asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan …elib.stikesmuhgombong.ac.id/251/1/yuliyanasari nim....
TRANSCRIPT
i
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS
DAN LATIHAN PADA KELUARGA NY.T DENGAN
DIABETES MELLITUS DI DESA KEMUKUS
KECAMATAN GOMBONG
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif
Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh :
Yuliyanasari
A01301840
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
2016
ii
iii
iv
Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTI, Agustus 2016
Yuliyanasari1,
Rina Saraswati2, S. Kep, Ns, M. Kep
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS
DAN LATIHAN PADA KELUARGA NY.T DENGAN
DIABETES MELLITUS DI DESA KEMUKUS
KECAMATAN GOMBONG
Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) adalah penyakit seumur hidup dimana
badan tidak bisa menggunakan insulin dengan baik, masalah yang dapat
ditimbulkan akibat DM adalah ulkus kaki. Salah satu pencegahan komplikasi DM
adalah melakukan senam kaki diabetik.
Tujuan Penulisan: Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada
klien dengan kebutuhan aktivitas dan latihan .
Asuhan Keperawatan: Hasil pengkajian didapatkan data TD :100/70mmHg, N:
80x/m RR: 21x/m S:36˚, tangan dan kaki sering kesemutan dan kaku diagnosa
yang muncul gaya hidup kurang gerak, tindakan keperawatan yang dilakukan
yaitu mengkaji tentang latihan fisik dan pengalaman latihan sebelumnya,
melakukan penyuluhan senam kaki diabetik, mendemonstrasikan gerakan senam,
memotivasi klien melanjutkan program latihan, melakukan evaluasi tentang
latihan yang dilakukan, memberikan pujian untuk klien setelah melakukan latihan.
Evaluasi tindakan yaitu klien mengatakan mengerti tentang senam kaki, manfaat
dan gerakan, klien tampak mengikuti senam dengan baik sehingga masalah gaya
hidup kurang gerak teratasi.
Kesimpulan: Senam kaki diabetik dapat memberikan peningkatan aktivitas dan
latihan pada pasien DM.
Kata Kunci : asuhan keperawatan,diabetes melitus, senam kaki
v
Diploma III Of Nursing Program
Muhammadiyah Health Science Institute Of Gombong
Nursing Care Report, August 2016
Yuliyanasari1,
Rina Saraswati2, S. Kep, Ns, M. Kep
ABSTRACT
NURSING CARE OF FULFILLING ACTIVITY AND EXERCISE NEED
TO THE FAMILY OF Mrs. T WITH DIABETES MELLITUS, IN
KEMUKUSVILLAGE, GOMBONGDISTRICT
Background: Diabetes mellitus (DM) is a lifelong disease in which the body can
not use insulin properly. Foot ulcersis a problem caused by DM. Diabetic foot
gymnasticis one of the preventions of DM complications.
Objective: To describe nursing care of fulfilling activity and exercise need to the
family of Mrs. T with DM, in Kemukus Village, Gombong District.
Nursing care: The results of the assessment data obtained blood pressure (BP):
100/70 mmHg, pulse: 80 bpm, respiration rate (RR): 21tpm, temperature: 36˚C,
numband stiffhands and feet. Nursing diagnosis was sedentary lifestyle.
Interventions and implementations were examining physical exercise and the
experience of the previous exercise, giving gymnastics counseling diabetic foot,
demonstrating gymnastic movements, motivating client to continue the exercise
program, an evaluating the exercise performed, giving reinforcement to the client
after exercise. The evaluation showed that the client understood about
legs’gymnastics, the benefits and its movement. The client followed exercisevery
well therefore the sedentary lifestyle problem has been resolved.
Conclusion: Diabetic foot gymnastics may provide increased activity and
exercise of DM client.
Keywords: nursing care, diabetes mellitus, leg gymnastics
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan
Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Dan Latihan Pada Keluarga Ny.T Dengan
Diabetes Mellitus Di Desa Kemukus Kecamatan Gombong sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan di STIKES
Muhammadiyah Gombong.
Penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tulus dan
penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus
penulis haturkan kepada :
1. M. Madkhan Anis, S. Kep. Ns selaku Ketua STIKES Muhammadiyah
Gombong, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
mengikuti pendidikan keperawatan.
2. Sawiji, S. Kep. Ns, M. Sc selaku Ketua Prodi DIII keperawatan
STIKES Muhammadiyah Gombong yang telah susah payah mendidik
penulis.
3. Rina Saraswati, S. Kep, Ns, M. Kep selaku pembimbing langsung
dalam penulisan karya tulis komprehensif yang telah banyak
memberikan support dan bimbingan pada penulis.
4. Segenap karyawan Puskesmas Gombong II yang telah memberikan
bimbingan langsung dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
5. Tim Penguji Komprehensif yang telah memberikan saran dan arahan.
6. Segenap dosen dan staf karyawan STIKES Muhammadiyah Gombong
yang telah berkenan memberikan bimbingan dan arahan materi selama
penulis menempuh pendidikan.
7. Kedua orang tuaku ayah dan ibuku (Wasohir dan Katirah) yang telah
dengan sabarnya membesarkan saya dari kecil sampai sebesar ini, yang
vii
rela bekerja keras serta membanting tulang untuk menyekolahkan ku
sampai sejauh ini, keberhasilan dan perjuangan yang telah dicapai
sampai saat ini tentu tidak lepas dari cinta, kasih sayang, dukungan dan
do’a serta bimbingan dari mereka.
8. Adiku Akhmad Rokhibin yang selama ini telah memberikan dorongan
dan semangat selama menempuh pendidikan serta membantu
menghilangkan kejenuhan selama dirumah.
9. Teman yang paling dekat denganku Burhan yang selalu memberi
semangat dan dorongan sehingga saya selalu semangat untuk
menjalani hidup ini untuk meraih kesuksesan.
10. Sahabatku Tri Imroah Fatonah ,Dwi Iswanti , Yuyun Tity Wahyuni
Siti Hardiyanti, yang telah membantu memberikan dorongan dan
motivasi serta membantu penulis dalam pengumpulan materi dan
menerjemahkanya.
11. Teman-teman seperjuangan (Yuyun, Dwi, Yusuf, Yudi, Sofi dan
Karima) dan sahabatku yang telah memberikan saran dan bantuannya
sehigga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga Alloh SWT selalu berkenan memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada kita semua, amin
Gombong, 22 Juni 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................ 5
C. Manfaat Penulisan ...................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dan Latihan .... 7
B.Senam Kaki Diabetik ................................................................... 9
BAB III RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian .................................................................................. 12
B. Analisa Data ............................................................................... 16
C. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi ....................................... 17
BAB IV PEMBAHASAN
A. Asuhan Keperawatan ............................................................... 23
1. Gaya Hidup Kurang Gerak.................................................. 23
2. Hambatan Pemeliharaan Rumah ......................................... 27
B. Pembahasan ............................................................................... 31
C. Analisa Inovasi Tindakan Keperawatan.................................... 32
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 36
B. Saran ........................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tingginya kemajuan ekonomi yang terus berkembang dan meningkat,
merubah juga perilaku dan pola hidup yang dijalani masyarakat. Salah satu
fenomena yang terjadi dengan kemajuan masyarakat adalah terjadinya
penyakit diabetes mellitus (DM) (Ahira, 2011). Kebutuhan aktivitas dan
latihan pada pasien DM sangat penting untuk dapat meningkatkan derajat
kesehatan seseorang khususnya penderita DM. Aktivitas dan latihan yang
dapat dilakukan oleh pasien DM yaitu seperti senam pagi, lari-lari kecil, jalan
sehat dll sesuai kemampuan yang dimiliki klien.
Kebutuhan aktivitas dan latihan adalah salah satu bentuk latihan fisik
pada seseorang termasuk makan/minum, mandi, toileting, mobilisasi tempat
tidur, berpindah dan ambulasi untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan (Aziz, 2006). Kategori tingkat
kemampuan aktivitas dan latihan adalah sebagai berikut : tingkat 0 adalah
mampu merawat sendiri secara penuh, tingkat 1 adalah memerlukan
penggunaan alat, tingkat 2 adalah memerlukan bantuan atau pengawasan
orang lain, tingkat 3 adalah memerlukan bantuan, pengawasan orang lain dan
perawatan, tingkat 4 adalah sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
berpartisipasi dalam perawatan (Aziz, 2006).
Latihan merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkan
untuk menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh (Tarwoto dan
Martonah, 2007). Derajat kekuatan otot adalah sebagai berikut : skala 0 adalah
paralisis sempurna, skala 1 adalah tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat
dipalpasi atau dilihat, skala 2 gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan
topangan, skala 3 gerakan yang normal melawan gravitasi, skala 4 adalah
gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal,
2
skala 5 adalah kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan
gravitasi dan tahanan penuh (Tarwoto dan Martonah, 2007).
DM adalah penyakit seumur hidup dimana badan seseorang tidak
memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang
diproduksi dengan baik (Johnson, 2013). Tanda awal yang dapat diketahui
bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung
dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula
dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urin)
penderita DM banyak mengandung glukosa (Utama, 2010).
International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa
sebanyak 183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM.
Sebesar 80% orang dengan DM tinggal di negara berpenghasilan rendah
dan menengah (IDF, 2013). Berdasarkan perolehan data IDF tingkat
prevalensi global penderita DM pada tahun 2012 sebesar (8,4%) dari populasi
penduduk dunia, dan mengalami peningkatan menjadi 382 kasus pada tahun
2013. IDF memperkirakan pada tahun 2035 jumlah insiden DM akan
mengalami peningkatan menjadi 55% (592 juta) di antara usia penderita DM
40-59 tahun (IDF, 2013).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia jumlah
penduduk Indonesia dengan prevalensi DM tipe II di daerah urban
sebesar 14,7% dan daerah ural 7,2% dan diperkirakan pada tahun 2030
jumlah penduduk dengan asumsi prevalensi DM tipe II mencapai 12 juta
diabetesi. Sedangkan untuk di daerah Jawa Tengah pada tahun 2011,
prevalensi penyakit DM tipe II mengalami peningkatan sebesar 9,7% dengan
prevalensi tertinggi di kota Semarang (Depkes, 2015).
