aspek keuangan pt tesla jaya utama
DESCRIPTION
perencanaanTRANSCRIPT
BAB V
ASPEK KEUANGAN
5.1 Pendahuluan
Studi aspek keuangan ini dimaksudkan untuk menjelaskan kebutuhan dana
investasi serta sumber pembiayaan atas proyek pendirian unit usaha produksi
peralatan medis dari PT. TESLA JAYA UTAMA. Proyeksi-proyeksi keuangan, yaitu
Proyeksi Rugi/Laba, Arus Kas dan Neraca disusun untuk memberikan gambaran
keuangan yang akan dihadapi oleh pengelola proyek pabrik produksi peralatan medis
ini di masa depan. Sebagai dasar penilaian kelayakan proyek digunakan analisis
NPV, IRR, payback period dan Sensitivity Analysis.
5.2 Rencana Kebutuhan dana Investasi
Investasi yang direncanakan oleh pemrakarsa proyek secara garis besar adalah
sebesar Rp 3.000.000.000,- seperti terlihat pada Tabel 5.1. berikut:
Tabel 5.1Kebutuhan Dana Investasi
(Dalam ribuan rupiah)
No Keterangan Unit Harga/unit Jumlah
A TANAH DAN BANGUNAN 1 Tanah 1.000 m2 500 500.0002 Bangunan 800 m2 2.500 2.000.000
Sub Total 2.500.000 B MESIN DAN PERALATAN 3 Mesin Solder Otomatis 10 Unit 10.000 100.0004 PC 5 Unit 3.000 15.0005 Mesin Packing 5 Unit 5.000 25.0006 Perlengkapan elektrik 10 Unit 2.000 20.000
Sub Total 160.000C Kendaraan Dan Inventaris7 Mobil Angkut 3 Unit 85.000 255.0008 Inventaris Kantor 65.000 Sub Total 320.000
D BIAYA PRA OPERASI
9Biaya Aspek Legal (ijin-ijin SIUP, TDP, IMB dll) 10.000
10Biaya Administrasi pra operasi dan lain-lain 10.000Sub Total 20.000TOTAL 3.000.000
5.3 Kebutuhan Modal Kerja
Modal kerja diperkirakan sejumlah Rp. 1.477.662.000,- digunakan untuk
membiayai kebutuhan sehari-hari dalam pelaksanaan operasi produksi peralatan
medis ini, yang secara garis besar terinci sebagai berikut:
Tabel 5.2Proyeksi Kebutuhan Modal Kerja
(Dalam ribuan rupiah)
No Keterangan Periode Jumlah
1 Saldo Kas Minimum 1 bulan 505.246
2 Persediaan Bahan 2 bulan 426.400
3 Persediaan Barang Jadi 1 bulan 244.749
4 Piutang Dagang 1 bulan 550.000
Jumlah Modal Kerja Kotor 1.726.395
5 Hutang Dagang 1 bulan (248.733)Total Kebutuhan Modal Kerja 1.477.662
5.4 Pembiayaan Proyek
Dana kebutuhan investasi sebesar Rp 4.580.112.000,- tersebut akan dipenuhi
dari modal sendiri dan modal pinjaman bank. Rencana pembiayaan akan terlihat
dalam komposisi modal sendiri dan pinjaman bank sebagai berikut:
Tabel 5.3
Rencana Pembiayaan Proyek(Dalam ribuan rupiah)
No Keterangan MODAL SENDIRI % PINJAMAN
BANK % Total
1 Tanah
500.000 -
500.000
2 Bangunan -
2.000.000
2.000.000
3 Mesin -
160.000
160.000
4 Kendaraan -
255.000
255.000
5 Inventaris
65.000 -
65.000
6 Bi. Pra Operasi
20.000 -
20.000
7 Bi Provisi KI
34.150 -
34.150
8 Bi Bunga Masa Kontruksi
68.300 -
68.300
9 Modal Kerja
477.662 1.000
.000 1.47
7.662 10 Total 1.165.112 25,4% 3.415.000 74,6% 4.580.112
Pembiayaan dengan pinjaman bank diperkirakan dengan tingkat bunga 12%
per tahun. Selain itu atas besaran pinjaman senilai Rp 3.415.000.000,- ini dibebani
biaya provisi 1%, dan atas dana yang cair sebelum operasi komersial perusahaan
sudah dibebani bunga yang disebut bunga masa konstruksi atau interest during
construction / IDC. Berikut ini, pada Tabel 5.4 adalah gambaran perhitungan
pinjaman, bunga dan rencana angsuran pinjaman.
