aspek pengujian korosi

Upload: lala-shidiq-romadhoni

Post on 04-Jun-2018

256 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    1/17

    1

    ASPEK-ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    A. Pendahuluan

    Pemilihan material konstruksi logam atau material untuk penanggulangan

    korosi secara cermat dan tepat dimaksudkan untuk menghemat biaya pemeliharaan

    dan meningkatkan umur pelayanan konstruksi logam. Disamping itu juga untuk

    menghindari kerugian materi melalui penghentian sementara produktifitas atau

    kerusakan pradini karena proses korosi dari material konstruksi logam tersebut.

    Banyak jenis / produk dari material logam dan material untuk penanggulangan

    korosi dipasaran yang mana pengujian untuk mengetahui / memahami spesifikasi

    yang dimiliki dari masing-masing material tersebut, agaaar supaya kita akan mampu

    meramalkan pelayanan atau mungkin dapat memperbaiki spesifikasinya untuk

    penggunaan dalam kondisi tertentu. Oleh karena itu pengujian korosi adal;ah sangat

    penting bagi mereka yang berkecimpung khususnya dalam bidang corrosion

    engineering, produksi dan pemakaian material-material tersebut yang lebih mahal dari

    yang sebenarnya.

    B. Ruang Lingkup Pengujian Korosi

    Pada umumnya pengujian korosi dilakukan dengan suatu tujuan yang spesifik.

    Perencanaan dan pelaksanaan yang baik biasanya akan mendapatkan hasil yang

    reproducible dan reliability, kedua faktor ini sangat penting dalam pengujian

    korosi. Pengujian korosi dan aplikasi dari hasilnya dianggap menjadi aspek yang

    sangat penting dalam corrosion engineering. Banyak pengujian korosi dilakukan

    untuk pemilihan material / konstruksi peralatan dalam proses industri. Oleh karena itu

    pengujian duplikasi serupa mungkin dengan kondisi pelayanan pabrik yang

    sebenarnya adalah sangat penting.

    Karena banyak jenis dari material logam dan material untuk penanggulangan

    korosi serta aplikasinya sehingga ruang lingkup pengujian korosi sangat luas dan

    bervariasi, maka tidaklah mungkin untuk membahas semua tahap pengujian. Oleh

    karena itu ruang lingkupnya hanya akan dibatasi pada prinsip-prinsip pengujian korosi

    yang umum dilakukan terhadap material-material logam dan material-material untuk

    penanggulangan korosi.

    Pengujian korosi ada yang sangat sederhana yang mana pengujiannya dapatdiselesaikan dalam waktu yang relatip singkat dan juga ada yang komplek, yang mana

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    2/17

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    3/17

    3

    Pengujian ini dilakukan dalam pabrik skala kecil yang pada dasarnya

    duplikasi dari operasi skala besar. Bahan baku , konsentrasi larutan, temperatur,

    kecepatan yang sebenarnya dan volume cairan untuk kontak dengan area / logam

    dilibatkan.

    Pengujian pilot plant memerlukan waktu yang cukup lama untuk menjamin

    hasil yang baik. Benda-benda uji dapat diekspos dalam pilot plant dan peralatan-

    peralatan itu sendiri dapat dipelajari dari segi korosi. Salah satu kerugian yang

    mungkin adalah bahwa kondisi operasi sangat bervariasi dalam usaha untuk

    mencari kondisi yang optimum. Oleh karena itu pencatatatan dan penyimpanan

    seluruh data harus dilakukan dengan teliti dan baik selama proses pilot plant

    beroperasi. Pengujian pilot plant untuk memperoleh beberapa data korosi dibawah

    kondisi operasi.

    3. Pengujian pabrik

    Pengujian pabrik dilakukan melalui pengeksposan benda uji atau

    pemantauan konstruksi / peralatan pada pabrik yang sedang operasi. Pengujian ini

    adalah penting untuk mengevaluasi material yang lebih baik dan lebih ekonomis

    atau dalam menyelidiki perilaku korosi dari material yang ada selama kondisi

    proses dan akan memberikan dasar yang logis untuk pembangunan pabrik produksi

    yang selanjutnya. Pengujian pabrik akan memberikan informasi yang lebih dekat

    pada penggunaan akahir yang sebenarnya dan waktu yang diperlukan untuk

    mencapai sasarannya relatip cukup lama.

