bab i pendahuluan a. latar...

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nafsu makan merupakan keadaan yang mendorong seseorang untuk memuaskan keinginan untuk makan selain rasa lapar (Guyton dan Hall, 1990). Gangguan nafsu makan merupakan gangguan klinis yang penting namun acap kali diabaikan (Grilo dan Mitchell, 2010). Gangguan nafsu makan dapat berupa kurangnya nafsu makan yang sering menjadi masalah utama pada anak-anak (Manikam dan Perman, 2000). Anak yang mengalami gangguan nafsu makan gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal terpenuhi. Dengan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi ini, maka perkembangan anak pun menjadi terhambat (Greer et al., 2007). Selain keterkaitannya dengan kebutuhan nutrisi, nafsu makan juga erat kaitannya dengan berat badan. Kurangnya nafsu makan anak dapat mengakibatkan tidak idealnya berat badan anak. Dalam jangka panjang, gangguan nafsu makan ini juga dapat mengancam jiwa penderitanya (Greer et al., 2007). Gangguan ini sukar diatasi selain karena sukar untuk didiagnosa penyebabnya (Greer et al., 2007), juga tidak adanya obat konvensional yang berkerja langsung untuk meningkatkan nafsu makan melainkan berasal dari efek samping dari obat tersebut. Seiring dengan trend kembali ke alam, maka penggunan obat pun beralih dengan penggunaan tanaman obat tradisional. Salah satu tanaman obat yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan kurangnya

Upload: vokhanh

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nafsu makan merupakan keadaan yang mendorong seseorang untuk

memuaskan keinginan untuk makan selain rasa lapar (Guyton dan Hall, 1990).

Gangguan nafsu makan merupakan gangguan klinis yang penting namun acap kali

diabaikan (Grilo dan Mitchell, 2010). Gangguan nafsu makan dapat berupa

kurangnya nafsu makan yang sering menjadi masalah utama pada anak-anak

(Manikam dan Perman, 2000). Anak yang mengalami gangguan nafsu makan

gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi

gagal terpenuhi. Dengan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi ini, maka

perkembangan anak pun menjadi terhambat (Greer et al., 2007). Selain

keterkaitannya dengan kebutuhan nutrisi, nafsu makan juga erat kaitannya dengan

berat badan. Kurangnya nafsu makan anak dapat mengakibatkan tidak idealnya

berat badan anak. Dalam jangka panjang, gangguan nafsu makan ini juga dapat

mengancam jiwa penderitanya (Greer et al., 2007).

Gangguan ini sukar diatasi selain karena sukar untuk didiagnosa

penyebabnya (Greer et al., 2007), juga tidak adanya obat konvensional yang

berkerja langsung untuk meningkatkan nafsu makan melainkan berasal dari efek

samping dari obat tersebut. Seiring dengan trend kembali ke alam, maka

penggunan obat pun beralih dengan penggunaan tanaman obat tradisional. Salah

satu tanaman obat yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan kurangnya

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

2

nafsu makan anak adalah Curcuma xanthorrhiza atau lebih dikenal dengan nama

Temulawak (Afifah et al., 2005).

Temulawak sudah dikenal secara empiris dapat meningkatkan nafsu

makan anak. Temulawak juga merupakan salah satu komposisi dari jamu cekok

peningkat nafsu makan yang telah turun temurun digunakan (Limananti dan

Triratnawati, 2003). Kandungan temulawak yang diduga bertanggung jawab

dalam efek peningkatan nafsu makan adalah minyak atsirinya (Awalin,1996).

Efek peningkatan nafsu makan oleh minyak atsiri temulawak dimungkinkan

karena sifat koleretiknya yaitu mempercepat sekresi empedu sehingga

mempercepat pengosongan lambung serta pencernaan dan absorpsi lemak di usus

yang kemudian akan mensekresi berbagai hormon yang meregulasi peningkatan

nafsu makan (Ozaki dan Liang, 1988).

