askep krisis ltm fg kd4

11
 Gangguan Jiwa Krisis I. Definisi Krisis adalah :  Suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba dalam kehidupan seseorang yang mengganggu keseimbangan selama mekanisme coping individu tersebut tidak dapat mecahkan masalah Ganggaun internal yang disebabkan oleh kondisi penuh stress atau yang dipersepsikan oleh individu sebagai ancaman Selama krisis, individu kesulitan dalam melakukan sesuatu, koping yang biasa digunakan tidak efektif lagi dan terjadi peningkatan kecemasan. II. Konsep krisis :  1. Krisis terjadi pada semua individu, tidak selalu patologis 2. Krisis dipicu oleh peristiwa yang spesifik 3. Krisis bersifat personal 4. Krisis bersifat akut, tidak kronis, waktu singkat ( 4-6 minggu ) 5. Krisis berpotensi terhadap perkembangan psikologis atau bahkan akan membaik III. Faktor yang berpengaruh :  Pengalaman problem solving sebelumnya  Persepsi individu terhadap suatu masalah  Adanya bantuan atau bahkan hambatan dari orang lain  Jumlah dan tipe krisis sebelumnya  Waktu terakhir mengalami krisis  Kelompok beresiko  Sense of mastery  Resilence; factor perlindungan berupa perilaku yang berkontribusi terhadap keberhasilan koping dengan stress lain. Faktor perlindungan antara lain kompetensi social, ketrampilan memecahkan masalah, otonomi, berorientasi pada tujuan, ide belajar, dukungan keluarga, dukungan social. Resilient ( individu yang tabah/ulet ) mempunyai harga diri tinggi, berdaya guna, mempunyai keterampilan memecahkan masalah, mempunyai kepuasan dalam hubungan interpersonal.

Upload: adi-adriansyah

Post on 16-Jul-2015

117 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Krisis LTM FG Kd4

5/14/2018 Askep Krisis LTM FG Kd4 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-krisis-ltm-fg-kd4 1/11

 

Gangguan Jiwa

Krisis

I. Definisi Krisis adalah : 

Suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba dalamkehidupan seseorang yang mengganggu keseimbangan selama mekanismecoping individu tersebut tidak dapat mecahkan masalah

Ganggaun internal yang disebabkan oleh kondisi penuh stress atau yangdipersepsikan oleh individu sebagai ancaman

Selama krisis, individu kesulitan dalam melakukan sesuatu, koping yangbiasa digunakan tidak efektif lagi dan terjadi peningkatan kecemasan.

II. Konsep krisis : 

1. Krisis terjadi pada semua individu, tidak selalu patologis2. Krisis dipicu oleh peristiwa yang spesifik3. Krisis bersifat personal4. Krisis bersifat akut, tidak kronis, waktu singkat ( 4-6 minggu )5. Krisis berpotensi terhadap perkembangan psikologis atau bahkan akan

membaik

III. Faktor yang berpengaruh : 

  Pengalaman problem solving sebelumnya  Persepsi individu terhadap suatu masalah  Adanya bantuan atau bahkan hambatan dari orang lain  Jumlah dan tipe krisis sebelumnya  Waktu terakhir mengalami krisis  Kelompok beresiko  Sense of mastery  Resilence; factor perlindungan berupa perilaku yang berkontribusi terhadap

keberhasilan koping dengan stress lain. Faktor perlindungan antara lainkompetensi social, ketrampilan memecahkan masalah, otonomi, berorientasi

pada tujuan, ide belajar, dukungan keluarga, dukungan social. Resilient (individu yang tabah/ulet ) mempunyai harga diri tinggi, berdaya guna,mempunyai keterampilan memecahkan masalah, mempunyai kepuasandalam hubungan interpersonal.