Prevalensi DM yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DIY
(2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan
Timur (2,3%). Prevalensi DM yang terdiagnosis dokter atau gejala, tertinggi
terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan
(3,4%) dan Nusa Tenggara Timur (3,3%) (Riskesdas, 2013).
3
Prevalensi DM tergantung insulin di Provinsi Jawa Tengah pada
tahun 2013 sebesar (0,06%) lebih rendah dibanding tahun 2012 (0,09%).
Prevalensi tertinggi adalah Kabupaten Semarang sebesar (0,66%).
Sedangkan prevalensi kasus DM tidak tergantung insulin lebih dikenal dengan
DM tipe II, mengalami penurunan dari (0,63%) menjadi (0,55%) pada
tahun 2013. Prevalensi tertinggi adalah Kota Magelang sebesar (7,93%)
(Dinkes Provinsi Jateng, 2013 ).
Angka kejadian DM di Kabupaten Kebumen pada tahun 2015
menempati urutan kedua setelah hiperetensi yaitu dengan prevalensi hipertensi
(8.131 kasus), diabetes melitus (2.216 kasus ). Berbagai faktor resiko penyakit
tidak menular antara lain adalah merokok dan keterpaparan terhadap asap
rokok, minuman beralkohol, diet/pola makan, gaya hidup, kegemukan, obat-
obatan dan riwayat keluarga atau keturunan (Dinkes Kebumen, 2015).
Pencegahan perlu dilakukan oleh penderita supaya tidak terjadi
komplikasi dan kematian. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh penderita
DM dengan mengontrol kadar gula darah tetap stabil dan tidak melebihi
batas normal (Sugiarto, 2010). Pengontrolan gula darah merupakan cara yang
paling efektif dilakukan oleh penderita DM karena penyakit DM tidak akan
pernah sembuh dari penyakitnya. DM merupakan penyakit yang dibawa
seumur hidup dan kadar gula darah dapat terkontrol tergantung pada
penderita itu sendiri (Tandra, 2007).
Pencegahan yang efektif untuk menghindari terjadinya komplikasi pada
DM menurut Johnson (2013) adalah kendalikan tekanan darah dalam batas
normal (tekanan darah harus lebih rendah dari 140/90), hindari merokok,
kendalikan berat badan, hindari makanan yang mengandung lemak dan
kolesterol yang tinggi, harus lebih banyak makan buah-buahan dan sayuran
dan kurangi makanan yang sudah diproses halus, kendalikan kadar gula darah
dengan cermat, olahraga secara teratur sedikitnya setengah jam perhari.
Setiap orang dapat menderita DM baik usia tua maupun usia muda.
Tingginya kadar glukosa darah secara terus menerus atau berkepanjangan
dapat menyebabkan komplikasi diabetes. Komplikasi yang dapat ditimbulkan
4
akibat penyakit DM ada 2 yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik.
Komplikasi akut merupakan komplikasi yang muncul secara mendadak.
Keadaan ini bisa berbahaya jika tidak segera ditangani dan komplikasi akut
masih menjadi masalah utama karena angka kematiannya masih tinggi.
Komplikasi kronik merupakan komplikasi yang muncul secara bertahap dapat
berupa komplikasi makrovaskular seperti penyakit jantung koroner, pembuluh
darah otak, dan mikrovaskular seperti penyakit retinopati, nefropati, neuropati
(Sukarmin dan Riyadi, 2008).
Penderita DM yang harus menjalani amputasi di Indonesia pada tahun
2003 jumlahnya sekitar 25% dari seluruh pasien yang dirawat karena kakinya
bermasalah. Amputasi tidak perlu terjadi apabila penderita DM mempunyai
pengetahuan dan cara yang baik untuk menjaga dan merawat kakinya secara
rutin. Perawatan kaki yang baik dapat mencegah kejadian amputasi sekitar ½
sampai ¾ (Maulana, 2009).
Salah satu perawatan kaki yang dapat dilakukan oleh penderita DM
adalah melakukan senam kaki diabetes secara rutin dan benar. Senam kaki
diabetes dapat membantu sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil kaki
dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Senam kaki diabetes juga
digunakan sebagai latihan kaki. Latihan kaki juga dipercaya untuk
mengelola pasien yang mengalami DM, pasien DM setelah latihan kaki
merasa nyaman, mengurangi nyeri, mengurangi kerusakan saraf, mengontrol
gula darah dan meningkatkan sirkulasi darah pada kaki (Taylor, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati dan
Setyorogo (2013) menunjukkan bahwa umur, riwayat keluarga, aktfivitas
fisik, tekanan darah, stres dan kadar kolestrol berhubungan dengan kejaidan
DM Tipe 2. Variabel yang sangat memiliki hubungan dengan kejadian DM
Tipe 2 adalah Indekx Massa Tubuh (p 0,006 OR 0,14; 95% CI 0,037-0,524).
Orang yang memiliki obesitas lebih berisiko 7,14 kali untuk menderita DM
Tipe 2 dibandingkan dengan orang yang tidak obesitas. Berdasarkan hasil
penelitian ini disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan
5
kejadian DM tipe 2 adalah variabel umur, riwayat DM, aktifitas fisik, Indeks
Massa Tubuh, tekanan darah, stress dan kadar kolesterol.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin menyusun masalah
pada pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan, sehingga Karya Tulis Ilmiah
ini diberi judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Dan
Latihan Pada Keluarga Ny.T Dengan Diabetes Mellitus Di Desa Kemukus
Kecamatan Gombong”.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini untuk menjelaskan
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas
dan Latihan pada pasien DM Di Desa Kemukus Kecamatan Gombong.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
a. Mampu memaparkan hasil dari pengkajian pada klien dengan masalah
gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
b. Mampu memaparkan hasil dari analisa data pada klien dengan masalah
gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
c. Mampu memaparkan diagnosa keperawatan pada klien dengan
masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
d. Mampu memaparkan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan
masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
e. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan
masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
f. Mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah diberikan
pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan aktivitas dan latihan.
g. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan dan tindakan yang telah
dilakukan pada klien dengan masalah gangguan pemenuhan aktivitas
dan latihan.
6
C. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Keilmuan
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi kajian dan acuan
serta bahan bacaan dalam studi literatur dalam konteks karya tulis ilmiah
untuk mengatasi masalah DM.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi pasien dan keluarga
Dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan serta wawasan
kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya melakukan aktivitas
dan latihan pada pasien DM.
b. Bagi Rumah sakit
Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
terhadap pasien DM dengan melakukan aktivitas dan latihan.
c. Bagi institusi pendidikan
Karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan
dan strategi bagi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada pasien dengan masalah kebutuhan aktivitas dan latihan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, A. (2011). Pola Makan Sehat Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta: EGC.
Aziz, A. (2006). Pengantar KDM Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatn Keluarga. Jogjakarta: Mitra Cendikia.
Asmadi. (2008). Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Prevalensi penyakit diabetes
melitus di Provinsi Jawa Tengah.dalam http://www.depkes.go.id.
DINKES Jateng. (2013). Provil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah.
Semarang.dalam www.dinkesjatengprov.go.id.
DINKES Kebumen. (2015). Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen. Kebumen.
dalam www.kesehatan.kebuemnkab.go.id.
Dochterman, J. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC) Fifth Edition.
Mosby: An Affiliate Of Elsevier.
Hermand, T. (2015). Nanda Internasional Inc.Diagnosis Keperawatan: Definisi
Dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Ilyas, E.I,. (2007). Olahraga bagi diabetesi. Jakarta: FKUI.
International Diabetes Federation. 2013. One Adult In Ten Will Have Diabetes
By2030.http://www.idf.org/mediaevents/press-releases/2013/diabetes-atlas
8th-edition.diunduh pada 22 Juni 2016.
Irianto, DP. (2007). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Johnson, M. (2013). Diabetes: Terapi dan Pencegahannya. Bandung: Indonesia
Publising House.
Krustrup P, et all., (2008). Recreational Soccer is an Effective Health-
Promoting Activity for Untrained Men. Br J Sports Med, 1, 825—831.
Maulana, M. (2009). Mengenal Diabetes Melitus. Jogjakarta: KATAHATI.
Misnadiarly. (2006). Diabetes Mellitus Gangren Ulcer dan Infeksi (Mengenali
Gejala Menanggulangi Mencegah Komplikasi). Jakarta: Pustaka Populer
Obor.
Moorhead, S. et all., (2012). Nursing Outcomest Classification (NOC) Fifth
Edition. Mosby: Elsevier.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta: PT
RINEKA CIPTA.
Putri, Widodo & Shobirun. (2007). Pengaruh Senam Kaki Diabetik Terhadap
Intensitas Nyeri Neuropati Diabetik Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe
2. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Diakses pada hari Jumat 1 Juli 2016.
RIKESDAS. (2013). Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS 2013. Badan Penelitian
dan Perkembangan Kesehatan RI tahun. 2013.
Riyadi dan Sukarmin. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Eksokrin Dan Endokrin Pada Fangkreas. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Ronnemaa, Hamalainen, Toikka & Liukkonen. (2007). Evaluation of The Impact
of Podiatrist Care in the Primary Prevention of Foot Problem in Diabetic
Subjects. Diabetic Care, Volume 20, Number 12. Diakses pada hari Jumat
1 Juli 2016.
Santoso, M. (2006). Senam Diabetes Seri 3. Jakarta: Yayasan Diabetes Indonesia.
Setyowati. (2008). Asuhan Keperawat Keluarga. Jogjakarta: Mitra Cendik.
Soegondo, S. (2007). Farmakologi Pada Pengendalian Glikemia Diabetes
Mellitus Tipe 2. Jakarta: Pusat Penerbit Departemen Penyakit Dalam
FKUI.
