bagi

pemuda - pemuda di Indonesia yang disebabkan rasa kecewa terhadap

pemerintahan yang sedang berjalan.

http://syawaludin.blogdetik.com/2011/09/30/arti-penting-

kepemimpinan-dalam-organisasi/

Ditetapkannya Setya Novanto, legislator Fraksi Partai Golongan Karya

sebagai Ketua DPR RI periode 2014-2019, memantik reaksi Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK). Pasalnya, Bendahara Umum DPP Partai

Golkar itu adalah bidikan KPK. Dia memiliki catatan yang minus karena

beberapa kali pernah dikaitkan dalam sejumlah kasus korupsi.

Beberapa kasus yang kerap dikaitkan dengan dia mulai dari kasus PON

Riau yang menyeret mantan Gubernur Riau Rusli Zainal. Atas kasus itu,

KPK pernah menggeledah ruang kerja Novanto. Di kasus Akil Mochtar,

dia juga disebut punya kaitan. Gara-gara pesan lewat BlackBery

Messenger (BBM) antara Sekjen Partai Golkar Idrus Marham dan

Zainuddin Amali, ketua DPD Golkar Jatim ketika itu, dia harus

memberikan kesaksian di sidang Akil. Terpidana kasus wisma atlet M

P a g e 158 | 194

Page 159: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Nazaruddin juga pernah menyebut keterlibatan Setya dalam proyek eKTP

dan pengadaan seragam hansip.

Ketua KPK Abraham Samad mengaku kecewa dengan terpilihnya Setya

sebagai ketua DPR. “KPK kecewa dengan terpilihnya ketua DPR baru.

Namun demikian, kita tetap menghargai proses yang terjadi di DPR,”

ujarnya.

Lebih lanjut, Samad mengatakan, kekecewaan itu juga didasarkan pada

masih berjalannya kasus-kasus yang dikaitkan dengan Novanto. Lantaran

belum selesai, pintu dibukanya tersangka baru masih terbuka lebar. “KPK

sangat prihatin dan menyesalkan terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua

DPR. Yang bersangkutan punya potensi mempunyai masalah hukum dan

bisa merusak citra DPR sebagai lembaga terhormat,” jelasnya.

Koordinator ICW Ade Irawan menambahkan, pihaknya menolak

dijadikannya orang-orang bermasalah sebagai pimpinan DPR. Menurut

ICW, pemilihan pimpinan DPR yang berintegritas mutlak diperlukan. Untuk

mengembalikan citra parlemen yang buruk, parlemen harus dipimpin

orang-orang berintegritas dan bebas dari persoalan korupsi. “ICW

menolak keras adanya politik dagang sapi dalam pemilihan pimpinan DPR

antara koalisi partai sehingga menafikan aspek paling utama yakni

integritas dan kapasitas,” jelasnya.

Direktur Monitoring, Advokasi dan Jaringan Pusat Studi Hukum dan

Kebijakan (PSHK) Ronald Rofiandri menyatakan, paket pimpinan DPR

periode 2014-2019 meninggalkan catatan pada sisi pemberantasan

P a g e 159 | 194

Page 160: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

korupsi. Ronald menyebut, sejumlah pimpinan DPR memiliki catatan

negatif terkait dengan pemberantasan korupsi.

“Mulai dari keterkaitan dengan kasus korupsi berdasarkan saksi-saksi,

persidangan, motor wacana pembubaran KPK, dan terhukum Badan

Kehormatan dalam kaitan kasus korupsi,” ujar Ronald.

Ronald menilai ada titik rawan berdasarkan rekam jejak sejumlah

pimpinan DPR tersebut. Hal ini menjadi seruan kepada masyarakat sipil

dan publik untuk meningkatkan pengawasan dalam kerja-kerja DPR RI

periode 2014-2019.

“Dengan penetapan ini, aparat penegak hukum untuk terus tetap bekerja

secara profesional dan tidak terintimidasi dalam mengungkap kasus-kasus

korupsi yang melibatkan pimpinan dan anggota DPR,” ujarnya.

Sebelumnya, paket pimpinan DPR usulan Koalisi Merah Putih disepakati

dalam sidang paripurna DPR yang berlangsung dini hari kemarin. Novanto

terpilih sebagai Ketua DPR, sementara empat Wakil Ketua DPR lainnya

adalah Fadli Zon dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya, Agus

Hermanto dari Fraksi Partai Demokrat, Taufik Kurniawan dari Fraksi Partai

Amanat Nasional, dan Fahri Hamzah dari Fraksi Partai Keadilan

Sejahtera. Pemilihan pimpinan DPR itu diwarnai aksi walkout dari Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hati

Nurani Rakyat, dan Partai Nasdem.

Sosok Novanto, dalam catatan PSHK, memiliki sejumlah keterkaitan

dalam kasus korupsi di KPK. Di kasus korupsi PON Riau, Novanto

P a g e 160 | 194

Page 161: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

dipanggil terkait dugaan suap Revisi Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun

2010 tentang Penambahan Biaya Arena Menembak PON Riau. Dalam

kasus yang menyeret mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Novanto juga

pernah dimintai keterangan terkait dugaan suap, gratifikasi, dan pencucian

uang terkait sengketa pemilihan kepala daerah di MK.

Tidak hanya itu, proyek e-KTP yang menyeret salah satu pejabat

Kementerian Dalam Negeri, juga sempat membawa nama Novanto di

dalamnya. Setya ditengarai mengutak-atik perencanaan dan anggaran

proyek senilai Rp5,9 triliun tersebut. Sampai saat ini Novanto belum

pernah dipanggil oleh KPK dalam kaitan kasus e-KTP.

Begitupun, dengan sosok Fahri. Masih berdasar catatan PSHK, di periode

lalu yang bersangkutan adalah salah satu anggota DPR yang dinilai

kontroversial. Fahri pernah menyuarakan pembubaran KPK karena dia

menilai lembaga antirasuah itu bukanlah lembaga penegak hukum yang

bersifat permanen. Di akhir masa jabatan periode lalu, Fahri mangkir

dalam pemeriksaan Badan Kehormatan, terkait aduan dari Lembaga

Bantuan Hukum Jakarta atas pencemaran nama baik.

Ketua Fraksi Partai Golkar Ade Komarudin menilai Novanto adalah sosok

yang tepat untuk menjadi pimpinan DPR. Dia menilai adanya anggapan

keterkaitan Novanto dalam urusan hukum tidak perlu dilebih-lebihkan.

“Kalau di Golkar itu urusan hukum kita serahkan ke aparat penegak

hukum. Bukan urusan kita. Kita ini partai politik,” ujar Ade.

P a g e 161 | 194

Page 162: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Ade yang juga mantan Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR periode lalu

menyatakan, terpilihnya Novanto menjadi salah satu target yang tercapai.

“Semua agenda politik berjalan baik. Jadi tidak ada perdebatan apapun di

Golkar soal itu,” tegasnya.

