askep parkinson

44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf (neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat, kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot. Tanda-tanda khas yang ditemukan pada penderita diantaranya resting tremor, rigiditas, bradikinesia, dan instabilitas postural. Tanda-tanda motorik tersebut merupakan akibat dari degenerasi neuron dopaminergik pada system nigrostriatal. Namun, derajat keparahan defisit motorik tersebut beragam. Tanda-tanda motorik pasien sering disertai depresi, disfungsi kognitif, gangguan tidur, dan disfungsi autonom. Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan wanita seimbang. 5 – 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala awalnya muncul sebelum usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan, pengaruh usia pada umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, 1

Upload: choirun-nisa-nur-aini

Post on 25-Dec-2015

70 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

mata kuliah keperawatan medikal bedah III mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan parkinson oleh politeknik kesehatan kementrian kesehatan semarang kelas 2A3

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Parkinson

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit degeneratif pada sistem saraf

(neurodegenerative) yang bersifat progressive, ditandai dengan

ketidakteraturan pergerakan (movement disorder), tremor pada saat istirahat,

kesulitan pada saat memulai pergerakan, dan kekakuan otot. Tanda-tanda

khas yang ditemukan pada penderita diantaranya resting tremor, rigiditas,

bradikinesia, dan instabilitas postural. Tanda-tanda motorik tersebut

merupakan akibat dari degenerasi neuron dopaminergik pada system

nigrostriatal. Namun, derajat keparahan defisit motorik tersebut beragam.

Tanda-tanda motorik pasien sering disertai depresi, disfungsi kognitif,

gangguan tidur, dan disfungsi autonom.

Penyakit Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria

dan wanita seimbang. 5 – 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson,

gejala awalnya muncul sebelum usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang

penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan, pengaruh usia pada

umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat dari

0,6 % pada usia 60 – 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 – 89 tahun. Di

Amerika Serikat, ada sekitar 500.000 penderita parkinson. Di Indonesia

sendiri, dengan jumlah penduduk 210 juta orang, diperkirakan ada sekitar

200.000-400.000 penderita. Rata-rata usia penderita di atas 50 tahun dengan

rentang usia-sesuai dengan penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit

di Sumatera dan Jawa- 18 hingga 85 tahun. Statistik menunjukkan, baik di

luar negeri maupun di dalam negeri, lelaki lebih banyak terkena dibanding

perempuan (3:2) dengan alasan yang belum diketahui.

1

Page 2: Askep Parkinson

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari parkinson?

2. Apa etiologi parkinson?

3. Bagaimana pathofisiologi parkinson?

4. Bagaimana manifestasi klinis pada parkinson?

5. Bagaimana pemeriksaan penunjang parkinson?

6. Bagaimana pengobatan penyakit parkinson?

7. Bagaimana asuhan keperawatan hernia?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui definisi dari parkinson.

2. Untuk mengetahui etiologi dari parkinson.

3. Untuk mengetahui pathofisiologi parkinson.

4. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada penyakit parkinson.

5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada parkinson.

6. Untuk mengetahui dan memahami pengobatan untuk penyakit parkinson.

7. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada parkinson.

D. Manfaat Penulisan

1. Menambah ilmu pengetahuan mengenai penyakit parkinson.

2. Menambah pemahaman bagaimana cara melakukan asuhan keperawatan

pada penderita parkinson secara tepat.

2

Page 3: Askep Parkinson

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Parkinson

Penyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson

(Parkinsonismus) merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada

ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari

substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine

deficiency). Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif progresif

yang berkaitan erat dengan usia. Penyakit ini mempunyai karakteristik

terjadinya degenerasi dari neuron dopaminergik pas substansia nigra pars

kompakta, ditambah dengan adanya inklusi intraplasma yang terdiri dari

protein yang disebut dengan Lewy Bodies. Neurodegeneratif pada parkinson

juga terjadi pasa daerah otak lain termasuk lokus ceruleus, raphe nuklei,

nukleus basalis Meynert, hipothalamus, korteks cerebri, motor nukelus dari

saraf kranial, sistem saraf otonom.

Penyakit Parkinson merupakan suatu gangguan neurologist progresif

yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan

mengatur gerakan. Karakteristik yang muncul berupa bradikinesia

(perlambatan gerakan),tremor,dan kekakuan otot.

B. Etiologi Parkinson

Etiologi Parkinson primer belum diketahui. Tetapi terdapat beberapa

dugaan, di antaranya ialah: infeksi oleh virus yang non-konvensional (belum

diketahui), reaksi abnormal terhadap virus yang sudah umum, pemaparan

terhadap zat toksik yang belum diketahui, terjadinya penuaan yang prematur

atau dipercepat. Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di

substansi nigra. Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang

tidak dikehendaki (involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa

mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanis-me

bagaimana kerusakan itu belum jelas benar.

3

Page 4: Askep Parkinson

Beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan parkinson adalah sebagai

berikut:

1. Usia

Insiden meningkat dari 10 per 10.000 penduduk pada usia 50 sampai 200

dari 10.000 penduduk pada usia 80 tahun. Hal ini berkaitan dengan reaksi

mikrogilial yang mempengaruhi kerusakan neuronal, terutama pada

substansia nigra, pada penyakit parkinson.