Penelitian terdahulu membuktikan bahwa Minyak atsiri temulawak dapat

meningkatkan nafsu makan tikus (Awalin,1996, Ardhiani, 2005, dan Ulfah,

2010). Namun, belum dapat ditemukan dosis efektif peningkatan nafsu makan

minyak atsiri temulawak. Metode yang digunakan pada penelitian sebelumnya

menggunakan tikus yang berada dalam kondisi normal bukan tikus yang

mengalami gangguan nafsu makan. Untuk itu diperlukan suatu penelitian untuk

mengetahui dosis optimal pemberian minyak atsiri temulawak dengan metode

yang sesuai yaitu dilakukan pada tikus yang mengalami gangguan nafsu makan.

Gangguan nafsu makan ini dapat dibuat dengan memberikan perlakuan penurunan

nafsu makan.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

3

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengaruh pemberian minyak atsiri temulawak terhadap berat

badan tikus yang ditekan nafsu makannya?

2. Bagaimanakah pengaruh pemberian minyak atsiri temulawak terhadap jumlah

konsumsi pakan dan minum oleh tikus yang ditekan nafsu makannya?

3. Berapakah dosis optimal dari pemberian minyak atsiri temulawak untuk

meningkatkan berat badan tikus yang ditekan nafsu makannya?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minyak atsiri

temulawak terhadap berat badan serta jumlah konsumsi pakan dan minum oleh

tikus yang ditekan nafsu makannya. Serta mengetahui dosis optimal permberian

minyak atsiri temulawak untuk meningkatkan berat badan tikus yang ditekan

nafsu makannya.

D. Tinjauan Pustaka

1. Gangguan Nafsu makan

Dorongan untuk makan dipengaruhi oleh rasa lapar dan nafsu makan.

Nafsu makan merupakan suatu keadaan yang mendorong seseorang untuk

memuaskan keinginan makan (Guyton dan Hall, 1990). Nafsu makan

diregulasi oleh hipotalamus terutama pada hipotalamus lateral serta nuklei

ventro medialis. Rangsangan terhadap hipotalamus lateral akan mengakibatkan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

4

meningkatnya nafsu makan sedangkan rangsangan terhadap nuklei ventro

medialis akan bereek sebaliknya (Guyton dan Hall, 1990).

Gangguan nafsu makan merupakan gangguan klinis yang penting

namun acap kali diabaikan (Grilo dan Mitchell, 2010). Masalah ini sebenarnya

merupakan hal yang sepele namun sering menjadi masalah utama pada anak-

anak (Manikam dan Perman, 2000). Menurut Waugh dan Lask (2010), 25%-

45% anak yang berkembang normal mengalami gangguan nafsu makan

sedangkan pada anak yang terlambat perkembangannya angka ini mencapai

80%.

Jika gangguan ini tidak segera diatasi maka dapat menimbulkan

masalah yang serius. Salah satu masalah yang ditimbulkan akibat kurangnya

nafsu makan adalah gagalnya pemenuhan kebutuhan nutrisi. Jika hal ini

dibiarkan berkepanjangan maka dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan

perkembangan anak. Kerja normal berbagai organ juga sangat terganggu

apabila terjadi defisiensi nutrisi (Greer et al., 2007).

Selain itu, nafsu makan erat kaitannya dengan berat badan.

Kebanyakan penderita gangguan nafsu makan juga diikuti dengan penurunan

berat badan yang cukup drastis sehingga memiliki berat badan dibawah

normal. Ketidakidealan berat badan anak ini dapat mengakibatkan berbagai

masalah. Berat badan yang mencapai dibawah 75% berat badan normal dapat

menyebabkan gangguan perkembangan anak dan osteoporosis dini. Selain itu,

sintesi protein fungsional otak juga dapat terganggu dan menyebabkan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

5

gangguan otak yang apabila kronik dapat menjadi atrofi pada otak (DeSocio,

2007).

