sindrom parkinson
DESCRIPTION
slideTRANSCRIPT
SINDROM PARKINSON
Pembimbing : dr. Alfindra Tamin, Sp.S
Disusun olehElsy Selvia Rahma Putri
NIM. GIA213063
(CLINICAL SCIENCE SESSION)
PENDAHULUAN
• Sindroma parkinson merupakan penyakit yang berkembang lambat pada usia pertengahan dan lanjut, dengan awitan biasanya setelah usia 60 tahun.
• Sindroma parkinson dapat dianggap sebagai keadaan dimana didapatkan insufisiensi relatif dari dopamin di susunan saraf pusat
• Kriteria untuk menggolongkan ke dalam sindroma parkinson ialah adanya rigiditas, tremor dan bradikinesia
ISI
• Parkinsonism (Sindrom Parkinson) adalah suatu sindrom yang gejala utamanya adalah tremor waktu istirahat, kekakuan (rigidity), melambatnya gerakan (akinesia) dan instabilitas postural (postural instability) akibat penurunan kadar dopamine dengan berbagai macam sebab
Jenis Parkinsonism
• Primary/idiopathic parkinsonismPenyakit Parkinson, genetic parkinson’s disease
• Secondary/acquired parkinsonismAkibat dari infeksi, obat, toksin, vascular, trauma, lain-lain (hipotiroidea, tumor, normal pressure
hydrocephalus, obstructive hydrocephalus)• Parkinson plus syndrome/multiple system
degenerationParkinson plus syndrome adalah primary
parkinsonism dengan gejala-gejala tambahan. Progressive Supranuclear Palsy (PSP), Multiple System Atrophy (MSA)
Primary/Idiopathic Parkinsonism
• Penyakit ParkinsonPenyakit neurodegeneratif sistem ekstrapiramidal, yang secara patologis ditandai oleh adanya degenerasi ganglia basalis terutama di subtansia nigra pars kompakta yang disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik (lewy bodies).
Patofisiologi
• Tanda penting rigiditas, tremor (khususnya saat istirahat), akinesia atau bradikinesia dan hilangnya refleks tubuh.
• Gejala tambahan Gangguan okulomotorius, krisis okulogirik, kelelahan, nyeri otot, hipotensi postural,
GAMBARAN KLINIK
• Anamnesis:– riwayat trauma, infeksi, riwayat penyakit
sebelumnya, riwayat pengobatan.• Pemeriksaan fisik tiap kunjungan:– Tekanan darah hipotensi ortostatis– Menilai respon terhadap stress– Mencatat dan mengikuti kemampuan fungsional
• Pemeriksaan Penunjang– EEG perlambatan progresif dengan
memburuknya penyakit– CT – Scan otak
DIAGNOSIS
• Kriteria Diagnosis– Kriteria Diagnosis Klinis
– 2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik: tremor, rigiditas, bradikinesia.– 3 dari 4 tanda motorik: tremor, rigiditas,
bradikinesia, ketidakstabilan postural.–Respons nyata terhadap terapi L-Dopa
– Kriteria Diagnosis menurut Koller– 2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik:
tremor, rigiditas atau gangguan refleks postural, bradikinesia yang berlangsung 1 tahun / lebih. –Respon terhadap terapi levodopa yang
diberikan sampai perbaikan sedang dan lama perbaikan 1 tahun atau lebih.
– Kriteria Diagnosis menurut Hughes–Diagnosis possible (mungkin) : adanya
salah satu gejala tremor, rigiditas, akinesia atau bradikinesia, gangguan refleks postural.–Diagnosis probable (kemungkinan besar):
ada dua gejala dari gejala otorik–Diagnosis definite (pasti): ada tiga dari
gejala utama.
• Konsep terapi pada penyakit Parkinson: – Simptomati memperbaiki gejala dan
tanda penyakit– Protektif mempengaruhi patofisiologi
penyakit– Restoratif mendorong neuron baru /
merangsang pertumbuhan dan fungsi sel neuron yang masih ada.
TERAPI
• Non Farmakologi– Terapi Fisik dan terapi wicara, terapi ini
dapat dilakukan dirumah dengan memberikan petunjuk atau latihan contoh di klinik terapi fisik.
