asupan nutrisi

6
KECUKUPAN ASUPAN NUTRISI UNTUK PENYEMBUHAN TULANG PADA PASIEN FRAKTUR DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Elviana Katarina Situmorang*, Rosina Tarigan** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departeman Keperawatan Dasar dan Medikal Bedah  Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara Jalan Prof. Maas No.3 Kampus USU Medan 20155 Phone : 085763811132 Email: [email protected] Abstrak Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Ada beberapa tahap penyembuhan tulang fisiologis dan banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhannya, salah satunya adalah asupan nutrisi yang memadai. Nutrisi yang dimaksud yaitu vitamin A, vitamin C, vitamin D, kalsium, magnesium, dan fosfor. Namun masalah asupan nutrisi sering terabaikan karena  pasien lebih fokus pada terapi secara fisik saja. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecukupan asupan nutrisi untuk penyembuhan tulang pada pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik Medan pada tanggal 7 Maret-7 April 2012. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekskriptif eksploratif. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 34 orang. Hasil  penelitian diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (n= 22 atau 64,7%) dan mayoritas berusia 20-45 tahun (n= 19 atau 55,9 %). Terdapat dua jenis nutrisi yang cukup asupannya, yaitu vitamin A (n=21 atau 61,8%) dan fosfor (n=28 atau 82,4%), asupan nutrisi yang tidak cukup ada tiga yaitu, asupan vitamin C (n=33 atau 97,1%), vitamin D (n=31 atau 91,2%), magnesium (n=27 atau 79,4%), sedangkan asupan kalsium seimbang antara yang cukup dan tidak cukup. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi perawat sebagai educator  dan bagi peneliti sendiri untuk menambah pengetahuan. Kata Kunci : Nutrisi, penyembuhan tulang, fraktur. PENDAHULUAN Banyak faktor yang mempengaruhi  penyembuhan tulang pada pasien fraktur, ya itu : imobilisasi fragmen tulang  (tulang yang  patah di reposisi dan dipasang fiksasi interna maupun eksterna), kontak fragmen tulang maksimal (fragmen tulang yang bergeser harus benar-benar akurat dan dipertahankan dengan sempurna agar penyembuhan benar-  benar terjadi), tulang yang terkena harus mempunyai peredaran dan asupan darah yang memadai (untuk mencegah nekrotik dan atropi  jaringan disekitar tulang yang patah ), nutrisi yang baik  (mengandung gizi yang cukup untuk membentuk tulang yang kuat dan membantu kesembuhan yang optimal, dalam hal ini usia pasien dan jenis fraktur juga  berpengaruh pada waktu penyembuhan). Latihan pembebanan berat badan  (akan merangsang penyembuhan pada fraktur tulang  panjang, yang telah stabil pada ekstremitas  bawah, berbagai macam aktivitas yang akan meminimalkan terjadinya osteoporosis / reduksi massa tulang total), dan didukung hormon-hormon pertumbuhan seperti tiroid, kalsitonin, vitamin D, steroid anabolik, serta  potensial listrik  (  stimulator )  pada patahan tulang. Dalam hal ini penulis akan membahas asupan kecukupan nutrisi pasien fraktur sebagai salah satu faktor penyembuhan tulang tersebut (Brunner and Suddarth, 2002).  Zat gizi (nutritients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Status nutrisi adalah gambaran dari besarnya dan

Upload: perdana12

Post on 18-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: asupan nutrisi

7/23/2019 asupan nutrisi

http://slidepdf.com/reader/full/asupan-nutrisi 1/6

KECUKUPAN ASUPAN NUTRISI UNTUK

PENYEMBUHAN TULANG PADA PASIEN FRAKTUR

DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Elviana Katarina Situmorang*, Rosina Tarigan***Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU

**Dosen Departeman Keperawatan Dasar dan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara

Jalan Prof. Maas No.3 Kampus USU Medan 20155Phone : 085763811132

Email: [email protected]

Abstrak

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Ada beberapatahap penyembuhan tulang fisiologis dan banyak faktor yang mempengaruhi penyembuhannya, salah

satunya adalah asupan nutrisi yang memadai. Nutrisi yang dimaksud yaitu vitamin A, vitamin C,

vitamin D, kalsium, magnesium, dan fosfor. Namun masalah asupan nutrisi sering terabaikan karena

 pasien lebih fokus pada terapi secara fisik saja. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan

kecukupan asupan nutrisi untuk penyembuhan tulang pada pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik

Medan pada tanggal 7 Maret-7 April 2012. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dekskriptif eksploratif. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 34 orang. Hasil

 penelitian diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (n= 22 atau 64,7%) dan

mayoritas berusia 20-45 tahun (n= 19 atau 55,9 %). Terdapat dua jenis nutrisi yang cukup asupannya,

yaitu vitamin A (n=21 atau 61,8%) dan fosfor (n=28 atau 82,4%), asupan nutrisi yang tidak cukup ada

tiga yaitu, asupan vitamin C (n=33 atau 97,1%), vitamin D (n=31 atau 91,2%), magnesium (n=27 atau

79,4%), sedangkan asupan kalsium seimbang antara yang cukup dan tidak cukup. Hasil penelitian ini

diharapkan memberikan manfaat bagi perawat sebagaieducator 

  dan bagi peneliti sendiri untukmenambah pengetahuan.

Kata Kunci : Nutrisi, penyembuhan tulang, fraktur.

PENDAHULUAN

Banyak faktor yang mempengaruhi

 penyembuhan tulang pada pasien fraktur, yaitu

: imobilisasi fragmen tulang  (tulang yang

 patah di reposisi dan dipasang fiksasi interna

maupun eksterna), kontak fragmen tulangmaksimal (fragmen tulang yang bergeser

harus benar-benar akurat dan dipertahankandengan sempurna agar penyembuhan benar-

 benar terjadi), tulang yang terkena harus

mempunyai peredaran dan asupan darah yang

memadai (untuk mencegah nekrotik dan atropi

 jaringan disekitar tulang yang patah ), nutrisi

yang baik   (mengandung gizi yang cukupuntuk membentuk tulang yang kuat dan

membantu kesembuhan yang optimal, dalam

hal ini usia pasien dan jenis fraktur juga

 berpengaruh pada waktu penyembuhan).

Latihan pembebanan berat badan (akan

merangsang penyembuhan pada fraktur tulang

 panjang, yang telah stabil pada ekstremitas

 bawah, berbagai macam aktivitas yang akan

meminimalkan terjadinya osteoporosis /reduksi massa tulang total), dan didukung

hormon-hormon pertumbuhan seperti tiroid,kalsitonin, vitamin D, steroid anabolik, serta

 potensial listrik   ( stimulator )   pada patahan

tulang. Dalam hal ini penulis akan membahas

asupan kecukupan nutrisi pasien fraktur

sebagai salah satu faktor penyembuhan tulang

tersebut (Brunner and Suddarth, 2002). 

Zat gizi (nutritients) adalah ikatan

kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan

fungsinya, yaitu menghasilkan energi,

membangun dan memelihara jaringan, serta

mengatur proses-proses kehidupan. Status

nutrisi adalah gambaran dari besarnya dan

Page 2: asupan nutrisi

7/23/2019 asupan nutrisi

http://slidepdf.com/reader/full/asupan-nutrisi 2/6

 beragamnya bahan makanan yang dikonsumsi

/ asupan nutrisi seseorang. Pada pasien fraktur,

status nutrisi juga mempengaruhi proses

 penyembuhan tulang dan bentuk

kesempurnaan tulang. Pasien dengan status

nutrisi yang baik cenderung melewati masa penyatuan tulang yang lebih awal dan pasien

dengan gizi buruk atau malnutrisi mengalamiketerlambatan penyatuan tulang (delayed

union) dan bahkan tulang tidak menyatu (non

union. Asupan nutrisi yang baik seperti

cukupnya vitamin A, vitamin D, kalsium,

vitamin C, fosfor, magnesium, dll dapat

membantu pertumbuhan dan pembentukan

tulang yang kuat dan sempurna (Brunner and

Suddarth, 2002 ; Supariasa, 2002; Amitabh,

2007 ).

Pada survey awal yang dilakukan penulis Di RSUP HAM Medan, didapat

 prevalensi pasien fraktur pada tahun 2010

sebagai berikut : fraktur tibia 128 orang,

fraktur mandibula 103 orang, fraktur femur 99

orang, fraktur humerus 36 orang, fraktur fibula

12 orang, fraktur vertebra lumbal 6 orang,

fraktur Colles 4 orang, dan fraktur metacarpal

3 orang. Lama rawat pasien bergantung pada

 jenis, grade, dan tindakan pengobatan yang

akan dilakukan pada fraktur yang dialami.