Apabila gangguan nutrisi ini berlangsung dalam jangka waktu yang

panjang maka dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang dapat

mengancam jiwa anak-anak (Waugh dan Lask, 2010). Bahkan menurut Budd et

al. (1992) gangguan nafsu makan pada anak tidak hanya berdampak pada

kesehatan anak, namun dapat pula berpengaruh terhadap hubungan anak dan

orang tuanya.

2. Temulawak

Curcuma xanthorrhiza atau yang lebih dikenal dengan Temulawak

merupakan tanaman asli Indonesia. Di Jawa Barat temulawak lebih dikenal

dengan nama koneng gede sedangkan di Madura dengan nama temulabah

(KemenKes RI, 2010).

Gambar 1.Tanaman Temulawak Gambar 2. Rimpang Temulawak

Sumber:DepKes RI, 1993

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

6

a. Deskripsi Temulawak

Temulawak merupakan terna berbatang semu berwarna hijau atau

coklat gelap yang tingginya hanya dapat mencapai 2 m. Terdapat 2-9 helai

daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap yang berbentuk

lonjong atau lanset setiap batangnya yang dihubungkan dengan pelepah.

Daunnya lebar dan berbentuk bulat memanjang hingga lanset. Perbungaan

temulawak berupa bunga maemuk bulir bersifat lateral dengan kelopak

bunga berwarna putih berbulu dan memiliki daun pelindung berbentuk

bulat telur sungsang hingga bulat memanjang. Mahkota bunga berbentuk

tabung dengan helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna

putih dengan ujung yang berwarna merah (Kemenkes RI, 2010).

Temulawak biasa ditemukan pada daerah dengan iklim tropis.

Suhu optimum pertumbuhan temulawak sebesar 19-30oC dengan curah

hujan tahunan antara 1500-4000 mm/tahun serta dengan ketinggian tempat

sebesar 5-1500 m dpl. Tanaman ini tumbuh dengan baik pada lahan yang

terlindung sinar matahari dan dapat beradaptasi pada berbagai jenis tanah.

Jenis tanah yang optimal untuk rimpang adalah tanah yang subur, gembur

dan berdrainase baik (Kemenkes RI, 2010).

b. Klasifikasi Temulawak

Klasifikasi temulawak adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

7

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb.

(Tjitrosoepomo, 2004)

c. Kandungan Kimia

Temulawak mengandung zat warna kuning yang dinamakan

kurkumin dan desmetoksi kurkumin yang merupakan turunan dari

diferuloilmetan. Kedua senyawa ini merupakan komponen penyusun dari

kurkuminoid. Selain itu, temulawak juga mengandung pati dan minyak

atsiri. Minyak atsiri temulawak mengandung senyawa turunan monoterpen

dan seskuiterpen (Sidik et al., 1995). Senyawa yang terkandung ini antara

lain α kurkumen, germakran, ar-turmeron β-atlantanton serta d-kamfor

(KemenKes RI, 2010).

d. Manfaat Temulawak

Temulawak sejak dulu telah dikenal sebagai bahan jamu

tradisional karena memiliki banyak khasiat. Manfaatnya untuk kesehatan

telah banyak dikenal secara empiris dan turun-temurun. Satu-satunya

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

8

bagian dari tanaman ini yang dimanfaatkan adalah rimpang (Afifah et al.,

2005).

Temulawak memiliki aktivitas anti inflamasi dan dipercaya

meningkatkan kerja ginjal. Selain itu, temulawak juga dapat digunakan

sebagai anti jerawat karena memiliki aktivitas anti mikroba yang baik.

Manfaat lain dari Temulawak antara lain sebagai anti kolesterol, obat

anemia, anti oksidan serta pencegah kanker (Sidik et al., 1995).

