askep sirosis hepatis.docx

45
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Sirosis hepatis adalah stadium akhir penyakit hati menahun dimana secara anatomis didapatkan proses fibrosis dengan pembentukan nodul regenerasi dan nekrosis. Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat, dan usaha regenerasi nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut (Suzanne C. Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2001:1154). Sirosis hepatis adalah penyakit kronik yang ditandai oleh distorsi sususnan hati normal oleh pita-pita jaringan penyambung dan oleh nodul-nodul sel hati yang mengalami regenerasi yang tidak berhubungan dengan susunan normal (Sylvia Anderson,2001:445). B. Tipe Sirosis Ada tiga tipe sirosis atau pembentukan parut dalam hati, yaitu: 1. Sirosis portal Laennec (alkoholik, nutrisional), dimana jaringan parut secara khas mengelilingi daerah portal. Sirosis ini paling sering disebabkan oleh alkoholisme kronis dan merupakan tipe sirosis yang paling sering ditemukan di negara Barat.

Upload: tamamtaurus

Post on 15-Apr-2016

20 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

BAB I

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Sirosis hepatis adalah stadium akhir penyakit hati menahun dimana secara anatomis

didapatkan proses fibrosis dengan pembentukan nodul regenerasi dan nekrosis.

Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya

pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses

peradangan nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat, dan usaha regenerasi

nodul. Distorsi arsitektur hati akan menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro

menjadi tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut (Suzanne C.

Smeltzer dan Brenda G. Bare, 2001:1154).

Sirosis hepatis adalah penyakit kronik yang ditandai oleh distorsi sususnan hati

normal oleh pita-pita jaringan penyambung dan oleh nodul-nodul sel hati yang mengalami

regenerasi yang tidak berhubungan dengan susunan normal (Sylvia Anderson,2001:445).

B. Tipe Sirosis

Ada tiga tipe sirosis atau pembentukan parut dalam hati, yaitu:

1. Sirosis portal Laennec (alkoholik, nutrisional), dimana jaringan parut secara khas

mengelilingi daerah portal. Sirosis ini paling sering disebabkan oleh alkoholisme

kronis dan merupakan tipe sirosis yang paling sering ditemukan di negara Barat.

2. Sirosis poscanekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibat

lanjut dari hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.

3. Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati di sekitar saluran

empedu. Tipe ini biasanya terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi

(kolangitis), insidensnya lebih rendah dari pada insidens sirosis Laennec dan sirosis

poscanekrotik.

C. Etiologi

Sirosis terjadi di hati sebagai respon terhadap cedera sel berulang dan reaksi

peradangan yang di timbulkan. Penyebab sirosis antara lain adalah infeksi misalnya

hepatitis dan obstruksi saluran empedu yang menyebabkan penimbunan empedu di

kanalikulus dan ruptur kanalikulus, atau cedera hepatosit akibat toksin.

Penyebab lain dari sirosis hepatis, yaitu:

Page 2: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

1. Alkohol, suatu penyebab yang paling umum dari sirosis, terutama di daerah Barat.

Perkembangan sirosi tergantung pada jumlah dan keteraturan mengonsumsi alkohol.

Mengonsumsi alkohol pada tingkat-tingkat yang tinggi dan kronis dapat melukai sel-

sel hati.Alkohol menyebabkan suatu jajaran dari penyakit-penyakit hati, yaitu dari hati

berlemak yang sederhana dan tidak rumit (steatosis), ke hati berlemak yang lebih

serius dengan peradangan (steatohepatitis atau alcoholic hepatitis), ke

sirosis. Sirosis kriptogenik, disebabkan oleh(penyebab-penyebab yang tidak

teridentifikasi, misalnya untuk pencangkokan hati). Sirosis kriptogenik

dapat menyebabkan kerusakan hati yang progresif dan menjurus pada sirosis,

dandapat pula menjurus pada kanker hati.

2. Kelainan-kelainan genetik yang diturunkan/diwariskan berakibat pada akumulasi

unsur-unsur beracun dalam hati yang menjurus pada kerusakan jaringan dan sirosis.

Contohnyaakumulasi besi yang abnormal (hemochromatosis) atau tembaga (penyakit

Wilson). Pada hemochromatosis, pasien mewarisi suatu kecenderungan untuk

menyerap suatu jumlah besi yang berlebihan dari makanan.

3. Primary Biliary Cirrhosis (PBC) adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh

suatu kelainan dari sistem imun yang ditemukan pada sebagian besar wanita. Kelainan

imunitas pada PBC menyebabkan peradangan dan kerusakan yang kronis dari

pembuluh-pembuluh kecil empedu dalam hati. Pembuluh-pembuluh empedu adalah

jalan-jalan dalam hati yang dilalui empedu menuju ke usus. Empedu adalah suatu

cairan yang dihasilkan oleh hati yang mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk

pencernaan dan penyerapan lemak dalam usus serta produk-produk sisa, seperti

pigmen bilirubin (bilirubin dihasilkan dengan mengurai/memecah hemoglobin dari

sel-sel darah merah yang tua).

4. Primary Sclerosing Cholangitis (PSC) adalah suatu penyakit yang tidak umum yang

seringkali ditemukan pada pasien dengan radang usus besar. Pada PSC, pembuluh-

pembuluh empedu yang besar diluar hati menjadi meradang, menyempit, dan

terhalangi. Rintangan pada aliran empedu menjurus pada infeksi-infeksi pembuluh-

pembuluh empedu dan jaundice (kulit yang menguning) dan akhirnya menyebabkan

sirosis.

5. Hepatitis Autoimun adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh suatu kelainan

sistem imun yang ditemukan lebih umum pada wanita. Aktivitas imun yang abnormal

pada hepatitis autoimun menyebabkan peradangan dan penghancuran sel-sel

hati (hepatocytes) yang progresif dan akhirnya menjurus pada sirosis.

Page 3: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

6. Bayi-bayi dapat dilahirkan tanpa pembuluh-pembuluh empedu (biliary

atresia) kekurangan enzim-enzim vital untuk mengontrol gula-gula yang menjurus

pada akumulasi gula-gula dan sirosis. Pada kejadian-kejadian yang jarang,

ketidakhadiran dari suatu enzim spesifik dapat menyebabkan sirosis dan luka parut

pada paru (kekurangan alpha 1 antitrypsin).

