asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

27
asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di indonesia ada dua yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Beberapa penyebab tidak langsung terbagi dalam tiga T yakni terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat rujukan serta terlambat memberi pertolongan di tempat rujukan. Untuk penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama.Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Demikian juga dengan ibu – ibu yang termasuk dalam lima terlalu yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, terlalu sering, serta terlalu dekat jaraknya, ini berisiko tinggi terhadap kematian. Berdasarkan hal diatas, maka peranan bidan adalah memberikan pelayanan asuhan manajemen kehamilan dengan menerapkan pelayanan kebidanan yang bermutu tinggi. Seorang ibu hamil membutuhkan membutuhkan informasi tentang kehamilannya, baik itu ibu yang mengandung dan janin yang ada didalam kandungannyadan asuhan pelayanan yang dilakukan merupakan prosedur rutin untuk membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinan. Antenatal Care/ Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care). Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal. Karena pentingnya hal tesebut maka dibuatlah kunjungan awal dan kunjungan ulang pada asuhan antenatal demi kesejahteraan ibu dan janin. Oleh karena itu, penulis membuat

Upload: surya230486

Post on 12-Jul-2016

128 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulangBAB I

PENDAHULUANA.   Latar Belakang

Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di indonesia ada dua yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Beberapa penyebab tidak langsung terbagi dalam tiga T yakni terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat rujukan serta terlambat memberi pertolongan di tempat rujukan. Untuk penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama.Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Demikian juga dengan ibu – ibu yang termasuk dalam lima terlalu yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, terlalu sering, serta terlalu dekat jaraknya, ini berisiko tinggi terhadap kematian.

Berdasarkan hal diatas, maka peranan bidan adalah memberikan pelayanan asuhan manajemen kehamilan dengan menerapkan pelayanan kebidanan yang bermutu tinggi. Seorang ibu hamil membutuhkan membutuhkan informasi tentang kehamilannya, baik itu ibu yang mengandung dan janin yang ada didalam kandungannyadan asuhan pelayanan yang dilakukan merupakan prosedur rutin untuk membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinan.

Antenatal Care/ Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care).

Pelayanan antenatal merupakan  pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal. Karena pentingnya hal tesebut maka dibuatlah kunjungan awal dan kunjungan ulang pada asuhan antenatal demi kesejahteraan ibu dan janin. Oleh karena itu, penulis membuat makalah dengan judul “ Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal dan Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang”. 

B.   Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan kunjungan awal?2.      Apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal?3.      Apa saja yang dimaksud dengan kunjungan ulang?4.      Apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan ulang?

C.   Tujuan

1.      Untuk mengetahui apa itu kunjungan awal.2.      Untuk mengetahui apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal.3.      Untuk mengetahui apa itu kunjungan ulang.4.      Untuk mengetahui apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan ulang.

Page 2: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

BAB IIPEMBAHASAN

A.   Asuhan Kehamilan Kehamilan Kunjungan Awal

Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali saat ibu hamil.a.       Tujuan Kunjungan1.      Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu2.      Mendeteksi masalah yang dapat diobati3.      Mencegah masalah dan penggunaan praktek tradisional yang merugikan.4.      Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.5.      mendorong perilaku yang sehat. 

b.      Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil1.      Riwayat Kesehatan Social, Riwayat Kebidanan, Keluarga, Penyakit.

Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum yang pernah diderita, serta penyakit yang dialami saat masa sebelum kehamilan maupun saat kehamilan.

a.       Sosial1.      Kumpulan keluarga

Informasi tentang keluarga klien harus mencakup asal keluarga, tempat lahir, orang-orang yang tinggal bersama klien, individu yang dianggap “keluarga”, dan individu yang dapat diandalkan dalam memperoleh dukungan,tentang status klien saat ini, dan klien tinggal dengan siapa klien tinggal.hal ini menunjukan bahwa bidan menyadari tidak semua wanita hamil terikat dan sanggup untuk sendiri menghadapi semua keadaan saat ia hamil.

2.      Situasi tempat tinggalDapatkan informasi tentang tempat tinggal klien, seberapa kali ia pindah, seperti apa rumahnya, jumlah individu, keamanan lingkungan, dan jika diindikasikan, apakah tersedia cukup makanan didalam rumah,dan keadaan lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih dan terhindar dari berbagai sumber penyakit.

3.      PekerjaanMengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.

4.      Pendidikan, minat, hobi, dan tujuanTanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panging. Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi.

Page 3: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

5.      Pilihan agamaTanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait-agama yang harus diobservasi.Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.

6.      Hewan peliharaanTanyakan jenis dan jumlah hewan peliharaan ditempat tinggal klien.Hewan peliharaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan penyakit harus didiskusikan.

7.       Sumber dukungan dan perencanaan kehamilanTanyakan siapa yang dapat klien andalkan untuk memberinya dukungan.Pada saat tertentu wanita mungkin menjawab tidak seorangpun. Dengan demikian , kunjungan yang lebih lama dan lebih sering serta berfokus pada upaya mencari dukungan emosional dan menjalin hubungan dengan sumber komunitas yang tepat harus dijadwalkan jika memungkinkan dan tanyakan pada klien apakah kehamilan ini direncanakan atau tidak.

