askep pada keluarga baru mennikah

32
TUGAS KEPERAWATAN KELUARGAASUHAN KEPERAWATAN PADA PASANGAN BARU MENIKAH disusun oleh : DI SUSUN OLEH KELOMPOK II : 1. HAFIS PUADI 2. HAIRUL IMAN 3. HALDIEN ARUNDYNA 4. HASMI WAHIDA C. 5. IDHAN WATI 6. I MADE ARTAWAN 7. KHAIRUN NISA 8. L. FRENDY RAHMAD 9. LAILA KARAMI 10. LESTARI MELANTIKA 11. M. LUTFI SAUFI 12. M. WAHYU SUNANDAR 13. NI KETUT ETRI L. 14. NI KETUT WIWIN A. 15. NI WAYAN EKA S. 16. NOVA FITRIA YULI A.

Upload: haldin-al-furqon

Post on 14-Aug-2015

192 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

monga bermamfaaat

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

TUGAS KEPERAWATAN KELUARGAASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASANGAN BARU MENIKAH

disusun oleh :

DI SUSUN

OLEH

KELOMPOK II :

1. HAFIS PUADI

2. HAIRUL IMAN

3. HALDIEN ARUNDYNA

4. HASMI WAHIDA C.

5. IDHAN WATI

6. I MADE ARTAWAN

7. KHAIRUN NISA

8. L. FRENDY RAHMAD

9. LAILA KARAMI

10. LESTARI MELANTIKA

11. M. LUTFI SAUFI

12. M. WAHYU SUNANDAR

13. NI KETUT ETRI L.

14. NI KETUT WIWIN A.

15. NI WAYAN EKA S.

16. NOVA FITRIA YULI A.

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MATARAM

(STIKES MATARAM)

2013

Page 2: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa berkat

rahmat dan hidayahnya ,penulis dapat menyelesaikan makalah seminar

yang berjudul ”Askep Keluarga pemula”. Makalah ini diambil dari buku-

buku/referensi yang berkaitan dengan judul makalah serta diambil dari

website untuk melengkapi isi makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini,

penulis banyak mendapat bimbingan yang tak ternilai harganya dari

berbagai pihak. Dalam kesempatan ini,penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Papak Ns. Mujiburrahman , S.kep selaku dosen pembimbing makalah

Keperawatan Komunitas yang telah mengajari/bimbingan penulis

dalam pembuatan makalah ini.

2. Teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah

keperawatan komunitas ini.

Hasil makalah ini tentunya belumlah sempurna,namun bagi penulis

hasil ini sangatlah berarti terutama dapat memenuhi tugas perkuliahan

untuk makalah kuliah keperawatan Komunitas II, dengan harapan hasilnya

dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua.

Februari 2013

` Penulis

Page 3: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga  yaitu suatu rangkaian kegiatan yang

diberikan melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan

keluarga  digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan

keluarga  dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar

pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka

perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui

tingkat pencapaian keluarga  dalam melakukan fungsinya. Memerlukan

pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas

perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga  dilakukan

untuk mengetahui sejauh mana keluarga  memenuhi tugas perkembangannya.

Pasangan baru (keluarga  baru menikah) ialah ketika masing-masing individu

laki-laki dan perempuan membentuk keluarga  melalui perkawinan yang sah

dan meninggalkan keluarga nya masing-masing.

Mempersiapkan keluarga  yang baru membutuhkan penyesuaian peran

dan fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan

kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan

dengan keluarga  sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubunganungan

baru dengan keluarga  dan kelompok social lainnya.

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membahas tentang

“asuhan keperawatan keluarga pemula”.

Page 4: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga pasangan baru

menikah

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tentang konsep keluarga pemula(baru menikah).

b. Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang

terjadi pada keluarga pemula (baru menikah)..

c. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada

keluarga pemula (baru menikah).

C. Manfaat

1. Manfaat Bagi kelompok

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi kelompok tentang

asuhan keperawatan keluarga pemula(baru menikah)

2. Manfaat Bagi Pembaca

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca tentang asuhan

keperawatan keluarga pemula(baru menikah)

Page 5: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang

perlu dirawat, ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang

mengidentifikasikan diri dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu

atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi

tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian

rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.

Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu

cara yang komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan

oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman”.