Temulawak juga banyak digunakan secara tradisional untuk mengobati

diare, disentri, wasir, sembelit, radang lambung dan kejang (Raharjo dan

Rostiana, 2005).

e. Efek Peningkatan Nafsu Makan

Kandungan temulawak yang diduga bertanggung jawab dalam efek

peningkatan nafsu makan adalah minyak atsirinya (Awalin,1996). Hal ini

dibuktikan pada penelitian peningkatan minyak atsiri pada tikus oleh

Ardhiani (2005). Minyak atsiri temulawak memiliki sifat koleretik yaitu

mempercepat sekresi empedu sehingga mempercepat pengosongan

lambung serta pencernaan dan absorpsi lemak di usus (Ozaki dan Liang,

1988).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

9

3. Dietilpropion HCl

Gambar 3. struktur Dietilpropin HCl

Dietilpropion HCl merupakan obat yang digunakan untuk pengobatan

obesitas karena kemampuannya dalam menurunkan nafsu makan.

Diethylpropion HCl telah di setujui oleh FDA untuk dijual dipasaran dengan

resep sejak 1959. Obat ini juga digunakan sebagai obat anti deperesan. Efeknya

pada manusia serupa dengan dekstro amphetamine namun dengan level yang

lebih rendah (Miller, 2002).

a. Pemerian

Dietilpropion Hidroklorida atau N-(1-bezoil-etil)-NN-dietilammonium

klorida merupakan serbuk berwarna putih dan tidak berbau atau hampir

tidak berbau. Larut dalam air, etanol 96% dan kloroform serta sedikit larut

dalam eter. Memiliki berat molekul 241,8 dengan titik lebur 180-181o C

(USP 32 ).

b. Absorpsi, Metabolisme dan Ekskresi

Dietilpropion HCl secara cepat diabsorpsi oleh saluran

Gastrointestinal setelah pemberian oral. Obat ini mengalami metabolisme

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

10

dengan jalur biotransformasi yang kompleks yang melibatkan N-dealkilasi

dan reduksi. Metabolit yang dihasilkan kebanyakan berupa metabolit aktif

dan dimungkinankan turut berpartisipasi dalam efek terapeutik obat ini.

Dietilpropion HCl dan metabolitnya dieksresi oleh ginjal dan dikeluarkan

melalui urin 48 jam setelah pemberian (Anonim, 2007).

c. Efek Farmakologis

Dietilpropion HCl merupakan obat anti obesitas karena memiliki

efek farmakologis sebagai penurun nafsu makan. Dietilpropion HCl bekerja

langsung pada sistem saraf pusat (Klonoff et al., 2008). Dosis yang biasanya

digunakan adalah 75 – 150 mg perhari (USP 32).

Dietilpropion HCl memiliki efek stimulan yang lebih rendah

dibandingkan beberapa obat anoretik lain. Efek yang tidak diinginkan dari

obat ini relatif lebih tidak bertahan lama dibandingkan dengan obat anti

obesitas lain seperti fenfluramin (Miller, 2002). penggunaan dietilpropion

HCl dalam jangka pendek tidak merusak fungsi kerja otak sehingga

dijadikan alternatif dalam pengatasan ketergantungan kokain (Klonoff et al.,

2008).

Dietilpropion HCL terbukti dapat mengurangi nyeri pada penderita

arthritis namun tidak berpengaruh pada penyakit arthritis itu sendiri.

Kemampuannya dalam mengurangi nyeri inilah yang menyebabkan

penyalahgunaan obat ini sebagai obat untuk penghilang lelah (Miller, 2002).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

11

d. Efek Samping Dietilpropion HCl

Efek samping penggunaan dietilpropion HCl yang sering muncul

adalah pusing, mulut kering serta konstipasi. Efek samping seperti euphoria,

insomnia dan tremor jarang dijumpai pada pasien yang menggunakan obat

ini. Obat ini dapat menimbulkan masalah pada jantung jika terjadinya

overdosis. Selain itu dapat menimbulkan ketergantungan (USP 32).

4. Olanzapin

Gambar 4. struktur Olanzapine

Olanzapin pertama dikenal sebagai obat dengan merek Zyprexa® yang

diproduksi oleh Eli Lily and Co. Merupakan obat yang efektif dan umum

digunakan sebagai obat anti psikotik. Olanzapin biasanya digunakan pada

terapi penyakit schizophrenia dan bipolar disorder (Meltzer et al., 1999).

