asuhan keperawatan pada keluarga tn.t …

137
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T KHUSUSNYANy.S DENGAN PEMENUHANKEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI PADA GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN “ASMA” DI RT 03 RW 02 KELURAHAN UTAN PANJANG KECAMATAN KEMAYORAN JAKARTA PUSAT TANGGAL 17 APRIL- 29 APRIL 2017 DISUSUN OLEH: AISYAH RAHMAWATI 2014750002 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2017

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T

KHUSUSNYANy.S DENGAN PEMENUHANKEBUTUHAN

DASAR OKSIGENASI PADA GANGGUAN SISTEM

PERNAPASAN “ASMA” DI RT 03 RW 02 KELURAHAN UTAN

PANJANG KECAMATAN KEMAYORAN JAKARTA PUSAT

TANGGAL 17 APRIL- 29 APRIL 2017

DISUSUN OLEH:

AISYAH RAHMAWATI

2014750002

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2017

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

i

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

ii

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala

rahmat dan hidayahnya yang tercurahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan olehNya kepada

suri tauladan Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan semua pengikutnya yang

setia hingga akhir zaman.

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn.T

Khususnya Ny.S Dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigenasi Pada

Gangguan Sistem Pernapasan “ASMA” di RT 03 RW 03 Kelurahan Utan

Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat” bertujuan untuk memenuhi

salah satu persyaratan dalam menempuh ujian akhir pada pendidikan DIII

Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Walaupun Karya Tulis Ilmiah ini telah dibuat, Penulis menyadari bahwa masih

banyak kekurangan, menemukan banyak hambatan dan perlu perbaikan-

perbaikan. Namun berkat adanya bimbingan, arahan, dan dukungan maka penulis

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini pada waktu yang telah ditentukan.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung

kepada:

1. Dr. Muhammad Hadi, SKM.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan UMJ

2. Titin Sutini,M.Kep.,Sp.Kep.An selaku Ka. Prodi D III Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperwatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

3. Ns. Nurhayati, M. Kep.Komselaku pembimbing dan suport sehingga dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

4. Drs. Dedi Muhdiana selaku wali akademik sekaligus penguji kedua

iii

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

iv

5. Para dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat untuk angkatan

XXXII

6. Seluruh karyawan serta staff D III Keperawatan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

7. Semua keluarga tercinta terutama mama dan papa yang sudah memberikan

banyak support dan mendoakan penulis untuk dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini

8. Ibu Rw 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat

dan seluruh kader yang telah memberikan bimbingan, arahan serta

dukungan selama praktek lahan dan selama proses penyusunan karya tulis

ilmiah.

9. Dan sahabat-sahabat seperjuangan angkatan XXXII D III Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang

selalu memberikan motivasi, support, saling menyemangati, saling

merangkul serta canda dan tawa

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga

Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, tenaga

keperawatan, khususnya penulis, sehingga dapat digunakan sebagai bahan

dalam menambah ilmu pengetahuan dibidang keperawatan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 5 Mei 2017

Penulis

iv

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii

KATA PENGANTAR........................................................................................iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Tujuan Penulis........................................................................................6

1. Tujuan Umum..................................................................................6

2. Tujuan Khusus.................................................................................6

C. Lingkung Masalah..................................................................................7

D. Metode Penulisan...................................................................................7

E. Sistematika Penulisan.............................................................................7

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Asma

1. Pengertian Asma...........................................................................10

2. Patofisiologi (etiologi, proses, manifestasi klinik, komplikasi)......11

3. Penatalaksanaan...........................................................................18

B. Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi.....................................................24

C. Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Konsep Keluarga..........................................................................30

a. Pengertian Keluarga...............................................................30

b. Jenis/Tipe Keluarga...............................................................30

c. Fungsi Keluarga....................................................................32

d. Struktur Keluarga..................................................................34

e. Peran Keluarga......................................................................38

f. Tahapan Perkembangan Tugas Perkembangan Keluarga.......38

v

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

vi

2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga

a. Pengkajian Keperawatan......................................................41

b. Diagnosa Keperawatan........................................................46

c. Perencanaan Keperawatan...................................................50

d. Pelaksanaan Keperawatan....................................................51

e. Evaluasi Keperawatan.........................................................52

BAB III TINJAUAN TEORITIS

A. Pengkajian Keperawatan..................................................................55

B. Diagnosa Keperawatan....................................................................75

C. Perencanaan Keperawatan...............................................................76

D. Pelaksanaan Keperawatan...............................................................100

E. Evaluasi Keperawatan.....................................................................112

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan.................................................................118

B. Diagnosa Keperawatan....................................................................120

C. Perencanaan Keperawatan...............................................................122

D. Pelaksanaan Keperawatan...............................................................123

E. Evaluasi Keperawatan.....................................................................123

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................124

B. Saran...............................................................................................125

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin berkembangnya zaman, bangsa Indonesia tidak lepas dari

kemajuan ilmu, pengetahuan dan teknologi. Setiap kemajuan

perkembangan tersebut pasti akan menimbulkan dampak positif maupun

dampak negatif dan akan berbeda dampaknya pada masing-masing

individu. Dampak negatif dari kemajuan teknologi salah satu nya dengan

pembangunan pabrik-pabrik di dekat pemukiman penduduk atau tinggi

nya pencemaran lingkungan dapat menyebabkan gangguan kesehatan

sistem pernapasan. Masalah gangguan sistem pernapasan yang sering

terjadi di dalam masyarakat Indonesia meliputi ISPA, PPOK, TB Paru,

dan Asma.

Asma merupakan penyakit inflamasi kronik pada jalan napas yang

dikarakteristikkan dengan hiperresponsitas, edema mukosa, dan produksi

mukus. Inflamasi ini pada akhirnya berkembang menjadi episode gejala

asma yang berulang : batuk, sesak dada, dan mengi (Susan

C.Smeltzer,2014).

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2011 terdapat

235 juta orang diseluruh dunia menderita asma dengan angka kematian

lebih dari 8% dinegara-negara berkembang yang sebenarnya dapat

dicegah. National Center for Health Statistics (NCHS) pada tahun 2011

mengatakan bahwa prevalensi asma menurut usia sebesar 9,5% pada anak

dan 8,2% pada dewasa, sedangkan menurut jenis kelamin 7,2% laki-laki

dan 9,7% perempuan, (Soraya,2010). Sedangkan menurut Global Initiative

for Asthma (GINA) memperkirakan bahwa hampir 300 juta orang di

seluruh dunia menderita asma. GINA mendefinisikan negara berkembang

adalah negara-negara di Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, Asia dan

Pasifik Basin. Prevalensi asma pada negara-negara didaerah tersebut terus

mengalami peningkatan yang signifikan. Peneliti GINA memprediksi

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

2

bahwa lebih dari 40 juta penduduk di Amerika Selatan dan Tengah

menderita asma. Prevalensi asma yang tinggi yang telah dilaporkan terjadi

di Peru (13%), Kosta Rika (11,9%), Brazil (11,4%), dan Ekuador (8,2%).

Di Afrika, lebih dari 50 juta penduduk diyakini memliki asma. Prevalensi

asma tertinggi dibenua ini terdapat di Afrika Selatan (8,1%), (Clark,

2013).

Menurut data Riskesdas pada tahun 2007 dari 18 provinsi

mempunyai prevalensi asma melebihi angka nasional adalah 4,0% dari 18

provinsi tersebut 5 provinsi teratas, yaitu Gorontalo, Sulawesi Tengah,

Papua Barat, Kalimantan Selatan, dan Aceh. Sedangkan provinsi yang

mempunyai prevelansi penyakit asma dibawah angka nasional, dimana 5

provinsi yang mempunyai prevalensi asma terendah yaitu Lampung,

Sumatra Utara, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, Sulawesi Barat. Sedangkan

pada data Riskesdas pada tahun 2013 terdapat 18 provinsi yang

mempunyai prevalensi penyakit asma melebihi angka nasional adalah

4,5% dari 18 provinsi tersebut 5 provinsi teratas yaitu Sulawesi Tengah,

Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, DI Yogyakarta dan Kalimantan

Selatan. Sedangkan provinsi yang mempunyai prevelansi penyakit asma

dibawah angka nasional, dimana 5 provinsi yang mempunyai prevalensi

asma terendah yaitu Sumatra Utara, Jambi, Riau, Bengkulu, dan Lampung.

Prevalensi asma untuk wilayah DKI Jakarta pada tahun 2007 adalah 2,2%

sedangkan pravelansi asma untuk wilayah DKI Jakarta pada tahun 2013

adalah 5,2%. Jika data Riskesdas tahun 2007 dibandingkan dengan data

Riskesdas tahun 2013 didapatkan kesimpulan bahwa prevalensi asma dari

data Nasional dan DKI Jakarta terjadi peningkatan sekitar kurang dari 1%

yaitu sebesar 0,5% (Kemenkes RI,2007 & 2013).

Menurut berbagai penelitian patologi dan etiologi asma belum

diketahui dengan pasti penyebabnya, akan tetapi hanya menunjukan dasar

gejala asma yang paling sering timbul berupa batuk (dengan atau tanpa

disertai produksi mukus), despnea, dan mengi (pertama-tama pada

ekspirasi, kemudian bisa juga terjadi selama inspirasi), serangan asma

paling sering terjadi pada pagi atau malam hari, asma sering kali didahului

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

3

oleh peningkatan gejala selama berhari-hari, namun dapat pula terjadi

secara mendadak, diperlukan usaha untuk ekspirasi dan inspirasi

memanjang, ruam, dan edema temporer merupakan reaksi alergi yang

biasanya menyertai asma. Sebagai pemicu timbulnya serangan-serangan

dapat berupa infeksi, iklim, inhalan, makanan, dan kegiatan fisik (Susan

C.Smeltzer,2014). Tanda dan gejala yang diderita oleh penderita asma

akan menimbulkan masalah yang dirasakan yang salah satunya yaitu

gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Kebutuhan oksigenasi

merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan

metabolisme sel dalam tubuh. Oksigen merupakan suatu gas tidak

berwarna dan tidak berbau yang terkandung dalam sekitar 21% udara yang

kita hirup, sangat dibutuhkan bagi semua kehidupan sel. Fungsi sistem

pernapasan adalah pertukaran gas dimana oksigen dari udara yang dihirup

berdisfusi dari alveolus paru ke darah dalam kapiler paru. Karbon dioksida

yang dihasilkan selama metabolisme sel berdisfusi dari darah ke dalam

alveolus dan kemudian dikeluarkan.

Serangan sesak dapat timbul sewaktu-waktu, mendadak dan

berulang-ulang serta tidak bila tidak segera diatasi dengan baik dapat

berakibat fatal. Akibat seringnya sesak menyebabkan aktivitas dan

produktivitas kerja penderita/keluarganya menjadi terganggu dan

menurun. Meningkatkan angka absensi sekolah, absensi kerja, masuk

rumah sakit, dan kesulitan serta bimbang dalam mencari pekerjaan yang

sesuai karena perasaan cemas akan penyakitnya. Disamping itu juga akan

menimbulkan banyak permasalahan, kerugian, dan beban baik material

maupun spiritual bagi penderita sendiri, keluarga, sekolah,

instansi/perusahaan tempat bekerja, masyarakat maupun pemerintahan.

Akibat yang terjadi pada penderita asma tidak hanya menjadi

tanggung jawab keluarga tetapi adapun upaya Pemerintah dalam

mengatasi asma dengan melaksanakan penyuluhan atau KIE (komunikasi,

informasi dan edukasi) tentang asma kepada masyarakat, meningkatkan

ketersediaan informasi dan kerja sama aktif seluruh pontesi di lingkungan

masyarakat dan pemerintah dengan membangun serta memantapkan

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

4

kemitraan dan jejaring kerja dengan Lintas Program, Lintas Sektor,

Swasta, Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, LSM, Badan Internasional,

melakukan perlindungan khusus dengan penerapan hunian bebas rokok

dilingkungan masyarakat, minimalisasi pencemaran udara, sosialisasi

penggunaan alat pelindung diri seperti masker, deteksi dini serta

penatalaksanaan kasus, upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam

pengendalian asma dimulai dengan kajian aspek sosial budaya dan

perilaku masyarakat, dan melakukan kegiatan pokok pengendalian

penyakit kronik ditingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, dan

desa/kelurahan (Departemen Kesehatan RI,2009).

Banyak peneliti mengakui bahwa pendidikan mengenai asma

terhadap penderita asma dan keluarganya memegang peran penting untuk

keberhasilan tujuan dari pengobatan. Salah satu penyebab

ketidakberhasilan pengobatan asma yaitu kurang nya pengetahuan

penderita dan keluarga mengenai sifat dasar dari penyakit asma atau cara

pengobatan asma. Dengan membekali keluarga mengenai pendidikan asma

pada penderita/keluarga diharapkan keluarga dapat memahami tentang

asma. Tugas keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yaitu

mengenali masalah penyakit asma, keluarga mampu mengambil keputusan

dalam penanganan asma, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang

terkena asma, keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk anggota

yang terkena asma dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan

(Achjar, 2010).

Keluarga merupakan satu kelompok atau sekumpulan manusia

yang hidup bersama sebagai satu kesatuan unit masyarakat yang terkecil

dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan, atau ikatan

lain (Setiawati, 2008). Keluarga dipandang sebagai sistem sosial terbuka,

dimana keluarga dijadikan subsistem dalam masyarakat, pendekatan ini

memandang bahwa dalam keluarga terjadi interaksi berkelanjutan antar

anggota keluarga dengan lingkungan eksternal dalam hal afektif,

reproduksi, ekonomi, dan pelayanan kesehatan. Interaksi anggota keluarga

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

5

dengan lingkungan eksternal masyarakat akan saling memengaruhi.

(Santun Setiawati, 2008).

Mengingat besar nya kasus dan dampak yang terjadi pada kasus

asma, diperlukan peran perawat keluarga yang berperan sebagai pemberi

asuhan keperawatan seperti advocator dan motivator. Perawat keluarga

adalah perawat profesional yang memiliki dedikasi tinggi dengan

pemahaman yang berbasis komunitas, dimana perawat tersebut dalam

pemberian pelayanan ke keluarga berkolaborasi dengan individu, keluarga

dan pemberi pelayanan lainnya dalam konteks pelayanan kesehatan utama.

Asuhan keperawatan yang diberikan secara komprehensif melalui upaya

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Promotif (peningkatan

kesehatan) dengan memberikan pendidikan kesehatan yaitu melalui

penyuluhan tentang kasus ASMA dan pemberian lefleat pada keluarga

sehingga keluarga akan dibekali pemahaman dan mengenal asma.

Preventif (pencegahan) dengan cara imunoterapi serta mengendalikan

faktor yang mencetus timbulnya asma. Kuratif (pengobatan) dengan cara

melakukan pengobatan dasar asma dan fisioterapi. Rehabilitatif

(pemulihan kesehatan) dengan cara mengatur diet dan nutrisi serta

melakukan olah raga.

Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan asuhan keperawatan

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar sistem pernapasan: ASMA

yang tersusun pada Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “Asuhan

Keperawatan pada keluarga Tn.T khususnya Ny.S dengan Pemenuhan

Kebutuhan Dasar Oksigenasi pada Gangguan Sistem Pernapasan: Asma Di

Rt 03 Rw 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta

Pusat”.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

6

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga Tn.T

khususnya Ny.S dalam memenuhi kebutuhan dasar oksigenasi dengan

gangguan sistem pernapasan: “asma” di Rt 03 Rw 02 kelurahan utan

panjang kecamatan kemayoran jakarta pusat.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga dalam memenuhi

kebutuhan dasar oksigenasi dengan gangguan sistem pernapasan:

“asma”

b. Mampu menganalisa data untuk merumuskan masalah pada

keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar oksigenasi dengan

gangguan sistem pernapasan: “asma”

c. Mampu menyusun diagnosa pada keluarga dalam memenuhi

kebutuhan dasar oksigenasi dengan gangguan sistem pernapasan:

“asma”

d. Mampu memprioritaskan masalah keperawatan dengan cara

skoring

e. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga

dalam memenuhi kebutuhan dasar oksigenasi dengan gangguan

sistem pernapasan: “asma”

f. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan keluarga dalam

memenuhi kebutuhan dasar oksigenasi dengan gangguan sistem

pernapasan: “asma”

g. Mampu melakukan evaluasi pada keluarga dalam memenuhi

kebutuhan dasar oksigenasi dengan gangguan sistem pernapasan:

“asma”

h. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat

serta dapat mencari solusi

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

7

i. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam

bentuk narasi

C. Lingkup Masalah

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis membahas tentang

Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn.T Khususnya Ny.S dengan

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigen pada Gangguan Sistem Pernapasan

“Asma” di Rt 03 Rw 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran

Jakarta Pusat selama 12 hari yang dilaksanakan pada tanggal 17 April - 29

April 2017

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini

menggunakan deskriptif yaitu suatu metode ilmiah yang dilakukan dengan

cara pengumpulan data, menganalisa dan menarik kesimpulan dengan

pendekatan studi kasus. Untuk menunjang penyusunan karya tulis ilmiah

ini penulis memperoleh informasi/data melalui :

1. Studi kepustakaan dengan mempelajari literature-literature yang

berkaitan dengan asma serta yang terkait dengan keperawatan keluarga.

2. Studi kasus dengan melakukan wawancara, observasi, dan pemeriksaan

fisik serta melihat dokumentasi kesehatan yang ada.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari lima BAB yaitu :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan yang

terdiri dari: tujuan umum, tujuan khusus, ruang lingkup,

metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Yang membahas tentang teori dasar makalah kesehatan

yang terdiri dari:

A. Konsep Dasar: pengertian, patofisiologi (etiologi,

proses, gangguan pemenuhan kebutuhan dasar pada

sistem terkait, manifestasi klinik, komplikasi),

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

8

pelaksanaan dan terapi (penatalaksanaan keperawatan

dan penatalaksanaan kolaboratif).

B. Asuhan Keperawatan Keluarga: Konsep Keluarga

(pengertian, jenis, struktur keluarga, peran keluarga,

fungsi keluarga, tahap perkembangan keluarga, tugas

perkembangan keluarga)

C. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga: Pengkajian

Keperawatan (Berfokus pada pemenuhan kebutuhan

dasar), Diagnosa Keperawatan, Perencanaan

Keperawatan, Pelaksanaan Keperawatan, Evaluasi

Keperawatan.

BAB III : TINJAUAN KASUS

Pada studi kasus ini, penulis menulis tentang satu kasus

keluarga dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigenasi

pada Gangguan Sistem Pernapasan: meliputi pengkajian

keperawatan: pengumpulan data, penjajakan II, analisa

data, Diagnosa Keperawatan: prioritas masalah dengan

teknik skoring, perencanaan keperawatan, pelaksanaan

keperawatan dan evaluasi keperawatan.

BAB IV : PEMBAHASAN

Yang membahas kesenjangan dan membandingkan antara

teori dan kasus, analisa dari faktor-faktor pendukung dan

penghambat serta alternative pemecah masalah dalam

memberikan asuhan keperawatan ditiap-tiap tahapan yang

meliputi: pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

9

BAB V : PENUTUP

Berisi uraian singkat mengenai inti sari dari asuhan

keperawatan pada keluarga Tn.T khususnya Ny.S dengan

pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi pada gangguan

sistem pernapasan: asma, mulai dari pengkajian, diagnosa,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Selain itu juga

berisi saran-saran yang perlu disampaikan terkait dengan

masalah asma

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

10

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR ASMA

1. Pengertian

Asma adalah suatu keadaan dimana saluran napas

mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan

tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat

berulang namun reversible, dan diantara episode penyempitan

bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal

(sylvia A.dkk, yang dikutip oleh Amin Huda Nurarif, 2015)

Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada jalan napas

dimana banyak sel memainkan peranan, terutama sel mast,

eosinofil, dan limfosit T. Pada individu yang rentan, inflamasi ini

menyebabkan episode rekuren dari mengi, sulit bernapas, dada

terasa sesak, dan batuk terutama pada malam/dan atau pagi hari.

Gejala-gejala ini biasanya berhubungan dengan terbatasnya aliran

udara yang meluas tetapi bervariasi, yang reversibel setidaknya

sebagian baik secara spontan maupun dengan pengobatan.

Inflamasi ini juga menyebabkan peningkatan responsivitas jalan

napas terhadap berbagai rangsangan. (International Consensus

Report on the Diagnosis and Management of Asthma 1992, yang

dikutip oleh Caia Francis,2011 ).