Hariyanto, 2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang

disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang

mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.

Friedman 1998, Keluarga adalah kumpulan dua orang / lebih hidup

bersama dg keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran

masing-masing

Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan

perempuan membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan

meninggalkan keluarga masing-masing.

B. Tahap – Tahap Psangan Baru Menikah

1. Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga

via perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.

2. Mempersiapkan keluarga yang baru.

3. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari

4. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan

pasangannya.

5. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri.

Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya,

Page 6: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social

pasangan

6. Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak

dan jumlah yang diharapkan

C. Masalah yang biasa dilakukan oleh pasangan baru menikah

1. Tidak menghadapi masalah utang

Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah

masalah paling utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah

menikah, maka ada baiknya Anda mengeluarkan dan mengutarakan semua

masalah perutangan Anda, toh ia adalah pasangan Anda, tak ada yang perlu

ditutup-tutupi, tetapi perlu dihadapi bersama. Kemudian, cobalah

berhitung dan rencanakan keuangan Anda untuk ke depannya. Jika perlu,

temui ahli perencana keuangan.

2. Mengasingkan diri dari pertemanan

Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan

mengasingkan diri dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang

berkumpul, pastikan segalanya sudah dalam keadaan aman di rumah, lalu

ikutlah pergi bersama mereka, tentu dengan seizin suami. Hanya karena

Anda tidak ikut-ikutan flirting bersama pria di klub bukan berarti Anda

tidak bisa menjadi teman yang suportif.

3. Tidak cukup seks

Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei

mengatakan bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyakn

ialah kesibukan. Coba untuk menginisiasikan acara berhubungan intim

dengan pasangan. Bahkan, kalau perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai

terbiasa untuk melakukannya, maka Anda akan makin menginginkannya,

tak tertutup kemungkinan akan makin menyukainya juga.

4. Tidak menjaga tubuh

Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja

menikah akan terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah

mengapa, ini selalu terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau makan

di malam hari atau karena sibuk berlelah-lelahan pada malam hari sehingga

Page 7: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

pada pagi harinya jadi lebih semangat untuk sarapan dalam jumlah banyak.

Wah, ini mesti diwaspadai. Sebaiknya Anda mulai memperbanyak agenda

untuk berolahraga bersama pasangan.

5. Mertua dan ipar

Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com

memiliki masalah dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk

mengatur ekspektasi, seperti Anda akan datang berkunjung bersama pada

akhirnya, ini akan kembali menghantui Anda.

6. Pertengkaran tak penting

Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir

sudah Anda kenal bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk

tidak mudah terpancing amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah

memuncak, ucapkan permisi, bilang bahwa Anda butuh waktu untuk

sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak. Pastikan Anda dalam keadaan

tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan masalah tadi. Saat

emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan hal-hal yang

tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk masalah.

7. Terobsesi dengan bayi

Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup

setelah menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi

terobsesi untuk memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi

dalam jangka waktu 3 tahun pernikahan mereka. Jadi, mengapa terburu-

buru? Nikmati waktu Anda bersama pasangan, berlibur bersama,

menikmati waktu tanpa perlu pusing memikirkan kerepotan akan

keperluan bayi, dan lainnya. Toh, ketika Anda dalam keadaan rileks,

kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih besar.

D. Tugas Perkembangan

Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-

masing menghadapi perpisahan dengan keluargakeluarga sendiri.

orangtuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok

social pasangan

Page 8: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan

anak dan jumlah yang diharapkan Tugas perkembangan keluarga baru

menikah :

1. Membina hubungan intim yang memuaskan.

Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru

Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.

Peran berubah.

Fungsi baru diterima.

Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang

mendasar.

Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas

Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua

pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan

minat pasangan.

2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan

mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar

lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.

3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.

Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran

perkawinan. Perawat Perawat dalam Keluarga berencana Dalam keluarga

berencana peran perawat adalah membantu pasangan untuk memilih

metoda kontrasepsi yang tepat untuk digunakan sesuai dengan kondisi,

kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan yang dianut oleh pasangan

tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih diarahkan kepada

membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.

Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena

kurangnya pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri

sehingga memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis,

kehidupan sosilaL dan budaya terhadap kehamilan tersebut. maka disinilah

letak peran perawat untuk memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal

di atas tidak terjadi. Pengkajian Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu

Page 9: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus

sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk

menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi

klien.

Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat

obgyn), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran

sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :

1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi

Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita

tersebut berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa

yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien menyatakan

satu jenis/metoda, perawat dapat menanyakan alasan penggunaan metoda

tersebut. pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-

masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang

digunakannya.

2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi

Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus

dapat menentukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan

kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut memakai

diafragma, kapan dan di mana spermisida dioleskan atau berapa kali dalam

sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KB dengan menggali tingkat

pengetahuan klien, perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi

dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat

kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya kehamilan

yang tidak direncanakan.

3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai.

Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan

klien terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya.

Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya menggunakan

metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada pil keluarga

berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda

meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam

menggunakan metoda tersebut.

Page 10: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat

Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi

diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-

faktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti riwayat

kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda

kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan

untuk mencegah kehamilan.

Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang

berkaitan dengan riwayat kesehatan adalah:

a. Kontrasepsi oral

1) Pil keluarga berencana terpadu

Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara,

telat haid, hamil, pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung,

tromboplebitis. Untuk wanita perokok, usia lebih dari 35th,

pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan

menggunakan pil keluarga berencana.

2) Mini Pil

Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang

harus menghindari segala jenis metoda hormonal, atau yang

mejalani pengobatan kejang

b. Kontrasepsi Hormonal

1) Hormone Implant

Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil,

perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, penyakit jantung

dan keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun.

2) Hormone Injeksi

Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam

masa menyusui.

c. Kontrasepsi Mekanik

1) Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik tidak dipakai

pada wanita dengan riwayat alergi lateks dan riwayat toksik shock

syndrome.

Page 11: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

2) IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena penyakit

yang menular lewat hubungan seks, riwayat infeksi alat reproduksi,

infeksi sesudah persalinan/aborsi, kehamilan ektopik, metroragia

dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.

d. Kontrasepsi Mantap

Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya

permanen. Digunakan bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah

tidak memungkinkan untuk mempunyai anak Analisa Data Kurang

pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan penyebab

tersering dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya

dengan kehamilan yang tidak direncanakan.

E. Pengkajian Keperawatan

Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan

ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus

tentang keluarga  yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal

pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga . Agar diperoleh data pengkajian

yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga , perawat diharapkan

menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan

sederhana (Suprajitno: 2004).

Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan

informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian

keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).

a.   Pengumpulan data

1. Identitas  keluarga  yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal,

dan  tipe keluarga.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan  keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga  

saat ini perkembangan keluarga  ditentukan dengan anak tertua dari

keluarga  inti.

b. Tahap perkembangan

Page 12: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

keluarga  yang belum terpenuhi Menjelaskan mengenai tugas

perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga  serta kendala

mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

c. Riwayat keluarga  inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga  inti, yang

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-

masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit

(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa

digunakan keluarga  serta pengalaman-pengalaman terhadap

pelayanan kesehatan.

d. Riwayat keluarga  sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga  dari pihak

suami dan istri.

3. Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type

rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan

sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas

setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,

aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

c. Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga  ditentukan dengan kebiasaan keluarga

berpindah tempat.

d. Perkumpulan keluarga  dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga  untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga  yang ada dan sejauh mana

interaksi keluarga  dengan masyarakat.

e. Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga  adalah jumlah

anggota keluarga  yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki

Page 13: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

keluarga  untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas

fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga  dan

fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

4. Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga

a. Kebiasaan makan

Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh

keluarga .

b. Pemanfaatan fasilitas kesehatan

Perilaku keluarga  didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan

merupakan faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit.

c. Pengobatan tradisional

Merupakan pilihan bagi keluarga  untuk menentukan pengobatan

yang diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu

pengobatan tradisional.

5. Status Sosial Ekonomi

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan keluarga  mempengaruhi keluarga  dalam

mengenal suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula

terhadap pola pikir  dan kemampuan untuk mengambil keputusan

dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.

b. Pekerjaan dan Penghasilan

Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap

keluarga  dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada

angota keluarga  yang sakit salah satunya disebabkan karena suatu

penyakit. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa

ketidakmampuan keluarga  dalam merawat anggota keluarga  yang

sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-

sumber yang ada pada keluarga .

6. Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga

Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga  mulai lahir

hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta

Page 14: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan

yang terjadi dalam kehidupan keluarga  yang belum terpenuhi

berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat

mengakibatkan kecemasan.

7. Aktiftas

Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga  dapat

berpengaruh terhadap terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu

keluarga.

8. Data Lingkungan

a. Karakteristik rumah

Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai

rumah, penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai

faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.

b. Karakteristik Lingkungan

Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh

lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat

kesehatan.

9. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi

Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien

adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik

merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak pasien dan

keluarga  untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut

mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati

dan rasa kepedulian yang tinggi.

b. Struktur Kekuasaan

Kekuasaan dalam keluarga  mempengaruhi dalam kondisi

kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress

psikologik.

c. Struktur peran

Menurut Friedman(1998), anggota keluarga  menerima dan

konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat

anggota keluarga  puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan

Page 15: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan

harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .

10.Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif

Keluarga  harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar

tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu

bagi anggota keluarga  itu sendiri.

b. Fungsi sosialisasi.

Keluarga  memberikan kebebasan bagi anggota keluarga  dalam

bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga  tidak

memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan

mengakibatkan anggota keluarga  menjadi sepi. Keadaan ini

mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.

c. Fungsi kesehatan

Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih

anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah

untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

11.Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga  adalah :

a. Berapa jumlah anak

b. Bagaimana keluarga  merencanakan jumlah anggota keluarga

c. Metode apa yang digunakan keluarga  dalam upaya mengendalikan

jumlah anggota keluarga.

12.Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga  adalah :

a. Sejauhmana keluarga  memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan

papan

b. Sejauhmana keluarga  memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga .

13.Stress dan Koping keluarga

1) Stressor jangka pendek dan panjang

Page 16: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga

yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6

bulan.

b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga

yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6

bulan.

2) Kemampuan keluarga  berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga  berespon

terhadap situasi/stressor.

3) Strategi koping yang digunakan

Strategi koping yang digunakan keluarga  bila menghadapi

permasalahan.

a. Strategi adaptasi disfungsional

b. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga  bila

menghadapi permasalahan

14.Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga .

Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan

pemeriksaan fisik di klinik.

15.Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehatan yang ada.

F. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang mungkin berdasarkan pengkajian dan data adalah

Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan kurang

Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.

Sedangkan diagnosa keperawatan lain yang dapat timbul yaitu:

1. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang

Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.

2. Konflik pengambilan keputusan b.d kurangnya informasi yang relefan

3. ketidakmampuan Koping keluarga b.d gangguan kemampuan untuk

memenuhi tanggung jawab pran skunder.

Page 17: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

4. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d riwayat ketidakpuasan pengalaman

seksual

G. Intervensi Keperawatan

1. Resiko Perubahan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Kurang

Pengetahuan Terhadap Pemilihan dan Ketersediaan Metoda Kontrasepsi.

a. Kriteria hasil

Setelah dilakukan intervensi, pasangan akan :

1) Menjabarkan dengan benar tentang cara penggunaan metoda

kontrasepsi yang dipilih dan pemecahan masalahnya.

2) Dapat menjelaskan tentang efek samping dan komplikasi dari

metoda kontrasepsi yang dipilih.

3) Melaporkan adanya kepuasan terhadap metoda kontrasepsi yang

dipilih.

4) Menggambarkan metoda lain yang dapat dipakai dan memilih salah

satu dari metoda tersebut bila pasangan inggin mengganti metode

kontrasepsi.

b. Intervensi

1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai

masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika

informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang

kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap

masalah.

2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang

tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan

tindakan, mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga

dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.

3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga

yang sakait dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan,

menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi

keluarga melakukan perawatan

2. Koping keluarga ketidakmampuan b.d gangguan kemampuan untuk

memenuhi tanggung jawab pran skunder.

Page 18: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

a. Tujuan :individu menyusun tujuan jangka panjang dan pendek untuk

perubahan.

b. Criteria hasil

1) Menyebutkan harapan untuk diri sendiri dan keluarga

2) Menyebutkan sumber daya komunitas yang tersedia

c. Intervensi

1) Beri kesempatan pada seluruh anggota keluarga untuk

menddiskusikan penilaian mereka terhadap situasi.

