askep keluarga baru menikah

34
ASKEP KELUARGA BARU MENIKAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan pada keluarga . Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru ( keluarga baru menikah) ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga nya masing-masing. Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan keluarga dan kelompok social lainnya.

Upload: rifantoadi

Post on 30-Dec-2015

1.139 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

asuhan keperawatan komunitas

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Keluarga Baru Menikah

ASKEP KELUARGA BARU MENIKAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga  yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui

praktek keperawatan pada keluarga . Asuhan keperawatan keluarga  digunakan untuk

membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga  dengan menggunakan pendekatan

proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga,

maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui tingkat

pencapaian keluarga  dalam melakukan fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap

perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan

keluarga  dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga  memenuhi tugas

perkembangannya. Pasangan baru ( keluarga  baru menikah) ialah ketika masing-masing

individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga  melalui perkawinan yang sah dan

meninggalkan keluarga nya masing-masing.

Mempersiapkan keluarga  yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi

sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan

pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga  sendiri dan orang

tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan keluarga  dan kelompok social lainnya.

1.2    Tujuan

  Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga  baru menikah .

  Untuk mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada keluarga  baru

menikah.

  Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga  baru menikah.

1.3    Manfaat

  Agar dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga  baru menikah .

  Agar dapat mengetahui tugas perkembangan dan masalah-masalah yang terjadi pada keluarga

baru menikah.

Page 2: Askep Keluarga Baru Menikah

  Agar dapat mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga  baru menikah.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. keluarga

 keluarga  adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau

ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga  adalah kumpulan dua

orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu

punya peran masing-masing (Friedman 1998).

Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga  sebagai unit yang perlu dirawat,

ia mendefinisikan keluarga  sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri dengan

anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-

istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang

berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah

keluarga .

Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga  dalam suatu cara yang

komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan

kebersamaan dan keintiman”.

Hariyanto, 2005. keluarga  menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan

oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri

mereka sebagai bagian dari keluarga .

Dapat disimpulkan bahwa keluarga  adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang /

lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga,

berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.

Ciri-ciri keluarga , antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada hubungan

darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil keputusan,

kerjasama diantara anggota keluarga , interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah

Ciri, ciri struktur keluarga  : 1. Terorganisasi, bergantung satu sama lain 2. Ada

keterbatasan, 3. Perbedaan dan kekhususan, peran dan fungsi masing-masing.

Struktur keluarga  (ikatan darah) : 1.Patrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu berasal dari jalur ayah 2.

Matrilineal, keluarga  sedarah terdiri sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi , dimana

hubungan itu berasal dari jalur ibu 3. Matrilokal, suami istri tinggal pada keluarga  sedarah

Page 3: Askep Keluarga Baru Menikah

istri 4. Patrilokal, suami istri tinggal pada keluarga  sedarah suami 5. keluarga  kawinan,

hubungan. Suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga  dan sanak saudara baik dari

pihak suami dan istri.

a.    Kelompok keluarga  di Indonesia berdasarkan social ekonomi dan kebutuhan dasar

1.      PRASEJATERA, belum dapat memenuhi kebutuhan dasar minimal : pengajaran agama,

sandang, papan, pangan, kesehatan atau keluarga  belum dapat memenuhi salah satu /lebih

indikator KS tahap I.

2.       KELUARGA  SEJAHTERA (KS I) telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal,

tetapi belum dapat sosial psikologis, pendidikan, KB, interaksi lingkungan.

Indikator : ibadah sesuai agama, makan 2 kali sehari, pakaian berbeda tiap keperluan, lantai

bukan tanah, kesehatan : anak sakit, ber-KB, dibawa kesarana kesehatan

3.       KELUARGA  SEJAHTERA II

Indikator: belum dapat menabung, ibadah (anggota keluarga ) sesuai agama,  makan 2 kali

sehari,  pakaian berbeda,  lantai bukan tanah,  kesehatan (idem),  daging/ telur minimal 1 kali

seminggu,  Pakaian baru setahun sekali,  Luas lantai 8m2 per orang,  Sehat 3 bulan terakhir,

Anggota yang berumur 15 tahun keatas punya penghasilan tetap,  Umur 10,  60 tahun dapat

baca tulis,  Umur 7-15 tahun bersekolah,  Anak hidup 2 /lebih . keluarga  masih pus saat ini

berkontrasepsi.

