aspek teknis

14
1. Proses Produksi 1.1. Gambaran Umum mengenai Kakao Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sesuai untuk perkebunan rakyat, karena tanaman ini dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Tanaman kakao berasal dari daerah hutan hujan tropis di Amerika Selatan. Di daerah asalnya, kakao merupakan tanaman kecil di bagian bawah hutan hujan tropis dan tumbuh terlindung di bawah pohon-pohon yang besar. Oleh karena itu dalam budidayanya tanaman ini membutuhkan naungan atau pohon pelindung. Sebagai daerah tropis, Indonesia yang terletak antara 60 LU dan 11 LS merupakan daerah yang sesuai untuk tanaman kakao. Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi wilayah yang sesuai untuk pengembangan kakao. Kakao banyak diusahakan mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Spesifikasi teknisnya mengatakan bahwa daerah adaptif untuk pertumbuhan kakao 0-700 m dpl, temperatur maksimum 30- 32 o C, minimum 18-21 o C, dan temperatur optimum 26.6 o C, Sinar matahari dengan intensitas 75% dari cahaya penuh pada tanaman dewasa, 50% pada tanaman muda, dan 25% di pembibitan, tingkat kelembaban > 80%. Kecepatan angin ideal 2-5 m/detik akan sangat membantu dalam penyerbukan

Upload: william-antonio

Post on 01-Feb-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lsdnfnasdf

TRANSCRIPT

Page 1: Aspek Teknis

1. Proses Produksi

1.1. Gambaran Umum mengenai Kakao

Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sesuai untuk

perkebunan rakyat, karena tanaman ini dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun.

Tanaman kakao berasal dari daerah hutan hujan tropis di Amerika Selatan. Di daerah

asalnya, kakao merupakan tanaman kecil di bagian bawah hutan hujan tropis dan

tumbuh terlindung di bawah pohon-pohon yang besar. Oleh karena itu dalam

budidayanya tanaman ini membutuhkan naungan atau pohon pelindung.

Sebagai daerah tropis, Indonesia yang terletak antara 60 LU dan 11 LS

merupakan daerah yang sesuai untuk tanaman kakao. Sumatera Barat merupakan

salah satu daerah yang memiliki potensi wilayah yang sesuai untuk pengembangan

kakao. Kakao banyak diusahakan mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi.

Spesifikasi teknisnya mengatakan bahwa daerah adaptif untuk pertumbuhan kakao 0-

700 m dpl, temperatur maksimum 30-32oC, minimum 18-21oC, dan temperatur

optimum 26.6oC, Sinar matahari dengan intensitas 75% dari cahaya penuh pada

tanaman dewasa, 50% pada tanaman muda, dan 25% di pembibitan, tingkat

kelembaban > 80%. Kecepatan angin ideal 2-5 m/detik akan sangat membantu

dalam penyerbukan

Curah hujan merupakan hal yang terpenting, daerah penanaman kakao yang bagus

adalah daerah yang mendapat distribusi hujan sepanjang tahun. Hal tersebut

berkaitan dengan masa pembentukan tunas muda dan produksi. Selain itu temperatur,

dan sinar matahari juga merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Demikian

juga faktor fisik dan kimia tanah yang erat kaitannya dengan daya tembus (penetrasi)

dan kemampuan akar menyerap hara.

Selain unsur-unsur tersebut, hal lain yang tak kalah penting adalah kondisi tanah.

Tanah solum yang memiliki tekstur lempung liat berpasir, dengan komposisi pasir

50%, debu 10-20%, dan liat 30-40%, memiliki keaadaan fisik yang ideal bagi kakao.

Menurut Departemen Perindustrian, sifat kimia dari tanah dengan pH 6,00-6,75 serta

rendah kejenuhan aluminium, kalsit, dan gips, merupakan hal mendasar yang

dibutuhkan untuk menjaga pertumbuhan kakao.

Page 2: Aspek Teknis

1.2. Varietas Kakao serta Tumbuhan Pelindung yang Digunakan

Jenis tanaman kakao yang akan dikembangkan dalam perkebunan ini adalah jenis

kakao Criollo/mulia. Kako jenis Criollo dipilih karena jenis ini merupakan tanaman

kakao yang menghasilkan biji cokelat yang mutunya sangat baik, ciri cirinya adalah

buahnya berwarna merah atau hijau, kulit buahnya tipis berbintil-bintil kasar dan

lunak. Biji buahnya berbentuk bulat telur berukuran besar dengan kotiledon

berwarna putih pada waktu basah..