Sejumlah politisi PKB memberikan beberapa catatan terkait

kepemimpinan DPR yang baru disahkan kemarin. Anggota Fraksi PKB

Maman Imanulhaq, diantaranya, menganggap proses terpilihnya kelima

pimpinan DPR periode 2014-2019, cacat secara moral politik. “Yang

dipertontonkan hanyalah politik adu licik, bukan politik adu ide dan

gagasan,” nilainya.

Rekannya sesama fraksi, Daniel Johan menambahkan, secara

prosedural, sidang paripurna yang menjadi forum terpilihnya komposisi

pimpinan DPR juga cacat. Menurut dia, hal itu berkaitan dengan belum

terbentuknya seluruh pimpinan fraksi-fraksi yang ada di DPR.

Saat sidang paripurna, Rabu (1/10) dini hari, dari 10 fraksi yang ada, 3

fraksi tidak mengikuti agenda pengesahan fraksi. Meski hadir di ruang

sidang, PDIP, PKB, dan Hanura, menolak mengikuti mata agenda

tersebut. Sambil terus melakukan interupsi, mereka berkeyakinan, sidang

paripurna itu sudah bermasalah lebih dulu sehingga harus dibatalkan.

Meski terus mendapat interupsi, pimpinan sidang sementara saat itu,

Popong Otje Djundjunan tetap bergeming. Walau baru 7 fraksi yang

bersedia menyampaikan nama dan pimpinan fraksi, agenda tetap

dilanjutkan dengan penyampaian paket pimpinan DPR.

P a g e 162 | 194

Page 163: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

“Karena bermasalah, kami memandang hasil rapat paripurna tentang

pemilihan pimpinana DPR tersebut menjadi tidak sah,” tegas Daniel di

komplek parlemen kemarin. Dia menegaskan, pandangan tersebut tidak

mewakili fraksinya, namun merupakan sikap pribadi sebagai anggota

DPR.

“Untuk melakukan pembelajaran politik dan menegakkan etika

kedewanan, kami akan menggugat pimpinan sementara DPR kepada

rapat paripurna,” imbuhnya. Hal itu terpaksa menjadi satu-satunya yang

bisa dilakukan, lanjut dia, karena Badan Kehormatan DPR masih belum

terbentuk.

http://sumutpos.co/2014/10/87349/bidikan-kpk-pimpin-dpr

Indonesian Corruption Watch (ICW) menyayangkan terpilihnya Setya

Novanto sebagai ketua DPR RI periode 2014-2019. ICW menilai politisi

Golkar itu kerap kali tersandung dalam kasus korupsi dan tak pernah

tuntas pengusutan hukumnya.

Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan ICW, Emerson Yuntho,

menyebutkan Setya pernah diduga pernah menjadi tersangka perkara

korupsi skandal cessie Bank Bali senilai Rp 546 miliar.

"Bahkan sampai sekarang status hukumnya masih belum jelas, belum ada

pernyataan dari Kejaksaan Agung," ungkapnya, kepada Wartawan di

Kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (2/10).

P a g e 163 | 194

Page 164: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Ia menambahkan, Kejaksaan Agung hanya memproses Joko Tjandra

hingga ke pengadilan. Untuk status Setya, ICW menilai, tak ada kejelasan

yang terbuka. ''Selain kasus Bank Bali, Ketua DPR terpilih itu juga diduga

terlibat dalam penyelundupan beras impor dari Vietnam sebanyak 60 ribu

ton, pada 2010,'' ucapnya.

Mantan Wakil Bendahara Partai Demokrat, Nazaruddin, juga

menyebutkan adanya keterlibatan Setya dalam proyek E KTP di

Kementerian Dalam Negeri.

"Nama Setya disebut pula dalam perkara korupsi proyek pembangunan

lapangan menembak PON Riau 2012, yang melibatkan Mantan Gubernur

Riau, Rusli Zainal," jelas Emerson.

Dalam putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Riau dan

Pengadilan Tinggi (PT) Pekan Baru, Rusli terbukti melakukan tindak

pidana korupsi.

Ia diduga menerima suap dalam Pengurusan revisi Peraturan Daerah

(Perda) sebesar Rp 500 juta, lalu memberi suap kepada anggota DPRD

Riau, serta memerintahkan mantan Kadispora Riau Lukman Abbas,

memberikan suap Rp 9 miliar kepada anggota DPR Setya Novanto dan

Kahar Muzakir.

Menurut Emerson, sosok yang tersandera berbagai kasus korupsi seperti

Setya Novanto dapat memperburuk citra DPR. Ia mengatakan, selama ini

DPR sudah dipandang sebagai lembaga terkorup di Indonesia, bahkan

dalam 10 tahun terakhir, lebih dari 30 anggota DPR terlibat kasus korupsi.

P a g e 164 | 194

Page 165: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/10/02/nctfns-

icw-terpilihnya-setya-novanto-menambah-buruk-citra-dpr

Peran kepemimpinan dan pemimpin itu sendiri merupakan satu dari

sekian banyak peran dengan posisinya dalam suatu kelompok (Shaw,

1979;272). Peran yang dimainkan oleh seorang pemimpin merupakan

peran sentra, oleh sebab itu keberadaan pemimpin, merupakan faktor

terpenting dalam suatu kelompok. Maju mundurnya suatu kelompok

sangat tergantung atas kemampuan sang pemimpin mengelola dan

menggembleng para anggotanya untuk mencapai tujuan kelompoknya.

Sebelum melangkah lebih jauh, dalam melihat segi pemimpin ini, terlebih

dahulu diajukan pemikiran yang berkaitan dengan pengertian pemimpin itu

sendiri dan kepemimpinannya. Masalah untuk mendefinisikan pemimpin

dan kepemimpinan telah diajukan jauh sebelumnya oleh Carter (1953)

yang mengidentifikasikan berbagai pandangan dan tinjauan mengenai

leadership atas beberapa literature. Ia menemukan lima pola

pendefinisian yang dilakukan oleh para author (pakar) di bidang ini. Pola

Pertama, pemimpin didefinisikan sebagai seorang yang menjadi focus

dalam tingkah laku kelompok. Definisi ini menekankan polarisasi para

anggota kelompok di sekitar pemimpin. Kedua, pendekatan ini

mendefinisikan kepemimpinan dari terminologi tujuan kelompok (Group

goals). Pemimpin dalam konteks ini didefinisikan adalah orang (seorang)

yang memiliki kemampuan memimpin kelompok yang mengarah ke

tujuan-tujuan kelompok. Kebanyakan orang menyetujui definisi ini, akan

tetapi Carter, mengatakan ditemukan suatu kesulitan untuk

mengidentifikasikan group goals (tujuan-tujuan kelompok tersebut).

P a g e 165 | 194

Page 166: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Pendekatan ketiga, mendefinisikan pemimpin adalah seorang yang dipilih

oleh anggota-anggota kelompok. Pendefinisian ini menimbulknan

kepemimpinan dan pemimpin tergantung atas pilihan sosiometrik para

anggota kelompok.