7. Penyebab-penyebab sirosis yang lebih tidak umum termasuk reaksi-reaksi yang

tidak umum pada beberapa obat-obatan dan paparan yang lama pada racun-racun, dan

juga gagal jantung kronis (cardiac cirrhosis). Pada bagian-bagian tertentu dari dunia

(terutama Afrika bagian utara), infeksi hati dengan suatu

parasit (schistosomiasis) adalah penyebab yang paling umum dari penyakit hati dan

sirosis.

D. Patofisiologi

Meskipun ada beberapa faktor yang terlibat dalam etiologi sirosis, mengonsumsi

minuman beralkohol dianggap sebagai faktor penyebab yang utama. Selain pada peminum

alkohol, penurunan asupan protein juga dapat menimbulkan kerusakan pada hati. Namun

demikian, sirosis juga pernah terjadi pada individu yang tidak memiliki kebiasaan minum dan

pada individu yang dietnya normal tapi dengan konsumsi alkohol yang tinggi.

Faktor lainnya termasuk pajanan zat kimia tertentu (karbon tetraklorida, naftalen,

terklorinasi, arsen atau fosfor) atau infeksi skistosomiastis yang menular. Jumlah laki-laki

penderita sirosis adalah dua kali lebih banyak dari pada wanita, dan mayoritas pasien sirosis

berusia 40 hingga 60 tahun.

Sirosis Laennec merupakan penyakit yang ditandai oleh episode nekrosis yang

melibatkan sel-sel hati dan kadang-kadang berulang di sepanjang perjalanan penyakit

tersebut. Sel-sel hati yang dihancurkan itu secara berangsur-angsur digantikan oleh jaringan

parut, akhirnya jumlah jaringan parut melampaui jumlah jaringan hati yang masih

berfungsi. Jaringan-jaringan normal yang masih tersisa dan jaringan hati hasil regenerasi

dapat menonjol dari bagian-bagian yang berkonstriksi sehingga hati yang sirotik

memperlihatkan gambaran mirip paku sol sepatu berkelapa besar dalam (hobnail appearance)

yang khas. Sirosis Hepatis biasanya memiliki awitan yang insidius dan perjalanan penyakit

yang sangat panjang sehingga kadang-kadang melewati rentang waktu 30 tahun atau lebih.

Page 4: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

E. Manifestasi Klinik

Pembesaran Hati ( hepatomegali ). Pada awal perjalanan sirosis, hati cendrung

membesar dan sel-selnya dipenuhi oleh lemak. Hati tersebut menjadi keras dan memiliki tepi

tajam yang dapat diketahui melalui palpasi. Nyeri abdomen dapat terjadi sebagai akibat dari

pembesaran hati yang cepat sehingga mengakibatkan regangan pada selubung fibrosa hati

(kaosukalisoni). Pada perjalanan penyakit yang lebih lanjut, ukuran hati akan berkurang

setelah jaringan parut sehingga menyebabkan pengerutan jaringan hati.

Obstruksi Portal dan Asites. Manifestasi lanjut sebagian disebabkan oleh kegagalan

fungsi hati yang kronis dan sebagian lagi oleh obstruksi sirkulasi portal. Semua darah dari

organ-organ digestif akan berkumpul dalam vena portal dan dibawa ke hati. Cairan yang kaya

protein dan menumpuk di rongga peritoneal akan menyebabkan asites. Hal ini ditujukan

melalui perfusi akan adanya shifting dullness atau gelombang cairan. Jarring-jaring

telangiektasis atau dilatasi arteri superfisial menyebabkan jarring berwarna biru kemerahan,

yang sering dapat dilihat melalui inspeksi terhadap wajah dan seluruh tubuh.

Varises Gastroinstestinal. Obstruksi aliran darah lewat hati yang terjadi akibat

perubahanfibrotik yang mengakibatkan pembentukan pembuluh darah kolateral dalam sistem

gastrolintestinal dan pemintasan (shunting) darah dari pembuluh portal ke dalam pembulu

darah dengan tekanan yang lebih rendah.

Edema. Gejala lanjut lainnya pada sirosis hepatis ditimbulkan oleh gagal hati yang

kronis. Konsentrasi albumin plasma menurun sehingga menjadi predisposisi untuk terjadinya

edema. Produksi aldosteron yang berlebihan akan menyebabkan retensi natrium serta air dan

ekskresi kalium.

Defisiensi Vitamin dan Anemia. Kerena pembentukan, penggunaan, dan

penyimpanan vitamin tertentu yang tidak memadai (terutama vitamin A, C, dan K), maka

tanda-tanda defisiensi vitamin tersebut sering dijumpai khususnya sebagai fenomena

hemoragi yang berkaitan dengan defisiensi vitamin K. Gastritis kronis dan gangguan fungsi

gastrointestinal bersama-sama asupan diet yang tidak adekuat dan gangguan fungsi

hati akan menimbulkan anemia yang sering menyertai sirosis hepatis. Gejala anemia dan

status nutrisi serta kesehatan pasien yang buruk akan mengakibatkan kelelahan hebat yang

mengganggu kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari.

Kemunduran mental. Manifestasi klinik lainnya adalah kemunduran fungsi mental

dengan ensefalopati. Karena itu, pemeriksaan neurologi perlu dilakukan pada sirosis

hepatis yang mencakup perilaku umum pasien, kemampuan kognitif, orientasi terhadap

waktu serta tempat, dan pola bicara.

Page 5: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

Manifestasi lainnya pada sirosis hepatis, yaitu:

1. Mual-mual dan nafsu makan menurun

2. Cepat lelah

3. Kelemahan otot

4. Penurunan berat badan

5. Air kencing berwarna gelap

6. Kadang-kadang hati teraba keras

7. Ikterus, spider navi, erytema palmaris

8. Hematemesis, melena

F. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada srosi hepatis, yaitu:

1. Edema dan ascites

Karena efek gaya berat ketika berdiri atau duduk, maka kelebihan garam dan air

berakumulasidalam jaringan dibawah kulit pergelangan kaki dan kaki. Akumulasi cairan ini

disebut edema ataupitting edema (pitting edema merujuk pada fakta bahwa menekan sebuah

ujung jari dengan kuat pada suatu pergelangan atau kaki yang

mengalami edema akan menyebabkan suatu lekukan pada kulit yang berlangsung untuk

beberapa waktu setelah pelepasan dari tekanan). Ketika sirosis memburuk dan lebih banyak

garam dan air yang tertahan, cairan juga mungkin berakumulasi dalam rongga perut antara

dinding perut dan organ-organ perut. Akumulasi cairan ini disebut ascites yang menyebabkan

pembengkakkan perut, ketidaknyamanan perut, dan berat badan yang meningkat.