Soewondo, dkk., (2010). The Diabcare Asia 2008 Study – Outcomes on Control
and Complications of type 2 Diabetic Patients in Indonesia. Vol. 19, No.4,
November 2010. Diakses pada hari Jumat 1 Juli 2016.
Sugiarto, E. (2010). Diabetes Mellitus: Memahami, Mencegah dan Merawat
Penderita Penyakit Gula. Bantul: Kreasi Wacana.
Sumosardjuno. (2006). Manfaat Dan Macam Olahraga Bagi Penderita Diabetes
Melitus. Bandung : Alfabeta.
Sunaryo & Sudiro. (2014). Pengaruh Senam Diabetik Terhadap Penurunan Resiko
Ulkus Kaki Diabetik Pada Pasien DM Tipe 2 Di Perkumpulan Diabetik.
Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014, hlm 99-105.
Diakses pada hari Sabtu 2 Juli 2016.
Supriyadi, Kusyati & Sulistyawati. (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Dengan Metode Demonstrasi Terhadap Kemampuan Merawat Kaki Pada
Penderita Diabetes Melitus. Jurnal Management Keperawatan, Volume 1,
No.1, Mei 2013; 39-47. Diakses pada hari Sabtu 2 Juli 2016.
Suryanto. (2008). Peran Olahraga Senam Diabetes Indonesia Bagi Penderita
Diabetes Mellitus.Jakarta: FKUI.
Tandra, H. (2007). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang
Diabetes. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Tarwoto & Martonah. (2007). Kebutuhan Dasar & Proses Keperawatan Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika.
Taylor, R. B. (2010). Managing Diabetes With Exercise 6 Tips for Nerve Pain.
Retrieved Juny 22, 2016, fromhttp://www.webmd.com/diabetes/features/6-
exercise-tips
Trisnawati & Setyorogo. (2013). Faktor Resiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II
Di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal
Ilmiah Kesehatan , 5(1): Januari 2013. Diakses pada hari Jumat 1 Juli
2016.
Utama, Hendra. (2007). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: FK
UI.
WHO. (2010). Diabetes. Diakses tanggal 14 Juli 2016 pukul 14.15 WIB. Dari
: http://www.who.int/facts/world/en/index5.html.
Wiramiharjo & Sutardjo. (2007). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung:
Refika Aditama.
Wilkinson, M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KEPADA NY. T
DI DESA KEMUKUS GOMBONG
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS UJIAN AKHIR PROGRAM
PRAKTEK TINDAKAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Disusun oleh :
Yuliyanasari
(A01301840)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Ny.T
DI DESA KEMUKUS
TANGGAL 9-11 JUNI 2016
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Ny. T
2. Alamat dan telepon : Ds. Kemukus, Gombong HP: -
3. Pekerjaan kepala keluarga : Ibu Rumah Tangga
4. Pendidikan kepala keluarga : SD
5. Komposisi Keluarga :
No Nama JK Hub dengan KK Umur Pendidikan Keterangan
1 Ny.T P - 57 tahun SD Kurang sehat
2 Sdr.B L Anak kandung 32 tahun SD Sehat
6. Genogram :
Keluarga suami
lansia lansia Keluarga istri
lansia lansia
liver
bayi
------------------ : Tinggal serumah
: Pasien
7. Tipe keluarga
Keluarga Ny. T adalah tipe keluarga single perent karena dalam keluarga terdiri dari orang tua
dan anak akibat cerai mati. Ny. T mempunyai 3 orang anak , 2 anak perempuan dan 1 anak laki-
laki. Sekarang klien hanya tinggal serumah dengan 1 anak laki-lakinya.
8. Suku bangsa
Asal suku bangsa Ny.T dan Sdr.B adalah jawa , budaya yang berhubungan dengan kesehatan
bahwa 3 anak sudah cukup dan bisa mendukung kesehatan dan kesejahteraan keluarga menjadi
hidup lebih baik.
9. Agama
Islam,.jika sakit tindakan pertama yaitu membeli obat diwarung jika tidak sembuh baru ke
Puskesmas atau Mantri dan keluarga Ny.T tidak percaya dengan dukun ataupun paranormal.
10. Status sosial ekonomi keluarga
a). Anggota keluarga yang mencari nafkah : penghasilan dari anak
b). Penghasilan : Rp 600.00/bulan
c). Harta benda yang dimiliki : Rumah, lemari,perabot rumah tangga,TV
d). Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Rp 600.000,- kurang untuk sebulan.
11. Aktivitas rekreasi keluarga
Setiap malam Ny.T hanya pergi ke masjid dan pulangnya menonton TV bersama anaknya , dan
anaknya juga jarang dirumah, klien mengatakan jarang olahraga ,olahraga sebulan sekali
dipuskesmas karena klien tidak tahu manfaat olahraga bagi kesehatan .
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Ny. T termasuk dalam tahap perkembangan usia dewasakarena anak pertama sudah
menikah dan sudah mempunyai dua anak. Tapi anaknya tidak tinggal serumah dan berada
diluar kota. Tugas perkembangan : Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota
keluarga baru dari perkawinan anak-anaknya, membantu orang tua /lansia yang sakit-sakitan
dari suami/istri.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Saat ini Ny.T belum sepenuhnya memenuhi tugas perkembangannya karena anak Ny.T yang
ke 3 belum menikah padahal umurnya sudah 32 tahun . Ny.T selalu mendukung anak ke 3
untuk menikah tetapi anaknya tidak mau karena takut tidak bisa menghidupi keluarganya
kelak. Anak ke dan 2 sudah menikah dan mempunyai anak.
3. Riwayat keluarga inti
a. Riwayat keluarga saat ini :
Ny. T mempunyai masalah kesehatan yaitu penyakit DM sudah lama , klien merasa
sering kesemutan dan kaku pada ujung tangan dan kaki. Klien juga mempunyai riwayat
penyakit maagh karena klien sering merasa perih pada perut , klien menderita DM sejak
35 tahun yang lalu.Klien tidak mempunyai riwayat penyakit menular dan menurun .
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit DM dan
hipertensi , TD = 100/70 mmHg. Klien juga mempunyai penyakit katarak dimata sebelah
kiri . BB =45 kg , TB =148 cm . Klien terlihat tidak bugar , mudah lelah, lesu,lemas ,
wajah tidak ceria dan terlihat jenuh.
b. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny.T sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit satu tahun yang lalu karena operasi
katarak pada mata sebelah kanan dan dulu juga pernah di rawat dipuskesmas karena
kedua kakinya bengkak. Klien juga mengalami sakit magh sejak 20 tahun yang lalu. Sdr.
B selalu sehat dan jika sakit hanya sakit biasa sembuh dengan obat warung/ dibawa
kepuskesmas.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Luas rumah : 10 m2
Tipe rumah : Permanen
Kepemilikan : Pribadi
Jumlah dan ratio kamar : 2 kamar
Ventilasi jendela : ventilasi ada 5 tapi belum sempurna karena masih ditutup
dengan plastik hanya pada sebagian jendela
Pemanfaatan ruangan : kurang penerangan
Septic tank : Ada dengan jarak kira –kira 5 m
Sumber air : Tidak punya sumber air dan masih menumpang dirumah
tetangga
Kamar mandi/WC : Terdapat 1 kamar mandi menyatu dengan WC, keadaan
kamar mandi kurang bersih dan bau
Sampah : Pembuangan sampah pekarangan lalu dibakar
Kebersihan lingkungan :Lingkungan rumah kurang bersih , tampak kotor berantakan
dan sedikit bau.
B
1. Denah Rumah
S U
T
Halaman depan
Halaman belakang
Ruang Tamu
Kamar
1
Kamar
2
DAPUR
Kamar
mandi dan
WC
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tetangga klien yang di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di wilayah pedesaan, jarak
rumah satu dengan yang lain tidak terlalu dekat. Warga memiliki kebiasaan dan tradisi
mengadakan pengajian, yasinan sesuai dengan hari yang ditentukan oleh desa. Klien
mengatakan walaupun tetangganya ramah tetapi klien selalu merasa kesepian karena hanya
tinggal berdua dengan anakanya dan anaknya pun jarang pulang/dirumah . Jika sedang ada
waktu luang klien hanya duduk/nonton TV dirumah.
3. Mobolitas geografis keluarga
Sejak menikah Ny. T dan almarhum suaminya tidak pernah pindah ke daerah lain hanya
tinggal di Kemukus ,Gombong .Suaminya meninggal sejak 15 bulan yang lalu.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Klien hanya tinggal berdua dengan anak ke 3 karena anak pertama dan kedua sudah menikah
dan pisah dengan Ny.T . Anak ke 1 dan 2 berkunjung hanya pada waktu lebaran/setahun
sekali. Sedangkan dengan anak ke 3 nya Ny.T jarang berkomunikasi . Ny.T juga berinteraksi
baik dengan masyarakat disekitarnya . Pola perkumpulan keluarga kurang baik. Ny.T selalu
ikut kegiatan lansia seperti ikut kegiatan posyandu lansia.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Ny.T belum mempunyai fasilitas yang baik karena belum mempunyai sumber air
sendiri dan masih menumpang pada tetangganya . Klien tidak mempunyai alat transportasi
dan selalu jalan kaki jika ingin bepergian, klien mempunyai tempat tidur dan WC . Fasilitas
kesehatan berupa puskesmas dan rumah sakit dan jarak fasilitas kesehatan tidak teralalu jauh
bisa dijangkau dengan sepeda /jalan kaki . Ny.T sering menggunakan puskesmas untuk
fasilitas kesehatan . Klien juga mempunyai kartu jaminan kesehatan.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat adalah bahasa
jawa , klien susah dalam menggunakan bahasa indonesia , Pola komunikasi keluarga kurang
baik , Klien juga mengalami sedikit gangguan pendengaran.
2. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Ny.T termasuk tipe keluarga single perent karena suaminya sudah meninggal dan
Ny.T hanya tinggal bersama anaknya yang terakhir. Ny.T selalu memberi nasehat kepada
anaknya jika anaknya melakukan kesalahan tapi dalam memberi nasehat belum edukatif dan
adaptif sehingga anaknya kurang paham dan mengerti.
