askep jantung rhematik

Upload: buddifarma

Post on 16-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Asuhan keperawatan jantung reumatik

TRANSCRIPT

TUGAS INDIVIDU

BAB IPENDAHULUAN

LATAR BELAKANGDemam reumatik adalah penyebab terpenting penyakit katup jantung yang didapat, baik pada anak maupun dewasa, terutama di negara-negara berkembang. Di negara maju insiden penyakit jantung reumatik mulai menurun, karena tingkat perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan lebih sempurna.

Penyakit demam reumatik adalah peradangan akut, yang sering kali diawali peradangan pada farings. Sedangkan penyakit jantung reumatik adalah penyakit yang berulang atau kronisKuman penyebab penyakit demam reumatik adalah Streptococcus Beta Hemolyticus Group A. faktor predisposisinya adalah kerentanan daya tahan tubuh terhadap kuman tersebut.Pada umumnya seseorang yang menderita penyakit demam reumatik akut kira-kira 2 minggu sebelumnya telah menderita sakit tenggorokanPenelitian-penelitian telah menunjukkan bahwa demam rematik terjadi akibat reaksi imunologis antigen-antibodi dari tubuh. Antibodi yang melawan Streptococcus bersifat sebagai antigen. Organ-organ yang sering diserang yaitu jantung, sendi-sendi dan otak.Usia anak yang sering mengalami penyakit demam rematik dan penyakit jantung reumatik adalah sekitar antara 6-15 tahun (usia sekolah).

TUJUANTujuan Umum:

Mahasiswa mampu memahami Asuhan Keperawatan pada klien dengan penyakit jantung reumatik.Tujuan Khusus:Mengetahui Definisi penyakit jantung reumatik.Mengetahui Etiologi penyakit jantung reumatik.Mengetahui Patofisiologi penyakit jantung reumatik.Mengetahui Manifestasi klinik penyakit jantung reumatik.Mengetahui Pemeriksaan penunjang penyakit jantung reumatik.Dapat melakukan Asuhan Keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi pada penyakit jantung reumatik.

ASUHAN KEPERAWATANPENYAKIT JANTUNG REMATIK

DEFINISIDemam Reumatik / penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan sistemik akut atau kronik yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A yang mekanisme perjalanannya belum diketahui, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum.

ETIOLOGIDemam reumatik, seperti halnya dengan penyakit lain merupakan akibat interaksi individu, penyebab penyakit dan faktor lingkungan. Penyakit ini berhubungan erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A berbeda dengan glomerulonefritis yang berhubungan dengan infeksi streptococcus dikulit maupun disaluran nafas, demam reumatik agaknya tidak berhubungan dengan infeksi streptococcus dikulit.

Faktor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada timbulnya demam reumatik dan penyakit jantung reumatik terdapat pada individunya sendiri serta pada keadaan lingkungan.

Faktor-faktor pada individu :Faktor genetikAdanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi. HLA terhadap demam rematik menunjkan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan antibodi monoklonal dengan status reumatikus

Jenis kelaminDemam reumatik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin, meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.

Golongan etnik dan rasData di Amerika Utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang demam reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibanding dengan orang kulit putih. Tetapi data ini harus dinilai hati-hati, sebab mungkin berbagai faktor lingkungan yang berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan merupakan sebab yang sebenarnya.

UmurUmur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya demam reumatik / penyakit jantung reumatik. Penyakit ini paling sering mengenai anak umur antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz menemukan bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur 2-6 tahun.

Keadaan gizi dan lain-lainKeadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan apakah merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik.

Reaksi autoimunDari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara polisakarida bagian dinding sel streptokokus beta hemolitikus group A dengan glikoprotein dalam katub mungkin ini mendukung terjadinya miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever

Faktor-faktor lingkungan :Keadaan sosial ekonomi yang burukMungkin ini merupakan faktor lingkungan yang terpenting sebagai predisposisi untuk terjadinya demam reumatik. Insidens demam reumatik di negara-negara yang sudah maju, jelas menurun sebelum era antibiotik termasuk dalam keadaan sosial ekonomi yang buruk sanitasi lingkungan yang buruk, rumah-rumah dengan penghuni padat, rendahnya pendidikan sehingga pengertian untuk segera mengobati anak yang menderita sakit sangat kurang; pendapatan yang rendah sehingga biaya untuk perawatan kesehatan kurang dan lain-lain. Semua hal ini merupakan faktor-faktor yang memudahkan timbulnya demam reumatik.

Iklim dan geografiDemam reumatik merupakan penyakit kosmopolit. Penyakit terbanyak didapatkan didaerah yang beriklim sedang, tetapi data akhir-akhir ini menunjukkan bahwa daerah tropis pun mempunyai insidens yang tinggi, lebih tinggi dari yang diduga semula. Didaerah yang letaknya agak tinggi agaknya insidens demam reumatik lebih tinggi daripada didataran rendah.

CuacaPerubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens infeksi saluran nafas bagian atas meningkat, sehingga insidens demam reumatik juga meningkat.

PATOGENESISDemam reumatik adalah penyakit radang yang timbul setelah infeksi streptococcus golongan beta hemolitik A. Penyakit ini menyebabkan lesi patologik jantung, pembuluh darah, sendi dan jaringan sub kutan. Gejala demam reumatik bermanifestasi kira-kira 1 5 minggu setelah terkena infeksi. Gejala awal, seperti juga beratnya penyakit sangat bervariasi. Gejala awal yang paling sering dijumpai (75 %) adalah arthritis. Bentuk poliarthritis yang bermigrasi. Gejala dapat digolongkan sebagai kardiak dan non kardiak dan dapat berkembang secara bertahap.

Demam reumatik dapat menyerang semua bagian jantung. Meskipun pengetahuan tentang penyakit ini serta penelitian terhadap kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A sudah berkembang pesat, namun mekanisme terjadinya demam reumatik yang pasti belum diketahui. Pada umumnya para ahli sependapat bahwa demam remautik termasuk dalam penyakit autoimun.Streptococcus diketahui dapat menghasilkan tidak kurang dari 20 produk ekstrasel yang terpenting diantaranya ialah streptolisin O, streptolisin S, hialuronidase, streptokinase, difosforidin nukleotidase, dioksiribonuklease serta streptococcal erytrogenic toxin. Produk-produk tersebut merangsang timbulnya antibodi.Pada penderita yang sembuh dari infeksi streptococcus, terdapat kira-kira 20 sistem antigen-antibodi; beberapa diantaranya menetap lebih lama daripada yang lain. Anti DNA-ase misalnya dapat menetap beberapa bulan dan berguna untuk penelitian terhadap penderita yang menunjukkan gejala korea sebagai manifestasi tunggal demam reumatik, saat kadar antibodi lainnya sudah normal kembali.ASTO ( anti-streptolisin O) merupakan antibodi yang paling dikenal dan paling sering digunakan untuk indikator terdapatnya infeksi streptococcus. Lebih kurang 80 % penderita demam reumatik / penyakit jantung reumatik akut menunjukkan kenaikkan titer ASTO ini; bila dilakukan pemeriksaan atas 3 antibodi terhadap streptococcus, maka pada 95 % kasus demam reumatik / penyakit jantung reumatik didapatkan peninggian atau lebih antibodi terhadap streptococcus.Patologi anatomisDasar kelainan patologi demam reumatik ialah reaksi inflamasi eksudatif dan proliferasi jaringan mesenkim. Kelainan yang menetap hanya terjadi pada jantung; organ lain seperti sendi, kulit, paru, pembuluh darah, jaringan otak dan lain-lain dapat terkena tetapi selalu reversibel. Diagnosis dibuat berdasarkan kriteria jones yang dimodifikasi dari American Heart Association. Dua kriteria mayor dan satu mayor dan dua kriteria minor menunjukkan kemungkinan besar demam reumatik. Prognosis tergantung pada beratnya keterlibatan jantung.

MANIFESTASI KLINIKPerjalanan klinis penyakit demam reumatik / penyakit jantung reumatik dapat dibagi dalam 4 stadium.

Stadium IBerupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A.Keluhan :DemamBatuk Rasa sakit waktu menelanMuntah DiarePeradangan pada tonsil yang disertai eksudat.

Stadium IIStadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara infeksi streptococcus dengan permulaan gejala demam reumatik; biasanya periode ini berlangsung 1 - 3 minggu, kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian.Stadium IIIYang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung reumatik. Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan menifesrasi spesifik demam reumatik /penyakit jantung reumatik.Gejala peradangan umum :Demam yang tinggilesuAnoreksiaLekas tersinggungBerat badan menurunKelihatan pucatEpistaksisAthralgiaRasa sakit disekitar sendiSakit perut

Stadium IVDisebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa kelainan jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala apa-apa.Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan. Pasa fase ini baik penderita demam reumatik maupun penyakit jantung reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami reaktivasi penyakitnya.

