atresia ani
TRANSCRIPT
TUGAS LAPORAN KASUS BEDAH ANAK
ATRESIA ANI
Oleh:
Henry Tandow G0006091
Rani Tiyas Budiyanti G0006020
Astrid Kusuma Wardhani G0007005
Cupuwatie Cahyani G0007053
Pembimbing:
dr. dr.Guntur Surya Alam, Sp.B, Sp.BA
KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2012
SOAL :
1. Kenapa pasien ini dilakukan sigmoidostomy?
2. Kapan atresia ani langsung dilakukan operasi pembuatan anus?
3. Setelah operasi colostomy, operasi berikutnya kapan? Jelaskan
4. Bagaimana penanganan pasien ini pasca colostomy?, kalau anda sebagai dokter Nicu
JAWABAN
1. Pada pasien ini, dilakukan tindakan sigmoidostomi, dengan alasan sebagai berikut :
Pasien lahir prematur dengan sectio cessarea karena ibu eklampsia dan setelah lahir,
pasien ditemukan tidak mempunyai anus. Selanjutnya, pasien diobservasi selama
kurang lebih 16-24 jam, namun pada pasien ini tidak didapatkan gejala yang
menunjukan terjadinya malformasi anorektal berupa perut kembung, muntah, dan
tidak bisa buang air besar. Oleh karena itu dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu
foto radiologis dengan posisi knee chest position. Pemeriksaan ini dilakukan segera
dan harus menunggu minimal 20 jam setelah kelahiran agar udara dapat mengisi usus
dan berkumpul didaerah paling distal. Dari pemeriksaan tersebut didapatkan jarak
ujung distal bayangan udara usus terletak 2,5 cm dari marker (kulit perineum). Sesuai
dengan algoritma penatalaksanaan malformasi anorektal pada neonatus laki-laki, jika
jarak ujung distal bayangan udara dengan kulit perineum > 1 cm maka dilakukan
colostomy (sigmoidostomy) terlebih dahulu selanjutnya jika perkembangan neonates
baik, 4-8 minggu kemudian baru dikerjakan tindakan definitive (PSARP).
Kolostomi (sigmoidostomi) ini penting dilakukan untuk mengevakuasi feses yang
masih terdapat dalam neonatus.
2. Operasi pembuatan anus dapat langsung dilakukan apabila :
Pada neonatus laki-laki :
Jika pada pemeriksaan perineum dan urine didapatkan fistel perianal (+) , bucket
handle, anal stenosis atau anal membran berarti atresia letak rendah maka dapat
dilakukan minimal PSARP tanpa kolostomi.
Apabila pemeriksaan diatas meragukan dilakukan invertrogram. Bila akhirnya
rectum < 1 cm dari kulit maka disebut dengan atresia letak rendah sehingga
dilakukan PSARP tanpa kolostomy.
Pada neonates perempuan :
Pada neonates perempuan, biasanya dengan inspeksi perineum dapat ditentukan
adanya malformasi anorektal pada 95% kasus malformasi anorektal. Prinsip
penatalaksanaan malformasi anorektal pada bayi perempuan hampir sama dengan bayi
laki-laki.
Pada bayi perempuan 90 % atresia ani akan disertai dengan fistel. Bila ditemukan
fistel perineal (+) minimal, dilakukan PSARP tanpa kolostomi.
Apabila pemeriksaan diatas meragukan, dilakukan invertrogram. Bila jarak antara
ujung distal bayangan udara pada usus < 1 cm dari kulit dilakukan anoplasty
(PSARP).
3. Setelah operasi colostomy, operasi berikutnya kapan?
Menurut algoritma penatalaksanaan malformasi anorektal pada neonatus laki-laki,
jika jarak ujung distal bayangan udara dengan kulit perineum > 1 cm maka dilakukan
colostomy (sigmoidostomy) terlebih dahulu sebagai penaganan untuk mengevakuasi
feses. Selanjutnya apabila perkembangan neonatus baik, sekitar 4-8 minggu kemudian
baru dikerjakan tindakan definitif. Saat ini teknik yang paling banyak dipakai adalah
posterosagital anorektoplasti, baik minimal, limited atau full postero sagital
anorektoplasti.