2. Spontaneous bacterial peritonitis (SBP)

Adalah suatu cairan yang mengumpul didalam perut yang tidak mampu untuk

melawan infeksi secara normal. SBP adalah suatu komplikasi yang mengancam nyawa. Pada

beberapa pasien penderita SBP tidak memiliki gejala-gejala, seperti demam, kedinginan, sakit

perut dan kelembutan perut, diare, dan memburuknya ascites.

3. Perdarahan dari Varices-Varices Kerongkongan (esophageal varices)

Adalah suatu keadaan dimana aliran darah meningkat, peningkatan tekanan vena pada

kerongkongan yang lebih bawah, dan mengembangnya lambung bagian atas. Perdarahan dari

varices-varices biasanya adalah parah/berat dan apabila tanpa perawatan segera dapat

Page 6: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

menjadi fatal. Gejala-gejala dari perdarahan varices-varices adalah muntah darah (muntahan

dapat berupa darah merah bercampur dengan gumpalan-gumpalan atau “coffee grounds”,

yang belakangan disebabkan oleh efek dari asam pada darah), mengeluarkan tinja/feces yang

hitam, disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam darah ketika melewati usus (melena),

dan kepeningan orthostatic (orthostatic dizziness) atau pingsan,disebabkan oleh suatu

kemerosotan dalam tekanan darah terutama ketika berdiri dari suatu posisi berbaring).

4. Hepatic encephalopathy

Adalah suatu keadaan dimana unsure-unsur racun berakumulasi secara cukup dalam

darah sehingga fungsi dari otak menjadi terganggu. Tidur pada siang hari daripada pada

malam hari (berbanding terbalik dengan pola tidur yang normal) merupakan gejala yang

paling dini dari hepatic encephalopathy. Gejala-gejala lainnya adalah cepat marah,

ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau melakukan perhitungan, kehilangan memori,

kebingungan atau tingkat kesadaran yang tertekan (dapat mengakibatkan keparahan pada

penyakit ini bahkan dapat menimbulkan kematian).

5. Hepatorenal syndrome

Adalah suatu komplikasi yang serius dimana fungsi dari ginjal-ginjal berkurang.

Fungsi yang berkurang disebabkan oleh perubahan-perubahan cara darah mengalir melalui

ginjal. Hepatorenal syndrome didefinisikan sebagai kegagalan yang progresif dari ginjal-

ginjal untuk membersihkan unsur-unsur dari darah dan menghasilkan jumlah-jumlah urine

yang memadai. Ada dua tipe dari hepatorenal syndrome, yaitu yang terjadi secara berangsur-

angsur melalui waktu berbulan-bulan dan yang terjadi secara cepat melalui waktu dari satu

atau dua minggu.

6. Hepatopulmonary syndrome

Pasien dapat mengalami kesulitan bernapas karena hormon-hormon tertentu yang

dilepas pada sirosis telah berlanjut dan menyebabkan paru-paru berfungsi secara abnormal.

Darah yang mengalir melalui paru-paru dilangsir sekitar alveoli dan tidak dapat mengambil

cukup oksigen dari udara didalam alveoli. Akibatnya pasien mengalami sesak napas,

terutama dengan pengerahan tenaga.

Page 7: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

7. Hypersplenism

Hypersplenism adalah istilah yang berhubungan dengan suatu jumlah sel darah

merah yang rendah (anemia), jumlah sel darah putih yang rendah (leucopenia), dan/atau

suatu jumlah platelet yang rendah (thrombocytopenia). Anemia dapat menyebabkan

kelemahan, leucopenia dapat menjurus pada infeksi-infeksi, dan thrombocytopenia dapat

mengganggu pembekuan darah dan berakibat pada perdarahan yang berkepanjangan (lama).

8. Kanker Hati (hepatocellular carcinoma)

Sirosis yang disebabkan oleh penyebab apa saja dapat meningkatkan risiko kanker

hati utama/primer (hepatocellular carcinoma). Utama (primer) merujuk pada fakta bahwa

tumor berasal dari hati. Suatu kanker hati sekunder adalah satu yang berasal dari mana saja

didalam tubuh dan menyebar (metastasis) ke hati.

G. Penatalaksanaan

Penatalaksaan pasien sirosis biasanya didasarkan pada gejala yang ada. Sebagai contoh,

antasid diberikan untuk mengurangi distress lambung dan meminimalkan kemungkinan

perdarahan gastrointestinal. Vitamin dan suplemen nutrisi akan meningkatkan proses

kesembuhan pada sel-sel hati yang rusak dan memperbaiki status gizi pasien. Pemberian

preparat diuretik yang mempertahankan kalium (spironolakton) mungkin diperlukan untuk

mengurangi asites dan meminimalkan perubahan cairan serta elektrolit yang umum terjadi

pada penggunaan jenis diuretik lainnya.

Penatalaksaan lainnya pada sirosis hepatis, yaitu:

a) Istirahat yang cukup sampai terdapat perbaikan ikterus, asites, dan demam.

b) Makanan tinggi kalori dan protein.

c) Mengatasi infeksi dengan antibiotik.

d) Memperbaiki keadaan gizi.

e) Roboransia. Vitamin B Kompleks yang cukup. Dilarang makan-makanan yang

mengandung alkohol.

Penatalaksanaan pada asites dan edema, yaitu:

a) Istirahat dan diet rendah garam.

b) Bila istirahat dan diet rendah garam tidak dapat diatasi, diberikan pengobatan

diuretik berupa spironolakton 50-100 mg/hari (awal) dan dapat ditingkatkan sampai

300 mg/hari bila setelah 3-4 hari tidak terdapat perubahan.