3. Struktur peran
Ny. T
Peran formal : Ny. T sebagai kepala keluarga, hanya menjadi anggota masyarakat.
Peran informal : sebagai orang tua yang dihormati dan pengambil keputusan
Sdr.B
Peran formal : sebagai anak terakhir/ ke 3
Peran informal :sebagai anak bungsu dan mempunyai peran sebagai penghibur dan
pelindung orang tuanya
4. Nilai atau norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga sesuai dengan nilai agama islam dan norma
masyarakat disekitarnya. Ny. T selalu mengajarkan hal yang baik kepada anak-anaknya dan
nilai yang dianut tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga kurang rukun , orang tua dan anak kurang perhatian antara satu dengan yang lain
dan kurang memiliki rasa kasih sayang ,cinta dan membutuhkan antar keluarga semuanya
sibuk dengan dunianya sendiri.
2. Fungsi sosial
Kerukunan belum terjaga dengan baik masih saling bercekcok dalam saat
berkomunikasi/pengambilan keputusan. Dalam keluarga komunikasi belum terbuka. Jika ada
waktu luang keluarga hanya dirumah dan jarang berekreasi /berolahraga bersama . Ny.T juga
kurang mengerti tentang rumah sehat , klien juga jarang mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas karena tahunya hanya mencuci tangan biasa tidak tahu cara
mencuci tangan yang baik dan benar.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
- Mengenal masalah kesehatan
Ny. T sudah mengenal tentang masalah penyakitnya. Setiap hari klien makan dan minum
sesuai yang dianjurkan yaitun mengurangi konsumsi gula dan karena klien mempunyai
penyakit DM. Klien sering minum air putih dan jika masak tidak pernah menggunakan
penyedap rasa karena bahaya untuk kesehatan.
- Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Ny. T jika sakit ringan seperti batuk, pilek, demam hanya mengkonsumsi obat-obatan yang
dibeli di warung atau apotik .Tetapi, jika penyakitnya tidak kunjung sembuh (>3 hari ) akan
berobat ke Mantri atau Puskesmas. Ny.T selalu rutin periksa dipuskesmas setiap sebulan
sekali.
- Merawat anggota keluarga yang sakit
Sejak 2 hari yang lalu klien mengalami nyeri perut karena magh , klien sudah minum obat
warung tetapi belum sembuh juga dan kemudian pergi kepuskesmas , klien juga membeli
obat penurun gula diapotik karena ujung tangan dan kakinya sering kesemutan dan kaku.
Klien juga sudah mengerti jika mengkonsumsi obat gula sehari sekali.
- Memelihara lingkungan rumah yang sehat
Lingkungan rumah Ny.T ada tempat pembuangan sampah yaitu dipekarangan kemudian
dibakar , kondisi lingkungan dan dalam rumah kurang rapi , kurang bersih dan tampak
berantakan . Klien mengatakan jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan karena klien tidak tahu bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar.
- Menggunakan pelayanan kesehatan di masyarakat
Fasilitas kesehatan yang ada yaitu puskesmas, rumah bidan serta mantri yang semuanya
masih bisa di jangkau dengan jalan kaki dan jaraknya relatif dekat dengan rumah Ny.T.
4. Fungsi Reproduksi
Ny. T mempunyai 3 orang anak 1 anak laki-laki dan 2 anak perempuan dan yang sudah
menikah 2 orang 1 orang belum menikah. Dahulu Ny. K menggunkan KB suntik setiap 3
bulan sekali tetapi sekarang tidak menggunakan KB karena suaminya sudah meninggal.
5. Fungsi Ekonomi
Ny. T sekarang tidak bekerja sudah 2 tahun dan hanya sebagai ibu rumah tangga , untuk
keuangan Ny. T diberi oleh anaknya setiap bulan sebesar 600.000 . Ny. T mengatakan
hidupnya masih serba kekurangan.
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
Panjang : Ny. T ingin anaknya selalu mengingat dan mengunjunginya dan anknya selalu
bahagia dengan rumah tangganya .Ny. T ingin anaknya mampu hidup mandiri secara penuh
tanpa bergantung dengan orang tuanya
Pendek : Ny. T ingin anak-anaknya mampu belajar hidup sehat supaya tidak gampang sakit
dan anak ke 3 nya cepat menikah .
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Ny. T belum dapat sepenuhnya beradaptasi dengan baik dengan perkembangan anaknya
sekarang ini karena kurangnya kepedulian dan komunikasi, hal itu masih wajar dan masih
bisa diperbaiki melalui pendekatan yang baik.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga biasanya berdiskusi dalam menghadapi masalah apalagi menyangkut
perkembangan anaknya dan kebutuhan hidup.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga belum sepenuhnya menggunakan pendekatan yang baik .Jika anaknya dalam
perkembangan mengalami keterlambatan ataupun tidak sesuai harapan keluarga maka Ny.T
harus melakukan pendekatan yang lebih edukatif dan adaptif.
G. Harapan Keluarga
Ny. T berharappenyakitnya cepat sembuh sehingga klien merasa nyaman dan aman dalam menjalani
hidup. Ny.T berharap keluarganya selalu rukun dan sehat. Ny. T juga berharap petugas kesehatan
dapat memberikan pelayanan yang baik, tepat, dan cepat kepada siapa saja yang membutuhkan.,
tidak membeda bedakan seseorang dalam memberikan pelayanan kesehatan baik yang miskin
maupun kaya.
H. Pemeriksaan Fisik
No Jenis Pemeriksaan
Ny. T Sdr.B
1. Kesadaran Compos Mentis Compos mentis
2. TTV :
a. TD
b. Suhu
c. Nadi
d. Pernafasan
100/70 mmHg
36 0C
80 x/menit
21x/menit
120/80 mmHg
36 oC
76x/m
20x/m
3. BB dan TB BB : 47 kg
TB : 155 cm
55 kg
160 cm
4. Kepala Mesochepal,
Tidak ada kelainan
Mesochepal,
Tidak ada kelainan
5. Mata Fungsi penglihatan menurun,
mata kiri mengalami katarak,
Konjungtiva an anemis, sclera
non ikterik
Fungsi penglihatan baik ,
Konjungtiva an anemis, sclera
non ikterik
7. Leher Pembesaran kelenjar tiroid (-) Pembesaran kelenjar tiroid (-)
8. Telinga Bersih, bentuk simetris, fungsi
pendengaran menurun
Bersih, bentuk simetris, fungsi
pendengaran baik
9. Mulut dan gigi Mukosa bibir lembab , gigi ada
yang ompong dan berlubang
Mukosa bibir lembab , gigi
utuh
10. Hidung Bentuk simetris,tidak ada
sekret ,fungsi penciuman baik
Bentuk simetris, tidak ada
sekret ,fungsi penciuman baik
11. Paru-paru Bentuk simetris, tidak ada
batuk ,bunyi vesikuler , tidak
sesak nafas
Bentuk simetris, tidak ada
batuk ,bunyi vesikuler , tidak
sesak nafas
12. Jantung Inspeksi : kedua belah dada
simetris
Tidak ada luka
Inspeksi : kedua belah dada
simetris
Tidak ada luka
13. Abdomen Bentuk datar, tidak ada bekas Bentuk datar, tidak ada bekas
luka, ada nyeri tekan luka,tidak ada nyeri tekan
14. Kulit dan kuku Turgor kulit < 3 detik, CRT < 2
detik, kuku kurang bersih dan
tidak panjang
Turgor kulit < 3 detik, CRT < 2
detik, kuku kurang bersih dan
tidak panjang
15 Ekstremitas Kaki : akral hangat, tidak ada
udema sering kaku dan
kesemutan CRT<2 detik
Tangan : akral hangat, tidak
ada udema, jari kaku dan
sering kesemutan
Kaki : akral hangat , udema (-),
Tangan : akral hangat, tidak
ada udema, CRT<2 detik
I. ANALISA DATA
NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. DS :
- Ny. T mengatakan tidak mempunyai
kebiasaan berolahraga dan berolahraga
sebulan sekali
- Ny. T mengatakan jika ada waktu luang
hanya dirumah duduk dan nonton TV
- Ny. T mengatakan jarang melakukan
rekreasi dan selalu merasa kesepian
- Ny. T mengatakan tidak tahu apa
keuntungan berolahraga
DO :
- Badan tidak bugar , mudah lelah,lesu,lemas
,wajah tidak ceria, terlihat jenuh.
