atasi bencana puting beliung, lkm kelapa hijau kep. seribu ... · pdf filekondisi awal jalan...

9
Atasi bencana Puting Beliung, LKM Kelapa Hijau Kep. Seribu gandeng Kemenpera: Bangunkan Warga Pulau Kelapa dari Mimpi Buruk Ratusan rumah luluh-lantak dihantam keganasan angin puting beliung, telah menghancurkan seluruh harapan hidup masyarakatnya. Bantuan yang datang hanya sebatas pangan. Pendataan korban tidak akurat. Segalanya lamban. Namun, itu tak berlangsung lama. Berkat pembelajaran PNPM, Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Kelapa Hijau menerima tantangan pemerintah untuk bermitra dengan Kementeri Perumahan Rakyat (Kemenpera) membangun kembali reruntuhan rumah yang telah menghancurkan asa mereka. Kep. Seribu, LKM-DKI. Bencana angin puting beliung yang terjadi pada Januari 2012 lalu di Pulau Kelapa menghancurkan segalanya. Keputusasaan warga bertambah manakala bantuan datang sangat terlambat dan seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan warga. Rumah yang porak-poranda dibiarkan sekian lama, hingga kepastian datang melalui program kemitraan dengan Kemenpera. Demikian ungkap Koordinator LKM Kelapa Hijau Mustar, ketika diminta menceriterakan kembali bencana yang dialami, dan asal mula kemitraan dengan Kemenpera, di Sekretariat LKM Kelapa Hijau, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, beberapa waktu lalu. Mustar menjelaskan, secara geografis wilayah Kelurahan Pulau Kelapa mempunyai luas 277.435 Ha, terbagi menjadi 5 RW dan 31 RT, dengan jumlah penduduk sebanyak 5.551 jiwa. Di antara pulau-pulau lain di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Pulau Kelapa merupakan wilayah yang paling padat jumlah penduduknya. Dengan 2 pulau yang dihuni, yakni Pulau Kelapa dan Pulau Kelapa Dua. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan dan buruh. Setelah terbagi dalam dua wilayah—jadi Pulau Kelapa dan Pulau Kelapa Dua—banyak masyarakat mendirikan permukiman di kedua pulau tersebut. Jumlah penduduk masyarakat Pulau Kelapa dan Pulau Kelapa Dua mengalami peningkatan tajam selalu menjadi permasalahan sosial di wilayah tersebut. ”Tak heran wilayah itu merasakan kerusakan terparah ketika terjadi bencana angin puting beliung di wilayah Kelurahan

Upload: hatu

Post on 22-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Atasi bencana Puting Beliung, LKM Kelapa Hijau Kep. Seribu gandeng Kemenpera:

Bangunkan Warga Pulau Kelapa dari Mimpi Buruk

Ratusan rumah luluh-lantak dihantam keganasan angin puting beliung, telah menghancurkan seluruh harapan hidup masyarakatnya. Bantuan yang datang hanya sebatas pangan. Pendataan korban tidak akurat. Segalanya lamban. Namun, itu tak berlangsung lama. Berkat pembelajaran PNPM, Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Kelapa Hijau menerima tantangan pemerintah untuk bermitra dengan Kementeri Perumahan Rakyat (Kemenpera) membangun kembali reruntuhan rumah yang telah menghancurkan asa mereka.

● Kep. Seribu, LKM-DKI.

Bencana angin puting beliung yang terjadi pada Januari 2012 lalu di Pulau Kelapa menghancurkan segalanya. Keputusasaan warga bertambah manakala bantuan datang sangat terlambat dan seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan warga. Rumah yang porak-poranda dibiarkan sekian lama, hingga kepastian datang melalui program kemitraan dengan Kemenpera. Demikian ungkap Koordinator LKM Kelapa Hijau Mustar, ketika diminta menceriterakan kembali bencana yang dialami, dan asal mula kemitraan dengan Kemenpera, di Sekretariat LKM Kelapa Hijau, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, beberapa waktu lalu.

