askep klien cedera kepala

Upload: muhammad-darwis

Post on 04-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Askep Klien Cedera Kepala

    1/9

    ASKEP KLIEN CEDERA KEPALA

    CEDERA KEPALA

    1. PENGERTIANCedera kepala adalah Suatu kerusakan neurologis langsung disebabkan oleh suatu benda

    atau serpihan tulang yang merobek jaringan yang melindungi otak, oleh pengaruh suatu

    kekuatan atau energi yang diteruskan ke otak.

    2. ETIOLOGI Dewasa muda antara 15-44 tahun. Laki-laki dua kali lebih sering Kecelakaan kendaraan bermotor penyebab paling sering dari cedera kepala, sekitar

    49%

    Jatuh pada anak-anak Kecelakaan kendaraan bermotor biasa disertai cedera berganda. Lebih dari 50%.

    3. MANIFESTASI KLINISManifestasi klinis dari cedera kepala ini mempengaruhi setiap system tubuh. Manifestasi

    dari setiap cedera kepala meliputi gangguan kesadaran, konfusi, abnormalitas pupil, awitan

    tiba-tiba defisit neurologist, dan perubahan tanda vital. Mungkin ada gangguan penglihatan

    dan pendengaran, disfungsi sensori, kejang otot, sakit kepala, vertigo, dan banyak efek

    lainnya. Karena cedera SSP sendiri tidak menyebabkan syok, adanya syok hipovolemik

    menunjukkan kemungkinan cedera multisistem.

    4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKa. CT Scan kepala (tanpa/dengan kontras)b. MRIc. Angiografi serebrald. EEGe. Foto Kepalaf. Pungsi lumbal, CSSg. AGD

  • 7/30/2019 Askep Klien Cedera Kepala

    2/9

    h. Kimia/elektrolit darah5. TERAPI

    a. Memantau TIK dengan ketatb. Mempertahankan kebutuhan oksigenc. Kalau perlu terapi manitold. Posisi Kepala Head Upe. Dukungan ventilasi Ventilatorf. Pencegahan kejang dengan obat-obatang. Anti Kejangh. Steroidi. Deuretikj.

    Sedasi bila menggunakan ventilatork. Antibiotik

    6. Intervensi Keperawatan1)

    Tujuan :

    Intervensi :

    NO DX KEP TUJUAN INTERVENSI

    Resiko tidak

    efektifnya jalan

    nafas dan tidak

    efektifnya pola

    nafas berhubungan

    dengan gagal nafas,

    adanya sekresi,

    gangguan fungsi

    pergerakan, dan

    meningkatnya

    tekanan

    intrakranial.

    Pola nafas dan

    bersihan jalan

    nafas efektif yang

    ditandai dengan

    tidak ada sesak

    atau kesukaran

    bernafas, jalan

    nafas bersih, dan

    pernafasan dalam

    batas normal.

    Kaji Airway,

    Breathing, Circulasi.

    Kaji klien, apakah ada

    fraktur cervical dan

    vertebra. Bila ada

    hindari memposisikan

    kepala ekstensi dan

    hati-hati dalam

    mengatur posisi bila

    ada cedera vertebra.

    Pastikan jalan nafas

    tetap terbuka dan kaji

    adanya sekret. Bila

    ada sekret segera

    lakukan pengisapanlendir.

  • 7/30/2019 Askep Klien Cedera Kepala

    3/9

    Kaji status

    pernafasan

    kedalamannya,

    usaha dalam

    bernafas.

    Bila tidak

    ada fraktur

    servikal

    berikan posisi

    kepala sedikit

    ekstensi dan

    tinggikan 15 30 derajat.

    Pemberian oksigen

    sesuai program.

    Tujuan :

    Intervensi :

    NO DX KEP TUJUAN INTERVENSI

    1) Perubahanperfusi

    jaringan

    serebral

    berhubungan

    dengan edema

    serebral dan

    peningkatan

    tekanan

    intrakranial.

    Perfusi jaringan

    serebral adekuat

    yang ditandai

    dengan tidak ada

    pusing hebat,

    kesadaran tidak

    menurun, dan

    tidak terdapat

    tanda-tanda

    peningkatan

    tekanan

    intrakranial.

    Tinggikan posisi

    kepala 15 30

    derajat dengan posisi

    midline untuk

    menurunkan tekanan

    vena jugularis.

