aspek perpajakan sehubungan dengan pekerjaan ppat fix [autosaved]2003
TRANSCRIPT
BA
HA
N S
OS
IALIS
ASI K
E P
PAT
KANWIL DJP KALIMANTAN SELATAN DAN TENGAH
Aspek Perpajakan sehubungan dengan pekerjaan PPAT/Notaris
1. BPHTB UU Nomor 21 tahun 1997 tentang BPHTB sebagaimana telah di ubah dengan UU No 20 tahun 2000
2. PPN UU Nomor 8 tahun 1983 yang telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2000
3. PPh UU Nomor 7 tahun 1983 yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008
BPHTB
Dasar :Undang – Undang Nomor 21 tahun 1997 tentang BPHTB sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 tahun 2000
Objek Pajak Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan
Perolehan hak meliputi : Pemindahan Hak Pemberian Hak Baru
Subjek Pajak Orang Pribadi atau Badan yang memperoleh hak atas tanah dan /atau bangunan.
Dasar Pengenaan Pajak Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP)
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) ditetapkan secara regional paling banyak Rp 60.000.000,- kecuali dalam hal perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas / ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami istri NPOPTKP ditetapkan secara regional paling banyak Rp 300.000.000,-
NPOPTKP KALSELTENGNo Kabupaten / Kota RSS Usaha Mikro
1 KOTA BANJARMASIN Rp 100.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000 Rp 8.000.000 2 KABUPATEN BARITO KUALA Rp 50.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Rp 8.000.000 3 KABUPATEN TANAH LAUT Rp 100.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Rp 7.000.000 4 KOTA BANJARBARU Rp 40.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000 Rp 8.000.000 5 KABUPATEN BANJAR Rp 50.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000 Rp 8.000.000 6 KABUPATEN TAPIN Rp 100.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 10.000.000 Rp 8.000.000 Rp 4 000.0007 KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Rp 100.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 10.000.000 Rp 8.000.000 Rp 4 000.0008 KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Rp 100.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 10.000.000 Rp 8.000.000 Rp 4 000.0009 KABUPATEN KOTABARU Rp 100.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Rp 7.000.000
10 KABUPATEN TANAH BUMBU Rp 100.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Rp 7.000.000 11 KABUPATEN BALANGAN Rp 100.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 10.000.000 Rp 8.000.000 Rp 4 000.00012 KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Rp 100.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 10.000.000 Rp 8.000.001 Rp 4 000.00013 KABUPATEN TABALONG Rp 100.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 10.000.000 Rp 8.000.002 Rp 4 000.00014 KOTA PALANGKARAYA Rp 50.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000 Rp 5.000.000 15 KABUPATEN KAPUAS Rp 45.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 10.000.000 Rp 9.000.000 Rp 5.000.000 16 KABUPATEN PULANG PISAU Rp 45.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 10.000.000 Rp 9000000 Rp 5.000.000 17 KABUPATEN GUNUNG MAS Rp 45.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 10.000.000 Rp 9.000.000 Rp 5.000.000 18 KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT Rp 150000000 Rp. 55.000.000 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 19 KABUPATEN LAMANDAU Rp 100.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 8.000.000 20 KABUPATEN SUKAMARA Rp 100.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 7.000.000 21 KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR Rp 100.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Rp 8.000.000 22 KABUPATEN SERUYAN Rp 100.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 8.000.000 23 KABUPATEN KATINGAN Rp 150.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 8.000.000 24 KABUPATEN BARITO SELATAN Rp 150.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Rp 5.000.000 25 KABUPATEN BARITO UTARA Rp 150.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Rp 5.000.000 26 KABUPATEN BARITO TIMUR Rp 150.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Rp 5.000.000 27 KABUPATEN MURUNG RAYA Rp 150.000.000 Rp. 55.000.000 Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 Rp 5.000.000
Waris - Hibah Wasiat Lainnya NJOPTKP
Tarif BPHTB 5%
Rumus Menghitung BPHTBTarif x (NPOP – NPOPTKP) =5% x (NPOP – NPOPTKP)
Contoh : (Untuk Kota Banjarmasin)Nilai Transaksi Rp 50.000.000,-NJOP PBB Rp 60.000.000,-
(sesuai SPPT PBB)
BPHTB :5% x (Rp 60.000.000 – Rp
20.000.000) =5% x Rp 40.000.000 = Rp
2.000.000,-
Tata Cara Penyetoran BPHTB
Dengan Surat Setoran BPHTB (SSB)
Ke Bank Persepsi/Kantor Pos Persepsi yang telah ditunjuk dimasing-masing Kab/Kota dimana objek
tersebut terdaftar
BPHTB dibayar / disetor sebelum akta ditanda tangani
Penghasilan atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenakan pajak penghasilan (PPh Pasal 4 ayat 2)
Mulai 1 Januari 2009
1.Umum = 5% x jumlah bruto nilai pengalihan.
2.WP yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas
tanah dan/atau bangunan = 1% x jumlah bruto nilai pengalihan.