Tabel 5.4Rencana Pinjaman bank, bunga dan Angsuran
(Dalam Ribuan Rupiah)
No KeteranganTahun
0 1 2 3 4 5
1 Saldo Awal Pinjaman Bank - 3.415.000 3.415.000 2.561.250 1.707.500 853.750
2 Pinjaman Bank Cair 3.415.000 - - - - -
3 Biaya Provisi 34.150 - - - - -
4 Bunga Masa Konstruksi / IDC 68.300
5 Biaya Bunga - 409.800 409.800 307.350 204.900 102.450
6 Cicilan Pokok Pinjaman Bank - - 853.750 853.750 853.750 853.750
7 Saldo Akhir Pinjaman Bank 3.415.000 3.415.000 2.561.250 1.707.500 853.750 -
5.5 Asumsi yang digunakan
Asumsi yang digunakan pada proyeksi keuangan adalah sebagai terlihat pada
Tabel 5.5 berikut :
Tabel 5.5Asumsi yang digunakan dalam Aspek Keuangan
No Keterangan Harga Unit
Operasi Usaha: 1 Rencana Omset Produksi 6.000 unit per tahun2 Rencana Omset Produksi 1,0 bulan3 Rencana Omset Produksi 1.500.000 rupiah per unit4 Rencana Omset Produksi 5% per tahun Biaya Bahan Baku: 5 PCB 2.500 rupiah per unit6 Komponen Elektrronika 180.000 rupiah per unit7 Casing 50.000 rupiah per unit8 Sensor with cable plug 300.000 rupiah per unit9 Pack Karton 500 rupiah per unit
Sub total Standar Biaya Bahan Baku 533.000 rupiah per unit10 Persediaan Bahan Baku 2,0 bulan11 Kenaikan harga beli bahan 5% per tahun Biaya Tenaga Kerja Langsung:
12 Kebutuhan tenaga kerja 10 orang
13 Upah Minimum Regional 2.000.000 rp / bulan14 Kenaikan biaya-biaya 2% per tahun Biaya Overhead:
15 Biaya Bahan tak langsung 4% dari biaya bahan16 Biaya Pengolahan 2% dari biaya bahan17 Biaya Handling 1% dari biaya bahan
Biaya Umum/Administrasi: 18 Biaya Sewa Peralatan 1.000.000 rupiah per bulan19 Biaya Kantor 1.000.000 rupiah per bulan20 Biaya Perjalanan Dinas 2.000.000 rupiah per bulan21 Biaya Tamu 1.000.000 rupiah per bulan22 Biaya Telepon, Listrik dan Air 2.000.000 rupiah per bulan23 Biaya Lain-lain 1.000.000 rupiah per bulan Biaya Pemasaran:
24 Biaya Komisi 1% dari omset penjualan25 Biaya Pengiriman 1% dari omset penjualan26 Biaya Promosi/Advertensi 1.000.000 ribu rupiah per bulan27 Transaksi keuangan lainnya 28 Saldo Kas Minimum 1,00 bulan29 Piutang Dagang 1,0 bulan30 Hutang Dagang 1,0 bulan31 Pembagian Keuntungan 2% dari laba tahun sebelumnya32 Biaya Bunga Pinjaman Bank 12% per tahun33 Biaya Provisi Kredit 1% pinjaman bank34 Masa IDC / Interest During Construction 2 bulan
5.6 Pajak Penghasilan
Perhitungan estimasi pajak penghasilan berdasarkan peraturan yang berlaku
bahwa tarif pajak sebesar rata-rata 25% dari total laba sebelum pajak
5.7 Proyeksi Laba/Rugi
Jika target operasi yang diperkirakan bisa tercapai maka kondisi Laba/Rugi
akan terlihat seperti Tabel 5.6, berikut:
Tabel 5.6. Proyeksi Laba Rugi(Dalam ribuan Rupiah)
No Keterangan Tahun
1 2 3 4 51 Penjualan 6.600.000 7.560.000 8.847.563 9.376.763 10.848.393
2 Harga Pokok Penjualan 2.906.739 3.225.942 3.613.334 3.711.798 4.122.091
3 Laba Kotor 3.693.261 4.334.058 5.234.229 5.664.965 6.726.303 BIAYA OPERASI:
4 Biaya Umum/ Administrasi Cash 2.989.800 3.049.596 3.110.588 3.172.800 3.236.256