8.      Sumber stressFaktor-faktor yang umum menjadi sumber steres pada wanita hamil ialah biaya, pemukiman, kenakalan anak, dan masalah hubungan dengan pasangan atau anggota keluarga lain.pertanyaan, “ apakah sumber utama stress anda saat ini?” akan memb antu klinisi memahami beberapa factor yang mempengaruhi kehidupan dan kehamilan klien.

9.      Kebiasaan yang meningkatkan kesehatanInformasi tentang pola hidup sehat klien akan bermanfaat untuk mengidentifikasi bidang pendidikan kesehatan yang butuhkan, baik saat ini maupun pada masa pascapartum, seperti kebiasaan :

a.       Merokokb.      Alkoholc.       Obat terlarang dan obat rekreasional10.   Keamanan

Tanyakan klien apakah biasa mengenakan sabuk pengaman dan persenling, pelindung dan apakah ia terlibat dalam kegiatan olahraga, jika ia melakukan kegiatan tersebut anjurkan pada klien untuk selalu menjaga keselamatan dirinya dan mengurangi kegiatan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janin.

b.      Riwayat Kebidanan1.      Riwayat menstruasi

Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery-EDD) yang sering disebut taksiran partus. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.

Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari.Informasi tambahan tentang siklus menstruasi yang harus diperoleh mencakup frekuensi haid dan lama pendarahan.

2.       Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, Kehamilan:Adakah ganguan seperti perdarahan, muntah yang sangat (sering), toxaemia gravidarum.Persalinan:Spontan atau buatan, a’terme atau premature, perdarahan, ditolong oleh siapa (bidan, dokter).Nifas:Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.Anak:

Page 4: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir.

3.      Riwayat kontrasepsiRiwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengearuhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu “menangalli kehamilan.ketika seorang wanita menghabiskan pil berisi hormone dalam tablet kontrasepsi oral, periode selanjutnya akan mengalami disebut “withdrawal bleed”. Dan terkadang ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD masih terpasang.Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak.Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester I, tetapi lebih baik dirujuk kedokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu.Pelepasan IUD menurunkan resiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD terpasang meningkatkan aborsi septik pada pertengahan trimester.Riwayat pengunaan IUD terdahulu meningkatkan resiko kehamilan ektopik.Dan tanyakan kepada klien lamanya pemakaian alat kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang digunakan.

4.      Riwayat obstetricInformasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu itu, tipe persalinan (spontan, forsep, ekstrasi vakum, atau bedah sesar), lama persalinan (lebih baik dihitung dari kontraksi pertama), berat lahir, jenis kelamin, dan komplikasi lain.ketika menggambarkan kehamilan yang berakhir sebelum minggu ke 20, bedakan antara aborsi spontan, elektif, terapeutik, dan kehamilan ektopik.

5.      Riwayat ginekologiRiwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat memberi keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami.

6.      Riwayat seksualRiwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat ini member informasi medis yang penting sehingga klinis dapat lebih memahami klien dan mendapat kesempatan untuk :

a.       Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksualb.      Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dan menghilangkan mitosc.       Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksuald.      Membuat rujukan apabila tercatat disfungsi seksual atau masalahemosional.c.       Riwayat Keluarga

Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi wanita yang beresiko menderita penyakit genetic yang dapat memengaruhi hasil akhir kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita penyakit genetik.

d.      Penyakit1.      Penyakit Organik

Meskipun tidak setiap penyakit dan gangguan akan mempengaruhi atau dipengaruhi kehamilan, penting juga menanyakan setiap penyakit tersebut supaya diperoleh data yang lengkap. Wanita yang juga memiliki riwayat kesehatan yang kronis atau lemah juga wanita yang menderita penyakit, seperti hipertensi kronis, SLE, diabetes mellitus tergantung insulin, penyakit jantung, paru-paru dan anemia, pemeriksaan kadar TSH (thyroid stimulating hormone).

2.      Human Papilloma Virus (HPV)HPV adalah virus yang mudah menular dan sering menyebabkan kondiloma akuminata, kadang-kadang disebut kutil venereal.Kutil ini biasanya ditemukan di seviks dan dinding vagina, uretra, bokong, anus dan alat genetalia ekterna.Selama masa hamil, pengobatan kutil venereal dilakukan setiap minggu dengan mengoleskan salep teratogenik.

3.      Penyakit Radang Panggul

Page 5: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

Klinis harus mengetahui riwayat PID sedini mungkin pada masa kehamilan karena PID mingkatkan risiko kehamilan ektopik tujuh kali lipat (Oregon health division, 1995).Setiap kram atau perdarahan pada wanita yang memiliki riwayat penyakit ini perlu diperiksa menggunakan ultrasonografi untuk memastikan bahwa kehamilan terjadi di uterus.