Page 8: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

c) Bila terjadi asites refrakter (asites yang tidak dapat dikendalikan dengan terapi

medikamentosa yang intensif) lakukan terapi parasentesis.

d) Pengendalian cairan asites. Diharapkan terjadi penurunan berat badan 1kg/2 hari atau

keseimbangan cairan negative 600-800 ml/hari. Hati-hati bila cairan terlalu banyak

dikeluarkan dalam satu saat, dapat mencetus ensefalopati hepatik..

I. Pengobatan

1. Sirosis hepatis

Pengobatan untuk sirosis hepatis, yaitu:

a. Simtomatis.

b. Supportif, yaitu:

Istirahat yang cukup.

Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang, misalnya: cukup kalori,

protein 1gr/kgBB/hari dan vitamin.

Pengobatan berdasarkan etiologi, misalnya pada sirosis hati akibat infeksi virus C

dapat dicoba dengan interferon. Sekarang telah dikembangkan perubahan strategi

terapi untukpasien dengan hepatitis C kronis yang belum pernah

mendapatkan pengobatan IFN (intraferon), seperti:

a) kombinasi IFN (intraferon) dengan ribavirin.

b) terapi induksi IFN (intraferon).

c) terapi dosis IFN tiap hari

Terapi kombinasi IFN (intraferon) dan RIB (Ribavirin) terdiri dari

IFN(intraferon) 3 juta unit 3 x seminggu dan RIB (ribavirin) 1000-2000

mg perhari tergantung berat badan(1000mg untuk berat badan kurang dari

75kg) yang diberikan untukjangka waktu 24-48 minggu.

Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan dengan dosis yang

lebih tinggi dari 3 juta unit setiap hari untuk 2-4 minggu yang dilanjutkan

dengan 3 juta unit 3 x seminggu selama 48 minggudengan atau tanpa

kombinasiRIB

Terapi dosis interferon setiap hari. Dasar pemberian IFN dengan dosis 3

juta atau 5 juta unit tiap hari sampai HCV-RNA negatif di serum dan

jaringan hati.

c. Pengobatan yang spesifik dari sirosis hati akan diberikan jika telah terjadi komplikasi

seperti:

1. Asites.

Page 9: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

2. Spontaneous bacterial peritonitis.

3. Hepatorenal syndrome.

4. Ensefalophaty hepatic

2. Asites

Asites dapat dikendalikan dengan terapi konservatif yang terdiri atas:

1) Istirahat.

2) Diet rendah garam: untuk asites ringan dicoba dulu dengan istirahat dan diet

rendah garam dan penderita dapat berobat jalan dan apabila gagal maka penderita

harus dirawat.

3) Diuretik, pemberian diuretic hanya bagi penderita yang telah menjalani diet

rendah garam dan pembatasan cairan namun penurunan berat badannya kurang

dari 1 kg setelah 4 hari. Mengingat salah satu komplikasi akibat pemberian

diuretic adalah hipokalem dan hal ini dapat mencetuskan encepalophaty hepatic,

maka pilihan utamadiuretic adalah spironolacton, dan dimulai dengan dosis

rendah, serta dapat dinaikkan dosisnya bertahap tiap 3-4 hari, apabila dengan

dosis maksimal diuresisnya belum tercapai maka dapat kita kombinasikan dengan

furosemid.

4) Terapi lain:

Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP), pengobatan SBP dengan

memberikan Cephalosporins Generasi III (Cefotaxime),secara parental selama

lima hari, atau Qinolon secara oral. Mengingat akan rekurennya tinggi maka

untuk Profilaxis dapat diberikan Norfloxacin (400mg/hari)selama 2-3 minggu.

Hepatorenal Sindrome, dicegah dengan menghindari pemberian diuretik

yang berlebihan, pengenalan secara dini setiap penyakit seperti gangguan

elekterolit, perdarahan dan infeksi. Penanganan secara konservatif dapat

dilakukan berupa: Ritriksi cairan,garam, potassium dan protein. Serta

menghentikan obat-obatan yang nefrotoxic.Pilihan terbaik adalah transplantasi

hati yang diikuti dengan perbaikan dan fungsi ginjal.

Perdarahan karena pecahnya Varises Esofagus, prinsip penanganan yang

utama adalah tindakan Resusitasi sampai keadaan pasien stabil, dalam keadaan

ini maka dilakukan:

Pasien diixstirahatkan daan dpuasakan.

Pemasangan IVFD berupa garam fisiologis dan kalau perlu transfusi.

Page 10: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

Pemasangan Naso Gastric Tube, hal ini mempunyai banyak sekali

kegunaannya, yaitu:untuk mengetahui perdarahan, cooling dengan es,

pemberian obat-obatan, evaluasi darah.

Pemberian obat-obatan berupa antasida,ARH2,Antifibrinolitik,Vitamin K,

Vasopressin.

Octriotide dan Somatostatin

Ensefalopati Hepatik, nutrisi khusus hati akan menjaga kecukupan

kebutuhan protein dan mempertahankan kadar albumin darah tanpa

meningkatkan risiko terjadinya hiperamonia. Dengan nutrisi khusus ini

diharapkan status nutrisi penderita akan terjaga, mencegah memburuknya

penyakit hati, dan mencegah terjadinya ensefalopati hepatik sehingga kualitas

serta harapan hidup penderita juga akan membaik.

Page 11: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

BAB II

Manajemen Asuhan Keperawatan

I. Informasi Umum

Nama : Tn. P

Tempat/tanggal lahir : Takengon, 31-12-1968

Jenis kelamin : laki-laki

Alamat : Bebesen

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tani

Status Kesehatan Sekarang

Keluhan Utama : pasien mengatakan nyeri dibagian abdomen kanan atas

Factor pencetus : pasien mengatakan saat makan, dan saat merubah posisinya

Lama keluhan : pasien mengeluh nyeri sejak tiga bulan yang lalu

Timbul keluhan : sering

Factor pencetus : anoroksia, fisik, dan saamerubah posisi

Diagnose medis : SIROSIS HEPATIS

Riwayat Kesehatan yang Lalu

a. Penyakit yang pernah dialami : pasien mengatakan pernah mengalami sakit lambung

b. Riwayat alergi : pasien mengatakan tidak pernah alergi terhadap obat

c. Imunisasi : pasien tidak pernah di imunisasi

d. Peggunaan obat-obatan sendiri : peasien pernah membeli obat di warung dan di apotik