Pendekatan keempat, yang diajukan Cattell (1951) dalam hubungan

dengan teorinya yang dikenal dengan “Group syntality theory”. Sesuai

dengan itu, ia mendefinisikan pemimpin adalah sebagai seorang yang

mampu mendemonstrasikan pengaruhnya atas sintalitas kelompok (group

syntality). Sedangkan pendekatan kelima yang disenangi Carter sendiri,

mengatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang berusaha dalam

perilaku kepemimpinan, atau seseorang yang terikat dengan perilaku

kepemimpinan.

Dari kelima pendekatan yang diajukan diatas, suatu kesimpulan umum

yang dapat diberikan sehubungan dengan pengertian pemimpin tersebut,

bahwa pengertian pemimpin mengacu pada orang (individu bersangkutan)

dengan segala kemampuannya, sedangkan pengertian kepemimpinan

mengacu pada gambaran personal seorang pemimpin, atau tingkah laku,

sifat dan sebagainya. Atau, kalau boleh dipertegas, pemimpin itu adalah

kata benda, sedangkan kepemiminan adalah kata sifat.

P a g e 166 | 194

Page 167: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

1.2 Kepemimpinan

1.2.1Batasan (umum) Kepemimpinan

Sebagaimana diketahui bahwa antara istilah pemimpin dan kepemimpinan

itu tidak dapat dipisahkan, karena setiap pemimpin dengan sendirinya

pula (baik sadar maupun tidak sadar) membawa kepemimpinan itu sendiri

dalam tindakan kesehariannya. Seperti yang telah disebutkan

sebelumnya, bahwa pengertian pemimpin mengacu kepada kemampuan

individu tersebut. Suatu usaha yang dilakukan seorang pemimpin, tidaklah

akan efektif jika tidak diikuti dengan kepemimpinan tersebut.

Jika dilihat dari pola-pola pendekatan yang dilakukan parapakar tentang

pengertian kepemimpinan tersebut, sebagaimana juga dengan usaha

membatasi pengertian pemimpin, dapat dilihat. Pendekatan pertama

memandangnya dari seorang yang dijadikan focus dalam tingkah laku

dalam kelompok, di situlah kepemimpinan itu muncul. Pendekatan kedua

mengutamakan dari seseorang yang mengarahkan dan mengerahkan

kemampuannya ke tujuan0tujuan kelompok, dalam hal ini kepemimpinan

itu tumbuh dan berkembang. Pendekatan ketiga kepemimpinan yang

dikukuhkan oleh anggota kelompok, melalui pilihan sosiometrik dan

sebagainya. Pendekatan keempat dari sudut sintalitas kelompok dan

pendekatan kelima mengacu kepada seseorang yang terikat dengan

perilaku kepemimpinan itu sendiri.

Jika kita ambil sari semua pendekatan dan definisi yang diajukan para

pakart dalam bidang ini dapatlah ditetapkan definisi kepemimpinan

tersebut sebagai berikut, Kepemimpinan adalah “suatu usaha yang

dilakukan seserang dalam hubungan antar manusia untuk mempengaruhi

P a g e 167 | 194

Page 168: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

orang lain, melalui proses komunikasi yang diarahkan ke pencapaian

tujuan.” Dari batasan ini factor-faktor terpenting yang terkandung dalam

pengertian tersebut adalah:

(a). Pendayagunaan pengaruh

(b). Hubungan antar manusia

(c). Proses komunikasi, dan

(d). Pencapaian suatu tujuan.

Dalam menjalankan fungsi kepemimpinan, seorang pemimpin tidak dapat

begitu saja menjalankannya tanpa kekuasaan dan wewenang (otoritas)

yang dimiliki pemimpin tersebut. Dan dapat disebutkan kepemimpinan

tersebut belumlah efektif sebagaimana dikehendaki. Hal ini disebabkan,

karena kekuasaan merupakan sumber untuk mempengaruhi orang lain.

Dan kekuasaan tersebut merupakan kapasitas atau kesanggupan untuk

mempengaruhi. Sedangkan otoritas atau wewenang merupakan hak untuk

mempengaruhi para pengikut.

Kembali kepada pengertian kepemimpinan, sebagaimana dijelaskan

sebelumnya, jika dikembangkan lagi dalam pembagian unsur-unsur

tersebut dapat dikembangkan sebagai berikut.

1 .Perilaku seseorang pada waktu mengarahkan kegiatan-kegiatan

kelompok ke suatu tujuan bersama.

2. Suatu tipe huungan khusus kekuasaan yang dicirikan oleh pengamatan

anggota kelompok bahwa, anggota keelompok yang lain mempunyai hak

untuk menentukan pola-pola perilaku anggota kelompok yag disebutkan

P a g e 168 | 194

Page 169: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

pertama dalam hubungannya dengan kegiatannya selaku anggota

kelompok.

3. Pengaruh antar personal yang dilakukan dalam suatu situasi melalui

proses komunikasi ke arah pencapaian suatu tujuan yang sudah

ditetapkan (disepakati).

4. Pemrakarsa dan pemeliharaan struktur pengharapan (ekspektasi) dan

interaksi.

Berikut ini dipaparkan beberapa persamaan tentang konsep

kepemimpinan dari berbagai literature. Adapun persamaan-persamaan

tersebut, antara lain;

Suatu gejala kelompok yang mencakup interaksi antara tiga atau lebih

individu.

Prosses pengaruh sebagai akibat upaya pemimpin untuk mempengaruhi

para pengikutnya.

Jika dalam bagian ini pembicaraan kepemimpinan mengaitkan diri dengan

pemimpin, hal ini merupakan perwujudan dari keterkaitan antara kedua

pengertian tersebut. Apabila kita tarik unsure-unsur dari definisi di atas

mengenai kepemimpinan, unsure-unsur tersebut adalah

Hubungan antar manusia

Penggunaan pengaruh

Proses komunikasi

Pencapaian suatu tujuan

P a g e 169 | 194

Page 170: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Hubungan antar manusia erjadi apabila dua orang atau lebih berinteraksi

hingga berlangsung proses saling mempengaruhi. Seorang pemimpin

mendasarkan pengaruhnya pada beberapa sumber kekuasaan, yaitu:

Kekuasaan sah

Kekuasaan imbalan

Kekuasaan paksaan

Kekuasaan informasi

Kekuasaan koneksi

Kekuasaan ahli

Kekuasaan “referent” (teladan)

Suatu interaksi yang saling mempengaruhi antar para anggota kelompok

(pengikut-pengikut), akan menghasilkan tingkah laku. Dan tingkah laku ini

akan mengarahkan ke tujuan yang telah ditetapkan bersama, sehingga

memungkinkan tujuan tersebut dicapai. Dengan demikian, setiap

pemimpin dengan kepemimpinannya menggunakan kekuasaan dan

wewenangnya sebagaimana mestinya, adalah bertujuan untuk

mempengaruhi para anggota untuk bertingkah laku guna tercapainya

tujuan kelompok.