Pembayaran pajak tersebut adalah F I N A L
Dikecualikan (tidak dikenakan PPh Pasal 4 ayat 2)
Apabila pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dilakukan :
1.Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan di bawah PTKP dan nilai pengalihan < Rp 60.000.000,- dan bukan merupakan jumlah yang dipecah – pecah.
2.Kepada Pemerintah guna pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus.
3. Orang Pribadi dengan cara hibah kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan kepada badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak – pihak yang bersangkutan.
4. Badan dengan cara hibah kepada badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk Koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan sepanjang hibah tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak – pihak yang bersangkutan.
5. Karena warisan.
Tata Cara Pelaporan
WP
Menyerahkan lembar 3 dari SSB ke KPP Pratama
KPP Pratama meneliti SSB yang diterima atas :
NPOPNOPNPOPTKPPerhitungan BPHTB nya
BPHTB (Pajak) yang terutang dibayar ke kas negara melalui Bank/Kantor Pos Persepsi yang ditunjuk oleh Menteri dengan menggunakan Surat Setoran BPHTB (SSB)
Di dalam peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35/PJ/2008 tentang kewajiban pemilikan NPWP dalam rangka pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan disebutkan :Atas pembayaran BPHTB dengan menggunakan SSB yang disebabkan adanya pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan wajib dicantumkan NPWP yang dimiliki wajib pajak yang bersangkutan.Dikecualikan dari ketentuan tersebut adalah SSB yang digunakan untuk pembayaran BPHTB oleh WP orang pribadi dengan NJOP/NPOP yang dialihkan kurang dari Rp 60.000.000,-
Pelaporan Pembuatan Akta/Pemberitahuan Bulanan Perolehan Hak Atas Tanah :
Laporan Bulanan PPAT
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya Pemberitahuan Bulanan
oleh Kantor PertanahanKab/Kota
KETENTUAN BAGI PEJABAT
Undang – Undang No 21 tahun 1997 tentang BPHTB sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 20 tahun 2000
Pasal 24 (1)PPAT/Notaris hanya dapat menandatangani akta pemindahan hak atas tanah dan atau bangunan pada saat Wajib Pajak menyerahkan bukti pembayaran pajak berupa Surat setoran BPHTB (SSB)
Pasal 25
Ayat (1) Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) /Notaris
dan Kepala Kantor Lelang Negara melaporkan pembuatan akta atau risalah lelang perolehan hak atas tanah dan atau bangunan kepada Direktorat Jenderal Pajak selambat-lambatnya pada tanggal 10 bulan berikutnya.
Ayat (2)Tata cara pelaporan bagi pejabat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
Tata cara pelaporan atau pemberitahuan perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan diatur dalam :PP Nomor 34 tahun 1957 tentang pelaporan atau
pemberitahuan perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan.Keputusan Menteri Keuangan Nomor
636/KMK.04/1997 tentang tata cara pelaporan atau pemberitahuan perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan.Keputusan Bersama Menteri Agraria / Kepala BPN dan
Dirjen Pajak :Nomor : SKB – 2 Tahun 1998
KEP – 179/PJ/1998Tentang : Laporan bulanan pembuatan Akta oleh
PPAT dan pemberitahuan bulanan Kepala Kantor Pertanahan Kab/Kota
Sanksi Administrasi dan Denda
1.PPAT/Notaris dan Pejabat lelang yang melanggar ketentuan pasal 24 ayat (1) dan ayat (2) dikenakan sanksi dan denda Rp 7.500.000,- setiap pelanggaran.
2.PPAT / Notaris yang melanggar ketentuan pasal 25 ayat (1) dikenakan sanksi administrasi dan denda Rp 250.000,- untuk setiap laporan.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Dasar : 1) Undang – Undang Nomor 8 tahun 1983 yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang – Undang Nomor 18 tahun 2000.
2) Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-05/PJ./1994 tentang perluasan
dan penambahan kelompok pengusaha jasa yang dikenakan PPN
3) Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 571/KMK.03/2003 tentang
batasan pengusaha kecil PPN
Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-05/PJ/1994
Notaris/PPAT adalah pengusaha jasa yang menyerahkan jasa.
Jasa Notaris/PPAT merupakan jasa kena pajak yang atas penyerahannya terutang PPN
Notaris/PPAT wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) sehingga wajib memungut PPN apabila telah memenuhi syarat : “ Sampai dengan suatu bulan dalam tahun buku, jumlah nilai penyerahan jasanya lebih dari Rp 600.000.000,- (mengacu kepada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 571/KMK.03/2003) “
Notaris tetap dapat memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP, walaupun jumlah penyerahannya tersebut dalam satu tahun belum melebihi Rp 600.000.000,-
Tarif PPN = 10%Contoh :Jasa pembuatan akta = Rp 1.000.000,-PPN 10% = Rp 100.000,-Jumlah = Rp 1.100.000,-
Pajak Penghasilan (PPh)Dasar Hukumnya :Undang – Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang – Undang Nomor 36 tahun 2008
PPh Pasal 21
Apabila setiap PPAT memperkerjakan karyawan, maka wajib memotong PPh pasal 21 atas penghasilan yang dibayarkan kepada karyawannya, sepanjang penghasilan tersebut telah diatas PTKP.