2. Geografi

Faktor resiko yang mempengaruhi perbedaan angka secara geografis ini

termasuk adanya perbedaaan genetik, kekebalan terhadap penyakit dan

paparan terhadap faktor lingkungan.

3. Periode

Fluktuasi jumlah penderita penyakit parkinson tiap periode mungkin

berhubungan dengan hasil pemaparan lingkungan yang episodik, misalnya

proses infeksi, industrialisasi ataupun gaya hidup.

4. Genetik

Adanya riwayat penyakit parkinson pada keluarga meningakatkan faktor

resiko menderita penyakit parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang dari

70 tahun dan 2,8 kali pada usia lebih dari 70 tahun. Meskipun sangat

jarang, jika disebabkan oleh keturunan, gejala parkinsonisme tampak pada

usia relatif muda.

5. Faktor Lingkungan

a. Xenobiotik

Berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menmbulkan

kerusakan mitokondria.

b. Pekerjaan

Lebih banyak pada orang dengan paparan metal yang lebih tinggi dan

lama.

c. Infeksi

Paparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor

predesposisi penyakit parkinson melalui kerusakan substansia nigra.

4

Page 5: Askep Parkinson

Penelitian pada hewan menunjukkan adanya kerusakan substansia nigra

oleh infeksi Nocardia astroides.

d. Diet

Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stress oksidatif, salah

satu mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson.

Sebaliknya, kopi merupakan neuroprotektif.

e. Trauma kepala

Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit parkinson, meski

peranannya masih belum jelas benar

f. Stress dan depresi

Beberapa penelitian menunjukkan depresi dapat mendahului gejala

motorik. Depresi dan stress dihubungkan dengan penyakit parkinson

karena pada stress dan depresi terjadi peningkatan turnover katekolamin

yang memacu stress oksidatif.

C. Pathofisiologi

Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis. Jika

otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-

sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan

tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah

sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan

informasi yang telah diolah kembali ke korteks otak besar.

Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter

sebagai impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan di antara saraf-saraf.

Neurotransmiter yang utama pada ganglia basalis adalah dopamin.

Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami

kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan

dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari

kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin terkadang tidak diketahui.

Penyakit ini cenderung diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidang

memegang peran utama.

5

Page 6: Askep Parkinson

Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson

merupakan komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu

infeksi yang menyebabkan peradangan otak). Kasus lainnya terjadi jika

penyakit degeneratif lainnya, obat-obatan atau racun memengaruhi atau

menghalangi kerja dopamin di dalam otak. Misalnya obat anti psikosa yang

digunakan untuk mengobati paranoia berat dan skizofrenia menghambat kerja

dopamin pada sel saraf.

D. Manifestasi Klinis

Meskipun gejala yang disampaikan di bawah ini bukan hanya milik

penderita parkinson, umumnya penderita parkinson mengalami hal itu.

1. Gejala Motorik

a. Tremor/Bergetar

Gejala penyakit parkinson sering luput dari pandangan awam, dan

dianggap sebagai suatu hal yang lumrah terjadi pada orang tua. Salah

satu ciri khas dari penyakit parkinson adalah tangan tremor (bergetar)

jika sedang beristirahat. Namun, jika orang itu diminta melakukan

sesuatu, getaran tersebut tidak terlihat lagi. Itu yang disebut resting

tremor, yang hilang juga sewaktu tidur. Tremor terdapat pada jari

tangan, kadang-kadang tremor seperti menghitung uang logam. Pada

sendi tangan fleksi-ekstensi atau pronasi-supinasi pada kaki fleksi-

ekstensi, kepala fleksi-ekstensi atau menggeleng, mulut membuka

menutup, lidah terjulur-tertarik. Tremor ini menghilang waktu

istirahat dan menghebat waktu emosi terangsang. Tremor tidak hanya

terjadi pada tangan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi pada kelopak

mata dan bola mata, bibir, lidah dan jari tangan (seperti orang

menghitung uang). Semua itu terjadi pada saat istirahat/tanpa sadar.

Bahkan, kepala penderita bisa bergoyang-goyang jika tidak sedang

melakukan aktivitas (tanpa sadar). Artinya, jika disadari, tremor

tersebut bisa berhenti. Pada awalnya tremor hanya terjadi pada satu

6

Page 7: Askep Parkinson

sisi, namun semakin berat penyakit, tremor bisa terjadi pada kedua

belah sisi.