5 Biaya Pemasaran 144.000 163.440 189.436 200.270 229.957 6 Biaya Amortisasi 24.490 24.490 24.490 24.490 24.490 7 Jumlah Biaya Operasi 3.158.290 3.237.526 3.324.514 3.397.559 3.490.703 8 Laba Operasi 534.971 1.096.532 1.909.715 2.267.405 3.235.600
9 Biaya Bunga Kredit Investasi 409.800 409.800 307.350 204.900 102.450
10 Laba Bersih Sebelum Pajak 125.171 686.732 1.602.365 2.062.505 3.133.150
11 Pajak Penghasilan 12.517 68.673 160.236 206.251 313.315 12 Laba setelah Pajak 112.654 618.059 1.442.128 1.856.255 2.819.835
Dari proyeksi laba rugi tersebut, dihasilkan rekapitulasi laba setelah pajak,
Sales, dan net profit margin seperti Tabel 5.7, berikut:
Tabel 5.7. Laba, Sales dan Profit Margin ( x Rp 1.000)(Dalam ribuan rupiah)
Tahun Laba setelah pajak Penjualan Net Profit
Margin
Tahun 1 9.875.965 79.177.500 12,47%Tahun 2 9.670.820 82.620.000 11,71%Tahun 3 16.446.667 103.002.469 15,97%Tahun 4 15.113.542 103.619.250 14,59%Tahun 5 22.524.313 126.640.610 17,79%
Angka presentase Net profit margin / NPM menunjukkan efisiensi seluruh
perusahaan, dimana semakin besar presentase NPM maka semakin efisien
perusahaan. Profit margin yang meningkat menunjukkan kinerja perusahaan
yang diharapkan selama 5 tahun ke depan semakin membaik. Penurunan yang
terjadi disebabkan pada estimasi harga jual yang meningkat setiap dua tahun,
sedangkan biaya-biaya meningkat setiap tahun.
5.8. Proyeksi Arus Kas
Dari Tabel 5.8, terlihat bahwa diperkirakan selama masa operasinya
selalu terjadi surplus penerimaan operasi.
Tabel 5.8. Ringkasan Proyeksi Arus Keuangan (Dalam ribuan rupiah)
No KeteranganTahun
0 1 2 3 4 5 Transaksi Operasi: PENERIMAAN :1 Penjualan / Piutang Dagang 0 6.050.000 7.480.000 8.740.266 9.332.663 10.725.757 PENGELUARAN:2 Pembelian / Hutang Dagang 0 2.736.067 2.648.655 3.021.920 3.063.874 3.490.731 3 Biaya tenaga Kerja Langsung 0 260.000 265.200 270.504 275.914 281.432 4 Biaya Overhead Pabrik Cash 0 179.088 182.670 209.614 213.806 242.313 5 Biaya Umum/Adm. Cash 0 2.989.800 3.049.596 3.110.588 3.172.800 3.236.256 6 Biaya Pemasaran 0 144.000 163.440 189.436 200.270 229.957
7 Jumlah Pengeluaran Operasi 0 6.308.955 6.309.560 6.802.061 6.926.663 88.719.918
8 Surplus (Defisit) Operasionil 0 (258.955) 1.170.440 1.938.204 2.405.999 36.002.246 Transaksi Investasi:9 Tanah (500.000)
10 Bangunan (2.000.000) 11 Mesin dan Peralatan (160.000) 12 Kendaraan (255.000) 13 Inventaris (65.000) 14 Biaya Pra Operasi (20.000) 15 Jumlah Transaksi Investasi (3.000.000) Transaksi Keuangan:
16 Setoran Modal Sendiri 1.205.112 0 0 0 0 0 17 Penerimaan Pinjaman Bank 3.415.000 0 0 0 0 0 18 Biaya Provisi KI (34.150) 0 0 0 0 0
19 Biaya Bunga Masa Konstruksi / IDC (68.300) 0 0 0 0 0
20 Cicilan Pokok Pinjaman 0 0 (853.750) (853.750) (853.750) (853.750)
Bank KI21 Bunga Bank KI 0 (409.800) (409.800) (307.350) (204.900) (102.450)
22 Pembayaran Pajak Penghasilan 0 (12.517) (68.673) (160.236) (206.251) (313.315)
23 Pembagian Keuntungan 0 0 (2.253) (12.361) (28.843) (37.125)24 Jumlah Transaksi keuangan 4.517.662 (422.317) (1.334.476) (1.333.698) (1.293.743) (1.306.640)25 Arus Kas Bersih 1.517.662 (681.272) (164.037) 604.507 1.112.256 1.938.428 26 Saldo Awal Kas 0 1.517.662 836.390 672.353 1.276.860 2.389.116 27 Saldo Akhir Kas 1.517.662 836.390 672.353 1.276.860 2.389.116 4.327.544