4.       KELUARGA  SEJAHTERA III

Indikator :  belum berkontribusi pada masyarakat,  ibadah sesuai agama,  pakaian berbeda

tiap keperluan,  lantai bukan tanah,  kesehatan idem,  anggota melaksanakan ibadah,

daging/telur seminggu sekali,  memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir,  luas

lantai 8 m2 perorang,  anggota keluarga  sehat dalam 3 bulan terakhir.

5.      KS TAHAP III PLUS,  dapat memenuhi seluruh kebutuhannya : dasar, sosial,

pengembangan, kontribusi pada masyarakat,  indikator KS III + (ditambah),  memberikan

sumbangan.

b.      Fungsi keluarga

1.      Fungsi afektif dan koping keluarga  memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu

anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.

2.      Fungsi sosialisasi keluarga  sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan

mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan

masalah.

Page 4: Askep Keluarga Baru Menikah

3.      Fungsi reproduksi keluarga  melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan

keturunan.

4.      Fungsi ekonomi keluarga  memberikan finansial untuk anggota keluarga nya dan

kepentingan di masyarakat.

5.      Fungsi fisik, keluarga  memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.

2.2. Tugas perkembangan keluarga  baru menikah menurut Duval (Sociological

Perspective)

1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

3.  Membina hubungan dengan keluarga  lain: teman dan kelompok sosial.

4.  Merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua),

mendiskusikan rencana punya anak.

2.3. Masalah keperawatan kesehatan keluarga

Komunikasi keluarga  disfungsional

Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan(krisis) menjadi orangtua, konflik peran

orangtua

Perubahan penampilan peran

Gangguan citra tubuh

Koping keluarga  tidak efektif (menurun, ketidakmampuan), potensial peningkatan koping

keluarga

risiko terhadap tindak kekerasan

perilaku mencari bantuan kesehatan,

gangguan tumbuh kembang,

risiko penularan penyakit,

2.4. Proses Keperawatan keluarga

Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua

tindakan keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka

referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses keperawatan

keluarga  juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian

Page 5: Askep Keluarga Baru Menikah

terhadap keluarga , identifikasi masalah keluarga  dan individu atau diagnosa keperawatan,

rencana perawatan, implemntasi rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.

Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga  menurut Effendi (2004)

dengan melalui membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga  yaitu dengan

mengadakan kontrak dengan keluarga , menyampaikan maksud dan tujuan, serta minat untuk

membantu keluarga  dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga , menyatakan kesediaan

untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga  dan

membina komunikasi dua arah dengan keluarga .

Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan keperawatan keluarga  terdiri dari

lima langkah dasar meliputi :

1.   Pengkajian

Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang

perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga  yang dibinanya.

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga . Agar

diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga , perawat

diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan

sederhana (Suprajitno: 2004).

Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan

cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan

dianalisa (Friendman, 1998: 56).

a.   Pengumpulan data

1)   Identitas  keluarga  yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan  tipe keluarga .

2)   Riwayat dan Tahap Perkembangan  keluarga

a.   Tahap perkembangan keluarga  saat ini

Tahap perkembangan keluarga  ditentukan dengan anak tertua dari keluarga  inti.

b.   Tahap perkembangan keluarga  yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga  serta

kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

c.       Riwayat keluarga  inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga  inti, yang meliputi riwayat penyakit

keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap

pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan

keluarga  serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

Page 6: Askep Keluarga Baru Menikah

d.      Riwayat keluarga  sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga  dari pihak suami dan istri.

3)   Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga

o   Kebiasaan makan

      Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh keluarga .

o   Pemanfaatan fasilitas kesehatan

      Perilaku keluarga  didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan faktor yang penting

dalam penggelolaan penyakit.

o   Pengobatan tradisional

      Merupakan pilihan bagi keluarga  untuk menentukan pengobatan yang diinginkan ataupun

alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan tradisional.

4)   Status Sosial Ekonomi

o   Pendidikan

      Tingkat pendidikan keluarga  mempengaruhi keluarga  dalam mengenal suatu penyakit dan

pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir  dan kemampuan untuk mengambil

keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.

o   Pekerjaan dan Penghasilan

      Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga  dalam melakukan

pengobatan dan perawatan pada angota keluarga  yang sakit salah satunya disebabkan karena

suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga

dalam merawat anggota keluarga  yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak

seimbangnya sumber-sumber yang ada pada keluarga .