4.      Penyakit yang Menyertai Kehamilana.       Kehamilan disertai penyakit jantung

Kehamilan yang desertai penyakit jantung selalu saling mempengaruhikarena kehamilan memberatkan penyakit jantung dan penyakit jantungdapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalamrahim.Keluhan utama yang dikemukakan :

1.      Cepat merasa lelah2.      Jantung nya berdebar-debar3.      Sesak nafas apalagi disertai terjadi sianosis(kebiruan)4.      Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda5.      Mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai.b.      Hipertensi

Yang dimaksud hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensinyang telah ada atau sebelumnya kehamilan. Apabila dalam kehamilan disertai dengan protenuria dan udem maka disebut pre-eklampsia yang tidak murni atau superimposed pre-ek-lampsia. Penyebab utama hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi esensial dan penyakit ginjal.

c.       Penyakit paru-paru dan kehamilanSikap bidan dalam mengahadapi kehamilan dengan penyakit tuberculosis paru sebaiknya adalah melakukan konsultasi ke dokter untuk memastikan penyakitnya. Pada penyakit batuk menahun/tuberculosis yang tenang bidan dapat melanjutkan pengawasan hamilsampai persalinan setempat, sedangkan pada penyakit asma pada kehamilan, kadang- kadang bertambah berat atau malah berkurang dalam batas yang wajar, penyakit asma tidak banyak pengaruhnya terhadap kehamilan.Pemeriksaan fisik pada kunjungan awal prenatal difokuskan untuk mengidentifikasi kelainan yang sering mengontribusi morbiditas dan mortalitas dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang menunjukkan gannguan genetik. Pemeriksaan harus mencakup penetapan tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan drah (TD) dan nadi, dan pemeriksaan kulit, kelenjar tiroid, jantung, paru, payudara, ekstremitas dan abdomen, serta pemeriksaan pelvis.

2.      Pemeriksaan Fisika.       Pemeriksaan fisik umum1.      Tinggi badan2.      Berat badan3.      Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, respirasib.      Kepala dan leher1.      Edema di wajah2.      Ikterus pada mata3.      Mulut pucat4.      Leher meliputi pembengkakan pada saluran limfe/pembesaran kelenjar tiroidc.       Tangan dan kaki1.      Edema pada jari tangan2.      Kuku jari pucat3.      Varices vena4.      Refleksd.      Payudara1.      Ukuran, simetris2.      puting payudara: masuk/menonjol

Page 6: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

3.      keluarnya kolostrum atau cairan lain4.      retraksi, dimpling5.      massa6.      nodul axillae.       Abdomen1.      Luka bekas operasi2.      Tinggi fundus uteri3.      Letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala (jika >36 minggu)4.      DJJ (jika> 18 minggu)f.       Genital luar1.      Varices2.      Perdarahan3.      Luka4.      Cairan yang keluar5.      Pengeluaran dari uretra dan skene6.      Kelenjar bartholin : bengkak, massa, cairan yang keluarg.      Genital dalam1.      Serviks : cairan yang keluar, luka, kelunakan, posisi, mobilitas, tertutup/membuka2.      Vagina : cairan yang keluar, luka, darah3.      Ukuran adneksa: bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, masssa (pada TW I)4.      Uterus: ukuran, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan, massa (pada TW I)

3.      Pemeriksaan Panggula.       Panggul Luar :1.      Distansia Spinarum2.      Distansia Cristarum3.      Conjugata Eksterna4.      Lingkar Panggulb.      Panggul Dalam :1.      Conjugata Diagonalis2.      Promontorium, Linea Innominata3.      Spina Isiadika, Kelengkungan Sakrum, Dinding Samping Pelvis4.      Arkus Pubis, Mobilitas Tulang Coccygeus

4.      Pemeriksaan Laboratoriuma.       Pemeriksaan haemoglobinb.      Pemeriksaan protein urinc.       Pemeriksaan glukosa urind.      Tes VDRL

Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjangdiagnosis penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosislainnya.Pemeriksaan laboratorium merupakan penelitian perubahan yangtimbul pada penyakit dalam hal susunan kimia dan mekanisme biokimiatubuh (perubahan ini bisa penyebab atau akibat).Pemeriksaanlaboratorium juga sebagai ilmu terapan untuk menganalisa cairan tubuhdan jaringan guna membantu petugas kesehatan dalam mendiagnosisdan mengobati pasien.Pada umumnya diagnosis penyakit dibuat berdasarkan gejala penyakit(keluhan dan tanda), dan gejala ini mengarahkan dokter padakemungkinan penyakit penyebab. Hasil pemeriksaan laboratorium dapatmenunjang atau

Page 7: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

menyingkirkan kemungkinan penyakit yangmenyebabkan, misalnya dalam pemeriksaan biakan darah pada demamtifoid, jika positif amat mendukung diagnosis, tapi bila negatif takmenyingkirkan diagnosis demam tifoid jika secara klinis dan pemeriksaanlain (misalnya pemeriksan WIDAL) menyokong.Dalam diagnosis penyakit kadang-kadang tidaklah mudah, terutamapada permulaan penyakit, gejala klinis penyebabnya masih berupakemungkinan, meski dokter biasanya dapat menetapkan kemungkinanyang paling tinggi.Karena itu, pada tahap permulaan dokter tidak selaludapat menentukan diagnosis penyakit. Diperlukan data-data tambahandari pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain.Menurut Henry dan Howanitz, para dokter memilih dan mengevaluasiuji-uji laboratorium dalam perawatan pasien sekurang-kurangnya satudari alasan-alasan berikut ini:

