askep stroke iskemik
TRANSCRIPT
10. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN STROKE ISKEMIK
Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Perubahan perfusi
jaringan otak
berhubungan dengan
perdarahan
intraserebral, oklusi
otak, vasospasme dan
edema otak
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama ...x24
jam diharapkan perfusi
jaringan otak dapat tercapai
secara optimal dengan KH:
1. Klien tidak gelisah
2. Tidak ada keluhan nyeri
kepala, mual, dan kejang
3. GCS 4,5,6
4. Pupil isokor
5. Reflek cahaya (+)
6. TTV normal (nadi: 60-
100x per menit, suhu:
36-36,70C, HR: 16-20x
per menit)
1. Berikan penjelasan kepada keluarga
klien tentang sebab peningkatan TIK
dan akibatnya
2. Baringkan klien total dengan posisi
tidur terlentang tanpa bantal
3. Monitor tanda-tanda status
neurologis dengan GCS
4. Monitor TTV seperti TD, nadi, suhu
respirasi dan hati-hati pada
hipertensi sistolik
5. Monitor input dan output
6. Bantu pasien untuk membatasi
muntah, batuk. Anjurkan pasien
untuk mengeluarkan nafas apabila
bergerak atau berbalik tempat tidur.
7. Anjurkan klien untuk menghindari
batuk dan mengejan berlebihan.
8. Ciptakan lingkungan yang tenang
dan batasi pengunjung
1. Keluarga lebih berpartisipasi dalam
proses penyembuhan
2. Perubahan pada tekanan intracranial
dapat menyebabkan terjasinya
herniasi otak
3. Dapat mengurangi kerusakan otak
lebih lanjut
4. Pada keadaan normal, otoregulasi
mempertahankan keadaan tekanan
darah sistemik berubah secara
fluktuasi. Kegagalan otoreguler akan
menyebabkan kerusakan vaskuler
serebri yang dapat dimanifestasikan
dengan peningkatan sistolik dan
diikuti oleh penurunan tekanan
diastolic, sedangkan peningkatan
suhu menggambarkan perjalanan
infeksi
5. Hipertermi dapat meningkatkan
resiko dehidrasi terutama pada klien
Kolaborasi:
1 Berikan cairan perinfus dengan
perhatian ketat
2 Monitor AGD bila diperlukan
pemberian oksigen
yang tidak sadar, mual yang
menurunkan asupan
6. Aktivitas ini dapat meningkatkan
tekanan intracranial dan
intraabdomen. Mengeluarkan napas
sewaktu bergerak atau mengubah
posisi dapat melindungi diri dari rasa
nyeri
7. Batuk dan mengejan dapat
meningkatkan tekanan intracranial
8. Rangsangan aktivitas yang
meningkat dapat meningkatkan
kenaikan TIK
Kolaborasi:
1. Meminimalkan fluktuasi pada beban
vaskuler dan tekanan intracranial ,
retriksi cairan.
2. Adanya kemungkinan asidosis
disertai dengan pelepasan oksigen
pada tingkat sel dapat menyebabkan
terjadinya iskemia serebri
2. Perubahan nutrisi
kurang dari
Setelah dilakukan intervensi
selama ..x24jam,diharapkan
1. Tanyakan pada keluarga bila
klien memiliki alergi pada makanan
1. menghindari komplikasi sekunder
akibat alergi
kebutuhan tubuh
yang berhubungan
dengan kelemahan
otot mengunyah
dan menelan
intake makanan klien
adekuat dengan kriteria hasil
:
1. Asupan makanan
yang masuk sesuai
kebutuhan dengan
skala 5
2. asupan nutrisi yang
masuk cukup dengan
skala 5
tertentu
2. lakukan kolaborasi dengan ahli
gizi tentang brapa banyak kalori dan
formula makanan yang dibutuhkan
klien
3. sediakan pilihan makanan yang
cocok untuk keadaan klien
4. pantau asupan nutrisi dan kalori
klien
5. lakukan pemasangan selang
NGT
2. diet yang diberikan kepada klien
sesuai dengan kebutuhan tubuh
3. meningkatkan nafsu makan klien
4. mengetahui perkembangan
pemenuhan nutrisi klien
5. memudahkan pemberian nutrisi
3. Gangguan
eliminasi alvi
(konstipasi) yang
berhubungan
dengan imobilisasi,
asupan cairan
yang tidak
adekuat.