e. Penggunaan obat-obat lain : -

Pola Nutrisi

a. Frekuensi makan : 2 sehari

b. Jenis makanan : nasi M II dan susu

c. Jenis makanan yang disukai : nasi M II dan susu

d. Jenis makanan yang tidak disukai: selain nasi M II dan susu

e. Makanan pantangan : tidak ada

f. Nafsu makan

( ) baik

( ) sedang, alas an : mual, muntah, sariawan, sakit menelan

( ) Kurang, alas an : mual, muntah dan sakit menelan

Page 12: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

BB : 35Kg

TB : 150 Cm

Pola Eliminasi

BAB

Frekuensi Waktu (Pagi, Siang,

Sore/Malam

Warna/Bau Konsistensi

1x sehari Tidak teratur Kehitaman/khas padat

BAK

Frekuensi Warna Bau Jumlah

5x sehari The amoniak 575 cc

Istirahat dan Tidur

Waktu istirhat Siang Malam Lama tidur/hari Kebiasaan tidur

Siang dan malam 1 jam 4 jam 5 jam Tidak tentu

Kesulitan dalam tidur : ( ) menjelang tidur

( ) Sering mudah terbangun

( ) Merasa tidak puas saat bangun tidur

Pola Aktivitas Dalam Latihan

a. Kegiatan dalam pekerjaan : pasien tidak bisa bekerja saat ini karena kandisinya

sangat lemah

b. Olah raga, jenis frekuensi : pasien tidak pernah berolah raga karena kondisinya

Sangat lemah

c. Kegiatan waktu luang : pasien hanya bisa berbaring di tempat tidurnya

d. Kesulitan/keluahan dalam hal :

( ) pergerakan tubuh : pasien sanat lemah dan sulit untuk bergerak

( ) mandi : pasien hanya di seka-seka oleh keluarga

( ) mengenakan pakain : pakaian pasien dikenakan oleh keluarganya

( ) bersolek

( ) makan : pasien disuapi oleh keluarga

( ) mudah merasa kelelahan : kondisi pasien sangat lemah dan merasa lelah

( ) sesak nafas

Page 13: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

Pola Pekerjaan

a. Jenis pekerjaan : Tani (berkebun)

b. Jumlah jam kerja : 8 jam perhari

c. Jadwal kerja : pagi-sore

d. Lain-lain : tidak ada

Riwayat Keluarga

Genogram

Keterangan

:Laki-laki :Perempuan

Aspek Psikologi

a. Persepsi Diri

Hal yang sangat dipikirkan saat ini : pasien cemas dengan keadaan penyakinya

Harapan setelah mengalami perawatan : pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan

keluar dari Rumah Sakit ini

Perubahan yang dirasakan seteleh sakit : pasien mengatakan belum merasa ada

perubahan selama perawatan di Rumah Sakit

ini

b. Pola Pikir Persepsi

Alat bantu yang digunakan : ( ) kaca mata ( ) alat bantu pendengaran

Kesulitan yang sering di alami : ( ) Pusing

( ) Menurunnya sensitifitas terhadap dingin dan panas

Page 14: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

( ) Membaca/menulis

c. Suasana Hati : cemas dengan keadaanya

Rentang Perhatian : pasien kurang memperhatikan tempat tidurnya yang kotor

d. Hubungan/Komunikasi

Bicara ( ) Jelas Bahasa Utama : Indonesia

( ) Relevan Bahasa daerah : Jawa dan gayo

( ) Mampu Mengekspresikan

( ) Mampu Mengerti

Tempat tinggal ( ) Sendiri

( ) Bersama orang lain yaiu : Keluarga

Pengkajian Fisik

Kepala

Bentuk : Oval

Keluhan yang berhubungan : tidak ada keluhan di kepala

Rambut : kelihatan Kotor dan bau, lurus panjang

Mata

Bentuk : Simitris

Ukuran Pupil : Isokor kanan dan kiri

Rekasi cahaya : silau saat lampu dinyalakan dan gorden dibuka

Akomodasi : bisa melihat pada jarak yang jauh

Sclera : ikterik

Konjungtiva : anemis

Fungsi Penglihatan : normal

Tanda-tanda peradangan : tidak ditemukan tanda-tanda perdangan pada mata

Operasi : pasien belum pernah di operasi pada mata

Kaca mata : pasien tidak menggunakan kaca mata

Lensa kontak : pasien tidak menggunakan lensa kontak

Lain-lain (terangkan kelainanannya) : -

Hidung

Bentuk : Simitris

Tanda-tanda peradangan : tidak ditemukan tanda-tanda peradangan pada hidung

Reaksi alergi : pasien alergi pada debu

Polip : tidak ditemukan adanya polip

Page 15: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

Sinus : tidak ditemukan adanya sinus

Peradarahan : tidak ada perdarahan pada hidung

Pernah mengalami Flu : pasien pernah mengalami flu

Frekuensi dalam setahun : 50 kali

Mulut dan tenggorakan

Gigi geligi : gigi pasien lengkap yantu 32 buah

Pemeriksaan gigi terkahir : pasien tidak pernah memeriksakan giginya

Kesulitan berbicara : pasien berbicara jelas dan tidak ada kesulitan

Alat bantu berbicara : pasien tidak memakai alat bantu berbicara

Kesulitan menelan : pasien kesulitan menelan karena tenggorakan kering

Tanda-tanda peradangan : tidak ada tanda-tanda peradangan

Faring : normal

Tanda-tanda peradangan : tidak ada tanda-tanda peradangan

Laring : normal

Tanda-tanda peradangan : tidak ada tanda-tanda peradangan

Telinga

Bentuk : simitris

Fungsi pendengaran : Pasien dapat mendengar dengan jelas saat saya ajak

Bicara

Tanda-tanda peradangan : tidak ada tanda-tanda peradangan

Alat bantu dengar : pasien tidak menggunakan alat bantu dengar

Tinnitus : tidak ada tinnitus

Perdarahan : tidak terdpat perdarahan

Pernafasan

Dada : simitris

Pergerkan : simitris

Nyeri tekan : nyeri tekan pada abdomen kanan atas

Frekuensi nafas : 26x/i

Penggunaan otot asesoris : pasien menggunakan otot asesoris saat bernafas

Sputum : tidak ada pruduksi sputum

Batuk : pasien menderita batuk

Suara : wheezing

Penggunaan alat bantu : tidak menggunakan alat bantu perafasan

Sirkulasi

Page 16: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

Bunyi jantung : Lup-Dup

Nyeri dada : tidak ada nyeri pada dada

Tekanan darah : 90/50 mmHg

Irama denyut jantung : regular

Neurologis

Tingkat kesadaran : compos mentis

Status orientasi : pasien masih mengenal anak dan istrinya dan masih

ingat tempat tinggal dan tempat tidurnya

Abdomen/Pencernaan

Bentuk : simitris

Turgor Kulit : jelek, di tes dengan mencubit kulit dan tidak kembali

saat 1 menit

massa/cairan : ada

nyeri : ada pada abdomen kanan atas

bising usus : ada

Ekstremitas Atas

Bentuk : simitris

Rentang gerak : tangan kiri pasien susah untuk digerkan karena

terpasang infuse RL dan tangan kanan sangat lemah

reflex : pasien masih terasa saat saya pegang

Ekstremitas Bawah

Bentuk dan kekuatan : simitris dan lemah

Rentang gerak : pasien susah utnuk bergrak karena kondisi lemah

Reflek : kaki pasien masih terasa saat saya pegang

Genetalia

Kebersihan perineum : deficit

Peradangan : tidak ada peradangan

Pembesaran kelenjar : tidak ada pembesaran kelenjar

Hemoroid : tidak ada haemoroid

Eliminasi

Pola BAK

Frekuensi : 5x sehari

Page 17: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

Inkontenensia : pasien tidak menderita inkotenensia

Retensi urine : pasien tidak menderita retensi urine

Karakter urin : warna teh dan bau khas urine

Nyeri rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada nyeri saat BAK

Hematuria : tidak ada darah dalam urine

Peradangan : tidak ada peradangan

Jumlah urine : 125 cc

Page 18: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

Data Laboratorium

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Normal

WBC 9.1 X 10/ul 3.9-10.4

RBC 4.55 X 10/ul 3.71-5.52

HGB 12.9 X 10/ul 10.9-16.7

HCT 46.4 g/dl 32.5-49.4

MCV 102.0 fl 82.5-98.0

MCH 28.4 Pg 26.1-32.8

MCHE 27.8 g/dl 30.7-35.9

PLT 337 X 10/ul 148-382

LYM % 31.0% 14.7-45.9

MXD% 6.9% 3.2-16.9

NEUT% 62.1% 46.4-76.9

RDW# 0.6 X 10/ul 0.2-1.2

RDW-SD 20.1 F 39.1-51.6

MPV 8.2 fl 8.5-13.3

GOLONGAN DARAH B

DATA USG

- Liver : ukuran membesar, permukaan kasar dan echo parenkim heterogen, tip tumpul

tidak tampak SOL, bile duct dan vascular interhepatik dalam batas normal

- GB, pancreas dan splem echo normal

- Kidney : ukuran normal, echocortex, medulla normal, tak tampak dilatsi peldocalyceal

system, tak tampak batu maupun massa

- VU, permukaan licin, dinding tak tampak echo maupun massa

- Cairan bebas cavum abdomen

Page 19: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

Pengobatan/Terapi

Nama Obat Dosis Waktu Tujuan/Kegunaan Diminum

secara teratur

IVFD

- Nacl 0.9% 30 gtt/i

Injeksi

- Cefotaxxime

- Furosemide

- Ranitidine

1 gr

1 A

1 A

/12 jam

/12 jam

/12 jam

Antibiotic

Diuretic

Penetral asam

lambung

Oral

- Methiason

- Propanolol

3x1

2x5 mg

/8 jam

/12 jam

Vit hati

Relaksasi atau

mengurangi

debaran jantung

Page 20: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

ANALISA DATA

N

O

DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS :

- Pasien mengatakan tidak nafsu

makan

- Pasien mengatakan susah menelan

karena tenggorakan kering

DO :

- Penurunan badan sebesar 30 %

SMRS BB : 55 Kg

MRS BB : 35 Kg

- Tonus otot lemah

- Ketidakseimbangan dalam

pemeriksaan nutrisi

- Perut klien tampak buncit

Penurunan intake

makanan, diet tidak

adekuat

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

2 DS :

- Pasien mengatakan nyeri hebat

dibagian abdomen kanan atas

- Pasien selalu meminta untuk injeksi

anti nyeri

DO :

- Mimic wajah tmpak meringis

- Perilaku melindungi seperti

memegang abdomen

- Skala nyeri 4-7

Pembengkakan hepar Nyeri

3 DS :

- Pasien mengatakan tidak bisa tidur

karena merasa nyeri

- Pasien mengatakan tidak merasa

puas saat bangun tidur

DO :

- Terus-terusan terjaga

Fisiologis

penyakitnya

Gangguan pola tidur

Page 21: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

- Peka terhadap rangsangan

- Tampak lingkaran hitam disekitar

mata

4 DS :

- Pasien mengatakan tidak mampu

untuk bergerak

DO :

- Pasien tampak hanya terbaring di

tempat tidur

- Pasien tampak lemah

- Perubahan tanda-tanda vital

TD : 90/50 mmHg

RR : 26x/i

N : 75 x/i

T : 360 c

Kelemahan dan tirah

baring lama

Gangguan aktivitas

PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar

2. Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan

intake makanan, diet tidak adekuat

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan fisiologis penyakit

4. Gangguang aktivitas berhubungan dengan kelemahan, tirah baring lama

Page 22: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

Perencanaan Keperawatan

No Diagnose Tujuan/ criteria Hasil

Intervensi Rasional

1 Nyeri berhubungan

dengan

pembengkakan

hepar ditandai

dengan Pasien

mengatakan nyeri

hebat dibagian

abdomen kanan

atas, Pasien selalu

meminta untuk

injeksi anti nyeri,

Mimic wajah tmpak

meringis, Perilaku

melindungi seperti

memegang

abdomen, Skala

nyeri 4-7

Tujuan :Setelah  dilakukan

tindakan keperawatan

2x24jam nyeri dapat

terkontrol dengan baik

Criteria Hasil:- Menunjukan nyeri

terkontrol

- Pasien

mengatakan tidak

ada lagi nyeri

dengan skala nyeri

0

- Kaji nyeri,

catat lokasi,

karakteristik

dan intensita

(skala 0-10)