PEMERIKSAAN DIAGNOSISPemeriksaan laboratorium darahFoto rontgen menunjukkan pembesaran jantungElektrokardiogram menunjukkan aritmia EEchokardiogram menunjukkan pembesaran jantung dan lesi

DIAGNOSIS PENUNJANGUntuk menegakkan diagnosa demam reumatik dapat digunakan Kriteria Jones yaitu :

Kriteria mayor :Poliarthritis

Pasien dengan keluhan sakit pada sendi yang berpindah-pindah, radang sendi-sendi besar; lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan , siku (poliarthritis migrans).Karditis

Peradangan pada jantung (miokarditis, endokarditis).Eritema marginatum

Tanda kemerahan pada batang tubuh dan telapak tangan yang tidak gatal.Noduli subkutan

Terletak pada ekstensor sendi terutama siku, ruas jari, lutut, persendian kaki; tidak nyeri dan dapat bebas digerakkan.Korea sydenham

Gerakkan yang tidak disengaja /gerakkan yang abnormal, sebagai manifestasi peradangan pada sistem syaraf pusat.

Kriteria Minor :Mempunyai riwayat menderita demam reumatik /penyakit jantung reumatikAthralgia atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi; pasien kadang-kadang sulit menggerakkan tungkainyaDemam tidak lebih dari 39 derajad celciusLeukositosisPeningkatan Laju Endap Darah (LED)C-Reaktif Protein (CRF) positifP-R interval memanjangPeningkatan pulse denyut jantung saat tidur (sleeping pulse)Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO)

Diagnosa ditegakkan bila ada dua kriteria mayor dan satu kriteria minor, atau dua kriteria minor dan satu kriteria mayor. Bukti-bukti infeksi streptococcus :Kultur positifRuam skarlatinaPeningkatan antibodi streptococcus yang meningkat

PENATALAKSANAAN MEDISTujuan penatalaksanaan medis adalah :Memberantas infeksi streptococcusMencegah komplikasi karditisMengurangi rasa sakit; demam

Pemberantasan infeksi streptococcus :Pemberian penisilin benzatin intramuskuler dengan dosis :Berat badan lebih dari 30 kg 1,2 juta unitBerat badan kurang dari 30 kg 600.000 - 900.000 unitUntuk pasien yang alergi terhadap penisilin diberikan eritromisin dengan dosis 50 mg/kg BB/hari dibagi dalam 4 dosis pemberian selama kurang lebih 10 hari.

Pencegahan komplikasi karditis :Pemberian penisilin benzatin setiap satu kali sebulan untuk pencegahan sekunder menurut The American AsosiationTirah baring bertujuan untuk mengurangi komplikasi karditis dan mengurangi beban kerja jantung pada saat serangan akut demam reumatikBila pasien ada tanda-tanda gagal jantung maka diberikan terapi digitalis 0,04 0,06 mg/kg BB.

Mengurangi rasa sakit dan anti radang :Pasien diberi analgetik untuk mengurangi rasa sakit yang dideritanya. Salisilat diberikan untuk anti radang dengan dosis 100 mg/kg BB/hari selama kurang lebih dan 25 mg/kg BB/hari selama satu bulan.Prednison diberikan selama kurang lebih dua minggu dan tapering off (dikurangi bertahap) Dosis awal prednison 2 mg/kg BB/hari.

Diagnosis dibuat berdasarkan kriteria jones yang dimodifikasi dari American Heart Association. Dua kriteria mayor dan satu mayor dan dua kriteria minor menunjukkan kemungkinan besar demam reumatik. Prognosis tergantung pada beratnya keterlibatan jantung.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG REUMATIK

PENGKAJIAN Tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data tentang :Fungsi jantungToleransi terhadap aktivitas dan sikap klien terhadap pembatasan aktivitasStatus nutrisi Tingkat ketidaknyamananGangguan tidurKemampuan klien mengatasi masalahHal-hal yang dapat membantu klienPengetahuan orang tua dan pasien (sesuai usia pasien) tentang pemahaman pasienPengkajian Riwayat penyakitMonitor komplikasi jantungAuskultasi jantung; bunyi jantung melemah dengan irama derap diastoleTanda-tanda vitalKaji adanya nyeriKaji adanya peradangan sendiKaji adanya lesi pada kulit

DIAGNOSA KEPERAWATANPenurunan Curah Jantung berhubungan dengan stenosis katub

Tujuan : COP meningkatKriteria :Klien menunjukan penurunan dyspneaIkut berpartisipasi dalam aktivitas serta mendemonstrasikan peningkatan toleransi

Intervensi :Pantau tekanan darah, nadi apikal dan nadi periferPantau irama dan frekuensi jantungTirah baring posisi semifowler 450dorong klien melakukan tehnik managemen stress ( lingkungan tenang, meditasi )bantu aktivitas klien sesuai indikasi bila klien mampukolaborasi O2 serta terapi

Intoleransi aktivitas b.d penurunan cardiac output, ketidakseimbangan suplai O2 dan kebutuhan

Tujuan : Klien dapat bertoleransi secara optimal terhadap aktivitasKriteria : Respon verbal kelelahan berkurangMelakukan aktivitas sesuai batas kemampuannya ( denyut nadi aktivitas tidak boleh lebih dari 90X/menit, tidak nyeri dada )

Intervensi :Hemat energi klien selama masa akut Pertahankan tirah baring sampai hasil laborat dan status klinis membaikSejalan dengan semakin baiknya keadaan, pantau peningkatan bertahap pada tingkat aktivitasBuat jadwal aktivitas dan istirahatAjarkan untuk berpartisipasi dalam aktivitas kebutuhan sehai-hariAjarkan pada anak /orang tua bahwa pergerakkan yang tidak disadari adalah dihubungkan dengan korea dan temporer.Bila terjadi chorea, lindungi dari kecelakaan, bedrest dan berikan sedasi sesuai program

Nyeri b.d respon inflamasi pada sendi (poliarthritis).