1.2.2. Pendekatan Berdasarkan Tingkah Laku

Dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para pakar psikologi industri

tentang pendekatan berdasarkan tingkah laku pemimpin, ditemukan

bahwa tingkah laku pemimpin dapat dibagi ke dalam gaya utama. Kedua

gaya tersebut adalah sebagai berikut:

P a g e 170 | 194

Page 171: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

a. Berorientasi pada tugas

Disini, pemimpin menekankan pentingnya penyelesaian tugas dengan

cara mengatur penugasan kerja, pengambilan keputusan dan penilaian

hasil kerja. Pengawasan merupakan factor penting dalam gaya ini, oleh

karena itu pengawasan dilakukan dengan ketat. Penggunaan kekuasaan

lebih dipentingkan oleh sang pemimpin dengan menggunakan kekuasaan

yang bersumber pada imbalan, paksaan dan keabahan dalam

usahamempengaruhi tingkah laku dan hasil karya para anggotanya.

b. Berorientasi pada pengikut

Indikasi orientasi ini antara lain sikap terbuka, ramah dari sang pemimpin

serta usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggota.

Pemimpin yang bergaya dan orientasi demikian itu, berusaha

mendelegaskan pengambilan keputusan, serta b erusaha membantu para

anggota untuk memuaskan kebutuhan mereka dengan menciptakan iklim

dan lingkungan yang supportif. Sumber kekuasaan yang banyak (sering)

digunakan dalam orientasi ini, adalah sumber kekuasaan referent dan ahli

atau axpert.

Ditampilkannya kedua orientasi di atas, dengan asumsi, bahwa kedua

bentuk oriientasi tersebut, akan menentukan gaya kepemimpinan seorang

pemimpin dalam mempengaruhi para anggotanya untuk mencapai tujuan

kelompok.

2. Fungsi Kepemimpinan Dalam Kelompok

Sebagian ahli komunikasi kelompok terdahulu berasumsi bahwa diskusi

mau tidak mau harus dilakukan di bawah pengaraan seorang pemimpin

P a g e 171 | 194

Page 172: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

yang terampil dapat membantu para anggota kelompok dalam usaha

memecahkan masalah.

Menurut Covey dalam (Kris Yuliani H 2002: 6) ada tiga peranan pemimpin

dalam kelompok/organisasi antara lain:

Pathfinding (pencarian alur), mengandung sistem nilai dan visi dengan

kebutuhan pelanggan melalui suatu perencanaan strategis yang disebut

the strategic pathway (jalur strategi).

Aligning (penyelarasan), upaya memastikan bahwa struktur, sistem dan

operasional organisasi atau kelompok memberi dukungan pada

pencapaian visi dan misi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dan

pemegang saham lain yang terlibat.

Empowerment (pemberdayaan), suatu semangat yang digerakkan dalam

diri orang-orang yang mengungkapkan bakat, kecerdikan dan kreativitas

laten, untuk mampu mengerjakan apapun dan konsisten dengan prinsip-

prinsip yang disepakati untuk mencapai nilai, visi dan misi bersama dalam

melayani kebutuhan pelanggan dan pemegang saham lain yang terlibat.

Menurut Sondang (1999: 47-48), lima fungsi kepemimpinan yang dibahas

secara singkat adalah sebagai berikut:

(1) pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha

pencapaian tujuan,

(2) wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak

di luar organisasi,

(3) pimpinan selaku komunikator yang efektif,

(4) mediator yang handal, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama

dalam menangani situasi konflik,

P a g e 172 | 194

Page 173: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

(5) pimpinan selaku integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral.

Menurut William R. Lassey dalam bukunya Dimension of Leadership,

menyebutkan dua macam fungsi kepemimpinan, yaitu kepemimpinan,

yaitu :

1. Fungsi menjalankan tugas

Fungsi ini harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Yang tergolong fungsi ini adalah :

Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah, menyarankan

gagasan – gagasan baru, dan sebagainya.

Mencari informasi, antara lain mencari klasifikasi terhadap usul – usul atau

saran serta mencari tambahan informasi yang diperlukan.

Menyampaikan data atau informasi yang sekiranya ada kaitannya dengan

pengalamannya sendiri dalam menghadapi masalah yang serupa.

Menyampaikan pendapat atau penilaian atas saran – saran yang diterima.

Memeberikan penjelasan dengan contoh – contoh yang lebih dapat

mengembangkan pengertian.

Menunjukkan kaitan antara berbagai gagasan atau saran-saran dan

mencoba mengusulkan rangkuman gagasan atau saran menjadi satu

kesatuan.

Merangkum gagasan-gagasan yang ada kaitannya satu sama lain menjadi

satu dan mengungkapkan kembali gagasan tersebut setelah didiskusikan

dalam kelompok.

Menguji apakah gagasan-gagasan tersebut dapat dilaksanakan dan

menilai keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan.

P a g e 173 | 194

Page 174: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Membandingkan keputusan kelompok dengan standar yang telah

ditetapkan dan mengukur pelaksanaannya dengan tujuan yangb telah

ditetapkan.

Menentukan sumber-sumber kesulitan, menyiapkan langkah-langkah

selanjutnya yang diperlukan, dan mengatasi rintangan yang dihadapi

untuk mencapai kemajuan yang diharapkan.

2. Fungsi pemeliharaan.

Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan

pengembangan kelompok untuk kelangsungan hidupnya. Yang termasuk

fungsi ini antara lain :

Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau dan dapat

memujiorang lain atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui

sumbangan fikiran orang lain.

Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota

berbicara dengan waktu yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain

berkesempatan untuk mendengar.

Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur dan

penilaian keputusan serta mengingatkan kelompok untuk meniadakan

keputusann yang bertentangan dengan pedoman kelompok.

Mengikuti keputusan kelompok, menerima ide orang lain, bersikap

sebagai pengikut/pendengar sewaktu kelompok sedang berdiskusi dan

mengambil keputusan

Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat dan bertindak sebagai

penengah untuk mengkompirmasikan pemecahan masalah.

P a g e 174 | 194

Page 175: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Disamping kedua pendapat tersebut tentang fungsi kepemimpinan,

pendapat lain mengemukakan bahwa fungsi kepemimpinan adalah

memberikan pendapat yang terakhir mengatakan bahwa fungsi

kepemimpinan adalah menciptakan struktur untuk pencapaian tujuan,

mempertahankan dan mengamankan integritas organisasi dan

medamaikan perbedaan yang terjadi dalam kelompok menuju ke arah

kesepakatan bersama.

Robinson dalam (Ginting 1999: 26-27). Para ahli mengemukakan bahwa

peranan yang perlu ditampilkan pemimpin adalah:

(1) mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala,

(2) memberi informasi,

(3) sebagai seorang perencana,

(4) member sugesti,

(5) mengaktifkan anggota,

(6) mengawasi kegiatan,

(7) memberi semangat untuk mencapai tujuan,

(8) sebagai katalisator,

(9) mewakili kelompok,

(10) member tanggung jawab,

(11) menciptakan rasa aman dan

(12) sebagai ahli dalam bidang yang dipimpinnya.