5)   Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga

Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga  mulai lahir hingga saat ini termasuk

riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan

dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga  yang belum terpenuhi berpengaruh

terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.

6)   Aktiftas

Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga  dapat berpengaruh terhadap terjadinya

suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga .

7)   Data Lingkungan

Page 7: Askep Keluarga Baru Menikah

o   Karakteristik rumah

Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan

fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya suatu penyakit.

o   Karakteristik Lingkungan

Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan

lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan.

8)   Struktur keluarga

o   Pola komunikasi

Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan

komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak

pasien dan keluarga  untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup

ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.

o   Struktur Kekuasaan

Kekuasaan dalam keluarga  mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang otoriter

dapat menyebabkan stress psikologik.

o   Struktur peran

Menurut Friedman(1998), anggota keluarga  menerima dan konsisten terhadap peran yang

dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga  puas atau tidak ada konflik dalam

peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka

akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga .

9)   Fungsi keluarga

o   Fungsi afektif

 keluarga  harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak menimbulkan suatu

permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota keluarga  itu sendiri.

o   Fungsi sosialisasi        .

 keluarga  memberikan kebebasan bagi anggota keluarga  dalam bersosialisasi dengan

lingkungan sekitar. Bila keluarga  tidak memberikan kebebasan pada anggotanya, maka akan

mengakibatkan anggota keluarga  menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi

menjadi labil dan mudah stress.

o   Fungsi kesehatan

Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan

sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

Page 8: Askep Keluarga Baru Menikah

Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga  melakukan pemenuhan

tugas perawatan keluarga  adalah :

a.   Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengenal masalah kesehatan, yang perlu  dikaji

adalah sejauhmana  keluarga  memahami fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi:

pen gertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi

keluarga  terhadap masalah.

b.   Untuk mengetahui kemampuan keluarga  mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan

yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;

1)    Sejauhmana kemampuan keluarga  mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah

2)    Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

3)    Apakah keluarga  merasa menyerah terhadap masalah yang dialami

4)    Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari penyakit

5)    Apakah keluarga  mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan.

6)    Apakah keluarga  dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.

7)    Apakah keluarga  kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.

8)    Apakah keluarga  mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi

masalah.

c.   Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga  merawat anggota keluarga  yang sakit,

termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan

yang ada di masyarakat, yang perlu dikaji adalah ;

1).   Apakah keluarga  mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan yang dibutuhkan untuk

menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.

2).  Apakah keluarga  mempunyai sumber daya dan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.

3). Keterampilan keluarga  mengenai macam perawatan yang diperlukan memadai.

4). Apakah keluarga  mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan yang diperlukan

5).  Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri dalam keluarga

6). Apakah keluarga  kurang dapat memelihara keuntungan dalam memelihara lingkungan dimasa

mendatang.

7).   Apakah keluarga  mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

8).  Apakah keluarga  sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan bagaimana pandangan

keluarga  akan fasilitas tersebut.

9). Apakah keluarga  merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik, pengobatan dan

rehabilitasi).

10). Bagaimana falsafah hidup keluarga  berkaitan dengan upaya perawatan dan pencegahan.

Page 9: Askep Keluarga Baru Menikah

4.    Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga  adalah :

a.    Berapa jumlah anak

b.    Bagaimana keluarga  merencanakan jumlah anggota keluarga

c.     Metode apa yang digunakan keluarga  dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga

.

5.    Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga  adalah :

a.    Sejauhmana keluarga  memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan

b.    Sejauhmana keluarga  memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat sdalam upaya

peningkatan status kesehatan keluarga .

F.   Stress dan Koping keluarga

1.    Stressor jangka pendek dan panjang

a.    Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga  yang memerlukan penyelesaian

dalam waktu kurang dari 6 bulan.

b.    Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga  yang memerlukan penyelesaian

dalam waktu lebih dari 6 bulan.

2.    Kemampuan keluarga  berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga  berespon terhadap situasi/stressor.

3.    Strategi koping yang digunakan

Strategi koping yang digunakan keluarga  bila menghadapi permasalahan.