Menurut algoritma penatalaksanaan malformasi anorektal pada neonatus perempuan
jika terdapat fistel rektovaginal atau rektovestibuler dan jika tidak terdapat fistel
dilakukan dilakukan invertrogram apabila akhiran > 1 cm dari kulit dilakukan kolostomi
terlebih dahulu. Selanjutnya apabila perkembangan neonatus baik, sekitar 4-8 minggu
kemudian baru dikerjakan tindakan definitive berupa PSARP. Saat ini teknik yang paling
banyak dipakai adalah posterosagital anorektoplasti, baik minimal, limited atau full
postero sagital anorektoplasti. Khusus untuk malformasi anorektal type kloaka maka
setelah dilakukan kolostomi dan bila perlu vaginostomy maupun diversi urinaria maka
sekitar 6 bulan kemudian dapat dilakukan PSARVUP.
4. Penanganan pasca kolostomi sebagai dokter NICU:
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menangani kolostomi, antara lain;
a. Perawatan Kulit
Rabas efluen akan bervariasi sesuai dengan tipe kolostomi. Pada kolostomi
transversal, terdapat feses lunak dan berlendir yang mengiritasi kulit. Pada kolostomi
desenden atau kolostomi sigmoid, feses agak padat dan sedikit mengiritasi kulit.
Bagian kulit peristoma dilindungi dengan sering mencuci area tersebut menggunakan
sabun ringan, memberikan barrier kulit protektif di sekitar stoma, dan
mengamankannya dengan meletakan kantung drainase. Kulit dibersihkan dengan
perlahan menggunakan sabun ringan dan waslap lembab serta lembut. Adanya
kelebihan barrier kulit dibersihkan. Sabun bertindak sebagai agen abrasif ringan
untuk mengangkat residu enzim dari tetesan fekal. Selama kulit dibersihkan, kasa
dapat digunakan untuk menutupi stoma.
b. Memasang Kantung
Stoma diukur untuk menentukan ukuran kantung yang tepat. Lubang kantung
harus sekitar 0,3 cm lebih besar dari stoma. Kulit dibersihkan terlebih dahulu. Barier
kulit peristoma dipasang. Kemudian kantung dipasang dengan cara membuka kertas
perekat dan menekanya di atas stoma. Iritasi kulit ringan memerlukan tebaran bedak
stomahesive sebelum kantung dilekatkan.
c. Mengangkat Alat Drainase
Alat drainase diganti bila isinya telah mencapai sepertiga sampai seperempat
bagian sehingga berat isinya tidak menyebabkan kantung lepas dari diskus
perekatnya dan keluar isinya. Pasien diposisikan duduk atau berdiri dengan nyaman
dan dengan perlahan mendorong kulit menjauh dari permukaan piringan sambil
menarik kantung ke atas dan menjauh dari stoma. Tekanan perlahan mencegah kulit
dari trauma dan mencegah adanya isi fekal yang tercecer keluar.
d. Mengirigasi Kolostomi
Tujuan pengirigasian kolostomi adalah untuk mengosongkan kolon dari gas, mukus,
dan feses. Sehingga tidak terjadi drainase fekal. Dengan mengirigasi stoma pada
waktu yang teratur, terdapat sedikit gas dan retensi cairan pengirigasi.
Algoritma atresia ani pada neonates laki-laki
Oldham K, Colombani P, Foglia R, Skinner M. principles and Practice of Pediatric SurgeryVol.2. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2005; 1395-1434
Algoritma atresia ani pada neonates perempuan
Oldham K, Colombani P, Foglia R, Skinner M. principles and Practice of Pediatric SurgeryVol.2. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2005; 1395-1434