P a g e 175 | 194

Page 176: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Sebagai pemimpin kelompok, seseorang harus berperan mendorong

anggota beraktivitas sambil memberi sugesti dan semangat agar tujuan

dapat tercapai. Peranan pemimpin kelompok yang sangat perlu

dilaksanakan oleh seorang pemimpin kelompok yaitu:

(1). Membantu kelompok dalam mencapai tujuannya

(2). Memungkinkan para anggota memenuhi kebutuhan

(3). Mewujudkan nilai kelompok

(4). Merupakan pilihan para anggota kelompok untuk mewakili pendapat

mereka dalam I interaksi dengan pemimpin kelompok lain

(5) Merupakan seorang fasilitator yang dapat menyelesaikan konflik.

3. Berbagai Perspektif Tentang Kepemimpinan

3.1 Perspektif Bakat

Dalam sebuah kelompok, sekecil apapun, yang anggotanya hanya 3

orang saja, pasti memiliki ketua atau pemimpin dalam kelompok tersebut.

Kalaupun bukan disebut pemimpin, tapi orang tersebut adalah orang

yang berpengaruh dalam hal perkataan ataupun tindakannya yang

mampu menggerakan kemana arah dan tujuan kelompok tersebut.

Dalam kelompok bermain, biasanya pemimpin ini hanya akan tampil saat

kelompok tersebut akan melakukan sesuatu, misal: geng anak smp yang

bingung menentukan kemana mereka akan pergi hang out di akhir

minggu, lalu biasanya salah satu dari mereka akan mengajukan saran dan

bahkan membuat semua anggota tersebut menyetujui akan saran dia, dan

akhirnya kelompok tersebut menyetujui tempat yang akan mereka

kunjungi di akhir pekan ini.

P a g e 176 | 194

Page 177: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Itu hanya sebagian kecil bahkan atau contoh sederhana sebuah

kepemimpinan dalam sebuah kelompok, berbeda dengan pemimpin

sebuah kelompk yang sifatnya formal, seperti seorang ketua OSIS,

tugasnya tidak semudah pemimpin kelompok di contoh sebelumnya,

seorang ketua osis memiliki agenda kerja selama setahun masa ya

dengan tetap berjalan dalam rambu-rambu Ad dan ART yang ditetapkan

serta tanggap dengan situasi dan keadaan sekolahnya, jikalau ia harus

mengambil tindakan insidentil yang bertujuan untuk memepertahankan

kelangsungan organisasi yang dipimpinnya.

Beberapa pemimpin lahir karena sudah dianugerahi oleh bakat sejak kecil

yang kemudian diasah dan akhirnya menjadi seorang pemimpin yang

baik. Ada juga maeupakan hasil dari pembelajaran terus menerus dan

juga karena adanya kesempatan yang diberikan.

Jika dijabarkan dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang

umum kita pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat

pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain. Kamus

Advance, misalnya, mengartikan talent dengan “natural power to do

something well.” Dalam kamus Marriam-Webster’s, dikatakan “natural

endowments of person.” Dalam percakapan sehari-hari kita sering

mengatakan si anu berbakat di nyanyi, di bisnis, di IT dan seterusnya.

Sedangkan kepemimpinan adalah proses mempengaruhi dalam

menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk

mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan

budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi.

Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam

menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

P a g e 177 | 194

Page 178: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam

menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun

atasan pimpinan itu sendiri.

3.2 Perspektif Gaya

Para ahli yang berkecimpung dalam psikologi sosial, seperti Lewin, Lippit

dan White, dalam hubungan ini tertarik untuk menentukan gaya-gaya

kepemimpinan yang erat kaitannya dengan tingkah laku pemimpinnya

dalam hubungannya (interaksi) dengan para anggota kelompok. Dengan

melihat gaya-gaya kepemimpinan ketiga author di atas, melihat akibat dari

gaya-gaya yag berlainan tersebut terhadap iklim sosial dan produktivitas.

Ketiga gaya tersebut, sebagaimana sudah umum diketahui, adalah gaya

kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya

kepemimpinan Laissez Fraire. Berikut ini akan dipaparkan penjelasan satu

persatu dari gaya-gaya kepemimpinan yang disebutkan diatas.

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan

kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Mencerminkan

gambaran manusia yang negative, pesimis dan mengecilkan hati.

Pemimpin tipe ini mengeksploitir ketergantungan pengikutnya dengan

cara menentukan kebijaksanaan kelompok tanpa mengkonsultasikan

dahulu pada anggota kelompok. Segala pembagian tugas dan tanggung

jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para

bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan. Lebih kepada

mendikte tugas pada kelompok, menetapkan prosedur dalam

mencapainya, menguji dan mengkritik anggota secara subjektif serta

menganut sikap yang mngambil jarak dan formal. Perjalanan komunikasi

dalam kelompok pada dasarnya dilakukan melalui pemim pin; para

P a g e 178 | 194

Page 179: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

anggota tidak dianjurkan untuk berkomunikasi secara langsung satu sama

lain

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan

wewenang secara luas kepada para bawahan. Pandangan seorang

pemimpin yang demokratis terhdap orang lain lebih optimis dan positif

dibanding pemimpin otoriter. Setiap ada permasalahan selalu

mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya

kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi

tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire

Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para

bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian

masalah yang dihadapi. Pemimpin non-direktif menjauhi usaha

mendominasi kelompok dan mendorong anggota-anggota kelompok untuk

lebih bertanggung jawab. Namun, pemimpin non-direktif melakukan hal ini

dengan cara berkomunikasi dengan anggota kelompok. Bisa dikatakan,

kemana arah kelompok ini akan berjalan ditentukan oleh anggotanya,

bukan oleh pemimpinnya.

Berikut ini akan disajikan sebuah bagan yang memperlihatkan rentang

gaya kepemimpinan di atas, dengan mengetengahkan indikasi masing-

masing gaya tersebut.

Perhatian pokok dari ahli komunikasi kelompok adalah penyelidikan,

bukan dukungan, meskipin adakalanya gaya kepemimpinan atau prosedur

harus ditentukan peringkatnya sehingga suatu sikap mau tidak mau harus

diambil. Salah satu bahaya dalam mendukung suatu strategi

kepemimpinan tertentu adalah kemunkinan bahwa hal tersebut tidak akan

P a g e 179 | 194

Page 180: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

bekerja sebagaimana mestinya dalam situasi yang telah ditetapkan untuk

itu. Adanya kesadaran yang semakin berkembang tentang fakta ini

mengakibatkan terjadinya pengembangan pendekatan situasi terhadap

kepemimpinan.