- Dorong pasien

untuk

menyakan

masalah dan

mendengarkan

dengan aktif

masalah ini

- Beri tindakan

kenyamanan

- Bantu

melakukan

- Membantu

mengevaluasi

derajat

ketidaknyaman

an dan

keefektitfan

analgesic atau

dapat

menyatkan

terjadinya

komplikasi

- Menurunkan

ansietas dapat

meningkatkan

relaksasi

- mencegah

ketidaknymana

n, menurunkan

tegangan otot,

meningkatkan

relaksasi, dan

dapat

meningkatkan

koping

- menurunkan

kekakuan

Page 23: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

latihan rentang

gerak dan

dorong

ambulasi dini

- Dorong

penggunaan

teknik

relaksasi

otot/sendi

- membantu

pasien untuk

istirahat lebih

efektif fan

memfokuskan

kembali

perhatian,

sehingga

menurunkan

nyeri

2 Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan

dengan Penurunan

intake makanan,

diet tidak adekuat di

tandai dengan

Pasien mengatakan

tidak nafsu makan,

Pasien mengatakan

susah menelan

karena tenggorakan

kering, Penurunan

badan sebesar 30 %,

Tonus otot lemah,

Ketidakseimbangan

dalam pemeriksaan

Tujuan :Setelah dilakukan perawatan selam 2 x 24 jam nafsu makan membaik dan peningkatan berat badan

Kriteria Hasil :- Berat badan naik

30%- Nafsu makan

membaik- Perut tidak tampak

buncit

- Kaji intake

diet, Ukur

pemasukan

diit, timbang

BB tiap

minggu.

- Anjurkan pasien untuk istirahat/bedrest

- Membantu

dalam

mengidentifika

si defisiensi

dan kebutuhan

diet. Kondisi

fisik umum,

gejala uremik

(mual, muntah,

anoreksia,dan

ganggguan

rasa)

-  Dimungkinkan

dapat

mengurangi

dan

menstabilkan

kebutuhan

Page 24: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

nutrisi, Perut klien

tampak buncit

- Berikan makanan sedikit dan sering sesuai dengan diet

- Tawarkan perawatan mulut (berkumur/gosok gigi) dengan larutan asetat 25 % sebelum makan. Berikan permen karet, penyegar mulut diantara makan.

- Identifikasi makanan yang disukai termasuk kebutuhan cultural.

nutrisi dan

mengurangi

tingkat energi

yang tidak

diperlukan.

- Meminimalkan

anoreksia dan

mual

sehubungan

dnegan status

uremik.

- Membran mukosa menjadi kering dan pecah. Perawatan mulut menyejukkan, dan membantu menyegarkan rasa mulut, yang sering tidak nyaman pada uremia dan pembatasan oral. Pencucian dengan asam asetat membantu menetralkan ammonia yang dibentuk oleh perubahan urea

- Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan, maka dapat meningkatkan nafsu makan

Page 25: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

pasien.3 Gangguan pola tidur

berhubungan

dengan fisiologis

penyakit

Ditandai dengan

Pasien mengatakan

tidak bisa tidur

karena merasa

nyeri, Pasien

mengatakan tidak

merasa puas saat

bangun tidur, Terus-

terusan terjaga,

Peka terhadap

rangsangan,

Tampak lingkaran

hitam disekitar mata

Tujuan :Seteleah perawatan 2x24 jam pasien dapat tidur dengan baik

Criteria Hasil- Pasien dapat

istirahat- Lingkaran hitam

di mata hilang- Tidak mudah

terbangun

- Evaluasi

tingkat stress

sesuai

perkembangan

hari demi hari

- Hindari

penggunaan

“pengikatan”

terus-menerus

- Lengkapi

jadwal tidur,

katakan pada

pasien bahwa

pada saat ini

adalah waktu

tidur

- Beri makanan

kecil sore hari,

susu hangat,

dan mandi

- Putar music

yang lembut

- Peningkatan

stress dapat

melanggar pola

tidur

- Risiko

gangguan

sensori,

meningkatkan

agitasi dan

hambat waktu

tidur

- Penguatan

bahwa saatnya

tidur dan

mempertahank

an kestabilan

lingkungan

- Meningkatkan

relaksasi dan

perasaan

mengantuk

- Menurunkan

stimulasi

sensori dengan

menghambat

suara-suara

lain

4 Gangguang aktivitas Tujuan: - Tingkatkan - Meningkatkan

Page 26: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

berhubungan

dengan kelemahan,

tirah baring lama

ditandai dengan

Pasien mengatakan

tidak mampu untuk

bergerak, Pasien

tampak hanya

terbaring di tempat

tidur, Pasien tampak

lemah, Perubahan

tanda-tanda vital

TD : 90/50

mmHg

RR : 26x/i

N : 75 x/i

T : 360 c

Setelah perawatan 4x24 jam pasien dapat beraktivitas kembaliCriteria Hasil :- Mampu

beraktivitas dengan mandiri

- Peningkatan tanda-tanda vitalTD : 120/80 mmHgRR : 20 x/iT : 36.50CPols : 75 x/i

tirah baring,

berikan

lingkungan

tenang, batasi

pengunjung

sesuai

kebutuhan

- Catat

perubahan

mental tingkat

kesadaran

- Tawarkan diet

tinggi kalori,

tinggi protein

(TKTP).

- Motivasi

pasien untuk

melakukan

latihan yang

diselingi

istirahat

istirahat dan

ketenangan

- Perubahan

dapat

menunjukkan

penurunan

perfusi

jaringan

serebral

sekunder

terhadap

hipovolemia,

hipoksemi

- Memberikan

kalori bagi

tenaga dan

protein bagi

proses

penyembuhan

- Menghemat

tenaga pasien

sambil

mendorong

pasien untuk

melakukan

latihan dalam

Page 27: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

- Motivasi dan bantu pasien untuk melakukan latihan dengan periode waktu yang ditingkatkan secara bertahap.

batas toleransi

pasien

- Memperbaiki

perasaan sehat

secara umum

dan percaya

diri.