– Edukasi dan nutrisi– Terapi rehabilitasi• Fisioterapi• Okupasi memerlukan pengkajian
lingkungan tempat tinggal– Strategi kognitif– Strategi gerak– Strategi keseimbangan
– Psikoterapi
Secondary/Acquired Parkinsonism
Parkinson yang di sebabkan obatInhibitors of dopamine synthesis
Alpha methyl-paratyrosinAlpha metyldopa
Inhibitors of presynaptic dopamine storageReserpineTetrabenazin
• Blockade of postsynaptic D2 reseptor
Chlorpromazine Haloperidol
Prochloperazin Perphenazin
Perperazin Fluphenazin
Promethazine
Patofisiologi
• Terjadinya drug induce parkinsonism adalah akibat dari obat-obatan di atas adalah akibat dari obat tersebut yang dapat menurunkan dopamine, terutama di basal ganglia. Di samping akibat dari sifat obat tersebut yang bersifat antagonis dopamin.
• Parkinsonism karena toksik– Carbon disulfide
Bahan ini umumnya ada pada bahan pestisida, zat-zat untuk fumigasi dan obat-obatan untuk pengobatan penderita dengan alcoholism. –Carbon monoksida
Bahan ini terdapat pada gas pembuangan kendaraan bermotor, gas/asap dari memasak
Penatalaksanaan • Pengurangan / penghentian obat-obatan dan
bahan-bahan yang diduga sebagai penyebab• Pengobatan farmakologi:
–Dopaminergic: carbidopa + levodopa 10/100 mg, 25/100 mg, benzerazide + levodopa 50/100mg, levodopa 100 mg/200 mg + carbidopa 25/50 mg + entacapone 200 mg–Antikolinergik: trihexyphenidyl 1-5 mg/hr–Dopamine agonis: pramipexole: 1,5-4,5
mg/hr• Pengobatan non farmakologi:• Fisioterapi• Konseling psikiatri
Parkinsonism vascularBagian dari gangguan gerak involunter pasca stroke, parkinsonism vascular timbul berkaitan dengan infark unilateral atau bilateral ganglia basalis pada striatum atau nucleus lentiformis, tetapi juga karena infark unilateral atau bilateral ganglia basalis pada daerah mesensefalik dan frontal.Klasifikasi• Parkinsonism vascular dengan onset akut yang
berkaitan dengan infark ganglia basalis• Parkinsonism vascular dengan perkembangan
tersamar yang kemungkinan berkaitan dengan iskemia substansia alba subkortikal.
Patofisiologi
• Klinis Parkinson berkaitan dengan lesi vascular yang merusak lintasan serabut atau jaras yang menghubungkan inti-inti ganglia basalis, juga serabut penghubung dengan thalamus, korteks motorik yang tidak saja memutus integrasi sosiomotor, tetapi juga jalur reticular desenden ke sejumlah besar pusat –pusat yang ada di batang otak.
• Daerah-daerah otak yang terpengaruh secara spontan oleh penyakit Parkinson dapat juga dipengaruhi oleh stroke yang berlangsung lama pada orang yang memiliki faktor resiko stroke.
Penatalaksanaan
• levodopa• amantadine dapat juga digunakan.
Fisioterapi sangat diperlukan untuk berbagai kondisi klinis.
Parkinson plus syndrome/multiple system degeneration
Progressive supranucleaar palsy (PSP)penyakit degenerative yang di tandai dengan gejala parkinsonism simetris, gangguan kognitif, disatria dan disfagia.
Patologi • PSP merupakan penyakit dalam kelompok
neuropathy yang berhubungan dengan agregasi protein. Secara patologi PSP mempunyai ciri khas seperti degenerasi beberapa struktur korteks, substansia nigra, nucleus subtalamikus dan midbrain.
Gejala
Motorik• pada stadium awal ada bradikinesia,
dan postural instability seperti parkinsonism pada umumnya
Gangguan gerak mata• kesulitan melirik kebawah, nistagmus
vertical dan gangguan akomodasi.
Panatalaksanaan
• DopaminergikPemberian levodopa
• Kolinergik dan antikolinergikObat Amantadin dimulai pada dosis
100mg/hari maksimum 100 mg dua kali/hari.• Antidepresan
Amitiptilin memperbaiki gait dan rigiditas. Dosis dimulai 10 mg malam hari dan
dapat dinaikkan tiap minggu sampai 2x20mg per hari.