PTKP=PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
PTKP BARU PTKP BARU Mulai 1-1-2009Mulai 1-1-2009
SETAHUNSETAHUN(Rp)(Rp)
SEBULANSEBULAN(Rp)(Rp)
UNTUK DIRI PEGAWAI (TK/-)UNTUK DIRI PEGAWAI (TK/-) 15.840.000,-15.840.000,- 1.320.000,-1.320.000,-
UNTUK DIRI PEGAWAI YG UNTUK DIRI PEGAWAI YG KAWIN/NIKAH (K/-)KAWIN/NIKAH (K/-)
17.160.000,-17.160.000,- 1.430.000,-1.430.000,-
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & MEMILIKI 1 TANGGUNGAN (K/1)MEMILIKI 1 TANGGUNGAN (K/1)
18.480.000,-18.480.000,- 1.540.000,-1.540.000,-
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & MEMILIKI 2 TANGGUNGAN (K/2)MEMILIKI 2 TANGGUNGAN (K/2)
19.800.000,-19.800.000,- 1.650.000,-1.650.000,-
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & MEMILIKI 3 TANGGUNGAN (K/3)MEMILIKI 3 TANGGUNGAN (K/3)
21.120.000,-21.120.000,- 1.760.000,-1.760.000,-
•PTKP DITENTUKAN BERDASARKAN KEADAAN PADA AWAL TAHUN KALENDER,•PTKP BAGI PEGAWAI YG BARU DATANG DAN MENETAP DI INDONESIA DLM BAGIAN TAHUN KALENDER YG DITENTUKAN BERDASARKAN KEADAAN PADA AWAL BULAN DARI BAGIAN TAHUN KALENDER YBS.•TANGGUNGAN YANG DIBOLEHKAN ADALAH ANGGOTA KELUARGA SEDARAH DAN KELUARGA SEMENDA DALAM GARIS KETURUNAN LURUS SERTA ANAK ANGKAT YANG MENJADI TANGGUNGAN SEPENUHNYA, PALING BANYAK 3 ORANG.
PTKP MAKSIMAL 3 TANGGUNGAN
9. TARIF UNTUK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Pasal 17 ayat (1) a UU No.36/2008 ( UU PPh)
KETENTUAN BARU (Mulai tahun pajak 2009):KETENTUAN BARU (Mulai tahun pajak 2009):
NONO Lapisan PenghasilanLapisan Penghasilan TarifTarif
1. S.d. Rp 50.000.000,- 5%
2. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 15%
3. Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp500.000.000,- 25%
4. Di atas Rp500.000.000,- 30%
Penghitungan PPh Pasal 21
ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN, MINGGUAN,SATUAN, BORONGAN, DAN UANG SAKU HARIAN
PKP SETAHUN
PPh Ps 21 SETAHUN
PENGHASILAN SEBULAN DISETAHUNKAN (DIKALIKAN 12)
DIKURANGI PTKP SETAHUN
PKP DISETAHUNKANX
TARIF PPh Ps.17
PPh Ps 21 SEBULANPPh Ps 21 SEBULAN(setelah dibagi 12)(setelah dibagi 12)
JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP MAKA
TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI
CONTOH PENGHITUNGANPPh PASAL 21
Drs. Slamet Taramandi (bukan PNS), menerima honorarium sebesar Rp 1.000.000,-Penghitungan PPh Pasal 21
Rp 1.000.000,- x 5% = Rp 50.000,-Mengingat yg menerima bukan PNS , maka tarif yg digunakan untuk pemotongan PPh Pasal 21 adalah tarif Pasal 17 UU PPhJika Drs Slamet tidak punya NPWP
Rp 1.000.000,- x 5% x 120% = Rp 60.000,-
Tata Cara Penyetoran
PPh Pasal 21
Dengan SSP ke Bank Persepsi/Kantor Pos
Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
Bila jatuh pada hari libur penyetoran pada hari kerja berikutnya
Tata Cara PelaporanPPh Pasal 21
Dengan SPT Masa PPh Pasal 21
Paling lambat tanggal 20 bulan takwin berikutnya
Jika jatuh pada hari libur
Pada hari kerja berikutnya
Contoh Formulir PPh Ps.21 Yg Harus Buat & Dilaporkan ke KPP
PPh Pasal 25/29
Terkait dengan pengisian SPT Tahunan PPh Notaris/PPAT dalam menghitung penghasilan kena pajaknya :
Dapat memilih melakukan pencatatan dengan menghitung Penghasilan Neto mengggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.
1. Omzet setahun Rp 4.800.000.000,-/lebih wajib menyelenggarakan pembukuan
2. Omzet setahun kurang Rp 4.800.000.000,-
T E R I M A K A S I H