Olanzapin luas digunakan pada pengobatan penyakit ini dikarenakan efek

samping ekstra piramidalnya yang relative lebih ringan dibandingkan obat anti

psikotik lainnya (Meltzer et al., 1999). Umumnya olanzapin digunakan sebagai

obat tunggal maupun dikombinasikan dengan lithium atau valproat untuk

pengobatan bipolar akut jangka pendek.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

12

a. Pemerian

Olanzapin merupakan serbuk kristal berwarna kekuningan yang

memiliki rumus molekul C17H20N4S dengan berat molekul 312,43.

Merupakan turunan benzodiazepin dan dideskripsikan sebagai 2-methyl – 4

- (4-methyl-1-piperazinyl)- 10H-thieno[2,3-b] [1,5] benzodiazepine.

Olanzapin tidak larut dalam air, mudah larut dalam aseto nitril dan etil asetat

serta larut dalam kloroform. Titik lebur dari olanzapin berkisar 190-195oC

sedangkan titik didihnya berada pada 462.6o C (USP 32).

b. Absorpsi, Metabolisme dan Ekskresi dari Olanzapine

Olanzapin biasa digunakan melalui rute administrasi oral. Obat ini

diabsorpsi dengan baik dimana sekitar 40% diantaranya dimetabolisme

terlebih dahulu sebelum mencapai sirkulasi sistemik. Konsentrasi puncak

olanzapin dicapai sekitar 6 jam setelah pemberian peroral. Waktu paro

olanzapin berkisar 21 hingga 54 jam dan apparent plasma clearence

berkisar 12 hingga 47 L/jam dimana volume distribusinya mencapai 1000L.

93% olanzapin terikat protein plasma dengan konsentrasi 7 hingga 1100

ng/mL, utamanya terikat pada albumin dan (alpha) 1 -asam glikoprotein

(Anonim, 1997).

Jalur metabolisme utama dari Olanzapin adalah dengan Oksidasi

yang dimediasi oleh glukoronidasi dan cytochrome P450 (CYP). Pada uji

invitro juga menyebutkan bahwa CYPs 1A2 dan 2D6, serta sistem flavin-

containing monooxygenase terkait dengan oksidasi Olanzapin ini.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

13

Sedangkan oksidasi melalui CYP2D6 merupakan jalur metabolismE minor

pada in vivo (Anonim, 1997).

c. Efek Farmakologis

Olanzapin memiliki efek farmakologis sebagai anti psikotik. Obat

ini memiliki afinitas terhadap berbagai reseptor antara lain dopamine D2, 5-

hydroxytryptamine (5-HT) 2A and 2C, histamine H1, alpha-adrenergik dan

muskarinik (Bymaster et al., 1999). Olanzapin digunakan dalam terapi

penyembuhan Schizoprenia baik simptom positif maupun negatif. Efikasi

Olanzapin terhadap penyakit schizoprenia masih belum diketahui secara

pasti. Namun dugaan kuat aktifitasnya terhadap penyakit schizoprenia

terkait dengan aktifitas kombinasi antagonis dopamin dan serotonin type 2

(5HT2).

Berbagai uji klinik juga menyimpulkan bahwa olanzapine memiliki

kemampuan dalam menyeimbangkan atau menstabilkan emosi ehingga

olanzapin juga digunakan untuk pengobatan bipolar disorder. Aktivitas

antikolinergik dan antagoni reseptor 5-HT2 menyebabkan berkurangnya

efek ektrapiramidal yang umum dihasilkan oleh obat antipsikotik lainnya

(Meltzer et al., 1999).

d. Efek Samping

Meskipun memiliki efek ektrapiramidal yang lebih rendah

dibandingkan obat anti psikotik lainnya, bukan berarti olanzapin tidak

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

14

memiliki efek samping. Efek samping yang terjadi pada penggunaan

olanzapin antara lain efek samping pada kardiovaskular seperti jantung

iskemik, stroke, hiperglikemia dan diabetes militus serta bertambahnya

berat badan. Efek samping lain yang dimungkinkan namun jarang terjadi

akibat penggunaan olanzapin dalam jangka panjang adalah Neuroleptic

Malignant Syndrome (NMS) (Wirshing et al., 2002).