b. Rigiditas/Kekakuan

Tanda yang lain adalah kekakuan (rigiditas). Jika kepalan tangan yang

tremor tersebut digerakkan (oleh orang lain) secara perlahan ke atas

bertumpu pada pergelangan tangan, terasa ada tahanan seperti melewati

suatu roda yang bergigi sehingga gerakannya menjadi

terpatah-patah/putus-putus. Selain di tangan maupun di kaki, kekakuan itu

bisa juga terjadi di leher. Akibat kekakuan itu, gerakannya menjadi tidak

halus lagi seperti break-dance. Gerakan yang kaku membuat penderita

akan berjalan dengan postur yang membungkuk. Untuk mempertahankan

pusat gravitasinya agar tidak jatuh, langkahnya menjadi cepat tetapi

pendek-pendek. Adanya hipertoni pada otot fleksor ekstensor dan

hipertoni seluruh gerakan, hal ini oleh karena meningkatnya aktifitas

motorneuron alfa, adanya fenomena roda bergigi (cogwheel phenomenon).

c. Akinesia/Bradikinesia

Kedua gejala di atas biasanya masih kurang mendapat perhatian

sehingga tanda akinesia/bradikinesia muncul. Gerakan penderita menjadi

serba lambat. Dalam pekerjaan sehari-hari pun bisa terlihat pada

tulisan/tanda tangan yang semakin mengecil, sulit mengenakan baju,

langkah menjadi pendek dan diseret. Kesadaran masih tetap baik sehingga

penderita bisa menjadi tertekan (stres) karena penyakit itu. Wajah menjadi

tanpa ekspresi. Kedipan dan lirikan mata berkurang, suara menjadi kecil,

refleks menelan berkurang, sehingga sering keluar air liur. Gerakan

volunter menjadi lambat sehingga berkurangnya gerak asosiatif, misalnya

sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lambat mengambil

suatu obyek, bila berbicara gerak lidah dan bibir menjadi lambat.

Bradikinesia mengakibatkan berkurangnya ekspresi muka serta mimik dan

gerakan spontan yang berkurang, misalnya wajah seperti topeng, kedipan

mata berkurang, berkurangnya gerak menelan ludah sehingga ludah suka

7

Page 8: Askep Parkinson

keluar dari mulut. Disamping itu, kulit muka seperti berminyak dan ludah

suka keluar dari mulut karena berkurangnya gerak menelan ludah.

d. Tiba-tiba Berhenti atau Ragu-ragu untuk Melangkah

Gejala lain adalah, yaitu berhenti di tempat saat mau mulai

melangkah, sedang berjalan, atau berputar balik; dan start hesitation, yaitu

ragu-ragu untuk mulai melangkah. Bisa juga terjadi sering kencing, dan

sembelit. Penderita menjadi lambat berpikir dan depresi. Bradikinesia

mengakibatkan kurangnya ekspresi muka serta mimic muka. Langkah Dan

Gaya Jalan (Sikap Parkinson) Berjalan dengan langkah kecil menggeser

dan makin menjadi cepat (marche a petit pas), stadium lanjut kepala

difleksikan ke dada, bahu membengkok ke depan, punggung melengkung

bila berjalan.

e. Bicara Monoton

Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas otot pernapasan, pita suara,

otot laring, sehingga bila berbicara atau mengucapkan kata-kata yang

monoton dengan volume suara halus ( suara bisikan ) yang lambat.

f. Dimensia

Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya

dengan deficit kognitif.

g. Gangguan Behavioral

Lambat-laun menjadi dependen ( tergantung kepada orang lain ),

mudah takut, sikap kurang tegas, depresi. Cara berpikir dan respon

terhadap pertanyaan lambat (bradifrenia) biasanya masih dapat

memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu yang cukup.

h. Gejala Lain

Kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas

pangkal hidungnya (tanda Myerson positif).

2. Gejala non motorik

a. Disfungsi Otonom

Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter

terutama inkontinensia dan hipotensi ortostatik.

8

Page 9: Askep Parkinson

Kulit berminyak dan infeksi kulit seborrheic

Pengeluaran urin yang banyak

Gangguan seksual yang berubah fungsi, ditandai dengan

melemahnya hasrat seksual, perilaku, orgasme.

b. Gangguan Suasana Hati, Penderita Sering Mengalami Depresi

c. Ganguan Kognitif, Menanggapi Rangsangan Lambat

d. Gangguan Tidur, Penderita Mengalami Kesulitan Tidur (Insomnia)

e. Gangguan Sensasi,

kepekaan kontras visuil lemah, pemikiran mengenai ruang,

pembedaan warna,

penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan oleh

hypotension orthostatic, suatu kegagalan sistemsaraf otonom untuk

melakukan penyesuaian tekanan darah sebagai jawaban atas

perubahan posisi badan

berkurangnya atau hilangnya kepekaan indra perasa bau ( microsmia

atau anosmia)

E. Patofisiologi

Jauh di dalam otak ada sebuah daerah yang disebut ganglia basalis. Jika

otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat lengan), maka sel-

sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu menghaluskan gerakan

tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia basalis mengolah

sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan menyampaikan

informasi yang telah diolah kembali ke korteks otak besar.

Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia neurotransmiter

sebagai impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan di antara saraf-saraf.

Neurotransmiter yang utama pada ganglia basalis adalah dopamin. Pada

penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran

sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf

dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan

9

Page 10: Askep Parkinson

berkurangnya dopamin terkadang tidak diketahui. Penyakit ini cenderung

diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidang memegang peran utama.

Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson

merupakan komplikasi yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu

infeksi yang menyebabkan peradangan otak). Kasus lainnya terjadi jika

penyakit degeneratif lainnya, obat-obatan atau racun memengaruhi atau

menghalangi kerja dopamin di dalam otak. Misalnya obat anti psikosa yang

digunakan untuk mengobati paranoia berat dan skizofrenia menghambat kerja

dopamin pada sel saraf.

F. Pengobatan Parkinson

Pengobatan penyakit parkinson bersifat individual dan simtomatik, obat-

obatan yang biasa diberikan adalah untuk pengobatan penyakit atau

menggantikan atau meniru dopamin yang akan memperbaiki tremor, rigiditas,

dan slowness.

Perawatan pada penderita penyakit parkinson bertujuan untuk

memperlambat dan menghambat perkembangan dari penyakit itu. Perawatan

ini dapat dilakukan dengan pemberian obat dan terapi fisik seperti terapi

berjalan, terapi suara/berbicara dan pasien diharapkan tetap melakukan

kegiatan sehari-hari.

1. Terapi Obat-Obatan

Beberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit parkinson:

a. Antikolinergik

Benzotropine ( Cogentin), trihexyphenidyl ( Artane). Berguna untuk

mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan

pergerakan, mengontrol tremor dan kekakuan.

b. Carbidopa/levodopa

Merupakan preparat yang paling efektif untuk menghilangkan gejala

Derivat dopamin-agonis-ergot berguna jika ditambahkan kedalam

levodopa untuk mempelancar fluktasi klinis.

c. Obat-obat antihistamin untuk menghilangkan tremor.

10

Page 11: Askep Parkinson

Preparat antivirus, Amantandin hidroklorida,digunakan untuk

mengurangi kekakuan,tremor dan bradikinestesia.

d. Inhibitor MAO untuk menghambat pemecahan dopamine

e. Obat-obat antidepresan

f. Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benar-

benar diperhatikan, karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita

mengalami kesulitan untuk menelan sehingga bisa terjadi kekurangan

gizi (malnutrisi) pada penderita. Makanan berserat akan membantu

mengurangi ganguan pencernaan yang disebabkan kurangnya aktivitas,

cairan dan beberapa obat.

2. Terapi Fisik

Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari

terapi fisik. Pasien akan termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di

rumah, dengan diberikan petunjuk atau latihan contoh diklinik terapi fisik.

Program terapi fisik pada penyakit Parkinson merupakan program jangka

panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau

perburukan penyakit, misalnya perubahan pada rigiditas, tremor dan

hambatan lainnya. Latihan fisik yang teratur, termasuk yoga, taichi,

ataupun tari dapat bermanfaat dalam menjaga dan meningkatkan mobilitas,

fleksibilitas, keseimbangan, dan range of motion. Latihan dasar selalu

dianjurkan, seperti membawa tas, memakai dasi, mengunyah keras, dan

memindahkan makanan di dalam mulut.

3. Terapi Suara

Perawatan yang paling besar untuk kekacauan suara yang diakibatkan

oleh penyakit Parkinson adalah dengan Lee Silverman Voice Treatment

(LSVT). LSVT fokus untuk meningkatkan volume suara.

4. Terapi Gen

Penyelidikan telah dilakukan hingga tahap terapi gen yang melibatkan

penggunaan virus yang tidak berbahaya yang dikirim ke bagian otak yang

disebut subthalamic nucleus (STN). Gen yang digunakan memerintahkan

untuk mempoduksi sebuah enzim yang disebut glutamic acid

11

Page 12: Askep Parkinson

decarboxylase (GAD) yang mempercepat produksi neurotransmitter

(GABA). GABA bertindak sebagai penghambat langsung sel yang terlalu

aktif di STN.

5. Pencangkokan Syaraf

Cangkok sel stem secara genetik untuk memproduksi dopamine atau

sel sistem yang berubah menjadi sel memproduksi dopamine telah mulai

dilakukan.

G. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1) Data Dasar

a) Identitas

Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,

status perkawinan, pendidkan, agama, suku, alamat, tanggal dan jam

masuk rumah sakit, no. register, rungan, serta identitas orang yang

bertanggung jawab selama klien di rawat di RS.

b) Keluhan Utama

Keluhan utama yang dirasakan klien adalah gangguan gerakan, kaku

otot, tremor menyeluruh dan kelemahan otot.

c) Riwayat Penyakit

Latar belakang kehidupan klien sebelum masuk rumah sakit yang

menjadi faktor predisposisi seperti riwayat bekerja mengangkat

benda-benda berat, riwayat penyakit menular dan atau penyakit

keturunan, serta riwayat operasi sebelumnya pada daerah abdomen

atau operasi hernia yang pernah dialami klien sebelumnya.

2) Pola Fungsi

a) Pola Persepsi Kesehatan

Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang pengobatan

dan pemeliharaan kesehatan, khususnya pengetahuan mengenai

penyakit parkinson yang dialami klien.

Kaji riwayat penyakit yang pernah dialami klien sebelumnya.