Tujuan : dalam waktu 2 x 24
jam pemenuhan eliminasi alvi
terpenuhi dengan kriteria
hasil :
1. klien dapat defekasi
secara spontan dan
lancar tanpa
menggunakan obat
2. konsistensi feses lembek
berbentuk
1. Berikan penjelasan pada klien dan
keluarga tentang penyebab
konstipasi.
2. Auskultasi bising usus.
3. Anjurkan pada klien untuk makan
makanan yang mengandung serat.
4. Bila klien mampu minum, berikan
asupan cairan yang cukup (2
liter/hari) jika tidak ada kontraindikasi
5. Lakukan mobilisasi sesuai dengan
1. Klien dan keluarga akan mengerti
tentang penyebab konstipasi
2. Bising usus menandakan sifat
aktivitas peristaltic
3. Diet seimbang tinggi kandungan serat
merangsang peristaltic dan eliminasi
regular.
4. Masukkan cairan adekuat membantu
mempertahankan konsistensi feses
yang sesuai pada usus dan membantu
eliminasi regular.
5. Aktivitas fisik regular membantu
3. tidak teraba massa pada
kolon (scibala)
4. bising usus normal (15-
30x/menit)
keadaan klien.
6. Kolaborasi dengan tim dokter dalam
pemberian pelunak feses (laksatif,
supositoria, enema).
eliminasi dengan memperbaiki tonus
otot abdomen dan merangsang nafsu
makan dan peristaltic.
6. Pelunak fese meningkatkan efisiensi
pembasahan air usus, yang
melunakkan massa feses dan
membantu eliminasi.
4. Hambatan
mobilitas fisik yang
berhubungan
dengan
hemiparese/hemip
leg, kelemahan
neuromuscular
pada ekstremitas.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ….x24
jam klien mampu
melaksanakan aktivitas fisik
sesuai dengan
kemampuannya dengan
kriteria Hasil :
1. Klien dapat ikut serta
dalam program latihan
2. tidak terjadi kontraktur
sendi
3. meningkatnya kekuatan
otot
4. klien menunjukkan
tindakan untuk
meningkatkan mobilitas.
1. Kaji mobilitas yang ada dan observasi
terhadap peningkatan kerusakan. Kaji
secara teratur fungsi motoric
2. Ubah posisi klien tiap 2 jam
3. Ajarkan klien untuk melakukan
latihan gerak aktif pada ekstremitas
yang tidak sakit
4. Lakukan gerak pasif pada ekstremitas
yang sakit
5. Pertahankan sendi 900 terhadap
papan kaki
6. Inspeksi kulit bagian distal setiap
hari. Pantau kulit dan membrane
mukosa terhadap iritasi, kemerahan,
atau lecet-lecet
7. Bantu klien melakukan latihan ROM,
1. Mengetahui tingkat kemampuan
klien dalam melakukan aktivitas
2. Menurunkan risiko terjadinya
iskemia jaringan akibat sirkulasi
darah yang jelek pada daerah yang
tertekan
3. Gerakan aktif memberikan massa,
tonus dan kekuatan otot, serta
memperbaiki fungsi jantung dan
pernapasan
4. Otot volunteer akan kehilangan
tonus dan kekuatannya bila tidak
dilatih untuk digerakkan
5. Telapak kaki dalam posisi 900 dapat
mencegah footdrop
6. Deteksi dini adanya gangguan
perawatan diri sesuai toleransi
8. Memelihara bentuk tulang belakang
dengan cara :
- Matras
- Bed board (tempat tidur dengan
alas kayu atau kasur busa yang
keras yang tidak menimbulkan
lekukan saat klien tidur)
9. Kolaborasi dengan ahli fisioterapis
untuk latihan fisik klien
sirkulasi dan hilangnya sensasi risiko
tinggi kerusakan integritas kulit
kemungkinan komplikasi imobilisasi
7. Untuk memelihara fleksibilitas sendi
sesuai kemampuan
8. Mempertahankan posisi tulang
belakang tetap rata
9. Peningkatan kemampuan dalam
mobilisasi ekstremitas dapat
ditingkatkan dengan latihan fisis dari
tim fisioterapis
5. Kerusakan
komunikasi verbal
berhubungan
dengan efek dari
kerusakan pada
area bicara pada
hemisfer otak ,
kehilangan control
tonus oto facial
atau oral, dan
kelemahan secara
umum
Setelah diberikan intervensi
selama …x 24 jam diharapkan
klien dapat menunjukkan
pengertian terhadap masalah
komunikasi, mampu
mengekspresikan