Gambar: Criollo

Jenis tanaman pelindung yang akan dikembangkan dalam perkebunan ini adalah

tumbuhan pisang, lebih tepatnya pisang kayu. Pisang kayu dipilih karena harganya

yang relatif murah, memiliki kecepatan pertumbuhan yang tinggi, dan dapat

menghasilkan produk sampingan yang memiliki nilai ekonomis.

Page 3: Aspek Teknis

Gambar: Pohon Pisang Kayu

1.3. Pemeliharaan Kakao

a. Pembukaan Lahan

Tahap Pertama dari pembersihan areal adalah tebas/babat. Pelaksanaan

pekerjaan pada tahap ini adalah dengan membersihkan semak belukar dan

kayu-kayu kecil sedapat mungkin ditebas rata dengan permukaan tanah,

kemudian dilanjutkan dengan tahap tebang membersihkan tanaman/pohon yang

terdahulu. Bila semua pohon telah tumbang, tumbangan itu dibiarkan selama 1

bulan agar daun kayu mengering. Total lama proses pembukaan lahan ini

direncanakan berlangsung selama 3 bulan.

b. Penanaman Pohon Pelindung

Pisang kayu ditanam 6 bulan sebelum penanaman kakao dimulai. Hal ini

dilakukan untuk mengurangi intensitas sinar matahari secara langsung terhadap

kakao. 18 bulan setelah penanaman kakao, sebagian besar dari pohon

pelindung dimusnahkan karena kakao tidak membutuhkan penaungan lagi, dan

keberadaan tanaman pelindung dalam jumlah besar dapat menghambat

Page 4: Aspek Teknis

pertumbuhan kakao. Tanaman pelindung yang dimusnahkan disebut tanaman

pelindung sementara, dan yang tersisa disebut tanaman pelindung permanen.

c. Penanaman Bibit Kakao

Sebelum bibit kakao ditanam perlu disiapkan terlebih dahulu lubang tanam.

Pembuatan lubang tanam bertujuan untuk menyediakan lingkungan perakaran

yang optimal bagi bibit kakao, baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Tanah

dilapangan sering terlalu padat bagi perakaran bibit kakao untuk berkembang

dengan baik setelah dipindahkan dari tanah gembur di dalam polibag. Karena

itu, kondisi yang relatif sama dengan kondisi di pembibitan perlu disiapkan di

lapangan dengan cara membuat lubang tanam. Dengan demikian diharapkan

tanaman dapat beradaptasi dengan baik pada awal pertumbuhannya di

lapangan. Ukuran lubang tanam umumnya 60 x 60 x 60 cm. Lubang tanam

dibuat 2 minggu sebelum penanaman dan tanah galian dibiarkan teronggok

disamping lubang, tindakan ini bertujuan untuk mengubah suasana reduktif

tanah menjadi oksidatif dan unsur-unsur yang bersifat racun berubah menjadi

tidak meracuni.

Bila jarak tanam dan pola tanam telah ditetapkan dan keadaan pohon

pelindung telah memenuhi syarat sebagai penaung, dan bibit dalam polibag

telah berumur 4-6 bulan maka penanaman sudah dapat dilaksanakan. Teknik

penanamannya adalah dengan terlebih dahulu memasukkan polibag ke dalam

lubang tanam, setelah itu dengan menggunakan pisau tajam polibag disayat

dari bagian bawah ke arah atas. Polibag yang terkoyak dapat dengan mudah

ditarik dan lubang ditutup kembali dengan tanah galian. Pemadatannya

dilakukan dengan bantuan kaki. Tetapi di sekitar batang dipermukaan tanah

haruslah lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penggenangan air

di sekitar batang yang dapat menyebabkan pembusukan.