12

Page 13: Askep Parkinson

Kaji upaya untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah

penyakit.

Kaji yang dilakukan klien bila mengalami gangguan kesehatan.

b) Pola Nutrisi Metabolik

Tanyakan makanan dan minuman sehari-hari dalam 24 jam.

Kaji makanan kesukaan atau yang tidak disukai klien serta alergi

makanan.

Kaji adanya gangguan menelan, mual, dan muntah, karena klien

dengan hernia biasanya akan mengalami mual dan muntah

berhubungan dengan proses patofisiologi parkinson. Kaji juga

nafsu makan klien akibat keadaan mual dan muntah tersebut.

c) Pola Eliminasi

Tanyakan kebiasaan buang air besar, teratur atau tidak,

frekuensinya dalam sehari, warna dan konsistensinya, adakah sulit

saat membuang air besar dan bagaimana klien mengatasinya.

d) Pola Aktivitas – Latihan

Kaji tingkat aktivitas klien setiap hari, riwayat pekerjaan yang perlu

mengangkat beban berat, duduk, mengemudi dalam waktu lama.

Klien dengan parkinaon, biasanya mengalami penurunan rentang

gerak, tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.

e) Pola Istirahat dan Tidur

Tanyakan kebiasaan dan jumlah tidur pada siang hari.

Tanyakan kebiasaan sebelum tidur.

Tanyakan jumlah tidur semalam, apakah tetap cukup seperti

biasanya atau terganggu.

f) Pola Kognitif Perseptual

Kaji adakah kekhawatiran karena pusing, kesemutan, gangguan

penglihatan, penglihatan ganda, gangguan koordinasi, pikiran sukar

berkonsentrasi.

g) Pola Persepsi Diri

13

Page 14: Askep Parkinson

Tanyakan pada klien bagaimana perasaannya terhadap gangguan

yang dialaminya saat ini.

Bagaimana masalah ini dapat membuat pandangan klien terhadap

diri sendiri.

Tanyakan pada klien bagaimana perasaannya tentang operasi yang

dialaminya.

h) Pola Peran-Hubungan

Tanyakan apakah penyakit ini mempengaruhi klien dengan keluarga,

teman dan orang-orang sekitar klien.

i) Pola Seksualitas – Reproduksi

Klien dengan hernia akan mengalami kesulitan dalam hubungan

seksualitas, terutama pada klien dengan pembesaran skrotum akibat

hernia.

j) Pola Koping – Toleransi stress

Kaji apakah klien mengalami stres yang berat baik emosional

maupun fisik. Emosi labil (euforia sedang sampai delirium), depresi.

k) Pola Nilai Kepercayaan

Tanyakan apakah klien menganut sistem kepercayaan tertentu.

Tanyakan kebebasan klien dalam melakukan kegiatan ibadahnya

akibat hernia yang sekarang ini dialami klien.

3) Pemeriksaan Fisik

Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan-

keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data

yang diperoleh dari pengkajian anamnesis. Pemeriksaan fisik sebaiknya

dilakukan per sistem (B1-B6) dan terarah dengan fokus pemeriksaan

fisik pada pemeriksaan B3 dan dihubungkan dengan keluhan klien.

Klien dengan penyakit Parkinson umumnya tidak mengalami

penurunan kesadaran. Adanya perubahan pada tanda vital, yaitu

bradikardi, hipotensi, dan penurunan frekuensi pernafasan.

14

Page 15: Askep Parkinson

a. B1 (Breathing)

Gangguan fungsi pernapasan yang terjadi berkaitan dengan

hipoventilasi, inaktivitas, aspirasi makanan atau saliva, dan

berkurangnya fungsi pembersihan saluran nafas.

Inspeksi, ditemukan klien batuk atau mengalami penurunan

kemampuan untuk batuk efektif, peningkatan produksi sputum, sesak

napas dan penggunaan otot bantu napas.

Palpasi, ditemukan taktil premitus seimbang kanan dan kiri.

Perkusi, ditemukan adanya suara resonan pada seluruh lapangan

paru.

Auskultasi, ditemukan bunyi napas tambahan seperti napas

berbunyi, stridor, ronkhi pada klien dengan peningkatan produksi

sekret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering ditemukan

pada klien dengan inaktivitas.

b. B2 (Blood)

Hipotensi postural yang terjadi berkaitan dengan efek samping

pemberian obat dan juga gangguan pada pengaturan tekanan darah

oleh sistem saraf otonom.

c. B3 (Brain)

Pengkajian B3 (Brain) merupakan pemeriksaan fokus dan lebih

lengkap dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya. Pada inspeksi

umum ditemukan perubahan pada gaya berjalan, tremor secara

umum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh gerakan.

1) Tingkat Kesadaran

Tingkat kesadaran klien biasanya compos mentis dan juga

bergantung pada penurunan aliran darah serebri regional

mengakibatkan perubahan pada status kognitif klien.

2) Pemeriksaan fungsi serebri

Status mental : biasanya mengalami perubahan yang berhubungan

dengan penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan

15

Page 16: Askep Parkinson

penurunan memori baik jangka pendek dan memori jangka

panjang.