Surplus ini digunakan untuk transaksi keuangan meliputi pembayaran biaya
bunga, cicilan pokok, pembayaran dividen dan pajak. Saldo akhir kas pada tahun 0,
merupakan kebutuhan dana modal kerja yang siap digunakan pada operasi awal
komersialnya. Selanjutnya peningkatan saldo kas dari tahun 1 ke tahun berikutnya
dan seterusnya, menunjukkan bahwa surplus operasinya sangat besar sehingga
walaupun surplus operasi tersebut digunakan untuk membayar bunga, cicilan pokok,
pajak penghasilan dan dividen, masih dapat menghasilkan peningkatan kas.
5.9. Proyeksi Neraca
Proyeksi Neraca menunjukkan kondisi keuangan pada setiap akhir tahun.
Komponen modal sendiri menunjukkan perkiraan yang akan dihadapi oleh investor,
selama masa operasi sampai akhir estimasi yaitu akhir tahun kelima.
Tabel 5-9 Proyeksi Neraca(Dalam ribuan rupiah)
No KeteranganTahun Tahun
0 1 2 3 4 5 AKTIVA: 1 Kas 1.517.662 836.390 672.353 1.276.860 2.389.116 4.327.544 2 Piutang Dagang 0 550.000 630.000 737.297 781.397 904.033 3 Persediaan bahan 0 426.400 434.928 499.080 509.061 576.936 4 Persediaan Barang Jadi 0 264.249 269.245 304.008 309.799 346.572 5 Jumlah Aktiva Lancar 1.517.662 2.077.039 2.006.526 2.817.245 3.989.374 6.155.085
Aktiva Tetap:6 Nilai Perolehan 2.980.000 2.980.000 2.980.000 2.980.000 2.980.000 2.980.000
7 Akum. Penyusutan 0 (173.500) (347.000) (520.500) (694.000) (867.500)8 Nilai Buku Aktiva Tetap 2.980.000 2.806.500 2.633.000 2.459.500 2.286.000 2.112.500 Aktiva Lain-lain:9 Biaya Pra Operasi 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000
10 Biaya Provisi 34.150 34.150 34.150 34.150 34.150 34.150 11 Bi. Bunga Masa Konstruksi 68.300 68.300 68.300 68.300 68.300 68.300 12 Jumlah Aktiva Lain-lain 122.450 122.450 122.450 122.450 122.450 122.450 13 Amortisasi 0 (24.490) (48.980) (73.470) (97.960) (122.450)
14 Nilai Buku AktivaLain-lain 122.450 97.960 73.470 48.980 24.490 0
15 TOTAL AKTIVA 4.620.112 4.981.499 4.712.996 5.325.725 6.299.864 8.267.585 KEWAJIBAN: Hutang Lancar
16 Hutang Dagang 0 248.733 218.175 254.886 255.363 294.124 17 Jumlah Hutang Lancar 0 248.733 218.175 254.886 255.363 294.124 Hutang Jangka Panjang
18 Hutang Bank (Kred. Bank) 3.415.000 3.415.000 2.561.250 1.707.500 853.750 0 MODAL:
19 Modal Sendiri 1.205.112 1.205.112 1.205.112 1.205.112 1.205.112 1.205.112 20 Laba ditahan 0 0 110.401 716.098 2.129.384 3.948.514 21 Laba periode ini 0 112.654 618.059 1.442.128 1.856.255 2.819.835 22 Jumlah Modal 1.205.112 1.317.766 1.933.572 3.363.339 5.190.751 7.973.461 23 TOTAL KEW. + MODAL 4.620.112 4.981.499 4.712.996 5.325.725 6.299.864 8.267.585
Dari proyeksi neraca pada Tabel 5-9 menunjukkan estimasi modal sendiri
sampai dengan akhir tahun kelima. Pada akhir tahun kelima, diperkirakan pinjaman
investasi sudah lunas. Ini menunjukkan bahwa proyek akan meningkatkan nilai akhir
modal yang cukup signifikan, yaitu mencapai Rp 8.267.585.000.