3.3 Perspektif Fungsional

Pendekatan fungsional terhadap kepemimpinan menyadari kesukaran

untuk mengidentifikasi seorang anggota kelompok tertentu sebagai

pemimpin kelompok. Oleh sebab itu pendekatan fungsional membahas

masalah tersebut dengan mengalihkan perhatian dari individu yang

disebut pemimipin kea rah tingkah laku yang ditunjukkan oleh semua

anggota kelompok. Tingkah laku yang membimbing, mempengaruhi,

mengarahkan atau mengendalikan orang lain, dianggap merupakan

fungsi-fungsi kepemimpinan, dan fungsi-fungsi kepemimpinan dapat dan

seringkali dikemukakan oleh banyak anggota kelompok, jadi bukan hanya

pada mereka yang mendapat predikat sebagai “pemimpin”.

Pendekatan fungsional terhadap kepemimpinan lebih menarik perhatian

banyak ahli ilmu sosial daripada pendekatan pembawaan, karena dalam

hal tertentu, lebih empiris. Di antara berbagai hal lain, pendekatan

tersebut lebih memungkinkan para ahli ilmu sosial untuk menangani

tingkah laku dalam kelompok yang sebenarnya telah berperan dalam

mempengaruhi orang lain, terlepas dari apakah dilakukan atau tidak oleh

pemimpin yang diangkat, pendekatan tersebut juga menyajikan kepada

peneliti suatu definisi yang lebih operasional tentang kepemimpinana.

Mengingat bahwa pendekatan fungsional menuntut identifikasi dari

kegiatan-kegiatan atau tingkah laku kepemimpinan yang berpengaruh

P a g e 180 | 194

Page 181: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

dalam suatu kelompok, si peneliti diharuskan mengembangkna sistem-

sistem klasifikasi yang akan memungkinkan mereka membedakan antara

tindakan yang berpengaruh dalam suatu kelompok dengan yang tidak

berpengaruh. Sejumlah kategori tingkah laku yang pada umumnya

berpengaruh kemudian dikenal sebagai fungsi-fugsi kepemimpinan.

3.4 Perspektif Situasional

Karya Lewin dan kawan-kawannya selama ini telah menarik sejumlah

besar perhatian terhadap gaya kepemimpinan. Penelitian yang dilakukan

Preston dan Heintz, Gordon, Selvin, Likert, dan lain-lain dalam bidang ilmu

ini cenderung menegaskan suatu seneralisasi bahwa anggota-anggota

kelompok akan lebih puas dan produktif di bawah kondisi yang melibatkan

tingkah laku kepemimpinan yang lebih dekat dengan pola demokratis

daripada dengan pola otoriter atau laissez faire. Walaupun demikia, Lewin

juga telah mempengaruhi perlkembangan dari pendekatan yang selama

kurang 10 tahun terakhir memerlukan suatu penelitian dan interpretasi

ulang terhadap literature mengenai gaya kepemimpinan.

Pendekatan situasional terhadap kepemimpinan mengemukakan bahwa

efektivitas dari seperangkat cirri pembawaan dalam kepemimpinan,

maupun dari suatu gaya kepemimpinan, atau dari suatu tingkah laku atau

fungsi kepemimpinan tertentu dapat dipahami secara baik dengan cara

hati-hati meneliti konteks dari kejadian tersebut. Pendekatan situasional

tumbuh dari semakin meningkatnya kesadaran bahwa posisi

kepemimpinan dalam suatu kelompok tidak dapat diihat sebagai suatu

peranan yang homogeny, yang memotong silang berbagai situasi

kelompok yang terlepas dari factor-faktor seperti persepsi-persepsi dan

pola hubungan pemimpin dengan pengikut. Sudut pandang ini diperkuat

oleh studi-studi yang jelas-jelas mengungkapkan bahwa yang menjadi

P a g e 181 | 194

Page 182: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

pemimpin di dalam kelompok sering tergantung pada sifat dari tugas

kelompok. Selanjutnya, gaya kepemimpinan yang dipilih oleh seseorang

untuk dianutnya, sangat dipengaruhi oleh persepsinya tentang kredibilitas

bawahannya. Pilihan ini juga didukung oleh penemuan bahwa kepribadian

para anggota kelompok mempengaruhi gaya kepemimpinan yang

diinginkan para anggota kelompok maupun kepuasan anggota terhadap

pengalaman kelompok mereka.

Menurut kaum “situasionalis”, untuk memahami gejala kepemimpinan

seseorang harus memperhitungkan hubungan yang ada di antara

pemimpin atau pemimpin-pemimpin kelompok para pengikutnya, serta

situasi dimana mereka berada. Situasi sehubungan dengan ini termasuk

juga factor-faktor seperti besarnya kelompok, tugas kelompok, cara

kelompok terstruktur, norma-norma kelompok, sumber daya dari setiap

anggota kelompok serta latar belakang sejarah kelompok.

Pentingnya situasi dalam menentukan tingkah laku dan efektivitas

kepemimpinan lebih lanjut didukung oleh hasil-hasil penelitian yang

berhubungan dengan akibat-akibat terhadap produktivitas dan

pengambilan keputusaan dari berbagai jaringan atau jaringan kerja

komunikasi.

3.5 Perspektif Kontingensi

Studi kepemimpinan jenis ini memfokuskan perhatiannya pada kecocokan

antara karakteristis watak pribadi pemimpin, tingkah lakunya dan fariabel-

fariabel situasional.

P a g e 182 | 194

Page 183: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Kalau model kepemimpinan situasional berasumsi bahwa situasi yang

berbeda membutuhkan tipe kepemimpinan yang berbeda, maka model

kepemimpinan kontingensi memfokuskan perhatian yang lebih luas, yakni

pada aspek-aspek keterkaitan antara kondisi / variable situasional dengan

watak atau tingkah laku dan criteria kinerja pemimpin (Hoy and Miskel

1987).

Fiedler (1967) beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap

efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya

kepemimpinan dan sesuai situasi yang dihadapinya. Menurutnya ada tiga

factor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi dan ketiganya ini

selanjutnya mempengaruhi keefektifan pemimpin, ketiga faktor tersebut

adalah:

Hubungan antara pemimpin dan bawahan, yaitu sampai sejauh mana

pemimpin itu dipercaya dan disukai oleh bawahan untk mengikuti petunjuk

pemimpin.

Struktur tugas yaitu sampai sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi

didefinisikan secara jelas dan sampai sejauh mana tugas-tugas tersebut

dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku.

Kekuatan posisi, yaitu sampai sejauh mana kekuatan atau kekuasaan

yang dimiliki oleh pemimpin, karena posisinya diterapkan dalam

organisasi untuk menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan nilai

dari tugas-tugas mereka masing-masing. Kekuatan posisi juga

menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin menggunakan otoritasnya

P a g e 183 | 194

Page 184: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

dalam memberikan hukuman dan penghargaan, promosi dan penurunan

pangkat.

Walaupun model kepemimpinan kontingensi dianggap lebih sempurna

dibandingkan model-model sebelumnya dalam memahami aspek

kepemimpinan dalam organisasi, namun demikian model ini belum dapat

menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang kombinasi yang paling efektif

antara karakteristik pribadi, tingkah laku pemimpin dan variable

situasional.