Mustar menjelaskan, secara geografis wilayah Kelurahan Pulau Kelapa mempunyai luas 277.435 Ha, terbagi menjadi 5 RW dan 31 RT, dengan jumlah penduduk sebanyak 5.551 jiwa. Di antara pulau-pulau lain di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Pulau Kelapa merupakan wilayah yang paling padat jumlah penduduknya. Dengan 2 pulau yang dihuni, yakni

Pulau Kelapa dan Pulau Kelapa Dua. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan dan buruh.

Setelah terbagi dalam dua wilayah—jadi Pulau Kelapa dan Pulau Kelapa Dua—banyak masyarakat mendirikan permukiman di kedua pulau tersebut. Jumlah penduduk masyarakat Pulau Kelapa dan Pulau Kelapa Dua mengalami peningkatan tajam selalu menjadi permasalahan sosial di wilayah tersebut. ”Tak heran wilayah itu merasakan kerusakan terparah ketika terjadi bencana angin puting beliung di wilayah Kelurahan

Pulau Kelapa, dibandingkan wilayah Kelurahan Pulau Harapan lain yang tertimpa musibah serupa,” kata Mustar.

Berdasarkan data yang tercatat, jumlah rumah rusak akibat bencana angin puting beliung sebanyak 149 kategori rusak ringan, 106 rusak sedang, dan 25 rumah rusak berat. Kepastian data saat itu sering berubah, tapi segera berakhir ketika LKM setempat dilibatkan. Kegiatan perbaikan/pembangunan rumah korban angin puting beliung baru dilaksanakan pada Mei 2012, dengan dana bersumber dari Kemenpera.

Adapun untuk pelaksanaan kegiatan di lapangan dipercayakan kepada LKM Kelapa Hijau. Tentu saja penunjukan LKM Kelapa Hijau sebagai pelaksana kegiatan perbaikan/pembangunan rumah warga korban tidak asal tunjuk, namun sebagai bentuk keberhasilan LKM Kelapa Hijau dalam kegiatan sebelumnya.

Dari beberapa permasalahan yang saat itu muncul, salah satu yang paling menonjol adalah lambannya penanganan terhadap korban. Dari pantauan yang dilakukan, tidak sedikit korban bencana angin puting beliung harus memperbaiki kerusakan rumahnya sekadarnya saja. Malah ada juga korban yang mengungsi sementara ke rumah sanak keluarga sambil menunggu rumahnya diperbaiki. Memang, pascaterjadinya bencana angin puting beliung bala bantuan berdatangan. Namun, jenis bantuan yang diberikan lebih prioritas pada ketersediaan pangan—yang juga belum tentu sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan untuk bantuan bahan material dirasa sangat lambat dan baru tiba setelah hampir satu bulan setelah peristiwa terjadi.

Hal ini memang tidak terlepas dari proses pendataan yang dilakukan pihak kelurahan dan kecamatan, serta tak lupa keikutsertaan LKM setempat. Akurasi data menjadi hal yang ditekankan oleh pihak aparat setempat agar proses bantuan bisa tepat sasaran. ”Data-data korban yang terkena musibah angin puting beliung harus benar-benar akurat. Kita cocokkan data yang sudah terkumpul dengan data dari pihak lain,” ujar Kepala Kelurahan Pulau Kelapa, di sela rehat relawan yang sedang berkumpul di halaman kelurahan waktu itu, seperti ditirukan Mustar. Soal lain telatnya bantuan yang datang dari pusat adalah karena letak geografis yang kerap menjadi hambatan untuk mengirimkan bantuan akibat terhalang cuaca.

Pada kesempatan serupa, Mashudi, salah seorang pengurus LKM Kelapa Hijau mengatakan bahwa pada rencana awal setiap unit rumah yang rusak akan diberikan alokasi dana sebesar Rp11 juta, sama rata. Namun, atas kesepakatan bersama, jumlah bantuan yang diberikan akan disesuaikan dengan tingkat kerusakan yang dialami.

Untuk itu, dalam pelaksanaannya perbaikan rumah dikerjakan oleh tukang-tukang, yang juga anggota KSM dan TPP RW dan partisipasi warga setempat. Selain itu, dukungan warga lain yang tidak terkena bencana sangat membantu dalam kelancaran pekerjaannya. Sejak itu, warga setempat, dan umumnya warga di Kepulauan Seribu makin paham fungsi dan arti keberadaan LKM.