Page 2: Askep Krisis LTM FG Kd4

5/14/2018 Askep Krisis LTM FG Kd4 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-krisis-ltm-fg-kd4 2/11

 

 IV. Faktor resiko : 

  Wanita  Etnik minoritas

  Kondisi social ekonomi rendah  Problematik predisaster functioning and personality

V. Macam krisis : 

Krisis maturasi/krisis perkembanganDipicu oleh stressor normal dalam proses perkembangan. Terjadi pada

masa transisi proses pertumbuhan dan perkembangan. Setiap tahapperkembangan tergantung pada tahap sebelumnya, setiap tahap perkembanganmerupakan tahap krisis bila tidak difasilitasi untuk dapat menyelesaikan tugas

perkembangan Misal : Masuk sekolah, pubertas, menikah, meninggalan rumah,menjadi orang tua, pensiun dll

Krisis situasional

Merupakan respon terhadap peristiwa traumatic yang tiba-tiba dan tidakdapat dihindari yang mempunyai pengaruh besar terhadap peran dan identitasseseorang. Cenderung mengikuti proses kehilangan, seperti kehilanganpekerjaan, putus sekolah, putus cinta, penyakit terminal, kehamilan/kelahiranyang tidak diinginkan. Respon yang biasa mucul terhadap kehilangan adalahdepresi. Kesulitan dalam beradaptasi dengan krisis situasional ini berhubungan

dengan kondisi dimana seseorang sedang berjuang menyelesaikan krisisperkembangan

Krisis social

Krisis yang terjadi di luar kemampuan individu. Adanya situasi yangdiakibatkan kehilangan multiple dan perubahan lingkungan yang luas

Contoh : terorisme, kebakaran, gempa bumi, banjir, perang

VI. Tipe krisis yang lain (Townsend, 2006): 

1. Dispisitional crises, merupakan respon akut terhadap stressor eksternal2. Crises of anticipated life transition, suatu transisi siklus kehidupan yangnormal yang diantisipasi secara berlebihan oleh individu saat merasakehilangan kendali

3. Crises resulting from traumatic stress, krisis yang dipicu oleh stressoreksternal yang tidak diharapkan sehingga individu merasa menyerah karenakurangnya atau bahkan tidak mempunyai control diri.

Page 3: Askep Krisis LTM FG Kd4

5/14/2018 Askep Krisis LTM FG Kd4 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-krisis-ltm-fg-kd4 3/11

 

4. Developmental crises, krisis yang terjadi sebagai respon terhadap situasiyang mencetuskan emosi yang berhubungan dengan konflik kehidupan yangtidak dapat dipecahkan

5. Crises reflecting psychopathology, misalnya neurosis, schizophrenia,borderline personality

6. Psychiatric emergency, krisis yang secara umum telah mengalami kerusakanyang parah terhadap fungsi kehidupan. Misalnya acute suicide, overdosis,psikosis akut, marah yang tidak terkontrol, intoksikasi alcohol, reaksi terhadapobat-obatan halusinogenik

Tahap perkembangan krisis : 

Fase 1

  Individu dihadapkan pada stressor pemicu

  Kecemasan meningkat, individu menggunakan teknik problem solving yangbiasa digunakan

Fase 2

  Kecemasan makin meningkat karena kegagalan penggunan teknik problemsolving sebelumnya

  Individu merasa tidak nyaman, tak ada harapan, bingung

Fase 3

  Untuk mengatasai krisis individu menggunakan semua sumber untukmemecahkan masalah, baik internal maupun eksternal  Mencoba menggunakan teknik problem solving baru, jika efektif terjadi

resolusi

Fase 4

  Kegagalan resolusi  Kecemasan berubah menjadi kondisi panic, menurunnya fungsi kognitif,

emosi labil, perilaku yang merefleksikan pola pikir psikotik

INTERVENSI KRISIS

Tujuan intervensi krisis adalah resolusi, berfokus pada pemberian dukungan terhadap

individu sehingga individu mencapai tingakat fungsi seperti sebelum krisis, atau bahkan pada

tingkat fungsi yang lebih tinggi. Selain itu juga untuk membantu individu memecahkan masalah

dan mendapatkan kembali keseimbangan emosionalnya.

Page 4: Askep Krisis LTM FG Kd4

5/14/2018 Askep Krisis LTM FG Kd4 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-krisis-ltm-fg-kd4 4/11

 

Peran intervener adalah membantu individu dalam :

1.  Menganalisa situasi yang penuh stress

2.  Mengungkapkan perasaan tanpa penilaian

3.  Mencari cara untuk beradaptasi dengan stress dan kecemasan

4.  Memecahkan masalah dan mengidentifikasi strategi dan tindakan

5.  Mencari dukungan ( keluarga, teman, komunitas )

6.  Menghindari stress yang akan datang dengan anticipatory guidance

Intervensi dilakukan dengan pendekatan proses perawatan yaitu melalui pengkajian,

perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.