4.    Strategi adaptasi disfungsional

5.    Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga  bila menghadapi permasalahan

G.  Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang digunakan pada

pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

H. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga  terhadap petugas kesehatan

yang ada.

Page 10: Askep Keluarga Baru Menikah

10) Pola istirahat tidur

Istirahat tidur seseorang akan terganggu manakala sedang mengalami masalah yang

belum terselesaikan.

11)  Pemeriksaan fisik anggota keluarga

Sebagaimana prosedur pengkajian yang komprehensif, pemeriksaan fisik juga

dilakukan menyeluruh dari ujung rambut sampai kuku untuk semua anggota keluarga .

Setelah ditemukan masalah kesehatan, pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.

12)  Koping keluarga

Bila ada stressor yang muncul dalam keluarga , sedangkan koping keluarga  tidak

efektif, maka ini akan menjadi stress anggota keluarga  yang berkepanjangan.

13) Pengkajian Lingkungan

a.   Karakteristik rumah

      Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah ruangan,

jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta

denah rumah.

b.   Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang meliputi

kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

c.   Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga  ditentukan dengan kebiasaan keluarga  berpindah tempat.

d.   Perkumpulan keluarga  dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga  untuk berkumpul serta perkumpulan

keluarga  yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga  dengan masyarakat.

e.   Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga  adalah jumlah anggota keluarga  yang

sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga  untuk menunjang kesehatan. Fasilitas

mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga  dan

fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

2.   Diagnosa keperawatan

Diagnosa  keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas

perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat

mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan. Kolaborasi dan koordinasi

Page 11: Askep Keluarga Baru Menikah

dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari kebingungan anggota akan

kurangnya pelayanan kesehatan.

Diagnosa keperawatan keluarga  dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada

pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi

yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu

pada PES dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.

Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga  terdiri dari :

-     Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

-     Resiko (ancaman kesehatan)

-     Keadaan sejahtera (wellness)

Contoh diagnosa keperawatan keluarga  ;

Diagnosa Keperawatan keluarga  Aktual

Contoh 1

a.   Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga  Bapak R

berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga  mengenal masalah kekurangan nutrisi.

b.   Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga  Bapak R

berhubungan dengan ketidakmauan keluarga  mengambil keputusan/tindakan untuk

mengatasi masalah kekurangan nutrisi.

c.   Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga  Bapak R

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga  merawat anggota keluarga  dangan masalah

kekurangan nutrisi.

Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga ) mengandung 3 unsur yaitu

ketidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak mauan mengambil keputusan dan ketidak

mampuan merawat, maka dari 3 diagnosa tersebut cukup hanya menentukan 1 (satu)

diagnosa  yaitu diagnosa yg ketiga, akan tetapi dalam metrumuskan tujuan dan intervensi

harus melibatkan ketiga etiologi tersebut

Contoh 2

Perubahan peran dalam keluarga  (bapak S) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah peran suami

Contoh 3

Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (ibu A) keluarga  bapak B berhubungan dengan

ketidakmampuan merawat anggota keluarga  dengan keterbatasan gerak (rematik).

Diagnosa Keperawatan keluarga  Resiko (ancaman)

Page 12: Askep Keluarga Baru Menikah

Sudah ada data yang menunjangtapi belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah

kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak

adekuat, dsb.

Contoh

a.   Resiko terjadi konflik pada keluarga  bapak B berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga

mengenal masalah komunikasi

b.   Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga  bapak B berhubungan

dengan ketidakmauan keluarga  mellakukan stimulasi terhadap Balita.

 Diagnosa Keperawatan keluarga  Sejahtera/Potensial

Suatu keadaan dimana keluarga  dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga  dapat

ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak

menggunakan etiologi.

Contoh

a.   Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga  bapak R

b.   Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga  bapak R

c.   Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga  bapak R

3.   Menyusun prioritas

Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama

yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka terhadap

klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.

Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga  :

N

O

KRITERIA SKOR BOBOT

1 Sifat masalah

      Aktual (Tidak/kurang sehat)

      Ancaman kesehatan

      Keadaan sejahtera

3

2

1

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah

      Mudah 2

Page 13: Askep Keluarga Baru Menikah

      Sebagian

      Tidak dapat

1

0

2

3 Potensi masalah untuk dicegah

      Tinggi

      Sedang

      Rendah

3

2

1

1

4 Menonjolnya masalah

 Masalah berat, harus segera ditangani

 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera

ditangani

 Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Skoring :

    Skor         _____________  x  Bobot        Angka tertinggi 

Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas

-     Kriteria 1

Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang pertama

memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga

-     Kriteria 2

Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-

faktor sebagai berikut :

  Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah

  Sumber daya keluarga  dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga

  Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.

  Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam masyarakat dan dukungan

masyarakat

Page 14: Askep Keluarga Baru Menikah

-     Kriteria 3

Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :

  Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah

  Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada

  Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat  dalam memperbaiki

masalah.

  Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk

mencegah masalah.

-     Kriteria 4

Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga  melihat

masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi

keperawatan keluarga .

4.   Menyusun tujuan

Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang

berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan alternatif

untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.

Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:

1.      Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik

2.      Tujuan jangka menengah

3.      Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan

2.5 Perencanaan Keperawatan keluarga

             Perencanaan keperawatan keluarga  terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup

tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan

standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan

keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

Page 15: Askep Keluarga Baru Menikah

2.6 Implementasi

Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga  berdasarkan perencanaan

mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga

mencakup hal-hal dibawah ini ;

1.   Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga  mengenai masalah dan kebutuhan

kesehatan dengan cara :

a.    Memberikan informasi

b.    Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

c.     Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

2.   Menstimulasi keluarga  untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :

a.    Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan

b.    Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

c.     Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan

3.   Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga  yang sakit dengan cara :

a.    Mendemonstrasikan cara perawatan

b.    Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

c.     Mengawasi keluarga  melakukan perawatan

4.   Membantu keluarga  untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat,

dengan cara ;

a.    Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

b.    Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin

5.   Memotivasi keluarga  untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara :

a.   Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga

b.   Membantu keluarga  menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

2.7 Evaluasi

Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai

keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua

tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga .

Unyuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga .

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.

S       :    Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga  secara subjektif setelah dilakukan intervensi

keperawatan.  Misal : keluarga  mengatakan nyerinya berkurang.

O      :    Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan.

Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.

Page 16: Askep Keluarga Baru Menikah

A      :    Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait dengan diagnosa

keperawatan.

P       :    Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga  pada tahap evaluasi.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan

selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

 

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

o  Asih, kasih sayang , perhatian, rasa aman kegangatan pada anggota keluarga  sehingga dapat

tumbang sesuai usia. Asuh, perawatan agar selalu sehat fisik mental spiritual. Asah,

kebutuhan pendidikan anak, untuk masa depan

DAFTAR PUSTAKA

Agustiansyah, Tri A. 2009. Asuhan Keperawatan keluarga  Pasangan Baru Menikah dengan Masalah

KB.            http://ners86.wordpress.com/2009/03/30/asuhan-keperawatan- keluarga /

http://lensaprofesi.blogspot.com/2009/01/konsep- keluarga .html

http://blog.ilmukeperawatan.com/asuhan-keperawatan- keluarga -dengan-stroke.html

Page 17: Askep Keluarga Baru Menikah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA PEMULA

Tujuan Instruksional Umum :

Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan

yang terjadi pada keluarga pemula.

Tujuan Instruksional khusus :

Mahasiswa mampu :

1. Menyebutkan definisi keluarga pemula.

2. Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga pemula.

3. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga pemula.

4. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada keluarga

pemula.

5. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada keluarga pemula.

6. Menjelaskan peran perawat pada keluarga pemula.

Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru – keluarga yang

menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru

yang intim. Tahap perkawinan atau pasangan menikah saat ini berlangsung lebih lambat. Misalnya,

menurut data sensus Amerika Serikat tahun 1985, 75 persen pria dan 57 persen wanita Amerika

Serikat masih belum menikah pada usia 21 tahun, ini merupakan suatu pergeseran yang berarti dari

55 persen dan 36 persen masing-masing dalam tahun 1970.

A. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga

Menciptakan sebuah perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan

secara harmonis, dan keluarga berencana merupakan tiga tugas perkembangan yang penting dalam

masa ini (Tabel 6-4).