e. Efek Peningkatan Nafsu Makan

Peningkatan nafsu makan merupakan efek samping yang umum

terjadi dengan penggunaan olanzapin (Allison et al., 1999; Wirshing et al.,

1999). Olanzapin merupakan antagonis reseptor histamin, serotonin dan

dopamin. Aktivitas inilah yang diduga dapat menyebabkan terjadinya

peningkatan nafsu makan pada pemberian olanzapin (Malhotra, 2002).

Pada Penelitian van der Zwaal et al. (2008) menunjukan bahwa

pemberian olanzapin dapat menyebabkan hiperphagia yaitu peningkatan

intake energi dan pengurangan aktivitas lokomotor. Aktifitas ini disebabkan

oleh bloking yang terjadi pada reseptor histamin H1 pada hipotalamus yang

diaktivasi oleh AMP-activated protein kinase (AMPK) (He et al., 2013).

Peningkatan nafsu makan pada penggunaan olanzapin juga disertai dengan

meningkatnya kadar prolaktin, glukosa serta kolesterol total dalam darah

(Almandil et al., 2013).

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

15

5. Minyak atsiri

Minyak atsiri merupakan cairan terkonsentrasi, hidrofobik dan

mengandung senyawa volatil yang beraroma. Kerangka dasar minyak atsiri

berupa terpena yang terdiri dari satuan isoprena. Minyak atsiri mudah menguap

dalam suhu ruang sehingga minyak ini disebut juga dengan minyak eteris atau

minyak menguap (Gunawan dan Mulyani, 2004). Minyak atsiri juga disebut

minyak esensial karena membawa bau atau esen dari tanaman. Penguapan

minyak yang terjadi tanpa adanya dekomposisi (Ketaren, 1998).

Minyak atsiri bersifat mudah menguap, memiliki rasa getir dan berbau

khas (Ketaren, 1998). Tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak dapat

berbau tengik. Minyak atsiri umumnya memiliki indeks bias relatif tinggi dan

bersifat optis aktif. Pada umumnya tidak larut dalam air dan sangat mudah larut

dalam pelarut organik (Gunawan & Mulyani, 2004). Biosintesis minyak atsiri

terbagi dalam dua golongan. Golongan pertama merupakan turunan terpena

yang terbentuk dari asam asetat melalui jalur biosintesis asam mevalonat.

Golongan kedua berupa senyawa aromatik yang terbentuk dari biosintesis asam

sikimat melalui jalur fenil propanoid (Agusta 2000).

Terdapat lebih dari 150 tanaman yang menghasilkan minyak atsiri dari

berbagai famili (Ketaren, 1998) Dari tanaman-tanaman tersebut dihasilkan

minyak atsiri dari bagian tanaman yang berbeda-beda. Pada famili Labiatae,

minyak atsiri ditemukan pada rambut kelenjar, pada Piperaceae ditemukan

pada sel parenkim, sedangkan pada Umbelliferae ditemukan pada saluran

minyak yang disebut vittae. Adapula yang mengandung minyak atsiri pada

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

16

semua bagian tanamannya seperti pada famili Coniferae (Gathercoal dan Wirt,

1949).

Minyak atsiri banyak digunakan untuk efek terapeutiknya.

Penggunaan minyak atsiri untuk memperoleh efek terapeutiknya dapat melalui

beberapa rute administrasi. Minyak kayu putih diperoleh efek terapeutiknya

melalui inhalasi, minyak peppermint melalui oral, timol digunakan sebagai

obat kumur serta minyak lavender, rosemary dan bergamot dapat digunakan

secara transdermal. Selain digunakan untuk efek terapeutiknya, minyak atsiri

juga digunakan sebagai flavoring agent, parfum maupun sebagai bahan utama

sintesis senyawa lain (Trease dan Evans, 2002).