3) Pemeriksaan saraf kranial

a) Saraf I. Biasanya pada klien cedera tulang belakang tidak

ditemukan kelainan dan fungsi penciuman tidak ada kelainan.

b) Saraf II. Hasil uji ketajaman penglihatan mengalami perubahan

sesuai tingkat usia, biasanya klien lanjut usia dengan penyakit

Parkinson mengalami penurunan ketajaman penglihatan.

c) Saraf III, IV, dan VI. Gangguan saraf okulomotorius : sewaktu

melakukan konvergensi penglihatan menjadi kabur karena

tidak mampu mempertahankan kontraksi otot- otot bola mata.

d) Saraf V. Pada klien dengan penyakit Parkinson umumnya

ditemukan perubahan pada otot wajah. Adanya keterbatasan

otot wajah menyebabkan ekspresi wajah klien mengalami

penurunan , saat bicara wajah seperti topeng (sering

mengedipkan mata).

e) Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal.

f) Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi yang

berhubungan dengan proses senilis dan penurunan aliran darah

regional.

g) Saraf IX dan X. Ditemukan kesulitan menelan dalam menelan

makanan.

h) Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan

trapezius.

i) Saraf XII. Lidah simetris, tidak ditemukan deviasi pada satu

sisi dan tidak ada fasikulasi. Indra pengecapan normal.

4) Sistem Motorik

a) Inspeksi umum, ditemukan perubahan pada gaya

berjalan, tremor secara umum pada seluruh otot dan kaku pada

seluruh gerakan. Klien sering mengalami rigiditas deserebrasi.

b) Tonus otot ditemukan meningkat.

16

Page 17: Askep Parkinson

c) Keseimbangan dan koordinasi, ditemukan mengalami

gangguan karena adanya kelemahan otot, kelelahan, perubahan

pada gaya berjalan, tremor secara umum pada seluruh otot dan

kaku pada seluruh gerakan.

5) Pemeriksaan Refleks

Terdapat kehilangan refleks postural, apabila klien mencoba

untuk berdiri, klien akan berdiri dengan kepala cenderung

kedepan dan berjalan dengan gaya berjalan seperti didorong.

Kesulitan dalam berputar dan hilangnya keseimbangan (salah

satunya kedepan atau kebelakang) dapat menimbulkan sering

jatuh.

6) Sistem Sensorik

Sesuai berlanjutnya usia Klien dengan penyakit Parkinson

mengalami penurunan terhadap sensasi sensorik secara progresif.

Penurunan sensorik yang ada merupakan hasil dari neuropati.

d. B4 (Bladder)

Penurunan refleks kandung kemih perifer dihubungkan dengan

disfungsi kognitif dan persepsi klien secara umum. Klien mungkin

mengalami inkontinensia urine, ketidakmampuan

mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk

menggunakan urinal karena kerusakan kontrol motorik dan postural.

Selama periode ini, dilakukan kateterisasi intermiten dengan teknik

steril.

e. B5 (Bowel)

Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan

nutrisi kurang karena kelemahan fisik umum, kelelahan otot dan

adanya tremor menyeluruh. Klien sering mengalami konstipasi

karena penurunan aktivitas.

f. B6 ( Bone)

Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kelelahan

otot, tremor secara umum pada seluruh otot dan kaku pada seluruh

17

Page 18: Askep Parkinson

gerakan menyebabkan masalah pada pola aktivitas dan pemenuhan

aktivitas sehari-hari. Adanya gangguan keseimbangan dan

koordinasi dalam melakukan pergerakan karena perubahan pada

gaya berjalan dan kaku pada seluruh gerakan memberikan risiko

pada trauma fisik bila melakukan aktivitas.

b. Diagnosa Keperawatan

1. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kekakuan dan

kelemahan otot.

2. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan

neuromuskular, menurunnya kekuatan, kehilangan kontrol otot/koordinasi.

3. Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) yang berhubungan dengan medikasi

dan penurunan aktivitas.

4. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan tremor, pelambatan dalam proses makan, kesulitan menguyah dan

menelan.

5. Hambatan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan

volume bicara, pelambatan bicara, ketidakmampuan menggerakan otot-

otot wajah.

6. Koping individu tidak efektif yang berhubungan dengan depresi dan

disfungsi karena perkembangan penyakit.

7. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan sumber informasi prosedur

perawatan rumah yang tidak adekuat.

c. Perencanaan/Intervensi

No

.

Tgl/

Jam

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi TTD

1. Hambatan

mobilitas fisik yang

berhubungan

Dalam waktu 2 x

24 jam, klien

mampu

Kaji mobilitas yang ada

dan observasi peningkatan

kerusakan. Kaji secara

18

Page 19: Askep Parkinson

dengan kekakuan

dan kelemahan

otot.

melaksanakan

aktivitas fisik

sesuai

kemampuannya.

Dengan Kriteria

Hasil:

1.Klien dapat ikut

serta dalam

program latihan,

tidak terjadi

kontraktur sendi.

2.Bertambahnya

kekuatan otot.