1.      Untuk menunjang diagnosis klinis2.      Untuk menyingkirkan kemungkinan suatu diagnosis atau penyakit3.      Untuk digunakan sebagai pedoman terapi atau manajemen4.      Untuk digunakan sebagai panduan prognosis5.      Untuk mendeteksi suatu penyakit (uji saring)

5.      Pengkajian Emosionala.       Trimester Pertama

Selama bulan pertama hingga ketiga, suasana emosi ibu hamil biasanya gampang sekali berubah.Pergolakan emosi menyebabkan anda sensitif, mudah menangis, gampang lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan “sakit” dari pada hamil.Perubahan emosi anda lebih disebabkan adanya aktifitas hormonal yang meningkat pesat dan sebagai faktor fisik.Misalnya kelelahan, mual, muntah, morning sickness atau perubahan bentuk tubuh.

b.      Trimester keduaPada usia kehamilan ini, emosi anda jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan yang anda rasakan pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini bisa disebut periode keemasan.Anda mulai bisa menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal kehamilan.Selain itu, tidak banyak muncul keluhan keluhan fisik.Inilah yang membuat anda bisa menjalani kehamilan dengan lebih enak dan tidak sedramatis sebeumnya.

c.       Trimester tigaMemasuki trimester akhir ini, kondisi perut anda akan semakin besar dan mengakibatkan anda susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang cemas. Emosi kembali sukar untuk dikendalikan, bahkan anda menjadi lebih sensitif. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan, anda menjadi lebih siap mental untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran buah hati yang telah dilahirkan.Tips Menghadapi Perubahan Emosi:

1.      Mengetahui perubahan emosi yang anda rasakan adalah normal dan bisa membantu2.      Berbagi pengalaman dan perasaan dengan pasangan serta menjalani komunikasi yang lebih

terbuka3.      Makan maknan yang bergizi sert berolahraga teratur juga bisa membantu anda untuk

membentuk pola pikir positif tentang kondisi anda4.      Mengikuti kelas kehamilan bersama dengan pasangan5.      Berbagi pengalaman dengan orang yang pernah mengalami kondisi serupa dengan anda6.      Memperbanyak pengetahuan dan informasi tentang kehamilan dari buku, internet, majalah

atau sumber lain. 

Page 8: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

c.       Pengkajian Fetal1.      Gerakan Janin

Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan USG). Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal gerakan janin dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32 minggu). Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi).Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : “tidur”, atau hipoksia. Waktu terbaik untuk mengamati gerakan janin adalah pada malam hari saat ibu hamil berbaring santai. Atau, pagi hari ketika bangun tidur bila usia kandungannya sudah masuk trisemester ketiga.Jika merasakan janin bergerak minimal 10 kali/jam, baik gerakan halus dan kuat, artinya bayi baik-baik saja. Namun, bila merasa bayi tidak aktif seperti biasanya, kemungkinan besar ia sedang malas bergerak, dan ibu hamil diminta harus coba bangkitkan semangat geraknya. Karena, bila janin tidak merespon rangsangan ibu, dan kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 1 hari segera beritahu dokter, untuk memantau kondisi janin. Mari, kenali gerakan si bayi sesuai dengan usianya, supaya bisa ikut memantau perkembangannya.Minggu ke-16 sampai 20. Di minggu ke-16 Anda mulai dapat merasakan gerakan janin seperti tendangan dan tonjokan. Disebut sebagi fase quickening.

a.       Minggu ke-21 sampai 24. Aktivitas bayi makin meningkat. Dia banyak menendang dan jungkir balik, karena volume air ketuban masih sering memungkinkan untuk bergerak leluasa.

b.      Minggu ke-25 sampai 28. Bayi mulai cegukan. Inilah yang menyebabkan ibu hamil merasakan sensai seperti tersentak-sentak. Dia juga akan bergerak merespon suara dari luar karena pendengarannya makin baik. Kadang-kadang janin ‘kaget’ mendengar suara keras.

c.       Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan bayi makin kuat, teratur dan terkendali. Kadang ibu hamil sampai merasakan rahim kontraksi.

d.      Minggu ke-32 sampai 24. inilah mas apuncak aktivitas bayi. Dalam minggu-minggu ini, ibu hamil akan merasakan peningkatan frekuensi dan tipe gerakan bayi, karena dia semakin besar dan kuat.

2.      DJJDetak jantung Janin didengarkan dengan menggunakan stetoskop   monoral pada bulan ke 4-5 kehamilan. Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3.Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit. Karena badan anak dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J. paling jelas terdengar di punggung anak dekat pada kepala.Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat. Jika bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis tengah di atas sympisis.Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah

a.       Dari adanya detak jantung janin:1.      tanda pasti kehamilan2.      anak hidupb.      Dari tempat bunyi jantung janin terdengar:1.      presentasi anak2.      positio anak(kedudukan punggung)3.      sikap anak (habitus)4.      adanya anak kembar

Page 9: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

Kalau bunyi  jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat,maka presentasinya kepala,kalau terdengar kiri kanan setinggi atau di atas pusat,maka presentasinya bokong (letak sungsang). Kalau bunyi jantung terdengar sebelah kiri,maka punggung sebelah kiri,kalau terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah kanan.Kalau terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagiab-bagian kecil,sikap anak fleksi.kalau terdengar sepihak dengan bagian-bagian kecil,sikap anak defleksi. Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama jelasnya dan dengan frekwensi yang berbeda(perbedaan lebih dari 10/menit).Dari sifat bunyi jantung anak kita dapat mengetahui keadaan anak.anak yang dalam keadaan sehat bunyi jantung nya teratur dan frekwensinya antara 120-140 permenit. Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia (kekurangan oksigen). Cara menghitung DJJ adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya :

5 detik

5 detik 5 detik Kesimpulan

11 12 11 -        4 (11 + 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin baik.