    Hindari hal-

    hal yang

    dapat

    menyebabkan

    terjadinya

    peningkatan

    tekanan

  • 7/30/2019 Askep Klien Cedera Kepala

    4/9

    intrakranial:

    fleksi atau

    hiperekstensi

    pada leher,

    rotasi kepala,

    valsava

    meneuver,

    rangsangan

    nyeri,

    prosedur

    (peningkatan

    lendir atausuction,

    perkusi).

    tekanan

    pada vena

    leher.

    pembalikan

    posisi dari

    samping ke

    samping

    (dapat

    menyebabkan

    kompresi

    pada vena

    leher).

    Bila akan

    memiringkan

    klien, harus

    menghindari

    adanya

    tekukan pada

    anggota

    badan, fleksi

    (harus

    bersamaan).

  • 7/30/2019 Askep Klien Cedera Kepala

    5/9

    Berikan

    pelembek

    tinja untuk

    mencegah

    adanya

    valsava

    maneuver.

    Hindari

    tangisan pada

    klien,

    ciptakan

    lingkunganyang tenang,

    gunakan

    sentuhan

    therapeutic,

    hindari

    percakapan

    yang

    emosional.

    Pemberian

    obat-obatan

    untuk

    mengurangi

    edema atau

    tekanan

    intrakranial

    sesuai

    program.

    Pemberian

    terapi cairan

    intravena dan

    antisipasi

    kelebihan

    cairan karena

    dapat

  • 7/30/2019 Askep Klien Cedera Kepala

    6/9

    meningkatkan

    edema

    serebral.

    Monitor

    intake dan

    out put.

    Lakukan

    kateterisasi

    bila ada

    indikasi.

    Lakukan

    pemasanganNGT bila

    indikasi

    untuk

    mencegah

    aspirasi dan

    pemenuhan

    nutrisi.

    Libatkan orang tua

    dalam perawatan

    klien dan jelaskan

    hal-hal yang dapat

    meningkatkan

    tekanan intrakranial.

    2) Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan tirah baring dan menurunnyakesadaran.

    Tujuan : Kebutuhan sehari-hari klien terpenuhi yang ditandai dengan berat badan stabil

    atau tidak menunjukkan penurunan berat badan, tempat tidur bersih, tubuh klien

    bersih, tidak ada iritasi pada kulit, buang air besar dan kecil dapat dibantu.

    Intervensi :

    Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan aktivitas, makan minum, mengenakan

    pakaian, BAK dan BAB, membersihkan tempat tidur, dan kebersihan perseorangan. Berikan makanan via parenteral bila ada indikasi.

  • 7/30/2019 Askep Klien Cedera Kepala

    7/9

    Perawatan kateter bila terpasang.

    Kaji adanya konstipasi, bila perlu pemakaian pelembek tinja untuk memudahkan BAB.

    Libatkan orang tua dalam perawatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan

    demonstrasikan, seperti bagaimana cara memandikan klien.

    3) Resiko kurangnnya volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.Tujuan : Tidak ditemukan tanda-tanda kekurangan volume cairan atau dehidrasi yang

    ditandai dengan membran mukosa lembab, integritas kulit baik, dan nilai elektrolit

    dalam batas normal.

    Intervensi :

    Kaji intake dan out put.

    Kaji tanda-tanda dehidrasi: turgor kulit, membran mukosa, dan ubun-ubun atau matacekung dan out put urine.

    Berikan cairan intra vena sesuai program.

    4) Resiko injuri berhubungan dengan menurunnya kesadaran atau meningkatnya tekananintrakranial.

    Tujuan : klien terbebas dari injuri.

    Intervensi :

    Kaji status neurologis klien: perubahan kesadaran, kurangnya respon terhadap nyeri,

    menurunnya refleks, perubahan pupil, aktivitas pergerakan menurun, dan kejang.

    Kaji tingkat kesadaran dengan GCS

    Monitor tanda-tanda vital klien setiap jam atau sesuai dengan protokol.

    Berikan istirahat antara intervensi atau pengobatan.

    Berikan analgetik sesuai program.

    5) Nyeri berhubungan dengan trauma kepala.Tujuan : klien akan merasa nyaman yang ditandai dengan klien tidak mengeluh nyeri,

    dan tanda-tanda vital dalam batas normal.

    Intervensi :

    Kaji keluhan nyeri dengan menggunakan skala nyeri, catat lokasi nyeri, lamanya,

    serangannya, peningkatan nadi, nafas cepat atau lambat, berkeringat dingin.