    D. Tujuan Pengujian

    Pengujian korosi juga dapat dibagi menurut tujuannya, tujuan tujuan ini

    tergantung pada masing-masing ruang lingkup kerjanya yang meliputi :

    1. Penelitian dasarDengan berkembangnya teknologi dan tuntutan kebutuhan material logam

    dan material untuk penanggulangan korosi, maka para ahli terus mencoba

    melakukan penelitian dasar untuk mengetahui/menentukan bagaimana dan

    mengapa suatu bentuk khusud dari korosi terjadi. Sasaran dari penelitian dasar

    tidak perlu terikat pada suatu produk atau penggunaan khusus. Pengujin-

    pengijian pada penelitian dasar kebanyakan dilakukan dalam suatu laboratorium

    dengan menggunakan benda- benda uji kecil dan teknik khusus yang disesuaikan penelitian.

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    4/17

    4

    2. Pengembangan bahan atau produk

    Dikarenakan ada banyak persaingan dari produk tertentu serta aplikasinya,

    maka setiap produsen terus mencoba melakukan penelitian untuk menemukan

    atau memodifikasi produk- produk baru yang lebih spesifik dapat berprestasi baik

    dengan harga yang lebih murah, efisien, awet dan aman dari pada produk- produk

    yang sekarang digunakan. Informasi yang diperoleh dapat membantu dalam

    pemilihan material akan di uji untuk aplikasi spesifik. Penyertaan pengujian pada

    material lain yang telah diketahui untuk penggunaan komersil dalam lingkungan

    tertentu akan bermanfaat sebagai pembanding. Sasaran pengujian pada

    pengembangan produk baru terikat langsung yang berhubungan dengan

    aplikasinya. Dalam hal material baru, data yang diperroleh dari hasil pengujian

    akan memberikan informasi mengenai aplikasi yang mungkin.

    3. Pemilihan material

    Langkah peretama yang perlu diperhatikan sebelum mendisain konstruksi

    jembatan, pabrik, automobil dan sebagainya, kita harus dapat mentukan material-

    material mana yang sebaikya digunakan dari sekian banyak jenis material yang

    ada. Oleh karena itu pemilihan maerial merupakan faktor yang sangat

    menentukan dalam keberhasilan suatu konstruksi cara yang terbaik dalam

    pemilihan material disamping berpedoman pada spesifikasi dari produsen, kita

    perlu jugamelakukan evaluasi dari spesifikasinya melalui pengujuan- pengujian,

    sehingga kita dapat mrnentukan material secara tepat yang diinginkan . Salah satu

    yang hrus dipertimbangkan juga dalam pemilihan material adalah kecocokan dari

    material-material berbeda jenis, yang akan dihubungkan secara langsung dalam

    suatu konstruksi.

    4. Kontrol kualitas

    Pada umumnya kontrol kwalitas merupakan pengujian rutin bagi produsen

    untuk memeriksa kwalitas baru sejumlah produk yang dianggar dapat mewakili

    dari variasi-variasi prodiksi. Pengujuan ini bisa tidak berhubungan langsung

    dengan pelayanan yang diharapkan tapi kadang- kadang dihubungkan dalam

    spesifikasi sebagai pengujuan pendukung. Kontrol kwalitas juga diperlukan bagi

    pemakai setelah melakukan pemilihan material, untuk mengetahui apakah kwalita

    dari marial yang telah diproduksi sama seperti yang dispesifikasikan. Dalam

    beberapa hal pengujian periodik diperlukan untuk menentukan perubahan dalamagresivitas dari lingkungan dikarenakan perubahan operasi temperature, proses

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    5/17

    5

    bahan baku, konsentrasi larutatan atau perubahan lainnya yang sering di anggap

    remeh dari segi korosi oleh personil operasi.

    Pengujian korosi untuk kualitas merupakan cara untuk menyakinkan kita

    bahwa material yang dibuat/ dibeli / dipilih benar-benar memiliki kualitas yang

    sama dan memenuhi spesifikasi. Pengujian kontrol kualitas dilakukan dalam

    laboratorium dan waktunya harus relatif cepat untuk menghindari penundaan

    pengiriman / pelaksanaan.

    5. Pemeliharaan

    Pengujian korosi adalah penting dalam pemeliharaaan konstruksi dan

    peralataan yang sedang / masih dalam operasi. Pengujian secara periodic dalam

    pemeliharaan bisa menentukan apakah konstruksi peralatan masih memenuhi

    persyaratan disain dan pengujiannya dapat dilakukan di laboratorium melalui

    pemotongan spesimen atau dilapangan melalui pengeksposan benda uji /

    pemantauan konstruksi atau peralatan tersebut pada kondisi operasi. Pengujian ini

    juga menghasilkan informasi praktis untuk pemilihan material yang mungkin

    dapat diaplikasikan pada konstruksi yang akan datang.

    6. Analisa kerusakan

    Analisa kerusakan juga merupakan bagian dari pengujian korosi.

    Kerusakan-kerusakan yang terjadi apakah disebabkan darri kesalahan-kesalahan

    seperti disain, aplikasi, kondisi operasi, lingkungan atau juga disebabkan metoda

    dan material yang kurang sesuai dengan fungsinya.

    Analisa kerusakan dilakukan pada baagian yang gagal melalui

    pemeriksaan kerusakan tersebut dan pengujian-pengujian untuk menentukan

    penyebabnya atau mungkin juga cara penanggulangannya.

    Prosedur pemeriksaan kerusakan pada bagian yang gagal biasanya melibatkan :

    - pengamatan secara visual / mikroskopik / makroskopik.

    - analisa komposisi kimia ; metal, produk korosi dan bahan-bahan asing lainnya.

    - kronologis dari material logam dan kondisi operasinya terkadang diperlukan.

    E. Pengadaan Bahan Uji

    Tahap pertama yang harus dilakukan dalam pengujian korosi adalah

    pengadaan bahan uji. Dalam beberapa hal, seperti pada pengujian untuk control

    kualitas ataau analisa kerusakan, jenis dan jumlah bahan yang akan diuji harusditentukan terlebih dahulu. Dalam hal lainnya, kebebasan memilih bahan uji lebih

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    6/17

    6

    luas. Untuk menghindari keraguan dan meningkatkan kepercayaan dari pengujian,

    sebagian besar laboratorium, perusahaan menyimpan persediaan material untuk

    keperluan pengujian korosi. Material-material logam atau paduan komersial yang

    diperlukan untuk pengujian, sebaiknya diperoleh dari pabrik yang mewakili produksi

    dalam jumlah yang cukup besar da benda-benda uji dibuat dari material-material

    tersebut.

    Persediaan bahan dan benda uji segera diidentifikasi dengan nomor referensi.

    Kronologis pabrikasi material uji yang mencakup tahapan pabrikasi bersamaan

    dengan analisa komposisi logam yang tepat diperlukan; paling tidak, material-material

    harus sebagai mana adanya dalam batas komposisi yang dispesifikasikan dan

    memenjuhi persyaratan kekuatan / kekerasan yang dijamin melalui proses

    tempering. Pemeriksaan mikroskopik juga mungkin diperlukan untuk menjamin

    bahwa material ada dalam kondisi metalurgis yang cocok. Informasi-informasi dasar

    tersebut dapat menghindarkan kemungkinan-kemungkinan kesalahan dan evaluasi

    sebagai akibat komposisi yang salah atau proses tempering yang tidak cocok.

    Jika informasi yang lengkap pada material-material non standar tidak

    diketahui, data yang diperoleh dalam praktek kemungkinan tidak bermanfaat. Hal ini

    mungkin secara praktis tidak ekonomis untuk merakit dan menggunakan logam non

    standar dalam peralatan produksi. Dalam menghadapi hal semacam ini, sebelum

    mengedarkan ke pasaran, harus dilakukan evaluasi beberapa kali menggunakan

    benda-benda uji dari sejumlah material yang cukup besar yang dianggap mewakili

    dari variasi produksi. Evaluasi dari beberapa kelompok produksi diperlukan, karena

    sering terjadi bahwa hasil-hasil pengujian dari satu kelompok produksi material tidak

    reproducible pda kelompok produksi material lainnya.

    Pertimbangan lainnya yang perlu diperhatikan adalah bentuk logam yang akan

    diuji. Logam dan paduan yang tersedia dalam bentuk tempa dan cetakan, kedua

    bentuk ini tidak dapat dipertukarkan dalam pengujian. Bermacam cara pencetakan

    (seperti dies casting, permanent mold dan sand mold) dan pengerjaan (seperti

    drawing, extruding, forging dan rolling) akan mempengaruhi struktur butiran dan

    homogenitas yang mana akan mempengaruhi juga terhadap daya tahan korosi.

    Logam yang disediakan untuk pengujian sedapat mungkin harus mirip dengan

    tipe yang akan digunakan dalam produk akhir. Dalam tipe tertentu dari pengujian

    korosi, seperti pengujian terhadap kecocokan dengan larutan-larutan zat kimia atauevaluasi terhadap lapisan protektif, pertimbangan struktur butiran mungkin tidak

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    7/17

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    8/17

    8

    menentukan jumlah lingkungan uji yang diperlukan (setiap 1 cm luas permukaan

    benda uji yang diuji membutuhkan larutan uji sebanyak 40 cm ASTM G-7 ).

    Disamping itu, benda uji harus cukup besar atau jumlah yang cukup dari benda-benda

    uji kecil harus diekspos untuk memasukkan semua penilaian yang penting dari

    variable metalurgis dan manufacturing .

    5. Pengurangan atau penambahan berat

    Pengukuran perubahan berat juga tidak memerlukan suatu ukuran atau bentuk

    benda uji tertentu tetapi perbandingan luas dengan volume lingkungan uji ( A/V )

    digunakan untuk sensitifitas.Biasanya bentuk segi empat, digunakan untuk

    memudahkan pengukuran luas permukaan, yang ikut serta dalam formula untuk

    menghitung laju korosi.

    Ukuran benda uji yang kecil lebih disukai karena lebih akurat dalam

    penimbangan dan pengukuran dimensi, khususnya untuk pengujian dengan waktu

    yang relatip singkat atau bilamana laju korosinya rendah. Dalam praktek, penggunaan

    suatu ukuran dari bentuk yang standar untuk semua benda uji dalam serangkaian

    pengujian yang dilakukan, agar supaya luas permukaan yang diekspos sama dan

    derajat akurasi yang sama dalam pengukuran dan perhitungan. Benda uji standar yang

    sering digunakan dalam standar ASTM adalah 4 x 20 cm dan tebal 1,5 mm.

    6. Penurunan dalam sifat-sifat tensil

    Jika pengaruh korosi terhadap penurunan sifat-sifat tensil pada logam /

    paduannya dievaluasi, prosedur yang terbaik dengan menggunakan salah satu benda

    uji dari standar ASTM. Dalam hal ini, benda uji dapat di preparasi secara lengkap

    sebelum pengeksposan atau dapat di preparasi di panel yang terkorosi setelah

    pengujian korosi berakhir.

    Benda uji yang dipreparasi sebelum pengeksposan akan memberikan indikasi

    dini dari pengaruh korosi, tetapi indikasi derajat penurunan dalam sifat tensil,

    khususnya elongation biasanya sangat tinggi dikarenakan dari pengaruh takikan

    yang dihasilkan oleh korosi pada bagian pinggir benda uji. Penilaian yang lebih

    realities dari penurunan kekuatan dan elongation dapat diperoleh melalui preparasi

    benda uji dari panel uji yang terkorosi dan dalam cara ini akan menghindari pengaruh

    korosi pada bagian pinggir.

    7. Pengujan korosi tegang

    Pemilihan benda uji untuk pengujian korosi tegang adalah kompleks tetapiterutama tergantung pada kemampuan untuk menerima dan mempertahanjan tegangan

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    9/17

    9

    yang besarnya diketahui dan untuk menerima tegangan ini secara uniform dalam arah

    metalurgis yang spesifik.

    8. Korositifitas dari lingkungan uji

    Faktor kedua yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pengujian korosi

    dari suatu benda uji adalah korositifitas lingkungan uji. Waktu pengujian yang singkat

    dan benda uji yang tebal diperlukan bila kondisi pengujian sangat korosif. Sebaliknya,

    bila kondisi pengujian tidak korosif maka benda uji yang tipis dan kecil diperlukan.

    9. Kecocokan dengan pengujian lainnya

    Faktor-faktor selain dari logam dan lingkungan yang akan dinilai, kita harus

    yakin bahwa benda uji cocok dengan tujuan pengujian yang khusus. Misalnya lapis

    linding cat atau lapis lindung logam akan dievaluasi, bagian pinggir dan sudut dari

    benda uji harus ditumpulkan sebelum pelapisan. Lapisan-lapisan yang tipis pada

    bagian pinggir / sudut yang tajam dan ini merupakan titik lemah yang tidak realistik

    untuk permulaan korosi. Jika proteksi katodik akan dievaluasi, perbandingan ukuran

    katoda/anoda dan geometrinya harus diketahui dan dikontrol.

    G. Preparasi Benda Uji

    Idealnya pemukaan dari benda uji harus identik dengan permukaan peralatan

    sebenarnya yang akan digunakan di pabrik. Akan tetapi, ini umumnya tidak mugkin

    karena permukaan dari logam dan paduan komersil bervariasi selama diproduksi dan

    dipabrikasi.

    Derajat kerak / jumlah oksidda pada peralatan dan jugaa kondisi darri

    kontaminasi lainnya pada permukaan bervariasi. Dikarrenakan situasi ini dan karena

    penentuan dari ketahanan korosi dari logam / paduan itu sendiri merupakan

    kepentingan utama dalam kebanyakan hal, permukaan logam yang bersih umumnya

    digunakan.

    Standar kondisi permukaan diperlukan untuk memudahkan perbandingan

    dengan hasil dari yang lainnya. Permukaan akhir yang umum digunakan adalaah

    dihasilkaan melalui pemolesan dengan kertas ampelas nomor 120, pemukaan akhir

    hasil pemolesan dengan kertas ampelas nomor 120 tidak halus dan juga tidak kasar.

    Sebelum perlakuan, permesinan, penggerindaan atau pemolesan dengan kertas

    abrasif yang kasar mungkin diperlukan jika pemukaan benda uji sangat kasaratau mengandung kerak yang hebat. Semua operasi diatas harus dilakukan

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    10/17

    10

    sedemikian agar supaaya panas berlebih akibat operasi dapat dihindarkan. Kertas

    ampelas yang bersih harus digunakan untuk menghindari kontaminasi pada

    permukaan logam, khususnya bilamana logam-logam yang berlainan jenis akan

    dipoles. Misalkan kertas ampelas yang digunakan untuk pemolesan baja harus tidak

    digunakan untuk pemolesan logam tembaga atau sebaliknya.

    Partikel-partikel dari salah satu logam akan menempel dalam permukaan

    logam yang jenisnya berbeda dan menyebabkan hasil pengujian yang salah.

    Permukaan akhir yang lebih halus mungkin diperlikan dalam keadaan tertentu

    bilamana laju korosi yang sangat rendah dihaaarapkan. Seringkali benda uji dibuat

    melalui pemotongan dari pelat tipis, bagian pinggir harus diraatakan untuk

    memudahkan pemolesan.

    Setelaah preparasi permukaan, benda uji harus diukur dengan teliti untuk

    menghitung luas permukannya,karena luas permukaan tercakup dalam formula

    perhitungan laju korosi dan tegangan. Setelah pengukuran dimensi, benda uji harus

    dibersihkan dari lemak /minyak dalam larutan yang sesuai sepertiaceton, kemudian

    dikeringkan dan ditimbang. Benda ujui harus segera di ekspos kelingkungan uji atau

    disimpan dalam disikator, khususnya jika benda uji tersebut tidak takan korosi

    terhadap atmosferik. Pengukuran dimensi dan penimbangan benda uji diperlukan

    untuk pengujian korosi yang tertentu.

    H. Identifikasi Benda Uji

    Dalam suatu metode pengujian korosi yang memerlukan banyak benda uji,

    lokasi atau parameter pengujian maka identifikasi benda uji adalah sangat penting,

    terutama sekali bila pengujian tersebut melibatkan banyak orang atau membutuhkan

    waktu yang lama. Identifikasi yang baik dilakukan dalam pengujian korosi melalui

    penandaan pada benda-benda uji dan pencatatan pada lembar data pengujian, yang

    dimaksud untuk menghindari kekeliruan pengambilan data dari hasil pengujian,karena

    ini secara langsung dapat menimbulkan masalah untuk mengevaluasi data dan

    kesimpulan.

    Penandaan benda-benda uji yang belainan jenisnya dapat dilakukan dengan

    memberikan urutan objek alphabet, sedangkan untuk benda-benda uji yang sama

    jenisnya dengan menggunakan nomor yang berurutan atau sebaliknya. Penandaan

    untuk identifikasi dapat distempel langsung pada benda-bendda uji atau sebagai

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    11/17

    11

    alternatif dapat dibubuhkan etiket sedemikian rupa sehingga tidak menggu pengujian

    korosi.

    I. Penataan Benda Uji

    Hal yang harus diperhatikan juga sebelum berlangsungnya pengujian korosi

    adalah penataan benda uji. Penataan benda uji sangat bervaariasi, yang mana

    tergantung diantaranya pada jenis dan metode pengujian, wadah, volume larutan, serta

    bentuk, ukuran, jenis dan jumlah benda uji. Penataan benda uji disamping harus

    mengikuti standar pengujian yang ada / harus disesuaikan dengan kondisi aplikasi

    yang sebenarnya, disamping itu harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti. Karena itu

    secara langsung dapat mempengaruhi hasil pengujian yang tidak reproducible,

    sehingga akan menyulitkan kita untuk mengevaluasi atau mengambil kesimpulan dari

    data hasil pengujian yang scetter.

    Pertimbangan-pertimbangan yang penting dalam penataan benda uji pada pengujian

    korosi yang terdiri dari 2 benda uji atau lebih sebagai berikut :

    a) Benda-benda uji harus terisolasi atau sama lainnya dan daaaaari kontak langsung

    dengan rangka yang terbuat dari logam.

    b) Benda-benda uji harus diatur sedemikian rupa sehingga produk korosi dari satu

    benda uji tidak mengotori terhadap benda uji yang lainnya.

    c) Lingkungan korosinya harus secara merata dapat kontak dengan benda-benda uji.

    Dalam pengujian korosi dengan metode pencelupan :

    a) Benda benda uji yang satu jenis boleh ditempatkan secara bersama-sama, dalam

    satu wadah, asalkan volume medium korosif cukup untuk menjaga sifat-sifat

    asalnya selama pengujian.

    b) Benda-benda uji yang berlainan jenisnya tidak boleh ditempatkan secara

    bersama-sama dalam satu wadah, karena produk korosi / benda uji yang

    satunya dapat mempengaruhi terhadap benda uji yang lainnya, kecuali untuk

    pengujian pengaruh korosi secara galvanis.

    c) Rangka haaarus tidak boleh rusa selama pengujian.

    d) Benda uji harus ditempatkan sebaik-baiknya jika pengaruh pencelupan seluruh,

    sebagian atau fase uap akan dievaluasi.

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    12/17

    12

    J. Waktu Pengujian

    Pemilihan waktu dan jumlah periode pengeksposan yang tepat adalah penting

    dan kesalahan hasil pengujian mungkin terjadi jika faktor-faktor ini tidak

    dipertimbangkan. Paling sedikit 2 periode harus digunakan. Prosedur ini memberikan

    informasi pada perubahan laju kiorosi dengan waktu dan bisa mengetahui kesalahan

    penimbangan. Laju korosi bisa meningkat, menurun atau tetap konstan dengan

    waktu.Seringkali laju penyerangan korosi pada permulaan adalah tinggi dan kemudian

    menurun. Prosedur pengujian korosi dalam laboratorium yang sangast luas digunakan

    terdiri dari 5 [perioda dan setiap perioda 48 janm dengan larutan segar untuk setiap

    perioda.

    Pengujian laboratorium terhadap laju korosi logam dalam media larutan dapat

    dilakukan dengan cara konvensional melalui pengurangan berat logam setelah di

    ekspos dan cara elektro kimia melalui polarisasillogam dengan menggunakan

    alatpotensiostat. Pengujian laju korosi logam dengan cara konvensional memerlukan

    waktu yang relative lama, sedangkan dengan cara elektrokimia waktu yang diperlukan

    relatip singkat.

    K. Planned Interval Test

    Wachter dan Treseder memberikan suatu prosedur yang sangat baik untuk

    mengevaluasi pengaruh waktu pada korosi logam dan juga pada korositifitas

    lingkungan dalam pengujian laboratorium, perncanaan ini disebul panned interval

    test. Pengujian ini tidak hannya melibatkan pengumpulan pengaruh korosi pada

    beberpa waktu dibawah kondisi yang diberikan tetapi jiga laju korosi awal dari logam

    baru, laju korosi dari metal setelah di ekspos lama dan laju korosi awal dari logam

    baru selama periode yang sama dari waktu yang terakir dapat diakumulasi.

    Satuan Interval waktu yang sering dilakukan selama satu hari, kemudian

    diperpanjang pada perioda beberapa hari. Dalam planned interval test sebaiknya

    mempunyai benda uji duplikat untuk setiap interval dan perpanjangan waktu

    pengujian dilakukan dengan penambahan benda uji dan jarak interval yang sama.

    L. Pembersihan Benda Uji setelah Pengeksposan

    Ini merupakan salah satu tahap yang sangat penting dalam pengujian korosi

    dan prosedur pembersihan yang tepat harus dilakukan. Pemeriksaan visual /

    fotocgrafin benda uji sebelum dan sesudah pembersihan harus dilakukan. Dalam banyak hal, pengamatan visual dari benda uji setelah pengeksposan memberikan

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    13/17

    13

    informasi yang berguna mengenai penyebab atau mekanisme korosi yang dilibatkan,

    misalnya deposit dapat menyebabkan sumuran dari logam. Perubahan dalam berat

    dari benda uji sangat sering digunakan untuk kalkulasi dari laju korosi. Oleh karena

    itu penghilangan produk korosi yang sempurna atau kurang sempurna secara langsung

    merefleksikan laju korosi. Metode pembersihan benda uji yang umum dilakukan

    menggunakan zat kimia.

    Tabel. Metoda pembersihan benda uji dengan zat kimia setelah pengujian (ASTM G-

    1)