1. Membangun Perkawinan yang Saling Memuaskan

Ketika dua orang diikat dalam ikatan perkawinan, perhatian awal mereka adalah

menyiapkan suatu kehidupan bersama yang baru. Sumber-sumber dari dua orang digabungkan,

Page 18: Askep Keluarga Baru Menikah

peran-peran mereka berubah, dan fungsi-fungsi barupun diterima. Belajar hidup bersama sambil

memenuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar merupakan sebuah tugas perkembangan yang

penting. Pasangan harus saling menyesuaikan diri terhadap banyak hal kecil yang bersifat rutinitas.

Misalnya mereka harus mengembangkan rutinitas untuk makan, tidur, bangun pagi, membersihkan

rumah, menggunakan kamar mandi bergantian, mencari rekreasi dan pergi ke tempat-tempat yang

menyenangkan bagi mereka berdua. Dalam proses saling menyesuaikan diri ini, terbentuk satu

kumpulan transaksi berpola dan lalu dipelihara oleh pasangan tersebut, dengan setiap pasangan

memicu dan memantau tingkah laku pasangannya.

Tabel 1. Tahap Pertama Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan Dua Orang Tua, dan

Tugas-Tugas Perkembangan yang bersamaan.

Tahap Siklus Kehidupan Keluarga Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga

Keluarga Pemula 1. Membangun perkawinan yang saling

memuaskan.

2. Menghubungkan jaringan

persaudaraan secara harmonis.

3. Keluarga berencana (keputusan

tentang kedudukan sebagai orangtua)

Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)

Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan tergantung pada saling menyesuaikan diri

yang baru saja dibicarakan, dan tergantung kepada komplementaritas atau kecocokkan bersama dari

kebutuhan dan minat pasangan. Sama pentingnya bahwa perbedaan-perbedaan individu perlu

diketahui. Dalam hubungan yang sehat, perbedaan-perbedaan dipandang untuk memperkaya

hubungan perkawinan. Pencapaian hubungan perkawinan yang memuaskan tergantung pada

pengembangan cara-cara yang memuaskan untuk menangani “perbedaan-perbedaan tersebut”

(Satir, 1983) dan konflik-konflik. Cara yang sehat untuk memecahkan masalah adalah berhubungan

dengan kemampuan pasangan untuk bersikap empati ; saling mendukung, dan mampu

berkomunikasi secara terbuka dan sopan (Raush et al, 1969) dan melakukan pendekatan terhadap

konflik atas rasa saling hormat menghormati (Jackson dan Lederer, 1969).

Malahan, sejauhmana kesuksesan mengembangkan hubungan perkawinan tergantung pada

bagaimana masing-masing pasangan dibedakan atau dipisahkan dari keluarga asal masing-masing

(tugas perkembangan sebelumnya). Orang dewasa harus pisah dengan orangtuanya dalam upaya

Page 19: Askep Keluarga Baru Menikah

untuk membentuk identitas dirinya sendiri dan hubungan intim yang sehat. McGoldrick (1988)

memberikan sebuah deskripsi yang amat bagus tentang proses ini dan masalah-masalah psikososial

selama masa ini.

Banyak pasangan mengalami masalah-masalah penyesuaian seksual, serikali disebabkan

oleh ketidaktahuan dan informasi yang salah yang mengakibatkan kekecewaan dan harapan-

harapan yang tidak realistis. Malahan, banyak pasangan yang membawa kebutuhan-kebutuhan dan

keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi kedalam hubungan mereka, dan hal-hal ini dapat

mempengaruhi hubungan seksual secara merugikan. (Goldenberg dan Goldenberg, 1985).

2. Menghubungkan Jaringan Persaudaraan secara Harmonis.

Perubahan peran dasar terjadi dalam perkawinan pertama dari sebuah pasangan,

karena mereka pindah dari rumah orangtua mereka ke rumah mereka yang baru. Bersamaan

dengan itu, mereka menjadi anggota dari tiga keluarga, yaitu : menjadi anggota keluarga dari

keluarga mereka sendiri yang baru saja terbentuk. Pasangan tersebut menghadapi tugas-tugas

memisahkan diri dari keluarga asal mereka dan mengupayakan berbagai hubungan dengan

orangtua mereka, sanak saudara dan dengan ipar-ipar mereka, karena loyalitas utama mereka

harus diubah untuk kepentingan hubungan perkawinan mereka. Bagi pasangat tersebut, hal

ini menuntut pembentukan hubungan baru dengan setiap orangtua masing-masing, yaitu

hubungan yang tidak hanya memungkinkan dukungan dan kenikmatan satu sama lain, tapi

juga otonomi yang melindungi pasangan baru tersebut dari campur tangan pihak luar yang

mungkin dapat merusak bahtera perkawinan yang bahagia.