- GDS tidak terukur
- Kaki dan tangan sering kesemutan dan kaku
Gaya Hidup Kurang Gerak
( )
2. DS :
- Klien mengatakan jarang menyapu
rumahnya
- Klien mengatakan jarang merapikan
rumahnya
- Klien mengatakan tidak mempunyai
sumber air dan masih menumpang di
tetangganya
- Klien mengatakan jarang mencuci tangan
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
- Klien mengatakan tidak tahu bagaimana
cara mencuci tangan yang baik dan benar
DO:
- Ada jendela tetapi tidak ada
kacanya/jendela terbuka hanya ditutup
plastik
- Rumah tampak kotor dan tidak terawat
- Barang-barang dirumah tampak berantakan
- Ruangan rumah mengalami bau yang tidak
sedap
- Kamar mandi dan WC terlihat kotor dan
bau
Ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan (00099)
J. SKORING DAN PRIORITAS MASALAH
PROBLEM : Gaya Hidup Kurang Gerak
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
1. Sifat Masalah
Ancaman Kesehatan
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah
2/3x1= 2/3
2/2x2= 4/2
1
2
2
2
Masalah mengancam
kesehatan jika dilakukan
terus menerus
Masalah mudah ditangani
dengan mengubah pola
Dengan Mudah
3. Potensi Masalah untuk
dicegah
Tinggi
4. Menonjolnya masalah
Ada masalah tapi tidak
perlu segera ditangani
3/3x1= 3/3
=1
2/2x1= 2/2
=1
1
1
3
1
hidup sehat dan penkes
Potensi masalah untuk
dicegah tinggi dengan
mengubah pola hidup sehat
Masalah tidak perlu segera
ditangani tapi penting untuk
diubah dan ditangani dalam
hidup
JUMLAH = 2/3+2+1+1 = =42/3
Problem : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN
5. Sifat Masalah
Ancaman Kesehatan
6. Kemungkinan masalah
dapat diubah
Dengan Mudah
7. Potensi Masalah untuk
dicegah
Tinggi
8. Menonjolnya masalah
Ada masalah tapi tidak
perlu segera ditangani
2/3x1= 2/3
2/2x2= 4/2
=2
3/3x1= 3/3
=1
1/2x1
=1/2
1
2
1
1
2
2
3
1
Masalah mengancam
kesehatan jika dilakukan
terus menerus
Masalah mudah ditangani
dengan mengubah pola
hidup sehat dan memelihara
kesehatan rumah
Potensi masalah untuk
dicegah rendah dengan
mengubah pola hidup sehat
Masalah tidak perlu segera
ditangani tapi penting untuk
diubah dan ditangani dalam
hidup
JUMLAH = 2/3+2+1+1/2 = =37/6
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
I. Gaya Hidup Kurang Gerak
II. Ketidakefektifan Pemeliharaan kesehatan
L. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
NO TGL Diagnosa
Keperawatan
TUJUAN EVALUASI RENCANA
TINDAKAN Umum Khusus Kriteria Standar
1. 9
Juni
2016
Gaya Hidup
Kurang gerak
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n selama
1x30 menit
masalah
gaya hidup
kurang
gerak pada
Ny.T dapat
teratasi
dengan
optimal
Setelah dilakukan
penyuluhan selama
1x30 menit Ny.T
mampu :
- Mengetahui
pengertian
senam kaki
- Mengetahui
manfaat senam
kaki
- Melakukan
senam kaki
dengan benar
- Mendemonstrasi
kan senam dalam
kehidupan
sehari-hari
- Senam kaki
adalah latihan
yang
dilakukan
oleh pasien
DM untuk
mencegah
terjadinya
luka dan
membantu
melancarkan
peredaran
darah bagian
kaki.
- Manfaat :
Memperbaiki
sirkulasi
darah,
memperkuat
otot –otot
kecil,
mencegah
terjadinya
kelainan
bentuk
kaki,meningk
- Proses
penkes
dan
demontra
si senam
kaki
berjalan
dengan
lancar
sesuai
yang
diingink
an
- Ny.T
mendeng
arkan
dan
memberi
feedback
yang
baik
- Ny.T
akan
melakuk
an senam
kaki
1. Lakukan
penyuluhan
tentang senam
kaki diabetik
2. Jelaskan
pengertian
senam kaki
diabetik
3. Jelaskan
manfaat
senam kaki
diabetik
4. Demonstrasik
an gerakan
senam kaki
diabetik
5. Motivasi klien
untuk
melakukan
senam setiap
hari
atkan
kekuatan otot
betis dan
paha,
mengatasi
keterbatasan
gerak sendi
secara
rutin
2. 9
Juni
2016
Ketidakefekti
fan
Pemeliharaan
Kesehatan
Setelah
dilakukan
tindakan
penyuluhan
selama
1x30 menit
Ny.T
mampu
melakukan
perawatan
dan
pemelihara
an rumah
yang sehat
Setelah dilakukan
tindakan
penyuluhan selama
1x30 menit
diharapkan
keluarga mampu :
1. Mengenal
masalah rumah
yang menunjang
kesehatan
dengan kriteria
hasil :
- Menjelaskan
pengertian rumah
sehat
- Menjelaskan
manfaat rumah
sehat
- Menjelaskan
syarat rumah sehat
- Menjelaskan
akibat rumah tidak
sehat
- Menjelaskan
upaya rumah agar
sehat
- Rumah sehat
adalah rumah
yang
memenuhi
syarat
kesehatan
- Syarat rumah
sehat : punya
kamar mandi
,WC dapur
,ventilasi,cer
obong asap,
tempat
sampah ,
tidak ada
jentik
nyamuk
- Manfaat
rumah sehat
:terhindar
dari
penyakit,
menjadi lebih
nyaman ,
menciptakan
keindahan
- Proses
penyuluh
an
berjalan
dengan
lancar
sesuai
dengan
rencana
- Keluarga
Ny.T
mendeng
ar dan
memberi
feedback
yang
baik
- Ny.T
akan
merapika
n dan
members
ihkan
rumah
dengan
baik
- Lakukan
pendidikan
kesehatan
tentang rumah
sehat
- Jelaskan
pengertian
rumah sehat
- Jelaskan syarat
rumah sehat
- Jelaskan
manfaat rumah
sehat
- Jelaskan akibat
rumah tidak
sehat
- Jelaskan upaya
rumah supaya
sehat
- Demonstrasi
cara mencuci
tangan yang
baik dan benar
- Motivasi klien
untuk selalu
merawat dan
2. Memutuskan
untuk
pemeliharaan
rumah yang
lebih baik dan
sehat
- Dampak
rumah tidak
sehat :
Menimbulka
n penyakit,
terjadi
pencemaran
lingkungan
- Upaya
mengatasi :
Menyapu,
membersihka
n kamar
mandi,
membuka
jendela saat
pagi
- Keluarga
Ny.T
mengatakan
akan
memelihara
kesehatan
rumah
dengan
baik
membersihkan
rumahnya
setiap hari
H. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa
Keperawatan
Keluarga Ke…
Tanggal
Dan
Waktu
Implementasi Evaluasi Paraf
1. Gaya hidup
kurang gerak
10 Juni
2016
11.30
WIB
a. Melakukan penyuluhan
tentang senam kaki
diabetik
b. Menjelaskan pengertian
senam kaki diabetik
c. Menjelaskan manfaat
senam kaki diabetik
d. Mendemonstrasikan
gerakan senam kaki
diabetik
S : klien mengatakan
mengerti tentang apa itu
senam kaki, manfaat dan
gerakan
O : klien tampak mengikuti
senam gerakan senam
dengan baik
A : masalah belum teratasi
P : motivasi klien untuk
latihan setiap hari
2. Ketidakefektif
an
pemeliharaan
kesehatan
11 Juni
2016
15.00
WIB
a. Melakukan pendidikan
kesehatan tentang rumah
sehat
b. Menjelaskan pengertian
rumah sehat
c. Menjelaskan syarat
rumah sehat
d. Menjelaskan manfaat
rumah sehat
e. Menjelaskan akibat
rumah tidak sehat
f. Menjelaskan upaya
rumah supaya sehat
g. Mendemonstrasi kan
cara mencuci tangan
yang baik dan benar
S : klien mengatakan sudah
mengerti apa itu rumah
sehat
O : klien dapat mengikuti
hand hyigene dengan baik
A : masalah belum teratasi
P : motivasi klien untuk
merawat dan membersihkan
rumah setiap hari
LAMPIRAN :
1. PRE PLANNING KUNJUNGAN KE 1
2. PRE PLANNING IMPLEMENTASI KE 1
3. PRE PLANNING IMPLEMENTASI KE 2
4. HASIL KEGIATAN EVALUASI
5. SATUAN ACARA PENYULUHAN SENAM KAKI
6. SATUAN ACARA PENYULUHAN RUMAH SEHAT
7. LEMBAR BALIK SENAM KAKI
8. LEMBAR BALIK RUMAH SEHAT
9. LEAFLET SENAM KAKI
10. LEAFLET RUMAH SEHAT
11. LEAFLET HAND HYIEGENE
12. DOKUMENTASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
RUMAH SEHAT
Disusun Oleh :
YULIYANASARI
A01301840
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Pokok Bahasan : Rumah Sehat
Sub Pokok Bahasan : Mengenal Masalah Rumah Sehat
Sasaran : Keluarga Ny.T
Waktu : Jam 15.00 – 15.30 WIB (1 x 30 menit)
Pertemuan ke- : 3
Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Juni 2016
Tempat : Rumah Ny. T Desa Kemukus , Gombong
Pelaksana : Yuliyanasari
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga tanggal 9 Juni 2016 didapatkan data keluarga
Ny.T rumah kurang sehat dengan hasil pencahayaan kurang, ada ventilasi tetapi selalu
terbuka karena tidak ada kaca untuk menutup dan hanya ditutup dengan plasitik disebagian
jendela saja, lingkungan rumah tampak kontor dan berantakan, Ny.T tidak memiliki sumber
air sendiri dan masih menumpang di tetangganya. Kamar mandi dan WC tampak kurang
bersih karena tidak sering dibersihkan, jarak septik tank dengan WC kurang dari 10 meter.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rumah keluarga Ny.T tidak sehat dan dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit, menjadi sarang nyamuk dan menimbulkan suasana
yang tidak nyaman.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga Ny.T
dapat mengenal masalah Rumah Sehat
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga Tn.S
mampu :
1. Menyebutkan kembali tentang pengertian Rumah sehat
2. Menyebutkan kembali 2 dari 5 lingkungan rumah yang baik & sehat
3. Menyebutkan kembali 3 dari 5 manfaat rumah sehat
4. Menyebutkan kembali 3 dari 5 dampak rumah tidak sehat
5. Menyebutkan kembali 3 dari 5 upaya agar rumah menjadi sehat
C. Pokok Materi
1. Pengertian rumah sehat
2. Lingkungan rumah yang baik & sehat
3. Manfaat rumah sehat
4. Dampak rumah tidak sehat
5. Upaya agar rumah menjadi sehat
D. Sasaran Dan Target
Target ditujukan pada Ny. T
Sasaran ditujukan pada keluarga Ny. T dan warga desa Kemukus .