    Material Metoda pembersihan dengan pencelupan

    Tembaga dan paduan nikel HCI 500 ml

    Air 500 ml

    Temperatur ruangan

    Waktu 1 sampai dengan 3 menit

    Alumunium dan paduan CrO3 20 grm

    H3PO4 20 ml

    Air -+ 980 ml

    Temperatur 80 C

    Waktu 5 sampai dengan 10 menit

    Jika lapisan film masih ada

    HNO3 70%

    Tempetatur ruangan

    Waktu 15 menit

    Timah putih (Sn)dan paduan Na3PO4 150 grm

    Air +-850 ml

    Temperature mendidih

    Waktu 10 menit

    Timah hitam (Pb)dan paduan 1.Asam asetat (99,5%) 10 ml

    air+- 990 ml

    temperatur mendidih

    waktu 5 menit

    2.Amonium asetat 50 grm

    air +-950 mlo

    temperatur panas

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    14/17

    14

    waktu 5 menit

    Magnesium dan paduan CrO3 150 gram

    AgNO3 10 gram

    Air +-840 mlTemperatur mendidih

    Waktu 1 menit

    Seng (Zn) 1.NHOH 150 ml

    air +- 850 ml

    temperature ruang waktu beberapa

    menit kemudian dicelupkan

    kedalam :

    CrO3 50 gram

    AgNO3 10 gram

    Air +- 960 ml

    Temperature panas

    Waktu 5 menit

    2.HCI 85 ml

    air +- 915 ml

    temperature ruang

    waktu 15 menit

    Besi dan Baja 1. Larutan NaOH panas

    2. HCI 1 liter Sb2O3 20 gr SnCI2 50 gr

    temperature kamar waktu +-25 menit

    3. H2SO4 100 ml air+-900ml inhibitor

    organic 15 ml temperature 50 C

    Stainless steel 1. Larutan NaOH panas

    2. HNO3 100 ml air+- 900 ml

    temperature 60 C waktu 20 menit

    3. Anonium sitrat 150 gr air +- 850 ml,

    temperature 70 C waktu 10 sampai dengan

    60 menit

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    15/17

    15

    Pembersihan benda uji blangko harus dilakukan untuk mengetahui jumlah

    logam yang dihilangkan melalui metode pembersihan tersebut dan jumlah

    kehilangan beratnya harus tidak melebihi hargga yang terccantum di dalam tabel 3.

    Jika kehilangan beratnya melebihi harga tersebut maka harus dilakukan

    alternatif dengan menggunakan zat kimia lain yang direkomendasikan dalam standar.

    Tabel. Kehilangan berat benda uji blangko akibat pembersihan dengan zat kimia.

    Material Kehilangan berat (mg / in2)

    Aluminium

    Amiralty brass

    Red brass

    Yellow brassTin bronze

    Copper

    Monel

    Steel

    18-8 Stainless Steel

    Lead

    Nickel

    Tin

    0,10

    0,013

    0,00

    0,0260,00

    0,013

    0,00

    0,051

    0,00

    0,39

    0,14

    0,014

    M. Perhitungan Laju Korosi

    Setelah benda uji dibersihkan dengan metode pencelupan kedalam zat kimia,

    logam / paduannya dibandingkan berdasarkan ketahanan korosinya. Untuk membuat

    perbandingan yang berarti, laju penyeraaangan untuk tiap-tiapmaterial harus

    diungkapkan secara kwantitatif. Laju korosi telah diungkapkan dalam bermacam-

    macam cara, seperti persen kehilangan berat dan mdd.

    Unit ini tidak mengungkapkan ketahanan korosi dipandang dari segi

    penipisan material dapat digunakan untuk prediksi umur pelayanan dari suatu

    material. Pengungkapan laju korosi yang baik harus melibatkan :

    a) Satuan yang familiar

    b) Mudah kalkulasi dengan kesalahan yang minimum

    c) Mudah dikonversi ke umur pelayanan dalam tahun

    d) Penetrasi

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    16/17

  • 8/13/2019 ASPEK PENGUJIAN KOROSI

    17/17

    17

    DAFTAR PUSTAKA

    Mars G. Fontana. (1986). Corrosion Engineering 3 rd edition . New York: McGraw-Hill BookCompany.

    E, Bardal. (2003). Corrosion and Protection . London: British Library Cataloguing inPublication Data.

    http://sam-belajarblog.blogspot.com/2011/08/pengujian-laju-korosi.html diunduh Tanggal 31

    Desember 2013.

    http://sam-belajarblog.blogspot.com/2011/08/pengujian-laju-korosi.htmlhttp://sam-belajarblog.blogspot.com/2011/08/pengujian-laju-korosi.html