Page 28: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

Catatan Perkembangan

No. Dx

KepTgl/jam Implementasi Evaluasi

I

28 Jan 2014

Jam 08:00

Jam 08:30

Jam 09:00

Jam 09:30

Jam 10:00

- mengkaji nyeri, catat lokasi,

karakteristik dan intensitas (skala 0-

10)

- mendorong pasien untuk menyakan

masalah dan mendengarkan dengan

aktif masalah ini

- memberikan tindakan kenyamanan

(pijatan pada punggung dan ubah

posisi)

- membantu melakukan latihan rentang

gerak dan dorong ambulasi dini

- Dorong penggunaan teknik relaksasi

(bimbingan imajinasi, visualisasi)

S :

- Pasien

mengatakan

nyeri belum

terkontrol

O :

- Mimic wajah

pasien masih

meringis

- Skala nyeri 4-7

A : tujuan belum

tercapai

P : intervensi

dilanjutkan

II

Jam 10:30

Jam 11:00

Jam 11:30

Jam 12:00

Jam 13:00

- mengkaji intake diet, Ukur pemasukan

diit, timbang BB tiap minggu

- menganjurkan pasien untuk

istirahat/bedrest

- Memberikan makanan sedikit dan

sering sesuai dengan diet

- Menawarkan perawatan mulut

(berkumur/gosok gigi) dengan larutan

asetat 25 % sebelum makan. Berikan

permen karet, penyegar mulut diantara

makan.

- mengidentifikasi makanan yang

S : - Pasien

mengatakan masih belum nafsu untuk makan

O : - BB = 30 Kg- Perut pasien

masih tampak buncit

A: tujuan belum tercapai,

P : intervensi dilanjutkan.

Page 29: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

disukai termasuk kebutuhan cultural.

III

29 Jan 2014

Jam 08:00

Jam 08:30

Jam 09:00

Jam 09:30

Jam 10:00

- mengevaluasi tingkat stress sesuai

perkembangan hari demi hari

- menghindari penggunaan “pengikatan”

terus-menerus

- melengkapi jadwal tidur, katakan pada

pasien bahwa pada saat ini adalah

waktu tidur

- memberikan makanan kecil sore hari,

susu hangat, dan mandi

- memutarkan music yang lembut

S :- Pasien

mengatakan belum bisa tidur dengan nyaman karena nyeri

O :- Pasien tampak

terjaga terus-terusan

- Lingkaran hitam pada mata masih tampak.

A : tujuan belum tercapai,

P : inttervensi dilanjutkan

IV

Jam 10:30

Jam 11:00

Jam 11:30

Jam 12:00

Jam 13:00,

- meningkatkan tirah baring, berikan

lingkungan tenang, batasi pengunjung

sesuai kebutuhan

- mencatat perubahan mental tingkat

kesadaran

- menawarkan diet tinggi kalori, tinggi

protein (TKTP).

- Motivasi pasien untuk melakukan

latihan yang diselingi istirahat

- memootivasi dan bantu pasien untuk

melakukan latihan dengan periode

waktu yang ditingkatkan secara

bertahap.

S:- pasien

mengatakan masih lemah dan sussah bergerak

O :- pasien tampak

terbaring lemah di tempat tidur

A :Tujuan belum tercapai

P : intervensi dilanjutkan

Page 30: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

No. Dx

Kep

Tgl/jam Implementasi Evaluasi

I 30 Jan 2014

Jam 08:00

Jam 08:30

Jam 09:00

Jam 09:30

Jam 10:00

- mengkaji nyeri, catat lokasi,

karakteristik dan intensita (skala 0-10)

- mendorong pasien untuk menyakan

masalah dan mendengarkan dengan

aktif masalah ini

- memberikan tindakan kenyamanan

(pijatan pada punggung dan ubah

posisi)

- membantu melakukan latihan rentang

gerak dan dorong ambulasi dini

- Dorong penggunaan teknik relaksasi

(bimbingan imajinasi, visualisasi)

S :

- Pasien

mengatakan

nyeri terkontrol

O :

- Pasien Nampak

tenang

- Skala nyeri 0

- A : tujuan

tercapai

P : intervensi

dihentikan

II

Jam 10:30

Jam 11:00

Jam 11:30

Jam 12:00

Jam 13:00

- mengkaji intake diet, Ukur pemasukan

diit, timbang BB tiap minggu

- menganjurkan pasien untuk

istirahat/bedrest

- Memberikan makanan sedikit dan

sering sesuai dengan diet

- Menawarkan perawatan mulut

(berkumur/gosok gigi) dengan larutan

asetat 25 % sebelum makan. Berikan

permen karet, penyegar mulut diantara

makan.

- mengidentifikasi makanan yang

disukai termasuk kebutuhan cultural.

S : - Pasien

mengatakan masih sudah nafsu untuk makan

O : - BB = 40 Kg- Perut pasien

masih sudah kembali normal

A: tujuan tercapai

P : intervensi dihentikan

III 25 feb 2013

Jam 08:00 - mengevaluasi tingkat stress sesuai

perkembangan hari demi hari

S :- Pasien

mengatakan tidur nyenyak

Page 31: ASKEP SIROSIS HEPATIS.docx

Jam 08:30

Jam 09:00

Jam 09:30

Jam 10:00

- menghindari penggunaan “pengikatan”

terus-menerus

- melengkapi jadwal tidur, katakan pada

pasien bahwa pada saat ini adalah

waktu tidur

- memberikan makanan kecil sore hari,

susu hangat, dan mandi

- memutarkan music yang lembut

O :- Pasien tampak

tidur tenang

A : tujuan tercapai,

P : inttervensi dihentikan

IV

Jam 10:30

Jam 11:00

Jam 11:30

Jam 12:00

Jam 13:00,

- meningkatkan tirah baring, berikan

lingkungan tenang, batasi pengunjung

sesuai kebutuhan

- mencatat perubahan mental tingkat

kesadaran

- menawarkan diet tinggi kalori, tinggi

protein (TKTP).

- Motivasi pasien untuk melakukan

latihan yang diselingi istirahat

- memootivasi dan bantu pasien untuk

melakukan latihan dengan periode

waktu yang ditingkatkan secara

bertahap.

S:- pasien

mengatakan sudah bisa beraktivitas

O :- pasien tampak

bergerak bebas

A :Tujuan tercapai

P : intervensi dihentikan