E. Strategi Pelaksanaan
Hari dan tanggal Pelaksanaan
Waktu : Pukul 15.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Di Rumah Ny. T di Desa Kemukus, Gombong
Waktu Tahap Respon
5 menit Orientasi :
a. Mengucapkan salam
b. Mengingatkan kontrak
c. Menjelaskan maksud dan tujuan
d. Menanyakan kesediaan
e. Apersepsi
a. Menjawab salam
b. Mendengarkan
c. Pasien ingat dengan kontrak
d. Pasien mengerti maksud dan
tujuan
e. Pasien bersedia
15 menit Kerja :
a. Memulai penkes dengan membaca
tasmiyah
b. Menjelaskan pengertian rumah
sehat
c. Menjelaskan lingkungan rumah
yang baik & sehat
d. Menjelaskan manfaat rumah sehat
e. Menjelaskan dampak rumah tidak
sehat
f. Menjelaskan upaya agar rumah
menjadi sehat
g. Memberi kesempatan bertanya
h. Menjawab pertanyaan
a. Memperhatikan
b. Mendengarkan
10 menit Terminasi :
a. Melakukan evaluasi
b. Memberikan kesimpulan
a. Mendengarkan
b. Menjawab salam
c. Menutup penkes dengan membaca
tahmid
d. Memberi salam penutup
A. Metode
Metode yang digunakan adalah :
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
B. Media
1. Lembar balik
2. Leaflet
F. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes
b. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
c. Kontrak waktu dan tempat dengan pasien sudah disampaikan 1 hari sebelum
penkes
d. SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes
2. Evaluasi Proses
a. Pasien siap diberi penkes
b. Pasien memperhatikan saat diberi penkes
c. Media dapat digunakan secara aktif
3. Evaluasi Hasil
a. Pasien mampu menyebutkan kembali tentang pengertian rumah sehat
b. Pasien mampu menyebutkan kembali 2 dari 5 lingkungan yang baik & sehat
c. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 manfaat rumah sehat
d. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 dampak rumah tidak sehat
e. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 upaya agar rumah menjadi sehat
G. Lampiran
1. Materi tentang rumah sehat
2. Lembar balik rumah sehat
3. Leaflet rumah sehat
RUMAH SEHAT
A. Pengertian
Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi syarat kesehatan
Rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani
secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam luar.
B. Lingkungan rumah yang baik dan sehat
1. Sampah-sampah ditempat tinggal dapat ditanggulangi dengan cara dibuang di tempat
sampah(jauh dari lingkungan tempat tinggal)atau dengan menimbun atau dikelola
dengan dibuat pupuk
2. Genangan air,air tidak boleh tergenang lebih dari seminggu karena dapat dijadikan
tempat berkembang biak nyamuk,masalah ini dapat diatasi dengan pembuatan parit2
atau selokan agar air dapat mengalir
3. Sumber air (sumur) perlu diperhatikan saat membuat sumur ,jarak minimal dari
sumber air kotor(septic tank,sumur resapan,saluran air kotor yang tidak kedap
air)adalah 7 meter agar sumur tidak tercemar
4. Tanaman disekitar rumah,pepohonan yang rindang akan mengakibatkan lingkungan
yang gelap dan lembab,diusahakan agar sinar matahari pagi dapat menyinari rumah
tanpa terhalang oleh pepohonan
5. Kandang hewan (biasanya untuk rumah dipedsaan)letaknya diusahakan agar letaknya
tidak dekat dengan rumah terutama pembuangan kotoran,dapat dibuatkan tempat-
tempat tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang
C. Manfaat rumah sehat
1. Memberikan rasa nyaman bagi penghuninya
2. Melindungi dari cuaca baik atau buruk
3. Menghindari dari penhyebaran penyakit menular
4. Meningkatkan hubungan sosial diantara penghuninya
5. Melindungi penghuninya dari bahaya-bahaya dari luar
D. Dampak rumah tidak sehat
1. Menimbulkan ruangan berbau
2. Timbul pemyakit
3. Kesehatan Individu menurun
4. Tidak tercipta harmonis kondisi rumah
5. Terjadi pencemaran lingkungan
E. Upaya agar rumah menjadi sehat
1. Mebuka jendela kamar setiap pagi dan siang
2. Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari
3. Kamar mandi dijaga kebersihannya
4. Mendapat penerangan yang cukup
5. Menata rapi barang dirumah
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2002). Pegangan Kader Penyuluhan Kesehatan Lingkungan. Jakarta.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
SENAM KAKI DIABETIK
Disusun Oleh :
YULIYANASARI
A01301840
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Diagnosa Keperawatan : Perilaku kesehatan cenderung beresiko
Pokok Bahasan : Senam Kaki Diabetik
Sub Pokok Bahasan : Melakukan senam kaki diabetik
Sasaran : Ny.T
Waktu : Jam 11.30 – 12.00 WIB (1 x 30 menit)
Pertemuan ke- : 2
Hari/Tanggal : Jumat, 10 Juni 2016
Tempat : Rumah Ny. T Desa Kemukus , Gombong
Pelaksana : Yuliyanasari
A. Latar Belakang
Saat ini gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang
sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya
peningkatan jumlah penyakit degeneratif. DM adalah penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemik (kadar gula darah tinggi) sebagai akibat dari kurangnya sekresi
insulin, aktifitas insulin ataupun keduanya (American Diabetes Assosiation, 2003). Dari sudut
ilmu kesehatan,tidak diragukan lagi bahwa olah raga apabila dilakukan sebagaimana
mestinya menguntungkan bagi kesehatan dan kekuatan pada umumnya.selain itu telah lama
pula olah raga digunakan sebagai bagian pengobatan diabetes melitus namun tidak semua
olah raga dianjurkan bagi pengidap diabetes melitus (bagi orang normal juga demikian)
karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan salah satu jenis olah raga yang
dianjurkan terutama pada penderita usia lanjut adalah senam kaki. Berdasarkan hasil
pengkajian pada keluarga tanggal 9 Juni 2016 didapatkan data Ny.T terkena DM sejak 35
tahun yang lalu klien juga pernah masuk RS karena kedua kakinya bengkak . Ny.T juga
jarang melakukan olahraga dan senam , klien senam hanya sebulan sekali . Klien juga tidak
mengetahui apa itu senam kaki dan manfaat bagi bagi penderita diabetes.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan demonstrasi senam kaki selama 1 x 30 menit diharapkan Ny.T
dapat memahami apa itu senam kaki diabetik.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
Ny.T mampu :
1. Menyebutkan kembali apa itu senam kaki diabetik
2. Menyebutkan kembali apa itu manfaat senam kaki
3. Menyebutkan kembali gerakan senam kaki diabetik
4. Mendemonstrasikan kembali gerakan senam kaki diabetik
C. Pokok Materi
1. Pengertian senam kaki
2. Manfaat senam kaki
3. Gerakan senam kaki
D. Sasaran Dan Target
Target ditujukan pada Ny. T
Sasaran ditujukan pada keluarga Ny. T dan warga desa Kemukus .
E. Strategi Pelaksanaan
Hari dan tanggal Pelaksanaan
Waktu : Pukul 11.30 WIB s/d Selesai
Tempat : Di Rumah Ny. T di Desa Kemukus, Gombong
Waktu Tahap Respon
5 menit Orientasi :
a. Mengucapkan salam
b. Mengingatkan kontrak
c. Menjelaskan maksud dan tujuan
d. Menanyakan kesediaan
e. Apersepsi
a. Menjawab salam
b. Mendengarkan
c. Pasien ingat dengan kontrak
d. Pasien mengerti maksud dan
tujuan
e. Pasien bersedia
15 menit Kerja :
a. Memulai penkes dengan membaca
tasmiyah
b. Menjelaskan pengertian senam
kaki
c. Menjelaskan manfaat senam kaki
d. Mendemonstrasikan senam kaki
diabetik
e. Memberi kesempatan bertanya
f. Menjawab pertanyaan
a. Memperhatikan
b. Mendengarkan
c. Mempraktikan
10 menit Terminasi :
a. Melakukan evaluasi
b. Memberikan kesimpulan
c. Memberikan kesempatan klien
a. Mendengarkan
b. Menjawab salam
untuk mengulangi kembali gerakan
senam yang disampaikan
d. Menutup penkes dengan membaca
tahmid
e. Memberi salam penutup
A. Metode
Metode yang digunakan adalah :
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
3. Demonstrasi
B. Media
1. Lembar balik
2. Leaflet
F. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes
b. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
c. Kontrak waktu dan tempat dengan pasien sudah disampaikan 1 hari sebelum
penkes
d. SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes
2. Evaluasi Proses
a. Pasien siap diberi penkes
b. Pasien memperhatikan saat diberi penkes
c. Media dapat digunakan secara aktif
3. Evaluasi Hasil
a. Pasien mampu menyebutkan kembali tentang pengertian rumah sehat
b. Pasien mampu menyebutkan kembali 2 dari 5 lingkungan yang baik & sehat
c. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 manfaat rumah sehat
d. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 dampak rumah tidak sehat
e. Pasien mampu menyebutkan kembali 3 dari 5 upaya agar rumah menjadi sehat
G. Lampiran
1. Materi tentang senam kaki
2. Lembar balik
3. Leaflet
SENAM KAKI DIABETIK
1. PENGERTIAN
Senam adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan dengan terencana, disusun
secara sistematik dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara
harmonis (probosuseno, 2007). Berdasarkan pengertiannya, senam adalah salah satu
jenis olahraga aerobik yang menggunakan gerakan sebagian otot-otot tubuh, dimana
kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh (karim, 2002).
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus
untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian
kaki. (S,Sumosardjuno,2006)
2. MANFAAT
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
3. GERAKAN SENAM KAKI
a. Posisi kan pasien duduk tegak di atas bangku dengan kaki menyentuh lantai
b. Dengan meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu
dibengkokan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
c. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki
lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkat ke atas. Cara ini
dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak
10kali.
d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan
memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
e. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan
pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
f. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari ke depan turunkan kembali
secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
g. Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung
jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai. Ulangi sebanyak 10 kali.
h. Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki
ke depan dan ke belakang. Ulangi sebanyak 10 kali.
i. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada udara
dengan kaki dari angka 0 hingga 9 lakukan secara bergantian.
j. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua
belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua
belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja :
Robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobek kan kertas pada bagian kertas yang utuh.
Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
(Atun. 2010. hlm, Kamariyahs. 2011. hlm 1-2)
DAFTAR PUSTAKA
Noer, Sjaifoellah .1996.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3.Jakarta:FKUI.
Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Ed.8.Jakarta:FKUI
S,Sumosardjuno.1996.Manfaat Dan Macam Olahraga Bagi Penderita Diabetes
Melitus.Bandung
YULIYANASARI
A01301840
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk
mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki.
Memperbaiki sirkulasi darah Memperkuat otot-otot kecil
Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
Mengatasi keterbatasan gerak sendi
Posisi kan pasien duduk tegak di atas bangku dengan kaki menyentuh lantai
Dengan meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu dibengkokan
kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki lainnya,
jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkat ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan
pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10kali.
Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar
dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakan
pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari ke depan turunkan kembali secara
bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung jari
kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai. Ulangi sebanyak 10 kali.
Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki ke depan dan ke belakang.
Ulangi sebanyak 10 kali.
Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0
hin
Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola
itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja :
1) Robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran kedua bagian koran.
2) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
3) Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobek kan kertas pada bagian
kertas yang utuh.
4) Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
Rumah sehat
YULIYANASARI
A01301840
Rumah sehat ????
Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi syarat kesehatan.
Rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani secara layak sebagai suatu tempat tinggal atau perlindungan dari pengaruh alam luar.
Syarat rumah sehat……….????
(a) (b)
(c)
*Kandang tidak boleh dekat dengan
rumah
(d) (e)
( jarak sumur dg septic tank 7 m) *pohon tidak boleh menutupi sinar matahari
Syarat rumah sehat
1. Ruang rumah cukup luas tidak padat penghuni
2. Kamar harus berjendela agar matahari dapat masuk ruangan.
3. ventilasi
4. Tidak terdapat jentik-jentik nyamuk.
5. Ada jalan keluar untuk asap dapur.
6. Hewan ternak harus di kandang dan terpisah dari rumah
7. Ada septic tank dan spal (10 meter atau lebih dari sumber air)
8. Tersedia air bersih.
.
1. Menciptakan keindahan 3. Menimbulkan suasana nyaman
2. Terhindar dari penyakit
MANFAAT RUMAH SEHAT
1. Memberikan rasa nyaman bagi penghuninya
2. Melindungi dari cuaca baik atau buruk
3. Menghindari dari penhyebaran penyakit menular
4. Meningkatkan hubungan sosial diantara penghuninya
5. Melindungi penghuninya dari bahaya-bahaya dari luar
DAMPAK RUMAH TIDAK SEHAT
1. Menimbulkan ruangan berbau
2. Timbul penyakit
3. Kesehatan Individu menurun
4. Tidak tercipta harmonis kondisi rumah
5. Terjadi pencemaran lingkungan
UPAYA AGAR RUMAH MENJADI SEHAT
(A) (B) (C)
(D) (E)
UPAYA AGAR RUMAH MENJADI SEHAT
1. Mebuka jendela kamar setiap pagi dan siang
2. Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari
3. Kamar mandi dijaga kebersihannya
4. Mendapat penerangan yang cukup
5. Menata rapi barang dirumah
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
ATUR NUHUN
Semoga bermanfaat dan terima kasih…
Selanjutnya…… d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian
ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakan pada
pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
e. . Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit
diangkat dan buat gerakan memutar dengan
pergerakan pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali.
f. Angkat salah satu lutut kaki, dan
luruskan. Gerakan jari-jari ke depan
turunkan kembali secara bergantian kekiri
dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
Selanjutnya…… g. Luruskan salah satu kaki di atas lantai
kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan
ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan
kembali ke lantai. Ulangi sebanyak 10 kali.
h. . Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan
posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki ke
depan dan ke belakang. Ulangi sebanyak 10 kali.
i. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki
pada pergelangan kaki, tuliskan pada udara
dengan kaki dari angka 0 hin
j. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas
itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki.
Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran
seperti semula menggunakan kedua belah kaki.
Cara ini dilakukan hanya sekali saja :
1) Robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan
kedua bagian koran.
2) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-
kecil dengan kedua kaki
3) Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan
Selanjutnya…… kedua bagian koran.
2) Sebagian koran di sobek-sobek menjadi
kecil-kecil dengan kedua kaki
3) Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan
tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobek
kan kertas pada bagian kertas yang utuh.
4) Bungkus semuanya dengan kedua kaki
menjadi bentuk bola
Rumah sehat
Oleh :
YULIYANASARI
A01301840
PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2015
Rumah sehat ????
Rumah sehat adalah
rumah yang
memenuhi syarat
kesehatan.
Manfaat rumah sehat
1. Terhindar dari berbagai penyakit
(terutama penyakit menular)
2. Menimbulkan suasana nyaman.
3. Menciptakan keindahan
Syarat rumah sehat
1. Ruang rumah cukup luas tidak
padat penghuni
2. Kamar harus berjendela agar
matahari dapat masuk ruangan.
3. Tidak terdapat jentik-jentik
nyamuk.
4. Ada jalan keluar untuk asap
dapur.
5. Hewan ternak harus di kandang
dan terpisah dari rumah
6. Ada septic tank dan spal (10
meter atau lebih dari sumber air)
7. Tersedia air bersih.
UPAYA AGAR RUMAH MENJADI
SEHAT
1. Mebuka jendela kamar setiap pagi dan siang
2. Membersihkan rumah dan halaman rumah setiap hari 3. Kamar mandi dijaga kebersihannya 4. Mendapat penerangan yang cukup
Akibat rumah tidak sehat
a. Menjadi sarang nyamuk
b. Sumber penyakit
c. Suasana tidak nyaman
dirumah
a
Oleh :
YULIYANASARI
Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan
Muhammadiyah Gombong
2015
7 LANGKAH
MENCUCI TANGAN
KET :
1. Basahi kedua telapak
tangan memakai air bersih/
air mengalir memakai sabun,
lalu gosok kedua telapak
tangan dengan lembut
2. Usap dan Gosok kedua
punggung tangan secara
bergantian , jangan terburu-
buru
3. Jangan lupa gosok juga jari-
jari dan sela-selanya sampai
bersih
4. Bersihkan ujung jari secara
bergantian dengan
mengatupkanya
5. Gosok dan putar kedua ibu
jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari
ketelapak tangan kemudian
gosok secara berlahan
7. Bersihkan kedua
pergelangan tangan secara
bergantian dengan cara
memutar, kemudian diakhiri
dengan membilas seluruh
bagian tangan dengan air
bersihdan keringkan dengan
handuk
PENGERTIAN
Cuci tangan adalah
menggosokkan kedua
tangan mengggunakan
sabun atau cairan
antiseptik lalu dibilas
menggunakan air
mengalir
Waktu Mencuci tangan MANFAAT
1. Supaya tangan
bersih
2. Membebaskan
tangan dari
mikroorganisme
3. Menghindari
masuknya kuman
ke dalam tubuh
4. Mencegah
infeksi silang /
nosokomial di RS
PRE PLANNING KUNJUNGAN KE 1
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NY. T
DI DESA KEMUKUS KECAMATAN GOMBONG
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2016 di
Keluarga Ny.T Desa Kemukus Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen Ny. T
termasuk warga yang menderita diabetes melitus sejak 35 tahun yang lalu.klien juga
mempunyai riwayat penyakit magh. Dahulu klien pernah dirawat di rumah sakit karena
kedua kakinya bengkak dan pernah menjalani operasi katarak pada mata sebelah kanan.
Rumah klien juga tampak kurang sehat untuk memenuhi syarat rumah sehat .