Menurut NHLBI (Expert Panel Report 3:Guidelines for the

Diagnosis and Management of Asthma 2007) asma adalah penyakit

inflamasi kronik saluran napas dimana banyak sel berperan

terutama sel mast, eosinofil, limfosit T, makrofag, neutrofil, dan sel

epitel (Slamet Hariadi,dkk, 2010)

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

pengertian asma adalah suatu penyakit yang ditandai oleh tanggap

reaksi yang meningkat dari trakea dan bronkus terhadap berbagai

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

11

macam rangsangan dengan manifestasi berupa kesukaran bernapas

yang disebabkan oleh penyempitan yang menyeluruh dari saluran

pernapasan.

2. Klasifikasi

Asma dibedakan menjadi dua jenis, yakni:

a. Asma bronkial

Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap

rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap

dan bahan lain penyebab alergi. Gejala kemunculan sangat

mendadak, sehingga gangguan asma bisa datang secara tiba-

tiba. Jika tidak mendapatkan pertolongan secepatnya, resiko

kematian bisa datang. Gangguan asma juga bisa muncul

lantaran adanya radang yang mengakibatkan penyempitan

saluran pernapasan bagian bawah. Penyempitan ini akibat

berkerutnya otot polos saluran pernapasan, pembengkakan

selaput lendir, dan pembentukan timbunan lendir yang

berlebihan.

b. Asma kardial

Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala

asma kardial biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak

napas yang hebat. Kejadian ini disebut nocturnal paroxymul

dyspnea. Biasanya terjadi pada saat penderita sedang tidur.

Asma akut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok

sebagai berikut:

1) Ringan sampai sedang: mengi/batuk tanpa distres berat,

dapat mengadakan percakapan normal, nilai aliran puncak

lebih dari 50% nilai terbaik.

2) Sedang sampai berat: mengi/batuk dengan distres, berbicara

dalam kalimat atau frasa pendek, nilai aliran puncak kurang

dari 50% dan beberapa derajat desaturasi oksigen jika

diukur dengan oksimetri nadi. Didapatkan nilai saturasi

antara 90-95% jika diukur dengan oksimetri nadi perifer.

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

12

3) Berat, mengancam nyawa: distres pernapasan berat,

kesulitan berbicara, sianosis, lelah dan bingung, usaha

respirasi batuk, sedikit mengi (silent chest) dan suara napas

lemah, takipnea, bradikardia, hipotensi, aliran puncak

kurang dari 30% angka prediksi atau angka terbaik, saturasi

oksigen kurang dari 90% jika diukur dengan oksimetri nadi

perifer (BTS SIGN 2003,Chung 2002).

Menurut Mc Connel dan Holgate asma dibedakan menjadi:

(Sudoyo Aru)

a. Asma ekstrinsik : munculnya pada waktu anak-anak

b. Asma intrinsik : ditemukan tanda-tanda reaksi

hipersensitivitas terhadap alergen

c. Asma yang berkaitan dengan penyakit paru obstruktif

kronik

3. Etiologi dan Faktor Resiko

Menurut berbagai penelitian patologi dan etiologi asma belum

diketahui dengan pasti penyebabnya, akan tetapi hanya

menunjukan dasar gejala asma yaitu inflamasi dan respons saluran

napas yang berlebihan ditandai dengan adanya kalor (panas karena

vasodilatasi), tumor (esudasi plasma dan edema), dolor (rasa sakit

karena rangsangan sensori), function laesa (fungsi yang

terganggu). Dan rangsangan harus disertai dengan infiltrasi sel-sel

radang (Sudoyo Aru.dkk, 2007)

Sebagai pemicu timbulnya serangan-serangan dapat berupa infeksi

(infeksi virus RSV), iklim (perubahan mendadak suhu, tekanan

udara), inhalan (debu, kapuk, sisa-sisa serangga mati, bulu

binatang, serbuk sari, bau asap, uap cat), makanan (putih telur,

susu sapi, kacang tanah, coklat, biji-bijian, tomat), obat (aspirin),

kegiatan fisik (olahraga berat, kecapean) dan emosi (Menurut

NANDA, 2015).

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

13

Menurut Daniel Maranatha yang dikutip dalam Buku Ajar Ilmu

Penyakit Paru (2010) faktor resiko asma, meliputi:

a. Genetik

Telah diterima secara umum bahwa ada kontribusi heriditer

pada etiologi asma, pola heriditer komplek dan asma tidak

dapat diklasifikasikan secara sederhana cara pewarisannya.

Namun dari studi genetik telah menemukan multiple

chromosoma region yang berisi gen-gen yang memberi

kontribusi asma.

b. Gender dan ras

Asma pada anak lebih sering dijumpai pada anak laki-laki

tetapi menjadi berlawanan pada pubertas dan dewasa.

Prevalensi secara keseluruhan wanita lebih banyak dari pria.

Di Amerika Serikat ras kulit hitam diketahui mempunyai

resiko tinggi kematian, tidak tergantung status sosial ekonomi

dan pendidikan. Insiden asma tinggi dinegara sedang

berkembang diperkirakan karena faktor-faktor lingkungan

mungkin sama pentingnya seperti faktor-faktor genetik dan ras.

c. Faktor lingkungan

Alergen dan occupational factor adalah penyebab terpenting

asma. Dari beberapa studi epidemiologi telah menunjukan

korelasi antara paparan alergen menurun. Alergen indoor yang

penting adalah domestic (house dust) mites, alergen hewan,

alergen kecoak dan jamur. House dust terutama beberapa

senyawa organik dan inorganik termasuk spora jamur. Out

door terutama dari pohon, rumput dan fungi.

d. Polusi udara

Polutan dari luar dan di dalam rumah mempunyai kontribusi

perburukan gejala asma dengan mentriger bronkokonstriksi,

peningkatan hiperesponsif saluran napas dan peningkatan

respons terhadap aeroalergen. Ada dua polutan out door yang

penting yaitu industrial smog (sulfur dioxide, particulate

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

14

complex) dan photochemical smog (ozone dan nitrogen

oxides). Teknologi kontruksi modern telah dicurigai

menyebabkan polusi indoor yang tinggi. Pada gedung-gedung

hemat energi ada ±50% udara bersih pertukarannya kurang

terjadi. Polusi indoor termasuk cooking, heating fuel exhausts,

cat yang mengandung formaldehid dan isocynate.

e. Faktor lain

Dari sejumlah studi epidemiologi dapat ditemukan asosiasi

antara resiko terjadinya asma dengan atopi. Pertumbuhan di

daerah pertanian menurunkan resiko atopi dan rhinitis alergi

pada dewasa mengesankan bahwa faktor lingkungan

mempunyai efek protektif pada timbulnya alergi. Di negara

sedang perkembang perpindahan ke kota dihubungkan dengan

perubahan dari bahan bakar biomassal seperti; kayu, batu bara

ke gas dan listrik. Penggunaan bahan bakar modern ada

hubungannya dengan peningkatan angka sensitifitas alergik.

4. Manifestasi Klinis

a. Gejala asma paling umum adalah batuk (dengan atau tanpa

disertai produksi mukus), dan mengi (pertama-tama pada

ekspirasi, kemudian dilanjutkan dengan inspirasi)

b. Serangan asma paling sering terjadi pada malam hari atau pagi

hari

c. Sesak dada atau dispneu

d. Gejala tambahan, seperti diaforesis dan takikardia

e. Eksema, ruam, dan edema temporer merupakan reaksi alergi

yang biasanya menyertai asma

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

15

Infeksi Kuman

Faktor Ekstrinsik

bronkhospasme

5. Patofisiologi Asma

Faktor Intrinsik

Alergan dan faktor genetik

Infeksi saluran pernapasan

Mengaktifkan respon imun

(sel mast)

Mengaktifkan mediator kimiawi

(histamin, anafilaktosin)

Edema

mukosa Sekresi Inflamasi

Penyempitan jalan napas

Pola napas

tidak efektif

Serangan

Promaksimal

Dipsnea, wheezing, batuk, sputum

Anoreksia

Gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Sulit tidur

Gangguan pola tidur

Ketidakefektifan

bersihan jalan napas

Ancaman

kehidupan

Kecemasan

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

16

6. Komplikasi

a. Pneumothoraks

b. Pneumodiastinum dan emfisema subkutis

c. Atelectasis

d. Aspergilosis bronkopulmoner alergik

e. Gagal napas

f. Bronchitis

g. Fraktur iga

7. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Heru Sundaru, Sukamto (2014) pemeriksaan penunjang

asma meliputi:

a. Spirometri

Cara yang paling cepat dan sederhana untuk menegakkan

diagnosis asma adalah melihat respons pengobatan dengan

bronkodilator. Pemeriksaan sprirometri dilakukan sebelum dan

sesudah pemberian bronkodilator hirup (inhaler atau

nebulazer) golongan adrenergik beta. Peningkatan VEPI

sebanyak ≥12% atau (≥200 mL) menunjukan diagnosis asma.

Tetapi respons yang kurang dari 12% atau 200 mL, tidak

berarti bukan asma. Hal-hal tersebut dapat dijumpai pada

pasien yang sudah normal atau mendekati normal. Demikian

pula respons terhadap bronkodilator tidak dijumpai pada

obstruksi saluran napas yang berat, oleh karena obat tunggal

bronkodilator tidak cukup kuat memberikan efek yang

diharapkan. Untuk melihat reversibilitas pada hal yang

disebutkan di atas mungkin diperlukan kombinasi obat

golongan adrenergik beta, teofilin dan bahkan kortikosteroid

untuk jangka waktu pengobatan 2-3 minggu. Reversibilitas

dapat terjadi tanpa pengobatan yang dapat dilihat dari hasil

pemeriksaan spirometri yang dilakukan pada saat yang

berbeda-beda misalnya beberapa hari atau beberapa bulan

kemudian.

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

17

Pemeriksaan spirometri selain penting untuk menegakkan

diagnosis, juga penting untuk menilai beratnya obstruksi dan

efek pengobatan. Kegunaan spirometri pada asma dapat

disamakan dengan tensimeter pada penatalaksanaan hipertensi

atau glukometer pada diabetes militus. Banyak pesen asma

tanpa keluhan, tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukan

obstruksi. Hal ini mengakibatkan pasien mudah mendapatkan

serangan asma dan bahkan bila berlangsung lama atau kronik

dapat berlanjut menjadi penyakit paru obstruksi kronik.

b. Uji Provokasi Bronkus

Jika pemeriksaan spirometri normal, untuk menunjukan

adanya hiperaktivitas bronkus dilakukan uji provokasi

bronkus. Ada beberapa cara untuk melakukan uji provokasi

bronkus seperti uji provokasi dengan histamin, metakolin,

kegiatan jasmani, udara dingin, larutan garam hipertonik, dan

bahkan dengan aqua destilata. Penurunan VEP1 sebesar 20%

atau lebih dianggap bermakna. Uji dengan kegiatan jasmani,

dilakukan dengan menyeluruh pasien berlari cepat selama 6

menit sehingga mencapai denyut jantung 80-90% dari

maksimum. Dianggap bermakna bila menunjukan penurunan

APE (Arus Puncak Ekspirasi) paling sedikit 10%. Akan halnya

uji provokasi dengan alergen, hanya dilakukan pada pasien

yang alergi terhadap alergen yang diuji.

c. Pemeriksaan Sputum

Sputum eosinofil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan

neutrofil sangat dominan pada bronkhitis kronik. Selain untuk

melihat adanya eosinofil, kristal Charcot-Leyden, dan Spiral

Crushmann; pemeriksaan ini juga penting untuk melihat

adanya miselium Aspergillus fumigatus.

d. Pemeriksaan Eosinofil Total

Jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat pada

pasien asma dan hal ini dapat membantu dalam membedakan

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

18

asma dari bronkitis kronik. Pemeriksaan ini juga dapat dipakai

sebagai patokan untuk menentukan cukup tidaknya dosis

kortikosteroid yang dibutuhkan pasien asma.

e. Uji Kulit

Tujuan uji kulit adalah untuk menunjukan adanya antibodi IgE

spesifik dalam tubuh. Uji ini hanya menyokong anamnesis,

karena uji alergen yang positif tidak selalu merupakan

penyebab asma, demikian pula sebaliknya.

f. Pemeriksaan kadar IgE Total dan IgE Spesifik Dalam Sputum

Kegunaan pemeriksaan IgE total hanya untuk menyokong

adanya atopi. Pemeriksaan IgE spesifik lebih bermakna

dilakukan bila uji kulit tidak dapat dilakukan atau hasilnya

kurang dapat dipercaya.

g. Foto Rontgen Dada

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain

obstruksi saluran napas dan adanya kecurigaan terhadap proses

patologis diparu atau komplikasi asma seperti pneumotoraks,

pneumomediastinum, atelektasis, dan lain-lain.

h. Analisa Gas Darah

Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada asma yang berat. Pada

fase awal serangan, terjadi hipoksemia dan hipokapnia (PaCO2

< 35 mmHg) kemudian pada stadium yang lebih berat PaCO2

justru mendekati normal sampai normo-kapnia. Selanjutnya

pada asma yang sangat berat terjadinya hiperkapnia (PaCO2 ≥

45 mmHg), hipoksemia, dan asidosis respiratorik.

8. Penatalaksanaan dan Terapi

A. Penatalaksanaan Keperawatan

Penatalaksanaan keperawatan yang harus segera dilakukan

pada pasien bergantung pada tingkat keparahan gejala. Pasien

dan keluarga kerap merasa takut dan cemas karena sesak napas

yang dialami pasien. Oleh sebab itu, pendekatan yang tenang

merupakan aspek yang penting didalam asuhan:

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

19

1. Kaji status respirasi pasien dengan memonitor tingkat

keparahan gejala, suara napas, peak flow, oksimetri nadi,

dan tanda-tanda vital.

2. Kaji riwayat reaksi alergi terhadap obat sebelum

memberikan medikasi.

3. Identifikasi medikasi yang tengah digunakan oleh pasien.

4. Berikan medikasi sesuai yang diresepkan dan monitor

respons pasien terhadap medikasi tersebut medikasi

mungkin mencakup antibiotik jika pasien telah lebih dulun

mengalami infeksi pernapasan.

5. Berikan terapi cairan jika pasien mengalami dehidrasi.

6. Bantu prosedur intubasi, jika diperlukan.

Menurut NIC-NOC NANDA (North American Nursing

Diagnosis Association, 2015) Tujuan utama penatalaksanaan

asma adalah meningkatkan dan mempertahankan kualitas

hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa hambatan

dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Program

penatalaksanaan asma meliputi 7 komponen (Perhimpunan

Dokter Paru Indonesia), yaitu:

1. Edukasi

Edukasi yang baik akan menurunkan morbiditi dan

mortaliti. Edukasi tidak hanya ditunjukan untuk penderita

dan keluarga tetapi juga pihak lain yang membutuhkan

seperti pemegang keputusan, pembuat perencanaan bidang

kesehatan/asma, profesi kesehatan.

2. Menilai dan monitor berat asma secara berkala

Penilaian klinis berkala anatara 1-6 bulan monitoring asma

oleh penderita sendiri mutlak dilakukan antara

penatalaksanaan asma. Hal tersebut disebabkan berbagai

faktor antara lain:

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

20

a. Gejala dan berat asma berubah, sehingga

membutuhkan perubahan terapi

b. Pajanan pencetus menyebabkan penderita mengalami

perubahan pada asmanya

c. Daya ingat (memori) dan motivasi penderita yang

perlu di review, sehingga membantu penanganan

asma terutama asma mandiri

3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus

4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka

panjang

Penatalaksanaan asma bertujuan untuk mengontrol

penyakit disebut sebagai asma terkontrol. Terdapat tiga

faktor yang perlu dipertimbangkan:

a. Medikasi (obat-obatan)

Medikasi asma ditujukan untuk mengatasi dan

mencegah gejala obstruksi jalan napas, terdiri atas

pengontrol dan pelega

b. Tahapan pengobatan

c. Penanganan asma mandiri (pelangi asma)

d. Hubungan penderita-dokter yang baik adalah dasar

yang kuat untuk terjadi kepatuhan dan efektif

penatalaksanaan asma. Rencanakan pengobatan asma

jangka panjang sesuai kondisi penderita,

realistik/memungkinkan bagi penderita dengan

maksud mengontrol asma. Bila memungkinkan,

ajaklah perawat, farmasi, tenaga fisioterapi

pernapasan dan lain-lainnya untuk membantu

memberikan edukasi dan menunjang keberhasilan

pengobatan penderita.

5. Menetapkan pengobatan pada serangan akut

6. Kontrol secara teratur

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

21

Pada penatalaksanaan jangka panjang terdapat 2 hal yang

penting diperhatikan oleh dokter yaitu:

a. Tindak lanjut (follow-up) teratur

b. Rujuk ke ahli paru untuk konsultasi atau penanganan

lanjut bila diperlukan

7. Pola hidup sehat

a. Meningkatkan kebugaran fisis

Olahraga menghasilkan kebugaran fisis secara umum.

Walaupun terdapat salah satu bentuk asma yang

timbul serangan sesudah exercise (exercise-induced

asthma/EIA), akan tetapi tidak berarti penderita EIA

dilarang melakukan olahraga. Senam asma Indonesia

(SAI) adalah salah satu bentuk olahraga yang

dianjurkan karena melatih dan menguatkan otot-otot

pernapasan khususnnya, selain manfaat lain pada

olahraga umumnya.

b. Berhenti atau tidak pernah merokok

c. Lingkungan kerja

d. Kenali lingkungan kerja yang berpotensi dapat

menimbulkan asthma.

Para ahli asma dari berbagai negara terkemuka telah

berkumpul dalam suatu lokakarya Global Initiative for

Asthma : Management and Prevention yang

dikoordinasikan oleh National Heart, Lung and Blood

Institute Amerika Serikat dan WHO. Publikasi lokakarya

tersebut dikenal sebagai GINA diterbitkan pada tahun

1995, dan diperbaharui tahun 1998, 2002, 2006, dan yang

terakhir 2008. Hampir seluruh negara di dunia mengikuti

protokol pengobatan yang dianjurkan. Namun cara

pengobatan tersebut masih dirasakan mahal bagi negara

berkembang, sehingga masing-masing negara dianjurkan

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

22

membuat kebijakan sesuai dengan kondisi sosial ekonomi

serta lingkungannya, (Siti Setiati, 2014).

Untuk mencapai tujuan diatas GINA merekomendasikan

5 komponen yang saling terkait dalam penatalaksanaan

asma :

a. Bina hubungan yang baik antara pasien dengan dokter

b. Identifikasi dan kurangi pemaparan faktor resiko

c. Penilaian, pengobatan dan pemantauan keadaan

kontrol asma

d. Atasi serangan asma

e. Penatalaksanaan keadaan khusus

B. Penatalaksanaan Kolaboratif

Tata laksana farmakologis

Tujuan tata laksana farmakologis adalah untuk mengontrol

gejala termasuk gejala nonturnal dan asma yang di induksi

oleh olahraga, untuk mencegah eksaserbasi dan mencapai

tingkat fungsi respirasi yang terbaik dan efek samping yang

minimal ( BTS SIGN 2003, dikutip oleh Perawatan

Respirasi,2008).

Panduan British Thoracic Society merupakan pendekatan

langkah demi langkah dalam pengobatan asma, dan

merekomendasikan agar tenaga kesehatan memulai

pengobatan asma pada tingkat yang paling mungkin untuk

mencapai tujuan yang disebutkan diatas. Secara keseluruhan

tujuannya adalah untuk mencapai kontrol dini dan efektif dari

asma dan mempertahankan kontrol fleksibel dengan

melangkah naik atau turun pada terapi sesua keperluan.

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

23

Sinopsis Panduan Asma BTS, 2003. (Dikutip oleh Perawatan

Respirasi,2008):

1. Bronkodilator kerja-singkat

Harus diresepkan sebagai pereda gejala pada semua pasien

asma dengan asma simtomatik. Frekuensi pasien

menggunakan bronkodilator kerja-singkat ini dapat menjadi

ukuran beratnya asma pasien dan/atau kepatuhan mereka

terhadap pengobatan lain.

2. Pengenalan terapi pencegah

Steroid inhalasi merupakan terapi pencegahan yang

direkomendasikan baik pada orang dewasa maupun anak-

anak. Obat ini harus diresepkan pada pasien dengan

eksaserbasi yng baru terjadi, asma noktural atau gangguan

fungsi paru.

3. Terapi tambahan

Sebelum memulai langkah ini, semua parameter lain perlu

diperiksa, seperti kepatuhan pasien terhadap pengobatan,

kemampuan menggunakan inhaler secara tepat dan

menghindari faktor pemicu.

4. Diindikasikan pada kontrol gejala asma yang buruk

Pada kasus ini direkomendasikan penambahan obat

keempat.