5.10. Analisa Rasio Keuangan
Setelah proyeksi neraca dan laba rugi tersusun, dapat diperkirakan rasio-rasio
keuangan yang terjadi. Tabel 5.10 berikut adalah merupakan estimasi rasio-rasio
keuangan.
Tabel 5.10Analisis Ratio
No Keterangan 1 2 3 4 5
Liquidity Ratios 1 Current Ratio 8,4 9,2 11,1 15,6 20,9 2 Acid Test Ratio 5,6 6,0 7,9 12,4 17,8 Profitability Ratios:
3 Profit Margin (Laba stlh pjk / Penjualan) 1,7% 8,2% 16,3% 19,8% 26,0%4 ROE (Laba stlh pjk / Mdl sendiri) 8,5% 32,0% 42,9% 35,8% 35,4%5 ROA (Laba stlh pjk / Total Aktiva) 2,3% 13,1% 27,1% 29,5% 34,1%6 Laba Operasi / Total Aktiva 10,7% 23,3% 35,9% 36,0% 39,1% Activity Ratios:
7 Total Assets Turnover (Penjualan / T. Aktiva) 1,3 1,6 1,7 1,5 1,3 8 Fixed Assets Turnover (Penjualan / Ak. Tetap) 2,4 2,9 3,6 4,1 5,1 Leverage ratios: 9 Debt to Equity (Hutang / Modal Sendiri) 278,0% 143,7% 58,3% 21,4% 3,7%
10 Debt to Total Assets (Hutang / Total Aktiva) 73,5% 59,0% 36,8% 17,6% 3,6%
Rasio liquiditas menunjukkan kondisi yang aman, karena rata-rata
current ratio dan quick ratio masih sangat tinggi. Rasio aktivitas, menunjukkan
perputaran piutang yang cukup cepat karena estimasi perputaran piutang
diperkirakan dalam 1 bulan. Selain itu perputaran aktiva tetap, menunjukkan 1,37
kali sampai 3,77 kali. Ini menunjukkan bahwa jumlah aktiva tetap yang cukup
tinggi menyebabkan perputaran aktiva tetap yang tidak begitu tinggi.
Rasio solvabilitas menunjukkan struktur modal yang cukup tinggi
risikonya pada awal proyek yaitu hutang sebesar 50% dari total aktiva, sehingga
kondisi ini cukup berisiko. Risiko leverage pada awal proyek yang cukup tinggi
ini menghasilkan rasio laba operasi dibanding biaya bunga sebesar 3,19 pada
tahun pertama. Secara berangsur risiko akan menurun jika target pada tahun-tahun
selanjutnya dapat dicapai.
Rasio profitabilitas menunjukkan bahwa NPM yang menurun yaitu antara
tahun pertama 12,5% kemudian pada tahun kedua 11,7%. Hal ini disebabkan
estimasi harga jual pada tahun kedua tetap, sedangkan biaya-biaya naik 5%. Akan
tetapi NPM rata-rata selama lima tahun sebesar 14,5%. Di sisi lain rasio Return
On Equity/ROE cukup tinggi yaitu rata-rata 23,8%. Namun ini merupakan
tantangan bagi manajemen untuk dapat merealisasikannya.