Saat ini, gaya kepemimpinan kontingensi (situasional) sangat populer

karena lebih rasional, fleksibel dan bisa dipelajari serta diterapkan pada

hampir segala situasi. Namun, akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk

menengok kembali pada “trait” atau karakter istimewa yang harus dimiliki

oleh seseorang, misalkan kharisma.

4. Kepemimpinan dan Kredibilitas

Bagaimanapun juga figure seorang pemimpin dalam melaksanakan

kewajibannya selaku pemimpin, sangat berpengaruh terhadap

bawahannya. Pengaruh ini mencuat pada setiap anggota kelompok

dengan menempatkan kredibilitas kepemimpinan seorang pemimpin.

Banyak kajian-kajian yang menelaah mengenai kredibilitas pemimpin yang

menjadi karakteristik yang mesti dipenuhi dan dituntut oleh para

anggotanya, seperti yang diajukan oleh aristoteles sebagaimana yang

ditransfer oleh Cooper, 1932; menekankan segi etos seorang pemimpin.

Kredibilitas seorang pemimpin sangat ditentukan oleh etos yang dimiliki

pemimpin tersebut. Begitu juga dengan kejujuran (Griffin, 1968;Griffin dan

Barnes, 1976), juga menekankan segi kharisma, citra, dan prestise.

P a g e 184 | 194

Page 185: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Masing-asing istilah ini mengacu pada pengertian sikap yang biasa dari

Parson kepada orang lain yang sangat berarti pada persepsi masing-

masing anggota kelompok terhadap pemimpinnya.

Ada tiga karakteristik yang ikut menentukan seorang pemimpin mendapat

penghargaan dari anggotanya, yaitu:

Keahlian

Reabilitas dan dependenbilitas

Dinamis

Keahlian, mengacu pada intelegensi dan kekuatan yang bersifat keahlian

yang dimiliki seorang pemimpin.

Reabilitas dan depenbilitas, berhubungan dengan kehendak baik seorang

pemimpin dalam mempengaruhi anggota kelompoknya.

Dinamis, berhubungan dengan seseorang yang beraktivitas, terbuka dan

berantusias yang tinggi.

Sejalan dengan itu, suatu penelitian yang dilakukan Hovland, Jannis, dan

Kelley (1953), mereka tertarik pada penerimaan masyarakat terhadap

seseorang sebagai sumber kredibilitas. Dalam hal ini ia menemukan

kredibilitas tersebut termasuk dalam tiga pengertian, yaitu:

Kualifikasi

Rasa aman

P a g e 185 | 194

Page 186: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Dinamis

Sedangkan McCrosky (1966) mengidentifikasikan lima dimensi sikap para

audiens terhadap tukang pidato (orator), yaitu:

Kompeten

Karakter

Intense

Kepribadian

Dinamis

Dengan melihat pembahasan mengenai kredibilitas ini, dapatlah ditarik

suatu garis tegas, bahwa kredibilitas berkaitan dengan kewibawaan

seorang pemimpin. Sebagian besar hasil penelitian di bidang ini yang

mengidentifikasikasn beberapa dimensi kredibilitas dapat dijadikan

sandaran untuk penelaahan teori-teori kepemimpinan.

Seorang pemimpin yang diakui memiliki kredibiloitas tinggi dalam

kelompok tersebut akan dengan mudah mempengaruhi para anggota

kelompoknya untuk bertingkah laku guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan bersama. Dengan kredibilitas yang diakui pula seorang

pemimpin dapat menggunakan sumber kekuasaan yang tidak

menonjolkan ke”aku”annya untuk mengatur hubungan atau interaksi

dengan para anggota atau sesame anggota kelomppok.

5. Karakteristik Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Kelompok

P a g e 186 | 194

Page 187: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Efektivitas kepemimpinan berdasarkan konsekuensi tindakan pemimpin

sebagai pengikut dan komponen lainnya dalam kelompok. Berbagai jenis

hasil yang digunakan kinerja dan pertumbuhan kelompok tersebut,

kesiapannya untuk menghadapi tantangan, kepuasan pengikut terhadap

pemimpin, komitmen pengikut terhadap tujuan kelompok, kesejahteraan

dan perkembangan psikologis para pengikutnya, bertambahnya status

pemimpin dalam kelompok dan kemajuan pemimpin ke posisi wewenang

yang lebih tinggi dalam organisasi. Untuk mengukur efektivitas pemimpin

adalah seberapa jauh unit organisasi tersebut berhasil mencapai tugas

pencapaian sasarannya. Contoh ukuran kinerja yang objektif mengenai

pencapaian kinerja adalah keuntungan, margin keuntungan, peningkatan

penjualan, pangsa pasar, biaya yang bekaitan dengan anggaran

pengeluaran dan sebagainya. Sedangkan ukuran subyektifnya adalah

tingkat efektifitas yang dihasilkan oleh pemimpin tertinggi, para pekerja

atau bawahan.

Sikap para pengikut terhadap pemimpin adalah indikator umum lainnya

dari pemimpin yang efektif. Seberapa baik pemimpin memenuhi

kebutuhan pengikut? Apakah pengikut menyukai menghormati dan

menghargai pemimpinnya? Sikap pengikut biasanya diukur dengan

kuesioner atau wawancara. Perilaku pengikut juga indikator tidak

langsung dari ketidakpuasan terhadap pemimpin.

Efektivitas pemimpin biasanya diukur berdasarkan kontribusi pemimpin

pada kualitas proses kelompok yang dirasakan oleh para pengikut atau

pengamat dari luar. Apakah pemimpin mampu meningkatkan efektifitas

kohesivitas kelompok, kerjasama anggota? Apakah pemimpin dapat

memperbaiki kualitas kerja? Dan perkembangan psikologis para

pengikutnya?

P a g e 187 | 194

Page 188: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Sangat sulit untuk mengevaluasi pemimpin yang efektif karena terdapat

banyak alternatif ukuran efektifitas dan tidak jelas ukuran mana yang

paling relevan. Beberapa peneliti berusaha mengkombinasikan beberapa

ukuran menjadi satu kriteria gabungan, tapi pendekatan ini membutuhkan

penilaian subyektif tentang bagaimana memberikan bobot pada penilaian

ke setiap ukuran. Kriteria ganda biasanya menyulitkan ketika ukuran

tersebut memiliki korelasi negatif yang artinya terdapat pertukaran antar

kriteria. Dimana bila yang satu naik maka yang lainnya menurun. Namun

ada satu kriteria yang bisa kita gunakan untuk mengukur efektivitas pola

kepemimpinan seseorang, terutama dalam menciptakan suasana yang

positif psikologi dalam sebuah perusahaan, sehingga akan meningkatkan

kinerja karyawan yaitu emosi positif seorang pemimpin.

http://communicationdomain.wordpress.com/2010/12/18/pemimpin-

dan-kepemimpinan/

P a g e 188 | 194

Page 189: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

3.1.1 DPR dan DPD sebagai lembaga legislative di Indonesia yang

tergabung dalam MPR adalah Produk hasil dari Pemilihan Umum

legislative. DPR sebagai lembaga legislative yang berasal dari

daerah-daerah sebagai perwakilan rakyat yang di calonkan oleh

partai politik

3.1.2 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah lembaga legislative

yang anggotanya berasal dari utusan partai politik yang dipilih

melalui pemilihan umum legislative. Anggota DPR berjumlah 560

orang yang berasal dari partai politik. Keanggotaan anggota DPR

diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPR berdomisili

di Ibu kota negara Republik Indonesia dan memiliki masa jabatan 5

tahun dan berakhir pada saat anggota DPR baru mengucapkan

sumpah/janji.Dewan Perwakilan Rakyat memiliki susunan

kepengurusan yang diatur oleh undang-undang.