5. Sama seperti diatas, dengan ditambahan pemberian steroid

oral kontinu atau sering

Pada kasus ini direkomendasikan pemantauan reguler

seluruh fungsi fisiologis pasien karena pemberian steroid

oral telah menunjukan efek samping bermakna

berhubungan dengannya. Pemantauan ini termasuk

pemantauan pertumbuhan pada anak-anak dan observasi

munculnya diabetes, osteoporosis, hipertensi, dan

perkembanagan katarak.

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

24

B. KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI

Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang

digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel dalam tubuh. Oksigen

merupakan suatu gas tidak berwarna dan tidak berbau yang terkandung

sekitar 21% udara yang kita hirup, sangat dibutuhkan bagi semua

kehidupan sel. Ketiadaan oksigen dapat menyebabkan kematian.

Pernapasan adalah sebuah proses pertukaran gas antara individu dengan

lingkungan. Fungsi sistem pernapasan adalah pertukaran gas dimana

oksigen dari udara yang dihirup berdisfusi dari alveolus paru ke darah

dalam kapiler paru. Karbon dioksida yang dihasilkan selama metabolisme

sel berdisfusi dari darah ke dalam alveolus dan kemudian dikeluarkan.

1. Struktur Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan secara struktural dibagi menjadi sistem pernapasan

atas dan sistem pernapasan bawah. Sistem pernapasan atas terdiri dari

mulut, hidung, faring, dan laring. Sedangkan sistem pernapasan bawah

terdiri dari trakea dan paru, dengan bronkus, bronkiolus, alveolus,

jaringan kapiler paru dan membran pleura. Udara masuk melalui

hidung, yang didalamnya udara hangatkan, dilembapkan dan disaring.

Partikel besar yang terkandung dalam udara ditangkap oleh rambut

dipintu masuk lubang hidung dan partikel kecil disaring dan ditangkap

saat udara berubah arah sewaktu kontak dengan turbin nasal dan

septum. Reflek bersin ditimbulkan oleh iritan di dalam saluran hidung.

Banyak volume udara secara cepat keluar melalui hidung dan mulut

selama bersin, yang membantu membersihkan saluran hidung.

Udara yang diinspirasi mengalir dari hidung ke faring. Faring adalah

saluran yang sama-sama dilalui oleh udara dan makanan. Faring

dibagi menjadi nasofaring dan orofaring, yang kaya akan pasokan

jaringan limfe yang menangkap dan menghancurkan patogen yang

masuk bersama dengan udara. Laring adalah struktur kartilago yang

bila dilihat dari luar disebut jakun. Selain perannya dalam berbicara,

laring sangat penting untuk mempertahankan kepatenan jalan napas

dan melindungi jalan napas bawah dari makanan dan minuman yang

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

25

ditelan. Selama menelan, pintu masuk ke laring (epiglotis) menutup,

mengarahkan makanan masuk ke esofagus. Epiglotis terbuka selama

bernapas, yang memungkinkan udara bergerak bebas ke jalan napas

bawah.

Dibawah laring terdapat trakea bercabang menjadi brokus utama

kanan dan kiri dan menjadi pengatur saluran udara paru. Di dalam

paru brokus terbagi-bagi menjadi bronkus yang lebih kecil dann

makin kecil, berakhir dengan bronkiolus terminal. Trakea dan bronkus

dilapisi oleh epitel mukosa. Sel ini menghasilkan lapisan tipis lendir

“selimut lendir”, yang menangkap patogen dan materi partikel yang

sangat kecil. Sebelum udara melalui bronkiolus terminal dan

memasuki bronkiolus dan alveolus pernapasan, maka tidak terjadi

pertukaran gas. Zona pernapasan paru terdiri atas bronkiolus

pernapasan (yang memiliki kantung udara yang tersebar di

dindingnya), duktus alveolus, dan alveolus. Alveolus memiliki

dinding yang sangat tipis, yang terdiri atas lapisan sel epitel tunggal

yang diselimuti oleh jalinan kapiler paru yang tebal. Dinding alveolar

dan kapiler membentuk membran pernapasan, tempat terjadinya

pertukaran gas antara udara pada area alveolar dan darah pada area

kapiler. Jalan napas memindahkan udara ke dan dari alveolus;

ventrikel kanan dan sistem vaskuler paru menghantarkan darah ke

area kepiler membran.

Permukaan luar paru diselimuti oleh lapisan jaring ganda tipis yang

dikenal sebagai pleura. Pleura parietal melapisi toraks dan permukaan

diafragma. Lapisan mengganda kembali untuk membentuk pleura

viseral, yang malapisi permukaan eksternal paru. Diantara kedua

lapisan pleura ini ada sebuah ruang potensial yang berisi sejumlah

kecil cairan pleura sebagai larutan pelumas serosa. Cairan ini

mencegah gesekan selama gerakan pernapasan dan berperan untuk

mempertahankan keletakan lapisan melalui tekanan permukaannya.

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

26

2. Ventilasi Paru

Ventilasi paru dicapai melalui kerja pernapasan inspirasi (inhalasi)

saat udara mengalir ke paru dan ekspirasi (ekshalasi) saat udara

mengalir keluar paru. Keadekuatan ventilasi bergantung pada

beberapa faktor, yaitu:

a. Kebersihan jalan napas

b. Keutuhan sistem saraf pusat dan pusat pernapasan

c. Keutuhan kemampuan rongga toraks untuk mengembang dan

berkontraksi

d. Keadekuatan komplains dan rekoil paru

Proses terjadi nya refleks batuk antara lain:

a. Impuls saraf dikirim melalui saraf vagus ke medula

b. Terjadi inspirasi yang besar sekitar 2,5 L

c. Epiglotis dan glotis (pita suara) menutup

d. Kontraksi kuat otot abdomen dan interkosta internal secara

dramatis meningkatkan tekanan didalam paru

e. Epiglotis dan glotis terbuka secara mendadak

f. Udara bergegas keluar dengan velositas yang sangat besar

g. Lendir dan setiap benda asing dikeluarkan dari saluran napas

bawah dan dikeluarkan ke atas dan keluar.

3. Pertukaran Gas Alveolar

Setelah alveoli diventilasi, fase kedua dalam proses pernapasan yaitu

difusi. Difusi merupakan pergerakan gas atau partikel lain dari area

bertekanan atau berkonsentrasi tinggi ke area bertekanan atau

berkonsentrasi rendah.

Perbedaan tekanan gas disetiap sisi membran pernapasan nampak jelas

mempengaruhi difusi. Apabila tekanan oksigen lebih besar di alveolus

dibandingkan didalam darah, oksigen berdisfusi didalam darah.

Tekanan parsial (tekanan yang dikeluarkan oleh masing-masing gas

dalam sebuah campuran sesuai dengan konsentrasinya didalam

campuran tersebut) oksigen (PO2) didalam alveolus adalah sekitar 100

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

27

mmHG, sementara PO2 didalam darah vena arteri pulmonalis adalah

60mmHG. Namun tekanan ini seimbang dengan cepat sehingga

tekanan oksigen arterial juga mencapai sekitar 100 mmHG.

Sebaliknya, karbon dioksida didalam darah vena yang memasuki

kapiler paru memiliki tekanan parsial sekitar 45 mmHG (PCO2),

sementara yang berada di alveolus memiliki tekanan parsial sekitar 40

mmHG. Oleh karena itu, karbon dioksida berdisfusi dari darah

kedalam alveolus, yang dapat dihilangkan dengan mengeluarkan

udara. Apabila menyebut tekanan oksigen di dalam darah arterial

maka singkatannya adalah PaO2, apabila menyebutkan tekanan parsial

di darah vena maka tidak ada huruf “a” yaitu PO2.

4. Transpor Oksigen Dan Karbon dioksida

Bagian ketiga dari proses pernapasan melibatkan transpor gas

pernapasan. Oksigen perlu ditranspor dari paru ke dalam jaringan dan

karbon dioksida harus ditranspor dari jaringan kembali ke paru.

Normalnya sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan

hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai

oksihemoglobin. Sisa oksigen kemudian dilarutkan dan

ditransportasikan didalam cairan plasma dan sel. Beberapa faktor

memengaruhi kecepatan transpor oksigen dari paru ke jaringan:

a. Curah jantung

b. Jumlah eritrosit dan hematokrit darah

c. Olah raga/latihan

5. Pengaturan Pernapasan

Pengaturan pernapasan terdiri atas kontrol saraf dan kimia untuk

mempertahankan konsentrasi normal oksigen, karbon dioksida dan ion

hidrogen didalam cairan tubuh. Sistem saraf tubuh menyesuaikan

kecepatan ventilasi alveolar untuk memenuhi kebutuhan tubuh

sehingga PO2 dan PCO2 lebih relatif konstan. “pusat pernapasan”

tubuh sebenarnya merupakan sejumlah kelompok saraf yang berada

didalam medula oblongata dan pons serebral.

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

28

6. Faktor Yang Memengaruhi Fungsi Pernapasan

Faktor yang memengaruhi oksigenasi terdiri dari:

a. Usia

Faktor perkembangan merupakan pengaruh yang sangat penting

dalam fungsi pernapasan. Saat lahir, perubahan yang sangat jelas

terjadi dalam sistem pernapasan. Air yang terdapat dalam paru

akan keluar, PCO2 meningkat dan neonatus mengambil napas

pertama. Paru secara bertahap akan berkembang pada setiap

pernapasan berikutnya, mencapain inflasi penuh pada usia 2

minggu. Perubahan yang terjadi karena penuaan yang

memengaruhi sistem pernapasan lansia menjadi sangat penting

jika sistem mengalami gangguan akibat perubahan seperti infeksi,

stress fisik, atau pembedahan. Perubahan-perubahan yang terjadi

pada lansia antara lain:

1) Dinding dada dan jalan napas menjadi lebih kaku dan kurang

elastis

2) Jumlah pertukaran udara menurun

3) Membran mukosa menjadi lebih kering dan lebih rapuh

4) Terjadi penurunan kekuatan otot dan daya tahan

b. Lingkungan

Ketinggian, panas, dingin, dan populasi udara memengaruhi

oksigenasi. Semakin tinggi permukaan tanah, semakin rendah

PO2 dalam pernapasan individu. Akibatnya, orang yang berada di

ketinggian mengalami peningkatan frekuensi pernapasan dan

frekuensi denyut nadi serta peningkatan kedalaman pernapasan,

yang biasanya menjadi paling jelas terlihat saat individu berolah

raga.

c. Gaya Hidup

Olah raga fisik ataun aktivitas fisik meningkatkan frekuensi dan

ke dalaman pernapasan dan oleh karena itu juga meningkatkan

suplai oksigen di dalam tubuh. Sebaliknya, orang yang banyak

duduk, kurang memiliki ekspansi alveolar dan pola napas dalam

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

29

seperti yang dimiliki oleh orang yang melakukan aktivitas secara

teratur dan mereka tidak mampu berespons secara efektif terhadap

stressor pernapasan.

d. Status Kesehatan

Pada orang sehat, sistem pernapasan dapat memberikan cukup

oksigen untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Namun, penyakit

sistem pernapasan dapat memengaruhi oksigenasi darah secara

buruk.

e. Medikasi

Beragam pengobatan dapat mengurangi frekuensi dan ke dalaman

pernapasan. Obat yang paling sering menyebabkan efek ini adalah

obat antiansietas dan narkotik seperti morfin. Saat memberikan

obat ini, perawat harus memantau status pernapasan secara

cermat, terutama jika obat baru dimulai atau jika dosisnya

ditingkatkan.

f. Stess

Apabila stress dan stressor dihadapi, baik respons psikologis

maupun fisiologis dapat memengaruhi oksigenasi. Beberapa

orang dapat mengalami hiperventilasi sebab respon terhadap

stress. Apabila ini terjadi PO2 arteri meningkat dan PCO2

menurun. Akibatnya, orang dapat mengalami berkunang-kunang

dan kebas serta kesemutan pada jari tangan, jari kaki, dan sekitar

mulut.

Secara fisiologis, sistem saraf simpatik distimulasikan dan

epinefrin dilepaskan. Epinefrin menyebabkan bronkiolus

berdilatasi, meningkatkan aliran darah dan penghantaran oksigen

ke otot aktif. Walaupun respons ini bersifat adaptif dalam jangka

pendek, apabila stress berlanjut maka respons ini dapat merusak,

yang meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler.

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

30

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Konsep Keluarga

A. Definisi Keluarga

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh

perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan

fisik, mental, emosional dan sosial dari individu-individu yang ada di

dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk

mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998, dikutip dalam Aplikasi

Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga, 2010).

Keluarga adalah suatu sistem sosial yang berisi dua atau lebih

orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah,

perkawinan atau adopsi, atau tinggal bersama dan saling

menguntungkan, mempunyai tujuan bersama, mempunyai generasi

penerus, saling pengertian dan saling menyayangi (Murray & Zentner,

1997, dikutip dalam Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga,

2010).

Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang saling

tergantungan satu sama lainnya untuk emosi, fisik, dan dukungan

ekonomi ( Hanson, 1996, dikutip dalam Aplikasi Praktis Asuhan

Keperawatan Keluarga, 2010).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian

keluarga adalah sekumpulan orang yang saling berhubungan melalui

pertalian darah, adopsi atau perkawinan

B. Tipe Keluarga

Berbagai bentuk dan tipe keluarga, berdasarkan berbagai sumber,

dibedakan menjadi keluarga tradisional dan keluarga non tradisional,

seperti:

Menurut Maclin 1988, dikutip dalam Aplikasi Praktis Asuhan

Keperawatan Keluarga (2010) pembagian tipe keluarga:

1. Keluarga tradisional

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

31

a. Kekeluargaan inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri,

dan anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.

b. Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga hanya

dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian,

pisah atau ditinggalkan.

c. Pasangan inti, hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa

anak tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.

d. Bujang dewasa yang tinggal sendirian

e. Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari

nafkah, istri tinggal dirumah dengan anak sudah kawin atau

bekerja.

f. Jaringan keluarga besar: terdiri dari dua keluarga inti atau lebih

atau anggota keluarga yang tidak menikah hidup berdekatan

dalam daerah geografis.

2. Keluarga non tradisional

a. Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak

menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anak saja)

b. Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai

anak

c. Keluarga gay/lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin

sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.

d. Keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih

satu pasangan monogami dengan anak-anak, secara bersama

menggunakan fasilitas, sumber dan memiliki pengalaman yang

sama.

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

32

Menurut Allender & Spradley, 2001, dikutip dalam Aplikasi Praktis

Asuhan Keperawatan Keluarga, 2010, membagi tipe keluarga

berdasarkan:

1. Keluarga tradisional

a. Keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari

suami, istri dan anak kandung atau anak angkat.

b. Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti

ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan

darah, misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi.

c. Keluarga Dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami

istri tanpa anak.

d. Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang

tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan

karena perceraian atau kematian.

e. Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari

seorang dewasa saja.

f. Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari

suami istri yang berusia lanjut

2. Keluarga non tradisional

a. Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa

pertalian darah hidup serumah.

b. Orang tua (ayah/ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan

anak hidup bersama dalam satu rumah tangga.

c. Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup

bersama dalam satu rumah tangga.

C. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur

keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga.

Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut Friedmen (1998),

Setiawati & Dermawan, yang dikutip dalam Aplikasi Praktis Asuhan

Keperawatan Keluarga (2010), yaitu:

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

33

1. Fungsi Afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi

kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga.

Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang

dialami tiap anggota keluarga baik senang maupun sedih, dengan

melihat bagaimana cara keluarga mengekspresikan kasih sayang.

2. Fungsi sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan

sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini

anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh

pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Bagaimana

keluarga produktif terhadap sosial dan bagaimana keluarga

memperkenalkan anak dengan dunia luar dengan belajar

berdisiplin, mengenal budaya dan norma melalui hubungan

interaksi dalam keluarga sehingga mampu berperan dalam

masyarakat.

3. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga

dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota

keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan

fisik, mental dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat

anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit setiap anggota

keluarga.

4. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti

sandang, pangan, papan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan

sumber dana keluarga. Mencari sumber penghasilan guna

memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga,

menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

34

5. Fungsi biologis

Fungsi biologis, bukan hanya ditujukan untuk meneruskan

keturunan tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk

kelanjutan generasi selanjutnya.

6. Fungsi psikologis

Fungsi psikologis, terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih

sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota

keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan

memberikan identitas keluarga.

7. Fungsi pendidikan

Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan

pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak,

mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak

sesuai dengan tingkatan perkembangannya.

D. Struktur Keluarga

1. Friedman, Bowmen, dan Jones (2003), yang dikutip dalam Aplikasi

Teori pada Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga (2012),

membagi struktur keluarga mejadi empat elemen, yaitu:

a. Pola Komunikasi Keluarga

Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara

emosional, komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi

sirkular ( Wright & Leahey 2000). Komunikasi emosional

memungkinkan setiap individu dalam keluarga dapat

mengekspresikan perasaan bahagia, sedih, atau marah diantara

para anggota keluarga. Pada komunikasi verbal individu dalam

keluarga dapat mengungkapkan sesuatu yang diinginkan

melalui kata-kata yang dapat diiringi dengan adanya

komunikasi non verbal yang dapat berupa gerakan tubuh dalam

penekanan sesuatu yang diucapkan dalam keluarga.

Komunikasi sirkular mencakup sesuatu yang melingkar dua

arah dalam keluarga, misalnya apabila istri marah pada suami,

maka suami akan melakukan klarifikasi kepada istri tentang

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

35

sesuatu yang membuat istri marah pada suami ( Wright &

Leahey 2000).

b. Pola Peran Keluarga

Pola peran keluarga serangkaian perilaku yang diharapkan

sesuai dengan posisi sosial yang diberikan sehingga pada

struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi atau

status dalam keluarga adalah posisi individu dalam keluarga

yang dapat dipandang oleh masyarakat sebagai istri, suami

atau anak. Peran formal didalam keluarga merupakan

kesepakatan bersama yang dibentuk dalam suatu norma

keluarga. Peran didalam keluarga menunjukan pola tingkah

laku dari semua anggota didalam keluarga ( Wright, 1984).

Aldous (1978) dalam ( Wright & Leahey, 2000) peran dalam

keluarga merupakan pola tingkah laku yang konsisten terhadap

suatu situasi didalam keluarga yang terjadi akibat interaksi

diantara anggota keluarga, seperti menyapu membersihkan

rumah. Peran dalam keluarga sekarang ini terjadi perubahan.

Peran didalam keluarga dapat juga terjadi peran ganda

sehingga anggota keluarga dapat menyesuaikan peran tersebut.

Peran didalam keluarga dapat fleksibel sehingga anggota

keluarga dapat beradaptasi terhadap perubahan terjadi.

c. Pola Norma dan Nilai Keluarga

Nilai merupakan persepsi seseorang tentang sesuatu hal apakah

baik atau bermanfaat bagi dirinya. Norma adalah peran-peran

yang dilakukan manusia, berasal dari nilai budaya terkait.

Norma mengarah sesuai dengan nilai yang dianut oleh

masyarakat, dimana norma-norma dipelajari sejak kecil

(DeLaune, 2002). Persepsi seseorang tentang nilai dipengaruhi

nilai. Nilai mengarahkan respon seseorang terhadap nilai orang

lain. Nilai merefleksikan identitas seseorang sebagai bentuk

dasar evaluasi diri. Nilai memberikan dasar untuk posisi

seseorang pada berbagai issue personal, profesional, sosial,

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

36

politik. Nilai yang merupakan perilaku motivasi diekspresikan

melalui perasaan, tindakan dan pengetahuan. Nilai-nilai

merupakan tujuan dari keperilakuan individu. Nilai

memberikan makna kehidupan dan meningkatkan harga diri

(DeLaune, 2002). Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan

kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan

anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga

merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi

perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola

perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem

nilai dalam keluarga.

d. Pola Kekuatan Keluarga

Friendman, Bowmen, & Jones (2003) kekuatan keluarga

merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu

untuk mengendalikan atau memengaruhi untuk merubah

perilaku orang lain kearah positif. Tipe struktur kekuatan-

kekuatan dalam keluarga antara lain : legitimate

power/authority (hak untuk mengontrol) seperti orangtua

terhadap anak, referent power ( seseorang yang ditiru),

resource or expert power ( pendapat, ahli dan lain-lain),

reward power ( pengaruh kekuatan karena adanya harapan

yang akan diterima), coercive power ( pengaruh yang

dipaksakan sesuai keinginannya), informational power (

pengaruh yang dilalui melalui persuasi), affective power

(pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta

kasih misalnya hubungan seksual).

