aspirasi

4
E:Yulis/GADAR/Doc.8  Halaman ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN DENGAN ASPIRASI 1. DEFENISI Aspirasi adalah suatu keadaan dimana masuknya benda asing ke dalam saluran na fas ya ng me ni mb ul ka n ob st ruks i ba ik pa rs ial ma up un total sehi ng ga menimbulkan gangguan pernafasan (sesak) yang berakibat pada kematian 2. ETIOLOGI Makanan : jenis makanan yang menyebabkan aspirasi antara lain kacang,  buah-buahan kecil, serbuk biskuit) Benda-benda asing Sputum, darah 3. ASPIRASI BENDA ASING Dapat terjadi pada semua umur Labih sering terjadi pada anak usia 1 – 3 tahun An ak us ia < 4 ta hu n (20% da ri ju ml ah ke ma ti an ya ng di seba bk an ol eh terhisapnya atau tertelannya benda asing) Pada bayi resiko aspirasi disebabk an oleh posisi menyusui atau pembe rian pasi yang tidak benar. 4. PATOFI SI OLOGI Benda asing dalam tubuh dapat memun gkin kan terjad inya kegagalan jalan nafas dari laring ke bronkus, setelah itu dapat menyebabkan kesulitan bernafas dan jatuh kepada asfiksia ¾ benda asing terhisap, tertelan di dalam lobus bronkus hal ini nantinya akan menyebabkan iritasi, batuk kering, perdarahan. 5/4 ditemukan dalam paru-paru 20% didalam trakea 1

Upload: yulis-hati

Post on 30-Oct-2015

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASPIRASI

7/16/2019 ASPIRASI

http://slidepdf.com/reader/full/aspirasi 1/4

E:Yulis/GADAR/Doc.8  Halaman

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PADA PASIEN DENGAN ASPIRASI

1. DEFENISI

Aspirasi adalah suatu keadaan dimana masuknya benda asing ke dalam saluran

nafas yang menimbulkan obstruksi baik parsial maupun total sehingga

menimbulkan gangguan pernafasan (sesak) yang berakibat pada kematian

2. ETIOLOGI

■ Makanan : jenis makanan yang menyebabkan aspirasi antara lain kacang,

 buah-buahan kecil, serbuk biskuit)

■ Benda-benda asing

■ Sputum, darah

3. ASPIRASI BENDA ASING

■ Dapat terjadi pada semua umur 

■ Labih sering terjadi pada anak usia 1 – 3 tahun

■ Anak usia < 4 tahun (20% dari jumlah kematian yang disebabkan oleh

terhisapnya atau tertelannya benda asing)

■ Pada bayi resiko aspirasi disebabkan oleh posisi menyusui atau pemberian pasi

yang tidak benar.

4. PATOFISIOLOGI

■ Benda asing dalam tubuh dapat memungkinkan terjadinya kegagalan jalan

nafas dari laring ke bronkus, setelah itu dapat menyebabkan kesulitan bernafas

dan jatuh kepada asfiksia

■ ¾ benda asing terhisap, tertelan di dalam lobus bronkus hal ini nantinya akan

menyebabkan iritasi, batuk kering, perdarahan.

■ 5/4 ditemukan dalam paru-paru

■ 20% didalam trakea

1

Page 2: ASPIRASI

7/16/2019 ASPIRASI

http://slidepdf.com/reader/full/aspirasi 2/4

E:Yulis/GADAR/Doc.8  Halaman

5. MANIFESTASI KLINIS

■ Cekukan, muntah, batuk (tergantung pada lokasi obstruksi)