Setiap minyak atsiri memiliki komponen yang berbeda-beda. Variasi

komponen tersebut umumnya karena perbedaan tanaman asal, kondisi iklim

dan tanah, umur panen serta metode pengambilan minyak atsiri (Ketaren,

1998) Komponen ini merupakan senyawa yang bertanggung jawab atas

karakteristik dari minyak atsiri tersebut seperti aroma dan sifat fisikokimianya

serta efek terapeutiknya. Ada beberapa golongan minyak atsiri berdasarkan

komponen penyusunnya antara lain minyak atsiri hidrokarbon, alkohol, fenol,

eter fenol, oksida dan ester (Gathercoal dan Wirt, 1949).

Minyak atsiri dapat diperoleh melalui berbagai cara ekstraksi

tergantung dari bagian yang digunakan. Namun metode yang umum digunakan

adalah metode destilasi. Destilasi merupakan salah satu metode proses

pemisahan berdasarkan titik didih bagi senyawa yang tidak larut pada air dan

dapat terdekomposisi pada titik didihnya (Guenther, 1948) .

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

17

6. Destilasi

Destilasi atau Hidrodestilasi (Destilasi air) merupakan metode umum

untuk mendapatkan minyak atsiri. Destilasi dapat dideskripsikan sebagai

pemisahan dari dua atau lebih komponen dengan titik didih yang berbeda.

Terdapat 3 tipe destilasi yaitu destilasi air,destilasi uap dan air serta destilasi

uap (Guenther, 1948).

Pada destilasi air, bahan yang digunakan terjadi kontak langsung

dengan air, baik terendam sepenuhnya maupun mengambang. Pendidihan air

dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pemanasan langsung. Beberapa

bahan harus dilakukan metode ini untuk mendapat minyak atsiri karena uap

tidak dapat mempenetrasi secara langsung. Contoh dari bagian tanaman yang

menggunakan metode ini adalah biji almond yang telah diserbukan dan bunga

mawar. Destilasi uap dan air memiliki prinsip yang sama dengan destilasi air,

hanya saja pada destilasi uap dan air, bahan yang akan didestilasi dengan air

tidak boleh terjadi adanya kontak. Sedangkan pada destilasi uap, tidak

digunakan air, namun digunakan uap secara langsung (Guenther, 1948).

Terdapat tiga mekanisme yang terjadi bersamaan dengan berjalannya

detilasi yaitu difusi, hidrolisis dan dekomposisi. Difusi minyak atsiri dan air

panas atau uap melalui membran disebut hidrodifusi. Difusi terjadi hingga

terjadi ekuilibrium atau keseimbangan dalam sistem. Efek hidrolisis terjadi

berupa reaksi kimia antara air dengan konstituen tertentu dari minyak atsiri,

sehingga senyawa-senyawa seperti ester yang terkandung dalam minyak atsiri

cenderung berubah menjadi bentuk asam dan alkohol pembentuknya.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

18

Sedangkan efek dekomposisi terjadi akibat pengaruh panas yang digunakan

pada proses destilasi dimana kebanyakan komposisi penyusun minyak atsiri

merupakan senyawa yang tidak stabil pada pemanasan.

7. Kromatografi

Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan yang diketengahkan oleh

Tswett pada tahun 1903. Pada dasarnya semua teknik kromatografi memiliki

prinsip yang sama yaitu menggunakan dua fase yang dikenal sebagai fase

gerak dan fase diam. Penggolongan kromatografi secara primer dilakukan

berdasarkan sifat fisik dari fase gerak yaitu Kromatografi Gas (KG) dan

Kromatografi Cair (KC) (Scott, 2003). Penggolongan lain dapat dilakukan

berdasarkan sifat fase diam yaitu zat padat atau zat cair. Jika fase diam berupa

zat cair maka disebut kromatografi partisi sedangkan jika fase diam berupa zat

padat maka disebut kromatografi serapan. Dengan adanya bermacam-macam

fase gerak dan fase diam, maka kromatografi dibagi menjadi 4 sistem yaitu

kromatografi gas-cair, gas-padat, cair-cair,dan cair-padat (Sastroamidjojo,

1991).

a. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis atau Thin Layer Chromatography

merupakan salah satu jenis kromatografi absorpsi. Kromatografi ini

menggunakan fase diam berupa padatan dan fase gerak berupa cairan.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

19

KLT mulai dikenalkan pada tahun 1938, namun baru pada tahun 1958 oleh

Stahl prinsip dari KLT menjadi jelas (Sastroamidjojo, 1991).