10 14 9 - 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur  dan janin asfiksia

8 7 8 - 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin asfiksia

3.      Non Stress Test (NST)Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan namaaktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin.

a.       Tehnik pemeriksaan NST :1.      Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk

memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya hipotensi.2.      Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan frekuensi

pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG).

3.      Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:a.       Menanyakan kepada pasien.b.      Melakukan palpasi abdomen.c.       Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG).4.      Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin, dilakukan

perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut).

5.      Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm).6.      Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan apakah terjadi

akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm).7.      Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 – 25 dpm).8.      Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.b.      Interpretasi NST1.      Reaktif:

Page 10: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

a.       Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.

b.      Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.c.       Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.2.      Non-reaktif:a.       Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada gerakan

janin.b.      Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).c.       Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.3.      Meragukan:a.       Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang kurang dari

15 dpm.b.      Frekuensi dasar djj abnormal.c.       Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm.

Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%).Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%.Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam.Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.

4.      AmniosentesisAmniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan memasukkan trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas amnii melewati dinding abdomen dan dinding uterus.Sel-sel fetus dilepaskan kedalam amnion dan dapat dikaji untuk penentuan jenis kelamin dan kesehatan fetus.Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak plasenta harus ditetapkan sebelum amniosentesis. Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan yang di aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu.Dan uji dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang terlalu lama ini.

d.   Menentukan Diagnosa1.      Menetapkan Normalitas Kehamilan

adalah kehamilan dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetrik buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan serta hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium normal.

2.      Membedakan Antara Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dan Kemungkinan KomplikasiTidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan akibat kehamilan yang disebutkan dibawah ini, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang mengalami ketidaknyamanan tersebut. Cara meringankan ketidaknyamanan bisa membuat perbedaan yang signifikan dalam cara wanita tersebut memandang pengalaman kehamilannya. Dasar fisiologis, psikologis dan anatomis untuk masing-masing ketidaknyamanan tersebut diberikan untuk merangsang pemikiran selanjutnya tentang cara-cara meringankannya. Cara-cara meringankan tersebut didasarkan pada penyebab dari ketidaknyamanan tersebut serta diarahkan ke penatalaksanaan symptomatik.

3.      Mengidentifikasi Tanda dan Gejala Penyimpangan dari Keadaan Normal

Page 11: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang dilakukan untuk menemukan penyimpangan -penyimpangan yang terjadi Upaya yang dapat dilakukan ibu dalam deteksi dini terhadap komplikasi selama kehamilan ibu secara dini.Kehamilan:

a.       Memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke   Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.

b.      Imunisasi TT 2x.c.       Bila ditemukan kelainan-kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih seringdan lebih

intensif.d.      Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.

4.      Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan BelajarPada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segara jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. dari beberapa pengalaman, akan lebih baik    memberikan pendidikan kepada ibu dan anggota keluarga khususnya pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan didampingi untuk   mendapatkan asuhan. Enam tanda-tanda bahaya selama periode      antenatal adalah:

1)      Perdarahan vagina2)      Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang3)      Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)4)      Nyeri abdomen yang hebat5)      Bengkak pada muka atau tangan6)      Bayi kurang bergerak seperti biasa

e.    Mengembangkan Perencanaan Asuhan yang Komprehensif1.      Menetapkan Kebutuhan Test Laboratorium

Tujuan test laboratorium adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi dalam kehamilan. Macam test laboratorium dalam asuhan kehamilan yang merupakan kompetensi bidan adalah:

a.       Tes hemoglobin darah (Hb)Tujuan: untuk mengetahui kadar Hb pada ibu hamil dan untuk mendeteksi anemia gravidarum.

b.      Tes urin proteinTujuan: untuk mengetahui kadar protein dalam urin dan untuk mendeteksi pre eklamsia dalam kehamilan.

c.       Tes glukosa urinTujuan: untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin dan untuk mendeteksi diabetes mellitus gravidarum

2.      Menetapkan Kebutuhan BelajarPenuntun belajar digunakan untuk melatih keterampilan dalam pencapaianelemen-elemen kompetensi oleh mahasiswa secara individual.Mulai dari latihandi laboratorium keterampilan sampai saat melaksanakan praktik klinik kebidanan.Bimbingan keterampilan untuk mencapai kompetensi di laboratoriumketerampilan asuhan kebidanan baru bisa dilaksanakan atau diikuti oleh seorangmahasiswa bila mahasiswa tersebut telah mengikuti perkuliahan seluruh materikuliah asuhan kehamilan (mata kuliah asuhan ibu I). Dalam perkuliahan tersebutmahasiswa mendapat teori tentang teori tentang fisiologi kehamilan, pertumbuhankehamilan dari bulan ke bulan, kebutuhan fisik dan psikologis ibu selamakehamilan, perubahan fisik dan psikologis ibu selama hamil, perubahan fisik dan psikologis ibu dalam masa kehamilan, teori tentang pendekatan dalam asuhankehamilan

Page 12: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

(Manajemen Varney) dan dokumentasi asuhan kehamilan. Dalam perkuliahan juga dilakukan demonstrasi dan simulasi keterampilan yangmendukung kompetensi yang akan dilatih atau dipelajari.