Lingkungan rumah kurang bersih dan berantakan, klien juga jarang berolahraga dan tidak
tahu apa keuntungan olahraga bagi kesehatan. Untuk itu keluarga Ny. T perlu dilakukan
pengkajian baik dengan wawancara, observasi dan lain-lain supaya dapat memahami
masalah yang ada.Tindakan pengkajian dilakukan minimal 1 hari atau sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan keluarga supaya data valid dan mendapat masalah apa yang
terjadi di dalam keluarga tersebut, rencana yang akan dilakukan , tindakan yang akan
dilakukan dan mengevaluasi proses keperawatan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pengkajian selama 1x 8 jam diharapkan data terkaji dengan baik
dan lengkap pada keluarga Ny. T
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian selama 1x 8 jam diharapkan :
a. Perawat dapat mengumpulkan tentang data umum keluarga Ny. T
b. Perawat dapat mengumpulkan tentang data riwayat dan tahap perkembangan
keluarga Ny. T
c. Perawat dapat mengumpulkan tentang data lingkungan keluarga Ny. T
d. Perawat dapat mengumpulkan tentang data struktur keluarga Ny.T
e. Perawat dapat mengumpulkan tentang data fungsi keluarga Ny. T
f. Perawat dapat mengumpulkan tentang data stress dan koping di keluarga Ny. T
g. Perawat dapat mengumpulkan tentang data harapan keluarga Ny. T
h. Perawat dapat melakukan pemeriksaan fisik semua anggota keluarga Ny. T
C. METODE PELAKSANAAN
a. Diskusi
b. Tanya jawab
D. SASARAN DAN TARGET
Keluarga : Ny. T
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari / tanggal : Kamis, 9 Juni 2016
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Rumah Ny.T
F. MEDIA DAN ALAT
a. Kertas format pengkajian keluarga
b. Pulpen
c. Alat kesehatan
G. SETTING TEMPAT
Keterangan :
A : Ny.T
E : Perawat
A
E
H. SUSUNAN ACARA
No Tahap Kegiatan
1. Pra interaksi
( 15 menit )
- Memberi salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan maksud dan tujuan
- Orientasi/validasi perasaan keluarga saat ini
- Validasi masalah keluarga saat ini
- Menyepakati tempat pertemuan saat ini
- Menyepakati kontrak waktu pertemuan saat ini
2. Kerja
( 45 menit)
Melakukan pengkajian keluarga :
a. Perawat melakukan wawancara tentang data umum
keluarga Ny. T
b. Perawat melakukan wawancara tentang riwayat dan
tahap perkembangan keluarga Ny. T
c. Perawat melakukan wawncara dan observasi tentang
lingkungan di keluarga Ny.T
d. Perawat melakukan wawancara tentang struktur di
keluarga Ny. T
e. Perawat melakukan wawancar tentang fungsi yang
ada di keluarga Ny.T
f. Perawat melakukan wawancar tentang bagaiman
keluarga menghadapi stress dan koping di keluarga
Ny. T
g. Perawat melakukan wawancara tentang harapan
keluarga Ny. T
h. Perawat melakukan pemeriksaan fisik pada semua
keluarga Ny. T
3. Terminasi
( 30 )
- Menanyakan perasaan setelah dilakukan pengkjian
- Menyimpulkan hasil pertemuan dan pengkajian yang
telah dilakukan
- Malakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya
- Mengucapkan terima kasih
- Salam penutup
I. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktural
Tersedianya pre planning
Telah melakukan kontrak waktu, tempat dan topic dengan keluarga 1 hari
sebelum kunjungan rumah
Seting tempat sesuai dengan mencakup persiapan keluarga, persiapan tempat,
media dan mahasiswa
Penerimaan keluarga baik, terhadap perawat
b. Evaluasi Proses
Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang telah disepakati
Keluarga antusias dalam mengikuti wawancara tersebut
Mahasiswa menggunakan bahasa yang mudah untuk dimengerti
Keluarga member jawaban sesuai yang diminta dengan jelas
Diskusi berlangsung lancar
c. Evaluasi Hasil
Keluarga berbicara dengan jelas dan jujur
Keluarga menunjukan sikap positif saat pengkjian
Keluarga mampu memahami apa yang ditanyakan perawat
Data dapat terkaji dengan baik dan lengkap
PRE PLANNING IMPLEMENTASI KE-1
MENDEMONSTRASIKAN SENAM KAKI DIABETIK PADA NY.T
A. LATAR BELAKANG
Saat ini gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang
sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya
peningkatan jumlah penyakit degeneratif. Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu dari
penyakit degeneratif tersebut. Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen
yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia. Menurut catatan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1996 di dunia terdapat 120 juta penderita
diabetes mellitus yang diperkirakan naik dua kali lipat pada tahun 2025. Kenaikan ini
disebabkan oleh pertambahan umur, kelebihan berat badan (obesitas), dan gaya hidup.
Menurut dr Sapto Adji H SpOT dari bagian bedah ortopedi Rumah Sakit Internasional
Bintaro (RSIB), komplikasi yang paling sering dialami pengidap diabetes adalah komplikasi
pada kaki (15 persen) yang kini disebut kaki diabetes. Berdasarkan hasil pengkajian pada
keluarga tanggal 9 Juni 2016 didapatkan data Ny.T terkena DM sejak 35 tahun yang lalu
klien juga pernah masuk RS karena kedua kakinya bengkak . Ny.T juga jarang melakukan
olahraga dan senam , klien senam hanya sebulan sekali . Klien juga tidak mengetahui apa itu
senam kaki dan manfaat bagi bagi penderita diabetes.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan demonstrasi senam kaki selama 1 x 30 menit diharapkan Ny.T
dapat memahami apa itu senam kaki diabetik.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga
Ny.T mampu :
1. Menyebutkan kembali apa itu senam kaki diabetik
2. Menyebutkan kembali apa itu manfaat senam kaki
3. Menyebutkan kembali gerakan senam kaki diabetik
4. Mendemonstrasikan kembali gerakan senam kaki diabetik
C. METODE PELAKSANAAN
Metoda yang digunakan adalah :
1. ceramah
2. diskusi / tanya jawab
D. SASARAN DAN TARGET
Sasaran : Keluarga Ny.T
Target : Ny.T
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Jumat, 10Juni 2016
Waktu : 11.30 WIB
Tempat : Rumah Ny.T
No Tahap Kegiatan
1. Prainteraksi
( 5 menit )
- Menyampaikan salam
- Mengulangi kontrak yang akan disepakati
- Menjelaskan tujuan
2. Interaksi
( 20 menit )
Kerja :
- Memulai penkes dengan membaca tasmiyah
- Menjelaskan pengertian senam kaki
- Menjelaskan manfaat senam kaki
- Mendemonstrasikan senam kaki diabetik
- Memberi kesempatan bertanya
- Menjawab pertanyaan
3. Terminasi
( 5 menit )
- Memberi pujian dan mengucapkan terima kasih
- Menyimpulkan hasil pertemuan
- Mengulang kontrak untuk pertemuan berikutnya
- Salam penutup
F. MEDIA DAN ALAT
1. Lembar Balik
2. Leaflet
G. SETTING TEMPAT
Keterangan :
A : Ny.T
D : Perawat
H. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS
1. Perawat
a. Membuat kontrak ulang pertemuan
b. Menjelaskan materi pendidikan kesehatan
c. Melakukan evaluasi
1. Ny .T
a. Mendengarkan penjelasan dari perawat
b. Menanyakan hal-hal yang belum jelas
c. Membuat kontrak bersama perawat
I. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktural
- Waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan tanggal 10 Juni 2016 pukul 11.30
WIB
- Tempat ruang tamu keluarga Ny.T
- Penerimaan keluarga baik, terhadap perawat
b. Evaluasi Proses
- Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati
- Keluarga memperhatikan terhadap materi yang disampaikan
- Keluarga aktif bertanya terhadap hal yang belum diketahui
- Diskusi berlangsung lancar
D
B
2. Evaluasi Hasil
- Keluarga mampu menjelaskan kembali pengertian, menyebutkan kembali
lingkungan rumah yang baik dan sehat, menyebutkan upaya agar rumah
menjadi sehat, menyebutkan kembali manfaat rumah sehat
- Keluarga menyatakan akan menjalani hidup sehat
- Keluarga Ny.T menyatakan akan berusaha membersikan dan menjaga
lingkungan rumah agar menjadi rumah yang sehat
PRE PLANNING IMPLEMENTASI KE-2
PENDIDIKAN KESEHATAN RUMAH SEHAT KELUARGA NY.T
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga tanggal 9 Juni 2016 didapatkan data keluarga
Ny.T rumah kurang sehat dengan hasil pencahayaan kurang, ada ventilasi tetapi selalu
terbuka karena tidak ada kaca untuk menutup dan hanya ditutup dengan plasitik
disebagian jendela saja, lingkungan rumah tampak kontor dan berantakan, Ny.T tidak
memiliki sumber air sendiri dan masih menumpang di tetangganya. Kamar mandi dan
WC tampak kurang bersih karena tidak sering dibersihkan, jarak septik tank dengan WC
kurang dari 10 meter. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rumah keluarga Ny.T
tidak sehat dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, menjadi sarang nyamuk
dan menimbulkan suasana yang tidak nyaman.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang Rumah sehat selama 1x30 menit
diharapkan Ny.T mampu memahami apa itu rumah sehat.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan Ny. T
dapat:
a. Memahami tentang pengertian Rumah sehat
b. Memahami tentang lingkungan rumah yang baik dan sehat
c. Memahami tentang manfaat rumah sehat
d. Memahami tentang dampak rumah tidak sehat
e. Memahami tentang upaya agar rumah menjadi sehat
C. METODE PELAKSANAAN
Metoda yang digunakan adalah :
1. ceramah
2. diskusi / tanya jawab
D. SASARAN DAN TARGET
Sasaran : Keluarga Ny.T
Target : Ny.T
E. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/tanggal : Sabtu, 11 Juni 2016
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Rumah Ny.T
No Tahap Kegiatan
1. Prainteraksi
( 5 menit )
- Menyampaikan salam
- Mengulangi kontrak yang akan disepakati
- Menjelaskan tujuan
2. Interaksi
( 20 menit )
- Menjelaskan tentang pengertian, syarat rumah
sehat, bahaya rumah tidak sehat, manfaat rumah
sehat, upaya untuk mengatasi masalah.
- Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya
- Menjelaskan kembali hal-hal yang belum
dimengerti
- Menanyakan kembali hal yang didiskusikan
bersama
- Memberikan pujian posistif atas jawaban keluarga
yang benar
3. Terminasi
( 5 menit )
- Memberi pujian dan mengucapkan terima kasih
- Menyimpulkan hasil pertemuan
- Mengulang kontrak untuk pertemuan berikutnya
- Salam penutup
F. MEDIA DAN ALAT
1. Lembar Balik
2. Leaflet
G. SETTING TEMPAT
D
B
Keterangan :
A : Ny.T
D : Perawat
H. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS
1. Perawat
a. Membuat kontrak ulang pertemuan
b. Menjelaskan materi pendidikan kesehatan
c. Melakukan evaluasi
2. Ny .T
a. Mendengarkan penjelasan dari perawat
b. Menanyakan hal-hal yang belum jelas
c. Membuat kontrak bersama perawat
I. KRITERIA EVALUASI
a. Evaluasi Struktural
- Waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan tanggal 11 Juni 2016 pukul 15.00
WIB
- Tempat ruang tamu keluarga Ny.T
- Penerimaan keluarga baik, terhadap perawat
b. Evaluasi Proses
- Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati
- Keluarga memperhatikan terhadap materi yang disampaikan
- Keluarga aktif bertanya terhadap hal yang belum diketahui
- Diskusi berlangsung lancar
3. Evaluasi Hasil
- Keluarga mampu menjelaskan kembali pengertian, menyebutkan kembali
lingkungan rumah yang baik dan sehat, menyebutkan upaya agar rumah
menjadi sehat, menyebutkan kembali manfaat rumah sehat
- Keluarga menyatakan akan menjalani hidup sehat
- Keluarga Ny.T menyatakan akan berusaha membersikan dan menjaga
lingkungan rumah agar menjadi rumah yang sehat