d. Pemupukan

Pemupukan dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua bulan di

lapangan. Pemupukan pada tanaman yang belum menghasilkan dilaksanakan

Page 5: Aspek Teknis

dengan cara menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 – 50 cm (untuk

umur 2 – 10 bulan) dan 50 – 75 cm (untuk umur 14 –20 bulan) dari batang

utama. Untuk tanaman yang telah menghasilkan, penaburan pupuk dilakukan

pada jarak 50 –75 cm dari batang utama. Penaburan pupuk dilakukan dalam

alur sedalam 10 cm.

e. Pemangkasan

Bagi tanaman kakao, pemangkasan adalah suatu usaha meningkatkan

produksi dan mempertahankan umur ekonomis tanaman. Secara umum,

pemangkasan bertujuan untuk mendapatkan pertumbuhan tajuk yang

seimbang dan kokoh, mengurangi kelembaban sehingga aman dari serangan

hama dan penyakit, memudahkan pelaksanaan panen dan pemeliharaan, dan

mendapatkan produksi yang tinggi .

f. Pemetikan Buah

Sejak fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang, kakao memerlukan

waktu sekitar 5 bulan. Pada satu tahun terdapat puncak panen satu atau dua

kali yang terjadi 5 - 6 bulan setelah perubahan musim. Pada beberapa negara

ada yang panen sepanjang musim. Buah yang sudah matang dipetik dengan

menggunakan pisau atau gunting tanaman. Tingkat kematangan buah dapat

dilihat dari perubahan warna buah. Buah dapat dipanen sekurang-kurangnya

apabila punggung dan alur buah sudah berwarna kuning. Keterlambatan

waktu panen akan berakibat pada berkecambahnya biji di dalam. Pemetikan

buah pada umumnya dilakukan pagi hari, kemudian buah-buah tersebut

dikumpulkan disuatu tempat.

g. Pemeraman

Pemeraman buah bertujuan untuk memperoleh keseragaman kematangan

buah dan memudahkan pengeluaran biji dari buah kakao. Pemeraman

dilakukan dengan menyimpan buah ke dalam keranjang rotan atau sejenisnya

dengan alas daun-daunan dan permukaan tumpukan ditutup dengan daun.

Pemeraman dilakukan di tempat yang teduh lamanya sekitar maksimum 1

Page 6: Aspek Teknis

minggu. Setelah proses pemeraman selesai, buah kakao dipecah dan bijinya

dikumpulkan.

h. Fermentasi

Fermentasi biji kakao dimaksudkan untuk mematikan lembaga biji kakao

agar tidak dapat tumbuh dan untuk menimbulkan aroma yang khas coklat.

Fermentasi dilakukan dengan memasukan biji kakao basah ke mesin pemeras

lendir, untuk mengurangi kandungan lendir kakao, sehingga proses

fermentasi dapat berlangsung lebih cepat, kemudian biji kakao dimasukkan

ke dalam suatu wadah/kotak kayu yang berukuran panjang 60cm, lebar

60cm, dan tinggi 40cm. Setelah itu kotak ditutup dengan karung goni atau

daun pisang. Satu kotak fermentasi ini dapat menampung ± 100 kg biji kakao

basah.

Fermentasi yang sempurna dilakukan dalam waktu 5 hari, dimana pada

hari kedua harus dilakukan pengadukan/pembalikan agar fermentasi biji

merata. Sesudah itu biji dibiarkan dalam tempat fermentasi sampai hari

kelima. Selama proses fermentasi, sebagian air yang terkandung dalam biji

akan hilang dan aroma seperti asam cuka akan keluar dari tempat fermentasi.

i. Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air dalam biji dari 60%

sampai pada kondisi kadar air dalam biji tidak dapat menurunkan kualitas

biji dan biji tidak ditumbuhi cendawan. Pengeringan dapat dilakukan dengan

dengan menjemur di bawah sinar matahari. Dengan sinar matahari

dibutuhkan waktu 2-3 hari, tergantung kondisi cuaca, sampai kadar air biji

menjadi 7-8%.

j. Sortasi / Pengelompokan

Sortasi biji kakao kering bertujuan untuk memisahkan antara biji baik dan

biji cacat/pecah, memisahkan kotoran atau benda asing lainnya seperti batu,

kulit dan daun-daunan. sortasi dapat dilakukan dengan menggunakan ayakan

yang dapat memisahkan biji kakao dari kotoran.