3.      Menetapkan Kebutuhan untuk Komplikasi RinganDalam menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan dalam kehamilan harus berdasarkan Kep Menkes No 900 tahun 2002 tentang registrasi dan kewenangan praktik bidan dan standar pelayanan kebidanan (SPK). Di antaranya yaitu penanganan abortus iminens, pre eklamsia, Hyperemesis gravidarum dan anemia dalam kehamilan.

4.      Menetapkan Kebutuhan Konsultasi atau Rujukan pada Tenaga Profesional lainnyaApabila terjadi komplikasi dalam kehamilan bidan perlu menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan dengan tenaga professional lainnya untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

5.      Menetapkan Kebutuhan untuk Konseling Spesifik atau Anticipatory GuidenceDalam menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik, harus di sesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang yang telah di lakukan oleh bidan. Beberapa kebutuhan konseling yang perlu diberikan pada setiap ibu hamil pada kunjungan awal adalah pendidikan kesehatan tentang:

a.       Tanda bahaya dalam kehamilanb.      Gizi pada ibu hamilc.       Persiapan persalinand.      Imunisasi TTe.       Olahragaf.       Istirahatg.      Kebersihanh.      Pemberian ASIi.        Aktifitas seksualj.        Kegiatan sehari-hari dan pekerjaank.      Obat-obatan dan merokokl.        Body mekanikm.    Pakaian dan sepatu

6.      Menetapkan Kebutuhan Konseling HIV/PMSUntuk menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS hanya diberikan pada ibu hamil dengan riwayat maupun resiko HIV/PMS.

7.      Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan KehamilanMenurut standar WHO bahwa dalam kehamilan, minimal kunjungan ANC adalah 4 kali selama kehamilan dengan penjelasan sebagai berikut:

a.       Kunjungan I       : dilakukan sebelum minggu ke-14 (pada trimester       I)b.      Kunjungan II     : dilakukan sebelum minggu ke 28 (pada trimester        II)c.       Kunjungan III        : dilakukan antara minggu 28-36 (pada trimester III)d.      Kunjungan IV   : dilakukan setelah minggu ke-36 (pada trimester          III)

f.     Mengevaluasi Penemuan Masalah yang Terjadi, Aspek-aspek yang Menonjol pada Wanita Hamil

Page 13: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

1.      Oleh karena telah banyak dilakukan pengkajian mengenai riwayat ibu dan pemeriksaan lengka selama kunjungan antenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada pendeteksian komplikasi - komplikasi, mempersiapkan kelahiran, kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran

2.      Pada tahap ini bidan menginventarisasi beberapa masalah yang terjadi beserta aspek - aspek yang menonjol yang membutuhkan penanganan dan pemberian KIE

g.    Anamnesa Kunjungan Awal1.      Tahap preinteraksia.        Menyambut klien dengan ramahb.      Perawat mengenalkan diric.       Mempersilakan klien duduk dan komunikatifd.      Perawat tanggap terhadap reaksi kliene.       Perawat sabar terhadap reaksi klien2.      Tahap interaksia.       Mengkaji riwayat kehamilan sekarangb.      Riwayat haid1.      HPHT2.      Gerakan janin dirasakan kapan3.      Tanda-tanda bahaya atau penyulit yang dialami4.      Keluhan utama5.      Obat yang dikonsumsi/termasu jamu6.      Kekhawatiran khususc.       Mengkaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu1.      Jumlah kehamilan2.      Jumlah anak yang lahir hidup3.       Jumlah kelahiran prematur4.      Jumlah keguguran5.      Riwayat persalinan dengan tindakan (SC/Forcep/Vacum)6.      Riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca persalinand.      Riwayat kesehatan/penyakit yang diderita Semarang dan lalu1.      Penyakit jantung2.      Hipertensi3.      Malaria4.      Penyakit kelamin5.      Diabetes dan lain-laine.       Menanyakan riwayat perkawinanf.       Menanyakan respon klien dan keluarga terhadap kehamilannyag.      Menanyakan riwayat KBh.      Menanyakan pola nutrisi dan eliminasii.        Menanyakan pola aktifitas dan istirahatj.        Menanyakan kebiasaan merokok, minuman keras, konsumsi obat terlarangk.      Dokumentasi3.      Penampilana.       Perawat menanyakan secara sistematisb.      Menggunakan bahasa yang muda dimengertic.       Memberikan perhatian pada setiap jawaband.      Penuh percaya diri dan tidak ragu-ragu

h.    Praktik Pemeriksaan

Page 14: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

1.      Fisik dan Leopolda.       Fisik1.      Tinggi Badan Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gannguan genetik. Karena tinggi

yang pasti sering kali tidak diketahui dan tinggi badan berubah seiring peningkatan usia wanita, tinggi badan harus diukur pada saat kunjungan awal.

2.      Berat BadanBerat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat rekomendasi penambahan berat badan pada wanita hamil dan untuk membatasi kelebihan atau kekurangan berat.

3.      Tekanan DarahPenentuan tekanan darah (TD) sangat penting pada masa hamil karena peningkatan TD dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi.

4.      NadiDenyut nadi maternal sedikit meningkat selama hamil, tetapi jarang melebihi 100 denyut permenit (dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut naadi lebih dari 100 dpm. Periksa adanya eksoflatmia dan hiperrefleksia yang menyertai.

5.       RefleksTerutama reflex lutut. Reflex lutut negative pada hypovitaminose dan penyakit urat saraf.

6.      Pemeriksaan KulitPerubahan kulit yang sering terjadi pada masa hamil mencakup hiperpigmentasi pada wajah (kloasma), pada areola dan putting susu, stria gravidarum, spider nevi, serta linea nigra. Periksa warna kulit, adanya ruam, massa, lesi, jaringan parut, tanda penganiayaan fisik, dan bukti penyalahgunaan obat. Beri perhatian khusus untuk melihat suatu ruam di telapak tangan dan telapak kaki yang merupakan tanda sifilis. Jaringat parut menunjukkan pernah dilakukan prosedur bedah atau, pada kasus yang jarang, menunjukkan praktik seksual yang berkaitan dengan ritual sadomasokistik.

7.      Pemeriksaan kelenjar TiroidKelenjar tiroid sedikit membesar selama masa hamil akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularitas. Namun, perubahan anatomi ini tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap pembesaran yang signifikan perlu diteliti. Hipotiroidisme sulit dideteksi selama masa hamil karena banyak gejala hipotiroidisme, yakni keletihan, penambahan berat, dan kostipasi, yang menyerupai gejala-gejala kehamilan.

8.      Pemeriksaan ParuPemerikasaan paru harus mencakup observasi sesak nafas, napas dangkal, napas cepat, pernapasan yang tidak teratur, mengi, batuk, dan dispnea. Pemeriksaan paru biasanya merupakan tindakan yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosis bronchitis atau pneumonia.

9.      Pemeriksaan JantungPada akhir kehamilan, 45% volume darah wanita hamil lebih tinggi dari pada volume darah wanita tidak hamil (Pritchard, 1965). Peningkatan volume darah ini menyebabkan uterus membesar dan melindungi ibu ketika darah keluara saat melahirkan. Pada wanita tidak hamil, murmur jantung sistolik bermakna. Pada wanita hamil yang asimptomatik, murmur derajat 1/6 atau 2/6 umumnya dianggap ringan. Apabila murmur sistolik lebih dari 2/6 atau terdengar bunyi murmur lain, lakukan ekokardiogram jika tersedia dana yang cukup.

10.  Pemeriksaan PayudaraPayudara harus diperiksa umtuk mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas dan setiap kondisi yang dapat mengganggu proses menyusui. Pastikan anda memeriksa putting dengan cermat, terutama jika klien berkeinginan menyusui bayinya. Tes “protaklitas” harus menjadi bagian pemeriksaan payudara pada wanita yang sebelumnya tidak mampu menyusui dengan baik.

b.      Leopold

Page 15: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

1.      Leopold Ia.       Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha,b.      Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat kearah muka penderitac.       Rahim dibawa ke tengahd.      Tingginya fundus uteri ditentukan.e.       Tentukan bagiian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.f.       Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak, kurang bundar dan

kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong. Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri.

2.      Leopold IIa.       Kedua tangan pindah ke sampingb.      Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak terdapat di fihak yang memberikan

rintanggan yang terbesar, carilah bagian-bagian kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang member rintangan yang terbesar.

c.       Kadang-kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak lintang.3.      Leopold IIIa.       Dipergunakan satu tangan sajab.      Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnyac.       Cobalah bapakah bagian bawah masih dapat diigoyangkan. Leopold III untuk menentukan

apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh Pintu atas panggul.

4.      Leoplod IVa.       Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat kea rah kaki penderita.b.      Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.c.       Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu atas panggul, dan berapa

masuknya bagian bawah ke dalam ronggga panggul.d.      Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari krpala yang masih

teraba dari luar.

2.      Pemeriksaan Laboratoriuma.       Protein urine: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penipisan rutin protein urine merupakan

cara efektif mendeteksi pre eklamsib.      Glukosa : ibu hamil harus diperiksa terhadap kemungkinan diabetes

3.      HB SahliJenis pemeriksaan Hb yakni dengan cara sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.

4.      Urine ReduksiDilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi penyakit gula/ Diabetes melitus atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami. Bila hasil pemeriksaan urine reduksi positif perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Mellitus Gestasional ( DMG ). Diabetes Mellitus Gestasional pada ibu dapat mengakibatkan adanya penyakit berupa preeklamsia, polihidramnion, bayi besar ( Saefudin,2000 ).

5.      Protein UrinePemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam ibu hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3% ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan

Page 16: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

darah tinggi, kaki oedema. Pemeriksaan urine protein ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsia.

B.   Asuhan Kehamilan Kehamilan Kunjungan Ulang

            Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan.

a.       Mengevaluasi Data DasarPada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar yang dipertimbangkan dalam

menegakkan diagnosis pada kunjungan yang pertama.Evaluasi tersebut dapat dicermati pada tabel berikut ini:

Data Dasar PertimbanganAmenore  Diagnosis kehamilanTanggal menstruasi terakhir

Diagnosis kehamilan

Keluhan yang disampaikan pasien                

Pemberian konseling

Hasil pemeriksaan fisik      Kenaikan BB    Tes urin kehamilan ( tes

HCG ) positif   Cloasma gravidarum   Perubahan pada payudara    Linea nigra    Tanda Chadwick    Tanda hegar

Diagnosis kehamilan

b.      Mengevaluasi Keefektifan Manajemen atau AsuhanBidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah dilaksanakan pada kunjungan sebelumnya.Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yang dilakukan pada asuhan sebelumnya tidak terulang lagi serta mmemastikan aspek mana yang efektif agar tetap dipertahankan.Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh bidan adalah :

1.      Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang sudah dilakukan pada kunjungan sebelumnya

2.      Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal - hal yang berfokus pada pemantauan kesehatan ibu dan janinBeberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien antara lain sebagai berikut :

1.      Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses pemberian asuhan pada kunjungan sebelumnya

2.      Hal - hal yang membuat pasie kurang merasa nyaman3.      Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan kehamilan hasil dari proses KIE yang

lalu4.      Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan pada kunjungan yang lalu setelah dilakukan

penatalaksanaan

c.       Pengkajian Data Fokus

Page 17: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

1.      Riwayat untuk Deteksi Komplikasi dan Ketidaknyamanana.       Riwayat1.      Menayakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya2.      Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang timbul sejak

kunjungan terakhir3.      Gerakan janin dalam 24 jam terakhirb.      Deteksi ketidaknyamanan1.      Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil2.      Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu2.      Pemeriksaan Fisik

Pada tiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik berikutdilakukan untuk mendeteksi tiap tanda-tanda keluhan ibu dan evaluasi pada janin :

a.       Janin :1.      Denyut jantung janin. Normal DJJ 120-160 kali per menit. Apabila kurang dari 120 x atau

menitdisebut bradikardi, sedang lebih dari 160 x per menit disebut tathicardi.2.      Ukuran janin3.      Dengan cara Mc. Donald untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian dilakukan

penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus( TFU dalam cm ) – n x 155 = gram. Bila kepala diatas atau pada ishiadica maka n = 12. Bila kepala dibawah spina ishiadica maka n = 11

4.      Letak dan presentasiLetak dan presentasi dapat diketahui dengan menggunakan palpasi. Salah satu cara palpasi yang sering digunakan adalah menurut Leopold.

a.       Leopold I : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada bagian fundus

b.      Leopold II : Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang dan bagian janin yang teraba disebelah kiri atau kanan

c.       Leopold III : Untuk menentukan bagian janin yang ada dibawah (presentasi)d.      Leopold  IV : Untuk menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk panggulb.      Aktivitas/ gerakan janin

Dikenal adanya gerakan 10, yang artinya dalam waktu 12 jam normal gerakan janin minimal 10 kali.

c.       Ibu1.      Tekanan darah2.      Berat badan3.      Tanda-tanda bahaya4.      TFU5.      Umur kehamilan6.      Pemeriksaan vagina3.      Pemeriksaan Laboratoriuma.       Darah = Hbb.      Urine = Protein dan glukosad.      Mengembangkan Rencana Sesuai dengan Kebutuhan dan Perkembangan Kehamilan1.      Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya2.      Sesuai dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan kesehatan pada ibu3.      Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi kegawatdaruratan4.      Ajari ibu untuk mengenal tanda - tanda bahaya, pastikan untuk memahami apa yang

dilakukan jika menemukan tanda bahaya5.      Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya

Page 18: asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang.docx

BAB IIIPENUTUP

A.   Kesimpulan

Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali saat ibu hamil. Hal-hal yang ada dalam kunjungan awal antara lain tujuan kunjungan, pengkajian data kesehatan ibu hamil, pengkajian fetal, menentukan diagnosa, mengembangkan perencanaan asuhan yang komprehensif, mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi, aspek-aspek yang menonjol pada wanita hamil, anamnesa kunjungan awal dan praktik pemeriksaan.

 Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan. Hal-hal yang ada dalam kunjungan akhir antara lain mengevaluasi data dasar, mengevaluasi keefektifan manejemen/ asuhan, pengkajian data fokus, menembangkan rencana sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kehamilan.

B.   Saran

Sebaiknya kunjungan atau pemeriksaan selama masa hamil dilakukan secara rutin dan ibu hamil harus berkonsultasi segera apabila terjadi sesuatu keluhan.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit EGC, Jakarta.

Mochtar, Rustam. 2001. Sinopsis Obstetri. Penerbit : EGC, Jakarta.

Pantrikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika.           

Verrallas, Sylvia. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan edisi 3. Jakarta: EGC.

Vicky C. 2006.Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta: EGC.

W, Hanifa, Abdul, dkk. 1989. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta; PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

http://andaliahutrinn.blogspot.com/2011/04/askeb-1-asuhan-kehamilan-kunjungan-awal.html