media aspirasi

7
NGAWI, Media Aspirasi - Situs Arca Banteng di Dusun Reco Banteng, Desa Wonorejo, Keca- matan Kedunggalar, Ngawi kini kondisinya ma- kin terbengkalai. Kondisi tersebut, disebabkan kurangnya perhatian dari pemerintah. Padahal satu sisi situs tersebut merupakan aset daerah baik Pemkab Ngawi maupun Pemprop Jawa Timur. 3 Tahun PLTU Nunggak Pajak ke halaman 11 ke halaman 7 ke halaman 11 ke halaman 11 ke halaman 11 ke halaman 11 ke halaman 11 MEDIA ASPIRASI/DIDIK PURWANTO MEDIA ASPIRASI/ENDANG WIDAYATI MEDIA ASPIRASI/ARSO mas tono iku, jarene.... Media ASPIRASI KORAN UMUM SELANGKAH LEBIH DEKAT ! @media_aspirasi media aspirasi [email protected] (0352) 489219 3 BACA HALAMAN 10 BACA HALAMAN 5 BACA HALAMAN EDISI 50 I 5 - 11 MARET I TAHUN 2014 Jalan Perbatasan Memprihatinkan DPR Harus Peka Nasib Asongan www.mediaaspirasi.co.id SUGIJANTO, Mantan Kades Pohijo dan Caleg DPRD Ponorogo PONOROGO, Media Aspirasi Sekretaris Daerah (Sekda) Ponorogo mengaku siap mencoret OPP salah satu peserta yang lolos rekrutmen CPNS honorer K2. Sikap itu dilakukan bila tudingan manipulasi data yang digunakan anak mantan kepala UPTD Sukorejo ini benar adanya. LULUS K2 TIDAK JAMINAN Jika Data Terbukti Manipulatif PONOROGO, Me- dia Aspirasi - Kejak- saan Negeri (Ke- jari) Ponorogo getol melakukan pemeriksaan terhadap saksi dalam kasus dugaan pe- nyelewengan penggunaan dana hibah dan Bansos tahun anggaran 2013. Pemeriksaan ini di- lakukan untuk men- dalami kasus yang berkembang hangat dimasyarakat. Sejum- lah Pokmas sudah mulai dilakukan pemanggilan namun kajari belum mau memberikan keterangan atas hasil dari pemeriksaan tersebut. “Kita belum bisa memberikan ket- erangan tentang hasil pemerik- saan namun prinsipnya ke- jaksaan serius menangani kasus ini, ka- lau memang nanti ditemu- kan indikasi penyelewengan atau dugaan ko- rupsi tetap kita babat,” tegas Sucipto, Kajari Ponorogo (03/03) dikantornnya. Kajari menegaskan saat ini pihaknya sedang melakukan pengumpulan ket- erangan (Pulbaket) dan pengumpulan data (Puldata). Kajari Bakal Babat Koruptor Bansos Upaya Penghilangan ‘BB’ Bakal Disikat SUCIPTO, Kajari Ponorogo Situs Arca Banteng Makin Terbengkalai, Salah Siapa? SITUS Arca Banteng di Desa Wonorejo, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi Rumah itu tampak lusuh dan reot termakan usia, lantainyapun hanya dari tanah yang tidak rata. Ketika menengok ke bagian be- lakang, tembok rumah yang runtuh itu belum diperbaiki. D i rumah itulah tinggal Katemi (70) nenek penjual rangginan dipasar Kauman, Somoroto yang saat ini terbaring tak berdaya karena sakit yang dideritanya. Nenek renta warga Dusun Damar, Desa Kauman ini menderita pe- nyakit maag akut sejak dua bulan lalu. Kemiskinan membuat perempuan tua ini tidak mampu berobat. Jangankan di rumah sakit, di Puskesmas pun dia tidak mampu karena ketiadaan biaya. Dengan ditunggui anak lelakinya, Kate- mi terbaring dibalai-balai bambu tanpa ka- sur. Sunarto putranya yang selalu setia dan penuh perhatian selalu merawatnya,“ya kemarin sempat dua hari dirawat di Pusk- esmas Kauman dan menghabiskan uang Rp.350 ribu, trus kita bawa pulang karena kata dokter sudah membaik,”kata Sunarto. Namun sampai dirumah kondisi Kate- mi semakin memburuk, tidak mau makan dan muntah terus. Keluarga kebingungan, karena ditangan sudah tidak ada lagi uang untuk biaya berobat, ditambah lagi dia ti- dak memiliki kartu Jamkesmas maupun Jamkesda. Untuk itu diputuskan untuk di- rawat dirumah saja dengan meminta ban- tuan mantri kesehatan setempat. Pertimbangannya, bisa menekan biaya perawatan dan pengobatan. Diantaranya, tidak lagi mengeluarkan biaya sewa kamar dan uang saku bagi yang menunggu bila di rawat di rumah sakit. “Eh ternyata malah lebih berat biayanya, selama 5 hari minta bantuan pak man- tri malah menghabiskan Rp.1,3 juta. Berat sekali ini,” ucap Sunarto, penuh iba. Bukan tidak berjuang, Sunarto sebagai anak untuk mendapatkan pengobatan gra- tis dari pemerintah buat ibunda tercintanya yang telah merawatnya. Kisah Pilu Katemi, Bakul Rangginan Asal Kauman, Ponorogo Tidak Ada Biaya, Rela Tidur Beralaskan Bambu SUNARSIH dan Sunarto sedang menunggui Katemi (ibunya) yang terbaring sakit dengan hanya beralaskan tikar usang. Catatan ENDANG WIDAYATI, dari Ponorogo Kapolres Ancam Buka Tutup Muka DPO Bandar Judi Tunggu Waktu PONOROGO, Media Aspirasi – Naiknya ka- sus penyakit masyarakat pada Bulan Januari -februari 2014 ini terutama pada kasus perjudian membuat Kapolres Ponorogo AKBP Iwan Kurni- awan geram. Kapolres yang dikenal cukup tegas ini mengancam bakal membuka tutup muka para tersangka dan mempublikasikanya jika tidak jera dan cenderung mengulang kembali perbuatannya. KRIMINAL ASUSILA KAPOLRES, AKBP Iwan Kurniawan saat menggelar rilis. Langganan Koran? Hubungi: 0352 - 489219 Harga Eceran Rp. 2.500,- Baca juga Media Aspirasi versi digital (e-paper) di www.mediaaspirasi.co.id Diduga Selingkuh, Kepala UPT Digerebek NGAWI, Media Aspirasi - Diduga berseling- kuh dengan Wanita Idaman Lain (WIL), Setu Ke- pala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pangkur diperkarakan warga Dusun Ngladok, Desa Can- tel, Kecamatan Pitu, Sabtu (01/03). Peristiwa be- rawal ketika Setu bertamu kerumah Listiani yang berstatus janda sekitar pukul 09.00 WIB pada Se- lasa pagi awal pekan lalu (25/02). Oleh: W Arso *) TIDAK terasa, sudah setahun Media Aspirasi hadir sebagai salah satu media di kalangan ma- syarakat Eks Karesidenan Madiun. Setahun sudah, Media Aspirasi terus berbenah, menyerap aspirasi pembaca untuk memenuhi suguhan informasi aktual, objektif dan berimbang. Ya, akhir Febru- ari lalu, koran dengan tagline ‘Selangkah Lebih Dekat!’ ini tepat berusia satu tahun. Puncak perin- gatan ulang tahun perdana itu, dirayakan dengan cukup sederhana di Kantor Pusat Media Aspirasi, Jalan Kalimantan 127 Ponorogo, Minggu (2/3). Usia satu tahun kami akui usia yang masih sangat belia bagi sebuah perusahaan media. Dan kami sadar bahwa masih banyak rintangan untuk menjadi sebuah media yang benar-benar kokoh. Karena kami sadar, jalan terjal terus menghadang dan menanti kami di depan. Berawal dari keterba- tasan yang ada, kami terus berpacu. Sehingga mulai bisa diterima dan dicari pem- baca. 1 Tahun, Terus Menjaga Kualitas Beliau sosok yang amanah dan peduli dengan masyarakat.”

Upload: melinjo

Post on 01-Mar-2016

294 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Edisi 50

TRANSCRIPT

Page 1: Media Aspirasi

NGAWI, Media Aspirasi - Situs Arca Banteng di Dusun Reco Banteng, Desa Wonorejo, Keca-matan Kedunggalar, Ngawi kini kondisinya ma-kin terbengkalai. Kondisi tersebut, disebabkan

kurangnya perhatian dari pemerintah. Padahal satu sisi situs tersebut merupakan aset daerah baik Pemkab Ngawi maupun Pemprop Jawa Timur.

3 Tahun PLTU Nunggak Pajak

ke halaman 11

ke halaman 7ke halaman 11

ke halaman 11

ke halaman 11

ke halaman 11

ke halaman 11

MEDIA ASPIRASI/DIDIK PURWANTO

MEDIA ASPIRASI/ENDANG WIDAYATI

MEDIA ASPIRASI/ARSO

mas tonoiku, jarene....

Media ASPIRASIKORAN UMUM

SELANGKAH LEBIH DEKAT!

@media_aspirasi media aspirasi [email protected] (0352) 489219

3BACA HALAMAN 10BACA

HALAMAN5BACA HALAMAN

EDISI 50 I 5 - 11 MARET I TAHUN 2014

Jalan PerbatasanMemprihatinkan

DPR Harus PekaNasib Asongan

www.mediaaspirasi.co.id

SUGIJANTO, Mantan Kades Pohijo dan Caleg DPRD Ponorogo

PONOROGO, Media Aspirasi – Sekretaris Daerah (Sekda) Ponorogo mengaku siap mencoret OPP salah satu peserta yang lolos rekrutmen

CPNS honorer K2. Sikap itu dilakukan bila tudingan manipulasi data yang digunakan anak mantan kepala UPTD Sukorejo ini benar adanya.

LULUS K2 TIDAK JAMINAN Jika Data Terbukti

Manipulatif

PONOROGO, Me-dia Aspirasi - Kejak-saan Negeri (Ke-jari) Ponorogo getol melakukan p e m e r i k s a a n terhadap saksi dalam kasus dugaan pe-nyelewengan p e n g g u n a a n dana hibah dan Bansos tahun anggaran 2013. Pemeriksaan ini di-lakukan untuk men-dalami kasus yang berkembang hangat dimasyarakat. Sejum-lah Pokmas sudah mulai dilakukan pemanggilan namun kajari belum mau memberikan keterangan atas hasil dari pemeriksaan tersebut.

“Kita belum bisa memberikan ket-

erangan tentang hasil pemerik-

saan namun prinsipnya ke-jaksaan serius m e n a n g a n i kasus ini, ka-lau memang nanti ditemu-

kan indikasi penyelewengan

atau dugaan ko-rupsi tetap kita babat,” tegas Sucipto, Kajari Ponorogo (03/03) dikantornnya.

Kajari menegaskan saat ini pihaknya sedang melakukan pengumpulan ket-erangan (Pulbaket) dan pengumpulan data (Puldata).

Kajari Bakal Babat Koruptor BansosUpaya Penghilangan ‘BB’ Bakal Disikat

SUCIPTO, Kajari Ponorogo

Situs Arca Banteng Makin Terbengkalai, Salah Siapa?

SITUS Arca Banteng di Desa Wonorejo, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi

Rumah itu tampak lusuh dan reot termakan usia, lantainyapun hanya dari

tanah yang tidak rata. Ketika menengok ke bagian be-

lakang, tembok rumah yang runtuh itu belum diperbaiki.

Di rumah itulah tinggal Katemi (70) nenek penjual rangginan dipasar Kauman, Somoroto yang saat ini

terbaring tak berdaya karena sakit yang dideritanya. Nenek renta warga Dusun Damar, Desa Kauman ini menderita pe-nyakit maag akut sejak dua bulan lalu. Kemiskinan membuat perempuan tua ini tidak mampu berobat. Jangankan di rumah sakit, di Puskesmas pun dia tidak mampu karena ketiadaan biaya.

Dengan ditunggui anak lelakinya, Kate-mi terbaring dibalai-balai bambu tanpa ka-sur. Sunarto putranya yang selalu setia dan

penuh perhatian selalu merawatnya,“ya kemarin sempat dua hari dirawat di Pusk-esmas Kauman dan menghabiskan uang Rp.350 ribu, trus kita bawa pulang karena kata dokter sudah membaik,”kata Sunarto.

Namun sampai dirumah kondisi Kate-mi semakin memburuk, tidak mau makan dan muntah terus. Keluarga kebingungan, karena ditangan sudah tidak ada lagi uang untuk biaya berobat, ditambah lagi dia ti-dak memiliki kartu Jamkesmas maupun Jamkesda. Untuk itu diputuskan untuk di-rawat dirumah saja dengan meminta ban-tuan mantri kesehatan setempat.

Pertimbangannya, bisa menekan biaya perawatan dan pengobatan. Diantaranya, tidak lagi mengeluarkan biaya sewa kamar dan uang saku bagi yang menunggu bila di rawat di rumah sakit.

“Eh ternyata malah lebih berat biayanya, selama 5 hari minta bantuan pak man-tri malah menghabiskan Rp.1,3 juta. Berat sekali ini,” ucap Sunarto, penuh iba.

Bukan tidak berjuang, Sunarto sebagai anak untuk mendapatkan pengobatan gra-tis dari pemerintah buat ibunda tercintanya yang telah merawatnya.

Kisah Pilu Katemi, Bakul Rangginan Asal Kauman, Ponorogo

Tidak Ada Biaya, Rela Tidur Beralaskan Bambu

SUNARSIH dan Sunarto sedang menunggui Katemi (ibunya) yang terbaring sakit dengan hanya beralaskan tikar usang.

Catatan ENDANG WIDAYATI, dari Ponorogo

Kapolres Ancam Buka Tutup MukaDPO Bandar Judi Tunggu Waktu

PONOROGO, Media Aspirasi – Naiknya ka-sus penyakit masyarakat pada Bulan Januari -februari 2014 ini terutama pada kasus perjudian membuat Kapolres Ponorogo AKBP Iwan Kurni-awan geram. Kapolres yang dikenal cukup tegas ini mengancam bakal membuka tutup muka para tersangka dan mempublikasikanya jika tidak jera dan cenderung mengulang kembali perbuatannya.

KRIMINAL

ASUSILA

KAPOLRES, AKBP Iwan Kurniawan saat menggelar rilis.

Langganan Koran? Hubungi:

0352 - 489219 Harga Eceran

Rp. 2.500,-

Baca juga Media Aspirasi versi digital (e-paper) di www.mediaaspirasi.co.id

Diduga Selingkuh, Kepala UPT Digerebek

NGAWI, Media Aspirasi - Diduga berseling-kuh dengan Wanita Idaman Lain (WIL), Setu Ke-pala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Pangkur diperkarakan warga Dusun Ngladok, Desa Can-tel, Kecamatan Pitu, Sabtu (01/03). Peristiwa be-rawal ketika Setu bertamu kerumah Listiani yang berstatus janda sekitar pukul 09.00 WIB pada Se-lasa pagi awal pekan lalu (25/02).

Oleh: W Arso *)

TIDAK terasa, sudah setahun Media Aspirasi hadir sebagai salah satu media di kalangan ma-syarakat Eks Karesidenan Madiun. Setahun sudah, Media Aspirasi terus berbenah, menyerap aspirasi pembaca untuk memenuhi suguhan informasi aktual, objektif dan berimbang. Ya, akhir Febru-ari lalu, koran dengan tagline ‘Selangkah Lebih Dekat!’ ini tepat berusia satu tahun. Puncak perin-gatan ulang tahun perdana itu, dirayakan dengan cukup sederhana di Kantor Pusat Media Aspirasi, Jalan Kalimantan 127 Ponorogo, Minggu (2/3).

Usia satu tahun kami akui usia yang masih sangat belia bagi sebuah perusahaan media. Dan kami sadar bahwa masih banyak rintangan untuk menjadi sebuah media yang benar-benar kokoh. Karena kami sadar, jalan terjal terus menghadang dan menanti kami di depan.

Berawal dari keterba-tasan yang ada, kami terus berpacu. Sehingga mulai bisa diterima dan dicari pem-baca.

1 Tahun, Terus Menjaga Kualitas

Beliau sosok

yang amanah dan peduli dengan masyarakat.”

Page 2: Media Aspirasi

POLITIK2 PACITAN EDISI 505 - 11 MARET I TAHUN 2014 3EDISI 50

5 - 11 MARET I TAHUN 2014

KESEHATAN

PERCAYAKAN PROMOSI USAHA ANDA

Hanya di

MediaASPIRASI0352-489219

Koran Umum

PLTU Sudimoro, sebagai megaproyek nasional justru tak memberikan pendidikan yang baik bagi masyarakat, lantaran menunggak pajak hingga miliaran rupiah.

3 TAHUN PLTU NUNGGAK PAJAKTerkesan Dibiarkan HinggaMembengkak Rp 1,55 M

PACITAN, Media Aspirasi – Kebera-nian Pemkab Pacitan dalam mengurus pajak di daerah, tampaknya patut diper-tanyakan. Sebab, di kota kelahiran Pres-iden SBY ini, ada megaproyek nasional yang justru member contoh tidak baik: menunggak pajak. Tak tanggung-tang-gung. Sikap tidak taat pajak pada mega-proyek nasional terhadap Pemkab Pacitan itu, terjadi lebih dari tiga tahun. Angka pa-jaknya juga tak sedikit. Yakni mencapai Rp 1,55 miliar. Sikap tersebut seolah kontras jika penunggak pajak adalah rakyat kecil, yang seringkali ditangkap polisi jika telat menunggak pajak, meski hanya dua hari.

Ya, pajak atas peralihan hak atas ta-nah dari masyarakat beralih fungsi men-jadi PLTU, untuk puluhan hektare tanah di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Desa Sukorejo, Kecamatan Sudimoro, Pacitan, sampai saat ini belum terbayar-kan. Sejauh ini, sikap yang dilakukan Di-nas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pacitan, hanya melayangkan surat imbauan. Tidak ada ti-lang, tidak ada sempritan, dan tidak ada tindakan tegas.

Surat imbauan kedua tersebut dilay-angkan kepada PT. PLN (Persero) UPJ Pacitan. Yakni selaku pihak yang bertang-

gung jawab terkait belum terbayarnya pa-jak Biaya Perolehan Hak Tanah dan Ban-gunan (BPHTB).

Menurut Bambang Trenggono, ke-pala TU BPHTB DPPKAD Pacitan, PT. PLN adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas kasus ini. Tunggakan pajak itu, kata dia, merupakan kumulasi mulai tahun 2011 sampai 2014. Pihak DPPKAD sudah berkoordinasi dengan Badan Per-tanahan Nasional (BPN) Pacitan, namun sampai saat ini masih masih menunggu Surat Keputusan BPN RI Jakarta.

Ditambahkannya, berdasarkan da-tabase yang dimiliki DPPKAD, besarnya

tunggakan dari tahun 2011 hingga tahun 2014 ini di kisaran Rp 1,55 miliar. Pajak sebesar itu harus segera terbayarkan, karena sudah hampir tiga tahun ini belum juga terbayar ke DPPKAD. ‘’BPN Pacitan menyampaikan bahwa surat imbauan tersebut sudah disampaikan ke BPN RI Ja-karta dan hanya tinggal menunggu saja,’’ terangnya.

Sementara, Arif Kurniawan, kasi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah (HTPT) BPN Pacitan membenarkan bahwa PLTU Sudimoro masih mempunyai tanggungan pajak atas peralihan tanah masyarakat menjadi bangunan PLTU. Besarnya tang-

gungan pajak ke DPPKAD sebesar Rp 1,55 miliar dari tahun 2011 sampai 2014 ini.

Arif menandaskan, luas tanah yang pajaknya belum terbayarkan seluas 63,4 hektare dan tunggakan itu disebab-kan lambannya pihak PT. PLN meleng-kapi berkasnya. Sementara kelengkapan berkas tersebut baru masuk pada awal Februari 2014 kemarin. ‘’Kami langsung rapatkan dengan BPN RI Jakarta, BPN RI Kanwil Jawa Timur dan PT. PLN (UPJ) Paci-tan. Kemudian berkas itu kami masukkan ke BPN RI Jakarta. Tinggal menunggu Su-rat Keputusan (SK) dari BPN RI Jakarta,’’ katanya. (bc/dik)

MEDIA ASPIRASI/ELSI BUDI CAHYONO

PACITAN, Media Aspirasi – Penampilan marching band taruna Akademi Militer (Akmil) membuat ma-syarakat Pacitan kagum. Ribuan warga Pacitan tumpah ruah di jalanan pinggir alun-alun setempat hanya untuk me-nyaksikan atraksi para calon prajurit TNI itu. Tak ayal, para remaja putri pun menjerit histeris saat para prajurit itu memainkan drum band sambil meliuk-liuk sambil melempar senyum. Bahkan, banyak dari mereka yang mengabadi-

kan beberapa personel dengan kamera ponsel pribadinya, pada Minggu (2/3) kemarin.

Puspita, salah seorang penonton menjelaskan, drum band ini sangat ba-gus dan pemainnya ganteng-ganteng serta tinggi-tinggi. Selain itu, penampi-lan para prajurit TNI dari Akmil bisa untuk contoh bagi para pemuda di Pacitan.

Ditambahkannya, atraksi ini benar-benar memukau. Apalagi, atraksi yang

mereka tampilkan terbilang jarang dili-hat. ‘’Kalau pemainya ganteng-ganteng dan enerjik, yang menonton pasti be-tah,’’ tambahnya.

Selain itu, pertunjukan drum band juga ditampilkan dari delapan seko-lah di Pacitan. Mulai dari drum band siswa SD, SMP hingga SMA. Pertunju-kan drum band diambil start dari alun-alun menyusuri jalan-jalan protokol dari Ahmad Yani, Letjen Suprapto, MT Haryono, Gatot Subroto dan berakhir di

pendapa kabupaten. Sementara itu, Sunaryo, ketua pa-

nitia penyelenggara mengatakan, penampilan tersebut adalah ajang mo-tivasi bagi generasi muda. Khususnya pelajar sekolah mulai dari PAUD hingga menengah atas. Diharapkan, atraksi yang ditampilkan oleh 220 personel taruna Akmil itu bisa memberikan contoh bagi para pelajar dan generasi muda agar bisa mencontoh kedisplinan dan kekompak-an para taruna Akmil ini. (bc/dik)

AKSI taruna Ak-mil dalam memain-kan drum band, meru-pakan salah satu rangkaian menyam-but HUT Pacitan ke-269.

PACITAN, Media Aspirasi – Karut marut kasus pembebasan lahan untuk lokasi Reservoir Tank PDAM di Dusun Kebonredi Ka-bupaten Pacitan, ditepis Direktur PDAM Pacitan Riyanto. Menurut-nya, tidak benar adanya tuduhan penyalahgunaan dana atas lahan di empat lokasi tersebut. Yakni Desa Candi, Ketro, Penggung dan Kebonredi.

Menurut pengakuan Riyanto, berkaitan dengan pembelian la-han yang secara mendadak itu, lantaran ada kabar dari Kemen-terian PU secara mendadak dan proyek reservoir tank untuk air bersih segera harus dibangun. ‘’Sedangkan lokasi lahannya be-lum tersedia,’’ terang Riyanto.