2. Ciri-Ciri Struktur Keluarga, yang dikutip dalam Penuntun Praktis

Asuhan Keperawatan Keluarga (2008), yaitu:

a. Terorganisasi

Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing

anggota keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing

sehingga tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

37

ditandai dengan andanya hubungan yang kuat antara anggota

sebagai bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan.

b. Keterbatasan

Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki

peran dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam

berinteraksi setiap anggota tidak bisa semena-mena, tetapi

mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh tanggung jawab

masing-masing anggota keluarga.

c. Perbedaan dan kekhususan

Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan

masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi

yang berbeda dan khas seperti halnya peran ayah sebagai

pencari nafkah utama, peran ibu yang merawat anak-anak.

3. Dominasi Struktur Keluarga, yang dikutip dalam Penuntun Praktis

Asuhan Keperawatan Keluarga (2008), yaitu:

a. Dominasi Jalur Hubungan Darah

1) Patrilineal

Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur

garis ayah. Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan

struktur keluarga patrilineal.

2) Matrilineal

Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur

garis ibu. Suku padang salah satu suku yang menggunakan

struktur keluarga matrilineal.

b. Dominasi Keberadaan Tempat Tinggal

1) Patrilokal

Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal

dengan keluarga sedarah dari pihak suami.

2) Matrilokal

Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal

dengan keluarga sedarah dari pihak istri.

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

38

c. Dominasi Pengambilan Keputusan

1) Patriakal

Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.

2) Matriakal

Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri

E. Peranan Keluarga

Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh

seseorang dalam konteks keluarga. Peranan individu dalam keluarga

didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan

masyarakat. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-

masing, antara lain:

1. Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa aman bagi setiap

anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok

sosial tertentu.

2. Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-

anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah

tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok

sosial tertentu.

3. Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan

perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual.

F. Tahapan Dan Tugas Perkembangan Keluarga

Perawat keluarga perlu mengetahui tentang tahapan dan tugas

perkembangan keluarga, untuk memberikan pedoman dalam

menganalisis pertumbuhan dan kebutuhan promosi kesehatan keluarga

serta untuk memberikan dukungan pada keluarga untuk kemajuan dari

satu tahap ke tahap berikutnya. Tahap perkembangan keluarga

menurut Duvall & Miller (1985); Carter & Mc Goldrick (1988), yang

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

39

dikutip dalam Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga (2010),

mempunyai tugas perkembangan yang berbeda seperti:

1. Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru (Berganning Family)

Tugas perkembangan keluarga pemula antara lain membina

hubungan yang harmonis dan kepuasan bersama dengan

membangun perkawinan yang saling memuaskan, membina

hubungan dengan orang lain dengan menghubungkan jaringan

persaudaraan secara harmonis, merencanakan kehamilan dan

mempersiapkan diri menjadi orang tua.

2. Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai

umur 30 bulan)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu membentuk

keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan

keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan

nenek serta mensosialisasikan dengan lingkungan besar masing-

masing pasangan.

3. Tahap III, keluarga dengan anak usia prasekolah ( anak tertua

berumur 2-6 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap III yaitu memenuhi

kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak,

mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi

kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang

sehat dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan

norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga,

menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain

anak.

4. Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-

13 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap IV yaitu

mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah

dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

40

mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,

memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga,

membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat

menyelesaikan tugas sekolah.

5. Tahap V, keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20

tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap V yaitu

menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja

menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan

perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan

anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam

batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua

arah.

6. Tahap VI, keluarga yang melepas anak usia dewasa muda

(mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan

rumah)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap VI yaitu memperluas

siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang

didapat melalui perkawinan anak-anak, melanjutkan untuk

memperbaharui hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut

usia dan sakit sakitan dari suami maupun istri, membantu anak

mandiri, mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan

keluarga antara orang tua dengan menantu, menata kembali peran

dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak.

7. Tahap VII, orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap VII yaitu menyediakan

lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan

hubungan yang memuaskan dan penuh arti para orang tua dan

lansia, memperkokoh hubungan perkawinan, menjaga keintiman,

merencanakan kegiatan yang akan datang, memperhatikan

kesehatan masing-masing pasangan, tetap menjaga komunikasi

dengan anak-anak.

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

41

8. Tahap VIII, keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Tugas perkembangan keluarga pada tahap VIII yaitu

mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,

menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun,

mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri

terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga

antar generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi mereka,

Saling memberi perhatian yang menyenangkan antar pasangan,

merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti

berolahraga, berkebun, dan mengasuh cucu.

2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga

A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan dimana

seorang perawat mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga

yang dibinanya. Tahap pengkajian ini merupakan proses yang

sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan keluarga ( Lyer et

al.,1996, yang dikutip oleh Setiadi, 2008). Cara pengumpulan data

tentang keluarga dapat dilakukan antara lain dengan 1. Wawancara, 2.

Pengamatan : pengamatan dilakukan yang berkaitan dengan hal-hal

yang tidak perlu ditanyakan, 3. Studi dokumentasi: kartu keluarga dan

catatan kesehatan lainnya misalnya informasi-informasi yang

menangani keluarga dan dari anggota tim kesehatan lainnya, 4.

Pemeriksaan fisik.

Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family

Centre Nursing Friedman, meliputi 7 komponen pengkajian yaitu:

1. Data Umum

a. Identitas kepala keluarga

1) Nama kepala keluarga (KK)

2) Umur (KK)

3) Pekerjaan Kepala Keluarga (KK)

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

42

4) Pendidikan Kepala Keluarga (KK)

5) Alamat dan Nomor Telepon

b. Komposisi anggota keluarga

nama umur sex Hub

dgn kel

pendidikan pekerjaan ket

c. Genogram:

Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus

tertera nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan

gambar. Terdapat keterangan gambar dengan simbol berbeda

(Fridman,1988) seperti:

Laki-laki:

Perempuan:

Meninggal Dunia:

Tinggal Serumah: -----------------

Pasien yang diidentifikasi:

Kawin:

Cerai:

Anak Adopsi:

Aborsi/ Keguguran:

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

43

Anak Kembar:

d. Tipe Keluarga

e. Suku Bangsa:

1) Asal Suku Bangsa Keluarga

2) Bahasa yang Dipakai Keluarga

3) Kebiasaan Keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat

mempengaruhi kesehatan

f. Agama:

1) Agama yang dianut keluarga

2) Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan

g. Status sosial ekonomi keluarga:

1) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga

2) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan

3) Tabungan khusus kesehatan

4) Barang (harta benda) yang dimiliki keluarga (perabotan,

transportasi)

h. Aktifitas rekreasi keluarga

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak

tertua)

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

c. Riwayat keluarga inti:

1) Riwayat terbentuknya keluarga inti

2) Penyakit yang diderita keluarga orang tua (adanya

penyakit menular atau penyakit menular di keluarga)

d. Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri)

1) Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular di

keluarga

2) Riwayat kebiasaan/gaya hidup yang mempengaruhi

kesehatan

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

44

3. Lingkungan

a. Karakteristik rumah:

1) Ukuran rumah (luas rumah)

2) Kondisi dalam dan luar rumah

3) Kebersihan rumah

4) Ventilasi rumah

5) Saluran pembuangan air limbah (SPAL)

6) Air bersih

7) Pengelolaan sampah

8) Kepemilikan rumah

9) Kamar mandi/wc

10) Denah rumah

b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal

1) Apakah ingin tinggal dengan satu suku saja

2) Aturan dan kesepakatan penduduk setempat

3) Budaya setempat yang memengaruhi kesehatan

c. Mobilitas geografis keluarga

1) Apakah keluarga sering pindah rumah

2) Dampak pindah rumah terhadap kondisi keluarga (apakah

menyebabkan stress)

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

1) Perkumpulan/organisasi sosial yang diikuti oleh anggota

keluarga

2) Digambarkan dalam ecomap

e. Sistem pendukung keluarga

Termasuk siapa saja yang terlibat bila keluarga mengalami

masalah

4. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi keluarga:

1) Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga

2) Cara keluarga memecahkan masalah

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

45

b. Struktur kekuatan keluarga

1) Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang

mengalami masalah

2) Power yang digunakan keluarga

c. Struktur peran (formal dan informal)

1) Peran seluruh anggota keluarga

d. Nilai dan norma keluarga

5. Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif

1) Bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih

sayang

2) Perasaan saling memiliki

3) Dukungan terhadap anggota keluarga

4) Saling menghargai, kehangatan

b. Fungsi sosialisasi

1) Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan

dunia luar

2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga

c. Fungsi perawatan kesehatan

1) Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga

(bukan hanya kalau sakit diapakan tetapi bagaimana

prevensi/promosi)

2) Bila ditemui data maladaptif, langsung lakukan penjajagan

tahap II (berdasarkan 5 tugas keluarga seperti bagaimana

keluarga mengenal masalah, mengambil keputusan,

merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan dan

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan)

6. Stress dan koping keluarga

a. Stressor jangka panjang dang stressor jangka pendek serta

kekuatan keluarga

b. Respon keluarga terhadap stress

c. Strategi koping yang digunakan

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

46

d. Strategi adaptasi yang disfungsional:

Adakah cara keluarga mengatasi masalah secara maladaptif

7. Pemeriksaan fisik (head to toe)

a. Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan

b. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota

keluarga

c. Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut, kepala, mata

mulut THT, leher, thorax, abdomen, ekstremitas atas dan

bawah, sistem genitalia

d. Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik

8. Harapan keluarga

a. Terhadap masalah kesehatan keluarga

b. Terhadap petugas kesehatan yang ada

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga

tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi

intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan

keluarga sesuai dengan kewenangan perawat.

Tahap dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain:

1. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah pengkajian, selanjutnya data

dianalisis untuk dapat dilakukan perumusan diagnosis

keperawatan.

Cara analisa data yaitu:

a. Validasi data

b. Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan biopsiko-sosial

dan spiritual

c. Membandingkan dengan standart

d. Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

47

2. Perumusan masalah

Perumusan masalah keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran

individu dan atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan

keluaga meliputi problem, etiologi dan sign/simpton.

a. Masalah (problem)

Daftar Diagnosa Keperawatan Keluarga berdasarkan NANDA

1995, yang dikutip oleh Setiadi 2008 adalah sebagai berikut:

1) Masalah keperawatan aktual

Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala

yang jelas mendukung bahwa masalah benar-benar terjadi:

a) Pola napas tidak efektif

b) Ketidakefektifan bersihan jalan napas

c) Gangguan pola tidur

d) kecemasan

2) Masalah keperawatan resiko tinggi

Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan

mengarahkan pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak

segera ditangani:

a) Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

b) Resiko tinggi infeksi

3) Masalah keperawatan potensial atau sejahtera

Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin

meningkat lebih optimal

a) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

b) Potensial peningkatan proses keluarga

c) Potensial peningkatan koping keluarga

d) Resiko terhadap tindakan kekerasan

b. Etiologi

Faktor yang berhubungan yang dapat dicerminkan dalam

respon fisiologi yang dipengaruhi oleh unsur psikologis,

spiritual, dan faktor-faktor lingkungan yang dipercaya

berhubungan dengan masalah baik sebagai penyebab maupun

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

48

faktor resiko. Etiologi ini mengacu kepada 5 tugas keluarga,

yaitu:

1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

3) Memberikan keperawatan anggota nya yang sakit atau yang

tidak dapat membantu dirinya karena cacat atau usianya

terlalu muda

4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota

keluarganya

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga

dan lembaga kesehatan

c. Tanda (sign)

Tanda dan gejala merupakan sekumpulan data subjektif dan

objektif yang diperoleh perawat dari keluarga yang

mendukung masalah dan penyebab.

3. Prioritas masalah

Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan

keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala

prioritas (skala Baylo dan Maglaya), sebagai berikut:

a. Sifat masalah

Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang terjadi, bila

menunjukan tanda dan gejala atau bahkan kondisi sehat

b. Kemungkinan masalah dapat diubah

Pembenaran mengacu pada: masalah, sumber daya keluarga,

sumber daya perawat, dan sumber daya lingkungan

c. Potensial masalah untuk dicegah

Pembenaran mengacu pada: berat ringannya masalah, jangka

waktu terjadinya masalah, tindakan yang akan dilakukan,

kelompok tinggi yang bisa dicegah

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

49

d. Menonjol masalah

1) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan

bobot

2) Jumlahkan skor untuk semua kriteria

3) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

T

a

b

e

l

S

k

a

l

a

B

a

i

l

S

k

a

l

a

Bailon dan Maglaya

NO KRITERIA NILAI BOBOT

1. Sifat masalah

Skala: Aktual

Risiko

Keadaan sejahtera

3

2

1

1

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

Skala: Mudah

Sebagian

Tidak dapat

2

1

0

2

3. Potensi masalah untuk dicegah

Skala: Tinggi

Cukup

Redah

3

2

1

1

4. Menonjolnya masalah

Skala: Masalah berat,harus segera

ditangani

Ada masalah tetapi tidak perlu

ditangani

Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

50

C. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses

keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan

(jangka panjang/pendek), penetapan standart dan kriteria serta

menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga.

1. Penetapkan Tujuan

Penetapkan tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk

mengatasi masalah diagnosa keperawatan keluarga. Bila dilihat

dari sudut jangka waktu, maka tujuan perawatan keluarga dapat

dibagi mejadi:

a. Tujuan jangka panjang

Menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada

kemampuan mandiri. Dan lebih baik ada batas waktu untuk

mengarahkan eveluasi pencapaian pada waktu yang

ditentukan sebelumnya.

b. Tujuan jangka pendek

Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya

yang dihubungkan dengan keadaan yang mengancam

kehidupan

2. Penetapan Kriteria dan Standart

Penetapan kriteria dan standart merupakan standart evaluasi yang

merupakan gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi

petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan digunakan dalam

membuat pertimbangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

membuat standart, yaitu:

a. Berfokus pada keluarga

b. Singkat dan jelas

c. Dapat diobservasi dan diukur

d. Realistik

e. Ditentukan oleh perawat dan keluarga

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

51

3. Pembuatan Rencana Keperawatan

Fokus dari intervensi keperawatan keluarga antara lain meliputi

kegiatan yang bertujuan:

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai

masalah dan kebutuhan kesehatan

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan

keluarga yang tepat

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota yang

sakit

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana

membuat lingkungan menjadi sehat

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada

D. Tindakan Keperawatan

Implementasi atau tindakan merupakan pengelolaan dan perwujudan

dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

Ada tiga tahap dalam tindakan keperawatan keluarga, yaitu:

1. Persiapan

Persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan:

a. Kontrak dengan keluarga (kapan dilaksanakan, berapa lama

waktunya, materi yang akan didiskusikan, siapa yang

melaksanakan, anggota keluarga yang perlu mendapatkan

informasi)

b. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan

c. Mempersiapkan lingkungan yang kondusif

d. Mengidentifikasi aspek-aspek hukum dan etik

2. Intervensi

Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan

tanggung jawab perawat secara professional adalah

a. Idependent

Idependent merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh

perawat sesuai dengan kompetensi keperawatan tanpa petunjuk

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

52

dan perintah dari tenaga kesehatan lainnya. Tipe tindakan

independent keperawatan dapat dikategorikan menjadi empat,

yaitu:

1) Tindakan diagnostik

a) Wawancara dengan klien

b) Observasi dan pemeriksaan fisik

2) Tindakan terapeutik

Tindakan untuk mencegah, mengurangi dan mengatasi

masalah klien

3) Tindakan edukatif

Tindakan untuk merubah perilaku klien melalui promosi

kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada klien

4) Tindakan merujuk

Tindakan kerja sama dengan tim lainnya

b. Interdependent

Interdependent merupakan suatu kegiatan yang memerlukan

suatu kerja sama dengan tim lainnya

c. Dependent

Dependent merupakan pelaksanaan rencana tindakan medis

3. Dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan

yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses

keperawatan

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana

tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan

tim lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan

keluarga dalam mencapai tujuan. Evaluasi disusun menggunakan

SOAP secara operasional dengan dua tahapan, yaitu:

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

53

1. Evaluasi berjalan (sumatif)

Evaluasi ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format pencatatan

perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami

oleh keluarga. Format yang dipakai adalah format SOAP

2. Evaluasi akhir (formatif)

Evaluasi ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan

yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya,

mungkin semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau

kembali agar didapat data-data masalah atau rencana yang perlu

dimodifikasi.

Adapun metode evaluasi yang dipakai antara lain observasi langsung,

wawancara, memeriksa laporan dan latihan simulasi.faktor untuk

mengukur tujuan keluarga dengan beberapa komponen, yaitu:

a. Kognitif (pengetahuan)

1) Pengetahuan keluarga mengenai penyakitnya

2) Mengontrol gejala-gejala

3) Pengobatan

4) Diet, aktivitas, persediaan alat-alat

5) Resiko komplikasi

6) Gejala yang harus dilaporkan

7) Pencegahan

b. Afektif (status emosional)

Dengan cara observasi langsung, yaitu dengan cara observasi

ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan secara verbal

pada waktu melakukan wawancara

c. Psikomotor

Dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan

yang diharapkan

Penentuan keputusan pada tahap evaluasi ada tiga, yaitu:

a. Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan,

sehingga rencana mungkin dihentikan

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

54

b. Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan,

sehingga perlu penambahan waktu, resources, dan intervensi

sebelum tujuan berhasil

c. Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan,

sehingga perlu mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih

akurat, membuat outcome yang baru (mungkin outcome pertama

tidak realistis atau mungkin keluarga tidak menghendaki terhadap

tujuan yang disusun oleh perawat), intervensi keperawatan harus

dievaluasi dalam hal ketepatan untuk mencapai tujuan sebelumnya.

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

55

BAB III

TINJAUAN KASUS

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang laporan kasus pemenuhan kebutuhan

dasar oksigenasi pada gangguan sistem pernapasan “asma” pada keluarga Tn.T

khususnya Ny. S yang berada diwilayah RT 03 RW 02 Kelurahan Utan Panjang

Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Asuhan Keperawatan keluarga dilakukan

pada tanggal 17 April 2017 sampai 29 April 2017, dengan melakukan kunjungan

rumah sebanyak 7 kali pertemuan. Pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi pada

keluarga dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan dengan langkah-

langkah sebagai berikut: pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, prioritas

diagnosa keperawatan dengan teknik skoring, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi.

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengumpulan data merupakan langkah awal pengkajian dalam pengumpulan

data penulis menggunakan tehnik wawancara, observasi dan pemeriksaan

fisik pada seluruh anggota keluarga dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

dari hasil pengumpulan data pada keluarga diperoleh data sebagai berikut:

1. Data dasar keluarga identitas keluarga

a. Nama kepala keluarga : Tn.T

b. Usia : 41 tahun

c. Pendidikan : STM

d. Pekerjaan : Buruh

e. Alamat : Jl. Utan Panjang Rt 03 Rw 02, Kel. Utan

Panjang Kec. Kemayoran, Jakarta Pusat

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

56

f. Komposisi anggota keluarga

a. J

h

g. Genogram

Tn. S Ny. S (Asma dan HT) Tn.P Ny. S (HT dan DM)

Ny. S Ny.S (asma) Tn.S Tn.S Tn.T

An. A (10 thn) An.M (6 thn)

Keterangan :

: Laki-laki

:Perempuan

: Meninggal

No Nama

(Inisial)

Jenis

Kelamin

Hubungan

dengan

KK

TTL/Umur pendidikan pekerjaan Status

imunisasi

1 Ny. S P Istri 40 tahun SMP Ibu

Rumah

Tangga

2 An. A L Anak 10 tahun SMP -

3 An. M L Anak 6 tahun SD -

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

57

---------- : tinggal satu rumah

h. Tipe Keluarga

Keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari suami (Tn.T), istri

(Ny.S), dan dua orang anak yaitu An.A dan An.M

i. Suku

Tn.T berasal dari Jawa campuran Betawi, sedangkan Ny.S berasal dari

Jawa. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia. Di

dalam keluarga tidak ada nilai-nilai yang bertentangan dengan

kesehatan dan pada saat dilakukan pengkajian pada keluarga Ny.S

tidak ada faktor budaya yang mempengaruhi kesehatan individu.

j. Agama

Agama yang dianut keluarga Tn.T dan Ny.S adalah agama islam dan

pemahaman keluarga tentang agama cukup baik.

k. Status sosial ekonomi keluarga

Penghasilan perbulan dari keluarga Tn.T dan Ny.S ± Rp.1.000.000.