3.Klien

menunjukkan

tindakan untuk

meningkatkan

mobilitas.

teratur fungsi motorik.

Lakukan program latihan

yang meningkatkan

kekuatan otot.

Lakukan latihan postural.

Ajarkan teknik berjalan

khusus :

Ajarkan untuk

berkosentrasi pada

berjalan tegak,

memandang lurus

kedepan, dan

menggunakan cara

berjalan dengan dasar

lebar (misalnya berjalan

dengan kaki terpisah).

Klien dianjurkan untuk

latihan berjalan dengan

diiringi musik marching

band atau lagu, karena hal

ini memberikan

rangsangan sensorik.

Latihan bernapas sambil

berjalan membantu untuk

menggerakan rangka

tulang rusuk dan transpor

oksigen untuk mengisi

bagian paru-paru yang

kadar oksigennya rendah.

Melakukan periode

istirahat yang sering untuk

19

Page 20: Askep Parkinson

membantu pencegahan

frustasi dan kelelahan.

Bantu klien melakukan

latihan ROM, perawatan

diri, sesuai toleransi.

Kolaborasi dengan ahli

fisioterapi untuk latihan

fisik klien.

2. Defisit perawatan

diri yang

berhubungan

dengan kelemahan

neuromuskular,

menurunnya

kekuatan,

kehilangan kontrol

otot/koordinasi.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan 2 x 24

jam, perawatan diri

klien terpenuhi

dengan

kriteria Hasil:

1.Klien dapat

menunjukkan

perubahan gaya

hidup untuk

memenuhi

kebutuhan merawat

diri

2.klien mampu

melakukan

aktivitas perawatan

diri sesuai dengan

tingkat

kemampuannya

Kaji kemampuan dan

tingkat penurunan dalam

skala 0-4 untuk

melakukan ADL.

Hindari apa yang tidak

dapat dilakukan klien dan

bantu bila perlu.

Ajarkan dan dukung klien

selama aktivitas.

Rencanakan tindakan

untuk mengatasi

keterbatasan penglihatan

seperti tempatkan

makanan dan peralatan

dalam suatu tempat,

dekatkan tempat tidur

kedinding.

Modifikasi lingkungan.

Gunakan pagar

disekeliling tempat tidur.

Kaji kemampuan

komunikasi untuk buang

air kecil, kemampuan

20

Page 21: Askep Parkinson

menggunakan urinal,

pispot. Antarkan kekamar

mandi bila kondisi

memungkinkan.

Pemberian supositoria dan

pelumas feses/pencahar.

Konsultasi kedokter terapi

okupasi.

3. Gangguan

eliminasi

(konstipasi) yang

berhubungan

dengan medikasi

dan penurunan

aktivitas.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 2 x 24 jam,

kebutuhan

eliminasi terpenuhi.

Dengan kriteria

Hasil:

1.klien dapat

defekasi secara

spontan dan lancar

tanpa

menggunakan obat.

2. konsistensi feses

lembek, tidak

teraba massa pada

kolon, bising usus

normal(15-30x/mnt

).

Monitor adanya

konstipasi.

Berikan penjelasan pada

klien dan keluarga

penyebab konstipasi.

Modifikasi defekasi yang

teratur. Anjurkan pada

klien untuk makan

makanan yang

mengandung serat.

Bila klien mampu minum,

berikan asupan cairan

yang cukup (2liter/hari)

jika tidak ada

kontraindikasi.

Kolaborasi dengan tim

dokter dalam pemberian

pelunak feses (laksatif,

supositoria, enema).

4. Perubahan nutrisi:

kurang dari

kebutuhan tubuh

yang berhubungan

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3 x 24 jam

Evaluasi kemampuan

makan klien.

Observasi/timbang berat

badan jika

21

Page 22: Askep Parkinson

dengan tremor,

pelambatan dalam

proses makan,

kesulitan

menguyah dan

menelan.

kebutuhan nutrisi

klien terpenuhi.

Dengan kriteria

Hasil:

1. pasien mengerti

tentang pentingnya

nutrisi bagi tubuh,

2. Pasien

memperlihatkan

kenaikan berat

badan sesuai

dengan hasil

pemeriksaan

laboratorium.

memungkinkan.

Berikan makanan kecil

dan lunak dan monitor

pemakaian alat bantu.

Kaji fungsi sistem

gastrointestinal meliputi

suara bising usus, catat

terjadinya perubahan

didalam lambung seperti

mual, muntah. Observasi

perubahan pergerakan

usus misalnya diare,

konstipasi.

Anjurkan pemberian

cairan 2500 cc/hari selama

tidak terjadi gangguan

jantung.

Lakukan pemeriksaan

laboratorium yang

diindikasikan, seperti

serum, transferin,

BUN/kreatinin, dan

glukosa.

5. Hambatan

komunikasi verbal

yang berhubungan

dengan penurunan

volume bicara,

pelambatan

bicara,ketidakmam

puan menggerakan

Setelah dilakukan

tindakan selama 2

x 24 klien mampu

membuat

teknik/metode

komunikasi yang

dapat dimengerti

sesuai kebutuhan

Kaji kemampuan klien

untuk berkomunikasi.