“Diharapkan dengan adanya kemitraan antara LKM dengan Kemenpera keberadaan LKM sebagai wadah aspirasi warga miskin benar-benar dapat terwujud,” ujar Mustar, diamini Mashudi, sambil menutup pembicaraan. © Tim Kep. Seribu; ria_esha (TA Sos).

Informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

LKM Kelapa Hijau Kelurahan Pulau Kelapa RT.07/02 Pulau Kelapa - Kep. Seribu Utara Contact Person: Bpk. Mustar (Koordinator LKM Kelapa Hijau), Telp. 081932536641

“Kami sadar, kami yakin, kami bisa!”

Sukapura yang Tak Lagi Harus Pura-pura

Saat tamu penting datang, kami tak lagi harus bergotong-royong, berpura-pura jadi lingkungan bersih. Jalan kami sekarang jadi rata, mulus dan tinggi, tidak lagi banjir kalau hujan. Karena kami sadar, kami yakin dan kami bisa bekerja sama membangun lingkungan yang direncanakan melalui program PNPM Mandiri Perkotaan di RT 007 RW 010 Kelurahan Sukapura Jakarta Utara.

● Jakut, LKM DKI.

“Alhamdulillah, berkat kebersamaan dan pembelajaran yang diperoleh dari PNPM, kini kami telah menyelesaikan sejumlah masalah yang bermula dari perbaikan jalan paving block seluas hampir 400m2 dilengkapi saluran yang ada di wilayaah kami.” Demikian ungkap Koordinator LKM Sukapura H. M. Kohar, didampingi Koordinator TPP RW 010 Markus F Moy, di sekretariat LKM beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut Kohar menjelaskan bahwa Kelurahan Sukapura terdiri dari 10 RW dan 99 RT yang terbentang diwilayah seluas 561.40 Ha dengan jumlah Penduduk + 26.253 Jiwa. Sebagai daerah industri, mayoritas penduduknya bekerja disektor riil seperti Pedagang, Karyawan, Pelayanan

Jika ditinjau dari tingkat hunian penduduk, sangat padat, tersebar di tujuh RW, sedangkan 3 RW lainnya tergolong lingkungan kompleks perumahan. Adapun wilayah RT007 RW010 merupakan wilayah dengan tingkat hunian terpadat. Kehidupan masyarakatnya di bawah rata-rata garis kemiskinan, dengan fasilitas sarana prasana umum yang masih perlu banyak perhatian. Jika musim hujan tiba, jalan yang ada akan tergenang air dan banjir, sehingga warga kesulitan melintas, karena saluran air (got) tidak memiliki tanggul. Perlu diketahui bahwa Jalan terusan Langsa RT007 RW010 merupakan akses yang sangat penting untuk warga. Selain sebagai pengguna (pejalan kaki) jalanan juga dilalui kendaraan roda empat milik warga yang berprofesi sebagai pedagang sayur kangkung. Oleh karena itu, jalan tersebut menjadi prioritas diperbaiki. Melalui rembug masyarakat, yang difasilitasi Faskel PNPM Mandiri Perkotaan, disepakati perbaikan jalan dan saluran menjadi prioritas.

Pembangunan Jalan Perkerasan Paving Block awalnya direncanakan sepanjang 396m2

dengan anggaran Dana BLM sebesar Rp27,4 juta dan swadaya masyarakat sebesar Rp16.841.000, berubah menjadi Rp17.317.000. Hal itu karena jumlah tenaga kerja lebih banyak dari perencanaan. Belum lagi swadaya yang diberikan oleh warga, antara lain,

Kondisi Awal Jalan Terusan Langsa saat Hujan Kondisi Sedang pelaksanaankegiatan Jalan Paving Block

konsumsi, bahan material dan dana tunai. ”Ini semua karena adanya rasa memiliki dan timbulnya kesadaran dan keyakinan warga bahwa kita bisa,” ujar Kohar, bangga.