Peran perawat

Perawat memberikan layanan langsung pada orang-orang yang mengalami krisis da

bertindak sebagai anggota tim intervensi krisis (ANA, 1994).

1.  Perawat di lingkungan rumah sakit akut dan kronik membantu individu dan keluarga

berespons terhadap krisis penyakit yang serius, hospitalisasi, dan kematian.

2.  Perawat di lingkunagn masyarakat (mis., kantor, klinik rumah, sekolah, kantor)

memberikan bantuan pada individu dan keluarga yang mengalami krisis situasional dan

perkembangan.

3.  Perawat yang bekerja dengan sekelompok klien tertentu harus mengantisipasi situasi

dimana krisis dapat terjadi.

4.  Keperawatan ibu dan anak. Perawat harus mengantisipasi krisis seperti kelahiran bayi

prematur atau lahir mati, keguguran dan lahir abnormal.

5.  Keperawatan pediatrik. Perawat harus mengantisipasi krisis seperti awitan penyakit

serius, penyakit kronis atau melemahkan, cedera traumatik, atau anak menjelang ajal.6.  Keperawatan medikal-bedah. Perawat harus mengantisipasi krisis seperti diagnosis

penyakit serius, penyakit yang melemahkan, hospitalisasi karena penyakit akut atau

kronis, kehilangan bagian atau fungsi tubuh, kematian dan menjelang ajal.

Page 5: Askep Krisis LTM FG Kd4

5/14/2018 Askep Krisis LTM FG Kd4 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-krisis-ltm-fg-kd4 5/11

 

7.  Keperawatan gerontologi. Perawat harus mengantisipasi krisis seperti kehilangan

kumulatif, penyakit yang melemahkan, ketergantungan, dan penempatan di rumah

perawatan.

8.  Keperawatan darurat. Perawat harus mengantisispasi krisis seperti trauma fisik, penyakit

akut, krisis perkosaan, dan kematian.

9.  Keperawatan psikiatri. Perawat harus mengantisipasi krisis seperti hospitalisasi akibat

penyakit jiwa, stressor kehidupan karena sakit jiwa yang serius, dan bunuh diri.

10. Perawat bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lain untuk membantu individu

mengatasi situasi krisis.

Tinjauan Proses Keperawatan Intervensi Krisis 

a.  Pengkajian

1.  Identifikasi kejadian pencetus dam situasi krisis

2.  Tentukan persepsi klien tentang krisis yang dihadapi, meliputi kebutuhan utama

yang terancam krisis, tingkat gangguan hidup, dan gejala-gejala yang dialami

klien.

3.  Tentukan faktor-faktor penyeimbang yang ada, meliputi apakah klien memiliki

persepssi yang realistis terhadap krisis yang terjadi, dukungan situasional (mis,

keluarga, teman, sumber daya finansial, sumber daya spiritual, dukungan

masyarakat), dan penggunaan mekanisme koping.

4.  Identifikasi kelebihan klien

  Apa yang terjadi pada Anda?

  Apa yang Anda pikir dan rasakan?

  Apakah Anda mengalami gejala fisik atau perubahan prilaku Anda yang

biasanya?

  Apakah Anda sudah pernah mengalami hal yang serupa dengan kejadian ini

dalam hidup Anda? Kalau ya, bagaimana Anda melakukan koping pada saat

itu ?

  Menurut Anda apa yang menjadi kelebihan pribadi Anda?

  Siapa yang Anda rasa sangat banyak membantu atau mendukung Anda?

Page 6: Askep Krisis LTM FG Kd4

5/14/2018 Askep Krisis LTM FG Kd4 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-krisis-ltm-fg-kd4 6/11

 

  Apa yang telah Anda coba selama ini untuk mengatasi krisis tersebut ?

Analisis

  Analisis persepsi unik klien terhadap krisis dan kejadian pencetusnya.

  Analisis keadekuatan faktor penyeimbang dan tingkat dukungan pribadi, sosial

dan lingkungan klien.