KLT merupakan metode pemisahan yang mudah dan murah

dibandingkan metode pemisahan lainnya. Waktu yang diperlukan untuk

analisis juga relatif singkat serta dapat dilakukan beberapa analisis dalam

satu waktu (Scott, 2003). KLT dapat digunakan baik untuk analisis

kualitatif maupun kuantitatif jika dikombinasikan dengan densitometer

(Sastroamidjojo, 1991). KLT dapat digunakan untuk mengetahui jumlah

senyawa pada zat uji, sebagai identifikasi atau fingerprint maupun untuk

mengetahui kemurnian dari senyawa. Campuran yang akan dipisahkan

berupa larutan, ditotolkan berupa pita atau bercak (Stahl, 1985).

KLT menghasilkan elusi berupa bercak-bercak yang terpisah

berdasarkan Rf (Retardation factor) dan warna yang merupakan dasar dari

identifikasi senyawa yang dipisahkan. Harga Rf menunjukkan jarak

pengembangan senyawa pada kromatogram. Rf bernilai antara 0,0 sampai

1,0 dan sering dikonversi menjadi hRf yaitu 100 x Rf (Sastrohamidjojo,

2002). Deteksi kuantitatif dapat dilakukan dengan densitometer yang

dilengkapi dengan spektrofotometer yang panjang gelombangnya dapat

diatur antara 200 nm sampai 700 nm (Stahl, 1985).

b. Kromatografi Gas

Kromatografi gas pertama kali dikenalkan oleh James dan Martin

pada tahun 1952. Dasar pemisahan kromatografi gas adalah dengan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

20

penyebaran cuplikan antara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak.

Kromatografi gas merupakan salah satu cara untuk memisahkan senyawa

volatile dengan titik didih yang berdekatan. Fase diam pada kromatografi

gas dapat berupa fase diam padat (Kromatografi Gas Padat), yang

lazimnya digunakan silika gel, maupun fase diam cair (Kromatografi Gas

Cair). Pada KGC, terdapat banyak macam fase gerak yang dapat

digunakan sehingga kromatografi ini bersifat selektif dan serba guna. Pada

KG diperlukan suatu detektor. Detektor pada GC bermacam-macam salah

satunya adalah MS atau Mass Spectroscopy. Spektroskopi massa

merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan berat molekul

dengan mencari perbandingan massa terhadap muatan dari ion muatan

yang diketahui (Sastrohamidjojo, 1991).

Gambar 5. Skema Kromatografi Gas (Scott, 2003)

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/65130/potongan/S1-2013... · gagal dalam pemenuhan asupan makan dan minum sehingga kebutuhan nutrisi gagal

21

E. Landasan Teori

Minyak atsiri merupakan salah satu komponen dari rimpang temulawak

yang dapat meningkatkan nafsu makan (Awalin, 1996). Minyak atsiri temulawak

memiliki sifat koleretik yang mempercepat sekresi empedu sehingga

mempercepat pengosongan lambung serta pencernaan dan absorpsi lemak di usus

yang kemudian akan mensekresi berbagai hormon yang meregulasi peningkatan

nafsu makan (Ozaki dan Liang, 1988).

F. Hipotesis

Pemberian minyak atsiri temulawak berpengaruh terhadap nafsu makan

tikus yang ditekan nafsu makannya dengan parameter perubahan berat badan tikus

yang diukur setiap minggu, serta konsumsi makan dan minum setiap harinya

dibandingkan dengan kontrol negatif yaitu dietilpropion HCl sebagai penekan

nafsu makan.