Pasien umumnya melakukan rawat jalan

setelah selama beberapa hari, minggu atau

hampir sebulan dilakukan perawatan di rumahsakit sesuai dengan tingkat keparahanfrakturnya. Dari wawancara singkat yang

dilakukan peneliti dengan pasien, diketahui

 bahwa pasien tidak tahu jika asupan nutrisi

atau makanan dapat berpengaruh terhadap

kesembuhan, pembentukan, dan

kesempurnaan dari tulang yang patah,

sehingga mereka tidak memperhatikan asupan

makanan dan nutrisi di dalamnya dan mereka

lebih fokus pada penggunaan obat,

 penggantian balutan dan gips, serta fisioterapi

saja.

Dilatarbelakangi masalah diatas,

 penulis ingin melakukan penelitian untuk

mengetahui gambaran kecukupan asupan

nutrisi untuk penyembuhan tulang pada

 pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik

Medan.

METODE

Desain penelitian merupakan rencana

 penelitian yang disusun sedemikian rupa

sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban

terhadap pertanyaan penelitian (Setiadi, 2007).

Desain penelitian yang digunakan adalah

deskriptif eksploratif. Teknik pengambilan

sampel menggunakan sampling jenuh yaitu

seluruh populasi dijadikan sebagai sampel

 penelitian karena populasi tersebut kurang dari

100 (Arikunto, 2006 ; Sugiono, 2006). Jumlahresponden yang terlibat dalam penelitian ini

adalah 34 orang.

Setelah data dari 34 responden

terkumpul, peneliti melakukan pengolahandata atau analisa data yang dilakukan sebagai

 berikut.

Data-data makanan yang didapat

sebanyak tiga kali pengukuran akan

dikumpulkan dan dianalisis nilai-nilai

nutrisinya dengan menggunakan aplikasi

 program komputer nutrisurvey 2007, programaplikasi secara komputerisasi yang digunakan

untuk menganalisis asupan gizi seseorang

yang diadopsi oleh Universitas Indonesia,

Seameo Tropmed. Nutrisurvey 2007 yang

digunakan dalam penelitian ini secara

otomatis sudah menggunakan database versi

Indonesia yaitu terintegrasi dengan DKBM

(Daftar Komposisi Bahan Makanan ) sehingga

 peneliti dapat mengentry data-data meliputi

nama makanan/bahan makanan, jumlah

makanan, hari pengukuran, jenis kelamin, dan

umur responden. Dalam menentukan

 jumlah/kalibrasi makanan responden yangdibeli dari luar rumah sakit, peneliti

menggunakan peralatan makanan responden

(dalam bentuk ukuran rumah tangga seperti

 piring, sendok, gelas, buah, potong, dsb) danmemperkirakan jumlah/kalibrasinya secara

manual (Departemen Gizi dan Kesehatan

Masyarakat, 2008). Sedangkan untuk makanan

yang didapat dari rumah sakit sudah ada

ketentuan berat dan jumlahnya (dalam gram)

sehingga peneliti lebih mudah untuk

menetapkan kalibrasi makanan yang

dihabiskan responden.

Setelah semua data diatas lengkap

maka secara otomatis akan muncul

 perhitungan nilai analisis berbagai zat

gizi/nutrisi dari makanan tersebut dalam satu

harinya. Begitu juga untuk hari kedua dan hari

ketiga. Asupan makanan selama tiga kali

 pengukuran ini kemudian dianalisa dan dilihat

apakah sudah sesuai dengan Angka

Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG

Indonesia). Selanjutnya hasilnya akan

dikategorikan ke dalam dua bagian yaitucukup dan tidak cukup dan ditampilkan

dengan menggunakan program komputer

Page 3: asupan nutrisi

7/23/2019 asupan nutrisi

http://slidepdf.com/reader/full/asupan-nutrisi 3/6

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan

 presentasi (Instalasi Gizi Perjan RS. Dr. Cipto

Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisen

Indonesia, 2004 ; Hartono, 1999 ; ).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik

Responden 

Karakteristik Frekuensi %

Usia

16-1920-45

46-59≥60 

Jenis kelamin

PerempuanLaki-laki

Total

419

47

1222

34

11,855,9

11,820.6

35,364,7

100

Karakteristik responden yangdipaparkan meliputi usia dan jenis kelamin.