3. Keluarga Berencana.

Apakah ini memiliki anak atau tidak dan penentuan waktu untuk hamil merupakan suatu keputusan

keluarga yang sangat penting. Littlefield (1977) menekankan pentingnya pertimbangan semua

rencana kehamilan keluarga ketika seseorang bekerja di bidang perawatan maternitas. Tipe

perawatan kesehatan yang didapat keluarga sebagai sebuah unit selama masa prenatal sangat

mempengaruhi kemampuan keluarga mengatasi perubahan-perubahan yang luar biasa dengan

efektif setelah kehamilan bayi.

B. Masalah-Masalah Kesehatan.

Masalah-masalah utama adalah penyesuaian seksual dan peran perkawinan, penyuluhan dan

konseling keluarga berencana, penyuluhan dan konseling pranatal, dan komunikasi. Konseling

Page 20: Askep Keluarga Baru Menikah

semakin perlu diberikan sebelum perkawinan. Kurangnya informasi sering mengakibatkan masalah-

masalah seksual dan emosional, ketakutan, rasa bersalah, kehamilan yang tidak direncanakan, dan

penyakit-penyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah perkawinan. Kejadian-kejadian yang tidak

menyenangkan ini menghambat pasangan tersebut merencanakan kehidupan mereka dan memulai

hubungan dengan dasar yang mantap.

Konsep-konsep perkawinan tradisional sedang ditantang oleh hubungan cinta, perkawinan

berdasarkan hukum adat, dan perkawinan homoseks. Orang yang memasuki perkawinan tanpa

pernikahan memerlukan banyak konseling dari tugas perawatan kesehatan untuk mendapatkan

bantuan. Dalam hal ini, perawat keluarga terperangkap diantara dua “keluarga”, keluarga orientasi

dan keluarga perkawinan. Dalam situasi semacam itu, para profesional kesehatan keluarga tidak

perlu membuat penilaian-penilaian yang bermanfaat tetapi mencoba membantu setiap kelompok

dari kedua kelompok tersebut agar mereka dapat memahami diri mereka sendiri dan saling

memahami satu sama lain (Williams dan Leaman, 1973).

C. Keluarga Berencana.

Karena Keluarga Berencana merupakan tanggungjawab utama dari perawat yang bekerja

dengan keluarga, maka bidang ini perlu dibahas lebih mendalam. Keluarga berencana yang kurang

diinformasikan dan kurang efektif mempengaruhi kesehatan keluarga dalam banyak cara : mobiditas

dan moralitas ibu-anak ; menelatarkan anak ; sehat sakit orangtua ; masalah-masalah perkembangan

anak, termasuk inteligensia kemampuan belajar dan perselisihan dalam perkawinan. Pembentukan

keluarga dengan sengaja dan terinformasi meliputi membuat keputusan sendiri tentang kapan

dan/atau apakah ingin mempunyai anak, terlepas dari pertimbangan kesehatan keluarga.

Jumlah kelahiran di Amerika Serikat sedang menanjak, dalam tahun 1975 mengalami

penurunan dan terus mengalami kenaikan setelah itu hingga tahun 1990, seperti yang diproyeksikan

dalam tahun 1984 hingga 1990 (Family Service America, 1984). Meningkatnya kehamilan remaja

yang sangat besar, khususnya diantara wanita kulit hitam yang belum menikah dan terutama

dipandang sebagai masalah karena kerentanan dan kurangnya sumber-sumber pada kelompok

remaja yang malang ini (Chilman, 1988). Kehamilan penyebab utama remaja wanita keluar dari

sekolah dan juga penyebab sering terjadinya perkawinan prematur. Dalam perkawinan, kehamilan

awal (sebelum dua tahun) mengurangi penyesuaian perkawinan. Semua ini merupakan faktor-faktor

kesehatan mental yang penting bagi orangtua dan anak-anak (Cohn dan Lierberman, 1974).