  Analisis sejauh mana orang lain terpengaruh oleh krisis, seperti keluarga klien,

 jaringan kerja sosial, dan masyarakat.

b.  Diagnosis Keperawatan. 

Tentukan diagnosa keperawatan spesifik untuk klien, keluarga, masyarakart, atau

gabungan dari itu, termasuk, namun tidak terbatas pada yang berikut ini :

  Gangguan citra tubuh

  Ketegangan peran pemberi asuhan

  Koping komunitas tidak efektif 

  Koping individu tidak efektif 

  Penyangkalan tidak efektif 

  Koping keluarga : potensi untuk pertumbuhan

  Disfungsi berduka

  Respon pasca trauma

  Ketidakberdayaan

  Sindrom trauma perkosaan

  Perubahan kinerja peran

  Distres spiritual

  Resiko kekerasan pada diri sendiri /orang lain

c.  Perencanaan dan Identifikasi Hasil 1.  Bantu klien,keluarga, masyarakat, atau gabungan dari itu, dalam menetapkan

tujuan jangka pendek yang realistis untuk pemulihan seperti sebelum krisis.

2.  Tentukan kriteria hasil yang diinginkan untuk klien, kelurga, masyarakat, atau

gabungan dari itu. Individu yang mengalami krisis akan :

Mengungkapkan secara verbal arti dari situasi krisis

Page 7: Askep Krisis LTM FG Kd4

5/14/2018 Askep Krisis LTM FG Kd4 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-krisis-ltm-fg-kd4 7/11

 

  Mendiskusikan pilihan – pilihan yang ada untuk mengatasinya

Mengidentifikasi sumber daya yang ada yang dapat memberikan bantuan

Memilih strategi koping dalam menghadapi krisis

Mengimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi krisis.

Menjaga keselamatan bila situasi memburuk 

d.  Implementasi 

1.  Bentuk hubungan dengan mendengarkan secara aktif dan menggunakan respon

empati.

2.  Anjurkan klien untuk mendiskusikan situasi krisis dengan jelas, dan bantu kien

mengutarakan pikiran dan perasaannya.

3.  Dukung kelebihan klien dan penggunaan tindakan koping.

4.  Gunakan pendekatan pemecahan masalah.

5.  Lakukan intervensi untuk mencegah rencana menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.

Kenali tanda-tanda bahaya akan adanya kekerasan terhadap diri sendiri.(mis ;

klien secara langsung mengatakan akan melakukan bunuh diri, menyatakan

secara tidak langsung bahwa ia merasa kalau orang lain akan lebih baik jika ia

tidak ada, atau adanya tanda-tanda depresi)

Lakukan pengkajian tentang kemungkinan bunuh diri

singkirkan semua benda yang membahayakan dari tempat atau sekitar klien.Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan jiwa untuk menentukan apakah

hospitalisasi perlu dilakukan atau tidak.

e.  Implementasi untuk klien yang marah atau melakukan kekerasan 

1.  Lakukan intervensi dini untuk mencegah klien melakukan kekerasan terhadap

orang lain.

Kenali tanda-tanda verbal adanya peningkatan rasa marah (mis; berteriak,

berbicara cepat, menuntut perhatian, pernyataan-pernyataan agresif)

Kenali tanda-tanda non verbal adanya peningkatan rasa marah (mis;

rahang dikencangkan, postur tubuh menegang, tangan dikepalkan, berjalan

mondar-mandir).

2.  Lakukan beberap tindakan untuk mengurangi kemarahan klien.

Page 8: Askep Krisis LTM FG Kd4

5/14/2018 Askep Krisis LTM FG Kd4 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-krisis-ltm-fg-kd4 8/11

 

  Jawab pertanyaan dan tuntutan klien dengan informasi faktual dan sikap

yang mendukung serta meyakinkan.

  Berikan respon terhadap ansietas, marah dan frustasi yang dirasakannya.

Sebagai contoh : Perawat dapat mengatakan ”Tampaknya Anda merasa

frustasi karena tidak dapat pulang ke rumah sesuai keinginan Anda.”  

  Biarkan klien mengeluarkan kemarahannya secara verbal, tunjukan bahwa

perawat menerima kemarahan ayng diperlihatkannya.