■ Obstruksi faringotrakeal dapat terjadi dipsnea, stridor, sesak oleh karena

 penurunan suplai O2, sianosis

■ Obstruksi bronkial dapat terjadi batuk, wheezing, perdarahan, penurunan

kesadaran, kematian

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 

■ X-Ray dada : posterior dan lateral dada

■ Radiografi : untuk memantau benda asing

■ Rigic Cromcuscopy : untuk mendiagnosa benda asing di dalam laring dan

trakea

■ Fluoroscopy : untuk mendeteksi lokasi sumbatan benda asing pada

 bronkus

7. PENGKAJIAN

■ Anamnase kejadian aspirasi

■ Kaji lokasi benda asing

■ Kaji tipe objek yang diaspirasi (cair atau benda padat)

■ Kaji tipe obstruksi pernafasan (parsial atau total)

■ Kaji frekuensi pernafasan, keadaan umum pasien (sianosis atau tidak)

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN

■ Gangguan pola nafas b/d obstruksi jalan nafas

■ Ansietas b/d pernafasan in adekuat

■ Resiko tinggi penurunan tingkat kesadaran b/d obstruksi jalan nafas

■ Resiko tinggi infeksi b/d iritasi benda asing pada saluran pernafasan

9. PERTIMBANGAN KEPERAWATAN

■ Menjaga dan memonitor status respirasi anak 

■ Bila ada indikasi pembedahan : perawat perlu mengantisipasi kedaruratan anak 

dan memberikan informasi kepada keluarga

■ Memberikan penkes kepada orang tua tentang tindakan pertahanan orang tua

dalam menghadapai anak yang megalami aspirasi

2

Page 3: ASPIRASI

7/16/2019 ASPIRASI

http://slidepdf.com/reader/full/aspirasi 3/4

E:Yulis/GADAR/Doc.8  Halaman

■ Monitor tanda-tanda distress pernafasan (sianosis, tidak dapat berbicara

 prioritas tindakan kedaruratan harus segera dilakukan yaitu pemasangan ETT

dan trakeostomi, kalau tidak anak dapat meninggal seketika)

10. PENATALAKSANAAN

CARA BIASA

■ Inspeksi adanya benda asing

■ Bila benda asing terlihat, keluarkan dengan jari kelingking

■ Bila anak dapat batuk, benda asing yang kecil dapat dibatukkan

■ Telungkupkan anak atau bayi, posisi kepala dibawah, sambil menepuk nepuk 

 punggung dengan perlahan

■ Bila benda asing berupa serbuk, bisa dilakukan penghisapan

■ Lakukan kompresi dada

Pada Bayi

Letakkan tangan 2 jari pada prosessus xipoideus

Kompresi dilakukan hanya jari pada satu tangan

Dalamnya kompresi 1,3 – 2,5 cm

Lakukan kompresi 80 x/menit

Pada Anak 

Letakkan punggung tangan pada prosessus xipoideus

Kompresi dilakukan dengan satu tangan

Dalamnya kompresi 2,5 – 3,8 cm

Lakukan kompresi 80 – 100 x/menit

■ Jika nafas tidak ada, ekstensikan kepala, bila benda asing telah terlihat,

keluarkan secara menual

■ Bila nafas tidak ada, ventilasi dengan mouth to mouth

Bayi baru lahir : 120 x/menit

< 1 tahun : 100 x/menit

anak : 80 – 100 x/menit

3

Page 4: ASPIRASI

7/16/2019 ASPIRASI

http://slidepdf.com/reader/full/aspirasi 4/4

E:Yulis/GADAR/Doc.8  Halaman

CARA HEIMILICH MANUVER 

Kaji kondisi anak 

Kaji anak jika dapat berbicara, kalau bisa anjurkan anak untuk mengangkat

tengannya di atas tengkuk  Jika tidak bisa bicara atau tidak bisa batuk, mulai dengan menekan abdominal

klien

Penolong berdiri di belakang klien, letakkan tangan penolong antara umbilikus

dan prosessus xipoideus

Satu tangan mengepal dan satu tangan memegang pergelangan tangan yang

dikepal sehingga badan anak tersanggah tangan

Lakukan hentakan ke arah atas sebanyak 6 – 10 kali dengan teratur untuk dapatmegeluarkan benda asing

4