Tujuan : tidak terjadi rasa nyeri pada klienKriteria : Nyeri klien berkurang Klien tampak rileksEkspresi wajah tidak tegangKlien dapat merasakan nyaman, tidur dengan tenang dan tidak merasa sakit

Intervensi :Kaji tingkat nyeri dengan menggunakan skalaBerikan tindakan kenyamanan ( perubahan posisi sering lingkungan tenang, pijatan pungung dan tehnik manajemen stress)Minimalkan pergerakkan untuk mengurangi rasa sakitBerikan terapi hangat dan dingin pada sendi yang sakitLakukan distraksi misalnya : tehnik relaksasi dan hayalanPemberian analgetik, anti peradangan dan antipiretik sesuai program.Rujuk ke terapi fisik sesuai persetujun medik

Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah, rasa sakit waktu menelan dan peradangan pada tonsil disertai eksudat.

Tujuan : tidak terjadi penurunan nutrisi pada klienKriteria :Nafsu makan klien bertambahKlien tidak merasa mual, muntahTidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

Intervensi :Beri makan sedikit tapi sering (termasuk cairan)Masukkan makanan kesukaan anak dalam dietAnjurkan untuk makan sendiri, bila mungkin (kelemahan otot dapat membuat keterbatasan)Memilih makanan dari daftar menuAtur makanan secara menarik diatas nampanAtur jadwal pemberian makananBerikan makanan yang bergizi tinggi dan berkualitas.

kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya filtrasi glomerulus, retensi natrium dan air, meningkatnya tekanan hidrostatik

Tujuan : volume cairan seimbangKriteria :Volume cairan stabil, dengan keseimbangan masukan dan pengeluarnTidak terdapat odema

Intervensi :Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna Pantau keseimbanagn masukan dan pengeluaran selama 24 jamBerikan makanan yang mudah dicerna porsi kecil, seringUkur lingkar abdomen sesuai indikasiKolaborasi pemberian diuretik

Pola pernafasan tak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru

Tujuan : pola nafas efektifKriteria Hasil :Frekuensi nafas dan kedalaman dalam rentang normal

Intervensi :Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada, catat pernafasan/upaya pernafasanAuskultasi bunyi nafas dan catat bunyi nafasTinggikan kepala dan bantu mengubah posisiKolaborasi terapi O2

Kurangnya pengetahuan orang tua / anak b.d pengobatan, pembatasan aktivitas, resiko komplikasi jantung.

Tujuan : pengetahuan orang tua /anak bertambahKriteria :Orang tua mengetahui tentang proses penyakit dan efek dari penyakitOrang tua mau berpartisipasi dalam program pengobatanOrang tua mengetahui pentingnya pembatasan aktifitas pada anak

Intervensi :Auskultasi bunyi jantung untuk mengetahui adanya perubahan irama Pemberian antibiotik sesuai programPembatasan aktivitas sampai manifestasi klinis demam reumatik tidak ada dan berikan periode istirahatBerikan terapi bermain yang sesuai dan tidak membuat lelah.

Perubahan proses keluarga b.d kondisi penyakit anak.

Tujuan : Mempersiapkan keluarga untuk dapat merawat anak dengan penyakit demam reumatik / jantung reumatik Keluarga dapat beradaptasi dengan penyakitnya

Kriteria :Keluarga dapat mengatasi masalah yang timbul dari adanya tanda dan gejala yang muncul dan memberikan atau menyediakan lingkungan yang sesuai dengan anak.Intervensi :Berikan dukungan emosional pada keluarga dan anakAnjurkan orang tua untuk mengekspresikan perasaannyaAnjurkan anak untuk berbagi rasa tidak berdaya, malu, ketakutan yang berkaitan dengan manifestasi penyakit (misal: korea, karditis dan kelemahan otot)Bertindak sebagai pembela dan penghubung anak dan keluarga dengan anggota tim perawatan kesehatan lainnyaAnjurkan anak untuk berhubungan dengan teman sebayaDorong keterlibatan anak dalam aktivitas rekreasi dan aktivitas pengalih yang sesuai dengan usia.