Menentukan cara-cara

komunikasi seperti

mempertahankan kontak

mata, memberikan

pertanyaan dengan

jawaban ya atau tidak,

22

Page 23: Askep Parkinson

otot-otot wajah. dan meningkatkan

kemampuan

berkomunikasi.

Dengan kriteria

hasil: klien dapat

berkomunikasi

dengan sumber

yang ada.

menggunakan kertas dan

pensil/bolpoin, gambar,

atau papan tulis, bahasa

isyarat, perjelas arti dari

komunikasi yang

disampaikan.

Pertimbangkan bentuk

komunikasi bila terpasang

kateter intravena.

Letakkan bel pemanggil

dalam jangkauan klien dan

berikan penjelasan cara

menggunakannya. Jawab

panggilan tersebut dengan

segera. Penuhi kebutuhan

klien. Katakan kepada

klien bahwa perawat siap

membantu jika

dibutuhkan.

Buatlah rekaman

pembicaraan klien.

Anjurkan keluarga/orang

lain yang dekat dengan

klien untuk berbicara

dengan klien, memberikan

informasi tentang

keluarganya, dan keadaan

yang sedang terjadi.

Kolaborasi dengan ahli

wicara bahasa.

23

Page 24: Askep Parkinson

6. Koping individu

tidak efektif yang

berhubungan

dengan depresi dan

disfungsi karena

perkembangan

penyakit.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1 x 24

koping individu

menjadi efektif.

Dengan kriteria

Hasil:

1. mampu

menyatakan atau

mengomunikasikan

dengan orang

terdekat tentang

situasi dan

perubahan yang

sedang terjadi,

2. mampu

menyatakan

penerimaan diri

terhadap situasi,

mengakui, dan

menggabungkan

perubahan kedalam

konsep diri dengan

cara yang akurat

tanpa harga diri

yang negatif.

Kaji perubahan gangguan

persepsi dan hubungan

dengan derajat

ketidakmampuan, dukung

kemampuan koping klien.

Catat ketika klien

menyatakan sekarat atau

mengingkari dan

menyatakan inilah

kematian.

Pernyataan pengakuan

terhadap penolakan tubuh,

mengingatkan kembali

fakta kejadian tentang

realitas bahwa masih

dapat menggunakan sisi

yang sakit dan belajar

mengontrol sisi yang

sehat.

Bantu dan ajarkan

perawatan yang baik

dengan memperbaiki

kebiasaan.

Buat rencana program

aktivitas harian pada

keseluruhan hari.

Anjurkan orang terdekat

untuk mengizinkan klien

melakukan sebanyak

mungkin hal untuk

dirinya.

24

Page 25: Askep Parkinson

Monitor gangguan tidur,

peningkatan kesulitan

konsentrasi, letargi dan

penolakan.

Kolaborasi: rujuk pada

ahli neuropsikologi dan

konseling bila ada

indikasi.

7. Defisit

pengetahuan yang

berhubungan

dengan sumber

informasi prosedur

perawatan rumah

yang tidak adekuat.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1 x 24,

informasi dapat

diterima klien.

Dengan kriteria

Hasil : klien

mampu mengulang

informasi tentang

prosedur perawatan

rumah.

Kaji pengetahuan klien

dan keluarga tentang

perawatan kesehatan

dirumah serta jelaskan

pentingnya perawatan

kesehatan dirumah pada

klien dan keluarga.

Beri dukungan pada

keluarga dalam merawat

klien Parkinson.

Fasilitasi anggota keluarga

untuk mengekspresikan

perasaannya terhadap

frustasi, marah, dan

perasaan bersalah, karena

hal ini sering membantu

mereka.

Berikan mereka informasi

tentang pengobatan dan

perawatan yang mencegah

masalah yang tidak perlu

ada.

25

Page 26: Askep Parkinson

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat kronis

progresif, merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia

basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari

substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency).

Penyakit Parkinson merupakan penyakit kronis yang membutuhkan

penanganan secara holistik meliputi berbagai bidang.

Pada saat ini tidak ada terapi untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi

pengobatan dan operasi dapat mengatasi gejala yang timbul . Tanpa

perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progress hingga terjadi total

disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan

dapat menyebabkan kematian. Dengan perawatan, gangguan pada setiap

pasien berbeda-berbeda. Kebanyakan pasien berespon terhadap medikasi.

Perluasan gejala berkurang, dan lamanya gejala terkontrol sangat bervariasi.

Efek samping pengobatan terkadang dapat sangat parah. Obat-obatan yang ada

sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson, sedangkan perjalanan

penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. Sekali terkena parkinson,

maka penyakit ini akan menemani sepanjang hidupnya.

B. SARAN

1. Bagi Pendidikan

Bagi Dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih

baik dalam pembuatan makalah selanjutnya.

2. Bagi Kesehatan

Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk

mahasiswa keperawatan agar mengetahui begaimana asuhan keperawatan

pada klien parkinson.

26

Page 27: Askep Parkinson

DAFTAR PUSTAKA

27