Page 21: Askep Keluarga Baru Menikah

Kesehatan fisik ibu dan anak merupakan masalah utama yang didokumentasikan dalam

penelitian kebidanan dan perinatal. Jarak kelahiran antara 2 dan 4 tahun dan usia ibu 20 tahunan

merupakan faktor-faktor yang menguntungkan dalam mengurangi mortalitas dan mobiditas ibu dan

bayi. Jumlah keluarga yang optimal, jarak dan waktu kelahiran mengurangi mortalitas bayi (Cohn dan

Lieberman, 1974).

Angka kehamilan berencana semakin meningkat, karena banyak wanita dan pasangan

menggunakan alat kontrasepsi. Empat puluh lima negara bagian, dan juga Distrik Columbia telah

membuat undang-undang yang membolehkan gadis-gadis remaja berusia di bawah 18 tahun

mendapatkan kontrasepsi tanpa ijin dari orangtua. Namun sebagian besar remaja dan wanita

dewasa muda yang aktif secara seksual tidak mendapat pelayanan keluarga berencana (Chilman,

1988).

Perbedaan antara kelompok miskin dan kaya dalam menggunakan alat kontrasepsi yang

efektif berhubungan dengan aksesibilitas pelayanan (Manisoff, 1977) dan ketidaktahuan tentang

kehamilan dan kontrasepsi dikalangan remaja (Weatherley dan Cartoof, 1988). Faktor-faktor agama

dan sosiopolitik menjadi pengengah untuk mengurangi hak-hak reproduktif wanita dan

pasangannya. Seperti diawal tahun 1990-an, karena menentang hak untuk melakukan aborsi secara

legal maka perjuangan mempertahankan pelayanan saat ini agar tetap tersedia merupakan masalah

yang sedang berkembang. Pendanaan masyarakat dari pemerintah untuk keluarga berencana,

khususnya untuk aborsi telah dipotong, dan pelayanan terbatas pada kaum miskin dan orang muda.

Selain kebutuhan untuk klinik medis yang banyak dan undang-undang yang membolehkan

remaja menerima perawatan, program pendidikan kesehatan keluarga berencana dan seks yang

efektif perlu direncanakan dilakukan di sekolah-sekolah, gereja dan lembaga-lembaga kesehatan.

Pelayanan-pelayanan seperti itu harus difokuskan tidak hanya pada premis-premis umum bahwa

keluarga berencana merupakan satu tujuan dalam keluarga itu sendiri, tapi pada keuntungan-

keuntungan kesehatan dari keluarga berencana bagi individu dan bagi pertumbuhan dan

perkembangan keluarga.

Akan tetapi, memaksakan keluarga berencana pada keluarga bukanlah sesuatu yang etis,

karena hal tersebut menghancurkan inisiatif, integritas, dan kompetensi. Gadis-gadis remaja yang

menginginkan bayi perlu mengkonsultasikan kesiapan fisik dan emosi untuk menjadi orang tua dan

perlindungan yang realistis terhadap kehamilan bersama-sama dengan supervisi kesehatan yang

Page 22: Askep Keluarga Baru Menikah

baik. Tapi hanya sedikit saja dilakukan untuk mengimbangi tekanan-tekanan masyarakat terhadap

seks dan perkawinan dengan pendidikan kontrasepsi yang realistis.

Diagnosa yang mungkin pada keluarga pemula:

1. Gangguan komunikasi verbal

2. Perubahan proses keluarga

3. Perubahan penampilan peran

4. Gangguan interaksi sosial

5. Disfungsi seksual

Diagnosa yang mungkin pada ibu hamil:

Trimester I

Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

ketidaknyamanan

resiko kekurangan volume cairan

resiko cidera terhadap janin

resiko keletihan

resiko konstipasi

resiko infeksi : ISK

resiko gangguan citra tubuh

resiko perubhan penampilan peran

perubahan pola seksualitas

Trimester II

Ketidaknyamanan

Resiko cidera terhadap janin dan ibu

Perubahan pola seksualitas

Perubahan pola nafas

Resiko kelebihan vol cairan

Resiko koping individu tidak efektif

Trimester III

Gangguan pola tidur

Resiko cidera terhadap janin dan ibu

Resiko harga diri rendah situasional

Page 23: Askep Keluarga Baru Menikah

Perubahan eliminasi

Peran perawat

Konselon pada penyesuaian seksual & peran marital

Gusru konselon dalam perencanaan keluarga

Koordinator untuk konseling menjadi orang tua

Fasilitator dalam hubungan kekerabatan interpersonal