3.1.4 Anggaran pelantikan anggota DPR/DPD RI periode 2014-

2019 sungguh sangat fantastis dan jauh dari efisiensi anggaran.

Betapa tidak, acara pelantikan ini menghabiskan biaya Rp 16 miliar

lebih. Besarnya alokasi anggaran pelantikan yang begitu besar

mengundang kritik pedas dari para penggiat anti korupsi dan

pengamat politik anggaran.

5.2 Kata Penutup

P a g e 189 | 194

Page 190: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Alhamdulillah diucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Selanjutnya penulis tidak lupa

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

penulis dan menyelesaikan makalah ini. Hanya do’alah yang dapat penulis

kirimkan semoga segala pengorbanan yang diberikan mendapat balasan

pahala dari Allah SWT. Aamiin Yarobbal’alamin.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Daftar Pustaka

Sumber : Website

P a g e 190 | 194

Page 191: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2010/02/enam-cara-untuk-

meningkatkan-kualitas.html?m=1

http://humanpedia.weebly.com/komunikasi-non-verbal.html

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal

http://penakulangkahku.blogspot.com/2012/01/komunikasi-verbal-dan-

non-verbal.html?m=1

http://edwiniskan.blogspot.com/2012/11/hambatan-komu-ikasi-dan-

cara.html?m=1

http://egizulebid.wordpress.com/2012/11/30/komunikasi-verbal-dan-

nonverbal/

http://khusnia.wordpress.com/pengantar-ilmu-komunikasi/07-komunikasi-

nonverbal/

http://psychology.about.com/od/nonverbalcommunication/a/

nonverbaltypes.htm

http://www.deltabravo.net/cms/plugins/content/content.php?content.367

http://www.spring.org.uk/2011/12/what-the-eyes-reveal-10-messages-my-

pupils-are-sending-you.php

http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-tugas-fungsi-hak-

dpr.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Perwakilan_Rakyat

http://www.dpr.go.id/

http://www.dpr.go.id/id/tentang-dpr/sejarah

http://adityasani.wordpress.com/sejarah-dpr/

https://angelinasinaga.wordpress.com/tag/dpr-makalah-lln/

P a g e 191 | 194

Page 192: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

http://gendutporeper.blogspot.com/2014/05/makalah-tentang-dewan-

perwakilan-rakyat.html

http://sahabatdaniel.blogspot.com/2010/10/peranan-fungsi-serta-

hubungan-dpr-dan.html

file:///E:/Link/Kompasiana.htm

http://www.edisinews.com/berita-pelantikan-anggota-dpd-dan-dpr-terpilih-

rp16-milihttp://sinarharapan.co/news/read/140918055/kpu-tangguhkan-

pelantikan-dpr-bermasalah-span-span-span-span-ar-sudah-siahtml

http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-tugas-fungsi-hak-

dpr.html

http://news.detik.com/read/2014/10/01/091842/2706065/10/ini-5-anggota-

dpr-dan-2-anggota-dpd-yang-pelantikannya-ditangguhkan?9922022

http://politik.kompasiana.com/2014/10/01/anggota-dpr-baru-jaga-amanah-

jangan-korupsi-ya-677742.html

http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/

2014/09/140923_dpr_jelang_pelantikan

http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2113019/anggota-dpr-ini-adu-

tampil-cantik-saat-pelantikan

http://nasional.sindonews.com/read/905272/18/pelantikan-anggota-dpr-

yang-tersangkut-korupsi

http://communicationdomain.wordpress.com/2010/12/18/pemimpin-dan-

kepemimpinan/

http://news.detik.com/read/2014/10/01/091842/2706065/10/ini-5-anggota-

dpr-dan-2-anggota-dpd-yang-pelantikannya-ditangguhkan?9922022

http://thekompasiana.blogspot.com/2014/09/wow-biaya-pelantikan-dpr-ri-

16-milliar.html

P a g e 192 | 194

Page 193: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=58&cad=rja&uact=8&ved=0CFQ

QFjAHODI&url=http%3A%2F%2Fsinarharapan.co%2Fnews%2Fread

%2F140918055%2Fkpu-tangguhkan-pelantikan-dpr-bermasalah-span-

span-span-span-

&ei=JM9NVOjDOIO2mQWe04CwAg&usg=AFQjCNFeV9eBSBkDoa6zkyt

MrLcgNyx74A&bvm=bv.77880786,d.dGY

Sumber : Buku

Pengantar Ilmu Komunikasi; Prof. Deddy Mulyana, M.A.,Ph.D.

Pengantar Ilmu Komunikasi; Prof. Dr. H. Hafied Cangara,M.Sc.

Komunikasi Bisnis (edisi tiga); Djoko Purwanto, M.B.A

Komunikasi Bisnis dan Profesional; Dan B. Curtis, James J.Floyd, &

J.L.Winsor

Teori-teori Komunikasi; B. Aubrey Fisher

Psikologi Komunikasi; Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc.

Cangara, Hafied. Pengantar ilmu komunikasi. Jakrta : Rajawali pers,1998

Cangara, Hafied. Ilmu Komunikasi dalam Lintasan Sejarah dan Filsafat.

Surabaya :Karya Anda, 1996

Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. ; ilmu komunikasi suatu pengantar ; PT

Remaja Rosdakarya ; Bandung

Hogan, K., Stubbs, R. (2003). Can't get Through 8 Barriers to

Communication. Grenta, LA: Pelican Publishing Company.

P a g e 193 | 194

Page 194: Att 1415687590817 Tugas Kelompok Komkel

Cherry, K. (diakses 2012). Types of Nonverbal Communication: 8 Major

Nonverbal Behaviors.

Jaskolka, A. (2011). The Picture Book of Body Language: The only

language in which people can't lie. S.P.A.R.C. (diakses 2013). Examples

of Body Language.

PsyBlog. (15 Desember 2011). What The Eyes Reveal: 10

Hasibuan, Malayu, S.P., 1996. Manajemen Dasar, Pengertian dan

Masalah, Edisi Kedua, Jakarta: Toko Gunung Agung.

Rakhmat, Jalaluddin., 2011. Psikologi Komunikasi, cetakan

keduapuluhtujuh, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Liliweri, Alo., 1991. Komunikasi Antarpribadi, Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti

P a g e 194 | 194