Iapun mengakui keberhasilan itu berkat peran anggota LKM lain, Anggota TPP RW, Anggota KSM Ketua RT 007 dan Ketua RW 010 serta tokoh masyarakat secara bersama-sama dan berkomitmen menggali swadaya masyarakat dengan cara memberikan motivasi dan menggerakkan warga dalam gotong royong dan menggalang swadaya.

Dengan dibangunnya Jalan Rabat Beton dan Saluran Gorong-gorong di RT 03 RW 02, manfaat langsung cukup besar dirasakan

oleh 21 KK yang tidak punya masalah lagi dengan buangan air limbah rumah tangga dan sekitar minimal 600 jiwa masyarakat tidak punya masalah lagi dengan akses jalan di wilayah tersebut.

Antusiasme masyarakat terhadap pembangunan yang telah dilaksanakan melalui inisiatif KSM, TPP, LKM dan pendampingan fasilitator mendapat respon cukup besar oleh Kepala Kelurahan Sukapura. Saat pelaksanaan, Lurah Ade Himawan sempat meninjau dan memberikan pengarahan.

Adapun untuk kesinambungannya. KSM RMJ telah membentuk Tim Operasional dan Pemeliharaan (O&P) sebagai komitmen melaksanakan pemeliharaan dan perawatan fasilitas yang telah dibangun. Melalui rembug Tim O&P, pemeliharaan terhadap fasilitas yang telah dibangun dilakukan dengan sistem gotong-royong dengan pendanaan seluruhnya akan dibebankan pada swadaya masyarakat melalui iuran warga, diharapkan fasilitas yang dibangun dapat bermanfaat optimal dampai dengan 5 tahun mendatang.

Antusiasme terhadap hasil pembangunan jalan dan Saluran Drainase ditanggapi positif oleh semua pihak yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Melalui fasilitasi LKM Sukapura, TPP-RW 010, KSM R M J, RT 007, RW

Biar goe bisa main sepada dijalan

Motivasi Tokoh Masyarakat dalam rangka penggalian swadaya

010, dan dukungan masyarakat, bertekad untuk menyelesaikan sisa jalan yang belum diperbaiki dengan cara swadaya dan kemitraan channeling dengan pihak swasta maupun pemerintah. © Tim Jakut; ria_esha (TA Sos).

Informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

LKM Sukapura, Kelurahan Sukapura Jl. Tipar Cakung No 17A Kelurahan Sukapura Cilincing - Jakarta Utara

Contact Person: H. M. Kohar (Koordinator LKM Sukapura) Markus F Moy (Koordinator TPP RW 010) Rohmat (Ketua KSM RMJ) Untung. W. (Ketua RT 007) Muhamad Juri (Ketua RW 010) Bahder Maloko, Tlp 08128101720

Alamat: Jl. Ciputat Raya No. 28 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12240

Berbekal Potensi Lokal, Warga Bangun MCK Sehat-Bersih dan Ramah Lingkungan

Berbekal hasil Pemetaan Swadaya hasil bimbingan Faskel PNPM, warga RT 03 RW 08 Harapan Mulia Kemayoran jadi tahu permasalahan dan potensi yang ada di lingkungannya. Munculnya kesadaran tentang pentingnya kesehatan lingkungan, memicu keberanian dan kesepakatan menata kembali infrastruktur lingkungan dengan kekuatan diri sendiri.

● Kemayoran, LKM DKI.

Kemiskinan di Indonesia terjadi tidak hanya terjadi di perdesaan, tetapi juga di lingkungan perkotaan, yaitu dengan terpotret banyak sekali terjadi ketimpangan sosial ekonomi di lapisan masyarakat perkotaan. Di Jakarta, khususnya, masih banyak ditemukan RW-RW kumuh dan lokasi-lokasi hunian liar dan tidak didukung oleh sarana infrastruktur memadai dan layak untuk digunakan. Lingkungan seperti inilah PNPM Mandiri Perkotaan dapat membantu

masyarakat untuk tinggal di lingkungan yang layak secara kesehatan dan manusiawi.