Multiple System Atrophy
Suatu penyakit degenerative yang mempunyai gejala khas parkinsonism dan atau tanda serebelar dan gangguan otonom.Gejala ini dapat muncul beberapa tahun sebelum onset gejala parkinsonism atau tanda serebelar, gejala yang termasuk dalam “red flags” ini adalah:• Instabilitas postural dan jatuh pada gejala awal• Dystonia orofasial secara spontan atau dimulai
ketika pengobatan levodopa • Dystonia yang mempengaruhi tubuh dan leher
sehingga terjadi anterokolis dan tulang belakang fleksi ke lateral
• Bicara monoton nada tinggi
• Stridor, dan sleep apnea• Tangan dan kaki dingin• Menangis dan tertawa tidak sesuai
keadaan• Tanda pyramidal (reflex meningkat,
Babinski positif tetapi tidak ada kelemahan
Diagnosis
Kriteria diagnosis probable MSA adalah:• Onset penyakit usia diatas 30 tahun, progresif
ditandai oleh:• Kegagalan fungsi otonom: inkontinensia urin
(disertai disfungsi ereksi pada laki-laki) atau penurunan tekanan darah ortostatik dalam 3 menit berdiri minimal sistolik 30 mmHg atau distolik 15 mmHg
• Parkinsonism minimal respon terhadap levodopa• Sindrom serebelar (ataksia anggota gerak dan
disatria)
Penatalaksanaan
• Parkinsonism:Pemberian amantadine dapat bermanfaat untuk memperbaiki gejala gangguan berjalan
• Hipotensi ortostatikDiit tinggi garam, menghindari obat hipotensi, dan makan dalam jumlah banyak. Dapat di berikan efedrin 15-45 mg/hari, fludrocortisone 100- 300µg sehari.
• Disfungsi urinaryOxybutynin dapat membantu untuk hiperrefleksia otot detrusor dan kateterisasi intermiten untuk volume residu urin yang banyak.
• Disfungsi ereksiSildenafil efektif, tetapi dapat memperburuk hipotensi ortostatik. Injeksi intrakavernosus papverin atau penile implans dapat efektif tanpa memperburuk hipotensi
• Inkontinensia urinObat antikolinergik dan penggunaan kateter• Ataksia
Suportif dengan tongkat atau kursi roda untuk mobilitas pasien
KESIMPULAN• Parkinsonism adalah suatu sindroma yang ditandai oleh tremor
pada waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya refleks postural akibat penurunan dopamine dengan berbagai macam sebab.
• Berdasarkan penyebabnya parkinsonism dibagi menjadi 4 jenis: Primary/idiopathic parkinsonism (Penyakit Parkinson, genetic parkinson’s disease), Secondary/acquired parkinsonism (Akibat dari infeksi, obat, toksin, vascular, trauma, lain-lain (hipotiroidea, tumor, normal pressure hydrocephalus, obstructive hydrocephalus)), Parkinson plus syndrome/multiple system degeneration (Parkinson plus syndrome adalah primary parkinsonism dengan gejala-gejala tambahan. Termasuk Progressive Supranuclear Palsy (PSP), Multiple System Atrophy (MSA)
• Penatalaksaan sindroma Parkinson dapat dilakukan sesuai dengan penyebab dari sindrom Parkinson itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA• Henry A. Pengaruh kebiasaan merokok terhadap resiko timbulnya penyakit Parkinso:
studi analitik (skripsi). Semarang: Fakultas Kedokteran UNDIP; 2011.• National Institute of Neurological Disorders and Stroke, 2007. “Parkinson’s Disease:
Hope Through Research”,http://www.ninds.nih.gov/ disorders/parkinsons_disease/detail_parkinsons_disease.htm#toc, 3 Juni 2008.
• Silitonga R. Faktor – faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup penderita penyakit Parkinson di poliklinik saraf RS DR Kariadi: observasinal secara cross sectional (Tesis Dokter Spesialis). Semarang: Bagian Saraf RS DR Kariadi; 2007.
• Harwig Mary S. Gangguan Neurologis dengan simtomatologi Generalisata. Editor Sylvia Anderson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – proses penyakit. Edisi ke-enam. Volume 2. Jakarta: EGC.2005. hal.1139-1144,1041.
• PERDOSSI. Buku ajar neurologi klinis. Jakarta: Gajah Mada University Press; 2008.hal.233-243.
• Sidharta P. Neurologi klinis dalam praktek umum. Jakarta: Dian Rakyat; 2009.hal.362-378.
• Silbernagl S, Lang F. Teks atlas berwarna patofisiologi. Jakarta: EGC, 2006.hal.312-313.
• Snell RS. Neuroanatomi klinik. Edisi ke – 5. Jakarta: EGC. 2006.hal.351-360.• Rahayu RA. Penyakit Parkinson. Editor: Aru W. Sudoyo. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Edisi ke-4. Jilid 3. Jakarta: FKUI.2007.hal.1373-1377.