    Mengatur posisi sesuai kebutuhan klien untuk mengurangi nyeri.

    Kurangi rangsangan.

    Pemberian obat analgetik sesuai dengan program.

    Ciptakan lingkungan yang nyaman termasuk tempat tidur.

    Berikan sentuhan terapeutik, lakukan distraksi dan relaksasi.

  • 7/30/2019 Askep Klien Cedera Kepala

    8/9

    6) Resiko infeksi berhubungan dengan adanya injuri.Tujuan : klien akan terbebas dari infeksi yang ditandai dengan tidak ditemukan tanda-

    tanda infeksi: suhu tubuh dalam batas normal, tidak ada pus dari luka, leukosit dalam

    batas normal.

    Intervensi :

    Kaji adanya drainage pada area luka.

    Monitor tanda-tanda vital: suhu tubuh.

    Lakukan perawatan luka dengan steril dan hati-hati.

    Kaji tanda dan gejala adanya meningitis, termasuk kaku kuduk, iritabel, sakit kepala,

    demam, muntah dan kenjang.

    7)

    Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit akibat trauma kepala.Tujuan : klien dan orang tua akan menunjukkan rasa cemas berkurang yang ditandai

    dengan tidak gelisah dan orang tua dapat mengekspresikan perasaan tentang kondisi

    dan aktif dalam perawatan klien.

    Intervensi :

    Jelaskan pada klien dan orang tua tentang prosedur yang akan dilakukan, dan

    tujuannya.

    Anjurkan orang tua untuk selalu berada di samping klien.

    Ajarkan klien dan orang tua untuk mengekspresikan perasaan.

    Gunakan komunikasi terapeutik.

    8) Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi.Tujuan : Tidak ditemukan tanda-tanda gangguan integritas kulit yang ditandai dengan

    kulit tetap utuh.

    Intervensi :

    Lakukan latihan pergerakan (ROM).

    Pertahankan posisi postur tubuh yang sesuai.

    Rubah posisi setiap 2 jam sekali atau sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien.

    Kaji area kulit: adanya lecet.

    Lakukan back rub setelah mandi di area yang potensial menimbulkan lecet dan

    pelan-pelan agar tidak menimbulkan nyeri.

    Penanganan kasus-kasus cedera kepala di unit gawat darurat/emergensi didasarkan atas

    patokan pemantauan dan penanganan terhadap 6 B, yakni :

  • 7/30/2019 Askep Klien Cedera Kepala

    9/9

    1.Breathing

    Perlu diperhatikan mengenai frekuensi dan jenis pernafasan penderita. Adanya obstruksi

    jalan nafas perlu segera dibebaskan dengan tindakan-tindakan : suction, intubasi,

    trakheostomi. Oksigenasi yang cukup atau hiperventilasi bila perlu, merupakan tindakan

    yang berperan penting sehubungan dengan edem serebri.

    2.Blood

    Mencakup pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan laboratorium darah (Hb, leukosit).

    Peningkatan tekanan darah dan denyut nadi yang menurun mencirikan adanya suatu

    peninggian tekanan intracranial; sebaliknya tekanan darah yang menurun dan makin

    cepatnya denyut nadi menandakan adanya syok mhipovolemik akibat perdarahan (yang

    kebanyakan bukan dari kepala/otak)dan memerlukan tindakan transfusi.

    3.BrainLangkah awal penilaian keadaan otak ditekankan terhadap respon-respon mata, motorik,

    dan verbal (GCS). Perubahan respon ini merupakan implikasi perbaikan/perburukan cedera

    kepal tersebut, dan bila pada pemantauan menunjukkan adanya perburukan kiranya perlu

    pemeriksaan lebnih mendalam mengenai keadaan pupil(ukuran, bentuk, dan reaksi

    terhadap cahaya) serta gerakan-gerakan bola mata.

    4.Bladder

    Kandung kemih perlu selalu dikosongkan(pemasangan kateter) mengingat bahwa kandung

    kemih yang penuh merupakan suatu rangsangan untuk mengedan sehingga tekanan

    intracranial cenderung lebih meningkat.

    5.Bowel

    Seperti halnya di atas, bahwa usus yang penuh juga cenderung untuk meninggikan TIK.

    6.Bone

    Mencegah terjadinya dekubitus, kontraktur sendi dan sekunder infeksi