PNPM Mandiri Perkotaan, sebagai proses pembelajaran masyarakat bertujuan agar masyarakat dapat mengenali dan menggali potensi yang mereka miliki agar menjadi suatu kekuatan dalam penanganan masalah bersama yaitu penanggulangan kemiskinan. Dengan mengedepankan potensi muatan lokal, PNPM Mandiri Perkotaan mencoba memberikan penguatan bagi muatan lokal agar bisa bangkit dan percaya diri untuk melalukan perubahan bagi lingkungan sekitar dengan berbasis nilai-nilai kejujuran.

Dengan dibantu aparat pemerintah setempat, tokoh masyarakat, dan kelompok peduli, faskel membawa misi mulia untuk menjadi Sahabat Sejati Masyarakat dalam menggali ladang emas di lingkungan mereka walau mereka tanpa sadari. Melalui kegiatan Pemetaan Swadaya, warga mulai menyadari permasalahan kesehatan lingkungan yang ada di wilayahnya, dan mulai tertantang untuk memperbaikinya. Sejumlah tantangan yang ditemui, tidak menyurutkan LKM – TPP dan KSM, mereka merasa yakin dapat menolong diri sendiri.

Dimotori Ketua RW 08 Wagiman, TPP RW 08 dan, Ketua KSM sekaligus Ketua RT 03 Setijono, Koordinator LKM Mulia Kusnindar, merasa terpanggil dan merembug-kan kepada masyarakat agar melakukan perbaikan MCK di lingkungan padat penduduk di RT 03. Permasalahan utamanya adalah septic tank yang ada sudah macet dan bocor. Tidak ada penerangan, gedungnya sudah sangat rusak, padahal pemafaatnya adalah warga tidak mampu, yang rata-rata memiliki mata pencarian pedagang makanan matang—tentunya sangat mengganggu kesehatan.

Munculnya rasa memiliki dan rasa percaya diri telah memicu Kusnindar dan Setijono. Mereka memobiliasi warganya untuk memulai perubahan yang mereka inginkan. Sebagai ketua RT, Setijono jadi andalan fasilitator dalam membangkitkan partisipasi masyarakat. Pola pembangunan semacam ini mendapat respon dari Kepala Kelurahan Harapan Mulia Suprapto. Mereka memotivasi warga lain melalui peletakkan batu pertama dan dengan seringnya ia hadir dalam tiap kegiatan.

Cara ini ternyata cukup efektif menggalang swadaya, berupa dana tunai, tenaga, material dan peralatan secara ikhlas dan sukarela, hingga keterlibatan perempuan dalam membuat dapur umum, hingga sangat membantu pelaksanaan kegiatan pembangunan MCK yang sehat dan ramah lingkungan dapat terrealisasi dengan baik.

Sumber dananya berasal dari BLM tahap III sebesar Rp19 juta, seluas 4,5m x

1,75m dengan dana swadaya Rp1.910.000, berhasil menciptakan lingkungan yang sehat, bersih dan ramah lingkungan. Kegiatan ini berhasil memuaskan masyarakatnya, karena dapat melakukan aktivitas MCK dengan baik. Dan, di musim hujan tidak lagi tercium bau menyengat dari septic tank bocor serta saluran air yang tidak tertata baik, mengakibatkan lingkungan menjadi becek.

Terkait dengan keberhasilan LKM Mulia beserta TPP RW 08 dan KSM Sari Mandiri, Senior Faskel Nursyamsiah setempat menegaskan pada warga binaannya bahwa “Bersama Kita Pasti Bisa, Segala Sesuatu Menjadi Mudah Karena Dilakukan Secara Bersama-sama”. Inilah proses pembelajaran yang besar dan diharapkan dari PNPM Mandiri Perkotaan. © Tim Jakpus; ria_esha (TA Sos)

Catatan Best Practice dipersembahkan oleh: LKM Mulia Kelurahan Harapan Mulia, Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat

Contact Person: Pak Kusnindar, HP: 081513767417 Nursyamsiah (Senior Faskel), HP: 021-94630953 Dwi Antoro (Faskel Tehnik), HP: 0815-7726041 Aria Pradana (Faskel Tehnik), HP: 021-93215759 Sastra Bouty (Faskel Ekonomi), HP: 0856-1743156 Tri Suprimawati (Faskel CD), HP: 021-93898552