2) Hindari saling menyalahkan tetapi fasilitasi ventilasi amarahnya

3) Krarifikasi perasaan anggota keluarga

4) Jika ada indikasi, minta anggota keluarga untuk mempertimbangkan

masalah dari perspektif anggota keluarga yang lain

5) Jika ada anggota keluarga yang sakit, bantu keluarga untuk

mempunyai harapan yang lebih realistis.

3. Ketidakefektifan pola seksualitas b.d riwayat ketidakpuasan pengalaman

seksual

a. Tujuan

Individu melakukan kembali aktivitas seksual sebelumnya atau

menjalankan aktivitas seksual pengganti yang lebih memuaskan

b. Criteria hasil

1) Mengubah prilaku untuk mengurangi stressor

2) Melakukan aktivitas seksual yang memuaskan

c. Intervensi

1) Gali hubungan pasien dengan pasangannya

2) Dorong untuk bertanya tentang seksualitas atau fungsi seksual yang

mungkin mengganggu pasien.

3) Lakukan latihan teratur untuk reduksi stress

4) Anjurkan individu melakukan aktivitas seksual sedemikian rupa

yang mendekati pola sebelumnya

4. Konflik pengambilan keputusan b.d kurangnya informasi yang relefan

a. Tujuan

Individu akan membuat pilihan berdasarkan informasi

Page 19: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

b. Criteria hasil

1) Menyatakan keuntungan dan kerugian dari pilihan berkeluarga

2) Menceritakan mengenai ketakutan dan keprihatinan mengenai

pilihan pasangannya.

c. Intervensi

1) Tetapkan hubungan saling percaya yang berarti meningkatkan

saling pengertian dan perhatian

2) Gali apa yang timbul bila tidak mengambil keputusan

3) Benahi kesalahan informasi

4) Beri dorongan pada pasangan untuk terlibat dalam mengambil

keputusan

5) Kolaborasi denag keluarga untuk mengklarifikasi proses

pengambilan keputusan

Intervensi secara umum yang bias dilakukan perawat

Tujuannya adalah untuk membantu keluarga dan anggotanya bergerak

ke arah penyelesaian tugas-tugas perkembangan individu dan keluarga.

Penguasaan satu kumpulan tugas-tugas perkembangan keluarga

memunginkan keluarga bergerak maju ke arah tahap perkembangan

berikutnya.

Jika tugas-tugas perkembang keluarga tidak terpenuhi maka keluarga

disfungsional.

Memberikan penyuluhan kepada keluarga mengenai proses

perkembangan keluarga.

Membantu keluarga mencapai dan mempertahankan keseimbangan

antara kebutuhan dan pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga

secara individual dan fungsi yang optimum ( kebutuhan pertumbuhan

keluarga).

Membimbing antisipasi & penyuluhan untuk mencapai tujuan prevensi

primer.

Membantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi normatif

yang beda dalam kehidupan keluarga.

Page 20: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga  adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih,

memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah

tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan

suatu budaya.

Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali

perkawinan, ada hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab

masing–masing, ada pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota

keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah.

Tugas perkembangan kelaurga pada tahap keluarga pemula yaitu:

membangun perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara

harmonis, membina hubungan dengan keluarga  lain: teman dan kelompok

social, serta merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan

menjadi orangtua), mendiskusikan rencana punya anak

B. Saran

Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu

memberikan pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula,

agar bias menjalin hubungan keluarga yang harmonis ke depanya nanti.

Page 21: Askep Pada Keluarga Baru Mennikah

DAFTAR PUSTAKA

Agustiansyah Tri Aan. 2009.Asuhan Keperawatan Keluarga Pasangan Baru

Menikah dengan Masalah KB. Nursing is a perfect Proffesion. (

http://ners86.wordpress.com di akses pada 24 Oktober 2010)

Elizabeth, Anderson.2006.Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan

Praktik.EGC:Jakarta.

Friedman, Marylinn M.1978.Keperawatan Keluarga Teori dan praktik.EGC:Jakarta.

Supriadi.2009.Keperawatan Keluarga.-:Bandung.

Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga(aplikasi dalam

praktik).EGC:Jakarta.

www.nusaindah.tripod.com

www.olx.co.id

Http://yudhim.blogspot.com/2008/02/