Penghasilan yang didapat oleh keluarga Tn.T berasal dari

penghasilannya yang bekerja sebagai buruh yang setiap bulan nya

untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan anak sekolah.

Ny.S sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga yang bertugas untuk

mengurus keperluan rumah dan dapur serta yang mengatur keuangan

keluarga, sedangkan anak-anak Ny.S masih bersekolah. An.A masih

bersekolah di tingkat SMP sedangkan An.M ditingkat SD.

l. Aktivitas rekreasi keluarga

Biasanya keluarga Ny.S dan Tn.T sehari-hari berkumpul pada malam

hari dengan menonton televisi bersama-sama. Setiap satu atau dua

bulan sekali pada hari libur keluarga Tn.T berkumpul dengan sanak

saudara yang berada di Bekasi untuk silaturahmi.

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

58

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn.T adalah perkembangan anak usia

sekolah, karena anak Tn.T yang pertama yaitu An.A berusia 10 tahun.

Tugas perkembangan keluarga Tn.T pada tahap usia sekolah, yaitu:

a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan

Ny.S sudah menerapkan anak nya yaitu An.A untuk bersosialisasi

dengan lingkungan sekitar seperti dengan tetangga, teman sekolah

dan teman sebaya dilingkungan sekitar.

b. Mempertahankan keintiman pasangan

Ny.S selalu menjaga keintiman pasangan dengan Tn.T serta selalu

menjaga keharmonisan dengan anak-anaknya seperti berbincang

bersama, meluangkan waktu untuk menanyakan kondisi sekolah dan

hal-hal lainnya serta menonton televisi bersama.

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin

meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan

anggota keluarga.

Tn.T dan Ny.S sudah mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari

walaupun dengan keterbatasan tetapi semua kebutuhan cukup

karena penghasilan Tn.T yang tidak menentu sebagai buruh.

Pendapatan Tn.T dalam sebulan ± Rp. 1.000.000. Untuk kebutuhan

makan keluarga Tn.T dalam sebulan terpenuhi. Kebutuhan anak

sekolah ditanggung oleh Program Pemerintah yaitu KJP. Kebutuhan

keperluan rumah tangga keluarga Tn.T terpenuhidan menabung

untuk keperluan mendadakseperti kebutuhan kesehatan dalam

sebulankeluarga Tn.T terkadang tidak menentu tergantung

pendapatan Tn.T

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Semua tugas keluarga pada tahap perkembangan usia sekolah telah

terlaksana dengan baik. Tn.T dan Ny.S telah menerapkan sosialisasi

kepada An.A dan An.M lalu Ny.S selalu menjaga keintiman pasangan

dengan Tn.T serta selalu menjaga keharmonisan dengan anak-anaknya

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

59

serta Tn.T mampu memenuhi kebutuhan keluarga termasuk kebutuhan

anak sekolah dan kesehatan dari hasil menabung perbulan yang tidak

menentu.

3. Riwayat keluarga inti

Keluarga Tn.T adalah campuran dari suku jawa dan betawi, sedangkan

Ny.S berasal dari suku Jawa. Tn.T bertemu dengan Ny.S karena dikenali

oleh salah satu anggota keluarga Tn.T yaitu kakak ke tiga dari Tn.T.

Dulu Tn.T dan Ny.S bertetangga. Setelah berkenalan dan mengenal satu

sama lain yang berlangsung selama tiga bulan, akhirnya Tn.T dan Ny.S

memutuskan untuk menikah yang diselenggarakan dirumah kedua

orangtua Ny.S yang bertempatan di Bekasi. Setelah menjalani pernikahan

akhirnya Tn.T dan Ny.S melahirkan anak pertama nya yaitu An.A

4. Riwayat keluarga sebelum nya

Ny.S mengatakan bahwa di dalam keluarga terdapat salah satu anggota

keluarga yang memiliki riwayat asma dan hipertensi yaitu ibu Ny.S. Ny.S

mengatakan bahwa di dalam keluarga Tn.T memiliki riwayat hipertensi

dan diabetes militus yaitu ibu Tn.T. Ny.S mengatakan bahwa sebelum

nya Ny.S pernah bekerja di sebuah pabrik di daerah Jakarta selama

sembilan tahun. Ny.S mengakui bahwa selama bekerja setiap hari Ny.S

selalu menghirup polusi di dalam pabrik.

C. LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah

Lingkungan tempat tinggal Tn.T bersifat heterogen karena antara

tetangga satu sama lain berbeda suku. Penduduk dilingkungan Tn.T

cukup padat, sebagian besar penduduk bekerja sebagai karyawan swasta.

Rumah keluarga Tn.T terletak disebuah gang kecil, sebagian jenis rumah

di wilayah tersebut adalah permanen dan berdinding semen. Kehidupan

antara tetangga terjalin baik dan saling menghormati. Keluarga Tn.T

memiliki rumah pribadi dengan jenis rumah jenis bangunan permanen,

luas bangunan 4x6 m2, atap rumah nya terbuat dari genteng dan ventilasi

rumah terlihat berdebu. Rumah Ny.S berlantai dua. Pada siang hari

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

60

Ruang tamu dan

Lantai 1

rumah hanya sedikit diberi cahaya lampu, Ny.S sengaja mematikan

lampu rumah untuk menghemat listrik dan lampu hanya dinyalakan pada

sore hari menjelang malam sampai pagi hari. Lantai rumah terbuat dari

ubin berwarna coklat dan terlihat beberapa dari ubin tersebut retak, toilet

yang digunakan yaitu jamban jongkok dan terlihat kamar mandi menyatu

dengan dapur. Air yang digunakan adalah air sumur serta pembuangan

limbah air mengalir dari got kecil samping rumah lalu mengalir sampai

ke kali besar yang terdapat tidak jauh dari rumah Tn.T. keluarga

menampung limbah rumah tangga di kantong plastik besar dalam rumah

lalu keluarga membuang limbah pada pembuangan akhir limbah rumah

tangga yang berada di sekitar rumah. Keadaan bagian rumah Tn.T pada

lantai dapur kotor, penataan barang-barang bersih namun kurang rapi dan

terlihat dinding dapur berwarna hitam kotor, pencahaayaan kurang.

Keadaan lantai ruang tamu dan kamar tidur sedikit kotor, terlihat dinding

rumah berdebu dan penataan barang-barang kurang rapi

2. Denah Rumah

U

T B

S

ventilasi

Lantai 2

Tempat tidur

Tempat tidur

lemari

Kamar mandi dan dapur

Televisi

dan

lemari

kecil

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

61

3. Karakteristik tetangga dan komunitas

Selama keluarga Tn.T tinggal didaerah tempat tinggal nya sekarang tidak

pernah ada masalah dengan tetangga sekitar karena lingkungan sekitar

rumah semua saling membantu, saling tolong menolong, saling

bersosialisasi satu sama lain.

4. Mobilitas geografis keluarga

Tn.T sebelum menikah dengan Ny.S tinggal dengan orang tua dan Ny.S

sebelum menikah dengan Tn.T tinggal bersama orangtua. Dan setelah

bertemu satu sama lain dan menikah akhirnya Tn.T dan Ny.S

memustuskan untuk tinggal terpisah dengan orangtua.

5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Tn.T khususnya Ny.S tidak mengikuti kegiatan kemasyarakatan

seperti pengajian atau bakti sosial lainnya. Ny.S lebih memilih banyak

dirumah mengurus keperluan rumah dibanding diluar rumah. Sedangkan

Tn.T sibuk bekerja sehingga tidak ada waktu luang untuk mengikuti

kegiatan yang ada dimasyarakat.

6. Sistem pendukung keluarga

Keluarga Tn.T khususnya Ny.S selalu mendapat dukungan dari keluarga

terutama suami yaitu Tn.T. Ny.S tidak boleh kecapean oleh Tn.T karena

itu akan memicu asma kambuh, serta Ny.S sering kontrol ke pelayanan

kesehatan.

D. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunitas keluarga

Pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga Tn.T dan Ny.S adalah

terbuka karena jika ada masalah maka keluarga akan mendiskusikan

bersama dan menyelesaikan dengan keputusan yang dibuat bersama serta

tidak ada masalah yang disembunyikan.

2. Struktur kekuatan keluarga

Cara pengambilan keputusan dalam keluarga dengan cara bermusyawarah

dan melibatkan semua anggota keluarga. Untuk memutuskan jalan keluar

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

62

dalam pengambilan keputusan keluarga dilakukan oleh Tn.T yang

berperan sebagai kepala keluarga.

3. Struktur peran

Tn.T berperan sebagai kepala keluarga yang harus membantu memenuhi

kebutuhan keluarga seperti istri dan anak, sedangkan Ny.S berperan

sebagai ibu rumah tangga yang mengurus keperluan rumah. An.A dan

An.M berperan sebagai anak yang memiliki tugas belajar disekolah

maupun diluar sekolah, bermain, mengeksplor kreativitas dan

menyalurkan bakat yang dimiliki.

4. Nilai dan norma budaya

Nilai dan norma budaya keluarga tidak ada penerapan peraturan khusus

dalam keluarga Tn.T dan Ny.S terhadap anggota keluarga. Keluarga hanya

menjalankan aturan seperti saling menghormati satu sama lain,

menghargai dan saling terbuka satu sama lain jika memiliki masalah.

E. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi afektif

Keluarga Tn.T selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dibidang

pendidikan formal maupun informal untuk An.A dan An.M

2. Fungsi sosialisasi

Tn.T jarang bersosialisasi dengan tetangga sekitar, hanya jika ada waktu

luang saja. Sedangkan Ny.S bersosialisasi dengan lingkungan dan tetangga

sekitar sangat baik tetapi hanya saja Ny.S tidak mengikuti kegiatan yang

ada di dalam masyarakat dikarenakan Ny.S kurang peminatan dan hanya

mengurus keperluan rumah dan mengasuh anak-anak.

3. Fungsi perawatan kesehatan

a. Mengenal masalah

Menurut keluarga Tn.T khususnya Ny.S telah mengetahui penyakit

asma setelah diberitahukan oleh dokter yang sebelumnya merawat .

dan ketika Ny.S ditanya apa itu asma, menurut Ny.S, asma adalah

penyakit pernapasan yang dapat membuat sesak napas.

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

63

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Menurut Ny.S penyakit asma dapat mengakibatkan sesak napas

seperti dicekik, tidak dapat tidur pada malam hari dan akan

mengalami mengi. Hal ini dapat dicegah dengan cara tidak boleh

kelelahan dan bila penyakit asma nya kambuh maka Ny.S akan datang

ke pelayanan fasilitas kesehatan.

c. Kemampuan keluarga merawat

Ketika Ny.S ditanya bagaimana cara perawatan untuk asma, menurut

Ny.S dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan tidak boleh

kelelahan.

d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan

Ketika ditanya masalah lingkungan untuk asma, menurut Ny.S selama

ini keadaan rumah sudah rapi selalu dibersihkan ,walaupun sudah

dibersihkan tetapi anak-anak nya sering memberantaki rumah. Dari

hasil observasi terhadap lingkungan rumah Ny.S yaitu kurang nya

pencahayaan, pengap, sumpek, terlihat kotor, dan kurang nya ventilasi

udara dan terlihat banyak nya debu serta sawang-sawang disekitar

ventilasi dan atap dinding rumah.

e. Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan

Menurut Ny.S apabila penyakit asma nya kambuh maka akan

memanfaatkan pelayanan fasilitas kesahatan dengan menggunakan

kendaraan bermotor dan Ny.S juga sering mengontrol kondisinya di

puskesmas yang berada disekitar wilayah lingkungan rumah.

F. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka pendek

Stressor yang dihadapi keluarga saat terjadi masalah kesehatan khususnya

Ny.S sangat merasa khawatir jika penyakitnya bertambah parah terutama

pada saat asma nya kambuh serta terasa sangat sesak.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Mekanisme penanggulangan masalah kesehatan dalam keluarga diatasi

secara bersama-sama dan respon keluarga jika terdapat salah satu anggota

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

64

keluarga yang bermasalah khususnya Ny.S maka cara penyelesaiannya

dengan membuat keputusan bersama.

3. Strategi koping yang digunakan

Strategi yang digunakan keluarga Tn.T khususnya Ny.S dalam mengatasi

masalah yaitu dengan tidak melakukan aktivitas berat sehingga dapat

mencegah timbulnya asma, serta mengonsumsi makanan yang bergizi dan

mengontrol emosi jika sedang marah dengan anak-anaknya. Jika tidak

dapat menyelesaikan masalah maka akan diserahkan dalam pengambilan

keputusan masalah oleh Tn.T selaku kepala keluarga.

4. Strategi adaptasi disfungsional

Keluarga Tn.T khusunya Ny.S jika terjadi masalah maka cara

mengatasinya dengan bermusyawarah dengan Ny.S

5. Pedoman Penjajakan II

a. Masalah kesehatan keluarga: Asma

Menurut Ny.S penyakit asma merupakan penyakit pernapasan yang

membuat sesak napas dan hal yang membuat asma nya kambuh yaitu

jika melakukan aktivitas berat, mencium bau-bau yang menyengat,

terkena debu dan juga karena faktor keturunan. Ny.S mengatakan

sudah mengalami asma sejak 1 tahun dan akibatnya klien akan

mengalami sesak napas seperti tercekik, serta aktivitas akan sedikit

terganggu dan akan mengalami mengiserta menurut klien cara

perawatan untuk penyakit asma hanya tidak boleh kelelahan dan

mengonsumsi makanan yang bergizi. Menurut klien selama ini

keadaan rumah sudah rapi dan dibersihkan walaupun sudah

dibersihkan dan dirapikan tetapi anak-anak nya selalu memberantaki.

Dari hasil observasi terhadap lingkungan rumah klien kurang

pencahayaan, pengap, sumpek, terlihat kurang rapi pada penataan

perabotan rumah, terlihat kotor, ventilasi udara kurang dan terlihat

banyak debu dan sawang-sawang disekitar ventilasi dan atap rumah.

Ny.S selalu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatanjika terjadi

serangan asma dan klien akan meminum obat dari dokter yang

sebelum nya merawat.

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

65

b. Masalah kesehatan keluarga: Hipertensi

Ny.S mengatakan suka mengalami pusing walaupun tidak sering,

tidak mengalami sakit pada tengkuk dan klien memiliki riwayat

keluarga yang mempunyai hipertensi.Klien mengatakan tidak

mengonsumsi obat hipertensi karena takut ketergantungan.Klien

mengatakan akibat karena merasakan pusing aktivitas menjadi

terganggu, bisa menyebabkan stroke dan klien harus beristirahat

sebentar untuk menghilangkan rasa pusing, membatasi makanan yang

mengandung garam berlebih, berolah raga dan membatasi aktivitas

agar tidak terlalu kelelahan. Untuk mengatasi pusing, klien beristirahat

kamar yang berada di lantai dua karena suasana disana tenang,

nyaman dan tidak terlalu bising seperti dilantai satu. Jika sakit klien

selalu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan seperti di

puskesmas.

6. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan secara head to toe dimulai dari inspeksi, palpasi, perkusi,

auskultasi, keadaan umum dan tanda-tanda vital termasuk tinggi badan dan

berat badan ( lampirkan)

No Area

Pemeriksa

an

Bapak (Tn.T) Ibu (Ny.S) Anak I

(An.A)

Anak II

(An.M)

1. Kepala Rambut

tampak

bersih,

lembab,tidak

rontok, tidak

teraba

benjolan

Rambut

tampak bersih,

lembab, tidak

rontok, tidak

teraba

benjolan

Rambut

tampak

bersih,

lembab, tidak

rontok, tidak

teraba

benjolan

Rambut

tampak

bersih,

lembab, tidak

rontok, tidak

teraba

benjolan

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

66

2. Mata Konjungtiva

an-anemis

dan sklera an-

ikterik

Konjungtiva

an-anemis dan

sklera an-

ikterik

Konjungtiva

an-anemis

dan sklera an-

ikterik

Konjungtiva

an-anemis

dan sklera an-

ikterik

3. Hidung Hidung

terlihat

bersih, tidak

teraba

benjolan,

tidak ada

cairan

Hidung

terlihat bersih,

tidak teraba

benjolan, tidak

ada cairan

Hidung

terlihat

bersih, tidak

teraba

benjolan,

tidak ada

cairan

Hidung

terlihat

bersih, tidak

teraba

benjolan,

tidak ada

cairan

4. Mulut Mulut

tampak

bersih, tidak

ada caries

gigi, tidak

ada gigi

berlubang,

dan tidak

memakai gigi

palsu

Mulut tampak

bersih, tidak

ada caries

gigi, tidak ada

gigi

berlubang, dan

tidak memakai

gigi palsu

Mulut tampak

bersih, tidak

ada caries

gigi, tidak ada

gigi

berlubang,

dan tidak

memakai gigi

palsu

Mulut tampak

bersih, tidak

ada caries

gigi, tidak ada

gigi

berlubang,

dan tidak

memakai gigi

palsu

5. Telinga Telinga

simetris,

normal dan

tidak ada

serumen

Telinga

simetris,

normal dan

tidak ada

serumen

Telinga

simetris,

normal dan

tidak ada

serumen

Telinga

simetris,

normal dan

tidak ada

serumen

6. Leher Tidak ada

pembesaran

vena

jugularis,

tidak ada

Tidak ada

pembesaran

vena jugularis,

tidak ada

kelenjar tiroid

Tidak ada

pembesaran

vena

jugularis,

tidak ada

Tidak ada

pembesaran

vena

jugularis,

tidak ada

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

67

kelenjar

tiroid

kelenjar tiroid kelenjar tiroid

7. Dada Dada terlihat

simetris

BJ 1 dan BJ 2

normal, dada

terlihat

simetris, tidak

terdengar

wheezing

Dada terlihat

simetris

Dada terlihat

simetris

8. Abdomen Bising usus

normal, tidak

ada distensi

abdomen

Bising usus

normal, tidak

ada distensi

abdomen

Bising usus

normal, tidak

ada distensi

abdomen

Bising usus

normal, tidak

ada distensi

abdomen

9. Tangan Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

10. Kaki Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

Tidak ada

keluhan

11. Eliminasi Tidak ada

keluhan BAB

dan BAK

Tidak ada

keluhan BAB

dan BAK

Tidak ada

keluhan BAB

dan BAK

Tidak ada

keluhan BAB

dan BAK

12. Kekuatan

otot

4444 4444

4444 4444

4444 4444

4444 4444

4444 4444

4444 4444

4444 4444

4444 4444

13. Keadaan

umum

Tidak ada

keluhan,

composmenti

s

Ny.S

mengatakan

sesak napas

jika

melakukan

aktivitas berat,

mengalami

pusing

Tidak ada

keluhan,

composmenti

s

Tidak ada

keluhan,

composmenti

s

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

68

Kesimpulan dari data di atas keluarga Tn.T keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, pemeriksaan fisik baik dan tidak ada keluhan dimulai dari

kepala sampai kaki, kekuatan otot baik, dan tanda-tanda vital normal.

Namun Ny.S memiliki tanda-tanda vital yang sedikit tinggi yaitu tanda

vital : 140/90 mmhg, nadi: 88 x/mnt, respirasi: 24 x/mnt, suhu: 36,20 c,

serta Ny.S mengatakan sesak napas bila melakukan aktivitas berat dan

merasa pusing namun tidak sering

G. HARAPAN KELUARGA TERHADAP ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA

Keluarga Tn.T mengatakan mengharapkan mahasiswa dapat membantu

mengatasi penyakit asma yang dirasakan oleh Ny.S karena keluarga Tn.T

khususnya Ny.S tidak mengetahui cara perawatan penyakit asma

walaupun

tidak sering

KU:

composmentis

14. TB, BB,

TTV

Tb : 170 cm

Bb : 80 kg

TTV :

- Td: 120/70

mmhg

-N: 83 x/mnt

-R: 19 x/mnt

-S: 36,70 c

Tb : 155 cm

Bb : 85 kg

TTV :

- Td: 140/90

mmhg

-N: 88 x/mnt

-R: 24 x/mnt

-S: 36,20 c

Tb : 138 cm

Bb : 27 kg

TTV :

- Td: 110/70

mmhg

-N: 90 x/mnt

-R: 20 x/mnt

-S: 360 c

Tb : 116 cm

Bb : 20 kg

TTV :

- Td: 120/80

mmhg

-N: 90 x/mnt

-R: 20 x/mnt

-S: 360 c

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

69

FORMAT ANALISA DATA KESEHATAN KELUARGA

No. Data Fokus Masalah

Kesehatan

Diagnosa

Keperawatan

1. Data Subjektif :

1. Ny.S mengatakan jika melakukan

aktivitas berat maka asma akan

kambuh

2. Ny.S mengatakan penyakit asma

merupakan penyakit pernapasan

yang membuat sesak napas

3. Ny.S mengatakan cara perawatan

untuk penyakit asma hanya tidak

boleh kelelahan dan mengonsumsi

makanan yang bergizi

4. Klien mengatakan sudah

mengalami asma sejak ±1 tahun

yang lalu akibat yang nanti akan

timbul dari asma akan mengalami

sesak napas seperti tercekik

5. Ny.S mengatakan jika asma nya

kambuh maka akan mengalami

mengi

6. Ny.S mengatakan jika asma

kambuh maka aktivitas akan sedikit

terganggu

7. Ny.S mengatakan jika penyakit

asma kambuh maka klien akan

memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan

8. Ny.S mengatakan jika terjadi

serangan asma maka klien akan

ASMA Resiko pola napas

tidak efektif pada

keluarga Tn. T

khususnya Ny.S

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

anggota keluarga

dalam merawat

anggota keluarga

yang mempunyai

penyakit asma

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

70

meminum obat dari dokter yang

sebelum nya merawat

9. Ny.S mengatakan jika mencium

bau yang menyengat maka asma

akan kambuh

10. Ny.S mengatakan jika terkena debu

maka asma akan kambuh

11. Ny.S mengatakan memiliki

keturunan asma dari ibu Ny.S

12. Menurut klien selama ini keadaan

rumah sudah rapi dan dibersihkan

walaupun sudah dibersihkan dan

dirapikan tetapi anak-anak nya

selalu memberantaki.

Data Objektif :

1. Terlihat klien seperti kurang paham

dalam perawatan penyakit asma

2. Terlihat lingkungan rumah

keluarga Tn.T kurang nya

pencahayaan, pengap, sumpek,

terlihat kotor, dan kurang nya

ventilasi udara dan terlihat banyak

nya debu serta sawang-sawang

disekitar ventilasi dan atap dinding

rumah.

3. Keadaan umum: composmentis

4. Tb : 155 cm

Bb : 85 kg

TTV :

- Td: 140/90 mmhg

-N: 88 x/mnt

-R: 24 x/mnt

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

71

-S: 36,20 c

2. Data Subjektif :

1. Ny.S mengatakan suka mengalami

pusing walaupun tidak sering, tidak

mengalami sakit pada tengkuk

2. Klien mengatakan memiliki

riwayat keluarga yang mempunyai

hipertensi.

3. Klien mengatakan jika merasakan

pusing maka akibat nya aktivitas

menjadi terganggu dan bisa

menyebabkan stroke

4. Klien mengatakan harus

beristirahat sebentar untuk

menghilangkan rasa pusing,

membatasi makanan yang

mengandung garam berlebih,

berolah raga dan membatasi

aktivitas agar tidak terlalu

kelelahan.

5. Klien mengatakan tidak

mengonsumsi obat hipertensi

karena takut ketergantungan

6. Untuk mengatasi pusing, klien

beristirahat kamar yang berada di

lantai dua karena suasana disana

tenang, nyaman dan tidak terlalu

bising seperti dilantai satu.

7. Klien mengatakan jika sakit klien

selalu memanfaatkan fasilitas

HIPERTENSI Resiko terjadinya

komplikasi pada

keluarga Tn. T

khususnya Ny.S

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

anggota keluarga

dalam merawat

anggota keluarga

yang sakit

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

72

pelayanan kesehatan seperti di

puskesmas.

Data Objektif :

1. Terlihat lingkungan rumah

keluarga Tn.T kurang nya

pencahayaan, pengap, sumpek,

terlihat kotor, dan kurang nya

ventilasi udara dan terlihat banyak

nya debu serta sawang-sawang

disekitar ventilasi dan atap dinding

rumah.

2. Keadaan umum: composmentis

3. Tb : 155 cm

Bb : 85 kg

TTV :

- Td: 140/90 mmhg

-N: 88 x/mnt

-R: 24 x/mnt

-S: 36,20 c

SKORING MASALAH KEPERAWATAN

A. Masalah Keperawatan Keluarga

1. Resiko pola napas tidak efektif pada keluarga Tn. T khususnya Ny.S

berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang mempunyai penyakit asma

No. Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1. Sifat masalah:

Skala

1. Potensial : 1

2. Resiko : 2

1 2/3 x 1 =

2/3

Kondisi Ny.S saat ini

baik, respirasi dalam

batas normal yaitu

24x/mnt, namun Ny.S

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

73

3. Aktual : 3 memiliki peluang tinggi

serangan asma berulang

2. Kemungkinan

masalah untuk diubah:

Skala:

1. Mudah : 2

2. Sebagian : 1

3. Tidak dapat : 0

2 2/2 x 2 = 2 Keluarga Tn.T

khususnya Ny.S

sebagian sudah

mengetahui pengertian

asma, tanda dan gejala

asma, penyebab asma

dan dapat

menyebutkannya,

memodifikasi

lingkungan, serta selalu

memanfaatkan fasilitas

kesehatan jika terjadi

serangan asma

3. Potensial masalah

untuk dicegah: Skala:

1. Tinggi : 3

2. Cukup : 2

3. Rendah : 1

1 2/3 x 1 =

2/3

Keluarga Tn.T

khususnya Ny.S

mengatakan bahwa

asma sudah terjadi

sejak ± 1 tahun dan

serangan asma hanya

dapat terjadi jika

melakukan kegiatan

berat dan tidak dapat

mengontrol emosi, serta

selalu memanfaatkan

fasilitas pelayanan

kesehatan

4. Menonjolnya

masalah: cegah:

skala:

1 2/2 x 1 = 1 Keluarga Tn.T

khususnya Ny.S selalu

memanfaatkan fasilitas

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

74

1. Segera ditangani: 2

2. Masalah ada tapi

tidak perlu: 1

3. Masalah tidak

dirasakan: 0

pelayanan kesehatan

jika salah satu anggota

keluarga sakit, terutama

Ny.S yang jika

serangan asma kambuh

maka Ny.S akan

meminum obat asma

yang diberikan dari

dokter yang merawat

lalu beristirahat dan

membatasi aktivitas

2. Resiko terjadinya komplikasi pada keluarga Tn. T khususnya Ny.S

berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang sakit

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1. Sifat masalah:

Skala

1. Potensial : 1

2. Resiko : 2

3. Aktual : 3

1 2/3 x 1 =

2/3

Resiko terjadinya

komplikasi asma bila

tidak segera ditangani

dengan baik

2. Kemungkinan

masalah untuk diubah:

Skala:

1. Mudah : 2

2. Sebagian : 1

3. Tidak dapat : 0

2 2/2 x 1 = 1 Keluarga Tn.T

khususnya Ny.S sudah

mengetahui tentang

hipertensi penyebab

hipertensi, tanda dan

gejala hipertensi dan

penanganan hipertensi

3. Potensial masalah

untuk dicegah: Skala:

1 2/3 x 1 =

2/3

Keluarga Tn.T

khususnya Ny.S

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

75

1. Tinggi : 3

2. Cukup : 2

3. Rendah : 1

mengurasi

mengonsumsi

makanan yang

mengandung garam

berlebih dan berolah

raga setiap pagi

disekitar rumah

4. Menonjolnya masalah:

cegah: skala:

1. Segera ditangani: 2

2. Masalah ada tapi

tidak perlu: 1

3. Masalah tidak

dirasakan: 0

1 2/2 x 1 = 1 Keluarga Tn.T

khususnya Ny.S selalu

memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan

jika salah satu anggota

keluarga sakit

khususnya Ny.S

DAFTAR PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Skore

1. Resiko pola napas tidak efektif pada keluarga Tn. T

khususnya Ny.S berhubungan dengan

ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang mempunyai penyakit ASMA

3 4/6

2. Resiko terjadinya komplikasi pada keluarga Tn. T

khususnya Ny.S berhubungan dengan

ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sakit

2 4/6

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

76

DIAGNOSA

KEPERAW

ATAN

TUJUAN KRITERIA EVALUASI

INTERVENSI UMUM KHUSUS

KRITE

RIA STANDAR

DX 1:

Resiko pola

napas tidak

efektif pada

keluarga Tn.

T khususnya

Ny.S

berhubungan

dengan

ketidakmamp

uan anggota

keluarga

dalam

merawat

anggota

keluarga

yang

Selama

7 kali

kunjun

gan

rumah,

diharap

kan

resiko

pola

napas

tidak

efektif

pada

Ny. S

tidak

terjadi

1. Selama

1x30 menit

kunjungan,

keluarga

mampu

mengenal

masalah

ASMA

pada

keluarga.

Dengan

cara :

a. Menyebutka

n pengertian

ASMA

Respon

Verbal

Asma adalah penyakit inflamasi

kronik pada jalan napas yang

dikarakteristikan

dengan hiperresponsif, edema

mukosa, dan produksi mukus.

1. Diskusikan bersama keluarga pengertian ASMA

dengan menggunakan lembar balik.

2. Tanyakan kembali kepada keluarga tentang

pengertian ASMA

3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan keluarga

RENCANA TINDAKKAN KEPERAWATAN

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

77

mempunyai

penyakit

ASMA

b.Menyebutka

n penyebab

terjadinya

ASMA

Respon

Verbal

Dan inflamasi ini akhirnya

berkembang menjadi gejala

asma yang berulang: batuk,

sesak dada, mengi, dan dyspnea.

(Susan C. Smeltzer 2014)

Menyebutkan 2 dari 3 penyebab

ASMA:

a. faktor lingkungan: infeksi

virus, polutan, dan alergan

b. faktor keturunan: memiliki

riwayat keluarga dengan

alergi

c. faktor lain: adanya keadaan

pemicu (tertawa, stress,

menangis), olahraga,

perubahan suhu, dan bau-

1. Diskusikan bersama keluarga tentang penyebab

ASMA

2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali

penyebab ASMA

3. Beri reward positif atas usaha yang dilakukan

keluarga

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

78

c. Menyebutka

n tanda dan

gejala dari

ASMA

Respon

Verbal

bau menyengat

Menyebutkan 1 dari 3 tanda dan

gejala ASMA :

- Batuk

- Takikardi

- Serangan asma paling sering

terjadi pada malam hari atau

pagi hari.

1. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda gejala

ASMA

2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali

tanda gejala ASMA

3. Beri reward positif atas usaha yang dilakukan

keluarga

2.Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1 x

30 menit

kunjungan

rumah

diharapkan

Respon

verbal

Menyebutkan akibat bila

penyakit ASMA tidak diatasi

dapat terjadi :

- Pneumotoraks

- Gagal napas

- Bronchitis

1. Menjelaskan kepada keluarga mengenai akibat

lanjut dari penyakit ASMA

2. Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali

akibat lanjut ASMA jika tidak di tangani

3. Mendiskusikan kembali dengan keluarga tentang

keinginan keluarga untuk merawat anggota

keluarga.

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

79

keluarga

mampu

mengambil

keputusan

untuk

mengatasi

penyakit

ASMA

a. Menjelaska

n akibat

yang terjadi

bila

penyakit

ASMA

tidak di

atasi.

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

80

3. Setelah

dilakukan

tindakan

keperawata

n selama

1x60 menit

kunjungan

rumah

diharapkan

keluarga

mampu

merawat

anggota

keluarga

yang sakit

ASMA

a. Dapat

melakuka

n senam

pernapasa

Respon

psikom

otor

Keluarga dapat

mendemonstrasikan cara senam

pernapasan untuk penderita

ASMA

a. Berdiri dengan benar adalah

hal yang penting, tumit

harus sebaris dengan

pinggul, pinggul sebaris

1. Demostrasikan pada keluarga tentang cara senam

pernapasan

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk mencoba

senam pernapasan

Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

81

n untuk

penderita

asma

dengan bahu dan kepala

sedikit diangkat

b. Ambil napas dalam, telapak

tangan naik keatas seperti

anda menaikan lengan-

lengan ke atas dan rasakan

peregangan nya

c. Hembuskan napas saat ke

posisi tangan kembali

kedepan dan lakukan

gerakan ini sabanyak tiga

kali.

d. Tarik napas dengan telapak

tangan membuka keatas lalu

turunkan tangan kesamping

dan hembuskan serta

lakukan gerakan ini

sebanyak tiga kali.

e. Tarik napas dalam lalu

angkat tangan keatas serta

3. Beri reward positif atas apa yang dilakukan

keluarga

Page 89: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

82

tahanlah saat tubuh

condong ke belakang lalu

hembuskan napas seiring

dengan tangan turun

kebawah, lakukan gerakan

ini sebanyak tiga kali.

f. Tarik napas dalam lalu

angkat tangan keatas serta

tahanlah saat tubuh

condong ke belakang lalu

hembuskan napas perlahan

saat condong kan tubuh ke

depan, lakukan gerakan ini

sebanyak tiga kali

4. Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1 x

Respon

verbal

Menyebutkan 2 dari 3 cara

memodifikasi lingkungan untuk

mencegah terjadinya ASMA:

- Lantai rumah bersih

- Atap rumah bersih tanpa

1. Diskusikan dengan keluarga dalam penataan

sirkulasi udara dan pencahayaan ruangan, serta

perabotan rumah yang dipakai

2. Motivasi Keluarga untuk menata lingkungan nya

dengan bersih dan benar

Page 90: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

83

30 menit

kunjungan

rumah

diharapkan

keluarga

mampu :

memodifikas

i lingkungan

sawang

- Terdapat ventilasi dan

penerangan yang kuat

- Dapur dan kamar mandi

bersih

- Menggunakan perabotan

rumah yang tidak memicu

serangan asma

- SPAL mengalir tidak berbau

3. Beri reward atas usaha yang keluarga lakukan

5. Setelah

dilakukan

tindakan

keperawata

n selama 1

x 30 menit

kunjungan

rumah

diharapkan

keluarga

Respon

verbal

Manfaat fasilitas kesehatan

adalah untuk mengontrol

kesehatan, mendapatkan

pendidikan kesehatan yang tepat

dan segera untuk mengatasi

ASMA

1. Klarifikasi pengetahuan keluarga tentang manfaat

fasilitas kesehatan

2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali

manfaat yankes

3. Memberikan reward positif pada keluarga atas

usaha yang dilakukan keluarga.

Page 91: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

84

DX 2:

Resiko

terjadinya

komplikasi

pada

keluarga Tn.

T khususnya

Ny.S

berhubungan

dengan

Selama

7 kali

kunjun

gan

rumah,

diharap

kan

resiko

terjadi

nya

mampu

memanfaat

kan fasilitas

kesehatan

untuk

mengatasi

ASMA

1. Selama

1x30 menit

kunjungan,

keluarga

Tn.T

khususnya

Ny.S

mampu

mengenal

hipertensi

Respon

Verbal

Page 92: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

85

ketidakmamp

uan anggota

keluarga

dalam

merawat

anggota

keluarga

yang sakit

kompli

kasi

tidak

terjadi

pada

keluarga.

Dengan

cara :

a. Menyebutk

an

pengertian

hipertensi

b. Keluarga

mampu

menyebutka

n penyebab

hipertensi

Hipertensi adalah suatu

peningkatan abnormal

pada tekanan sistolik 140

mmHg atau lebih dan

tekanan diastolik 90

mmHg atau lebih ( setiati

Siti, 2015)

Menyebutkan 1 dari 3

penyebab hipertensi:

1. Merokok dan alkohol

2. Obesitas

3. genetik

1. Diskusikan bersama keluarga pengertian hipertensi

dengan menggunakan lembar balik.

2. Tanyakan kembali kepada keluarga, tentang

pengertian hipertensi

3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan keluarga

1. Diskusikan bersama keluarga tentang penyebab

hipertensi

2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali

penyebab hipertensi

3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan keluarga

Page 93: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

86

c. Keluarga

mampu

menyebutka

n tanda dan

gejala

hipertensi

2. Setelah

dilakukan

tindakan

keperawata

n selama 1

x 30 menit

kunjungan

rumah

diharapkan

keluarga

mampu

Respon

verbal

Menyebutkan 1 dari 3 tanda dan

gejala hipertensi:

1. sakit kepala

2. berat pada tengkuk

3. lemas

Menyebutkan 1 dari 2 akibat

bila penyakit hipertensi tidak

diatasi dapat terjadi :

1. Gagal jantung

2. stroke

1. Diskusikan bersama keluarga tentang tanda dan

gejala hipertensi

2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan kembali

tanda dan gejala hipertensi

3. Beri reward positif atas usaha yang dilakukan

keluarga

1. Menjelaskan kepada keluarga mengenai akibat

lanjut dari penyakit hipertensi

2. Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali

akibat lanjut hipertensi jika tidak di tangani

3. Mendiskusikan kembali dengan keluarga tentang

keinginan keluarga untuk merawat anggota

keluarga.

Page 94: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

87

mengambil

keputusan

untuk

mencegah

resiko

terjadinya

hipertensi

3. Setelah

dilakukan

tindakan

keperawata

n selama

1x60 menit

kunjungan

rumah

diharapkan

keluarga

Respon

psikom

otor

Page 95: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

88

mampu

merawat

anggota

keluarga

a. Keluarga

dapat

melakuka

n teknik

otot

progresif

1. Posisikan tubuh klien secara

nyaman

2. Lepaskan semua aksesoris

yang digunakan

3. Longgarkan ikatan dasi, ikat

pinggang atau hal lain yang

sifat nya ketat

4. Gerakan satu: ditujukan

untuk melatih otot tangan

a. Genggam tangan kiri

sambil membuat suatu

kepalan

b. Buat kepalan semakin

kuat sambil merasakan

sensasi ketegangan

yang terjadi

1. Demonstrasikan pada keluarga tentang cara teknik

relaksasi otot progresif

2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk mencoba

cara tehnik relaksasi otot progresif

3. Beri reward positif atas apa yang dilakukan

keluarga

Page 96: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

89

c. Pada saat kepalan

dilepaskan, klien

dipandu untuk

merasakan relaks

selama 10 detik

d. Gerakan pada tangan

kiri ini dilakukan dua

kali sehingga klien

dapat membedakan

perbedaan antara

ketegangan otot dan

keadaan relaks yang

dialami

e. Prosedur serupa juga

dilatih pada tangan

kanan

5. Gerakan dua: ditujukan

untuk melatih otot tangan

bagian belakang

a. Tekuk kedua lengan ke

Page 97: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

90

belakang pada

pergelangan tangan

sehingga otot di tangan

bagian belakang dan

lengan bawah

menegang, jari-jari

menghadap ke langit-

langit. Gerakan melatih

otot tangan bagian

depan dan belakang.

6. Gerakan tiga: ditujukan

untuk melatih otot biseps

a. Genggam kedua tangan

sehingga menjadi

kepalan

b. Kemudian ke pundak

sehingga otot biseps

akan menjadi tegang

7. Gerakan empat: ditujukan

untuk melatih otot bahu

Page 98: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

91

supaya mengendur

a. Angkat kedua bahu

setinggi-tingginya

seakan-akan hingga

menyentuh kedua

telinga

b. Fokuskan atas dan

leher

8. Gerakan lima dan enam:

ditujukan untuk

melemaskan otot-otot wajah

a. Gerakkan otot dahi

dengan cara

mengerutkan dahi dan

alis sampai otot terasa

dan kulitnya keriput

b. Tutup keras-keras mata

sehingga dapat

dirasakan disekitar

mata dan otot-otot yang

Page 99: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

92

mengendalikan gerakan

mata

9. Gerakan tujuh: ditujukan

untuk mengendurkan

ketegangan yang dialami

oleh otot rahang.

a. Katupkan rahang,

diikuti dengan

menggigit gigi

sehingga terjadi

ketegangan disekitar

otot rahang

10. Gerakan delapan: ditujukan

untuk mengendurkan otot-

otot sekitar mulut.

a. Bibir dimonyongkan

sekuat-kuatnya

sehingga akan

dirasakan ketegangan

di sekitar mulut

Page 100: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

93

11. Gerakan sembilan:

ditujukan untuk

merileksasikan otot leher

bagian depan maupun

belakang

a. Gerakan diawali

dengan otot leher

bagian belakang baru

kemudian otot leher

bagian depan

b. Letakkan kepala

sehingga dapat

beristirahat

c. Tekan kepala pada

permukaan bantalan

kursi sedemikian rupa

sehingga dapat

merasakan ketegangan

dibagian belakang leher

dan punggung atas

Page 101: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

94

12. Gerakan sepuluh: ditujukan

untuk melatih otot leher

bagian depan

a. Gerakan membawa

kepala ke muka

b. Benamkan dagu ke

dada, sehingga dapat

merasakan ketegangan

dibagian leher bagian

muka

13. Gerakan sebelas: ditujukan

untuk melatih otot

punggung

a. Angkat tubuh dari

sandaran kursi

b. Punggung

dilengkungkan

c. Busungkan dada, tahan

kondisi tegang selama

10 detik kemudian

Page 102: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

95

rileks

d. Saat rileks, letakkan

tubuh kembali ke kursi

sambil membiarkan

otot menjadi lemas

14. Gerakan dua belas:

ditujukan untuk

melemaskan otot dada

a. Tarik napas panjang

untuk mengisi paru-

paru dengan udara

sebanyak-banyaknya

b. Ditahan selama

beberapa saat, sambil

merasakan ketegangan

dibagian dada sampai

turun ke peut kemudian

dilepaskan

c. Saat ketegangan

dilepaskan, lakukan

Page 103: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

96

napas normal dengan

lega

d. Ulangi sekali lagi

sehingga dapat

dirasakan perbedaan

antara kondisi tegang

dan rileks

15. Gerakan tiga belas:

ditujukan untuk melatih otot

perut

a. Tarik dengan kuat perut

kedalaman

b. Tahan sampai menjadi

kencang dan keras

sampai 10 detik lalu

lepaskan bebas

c. Ulangi kembali seperti

gerakan awal perut ini

16. Gerakan empat belas dan

lima belas: ditujukan untuk

Page 104: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

97

melatih otot-otot kaki

a. Luruskan kedua telapak

kaki sehingga otot paha

terasa tegang

b. Lanjutkan dengan

mengunci lutut

sedemikian rupa

sehingga ketegangan

pindah ke otot betis

c. Tahan posisi tegang

selama 10 detik lalu

lepaskan

d. Ulangi setiap gerakan

masing-masing dua kali

Page 105: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

98

4. Setelah

dilakukan

tindakan

keperawata

n selama

1x30 menit

kunjungan

rumah

diharapkan

keluarga

mampu:

memodifika

si

lingkungan

Respon

verbal

Menyebutkan 1 dari 2 cara

memodifikasi lingkungan untuk

mencegah terjadinya hipertensi :

1. Penerangan rumah cukup

2. Lantai tidak licin

1. Jelaskan lingkungan yang nyaman bagi penderita

hipertensi

2. Motivasi Keluarga untuk mengulangi penjelasan

yang diberikan

3. Beri reward atas usaha yang keluarga lakukan

Page 106: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

99

5. Setelah

dilakukan

tindakan

keperawata

n selama 1

x 30 menit

kunjungan

rumah

diharapkan

keluarga

mampu

memanfaat

kan fasilitas

kesehatan

Respon

verbal

Manfaat fasilitas kesehatan

adalah untuk mengontrol

kesehatan, mendapatkan

pendidikan kesehatan yang tepat

1. Klarifikasi pengetahuan keluarga tentang manfaat

fasilitas kesehatan

2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali

manfaat yankes

3. Memberikan reward positif pada keluarga atas

usaha yang dilakukan keluarga

Page 107: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

100

CATATAN KEPERAWATAN KELUARGA

Hari/t

angga

l/jam

Diagnosa

Keperawatan

Tindakan Keperawatan Paraf

Selasa

/18

April

2017/

jam:

13.00

WIB

Dx: 1

Resiko pola

napas tidak

efektif pada

keluarga Tn. T

khususnya Ny.S

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

anggota keluarga

dalam merawat

anggota keluarga

yang mempunyai

penyakit ASMA

Tuk 1 (mengenal

masalah asma

pada keluarga

Tn.T khususnya

Ny.S)

1. Diskusikan bersama keluarga

pengertian ASMA dengan

menggunakan lembar balik.

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan mengerti tentang asma

setelah dijelaskan

Do: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

terlihat memperhatikan dan kooperatif

2. Tanyakan kembali kepada keluarga

tentang pengertian ASMA

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan asma adalah penyakit

inflamasi kronik pada jalan napas

yang dikarakteristikan

dengan hiperresponsif, edema

mukosa, dan produksi mukus.

Do: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

terlihat kesulitan menyebutkan

tentang pengertian asma namun dapat

menyebutkan kembali

3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan

keluarga.

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sudah mengerti sedikit

demi sedikit tentang asma

Do: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

tampak senang setelah mendapatkan

pujian

aisyah

Page 108: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

101

4. Diskusikan bersama keluarga tentang

penyebab ASMA

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan penyebab asma terjadi

karena melakukan aktivitas berat,

alergi, faktor keturunan

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S berusaha untuk mengingat

kembali penyebab asma

5. Motivasi keluarga untuk menyebutkan

kembali penyebab ASMA

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan penyebab asma terjadi

karena melakukan aktivitas berat,

alergi, faktor keturunan

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S berusaha untuk mengingat

kembali penyebab asma

6. Beri reward positif atas usaha yang

dilakukan keluarga.

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sudah memahami tentang

penyebab asma

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S senang ketika diberikan pujian

7. Diskusikan dengan keluarga tentang

tanda gejala ASMA

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan tanda gejala asma adalah

batuk,takikardi, serangan asma paling

sering terjadi pada malam hari atau

pagi hari.

Page 109: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

102

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S mengingat-ingat kembali tanda

gejala asma

8. Motivasi keluarga untuk menyebutkan

kembali tanda gejala ASMA

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan tanda gejala asma adalah

batuk,takikardi, serangan asma paling

sering terjadi pada malam hari atau

pagi hari.

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S mengingat-ingat kembali tanda

gejala asma

9. Beri reward positif atas usaha yang

dilakukan keluarga

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sudah memahami tentang

tanda gejala asma

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S senang ketika diberikan pujian

Rabu/

19

April/

jam:

14.00

WIB

Tuk 2: keluarga

mampu

mengambil

keputusan untuk

mengatasi

penyakit asma

1. Menjelaskan kepada keluarga

mengenai akibat lanjut dari penyakit

ASMA

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan akibat dari asma bila

tidak diatasi akan menyebabkan: gagal

napas

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S sangat kesulitan mengingat

akibat dari asma

2. Motivasi keluarga untuk

mengungkapkan kembali akibat lanjut

aisyah

Page 110: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

103

ASMA jika tidak di tangani

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan akibat dari asma bila

tidak diatasi akan menyebabkan: gagal

napas

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S sangat kesulitan mengingat

akibat dari asma namun mampu

menyebutkan kembali

3. Mendiskusikan kembali dengan

keluarga tentang keinginan keluarga

untuk merawat anggota keluarga.

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan ingin dapat merawat

anggota keluarga yang sakit dengan

baik dan benar

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S mengutarakan keinginan nya

Kami

s/28

April

2017/

jam:

16.30

WIB

Tuk 3: keluarga

mampu merawat

anggota keluarga

yang sakit

1. Mendemonstrasikan pada keluarga

cara senam pernapasan untuk

penderita asma

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan mampu melakukan

senam pernapasan

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S memperhatikan demonstrasi

yang sedang diperagakan

2. Berikan kesempatan pada keluarga

untuk mencoba senam pernapasan

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan mampu melakukan

aisyah

Page 111: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

104

senam pernapasan

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S mendemonstrasikan ulang

senam pernapasan

3. Beri reward positif atas apa yang

dilakukan keluarga

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sudah mampu melakukan

senam pernapasan

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S senang ketika diberikan pujian

Kami

s/ 20

April/

jam:

14.00

WIB

Tuk 4: keluarga

mampu

memodifikasi

lingkungan

1. Diskusikan dengan keluarga dalam

penataan sirkulasi udara dan

pencahayaan ruangan, serta perabotan

rumah yang dipakai

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sangat antusias dengan

adanya informasi yang diberikan

Do: Tampak keluarga Tn.T

memperhatikan dan kooperatif

2. Motivasi Keluarga untuk menata

lingkungan nya dengan bersih dan

benar

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan lantai rumah bersih dan

atap tidak ada sawangan

Do: Tampak keluarga memperhatikan

dan menyebutkan kembali

3. Beri reward atas usaha yang keluarga

lakukan

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

aisyah

Page 112: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

105

mengatakan masih sulit memodifikasi

lingkungan

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S senang ketika diberikan pujian

Jum’a

t/ 21

April/

jam:

14.00

WIB

Tuk 5: keluarga

mampu

memanfaatkan

fasilitas

pelayanan

kesehatan untuk

mengatasi asma

1. Klarifikasi pengetahuan keluarga

tentang manfaat fasilitas kesehatan

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan selalu memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan jika

salah satu anggota keluarga sakit

Do: Tampak keluarga mengerti

manfaat yankes

2. Memotivasi keluarga untuk

menyebutkan kembali manfaat yankes

Ds: Keluarga Tn.T khusus nya Ny.S

mengatakan manfaat yankes sangat

banyak, salah satunya dapat

memberikan solusi anggota keluarga

yang sakit

Do: Tampak keluarga mengerti

manfaat yankes

3. Memberikan reward positif pada

keluarga atas usaha yang dilakukan

keluarga

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sudah mengerti tentang

manfaat yankes

Do: Tampak keluarga senang saat

diberikan pujian

aisyah

Selasa

/18

April

Dx: 2

Resiko

terjadinya

1. Diskusikan bersama keluarga

pengertian hipertensi dengan

menggunakan lembar balik.

aisyah

Page 113: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

106

2017/

jam:

13.00

WIB

komplikasi pada

keluarga Tn. T

khususnya Ny.S

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

anggota keluarga

dalam merawat

anggota keluarga

yang sakit

Tuk 1 (mengenal

hipertensi pada

keluarga)

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sudah memahami sedikit

tentang hipertensi

Do: Tampak keluarga Tn.T khususnya

Ny.S memperhatikan dan kooperatif

2. Tanyakan kembali kepada keluarga,

tentang pengertian hipertensi

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan hipertensi adalah suatu

peningkatan tekanan darah sistolik

lebih dari 140 mmHg dan tekanan

darah diastolik lebih dari 90 mmHg

Do: Tampak keluarga Tn.T khususnya

Ny.S kesulitan dalam menyebutkan

kembali tentang pengertian hipertensi

3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan

keluarga

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sudah mengerti sedikit

demi sedikit dan sangat senang telah

diberikan informasi yang dibutuhkan

Do: Tampak keluarga Tn.T khususnya

Ny.S senang setelah mendapatkan

pujian

4. Diskusikan bersama keluarga tentang

penyebab hipertensi

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sudah mengetahui

sekarang tentang penyebab hipertensi

yang lebih detail

Do: Tampak klien menyebutkan

kembali penyebab hipertensi

Page 114: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

107

5. Motivasi keluarga untuk menyebutkan

kembali penyebab hipertensi

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan penyebab dari hipertensi

karena dari faktor keturunan,

mengonsumsi makanan yang asin, dan

obesitas

Do: Tampak keluarga Tn.T khususnya

Ny.S menyebutkan kembali penyebab

hipertensi

6. Beri pujian atas usaha yang dilakukan

keluarga

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sudah mengerti sedikit

demi sedikit dan sangat senang telah

diberikan informasi yang dibutuhkan

Do: Tampak keluarga Tn.T khususnya

Ny.S senang setelah mendapatkan

pujian

7. Diskusikan bersama keluarga tentang

tanda dan gejala hipertensi

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan tanda gejala hipertensi

adalah kepala pusing

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S menyebutkan kembali tanda

gejala hipertensi

8. Motivasi keluarga untuk menyebutkan

kembali tanda dan gejala hipertensi

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan tanda gejala hipertensi

adalah kepala pusing, lemah, dan

Page 115: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

108

kelelahan

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S menyebutkan kembali tanda

gejala hipertensi

9. Beri reward positif atas usaha yang

dilakukan keluarga.

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sudah mengerti sedikit

tentang hipertensi

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S senang setelah diberikan pujian

Rabu/

19

April/

jam:

14.00

WIB

Tuk 2: Keluarga

mampu

mengambil

keputusan untuk

mencegah

terjadinya

komplikasi

hipertensi

1. Menjelaskan kepada keluarga

mengenai akibat lanjut dari penyakit

hipertensi

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sekarang sudah

mengetahui akibat lanjut dari

hipertensi

Do: Tampak keluarga Tn.T khususnya

Ny.S memperhatikan dan kooperatif

2. Motivasi keluarga untuk

mengungkapkan kembali akibat lanjut

hipertensi jika tidak di tangani

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan akibat dari hipertensi

yaitu aktivitas terganggu dan bisa

menyebabkan stroke

Do: Tampak keluarga Tn.T khususnya

Ny.S menyebutkan kembali akibat

dari hipertensi

3. Mendiskusikan kembali dengan

keluarga tentang keinginan keluarga

aisyah

Page 116: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

109

untuk merawat anggota keluarga.

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan senang telah mengetahui

akibat dari hipertensi

Do: Tampak keluarga Tn.T khususnya

Ny.S senang telah memperoleh

informasi dan senang setelah diberi

pujian

Kami

s/28

April

2017/

jam:

16.30

WIB

Tuk 3: Keluarga

mampu merawat

anggota keluarga

yang mengalami

resiko terjadinya

komplikasi

hipertensi

4. Demonstrasikan pada keluarga

tentang cara teknik relaksasi otot

progresif

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sudah mengerti cara

tehnik relaksasi otot progresif

Do: keluarga Tn.T khususnya Ny.S

tampak kooperatif dan memperhatikan

5. Berikan kesempatan pada keluarga

untuk mencoba cara tehnik relaksasi

otot progresif

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan dapat mendemonstrasikan

cara tehnik relaksasi otot progresif

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S dapat melakukan cara tehnik

relaksasi otot progresif

6. Beri reward positif atas apa yang

dilakukan keluarga

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sudah mengerti cara

melakukan tehnik relaksasi otot

progresif

aisyah

Page 117: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

110

Do: Tampak keluarga Tn.T khususnya

Ny.S senang saat diberikan pujian

Kami

s/ 20

April/

jam:

14.00

WIB

Tuk 4: Keluarga

mampu:

memodifikasi

lingkungan

1. Jelaskan lingkungan yang nyaman

bagi penderita hipertensi

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sudah paham tentang

lingkungan yang nyaman bagi

penderita hipertensi

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S sudah tahu tentang lingkungan

yang nyaman bagi penderita hipertensi

2. Motivasi Keluarga untuk mengulangi

penjelasan yang diberikan

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan lingkungan yang tepat

bagi penderita hipertensi yaitu

penerangan yang cukup dan lantai

tidak licin

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S menyebutkan kembali tentang

lingkungan yang tepat bagi penderita

hipertensi

3. Beri reward atas usaha yang keluarga

lakukan

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan senang mendapatkan

informasi yang sesuai

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S senang setelah mendapatkan

pujian

aisyah

Page 118: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

111

Jum’a

t/ 21

April/

jam:

14.00

WIB

Tuk 5: keluarga

mampu

memanfaatkan

fasilitas

kesehatan untuk

mencegah resiko

terjadinya

komplikasi

hipertensi

1. Klarifikasi pengetahuan keluarga

tentang manfaat fasilitas kesehatan

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan jika sakit berobat ke

pelayanan kesehatan

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S sudah dapat memanfaatkan

pelayanan kesehatan

2. Memotivasi keluarga untuk

menyebutkan kembali manfaat

pelayanan kesehatan

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan banyak sekali manfaat

dari pelayanan kesehatan terutama

puskesmas, karena tidak perlu

membayar pada saat berobat dan

dapat memperoleh pendidikan seputar

kesehatan dan pengobatan

Do: Terlihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S menyebutkan manfaat pelayanan

kesehatan

3. Memberikan reward positif pada

keluarga atas usaha yang dilakukan

keluarga

Ds: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan senang mengetahui

banyak tentang manfaat pelayanan

kesehatan

Do: Telihat keluarga Tn.T khususnya

Ny.S senang setelah diberikan pujian

aisyah

Page 119: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

112

CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA

No.

Dx

tanggal jam Evaluasi (SOAP) Paraf

1.1 Selasa/

18

April

2017

13.00

WIB

S:

1. Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan penyebab asma terjadi

karena melakukan aktivitas berat, alergi,

faktor keturunan

2. Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan asma adalah penyakit

inflamasi kronik pada jalan napas yang

dikarakteristikan dengan hiperresponsif,

edema mukosa, dan produksi mukus.

3. Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan tanda gejala asma adalah

batuk,takikardi, serangan asma paling

sering terjadi pada malam hari atau pagi

hari.

O:

1. Keluarga Tn.T khususnya Ny.S terlihat

menyebutkan tentang pengertian asma

2. Terlihat keluarga Tn.T khususnya Ny.S

berusaha untuk mengingat kembali

penyebab asma

3. Terlihat keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengingat-ingat kembali tanda gejala

asma

A: masalah keperawatan pada keluarga Tn.T

khususnya Ny.S dalam mengenal

masalah anggota keluarga yang

menderita asma dapat teratasi

aisyah

Page 120: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

113

P: lanjutkan Tuk selanjutnya

1.2 Rabu/

19

April

2017

14.00

WIB

S: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan akibat dari asma bila tidak

diatasi akan menyebabkan: gagal napas

O: Terlihat keluarga Tn.T khususnya Ny.S

sangat kesulitan mengingat akibat dari

asma namun mampu menyebutkan

kembali

A: masalah keperawatan pada keluarga Tn.T

khususnya Ny.S dalam mengambil

keputusan untuk mengatasi penyakit

asma dapat teratasi

P: lanjutkan Tuk selanjutnya

aisyah

1.3 Kamis/

28

April

2017

16.30

WIB

S: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan mampu melakukan senam

pernapasan

O: Terlihat keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mendemonstrasikan ulang senam

pernapasan

A: masalah keperawatan pada keluarga Tn.T

khususnya Ny.S mampu merawat

anggota keluarga yang memiliki penyakit

asma dapat teratasi

P: lanjutkan Tuk selanjutnya

aisyah

1.4 Kamis/

20

April

2017

14.00

WIB

S: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan lantai rumah bersih dan atap

tidak ada sawangan

O: Tampak keluarga memperhatikan dan

menyebutkan kembali

A: masalah keperawatan pada keluarga Tn.T

khususnya Ny.S mampu memodifikasi

aisyah

Page 121: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

114

lingkungan dapat teratasi

P: lanjutkan Tuk selanjutnya

1.5 Jum’at/

21

April

2017

14.00

WIB

S: Keluarga Tn.T khusus nya Ny.S

mengatakan manfaat yankes sangat

banyak, salah satunya dapat

memberikan solusi anggota keluarga

yang sakit

O: Tampak keluarga mengerti manfaat

yankes

A: masalah keperawatan pada keluarga

Tn.T khususnya Ny.S mampu

memanfaatkan fasilitas kesehatan dapat

teratasi

P: Pertahankan Tuk

aisyah

2.1 Selasa/

18

April

2017

13.00

WIB

S:

1. Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan hipertensi adalah suatu

peningkatan tekanan darah sistolik lebih

dari 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik lebih dari 90 mmHg

2. Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sudah memahami sedikit

tentang hipertensi

3. Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan sudah mengerti sedikit

tentang hipertensi

O:

1. Tampak keluarga Tn.T khususnya Ny.S

kesulitan dalam menyebutkan kembali

tentang pengertian hipertensi

2. Tampak keluarga Tn.T khususnya Ny.S

aisyah

Page 122: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

115

memperhatikan dan kooperatif

3. Terlihat keluarga Tn.T khususnya Ny.S

senang setelah diberikan pujian

A: masalah keperawatan pada keluarga Tn.T

khususnya Ny.S dalam mengenal

masalah hipertensi dapat teratasi

P: lanjutkan Tuk selanjutnya

2.2 Rabu/

19

April

2017

14.00

WIB

S: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan akibat dari hipertensi yaitu

aktivitas terganggu dan bisa menyebabkan

stroke

O:

1. Tampak keluarga Tn.T khususnya Ny.S

menyebutkan kembali akibat dari

hipertensi

2. Tampak keluarga Tn.T khususnya Ny.S

senang saat diberikan pujian

A: masalah keperawatan pada keluarga Tn.T

khususnya Ny.S mampu mengambil

keputusan untuk mencegah resiko

terjadinya komplikasi dapat teratasi

P: lanjutkan Tuk selanjutnya

aisyah

2.3 Kamis/

28

April

2017

16.30

WIB

S: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan dapat mendemonstrasikan

cara tehnik relaksasi otot progresif

O:

1. Terlihat keluarga Tn.T khususnya Ny.S

dapat melakukan cara tehnik relaksasi

otot progresif

2. Tampak keluarga Tn.T khususnya Ny.S

senang saat diberikan pujian

A: masalah keperawatan pada keluarga Tn.T

aisyah

Page 123: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

116

khususnya Ny.S mampu merawat

anggota keluarga untuk mencegah resiko

terjadinya komplikasi dapat teratasi

P: lanjutkan Tuk selanjutnya

2.4 Kamis/

20

April

2017

14.00

WIB

S: Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan lingkungan yang tepat bagi

penderita hipertensi yaitu penerangan

yang cukup dan lantai tidak licin

O: Terlihat keluarga Tn.T khususnya Ny.S

menyebutkan kembali tentang

lingkungan yang tepat bagi penderita

hipertensi

A: masalah keperawatan pada keluarga Tn.T

khususnya Ny.S mampu memodifikasi

lingkungan untuk mencegah resiko

terjadinya komplikasi dapat teratasi

P: lanjutkan Tuk selanjutnya

aisyah

2.5 Jum’at/

21

April

2017

14.00

WIB

S:

1. Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan jika sakit berobat ke

pelayanan kesehatan

2. Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan banyak sekali manfaat dari

pelayanan kesehatan terutama

puskesmas, karena tidak perlu membayar

pada saat berobat dan dapat memperoleh

pendidikan seputar kesehatan dan

pengobatan

3. Keluarga Tn.T khususnya Ny.S

mengatakan senang mengetahui banyak

tentang manfaat pelayanan kesehatan

aisyah

Page 124: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

117

O:

1. Terlihat keluarga Tn.T khususnya Ny.S

sudah dapat memanfaatkan pelayanan

kesehatan

2. Terlihat keluarga Tn.T khususnya Ny.S

menyebutkan manfaat pelayanan

kesehatan

3. Telihat keluarga Tn.T khususnya Ny.S

senang setelah diberikan pujian

A: Masalah keperawatan pada keluarga

Tn.T khususnya Ny.S mampu

memanfaatkan pelayanan kesehatan

untuk mencegah resiko terjadinya

komplikasi dapat teratasi

P: Pertahankan Tuk

Page 125: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

118

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan antara tinjauan teoritis

dengan laporan kasus penelitian. Dalam pembahasan ini penulis mencoba

membandingkan antara tinjauan teoritis dan laporan kasus tentang pemenuhan

kebutuhan dasar oksigenasi pada gangguan sistem pernapasan “asma” pada

keluarga Tn.T khususnya Ny. S yang berada diwilayah RT 03 RW 02 Kelurahan

Utan Panjang Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Dengan mengikuti tahap-

tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pada tahap ini penulis mengacu pada konsep pemenuhan. Dalam

pengkajian penulis tidak mendapatkan kendala yang berarti karena sikap klien

dan keluarga yang kooperatif serta dukungan oleh format pengkajian

sehingga memudahkan penulis untuk mengumpulkan data. Tetapi terdapat

beberapa kendala dalam mencari sumber. Teknik pengumpulan data dengan

cara melakukan wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi.

Pada tinjauan konsep, penyebab dari asma yaitu berupa infeksi, iklim,

inhalan (debu, kapuk, sisa-sisa serangga mati, bulu binatang, serbuk sari, bau

asap, uap cat), makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat),obat

(aspirin), kegiatan fisik (olahraga berat, kecapean), dan emosi ( Menurut

NANDA, 2015. Sedangkan penyebab yang ditemukan pada Ny.S yaitu faktor

keturunan yang di turunkan oleh ibu Ny.S, alergi debu, bau-bau yang

menyengat, dan melakukan aktivitas berat, Ny.S di diagnosa menderita asma

sejak 1 tahun yang lalu dengan tanda gejala mengi, tidak dapat tidur pada

malam hari dan sesak napas. Jadi antara teori dengan kasus tidak terdapat

kesenjangan.

Pada tinjauan teoritis menurut Abraham Maslow terdapat lima kebutuhan

dasar manusia yaitu fisiologis (oksigen, cairan, nutrisi, keseimbangan suhu

Page 126: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

119

tubuh, eliminasi, istirahat tidur, serta kebutuhan seksual), rasa aman nyaman,

merasa dicintai dan mencintai, harga diri, dan aktualisasi diri. Pada kasus

Ny.S pada kebutuhan fisiologis nya terdapat gangguan pada sistem

oksigenasi, didapatkan data bahwa Ny.S mengatakan asma kambuh bila

melakukan aktivitas berat, mencium bau-bau yang menyengat, alergi pada

debu dan respirasi Ny.S pada saat dikaji dalam batas normal. Pada konsep

teoritis asma yang terjadi pada Ny.S karena adanya faktor keturunan yang

telah diwariskan dan adapun faktor lingkungan seperti alergen yang

mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgE

abnormal dalam sejumlah besar dan antibody ini menyebabkan sel

mengeluarkan berbagai zat diantara nya yaitu histamin, zat anafilaksis yang

bereaksi lambat, faktor kemotaktik eosinofilik. Efek gabungan dari semua

faktor-faktor ini akan menghasilkan edema lokal pada dinding bronkhioulus

kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkioulus dan

spasme otot polos bronkhiolus sehingga tahanan saluran napas menjadi

sangat meningkat. Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama

ekspirasi dari pada inspirasi.

Menurut teori perawatan atau pemeliharaan kesehatan meliputi lima tugas

keluarga yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota

keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan, sedangkan menurut kasus keluarga Tn.T tidak mampu

merawat anggota keluarga yang sakit dikarenakan kurangnya informasi yang

adekuat tentang penyakit tersebut.

Menurut konsep teori data penunjang yang harus dilakukan antara lain

spirometri, uji provokasi bronkus, analisa gas darah, foto rontgen dada, uji

kulit, pemeriksaan sputum, pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik

dalam sputum, pemeriksaan eosinofil total ( Heru Sundaru, 2014). Sedangkan

pemeriksaan yang dilakukan hanya dapat dilakukan penulis hanya tanda-

tanda vital dikarenakan keterbatasan alat dan tempat sehingga hal yang dapat

dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain merujuk keluarga

Tn.T untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke instansi pelayanan

kesehatan. Pada tinjauan teori, peran Ny.S sebagai pengurus rumah tangga,

Page 127: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

120

pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai

pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat

kelompok sosial tertentu. Sedangkan pada kasus Ny.S masih dapat

melakukan peran nya walaupun sedikit terhambat jika asma kambuh. Pada

tugas perkembangan, keluarga Tn.T melakukan tugasnya sesuai dengan

konsep teori. Tugas perkembangan yang ada pada keluarga Tn.T adalah usia

sekolah, yaitu membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan

lingkungan, mempertahankan keintiman pasangan, dan memenuhi kebutuhan

dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk

meningkatkan kesehatan anggota keluarga.

Pada tahap tugas perkembangan keluarga Tn.T usia sekolah telah terlaksana

dengan baik. Tn.T dan Ny.S telah menerapkan sosialisasi kepada An.A dan

An.M lalu Ny.S selalu menjaga keintiman pasangan dengan Tn.T serta selalu

menjaga keharmonisan dengan anak-anaknya serta Tn.T mampu memenuhi

kebutuhan keluarga termasuk kebutuhan anak sekolah dan kesehatan dari

hasil menabung perbulan yang tidak menentu.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Setelah melakukan proses pengkajian dan data yang terkumpul

dikelompokkan sesuai dengan masalahnya. Maka penulis merumuskan

diagnosa keperawatan berdasarkan data yang telah didapat. Dalam

penyusunan diagnosa keperawatan terdapat kesenjangan dimana penulis

hanya memunculkan diagnosa resiko, sementara berdasarkan konsep ada tiga

tipe diagnosa keperawatan keluarga, yaitu: diagnosa aktual (nyata) digunakan

apabila sudah timbul gangguan/masalah kesehatan dikeluarga, didukung

dengan adanya beberapa data maladaptif, diagnosa resiko (ancaman)

digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan, namun sudah

ditemukan beberapa data maladaptif yang memungkinkan timbulnya

gangguan, dan diagnosa potensial (sejahtera) digunakan bila keluarga

mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data maladaptif.

Perumusan (P) merupakan respon terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan

dasar yang mengacu pada lima tugas keluarga yaitu: mengenal masalah,

Page 128: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

121

mengambil keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi

lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Diagnosa yang terdapat pada tinjauan teoritis tetapi tidak muncul dalam

kasus, antara lain:

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan bronkus

2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan

produksi mukus

3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia

4. Kecemasan berhubungan dengan kesulitan bernafas dan rasa takut

sufokasi

5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak dan batuk

Penulis mengangkat diagnosa resiko karena belum ada data dan tanda gejala

yang mengarah ke aktual. Sementara diagnosa potensial tidak ditegakkan

karena saat ini keluarga belum dapat memenuhi kebutuhan kesehatan dan

belum mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan untuk

ditingkatkan.

Dalam menentukan diagnosa dan membuat prioritas masalah penulis tidak

mengalami kesulitan karena keluarga kooperatif dan mengerti skoring telah

diarahkan oleh penulis. Pada tinjauan kasus penulis telah mendapatkan dua

masalah keperawatan keluarga yang telah ditegakkan, antara lain: resiko pola

napas tidak efektif pada keluarga Tn. T khususnya Ny.S berhubungan dengan

ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang

mempunyai penyakit asma dan resiko terjadinya komplikasi pada keluarga

Tn. T khususnya Ny.S berhubungan dengan ketidakmampuan anggota

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

Page 129: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

122

C. PERENCANAAN KEPERAWATAN

Rencana asuhan keperawatan dibuat untuk mengatasi masalah yang ada.

Berdasarkan dengan konsep perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan

yang ingin dicapai serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada.

Tujuan terdiri dari jangka panjang dan jangka pendek. Penetapan tujuan

jangka panjang (tujuan umum) mengacu pada bagaimana mengatasi

problem/masalah (P) keluarga, sedangkan penetapan tujuan jangka pendek

(tujuan khusus) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi (E). Rencana

keperawatan diprioritaskan pada masalah resiko pola napas tidak efektif

karena masalah ini merupakan masalah dengan resiko tinggi dibandingkan

dengan diagnosa kedua. Selain itu masalah tersebut akan berakibat

munculnya masalah-masalah baru bila tidak segera ditangani. Dalam

membuat diagnosa dan membuat prioritas masalah penulis tidak mengalami

kesulitan karena keluarga kooperatif.

Pada diagnosa pertama yaitu resiko pola napas tidak efektif pada keluarga

Tn. T khususnya Ny.S berhubungan dengan ketidakmampuan anggota

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mempunyai penyakit asma.

Penulis bersama keluarga merencanakan untuk melakukan penyuluhan

kesehatan tentang asma mulai dari pengertian sampai cara perawatan serta

psikomotornya yaitu melakukan senam pernapasan.

Tidak terdapat kesenjangan antara rencana tindakan yang dibuat dengan

teori penyusunan rencana keperawatan. Penulis melibatkan keluarga dalam

penyusunan rencana keperawatan dan rencana dapat diterima oleh keluarga

dengan tujuan untuk mempermudah dalam rencana tindakan yang telah

dibuat.

Selain itu penulis juga telah merencanakan untuk melakukan penyuluhan

disetiap masalah pada keluarga untuk mencegah resiko terjadinya masalah

dengan tindakan promotif seperti penyuluhan.

Page 130: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

123

D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Pada tahap pelaksanaan penulis melakukan tindakan sesuai dengan rencana

tindakan yang telah ditetapkan atau ditentukan. Pelaksanaan dilakukan

dengan memperhatikan keadaan atau kondisi pasien dan sarana yang tersedia

dilapangan. Keluarga Tn.T sangat kooperatif pada setiap tindakan yang

diberikan, tetapi terdapat sedikit hambatan, karena setiap tindakan tidak

semua anggota keluaga Tn.T hadir. Penulis memberikan penyuluhan kepada

anggota keluarga Tn.T yang hadir sementara untuk anggota keluarga yang

tidak dapat hadir, penulis memberikan saran untuk anggota keluarga yang

hadir untuk mendapatkan penyuluhan agar memberitahukan kepada anggota

keluarga yang tidak hadir. Selain itu penulis memberikan leaflet dan catatan

agar dapat dibaca dan dipelajari oleh keluarga.

E. EVALUASI

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk mengukur

keberhasilan suatu tindakan asuhan keperawatan yang didokumentasikan

dalam SOAP (Subjektif, Objektif, Analisis, Planning) yang telah dilakukan

oleh penulis dari tanggal 17 April-29 April 2017. Adapun hasil evaluasi

asuhan keperawatan keluarga, antara lain:

1. Resiko pola napas tidak efektif pada keluarga Tn. T khususnya Ny.S

berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang mempunyai penyakit asma. Diagnosa ini telah

teratasi karena klien mengatakan sudah mampu menyebutkan sedikit

tentang asma, membuat keputusan untuk asma, melakukan perawatan

pada asma, memodifikasi lingkungan sampai mampu memanfaatkan

pelayanan kesehatan

2. Resiko terjadinya komplikasi pada keluarga Tn. T khususnya Ny.S

berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sakit. Diagnosa ini telah teratasi karena klien

mengatakan sudah tidak pusing dan sudah mampu mendemonstrasikan

tehnik relaksasi otot progresif

Page 131: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

124

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah membahas mengenai laporan kasus pemenuhan kebutuhan dasar

oksigenasi dengan masalah asma, dimana penulis melakukan perbandingan

antara teori dengan kasus lapangan. Kemudian penulis dapat mengambil

kesimpulan dan saran sebagai berikut: Asma adalah suatu keadaan dimana

saluran napas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap

rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat

berulang namun reversible, dan diantara episode penyempitan bronkus tersebut

terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal. Tanda dan gejala yang dialami

yaitu batuk, mengi, sesak dada atau dispneu, ruam dan edema temporer yang

merupakan reaksi alergi yang biasa menyertai asma.

1. Pengkajian pada keluarga Tn.T dengan masalah asma. Penulis melakukan

pengkajian menggunakan teknik wawancara, observasi dan pemeriksaan

fisik sehingga didapatkan keluhan yang dirasakan. Ny. S mengatakan asma

nya akan kambuh bila mencium bau menyengat, kelelahan, dan terkena

debu

2. Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan, antara lain:

a. Resiko pola napas tidak efektif pada keluarga Tn. T khususnya Ny.S

berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang mempunyai penyakit asma

b. Resiko terjadinya komplikasi pada keluarga Tn. T khususnya Ny.S

berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang sakit

3. Rencana keperawatan disusun bersama keluarga adalah memberikan

penyuluhan dengan klien tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,

akibat, perawatan asma dengan melakukan senam asma, memodifikasi

Page 132: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

125

lingkungan dan memotivasi keluarga untuk memanfaatkan pelayanan

kesehatan

4. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi dari

rencana yang telah disusun, antara lain: pengertian, penyebab, tanda dan

gejala, akibat, perawatan asma dengan melakukan senam asma,

memodifikasi lingkungan dan memotivasi keluarga untuk memanfaatkan

pelayanan kesehatan

5. Evaluasi yang dilakukan dibuat berdasarkan SOAP yang dilakukan setiap

harinya. Evaluasi yang diperoleh adalah Ny.S mampu menyebutkan

kembali pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat, perawatan asma

dengan melakukan senam asma, memodifikasi lingkungan dan keluarga

mampu untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Tindak lanjut dari

penulis menyarankan kepada keluarga Tn.T selalu menjaga kesehatan pada

seluruh anggota keluarga dan untuk tetap menerapkan apa yang sudah

disampaikan penulis.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan keluarga

yang tertera diatas, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran,

diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan pada

keluarga Tn.T khususnya Ny.S dengan penyakit asma dan saran tersebut

diantaranya:

1. Bagi profesi perawat

Untuk perawat komunitas dalam tatanan keluarga diharapkan dalam

melakukan asuhan keperawatan, hendaknya perawat setelah

memberikan penyuluhan memberikan leaflet atau bacaan tertulis

untuk keluarga sehingga dapat dibaca kembali serta dapat bermanfaat

untuk keluarga yang tidak hadir saat dilakukan tindakan

Page 133: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

126

2. Puskesmas

Untuk petugas puskesmas diharapkan dalam meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan hendaknya dapat memberikan pendidikan

kesehatan pada penderita diwilayah utan panjang. Hal ini didukung

dengan leaflet dan media lembar balik asma

3. Institusi pendidikan

Untuk institusi pendidikan diharapkan agar dapat melengkapi buku-

buku referensi dengan terbitan tahun terbaru yang berkaitan dengan

masalah-masalah asuhan keperawatan keluarga. Sehingga dapat

mempermudah mahasiswa/mahasiswi dalam menyusun karya tulis

ilmiah.

Page 134: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

127

DAFTAR PUSTAKA

Achjar Komang Ayu Henny. (2010). Aplikasi praktis asuhan keperawatan

keluarga. Edisi 1. Jakarta : CV Sagung Seto

Clark Margaret Varnell. (2013). Asthma: a clinician’s guide. Editor Edisi bahasa

Indonesia, Rifky, Rudi Setia. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Kozier,dkk. (2011). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, &

praktik. Edisi 7. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Nurarif Amin Huda,dkk. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan

diagnosa medis dan nanda nic-noc. Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction Jogja

Santun Setiawati,dkk. (2008). Penuntun praktis asuhan keperawatan keluarga.

Edisi 2. Jakarta : Trans Info Media.

Setiadi. (2008). Konsep & proses keperawatan keluarga. Edisi 2008. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Setiati Siti. (2014). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 1. Jakarta:

InternaPublishing

Slamet Hariadi,dkk. (2010). Buku ajar ilmu penyakit paru. Cetakan 1. Surabaya :

Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair-RSUD Dr. Soetomo.

Smeltzer. Susan C. (2014). Keperawatan medical bedah ( handbook for brunner

& suddarth’s textbook of medical- surgical nursing). Edisi 12. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC

Somantri Irman. (2007). Keperawatan medikal bedah asuhan keperawatan pada

pasien dengan gangguan sistem pernapasan. Jakarta: Salemba Medika

Susanto Tantut. (2012). Keperawatan keluarga aplikasi teori pada praktik asuhan

keperawatan keluarga. Edisi 1. Jakarta : CV. Trans Info Media

Page 135: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

128

PENGERTIAN ASMA

ASMA adalah Penyakit jalan nafas berupa kesukaran bernafas (sesak nafas) karena terjadi penyempitan saluran nafas.

PENYEBAB

Alergi (tidak tahan) misal : debu, udara, serbuk bunga, dll.

Virus

Emosi berlebihan

Perubahan cuaca yang mendadak

Polusi Udara

TANDA DAN GEJALA

1. Sesak nafas, dada terasa sakit 2. Berkeringat

3. Nafas berbunyi (mengi) saat bernafas

AKIBAT

1. Rasa berat di dada, sulit nafas, sukar bicara

2. Gangguan tidur pada malam hari

3. Gangguan aktifitas

KOMPLIKASI

a. Gagal napas

b. Bronchitis

c. Fraktur iga

PENCEGAHAN

1. Makan-makanan yang bergizi

2. Banyak minum air putih + 8 gelas perhari

3. Istirahat yang cukup

Page 136: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

129

4. Olah raga secara teratur

5. Hindari tempat yang berpolusi

6. Hindari asap rokok

CARA PERAWATANNYA

Minum air hangat

Lakukan batuk efektif, lakukan inhalasi

Lakukan olah raga secara teratur

Hindari stres atau emosi

Ciptakan lingkungan yang bersih

Hindari memelihara binatang atau hewan peliharaan di dalam rumah

CARA SENAM PERNAPASAN

1. Berdiri dengan benar 2. Ambil napas dalam 3. Hembuskan napas 4. Tarik napas dengan telapak tangan 5. Tarik napas dalam lalu angkat tangan

keatas serta tahanlah 6.Tarik napas dalam lalu angkat tangan

keatas serta tahanlah saat tubuh condong ke belakang lalu hembuskan napas

Sumber :

* Smeltzer, suzane C, dkk. (2001).

Keperawatan Medikal Bedah volume 2.

Jakarta : EGC

* Soeparman, dkk. (1990). Ilmu penyakit

Dalam jilid II. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Disusun Oleh :

AISYAH RAHMAWATI

2014750002

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2017

Page 137: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.T …

130

Daftar Riwayat Hidup

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Aisyah Rahmawati

Tempat, Tanggal Lahir : Blora, 21 Juli 1995

Jenis Kelamin :Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Kp.Kedondong Rt 13/06 no.25 Sunter Jaya

Tanjung Priok, Jakarta Utara

No.Telepon : 081515831544

Email : [email protected]

DATA PENDIDIKAN

SDN Sunter Jaya 06 Petang : Tahun 2001 - 2007

SMPN 152 Jakarta : Tahun 2007 - 2010

SMA Wijaya : Tahun 2010 - 2013

DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta : Tahun 2014 - 2017