perasaannya, mampu
menggunakan bahasa isyarat
dengan kriteria hasil:
1. Terciptanya hubungan
komunikasi dimana
kebutuhan klien dapat
1. Kaji tipe disfungsi misalnya klien
tidak mengerti tentang kata-kata
atau masalah berbicara atau tidak
mengerti bahasa sendiri
2. Bedakan afasia dengan disatria
3. Lakukan metode percakapan yang
baik dan lengkap beri kesempatan
klien untuk mengklarifikasi
4. Katakan untuk mengikuti perintah
secara sederhana seperti : tutup
matamu atau lihat ke pintu
5. Perintahkan klien untuk
1. Membantu menentukan area
kerusakan pada otak dan
menentukan kesulitan klien dengan
sebagian atau seluruh proses
komunikasi, klien mungkin
mempunyai masalas dalam
mengartikan kata-kata
2. Dapat menentuka pilihan intervensi
intervensi sesuai tipe gangguan
3. Klien dapat kehilangan kemampuan
untuk memantau ucapannya,
komunikasinya secara tidak sadar,
dipenuhi
2. klien dapat merespon
setiap komunikasi baik
verbal maupun isyarat
menyebutkan nama suatu benda
yang diperhatikan
6. Perdengarkan bunyi sederhana
seperti “shh, cat”
7. Pilih metode komunikasi alternative
misalnya menulis pada papan tulis,
menggambar, dan
mendemonstrasikan secara visual
gerakan tangan
8. Antisipasi dan bantu kebutuhan
klien
9. Ucapkan langsung kepada klien
berbicara pelan dan tenang,
gunakan pertanyaan dengan
jawaban iya atau tidak dan
perhatikan respon klien
10. Berbicara dengan nada normal dan
hindari ucapan yang terlalu cepat.
Berikan klien waktu untuk berespon
11. Anjurkan pengunjung untuk
berkomunikasi dengan klien
misalnya membaca surat,
membicarakan keluarga
dengan melengkapi dapat
merealisasikan pengertian klien dan
dapat mengklarifikasi percakapan
4. Untuk menguji afasia reseptif
5. Menguji afasia ekspresif misalnya
klien dapat mengenali benda tersebut
tapi tidak mampu menyebutkan
namanya
6. Mengidentifikasi disatria komponen
berbicara (lidah, gerakan bibir,
control pernafasan dapt
memengaruhi artikulasi, dan mungkin
tidak terjadinya afasia ekspresif
7. Memberikan komunikasi dasar sesuai
dengan situasi individu
8. Membantu menurunkan frustasi oleh
karena ketergantungan dan
ketidakmampuan berkomunikasi
9. Mengurangi kebingunagn atau
kecemasan terhadap banyaknya
informasi. Memanjukan stimulasi
ingatan dan kata-kata
10. Klien tidak dipaksa untuk
12. Kolaborasi: konsultasikan ke ahli
terapi bicara
mendengar, tidak menyebabkan klien
marah dan frustasi
11. Menurunkan isolasi social dan
mengefektifkan komunikasi
12. Mengkaji kemampuan verbal
individual dan sensorik motorik dan
fungsi kognitif untuk mengidentifikasi
deficit dan kebutuhan terapi
6. Resiko gangguan
integritas kulit
yang berhubungan
dengan tirah
baring yang lama
Setelah diberikan intervensi
selama …x24 jam, diharapkan
keutuhan kulit klien terjaga
dengan criteria hasil :
1. Tidak ada tanda
tanda kemerahan
atau luka
2. Klien dapat
berpartisipasi dalam
upaya pencegahan
luka
1. Anjurkan untuk melakukan
latihan ROM
2. Ubah posisi setiap 2 jam
3. Gunakan bantal air atau
pengganjal yang lunak di bawah
daerah daerha yang menonjol
4. Lakukan masase pada daerah
yang menonjol yang baru
mengalami tekanan pada saat
berubah posisi
5. Observasi terhadap eritema dan
kepucatan dengan palpasi area
sekitar dan identifikasi
kehangatan dan pelunakan
jaringan tiap mengubah posisi
1. Meningkatkan aliran darah
kesemua bagian tubuh
2. Menghindari tekanan dan
meningkatkan aliran darah
3. Menghindari tekanan yang
berlebih pada area yang
menonjol
4. Menghindari kerusakan kapiler
5. Hangat dan pelunakan adalah
tana kerusakan jaringan
6. Mempertahankan keutuhan
kulit
6. Jaga kebersihan kulit dan hindari
trauma, panas terhadap kulit