Page 7: Aspek Teknis

2. Teknologi yang Digunakan

2.1. Mesin Pemecah Buah Kakao

Berfungsi untuk memecahkan buah kakao dan memisahkan biji kakao dengan

kapasitas 3000kg/jam, sehingga diperoleh hasil kakao yang baik dan sempurna guna

untuk diproses selanjutnya.

Gambar: Mesin Pemecah Buah Kakao

2.2. Kotak Fermentasi

Berfungsi untuk menghilangkan rasa pahit,rasa getah dan memberi warna coklat.

Page 8: Aspek Teknis

Gambar: Kotak Fermentasi

2.3. Mesin Pemeras Lendir Kakao

Untuk Mengurangi kandungan lendir (pulp) biji kakao sehingga pada waktu

proses fermentasi lebih cepat dan bisa mengurangi tingkat keasaman biji kering

Kapasitas: 1000-1500 kg/jam.

Gambar: Mesin Pemeras Lendir Kakao

2.4. Mesin Pengayak

Untuk memilah biji kakao dengan kapasitas 500kg/jam, agar tekstur dan

ukurannya sama, agar menghasilkan sangrai yang bagus dan sempurna.

Gambar: Mesin Pengayak Kakao

2.5. Peralatan Lain

Peralatan lain yang dibutuhkan meliputi gerobak untuk mengangkut buah ataupun

biji kakao, timbangan, mesin jahit karung, dan alat untuk bercocok tanam, yakni

cangkul, parang serta gunting tanaman.

3. Lokasi Perusahaan

Page 9: Aspek Teknis

3.1. Lokasi Perusahaan

Dikarenakan luas lahan yang dapat disediakan Nusa Tenggara Timur tergolong

sangat luas, keberadaan beberapa kebun kakao yang cukup besar untuk dijakian

pembelajaran, namun tingkat produktivitas kakao yang masih dapat ditingkatkan

(571kg/ha), disertai dengan kemampuan penduduk lokal yang cukup tinggi untuk

memelihara kakao, kami memilih Ende, Nusa Tenggara Timur, sebagai lokasi untuk

mendirikan kebun kakao ini.

3.2. Luas Lahan dan Skala Produksi

Luas kebun yang direncanakan adalah sebesar 100 hektar (atau 1.000.000 meter

persegi). Kebun seluas 100 hektar mampu menaungi 100.000 pohon kakao, dengan

produktivitas rata-rata 200.000 biji per minggu (setelah memperhitungkan masa

panen, dan bukan masa panen). 12 biji kakao mampu menghasilkan 1 kg biji kakao

kering, yang berarti produktivitas kebun kami adalah sebesar 16.667 kg per

minggunya.

3.3. Layout

Page 10: Aspek Teknis

Gambar: Layout Kebun

Keterangan:

O = Pohon Kakao

X = Pohon Pelindung Sementara

P = Pohon Pelindung Permanen

Persegi Panjang 25m x 75m = Lahan disediakan untuk pengeringan biji kakao

(A)Dan (B) = Ruang pemrosesan buah / biji kakao

4. Transportasi

Kami menggunakan jasa sewa truk sebagai moda tranportasi darat dan jasa pengiriman

kargo sebagai moda tranportasi laut untuk mengirim produk hingga ke pelanggan industri.

Untuk jasa pengiriman dengan truk, kami bekerjasama dengan ABM Trans Kupang.

Sementara untuk jasa pengiriman kargo, kami bekerja sama dengan PT Aura Abadi Cargo.

5. Perolehan Bahan Baku

Page 11: Aspek Teknis

Pemesanan bibit kakao dilakukan pada PT Timor Mitraniaga yang berkedudukan di

Kupang. PT Timor Mitra Niaga merupakan satu-satunya penyedia bibit yang bersertifikat di

NTT dnegan keputusan dari Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT Nomor:

521.1050/541.B/KEP/BUN/V/2011 tanggal 6 Mei 2011 dan dari Dirjen Perkebunan Nomor:

520/SR.120/E/08/2009 tanggal 3 Agustus 2009. Bibit kakao yang dipesan berumur 3 bulan

dengan harga Rp3.000/batang.