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa

 pasien fraktur yang rawat inap di Ruang B3

RSUP HAM Medan mayoritas berusia 20-45tahun (55,9 %) dan jenis kelamin laki-laki

yakni sebanyak 22 orang (64,7 %).

Tabel 2 Distribusi Frekuensi dan Persentase

Kecukupan Asupan Nutrisi.

Kecukupan

Asupan

Cukup

N %

Tidak Cukup

N %

Fosfor

Vitamin A

Vitamin C

Vitamin D

Magnesium

Kalsium

28 82,4

21 61,8

1  2,9

3 8,8

7 20,6

17 50

6 17,6

13 38,2

33 97,1

31 91,2

27 79,4

17 50

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwaasupan nutrisi melalui makanan yang cukup

ada dua jenis yaitu fosfor, sebanyak 28 orang

(82,4 %) dan asupan vitamin A, yaitu

sebanyak 21 orang (61,8 %).

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

angka tertinggi pasien fraktur di RSUP H.

Adam Malik adalah pasien yang rentang

usianya 20-45 tahun yaitu sebanyak 19 orang

(55,9%) dan jenis kelamin yang paling banyak

mengalami fraktur adalah laki-laki yaitu

sebanyak 22 orang (64,7%).

Dari analisa data diketahui bahwa dari

enam jenis nutrisi yang mempengaruhi

kesembuhan tulang pada pasien fraktur,

asupan nutrisi yang cukup di ruang rawat inap

B3 RSUP H. Adam Malik Medan adalah

vitamin A (21 orang atau 61,8%) dan fosfor

(28 orang atau 82,4 %). Vitamin A sangat

diperlukan untuk pertumbuhan sel, termasuk

 perkembangan tulang dan sel epitel yang

membentuk email dalam pertumbuhan gigi,

demikian halnya pada pasien fraktur.

Sedangkan fosfor digunakan sebagai mineral

yang memperkuat struktur tulang bersama

dengan kalsium. Dari hasil analisis peneliti

terhadap nilai gizi makanan yang disediakanrumah sakit, cukupnya asupan vitamin A

 pasien fraktur yang menjadi responden kurang

didukung oleh pihak rumah sakit. Hal ini

dapat terlihat dari nilai gizi enam vitamin

untuk penyembuhan tulang pada pasienfraktur yang tidak sesuai atau lebih rendah

dari AKG yang dianjurkan Indonesia. Jadi

kecukupan kedua asupan nutrisi ini didukung

oleh makanan yang dibeli dari luar rumah

sakit yang dikonsumsi oleh pasien. Dari

observasi peneliti, pasien kerap

mengkonsumsi buah-buahan yang dibelikan

oleh keluarganya saat menunggu waktu makantiba. Buah-buahan merupakan sumber vitamin

A yang baik untuk tulang. Demikian halnya

 juga terhadap makanan yang mengandungfosfor. Fosfor memang ada di semua makhluk

hidup, fosfor terdapat di dalam semua

makanan terutama makanan kaya protein

seperti daging, ayam, ikan, telur, susu, dan

hasilnya, kacang-kacangan dan hasilnya, serta

serealia. Karena fosfor banyak terdapat didalam makanan, jarang terjadi kekurangan

(Almatsier, 2001).

Asupan makanan pasien frakturterhadap nilai gizi yang lain, yaitu vitamin C,

Page 4: asupan nutrisi

7/23/2019 asupan nutrisi

http://slidepdf.com/reader/full/asupan-nutrisi 4/6

vitamin D, dan magnesium dikategorikan

tidak cukup. Adapun jumlah pasien yang tidak

memenuhi kecukupan gizi tersebut adalah :

untuk vitamin C sebanyak 33 orang (97,1%),

vitamin D sebanyak 31 orang (91,2%), dan

magnesium sebanyak 27 orang (79,4%).Sedangkan asupan nutrisi pasien fraktur yang

mengandung kalsium tergolong cukupsebanyak 17 orang, tidak cukup sebanyak 17

orang juga. Ini berarti terdapat persentase

yang sama terhadap pemenuhan kecukupan

dan ketidakcukupan asupan nutrisi kalsium

 pada pasien fraktur di RSUP H. Adam Malik

Medan.

Menurut hasil analisis dan eksplorasi peneliti terhadap pasien fraktur itu sendiri,

 banyak faktor yang mempengaruhi

ketidakcukupan asupan nutrisi tersebut sepertikurangnya pengetahuan pasien akan jenis dan

sumber makanan bernutrisi untuk tulang,

kurangnya pengetahuan terhadap manfaat atau

 pengaruh nutrisi-nutrisi tersebut bagi

kesembuhan tulangnya yang patah, nilai

ekonomi pasien yang cenderung menengah

kebawah sehingga nilai beli pasien juga

rendah, kurangnya motivasi dan semangat

untuk makan dengan alasan bosan pada menu

yang disajikan, dan kurangnya selera makan

 pasien akibat proses hospitalisasi tersebut

(Supariasa, 2002 ; Potter and Perry, 2005).

Asupan makanan pasien fraktur

terhadap nilai-nilai nutrisi yang dapat

membantu kesembuhan tulang yang patah

supaya tepat pada waktunya ini sangatmemerlukan peranan tenaga kesehatan baik

 perawat maupun dokter untuk memberikan

informasi dan juga motivasi kepada pasien.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukanmengenai gambaran kecukupan asupan nutrisi

 pada pasien fraktur di RSUP HAM Medan,

didapat kesimpulan bahwa pada distribusi

frekuensi responden mayoritas pasien fraktur

yang berada di ruang Rindu B3 adalah

 berjenis kelamin laki-laki (64,7%) dengan

rentang umur 20-45 tahun (55,9%).

Dari rata-rata 34 pasien fraktur yang

menjadi responden dalam penelitian ini,

asupan makanan responden yang mengandung

vitamin A dan fosfor saja yang dikategorikan

cukup, sedangkan vitamin C, vitamin D, danmagnesium dikategorikan tidak cukup

sementara asupan kalsium sebanding antara

yang cukup dan tidak cukup.

Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapatmemberikan informasi dan menjadi masukan

 bagi tenaga kesehatan di rumah sakit

khususnya perawat supaya mengetahui nilai

gizi makanan untuk kesembuhan pasien

fraktur dan tetap mengedukasi dan memotivasi

 pasien supaya memperhatikan nutrisi

makanannya, sehingga pasien tersebut sembuh

optimal tepat pada waktunya.

Hasil penelitian ini juga diharapkan

memberikan informasi kepada peneliti tentang

gambaran kecukupan asupan nutrisi untuk

 penyembuhan tulang pada pasien fraktur, dandapat dijadikan sebagai suatu masukan untuk

 penelitian berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (2001). Prinsip Dasar Ilmu

Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama.

Arikunto, Prof. Dr.. (2006). Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat.

(2008). Gizi dan Kesehatan

Masyarakat. Jakarta : Rajawali Pers

D.A. Nutr., Dr. Andri Hartono. (1999).

Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Jakarta :

EGC.

Jitendra Dwyer, Amitabh. (2007). Relation of

 Nutritional Status to Healing of

Compound Fractures of Long Bones of

the Lower Limbs.

ORTHOPEDICS.www.ORTHOSuperS

ite.com, volume 30, no.9. September,2007. www.usu.repository.ac.id. 

Diakses pada tanggal 20 Juli 2012.

Instalasi Gizi Perjan RS. Dr. Cipto

Mangunkusomo dan Asosiasi Dietisen

Indonesia. (2004). Penuntun Diet Edisi

Baru. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar

Fundamental Keperawatan Konsep,

Proses, dan Praktik Edisi 4 volume 1.

Jakarta : EGC.

Page 5: asupan nutrisi

7/23/2019 asupan nutrisi

http://slidepdf.com/reader/full/asupan-nutrisi 5/6

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset

Keperawatan. Yogyakarta : Penerbit

Graha Ilmu.

Smeltzer and Brenda. (2001). Buku Ajar

Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8Volume 3. Jakarta : EGC.

Sugiono. (2006). Metode Penelitian

Administrasi Edisi Revisi Dilengkapi

dengan Metode R&D. Jakarta :

Alfabeta.

Supariasa, dkk. (2002). Penilaian Status Gizi.

Jakarta : EGC

Page 6: asupan nutrisi

7/23/2019 asupan nutrisi

http://slidepdf.com/reader/full/asupan-nutrisi 6/6