  Jangan membela atau membenarkan perilaku anda sendiri ataupun

perilaku orang lain. (mis., anggota tim pengobatan, kebijakan Rumah

Sakit).

  Pantau bahasa tubuh anda sendiri, gunakan postur yang rileks dengan

kedua tangan bergantung santai disamping tubuh.Berikan kontrol pada

klien terhadap situasi masalah dengan menawarkan solusi alternatif untuk 

menyelesaikan masalah.

3.  Berespons terhadap perilaku klien

a.  Lindungi diri anda sendirindengan berdiri diantara klien dan pintu keluar

sehingga memungkinkan anda mudah untuk melarikan diri

b.  Lindungi orang lain dengan menginstruksikan mereka untuk 

meninggalkan tempat.c.  Ikuti protokol lembaga, gunakan kode khusus untuk menghadapi

kekerasan jika ada.

4.  Gunakan prinsip-prinsip penatalaksanaan kode kekerasan bila diperlukan (mis.,

bila klien mengancam akan melukai, klien yang lain atau anggota staf atau jika

klien melempar barang-barang atau merusak perabotan).

a.  Pastikan untuk dilakukannya unjuk kekuatan (minimal lima staf).

b.  Tugaskan satu anggota tim sebagai ketua, yang akan berinteraksi dengan

klien dan arahkan respons tim.

c.  Ketua tim berdiri di depan, sedangkan yang lain berdiri di belakangnya

dalam dua atau tiga barisan.

Page 9: Askep Krisis LTM FG Kd4

5/14/2018 Askep Krisis LTM FG Kd4 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-krisis-ltm-fg-kd4 9/11

 

d.  Bila diperlukan restrain fisik, ketua tim akan memutuskan siapa yang akan

memegang kaki dan tangan, dan siapa yang akan memegang kepala (agar

tidak digigit).

e.  Tim bertindak sebagai satu kesatuandan melakukan penaklukan yang

lancardan tenang.

f.  Lakukan latihan dimana jika teknik-teknik ini dilakukan dapat memastikan

keamanan dan menghindarkan klien dan staf dari cedera.

f.  Evaluasi hasil 

Perawat menggunakan kriteria hasil yang spesifik dalam menentukan efektifitas

implementasi keperawatan. Keselamatan klien, keluarga, dan masyarakat dapat

dipertahankan sebagai hasil dari intervensi yang adekuat terhadap ekspresi perilaku yang

tidak terkendali. Klien mengidentifikasi hubungan antara stresor dengan gejalayang

dialami selama krisis. Klien mengevaluasi solusi yang mungkin dilakukan untuk 

mengatasi krisis. klien memilih berbagai pilihan solusi. Klien kembali ke keadaan

sebelum krisis atau memperbaikisituasi atau perilaku.

Page 10: Askep Krisis LTM FG Kd4

5/14/2018 Askep Krisis LTM FG Kd4 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-krisis-ltm-fg-kd4 10/11

 

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A. Aziz. 2006, Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta : Salemba Medika.

Green, Lawrance. Predisposing factors. http://www.enotes.com/public-health-

encyclopedia/predisposing-factors  diunduh pada 15 februari 2012

Isaacs, Ann. 2004. Panduan Belajar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik edisi 3.

Jakarta: EGC.

Kozier, B., Erb, Berman, AJ. & Snyder. (2004). Fundamental of nursing: Concepts, process, and 

 practice. Seventh Edition. New Jersey : Pearson Education. Inc.

Potter, P.A. and Perry, A.G. (2005). Fundamental of nursing : concepts, process, and practice.

Sixth Edition. St. Louis : Mosby.

Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2005). Principles and practice of psychiatric nursing. Eight

edition. St. Louis: Mosby Year Book 

Sunaryo, (2004).Psikologi untuk keperawatan. EGC

Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993.

Page 11: Askep Krisis LTM FG Kd4

5/14/2018 Askep Krisis LTM FG Kd4 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-krisis-ltm-fg-kd4 11/11

 

LEMBAR TUGAS MAHASISWA

KRISIS

OLEH

HARFAH MASADY

NPM : 1106129783

EKSTENSI 2011FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA