askep konjungtivitas

17
KONJUNGTIVITIS a. Definisi Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang ditandai oleh dilatasi vaskular, infiltrasi selular dan eksudasi. Peradangan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai macam gejala, salah satunya adalah mata merah. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus,clahmida,bakteri,alergi,atau kontak dengan benda asing/iritasi,dan bahan-bahan asing. Konjungtivitis kataralis merupakan konjuntivitis yang mengeluarkan secret serus, mucous atau mukoprulen. B. PATOFISIOLOGI. Konjungtiva berhubungan dengan dunia luar kemungkinan konjungtiva terinfeksi dengan mikroorganisme sangat besar. Pertahanan konjungtiva terutama oleh karena adanya tear film, pada permukaan konjungtiva yang berfungsi melarutkan kotoran dan bahan-bahan yang toksik kemudian mengalirkan melalui saluran lakrimalis ke meatus nasi inferior. Tear film mengandung beta lysine, lysozyne, Ig A, Ig G yang berfungsi menghambat pertumbuhan kuman. Apabila ada kuman pathogen yang dapat menembus pertahanan tersebut sehingga terjadi infeksi konjungtiva yang disebut konjungtivitis.

Upload: nophy-napitupulu

Post on 10-Feb-2016

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep konjungtivitas

TRANSCRIPT

Page 1: askep konjungtivitas

KONJUNGTIVITIS

a. Definisi

Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang ditandai oleh dilatasi vaskular,

infiltrasi selular dan eksudasi. Peradangan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai

macam gejala, salah satunya adalah mata merah.

Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus,clahmida,bakteri,alergi,atau kontak

dengan benda asing/iritasi,dan bahan-bahan asing.

Konjungtivitis kataralis merupakan konjuntivitis yang mengeluarkan secret serus,

mucous atau mukoprulen.

B. PATOFISIOLOGI.

Konjungtiva berhubungan dengan dunia luar kemungkinan konjungtiva terinfeksi dengan

mikroorganisme sangat besar. Pertahanan konjungtiva terutama oleh karena adanya tear

film, pada permukaan konjungtiva yang berfungsi melarutkan kotoran dan bahan-bahan

yang toksik kemudian mengalirkan melalui saluran lakrimalis ke meatus nasi inferior.

Tear film mengandung beta lysine, lysozyne, Ig A, Ig G yang berfungsi menghambat

pertumbuhan kuman. Apabila ada kuman pathogen yang dapat menembus pertahanan

tersebut sehingga terjadi infeksi konjungtiva yang disebut konjungtivitis.

C. Gejala & Tanda KlinisGejala umum dari konjungtivitis adalah adanya sensasi benda asing, yaitu sensasi

tergores atau panas, sensasi penuh di sekitar mata, gatal dan fotofobia.Rasa gatal di mata

akan mendorong penderita untuk menggosok matanya. Padaanak-anak dengan

peradangan tingkat yang paling ringan, seringkali anak hanyamengedip-ngedipkan mata

dengan gelisah. Akibat dari gosokan terhadap mata,dapat terjadi pembengkakan kelopak

mata, konjungtiva palpebra merah bahkansembab, konjungtiva bulbi pun merah. Jika ada

rasa sakit, kornea agaknyaterkena. Tanda klinis dari konjungtivitis kataralis adalah

adanya injeksikonjungtiva dan hiperemis pada konjungtiva tarsal, tanpa folikel, tanpa

Page 2: askep konjungtivitas

cobble-stone dan tanpa flikten disertai adanya sekret serous, mukous atau mukopurulen

tergantung penyebabnya.

D. Klasifikasi

Konjungtivitis kataralis dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Konjungtivitis kataralis akut

Disebut juga konjungtivitis mukopurulenta, konjungtivitis akutasimplek “pink eye”.

Merupakan penyakit menular dengan penularanmelalui kontak langsung dengan secret

konjungtiva. Dapat mengenai satu atau dua mata.

Etiologi: bisa disebabkan oleh Koch Weeks, stafilokokus aureus,streptokokus viridians

atau virus. Biasanya diakibatkan oleh infeksi virus(adenovirus). Konjungtivitis kataralis

akut kadang-kadang dapat sembuhsendiri oleh resistensi tubuh setelah 1-2 minggu.

Gejala subjektif biasanya adalah :

a.Terasa seperti ada pasir atau ada benda asing di mata.

b.Lakrimasi (keluar air mata terus menerus)

c.Blefarospasme (mata sukar dibuka)

d.Fotofobia

Gejala objektif dari konjungtivitis kataralis adalah :

a.Palpebra : edema

b.Konjungtiva Palpebra : merah, kasar, seperti beludru karena adaedema dan

infiltrasi

c.Konjungtiva bulbi : konjungtiva injeksi banyak, kemosis, dapatditemukan

pseudomembran pada infeksi dengan pneumokokus.Kadang-kadang disertai

perdarahan subkonjungtival kecil-kecil, baik di konjungtiva palpebra maupun di

konjungtiva bulbi

d.Blefarospasme

e.Sekret mukous, mukopurulen.

2. Konjungtivitis kataralis sub akut

Adalah lanjutan dari konjungtivitis kataralis akut atau oleh kuman H.influenza.

Page 3: askep konjungtivitas

Gejala objektif :

a.Palpebra : edema

b.Konjungtiva palpebra : hiperemis, tidak begitu infiltratif 

c.Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva (+), blefarospasme (-)

d.Sekret cair

3.Konjungtivitis kataralis kronik 

Sebagai lanjutan dari konjungtivitis kataralis akut atau disebabkanoleh kumah Koch

Weeks, stafilokokus aureus, Morax Axenfeld, E. coli.Dapat pula disebabkan juga oleh

obstruksi duktus nasolakrimal.

Gejala subjektif :

Gatal, ngeres, rasa berat di mata, pagi banyak kotoran dimata, mata terasa ada pasir.

Gejala objektif :

a.Palpebra : tidak bengkak  

b.Margo palpebra : blefaritis

c.Konjungtiva palpebra : sedikit hiperemis, licin

d.Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva ringan, dapat bilateral,mengenai anak dan

dewasa

e.Sekret : mukoid

Diagnosis

Diagnosis ditegakan pertama kali dari gejala dan tanda klinis. Pemeriksaansitologi

konjungtivitis dapat membantu menegakan kausa. Pemeriksaan bakteriologik dilakukan

dengan mengambil eksudat dngan spatula platinaa sterildari permukaan konjungtivitis

yang sudah dianastesi, kemudian dipulas dengan pengecatan gram (untuk menentukan

organisme bakteri) dan dengan pulasanGiemsa (untuk menentukan jenis dan morfologi

sel). Banyaknya leukosit PMNmerupakan cirri khas konjungtivitis dikarenakan oleh

bakteri. Sedangkan banyaknya sel mononuclear, khususnya limfosit merupakan cirri

Page 4: askep konjungtivitas

khaskonjungtivitis virus. Pembuatan kultur akan membantu memberi keterangantentang

kepekaan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan.

Penatalaksanaan

Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab. Konjungtivitis karena bakteri

dapat diobati dengan sulfonamide (sulfacetamide 15 %) atau antibiotika (Gentamycine

0,3 %; chlorampenicol 0,5 %). Konjungtivitis karenavirus pengobatan terutama ditujukan

untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder,maka bisa diberikan antibiotic. Pemberian

kortikosteroid dapat diberikan padakonjungtivitis kataralis.Konjungtivitis karena virus

biasanya sembuh.

Konjungtivitis Purulen.Dapat Disebabkan :

Gonorrhoe dan Nongonorrhoe akibat pneumokok, streptokok, meningokok,stafilokok,

Page 5: askep konjungtivitas

dsb.

Tanda Klinik :

Konjungtivitis akut, disertai dengan sekret yang purulen.

Pengertian :

Konjungtivitis yang hiperakut dengan sekret purulen yang disebabkan oleh Neisseria

Gonorrhoika.

Patofisiologi :

Proses peradangan hiperakut konjungtiva dapat disebabkan oleh Neisseria Gonorrhoika,

yaitu kuman bukan yang berbentuk kokkus, gram ngatif yang sering menjadi penyebab

uretritis, pada pria dan vaginitis atau bartolinitis pada wanita. Infeksi ini dapat terjadi

karena adanya kontak langsung antara Neisseria Gonorrhoika dengan konjungtiva.

Dibedakan Atas 3 Stadium, Yaitu :

Stadium Infiltrat.

Berlangsung selama 1-3 hari. Dimana palpebra bengkak, hiperemi, tegang,

bleparospasme. Konjungtiva palpebra hiperemi, bengkak, infiltrat mungkin terdapat

pseudomembran diatasnya. Pada Konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva yang

hebat, kemotik, sekret sereus kadang-kadang beradarah.

Stadium Supuratif atau Purulenta.

Berlangsung selama 2-3 minggu. Gejala-gejala tak begitu hebat lagi. Palpebra masih

bengkak, hiperemis, tetapi tak begitu tegang. Bleparospasme masih ada. Sekret campur

darah, keluar terus menerus apabila palpebra dibuka yang khas adalah sekret akan keluar

dengan mendadak (memancar muncrat) oleh karena itu harus hati-hati bila membuka

palpebra, jangan sampai mengenai mata pemeriksa.

Stadium Konvalesen (Penyembuhan) Hypertropi Papil.

Berlangsung 2-3 minggu. Gejala tak begitu hebat lagi. Palpebra sedikit bengkak,

Page 6: askep konjungtivitas

konjungtiva palpebra hiperemi, tidak infiltrat. Injeksi konjungtiva bulbi, injeksi

konjungtiva masih nyata, tidak kemotik, sekret jauh berkurang.

Gejala / Gambaran Klinis :

Penyakit gonoblenore dapat terjadi secara mendadak. Masa inkubasi dapat terjadi

beberapa jam sampai 3 hari.

Keluhan utama : mata merah, bengkak dengan sekret seperti nanah yang kadang-

kadang bercampur darah.

Pemeriksaan Laboratorium :

Kerokan konjungtiva atau getah mata yang purulen dicat dengan pengecatan gram

dan diperiksa dibawah mikroskop. Didapatkan sel-sel polimorfonuklear dalam jumlah

banyak sekali. Kokus gram negatif yang berpasang-pasangan seperti biji kopi yang

tersebar diluar dan didalam sel.

Diagnosis :

Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan klinik.

Pengobatan : Gonoblenore Tanpa Penyulit Pada Kornea.

Topikal :

Salep mata Tetrasiklin HCl 1 % atau Basitrasin yang diberikan minimal 4 kali sehari

pada neonatus dan diberikan sedikitnya tiap 2 jam pada penderita dewasa, dilanjutkan

sampai 5 kali sehari sampai terjadinya resolusi. Sebelum memberikan salep mata,

mata harus dibersihkan terlebih dahulu.

Sistemik :

Pada orang dewasa diberikan Penisillin G 4,8 juta IU intra muskuler dalam dosis

tunggal ditambah dengan Probenesid 1 gram per-oral, atau Ampisillin dalam dosis

tunggal 3,5 gram per-oral. Pada neonatus dan anak-anak diberikan injeksi Penisillin

dengan dosis 50.0000 – 100.0000 IU/Kg BB. Gonoblenore Dengan Penyulit Pada

Page 7: askep konjungtivitas

Kornea.

Topikal :

Dapat dimulai dengan salep mata Basitrasin setiap jam atau Sulbenisillin tetes mata,

disamping itu diberikan juga Penisillin konjungtiva.

Sistemik :

Pengobatan sistemik diberikan seperti pada gonoblenore tanpa ulkus kornea.

Konjungtivitis Flikten.Merupakan peradangan terbatas dari konjungtiva dengan pembentukan satu atau lebih

dari satu tonjolan kecil, berwarna kemerahan yang disebut flikten.

Penyebab : alergi terhadap

Tuberkulo protein, pada penyakit TBC.

Infeksi bakteri : koch weeks, pneumokok, stafilokok, streptokok.

Virus : herpes simpleks.

Toksin dari moluskum kontagiosum yang terdapat pada margo palpebra.

Jamur pada kandida albikans.

Cacing : ascaris, tripanosomiasis.

Infeksi fokal : gigi, hidung, telinga, tenggorokan dan traktus urogenital.

Konjungtivitis 2 macam :

Konjungtivitis Flikten.

Tanda radang tak jelas, hanya terbatas pada tempat flikten, sekret hampir tak ada.

Konjungtivitis Kum Flikten.

Tanda radang jelas, sekret mukos, mukopurulen, biasanya karena infeksi sekunder pada

konjungtivitis flikten.

Page 8: askep konjungtivitas

Keluhan :

Lakrimasi, fotofobia, bleparospasme. Oleh karena dasarnya alergi, maka cepat sembuh

tetapi cepat kambuh kembali, selama penyebabnya masih ada di dalam tubuh.

Konjungtivitis Membran / Pseudo Membrane.Ditandai dengan adanya masa putih atau kekuning-kuningan, yang menutupi konjungtiva

palpebra bahkan konjungtiva bulbi.

Didapat pada :

Difteri primer atau sekunder dari nasopharynx.

Streptokokus beta hemolitik eksogen maupun endogen.

Steven Johnson Syndrome.

Gejala klinik :

Palpebra bengkak. Konjungtiva palpebra : hiperemi dengan membrane diatasnya.

Konjungtiva bulbi : injeksi konjungtiva (+), mungkin ada membrane. Kadang-kadang ada

ulkus kornea. Konjungtivitis pseudomembrane umumnya terdapat pada semua

konjungtivitis yang bersifat hiperakut atau purulen seperti konjungtivitis gonore, akibat

gonokok, epidemik keratokonjungtivitis, inclusion konjungtivitis.

Konjungtivitis Vernal.Dinamakan psring catarh karena banyak ditemukan pada musim bunga di daerah yang

mempunyai empat musim.

Keluhannya mata sangat gatal, terutama berada pada lapangan terbuka yang panas terik.

Sering menunjukkan alergi terhadap tepung sari dan rumput-rumputan.

Konjungtivitis Folikularis Nontrakoma.Dibagi lagi menjadi :

Konjungtivitis folikularis akut, yang disebabkan oleh virus termasuk golongan ini adalah :

Inclusion konjungtivitis.

Keratokonjungtivitis epidemika.

Demam faringokonjungtiva.

Page 9: askep konjungtivitas

Keratokonjungtivitis herpetika.

Konjungtivitis new castle.

Konjungtivits hemoragik akut.

Konjungtiva folikularis kronika

Konjungtiva folikularis toksika / alergika.

Folikulosis.

Konjungtivitis Folikularis Trakoma.Penyebab virus dari golongan P.L.T (Psittacosis Lympogranuloma Tracoma)

E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM.

Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan tersebut dibuat

sediaan yang dicat dengan pengecatan gram atau giemsa dapat dijumpai sel-sel radang

polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan alergi pada pengecatan dengan

giemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil.

F. DIAGNOSIS.

Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan laboratorium. Pada

pemeriksasan klinik di dapat adanya hiperemia konjungtiva, sekret atau getah mata dan

edema konjungtiva.

G. PENGOBATAN.

Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab. Konjungtivitis karena bakteri

dapat diobati dengan sulfonamide (sulfacetamide 15 %) atau antibiotika (Gentamycine

0,3 %; chlorampenicol 0,5 %). Konjungtivitis karena jamur sangat jarang sedangkan

konjungtivitis karena virus pengobatan terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya

infeksi sekunder, konjungtivitis karena alergi di obati dengan antihistamin (antazidine 0,5

%, rapazoline 0,05 %) atau kortikosteroid (misalnya dexametazone 0,1 %). sendiri,

umumnya sekitar 10 hari. Penanganannya dimulai dengan edukasi pasienuntuk

Page 10: askep konjungtivitas

memperbaiki higiene kelopak mata. Pembersihan kelopak 2 sampai 3 kalisehari dengan

artifisial tears dan salep dapat menyegarkan dan mengurangi gejala pada kasus ringan.

 

Pada kasus yang lebih berat dibutuhkan steroid topikal atau kombinasi antibiotik-steroid.

Topikal steroid disini dimaksudkan untuk megurangiketidaknyamanan oleh karena

radang tetapi tidak memperpendek lama infeksi.Sikloplegik hanya dibutuhkan apabila

dicurigai adanya iritis.Apabila etiologinya dicurigai reaksi Staphylococcus,

diberikanTetracycline oral 250 mg atau erythromycin 250 mg QID PO, bersama

dengan pemberian salep antibiotik topikal seperti bacitracin atau erythromycin

sebelumtidur. Metronidazole topikal (Metrogel) diberikan pada kulit TID juga

efektif.Karena tetracycline dapat merusak gigi pada anak-anak, sehingga kontraindikasi

untuk usia di bawah 10 tahun. Pada kasus ini, diganti dengan doxycycline 100 mgTID

atau erythromycin 250 mg QID PO. Terapi dilanjutkan 2 sampai 4 minggu.

H. Pencegahan.

1. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau

mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.

2. Hindari menyentuh mata yang sehat, cuci tagan setelah menyentuhmata yang sakit

3. Hindari penggunaan lap/ handuk bersama-sama penderita

4. Ganti sarung bantal secara teratur 

5. Selalu membersihkan tangan setelah berjabat tangan atau berpegangan dengan

penderita konjungtivitis2.    Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah

menangani mata yang sakit.

6. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.

7. Mengganti sarung bantal dan handuk dengan yang bersih setiap hari.

8. Hindari berbagi bantal, handuk dan saputangan dengan orang lain

9. Usahakan tangan tidak megang-megang wajah (kecuali untuk keperluan tertentu),

dan hindari mengucek-ngucek mata.

10. Bagi penderita konjungtivitis, hendaknya segera membuang tissue atau sejenisnya

setelah membersihkan kotoran mata.

Page 11: askep konjungtivitas

I. KomplikasiPenyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan

pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkankomplikasi.

Beberapa komplikasi dari konjungtivitis yang tidak tertangani diantaranya:

- Glaukoma

- katarak 

- ablasi retina

- komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari

blefaritis sepertiekstropin, trikiasis

- komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea

- komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea adalah

bila sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di kornea yang dapat

mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi buta

- komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat

mengganggu penglihatan

j. PrognosisMata dapat terkena berbagai kondisi. beberapa diantaranya bersifat primer sedang yang

lain bersifat sekunder akibat kelainan pada sistem organ tubuh lain. kebanyakan kondisi

tersebut dapat dicegah bila terdeteksi awal dan dapatdikontrol sehingga penglihatan dapat

dipertahankan.Bila segera diatasi, konjungtivitis ini tidak akan membahayakan.

Namun jika bila penyakit radang mata tidak segera ditangani/diobati bisa

menyebabkankerusakan pada mata/gangguan dan menimbulkan komplikasi seperti

glaukoma,katarak maupun ablasi retina.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S, 2008,Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-3, Balai Penerbit FKUI,Jakarta

2.Vaughan D.G, Asbury T, Riordan P, 2002,Oftalmologi Umum, Edisi ke-14, Widya

Medika, Jakarta

Page 12: askep konjungtivitas

3.Widjaya, Nana.,1993.Ilmu Penyakit Mata edisi ke-6.Jakarta : Penerbitabadi tegal, hlm :

46-484.James, Burs, et al. 2005. Lecture Note Ophthalmology. Erlangga : Jakart