Ditandaskan Riyanto, dengan hanya waktu hanya satu minggu dari hari-H pengerjaan proyek itu, pihaknya kala itu harus sudah menyediakan lahan. Jika lahan ti-dak segera terealisasi, maka dana tersebut akan kembali ke APBN dan masyarakat tidak bisa menik-mati air bersih nantinya. ‘’Hal itu sungguh disayangkan jika tidak terserap untuk pembangunan Pacitan,’’ tandasnya.

Dibeberkan Riyanto, berdasar-kan proposal yang diajukan Bupati Pacitan ke Kementerian PU peri-hal ’Surat Permohonan Percepa-tan Pembangunan Infrastruktur di Kabupaten Pacitan’ dengan no-mor : 050/350/408,46/2013 ter-tanggal 21 Juni 2013 itu, tercatat kebutuhan anggaran sebesar Rp 58.794 miliar.

Namun terkait pengadaan em-pat lahan tersebut, PDAM sama sekali tidak terlibat dalam ma-salah pembebasan lahan seluas kurang lebih 400 meter persegi

tersebut. ‘’Sebab, semua itu kewenan-

gan Tim-9 (tim pembebasan la-han bentukan Pemkab Pacitan). PDAM hanya melakukan pem-bayaran, setelah Tim-9 memutus-kan lokasi lahan yang akan dibe-baskan. Anggarannya memang masih dalam proses,’’ bebernya.

Ditambahkannya, supaya ti-dak ada polemik dengan pemilik lahan, maka pihaknya melakukan proses dana talangan. ‘’Pemban-gunan reservoir tank di empat titik itu, yang bermasalah hanya di Dusun Kebonredi saja. Sedan-gkan di tiga titik lainnya tidak ada masalah,’’ tambahnya.

Masih menurut Riyanto, ter-kait pembangunan proyek res-ervoir tank di Desa Tanjungsari, pihaknya sudah membayar kom-pensasi ke desa setempat sebesar Rp 11 juta. Uang itu untuk ganti rugi lahan yang dilewati galian pipa proyek reservoir tank PDAM. ‘’Uang tersebut diterima Bam-bang Widiarsa, sebagai Kepala Desa Tanjungsari. Yang diterima hanya Rp 9,5 juta. Selebihnya un-tuk administrasi,’’ pungkasnya. (bc/dik)

Marching Band Akmil Pukau Pacitan

DOKUMEN MEDIA ASPIRASI

Direktur PDAM Bantah Ada Masalah

Banyak Ibu Hamil Kekurangan Energi Kalori

PACITAN, Media Aspirasi – Puluhan ibu hamil di Pacitan, diketahui mengalami kekurangan energi kalori (KEK). Jumlah itu kemungkinan masih bertambah karena belum semua Puskesmas di wilayah melaporkannya ke Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. Se-lain itu, masih ditemukan pula sejumlah balita mengalami gizi buruk. ‘’Jumlah KEK masih bisa bertambah. Karena ada Puskesmas yang belum melakukan pendataan,’’ kata Kabid Ke-sehatan Keluarga (Kesga) Dinkes,

Wawan Kasiyanto.Wawan menjelaskan, kasus KEK ditemu-

kan di dua Puskesmas. Yakni, di Puskesmas Sukorejo, Kecamatan Sudimoro dan Tega-lombo (Tegalombo). Temuan kasus ibu hamil KEK itu, diketahui saat mereka memeriksakan kandungannnya. Dari 43 orang ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada sepekan terakhir ini, diketahui bahwa 33 di antaranya mengalami KEK.

Kasus tersebut terjadi lantaran hipremesis atau muntah yang berlebihan. Sehingga me-nyebabkan nafsu makan berkurang. Dampak-nya, berat badan sang ibu pun menurun. Jika tidak segera ditangani, KEK dapat memba-hayakan kandungan maupun sang ibu hamil itu sendiri. Karena biasanya bayi yang dilahir-kan dari ibu penderita KEK dan anemia cend-erung tidak normal.

Terdapat beberapa kemungkinan penyakit yang akan diderita oleh bayi dari ibu pender-ita. Di antaranya kurang gizi, dan gizi buruk. Bisa juga berpotensi bayi lahir cacat. ‘’Kalau ibu hamil dan mengalami KEK tidak segera ditangani, akan berisiko tinggi. Kami terus berusaha untuk membantu mereka,’’’ ucap Wawan.

Guna mengatasi masalah tersebut, pi-haknya berupaya melakukan sosialisasi lebih lanjut kepada ibu hamil. Selain itu, juga mem-berikan bantuan operasional kesehatan yang dianggarkan Kementerian Kesehatan (Ke-menkes). Bantuan di antaranya pemberian makanan tambahan gizi dan sejumlah uang untuk keperluan lain. Tentunya yang dapat menunjang kelangsungan kehidupan bayi agar saat lahir tidak menderita gizi buruk.

Mengenai balita gizi buruk, hingga kini Dinkes mencatat ada sembilan balita berada di bawah garis merah (BGM). Mereka terse-bar di beberapa wilayah di Pacitan. Kasus gizi buruk pada anak-anak itu terjadi disebabkan oleh faktor gen dan masih kurangnya perhatian dari orang tua si balita itu sendiri. ‘’Kebanyakan mereka yang mengalami gizi buruk berlatar be-lakang ekonomi lemah,’’ jelas Wawan. (dv/dik)

KPU Mulai Sortir Surat SuaraPACITAN, Media Aspirasi – Logistik pemilihan umum

(pemilu) 2014 mulai masuk ke gudang Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Pacitan. Sebanyak 468 kardus su-rat suara untuk DPR RI kini sudah tiba di kantor KPUD setempat, Senin (3/3) kemarin.

Menurut Agus Hadi Prabowo, divisi Logistik KPUD Pacitan, rencananya surat suara tersebut akan dilakukan pengecekan dengan sistem penyortiran. Dan belum bisa diketahui kondisi kertas yang dikirim dari percetakan PT. Pura Barutama tersebut. Sedangkan surat suara yang tiba pada sore itu sebanyak 467.939 lembar. Jumlah tersebut lebih banyak jika dibenturkan dengan total daftar pemilih sementara yang berjumlah 458.764. ‘’Jumlah pemilih ma-sih bisa bertambah. Jadi kelebihan surat suara bisa untuk antisipasi,’’ jelasnya.

Ditambahkannya, Selasa (4/3) kemarin, rencananya petu-gas KPUD akan mulai mengecek kertas surat suara. Mulai dari kualitas cetak, hingga kerusakan. Selain itu, pihaknya juga akan meneliti gambar dan nama daftar calon tetap (DCT) di setiap lembar surat suara. Kemudian, lanjutnya, semua kertas nantinya akan segera dilipat sebelum didistribusikan ke tempat pemungutan suara (TPS) bersama dengan kebu-tuhan logistik lainnya. ‘’Jadi, sambil menunggu yang belum datang, kami cek dulu,’’ tambahnya.

Lebih lanjut, pihaknya kini masih menunggu kedatan-gan sisa surat suara lainnya. Yakni DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten. Selanjutnya logistik tersebut masih dalam pengiriman menuju Pacitan. Bersama itu juga ke-butuhan pemilu lain, seperti formulir, segel, hologram, dan alat bantu khusus pemilih tuna netra. ‘’Sesuai jadwal, ba-tas akhir penyaluran kebutuhan logistik itu sampai dengan tanggal 11 Maret nanti,’’ lanjutnya.

Diharapkannya, pengiriman semua jenis logistik itu bakal tepat waktu. Sebab, akan memudahkan KPUD dalam hal penyortiran, pelipatan, hingga distribusi ke PPK dan PPS. ‘’Selain itu, juga untuk memberi waktu KPUD dalam melakukan perubahan jumlah pemilih yang men-gacu pada pemutakhiran Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Khusus (DPK),’’ tandasnya. (bc/dik)

RIYANTO, Direktur PDAM Pacitan

MEDIA ASPIRASI/ELSI BUDI CAHYONO

PONOROGO, Media Aspirasi – APA jadinya kalau Ki Dalang yang biasa me-mainkan wayang di berbagai pentas mac-ung sebagai calon legislatif? Inilah mung-kin yang dirasakan Imam Sobirin, Ki Dalang yang mencalonkan diri sebagai caleg DPRD Ponorogo dari partai demokrat dapil 4 (Sambit, Bungkal, Slahung Dan Ngrayun) nomor urut 9 ini.

Pria kelahiran Ponorogo, 11 Mei 1979 ini mengaku tergerak untuk menjadi wakil rakyat lantaran inspirasi yang didapatkan-nya selama mendalang. Profesinya sebagai dalang tidak membuatnya optimal untuk melakukan perubahan demi kemajuan negeri ini. Menjadi dewan adalah salah satu jalan perubahan, lantaran di lembaga legislatif ini dirinya bakal mendapatkan le-gasy untuk melakukan yang terbaik untuk mayarakat. “Perubahan itu tidak bisa hanya dinantikan, tapi harus dilaksanakan. Oleh

karenanya saya berniat nyaleg,” ungkap Imam Sobirin kepada Media Aspirasi, Se-lasa (25/2) kemarin.

Dalang Ipung, sapaan Imam Sobirin, bakal berupaya mewujudkan perubahan. Dimana hal itu dimulai dari sistem ke-hidupan Ponorogo dengan berlandaskan

pada Budaya. Keinginannya duduk di kur-si empuk dewan ini pun sudah mendapat restu dari keluarga besar. “Alhamdulillah dukungan dari keluarga yang tersebar hampir merata di 4 kecamatan dapil 4 membuat niat saya mantab untuk maju,” sebutnya.

Apalagi, cita-citanya melakukan pe-rubahan melalui seni budaya ini pun su-dah didukung teman-seprofesinya. Mu-lai Dalang, pengrawit, sinden, musisi, dan penyanyi. Uniknya, untuk melam-bungkan namanya yang sudah tenar, Ipung, cukup melakukan sosialisasi diri dari panggung ke panggung. Atau dari terop ke terop saat acara mantenan. “Ini yang saya andalkan karena saya yakin uang bukan segala-galanya,” ungkap pria yang beralamat di RT 02 Rw 01 Dsn Munung Desa Bekare Kecamatan Bung-kal ini. (ari)

Siap FasilitasiKaum Difabeldan Warga Rutan

PACITAN, Media Aspirasi – Terbatasnya sumberdaya ma-nusia (SDM) yang dimiliki serta tugas beratnya tugas yang ha-rus dihadapi pada Pemilu nanti, Komisi Pemilihan Umum Dae-rah (KPUD) Pacitan, melakukan rekrutmen tenaga outsourcing. Rekrutmen hanya dilakukan pada bidang-bidang tertentu. ‘’SDM di KPUD memang terba-tas,’’ ucap Sekretaris KPUD Pac-itan S Budisantoso, Senin (3/3).

Jumlah tenaga outsourcing

yang direkrut sebanyak em-pat orang dari 13 orang yang sebelumnya mengajukan la-maran. Mereka akan bertugas selama 10 bulan untuk bidang rekapitulasi pemungutan dan penghitungan suara serta bi-dang penyusunan anggaran tahapan pemilu. Selain itu juga di bidang laporan pertang-gungjawaban penggunaan anggaran tahapan pemilu, ser-ta bidang pengelolaan sistem informasi logistik pemilu.

Budi menjelaskan, sebe-lum dinyatakan lolos sebagai tenaga outsourcing mereka terlebih dahulu harus melalui seleksi dari panitia kecil bentu-kan Sekretariat KPUD di bawah pantauan Ketua KPUD. Setelah

dinyatakan memenuhi syarat, mereka yang lolos kemudian melaksanakan tugas sesuai kompetensi masing-masing. ‘’Mereka mulai bertugas sejak Maret ini sampai bulan De-sember 2014,’’ jelasnya.

Lebih lanjut Budi men-gatakan, rekrutmen tenaga outsourcing sesuai keten-tuan KPU Pusat. Yakni KPUD diberikan kewenangan men-gangkat tenaga tambahan selama pelaksanaan Pemilu 2014. Tentu saja, hal terse-but harus didasari alasan demi kelancaran pelaksa-naan keseluruhan

tahapan pemilu. Soal pen-ganggaran, terutama gaji, sepenuhnya ditanggung KPU

Pusat. ‘’Karena SDM KPUD ini memang terbatas. Di satu sisi hal itu (rekrutmen out-sourcing, Red) dianggarkan pada DIPA 2014,’’ kata dia.

Mengenai ketersediaan alat bantu bagi kaum difabel yang memiliki hak suara, Ket-ua KPUD Kabupaten Pacitan Damhudi menjamin akan ter-penuhi. Seperti penyandang tuna netra misalnya. Akan disediakan kertas suara den-gan spesifikasi khusus di se-tiap tempat pemungutan su-ara (TPS). Yakni menggunakan huruf braille. Demikian pula dengan penyandang cacat lainnya. ‘’Kalau misalnya yang cacat tangan, bisa dibantu petugas KPPS (Kelompok Pe-

nyelenggara Pemungutan Su-ara) dengan surat pernyataan. Jadi untuk fasilitas bagi pe-nyandang difabel kami ja-min,’’ terangnya.

Sementara, sesuai aturan, fasilitas milik negara juga diharamkan untuk berkam-panye. Salah satunya rumah tahanan. Meski demikian Damhudi yakin para warga bi-naan tidak akan menjadi buta pemilih. Alasannya karena pihak KPUD melakukan so-sialisasi ke rutan. Termasuk mengenalkan para calon hingga tata cara pencob-losan kepada para penghuni. Demikian pula para petugas KPPS yang juga berasal dari warga rutan. (dv/dik)

KPUD REKRUTOUTSOURCING

Ki Dalang Imam Sobirin, Caleg Partai Demokrat Nomor Urut 9, Dapil IV Ponorogo

Sosialisasinya dari Panggung ke Panggung

KI DALANG Imam Sobirin, Seniman Nyaleg.

PACITAN, Media Aspirasi – Selain disibukkan dengan pengamanan Pemilu, Polres Pacitan juga mewaspadai tindak kejahatan. Salah satunya kejahatan kemanu-sian berupa penyelundupan imigran gelap yang kerap menggunakan kawasan pesisir Kota 1001 Goa ini seb-agai titik pemberangkatan. ‘’Kami akan menggandeng pemerintah daerah untuk mengantisipasinya,’’ kata Ka-polres Pacitan AKBP Aris Haryanto usai memimpin gladi pengamanan Pemilu, Kamis (27/2).

Menindaklanjuti rencana itu, awal bulan depan ke-polisian akan melakukan koordinasi dengan sebutan konsolidasi tiga pilar. Selain dari kepolisian, kordinasi juga melibatkan unsur TNI dan pemkab. Tiga pilar tersebut adalah Badan Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

(Babinkamtibmas) dari unsur Polri, Bintara Pem-bina Desa (Babinsa/TNI), dan para kepala desa. ‘’Di si-tulah (pembagian) peran masing-masing, di samping peran kesiapan Pemilu 2014 juga untuk mengantisi-

pasi gangguan kamtibmas. Termasuk people smug-gling,’’ ucap Kapolres.

Dari catatan Polres Pacitan, dalam kurun tiga tahun terakhir, 2010-2012 terjadi empat kali upa-ya penyelundupan. Tiga kali di antaranya berhasil digagalkan. Sedangkan satu lainnya berhasil lolos. Jumlah imigran yang coba diselundupkan jum-lahnya mencapai ratusan orang. Rinciannya, tahun 2010 sebanyak 37 imigran, 39 imigran (2011), dan 60 imigran (2012). Sedangkan pada satu kasus penyelun-dupan yang tidak berhasil dideteksi petugas, jumlah imigran yang diselundupkan mencapai 70 orang. Kasus terakhir terjadi pada bulan Agustus tahun lalu.

Yakni ketika ada sebuah kapal yang diduga digunak-an mengangkut imigran gelap terdampar di Pantai Watukarung, Kecamatan Pringkuku karena kerusakan mesin. Mengenai jumlah personil kepolisian untuk pesta demokrasi lima tahunan, Kapolres menyebut sebanyak 593 orang. Jumlah tersebut belum ter-

masuk personil dari instansi lain. Seperti Satpol PP maupun TNI.

Kekuatan sebanyak itu dianggap masih mencu-kupi untuk pengamanan. Namun jika kemudian mun-cul ancaman lebih besar, Polres Pacitan akan meminta bantuan personil Brigade Mobil (Brimob) Polda Jatim. ‘’(Permintaan bantuan) disesuaikan dengan tingkat eskalasi. Untuk Dalmas-nya (Satuan Pengendali Mas-sa) kami siapkan tiga SST (Satuan Setingkat Peleton),’’ terang dia.

Eskalasi gangguan kamtibmas yang dimaksud Kapolres adalah pada level tiga. Yakni kewenan-gan Polres, untuk pengendaliannya maksimal hanya menggunakan gas air mata. Sedangkan pada level di atasnya yakni level empat atau lima, melibatkan anggota Brimob. Karena mulai digunakan peluru karet sampai tajam. ‘’Apabila tidak ada tindakan anarkis, anggota Dalmas difungsikan untuk patroli,’’ jelas Kapolres. (dv/dik)

Polisi Antisipasi KejahatanKemanusiaan Jelang Pemilu

PILEG

NGAWI, Media Aspirasi - Meski di daerah lain penyortiran dan pelipatan surat suara sudah dilakukan, namun KPUD Ngawi ma-sih terlihat adem ayem. Bahkan, belum ada kepastian kapan di-lakukan proses penyortiran tersebut. Diurungkannya ini tidak lepas dari pengiriman logistik surat suara ke KPUD Ngawi yang belum komplit. Tercatat, surat suara untuk DPRD Kabupaten dan DPD hingga kini belum diketahui jadwal pendistribusianya.

Namun, pada Minggu (2/3) kemarin, surat suara DPR-RI mau-pun DPRD Provinsi sudah diterima KPUD Ngawi dengan disak-sikan Panwaskab dan jajaran Polres Ngawi. ‘’Kalau surat suara yang sudah diterima itu, langsung kami amankan di Balai Gedung Eka Kapti sambil menunggu surat suara lainya,’’ terang Komis-ioner KPUD Ngawi Divisi Logistik Danik Kusumawati, Senin (3/3).

Sementara, kelengkapan lainnya seperti bilik suara, kotak su-ara, bantalan, dan beberapa item lainnya sudah terdistribusikan ke KPUD Ngawi secara bergilir, mulai akhir tahun lalu. Untuk surat suara yang tersimpan di gedung serba guna Eka Kapti, khusus-nya DPR RI ada 732 dus. Terdiri 354.000 surat suara. Sedangkan DPRD Provinsi ada 344 dus atau 731.894 surat suara. ‘’Meskipun waktu penyortiran serta pelipatan surat suara masih lumayan pan-jang, kemungkinan tetap kami mulai lebih awal dan bisa saja pada pekan ini sudah dimulai,’’ jelas Danik.

Terkait dana kampanye, Danik menegaskan bahwa hal terse-but sudah dilaporkan masing-masing partai peserta pemilu sesuai batas waktunya pada Minggu (2/3) lalu ke KPUD Ngawi.

Sementara itu, Ketua KPUD Ngawi Surat Ashari mengatakan, laporan dana kampanye yang sudah diterimanya ini akan dilaku-kan verifikasi selama tiga hari. Setelah melakukan verifikasi, jika ada data yang kurang, parpol diminta melengkapi sesuai adminis-trasi yang diberlakukan.

Pihak KPUD sendiri memberikan tenggat waktu lima hari pada partai jika ada laporan yang kurang. ‘’Terkait kelengkapan informasi dan doku-men, KPUD memberikan waktu untuk melengkapi. Itu untuk memberi-kan kepastian hukum,’’ terang Surat Ashari.

Dalam proses verifikasi ini akan mencermati banyak aspek. Salah satunya adalah administrasi laporan dana kampanye. (pr/dik)

Ngawi Belum TerimaSurat Suara DPRD

KPU Ponorogo SembronoPONOROGO, Media Aspirasi – Koordinasi antara KPU kabu-

paten Ponorogo dengan pihak kepolisian benar-benar lemah. Seb-agai penyelenggara pemilu, KPU sembrono dalam memperlakukan dokumen rahasia milik negara. Lantaran, ribuan surat suara pemilu legislatif tidak mendapatkan penjagaan pihak kepolisian sama sekali. Tumpukan surat suara DPR RI yang ditampung di Gudang Bekas Pabrik Mori desa Sukosari Babadan dibiarkan tanpa penjagaan aparat.

Hal ini pun dikeluhkan Suroso Sekretariat KPU Kabupaten Ponorogo. Sebab, tidak ada satu pun aparat kepolisian yang berjaga-jaga mengamankan logistik pemilu tersebut. Polisi hanya mengawal suara ketika datang Sabtu (1/3) lalu sekira pukul 12.00 WIB. “Waktu kedatangan logistik surat suara Sabtu kemarin memang dikawal, tapi setelah itu ketika ada di gudang tidak ada aparat,” terang Suroso ke-pada Media Aspirasi, Minggu (2/3).

Pihaknya mengaku merasa was-was terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Apalagi, selain surat suara, ada sejumlah logistik yang dit-ampung di gudang. “Siapa sih yang tidak was-was kalau tidak dijaga polisi, ini dokumen penting milik negara,” akunya.

Berdasarkan pantauan koran ini, di dalam gudang hanya ada pekerja yang melakukan stempelisasi amplop dan menata alat coblos. Tidak ada penjagaan khusus terhadap aktivitas dan logistik pemilu yang tinggal 39 hari lagi ini. Pihaknya berharap, pihak kepoli-sian segera melakukan pengamanan terhadap adanya logistik pileg tersebut. “Kami berharap pihak kepolisian melakukan penjagaan,” harapnya.

Menurut Suroso, surat suara yang sudah datang baru untuk DPR RI saja. Sedangkan untuk DPR Daerah Tingkat I dan II serta DPD be-lum juga datang. Surat suara yang dibawa menggunakan truk Tron-ton, Sabtu (1/3) lalu itu berisi 782 dus surat suara. Sebanyak 781 boks berisi penuh seribu suara, sedangkan yang satu bok hanya berisi 829 surat suara. Sehingga total surat suara DPR RI di Ponorogo sejumlah 781.829. “Itu terdiri dari 766.499 surat suara sesuai DPR ditambah filasi 15.330,” sebutnya.

Rencananya, ribuan surat suara itu bakal disortir dan pelipatan mulai Senin (3/3) besuk. Pihaknya bakal mengerahkan sedikitnya 200 orang pekerja dengan upah Rp 100 perlembar. “Ya, sortir dan pelipatan baru besuk (Senin, red),” pungkasnya. (ari)

LOGISTIK surat suara pileg 2014 ditampung di gudang bekas Pabrik Mori dibiarkan tanpa penjagaan aparat kepolisian.

MEDIA ASPIRASI/ ARI

Ribuan Surat Suara Pileg Tak Dijaga Polisi

KESIAPAN Polres Pacitan untuk menjaga keamanan Pemilu April mendatang, salah satunya dijajal saat gladi pengamanan pemilu, Kamis (27/2) lalu.