5.11. Break Even Point
Proyeksi ratio Break Even Point terhadap penjualan dari tahun ketahun
semakin menurun, dalam arti lebih baik karena BEP tercapai pada persentase target
penjualan yang lebih rendah, sehingga margin of safety dari tahun ke tahun
berikutnya semakin meningkat. Angka % BEP to Sales dan % Margin of Safety
terlihat pada Tabel 5.11 berikut :
Tabel 5.11. BEP, Sales, BEP to Sales dan Margin of Safety
(Dalam ribuan rupiah)
Tahun BEP Sales BEP to Sales Margin of Safety
1 6.085.158 79.177.500 92,20% 58,3%2 5.663.579 82.620.000 74,92% 58,9%3 5.654.971 103.002.469 63,92% 65,2%4 5.620.146 103.619.250 59,94% 62,5%5 5.626.935 126.640.610 51,87% 67,7%
5.12. Net Present Value
Proyeksi angka Net Present Value, dengan menggunakan discount factor
sebesar 12% menghasilkan angka yang positif yaitu sebesar Rp 2.958.673.000.
Angka ini menunjukkan bahwa nilai sekarang aliran kas masuk bersih jauh lebih
besar dibanding nilai investasi yang sekarang dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa
rencana proyek pabrik Produksi Alat Medis ini secara keuangan layak untuk
dilaksanakan.
5.13. Internal Rate of Return / IRR
Proyeksi angka Internal Rate of Return / IRR dapat dilihat pada lampiran – 20,
yaitu sebesar 27,30%. Angka ini menunjukkan bahwa proyek pabrik Light Concrete
ini, secara bisnis menguntungkan, karena menghasilkan IRR lebih besar dari 12%.
5.14. Payback Period
Angka payback period yang dihasilkan adalah selama 2 tahun, 9 bulan.
Jangka waktu ini cukup cepat, mengingat bahwa investasi yang cukup besar senilai
Rp 11.160.000.000 pada proyek pabrik Light Concrete ini dapat kembali selama
periode waktu tersebut.
5.15. Sensitivity Analysis
Analisis sensitivitas dilakukan dengan asumsi jika target penjualan produk
Alat Medis berubah sedangkan biaya-biaya lainnya tetap konstan dan jika estimasi
investasi mesin-mesin berubah meningkat sedangkan variabel lain tetap. Berdasarkan
Tabel 5.12 terlihat bahwa NPV akan masih positif dan IRR masih di atas 12%,
walaupun target penjualan turun 25% dari expected. Di sisi lain naiknya harga mesin
sampai 25% masih menghasilkan NPV masih positif dan IRR masih di atas diskon
factor 12%.
Tabel 5.12Sensitivity Analysis
No Estimasi NPV (Rp^000) IRR Payback Period
1 Expected Target penjualan tetap 0,0% 29.257.802 22,52% 3 tahun 8 bulan2 Pesimis Target penjualan turun 10,0% 21.449.633 19,91% 3 tahun 11 bulan3 Pesimis Target penjualan turun 20,0% 13.641.465 17,16% 4 tahun 2 bulan
4 Pesimis Target penjualan turun 25,0% 9.737.381 15,73% 4 tahun 7 bulan
No Estimasi NPV (Rp^000) IRR Payback Period
1 Expected Harga Mesin Tetap 0% 29.257.802 22,52% 3 tahun 8 bulan2 Pesimis Harga Mesin naik 15% 24.715.287 20,24% 3 tahun 10 bulan3 Pesimis Harga Mesin naik 20% 23.201.116 19,56% 3 tahun 11 bulan
4 Pesimis Harga Mesin naik 25% 21.686.944 18,90% 4 tahun 1 bulan
1.16. Kesimpulan
Berdasarkan asumsi dan analisis keuangan tersebut di atas diperoleh angka
NPV sebesar positif Rp 29.257.802.000 (dengan discount factor 12%), IRR sebesar
22.52 %, dan Payback Period selama 3 tahun 8 bulan. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa proyek pabrik Light Concrete ini, secara keuangan menguntungkan dan layak
untuk dilaksanakan. Selain itu dari hasil sensitivity analysis, proyeksi NPV dan IRR
masih layak bagi proyek pabrik Light Concrete ini, walaupun target penjualan turun
sampai 25%, ataupun jika harga mesin naik sampai 25%.
--o0o--