MEDIA ASPIRASI/KUNCARA

Dokumen Pribadi

Page 3: Media Aspirasi

NGAWI 5MADIUN4 EDISI 505 - 11 MARET I TAHUN 2014

EDISI 505 - 11 MARET I TAHUN 2014

Pemimpin Redaksi: Welas Arso. Redaktur Pelaksana: M Andhika. Staf Redaksi: Endang Widayati, Ari. Koresponden Daerah: Elsi Budi Cah yono, Dv Kuncara (Pacitan), Bambang (Trenggalek), Maksum Choiri, Roedy (Magetan), Didik Purwanto (Ngawi), Antok (Madiun). Tata Artistik/Grafis: Loekman, Khafidz. Sirkulasi: Endik. Even Organizer: Yuliana, Wiwik Rahayu Wulandari. Keuangan: John Elit Al-Qadry (Manajer), Mila Karaman. Se kretaris Redaksi/SDM/Iklan: Mila Karaman. Bagian Umum: Indah (Manajer). Penerbit: CV Media Aspirasi. Nomor SIUP: 503/0559/KP/405.27/PDK/VIII/2013 Direktur Utama: Eka Putra. General Manager: Imam Mahfudz. Tim Advokasi: Patra M Zein, SH, MH, dkk Percetakan: PT Temprina Media Grafika (Jawa Pos Group). Alamat Redaksi/Iklan/Pemasaran: Jalan Kalimantan 127 Ponorogo, Jawa Timur. Telepon Redaksi: 0352-489219, 085257445513. Telepon Iklan: Mila 0857316176744 (hunt-

ing). Telepon Pemasaran/Langganan: 0352-489219 (hunting) Mila 0857316176744. Perwakilan Pacitan: Jalan Gajah Mada 24 Pacitan. Telp. 0357-883387, 081359312004. Perwakilan Trenggalek: Perumahan Bukit Sambirejo Asri. Telp. 082142030014. Perwakilan Magetan: Jalan Timor 36, Magetan. Telp. 085790301088. Perwakilan Ngawi: Jalan Thamrin 14, Ngawi. Telp. 085334150978. Perwakilan Jakarta: Rukan Cempaka Mas, Blok M1/29, Jalan Letjend Soeprapto, Jakarta Pusat. Telp. 021-42881625

Wartawan Media Aspirasi selalu dibekali Kartu Pers dan dilarang menerima atau meminta uang/barang dari sumber berita selama bertugas. Gunakan Hak Jawab Anda. Media Aspirasi membuka ruang hak jawab sesuai amanat UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Redaksi menerima sumbangan tulisan atau foto-foto menarik dan layak muat dari pembaca. Naskah atau foto bisa dikirim ke alamat redaksi atau melalui email: [email protected]. Semua artikel dengan kode (adv) atau advertorial adalah Pariwara/Iklan.

Media ASPIRASISELANGKAH LEBIH DEKAT !

Langganan dan Pas-ang Iklan

MediaASPIRASI

Didik PurwantoTelp.085 334 150 978

NGAWI, Media Aspirasi - Sudah beberapa kali pedagang asongan kereta api dibenturkan dengan aparat militer baik Polri maupun TNI oleh PT KAI yang berdalih demi menegakan UU tentang Lalu Lintas dan Kereta Api. Boleh jadi aturan tersebut hanya untuk konsumsi kepentin-gan politik tanpa kejelasan untuk siapa aturan ini dibuat. Mukshon Hariyadi Koordinator Bhirawa Ngawi berkaca mata dari peris-tiwa bentrokan antara ratusan pedagang asongan dengan aparat baik Polsuska maupun TNI khususnya Marinir di Stasiun Wa-likukun Ngawi pada Jum’at sore, (29/02), menjadi bahan persoalan yang harus dibawa ke meja DPR RI. Kupasnya, pedagang asongan maupun aparat kalau ditelaah secara mendalam tidak perlu ada yang dipojokan bahkan jangan

sampai kekuatan sipil dengan mi-liter diadu. Karena mereka sama-sama berangkat dari persoalan yang bisa dikatakan wajib. “Satu sisi pedagang asongan mem-perjuangkan terhadap nasibnya bagaimana mereka memikirkan keluarga selebihnya bagaimana mereka bisa hidup, sedangkan sisi lainya pihak militer karena mereka mengemban tugas dalam menjalankan sebuah konsekuensi undang-undang didalam sebuah Negara,” terang Mukshon Hari-yadi, Sabtu (01/03).

Dari pengalaman ini yang per-lu digaris bawahi ujar Mukshon siapa sebetulnya dibalik lahirnya sebuah undang-undang yang didalamnya mengatur tentang kereta api. “Kalau ada yang mau jujur jelas DPR harus bertang-gung jawab terhadap bentro-kan yang melibatkan pedagang

asongan dengan militer, jadi mereka jangan hanya bicara soal rakyat manakala mendekati hari ‘H’ dalam arti pemilu selebihnya mereka pangku tangan dengan jeritan rakyat,” tudingnya. Pa-parnya, jangan sampai ada yang dikorbankan atas lahirnya sebuah kebijakan terutama pedagang asongan maupun aparat militer. Secara spesifik Mukshon menjelas-kan, kenekatan padagang asongan bagaimana mereka memperjuang-kan untuk bisa berjualan kembali diatas gerbong kereta api adalah suatu komitmen secara mutlak. Karena dibelakangnya ada sede-ret persoalan menyangkut hajat hidup dalam hal ini ekonomi. Demikian pula militer harus bisa mengamankan sebuah aturan dari ancaman baik dari rakyatnya sendiri maupun pihak luar. “Seha-rusnya sebelum undang-undang

itu dibuat oleh mereka (DPR-red) harus dikaji lebih mendalam karena mereka mempunyai oto-ritas tersendiri, intinya gara-gara aturan jangan sampai ada pihak yang dikorbankan antar keduanya baik pedagang asongan maupun militer, kasihan banget,” jelasnya lagi.

Sementara Gatut Sutiyatmoko Manager Humas PT KAI Daop VII Madiun menerangkan larangan padagang asongan berjualan diatas kereta api sebuah kepu-tusan mutlak dibawah undang-undang. Menurut dia, larangan tersebur sejak awal 2012. PT KAI Daop VII Madiun terus melaku-kan sosialisasi. Tetapi para peda-gang asongan tetap berjualan di dalam stasiun akhirnya pen-ertiban harus dilakukan. “Mer-eka belum mau ditertibkan, sehingga kami akan bertindak

tegas,”katanya. Lebih lanjut, dia mengatakan, pelarangan pedagang asongan di stasiun ini mengacu Pasal 38 UU No.32 Tahun 2007 tentang Perkere-taapian. Tertulis ruang manfaat jalur kereta api diperuntukkan bagi pengoperasian kereta api dan merupakan daerah yang tertutup untuk umum. Lalu, Pasal 173 UU 32 Tahun 2007, ditulis ma-syarakat wajib ikut serta menjaga ketertiban, keamanan, dan kesela-matan penyelenggaraan perkere-taapian. Tambahnya, dengan jelas sesuai Pasal 124 PP No.72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Ang-kutan Kereta Api juga disebutkan bahwa setiap orang dilarang ma-suk ke dalam peron stasiun. Ke-cuali petugas, penumpang yang memiliki karcis, dan pengantar atau penjemput yang memiliki karcis peron. (pr)

DPR HARUS PEKA NASIB ASONGAN

NGAWI, Media Aspirasi - Ratusan pedagang asongan dari berbagai daerah kembali terlibat bentrok dengan puluhan marinir di Stasiun Walikukun Ngawi, Jum’at sore (28/02) sekitar pukul 15.00 WIB. Akibat peristiwa ini dari berbagai informasi menye-butkan ada 4 orang menjadi korban baik pingsan maupun luka memar. Bentrokan di-awali ratusan pedagang asongan melakukan orasi didepan Stasiun Walikukun. Dengan membawa poster berisi hujatan terhadap marinir yang dianggap telah berbuat arogan terhadap mereka saat berjualan diatas ger-bong kereta api. Tidak tanggung-tanggung dalam poster tersebut berisi tulisan antara

lain TNI AL (Marinir) Di Gaji Oleh Rakyat, Baju dan Senjata Bukan Untuk Menakuti Rakyat, Asongan Bukan Teroris dan Bukan Pencopet selain itu Asongan Juga Rakyat Yang Harus Dilindungi.

Setelah melakukan orasi, ratusan peda-gang asongan dengan membawa anaknya nekat merangsek masuk stasiun untuk berjua-lan. Karena terus dihalangi, beberapa ibu ped-agang asongan terlihat melontarkan kalimat menghujat sambil menerobos barisan marinir yang bersenjatakan laras panjang. Akibatnya kericuhan terjadi dan nyaris terjadi baku han-tam terlebih para pedagang asongan sambil terus melontarkan kalimat hujatan terhadap

anggota marinir. Untuk sementara situasi berhasil diredam oleh anggota Polres Ngawi yang sudah diterjunkan lebih awal dilokasi. Namun bentrok kembali terjadi setelah KA Brantas berhenti di Stasiun Walikukun, ratu-san pedagang asongan yang sudah terbakar emosinya nekat masuk kedalam gerbong kereta api. Karena pintu gerbong tidak di-buka, pedagang asongan memaksa masuk dengan menggedor-gedor pintu gerbong yang dijaga anggota marinir.

Kontan saja adu jotos antara pedagang asongan dengan anggota marinir serta angota polsuska tidak terelakan. Situasi semakin me-manas, namun untuk menghindari jatuhnya

korban pihak kepolisian mengamankan sejumlah pedagang asongan. Menurut Ri-yanto koordinator aksi membenarkan kalau sejumlah pedagang asongan mengalami babak belur akibat bentrok di Stasiun Wa-likukun tersebut. Lebih detailnya sejauh ini pihaknya belum memastikan siapa nama-nama yang menjadi korban. Hanya saja disebutkan Riyanto, ada 4 orang pedagang asongan yang mengalami luka lebam diba-gian wajah dan tangan serta pingsan akibat bentrok dengan anggota marinir dan pol-suska. “Lebih pastinya kami sendiri belum tahu hanya saja sekitar empat orang yang mengalami luka,” terangnya. (pr/so)

Bentrok Ratusan Pedagang Asongan Vs Marinir Kembali Terjadi

NGAWI, Media Aspirasi - Aki-bat tidak terima hasil rekapitulasi

suara ratusan massa dari salah satu partai langsung menggeruduk kan-

tor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Ngawi, Kamis (27/02). Mereka menuding peran KPUD Kabupaten Ngawi dianggap tidak netral apalagi terindikasi me-mihak salah satu partai. Terlebih ada beberapa warga pendukung partai ditolak hak pilihnya oleh anggota TPS 01 didasari tidak membawa identitas. Meskipun seorang ne-gosiator membujuk kepada warga pendukung partai untuk mema-hami mekanisme dalam menyal-urkan suaranya namun upaya ini gagal. Ratusan massa yang sudah terbakar emosinya makin bertindak beringas dengan merusak seluruh fasilitas serta gedung komisi pemili-han umum tersebut. Terlebih dalam orasi sebelumnya partai bergambar buah manggis di lapangan Desa Watualang, Kecamatan Ngawi Kota, dihentikan oleh Banwaslu karena di-anggap melakukan provokasi terha-dap partai lain.

Aksi massa didepan kantor KPUD tersebut berhasil dipukul mundur oleh aparat kepolisian dengan melepaskan beberapa kali tembakan gas air mata setalah semua peringatan tidak diindah-kan. Gambaran diatas tidak lebih hanya sebuah simulasi atau gladi lapang yang dilakukan jajaran Polres Ngawi dalam rangka pen-gamanan Pemilu 2014 mendatang dengan mengambil tema ‘Pra Ops Mantap Brata 2014 Polres Ngawi’ berlokasi di Alun-Alun Merdeka Ngawi. Dalam simulasi dengan mengerahkan seluruh jajaran pol-sek ini diasumsikan telah terjadi aksi massa dari simpatisan partai. Ditandai dengan lemparan botol berisi air serta pentungan kayu, karena dianggap situasi memanas aparat kepolisian langsung bertindak pencegahan. Simulasi pengamanan pemilu ber-langsung dua jam lebih tersebut juga digambarkan ada beberapa orang di-

tangkap aparat polisi karena dianggap sebagai provokator.

AKBP Valentino Alfa Tatareda Ka-polres Ngawi menjelaskan simulasi dilakukan guna antisipasi terhadap gangguan keamanan Pemilu pada 9 April 2014 mendatang. “Meskipun di Ngawi sesuai pengalaman sebel-umnya tidak cukup banyak adanya gangguan kemanan pelaksanaan pemilu akan tetapi kita tetap me-waspadai kemungkinan hal yang terburuk, makanya dilakukan latihan-latihan seperti yang disimulasikan hari ini,” kata Kapolres Ngawi. Sesuai ren-cananya pada pengamanan pemilu mendatang pihaknya mengerahkan dua pertiga personel yang ada di ja-jaran Polres Ngawi. Terangnya lagi, dalam pemilu nanti sebanyak 628 per-sonel kepolisian ditambah aparat ke-amanan dari Kodim 0805 dan Satpol PP Kabupaten Ngawi akan dikerahkan memantau langsung situasi keaman-an disetiap TPS. (pr/so)

NGAWI, Media Aspirasi - Bangunan Panti Benih dan Ikan Hias milik Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ngawi yang ada di Desa Puhti, Kecamatan Karangjati, tepatnya bersebelahan dengan kantor Desa Puhti terkesan mangkrak tidak berpenghuni. Pasalnya, bangunan yang sudah setahun lebih tidak difungsikan tersebut terancam menjadi bangunan muspro. “Dulu sempat difungsikan, tapi sudah setahun lebih ini tidak ada pegawai dan tidak ada aktifitas,” terang Hadiono warga setempat. Dia menuturkan, sudah satu tahun lebih bangunan tersebut tidak difungsikan, hanya ada petugas dari dinas terkait yang setiap datang membersihakan bangunan tersebut. “Ada seorang pegawai yang setiap minggu datang untuk membersihkan bangunannya, tapi tidak pasti datangnya. Sudah tidak difungsikan, kolam-nya saja sudah tidak ada benih dan juga ikan hiasnya,” ujarnya kepada Media Aspirasi, Rabu (26/02).

Kepala Desa Puhti, Kecamatan Karangjati, Nurhadi saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, Panti Benih Ikan dan Ikan Hias tersebut yang mengelola Dinas Pe-ternakan dan Perikanan Kabupaten Ngawi, bukan pihak desa yang mengelola. “Saya sendiri menjabat kepala desa baru tujuh bulan, jadi tidak tau banyak terkait kantor benih dan ikan hias tersebut. Namun selama saya disi-ni tidak pernah ada aktifitas di kantor sebelh tersebut,” ungkapnya.Ditambahkan, bahwa dulu memang banyak warga dan juga penjual ikan yang membeli ikan dipanti benih ikan dan ikan hias tersebut, akan tetapi sudah seki-tar satu setengah tahun ini pihaknya tidak melihat ada aktifitas dikantor tersebut. “Tidak difungsikannya kembali karena apa kami sendiri tidak tahu, karena memang bu-kan kami yang mengelola,” katanya.

Pihaknya menyayangkan tidak difungsikannya kan-tor panti benih ikan dan ikan hias tersebut, kalau hanya dibangun tidak difungsikan jadinya mubazir. “Kalau panti tersebut yang mengelola desa tidak akan seperti itu, pastinya terawat dan akan lebih maksimal fungsinya. Tapi pihak dinas terkait sendiri selama saya menjabat disni tidak bicara apa-apa,” paparnya. Kepala Dinas Pe-ternakan dan Perikanan Kabupaten Ngawi Sunitto mem-bantah kantor Panti Benih Ikan dan Ikan Hias (PBIH) tidak difungsikan. Pihaknya membantah bahwa sejak dibangun kantor tersebut kantor selalu difungsikan. “Se-jak dibangun pada 2008 lalu kantor panti benih ikan dan ikan hias itu difungsikan sebagaimana mestinya,” terang-nya.

Dikatakan, bahwa saat ini kantor tersebut memang masih dibersihkan kemudian rencananya untuk balai contoh-contoh ikan yang djual secara umum yang ada di Balai Benih Ikan (BBI). “Memang beberapa tahun ini kantor tersebut masih vakum. Hal tersebut disebabkan karena minat masyarakat kepada ikan hias kurang se-hingga mengakibatkan vakum, ini rencananya akan dita-ta ulang kembali,” ujarnya. Dijelaskan Sunitto, dulu waktu awal difungsikannya kantor tersebut ada satu staf Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ngawi yang ditu-gaskan untuk mengelola kantor benih ikan hias tersebut. “Jadi kantor tersebut digunakan sebagai penghubung contoh-contoh ikan yang dijual secara umum yang ada di BBI, kalau ada masyarakat yang ingin membeli ikan contohnya ada dikantor tersebut. Tapi yang asli dijual ada di BBI, kantor itu hanya sebagai penghubung saja,” jelasnya.

Ditambahkan, kedepannya pihaknya akan mengganti petugas yang sebelumnya mengelola kantor tersebut serta akan kembali mengisi kolam yang dulunya digu-nakan untuk ikan hias. “Ini dulunya memang perenca-naanya kurang sesuai, jadi minat masyarakat itu sedikit. Makanya ini akan kami tata ulang dan fungsi dari pada kantor tersebut akan dirubah menjadi kantor pemasaran ikan yang dikelola di BBI,” pungkasnya. (pr/so)

Setahun,Panti Benih Ikan Hias Mangkrak

Massa Pendukung Partai Rusak Kantor KPUD

INFRASTRUKTUR

RATUSAN pedagang asongan menggelar orasi di depan Stasiun Walikukun Ngawi

MEDIA ASPIRASI/DIDIK PURWANTO

MEDIA ASPIRASI/DIDIK PURWANTO

MEDIA ASPIRASI/DIDIK PURWANTO

MEDIA ASPIRASI/DIDIK PURWANTO

POLRES Ngawi melakukan simulasi pengamanan pemilu 2014 mendatang di alun-alun merdeka.

PEDAGANG asongan di Stasiun Walikukun Ngawi melakukan aksi demo dengan membawa poster.

GEDUNG PANTI Benih Ikan Hias milik Disnak Ngawi mangkrak.

MADIUN Media Aspirasi - Polres Madiun kota gelar Gladi lapang dan peragaan sispamkota, operasi mantab brata 2014 atau simulasi pengamanan pemilu, di depan Mapolresta Madiun, Kamis (27/02).

Dengan diikuti oleh 400 personil dari unsur Polisi dan Brimob, Simulasi ini terlihat seperti kejadian yang sebena-rnya bahkan diwarnai dengan adegan

bentrok masal antara aparat keamanan dengan massa perusuh, begitu juga dengan adegan semprotan water Can-on dari kendaraan taktis Baracuda milik Polresta Madiun juga terlihat begitu serius. Sehingga sejumlah wartawan yang meliput acara inipun terkena sem-buran watercanon tersebut.

Simulasi pengamanan ini bertujuan untuk melihat kesigapan dan persia-

pan personil aparat keamananan un-tuk menghadapi kemungkinan adanya kerusuhan yang terjadi pada Pemilu bulan April mendatang.

Ditemui disela kegiatan simulasi, Ka-polresta Madiun AKBP Anom Wibowo mengatakan,"kegiatan ini selain untuk upaya mengantisipasi adanya kerusu-han dalam penyelenggaraan Pemilu mendatang, sekaligus juga sebagai uji

kesiapan para personil kepolisian dalam mengatasi segala macam sifat anarkis di masyarakat dengan mengedepank-an tindakan persuasif terlebih dahulu,” tegas AKBP Anom Wibowo.

Kegiatan ini selain dihadiri jajaran anggota Polresta Madiun juga Forum Pimpinan Daerah (FORPIMDA) Madiun dan beberapa tokoh masyarakat Ma-diun.(tok)

Simulasi Pengamanan Pemilu, Untuk Uji Kesiapan Personil

Tidak Kantongi Ijin Lengkap GudangPupuk Disegel

MADIUN, Media Aspirasi – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Ma-diun didampingi petugas dari

KPPT bersama petugas Pol-sek Balerejo, melakukan pe-nyegelan terhadap 4 Gudang pupuk bersubsidi dari Petro-kimia Gresik, milik PT Inti Baro-kah Utama yang terletak di Desa Jerukgulung, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, lantaran tidak kantongi ijin lengkap, Kamis (27/02). PT Inti Barokah Utama selaku pemilik gudang ditengarai belum me-miliki ijin gangguan atau HO.

Akibat dari kejadian ini 14 ribu ton pupuk bersubsidi teran-cam tidak bisa tersalurkan kepa-

da para petani, apalagi dengan kapasitas pupuk bersubsidi yang begitu besar ini bisa melayani kebutuhan pupuk untuk petani seluruh Kabupaten Madiun.

Seperti yang dikatakan oleh Hariyono perwakilan dari PT Petrokimia Gresik "terkait penyegelan ini, kita merasa sangat dirugikan dikarenakan kalau soal perijinan itu sebena-rnya urusan pemilik gudang, kita hanya selaku penyewa, tetapi yang lebih kasihan lagi para petani, karena dengan pe-nyegelan ini distribusi pupuk

menjadi macet, dan kelangkaan pupuk pasti akan terjadi "keluh-nya,

Sementara itu Kasi Trantib Satpol PP Kabu-paten Madiun, Tony Agus mengatakan,"penyegelan ter-paksa kami lakukan dikarenakan PT Inti Barokah Utama selaku pemilik gudang belum memiliki izin gangguan dan itu melang-gar perda nomor 11 tahun 2010, dan segel akan kita buka jika pe-milik gudang secepatnya men-gurus kelengkapan perijinan,” tegas Tony.(tok/so)

DISTRIBUSI PUPUK TERANCAM MACET

MADIUN, Media Aspirasi - Pasar Baru Mejayan Kabu-paten Madiun yang telah diresmikan namun masih banyak los atau kios yang kosong dan tidak segera ditempati oleh pedagang.

Himbauan untuk segera menempati kios di Pasar Baru Mejayan ini sebenarnya sudah pernah disampaikan oleh Bupati Madiun, Muhtarom pada tanggal 7 pebruari 2014 yang lalu, saat meninjau kondisi pasar setelah selesai dir-esmikan. Saat itu jumlah kios yang masih belum ditempati pedagang berjumlah 258 kios, melihat hal ini Bupati mem-berikan peringatan pertama kepada para pedagang yang belum menempati kios dan memberikan batas tenggang waktu hingga tanggal 28 pebruari 2014. Tetapi setelah ba-tas waktu yang ditentukan sudah lewat ternyata masih ada 72 pedagang yang belum menempati jatah kios, sehingga sesuai perda nomer 8 tahun 2011 tentang pengelolaan pasar yang didalamnya menyatakan apabila pedagang tidak segera menempati jatah kios sesuai batas yang diten-tukan, akan diberikan peringatan sampai 3 kali, dan kalau surat peringatan terakhir tidak dihiraukan dengan terpaksa hak pedagang mendapatkan jatah kios akan dicabut dan dikembalikan ke pemerintah daerah.

Sementara itu, Wakil Bupati Madiun Iswanto, mengaskan,"kami sudah memberikan batas waktu dalam peringatan pertama yakni pada hari ini, Jumat( 28/2),”te-gasnya.(tok/so)

Tak Segera Tempati Kios, Hak Pedagang Bisa Dicabut

KETIKA ada yang ber-pendapat pers sering gegabah dalam menggunakan kebe-basannya dan pemberitaannya tidak “fair and balanced”, maka orang tersebut langsung dicap anti kemerdekaan pers, yang juga berarti antidemokrasi. Ke-tika ada anggota KPK yang di-duga melakukan hukum, lang-sung direspon sebagai upaya mengkriminalisasi KPK. Ketika ada yang berpendapat bahwa semua lembaga, baik negara maupun civil society, harus menjelaskan sumber keuangan dan penggunaannya, langsung dianggap antidemokrasi.

Situasi seperti ini, menurut SBY, membuat kaum kritis dan

rasional memilih untuk diam. Tidak mau mengambil resiko. Mereka tidak mau didamprat di depan publik. Tidak ingin di-anggap sebagai anti reformasi dan tidak prodemokrasi.

SBY sering berpesan kepada stafnya, “Jangan karena ada se-seorang yang kritis, menyerang dan bahkan menghujat secara kasar kepada pemerintah atau presiden, lantas mereka diker-jain. Jangan karena terus meng-hantam dan mendiskriditkan saya misalnya, lantas seorang difitnah agar ada alasan un-tuk menindaknya. Jangan pula lawan-lawan politik saya dima-tikan sumber-sumber ekonomi dan kehidupannya.”

“Apakah semua itu harus saya ladeni, atau saya biarkan. Kalau semua serba saya layani, saya membayangkan makin gaduhnya politik kita, karena saya sebagai Presiden telah tu-run gelanggang dan menghu-nus pedang dalam peperangan politik itu. Tetapi, kalau saya biarkan apa yang disampai-kan oleh para pengkritik dan mengancam saya itu, bisa-bisa semuanya dianggap benar. Rakyat bisa mendapatkan gambaran yang keliru.”

“Akhirnya, dengan segala pertimbangan yang masak, saya memilih untuk tidak bersi-fat reaktif dan meladeni semua serangan itu. Artinya saya ha-

rus sering mengalah. Kecuali kalau sungguh keterlaluan saya akan tampil untuk meluruskan dan menghadapinya.”

Dalam buku “SBY, Selalu Ada Pilihan,” SBY beberapa kali menyinggung cita-citanya menjadi KSAD.” Dulu, tahun 1999 saya pernah merasa “down”, karena cita-cita saya memasuki akademi militer un-tuk menjadi pemimpin puncak TNI angkatan darat kandas. Terus terang saya sangat ingin menjadi KSAD,” katanya.

SBY juga menceritakan keterpukulannya ketika ga-gal menjadi wakil presiden Megawati pada Tahun 2001. “Tentu saya sedih dan terpukul.

Demikian juga para pendukung dan kolega saya. Sebuah pen-galaman yang pahit,” katanya.

Tetapi “Selalu Ada Jalan” buat SBY. Pada 5 April 2004, hari pemungutan suara untuk pemilu legislatif tahun 2004, Partai Demokrat lolos thresh-old dengan perolehan 7,5 pers-en. Saat itu SBY, sebenarnya, merasa tidak siap. Ia malah bercita-cita menjadi wakil pres-iden. Mendadak ada insiden politik dengan Megawati (se-benarnya Taufik Kiemas). “Saya memutuskan mengundurkan diri dari kabinet Ibu Megawati. Saya pikir hubungan kami su-dah terganggu, dan tidak baik saya sebagai menteri berada

dalam situasi seperti itu,” kata SBY. Pada Pemilihan Presiden, pada tahun yang sama, SBY memperoleh suara 60 persen.

Pada Periode 2004 hingga 2009 situasi politik juga tidak mudah bagi SBY. Umumnya pers dan pengamat menduga SBY jatuh sebelum Pemilu. “Pada Pemilihan Presiden Ta-hun 2009 pencabutan mandat rakyat itu tidak terjadi. Bahkan yang memilih saya jumlahnya lebih besar lagi hingga menca-pai 73,8 juta suara,” kata SBY.

“Cerita tentang suara saya yang justru naik dari 66,3 juta pada pilpres 2004 menjadi 73,8 juta pada pilpres 2009, memberikan bukti bahwa su-

ara pengamat dan suara pers tidak selalu sama dengan suara rakyat.”

“Dengan cerita saya ini sama sekali saya tidak ingin men-gatakan kepada Anda semua bahwa jangan terlalu percaya kepada para pengamat dan suara pers. Tidak. Suara mereka tetap penting. Paling tidak un-tuk cermin dan sarana koreksi diri. Juga agar kita selalu ber-hati-hati. Tetapi sebagaimana yang saya alami, suara rakyat tidak selalu sama dengan suara mereka. Hati dan pikiran rakyat juga tidak selalu mudah untuk ditebak.”

SBY Berhasil Sembunyikan Kekuatannya, untuk: Selalu Ada Pilihan (Bagian 2 - selesai)

Buku untuk Pecinta Demokrasi dan Pemimpin MendatangOleh: Syamsul B Nasution *)

BERSAMBUNG KE HAL. 11

MADIUN, Media Aspirasi - Banyaknya bangunan ge-dung sekolah yang sudah rusak, hingga didapati beberapa ru-ang kelas yang roboh diwilayah Kabupaten Madiun, membuat Wakil Bupati Madiun, Iswanto turun gunung meninjau secara langsung ke sekolah - sekolah.

Seperti halnya pada kamis (27/02) lalu, Wabup Iswanto mengadakan inspeksi mendadak ke Sekolah Dasar Paci-nan, di Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun yang salah satu atap bangunannya ambruk . Meskipun kejadian tersebut sudah terjadi beberapa pekan lalu namun pihak Dinas Pendi-dikan belum kelihatan melakukan upaya perbaikan ataupun menginventarisir total kerusakan yang terjadi. Kondisi ban-gunan sekolah yang cukup mengkhawatirkan ini jelas-jelas mengganggu proses belajar dan mengancam keselamatan anak didik.

Melihat kondisi yang seprti ini, Wabup menghimbau kepa-da Dinas Pendidikan agar lebih memprioritaskan rehabilitasi dan renovasi bangunan sekolah-sekolah yang kondisinya su-dah mengkhawatirkan ini.Iswanto juga mengintruksikan agar Dinas Pendidikan segera mengiventarisir sekolah- sekolah yang bangunannya sudah sangat memprihatinkan, "jangan sampai menunggu roboh, baru diperbaiki,” tukas Iswanto.

Ditambahkanya,"dana untuk rehab bangunan seko-lah yang rusak ini, akan diambilkan dari Dana Alokasi Khusus(DAK), sehingga orang tua murid jangan sampai dim-intai sumbangan untuk membantu rehab gedung sekolahnya, kalau sampai hal itu terjadi Pemkab akan menindak tegas, baik untuk Dinas terkait atau pihak sekolah yang bersangku-tan,” pungkasnya. (tok/so)

Dindik Wajib Prioritaskan Rehab Sekolah

SATPOL PP menyegel gudang tak berizin.

MEDIA ASPIRASI/ANTOK PURBA

SALAH SATU aksi dalam simulasi oleh polresta Madiun.

MEDIA ASPIRASI/ANTOK PURBA

SUASANA saat peninjauan ke pasar baru mejayan.

MEDIA ASPIRASI/ANTOK PURBA

MEDIA ASPIRASI/ANTOK PURBA

peninjauan wabup ke salah satu sekolah yang rusak,

LINTAS

Page 4: Media Aspirasi

CAKRAWALA6 MAGETAN 7EDISI 505 - 11 MARET I TAHUN 2014

EDISI 505 - 11 MARET I TAHUN 2014

CEMPALAKerja, Karya, DharmaGEGURITAN

Kembang Mlathi(R. Widiyati)

Daksebar kembang mlathiIng Taman Makam PahlawanKusuma Bangsa kang sejatiLuhku tumetes... tes... netesi bumiAku rumangsa dosa

Durung bisa melu labuh negaraAmung sekar mlathi ikiTandha setya lan janjiBakal melu napak suciLabuh nagri alelandhesan ati suciDadi pepenget Agustus iki dina mulya lan suci

Api Abadi Mrapen(R. Tantiningsih)

Latu kuwi, tansah murubOra nggubris kiwa tengeneNadyan digrujug tirtaNadyan maruta padha tekaNanging latu kuwi ora surut

Latu kuwi, tansah murubKaya latu kang ana jero atiAngel dipateni lan angel diadhemake

Latu kuwi, tansah murubIng mrapen dunungeNinggal sejarahKanggo anak putu

Kitir(Sumono Sandy Asmoro)

Kitir ikiIsi panantangku marang wengiSing kebacut anggone nguja sepiDolanan swarane asu baung nggeririsi

Kitir ikiWujud pangundhamanaku marang awang-awangSing kebacut brangasanNgrentengi lintang, nguntal rembulan

Kitir ikiSrana gugatku marang isen-isening jagadSing pijer royokan brekatTan keguh njaluk ruwat

Koran(Harum Sunya Iswara)

Taktunggu tekamuSaben dina ing omahkuKabar kang daktungguSaka awakmuNambahi wawasankuMosak-masike donyaMaju mundure negaraMinangka wartaKoran minangka alat komunikasiKang kudu diwerdiMula ora ketinggalan informasi

Wutah Getihku(Mahardono Wuryantoro)

Gumelar jembar bumi asriSumunar sumringah sunare bagaskaraPadhang sumilak hanelai jagad NuswantaraBumi pusaka wus kawentarOmbak-ombak samodra, kencana kang ngrengganiWutah getihku daktresnani

Kawulamu....Guyub rukun anambut kardiJeroning swasana tentrem lan mardikaGilig ing tekad manunggalCumithak jeroning ati, bebarengan ambangun

Aku lila....Korban jiwa raga kanggo bumikuNadyan awak ajur dadi sawurLan getihku mblabar mili, netes ing bumi pertiwiLabet raharjaning nagara

Lumantar iki....Isining atiku ginuritPrasetyaku thukul saka ati kang tulusNjaga langgenging kamardikanDonga pujiku kebak kaendahan, kanggo wutah getihku

Akhir Dari Sebuah KisahDening: ANTOK KARTIKO

Ambisi memenuhi relung jiwa tak berarti...Kilauan bintang hanya ada diangan-angan...Harapan sirna, diantara sejuta pinta...Ilusi membayang, terpuruk duka ...Ruang waktu tak jua membuka asa...Kisi-kisi hati memendam sebuah cerita...Tergolek resah, jiwa dahaga...Untaian mimpi yang tak terbeli...Terkapar dalam ketidak pastian kehidupan...Nafas tersenggal menanti ajal....Jerat siksa, sudah menanti disana...

Amarah Mahesa SuraGemuruh suara geramanmu ,ciutkan nyaliku...Kau tebarkan asap neraka nan sesakkan dada...Bara dalam tubuhmu ,lelehkan jasad tak berdaya...Kau buat manusia seolah air dalam bejana... Apakah ini hanya ungkapan rasa kesalmu...Melihat polah tingkah manusia yang diluar batas...Tanpa alasan bertindak arogan...Tiada bisa memahami arti hidup ini...Andaikata aku bisa meminta...Hentikanlah amarah dan murkamu,...manusia yang tak berdosa mengalami derita...apalagi isyarat debumu kamu lemparkan sejauh yang kamu mau...Sudah cukup,...aku melihat kekuatanmu...Redakan amarahmu wahai Mahesa Sura sang perkasa...Aku mengakui kehebatanmu....

IRYANITemaram malam bangkitkan sebuah kenangan...Lebih dari sewindu kenangan itu terperangkap rapat di relung sa-nubari...Serasa menekan dalam perasaan...Namun tak mampu aku lepaskan...Ombak pantai jimbaran,...Jadi saksi naluriku mengenal arti cinta...Tapi ombak pantai jimbaran jua, Jadi saksi karamnya perahu cintaku sebelum sempat berlayarIryani...Nama itu telah sanggup ciptakan tawa dan tangisku ...Iryani...Kepedihan yang kamu berikan tak bisa ciptakan kebencianku pad-amu...Dan kini rasa itu, sulit untuk pergi...Sebab Sosok bidadari fantasiku ,telah kembali lagi...Meskipun ada perasaan senang namun jiwaku terasa gamang...Akankah aku mampu jadikan kamu takdirku? Atau kamu sakiti aku lagi?

Ke-khasan wayang tidak semataberkutat pada siapa

atau apa yang terlibat di dalamnya. Tiga babak be-sar dalamtiap pertunjukan

wayang pun disebut Stange (1998: 66) sebagai gambaran dariproses ‘evolusi spiritual’.

Wayang biasanya dimulai pada pu-kulsembilan. Tiga jam pertama ini di kenal sebagai pengantar.

Prolog ataskejadian, sebuah sebab-akibat yang kelak akan. Orang menyebut fase ini denganPathet Ném. Kata Ném send-iri kemudian diidentikkan dengan kata enom atau muda.Dicabutnya gunungan dari gedhebok pisang oleh sang dalang adalah lambangkelahiran yang dua, yakni pehelaan antar binary dalam kehidupan.

Pada tengah malam pertunjukan akanmemasuki Pathet sanga. Masa ini diasosiasikan sebagai masa seorang dewasamemandang masalah, memilah dan menetapkan suatu nilai bagi dirinya. Pada masaini Para Punakawan muncul dengan gojekan-gojekannya yang sarkas. Digambarkanpula bagaimana seorang tokoh berusaha menyelesaikan masalah. Biasanyapenggambaran ini diwujudkan dengan usaha mempertemukan diri den-gan diri malaluijalan tapa, menyepi dan lain sebagainya.

Geertz (1981: 369) menjelaskanusaha ini (tapa, menyepi, dsb) tidaklah dapat di-padankan dengan penolakan atashidup. Yang tepat adalah pengunduran diri se-mentara atau dalam bahasanya“…bukan-lah pelarian diri dari kehidupan, tapi pelar-ian dalam hiduplah yangdipuji” karena inilah sesungguhnyaetik satria. Pengun-duran diri dengan demikian berfungsi un-tuk mempertemukanDiri dengan Realitas Akhir, sebuah usaha untuk meniadakan emosi yang duniawai.Dengan cara ini en-ergi akan terfokus menjadi kekuatan besar yang bermanfaat. Pilihanpada akhirnya akan bergantung pada bagaimana tokoh tersebut melihat kontekspermasalahan, “…mistik adalah sebuah ilmu yang ne-tral secara moral dan bisajuga digunakan setiap orang. Ia membawa pengetahuan; dan sebagaimana halnyailmu pengeta-huan pada umumnya,pengetahuan itu merupakan kekuasaan untuk kebaikan maupun keburukan” (Geertz:1981: 366).

Usaha tapa, nyepi dan sebagainyaini sebenarnya dapat dipadankan den-gan usaha penja-rakan atau yang lebih dikenalse-bagai distan-siasi pada m a s y a r a k a t modern. Ke-tika seseorang m e m p e r t a n -y a k a n y a n g mistis (yang diniscayai pun sekedar dipercayai tanpa di fikir) den-gandemikian ia telah be-rada di ruang ontologis. Fase yang ontologis inilah yangpada gilirannya akan memperlihat-kan fungsi dan senyatanya peran. Etik ksatriabermain di aras ini. Seperti layaknya Arjuna

yang kejam atas nama keharusan‘nasib’, tiap tokoh pada gilirannya akan memainkan perannya masing-masing danwajib meny-elesaikan tugasnya. Tidak ada yang dapat merubahkewajiban—bagaimanapun berat-nya atau naifnya—itu kecuali perumusan ulangmengenai peran dan posisi tadi.

Puncaknya adalah persiapan bagiper-ang ageng dari tokoh yang telah menjadi ksatria itu. Pathet Manyura atauBurung Merak adalah fase akhir dari perjalanan tersebut. Fase ini dimulaisekitar pukul tiga dini hari sampai menjelang fajar dan merupakan gambaran bagisebuah hari tua. Ia filosofis dan seakan memapar sisi-balik-senyap: sebuahkesimpulan akhir dari penggal perjalanan hidup.

Patut diketahui, sebagai lakoncarita, Ramayana walau sama-sama meng-hadirkan satu epos besar sebenarnyati-daklah mendapat tempat yang sama dengan Mahabarata. Orang Jawa cend-erungmenyukai yang kedua. Mahabarata dianggap memiliki totalitas, tiap tokoh dapatdikatakan memiliki perjalanan sendiri-sendiri. Paling tidak ini terbukti daribanyaknya carangan yang dihasilkan sementara Ramayana hanya berkutat pada satualur besar yang dianggap cend-erung statis dan linear. Yang juga menarik adalahhadirnya Buto (raksasa) dan juga Sang Punokawan: Semar beserta anak-anaknya; Gareng,Petruk dan Bagong.

Buto adalah mahluk yang selalu ada-baik dalam lakon Ramayana maupun Ma-habarata. Ia tidak memiliki nama, tidakme-mi-liki leluhur dan ti-dak datang dari satu kerajaan. Katakanlah ia semacammahluk tanpa identitas dan ber-curriculum vitae ko-song. Namun demikian iaselalu hadir, ada, pun ketika ke-matian telah menjemput.

Mereka ini pada suatu waktu akanhid-up lagi dan begitulah seterusnya. Geertz menjelaskan (1981: 363) imortalitasini bagi orang Jawa kemudian disejajarkan dengan gambaran nafsu yang harusse-lalu ditiadakan. Satu kali berhasil bukan berarti selamanya manusia telahterbebas darinya (nafsu). Magnis-Suseno (2001: 166-167) menyebut fungsi butosebagai pengon- tras antara ‘yang Jawa dan bu-

kan Jawa’ sekaligus pem-belokan dari tragikgelap

Mahabarata.BERSAMBUNG

SEBAGAI pejabat teras Amarta, Werkudoro baru dapat cuti besar, tiga bulan lamanya. Bila anggota

DPR, itu namanya reses. Terus apa saja kegiatannya selama bebas tugas

negara? Daripada reses ke luar negeri malah dikritik rakyat dan wartawan, Werkudoro malah milih madek pan-

dito padepokan dengan status SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). Para pemuda di wilayah Amarta

dan mancanegara banyak yang daf-tar menjadi cantrik tanpa dipungut

biaya. Karena Werkudoro tidak mau dianggap komersialisasi pendidikan.

Yang jadi cantriknya Begawan Senorodro dari kelas akar rumput sampai elit, yaitu: Setyoko putra Dworowati, Irawan, Wisanggeni putra

Madukoro, Poncowolo putra Prabu Puntodewo, serta Wisoto putra Prabu Bolodewo di Manduro. Semua cantrik tidak hanya diwejang ilmu tuwo, tetapi juga diajari supaya tanggap dengan situasi kanan-kiri, kalau bahasanya zaman sekarang harus Kritis!

“Kritis itu tanggal tuwa, ya bopo guru? Di dalam kantong saku cuma isi uang lima ribuan satu lembar saja, ya?” tanya Wisanggeni,

“Oooo kalo itu namanya krisis! Yang dimak-sud kritis itu kalo ada hal-hal yang menyimpang, harus berani ngritik agar menjadi baik” jawabe Begawan Senorodro sambil mlintir kumisnya.

Jadi sifatnya seperti LSW (Lembaga Swadaya Way-ang), hanya saja ini tidak dapat sponsor dari asing. Semua cantriknya boleh ngritik penguasa mana saja, baik di Ngarcopodo maupun di kahyangan. Dasar cantrik-cantrik Tunggul Pawenang memang berani-berani, Wisanggeni akhirnya ngritisi kehidupannya para dewa yang kehidupanya serba glemoor yang tidak sesuai dengan gajinya. Dia menyebar buletin

yang berbunyi “REKENING GEN-DUT DEWA-DEWA KAHYANGAN”. Agar lebih menarik perhatian yang membaca, di buletin terse-but diberi fotonya Sanghyang Bathoro Guru lagi nuntun Celeng.

Lha rak tenan to! Dewa-dewa di Jonggring Saloka tersinggung berat dengan adanya buletin tadi. Bukan gambarnya, tapi isinya, nuduh kok nyolok! Ha ning gimana lagi, mengandalkan gaji yang hanya setara dengan UMR (Upah Minimum Regional) ya tidak cukup sungguh untuk hidup. Maka biar dewa-dewa tidak sering ngebon gaji, terus sama ngobyek jadi backing sana-sini, jadi komisaris perusahaanya si Suto dan si Noyo. Karena uang itu memang enak dan miroso, tidak terasa tahu-tahu rekening-nya di bank sampai miliaran.

“Elek, elek, eleeekkkk........., kenapa pada sentimen itu kan uang-uang ulun sendiri” kata Betoro Narodo ndremi-mil seperti kebakaran kumis.

“Padepokan Tunggul Pa-wenang harus ditutup, mu-rid dan gurunya dimasukan kawah Condrodimuko. Dewa kok dipakai mainan, ini sama saja ngrongrong kawibawan dewa!” perintah Betoro Guru emosi beneran.

Bener saja dewa-dewa kahyangan sama bling-satan, karena data-data yang dibeber Wisanggeni CS persis dengan yang tercatat di PDKT (Pusat Data Keuangan & Transaksi). Umpamanya: Betoro Narodo Rp 15 miliar, Betoro Guru Rp 12,5 miliar, Sanghyang Bromo Rp 10 miliar. Yang paling men-colok rekeningnya Sanghyang Temboro, dewa hanya golongan IIC saja punya rekening sampai Rp 95 miliar. Ini uang semua apa campur koran?

Yang disuruh men-ghukum Begawan Senorodro dengan murid-muridnya, Betari Durgo. Dewa-dewa di Pasetran Gondomayit segera bertindak. Agar tidak melanggar HAW (Hak Azasi Wayang), Begawan Senorodro CS hanya dimasukkan Cupu Retno Dumilah. Mesti saja keluarga Pandawa tidak terima, tapi malah diikutkan dosanya seka-lian. Puntodewo, Arjuno, Nakulo-Sadewo dimasuk-kan Cupu Retno Dumilah.

“Monggo pukulun, Cupu Retno Dumilah yang sudah terisi Bega-wan Senorodro CS be-serta keluarga pendowo sudah bisa dibungkem” laporanya Betari Durgo.

“Kapokmu kapan! Dewa itu alergi kritik, kok dilawan” kata Batoro Guru kelihatan puas.

Ganti yang dic-eritakan, tapi masih

satu cerita namun beda yang dicetakan. Prabu Kolo Srenggi di negara Nusakambana sedang marah. Dia mencak-mencak dengan adanya buletin yang menggambarkan seekor babi dituntun dewa. Kalau isinya, masalah rekening gendut para dewa, tidak masalah. Tapi kalau ada celeng dituntun dewa, ini namanya pelecehan institusi. Masak golongan wraha temanya Demalung (tokoh Sang Prajoko) kok direh para dewa, ya enggak masuk akal. Ini termasuk pembunuhan karakter bangsa celeng.

“Kita harus gugat. Hay patih Kolo Srenggono, cari pengacara yang mahal. Beni Kalimalang apa

Otje Kelinggis!” perintah sang Prabu Kolo Srenggi.“Tuntutannya nanti pidana apa per-

data?” mahapatih minta petunjuk.Jawaban Kolo Srenggi tetap ngeyel kedua-

duanya. Dewa-dewa di kahyangan harus dihu-kum. Secara perdata Kolo Srenggi minta ganti rugi berupa para bidadari yang seksi-seksi. Bidadari Dewi Gagarmayang, Dewi Tunjungbiru, Dewi Irim-irim, Dewi Sandra apa Sandra Dewi harus disetorkan. Pokoknya, semua bidadari yang pakai nama dewi, itu jatahnya Prabu Kolo Srenggi. Tapi kalau Dewi Murni biar diambil Mus Mulyadi.

Mesti saja Bale Marcukundo tidak gigrik den-gan ancamannya Nusakambana. Orang lagi ng-gugat Begawan Senorodro, malah didugat ratu kepala babi. Ngajak apa, berani. Prabu Kolo Srenggi-Patih Srenggono terus menyiapkan wady-obolo beberapa truk, langsung ke Jonggring Sa-loka. Jebulane Betoro Guru hanya omonganya doang. Digrudug raksasa-raksana Nusakambono dewa-dewa Jonggring Saloka miris semua.

“Kakang Narodo, kalau mungsuh ratu sep-erti Demalung seperti itu, panggilkan Wresiswa saja, pasti beres” kata Hyang Manikmoyo giris.

“Elekkkkk, elekkkk........ itu tidak mung-kin. Sebab Sang Prajoko sudah lama tidak muncul di TV” jawabnya Betoro Narodo.

Bingung untuk menghadapi ngamuknya barisan dari Nusakambono, Betoro Guru minta petunjuk eguh pertikelnya Betoro Narodo. Tanpa malu-malu Begawan Senorodra CS yang sudah meringkuk di Cupu Retno Dumilah dikeluarkan, dimintai tolong untuk menghadapi Kolo Srenggi dan Sanghy-ang Komojoyo dari kahyangan Cokrokembang.

“Lho kok pukulun Sanghyang Wenang dan Betoro Komojoyo. Apa mau studi banding ke luar negeri?” kata Betoro Guru dan Narodo.

“Aku apa kau anggap DPR? Ini pepeling un-tuk jeneng kito semua. Jadi penguasa zaman re-formasi jangan alergi kena kritik. Disindir tidak usah muring. Harus intrukpesi, beres to!” kata Sanghyang Wenang sebelum pulang ke kahy-angan di ngondar-andir Bawono. (cutel)

Wayang ClometanOleh: Ki Wiwiek Angger Carito dan Ki Antopurbo Gerah Polone Kolo Srenggi Gugat

MAGETAN, Media Aspira-si – Terkait Kredit Usaha Peter-nak Sapi (KUPS) yang sedang ditangani Kejaksaan Negeri Magetan, ada fakta yang men-cengangkan. Pasalnya, dari hasil investigasi wartawan koran ini, dikelompok KUPS Sekar Tani Desa Mrahu, Keca-matan Kartoharjo, Magetan, yang tersisa hanya kandang belaka.

Bariem, salah seorang ang-gota kelompok mengatakan merugi lantaran sapi tidak ses-uai dengan harapan. Selain ha-sil keturunan jelek dan kerdil, peternak juga mengeluhkan masalah beberapa induk sapi BX yang tidak mau menyusui anaknya. Oleh karena itu, ban-yak anak sapi yang mati hing-ga mencapai 10 ekor lebih tiap tahunnya. Takut merugi lebih banyak lagi, pihaknya memu-tuskan untuk menjual semua sapi. ‘’Kalo diteruskan bisa merugi lebih banyak lagi,’’ ke-luhnya, Selasa (4/3).

Bariem menambahkan, selama memelihara sapi tersebut, peternak sengaja membeli semua pakan sapi. Seperti, bekatul, polar, jerami dan titen. Bahkan, agar sapi bisa menghasilkan untung besar, peternak kerap berbu-ru pakan hingga keluar kota. Kendati demikian, Bariem heran sapi yang dirawatnya tak kunjung memberikan kualitas anakan yang baik. ‘’Dalam sebulan pengeluaran

untuk pakan mencapai jutaan. Semoga dari pengeluaran itu bisa mendapatkan ganti dari hasil anak,‘’ jelasnya.

Tak hanya itu, dengan jum-lah sapi yang cukup banyak dan liar, pihaknya memutuskan untuk membayar satu orang guna mengelola kandang. Tak tanggung-tanggung dalam sebulan pengelola digaji Rp 750.000. Namun hal itu tidak berlangsung lama lantaran peternak hanya kuat bertahan beberapa tahun saja menggaji petugas tersebut. ‘’Kalau tidak ada pembantu dalam mengu-rus sapi tersebut, tidak mung-kin bisa. Karena banyaknya sapi,‘’ ungkapnya.

Setelah dirasa merugi, para anggota memutuskan untuk menjual seluruh sapi yang ter-sisa. Hal itu setelah sapi tidak berproduksi dan kandang ter-ancam mangkrak. ‘’Sekarang yang ada hanya kambing prib-adi saja,‘’keluh Bariem.

Sementara itu, hal senada diungkapkan Haryono, pe-ternak dari kelompok ternak Desa Campursari. Dirinya me-nuturkan puluhan ekor sapi yang diterimanya hanya ter-sisa 4 ekor saja. Sedangkan sisannya dijual lantaran kuali-tas buruk. Selain pemelihara-an sulit, hewan ternak yang diterimakan juga rawan sakit. ‘’Bayangkan saja, dalam seta-hun biaya pemeriksaan dan pakan 1 ekor sapi mencapai 7 juta,‘’ jlentrehnya. (ef/rd)

KUPS CumaSisakan Kandang

MANGKRAK : Kandang salah satu kelompok KUPS yang mangkrak lantaran sapi habis dijual.

MAGETAN, Media Aspirasi - Tercatat sebanyak lima warga

Desa/Kecamatan Ngariboyo harus gigit jari lantaran tidak

mendapatkan bantuan rumah tak layak huni (RTLH). Pada-

hal, Saminah, 70, salah seorang calon penerima mengaku sudah dua kali didatangi petugas yang didampingi lurah desa setem-pat. Tak hanya itu, Saminah juga dijanjikan mendapat bantuan THLH. Bahkan, Lurah Ngariboyo sempat mengatakan akan men-girim kayu secepatnya. ‘’Sudah hampir tiga bulan kok belum juga datang,’’ ucapnya, Selasa (4/3).

Saminah mengaku, dirinya sangat senang saat didata menjadi penerima bantuan RTLH. Selain atap berlubang, kondisi rumahnya hampir saja roboh lantaran kayu sudah banyak yang lapuk. Namun, setelah ditunggu beberapa bulan bantuan tersebut tidak kunjung datang. Dia mengaku kecewa dan merasa diper-mainkan. ‘’Kalau dulu tidak dijanjikan, saya tidak mungkin mengharapkan terus kayak begini,‘’ keluhnya.

Menurut dia, tanpa mendapatkan bantuan terse-

but, dia tidak akan mampu memperbaiki kerusakkan rumahnya itu. Terlebih ha-sil yang didapatkannya dari menjual nasi bungkus di sekolahan hanya dapat digu-nakan untuk membeli kebu-tuhan pokok sehari-hari. Oleh karena itu dia mengharapkan kejelasan dari pihak terkait dengan bantuan yang telah dijanjikan. ‘’Saya tinggal den-gan suami saya dan sekarang dia sedang sakit stroke,’’ un-gkapnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum BMCK Magetan, Her-gunadi membenarkan adanya program tersebut. Pihaknya menjelaskan bahwa calon penerima bisa gagal jika dalam satu kelurahan penerimanya leb-ih dari 5 orang. Terkait dengan nasib Saminah, pihaknya berjanji akan segera menerjunkan tim untuk meninjau ke lokasi. ‘’Kami akan mengkaji dulu permasalah-annya kenapa bantuan tidak bisa cair, ‘’jelasnya. (ef/rd)

KONDISI rumah Saminah hampir roboh dan gentingnya berlubang

Bantuan RTLH Hanya Janji DoangRADAR MAGETAN/ D. EFENDI

MAGETAN, Media Aspirasi - Upaya Dinas Pariwisata Kebu-dayaan Pemuda dan Olah Raga (Disparbudpora) memperkenal-kan sejumlah tempat wisatanya menuai hasil. Buktinya, dua pen-gusaha berasal dari Semarang dan Putra Daerah tertarik untuk menjadi investor. Bahkan, salah seorang diantaranya ingin me-nyulap Telaga Wahyu yang be-rada di Desa Ngerong, Kecamatan Plaosan tersebut menjadi penang-karan Buaya. ‘’Semua masih dalam tahap penjajakan. Dan belum ada keputusan,’’ ucap Siran, Kadispar-budpora, Senin (3/3).

Biasanya, lanjut Siran, para in-vestor tidak mau gegabah me-nyepakati kerjasama itu. Mereka (para investor, Red) masih mem-perhitungkan secara detail. Mu-lai dari jumlah pengunjung tiap harinya, bagaimana letak geo-grafis wisata tersebut dan kede-pan dapat mengembangkan perekonomian daerah setempat. ‘’Hal itu dilakukan para investor agar investasi yang ditanamkan menuai hasil melimpah. Pen-gusaha jelas tidak mau merugi nantinya,’’ tambahnya.

Sejauh ini Disparbudpora be-lum bisa memberikan keterangan secara pasti. Siapa yang bakal menjadi mengelola Telaga Wahyu. Diakui, penangkaran buaya mem-punyai peluang lebih besar untuk dapat meramaikan pengunjung telaga. Apalagi, di wilayah Mag-etan sangat sulit sekali menemui binatang langka tersebut. ‘’Selain berwisata menikmati pemandan-gan pegunungan juga bisa men-genal lebih detail hewan buaya,‘’ tutur Siran kepada koran ini.

Terkait dengan nilai kontrak investasi Telaga Wahyu, pi-haknya belum dapat memasti-kan berapa jumlahnya nominal yang harus diserahkan kepada daerah. Dipastikan pembayaran mencapai miliaran rupiah. ‘’ Untuk nilai kontrak, kami tidak bisa memastikan sebelum ada kesepakatan dari kedua pihak,’’ katanya.

Meski sudah ada beberapa pengusaha yang melirik, Dispar-budpora juga tetap membuka lebar kerja sama dengan investor lainnya. Hal tersebut akan terus di suarakan sebelum terjadinya kesepakatan. (ef/rd)

Investor Penangkar Buaya,Lirik Objek Wisata Telaga Wahyu

RADAR MAGETAN/ D. EFENDI

MAGETAN, Media Aspirasi – Sedikitnya enam Pekerja Sek Komersial (PSK) terjangkit penyakit HIV AIDS berkeliaran di wilayah Magetan. Pun setelah lo-kalisasi Madusari (Baben) resmi ditutup oleh pemkab setempat. Data tersebut diperoleh dari Dinas Kes-ehatan (Dinkes) Kabupaten Magetan. Ironisnya, saat ini ke enam wanita penghibur masih aktif mangkal di warung remang-remang kawasan pasar penampun-gan Magetan. Di khawatirkan kedepan penyakit ini dapat meningkat signifikan lantaran banyaknya lelaki hidung belang yang menolak memakai pengaman saat menyewa PSK.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Harry Susanto mengatakan, enam PSK yang terjang-kit virus HIV AIDS masih aktif melayani tamunya dan menyebar di wilayah Magetan. Kendati demikian, petugas membiarkan ke enam PSK tersebut untuk menerima tamu. Pasalnya, tidak ada larangan bagi pengedap penyakit mematikan itu untuk praktik apa-lagi menyangkut pekerjaanya. Oleh karena itu, sejauh ini pihaknya mengaku hanya bisa memantau perkem-bangan kesehatan penderita. Seperti, pemberian obat dan pemeriksaan rutin di lakukan selama seminggu sekali. ‘’Semakin lama kondisi tubuh mereka akan mengalami penurunan dan lemas, ‘’ terangnya, Senin (3/3).

Guna mengatisipasi terjadinya peningkatan penye-baran Virus HIV AIDS di Magetan. Harry menghimbau agar para lelaki hidung belang menggunakan pengaman saat menyewa PSK. Apalagi kondom, bisa mudah di-dapatkan. Namun, pihaknya mengaku selama ini praktik yang terjadi malah sebaliknya. Para lelaki hidung belang kebanyakan memilih tanpa memakai alat kontrasepsi, dengan alasan lebih nyaman dan nikmat. ‘’Mereka kerap mengabaikan himbaun petugas dengan dalih tidak nya-man, ‘’tuturnya.

Disamping gencarnya menyerukan pemakaian kon-dom. Dinkes juga aktif melakukan screening kepada warga yang diduga terjangkit penyakit HIV AIDS. Bi-asanya, petugas akan mengambil simple darah sebagai bahan pemeriksaan. Selain itu, di wilayah Magetan juga sudah didirikan klinik Voluntery Counseling and Testing (VCT). ‘’ Harapan kami konselor VCT bisa memberikan pelayanan yang baik bagi penderita HIV, ‘’ imbuhnya.

Harry menambahkan, saat ini sebanyak 193 warga Magetan positif terjangkit penyakit HIV AIDS. Penderita 27 orang diketahui tinggal didalam kota, 80 di pedesaan dan sisanya sudah meninggal dunia. Penyakit mema-tikan tersebut lebih banyak menjangkit pada ibu-ibu rumah tangga yang terinfeksi dari suaminya sendiri. Tak hanya itu, HIV juga sebagian menyebar dari tenaga kerja yang bekerja di luar negeri. ‘’Tak menutup ke-mungkinan para TKI juga terjangkit virus tersebut. Be-sar kemungkinan saat bekerja penderita melakukan sek bebas,‘’ ujarnya. (ef/rd)

Awas, Enam PSKterinfeksi HIV menyebar di Magetan

MEDIA ASPIRASI/DAHLAN EFENDI

KAWASAN pasar penampungan yang diduga men-jadi tempat Migrasi PSK.

LINTAS

MAGETAN, Media Aspirasi - Tanggul jalan yang berada di Desa Baleasri, Kecamatan Ngariboyo, Mag-etan menjadi buah bibir. Pasalnya, belum genap sebu-lan, tanggul ambrol hingga sepanjang 10 meter. Bahkan kerusakkan merambat hingga badan jalan dengan ke-dalaman hampir dua meter. Beruntung tidak sempat me-makan korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Meski jalan yang tersebut tiap hari ramai dilalui warga. Apalagi, dilo-kasi minim sekali penerangan jalan. ‘’Untung saja tidak sampai mencelakai orang yang lewat,’’ ucap Misman, warga setempat, Jum’at (28/2) lalu.

Meski tak memakan korban, lanjut Misman, ambrol-nya tanggul jalan tersebut membuat sebagian lahan per-sawahan miliknya menjadi rusak. hal itu lantaran tertim-bun oleh pecahan bahan bangunan. Padahal, tanaman padi miliknya sudah mulai menguning dan siap dipanen dalam waktu dekat. Kendati sudah beberapa hari am-brol, tidak ada upaya dari pihak terkait untuk membersi-hkan bekas ambrolnya talut tersebut. ‘’Kalau saya disu-ruh membersihkan sendiri, kapan selesainya,’’ keluhnya saat dikonfirmasi koran ini.

Informasi yang dihimpun, talut selesai dibangun bulan Januari lalu dengan menggunakan anggaran dari Jalin Aspirasi Masyarakat (Jasmas). Pembangunan proyek talut memakan biaya hingga mencapai ratusan juta ru-piah. Pembangunan talut sempat menuai kontrofersi lan-taran tanah yang digunakan memotong sebagian lahan sawah milik warga.

Misman menjelaskan, kerusakkan tanggul jalan di-duga lantaran buruknya kualitas bangunan. Talut yang jebol, lanjut dia, juga disebabkan lantaran kondisi tekstur tanah lembab dan becek setelah di guyur hujan lebat. Pasca kejadian tersebut, warga meminta agar pemerin-tah segera memberikan solusi agar talut dapat segera dibangun kembali. Hal itu dikhawatirkan musim penghu-jan tahun ini akan mengakibatkan longsor susulan. ‘’Ka-lau tidak nanti malah merambat lebih luas lagi,’’ jelasnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Magetan, Hergunadi membenarkan adanya hal tersebut. Kerusak-kan tanggul yang berada di Desa Baleasri bukan men-jadi tanggung jawab intansinya. Hal itu lantaran talut tersebut tidak menggunakan anggaran daerah melain-kan dana Provinsi. Terkait dengan perbaikan, pihaknya mengatakan tidak mau berkomentar apakah harus dari swasembada atau desa setempat. ‘’Yang jelas talut jalan dibangun tidak menggunakan dana PPIP,‘’ terang Her-gunadi. (ef/rd)

Baru SebulanTanggul Jalan Ambrol

INFRASTRUKTUR

TELAGA WAHYU, yang menjadi lirikan inverstor penangkaran Buaya.

Widayunarto (30) seorang juru pelihara (jupel) mengatakan situs Arca Banteng sta-tusnya dibawah pengawasan Balai Pelestar-ian Peninggalan Purbakala (BP3) Mojokerto dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur. Akan tetapi kenyataan-ya situs yang berjumlah belasan sekarang ini kondisinya ada yang rusak. Kerusakan send-iri akibat faktor alam juga banyak yang tak terurus. Padahal, dulu pernah ada penelitian mengenai situs pra sejarah tersebut. Namun, kini tak ada lagi instansi yang memperhati-kannya. “Sebagai juru pelihara tentunya saya mengharapkan situs ini dikelola dengan baik oleh pemerintah,” terangnya, Sabtu (22/02).

Diakuinya, warga sekitar situs sendiri menginginkan pemerintah segera turun tan-gan untuk menyelamatkan asset tersebut. Soalnya, kalau dibiarkan rusak maka akan

ada sejarah yang hilang. Untuk itu, dirinya berharap supaya pemerintah dalam hal ini BP3 Mojokerto segera melakukan penelitian lagi terhadap belasan situs tersebut. Meski demikian, situs Arca Banteng yang lokasinya 22 kilometer dari Kota Ngawi ini setiap hari libur banyak didatangi pengunjung dari berbagai daerah. “Situs ini biasa disebut dengan Reco Banteng yang didalamnya mengandung sejarah era runtuhnya Ma-japahit, dan kemungkinan lokasi seki-tar situs sini kalau digali masih banyak peninggalan karena alasan tertentu dari BP3 Mojokerto maka untuk sementara di-larang,” kata Widayunarto.

Lanjut Widayunarto, mengenai asal usul situs Arca Banteng tidak lepas dari peninggalan leluhur yang menganut aliran Hindu Siwa era Kerajaan Majapahit sekitar

abad ke-14. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya beberapa arca seperti Ganesha, Nandi, Lingga Yoni, Stupa dan Makara. Pada abad kala itu merupakan awal run-tuhnya Kerajaan Majapahit yang dibukti-kan penyerangan oleh Kesultanan Demak pada 1478 Masehi atau 1400 tahun Saka. Dimana ketika itu prajurit Demak meng-hancurkan beberapa arca yang dijadikan lambang Hindu Siwa termasuk di situs Arca Banteng sendiri. “Sesuai sejarahnya kemungkinan situs Arca Banteng ini ba-gian dari candi, karena bersamaan ma-suknya Islam maka ditentang oleh Kesul-tanan Demak,” urainya lagi.

Kemudian situs Arca Banteng per-tama kali ditemukan pada tahun 1938 oleh Soikromo yang merupakan ses-epuh Desa Wonorejo. Beliau menutur-

kan kepada warganya bahwa dirinya mendapatkan petunjuk dari para leluhur untuk membongkar gundukan tanah aneh yang berada disebelah selatan desa. Di katakan aneh karena gundukan tanah tersebut selalu di tunggui atau dijaga oleh hewan-hewan liar salah sa-tunya banteng. Setelah disetujui oleh semua warga, tepatnya pada hari Jum’at Legi dengan menggunakan cangkul Soi-kromo dan semua warga membongkar gundukan tanah itu dan menemukan dua patung peninggalan leluhur yang beragama Hindu Siwa, patung tersebut bernama Ganesha dan Nandi. Karena disekitar penemuan arca ini dipenuhi banteng saat itu, maka oleh Soikromo terkait temuanya diberi nama Reco Ban-teng atau Arca Banteng. (pr/so)

Sambungan dari halaman 1Situs Arca...

Page 5: Media Aspirasi

OLAHRAGA TRENGGALEK 98 EDISI 505 - 11 MARET I TAHUN 2014

EDISI 505 - 11 MARET I TAHUN 2014

BANYUWANGI, Media Aspira-si – Pelatih Tim Nasional U-19 Indra

Sjafri, menilai ada beberapa pemain-nya yang perkembangan penampi-lannya lambat. ‘’Ada beberapa pemain yang stagnan,’’ kata Indra setelah me-nyelesaikan Tur Nusantara mereka di

Pulau Jawa, Senin (3/3). Mereka baru saja bertanding melawan Persatuan Sepak

Bola Banyuwangi (Persewangi) di Stadion Diponegoro, Banyuwangi.

Namun, Indra keberatan menyebutkan nama pemain Timnas U-19 yang stagnan itu.

Menurutnya, dalam 10 kali uji coba, dia telah berupaya mengubah komposisi pemain, tapi

ternyata tidak membuahkan hasil.Dalam sepekan ini, Indra akan mengevalu-

asi untuk memutuskan apakah mempertahankan pemain-pemain yang dinilainya stagnan itu atau memasukkan pemain baru. Saat ini, jumlah pemain Timnas U-19 adalah 29 orang. Indra melirik sekitar

tujuh pemain dari klub-klub yang menjadi lawan uji coba timnas. Mereka berpeluang untuk mengikuti seleksi Timnas U-19. ‘’Masih kami pertimbangkan lagi,’’ kata Indra.

Sementara itu, dari arena Stadion Diponegoro Banyu-wangi, bentrok Timnas U-19 kontra Persewangi Banyu-wangi, berakhir 1-0. Satu-satunya gol bagi Garuda Jaya dalam pertandingan ini dicetak pemain tengah Muham-mad Hargianto.

Bertanding di stadion Diponegoro, Indra Sjafri melaku-kan rotasi terhadap beberapa pemain. Tuan rumah yang bermain di depan publik sendiri, juga sempat memberikan perlawanan untuk Timnas U-19.

Setelah bermain imbang 0-0 di babak pertama, Ga-ruda Jaya akhirnya berhasil memecahkebuntuan me-lalui gol Muhammad Hargianto pada menit ke-70. Hingga peluit panjang dibunyikan wasit, skor 1-0 tetap bertahan menutup pertandingan Tur Nusantara kali ini.

Setelah melawan Persewangi, Timnas U-19 akan ber-latih kembali hingga tanggal 9 Maret di Sidoarjo, Jawa Timur, untuk bersiap melakukan Tur Nusantara di Kali-mantan. (tempo.co/sidomi.com/dik)

BAYANG-BAYANGPECAT!

M U H A M -MAD Hargi-anto menjadi penentu ke-m e n a n g a n Timnas U-19 saat dijamu Persewangi Banyuwangi, Senin (3/3).

NO NAMA LENGKAP

1 drg. Hj. YAYUK S.R

2 H. MURYANTO, SH., MM.

3 ERNAWATI, SH., MH.

4 DENNY PURWANDARI, SP

5 MOHAMAD SIGID GUNARTO

6 HERMAWATI

7 Dr. SUJANTO, SE., M.Kes.

8 HARTOJO BUDI PURWANTO

1NO NAMA LENGKAP

1 IBNU MULTAZAM

2 MOCH. MUNIB HUDA

3 DITA INDAH SARI

4 M. SYAMSUL HUDA

5 GOZALI MUNIR, S.Th.I

6 RINTA HANASTUTI. M

7 Dr.H.SAPUTRO SATRIYO

8 ENDANG DARMAWATI

2NO NAMA LENGKAP

1 H. ROFI' MUNAWAR, LC.

2 NUR SYA'DIYAH AMANATI

3 H. RIYADH ROSYADI

4 LANJAR, SPd.

5 ARIF YENI VARIANTO

6 DYAH PELITAWATI

3NO NAMA LENGKAP

1 Drs. SIRMADJI, M.Pd

2 MOCH. GENG WAHYUDI

3 HIASHINTA PRASTUTY, SH

4 HERI ACHMADI

5 Ir. DAHONO IRIANTO, MM

6 DIYEN ANDRITA, SH.

7 ARIK ARINDONDO

8 MELIA WINDIYANA

4NO NAMA LENGKAP

1 BINNY BINTARTI. B, SS

2 H. GATOT SUDJITO, M.Si

3 dr. LINDA L.A.N WASESO

4 DIDIE WIJOYONO. S

5 GUNAWAN HIDAYAT, M.Sc

6 Hj. LARASATI SRI. A, S.H. P

7 AGUS SUGIANTO, SE

8 ARYA RIZQI DARSONO

5

NO NAMA LENGKAP

1 Drs. SUPRIYANTO

2 R. INDRA PRIANGKASA, MH.

3 DIAN ANIK PURWANDARI, SE

4 Ir. H. GATUT PRASETIYO, MBA

5 NOVA ERIN KISMIATI, A.MD

6 H. A. SEDYO UTOMO, ST

7 SUGENG NUGROHO, SH

8 Dra. DWI SEPTAHANY. I

6NO NAMA LENGKAP

1 EDHIE BASKORO YUDHOYONO

2 SARTONO

3 RUSMINIATI, SH, MKn

4 Drs. AZIZ AHMADI, M.Sc

5 Drs. SAGUNG PANGESTU

6 NANIK HARIYATI, S.Sos

7 SIGISMOND BHARATA. W.N

8 Hj. MARIANA HARAHAP

7NO NAMA LENGKAP

1 Dra. MARDIANA INDRASWATI

2 FERI INDRA SUWARTO

3 DIAN NAWANGWULAN, S.Pd

4 SITI KASIYATI, S.Ag, M.Ag

5 AIDIL FITRI, ST

6 AGUNG TJAHJONO UTOMO

7 ADI WICAKSONO, SE, AK

8 Drs. MUHAMAD TAUFIQ, ST

8NO NAMA LENGKAP

1 Ir. SUJONO HADI SUDARNO, MM

2 ROMI WIBISONO, S.Ikom

3 Dra. Hj. SITI. CHOTIKA, M.Si

4 ANTON PRATIKNO, SE

5 DRS. MARSAHID, M. HUM

6 Dra. FENI DWI JAYANINGRUM

7 PRADITYA ANGGI YJ

8 H. MAHFUD ROHANI

9NO NAMA LENGKAP

1 Hj. SOEMIENTARSI MUNTORO

2 THOMAS WIHONGKO

3 OSCAR M. ARITONANG

4 SYARIFAH DWI MEUTIA. S, SH

5 MASHUDI, ST

6 DIAH EKANINGTIAS, Ak, MM

7 IFAN TRI SASONGKO

8 NGATIYAH, S.Ag

10

NO NAMA LENGKAP

1 SUYONO, SE

2 IR. H.SUDIRO DJOJOATMOJO

3 VEGA NASWIFINA, SH

4 DR. MISBAHUL HUDA

5 SUYADI

6 SITI RUKAYAH, S.Pd.I, MA

7 M. SALEH S.Pd. M.Si

8 PRANITA SWI HANGGIA, Amd, Keb

11NO NAMA LENGKAP

1 INDRA GURU ROOSMONO

2 FIFTH ERNAWATY, S.IP

3 H. SUWIKNYO, S.Pd

4 Dra. JUNIAR WIJAYANTI

5 FEBY BONAPARTE

6 SUKIRNO

7 Hj. ANNISSA AMAZIA CASSANDRA

12

Siapa Caleg Pilihanmu??Kirimkan jawaban Anda, cukup melalui SMS ke nomor:

Caranya, ketik:Poling MA <spasi> Nama Anda <spasi> Alamat Desa/Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten <spasi> Nama Partai <spasi> Nomor Urut Caleg Pilihan <spasi> Nama Caleg Pilihan.

Contoh: Poling MA Anjasmara Desa Tamanarum, Kecamatan Parang, Magetan Partai Demokrat 2 Sartono

JOGJAKARTA, Media As-pirasi – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo berharap Timnas U-23 mampu meraih kemenangan ketika ber-temu Timnas U-23 Malaysia di stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (5/3) pekan ini. ‘’Berapa pun skornya, kemenangan ha-rus diraih. Terlebih timnas ber-tanding di hadapan pendukung

sendiri,’’ ujar Roy, Sabtu (1/3).Roy mengungkapkan,

meski diharapkan mampu meraih kemenangan atas Timnas U-23 Malaysia, teta-pi para pemain tetap harus menjaga dan mengutamakan sportivitas. Selain pemain, suporter yang datang ke sta-dion juga diharapkan mam-pu menunjukkan sportivitas

yang kreatif dan menarik.Jangan sampai suporter

melakukan tindakan-tinda-kan yang dapat menggang-gu jalannya pertandingan. Seperti menyalakan mercon, kembang api, melempar tisu ke tengah lapangan atau me-lempari pemain lawan. ‘ ’Pe-nonton juga harus sportif dan mematuhi aturan-aturan

yang ada,’’ ucapnya.Rencananya, Roy akan ha-

dir menyaksikan pertandingan perdana uji coba anak asuh Aji Santosa kontra Timnas U-23 Malaysia itu. Meski begitu, in-formasi yang dihimpun, bukan tim inti Malaysia U-23 yang akan menjajal skuat Garuda Muda asuhan Aji Santoso, melainkan tim Malaysia U-23 B atau tim la-

pis kedua alias cadangan. Pas-alnya, para pemain inti yang ter-gabung di tim nasional Malaysia U-23 A sedang dipersiapkan un-tuk mengikuti Liga Queensland di Australia selama 6 bulan ke depan sebagai persiapan ke Asian Games 2014. Adapun Ma-laysia U-23 B sebenarnya terdiri dari pemain di bawah usia 21 ta-hun. (kompas.com/dik)

Roy: Timnas U-23 Harus Menang!

PACITAN, Media As-pirasi – Petinju profesional asal Pacitan Woronoya akan kembali diuji kemampuannya di Tokyo Je-pang pada 10 April mendatang. Wonoroya yang pernah men-gagumkan nama kota Pacitan ini, pernah adalah petinju yang per-nah menyabet juara nasional. Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai petugas keamanan di salah satu perusahaan swasta itu giat berlatih menjelang keberangkatannya.

Menurut penjelasan Wonoroya alias Subandi, 43, dirinya bakal ber-tanding dalam partai tambahan ke-juaraan internasional di Jepang, di kelas terbang 50,8 kilogram mela-

wan petinju tuan rumah berusia 19 tahun, yakni Taruto Moi. ‘’Umur memang terpaut jauh. Kini saya berusia 43 tahun, tetapi saya tidak akan mundur demi nama Pacitan dan Indonesia,’’ jelasnya, Senin (3/3) kemarin.

Ditambahkannya, sejak pertenga-han Januari lalu, dirinya sudah mulai memprogram latihan untuk pertand-ingan. Mulai penguatan fisik, hingga mematangkan teknik. Dia mengaku meluangkan jadwal sesuai dengan pekerjaannya. Yakni seminggu em-pat kali. Setiap hari Minggu, Senin, Rabu dan Jumat. Sedangkan untuk pemantapan fisik, dia melakukannya pada malam hari sepulang aktivitas.

‘’Bahkan setiap akan bertarung, saya maksimalkan dua bulan untuk persia-pan,’’ tambahnya.

Khusus untuk pematangan teknik, petinju profesional yang sudah bertanding sebanyak 63 kali itu tidak ingin main-main. Maklum, kendati beda usia lawan sangat jauh, biasanya para boxer Jepang lebih diunggulkan dalam masalah teknik. Oleh sebab itu, beberapa strategi diklaim sudah disiapkan oleh Woronoya untuk menga-lahkan Taruto Moi. ‘’Kalau di usia muda, biasanya belum matang di pengalaman. Itu yang akan saya manfaatkan,’’ tandasnya.

Selain itu, pada latihan teknik, dirinya tetap disiplin. Seperti jenis pukulan, masih dilakukan jenis pu-kulan jab, straight, upper cut hing-ga hook. Mengenai pola makan, Wonoroya mengaku tetap men-gatur pola makan sehari-hari agar tidak terlalu mempengaruhi berat badan. ‘’Di pertandingan nanti, saya memancing emosi Ta-ruto Moi agar pukulannya tidak terfokus. Karena seorang petinju harus bisa menahan emosi dan harus fokus pada arah yang mau dipukul. Apalagi, tinju bukanlah perkelahian, tetapi olahraga untuk melatih emosional seseorang,’’ pungkasnya. (bc/dik)

Woronoya Bersiap Adu Jotos ke Jepang

DOKUMEN MEDIA ASPIRASI

WONOROYA bersama pembina Pertina Pacitan HM Fatho-ny. Dia mematok kemenangan pada laga di Jepang.

MEDIA ASPIRASI/ISTIMEWA

5 Besar Hasil Poling SementaraSartono(Partai Demokrat)37, 31 %

Heri Achmadi(PDI Perjuangan)14, 93 %

Edie Baskoro. Y(Partai Demokrat)29,85 %

Drg. Hj. Yayuk S. R(Partai NasDem)10, 45 %

Ibnu Multazam(PKB)7, 46 %

Dapatkan hadiah pulsa Rp 20 Ribu, masing-masing untuk dua orang pemenang, yang akan diundi setiap minggunya. Pemenang mingguan, akan diumumkan se-tiap penerbitan Media Aspirasi. Dan seluruh pengirim SMS, akan diikutkan pada undian utama di minggu pertama April 2014, untuk mendapatkan hadiah T-shirt dan sejumlah Merchandise menarik.

Ayo… Buruan SMS sebanyak-banyaknya..Tetapkan pilihan, dan rebut kesempatan menangnya.Info selengkapnya, hubungi kantor redaksi Media Aspirasi di Jalan Kalimantan

127 Ponorogo, atau telepon di 0352-489219.

*) Poling ini digelar sepenuhnya oleh Redaksi Media Aspirasi, medio awal Maret hingga April 2014.

TRENGGALEK, Media Aspirasi -Mantan Bupati Trenggalek, HM Soe-harto diperiksa Kejaksaan Negeri se-tempat terkait kasus dugaan korupsi proyek PDAM senilai 750 juta tahun 2007, Rabu (26/02).

Mantan Bupati Trenggalek periode 2005-2010 ini, diperiksa selama sekitar tiga jam dan mendapatkan sedikitnya enam pertanyaan dari jaksa penyi-dik seksi pidana khusus (Jampidsus) . "Belum banyak yang bisa digali karena tersangka mengeluh sakit vertigo dan gula darahnya naik. Tadi sudah sampai ada enam pertanyaan," kata Kasi Pid-sus Kejari Trenggalek, I Wayan Sutar-jana.

Ia menambahkan pihaknya akan memanggil kembali tersangka guna dilakukan pemeriksaan lanjutan. "Yang jelas, kami akan panggil lagi

dalam waktyu dekat ini, karena pemer-iksaan belum selesai. Kita lihat saja nanti," ujarnya. Mantan Bupati Treng-

galek HM Soeharto ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan proyek pembukaan jalan pipa PDAM di ka-wasan mata air Bayong di Kecamatan Bendungan. Proyek yang dibiayai dana penyertaan modal Pemkab Trenggalek tersebut diduga menyalahi aturan, karena dikerjakan tanpa melalui ten-der.

Selain itu, nilai proyek baru diten-tukan setelah pekerjaan selesai. Ber-dasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jatim, proyek PDAM Trenggalek itu menyebabkan kerugian negara sebe-sar Rp450 juta. Kerugian itu muncul karena terjadi selisih antara volume pekerjaan dengan anggaran yang di-kucurkan. Selain Soeharto, kasus terse-but juga menjerat bekas direktur PDAM Trenggalek Sup dan dua kontraktor

pelaksana proyek yang sebelumnya juga telah dijadikan tersangka.

Kejaksaan TerpaksaTunjuk PenasehatHukum Mantan Bupati

Kejaksaan Negeri (Kejari) Treng-galek, Jawa Timur, terpaksa menun-juk seorang penasehat hukum untuk mendampingi mantan Bupati Treng-galek, HM Soeharto, karena tersangka korupsi proyek PDAM tahun 2007 itu menolak menggunakan jasa penga-cara.

Kasi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Trenggalek, I Wayan Sutar-jana, Rabu (26/2) mengatakan, sesuai ketentuan KUHAP, setiap tersangka

korupsi harus didampingi oleh penas-ehat hukum dalam menjalani proses pemeriksaan. Biaya jasa penasehat hukum akan ditanggung oleh negara, meski secara profesional pengacara yang ditunjuk bekerja untuk tersangka.

Kejaksaan menunjuk Patoyo untuk mendampingi Pak Harto. Penunjuk-kan Patoyo oleh kejaksaan dilakukan karena pengacara asal Kecamatan Dongko ini dikenal dekat dengan Soe-harto semasa masih menjabat sebagai bupati. "Saya tadi dipanggil pihak ke-jaksaan untuk mendampingi Pak Har-to, kalau terkait dengan pemeriksaan ini masih di tunda dulu, karena bapak sakit," kata Pengacara Soeharto, Patoyo.

Namun, tidak ada penjelasan resmi dari Soeharto terkait keengganannya menggunakan jasa pengacara sendiri. Mantan Bupati Trenggalek periode

2005-2010 menjadi tersangka dugaan korupsi proyek PDAM di kawasan mata air Bayong di Kecamatan Bend-ungan. Proyek yang dibiayai dana penyertaan modal Pemkab Treng-galek tersebut diduga menyalahi aturan, karena dilakukan tanpa me-lalui tender. Selain nilai proyek baru ditentukan setelah pekerjaan selesai.

Sementara itu sesuai dengan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Timur, proyek PDAM tersebut me-nyebabkan kerugian negera Rp450 juta. Kerugian itu muncul karena terjadi selisih antara volume peker-jaan dengan anggaran yang dikucur-kan. Selain Soeharto, kasus tersebut juga menjerat, bekas direktur PDAM Trenggalek, Sup dan dua kontrak-tor pelaksana.(bt/ant/so)

DIPERIKSA, MANTAN BUPATI MENGAKU SAKIT

PONOROGO, Media Aspirasi – Uni-versitas Merdeka (Unmer) Ponorogo me-miliki empati tinggi dengan banyaknya korban dampak meletusnya Gunung Kelud. Hal itu setidaknya ditunjukkan kampus yang dikomandoi oleh H. Moch. Amin, SH itu dalam pelaksanaan kuliah kerja nyata (KKN). Dimana, KKN tahun 2013/2014 ini bertema “Bantuan Kema-nusiaan Peduli Gunung Kelud”. Selain mengadakan kegiatan pengabdian ke-pada masyarakat, mahasiswa juga bakal melakukan baksos peduli Gunung Kelud.

“Ini bukti bahwa eksistensi Unmer

Ponorogo dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Baksos terhadap korban Gunung Kelud sebagai bentuk kepedu-lian kami, walau sedikit namun sangat bermakna,” terang H. Moch. Amin, SH, MH saatsambutan pembukaan KKN 2013/2014, Minggu (2/3) kemarin.

Menurut Rektor, pihaknya memberi-kan kebijakan berbeda dalam pelaksa-naan KKN tahun ini. Setelah tahun 2013 lalu suskes menggelar KKN di kecamatan Jambon, maka tahun ini di pusatkan di Kampus.

Hal ini, kata H. Moch Amin, lantaran

kampusnya mempertimbangkan ber-bagai hal. Pertama, berkaitan dengan pemilu legislatif yang tinggal 39 hari lagi, maka pihak kampus tidak mungkin menerjunkan 300 mahasiswa di sejumlah desa. “Berkaitan dengan dilaksanakannya agenda nasional Pileg, kami mengambil langkah bijak, karena apabila terjunkan 300 mahasiswa dilokasi dengan masing-masingkegiatan yang diprogramkan, tentu sedikit banyak menyita perhatian, makanya tahun ini kami pusatkan di kam-pus,” ungkapnya.

Disisi lain, kampusnya saat ini membu-tuhkan sentuhan bersamaan menghadapi akreditasi institusi perguruan tinggi. “Keb-etulan kampus masih memerlukan sentu-han. Disamping itu menghadapi akreditasi institusi PT. Mau tidak mau semua civitas

akademika termasuk mahasiswa bersama-sama mensukseskannya,” tegasnya.

Selama kegiatan KKN ini, selain peduli korban gunung Kelud, mahasiswa bakal melakukan program per fakultas baik fisik dan non fisik. Selain itu mereka juga mengi-kuti kegiatan bedah buku SBY oleh Rektor Unmer, Kuliah Kewirausahaan oleh Wakil Bupati Ponorogo, Senam Caesar dilanjut-kan Donor Darah, sepeda santai dan peng-hijauan di Sukun.

Sementara itu, KKN Unmer Ponorogo tahun 2013/2014 ini bakal berlangsung selama satu bulan penuh mulai tanggal 2 sampai 30 Maret. KKN ini diikuti oleh 301 mahasiswa yang terdiri dari Fakultas Hukum 103 mahasiswa, FISIP 81, Fakultas Pertanian 17, dan Fakultas Ekonomi 130 mahasiswa. (adv/ari)

KKN Universitas Merdeka Ponorogo 2013/2014

Bantuan Kemanusiaan Peduli Gunung Kelud

TRENGGALEK, ,Media Aspirasi -Warga dua desa dan dua kecamatan di Trenggalek, Jawa Timur, terpaksa mele-wati jembatan yang telah patah untuk melakukan aktifitas sehari-hari karena tak kunjung diperbaiki. Kondisi Jembatan Nglingis di Keecamatan Tugu, Trenggalek, Jawa Timur, ba-gian tengahnya patah dan amblas ke bawah. Selain itu salah satu tiang penyangga jembatan juga mengalami retak-re-tak, sedangkan penyangga lainnya telah menggantung.

Meski sangat membahayakan, namun warga Desa Nglinggis dan Desa Duren serta sebagian warga Ke-camatan Pule nekat menggunakan jembatan ini untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena jembatan ini meru-patkan akses satu-satunya akses transportasi. Tidak hanya pejalan kaki dan pengendara sepeda motor yang menggu-nakan infrastruktur rusak ini, sejumlah truk dan mobil bak juga nekat melintasi jembatan yang rusak sejak tahun 2012 tersebut.

Warga mengaku terpaksa memanfaatkan jembatan itu karena pemerintah setempat tidak kunjung memperbaikinya setelah rusak akibat diterjang banjir bandang dua tahun lalu.b Warga berharap pemerintah segera turun tangan karena jembatan tersebut merupakan akses satu-satunya untuk menuju Desa Nglinggis, Desa Duren, maupun Kecamatan Pule.(mtvn/bt/so)

Warga Nekat Seberangi Jembatan Patah

TRENGGALEK, Media Aspiprasi - Ardian Permadi (9), bocah asal Desa Kerjo RT 01 RW 02 Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur tewas tersedot air kolam renang utama water park yang berada di jalan Mayjen Sungkono no 78, Trenggalek, Minggu (02/03).

Peristiwa kecelakaan ini terjadi sekitar pukul 10.30. Siswa kelas IV SD ini diduga tersedot oleh air pembuan-gan yang berada dikolam renang utama waterpark.

Diduga kuat peristiwa ini terjadi karena kelalaian dari pihak pemilik perusahaan yang kurang memperhitung-kan aspek kenyamanan dan keselamatan bagi pengun-jung terutama anak-anak usia belasan tahun.

Sementara pihak pengelola management utama wa-terpark Feri ketika hendak dikonfirmasi seolah tak ingin dikonfirmasi. ”Nanti dulu," ucapnya.

Saat ini, peristiwa kecelakaan ini sedang ditangani oleh kepolisian setempat guna dilakukan penyelidikan.(bt/so)

Utama Water ParkMemakan Korban

KONDISI Jembatan Nglingis di Keecamatan Tugu

UTAMA Water Park, yang telah memakan korban tewas akibatv tersedot air.

TRENGGALEK, Media As-pirasi - Terancam tanah long-sor empat rumah warga di Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dibongkar. "Empat rumah yang terancam itu milik Pak Ikhwan, Pak Muntholib, Pak Jio dan almarhum Pak Mukidi," kata Agus Muslih, salah satu warga setempat, Selasa (26/2).

Agus Muslih menjelaskan, ke empat rumah tersebut ter-ancam amblas karena tebing sungai yang ada di dekat perkampungan terus men-galami longsor. Kata dia tera-khir terjadi Senin malam (24/2), dengan panjang tanah yang ambrol mencapai lebih dari 200 meter. "Terjadi hujan ter-us-menerus, hingga akhirnya terjadi longsor sekali kemu-dian terjadi lagi hingga tiga kali berturut-turut. Jadi kami dari warga langsung mengevakuasi barang barang yang ada di dalam rumah ini, saya juga telepon kepada BPBD, untuk mematikan aliran istrik yang ke sini," kata Agus Muslih.

Agus menambahkan, tanah longsor di wilayahnya terjadi secara beruntun sejak tahun 2007 yang lalu. Hingga saat ini tercatat enam rumah, satu masjid dan dua ruang kelas telah amblas terbawa tanah longsor. Meski demikian, hing-ga kini pemerintah daerah be-lum melakukan langkah konkrit terkait bencana tanah longsor tersebut.(kbr/bt/so)

Terancam Longsor,Empat Rumah Dibongkar

LONGSOR, di Desa Nglinggis yang mengkhawatirkan warga sekitar.

MEDIA ASPIRASI/ISTIMEWA

MEDIA ASPIRASI/ISTIMEWA

INFRA STRUTUR

LINTAS

MEDIA ASPIRASI/ISTIMEWA

MANTAN BUPATI Treng-galek, HM Soeharto

Dra. MARDIANA INDRASWATI(PAN)5, 43 %

MEDIA ASPIRASI/ISTIMEWA

Page 6: Media Aspirasi

PURBAKALA

SAMBUNGAN 11Lulus K2... SAMBUNGAN

DARI HALAMAN 1

Kejari Bakal... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1

SBY Berhasil... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1

1 Tahun... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1

Tak Ada Biaya... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1

Diduga Selingkuh... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1

Kapolres Ancam... SAMBUNGAN DARI HALAMAN 1

EDISI 505 - 11 MARET I TAHUN 2014

DOKUMEN MEDIA ASPIRASI

PONOROGO10 EDISI 505 - 11 MARET I TAHUN 2014Media ASPIRASI

PONOROGO, Media Aspirasi – Mes-ki hanya didukung anggaran yang ter-batas, Polres Ponorogo mengaku siap all out mengamankan dua egenda besar pesta demokrasi, yakni pemilihan legis-latif (pileg) dan pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres). Korp baju coklat ini tetap menurunkan personilnya se-cara maksimal untuk menciptakan iyang aman dan kondusif.

“Walau hanya didukung anggaran yang terbatas, tetapi kekuatan personil akan kami maksimalkan,” terang Ka-polres Ponorogo AKBP Iwan Kurniawan saat gladi lapang dan peragaan sispam-kota, Kamis (27/2) hari ini.

Mantan Kapoleres Mojokerto ini men-gatakan, anggaran yang disiapkan pada pilgub kemarin Rp 1,7 milyar pada tahun

anggaran 2013 untuk satu agenda. Se-dang pada tahun 2014 ada dua agenda yaitu Pileg dan Pilpres dana yang dialo-kasikan hanya Rp 2,9 milyar. “Sebena-rnya sih gak cukup, tapi ya diusahakan pengaman maksimal,” kata kapolres.

Komitmen itu ditunjukkan Polres dengan menerjunkan 750 personil demi mengamankan 2064 TPS se Ponorogo. Pa-dahal, dengan anggaran segitu hanya cu-kup untuk 330 personil saja. “Sebenarnya Pileg dan Pilpres hanya dilibatkan 330 per-sonil saja karena keterbatasan anggaran yang ada, namun demi keamanan pelak-sanaan pemilu kami menerjunkan hampir 750 personil,” imbuhnya.

Iwan, sapaan akrabnya, sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan minim-nya anggaran pengamanan dua agenda

pemilu tersebut. ”Walau tidak sesuai harapan tetapi bagaimana pun juga hal itu tidak jadi argumentasi terhalangnya tercipta keamanan dan ketertiban,” te-gasnya.

Dengan kondisi ini, Kapolres ber-harap dukungan keamanan dari instansi terkait seperti Linmas meskipun saat ini belum ada kejelasan. Disamping itu, pi-haknya juga menginstruksikan Babink-antibmas di tiap desa untuk melakukan kegiatan pre-entif dan prefentif dengan mengadakan penyuluhan dan pemaha-man kepada masyarakat. “Kami ajak un-tuk bersama-sama menjaga keamanan,” sebutnya.

Dalam acara yang digelar di Alon-alon Ponorogo ini, anggota Polres Ponorogo memperagakan system keamanan kota

(sispamkota) saat pelaksanaan Pileg 9 April 2014. Dalam kesempatan itu di-lakukan simulasi bagaimana Polri dan instansi mengamankan situasi yang ada di Ponorogo. Baik masih dalam kondisi aman, rawan maupun sudah mencapai gawat darurat. Petugas tampak sigap mengamankan setiap tahapan pileg maupun pilpres 2014 mendatang.

Simpamkota ini, kata Kapolres, diban-gun bekerjasama dengan beberapa in-stansi, mulai dari TNI, satpol PP maupun BPBD Ponorogo. Sispamkota ini pun sudah tertuang dalam SOP naskah yang ditandatangani langsung oleh Kapolres, Dandim dan Bupati Ponorogo. “Kami bersinergi membantu keamanan apabila situasi kondisi sudah dikategorikan ga-wat darurat,” pungkasnya. (ari/so)

Anggaran Pengamanan Pemilu Minim, Polres Terapkan Sispamkota

SIMULASI pengamanan pemilu yang dilakukan oleh Polres Ponorogo di Alun-alun.

PONOROGO, Media Aspira-si – Kondisi insfrastruktur jalan wilayah perbatasan di Ponorogo sangat memprihatinkan. Sebagai wilayah yang menjadi perwajahan Bumi Reyog dimata kabupaten sekitar, wilayah perbatasan hancur dibiarkan. Jalan aspal mengelu-pas, penuh lubang menganga, dan dipenuhi lumpur sudah siap menyambut warga kabupaten lain ketika memasuki Ponorogo.

Hal ini seperti terlihat pada ja-lan perbatasan tepatnya di desa Pohijo, kecamatan Sampung, Ponorogo. Puluhan kilometer ja-lan di Pohijo rusak parah. Nyaris ti-dak ada aspal yang utuh, semuan-ya hancur berantakan. Kondisi ini diperparah adanya lumpur yang memenuhi jalan. Selain becek,

lumpur membuat jalan kian sult dilewati. Padahal jalan perbatasan ini sangat ramai di lewati peng-endara, baiak warga sekitar mau-pun warga perbatasan.

Rusaknya jalan ini pun diper-parah dengan tingginya mobilitas truk pengangut material. Berat-nya tonase membuat jalan makin rusak. Kondisi ini pun nyatanya tidak mendapatkan perhatian pemerintah kabupaten Ponorogo. Puluhan tahun warga perbatasan ‘menikmati’ jalan rusak.

Kondisi ini pun mendapat so-rotan dari Sugijanto tokoh warga setempat. Pihaknya mengaku pri-hatin dengan sikap pemkab yang terkesan tutup mata membiarkan jalan perbatasan hancur. Ia men-gaku iri dengan jalanan di kota

yang tidak pernah sepi dari per-baikan.

“Pohijo itu sebelah utara ber-batasan dengan Sayutan, Pa-rang Magetan. Sedangkan se-belah barat berbatasan dengan Pohpelem Wonogiri. Namun kondisi wilayah perbasatan mem-prihatinkan. Berulang kali kami ke dinas PU namun belum ada tinda-kan berarti,” ungkap Sugijanto.

Dia pun sempat mendapat-kan informasi bahwa sebenarnya kerusakan jalan di Pohijo ini ter-parah nomor satu di Ponorogo. “Perlu diketahui kondisi perba-tasan di Pohijo ini setelah disurvei DPU nomor satu di Ponorogo ter-buruk. Pemkab tidak boleh pilih kasih, jangan hanya bangun jalan di kota saja,” pungkasnya. (ari/so)

JALAN PERBATASAN MEMPRIHATINKAN

JALAN perbatasan di Ponorogo tepatnya di Desa Pohijo Sampung rusak parah beda de-

ngan perkotaan.

MEDIA ASPIRASI/ARI

MEDIA ASPIRASI/ARI

PONOROGO, Media Aspirasi - Lebih dari dua minggu, harga cabe rawit masih tinggi. Harga per kilo cabe rawit kini mencapai Rp 60 ribu per kilogram. Harga itu sedikit turun, sebab sebelumnya sempat mencapai RP 80 Ribu perkilogram. Padahal biasanya dijual hanya Rp 15 ribu per kilogramnya.

Salah seorang pedagang di Pasar Legi Songgolangit Ponorogo mengatakan, harga cabe rawit meski turun namun harganya ma-sih tergolong tinggi. Bahkan, pasca meletus-nya Gunung Kelud harganya sempat menca-pai Rp 80 ribu per kilogram. “Sekarang turun menjadi Rp 60 Ribu, sebelumnya sempat mencapai Rp 80 Ribu perkilogram, “ ungkap Indarwati salah seorang pedagang, Senin (03/03).

Menurutnya, masih tingginya harga cabe diduga karena hasil panen cabe dari petani sedikit. Itu lantaran cuaca yang tidak menen-tu membuat banyak cabe rawit yang busuk. “Dari petani sudah naik. Harganya mahal,” terangnya kepada Media Aspirasi. Beruntung, kata dia, pasokan cabe ke kiosnya masih tetap normal, yakni sekitar 30 kilogram per hari.

Menyikapi mahalnya harga cabe ini, warga pilih membeli cabe kering agar dapur bisa tetap mengepul. Cabe kering atau yang biasa disebut ‘lombok karak’ itu sudah disiapkan warga sebagai jaga-jaga ketika harga cabe melambung. Meski rasanya sedikit beda, namun rasa pedasnya masih terasa. “Kami sebelumnya sudah membuat Lombok Karak, jadi ketika pas naik tidak bingung,” aku Anis Suparmi warga Dukung Boto, Gelanglor, Su-korejo.

Sementara itu sejumlah warung makan di Ponorogo pun dibuat pusing dengan melam-bungnya harga cabe ini. Dewi pemilik warung di Jalan Soekarno Hatta mengaku bingung mensiasati naiknya sayuran pembuat rasa pedas tersebut. Ia mengaku kewalahan den-gan kenaikan tersebut. Meski begitu dia tak berani menaikkan sedikit pun harga akibat kenaikan itu. “Ya repot, kalau mau dinaikkan takut pelanggan lari, kalau tidak dinaikkan rugi. Akhirnya porsi cabe saya kurangi. Saya pilih jual sayur ketimbang ngasih sambal,” akunya. (ari/so)

Cabe Melambung, Warga Pilih ‘Lombok Karak’

LOMBOK karak digunakan warga saat harga cabe melam-bung.

Tiga Rumah Tertimpa Pohon

PONOROGO, Media Aspirasi – Hujan deras disertai angin kencang melanda Desa Ngumpul, Kecamatan Balong, Jum’at Siang (28/2) lalu. Akibat kejadian ini puluhan po-hon bertumbangan dan menimpa sejumlah rumah warga. Didamping itu, warga desa setempat ketakutan untuk keluar rumah kha-watir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Setidaknya ada tiga rumahyang rusak aki-bat tertimpa pohon saat terjangan angin ken-cang tersebut. Meski tidak terjadi korban jiwa namun kerugian material mencapai jutaan rupiah. Musibah itu dirasakan salah satunya oleh Slamet (40) warga Dusun Wotan, Desa Ngumpul. Rumahnya mengalami kerusakan dibagian atap sebelah kiri karena tertimpa Pohon Randu. Pohon itu tiba-tiba ambruk dan menimpa samping kiri rumahnya. Dari kejadian tersebut Slamet harus menanggung kerugian senilai 500 ribu.

Selain rumah Slamet, rumah milik Pa-sir (43) warga Dusun Wotan juga rusak ba-gian atap teras dapur serta antena Parabola yang berada diatas atap. Rusaknya rumah Pasir karena tertimpa Pohon Jati di samping rumahnya itu. Akibat musibah ini Slamet haa-rus menanggung kerugian sekitar 900 ribu.

Hal serupa juga menimpa rumah mi-lik Tukijo (65) warga RT 2 RW 3, Dusun Bandung, Desa Ngumpul. kecamatan Ba-long. Atap rumahnya juga rusak karena di singkap oleh angin kencang. Gentingnya berhamburan dan banyak pecah sehingga klerugian sekitar 300 ribu.

Kasubag Humas Polres, AKP. Imam Khamdani membenarkan adanya kejadian hujan deras di sertai angin kencang terse-but. Meski kejadian itu langsung dilapor-kan sebagai bencana kepada Pemkab Ponorogo. “Meskipun kerusakan ringan itu termasuk bencana dan petugas sudah mel-aporkan kejadian ini ke Pemkab Ponorogo,” pungkasnya. (ari/so)

Sebelas Arca Purbakala di EvakuasiHilangnya Arca Jadi Perhatian Wamendikbud

PONOROGO, Media Aspirasi – Hilangnya 10 arca dan fragmen penemuan abad 13 pada zaman Majapahit milik pemerintah Kabupaten Ponorogo, menjadi perha-tian Kementrian Kebudayaan RI. Dengan diutusnya tim peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta dan Balai Pelesa-tarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan untuk melakukan pengecekan.

Paska pengecekan akhirnya pada, Selasa (04/03) Di-nas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olarhraga (Dis-budparpora) Kabupaten Ponorogo melakukan evakuasi sejumlah patung yang tersisa dari depan pendopo untuk disimpan dikantor Dinas pariwisata dengan pengawalan Nugroho Harjolukito, Arkelog dari BPCB Trowulan.

“Sisa ini diselamatkan agar tidak hilang lagi, mengingat nilai budayannya yang cukup tinggi, sangat disayangkan kalau hilang lagi,”jelas Nugroho Harjolukito.

Jumlah arca yang di evakuasi berjumlah 11 buah, antara lain berbentuk replika lumbung 6 buah, patung 3 buah dan replika candi 2 buah. Sisa patung yang belum dievakuasi dan masih berada didepan pendopo kabupaten antara lain patung Shiwa,Patung Ganesha,Patung dewa Brahma.

Evakuasi selain dilakukan untuk kepentingan penga-manan dari penjarah, sebab di lingkungan pendopo kabu-paten tidak ada satker yang mempunyai wewenang ber-tanggungjawab atas arca ini. Hal lain, demi kepentingan cagar budaya agar arca tidak cepat rusak. Penempatan arca pada alam terbuka tanpa perlindungan mampu meru-sak arca.

“Panas dan hujan akan memunculkan penyakit pada batu, sehingga untuk penanganannya dilakukan oleh ba-gian konservasi,”jelasnya.

Kedati bukan sekelas musium namun arca seharusnya disimpan di tempat yang ada naungannya. Sehingga ketika terjaga keberadaannya maka bisa untuk bahan belajar se-jarah generasi muda. Ada kearifan lokal yang terkandung dalam sejarah arca dan benda purbakala lainnya. Seperti replika lumbung menggambarkan bagaimana kemajuan pertanian pada abad 13 zaman Majapahit.

Siswanto, kepala Badan Arkeologi Yogyakarta ketika meninjau kondisi arca purbakala di Ponorogo pada Kamis (27/2) karena dihubungi langsung oleh Wamendikbud sem-pat menyayangkan minimnya perhatian Pemkab Ponorogo atas berbagai benda purbakala yang ada di lingkungan pendopo. Selain tidak ada papan informasi, di lokasi juga ti-dak ada pagar yang bisa membatasi akses warga ke benda tersebut. benda-benda tersebut terlalu terbuka dan sangat rentan untuk rusak akibat sering dipegang dan memberi ru-ang bebas bagi para penjarah.

“Yang tidak kalah memprihatinkan, arca yang masih ada saat ini justru dicat warna perak. Ini sangat berbahaya. Bisa merusak batunya,” katanya.

Ditambahaknaya,”bagi kolektor mungkin ini sangat be-sar nilai rupiahnya, namun untuk bagi kita, ini tidak bisa dinilai dengan rupiah,”tegas Siswanto.

Sementara dikonfirmasi terpisah, Bupati Amin mengaku belum mengetahui kabar hilangnya sejumlah tinggalan pur-bakala dilingkungan kerjanya, alasanya belum mendapat-kan laporan dari dinas terkait .

“Lho arca apa ? Di sebelah mana? Kalau hilang ya di-cari lah. Saya belum tahu. Disbudparpora juga belum lapor. Kok saya belum tahu ya.Nanti kita chek,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya ada 25 arca penemuan abad 13 zaman Majapahid yang dimiliki pemerintah Kabupaten Ponorogo. Namun dari jumlah tersebut 10 diantarannya diketahui hilang. Padahal nilai benda purbakala tersebut sangat tinggi. Untuk itu Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan mencoba melakukan pelacakan atas hilangnya arca tersebut. (wid/so)

PETUGAS mengevakuasi sejumlah arca mengantisipasi

maraknya pencurian benda purbakala tersebut.

“Kalau itu benar saya yakin tidak lolos. Kalau itu benar mesti tidak jadi,” tegas Sekda Agus Pramono kepada Media Aspira-si, Rabu (26/2) kemarin.

Bahkan pejabat asal Madiun ini mengungkapkan, peserta yang lulus dalam pengumu-man K2 ini tidak menjadi jami-nan bisa menjadi PNS. Sebab, masih harus mengikuti pem-berkasan yang dihandel lang-sung oleh pemkab Ponorogo. Artinya, jika tidak memenuhi syarat yang ditentukan maka otomatis bakal tidak jadi. “Setelah pengumuman belum tentu menjamin 100 persen menjadi pegawai negeri, masih ada tahapan yang dilalui, yakni pemberkasan. Bila terbukti ti-dak memenuhi syarat, otomatis tidak jadi,” tegasnya.

Pihaknya pun berjanji akan memanggil dinas instansi ter-kait untuk menjelaskan secara gamblang permasalahan ini. Lantaran, persoalan ini jelas akan mempengaruhi keper-cayaan masyarakat terhadap Pemkab. Sekda pun tidak mau disalahkan dengan tudingan gagalnya uji public yang dige-lar beberapa bulan lalu. “Saat tahapan uji public sudah di-lakukan, tetapi tidak ada per-soalan ini, namun jika informasi ini benar saya yakin tidak lolos, Kalau memang rekayasa pasti ada tindakan. Dinas terkait akan kami panggil,” tegasnya.

Seperti diketahui, proses tes CPNS dari jalur tenaga honorer kategori 2 (K-2) di Ponorogo semakin terkuak kejanggalan-nya. Tudiangan bahwa OP, salah seorang peserta lulus tes yang tercatat sebagai salah seorang pelajar benar adanya. Pada 2005 OP tercatat sebagai siswi SMAN 1 Ponorogo. Pen-elusuran Media Aspirasi, OP tercatat di buku induk SMAN 1 Ponorogo dan baru dinyatakan lulus 30 Juni 2005. Sedangkan pendaftaran terakhir tenaga honorer K-2 tanggal 3 Janu-

ari 2005. Saat itu perempuan kelahiran 1 Oktober 1986 itu masih bersiap mengikuti ujian nasional yang diselenggarakan 5 April 2005. Sehingga, dengan status pelajar yang bersangku-tan sudah didaftarkan dan ter-catat sebagai tenaga honorer K-2. Nama OP terpampang di daftar kelulusan tes CPNS 10 Februari 2014 lalu.

Pemkab Ponorogo Dim-inta Transparansi K2

Filter Terakhir Pember-kasan, Bisa Gagal

Terkait dengan adanya ke-janggalan dan indikasi banyak rekayasa dalam daftar pega-wai honorer kategori 2 (K2) yang lolos seleksi tulis mem-buat gerah anggota DPRD Ponorogo. Banyaknya temuan lapangan terkait semrawutnya K2 dan juga penipuan yang dilakukan banyak okmum pejabat yang meminta uang menunjukkan tidak transpar-annya proses verifikasi hingga pembuatan daftar pegawai honorer kategori 2 (K2) di Ka-bupaten Ponorogo.

Sutyas ,menyatakan mun-culnya kasus oknum honorer K2 berinisial OPP yang lolos uji publik tapi ternyata ma-sih SMA saat menerima SK merupakan bukti nyata sikap tidak transparan dari ekse-kutif. Apalagi informasi yang berkembang menyebutkan, OPP menggunakan SK pen-gangkatan yang ditandatan-gani ayahnya sendiri yang merupakan pejabat UPT Dinas Pendidikan di salah satu keca-matan di Ponorogo.

“Yang begitu saja tidak ter-baca berarti tidak transparan mulai verifikasi hingga uji pub-liknya. Apalagi selama ini war-ga tidak pernah diterangkan soal aturan dari Menpan agar seseorang masuk dalam daftar honorer K2. Jadi kalau ditemu-kan kasusu seperti sekarang ini mereka harus bertanggung

jawab,” tegas anggota DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan Sutyas Hadi, kemarin.

Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekda-kab) Ponorogo Agus Pramono kembali menyebutkan pem-berkasan sebagai filter tera-khir atas dugaan SK rekayasa atau berkas manipulatif untuk peserta berinisial OPP. Agus juga menegaskan bahwa orang yang masuk daftar pengumu-man hasil test K2 yang di pam-pangkan terbuka itu belum 100 % dinyatakan diterima menjadi PNS. Masih ada proses selanjutnya yaitu pemberkasan.

“Pokoknya filter terakhir adalah pemberkasan. Kalau di tahap pemberkasan nanti tidak lolos pasti gagal (jadi CPNS),” katanya.

K 2 Janggal, Polisi Siap Tindak Lanjuti, Bupati Mengaku Belum Tahu

Sementara itu, Kapolres Ponorogo, AKBP Iwan Kurni-awan siap menindak lanjuti persoalan hukum di Kabupat-en Ponorogo, termasuk kasus kejanggalan daftar pegawai honorer kategori II (K2) se-lama ditemukan barang bukti. Untuk itu kepolisian berupaya mengumpulkan berbagai in-formasi terkait kecurangan dalam proses pelolosan salah satu pegawai honorer K2 yang diumumkan Pemkab setempat sepekan lalu.

“Kita sudah mengumpulkan berbagai informasi dari media massa dan sudah memerin-tahkan anak buah untuk tu-run. Semua jadi bahan untuk melakukan tindak lanjut,” jelas AKBP Iwan Kurniawan.

Ditanya soal perlunya lapo-ran dari pihak-pihak terkait, soal kemungkinan kecurangan atau manipulasi serta rekayasa berkas dan data,Iwan me-nyatakan, tidak memerlukan laporan. Baginya, asal ditemu-kan barang bukti sudah cukup

untuk penanganan lebih lan-jut.

“Tidak perlu (laporan), po-koknya ada bukti kami lang-sung tangani,” tegasnya lagi.

Sementara itu, Koordina-tor Institut Transparansi Bi-rokrasi dan Peradilan (ITBP) Suparno,SH menyatakan, selain adanya penanganan polisi, Pemkab Ponorogo ha-rus bertanggung jawab penuh dengan uji publik yang jadi ke-dok meloloskan oknum hon-orer K2 berinisial OPP yang jadi perhatian beberapa waktu terakhir. Menurutnya, uji pub-lik yang telah dilakukan patut dipertanyakan sebab terkesan ada hal yang disembunyikan.

“Data yang disajikan kurang lengkap. Itu artinya ada yang disembunyikan,” ungkapnya.

Suparno kembali menyebut uji publik atas daftar tenaga honorer K2 di Ponorogo ti-dak sah dan cacat hukum. Ini karena masih ada orang yang ternyata tidak layak masuk daftar, tapi lolos seleksi. Den-gan begitu, maka produk hu-kum yang menyertai lolosnya honorer K2 hingga proses seleksinya juga cacat hukum sehingga harus dibatalkan.

“Semua yang terlibat harus bertanggung jawab. Pembuat dokumen yang manipulatif, pemakai dokumen manipu-latif hingga yang meloloskan dalam daftar K2 bisa diseret ke penegak hukum,” tegasnya.

Berbeda dengan keduanya, Bupati Amin ketika dikon-firmasi hal tersebut men-gaku belum tahu dan belum mendapat laporan dari anak buahnya. Namun Amin mengi-yakan ketika ditanya karena Pemkab yang mengajukan pemberkasan ke Menpan be-rarti pemkab pula lah yang berhak membatalkan pember-kasan OPP tersebut.

“Ya seharusnya bisa be-gitu, nanti kita check ,”kata Bupati,Amin. (ari/wid/so)

Disamping itu juga sudah melakukan pemanggilan pada sejumlah saksi.

Namun untuk menentukan kapan akan dilakukan pening-katan tahapan ke penyelidikan masih diperlukan waktu lama.

“Waktunya masih pan-jang karena jumlah yang ha-rus kita mintai kerterangan banyak. Bila hal itu sudah se-lesai baru kita bisa menyim-pulkan ada tidaknya indikasi penyimpangan,”jelasnya.

Mengenai pemakaian label baju seragam yasinan yang di-duga dari dana bansos yang di-pasangi label partai dan nama caleg, Sucipto menyebut hal ini sebagai ranah dari para peny-elenggara pemilu.

“Bisa saja itu mendompleng bansos sebagai fasilitas negara.Tapi itu wewenang Panwaslu dan KPU. Kita soal keuangan-nya. Indikasi penyelewengan

negara ada, langsung kita tan-gani,” ujarnya.

Sucipto meminta seluruh masyarakat bisa mendukung upaya para penegak hukum dalam memberantas berbagai tindak korupsi maupun peny-elewengan uang negara yang lain. Masyarakat harus jujur apa-bila memberikan keterangan.

Jika proses pengusutan in-gin berjalan lebih cepat, Sucip-to minta agar masyarakat ikut mendukung upaya pihak pen-egak hukum dalam pemberan-tas korupsi di Ponorogo. Caran-ya , jika ditemukan barang bukti dan hal yang mencurigakan diharap segera melaporkan ke kejaksaan. Seperti, dugaan ad-anya upaya rekayasa dilapangan untuk menghilangkan barang bukti dan pengkondisian ket-erangan dilapangan.

“Kalau benar dilapangan terjadi upaya penghilangan

barang bukti dan pengkondi-sian keterangan maka hal itu malah bisa kita jerat secara hukum, berarti mereka itu berupaya menghalang-ha-langi proses penyidikan kasus korupsi,”tegasnya.

Diketahui, berdasarkan in-formasi yang dihimpun Media Aspirasi dilapangan di Desa Trisono, Purwosari dan Pol-orejo sudah ada upaya peng-kondisian dan penghilangan barang bukti dugaan peny-elewengan dana bansos dan hibah. AKBP.Iwan Kurniawan ,Kapolres Ponorogo me-nyatakan untuk kasus bansos dan hibah sudah menugaskan kasat reskrim untuk berkoor-dinasi dengan pihak kejaksaan. Hasilnya ternyata pihak ke-jaksaan sudah terlebih dahulu mempunyai barang bukti yang lebih lengkap.

“Dokumen kita sama den-

gan yang dipegang oleh kejak-saan jadi tidak kita limpahkan.Buat apa wong sana sudah punya ,”kata Kapolres ,Selasa (04/03).

Diberitakan sebelumnya , menyebutkan sejumlah warga telah melaporkan kejadian yang terindikasi penyelewen-gan dana bansos untuk tahun anggaran 2013 lalu. Besarnya mencapai puluhan juta rupiah. Modusnya adalah pembelan-jaan dana untuk seragam ke-lompok masyarakat tertentu namun didomplengi kepentin-gan politik yang akhirnya men-jadi alat peraga kampanye.

Warga pelapor menyebut-kan beberapa orang calon leg-islatif (Caleg) yang terlibat. Teru-tama para caleg incumbent yang kembali maju untuk berkompe-tisi pada 9 April sebagai caleg DPRD Kabupaten Ponorogo di periode keduanya. (wid/so)

“Satu hal yang harus kita ketahui bahwa rakyat ini cen-derung diam. Tidak selalu ekspresif. Itulah yang sering diistilahkan sebagai the silent majority. Sungguh demikian, rakyat juga ingat. Mereka juga merasakan dan tahu apa yang dilakukan oleh para pe-mimpinnya.”

“Kalau rakyat merasa tidak cocok dengan pemimpin dan merasa tidak memperoleh apa-apa dari sang pemimpin itu, maka mereka akan men-ghukum dengan caranya sendiri. Apa itu? Mereka tidak akan memilihnya lagi, jika pe-mimpin itu maju lagi dalam pemilihan umum, ataupun pemilihan bupati, gubernur dan juga presiden.”

Buku “SBY, Selalu Ada Pilihan”, dipersembahkan untuk pecinta demokrasi dan para pemimpin Indo-nesia mendatang. “Di saat-saat akhir pengabdian saya sebagai pemimpin di negeri ini, saya mengajak seluruh rakyat Indonesia, terutama para elite dan tokoh bangsa, untuk membuat politik dan demokrasi kita ini makin matang, makin berkeadaban, dan makin berkualitas,” be-gitu Quote Note di sampul berwarna putih itu.

Dalam buku tersebut, SBY merasa belum puas den-gan empat hal. Pertama ha-sil pemberantasan korupsi, meskipun gerakannya dewa-sa ini tergolong paling agresif dan paling serius dalam seja-rah Indonesia. Kedua, kinerja birokrasi. Ketiga, kerukunan dan toleransi antar masyara-kat yang berbeda identitas.

Keempat, ketersediaan infra-struktur.

Kepada para Presiden mendatang, SBY mengan-jurkan tidak perlu panik dan gentar menghadapi front yang luas. “Kompetitor Anda pasti akan banyak. Anda juga akan dikeroyok dan dihabisi. Begitulah hukum politik.”

SBY menganjurkan ke-pada para capres mendatang agar berhati-hati di dalam mendapatkan dan meng-gunakan dana kampanye.” Dapatkan dana itu dengan benar dan dari sumber-sum-ber yang benar, serta gu-nakan pula dan itu dengan benar. Sebagai capres sebai-knya Anda tidak menerima secara pribadi dana itu, tetapi memandatkan kepada tim sukses untuk mengelolanya. Tentu dengan akuntabilitas dan tertib administrasi yang baik dan benar.”

Menurut SBY, faktor capres memiliki 60 persen bagi se-buah kemenangan, 30 persen adalah efektivitas kampanye, 10 persen infrastruktur partai.

SBY mengingatkan bah-wa Presiden RI mendatang adalah pemenang pemilihan presiden, bukan bintang me-dia massa atau man of the year.

Dalam buku tersebut, SBY mengatakan, jika ada tokoh yang amat popular sekarang ini, tetapi kapabalitas yang bersangkutan belum cukup untuk memimpin, harus ada sesuatu yang dilakukan: Baik oleh tokoh yang bersang-kutan, maupun pihak-pihak yang mengusungnya menjadi calon presiden. “Jadi, kalau

hampir semua orang men-gatakan kemungkinan terpili-hnya lebih dari 90 persen, dan boleh dikata dia benar-benar tak terbendung (unstoppa-ble), maka lebih baik diper-siapkan saja.”

Menurut SBY, memper-siapkan kapabilitas tidak sama dengan melakukan pen-citraan habis-habisan. “Ka-lau tujuannya agar seorang kandidat menang, memang jalan terbaik yang bisa ditem-puh adalah pencitraan yang massif, sistematis, dan cer-das. Tetapi, kalau tujuannya setelah sang kandidat terpilih menjadi seorang presiden dan yang bersangkutan di-harapkan mampu dan sukses menjalankan tugas-tugasnya sebagai Kepala Negara dan ke-pala pemerintahan, maka isilah dan tingkatkan kemampuan-nya. Bukan sekedar pencitraan. Kemampuan seorang presiden tidak boleh artifisial.”

Dalam buku “SBY, Selalu Ada Pilihan”, SBY juga ber-cerita ketika mendaki Gu-nung Lawu (3,625 meter) pada 25 desember 1993. Sambil meneguk kopi panas dan rebusan mie instan, ia berbincang-bincang dengan adik iparnya Pramono Edhi Wibowo. “Edhi, kemarin den-gan sangat berat kita men-daki gunung ini dan alham-dulillah kita telah sampai ke puncaknya. Sekarang ini kita telah berada di puncak… mari kita rencanakan perjalanan untuk menuruni gunung ini.”

“Saya berasal dari keluarga yang pas-pasan. Dari lahir hingga usia 19 tahun, saya hidup dalam komunitas yang

relatif tertinggal di Pacitan. Desa tempat saya tinggal adalah perkampungan nelay-an, yang kehidupannya tidak menentu. Kalau ikan di lau-tan sedang sepi atau ketika ombak dan angin sedang ti-dak bersahabat, para nelayan kehilangan pekerjaan. Men-ganggur. Tidak punya peng-hasilan sehari-hari dan makan apa adanya.”

“Di malam yang hening saya sering bertafakur se-raya memohon petunjuk dan bimbingan kepada Allah swt. Ketika saya melakukan reflek-si itu, istri selalu mendampingi saya. Terkadang kami berdua menitikkan air mata. Saya jadi teringat ketika tiga tahun pertama diuji dengan sejum-lah bencana alam yang terjadi di negeri kita. Lepas dari ben-cana alam, datang lagi ujian yang lain, yaitu krisis ekonomi global. Belum lagi guncan-gan-guncangan politik yang menguras waktu dan energi yang setiap saat terjadi.”

“Saya menyadari hidup ini terkadang rapuh. Jiwa kita sering lemah. Namun, perjalanan hidup saya yang sarat dengan ujian dan co-baan memberikan banyak pelajaran yang amat berhar-ga. Salah satu di antaranya adalah ikhtiar dan kebersera-han diri kepada Sang Pencip-talah yang membuat hidup kita kuat, tegak, kokoh, dan tak mudah jatuh.

“Terimakasih Tuhan. Teri-makasih Indonesia.”

*) Penulis pernah menjadi wartawan,

sekarang wiraswatawan

Namun sebagai orang miskin, dengan banyak keter-batasan nyalinya menjadi ciut ketika pihak Kelurahan Kauman kurang merespon keinginan-nya agar mendapatkan ban-tuan pengobatan gratis dari pemerintah.

“Saya bingung harus bagaimana, saya sudah ke ke-lurahan minta petunjuk dan bantuan untuk mengurus cara mendapatkan bantuan dari pemerintah, tapi petu-gas malah bilang,“percuma

ngurus-ngurus nanti hasilnya malah gak nyucuk’’, “terang Sunarto pasrah.

Di tempat tidur yang ter-buat dari bambu dan hanya beralaskan tikar usang dengan diatasnya dibentangkan selem-bar kain jarik untuk menopang debu, Katemi hanya tidur di-tunggui kedua anaknya.

Sebetulnya dahulu mereka punya kartu Jamkesmas namun sekarang keluarga miskin ini ti-dak mempunyai kartu Jamkes-mas dan Jamkesda. Dengan

kondisi sekarang ini kondisi keluarga ini semakin sulit.Tidak saja untuk biaya pengobatan tapi juga biaya sehari-hari. Apalagi Sunarto anaknya hanya bekerja sebagai buruh tani.

Sunarto berharap kepada pemerintah agar keluarganya bisa lagi mendapatkan bantuan pemerintah terutama bisa pun-ya kartu jaminan kesehatan lagi sehingga bisa berobat lagi ke rumah sakit maupun Puskes-mas, agar kondisi sedikit lebih membaik.***

Karena sampai pukul 20.00 WIB atau Selasa malam, meski berjam-jam rupanya sang tamu belum juga kunjung pulang. Kontan saja aksi Setu ini me-nimbukan kecurigaan warga sekitar terlebih tetangga dekat-nya Listiani. Tanpa menunggu lama salah seorang warga melaporkan kejadian tersebut ke Suwarno selaku ketua RT setempat. Setelah menerima laporan warganya, Suwarno bersama para pemuda lang-sung menggerebek keduanya.

Dalam aksi penggerebekan tersebut sempat bersitegang, hal ini dipicu ketika Setu melon-tarkan pertanyaan balik kepada Suwarno dengan menanyakan domisili sebenarnya ketua RT ini. “Yang paling menjengkel-kan terhadap dia (Setu-red)

ketika Pak RT malah ditanya orang mana gitu, kan ini per-tanyaan kurang etis apalagi dia udah bertamu beberapa jam lamanya tanpa sepengetahuan ketua RT sini,” terang Budi Santoso tokoh pemuda desa setempat. Setelah didesak warga, Setu mengakui kalau dirinya mempunyai hubungan dengan Listiani. Bahkan sesuai janji Setu dalam tempo tiga hari kedepan terhitung waktu peng-gerebekan akan siap menikahi janda beranak dua ini.

Namun setelah ditunggu sesuai kesepakatan waktu ru-panya Setu tidak menampakan batang hidungnya. “Sampai hari ini dia belum juga datang sesuai janjinya, makanya kita bersama warga akan tuntut dia,” tegas Budi Santoso. Se-

dangkan sesuai pengakuan Setu sendiri saat dikonfirmasi secara singkat menjelaskan kalau toh dirinya tidak pernah berbuat negative yang sesuai isunya. Dan peristiwa yang ter-jadi dirumah Listiani tersebut hanya saja kebetulan mampir usai pijat dirumahnya Sulastri. Sementara Yulianto Kuspra-setyo Kepala Inspektorat Ka-bupaten Ngawi berjanji akan melakukan tindakan tegas apabila ada bukti yang men-guatkan.

“Kalau ada yang keberatan misalkan warga setempat silah-kan membuat surat yang diala-matkan ke Bupati Ngawi terlebih dahulu disertai bukti, nanti kalau toh kabar ini benar maka Inspe-ktorat akan memberikan sang-si,” jelasnya. (pr/so)

“Jangan diulang lagi ya, kalau diulang dan ketangkap lagi saya buka tutup muka ,” tegas Kapolres kepada para tersangka.

Hal itu ditegaskan Iwan saat menggelar rilis hasil operasi penindakan pelaku penyakit masyarakat (pekat) pada Jan-uari-Pebruari, Selasa(04/03) . Dari operasi selama dua bulan tersebut berhasil diungkap 31 kasus dengan 57 orang yang berhasil ditangkap. Mereka adalah Bandar, penombok dan pengecer.

Dalam rilisnya ke 57 orang yang ditangkap diperlihatkan kepada awak media beserta

sejumlah barang bukti berupa uang 8,4 juta, rekapan, telepon seluler.

“Kemarin tangkapan terbe-sar kita di Desa Golan, dan ini masih ada lagi tangkapan ke dua. Tampaknya belum kapok dan jera. Namun pembera-tasan tetap kita laksanakan target berikutnya para DPO bandar judi,”tegasnya.

Berdasarkan hasil tangka-pan 2 bulan terakhir jumlah kasus penyakit masyarakat mengalami tren kenaikan. Pas-alnya pada 2013 lalu jumlahn-ya mencapai 160 kasus, na-mun untuk 2 bulan ini sudah mencapai 31 kasus dengan

jumlah DPO 8 orang.Kendati kepolisian pada bu-

lan mendatang bakal disibuk-kan dengan penanganan pesta demokrasi pemilu legislatif (Pi-leg) dan pemilu presiden wakil presiden untuk penanganan kasus penyakit masyarakat tetap akan dilaksanakan. Bah-kan Polres kembali mengak-tifkan layanan online pengad-uan di 21 Polsek .

“Sebelumnya memang sempat kita tarik karena ban-yak masalah, namun sekarang sudah aktif kembali. Dan kita siap bergerak langsung saat itu juga begitu menerima laporan,” terang Kapolres. (wid/so)

Tak dipungkiri, bongkar pa-sang kru pun kami lakukan un-tuk mendapatkan formasi yang betul-betul solid.

Dari jerih payah dan segala upaya, selain mencari formasi yang pas, kami juga mengal-ami sejumlah hal manis. Mulai dari prestasi yang kami dapat-kan dengan menyabet juara di ajang lomba penulisan berita Polres Kota Madiun, hingga reporter kami berhasil me-nyuguhkan cerita mengenai Gunung Lawu di Magetan dan Gunung Kelud di Kediri. Ter-masuk perlahan tapi pasti, kami berupaya menambah oplah, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi Media Aspirasi di ka-langan pembaca, pada sejum-lah daerah di Eks Karesidenan Madiun.

Tak lupa, kami ucapkan terima kasih yang mendalam, atas atensi, kritik dan sanjun-gan yang membangun. Masu-kan dari pembaca, terus kami tampung untuk membenahi Media Aspirasi lebih baik lagi. Semoga, kami bisa terus men-jadi penyuguh informasi, yang benar-benar selangkah lebih dekat. Karena menjaga kuali-tas, menjadi semangat kami untuk berbenah lebih baik,

bagi Anda semua, pembaca Media Aspirasi. Salam!

*) adalah Pemimpin Reda-ksi Media Aspirasi

Sartono Beri ApresiasiPADA puncak peringatan

ulang tahun pertama Koran Umum Media Aspirasi, Min-ggu (2/3) kemarin, kedatangan tamu istimewa. Dia adalah Sar-tono Hutomo, ketua DPP Partai Demokrat, yang sejak awal me-mang getol mendukung eksis-tensi media lokal seperti Media Aspirasi ini. Pria asal Pacitan yang juga caleg DPR-RI Dapil VII Jatim nomor urut 2 dari Partai Demokrat ini mengaku mengapresiasi dengan kehadi-ran Media Aspirasi di kalangan masyarakat Dapil VII dan seki-tarnya.

‘’Saya berharap, Media As-pirasi bisa besar. Mungkin ti-dak hanya pada lingkup Dapil VII dan sekitarnya, tapi bisa sampai merambah Jawa Timur atau nasional,’’ terang Sartono.

Menurutnya, sebuah kepas-tian jika informasi dari daerah yang selama ini disuguhkan Media Aspirasi, menjadi kebu-tuhan utama bagi kalangan di pemerintah provinsi maupun pusat. Itulah sebabnya, Sar-

tono menaruh harapan besar, supaya Media Aspirasi bisa terus berbenah lebih baik dan semakin memperluas jang-kauannya. ‘’Mudah-mudahan, dengan gaya bahasa yang mu-dah diterima masyarakat yang selama ini digunakan Media Aspirasi, bisa lebih mendekat-kan media ini kepada khalayak banyak dari berbagai daerah dan kalangan,’’ tegasnya.

Sartono juga melakukan pemotongan tumpeng ulang tahun, dan memberikannya ke-pada Pemimpin Redaksi Media Aspirasi Welas Arso. Usai acara, Sartono yang pekan ini disi-bukkan kegiatan temu kader di sejumlah tempat itu, menyem-patkan diri melihat dapur reda-ksi Media Aspirasi.

Hadir pula, dalam kesem-patan tersebut, General Man-ager Media Aspirasi Imam Mahfudz, sejumlah manajer dan wartawan dari sejum-lah daerah. ‘’Eksistensi kami, tentu tak lepas dari dukungan pembaca. Sejumlah evaluasi mendasar, terus kami lakukan. Mudah-mudahan, kami selalu bisa eksis dan berangkat dari dukungan ribuan pembaca Media Aspirasi,’’ harap Imam Mahfudz. (*/dik)

SARTONO menyempatkan hadir di puncak kegiatan HUT pertama Media Aspirasi di Kan-tor Pusat Jalan Kalimantan Ponorogo. Selain memotong tumpeng ulang tahun, salah satu pentolan Partai Demokrat ini juga melihat kondisi ruang redaksi.

Page 7: Media Aspirasi

Caleg DPR RI DAPIL 7 JATIMNgawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek

9 April Wancine, Sartono Pilihane

WIWET Biyen Mulo Urip Kang Prasetyo, Nady-an Wong Deso Gayuh Kang Utomo

Pak Sartono Sing Soko Demokrat, Nunggal Karso Ing Tekate RakyatIki Wes Wancine Do Milih Wakile, Pra-tondo Tresno Mareng Demokrasine

Ayo Konco Do Miguna ake, Nanging Ojo Kleru Iku PilihaneDapil 7 Iku Manggone, Nomor 2 Iku Urutane,

Mulo Ayo Prokonco Diguyubke, Pak Sartono Iku Pilihane9 April Iku Wancine, Pak Sartono Seng Pancene Oke

Ojo Lali Prokonco Dukungane, Bangun Deso Tansah Disedyakne

PONOROGO, Media Aspirasi - Lirik lagu campursari Joko Mlarat yang telah digubah oleh Sugijanto, S.Sos ini menggema dalam acara silaturahmi Sartono, SE calon DPR RI Partai Demokrat Dapil 7 Jatim (Ponorogo, Pacitan, Magetan, Trenggalek dan Ngawi) Nomor Urut 2 dengan ratusan kader di Desa Pohijo, Kecamatan Sampung, Senin (3/3) kemarin. Lagu yang dinyanyikan Sugijanto yang juga calon wakil rakyat DPRD Ponorogo Dapil 6 ini pun mampu memantabkan kad-er untuk memenangkan Sartono yang juga sepupu presiden SBY ini dalam pemilu legislatif 9 April 2014 mendatang.

Motivasi kader Sartono pun makin memuncak ketika nama ‘Sar-tono’ dipekikkan. Semua secara serentak menjawabnya “Dulur Dhewe’ sambil mengacungkan dua jarinya pertanda bahwa Kader siap men-sukseskan Sartono nomor urut 2 menjadi anggota DPR RI.

Miseri Efendi, ketua DPC Partai Demokrat Ponorogo dalam sam-butannya menegaskan, bahwa memenangkan Sartono menjadi wakil rakyat sudahlah menjadi keharusan. Lantaran, kiprah Sartono selama ini terhadap kemajuan bangsa tidak bisa diragukan lagi. Berbagai pro-gram pemerintah yang pro rakyat selama ini merupakan buah dari kebijakan di bawah komando presiden SBY yang berasal dari Partai De-mokrat. Dan itu semua tidak lepas dari keberadaan Sartono yang diper-caya SBY menduduki posisi penting di Partai Demokrat. Mulai dari Ben-dahara Umum Partai Demokrat hingga Divisi Logistik Bappilu Demokrat.

Miseri pun meminta Kader Sartono untuk memberikan pendidikan poli-tik kepada masyarakat. Terutama untuk tidak mendasarkan pilihan dengan politik uang. Lantaran, money pilitic bakal menguntungkan caleg dan malah menyengsarakan rakyat. “Money politic itu racun. Kalau sekadar menukar su-ara anda dengan rupiah, maka jangan marah ketika wakil rakyat yang sudah duduk di dewan tidak akan menyambangi panjenengan lagi. Jangan marah ketika wakil rakyat tidak mendengar ketika panjenengan sambat, “ tegasnya.

Sebaliknya, ia meminta kader untuk mendidik masyarakat dengan politik yang bersih dan santun. Utamanya menentukan pilihan dengan berdasar-kan program-program yang dimiliki. Dia pun menegaskan, agar masyarakat memilih caleg yang sudah jelas track recordnya. “Lihat dulu bibit, bebet dan bobotnya. Pak Sartono saya kira sudah memiliki semuanya,” ungkapnya.

Dia menyebutkan, sudah terbukti dibawah pemerintahan SBY banyak program pro rakyat yang digulirkan. “Sudah banyak program pro rakyat yang digelontorkan pemerintahan di bawah presiden SBY seperti PNPM, PPIP, PKH, Jamkesmas dan sebagainya. Ingin program-program pro rakyat itu berlanjut, maka pilih lah Pak Sartono Dulur Dhewe. Pak Sartono adalah sepupu orang nomor satu di Indonesia,” ungkap Miseri.

Sementara itu, silaturahmi Sartono diperbatasan ujung kulon Ponorogo ini berlangsung gayeng. Apalagi, selama silaturahmi berlangsung, kader di-hibur dengan musik elekton. Sugijanto selaku tuan rumah mengaku bangga, Sartono mau blusukan di wilayah perbatasan ini. Sepupu SBY ini tidak cang-gung harus melewati jalan yang rusak serta becek dan jauh dari perkotaan.

Dia berharap, semua kader Sartono bersungguh-sungguh mensukses-kannya lantaran melihat karakter Sartono yang begitu amanah dan peduli dengan rakyatnya. “Dengan blusukan seperti ini Pak Sartono akan lebih mengerti apa yang menjadi aspirasi kami. Terutama adanya kebutuhan sarana jalan yang sangat memprihatinkan,” ungkapnya.

Komitmen Sartono terhadap warga perbatasan ini pun tidak setengah hati. Sebelumnya, Sartono bersama Tim Pondok Aspirasi (Pondasi) sem-pat pula melakukan kunjungan di Kecamatan Ngrayun atau ujung kidul Ponorogo. Serap aspirasi ini pun kerap kali dilakukan oleh Sartono seb-agai bentuk komitmennya mendengar, melihat dan mewujudkan aspirasi masyarakat. (ari/so)

Sartono Blusukan di Wilayah Perbatasan